Morfofonemis Bahasa Indonesia
Click here to load reader
Transcript of Morfofonemis Bahasa Indonesia
BAB IPENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Bahasa adalah kode yang disepakati oleh masyarakat sosial yang mewakili
ide-ide melalui penggunaan simbol-simbol arbitrer dan kaidah-kaidah yang mengatur
kombinasi simbolsimbol tersebut (Bernstein dan Tigerman, 1993). Kode linguistik
mencakup kaidah-kaidah kompleks yang mengatur bunyi, kata, kalimat, makna dan
penggunaannya.
Pengajaran bahasa Indonesia dewasa ini tidak hanya terfokus pada
pelajaran tata bahasa, namun lebih terfokus pada pngetahuan yang berupa terapan.
Pelajaran terapan itu, harus bisa dimanfaatkan dalam kehidupan nnyata. Walaupun
demikian, pengetahuan mengenai tata bahasa tidak boleh diabaikan begitu saja.
Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan
distribusinya.
Morfologi ialah bidang yang mengkaji struktur, pembentukan kata dan
golongan kata. Dalam morfologi, unit terkecil yang mempunyai makna dan tugas
nahu ialah morfem. Para pelajar juga perlu mengetahui maksud istilah morfem
dan kata. Ini kerana kedua-dua adalah berbeza dari segi fungsi dan konsep.
Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-
bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga
mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan
penggunaan bahasa.
Dalam kesehriannya, kedua bidang kajiannya bisa digunakan secara
bersamaan. Apabila hal ini terjadi, maka akan menghasilkan sebuah bidang kajian
ilmu baru yang disebut dengan morfosintaksis.
1Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
1.2 rumusan masalah
Dari rumusan yang diampaikan dalam latar belakang di atas, dapat
dirumuskan beberapa permasalahan.
1. Apa itu proses morfofonemis?
2. Apa saja bentuk dari proses morfofonemis?
3. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam memahami materi
morfofonemis?
1.3 tujuan penulisan
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.
1. Mengetahui apa itu proses morfofonemis.
2. Mengetahui bentuk-bentuk proses morfofonemis.
3. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memahami materi proses
morfofonemis.
1.4 manfaat penulisan
Dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulisan di atas, maka
ada beberapa manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini.
a. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa, penyampaian mkalah ini bermanfaat untuk peningkatan
pemahaman tentang materi proses morfofonemis. Selain itu, materi ini juga
sebagai bekal untuk mengajar dikemudian hari.
b. Bagi dosen
Untuk dosen, hasil dari makalah ini bisa dijadikan refleksi mengenai kemampuan
yang dimiliki mahasiswa untuk memahami materi proses morfofonemis. Apabil
dipandang masih memiliki pemahamn yang kurang, maka dosen dapat memberikn
kuliah tambahan.
2Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
BAB IIMORFOFONEMIS
2.1 Proses Morfofonemis
Morfofonemis mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai
akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Morfem ber-, misalnya, terdiri
dari tiga fonem, ialah /b, ə, r/. Akibat pertemuan morfem itu dengan morfem ajar,
fonem /r/ berubah menjadi /l/, hingga pertemuan morfem ber- dengan morfem ajar
menghasilkan kata belajar. Demikianlah di sini menjadi proses morfofonemis
yang berupa perubahan fonem, ialah perubahan fonem /r/ pada ber menjadi /l/.
Kata kerajaan /k ə r a j a ? a n/ terdiri dari dua morfem, ialah morfem ke-an
dan raja. Akibat pertemuan kedua morfem itu, terjadilah proses morfofonemis
yang berupa penambahan fonem /?/ pada ke-an, hingga morfem ke-an menjadi
/ke-?an/.
Kata melerai terdiri dari dua morfem, ialah morfem meN- dan morfem lerai.
Akibat pertemuan kedua morfem itu fonem /N/ pada morfem meN- hilang, hingga
morfem meN- menjadi me-.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam bahasa Indonesia
sedikit-sedikitnya terdapat tiga proses morfofonemis, ialah :
a. Proses perubahan fonem
b. Proses penambahan fonem
c. Proses hilangnya fonem.
2.2 Proses Perubahan Fonem
Proses perubahan fonem, misalnya, terjadi sebagai akibat pertemuan morfem
meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Perubahan-perubahan itu tergantung
pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah perubahannya dapat
diikhtisarkan sebagai berikut.
1. fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi fonem /m/ apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berasal dengan / p, b, f /.
meN + paksa → memaksa
peN + periksa → pemeriksa
meN + bantu → membantu
3Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
peN + buru → pemburu
meN + fitnah → memfitnah
peN + fitnah → pemfitnah
2. fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk
dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s /. Fonem / s / di sini
hanya khusus bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing.
meN + tulis → menulis
peN + tarik → penarik
meN + datangkan → mendatangkan
peN + dapat → pendapat
meN + supply → mensuply
peN + survey → pensurvey
3. fonem / N / pada morfem meN- dan peN- berubahah menjadi / ň / apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan / s, ŝ, c, j /.
meN + sapu → menyapu
peN + suluh → penyuluh
meN + syukuri → mensyukuri
meN + cari → mencari
peN + cukur → pencukur
meN + jadi → menjadi
peN + judi → penjudi
4. fonem / N / pada meN- dan peN- berubah menjadi / ņ / apabila bentuk dasar
yang mengikutinya berawal dengan fonem / k, g, x, h , dan vokal /
meN + kutip → mengutip
peN + kacau → pengacau
4Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
meN + garis → menggaris
peN + gerak → penggerak
meN + khianati → mengkhianati
peN + khayal → pengkhayal
meN + habiskan → menghabiskan
peN + hias → penghias
meN + ikat → mengikat
peN + edar → pengedar
5. fonem / r / pada morfem ber- dan per- mengalami perubahan menjadi / l /
sebagai akibat pertemuan morfem ber- dan per- dengan bentuk dasarnya, yang
berupa fonem ajar.
ber + ajar → belajar
per + ajar → pelajar
6. fonem / ? / pada morfem-morfem duduk / dudu?/ , rusak / rusa? /,
petik / peti? /, dan sebagainya, berubah menjadi / k / sebagai akibat
pertemuan morfem-morfem ke-an, peN-an, dan –i.
ke-an + duduk /dudu?/ → kedudukan /kedudukan/
peN-an + duduk /dudu?/ → pendudukan /pedudukan/
-i + petik /peti?/ → petiki /petiki/
2.3 Proses Penambahan Fonem
Proses penambahan fonem a.I terjadi sebagai akibat pertemuan morfem
me-N dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku. Fonem tambahannya
ialah / ə /, sehingga me-N berubah menjadi menge-. Misalnya :
meN- + bom → mengebom
meN- + cat → mengecat
5Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
proses penambahan fonem /ə/ terjadi juga sebagai akibat pertemuan
morfem peN- dengan bentuk dasarnya, yang terdiri dari satu suku, sehingga
morfem peN- berubah menjadi penge-. Misalnya :
peN- + bom → pengebom
peN- + cat → pengecat
Akibat pertemuan morfem –an, ke-an, per-an, peN-an dengan bentuk
dasarnya, terjadi penambahan fonem /?/ apabila bentuk dasarnya itu berakhir
dengan vokal /a/, penambahan /w/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan
/u,o,aw/, dan terjadi penambahan /y/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan
/i,y/. Misalnya :
-an + hari → harian /haryan/
ke-an + lestari → kelsetarian /kelestariyan/
2.4 Proses Hilangnya Fonem
Proses hilangnya fonem /n/ pada men- dan pen- terjadi sebagai akibat
pertemuan morfem men- dan pen- dengan bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /l, r, y, w, dan nasal/. Misalnya :
Men- + lerai → melerai
pen- + lerai → pelerai
fonem /r/ pada morfem /ber, per, dan ter/ hilang sebagi akibat pertemuan
morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem/r/ dan
bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /әr/, misalnya :
ber- + kerja → bekerja
per- + kerja → bekerja
morfem yang berawal dengan fonem-fonem itu dengan morfem men- dan pen-
kecuali apabila morfem-morfem itu berasal dari bahasa-bahasa asing. Misalnya :
men- + paksa → memaksa
pen- + pangkas → pemangkas
Sebagai penutup pembicaraan ini, dibawah ini dikemukakan kaidah
morfofonemis morfem afiks meN-, peN-, ber, dan per-.
1. Kaidah morfofonemis morfem afiks meN-
6Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
meN- → mem-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /p, b, atau f/. Fonem / p /
hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing.
Misalnya :
meN + paksa → memaksa
meN + protes → memprotes
meN + bawa → membawa
meN + fitnah → memfitnah
meN- → men-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /t, d, atau s/. Fonem / s /
hanya berlaku bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing ; fonem / t / hilang
kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing. Misalnya :
meN + tulis → menulis
meN + terjemahkan → menterjemahkan
meN + dasarkan → mendasarkan
men + sukseskan → mensukseskan
meN- → men-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / s, c. Atau j /. Fonem / s
/ hilang. Misalnya :
meN- + karang → mengarang
meN + cari → mencari / məncari /
meN + jaga → menjaga / mənjaga /
meN- → men-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / k, g, x, h, atau vokal /.
Fonem / k / hilang. Misalnya :
meN + karang → mengarang
meN + gali → menggali
meN + khususkan → mengkhususkan
men + halau → menghalau
7Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
meN + akui → mengakui
meN + ikat → mengikat
meN + ekor → mengekor
meN + emban → mengemban
meN- → me-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / y, r, l, w, atau nasal /.
Misalnya :
meN + yakinkan → meyakinkan
meN + ramal → meramal
meN + warisi → mewarisi
meN + lupakan → melupakan
meN + nyanyi → menyanyi
meN- → menge-
Apabila diikuti bentuk dasar yang terdiri dari satu suku. Misalnya :
meN + bom → mengebom
meN + cat → mengecat
meN + las → mengelas
2. Kaidah morfofonemis morfem afiks peN
Kaidah morfofonemis morfem afiks peN- sama dengan kaidah
morfofonemis morfem afiks meN- :
peN-→ pem-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / p, b, atau f /. Fonem / p
/ hilang. Misalnya :
peN + pakai → pemakai
peN + bawa → pembawa
peN + fitnah → pemfitnah
8Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
peN- → pen-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / t, d, atau s /. Fonem /
t / hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing, dan
fonem / s / hanya berlaku bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing.
Misalnya :
peN + tulis → penulis
peN + terjemah → penterjemah
peN + dorong → pendorong
peN + supply → pensupply
peN- → pen-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / s, c, atau j /. Fonem /
s / hilang. Misalnya :
peN + sadur → penyadur / pənyadur /
peN + curi → pencuri / pəncuri /
peN + jaga → penjaga / pənjaga /
peN- → pen-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / k, g, x, h, atau vokal /.
Fonem / k / hilang. Misalnya :
peN + karang → pengarang
peN + gali → penggali
peN + halau → penghalau
peN + aman → pengaman
peN + ikut → pengikut
peN- → pe-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / y, r, l, w, atau nasal /.
Misalnya :
peN + ramal → peramal
peN + lupa → pelupa
peN + waris → pewaris
9Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
peN + nyanyi → penyanyi
peN + malas → pemalas
peN- → penge-
Apabila diikuti bentuk dasar yang terdiri dari satu suku. Misalnya :
peN + bom → pengebom
peN + bur → pengebur
peN + cat → pengecat
3. Kaidah morfofonemis morfem afiks ber-
ber- → be-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / r /, dan beberapa
bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan / r /. Misalnya :
ber + rantai → berantai
ber + runding → berunding
ber + kerja → bekerja
ber + serta → beserta
ber- → bel-
Apabila diikuti bentuk dasar ajar :
ber + ajar → belajar
ber- → ber-
Apabila diikuti bentuk dasar selain yang tersebut diatas, ialah bentuk dasar yang
tidak berawal dengan / t /. Bentuk dasar yang suku pertamanya tidak berakhir
denga / r /, dan bentuk dasar yang bukan morfem ajar’ Misalnya
ber + kata → berkata
ber + tugas → bertugas
ber + sejarah → bersejarah
4. Kaidah morfofonemis morfem afiks per-
per- → pe-
10Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / r /, dan beberapa
bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan / r /. Misalnya :
per + ringan → peringan
per + kerja → pekerja
per- → pel-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berupa morfem ajar :
per + ajar → pelajar
per- → per-
Apabila diikuti bentuk dasar yang tidak berawal dengan / r /, bentuk dasar yang
suku pertamanya tidak berakhir dengan / r /, dan bentuk dasar yang bukan
morfem ajar. Misalnya :
per + kaya → perkaya
per + teguh → perteguh
per + satukan → persatukan
Soal-soal.
1. Analisilah proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas !2. Sebutkan kata-kata yang mengalami perubahan fonem !3. Sebutkan kata-kata yang mengalami pengurangan fonem !
11Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
IBUNDA WIJAYA BERPULANG
Tabanan, calon Bupati Tabanan yang diusung partai golkar IGP Wijaya berduka, ibunda Wijaya, Gusti Ayu Ketut Nana, 76, meninggal dunia, rabu (11 Mei) dini hari kemarin, sekitar pukul 01.30 wita di RS Sanglah.
Rencananya upacara penguburan akan dilakukan Kamis (12 Mei) hari ini pukul 15.00 wita di setra Banjar Kutuh Kerambitan. Kabar duka itu disampaikan I Nyoman Tangkas Wisana, ketua tim sukses Wijaya, kemarin. Kata dia, Ayu Ketut Nana meninggal karena sakit dan umurnya sudah lanjut. Sebelumnya, almarhumah mendapat perawatan di rumah sakit Sanglah Denpasar. Jenazah Ayu Ketut Nana disemayamkan di rumah duka di Banjar Kutuh, Kerambitan. “Besok rencananya dikubur saja, karena ada pemugaran Pura Dalem, setempat sehingga pengabenan ditunda,” jelas tangkas. Ayu Ketut Nana meninggalkan dua putra, salah satunya IGP Wijaya dan lima cucu.
BAB IIIPEBAHASAN
3.1 Kegiatan Perkuliahan
Dalam perkuliahan kali ini, dua buah kelompok dipersilahkan maju untuk
mempresentasikan hasil kerjnya. Namun tidak seperti presentasi biasanya,
mahasiswa hanya membagikan hasil kerjanya kepada kelompok lainnya. Masing-
masing kelompok juga diberikan materi yang bisa didiskusikan dengan anggota
kelompok yang presentasi.
Anggota kelompok yang presentasi menyebar ke masing-masing
kelompok yang ada. Dengan begitu kegiatan perkuliahan akan berjalan lebih
epektif.
Dalam presentasi tentang morfofonemis ada beberapa hal yang menjadi
pokok permasalahan.
1. Bagaiman proses itu terjadi?
2. Ada beberapa kata yang sulit ditentukan apakah apakah termasuk
perubahan, panambahan, atau hilangnya fonem?
Untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh rekan-rekan
mahasiswa yang lain, kelompok kami membagi diri dan menyebar ke masing
kelompok yang lain. Hal ini dilakukan untuk membantu mahasiswa lain yang
menemui permasalahan. Selain itu, peran dari dosen pengampu mata kuliah
lingusitik deskriftif sangatlah besar. Beliau selalu siap membantu mahasiswa yang
menemukan kesulitan, yang tidak bisa dibantu oleh kelompok kami.
12Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
3.2 Peningkatan Pemahaman Mahasiswa
Untuk menambah pemahaman mahasiswa, kelompok kami membuat
beberapa soal yang merupakan pengaplikasian dari materi. Soal ini berupa sebuah
wacana, kemudian mereka menganalisisnya. Dengan ini diharapkan pemahaman
mereka tentang materi yang diberikan lebih baik.
Teks soal tersebut sebagai berikut.
Soal-soal.1. Analisilah proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas !
2. Sebutkan kata-kata yang mengalami perubahan fonem !
3. Sebutkan kata-kata yang mengalami pengurangan fonem !
Jawaban.
1. Proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas setelah diadakan
analis adalah proses perubahan fonem dan proses hilangnya fonem.
2. Kata-kata yang mengalami perubahan fonem yang terjadi sebagai berikut.
a. penguburan
13Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
IBUNDA WIJAYA BERPULANG
Tabanan, calon Bupati Tabanan yang diusung partai golkar IGP Wijaya berduka, ibunda Wijaya, Gusti Ayu Ketut Nana, 76, meninggal dunia, rabu (11 Mei) dini hari kemarin, sekitar pukul 01.30 wita di RS Sanglah.
Rencananya upacara penguburan akan dilakukan Kamis (12 Mei) hari ini pukul 15.00 wita di setra Banjar Kutuh Kerambitan. Kabar duka itu disampaikan I Nyoman Tangkas Wisana, ketua tim sukses Wijaya, kemarin. Kata dia, Ayu Ketut Nana meninggal karena sakit dan umurnya sudah lanjut. Sebelumnya, almarhumah mendapat perawatan di rumah sakit Sanglah Denpasar. Jenazah Ayu Ketut Nana disemayamkan di rumah duka di Banjar Kutuh, Kerambitan. “Besok rencananya dikubur saja, karena ada pemugaran Pura Dalem, setempat sehingga pengabenan ditunda,” jelas tangkas. Ayu Ketut Nana meninggalkan dua putra, salah satunya IGP Wijaya dan lima cucu.
kuburanpeN
b. Mendapat
c. Pengabenan
d. Pemugaran
3. Kata-kata yang mengalami pengurangan fonem sebagai berikut.
Perawatan
Dari hasil yang dikumpulkan oleh rekan-rekan mahasiswa hasilnya cukup
baik. Beberapa pertanyaan yang diberikan ternyata mampu diselesaikan dengan
baik. Soal analisis terhadap wacana tersebut menorong mahasiswa untuk
menerapkan materi yang diberikan secara lagsung. Mahasiswa tidak hanya
menguasai teori, tetapi bagaimana penerapannya secara langsung.
Dengan presentase 76% mahasiswa yang mampu menjawab dengan baik
merupakan hal yang cukup baik. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dalam menganalisis wacana tersebut, yaitu terletak pada pemahaman
mahasiswa tentang bagimana perubahan dan pengurangan fonem. Mehasiswa
sering keliru dengan dua permasalahan tersebut. Namun secara umum
kemampuan pemahaman mereka terhadap materi proses morfofonemis cukup
baik.
14Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
dapatmeN
abenpeN-an
peN-an pugar
peN rawatan
anrawat
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan
Morfofonemis mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul
sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Dapat dikemukakan
bahwa dalam bahasa Indonesia sedikit-sedikitnya terdapat tiga proses
morfofonemis, (1)Proses perubahan fonem, (2) Proses penambahan fonem, dan
(3) Proses hilangnya fonem.
Dari hasil yang dikumpulkan oleh rekan-rekan mahasiswa hasilnya cukup
baik. Beberapa pertanyaan yang diberikan ternyata mampu diselesaikan dengan
baik. Soal analisis terhadap wacana tersebut menorong mahasiswa untuk
menerapkan materi yang diberikan secara lagsung. Mahasiswa tidak hanya
menguasai teori, tetapi bagaimana penerapannya secara langsung.
Dengan presentase 76% mahasiswa yang mampu menjawab dengan baik
merupakan hal yang cukup baik. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dalam menganalisis wacana tersebut, yaitu terletak pada pemahaman
mahasiswa tentang bagimana perubahan dan pengurangan fonem. Mehasiswa
sering keliru dengan dua permasalahan tersebut. Namun secara umum
kemampuan pemahaman mereka terhadap materi proses morfofonemis cukup
baik.
4.2 Saran
Sebagai seorang calon guru bahasa Indonesia, sudah semestinya kita
memahami proses morfofonemis. Karena materi ini akan terus kita ajarkan pada
siswa kita. Untuk menambah pemahaman kita mengenai proses morfofonemis,
ada baiknya kita menambah pengetahuan kita dengan beberafa referensi yang
relevan. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
kita.
15Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”
Daftar Pustaka
Badulu, abdul muis& Herman. 2004. Morfosintaksis. Jakarta : Rineka Cipta
Sutawijaya, alam, dkk. 1996. Morfologi bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fonologi, diakses pada tanggal 19 Desember 2007
http://www.tutor.com.my/tutor/stpm/morfem/tatabahasa-morfem.htm, diakses
pada tanggal 19 Desember 2007
www.tutor.com.my/tutor/stpm/latihan_fonologi/latihan_fonologi.htm, diakses
pada tanggal 19 Desember 2007
16Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”