Pres Case KE MIL

29
Laporan Kasus Kehamilan Ektopik Oleh : Fazmial Rakhmawati 110.2009.110 FK Yarsi Pembimbing : Dr. Iwan Satyagraha, sp.OG KEPANITERAAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO JAKARTA

description

kehamilan ektopik

Transcript of Pres Case KE MIL

Page 1: Pres Case KE MIL

Laporan Kasus

Kehamilan Ektopik

Oleh :

Fazmial Rakhmawati

110.2009.110

FK Yarsi

Pembimbing :

Dr. Iwan Satyagraha, sp.OG

KEPANITERAAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

JAKARTA2013

Page 2: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.R

Umur : 29 tahun

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : IRT

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. H. Sibi no.47 RT 01/01 Jagakarsa

Tgl.Masuk RS : 6-07-2013

No.CM : 497024

II. ANAMESIS

Diperoleh secara autoanamnesis. tanggal 07 JULI 2013

a. Keluhan Utama

Pasien G4P2A1 H 8 minggu datang ke kamar bersalin RSUD Pasar Rebo

dengan keluhan nyeri perut bagian kiri bawah sejak 1 minggu SMRS

b. Keluhan Tambahan

Pusing

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dirujuk dari Kesdam Jaya Cijantung ke RSUD Pasar Rebo dengan

keluhan nyeri perut bagian kiri bawah sejak 1 minggu yang lalu. Sakit

dirasakan semakin memberat, sebelumnya pasien telah di USG di

RS.Kesdam, menurut pasien dokter setempat mengatakan berdasarkan

hasil USG pasien mengalami keguran. Demam disangkal oleh pasien.

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 2

Page 3: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Satu minggu yang lalu pasien sudah berobat ke bidan, di bidan pasien

didiagnosis keguguran, setelah itu pasien hanya di berikan metergin

menurut pasien bidan setempat mengatakan tidak perlu di kuret, namun

nyeri perut yang dirasakan tidak ada perubahan sama sekali. Pasien telat

haid dan inisiatif dengan pemeriksaan strip kehamilan dengan hasil positif

kurang lebih 8 minggu yg lalu. Tetapi pasien belum pernah datang ke

dokter atau bidan untuk kontrol dan memastikan kehamilan.

d. Perangai Pasien

- Kooperatif

e. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari, teratur

Lamanya : 5 – 6 hari

Nyeri haid : tidak

Banyaknya : 2 kali ganti pembalut per hari

HPHT : 23 april 2013

f. Riwayat KB

- Suntik KB 2 tahun setelah anak pertama lahir. Sudah berhenti kurang

lebih 1 tahun yang lalu

g. Riwayat Obstetri

1.Th.2003, perempuan, 39 minggu, 3100 gram, spontan

2. Hamil ini

h. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Hipertensi : Disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 3

Page 4: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

- Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

- Riwayat Asma : Disangkal

- Riwayat Alergi : Disangkal

i. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat Hipertensi : Disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

- Riwayat Asma : Disangkal

- Riwayat Alergi : Disangkal

j. Catatan Penting Selama Asuhan Antenatal

Pasien belum pernah periksa kehamilan

III. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 06 juli 2013

Status Generalis:

Keadaan Umum : Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 100 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu Tubuh : 36,8 °C

Berat Badan : 56 kg

Tinggi Badan : 165 cm

Mata : konjungtiva tidak pucat -/-, sklera tidak ikterik -/-

Hidung : discharge -/-

Tenggorokan: : faring tidak hiperemis

Leher : kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 4

Page 5: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Thorak

- Paru : SD Vesikuler +/+ N, rhonki -/-, wheezing -/-

- Jantung : BJ1-BJ2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : BU (+) N, Nyeri Tekan (+)

Ekstremitas : akral hangat, udem - -

- -

Status Obstetri:

1. Inspeksi

I = v/u sisa perdarahan (-), tidak aktif

2. Pemeriksaan

Tinggi fundus 3 jari diatas simpisis pubis, nyeri tekan (+), Cavum douglasi

teraba menonjol.

3. Pelvimetri Klinik

Tidak Dilakukan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

Tes strip kehamilan βhCG (23-04-2013)

positif

- Pemeriksaan Laboratorium (20-10-2008 pkl 20.49)

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 5

Page 6: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

- USG transvaginal (06-07-2013)

Kesan Kehamilan Ektopik

V. DIAGNOSIS KERJA

G4P2A1 H 8 minggu dengan Kehamilan ektopik sinistra

VI. PROGNOSIS

Ibu : bonam

Janin : malam

VII. PENATALAKSANAAN

Rencana Diagnosis:

- Observasi tanda-tanda vital

- Cek DPL, UL, BT, CT, GDS

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 6

Page 7: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Rencana Terapi:

- Laparotomi salpingektomi

Rencana edukasi :

Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang rencana yang akan

dilaksanakan

Laporan Operasi ( 06 / 07 /20 13 )

Ahli Kandungan : Dr. Iwan Satyagraha, Sp.OG

Diagnosis Pra Bedah : G4P2A1 H 7 minggu dengan suspect Kehamilan

Ektopik

Tindakan Pembedahan : Laparotomi Salpingektomi sinistra

Diagnosis Pasca Bedah : P2A2 post laparatomi KE

Cara Bius : anastesi Spinal

Uraian Pembedahan :

Pasien dengan anastesi spinal

Asepsis & antisepsis daerah operasi

Insisi pfannensthiel

Dinding perut dibuka lapis demi lapis, setelah peritonium dibuka, tampak

uterus antefleksi

Ovarium bilateral dan tuba kanan dalam batas normal, tuba kiri ukuran

diameter 5 x 6 cm berwarna kebiruan, perdarahan (+) dilakukan

salpingektomi

Setelah jahit, alat dan kasa lengkap

Dinding perut di tutup

Jaringan dikirim ke patologi : ya

Asal Jaringan : Tuba kiri

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 7

Page 8: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Instruksi post operasi :

o Immobilisasi 24 jam

o IVFD RL

o IVFD D 5%

o Fe 1 x 12 jam

o Ketorolak inj 3 x 1

o Cefixim 2 x 1

o Asam mefenamat 3 x 1

VIII. FOLLOW UP

Tanggal 07 juli 2013

S : Nyeri di seluruh perut

O : Ku: Baik Kes: Compos Mentis

TD: 100/70 mmHg, N: 76 x/menit, P: 20 x/menit, S: 36,50C

St.Generalis:

Mata : CA -/-, SI -/-

Jantung : S I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : SD vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : BU (+) Normal

Ekstremitas : akral hangat, edema -/-/-/-

St.Ginekologis:

I = v/u tenang, perdarahan (-)

A : H1 post salphingektomi sinistra e.c. KE

P : Ketorolak inj 3 x 1

Cefixim 2 x 1

Asam mefenamat 3 x 1

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 8

Page 9: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Tanggal 08 juli 2013

S : Nyeri pada luka jahitan

O : Ku: Baik Kes: compos mentis

TD: 120/80 mmHg, N: 78 x/menit, P: 20 x/menit, S: 36,5 0C

St.Generalis:

Mata : CA -/-, SI -/-

Jantung : S I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : SD vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : BU (+) Normal,

Ekstremitas : akral hangat, edema -/-/-/-

St.Ginekologis :

I = v/u tenang, perdarahan (-)

A : H2 post salphingektomi sinistra ec KE

P : - ketorolak 3 x 1

- Asam mefenamat 3 x 500 mg

-Cefixime 2 x 1

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 9

Page 10: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

ANALISA KASUS

Untuk mendapatkan diagnosis Kehamilan Ektopik adalah berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Pada kasus ini pasien seorang ibu berusia 29 tahun G4P2A1 H 8 minggu dengan

kehamilan ektopik, diagnosis pada kasus ini dapat ditegakkan berdasarkan data-data

berikut :

Dibuat berdasarkan :

1. Anamnesis

Data yang didapatkan :

1. Keluhan nyeri perut bagian kiri bawah

2. Keluar darah agak kecoklatan dari kemaluan, tidak terlihat seperti

jaringan atau daging.

3. Nyeri dirasakan semakin memberat selama 1 minggu terakhir

4. Ibu mengaku hamil yang diketahuinya lewat strip kehamilan positif

5. Pasien tidak demam

Dari anamnesis didapatkan keadaan akut abdomen dengan nyeri yang dominan

di abdomen bagian kiri bawah. Dari sini masih banyak diagnosis banding yang bisa

dibuat. Khusus dibidang obsgyn, akut abdomen bagian kiri bawah dengan hasil strip

βhCG (+) diantaranya adalah kehamilan ektopik dan abortus, juga kemungkinan adanya

appendisitis dalam kehamilan.

DD/ lainnya : ruptur kista, robekan folikel, torsi tumor, PID

2. pemeriksaan fisik

Didapatkan nyeri tekan abdomen kiri bawah, Inspeksi v/u tidak terdapat sisa

perdarahan. nyeri tekan (+), kavum douglasi menonjol.

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 10

Page 11: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Dari hasil pemeriksaan fisik nyeri tekan merupakan salah satu kunci kecurigaan

adanya kehamilan ektopik.

3. pemeriksaan penunjang

Tes strip kehamilan βhCG (+).

Dari pemeriksaan USG kavum uteri terlihat kosong, tampak massa 5 x 6 cm

mengisi tuba kiri.

kesan pemeriksaan masa mengisi tubakiri diduga KE.

Dx/ G4P2A1 H 7 minggu dengan KE sinistra

4. Penatalaksanaan

Dilakukan laparotomi salpingektomi

Didapatkan massa pada tuba kiri membesar berukuran 5 x 6 cm berwarna

kebiruan

o Pasien tidak seharusnya mengalami salfingektomi bila ketika pasien

menyadari dirinya terlambat haid, dia terdorong untuk memastikan

kehamilannya ke dokter. Dari sana apabila ditemukan abnormalitas yang

mendukung kearah kehamilan ektopik, terapi dapat dilakukan lebih dini

yang lebih aman sebelum menimbulkan gejala.

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 11

Page 12: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI [1]

Kehamilan ektopik adalah hasil konsepsi yang berimplantasi dan tumbuh tidak di

tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri. Istilah kehamilan ektopik

lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang ini masih juga banyak dipakai,

oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam

uterus tetapi tidak pada tempat yang normal, misalnya pada pars intertisialis tuba dan

kehamilan serviks uteri. Istilah lainnya : ectopic pregnancy, ectopic gestation, dan

eccecyesis.

Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang telah menimbulkan

gangguan, dapat terjadi abortus atau pecah dan dalam hal ini dapat berbahaya bagi

wanita tersebut

Kehamilan ektopik kombinasi (combined ectopic pregnancy) adalah dimana

kehamilan intrauterin terjadi bersamaan dengan adanya kehamilan ekstrauterin.

Kehamilan ektopik rangkap (compound ectopic pregnancy) adalah dimana

kehamilan intrauterin terjadi terlebih dahulu lalu terjadi kehamilan ekstrauterin atau

sebaliknya, tetapi janin awal telah menjadi litopedion.

B. ETIOLOGI

Fertilisasi yakni penyatuan ovum dengan spermatozoa terjadi di ampulla tuba.

Dari sini ovum yang telah dibuahi digerakkan ke kavum uteri dan di tempat akhir ini

mengadakan implantasi di endometrium. Keadaan pada tuba yang menghambat atau

menghalangi gerakan ini, dapat menjadi sebab bahwa implantasi terjadi di luar kavum

uteri khususnya pada endosalping. Faktor-faktor resiko kehamilan ektopik adalah

sebagai berikut [2] [3] :

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 12

Page 13: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

1. Riwayat Pelvic Inflammatory Disease (PID)

Insidensi terjadinya obstruksi tuba bertambah seiring dengan jumlah episode

PID: 13% setelah satu episode, 35 setelah dua episode, dan 75% setelah tiga

episode.

PID terutama apabila disebabkan oleh Chlamidia trachomatis meningkatkan

resiko kehamilan ektopik sebanyak 2 - 8 kali lipat. Infeksi Chlamidia trachomatis

pada wanita sering asimptomatik.

2. Riwayat bedah rekonstruksi tuba

Lebih dari 20% dari kehamilan setelah adanya rekonstruksi tuba adalah

kehamilan tuba.

Setelah mengalami kehamilan ektopik, terjadi peningkatan resiko kehamilan

ektopik kembali 7 – 13 kali lipat. Peluang terjadinya kehamilan intrauterine

sekitar 50 – 80%, peluang kehamilan ektopik kembali 10 – 25%, sisanya akan

menjadi infertile.

3. Pengguna kontrasepsi IUD

Wanita yang menggunakan kontrasepsi IUD, 0,4 – 0,8 kali lebih rentan terjadinya

kehamilan tuba dibandingkan dengan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Karena IUD mencegah implantasi lebih efekif di dalam uterus dibandingkan di

tuba.

Bila terjadi konsepsi, pada wanita pengguna IUD 6 – 10 kali lebih rentan

terhadap kehamilan tuba dibandingkan dengan tanpa menggunakan kontrasepsi.

4. Sterilisasi

Lebih dari 75% dari kehamilan akibat gagalnya sterilisasi adalah kehamilan tuba.

Hal ini tergantung dari teknik sterilisasi yang digunakan. Teknik sterilisasi yang

paling rentan adalah elektrokoagulasi tuba laparoskopi.

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 13

Page 14: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Resiko terbesar untuk hamil, termasuk kehamilan ektopik, berada pada 2 tahun

pertama setelah sterilisasi.

5. Riwayat laparotomi

Banyak pasien dengan kehamilan ektopik memiliki riwayat pembedahan

abdomen. Peran pembedahan abdomen terhadap terjadinya kehamilan ektopik

masih belum jelas. Diduga karena terjadinya jaringan parut perituba. Riwayat

ruptur apendiks meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

6. Lain - lain

a. Aborsi

Aborsi lebih dari 2 kali meningkatkan resiko 2 – 4 kali lipat. Pada area

yang terdapat banyak praktek aborsi ilegal, resiko meningkat hingga 10

kali lipat. Hal ini karena infeksi postoperatif dan prosedur yang tidak

tepat.

b. Infertilitas

Selain karena umur dan banyaknya anak, kehamilan ektopik juga

ditemukan pada nullipara yang mendapat terapi karena infertilitas.

Terjadinya konsepsi pada nullipara setelah 1 tahun dengan hubungan

seksual yang teratur cenderung menjadi kehamilan tuba 2,6 kali. Resiko

tambahan pada tuboplasti, induksi ovulasi dan in vitro fertilization (IVF).

c. Endometriosis or Leiomioma

Menjadi kehamilan ektopik apabila menyebabkan obstruksi tuba

d. Diethylstilbestrol (DES)

Dari 327 wanita yang memakai DES, ditemukan sekitar 50% memiliki

abnormalitas kavum uteri. Resiko kehamilan ektopik pada wanita yang

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 14

Page 15: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

mengalami abnormalitas kavum uteri sebesar 13% sedangkan pada

wanita yang memiliki uterus normal 4%.

e. Merokok

Meningkatkan kehamilan tuba 2 kali lipat. Perubahan motilitas, aktifitas

silia, dan implantasi blastokista berhubungan dengan intake nikotin.

C. EPIDEMIOLOGI

Sebagian wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 25 dan 35

tahun. Frekuensi kehamilan ektopik dilaporkan 1 di antara 300 kehamilan, akan tetapi

mungkin angka ini terlampau rendah. Mungkin pemberian antibiotika pada infeksi pelvik

khususnya gonorea, memperbesar kehamilan ektopik. Oleh karena dengan pengobatan

tersebut kemungkinan hamil masih terbuka, namun perubahan pada emdosalping

menghambat perjalanan ovum yang dibuahi menuju uterus. [4]

Gambar 1. Letak kehamilan tuba

Di Amerika Serikat, angka kejadian kehamilan ektopik meningkat dalam dua

dekade ini. Insidensi kehamilan ektopik paling banyak dialami oleh wanita kulit hitam

dibandingkan dengan wanita kulit putih. Perbedaan ini semakin jelas dengan

bertambahnya umur (Gambar 1). [5]

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 15

Page 16: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

Gambar 2

D. KLASIFIKASI

Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan [4] :

a. Tuba Fallopii

1. pars interstisialis

2. isthmus

3. ampulla

4. infundibulum

5. fimbria

b. Uterus

1. kanalis servikalis

2. divertikulum

3. kornua

4. tanduk rudimenter

c. Ovarium

d. Intraligamenter

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 16

Page 17: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

e. Abdominal

1. primer

2. sekunder

f. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus (combined ectopic pregnancy dan

compound ectopic pregnancy)

Gambar 3. Berbagai tempat nidasi yang menjadi kehamilan ektopik

Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang terbanyak adalah yang terjadi di

tuba (90%), khususnya di ampulla dan di isthmus. Maka pada penyebutan kehamilan

ektopik sering disinonimkan dengan kehamilan tuba.

E. GEJALA DAN TANDA

Gejala dan tanda kehamilan ektopik bervariasi, yaitu :

1. Nyeri tajam yang tiba-tiba pada satu sisi pelvis. Tanda nyeri ini 95% dirasakan

oleh penderita kehamilan ektopik [5]

2. Amenore 6 – 8 minggu, jarang kurang dari itu. Tapi sekitar 25% pasien tidak

mengeluh adanya amenore karena sering salah duga dengan perdarahan vaginal

akibat kehamilan ektopik. Biasanya perdarahan tidak banyak tetapi berlangsung

cukup lama dan darah berwarna hitam. Semakin dini ruptur kehamilan ektopik,

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 17

Page 18: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

semakin dekat dengan robekan ke uterus dan semakin hebat perdarahan dalam

abdomen [4] [6].

3. Tanda – tanda syok, berupa takikardia, suhu badan menurun, nadi cepat,

tekanan darah menurun, akral dingin, anemis (konjungtiva dan dapat pula lewat

dinding vagina). Biasanya terjadi pada kehamilan ektopik yang telah ruptur [4] [5].

Setelah terjadi perdarahan akut, suhu tubuh biasanya normal bahkan turun.

Suhu diatas 380C mungkin dapat terjadi, tetapi apabila lebih tinggi lagi sangat

jarang terjadi apabila tidak ada tanda infeksi. Demam merupakan pembeda

kehamilan tuba dengan salfingitis akut [5].

4. Iritasi peritoneum pada perabaan ringan, kadang teraba massa abdomen

5. Pada pemeriksaan dalam, uterus tidak dapat diraba dengan jelas karena dinding

perut menegang dan uterus dikelilingi darah. Dan juga pasien kesakitan dan

berusaha untuk menarik tubuhnya ketika diperiksa [2] [4].

6. Nyeri gerak serviks uteri merupakan salah satu tanda yang khas [2] [4] [5].

7. Spekulum : perdarahan pervaginam yang sedikit, tanpa bekuan darah, tanpa

jaringan plasenta yang khas (tetapi mungkin ada serpihan jaringan desidua) [6].

8. Kavum douglasi menonjol menunjukkan adanya hemoperitoneum. Pada

kehamilan ektopik, darah akibat perdarahan tertimbun di sini [4].

F. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan selain dari gejala dan tanda yang bahas diatas, dapat

dilakukan berbagai tindakan pemeriksaan sebagai berikut [3] :

1. Tes Kehamilan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan adanya kehamilan dan

menyingkirkan diagnosis diferensial yang lain dengan gejala akut abdomen.

2. Serum hCG

Serum hCG meningkat secara eksponensial pada trimester I pada kehamilan

intrauterin yang normal. Ada dua prinsip penggunaan serum hCG dalam

menegakkan diagnosis kehamilan ektopik

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 18

Page 19: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

a. Ketika kadar hCG mencapai zona diskriminasi, maka kantong gestasional

seharusnya dapat terlihat pada pemeriksaan USG. Bila serum hCG

mencapai 6500 mIU/ml, kantong gestasional terlihat dengan

pemeriksaan USG transabdominal. Bila melebihi 2000 mIU/ml, kantong

gestasional terlihat dengan pemeriksaan USG transvaginal. Pada

kehamilan ektopik, kantong gestasional tidak ditemukan didalam uterus.

b. Karena kehamilan ektopik adalah kehamilan yang abnormal, maka akan

menghasilkan peningkatan serum hCG yang abnormal. Pada trimester I

kehamilan intrauterin normal, serum hCG meningkat ≥66% setiap 48 jam.

Pada pemeriksaan serial menunjukkan adanya peningkatan atau

penurunan yang abnormal, diduga terjadi kehamilan ektopik atau

kehamilan intrauterin abnormal. Terdapat 15% kehamilan normal yang

menunjukkan peningkatan abnormal hCG, dan 17% kehamilan ektopik

yang menunjukkan peningkatan normal hCG.

3. USG

Pada banyak kasus, USG sangat berguna karena dapat melihat tidak adanya janin

di intrauterin pada kehamilan ektopik, berdasarkan zona diskriminasi serum hCG.

Ditemukannya aktivitas jantung janin di adneksa dengan USG doppler.

4. Serum Progesteron

Pada kehamilan intrauterin yang normal, kadar progesteron ≥25 ng/mL. Pada

pasien yang mengalami aborsi atau kehamilan ektopik, 85 – 90% kadar

progesteron <10 ng/mL. Bila serum progesteron ≤5 ng/mL mempunyai indikasi

yang kuat akan kelainan itu. Akan tetapi melalui pemeriksaan ini tidak dapat

dibedakan apakah kehamilan ektopik atau kehamilan intrauterin abnormal.

5. Kuldosentesis

Tindakan untuk mengetahui adanya hemoperitoneum. Serviks ditarik dengan

tenakulum, jarum spinal no 16 atau 18 dimasukkan melalui fornix posterior ke

kavum douglasi. Jika ada, cairan dapat diaspirasi. Jika tidak ada cairan, hal ini

diintrepetasikan sebagai kesalahan dalam menusukkan jarum dan tidak

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 19

Page 20: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

menyingkirkan diagnosis kehamilan ektopik. Cairan yang mengandung

gumpalan-gumpalan darah tua, atau cairan darah yang tidak menggumpal

adalah hasil yang cocok untuk mengakkan diagnosis hemoperitoneum karena

kehamilan ektopik. Bila cairan darahnya membeku, mungkin didapat dari

pembuluh darah sekitarnya.

6. Dilatasi kuretase

Pemeriksaan ini untuk membedakan kehamilan intrauterin abnormal dengan

kehamilan ektopik. Bila terlihat vili korialis lewat inspeksi langsung atau pada

pemeriksaan patologi anatomi, kehamilan ektopik dapat disingkirkan.

G. PENANGANAN

Terdiri dari [5] :

1. Terapi Bedah

a. Salfingostomi

Biasanya dilakukan pada janin yang masih kecil, biasanya kurang

dari 2 cm dan terletak di sepertiga distal tuba falopii. Insisi

dilakukan sepanjang 10 – 15 mm pada bagian antimesenterik di

atas lesi kehamilan ektopik. Keluarkan janin dengan hati – hati.

Insisi dibiarkan tanpa dijahit, menutup melalui penyembuhan luka

sekunder. Tindakan ini biasanya dilakukan melalui laparoskopi dan

menjadi terapi gold standard pada kehamilan ektopik yang tidak

ruptur.

b. Salfingotomi

Prosedur yang dilakukan sama seperti salfingostomi, kecuali luka

insisi dijahit.

c. Salfingektomi

Bermanfaat bagi kehamilan ektopik yang ruptur maupun belum

ruptur. Dilakukan bila tuba telah rusak berat. Disarankan untuk

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 20

Page 21: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

mengeksisi tidak lebih dari sepertiga luar bagian interstisial tuba

untuk mengurangi rekurensi kehamilan di dalam tuba.

2. Terapi medis

Keunggulan terapi jenis ini adalah mengurangi biaya perobatan, tidak ada

resiko pembedahan dan anestesi, mengurangi trauma pada jaringan, dan

tidak menyebabkan perlengketan akibat operasi. Jenis obat yang dapat

dipakai adalah :

a. Terapi Metotreksat [3]

Terapi metotreksat dapat berhasil bila pasien dalam keadaan

stabil dan diagnosis kehamilan ektopik ditegakkan dini.

Metotreksat adalah antagonis asam folat yang menghambat

sintesis DNA. Jaringan Trofoblas sensitif terhadap metotreksat

karena jaringan ini berkembang dengan cepat.

b. Terapi Actinomycin [5]

Telah dilaporkan pemberian actinomycin selama 5 hari berhasil

membuat kehamilan ektopik mengalami resolusi komplit pada

wanita yang gagal dengan terapi metotreksat.

H. PROGNOSIS

Semakin awal ditemukannya kehamilan ektopik, prognosis akan semakin baik.

Kematian ibu akibat kehamilan ektopik paling sering karena syok hipovolemik yang

diakibatkan oleh perdarahan massive. Perdarahan massive sering ditemukan pada

keadaan tuba yang ruptur.

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 21

Page 22: Pres Case KE MIL

Fazmial Rakhmawati Kehamilan Ektopik

DAFTAR PUSTAKA

1. Sastrawinata, Salaiman, Obstetri Fisiologi, Bagian

Obstetri & Ginekologi Fakultas kodoketeran Universitas Padjajaran, Bandung,:

Percetakan/Penerbitan ELEMAN, 1985

2. Berek, Jonathan S., Novak's Gynecology, 13th

edition, 2002, Lippincott Williams & Wilkins

3. Chin, Homer G., On Call Obstetrics & Gynecology, 3rd

edition, Saunder Elsevier, 2006

4. Wiknjosastro, Hanifa. Editor, Ilmu Kandungan. Edisi

kedua, cetakan ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

1999

5. Cunningham, F. Gary, Williams Obstetrics, 21st

edition, 2001, McGraw-Hill Professional

6. Krawinkel, M., Praktik Kedokteran di Negara

Berkembang, cetakan 2001, Penerbit Widya Medika

Kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Pasar Rebo 22