Morbus Hansen3.doc

download Morbus Hansen3.doc

of 4

description

morbus hansen/ kusta

Transcript of Morbus Hansen3.doc

Morbus Hansen

Penyakit infeksi kronis oleh kuman mycobacterium leprae yg menyerang saraf tepi (primer) ,kulit dan jaringan tubuh.kecuali saraf pusat. Kuman masuk melalui salur nafas dan kulit yg tidak utuh sumber penularan adalah px kusta tipe multibasiler yg belum diobati.

Gejala kliniso Kelainan saraf tepi Sensorik - - Keluhan Hipoestesi atau anastesi- Pmx sensibilitas suhu tes panas dingin - Pmx rasa nyeri jarum pentul (px meutup mata,jarum ditusuk ke telapak tangan pd sepuluh titik, px diminta menunjukan tempat tusukan)- Pmx rasa raba kapas (px menutup mata, kapas digesekan pd area lesi dan diselangi area normal, px disuruh hitung tiap kali merasa kapas.) Motorik - kelemahan otot ( ext.atas,bwh, muka dan otot mata)- kx n. fasialis paralysis n. orbikularis palpebra lagoftalmus- kx n.ulnaris +kx n. medianus claw hand- kx n. radialis ggx ekstensi jari2 n pergelangan tgn drop hand- kx n.Poplitea lateralis drop foot Autonomik - Pensyarafan kel. Keringat kulit kering- Tes gunawan ( area lesi digores dgn tinta, px disuruh exercise) Pelebaran saraf tepi - n.Ulnaris, n.aurikularis magnus,n. peroneus komunis, n.tibialis posterior- pmx dibandingkan kanan dan kiri dr segi ukuran , bentuk, serat dan lunako Kulit dan organ lain Pd gejala lanjut dpt timbul gejala banyaknya kuman iaitu- Facies leonina ( gejal infiltrasi yg difus di muka)- Madarosis ( penipisan alis dan bulu mata bagian lateral)- Anestesi simetris kedua kaki dan tangan (gloves & stocking anaestesia)- Penebalan cuping telinga dan saddle nose- Ginekomastia ggx hormonal infiltrasi granuloma pd tubulus seminiferus testis.

Pemeriksaan bakteriologiso Pewarnaan Ziehl Nielsen, mikroskop dgn minyak emersi pembesaran 100xo Sedian cuping telinga bagian bawah dan lesi di kulito Diperhatikan bentuk: Solid I. dinding sel tidak putus II. mengambil zat warna merataIII. panjang kuman 4-5 kali lebarIV. ujung tumpul

Fragmented/ pecah-pecah Granular/ butiran Globus Clump ( spt granular mbtk pulau)

Kepadatan kumanIndeks bakteri (IB) menurut jumlah BTA /Lapangan pandango 1+ 1-10 BTA/ 100LPo 2+1-10 BTA/10LPo 3+1-10 BTA/ LPo 4+11-100 BTA/ LPo 5+100-1000 BTA/ LPo 6+>1000 BTA/ LP

Bentuk solid: kuman masih hidup dan dpt berkembang biak dan menularkan ke org lain. Indeks morfologi (IM) adalah persentasi btk solid terhadap seluruh basil tahan asam. Syarat perhitungan:o Minimal kuman tiap lesi 100 BTAo Mulai dari IB 3+ keatas

Pemeriksaan serologiso Lepromin Test : cek imunitas seluler n tipe kustao MLPA : cek imunitas humoralo PCR :sgt sensitive, dpt mendeteksi 1-10 kmn DiagnosisWHO Thn 1997 dx berdasarkan Cardinal sign berupaI. Kx kulit yg hipopigmentasi atai eritematosa dgn anestesi yg jelasII. Kx saraf tepi berupa penebalan saraf dgn anestesiIII. Hapusan kulit (+) utk BTADx ditegakkan bila dijumpai salah satu tanda diatas.

Penentuan tipeWHO membagi berdasarkan pengobatan dengan TIpe :o Pausibasiler (PB) TT, BTo Multibasiler (MB) BB, BL, LL

Tipe PB MBKlinis Makula Asimetris (jumlah 1-5)Batas tegas,kering,kasarAnastesi jelasHipopigmentasi Simetris (jumlah >5)Tak tegas,halus berkilatAnastesi tidak jelasEritematusPenebalan saraf tepi Terjadi dini Asimetris Terjadi lanjutCenderung simetrisBTA Negative Positive

PenyulitI. Infeksi sekunderII. Reaksi kustaIII. Kecacatan

Reaksi kustaHipersensitivitas terhadap antigen m.leprae karena ketidakseimbangan imunologis:1. Reaksi tipe 1Hipersensitivitas tipe IV, antigen m.leprae dgn T limfosit Karena perubahan cepat dr imunitas seluler. Timbul pd kusta tipe borderline ( BT, BB, BL ). Gejala klinis lesi macula eritematus,menebal,panas dan nyeri.2. Reaksi tipe 2Reaksi antigen-antibodi yg melibatkan komplemen. Terjadi pd 50% tipe LL dan 25% tipe BL. Gejala utama Eritema Nodusum Leprosum (ENL) nodul kemerahan yg nyeri

Fenomena lucio - Reaksi pd varian tipe LL dan belum pernah diobat.- Gejala berupa nodule eritematous yg bgian tgh nekrosis dan meninggalkan jaringan parut yg atrofi

DD Morbus HansenI. DermatofitosisII. Pitiriasis VersikolorIII. Pitiriasis RoseaIV. Pitiriasis albaV. Psoriasis vulgarisVI. Birth mark

Penatalaksanaan 1. Pausibasiler- Rifampicine 600mg/bulan, dosis supervisi- DDS (diaminodifenil sulfon) 100mg/hariTx teratur selama 6 bln dan diselesaikan max 19 blnSetelah minum 6 dosis RFT (release from treatment)2. Multibasiler- Rifampicine 600mg/bln, dosis supervisi- Lamprene 300mg/hr, dosis superviseDitambahkan- Lamprene 50mg/hr- DDS 100mg/hrTx teratur sebanyak 12 dosis(bln) dan diselesaikan max 18 blnSetelah 12 dosis RFT meskipun klinis aktif dan BTA masih (+)