Monumen 40 Ribu

13
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN D I S U S U N OLEH : NAMA : HANIFAH ILDHA FEBRIANI KELAS : VII

Transcript of Monumen 40 Ribu

Page 1: Monumen 40 Ribu

TUGAS

PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

NAMA : HANIFAH ILDHA FEBRIANI

KELAS : VII

SMPN 2 BAROMBONG

Page 2: Monumen 40 Ribu

2015

Page 3: Monumen 40 Ribu

TUGAS I

MONUMEN KORBAN 40.000 JIWA SULAWESI SELATAN

Wisata Sulawesi - Jika berlibur atau berwisata di Sulawesi Selatan, jangan lupa mengunjungi wisata sejarah. Di Kota Makassar misalnya, ada monumen korban 40.000 jiwa.

Iya, monumen korban 40.000 jiwa merupakan salah satu obyek wisata sejarah Sulawesi Selatan. Monumen tersebut berdiri sebagai pengingat peristiwa tahun 1946 hingga tahun 1947 silam. Dimana pada saat itu menjadi lembaran kelam bagi masyarakat Sulawesi Selatan, sebanyak 40.000 orang tewas dibantai oleh pasukan belanda, yang dipimpin oleh Kapten Raymond Paul Piere Westerling dalam sebuah operasi penumpasan pemberontak.

Monumen Korban 40.000 Jiwa (Foto : blogspot)

Monumen korban pembantaian 40.000 jiwa ini berada di wilayah yang asri dan tertata rapi. Dilahan tersebut berdiri beberapa bangunan seperti pendopo, monumen dan relief (gambar timbul) pada dinding-dindingnya. Serta salah satu sisi bangunan, berdiri salah satu patung yang tingginya sekitar empat meter. Patung tersebut menggambarkan seorang korban yang selamat dari pembantaian dengan kaki yang buntung serta tangannya menggunakan penyangga.

Berdasarkan beberapa sumber informasi, jika disekitar monumen tersebut, aksi beringas pasukan Westerling dilakukan dengan menggunakan berondongan senjata. Tak hanya itu, dalam sebuah buku yang ditulis oleh Horst H. Geerken menyebutkan bahwa komandan khusus belanda itu, juga menginstruksikan untuk melakukan penggal kepala sebagai salah satu aksi cepat untuk membunuh.

“Ratusan karung sarat penggalan kepala dilarung ke laut untuk menghilangkan identitas,” demikian kalimat yang dikutip dari buku yang berjudul Indonesian Voices tersebut.

Selain dibuang ke laut, puluhan korban juga dikuburkan dalam satu lubang raksasa. Dan sebagian korban yang lainnya dikuburkan ditempat mereka dibantai yang tersebar dibeberapa daerah di Sulawesi Selatan waktu itu.

Page 4: Monumen 40 Ribu

Patung dan Relief korban Westerling

Kini, lubang raksasa tersebut sudah tak terlihat lagi karena pada tahun 1970 lubang tersebut telah ditutup total, dan pada tahun 1994 dibangun monumen atas inisiatif Walikota Makassar pada saat itu.

Benarkah jumlah korban mencapai 40 ribu?

Sesungguhnya hingga kini banyak kalangan yang meragukan jumlah korban pembantaian itu. Apakah benar-benar mencapai 40 ribu jiwa?

Namun terlepas dari itu semua, monumen ini menjadi bukti sejarah atas perlakuan Westerling beserta pasukan belanda lainnya terhadap pejuang dan rakyat Sulawesi Selatan.

Melihat monumen tersebut, ada perasaan yang meremang. Bahkan tak sedikit pengunjung dan keluarga korban yang menangis mengenang sejarah ketika rakyat dikumpulkan ditanah terbuka kemudian diberondong dengan senjata dan dikuburkan dalam satu lubang.

Bagi Anda yang ingin berkunjung ketempat itu, baiknya memilih waktu menjelang peringatan hari bersejarah tersebut. Sebab hari-hari biasa tempat itu terlihat sepi. Olehnya itu, monumen baru ramai dikunjungi ketika pada tanggal 11 Desember. Karena pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, selalu memperingati peristiwa pembantaian tersebut dengan mengundang para keluarga korban serta para veteran untuk mengikuti upacara, pada tanggal 11 Desember dalam setiap tahun.

Lokasi dan akses

Monumen korban 40.000 jiwa ini terletak sekitar empat kilometer sebelah utara pusat kota Makassar, atau tepatnya di jalan Langgau, Makassar Sulawesi Selatan.

Tempat itu dapat dijangkau menggunakan angkutan umum. Dari lapangan karebosi atau angkutan jurusan Tello. Lalu berhenti diperbatasan antara jalan Pongtiku dengan jalan Langgau. Nah dari sana, Anda tinggal melanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 200 meter menuju monumen itu. Ditempat bersejarah ini, pengunjung tidak dikenakan tarif masuk. Tetapi yang perlu Anda ketahui waktu kunjungan ke monumen ini, mulai hari Senin – Sabtu dimulai pukul 8 pagi hingga 4 sore hari.

Page 5: Monumen 40 Ribu

TUGAS II

NoGambar Pahlawan

NasionalUraian

1.

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 – Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.

Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Ia juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya, Dhien dibuang ke Sumedang. Tjoet Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.

2.

Pangeran Antasari

Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809 – meninggal di Bayan Begok, Hindia-Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia.Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron tanggal 25 April 1859. Selanjutnya peperangan demi peperangan dipkomandoi Pangeran antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Dengan dibantu para panglima dan pengikutnya yang setia, Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu. Pertempuran yang berkecamuk makin sengit antara pasukan Khalifatul Mukminin dengan pasukan Belanda, berlangsung terus di berbagai medan. Pasukan Belanda yang ditopang oleh bala bantuan dari Batavia dan persenjataan modern, akhirnya berhasil mendesak terus pasukan Khalifah. Dan akhirnya Khalifah memindahkan pusat benteng pertahanannya di Muara Teweh.Berkali-kali Belanda membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah, namun dia tetap pada pendirinnya. Ini tergambar pada suratnya yang ditujukan untuk Letnan Kolonel Gustave Verspijck di Banjarmasin tertanggal 20 Juli 1861.

Page 6: Monumen 40 Ribu

3.

Soekarno

Dr.(HC) Ir. H. Soekarno (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo) (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.

4.

I Gusti Ngurah Rai

el TNI Anumerta I Gusti Ngurah Rai (lahir di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia Belanda, 30 Januari 1917 – meninggal di Marga, Tabanan, Bali, Indonesia, 20 November 1946 pada umur 29 tahun) adalah seorang pahlawan Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali.Ngurah Rai memiliki pasukan yang bernama "TOKRING" KOTOK GARING melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. (Puputan, dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga"; Marga adalah sebuah desa ibukota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali)Bersama 1.372 anggotanya pejuang MBO (Markas Besar Oemoem) Dewan Perjoeangan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK) dibuatkan nisan di Kompleks Monumen de Kleine Sunda Eilanden, Candi Marga, Tabanan. Detil perjuangan I Gusti Ngurah Rai dan resimen CW dapat disimak dari beberapa buku, seperti "Bergerilya Bersama Ngurah Rai" (Denpasar: BP, 1994) kesaksian salah seorang staf MBO DPRI SK, I Gusti Bagus Meraku Tirtayasa peraih "Anugrah Jurnalistik Harkitnas 1993", buku "Orang-orang di Sekitar Pak Rai: Cerita Para Sahabat Pahlawan Nasional Brigjen TNI (anumerta) I Gusti Ngurah Rai" (Denpasar: Upada Sastra, 1995), atau buku "Puputan Margarana Tanggal 20 November 1946" yang disusun oleh Wayan Djegug A Giri (Denpasar: YKP, 1990).

5.

Ki Hajar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.

Page 7: Monumen 40 Ribu

TUGAS III

No ISI Uraian

1. Arti otonomi daerah dan daerah otonomi

Otonomi Daerah menurut UU no 32 tahun 2004 Hak , wewenanga dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai denagn peraturan perundang undangan Daerah Otonom adalah Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI

2. Arti Desentralisasi, dekonsentrasi, tugas perbantuan

1. Desentralisasi, penyerahan urusan pemerintah dari Pemerintah atau Daerah tingkat atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya;

2. Dekonsentrasi, pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada Pejabat-pejabat di daerah; dan

3. Tugas Pembantuan (medebewind), tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah oleh Pemerintah Daerah atau Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.

3. Tujuan otonomi daerah Tujuan Otonomi Daerah, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diharapkan dapat dipercepat perwujudannya melalui peningkatan pelayanan di daerah dan pemberdayaan masyarakat atau adanya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan di daerah. Sementara upaya peningkatan daya saing diharapkan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan keistimewaan atau kekhususan serta potensi daerah dan keanekaragaman yang dimiliki oleh

Page 8: Monumen 40 Ribu

daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Wewenang pemerintah pusat 1. Politik luar negeri2. Pertahanan 3. Keamanan 4. Yustisi 5. Moneter dan fiskal nasional 6. Agama            Selain itu juga meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis, konservasi dan standardisasi nasional.lebih banyak pada pengaturan, pembinaan dan pengawasan, berkisar pada pembuatan kebijakan, penetapan norma,standarisasi dan pembinaan & pengawasan

5. Wewenang pemerintah daerah a. menyelenggarakam sendiri sebagian urusan pemerintahan.

b. melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada gubernur selaku wakil pemerintah

c. menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah daerah dan atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas

d. urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan

6. Hak pemerintah daerah 1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.

2. Memilih pimpinan daerah.3. Mengelola aparatur daerah.4. Mengelola kekayaan daerah.5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah.6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah.

7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah.

8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundangundangan.

Page 9: Monumen 40 Ribu

7. Kewajiban pemerintah daerah 1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, dan kesatuan dan kerukunan nasional sertakeutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.3. Mengembangkan kehidupan demokrasi.4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan.5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.7. Menyediakan fasilitas social dan fasilitas

umum yang layak.8. Mengembangkan sistem jaminan sosial.9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.10. Mengembangkan sumber daya produktif di

daerah.11. Melestarikan lingkungan hidup.12. Mengelola administrasi kependudukan.13. Melestarikan nilai sosial budaya.14. Membentuk dan menerapkan peraturan

perundang  –  undangan sesuai dengan kewenangannya.

15. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

8. Pemerintahan daerah Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut Asas Otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

9. ...............10. ...............