Mood Dan Pembahasan Tanpa Penggolongan Kelompok Hipertensi

4
Hasil penilaian mood post senam lansia pertama maupun kedua, didapatkan sebagai berikut: Tabel 4.1.Interpretasi skor mood post senam 1 dan post senam 2 No . Nama skor post senam 1 Interpretasi skor skor post senam 2 Interpretasi skor 1. Tn. Munadji 0 Normal 0 Normal 2. Tn. Saman 4 Normal 4 Normal 3. Ny. Jumiati 0 Normal 0 Normal 4. Tn. Supii 0 Normal 0 Normal 5. Ny. Rini 0 Normal 0 Normal 6. Ny. Ngatipah 4 Normal 4 Normal 7. Ny. Riyati 4 Normal 3 Normal 8. Ny. Suwarni 0 Normal 0 Normal 9. Ny. Tukah 6 Normal 6 Normal 10 . Ny. Sulastri 2 Normal 1 Normal 11 . Ny. Kus 0 Normal 0 Normal 12 . Ny. Turinah 6 Normal 6 Normal 13 . Ny. Sri Sukarti 2 Normal 1 Normal 14 . Ny. Sumarmi 4 Normal 4 Normal 15 . Ny. Ngasiani 10 Depresi ringan 10 Depresi ringan 16 . Ny. Darwati 11 Depresi ringan 7 Normal 17 . Tn. Adi 10 Depresi ringan 10 Depresi ringan 18 . Ny. Siti Juwariah 5 Normal 5 Normal Keterangan penilaian: Normal : skor 0 – 9 Depresi ringan : 10 – 19 Depresi berat 20 – 30

description

s

Transcript of Mood Dan Pembahasan Tanpa Penggolongan Kelompok Hipertensi

Page 1: Mood Dan Pembahasan Tanpa Penggolongan Kelompok Hipertensi

Hasil penilaian mood post senam lansia pertama maupun kedua,

didapatkan sebagai berikut:

Tabel 4.1.Interpretasi skor mood post senam 1 dan post senam 2

No. Nama skor post senam 1

Interpretasi skor

skor post senam 2

Interpretasi skor

1. Tn. Munadji 0 Normal 0 Normal2. Tn. Saman 4 Normal 4 Normal3. Ny. Jumiati 0 Normal 0 Normal4. Tn. Supii 0 Normal 0 Normal5. Ny. Rini 0 Normal 0 Normal6. Ny. Ngatipah 4 Normal 4 Normal7. Ny. Riyati 4 Normal 3 Normal8. Ny. Suwarni 0 Normal 0 Normal9. Ny. Tukah 6 Normal 6 Normal10. Ny. Sulastri 2 Normal 1 Normal11. Ny. Kus 0 Normal 0 Normal12. Ny. Turinah 6 Normal 6 Normal13. Ny. Sri Sukarti 2 Normal 1 Normal14. Ny. Sumarmi 4 Normal 4 Normal15. Ny. Ngasiani 10 Depresi ringan 10 Depresi ringan16. Ny. Darwati 11 Depresi ringan 7 Normal17. Tn. Adi 10 Depresi ringan 10 Depresi ringan18. Ny. Siti Juwariah 5 Normal 5 Normal

Keterangan penilaian: Normal : skor 0 – 9 Depresi ringan : 10 – 19 Depresi berat 20 – 30

Berdasarkan hasil penilaian diatas, maka skor mood pada lansia post senam

pertama dapat digambarkan dalam gambar 4.1.

83%

17%

Interpretasi Skor Mood Post Senam 1

normaldepresi ringandepresi berat

Gambar 4.1. Interpretasi skor mood post senam 1

Page 2: Mood Dan Pembahasan Tanpa Penggolongan Kelompok Hipertensi

Selanjutnya, pada lansia post senam 2, skor mood dapat digambarkan

dalam gambar 4.2.

89%

11%

Interpretasi Skor Mood Post Senam 2

normaldepresi ringandepresi berat

Gambar 4.2. Interpretasi skor mood post senam 2

Tabel dan kedua gambar diatas menunjukkan bahwa pada post senam 1 dengan total 18 lansia terdapat 83% (15 responden) dengan mood normal, 17% (3 responden) dengan depresi ringan dan 0% (0 responden) dengan depresi berat. Sedangkan pada post senam 2 dengan total 18 lansia terdapat 89% (16 responden) dengan mood normal, 11% (2 responden) dengan depresi ringan dan 0% (0 responden) dengan depresi berat. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lansia menunjukkan mood yang normal setelah senam lansia baik senam 1 maupun senam 2.

Pembahasan

Mood adalah tekanan perasaan yang jelas dan menetap, yang dirasakan secara mendalam, dan mempengaruhi persepsi dan perilaku seseorang terhadap dunia sekitarnya. Seiring bertambahnya usia, penuaan tidak dapat dihindarkan dan terjadi perubahan keadaan fisik; selain itu para lansia mulai kehilangan pekerjaan, kehilangan tujuan hidup, kehilangan teman, risiko terkena penyakit, terisolasi dari lingkungan, dan kesepian. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan mental. Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang banyak dijumpai pada lansia akibat proses penuaan (Irawan, 2013).

Menurut Centre for Diseases Control and Prevention (CDC) pada tahun 2011, salah satu dari banyak manfaat berolahraga adalah menurunkan gejala depresi dan kecemasan. Senam lansia sendiri merupakan suatu bentuk olahraga yang telah didesain khusus dan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis lansia secara umum untuk melakukan olahraga. Penelitian yang dimuat dalam Journal of Sport & Exercise Psychology menemukan bahwa olahraga sedikitnya 15 menit setiap hari akan meningkatkan perasaan positif seperti antusiasme, kebanggaan,

Page 3: Mood Dan Pembahasan Tanpa Penggolongan Kelompok Hipertensi

kebahagiaan, dan kegembiaraan. Semakin aktif seseorang bergerak, maka akan semakin tinggi perasaan bahagia mereka (Anna, 2012).

Data diatas menunjukkan setelah diberikan intervensi senam, terdapat 83% responden dengan mood normal, 17% dengan depresi ringan dan tidak ada lansia dengan depresi berat. Sedangkan pada post senam 2, terdapat 89% dengan mood normal, 11% dengan depresi ringan dan tidak ada lansia dengan depresi berat. Hal ini membuktikan bahwa olahraga dapat mempengaruhi mood khususnya pada lansia. Intensitas olahraga (senam) yang diberikan juga turut mempengaruhi hasil tersebut mengingat senam hanya dilaksanakan 2 kali dan dalam jangka pendek, sehingga belum diketahui pengaruh olahraga terhadap mood lansia dalam jangka panjang. Selain olahraga, terdapat faktor – faktor lain yang juga mempengaruhi mood itu sendiri seperti kualitas tidur, pola hidup, dan stresor – stresor internal dan eksternal yang dialami oleh individu. Dimana pengaruh faktor –faktor tersebut masih harus diteliti lagi seberapa besar pengaruhnya terhadap mood lansia.

Anna, Lusia Kus. 2012. Pengaruh Olahraga pada Mood. Health.

http://health.kompas.com/read/2012/02/18/1428115/Pengaruh.Olahraga.pada.Mooddiakses pada 8 Januari 2013 pukul 22.00.

Irawan, Hendry. Gangguan Depresi pada Lanjut Usia. CDK-210/ vol. 40 no.11, th. 2013.