Morbili

10
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK PKMRS FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2013 UNIVERSITAS HASANUDDIN MORBILI OLEH : Jefman E Marzuki H Y C111 09 789 PEMBIMBING : dr. Syamsul Nur KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

description

morbili

Transcript of Morbili

Page 1: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 1/10

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK PKMRS

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2013

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MORBILI

OLEH :

Jefman E Marzuki H Y

C111 09 789

PEMBIMBING :

dr. Syamsul Nur 

KEPANITERAAN KLINIK 

BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 

2013

Page 2: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 2/10

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :

 Nama : Jefman E Marzuki H Y

 NIM : C111 09 789Judul PKMRS : Morbili

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Anak FakulktasKedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Februari 2013

Pembimbing,

(dr. Syamsul Nur)

Page 3: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 3/10

MORBILI

I.  Pendahuluan

Morbili/campak/rubeola adalah penyakit akut yang menular, disebabkan oleh infeksi

virus morbili yang pada umumnya menyerang anak.

Morbili memiliki gejala klinis yang khas yaitu terdiri dari tiga stadium yang masing  –  

masing mempunyai ciri khusus: 

(1)  Stadium masa tunas diperkirakan berlangsung selama10-12 hari

(2)  Stadium prodromal yang menunjukkan gejala pilek dan batuk yang meningkat

dengan ditemukan exanthem pada mukosa pipi (bercak koplik), faring dan mukosa

konjungtiva meradang. 

Stadium akhir dengan keluarnya ruam dimulai dari belakang telinga menyebar ke muka, badan,lengan dan kaki. Ruam timbul didahului dengan suhu badan meningkat, selanjutnya ruam

menjadi menghitam dan mengelupas.1 

II.  Epidemiologi

Di indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah Tangga Morbili menduduki tempat ke-5

dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan tempat ke-5 dalam urutan 10

macam penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun (0,77%).

Morbili merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang berkembang. Di

Indonesia penyakit morbili sudah dikenal sejak lama. Di masa lampau morbili dianggap sebagai

suatu hal yang harus di alami setiap anak, sehingga anak yang terkena campak tidak perlu

diobati, mereka beranggapan bahwa penyakit morbili dapat sembuh sendiri bila ruam sudah

keluar. Ada anggapan bahwa ruam yang keluar banyak semakin baik. Bahkan ada usaha dari

masyarakat untuk mempercepat keluarnya ruam. Ada kepercayaan bahwa penyakit morbili akan

 berbahaya bila ruam tidak keluar pada kulit sebab ruam akan muncul didalam rongga tubuh lain

seperti didalam tenggorokan, paru, perut, atau usus. Hal ini diyakini akan menyebabkan sesak 

nafas atau diare yang dapat menyebabkan kematian.

Secara biologik, morbili mempunyai sifat adanya ruam yang jelas, tidak diperlukan

hewan perantara, tidak ada penularan melalui serangga (vektor), adanya musiman dengan

Page 4: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 4/10

 periode bebas penyakit, tidak ada penularan virus secara tetap, hanya memiliki satu serotipe

virus dan adanya vaksin campak yang efektif.2

III.  Etiologi 

Virus morbili berada di sekret nasofaring dan didalam darah, minimal selama masa tunas

dan dalam waktu yang singkat sesudah timbul ruam. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada

temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawet beku, minimal 4 minggu disimpan dalam

temperatur 350

C, dan beberapa hari pada suhu 00C. Virus tidak dapat aktif pada pH rendah.

a.  Bentuk Virus

Virus morbili termasuk golongan paramyxovirus berbentuk bulat dengan tepi

yang kasar dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri

dari lemak dan protein Didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari

 bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur helix nukleo

 protein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, suatu protein

yang berada diselubung luar muncul sebagai hemaglutinin. 

b.  Ketahanan Virus

Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi, apabila berada diluar tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada temperatur kamar ia

kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3-5 hari, pada 370c waktu paruh umurnya 2

 jam, pada 560c hanya satu jam. Dalam keadaan yang lain ia bertahan dalam keadaan

dingun. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -700c selama 5,5 tahun,

sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4-60c dapat hidup selama 5 bulan

apabila dimasukkan dalam media protein dan hanya dapat hidup 2 minggu bila tanpa

media protein.

Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh sinar ultraviolet. Oleh

karena selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk mikroorganisme yang bersifat eter 

labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% eter selama 10 menit dan 50% aseton

dalam 30 menit. Virus morbili sensitif pada 0,01% betapropiaceton dalam setiap

Page 5: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 5/10

konsentrasi, pada suhu 370c,akan kehilangan sifat infektisitasnya dalam2 jam, walaupun

demikian ia tetap memiliki antigenitas penuh. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak 

efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat

hilangnya potensi antigenik.3

IV.  Patogenesis 

Penularannya sangat efektif,

dengan sedikit virus yang infeksius sudah

dapat menimbulkan infeksi pada

seseorang. Penularan morbili yang terjadi

secara droplet melalui udara, terjadi 1-2hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4

hari setelah timbul ruam. Di tempat awal

infeksi, penggandaan virus sangat minimal

dan jarang dapat di temukan virusnya.

Virus masuk ke dalam limfatik lokal,

 bebas maupun berhubungan dengan sel mononuklear mencapai kelenjar getah bening lokal. Di

sini virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan disitu mulailah penyebaran ke sel

 jaringan limforetikuler seperti limpa. Sel mononuklear yang terinfeksi menyebabkan

terbentuknya sel raksasa berinti banyak dari Warthin, sedangkan limfosit-T meliputi klas

 penekanan dan penolong yang rentan terhadap infeksi, aktif membelah.4,5

Gambaran kejadian awal di jaringan limfoid masih belum diketahui secara lengkap,tetapi

5-6 hari sesudah infeksi awal, fokus infeksi terwujud yaitu ketika virus masuk ke dalam

 pembuluh darah dan meyebar kepermukaan epitel orofaring, saluran nafas, kulit, kandung kemih

dan usus. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear 

terjadi di sekitar kapiler-kapiler.4

Pada hari ke-9-10 fokus infeksi yang berada di saluran nafas dan konjungtiva, satu

sampai dua lapisan mengalami nekrosis. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali

Page 6: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 6/10

ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas diawali dengan

keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon imun yang terjadi

ialah proses peradangan epitel pada sistem saluran pernafasan diikuti dengan manifestasi klinis

 berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat dan ruam yang menyebar keseluruh tubuh, tampak 

suatu ulsera kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak koplik, merupakan tanda pasti untuk 

menegakkan diagnosis.4

Akhirnya muncul ruam makulopapular pada hari ke-14 sesudah awal infeksi dan pada

saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. Selanjutnya daya tahan tubuh menurun, sebagai respon

delayed hypersensitivity terhadap antigen virus terjadilah ruam pada kulit, kejadian ini tidak 

tampak pada kasus yang mengalami defisit sel-T. Fokus infeksi tidak menyebar jauh ke

 pembuluh darah. Vasikel tampak mikroskopis di epidermis tetapi virus tidak berhasil timbul di

kulit. Penelitian dengan imunofluoresens dan histologikmenunjukkan bahwa antigen morbili dan

gambaran histologik pada kulit diduga suatu reaksi Artus. Daerah epitel yang nekrotik di

nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder 

 berupa bronkopneumonia, otitis media, dan lain-lain. Dalam keadaan tertentu adenovirus dan

herpes virus pneumoniadapat terjadipada kasus morbili, selain itu morbili dapat menyebabkan

gizi kurang.4,6 

V.  Manifestasi klinis dan Diagnosis 

Diagnosis morbili biasanya dapat

dibuat atas dasar kelompok gejala klinis

yang sangat berkaitan, yaitu koriza dan

mata meradang disertai batuk dan demam

tinggi dalam beberapa hari dan diikuti

ruam yang memiliki ciri khas, yaitu

diawali dari belakang telinga untuk 

kemudian menyebar ke muka, dada,

tubuh, lengan dan kaki bersamaan

dengan meningkatnya suhu tubuh dan selanjutnya mengalami hiperpigmentasi dan mengelupas. 

Page 7: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 7/10

 

Pada stadium prodormal dapat ditemukan enantema di mukosa pipi yang merupakan

tanda patognomonis morbili yaitu bercak koplik, meskipun demikian menentukan diagnosis

 perlu ditunjang data epidemiologi. Tidak semua kasus manifestasinya sama dan jelas. Sebagai

contoh, pasien yang mengidap gizi kurang ruamnya dapat berdarah dan mengelupas atau pasien

sudah meninggal ruam belum timbul. Kasus yang mengidap gizi kurang dapat menderita diare

yang berkelanjutan.5

Jadi, dapat dapat disimpulkan bahwa diagnosis morbili dapat ditegakkan secara klinis,

sedangkan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pada pemeriksaan sitologik ditemukan sel

raksasa pada mukosa hidung dan pipi dan pada pemeriksaan serologik didapatkan IgM spesifik.

campak dapat bermanifestasi tidak khas disebut campak atipikal; diagnosis banding lainnya

adalah rubela, demam skarlatina, ruam akibat obat-obatan, eksantema subitum dan infeksi

stafilokokus.4 

VI.  Komplikasi

  Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil

  Diare dapat diikuti dehidrasi

  Otitis media

  Laringotrakeobronkitis (croup)

  Bronkopneumonia

  Ensefalitis akut

  Reaktifasi tuberkulosis

  Malnutrisi pasca serangan campak 

  Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE ), suatu proses degeneratif susunan syaraf 

 pusat dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti

kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah

infeksi merupakan salah satu komplikasi campak onset lambat.4 

Page 8: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 8/10

VII.  Pencegahan

1. Pencegahan Tingkat Awal (Priemordial Prevention)

Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap

 prepatogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat dilakukan dengan memantapkan status

kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan daya tahan

tubuh.4

2. Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mencegah seseorang terkena

 penyakit campak, yaitu :

  Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan imunisasi

campak untuk semua bayi. 

  Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang diberikan pada semua anak 

 berumur 9 bulan sangat dianjurkan karena dapat melindungi sampai jangka waktu 4-5 tahun. 

3. Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)

Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk 

mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya

dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas penyakit, mencegah komplikasi, dan

membatasi kemungkinan kecatatan, yaitu :

  Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak jangan masuk  sekolah selama

empat hari setelah timbulnya rash. Menempatkan anak pada ruang khusus atau mempertahankan

isolasi di rumah sakit dengan melakukan pemisahan penderita pada stadium kataral yakni dari

hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash yang dapat mengurangi keterpajanan

 pasien dengan risiko tinggi lainnya.4 

  Pengobatan simtomatik diberikan untuk mengurangi keluhan penderita yakni antipiretik 

untuk menurunkan panas dan juga obat batuk. Antibiotika hanya diberikan bila terjadi infeksi

sekunder untuk mencegah komplikasi.4 

Page 9: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 9/10

  Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk meningkatkan daya tahan

tubuh penderita sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi campak yakni bronkhitis,

otitis media, pneumonia, ensefalomielitis, abortus, dan miokarditis yang reversibel.

4. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan tingkat ketiga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan

kematian. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan pada pencegahan tertier yaitu :

  Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak 

  Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A akan turun secara cepat

terutama pada anak kurang gizi yang akan menurunkan imunitas mereka. 

Page 10: Morbili

7/16/2019 Morbili

http://slidepdf.com/reader/full/morbili-5634f88817d61 10/10

DAFTAR PUSTAKA

1.  www.cdc org

2.  www.who.org

3.  Tem, Graham. Illustrated Textbook of Pediatrics 3rd edition. Elsevier. 2009

4.  Kliegman, Behrman. Nelson Textbook of Pediatrics19th edition. Philadelphia: Elsevier. 2011

5.  www.peditricshealth.com/ measles

6.  Miall, Lawrence. Pediatrics at a Glance. Berlin: Blackwell Science. 2003: 84