Morbili

29
PRESENTASI KASUS CAMPAK dr. Echa Putri Nesia

description

Morbili

Transcript of Morbili

PRESENTASI KASUS

CAMPAKdr. Echa Putri Nesia

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

CAMPAK ATAU RUBEOLA MERUPAKAN PENYAKIT MENULAR

AKUT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS MORBILIVIRUS DAN

SECARA KHAS TERDIRI DARI TIGA STADIUM, YAITU STADIUM PRODROMAL, ERUPSI, DAN

KONVALESENS.

( I D A I D A N I K K F K U N PA D )

Epidemiologi

World wide-Menyerang 30 juta anak /tahun15.000 hingga 60.000 kasus kebutaan/ Tahun

CDC 2015, Mayo, and Salina et all

Indonesia- Lombok 1970 (330 kematian di antara 12.107 kasus)- Pulau bangka (66 kematian diantara 407 kasus

IDAI, 2010

Manifestasi Klinis

PRODORMAL ERUPSI KONVALESEN

• Berlangsung 2-4 hari,

• Virus terdapat dalam air mata, sekresi hidung dan tenggorokan, urin, serta darah.

• Bercak koplik, • conjungtivitis,

coryza, dan cough (tanda 3C),

• Demam ringan sampai sedang.

• Splenomegali dan Limfadenopati

• Ruam makulopapular

• Muncul 14 hari setelah awal infeksi

• Mulai sebagai makula tidak tegas, terdapat pada bagian belakang telinga, sepanjang batas rambut dan pada bagian belakang pipi

• Ruam menjadi hiperpigmentasi dan kadang-kadang deskuamasi,

• gejala-gejala lainnya menghilang

Diagnosis

Diagnosis campak biasanya dapat dibuat berdasarkan gejala klinis.

Diagnosis Banding

• Konjungtivitis Akut• Manifestasi

Dermatologis akibat Demam Dengue

• Meningitis

• Rubella• Pediatric Toxic Shock

Syndrome• Roseola Infantum in

Emergency Medicine• Scarlet Fever

Selina SPC 2015, IDAI 2010, dan Nelson 2012

PRESENTASI KASUS

Identitas Pribadi

• Nama :An. HA• No. CM : 582471• Jenis Kelamin :Laki-laki• Usia :6 tahun 2 bulan• Suku Bangsa :Aceh• Agama :Islam• Alamat : Matang Seulimeng• Pekerjaan : Siswa Sekolah Dasar • Tanggal Masuk : 25 Desember 2015

Riwayat Perjalanan PenyakitSe

belu

m

Dem

amBatuk Pilek• sejak

lama, • Tidak

berdahak• disertai

gatal tenggorokan

Kelu

han

Uta

ma

Demam• Awalnya

terasa ringan, lama kelamaan semakin meninggi.

• Tinggi dimalam hari

• menurun dengan obat penurun panas namun tidak mencapai suhu normal

Ruam kemeraha

n • Muncul dari belakang telinga,badan kemudian menjalar perlahan keseluruh tubuh.

Mata merah • timbul

bersamaan dengan demam

• mata berair dan gatal

Riwayat Perjalanan Penyakit

• Nafsu makan pasien mengalami penurunan

Keluhan Yang

Disangkal• Gusi berdarah• Mimisan• Nyeri otot

Pemeriksaan Fisik

Status GeneralisataKesadaran : Compos MenisNadi : 98 x/menitRR : 18 x/menitSuhu : 39,6o C (Axila)Satus gizi : normalBB : 16 kgPB : 112 cm

KulitWarna : Sawo matangTurgor : baikEritema : (+) di seluruh tubuhParut cacar : NegatifSianosis : NegatifIkterus : NegatifEdema : NegatifAnemia : Negatif

Pemeriksaan FisikKepalaUkuran : NormosefaliRambut : Hitam, sukar dicabutWajah : Simetris, edema (-), deformitas (-) Mata : Pupil bulat isokor ø 3 mm/3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+), Sklera ikterik (-/-), Konjungtiva hiperemis (+/+)Telinga : Serumen (-/-), normotiaHidung : NCH (-)

Mulut Bibir : Bibir kering (+), mukosa basah (+), sianosis (-), koplik’s Spot (-)Lidah : Tremor (-), beslag (-), hiperemis (-).Tonsil : Hiperemis (-/-), T1./ T1

Faring : Hiperemis (+)

Pemeriksaan FisikLeherInpeksi : Simetris, retraksi (-)Tekanan vena jugularis R-2cmH2O, Pembesaran KGB (-)

ToraksInspeksi :•Statis : Simetris, bentuk normochest •Dinamis : Pernapasan torakoabdominal, retraksi (-)

Pemeriksaan FisikParu

Palpasi :

Perkusi :

Auskultasi :

  Kanan Kiri

Depan Vesikuler Vesikuler

Belakang Vesikuler Vesikuler

  Kanan KiriDepan Fremitus Normal Fremitus NormalBelakang Fremitus Normal Fremitus Normal

  Kanan KiriDepan Sonor SonorBelakang Sonor Sonor

Pemeriksaan Fisik

JantungInspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Ictus cordis teraba, thrill ( - )Perkusi : Batas-batas jantung

Atas : Sela iga II Kiri : dua jari medial linea mid-clavicula kiri Kanan : linea parasternal kanan

Auskultasi : BJ I > BJ II, bising jantung (-)

Pemeriksaan Fisik

AbdomenInspeksi : Simetris, distensi (-) Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muscular (-)

Hepar : tidak teraba Lien : tidak terabaGinjal : Ballotement (-)

Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), Undulasi (-)Auskultasi : Peristaltik (+) N

Pemeriksaan FisikGenetalia : Tidak DiperiksaAnus : Tidak DiperiksaTulang Belakang : Simetris, gibus (-), deformitas (-)Kelenjar Limfe : Pembesaran KGB (-)Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3 detik Edema (-/-), Pucat (-/-) , eritema (+/+)

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :

Tanggal 25/12/15 Satuan

Eritrosit 4,02 (x 106) mm3

Hemoglobin 11,5 g%

Leukosit 4.100 mm3

Trombosit 350.000 mm3

Hematokrit 36,0 %

Diagnosis

Diagnosis Banding : Morbili DHF ISPADiagnosis Kerja : Observasi Febris e.c Morbili

Penatalaksanaan

Diet M- II IVFD RL 40 gtt/menit (mikro) Inj. Ampicillin 200 mg/6 jam Parasetamol syr 3 x cth I ½ Ambroxol syr 3 x cth I Vitamin A 1x 200.000 iu selama 2 hari

Prognosis

Quo Ad vitam : Dubia ad bonamQuo Ad funtionam : Dubia ad bonamQuo Ad sanationam : Dubia ad bonam

PembahasanNo Teori Kasus1 • Campak merupakan penyakit

endemis terutama di negara yang sedang berkembang yang dapat menginfeksi manusia disegala usia namun umumnya menyerang anak dan sangat mudah menular.

Sumber : IDAI, 2010 ; Mayo Clinic, 2010 dan CDC, 2015

• Pasien berusia 6 tahun 2 bulan

2 • Campak memiiliki tiga stadium, yaitu stadium prodromal, erupsi, dan konvalesens.

• Pada fase prodormal terdapat tanda klinis yaitu conjungtivitis, coryza, dan cough (tanda 3C)

• Ketiga tanda ini disertai demam ringan sampai sedang serta tanda patognomonis campak yaitu bercak koplik

Sumber : IDAI, 2010 dan Selina et all, 2015

• Pasien mengalami demam sejak 3 hari SMRS

• Disertai dengan tiga tanda utama campak yaitu conjungtivitis, coryza, dan cough.

• Namun dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan bercak koplik pada pasien.

Pembahasan

No Teori Kasus3 • Ruam makulopapular biasanya

muncul 14 hari setelah awal infeksi • Ruam–ruam kulit biasanya mulai

sebagai makula tidak tegas, terdapat pada bagian belakang telinga, sepanjang batas rambut dan pada bagian belakang pipi.

Sumber : IDAI, 2010 dan Dept. IKA FK UNPAD 2005

• Pasien mengeluhkan ruam kemerahan yang mulai terjadi 2 hari setelah demam.

• Ruam muncul dari belakang telinga kemudian menjalar perlahan keseluruh tubuh.

PembahasanNo Teori Kasus

4 • Tidak adanya terapi yang spesifik pada kasus campak akut. Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan.

• Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, dan pengobatan bersifat simtomatik, berupa pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran dan antikonvulsan jika dipelukan.

• Campak dengan penyulit, pasien perlu dirawat inap.

• Di rumah sakit pasien dirawat dibangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keaadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan dan diet yang memadai.

• Pemberian vitamin A dosis tinggi Usia 6 bln-1 thn : 100.000 unit 2 dosis interval 24 jam p.o dan pada Usia >1 thn : 200.000 unit 2 dosis interval 24 jam p.o.

Sumber : IDAI, 2010; Muller CP, 2015 dan WHO 2013

• Pasien memiliki penyulit, yaitu kurangnya asupan nutrisi oral sehingga pasien di anjurkan untuk dirawat inap.

• Selama rawatan, pasien mendapatkan nutrisi dan terapi suportif yang adekuat (termasuk pemberian vitamin A).

• Pemberian antibiotika (ampicillin) di administrasikan supaya mencegah timbulnya infkesi sekunder nosokomial dirumah sakit, karena RSUD Langsa belum memilki ruang isolasi sistem pernafasan.

Pembahasan

No Teori Kasus5 • Pencegahan campak dilakukan

dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih.

• Terdapat pula kegagalan vaksin yakni terbagi menjadi primer dan sekunder.

• Dikatakan primer apabila tidak lerjadi serokonversi setelah diimunisasi dan sekunder apabila tidak ada proteksi setelah terjadi serokonversi

Sumber : IDAI, 2010 dan Behrman et all, 2012

• pasien mendapatkan Imunasi dasar lengkap, termasuk imuniasi campak pada usia 9 bulan (Orang tua)

• Namun nyatanya pasien menderita campak, hal ini tidak menutup kemungkinan terdapatnnya bias informasi yang disampaikan orang tua

• Atau pun bisa dikarenakan kegagalan vaksin baik primer dan sekunder.

Kesimpulan

• Campak merupakan penyakit infeksi virus endemis yang cukup infeksius. Sebelum tersedianya vaksin campak, penyakit tersebut telah menginfeksi 90% anak sebelum usia mereka mencapai 15 tahun. Dalam beberapa kasus tertentu campak memiliki komplikasi yang cukup serius dan berakibat fatal, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

• Diagnosis penyakit ini dapat dengan mudah ditegakkan dengan gejala klinis, oleh karena itu diharapakan dokter dan praktisi kesehatan dapat mengenalinya dengan segera serta menentukan modalitas penatalaksanaan yang sesuai. Selain itu dokter juga harus bisa menganilisis diagnosis banding dan penyulit yang menyertai kasus campak.

Terima Kasih