Momen Kurvatur Siklik

download Momen Kurvatur Siklik

of 26

Transcript of Momen Kurvatur Siklik

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    1/26

    TUGAS 6 PERILAKU STRUKTUR BETON

    MOMEN DAN KURVATUR BEBAN SIKLIK

    Dosen : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M.E

    Disusun oleh : Indra Sidik Permadi (25014325)

    PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    BANDUNG

    2015

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    2/26

    1

    Tugas 6 Momen vs Curvature Balok Akibat

    Beban Siklik

    Diketahui penampang balok beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut :

    B : 300 mm

    H : 600 mm

    fc : 30 MPa

    fy : 400 Mpa

    d : 50 mm

    : 1,20 %

    : 0,5 %

    Jarak antar sengkang 100 mm

    Beban siklik serat atas penampang seperti pada gambar berikut:

    Gambar 1. Siklus pembebanan berdasarkan regangan serat atas penampang balok

    Beberapa ketentuan dalam analisis balok ini adalah:

    a) Beton terkekang dengan model Kent and Park

    b)

    Baja Tulangan dengan Model Menegotto and Pintoc) c = 0,05%

    50

    600

    300

    As

    As

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    3/26

    2

    1. Analisis Pembebanan Siklik Beton Bertulang dengan Model Kent and Park

    Persamaan umum pemodelan kurva tegangan dan regangan beton dengan Kent & Park yaitu:

    Untuk c< 0,002 :

    2

    2'0,002 0,002

    c cc cf f

    .....................................................(1)

    Untuk 0,002 < c< 20c :

    ' 1 0,002c c cf f Z ......................................................(2)

    Dimana,

    50 50

    0,5

    0,002u h

    Z

    ......................................................(3)

    '

    50 '

    3 0,002

    1000

    cu

    c

    fdalam psi

    f

    .............................................(4)

    50

    3

    4

    sh s

    d

    s ...........................................................(5)

    Dengan spada Kent and Park didefinisikan sebagai rasio volume tulangan melintang dengan

    rasio volume beton.

    50

    3 0,002(30)0.0035

    4354.13 1000u

    " (2 ) 300 (2 50) 200 mmbb b s

    " (2 ) 600 (2 50) 500 mmb

    d d s

    2 21 1

    2 " 2 " 10 2(200) 2(500)4 4

    0.011" " 200 500 100

    s

    s

    h

    b d

    b d S

    50 0.0113 " 3 200

    40.

    101

    42

    00h s

    b

    s

    Sehingga nilai Z adalah:

    50 50

    0.5 0.538.008

    0.0035 0.012 0.0020.002u h

    Z

    Jadi, persamaan untuk kurva tegangan-regangan dari titik B ke titik C adalah:

    30 1 38.008( 0.002)c cf ..............................................(6)

    0.2 30 0.2 6 MPac

    f ..................................................(7)

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    4/26

    3

    1.1. Siklus Pertama (c = 0.2%)

    Saat pembebanan siklus pertama, persamaan yang digunakan adalah persamaan (1), namun

    saat pelepasan beban siklus pertama, persamaan yang digunakan adalah :

    1 1c c c cm cmf E f ......................................................(8)

    Dimana :1

    4700 ' 25742.96 MPac c

    E f dan 1 1,c cmf adalah regangan dan tegangan saat

    pembebanan terakhir (reversal loading). Saat pembebanan kembali (Reverse Loading) tegangan

    beton diasumsikan Nol karena menahan gaya tarik. Maka pada Tabel 1 dapat dilihat nilai

    regangan dan tegangan pada siklus pertama.

    Tabel 1. Nilai Regangan dan Tegangan untuk beton pada saat beban siklik siklus pertama

    Loading 1 Unloading 1 Re-Loading 1 Re-Unloading 1

    c fc(MPa) c fc(MPa) c fc(MPa) c fc(MPa)

    0.0000 0.000 -0.0020 30.00 -0.0008 0.00 0.0020 0.00

    -0.0005 13.125 -0.0015 17.13 -0.0005 0.00 0.0015 0.00

    -0.0010 22.500 -0.0010 4.26 0.0000 0.00 0.0010 0.00-0.0015 28.125 -0.0008 0.00 0.0005 0.00 0.0005 0.00

    -0.0020 30.000 0.0010 0.00 0.0000 0.00

    0.0015 0.00 -0.0005 0.00

    0.0020 0.00 -0.0008 0.00

    Gambar 2. Tegangan dan regangan beton saat pembebanan siklus 1

    1.2. Siklus Kedua (c = 0.2%)

    Pembebanan siklus kedua saat regangan beton kurang dari 0.002, maka digunakan persamaan

    (8). Setelah itu digunakan persamaan (6) Model Kent & Park sampai regangan maksimum siklus

    kedua sebesar 0.008. Sehingga didapat nilai tegangan dan regangan pada siklus kedua.

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    -0.010-0.008-0.006-0.004-0.0020.0000.0020.0040.0060.0080.010

    Tegangan(MPa)

    Regangan

    vs Beban Siklik Beton Model Kent & Park Siklus 1

    Loading 1 Unloading 1 Re-Loading 1 Re-Unloading 1

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    5/26

    4

    Tabel 2. Nilai Regangan dan Tegangan untuk beton pada saat beban siklik siklus kedua

    Loading 2 Unloading 2 Re-Loading 2 Re-Unloading 2

    c fc(MPa) c fc(MPa) c fc(MPa) c fc(MPa)

    -0.0008 0.00 -0.0080 23.16 0.0000 0.00 0.0080 0.00

    -0.0010 4.26 -0.0075 18.33 0.0005 0.00 0.0075 0.00

    -0.0015 17.13 -0.0070 13.51 0.0010 0.00 0.0070 0.00

    -0.0020 30.00 -0.0065 8.68 0.0015 0.00 0.0065 0.00

    -0.0025 29.43 -0.0060 3.86 0.0020 0.00 0.0060 0.00

    -0.0030 28.86 -0.0056 0.00 0.0025 0.00 0.0055 0.00

    -0.0035 28.29 Re-Loading 2 0.0030 0.00 0.0050 0.00

    -0.0040 27.72 -0.0056 0.00 0.0035 0.00 0.0045 0.00

    -0.0045 27.15 -0.0045 0.00 0.0040 0.00 0.0040 0.00

    -0.0050 26.58 -0.0040 0.00 0.0045 0.00 0.0035 0.00

    -0.0055 26.01 -0.0035 0.00 0.0050 0.00 0.0030 0.00

    -0.0060 25.44 -0.0030 0.00 0.0055 0.00 0.0025 0.00-0.0065 24.87 -0.0025 0.00 0.0060 0.00 0.0020 0.00

    -0.0070 24.30 -0.0020 0.00 0.0065 0.00 0.0015 0.00

    -0.0075 23.73 -0.0015 0.00 0.0070 0.00 0.0010 0.00

    -0.0080 23.16 -0.0010 0.00 0.0075 0.00 0.0005 0.00

    -0.0005 0.00 0.0080 0.00 0.0000 0.00

    Gambar 3. Tegangan dan regangan beton saat pembebanan siklus 2

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    -0.010-0.008-0.006-0.004-0.0020.0000.0020.0040.0060.0080.010

    Tegangan(MPa)

    Regangan

    vs Beban Siklik Beton Model Kent & Park Siklus 2

    Loading 2 Loading 2 Unloading 2 Re-Loading 2 Re-Unloading 2

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    6/26

    5

    2. Analisis Pembebanan Siklik Baja dengan Model Menegotto-Pinto

    Model Menegotto-Pinto merupakan pengembangan dari model sebelumnya yaitu Giuffre-Pinto

    (1970). Persamaan umum model Menegotto-Pinto adalah :

    1/

    0

    1

    s

    s s RR

    s

    Es EE

    ...........................................................(9)

    Dimana :

    sE : Modulus Elastisitas Baja inisial

    E

    : Modulus Elastisitas Baja setelah baja mencapai leleh

    R : Fungsi kurva untuk Baushinger effect

    Untuk respon beban siklik, persamaan Menegotto-Pinto yang digunakan adalah :

    1/

    1 ** *

    1 *

    ss s RR

    s

    bb

    ....................................................(10)

    Dimana :

    0

    * s r

    s

    r

    dan

    0

    * s rs

    r

    0 0, : Tegangan, regangan saat pertemuan antara dua simtot

    ,r r

    : Tegangan, regangan pembebanan terakhir

    b : Rasio strain hardening

    Pemodelan baja dengan Menegotto-Pinto dapat dilihat seperti padaGambar 4

    Gambar 4. Model material baja Menegotto-Pinto

    Pada kasus ini, regangan baja harus dihitung dengan cara diskritisasi penampang beton

    berdasarkan regangan serat atas beton. Dengan demikian model baja dengan Menegotto-Pinto

    dapat terlihat perilakunya. Proses diskritisasi penampang dapat dilihat pada Lampiran 1.

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    7/26

    6

    2.1. Siklus Pertama (c = 0.2%)

    Diketahui data-data baja sebagai berikut :

    0sE : 200000 MPa

    b : 10%

    E : 10% x 200000 = 20000 MPa

    R : 6

    2.1.1. Untuk Loading Siklus Pertama

    0

    0

    400 MPa

    0.002

    Persamaan untuk loading siklus pertama : . 1sS Yy

    b b

    Dari hasil perhitungan diskritisasi penampang, untuk loading siklus pertama didapat

    regangan dan tegangan baja serat atas dan bawah adalah :

    Tabel 3. Nilai tegangan dan regangan saat loading siklus pertama

    No.Beton Baja Tulangan

    c fc(MPa) s s (MPa) s' s'(MPa)

    1 0.0000 0.00 0.0000 0.00 0.0000 0.00

    2 0.0005 13.13 -0.0010 -204.52 0.0004 72.32

    3 0.0010 22.50 -0.0019 -389.62 0.0007 146.40

    4 0.0015 28.13 -0.0040 -440.50 0.0010 199.54

    5 0.0020 30.00 -0.0062 -484.79 0.0013 250.19

    2.1.2. Untuk Unloading Siklus Pertama

    Dari pembebanan sebelumnya didapat :

    484.79 MPa

    0.0062

    r

    r

    Regangan sisa =0

    484.790.0062 0.00382

    200000

    r

    r

    sE

    0

    0

    0.00223

    200000 0.00223 ( 0.00382) 316.49 MPa

    0.0062*0.00223 0.0062

    s

    dan

    1/66

    1 10% ** 10% *1 *

    s

    s

    s

    Jadi, persamaan untuk tulangan bawah adalah :

    484.79* * 316.49 484.79 484.79

    316.49 484.79

    s

    s

    Sedangkan untuk tulangan tekan kondisinya masih elastis. Maka didapat nilai regangan dan

    tegangan baja saat Unloading siklus pertama yang tertera padaTabel 4.

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    8/26

    7

    Tabel 4. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat unloading siklus pertama

    No. cTulangan Bawah

    s * *(MPa) s (MPa)

    1 0.0020 -0.0062 -3.11987 -1.21199 -484.79

    2 0.0015 -0.0046 0.399167 0.398926 -165.14

    3 0.0010 -0.0041 0.533017 0.531207 -59.15

    4 0.0005 -0.0039 0.55824 0.55575 -10.43

    5 0.0000 -0.0036 0.595905 0.592003 32.88

    Tabel 5. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat unloading siklus pertama

    No. cTulangan Atas

    s * *(MPa) s(MPa)

    1 0.0020 0.0013 0.625466 0.962547 250.19

    2 0.0015 0.0009 0.470886 0.947089 188.35

    3 0.0010 0.0005 0.267988 0.926799 107.20

    4 0.0005 0.0001 0.197415 0.919741 20.87

    5 0.0000 0.0000 0.052168 0.905217 0.00

    2.1.3. Reverse LoadingSiklus Pertama

    Reverse loadingsiklus pertama, persamaan yang digunakan sama seperti unloading siklus

    pertama. Tegangan dan regangan saat reverse loading siklus pertama dapat dilihat pada

    Tabel 6 danTabel 7.

    Tabel 6. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse loading siklus pertama

    No. cTulangan Bawah

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 0.0000 -0.0036 0.595905 0.592003 32.88

    2 -0.0005 -0.0034 0.713219 0.700126 76.20

    3 -0.0010 -0.0031 0.776715 0.753967 119.34

    4 -0.0015 -0.0028 0.846217 0.807535 162.27

    5 -0.0020 -0.0020 1.05824 0.928681 259.34

    Tabel 7. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse loading siklus pertama

    No. cTulangan Atas

    s * *(MPa) s(MPa)

    1 0.00000.0000 0.052168 0.905217 0.00

    2 -0.0005 -0.0008 -0.38101 -0.9381 -152.41

    3 -0.0010 -0.0012 -0.59672 -0.95967 -238.69

    4 -0.0015 -0.0016 -0.81134 -0.98113 -324.54

    5 -0.0020 -0.0020 -1 -1 -400.00

    2.1.4. Reverse Unloading Siklus Pertama

    Dari pembebanan sebelumnya didapat :

    400 MPa, 0.002r r

    untuk tulangan atas dan 259.34 MPa, 0.002r r

    untuk

    tulangan bawah.

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    9/26

    8

    Regangan sisa :

    0

    4000.002 0

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan atas dan

    0

    259.340.002 0.0033

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan bawah

    Titik pertemuan antara dua asimtot0s

    E dan E :

    0 00.00193; 200000 0.00193 (0) 385.34 MPa untuk tulangan atas, sedangkan

    untuk tulangan bawah

    0 00.00594; 200000 0.00594 ( 0.0033) 529.55 MPa .

    Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk reverse unloadingyaitu:

    Untuk Tulangan Atas

    0.002*

    0.00193 0.002

    s

    dan

    1/6

    6

    1 10% ** 10% *

    1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    400* * 385.34 400 400

    385.34 400

    s

    s

    Untuk Tulangan Bawah

    0.002*

    0.00594 0.002

    s

    dan

    1/6

    6

    1 10% ** 10% *

    1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    259.34

    * * 529.55 259.34 259.34529.55 259.34

    s

    s

    Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk reverse unloading siklus pertama dapatdilihat padaTabel 8 danTabel 9.

    Tabel 8. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse unloading siklus pertama

    No. cTulangan Bawah

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 -0.0020 -0.0020 1.05824 0.92868 259.34

    2 -0.0015 -0.0025 0.12706 0.12706 159.10

    3 -0.0010 -0.0027 0.18218 0.18217 115.62

    4 -0.0005 -0.0029 0.23727 0.23726 72.17

    5 0.0000 -0.0032 0.30457 0.30453 29.09

    Tabel 9. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse unloading siklus pertama

    No. cTulangan Atas

    s * *(MPa) s(MPa)

    1 -0.0020 -0.0020 -1 -1 -400.00

    2 -0.0015 -0.0016 0.10415 0.10415 -318.20

    3 -0.0010 -0.0012 0.21488 0.21488 -231.25

    4 -0.0005 -0.0007 0.32561 0.32555 -144.33

    5 0.0000 -0.0003 0.43257 0.43214 -58.173

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    10/26

    9

    Dari hasil perhitungan, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan pada baja tulangan

    model Menegotto-Pinto pada siklus pertama yaitu:

    Gambar 5. Hubungan tegangan dan regangan baja tulangan model Menegotto-Pinto pada siklus pertama

    2.2. Siklus Kedua (c = 0.8%)

    Diketahui data-data baja sebagai berikut :

    0sE : 200000 MPa

    b : 10%

    E

    : 10% x 200000 = 20000 MPa

    R : 6

    2.2.1. Loading Siklus Kedua

    Dari pembebanan sebelumnya didapat :

    400 MPa, 0.002r r

    untuk tulangan atas dan 259.34 MPa, 0.002r r

    untuk

    tulangan bawah.

    Regangan sisa :

    0

    4000.002 0

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan atas dan

    0

    259.340.002 0.0033

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan bawah

    Titik pertemuan antara dua asimtot0s

    E dan E

    :

    0 00.00193; 200000 0.00193 (0) 385.34 MPa untuk tulangan atas, sedangkan

    untuk tulangan bawah

    0 00.00594; 200000 0.00594 ( 0.0033) 529.55 MPa .Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk loading siklus kedua yaitu:

    -600

    -500

    -400

    -300

    -200

    -100

    0

    100

    200

    300

    -0.0150-0.0100-0.00500.0000

    T

    egangan(MPa)

    Regangan

    Hubungan Tegangan dan

    Regangan Tulangan Bawah(Model Menegotto-Pinto)

    Loading 1 Unloading 1

    Re-Loading 1 Re-Unloading 1

    -500

    -400

    -300

    -200

    -100

    0

    100

    200

    300

    -0.015-0.010-0.0050.0000.005

    T

    egangan(MPa)

    Regangan

    Hubungan Tegangan dan

    Regangan Tulangan Atas (ModelMenegotto-Pinto)

    Loading 1 Unloading 1

    Re-Loading 1 Re-Unloading 1

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    11/26

    10

    Untuk Tulangan atas

    0.002*

    0.00193 0.002

    s

    dan

    1/6

    6

    1 10% ** 10% *

    1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    400* * 385.34 400 400

    385.34 400

    s

    s

    Untuk Tulangan bawah

    0.002*

    0.00594 0.002

    s

    dan

    1/6

    6

    1 10% ** 10% *

    1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    259.34

    * * 529.55 259.34 259.34529.55 259.34

    s

    s

    Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk loading siklus kedua dapat dilihat pada

    Tabel 10 danTabel 11.

    Tabel 10. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat loading siklus kedua

    No. cTulangan Bawah

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 0.0005 -0.0036 0.294843 0.29 1.30

    2 0.0008 -0.0037 0.334077 0.33 -25.19

    3 0.0010 -0.0038 0.363379 0.36 -44.95

    4 0.0015 -0.0043 0.525085 0.52 -153.20

    5 0.0020 -0.0051 0.764295 0.74 -302.08

    6 0.0025 -0.0062 1.062909 0.93 -428.36

    7 0.0030 -0.0076 1.489325 1.04 -499.47

    8 0.0035 -0.0092 1.976682 1.10 -539.54

    9 0.0040 -0.0108 2.442866 1.14 -572.25

    10 0.0045 -0.0123 2.867448 1.19 -601.23

    11 0.0050 -0.0135 3.242777 1.22 -626.69

    12 0.0055 -0.0147 3.603813 1.26 -651.13

    13 0.0060 -0.0158 3.925303 1.29 -672.87

    14 0.0065 -0.0168 4.213996 1.32 -692.39

    15 0.0070 -0.0177 4.483234 1.35 -710.59

    16 0.0075 -0.0186 4.744502 1.37 -728.2417 0.0080 -0.0193 4.957309 1.40 -742.63

    Tabel 11. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat loading siklus kedua

    No. cTulangan Atas

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 0.0005 0.0000 0.504321 0.50 -0.76

    2 0.0008 0.0002 0.572677 0.57 52.25

    3 0.0010 0.0004 0.605327 0.60 77.13

    4 0.0015 0.0007 0.695712 0.68 143.66

    5 0.0020 0.0010 0.777262 0.75 199.20

    6 0.0025 0.0013 0.852041 0.81 244.81

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    12/26

    11

    No. cTulangan Atas

    s * * (MPa) s (MPa)

    7 0.0030 0.0016 0.912251 0.85 277.07

    8 0.0035 0.0018 0.965514 0.88 302.06

    9 0.0040 0.0020 1.021191 0.91 324.67

    10 0.0045 0.0023 1.081611 0.94 345.46

    11 0.0050 0.0025 1.147645 0.96 364.30

    12 0.0055 0.0028 1.215308 0.98 380.18

    13 0.0060 0.0031 1.287479 1.00 394.17

    14 0.0065 0.0034 1.363388 1.01 406.45

    15 0.0070 0.0037 1.441515 1.03 417.23

    16 0.0075 0.0040 1.520551 1.04 426.79

    17 0.0080 0.0043 1.605111 1.05 435.99

    2.2.2. Unloading Siklus Kedua

    Dari pembebanan sebelumnya didapat :

    435.99 MPa, 0.00433r r

    untuk tulangan atas dan 742.63 MPa, 0.0193r r

    untuk tulangan bawah.

    Regangan sisa :

    0

    435.990.0043 0.0025

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan atas dan

    0

    742.630.0193 0.0156

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan bawah

    Titik pertemuan antara dua asimtot0s

    E dan E

    :

    0 00.00039; 200000 0.0039 (0.00215) 353.012 MPa untuk tulangan atas,

    sedangkan untuk tulangan bawah

    0 00.0152; 200000 0.0152 ( 0.0156) 80.36 MPa .

    Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk loading siklus kedua yaitu:

    Untuk Tulangan Atas

    0.0043*

    0.00039 0.0043

    s

    dan

    1/66

    1 10% ** 10% *

    1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    435.99* * 353.012 435.99 435.99

    353.012 435.99

    s

    s

    Untuk Tulangan Bawah

    0.0193*

    0.0152 0.0193

    s

    dan

    1/6

    6

    1 10% ** 10% *

    1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    742.63* * 80.36 742.63 742.63

    80.36 742.63

    s

    s

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    13/26

    12

    Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk loading siklus kedua dapat dilihat pada

    Tabel 12 danTabel 13 .

    Tabel 12. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat unloading siklus kedua

    No. cTulangan Bawah

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 0.0075 -0.0169 0.581687 0.58 -266.62

    2 0.0070 -0.0166 0.665152 0.66 -201.99

    3 0.0065 -0.0162 0.744947 0.73 -143.86

    4 0.0060 -0.0159 0.821279 0.79 -93.26

    5 0.0056 -0.0157 0.879400 0.83 -58.88

    6 0.0055 -0.0156 0.893658 0.84 -51.05

    7 0.0050 -0.0153 0.971770 0.89 -12.55

    8 0.0045 -0.0149 1.065543 0.93 24.19

    9 0.0040 -0.0144 1.182509 0.97 57.89

    10 0.0035 -0.0138 1.329638 1.01 87.2411 0.0030 -0.0131 1.504187 1.04 111.70

    12 0.0025 -0.0124 1.687742 1.06 131.75

    13 0.0020 -0.0117 1.858777 1.08 148.09

    14 0.0015 -0.0111 2.005566 1.10 161.24

    15 0.0010 -0.0106 2.126399 1.11 171.74

    16 0.0008 -0.0104 2.161241 1.11 174.73

    17 0.0005 -0.0102 2.225182 1.12 180.18

    Tabel 13. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat loading siklus kedua

    No. cTulangan Atas

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 0.0075 0.0042 0.028297 0.03 413.67

    2 0.0070 0.0038 0.126344 0.13 336.31

    3 0.0065 0.0034 0.224904 0.22 258.55

    4 0.0060 0.0031 0.323949 0.32 180.44

    5 0.0056 0.0027 0.403597 0.40 117.76

    6 0.0055 0.0027 0.423547 0.42 102.10

    7 0.0050 0.0023 0.522343 0.52 25.10

    8 0.0045 0.0019 0.618947 0.61 -48.37

    9 0.0040 0.0015 0.712303 0.70 -115.77

    10 0.0035 0.0012 0.801437 0.77 -174.48

    11 0.0030 0.0008 0.886732 0.84 -223.41

    12 0.0025 0.0005 0.970766 0.89 -263.51

    13 0.0020 0.0002 1.056553 0.93 -296.18

    14 0.0015 -0.0002 1.145734 0.96 -322.48

    15 0.0010 -0.0006 1.238549 0.99 -343.48

    16 0.0008 -0.0007 1.269964 1.00 -349.46

    17 0.0005 -0.0009 1.334452 1.01 -360.36

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    14/26

    13

    2.2.3. Reverse Loading Siklus Kedua

    Reverse loading siklus kedua, persamaan yang digunakan sama seperti unloading siklus

    kedua. Tegangan dan regangan saat reverse loading siklus pertama dapat dilihat pada dan .

    Tabel 14. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse loading siklus kedua

    No. c

    Tulangan Bawah

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 -0.0005 -0.0095 2.378552 1.14 193.14

    2 -0.0010 -0.0093 2.442078 1.14 198.46

    3 -0.0015 -0.0090 2.500735 1.15 203.37

    4 -0.0020 -0.0088 2.556239 1.16 208.00

    5 -0.0025 -0.0086 2.609691 1.16 212.45

    6 -0.0030 -0.0084 2.661793 1.17 216.78

    7 -0.0035 -0.0082 2.712998 1.17 221.03

    8 -0.0040 -0.0079 2.763601 1.18 225.23

    9 -0.0045 -0.0077 2.813794 1.18 229.3910 -0.0050 -0.0075 2.863705 1.19 233.52

    11 -0.0055 -0.0073 2.913421 1.19 237.63

    12 -0.0060 -0.0071 2.963001 1.20 241.73

    13 -0.0065 -0.0065 3.114243 1.21 254.23

    14 -0.0070 -0.0067 3.061902 1.21 249.91

    15 -0.0075 -0.0065 3.111271 1.21 253.98

    16 -0.0080 -0.0063 3.160606 1.22 258.05

    17 -0.0005 -0.0095 2.378552 1.14 193.14

    Tabel 15. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse loading siklus kedua

    No. cTulangan Atas

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 -0.0005 -0.0017 1.532443 1.04 -386.27

    2 -0.0010 -0.0021 1.633281 1.06 -396.93

    3 -0.0015 -0.0025 1.734800 1.07 -406.74

    4 -0.0020 -0.0029 1.836761 1.08 -416.00

    5 -0.0025 -0.0033 1.939009 1.09 -424.90

    6 -0.0030 -0.0037 2.041447 1.10 -433.56

    7 -0.0035 -0.0041 2.144009 1.11 -442.068 -0.0040 -0.0045 2.246656 1.12 -450.46

    9 -0.0045 -0.0049 2.349361 1.13 -458.78

    10 -0.0050 -0.0053 2.452105 1.14 -467.04

    11 -0.0055 -0.0057 2.554876 1.15 -475.27

    12 -0.0060 -0.0062 2.657666 1.17 -483.47

    13 -0.0065 -0.0065 2.746224 1.17 -490.51

    14 -0.0070 -0.0070 2.863283 1.19 -499.81

    15 -0.0075 -0.0074 2.966103 1.20 -507.97

    16 -0.0080 -0.0078 3.068927 1.21 -516.11

    17 -0.0005 -0.0017 1.532443 1.04 -386.27

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    15/26

    14

    2.2.4. Reverse Unloading Siklus Kedua

    Dari pembebanan sebelumnya didapat :

    516.11 MPa, 0.0077r r

    untuk tulangan tekan dan 258.06 MPa, 0.0063r r

    untuk tulangan tarik.

    Regangan sisa :

    0

    516.110.0077 0.00519

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan atas dan

    0

    258.060.0063 0.0076

    200000

    r

    r

    sE

    untuk tulangan bawah

    Titik pertemuan antara dua asimtot0s

    E dan E

    :

    0 00.00363; 200000 0.00363 ( 0.0052) 311.84 MPa untuk tulangan atas,

    sedangkan untuk tulangan bawah

    0 00.00923; 200000 00923 ( 0.0076) 326.76 MPa .Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk reverse unloadingyaitu:

    Untuk Tulangan Atas

    0.0077*

    0.00363 0.077

    s

    dan

    1/6

    6

    1 10% ** 10% *

    1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    516.11* * 311.84 516.11 516.11

    311.84 516.11

    s

    s

    Untuk Tulangan Bawah

    0.0063*0.00923 0.0063

    s

    dan

    1/6

    6

    1 10% ** 10% *1 *

    s

    s

    s

    Jadi,

    258.06

    * * 326.76 258.06 258.06326.76 258.06

    s

    s

    Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk reverse unloading siklus pertama dapat

    dilihat padaTabel 16 danTabel 17.

    Tabel 16. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse unloading siklus kedua

    No. cTulangan Bawah

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 -0.0075 -0.0065 0.069367 0.07 217.49

    2 -0.0070 -0.0067 0.138733 0.14 176.92

    3 -0.0065 -0.0065 0.065245 0.07 219.90

    4 -0.0060 -0.0071 0.277344 0.28 95.87

    5 -0.0055 -0.0073 0.346249 0.35 55.62

    6 -0.0050 -0.0075 0.414128 0.41 16.05

    7 -0.0045 -0.0077 0.479638 0.48 -21.94

    8 -0.0040 -0.0079 0.540627 0.54 -56.95

    9 -0.0035 -0.0080 0.594506 0.59 -87.38

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    16/26

    15

    No. cTulangan Bawah

    s * * (MPa) s (MPa)

    10 -0.0030 -0.0082 0.639266 0.63 -112.12

    11 -0.0025 -0.0083 0.674502 0.67 -131.12

    12 -0.0020 -0.0084 0.701476 0.69 -145.3213 -0.0015 -0.0084 0.722256 0.71 -156.01

    14 -0.0010 -0.0085 0.738828 0.72 -164.38

    15 -0.0005 -0.0085 0.752707 0.73 -171.26

    16 0.0000 -0.0074 0.357368 0.36 49.13

    Tabel 17. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse unloading siklus kedua

    No. cTulangan Atas

    s * * (MPa) s (MPa)

    1 -0.0075 -0.0074 0.097993 0.10 -434.98

    2 -0.0070 -0.0070 0.195986 0.20 -353.843 -0.0065 -0.0065 0.307522 0.31 -261.53

    4 -0.0060 -0.0062 0.391984 0.39 -191.74

    5 -0.0055 -0.0057 0.490021 0.49 -111.23

    6 -0.0050 -0.0053 0.588155 0.58 -32.10

    7 -0.0045 -0.0049 0.686513 0.68 43.87

    8 -0.0040 -0.0045 0.785301 0.76 113.89

    9 -0.0035 -0.0041 0.884762 0.83 174.75

    10 -0.0030 -0.0037 0.985088 0.89 224.23

    11 -0.0025 -0.0033 1.086317 0.94 262.24

    12 -0.0020 -0.0029 1.188328 0.97 290.64

    13 -0.0015 -0.0024 1.290928 1.00 312.03

    14 -0.0010 -0.0020 1.393926 1.02 328.76

    15 -0.0005 -0.0016 1.497179 1.04 342.52

    16 0.0000 -0.0010 1.639227 1.06 358.55

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    17/26

    16

    Dari hasil perhitungan, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan pada baja tulangan model

    Menegotto-Pinto pada siklus kedua yaitu:

    Gambar 6. Hubungan tegangan dan regangan baja tulangan akibat beban siklik model Menegotto-Pinto

    3. Momen dan Curvature Akibat Beban Siklik

    Setelah mendapatkan perilaku dari beton dan baja tulangan akibat beban siklik, maka hubunganmomen dan kurvatur akibat beban siklik dari balok tersebut dapat dianalisis dengan diskritisasi

    penampang balok berdasarkan regangan serat atas beton selama dua siklus. Hubungan antara

    momen dan kurvatur dari balok dapat dilihat padaGambar 7.

    Gambar 7. Momen dan Kurvatur balok beton bertulang akibat beban siklik sebanyak 2 siklus

    -800

    -600

    -400

    -200

    0

    200

    400

    -0.020-0.015-0.010-0.0050.000

    Tegangan(MPa)

    Regangan

    Hubungan Tegangan dan Regangan

    Tulangan Bawah (Model Menegotto-

    Pinto)

    Loading 1 Unloading 1

    Re-Loading 1 Re-Unloading 1

    Loading 2 Unloading 2

    Re-Loading 2 Re-Unloading 2

    -600

    -400

    -200

    0

    200

    400

    600

    -0.010-0.0050.0000.005

    Tegangan(MPa)

    Regangan

    Hubungan Tegangan dan Regangan

    Tulangan Atas (Model Menegotto-

    Pinto)

    Loading 1 Unloading 1

    Re-Loading 1 Re-Unloading 1

    Loading 2 Unloading 2

    Re-Loading 2 Re-Unloading 2

    -400

    -200

    0

    200

    400

    600

    800

    -0.010 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060

    Momen(kNm)

    Kurvatur (1/m)

    Hubungan Momen dan Curvature Balok Akibat Beban Siklik

    Siklus 1

    Silkus 2

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    18/26

    17

    4. Kesimpulan

    Berdasarkan analisis balok beton dengan rasio tulangan atas setengah dari tulangan bawah

    memberikan perilaku dari balok sebagai berikut.

    1. Pada siklus kedua, bentuk momen kurvatur penampang balok cukup gemuk, hal tersebut

    menandakan bahwa pada siklus kedua disipasi energi dari balok masih cukup besar danbelum terjadi pinching. Kemungkinan beton dan baja tulangan pada saat loading siklus

    kedua bersama-sama memikul beban luar yang lebih besar.

    2. Saat berakhirnya siklus perilaku dari momen dan kurvatur penampang balok seperti akan

    timbulnya gejala terjadinya pinching tetapi efek terhadap kapasitas penampang masih

    terlalu kecil. Akan tetapi, saat akhir dari siklus kedua sudah terdapat gejala pinchingyang

    cukup besar. Jika balok dibebani kembali, kemungkinan bisa terjadi pinching yang

    menimbulkan efek yang besar terhadap kapasitas penampang.

    3. Bentuk dari kurva momen kurvatur dapat mencerminkan besarnya disipasi energi yang

    dimiliki oleh penampang, semakin gemuk bentuk dari kurva, maka disipasi energinya

    semakin besar.

    4. Apabila terdapat pinching saat pembebanan berlangsung, hal itu menandakan adanya

    faktor slip yang terjadi antara beton dengan baja tulangan.

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    19/26

    Loading Siklus 1

    1. Kondisi c = 0.0005

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0005)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 180.61 mm = 2.7684E-06

    c atas = 0.0005000

    c bawah = -0.0011610

    f'c = 13.13 MPa

    h c avg c avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 0.0005000 13.13 300

    10 0.0004723 12.50 0.0004862 12.81 38,432.04 295 11,337,452.1920 0.0004446 11.86 0.0004585 12.18 36,528.88 285 10,410,730.74

    30 0.0004169 11.20 0.0004308 11.53 34,591.23 275 9,512,588.24

    40 0.0003893 10.54 0.0004031 10.87 32,619.09 265 8,644,059.35

    50 0.0003616 9.87 0.0003754 10.20 30,612.47 255 7,806,178.70

    60 0.0003339 9.18 0.0003477 9.52 28,571.35 245 6,999,980.94

    70 0.0003062 8.48 0.0003201 8.83 26,495.75 235 6,226,500.73

    80 0.0002785 7.77 0.0002924 8.13 15,606.82 225 3,511,534.54

    90 0.0002508 7.05 0.0002647 7.41 22,241.08 215 4,781,831.55

    100 0.0002232 6.32 0.0002370 6.69 20,062.01 205 4,112,711.86

    110 0.0001955 5.58 0.0002093 5.95 17,848.45 195 3,480,448.32

    120 0.0001678 4.82 0.0001816 5.20 15,600.41 185 2,886,075.57

    130 0.0001401 4.06 0.0001539 4.44 13,317.88 175 2,330,628.26

    140 0.0001124 3.28 0.0001263 3.67 11,000.85 165 1,815,141.03

    150 0.0000847 2.49 0.0000986 2.88 8,649.35 155 1,340,648.54

    160 0.0000571 1.69 0.0000709 2.09 6,263.35 145 908,185.43

    170 0.0000294 0.87 0.0000432 1.28 3,842.86 135 518,786.35

    180 0.0000017 0.05 0.0000155 0.46 1,387.89 125 173,485.96

    190 -0.0000260 0.00 -0.0000122 0.03 - 115 -

    550 -0.0010226 0.00 -0.0010088 0.00 - -265 -

    363,671.75 86,796,968.29

    Tulangan layer 1

    s1 = 0.0003616 mm/mm -------> Tul Tekan

    fs = 72.32 MPa

    Cs1 = 78,101.23 N

    Lengan M = 250.00 mm

    M = 19,525,307.09 Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0010226 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -204.52 MPa

    Ts2 = (441,772.98) N

    Lengan M = (250.00) mm

    M = 110,443,244.05 Nmm

    H = 0 kN

    M = 216.77 kNm

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    20/26

    Unloading Siklus 1

    5. Kondisi c = 0.0015

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0015)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 134.35 mm = 1.11646E-05

    c atas = 0.0015000

    c bawah = -0.0051987

    f'c = 17.13 MPa

    h c avg c avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 0.0015000 17.13 300

    10 0.0013884 14.25 0.0014442 15.69 47,074.42 295 13,886,955.0420 0.0012767 11.38 0.0013325 12.82 38,452.15 285 10,958,863.37

    30 0.0011651 8.51 0.0012209 9.94 29,829.88 275 8,203,217.13

    40 0.0010534 5.63 0.0011092 7.07 21,207.61 265 5,620,016.33

    50 0.0009418 2.76 0.0009976 4.20 12,585.34 255 3,209,260.96

    60 0.0008301 0.00 0.0008859 1.38 4,137.10 245 1,013,589.66

    70 0.0007185 0.00 0.0007743 0.00 - 235 -

    80 0.0006068 0.00 0.0006627 0.00 - 225 -

    90 0.0004952 0.00 0.0005510 0.00 - 215 -

    550 -0.0046405 0.00 -0.0045847 0.00 - -265 -

    153,286.50 42,891,902.48

    Tulangan layer 1

    s1 = 0.0009418 mm/mm -------> Tul Tekan

    fs = 188.35 MPa

    Cs1 = 203,422.65 N

    Lengan M = 250.00 mm

    M = 50,855,663.62 Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0046405 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -165.14 MPa

    Ts2 = (356,709.16) N

    Lengan M = (250.00) mm

    M = 89,177,289.38 Nmm

    H = 0 kN

    M = 182.92 kNm

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    21/26

    Reverse Loading Siklus 1

    9. Kondisi c = -0.0005

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0005)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 95.41 mm = 5.24053E-06

    c atas = -0.0005000

    c bawah = -0.0036443

    f'c = 0.00 MPa

    h c avg c avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 -0.0005000 0.00 300

    10 -0.0005524 0.00 -0.0005262 0.00 - 295 -20 -0.0006048 0.00 -0.0005786 0.00 - 285 -

    30 -0.0006572 0.00 -0.0006310 0.00 - 275 -

    40 -0.0007096 0.00 -0.0006834 0.00 - 265 -

    50 -0.0007620 0.00 -0.0007358 0.00 - 255 -

    60 -0.0008144 0.00 -0.0007882 0.00 - 245 -

    70 -0.0008668 0.00 -0.0008406 0.00 - 235 -

    80 -0.0009192 0.00 -0.0008930 0.00 - 225 -

    90 -0.0009716 0.00 -0.0009454 0.00 - 215 -

    100 -0.0010241 0.00 -0.0009979 0.00 - 205 -

    110 -0.0010765 0.00 -0.0010503 0.00 - 195 -

    120 -0.0011289 0.00 -0.0011027 0.00 - 185 -

    130 -0.0011813 0.00 -0.0011551 0.00 - 175 -

    140 -0.0012337 0.00 -0.0012075 0.00 - 165 -

    550 -0.0033823 0.00 -0.0033561 0.00 - -265 -

    - -

    Tulangan layer 1

    s1 = -0.0007620 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -152.41 MPa

    Ts1 = (164,597.77) N

    Lengan M = 250.00 mm

    M = (41,149,443.52) Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0033823 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = 76.20 MPa

    Ts2 = 164,597.77 N

    Lengan M = (250.00) mm

    M = (41,149,443.52) Nmm

    H = 0 kN

    M = (82.30) kNm

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    22/26

    Reverse Unload Siklus 1

    13. Kondisi c = -0.0015

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0015)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 642.95 mm = 2.33299E-06

    c atas = -0.0015000

    c bawah = -0.0028998

    f'c = 0.00 MPa

    h c avg c avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 -0.0015000 0.00 300

    10 -0.0015233 0.00 -0.0015117 0.00 - 295 -20 -0.0015467 0.00 -0.0015350 0.00 - 285 -

    30 -0.0015700 0.00 -0.0015583 0.00 - 275 -

    40 -0.0015933 0.00 -0.0015817 0.00 - 265 -

    50 -0.0016166 0.00 -0.0016050 0.00 - 255 -

    60 -0.0016400 0.00 -0.0016283 0.00 - 245 -

    70 -0.0016633 0.00 -0.0016516 0.00 - 235 -

    80 -0.0016866 0.00 -0.0016750 0.00 - 225 -

    90 -0.0017100 0.00 -0.0016983 0.00 - 215 -

    150 -0.0018499 0.00 -0.0018383 0.00 - 155 -

    160 -0.0018733 0.00 -0.0018616 0.00 - 145 -

    170 -0.0018966 0.00 -0.0018849 0.00 - 135 -

    180 -0.0019199 0.00 -0.0019083 0.00 - 125 -

    190 -0.0019433 0.00 -0.0019316 0.00 - 115 -

    200 -0.0019666 0.00 -0.0019549 0.00 - 105 -

    210 -0.0019899 0.00 -0.0019783 0.00 - 95 -

    220 -0.0020133 0.00 -0.0020016 0.00 - 85 -

    230 -0.0020366 0.00 -0.0020249 0.00 - 75 -

    240 -0.0020599 0.00 -0.0020483 0.00 - 65 -

    550 -0.0027831 0.00 -0.0027715 0.00 - -265 -

    - -

    Tulangan layer 1

    s1 = -0.0016166 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -314.07 MPa

    Ts1 = (339,197.91) N

    Lengan M = 250.00 mm

    M = (84,799,478.36) Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0027831 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = 157.04 MPa

    Ts2 = 339,197.91 N

    Lengan M = (250.00) mm

    M = (84,799,478.35) Nmm

    H = 0 kN

    M = (169.60) kNm

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    23/26

    Loading Siklus 2

    16. Kondisi c = 0.0005

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0005)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 65.12 mm = 7.67852E-06

    c atas = 0.0005000

    c bawah = -0.0041071

    f'c = 0.00 MPa

    h fc avg fc avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 0.0005000 0.00 300

    10 0.0004232 0.00 0.0004616 0.00 - 295 -

    20 0.0003464 0.00 0.0003848 0.00 - 285 -

    30 0.0002696 0.00 0.0003080 0.00 - 275 -

    40 0.0001929 0.00 0.0002313 0.00 - 265 -

    50 0.0001161 0.00 0.0001545 0.00 - 255 -

    60 0.0000393 0.00 0.0000777 0.00 - 245 -

    70 -0.0000375 0.00 0.0000009 0.00 - 235 -

    80 -0.0001143 0.00 -0.0000759 0.00 - 225 -

    90 -0.0001911 0.00 -0.0001527 0.00 - 215 -

    100 -0.0002679 0.00 -0.0002295 0.00 - 205 -

    110 -0.0003446 0.00 -0.0003062 0.00 - 195 -

    120 -0.0004214 0.00 -0.0003830 0.00 - 185 -

    130 -0.0004982 0.00 -0.0004598 0.00 - 175 -

    140 -0.0005750 0.00 -0.0005366 0.00 - 165 -

    150 -0.0006518 0.00 -0.0006134 0.00 - 155 -

    160 -0.0007286 0.00 -0.0006902 0.00 - 145 -

    170 -0.0008053 0.00 -0.0007670 0.00 - 135 -

    180 -0.0008821 0.00 -0.0008437 0.00 - 125 -

    190 -0.0009589 0.00 -0.0009205 0.00 - 115 -

    210 -0.0011125 0.00 -0.0010741 0.00 - 95 -

    220 -0.0011893 0.00 -0.0011509 0.00 - 85 -

    230 -0.0012661 0.00 -0.0012277 0.00 - 75 -

    240 -0.0013428 0.00 -0.0013045 0.00 - 65 -

    550 -0.0037232 0.00 -0.0036848 0.00 - -265 -

    - -

    Tulangan layer 1

    s1 = -0.0000452 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -0.76 MPa

    Ts1 = (721.82) N

    Lengan M = 229.00 mm

    M = (165,296.17) Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0035619 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = 1.30 MPa

    Ts2 = 2,470.74 N

    Lengan M = (229.00) mm

    M = (565,799.72) Nmm

    H = 1749 kN

    M = (0.73) kNm

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    24/26

    Unloading Siklus 2

    33. Kondisi c = 0.0075

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0075)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 162.46 mm = 4.61651E-05

    c atas = 0.0075000

    c bawah = -0.0201991

    f'c = 18.33 MPa

    h fc avg fc avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 0.0075000 18.33 300

    10 0.0070383 13.88 0.0072692 16.11 48,319.58 295 14,254,274.96

    20 0.0065767 9.42 0.0068075 11.65 34,955.62 285 9,962,351.21

    30 0.0061150 4.97 0.0063459 7.20 21,591.66 275 5,937,706.63

    40 0.0056534 0.52 0.0058842 2.74 8,227.70 265 2,180,341.20

    50 0.0051917 0.00 0.0054226 0.26 772.86 255 197,079.78

    60 0.0047301 0.00 0.0049609 0.00 - 245 -

    70 0.0042684 0.00 0.0044993 0.00 - 235 -

    80 0.0038068 0.00 0.0040376 0.00 - 225 -

    90 0.0033451 0.00 0.0035760 0.00 - 215 -

    100 0.0028835 0.00 0.0031143 0.00 - 205 -

    110 0.0024218 0.00 0.0026527 0.00 - 195 -

    120 0.0019602 0.00 0.0021910 0.00 - 185 -

    130 0.0014985 0.00 0.0017294 0.00 - 175 -

    140 0.0010369 0.00 0.0012677 0.00 - 165 -

    150 0.0005752 0.00 0.0008061 0.00 - 155 -

    160 0.0001136 0.00 0.0003444 0.00 - 145 -

    550 -0.0178908 0.00 -0.0176600 0.00 - -265 -

    113,867.42 32,531,753.78

    Tulangan layer 1

    s1 = 0.0042223 mm/mm -------> Tul Tekan

    fs = 413.67 MPa

    Cs1 = 393,892.12 N

    Lengan M = 229.00 mm

    M = 90,201,295.50 Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0169213 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -266.62 MPa

    Ts2 = (507,759.54) N

    Lengan M = (229.00) mm

    M = 116,276,934.68 Nmm

    H = 0 kN

    M = 239.01 kNm

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    25/26

    Reverse Loading Siklus 2

    50. Kondisi c = -0.0005

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0005)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 29.30 mm = 1.70649E-05

    c atas = -0.0005000

    c bawah = -0.0107389

    f'c = 0.00 MPa

    h fc avg fc avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 -0.0005000 0.00 300

    10 -0.0006706 0.00 -0.0005853 0.00 - 295 -

    20 -0.0008413 0.00 -0.0007560 0.00 - 285 -

    30 -0.0010119 0.00 -0.0009266 0.00 - 275 -

    40 -0.0011826 0.00 -0.0010973 0.00 - 265 -

    50 -0.0013532 0.00 -0.0012679 0.00 - 255 -

    60 -0.0015239 0.00 -0.0014386 0.00 - 245 -

    70 -0.0016945 0.00 -0.0016092 0.00 - 235 -

    80 -0.0018652 0.00 -0.0017799 0.00 - 225 -

    90 -0.0020358 0.00 -0.0019505 0.00 - 215 -

    100 -0.0022065 0.00 -0.0021212 0.00 - 205 -

    110 -0.0023771 0.00 -0.0022918 0.00 - 195 -

    120 -0.0025478 0.00 -0.0024625 0.00 - 185 -

    130 -0.0027184 0.00 -0.0026331 0.00 - 175 -

    140 -0.0028891 0.00 -0.0028038 0.00 - 165 -

    150 -0.0030597 0.00 -0.0029744 0.00 - 155 -

    160 -0.0032304 0.00 -0.0031451 0.00 - 145 -

    170 -0.0034010 0.00 -0.0033157 0.00 - 135 -

    180 -0.0035717 0.00 -0.0034864 0.00 - 125 -

    190 -0.0037423 0.00 -0.0036570 0.00 - 115 -

    200 -0.0039130 0.00 -0.0038277 0.00 - 105 -

    210 -0.0040836 0.00 -0.0039983 0.00 - 95 -

    220 -0.0042543 0.00 -0.0041690 0.00 - 85 -

    550 -0.0098857 0.00 -0.0098004 0.00 - -265 -

    - -

    Tulangan layer 1

    s1 = -0.0017116 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -386.27 MPa

    Ts1 = (367,810.07) N

    Lengan M = 229.00 mm

    M = (84,228,506.25) Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0095273 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = 193.14 MPa

    Ts2 = 367,810.07 N

    Lengan M = (229.00) mm

    M = (84,228,506.42) Nmm

    H = 0 kNM = (168.46) kNm

  • 7/26/2019 Momen Kurvatur Siklik

    26/26

    Reverse Unloading Siklus 2

    66. Kondisi c = -0.0075

    Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0075)

    Jumlah pias = 60 mm

    h = 10 mm

    c = 4015.90 mm = -1.86757E-06

    c atas = -0.0075000

    c bawah = -0.0063795

    f'c = 0.00 MPa

    h fc avg fc avg Cc Lengan M M

    (mm) (mm/mm) (Mpa) (mm/mm) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)

    0 -0.0075000 0.00 300

    10 -0.0074813 0.00 -0.0074907 0.00 - 295 -

    20 -0.0074626 0.00 -0.0074720 0.00 - 285 -

    30 -0.0074440 0.00 -0.0074533 0.00 - 275 -

    40 -0.0074253 0.00 -0.0074346 0.00 - 265 -

    50 -0.0074066 0.00 -0.0074160 0.00 - 255 -

    60 -0.0073879 0.00 -0.0073973 0.00 - 245 -

    70 -0.0073693 0.00 -0.0073786 0.00 - 235 -

    80 -0.0073506 0.00 -0.0073599 0.00 - 225 -

    90 -0.0073319 0.00 -0.0073413 0.00 - 215 -

    100 -0.0073132 0.00 -0.0073226 0.00 - 205 -

    110 -0.0072946 0.00 -0.0073039 0.00 - 195 -

    120 -0.0072759 0.00 -0.0072852 0.00 - 185 -

    130 -0.0072572 0.00 -0.0072666 0.00 - 175 -

    550 -0.0064728 0.00 -0.0064822 0.00 - -265 -

    - -

    Tulangan layer 1

    s1 = -0.0073674 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = -434.98 MPa

    Ts1 = (414,184.39) N

    Lengan M = 229.00 mm

    M = (94,848,225.51) Nmm

    Tulangan layer 2

    s2 = -0.0065121 mm/mm -------> Tul Tarik

    fs = 217.49 MPa

    Ts2 = 414,184.39 N

    Lengan M = (229.00) mm

    M = (94,848,225.51) Nmm

    H = 0 kN

    M = (189.70) kNm