Morfologi wilayah kota

42
Morfologi Wilayah Kota Mata Kuliah Sistem Keruangan Wilayah dan Kota

Transcript of Morfologi wilayah kota

Page 1: Morfologi wilayah kota

Morfologi Wilayah KotaMata Kuliah Sistem Keruangan Wilayah dan Kota

Page 2: Morfologi wilayah kota

Faradina Ilma

Kelompok 2

Page 3: Morfologi wilayah kota

Pengertian

• Morf = BentukLogos = Ilmu

• Morfologi dalam artian sederhana:ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kotasecara logis.

• Morfologi dalam artian luas:Ilmu terapan yang mempelajari tentang sejarahterbentuknya pola dan struktur ruang suatu wilayahatau kota serta perkembangan suatu wilayah ataukota mulai awal terbentuknya kota tersebut hinggamunculnya daerah-daerah hasil ekspansi kota tersebut

Page 4: Morfologi wilayah kota

Diagram pembentukan morfologi kota

Bentuk morfologisuatu kota yang

tercermin pada pola tata ruang, bentuk

arsitektur bangunan,dan pola jalan pada keseluruhan konteks

perkembangan wilayah kota.

aktivitas sosial, ekonomi, danbudaya serta

kebijakan yang berlaku di

masyarakat Perubahan pada karakter dan bentuk

morfologi wilayah/kota dariwaktu ke waktu

Page 5: Morfologi wilayah kota

Pendekatan Struktur Ruang (Yunus, 2000)

1. Pendekatan Ekologikal

2. Pendekatan Ekonomi

3. Pendekatan Morfologikal

4. Pendekatan Sistem Kegiatan

Page 6: Morfologi wilayah kota

Pendekatan Morfologi Kota

• Pendekatan Morfologi wilayah/kota dapat dilakukan melalui Tissue Analysis.

• Dalam Tissue Analysis ini termuat beberapa informasi terkait dengan hal-hal yang mendasari terbentuknya suatu kawasan yang meliputi:

pola guna lahan

persebaran fasilitas

jaringan jalan

Page 7: Morfologi wilayah kota

Terdapat 3 langkah dalam Tissue Analysis :1. Proses

• Munculnya suatu kota tidak terjadi secara langsung, namun membutuhkan suatu proses yang memiliki kurun waktu tertentu.

• Terdapat suatu perkembangan sejarah yang melatar belakanginya hingga dapat muncul seperti saat ini.

2. Produk

Kota yang ada ada tidak terjadi secara abstrak, namun merupakan hasil dari produk desain massa dan ruang yang berwujud 3 dimensi.

3. Behavior

• Keberadaan suatu ruang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang menghuninya.

• Bentuk kota yang ada merupakan hasil perpaduan budaya, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakatnya sehingga menciptakan ruang.

• Perubahan ruang kota juga dapat terjadi yaitu karena dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang akan berdampak pula bagi perubahan kehidupan dan perilaku penghuni kota.

Page 8: Morfologi wilayah kota

Town plan Analysis (Conzen, 1960)

1. The burgage cycle concept (konsep siklus per plot) tiap plot yang ada di telusur perkembangannyamelalui tahap-tahap:

a. institutive (mulai dibangun gedung)

b. replitive (mulai penuh dengan gedung)

c. climax (tahap tidak memungkinkan untukdibangun gedung lagi)

d. Recessive (tahap kemerosotan)

Page 9: Morfologi wilayah kota

Town plan Analysis (Conzen, 1960)

2. The fixation line concept (konsep pengenalan batas-bataskarakteristik zona)

• Digunakan untuk membedakan “urban built-up land” dengan yang bukan.

• Daerah terbangun merupakan garis yang jelas untukmengamati percepatan perembetan kota ke arah luar

• Di luar “built-up land” terdapat zona pinggiran (fringe zone) yang menunjukkan kemandegan sementara dari urban sprawl

• Jika pertumbuhan kota berlanjut lagi maka ciri-ciri pinggirantidak akan berlokasi di daerah pinggiran namun akanberada di tengah-tengah “built-up land”

Page 10: Morfologi wilayah kota

Ekspresi keruangan kekotaan (Russwurm, 1980)

Bentuk

Konsentris

Konsentris

Konstelasi

Konstelasi

Memanjang

Memanjang

Terserak

Terserak

Page 11: Morfologi wilayah kota

• (Smiles, 1955) 3 unsur morfologi kota:

1. Pola-pola jalan (street plan/lay out)

2. Tipe-tipe bangunan (architectural style of buildings & design)

3. Unsur-unsur penggunaan lahan (land use)

TOWNSCAPE(Ciri khas/karakteristik kota)

Page 12: Morfologi wilayah kota

Layout of street (pola jalan) sebagai indikator morfologi kota

1. Pola jalan tidak teratur (irregular system)

• Ketidakteraturan sistem jalan ditinjaudari segi lebar maupun arah jalannya

• Menunjukkan tidak adanya peraturanuntuk menertibkan morfologi kota

• Ciri kota di negara berkembang

Jakarta-Indonesia Bangkok-Thailand

Page 13: Morfologi wilayah kota

2. Pola jalan radial konsentris

• Bagian pusatnya merupakandaerah kegiatan utama, dapatberupa pasar, kompleksperbentengan, alun-alun, komplek ibadah

• Secara keseluruhan membentukjaringan sarang laba-laba

• Jalan besar menjari dari titikpusat

Page 14: Morfologi wilayah kota

Kota Nahalal-Israel

Kota Paris-Perancis

Page 15: Morfologi wilayah kota

3. Pola bersiku atau sistem grid (the rectangular or grid system)

• Bagian kota dibagi sedemikian rupamenjadi blok-blok empat persegipanjang dengan jalan-jalan paralellongitudinal dan transfersalmembentuk sudut siku-siku

• Jalan utama membentang daripintu gerbang utama kota hinggaalun-alun utama pada bagian pusatkota

• Banyak diterapkan kota-kota diAmerika

Page 16: Morfologi wilayah kota

San Fransisco-USA

New York-USA

Desa Hua Xi-China

Page 17: Morfologi wilayah kota

Pengaruh perkembangan transportasi terhadap morfologi kota

1. Masa dominasi pejalan kaki2. Masa dominasi kereta binatang3. Masa dominasi kereta listrik kecil4. Masa domiansi kereta api antar kota5. Masa dominasi mobil antar kota6. Masa perkembangan jalan-jalan bebas hambatan7. Masa perkembangan jalan-jalan lingkar

Page 18: Morfologi wilayah kota

Faktor-faktor yang mempengaruhibentukan arsitektural kota

1. Faktor geografis:

- Iklim

- topografi

- potensi sumber daya alam

2. Faktor penduduk:

- Sosial dan budaya

- Sistem pemerintahan

- Agama

- Adat istiadat

3. Faktor kemajuan teknologi

Page 19: Morfologi wilayah kota

Townscape kota-kota di Dunia

A. Kota-kota di Eropa

Ciri-ciri:

- Bangunan publik (gereja, istana, kantor pemerintahan) bergaya baroque sebagaipeninggalan zaman renaissance

- Jalan-jalan sempit dan berbatu

- Perumahan dengan unsur klasik romantik

- Rumah-rumah dengan balkon beratap

- Taman-taman yang indah dengan air mancur

EROPA SELATAN(Spanyol, Portugal, Italy, Yunani)

Iklim relatifhangat

Page 20: Morfologi wilayah kota

EROPA TIMUR(Austria, Belgia, Perancis, Belanda, Jerman, Monako, Swiss)

Dipengaruhi sistem Kerajaan

Istana Versailles-Paris Munich-Jerman

B. KOTA-KOTA DI ASIA

ASIA TIMUR(Jepang, Korea, Cina)

Tokyo-Jepang Seoul-Korea

Page 21: Morfologi wilayah kota

ASIA BARAT (Arab saudi, Kuwait, Dubai, Yaman, Pakistan, Iran, Irak, dll)

Sana’a, old city in Yamen

Dubai-UEA

Page 22: Morfologi wilayah kota

Proses perembetan kenampakan fisik kota

Urban sprawl merefer kepada proses ekspansi yang terus menerusdisekeliling wilayah urban dimana selalu terdapat lahan-lahan yang dalamproses berkonversi dari penggunaan rural menjadi urban

3 jenis urban sprawl:1. Perembetan konsentris

• Perembetan berjalan perlahan-lahanterbatas pada semua bagian luarkenampakan fisik kota.

• Perembetan merata sehinggamembentuk kenampakan morfologiyang relatif kompak

Page 23: Morfologi wilayah kota

2. Perembetan memanjang (ribbon/linear development)

• Menunjukaan ketidak merataan perembetanareal kota di semua sisi-sisi luar dari padadaerah utama kota

• Perembetan paling cepat terlihat di sepanjangjalur transportasi yang ada

3. Perembetan yang meloncat (leapfrog development)

• Perkembangan lahan kekotaan terjadiberpencaran secara sporadis dan tumbuh ditengah-tengah lahan pertanian

• Menyulitkan untuk pembangunan sarana danprasarana karena tidak kompak

• Cepat atau lambat daerah antar non-urban tersebut akan menyatu dan membentuk“urban landscapes” yang kompak

Page 24: Morfologi wilayah kota

Alternatif model bentuk kota• Digunakan untuk mengatasi pertumbuhan yang sprawl

• Pemilihan model hendaknya didasarkan pada sifat urban sprawl yang sudah terbentuk dan kecenderungan (trend) perkembangan yang akandatang

7 model bentuk kota yang disarankan (Hudson, 1970):

1. Bentuk satelit dan pusat-pusat baru

• Kota satelit berfungsi sebagai penyerap arusurbanit dari kota utama dengan jalanpeningkatan akses dan fungsi-fungsi di kotasatelit sehingga meningkatkan pula “working opprtunities”

• Contoh: kota Stockholm, London, Copenhagen, Jabodetabek, GerbangKertasusila, Bandungraya

Page 25: Morfologi wilayah kota

2. Bentuk staller atau radial

• Pada masing-masing lidah hendaknyadibentuk pusat-pusat kegiatan kedua(subsidiary centers)

• Pada bagian yang menjorok ke dalamdirencanakan sebagai RTH (sarana olahraga, tempat rekreasi, dll )

3. Bentuk cincin (ring plan)

• Terdapat beberapa pusat kota yang berkembang disepanjang jalan melingkar

• Bagian tengah dipertahankan sebagaiopen space

• Contoh: “Randstad Holland” di Belandayang menghubungkan pusat kota Utrecht, Rotterdam, Denhhaag, Harlem, Amsterdam, dll

Page 26: Morfologi wilayah kota

4. Bentuk linear bermanik• Pengembangan dari pola linear• Beberapa pusat kota yang lebih kecil

tumbuh di kanan dan kiri dari pusatkota

• Di pinggir jalan ditempati bangunankomersial sedangkan di bagianbelakang berupa permukimanpenduduk

5. Bentuk inti/kompak (the core or compact plan)

• Adanya konsentrasi bangunan yang banyak pada area yang relatif kecil

• Perkembangan areal perkotaanbiasanya didominasi olehperkembangan vertika

• Contoh: Hongkong, Tokyo, New York

Page 27: Morfologi wilayah kota

6. Bentuk memencar (dispersed city plan)• Merupakan kesatuan morfologi yang

besar dan kompak• Terdapat beberapa urban centers yang

masing-masing memiliki fungsi khususdan berbeda satu dengan yang lain

• Menghadirkan suasana “rural urban” (fasilitas perkotaan namun atmosferperdesaan)

7. Bentuk kota bawah tanah

• Struktur perkotaannya dibangundibawah permukaan bumi

• Daerah diatas akan tetap berfungsisebagai jelur hijau atau daerahpertanian

Page 28: Morfologi wilayah kota

Studi Kasus :Morfologi Kota Jakarta

• Kota Jakarta terletak di barat laut PulauJawadengan jumlah penduduk 9.607.787 jiwa pada Tahun 2010.

• Jakarta pernah dikenal dengan nama SundaKelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia atau Jaccatra (1619-1942), danDjakarta (1942-1972).

Page 29: Morfologi wilayah kota

Ekspansi lahan dalampembangunan Kota Batavia

Page 30: Morfologi wilayah kota

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (1)

• Periode penjajahanPortugis (1610)– Pada masa ini telah datang

berbagai bangsa lain yang menetap di Jayakarta

– Dimulai dengan membangun tepian sungai Ciliwung sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian pada masa pemerintahan Jayawikarta.

– Dibangunnya gudang-gudang Portugis dan Inggris serta pada pusat kerajaan Jayakarta yang terdapat pada sisi barat sungai Ciliwung.

Page 31: Morfologi wilayah kota

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (2)

• Periode penjajahan Belanda(1619)– Ditandai dengan datangnya

bangsa Belanda yang diperbolehkan membangun Benteng pertahanan dan membuat pemukiman untuk warga Belanda.

– Untuk memperkuat posisi pemerintahan kolonial dan memperlancar pertumbuhan ekonomi, dibangun infrastruktur kota Batavia diantaranya pelabuhan, pusat pemerintahan, pemukiman, benteng pertahanan militer, pusat hiburan, pusat perbelanjaan dan sarana transportasi berupa kanal-kanal.

Page 32: Morfologi wilayah kota

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (3)

– Belanda mulai membangun kota Bentengnya berdasarkan kota Amsterdam yang menggunakan kanal-kanal dan jalan yang berbentuk grid.

– Pada perkembangan selanjutnya grid-grid yang dibentuk oleh kanal-kanal tersebut dinyatakan tidak sehat karena timbul wabah malaria dan pes sehingga Benteng Kasteel Batavia kemudian dihancurkan oleh Daendles, yang kemudian difungsikan untuk menimbuni kanal-kanal yang sudah dangkal.

Rencana Kota Batavia dengan polaGrid

Page 33: Morfologi wilayah kota

Kanal Batavia-1940

Kanal Kota Tua-sekarang

Page 34: Morfologi wilayah kota

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (4)

– Deandles membuka sebidang tanah yang diberi nama Koningsplein di bagian selatan kota yang lambat laun terjadi perubahan yang tidak teratur karena adanya penambahan bangunan-bangunan, rel-rel kereta api, penggunaan lahan sebagai pasar tahunan atau Jaarmarkt atau Pasar Gambir.

Kondisi sekarang Monumen Nasional

Rencana pembangunan Koningsplein

Page 35: Morfologi wilayah kota

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (5)

• Periode Pasca Kemerdekaan (Tahun 1970)– Dimulai ketika Ali Sadikin sebagai

Gubernur Jakarta membangun Jakarta agar menjadi setara dengan kota-kota besar di dunia.

– Munculnya proyek-proyek pembangunan seperti Taman Ismail Marzuki, Museum Fatahillah, Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, Kota satelit Pluit, dan pelestarian budaya Betawi di Condet.

– Pada masa ini Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara.

Kondisi sekarang Jl. Jend. Sudirman

Page 36: Morfologi wilayah kota

Pemindahan Poros yang dilakukan oleh Gubernur Ali Sadikin

Page 37: Morfologi wilayah kota

• Periode Gubernur Sutiyoso (1997-2007)

- Kepadatan penduduk meningkattajam

- Jakarta menjadi kawasanmetropolitan bersama dengan Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi

- Beberapa proyek ikonik antara lain: Bus Rapid Transit (BRT) danpembangunan kembali banjir kanal

• Periode Gubernur Fauzi Bowo-sekarang

Jakarta harus melakukan penataankembali terkait masalah-masalah yang muncul akibat tekanan urbanisasi

Page 38: Morfologi wilayah kota

Batavia, abad-18

Visualisasi perubahan morfologi Kota Jakarta dari waktu ke waktu

Page 39: Morfologi wilayah kota

Kota Tua Jakarta-2010

Page 40: Morfologi wilayah kota

Menteng 1930-an

Menteng-2010

Page 41: Morfologi wilayah kota

Soetomo, Sugiono. 2009. Urbanisasi dan Morfologi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Yunus, Hadi Sabari. 1999. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Breuning, H.A. Tanpa Tahun. Het Voormalige Batavia. Amsterdaam: Alert de Lange dalam mmzrarebooks.blogspot.com

Daftar Pustaka

Page 42: Morfologi wilayah kota

Terimakasih