MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN ... · c. Wil laut lbh dari12 mil. 2. Penerbitan...
-
Upload
truongtruc -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN ... · c. Wil laut lbh dari12 mil. 2. Penerbitan...
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARAKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN
JAKARTA, 22 APRIL 2015
POKOK BAHASANI. PENYEDERHANAAN PERIZINAN
II. TINDAKLANJUT PENGELOLAAN PERTAMBANGAN PASCA UU NO. 23/2014
III. PENATAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP)
IV. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) DAN PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)
V. PROGRES HILIRISASI (PELAKSANAAN UU NO. 4/2009)
VI. OPTIMALISASI PNBP SDA MINERAL DAN BATUBARA
VII. PENGAWASAN LINGKUNGAN
VIII. PENGAWASAN PRODUKSI DAN PENJUALAN
IX. TANTANGAN DAN UPAYA TEROBOSAN
X. PENUTUP
2
1. Membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang khusus menanganipelayanan perizinan (Pelayanan Terpadu Satu Pintu).
2. Revisi Permen ESDM No. 32 Tahun 2013 tentang Tata Cara TataCara Pemberian Izin Khusus DI Bidang Pertambangan Mineral danBatubara.
3. Revisi Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995 mengenai K3Pertambangan Umum.
4. Revisi Kepmen No. 1453 Tahun 2000 Tentang Pedoman TeknisPenyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan
I. PENYEDERHANAAN PERIZINAN (PEMANGKASAN IZIN 56 -> 18)
Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pertambangan mineral dan batubara dibagiantara pemerintah pusat dan provinsi, urusan pemerintahan bidang mineral dan batubaratidak lagi menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota sejak 2 Oktober 2014.Pusat
pegawai)
Pusat : a. l. 1. Penerbitan IUP Mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan pada :
a. Wil Izin Usaha Pertambangan yg berada pada wil lintas daerah lintas Provinsib. Wil Izin Usaha Pertambangan yg berbatasan langsung dgn neg lain danc. Wil laut lbh dari 12 mil.
2. Penerbitan Izin UsahaPertambangan dlm rangka PMA.3. Pemberian Izin Usaha pertambangan khusus mineral dan batu bara.Provinsi : a.l. 1. Penerbitan Izin Usaha Pertambangan Mineral logam, bkn logam ,batu bara dan
batuan dlm rangka PMDN pd WIUP Daerah yg berada dlm 1 Daerah Prov termasukwil laut sd 12 mil laut.
2. Penerbitan Izin Pertambangan rakyat utk komoditas mineral logam, batubara, mineral bkn logam dan batuan dlm wil pertambangan rakyat.
Kab/Kota : Tidak ada kewenangan pertambangan (perlu penempatan/mutasi pegawai)
II. TINDAKLANJUT PENGELOLAAN PERTAMBANGAN PASCA UU NO. 23/2014(1) KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERBA
1. Meminta Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mencabut IUP Non CNC;
2. Meminta Bupati/Walikota segera menyerahterimakan dokumen perizinan IUP yang adadi Kabupaten/Kota kepada Gubernur sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014;
3. Penyerahan pengelolaan IUP PMA dari Bupati/Walikota/Gubernur kepada Menteri,berikut dokumen pendukung.
4. Pemerintah Provinsi membentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan payunghukum perizinan.
5. Gubernur dapat membentuk UPT di kabupaten/kota untuk pelaksanaan binwas.
6. Gubernur memperbanyak pegawai fungsional IT (recruiting tenaga IT kab/kota dandiklat IT untuk pegawai.
7. Gubernur mulai mengembangkan dan memperkuat database pertambangan minerba.
8. Meminta Kementerian Dalam Negeri untuk menyelesaikan permasalahan bataswilayah administrasi kabupaten/kota.
II. TINDAKLANJUT PENGELOLAAN PERTAMBANGAN PASCA UU NO. 23/2014(2) TINDAKLANJUT PENATAAN IUP
III. PENATAAN IUP(1) REKAPITULASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA NASIONAL
STATUS
SEBELUM KORSUP SESUDAH KORSUP
MINERAL BATUBARAJUMLAH
MINERAL BATUBARAJUMLAH
EKS OP EKS OP EKS OP EKS OP
CNC 1.524 2.056 1.473 988 6.041 1.513 2.197 1.350 1.083 6.143
NON CNC 1.442 1.974 1.063 398 4.877 1.248 1.849 852 347 4.296
SUB TOTAL 2.966 4.030 2.536 1.38610.918
2.761 4.046 2.202 1.43010.439
TOTAL 6.996 3.922 6.807 3.632
Per 20 April 2015
III. PENATAAN IUP(2a) REKAPITULASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN
SEBELUM KORSUP
PROVINSI
CNC NON CNCJUMLAH
TOTALMINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA
MINERAL BATUBARAEKS OP EKS OP EKS OP EKS OP
BENGKULU 15 18 29 29 9 34 23 0 76 81 157
LAMPUNG 8 111 24 5 47 27 17 2 193 48 241
BANTEN 5 18 1 3 12 47 1 0 82 5 87
TOTAL 28 147 54 37 68 108 41 2 351 134 485
III. PENATAAN IUP(2b) REKAPITULASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN
PROVINSI
CNC NON CNCJUMLAH
TOTALMINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA
MINERAL BATUBARAEKS OP EKS OP EKS OP EKS OP
BENGKULU 14 18 26 29 9 35 21 0 76 76 152
LAMPUNG 8 84 24 4 43 24 17 3 159 48 207
BANTEN 5 19 1 3 12 40 1 0 76 5 81
TOTAL 27 121 51 36 64 99 39 3 311 129 440
SESUDAH KORSUP
Per 20 April 2015
III. PENATAAN IUP(3) PENCABUTAN IUP WILAYAH PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN
NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA JUMLAH SK PENCABUTAN
1 BENGKULU MUKOMUKO 6
2 LAMPUNG
TANGGAMUS 21
LAMPUNG TIMUR 13
3 BANTEN SERANG 7
TOTAL 47 *)
Per 20 April 2015 SESUDAH KORSUP
*) Selisih 2 IUP, dikarenakan ada IUP yang sudah terdata di Berita Acara Rekonsiliasi tetapi belum tercatat di database.(1 IUP Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dan 1 Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu)
III. PENATAAN IUP(4.a) PENATAAN IUP OPK PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN BATUBARA
No Kategori Jumlah
1. IUP OPK terbit Periode 15 Juli 2011 s.d Oktober 2013 (berlaku 5 tahun) 364
2. IUP OPK terbit Periode Maret 2014 s.d Maret 2015 (berlaku 3 tahun) 52
3. IUP OPK yang telah diberikan perpanjangan 52
4. SK Pengakhiran IUP OPK (bagi perusahaan yang tidak mengajukan perpanjangan izin) 154
5. IUP OPK dicabut karena diberikan sanksi administrasi 47
TOTAL IUP OPK (Aktif) 415
STATUS IUP OP KHUSUS PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN BATUBARA PER 20 APRIL 2015
• Terdapat 154 Surat Keputusan pengakhiran izin bagi IUP OP khusus pengangkutan danpenjualan batubara yang diterbitkan pada Februari 2015, karena izin perusahaan telahberakhir pada periode Februari-Juni 2014 dan perusahaan tidak mengajukan permohonanperpanjangan.
• Terdapat 47 IUP OP Khusus Pengangkutan dan Penjualan Batubara yang telah dicabutizinnya Agustus 2014 karena perusahaan tidak memenuhi kewajiban.
• Periode Agustus – November 2014 diterbitkan surat peringatan ke III kepada75 Perusahaan dan telah diterbitkan sanksi Penghentian Sementara Kegiatan bagi9 perusahaaan dan akan dilanjutkan kepada 43 perusahaan lainnya yang saat ini dalamproses persetujuan SK.
• Peringatan I bagi 45 IUP OP khusus pengangkutan dan penjualan batubara yang terbittahun Maret 2014 – Januari 2015, dan telah dilanjutkan dengan Peringatan II kepada 18perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban setelah diberikan Peringatan I.
• Surat Peringatan kepada 25 perusahaan atas kegiatan pengangkutan dan penjualanbatubara dari sumber yang tidak sesuai SK (Desember – April 2015).
III. PENATAAN IUP(4.b) PENATAAN IUP OPK PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN BATUBARA
III. PENATAAN IUP(4.c) PENATAAN IUP OPK PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN MINERAL
No Kategori Jumlah
1. IUP OP Khusus Pengangkutan dan Penjualan Mineral 136
2. IUP OP Khusus Pengangkutan dan Penjualan Mineral (Perpanjangan) 1
STATUS IUP OP KHUSUS PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN MINERAL PER 20 APRIL 2015
• Terdapat 9 (sembilan) Surat pengakhiran izin bagi IUP OP khususpengangkutan dan penjualan mineral karena izin perusahaan telah berakhirpada periode Februari 2014 dan perusahaan tidak mengajukan permohonanperpanjangan.
• Pada bulan Mei 2014, Februari 2015, dan bulan April 2015 terdapat 3 (tiga)Surat Keputusan pencabutan izin bagi IUP OP khusus pengangkutan danpenjualan mineral karena Perusahaan mengajukan permohonan Izin Prinsipdan/atau pengolahan dan Pemurnian Mineral.
• Pada bulan Juni dan Agustus 2014 diterbitkan surat Permintaan KewajibanPelaporan kepada 132 Perusahaan IUP OP khusus pengangkutan danpenjualan mineral, 13 Perusahaan IUP OP khusus pengolahan dan pemurnianmineral dan 37 Perusahaan Izin Prinsip pengolahan dan pemurnian mineral.
III. PENATAAN IUP(4.d) PENATAAN IUP OPK PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN MINERAL SERTA IUP OPK PENGOLAHAN DAN
PEMURNIAN MINERAL
III. PENATAAN IUP(5) ROADMAP PENGEMBANGAN MOMI
• Kolaborasi data IUP denganPemda
DoneDone
• Integrasi data dengan K/L lain
On ProgressOn Progress• One stop informationbagi pemilik IUP
On ProgressOn Progress
Dec 2014Dec 2014 Jan 2015Jan 2015 Jun 2015Jun 2015
III. PENATAAN IUP(6) PEMUTAKHIRAN DATA MINERBA ONE MAP INDONESIA DENGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
III. PENATAAN IUP(7) PEMERINTAH DAERAH DAN KEMENTERIAN/LEMBAGA YANG TELAH MENDAPATKAN AKSES MOMI
III. PENATAAN IUP(8) MATRIKULASI LAPORAN KORSUP KPK OLEH GUBERNUR
No Provinsi Surat Isi Laporan
1 BENGKULU Belum ada Laporan dari Provinsi ‐
2 LAMPUNG Belum ada Laporan dari Provinsi ‐
3 BANTENMenyampaikan matriks hasil tindak lanjut koordinasi dan supervisi KPK di Provinsi Banten yang meliputi : Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon. Untuk Kabupaten Pandeglang akan disampaikan berikutnya.
18
NO TINDAK LANJUT WAKTU
1. Diserahkan kepada Gubernur untuk evaluasi administrasi danWilayah (PNBP masih dievaluasi Pusat) Mei‐Desember 2014
2. Koordinasi dan Supervisi bersama KPK‐RI di 34 Provinsi danKab/Kota :
• Monitoring dan evaluasi tindak lanjut koordinasi dan supervisidengan KPK di 12 Provinsi
6, 20 dan 27 November 2014
• Koordinasi dan supervisi dengan KPK atas pelaksanaanpenataan IUP di 22 Provinsi
3‐4 Desember 2014
• Monitoring dan evaluasi tindak lanjut koordinasi dan supervisidengan KPK di 19 Provinsi
Maret‐Juni 2015
3. Batas akhir penyelesaian penataan IUP, disarankan wilayah eks IUPNon CNC ditetapkan menjadi Wilayah Pencadangan Negara (WPN)atau Wilayah Usaha Pertambangan (WUP).
Juni 2015
• Hingga 20 April 2015 terdapat 4.296 IUP non CnC atau sejumlah 41,15% dari total IUP 10.439, hal ini menunjukkan masih lemahnya tata kelolaperizinan pertambangan di Indonesia.
• Perlu ketegasan untuk penetapan status IUP yang sampai saat ini belum CnC.
III. PENATAAN IUP(8) TINDAKLANJUT PENATAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN NON CNC
IV. PERKEMBANGAN RENEGOSIASI KK DAN PKP2B
Status Renegosiasi KK dan PKP2B Per Perusahaan ( April 2015)
STATUS KK PKP2B JumlahSepakat Sebagian MoU 8 12 20Sepakat dan Tanda tanganMOU 20 52 72
Sepakat draft amandemen 5 9 14Tanda tangan NaskahAmandemen kontrak 1 ‐ 1
Total 34 73 107
Catatan:Pada minggu III April 2015 amandemen kontrak PKP2B Generasi II akan selesai
NO PROGRES (%) CAPAIAN KEGIATAN
JUMLAHIUP
(Maret2015)
1. 0 – 5 Progres mencapai StudiKelayakan
96
2. 6 – 10 Progres mencapai AMDAL 12
3. 11 ‐ 30 Progres mencapai Ground Breaking dan AwalKonstruksi Pabrik
19
4. 31‐50 Progres mencapai Pertengahan Tahap Konstruksi Pabrik
18
5. 51‐80 Progres mencapai Akhir Tahap Konstruksi
7
6. 81‐100 Progres mencapai tahap commissioning/Produksi
27
V. PROGRES HILIRISASI (PELAKSANAAN UU NO. 4/2009)(1) PROGRES PEMBANGUNAN DAN RENCANA FASILITAS OLAH MURNI
NO KOMODITAS JUMLAHIUP
JUMLAHFAS.
PENGOLAHAN /PEMURNIAN
1. Nikel 41 34
2. Bauksit 12 7
3. Besi 8 8
4. Mangan 3 3
5. Zirkon 13 11
6. Timbal danSeng
2 2
7. Kaolin danZeolit
4 4
Total 83 69
20
Rencana Investasi : US$ 10,9 Miliar
1. Progres Pembangunan 2. Jumlah Rencana FasilitasPengolahan dan Pemurnian
Kendala :1. Infrastruktur (Kawasan Industri)2. Energi3. Fiskal
Sumber data : Kementerian Perindustrian
PETA PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI
V. PROGRES HILIRISASI (PELAKSANAAN UU NO. 4/2009)(3) SEBARAN FASILITAS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN WILAYAH BENGKULU, LAMPUNG DAN BANTEN
PT. Quantum Energy Perkasa
PT. Krakatau Posco
PT. Indofero
Komoditas Pasir Besi : 1 SmelterKomoditas Nikel : 1 SmelterKomoditas Bijih Besi : 1 Smelter
1. Indonesia menguasai 30% pasar dunia dan lokasi potensinya hanya terdapat di sekitarKepulauan Bangka Belitung dan sekitar Kepulauan Riau
2. Bijih Timah berasosiasi dengan unsur-unsur logam tanah jarang yang bernilai tinggi;3. Indonesia perlu mengontrol produksi timah agar mendapatkan manfaat yang maksimal.4. Peraturan MENDAG No. 44 Tahun 2014 tentang Ketentuan ekspor timah mengatur
untuk mendapatkan Eksportir Terdaftar (ET) hanya mensyaratkan rekomendasi dariGubernur tanpa melibatkan instansi teknis penanggungjawab sektor dalam hal iniKESDM;
5. Regulasi ketentuan ekspor timah saat ini perlu melibatkan peran KESDM (DirektoratJenderal Mineral dan Batubara), sehingga dapat mengontrol jumlah produksi timah danmenjaga keseimbangan supply and demand pasar timah dunia serta memperkuatmanajemen sumber daya timah.
6. Pemerintah Pusat sesuai dengan PP 77 Tahun 2014 akan menetapkan WIUPK untukwilayah ex PT. Kobatin.
V. PROGRES HILIRISASI (PELAKSANAAN UU NO. 4/2009)(4) TATA NIAGA TIMAH
24
NO TINDAK LANJUT TARGET WAKTU
1. Verifikasi perkembangan pembangunan fasilitas pemurniankepada IUP yang telah berkomitmen membangun denganmelibatkan tim independen (akademisi, litbang, LIPI, BPPT)berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Nomor240.K/73.07/DJB/2014
Per semester
2. Menindaklanjuti hasil koordinasi dengan KementerianKeuangan.
Semester kedua2015
3. Melanjutkan harmonisasi perizinan (IUP Operasi Produksikhusus Pengolahan Pemurnian v.s. Izin Usaha Industri) KESDMdan Kemenperin yang difasilitasi Kemenko Perekonomian
Semester kedua2015
1. PERLU KEBIJAKAN DALAM HAL PENETAPAN BATAS WAKTU KEWAJIBAN PELAKSANAAN PNT MINERAL BAGI IUP
2. PERLU DUKUNGAN KONKRIT KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR, ENERGI DAN PEMBIAYAAN
V. PROGRES HILIRISASI (PELAKSANAAN UU NO. 4/2009)(5) TINDAKLANJUT PENINGKATAN NILAI TAMBAH (PNT)
VI. OPTIMALISASI PNBP PERTAMBANGAN MINERBA(1) TINDAKLANJUT OPTIMALISASI PENINGKATAN PNBP SDA MINERAL DAN BATUBARA
1. Peningkatan tarif iuran produksi (royalti) mineral dan batubara:a. Untuk Kontrak Karya (mineral) tarif pembayaran royalti disesuaikan dengan PP No 9 Tahun
2012 berubah dari tembaga 3,75%; emas 1%; dan perak 1% meningkat menjadi tembaga4%; Emas 3,75%; dan perak 3,25%.
b. Royalti nickel matte dari semula 0,9% menjadi 2% dan logam nikel dari semula 0,7%menjadi 1,5%, Tarif royalti akan ditingkatkan sejalan dengan peningkatan harga logam.
c. Rencana peningkatan royalti batubara yang berasal dari Izin Usaha Pertambangan (IUP)berdasarkan kualitas batubara yang dihasilkan dan metode penambangannya:− Tambang bawah tanah: untuk kalori di bawah 5.100 k.kl/kg semula 3% menjadi 5%,
batubara 5.100 – 6.100 k.kal/kg semula 5% menjadi 7% dan batubara di atas 6.100k.kal/kg semula 7% menjadi 9%.
− Tambang permukaan: untuk kalori di bawah 5.100 k.kl/kg semula 3% menjadi 7%,batubara 5.100 – 6.100 k.kal/kg semula 5% menjadi 9% dan batubara di atas 6.100k.kal/kg semula 7% menjadi 13,5%.
2. Peningkatan nilai tambah mineral dan batubara, yang akan meningkatkan harga jual, royaltidikenakan kepada hasil pemurnian.
6. 1. Peningkatan Royalti
VI. OPTIMALISASI PNBP PERTAMBANGAN MINERBA(1) TINDAKLANJUT OPTIMALISASI PENINGKATAN PNBP SDA MINERAL DAN BATUBARA
1. Penetapan harga batubara acuan dan harga patokan mineral. Hal ini dilakukan untuk menghindariadanya transfer of pricing.
2. Peningkatan kerjasama dengan Instansi terkait (Pemda, BPKP, BPK, Kemendag, Kemenkeu).a. Audit Kewajiban PNBP SDA Pertambangan Umum (Tim OPN-BPKP, BPK, Itjen-KESDM)b. Rekonsiliasi produksi, penjualan dan PNBP IUP Mineral dan Batubarac. Kerjasama informasi data ekspor Mineral dan Batubara dengan Kemendag, Kemenhub dan
Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu3. Pengendalian produksi dan pengaturan tata niaga mineral dan batubara:
a. Mengatur pasokan mineral dan batubara di pasar internasional untuk mempertahankan hargajual yang kompetitif;
b. Inisiasi pembentukan bursa komoditas mineral dan batubara (contoh Inatin untuk bursakomoditas timah).
4. Penerapan Tata Cara Penyetoran Kewajiban PNBP dibayar di depan sebelum melakukanpengapalan. Pembayaran yang dilakukan selama ini adalah 1 bulan setelah pengapalan.
5. Terintegrasinya Sistem Informasi Mineral dan Batubara secara Nasional (PemdaProvinsi/Kabupaten/Walikota dan seluruh instansi terkait).
6. Penataan Pelabuhan Induk Penjualan Batubara.7. Penataan Fungsi Surveyor.8. Pemberian sanksi berupa penghentian pengapalan dan pencabutan izin bagi perusahaan yang
masih mempunyai tunggakan kewajiban PNBP.
6. 2. Perbaikan Tata Kelola
VI. OPTIMALISASI PNBP PERTAMBANGAN MINERBA(2) REALISASI DAN RENCANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) SDA MINERAL DAN BATUBARA
NO. PROVINSIJUMLAH
IUP MINERBA
SEBELUM KORSUP SETELAH KORSUP
JUMLAH IUP YANG KURANG BAYAR
IURAN TETAP ROYALTI JUMLAHJUMLAH IUP
YANG KURANG BAYAR
IURAN TETAP ROYALTI JUMLAH
1 BENGKULU 114 99 19.042.362.970 70.933.994.891 89.976.357.861 99 30.035.114.202 70.933.994.891 100.969.109.093
2 LAMPUNG 105 72 5.917.475.877 1.387.498.765 7.304.974.642 79 7.889.061.030 1.387.498.765 9.276.559.794
3 BANTEN 22 14 1.534.308.396 ‐ 1.534.308.396 6 920.954.894 ‐ 920.954.894
JUMLAH 241 185 26.494.147.243 72.321.493.656 98.815.640.899 184 38.845.130.125 72.321.493.656 111.166.623.781
VI. OPTIMALISASI PNBP PERTAMBANGAN MINERBA(3) REKAPITULASI PEMBAYARAN PIUTANG IUP DI WILAYAH PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN
Per April 2015
VII. PENGAWASAN LINGKUNGANJAMINAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
NO PROVINSI JUMLAH IUP
SEBELUM KORSUP TINDAK LANJUT KORSUP
JAMREK PASCA TAMBANG JAMREK DAN PASCA TAMBANG
1 BENGKULU 152 11 IUP 5 IUP 44 Surat tindak lanjut JaminanReklamasi dan Jaminan Pascatambang
2 LAMPUNG 207 ‐ ‐ Tidak ada tindaklanjut
3 BANTEN 81 1 IUP ‐ • 87 Surat tindaklanjut• 1 Penempatan Jaminan Reklamasi
TOTAL 440 12 IUP 5 IUP
• 131 Surat tindaklanjut JaminanReklamasi dan JaminanPascatambang
• 1 Penempatan Jaminan Reklamasi
Per 20 April 2015
VIII. PENGAWASAN PRODUKSI DAN PENJUALAN(1) TATA NIAGA EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Mineral BatubaraRekomendasi ET Rekomendasi PE Rekomendasi ET
KK 11 KK 2 PKP2B 40IUP OP 63 IUP OP 3 IUP OP 199IUP OPK 12 IUP OPK 2 IUP OPK 163
IUI ‐ IUI 1JUMLAH 86 JUMLAH 8 JUMLAH 302
Status 20 APRIL 2015
• Rekomendasi ET dan PE pada komoditas mineral diberlakukan untukperbaikan “data base” ekspor serta fokus kepada hilirisasi
• Rekomendasi ET Batubara diberlakukan selain untuk sinkronisasi “singledatabase” jumlah produksi batubara juga untuk menekan kebocoranpenerimaan negara akibat ekspor yang tidak tercatat.
1. Telah diterbitkan Surat Dirjen Minerba No. 1028/04/DJB/2014, tanggal 16 Juni 2014meminta Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM, untuk menunjuk PuslitbangTekmira sebagai witness Surveyor.
2. Telah terbit Peraturan Dirjen Minerba No. 481.K/30/DJB/2014 tanggal 30 Mei 2014,tentang tata cara penetapan surveyor untuk verifikasi, analisis kualitas dan kuantitaspenjualan batubara.
3. Sampai saat ini telah ditetapkan 6 (enam) perusahaan surveyor yaitu :PT Sucofindo, PT Geoservices, PT Surveyor Indonesia, PT Carsurin, PT Anindya WiraPutra Konsult dan PT. Surveyor Carbon Consulting Indonesia sesuai keputusan DirekturJenderal Mineral dan Batubara No. 1029-1052 K/30/DJB/2014.
4. Telah terbit surat Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Nomor 1910/30/DBB/2014perihal pemakaian surveyor superintending batubara
5. Telah diterbitkannya surat Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Nomor461/30/DBB/2015 tentang Pelaksanaan Peraturan Dirjen Mineral dan Batubara Nomor.481K/30DJB/2014 yang disampaikan ke Direksi PKP2B, IUP Operasi Produksi, IUP OPKhusus Pengangkutan dan Penjualan Batubara, Kepala Adpel/Syahbandar, PerusahaanSurveyor dan Buyer batubara.
VIII. PENGAWASAN PRODUKSI DAN PENJUALAN(2) TINDAKLANJUT PENGAWASAN PRODUKSI SEBAGAI BAGIAN DARI RENAKSI KPK
NO TANTANGAN UPAYA TEROBOSAN1. Koordinasi Pusat dan Daerah
sebagai tindak lanjut UU No 23/2014
Revisi UU No 4/2009 beserta peraturan pelaksananya
2. Peningkatan kualitas pelayananpublik
a. Membentuk Unit Pelaksana Teknis yang khususmenangani Pelayanan Terpadu Satu Pintu
b. Meminta dukungan Menteri ESDM untuk melakukanharmonisasi pelayanan publik (reformasi perizinan) dengan sektor lain, terutama dengan KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan (contoh Izin PinjamPakai Kawasan Hutan agar jangka waktu penerbitanizin dapat di atur)
c. Pembayaran PNBP secara online3. Pengawasan Langsung
PenjualanBersama unit terkait (Bea Cukai, Syahbandar, Dinassetempat dan ESDM) menempatkan personil di pelabuhan induk ekspor batubara yang ditunjukpemerintah untuk memantau dan mengawasi secaralangsung kegiatan pengapalan ekspor batubara danpembayaran royalty sebelum di kapalkan.
IX. TANTANGAN DAN UPAYA TEROBOSAN
• Penyelesaian penataan IUP untuk 19 provinsi (Korsupwas KPK II)
selesai paling lambat Juni 2015
• Apabila wilayah eks IUP Non CNC dicabut, akan ditetapkan menjadi
Wilayah Pencadangan Negara (WPN) atau Wilayah Usaha
Pertambangan (WUP), setelah pemerintah berkonsultasi dengan DPR.
• Bagi IUP yang tidak melakukan PNT sampai dengan 2017, maka
wilayahnya diserahkan kepada Negara.
33
X. PENUTUP
www.minerba.esdm.go.id