Morfofonemis Bahasa Indonesia

22

Click here to load reader

Transcript of Morfofonemis Bahasa Indonesia

Page 1: Morfofonemis Bahasa Indonesia

BAB IPENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Bahasa adalah kode yang disepakati oleh masyarakat sosial yang mewakili

ide-ide melalui penggunaan simbol-simbol arbitrer dan kaidah-kaidah yang mengatur

kombinasi simbolsimbol tersebut (Bernstein dan Tigerman, 1993). Kode linguistik

mencakup kaidah-kaidah kompleks yang mengatur bunyi, kata, kalimat, makna dan

penggunaannya.

Pengajaran bahasa Indonesia dewasa ini tidak hanya terfokus pada

pelajaran tata bahasa, namun lebih terfokus pada pngetahuan yang berupa terapan.

Pelajaran terapan itu, harus bisa dimanfaatkan dalam kehidupan nnyata. Walaupun

demikian, pengetahuan mengenai tata bahasa tidak boleh diabaikan begitu saja.

Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan

distribusinya.

Morfologi ialah bidang yang mengkaji struktur, pembentukan kata dan

golongan kata. Dalam morfologi, unit terkecil yang mempunyai makna dan tugas

nahu ialah morfem. Para pelajar juga perlu mengetahui maksud istilah morfem

dan kata. Ini kerana kedua-dua adalah berbeza dari segi fungsi dan konsep.

Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-

bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga

mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan

penggunaan bahasa.

Dalam kesehriannya, kedua bidang kajiannya bisa digunakan secara

bersamaan. Apabila hal ini terjadi, maka akan menghasilkan sebuah bidang kajian

ilmu baru yang disebut dengan morfosintaksis.

1Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 2: Morfofonemis Bahasa Indonesia

1.2 rumusan masalah

Dari rumusan yang diampaikan dalam latar belakang di atas, dapat

dirumuskan beberapa permasalahan.

1. Apa itu proses morfofonemis?

2. Apa saja bentuk dari proses morfofonemis?

3. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam memahami materi

morfofonemis?

1.3 tujuan penulisan

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada

beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.

1. Mengetahui apa itu proses morfofonemis.

2. Mengetahui bentuk-bentuk proses morfofonemis.

3. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memahami materi proses

morfofonemis.

1.4 manfaat penulisan

Dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulisan di atas, maka

ada beberapa manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini.

a. Bagi mahasiswa

Untuk mahasiswa, penyampaian mkalah ini bermanfaat untuk peningkatan

pemahaman tentang materi proses morfofonemis. Selain itu, materi ini juga

sebagai bekal untuk mengajar dikemudian hari.

b. Bagi dosen

Untuk dosen, hasil dari makalah ini bisa dijadikan refleksi mengenai kemampuan

yang dimiliki mahasiswa untuk memahami materi proses morfofonemis. Apabil

dipandang masih memiliki pemahamn yang kurang, maka dosen dapat memberikn

kuliah tambahan.

2Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 3: Morfofonemis Bahasa Indonesia

BAB IIMORFOFONEMIS

2.1 Proses Morfofonemis

Morfofonemis mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai

akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Morfem ber-, misalnya, terdiri

dari tiga fonem, ialah /b, ə, r/. Akibat pertemuan morfem itu dengan morfem ajar,

fonem /r/ berubah menjadi /l/, hingga pertemuan morfem ber- dengan morfem ajar

menghasilkan kata belajar. Demikianlah di sini menjadi proses morfofonemis

yang berupa perubahan fonem, ialah perubahan fonem /r/ pada ber menjadi /l/.

Kata kerajaan /k ə r a j a ? a n/ terdiri dari dua morfem, ialah morfem ke-an

dan raja. Akibat pertemuan kedua morfem itu, terjadilah proses morfofonemis

yang berupa penambahan fonem /?/ pada ke-an, hingga morfem ke-an menjadi

/ke-?an/.

Kata melerai terdiri dari dua morfem, ialah morfem meN- dan morfem lerai.

Akibat pertemuan kedua morfem itu fonem /N/ pada morfem meN- hilang, hingga

morfem meN- menjadi me-.

Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam bahasa Indonesia

sedikit-sedikitnya terdapat tiga proses morfofonemis, ialah :

a. Proses perubahan fonem

b. Proses penambahan fonem

c. Proses hilangnya fonem.

2.2 Proses Perubahan Fonem

Proses perubahan fonem, misalnya, terjadi sebagai akibat pertemuan morfem

meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Perubahan-perubahan itu tergantung

pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah perubahannya dapat

diikhtisarkan sebagai berikut.

1. fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi fonem /m/ apabila

bentuk dasar yang mengikutinya berasal dengan / p, b, f /.

meN + paksa → memaksa

peN + periksa → pemeriksa

meN + bantu → membantu

3Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 4: Morfofonemis Bahasa Indonesia

peN + buru → pemburu

meN + fitnah → memfitnah

peN + fitnah → pemfitnah

2. fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk

dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s /. Fonem / s / di sini

hanya khusus bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing.

meN + tulis → menulis

peN + tarik → penarik

meN + datangkan → mendatangkan

peN + dapat → pendapat

meN + supply → mensuply

peN + survey → pensurvey

3. fonem / N / pada morfem meN- dan peN- berubahah menjadi / ň / apabila

bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan / s, ŝ, c, j /.

meN + sapu → menyapu

peN + suluh → penyuluh

meN + syukuri → mensyukuri

meN + cari → mencari

peN + cukur → pencukur

meN + jadi → menjadi

peN + judi → penjudi

4. fonem / N / pada meN- dan peN- berubah menjadi / ņ / apabila bentuk dasar

yang mengikutinya berawal dengan fonem / k, g, x, h , dan vokal /

meN + kutip → mengutip

peN + kacau → pengacau

4Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 5: Morfofonemis Bahasa Indonesia

meN + garis → menggaris

peN + gerak → penggerak

meN + khianati → mengkhianati

peN + khayal → pengkhayal

meN + habiskan → menghabiskan

peN + hias → penghias

meN + ikat → mengikat

peN + edar → pengedar

5. fonem / r / pada morfem ber- dan per- mengalami perubahan menjadi / l /

sebagai akibat pertemuan morfem ber- dan per- dengan bentuk dasarnya, yang

berupa fonem ajar.

ber + ajar → belajar

per + ajar → pelajar

6. fonem / ? / pada morfem-morfem duduk / dudu?/ , rusak / rusa? /,

petik / peti? /, dan sebagainya, berubah menjadi / k / sebagai akibat

pertemuan morfem-morfem ke-an, peN-an, dan –i.

ke-an + duduk /dudu?/ → kedudukan /kedudukan/

peN-an + duduk /dudu?/ → pendudukan /pedudukan/

-i + petik /peti?/ → petiki /petiki/

2.3 Proses Penambahan Fonem

Proses penambahan fonem a.I terjadi sebagai akibat pertemuan morfem

me-N dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku. Fonem tambahannya

ialah / ə /, sehingga me-N berubah menjadi menge-. Misalnya :

meN- + bom → mengebom

meN- + cat → mengecat

5Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 6: Morfofonemis Bahasa Indonesia

proses penambahan fonem /ə/ terjadi juga sebagai akibat pertemuan

morfem peN- dengan bentuk dasarnya, yang terdiri dari satu suku, sehingga

morfem peN- berubah menjadi penge-. Misalnya :

peN- + bom → pengebom

peN- + cat → pengecat

Akibat pertemuan morfem –an, ke-an, per-an, peN-an dengan bentuk

dasarnya, terjadi penambahan fonem /?/ apabila bentuk dasarnya itu berakhir

dengan vokal /a/, penambahan /w/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan

/u,o,aw/, dan terjadi penambahan /y/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan

/i,y/. Misalnya :

-an + hari → harian /haryan/

ke-an + lestari → kelsetarian /kelestariyan/

2.4 Proses Hilangnya Fonem

Proses hilangnya fonem /n/ pada men- dan pen- terjadi sebagai akibat

pertemuan morfem men- dan pen- dengan bentuk dasar yang berawal dengan

fonem /l, r, y, w, dan nasal/. Misalnya :

Men- + lerai → melerai

pen- + lerai → pelerai

fonem /r/ pada morfem /ber, per, dan ter/ hilang sebagi akibat pertemuan

morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem/r/ dan

bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /әr/, misalnya :

ber- + kerja → bekerja

per- + kerja → bekerja

morfem yang berawal dengan fonem-fonem itu dengan morfem men- dan pen-

kecuali apabila morfem-morfem itu berasal dari bahasa-bahasa asing. Misalnya :

men- + paksa → memaksa

pen- + pangkas → pemangkas

Sebagai penutup pembicaraan ini, dibawah ini dikemukakan kaidah

morfofonemis morfem afiks meN-, peN-, ber, dan per-.

1. Kaidah morfofonemis morfem afiks meN-

6Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 7: Morfofonemis Bahasa Indonesia

meN- → mem-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /p, b, atau f/. Fonem / p /

hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing.

Misalnya :

meN + paksa → memaksa

meN + protes → memprotes

meN + bawa → membawa

meN + fitnah → memfitnah

meN- → men-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /t, d, atau s/. Fonem / s /

hanya berlaku bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing ; fonem / t / hilang

kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing. Misalnya :

meN + tulis → menulis

meN + terjemahkan → menterjemahkan

meN + dasarkan → mendasarkan

men + sukseskan → mensukseskan

meN- → men-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / s, c. Atau j /. Fonem / s

/ hilang. Misalnya :

meN- + karang → mengarang

meN + cari → mencari / məncari /

meN + jaga → menjaga / mənjaga /

meN- → men-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / k, g, x, h, atau vokal /.

Fonem / k / hilang. Misalnya :

meN + karang → mengarang

meN + gali → menggali

meN + khususkan → mengkhususkan

men + halau → menghalau

7Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 8: Morfofonemis Bahasa Indonesia

meN + akui → mengakui

meN + ikat → mengikat

meN + ekor → mengekor

meN + emban → mengemban

meN- → me-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / y, r, l, w, atau nasal /.

Misalnya :

meN + yakinkan → meyakinkan

meN + ramal → meramal

meN + warisi → mewarisi

meN + lupakan → melupakan

meN + nyanyi → menyanyi

meN- → menge-

Apabila diikuti bentuk dasar yang terdiri dari satu suku. Misalnya :

meN + bom → mengebom

meN + cat → mengecat

meN + las → mengelas

2. Kaidah morfofonemis morfem afiks peN

Kaidah morfofonemis morfem afiks peN- sama dengan kaidah

morfofonemis morfem afiks meN- :

peN-→ pem-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / p, b, atau f /. Fonem / p

/ hilang. Misalnya :

peN + pakai → pemakai

peN + bawa → pembawa

peN + fitnah → pemfitnah

8Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 9: Morfofonemis Bahasa Indonesia

peN- → pen-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / t, d, atau s /. Fonem /

t / hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing, dan

fonem / s / hanya berlaku bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing.

Misalnya :

peN + tulis → penulis

peN + terjemah → penterjemah

peN + dorong → pendorong

peN + supply → pensupply

peN- → pen-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / s, c, atau j /. Fonem /

s / hilang. Misalnya :

peN + sadur → penyadur / pənyadur /

peN + curi → pencuri / pəncuri /

peN + jaga → penjaga / pənjaga /

peN- → pen-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / k, g, x, h, atau vokal /.

Fonem / k / hilang. Misalnya :

peN + karang → pengarang

peN + gali → penggali

peN + halau → penghalau

peN + aman → pengaman

peN + ikut → pengikut

peN- → pe-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / y, r, l, w, atau nasal /.

Misalnya :

peN + ramal → peramal

peN + lupa → pelupa

peN + waris → pewaris

9Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 10: Morfofonemis Bahasa Indonesia

peN + nyanyi → penyanyi

peN + malas → pemalas

peN- → penge-

Apabila diikuti bentuk dasar yang terdiri dari satu suku. Misalnya :

peN + bom → pengebom

peN + bur → pengebur

peN + cat → pengecat

3. Kaidah morfofonemis morfem afiks ber-

ber- → be-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / r /, dan beberapa

bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan / r /. Misalnya :

ber + rantai → berantai

ber + runding → berunding

ber + kerja → bekerja

ber + serta → beserta

ber- → bel-

Apabila diikuti bentuk dasar ajar :

ber + ajar → belajar

ber- → ber-

Apabila diikuti bentuk dasar selain yang tersebut diatas, ialah bentuk dasar yang

tidak berawal dengan / t /. Bentuk dasar yang suku pertamanya tidak berakhir

denga / r /, dan bentuk dasar yang bukan morfem ajar’ Misalnya

ber + kata → berkata

ber + tugas → bertugas

ber + sejarah → bersejarah

4. Kaidah morfofonemis morfem afiks per-

per- → pe-

10Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 11: Morfofonemis Bahasa Indonesia

Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / r /, dan beberapa

bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan / r /. Misalnya :

per + ringan → peringan

per + kerja → pekerja

per- → pel-

Apabila diikuti bentuk dasar yang berupa morfem ajar :

per + ajar → pelajar

per- → per-

Apabila diikuti bentuk dasar yang tidak berawal dengan / r /, bentuk dasar yang

suku pertamanya tidak berakhir dengan / r /, dan bentuk dasar yang bukan

morfem ajar. Misalnya :

per + kaya → perkaya

per + teguh → perteguh

per + satukan → persatukan

Soal-soal.

1. Analisilah proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas !2. Sebutkan kata-kata yang mengalami perubahan fonem !3. Sebutkan kata-kata yang mengalami pengurangan fonem !

11Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

IBUNDA WIJAYA BERPULANG

Tabanan, calon Bupati Tabanan yang diusung partai golkar IGP Wijaya berduka, ibunda Wijaya, Gusti Ayu Ketut Nana, 76, meninggal dunia, rabu (11 Mei) dini hari kemarin, sekitar pukul 01.30 wita di RS Sanglah.

Rencananya upacara penguburan akan dilakukan Kamis (12 Mei) hari ini pukul 15.00 wita di setra Banjar Kutuh Kerambitan. Kabar duka itu disampaikan I Nyoman Tangkas Wisana, ketua tim sukses Wijaya, kemarin. Kata dia, Ayu Ketut Nana meninggal karena sakit dan umurnya sudah lanjut. Sebelumnya, almarhumah mendapat perawatan di rumah sakit Sanglah Denpasar. Jenazah Ayu Ketut Nana disemayamkan di rumah duka di Banjar Kutuh, Kerambitan. “Besok rencananya dikubur saja, karena ada pemugaran Pura Dalem, setempat sehingga pengabenan ditunda,” jelas tangkas. Ayu Ketut Nana meninggalkan dua putra, salah satunya IGP Wijaya dan lima cucu.

Page 12: Morfofonemis Bahasa Indonesia

BAB IIIPEBAHASAN

3.1 Kegiatan Perkuliahan

Dalam perkuliahan kali ini, dua buah kelompok dipersilahkan maju untuk

mempresentasikan hasil kerjnya. Namun tidak seperti presentasi biasanya,

mahasiswa hanya membagikan hasil kerjanya kepada kelompok lainnya. Masing-

masing kelompok juga diberikan materi yang bisa didiskusikan dengan anggota

kelompok yang presentasi.

Anggota kelompok yang presentasi menyebar ke masing-masing

kelompok yang ada. Dengan begitu kegiatan perkuliahan akan berjalan lebih

epektif.

Dalam presentasi tentang morfofonemis ada beberapa hal yang menjadi

pokok permasalahan.

1. Bagaiman proses itu terjadi?

2. Ada beberapa kata yang sulit ditentukan apakah apakah termasuk

perubahan, panambahan, atau hilangnya fonem?

Untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh rekan-rekan

mahasiswa yang lain, kelompok kami membagi diri dan menyebar ke masing

kelompok yang lain. Hal ini dilakukan untuk membantu mahasiswa lain yang

menemui permasalahan. Selain itu, peran dari dosen pengampu mata kuliah

lingusitik deskriftif sangatlah besar. Beliau selalu siap membantu mahasiswa yang

menemukan kesulitan, yang tidak bisa dibantu oleh kelompok kami.

12Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 13: Morfofonemis Bahasa Indonesia

3.2 Peningkatan Pemahaman Mahasiswa

Untuk menambah pemahaman mahasiswa, kelompok kami membuat

beberapa soal yang merupakan pengaplikasian dari materi. Soal ini berupa sebuah

wacana, kemudian mereka menganalisisnya. Dengan ini diharapkan pemahaman

mereka tentang materi yang diberikan lebih baik.

Teks soal tersebut sebagai berikut.

Soal-soal.1. Analisilah proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas !

2. Sebutkan kata-kata yang mengalami perubahan fonem !

3. Sebutkan kata-kata yang mengalami pengurangan fonem !

Jawaban.

1. Proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas setelah diadakan

analis adalah proses perubahan fonem dan proses hilangnya fonem.

2. Kata-kata yang mengalami perubahan fonem yang terjadi sebagai berikut.

a. penguburan

13Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

IBUNDA WIJAYA BERPULANG

Tabanan, calon Bupati Tabanan yang diusung partai golkar IGP Wijaya berduka, ibunda Wijaya, Gusti Ayu Ketut Nana, 76, meninggal dunia, rabu (11 Mei) dini hari kemarin, sekitar pukul 01.30 wita di RS Sanglah.

Rencananya upacara penguburan akan dilakukan Kamis (12 Mei) hari ini pukul 15.00 wita di setra Banjar Kutuh Kerambitan. Kabar duka itu disampaikan I Nyoman Tangkas Wisana, ketua tim sukses Wijaya, kemarin. Kata dia, Ayu Ketut Nana meninggal karena sakit dan umurnya sudah lanjut. Sebelumnya, almarhumah mendapat perawatan di rumah sakit Sanglah Denpasar. Jenazah Ayu Ketut Nana disemayamkan di rumah duka di Banjar Kutuh, Kerambitan. “Besok rencananya dikubur saja, karena ada pemugaran Pura Dalem, setempat sehingga pengabenan ditunda,” jelas tangkas. Ayu Ketut Nana meninggalkan dua putra, salah satunya IGP Wijaya dan lima cucu.

kuburanpeN

Page 14: Morfofonemis Bahasa Indonesia

b. Mendapat

c. Pengabenan

d. Pemugaran

3. Kata-kata yang mengalami pengurangan fonem sebagai berikut.

Perawatan

Dari hasil yang dikumpulkan oleh rekan-rekan mahasiswa hasilnya cukup

baik. Beberapa pertanyaan yang diberikan ternyata mampu diselesaikan dengan

baik. Soal analisis terhadap wacana tersebut menorong mahasiswa untuk

menerapkan materi yang diberikan secara lagsung. Mahasiswa tidak hanya

menguasai teori, tetapi bagaimana penerapannya secara langsung.

Dengan presentase 76% mahasiswa yang mampu menjawab dengan baik

merupakan hal yang cukup baik. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan

mahasiswa dalam menganalisis wacana tersebut, yaitu terletak pada pemahaman

mahasiswa tentang bagimana perubahan dan pengurangan fonem. Mehasiswa

sering keliru dengan dua permasalahan tersebut. Namun secara umum

kemampuan pemahaman mereka terhadap materi proses morfofonemis cukup

baik.

14Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

dapatmeN

abenpeN-an

peN-an pugar

peN rawatan

anrawat

Page 15: Morfofonemis Bahasa Indonesia

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Morfofonemis mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul

sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Dapat dikemukakan

bahwa dalam bahasa Indonesia sedikit-sedikitnya terdapat tiga proses

morfofonemis, (1)Proses perubahan fonem, (2) Proses penambahan fonem, dan

(3) Proses hilangnya fonem.

Dari hasil yang dikumpulkan oleh rekan-rekan mahasiswa hasilnya cukup

baik. Beberapa pertanyaan yang diberikan ternyata mampu diselesaikan dengan

baik. Soal analisis terhadap wacana tersebut menorong mahasiswa untuk

menerapkan materi yang diberikan secara lagsung. Mahasiswa tidak hanya

menguasai teori, tetapi bagaimana penerapannya secara langsung.

Dengan presentase 76% mahasiswa yang mampu menjawab dengan baik

merupakan hal yang cukup baik. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan

mahasiswa dalam menganalisis wacana tersebut, yaitu terletak pada pemahaman

mahasiswa tentang bagimana perubahan dan pengurangan fonem. Mehasiswa

sering keliru dengan dua permasalahan tersebut. Namun secara umum

kemampuan pemahaman mereka terhadap materi proses morfofonemis cukup

baik.

4.2 Saran

Sebagai seorang calon guru bahasa Indonesia, sudah semestinya kita

memahami proses morfofonemis. Karena materi ini akan terus kita ajarkan pada

siswa kita. Untuk menambah pemahaman kita mengenai proses morfofonemis,

ada baiknya kita menambah pengetahuan kita dengan beberafa referensi yang

relevan. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

kita.

15Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”

Page 16: Morfofonemis Bahasa Indonesia

Daftar Pustaka

Badulu, abdul muis& Herman. 2004. Morfosintaksis. Jakarta : Rineka Cipta

Sutawijaya, alam, dkk. 1996. Morfologi bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fonologi, diakses pada tanggal 19 Desember 2007

http://www.tutor.com.my/tutor/stpm/morfem/tatabahasa-morfem.htm, diakses

pada tanggal 19 Desember 2007

www.tutor.com.my/tutor/stpm/latihan_fonologi/latihan_fonologi.htm, diakses

pada tanggal 19 Desember 2007

16Linguistik Deskriptif “Morfofonemis”