ModulKewirausahaan
description
Transcript of ModulKewirausahaan
Modul 8
MENCARI GAGASAN USAHA
Memilih produk yang profitable merupakan langkah penting dalam usaha baru.
Murphy, konsultan UKM di Amerika Serikat, menyimpulkan “kunci emas untuk sukses”
adalah “melakukan bisnis yang tepat pada saat yang tepat”. Hal ini menunjukkan
penentuan jenis produk (dalam arti menguntungkan/profitable) dan memilih waktu
(dalam arti saat konsumen membutuhkan) sangat penting.
Namun demikian, pendapat umum menyatakan “mencapai sukses tidaklah
mudah”. Lihatlah, hanya sedikit ide baru yang meraih sukses. Bahkan, ketika suatu
produk baru (inovasi) diperkenalkan perusahaan mapan pun, masih sering mengalami
kegagalan. Majalah Business Week dalam suatu diskusi yang dilakukan oleh A.T.
Kearney,Inc., menegaskan adanya risiko dalam setiap inovasi.
“Jika perusahaan mengeluarkan segala kemampuan maksimalnya dalam
berinovasi, maka produk baru yang dipasarkan pada pasar baru hanya akan
memengaruhi 1 dari 20 orang. Hal ini disebabkan orang-orang di pasar baru tersebut
masih menggunakan produk lama (sejenis) yang sudah sering digunakan. Jika produk
lama dipasarkan di pasar yang baru, akan memengaruhi 1 dari 4 orang yang ada.
Sedangkan apabila suatu produk baru dipasarkan pada pasar yang lama, ia akan
memengaruhi 1 dari 2 orang yang ada. Akhirnya, jika ada produk lama yang dipasarkan
pada pasar yang lama, akan dapat memengaruhi 1 dari 1 orang yang ada”.
Apa yang dapat dipelajari dari pernyataan tersebut ?
Benar! Supaya berhasil, seorang entrepreneur tidak cukup mengandalkan
gagasan kreatif dalam pembuatan produk saja. Dia memerlukan strategi yang jitu dan
eksekusi yang tepat. Dengan kata lain, kita tidak bisa berusaha sendirian. Ktia
memerlukan gagasan-gagasan pendukung, seperti yang diuraikan dalam bab mengenai
pemasaran, mulai dari ide sampai tahap komersialisasi. Tahukah anda, jauh sebelum
Kentucky Fried Chicken dan McDonald’s meraih sukses dengan kedai-kedainya di
Indonesia, Pizza Hut sudah lebih dulu masuk. Namun, itu tak lama karena saat itu pasar
di Indonesia belum siap mengonsumsi makanan seperti itu. Baru setelah KFC dan
McDonald’s sukses, Pizza Hut berhasil masuk kembali karena konsumen Indonesia
sudah mulai terbiasa dengan makanan siap saji dengan selera “Barat”. Konsumen mulai
mengejar variasi konsumsi.
2012 1
Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id
Bila anda mampu menjawab keenam pertanyaan di atas, maka anda mulai bisa
memahami bahwa masing-masing orang mempunyai keunikan dan kepribadian yang
berbeda-beda. Keunikan dan pembawaan seseorang penting diketahui dan diperiksa
(selain hobi) sebelum memutuskan untuk mengusahakan sesuatu. Manusia, pertama
kali bisa dilihat dari minatnya untuk berhubungan dengan manusia-manusia lainnya.
Sebagian orang memiliki tipe dasar kepribadian yang cenderung “ingin” membangun
hubungan-hubungan dan ikatan-ikatan terhadap orang-orang lain. Sebagian lagi justru
berorientasi meminimalisasi diri dari kontak-kontak antar manusia. Di antara kedua sifat
ekstrem tersebut, orang-orang lain pun mempunyai kadar atau intensitas yang berbeda-
beda dalam berkomunikasi.
Pada ekstrem pertama, terdapat orang yang “terbuka” atau “extrovert”.
Sebaliknya, orang-orang yang sangat membatasi diri dari pergaulan, disebut orang yang
“tertutup” atau “introvert”.
Selain persoalan “introvert” dan “extrovert”, kita juga perlu melihat
kecenderungannya dalam melaksanakan hubungan itu sendiri. Apakah dia cenderung
memerintah dan mengendalikan orang lain, ataukah justru lebih senang mengalah.
Orang dengan kecenderungan ingin mengendalikan orang lain dinamakan “dominatif”,
sedangkan orang yang mengalah dinamakan “dedikatif”.
Dengan demikian, ada dua sisi penilaian, pertama tentang intensitas keinginan
bergaul yang terdiri dari sifat-sifat “introvert” dan “extrovert” dan kedua tentang kadar
dorongan mendominasi orang lain, terdiri dari jenis “dominatif” dan dedikatif”. Kalau
digambarkan, kombinasi keduanya akan membentuk sebuah garis sumbu X (horizontal)
yang mewakili “kadar dominasi” yang dipotong oleh sebuah garis sumbu Y (vertikal)
yang mewakili intensitas keinginan berhubungan dengan orang lain, yang kita sebut
garis “pembawaan”.
2012 2
Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id
Introvert
D (Dominan)Dominasi
(Konvensional) KDedikasi
P (Populer)(Tenang) T
Ekstrovert
I
II
IV
III
adalah pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Dengan demikian,
mereka merasa tertantang dan mendapat kepuasan setelah berhasil.
Para “Dominan” yang bekerja di suatu perusahaan menginginkan status dan
jenjang karier yang jelas karena bagi mereka hal itu merupakan penghargaan atas
prestasi-prestasi kerja. Bagi mereka, prestasi adalah hasil dari serentetan kerja keras
dan susah payah.
Manusia Tipe “Populer”
Orang-orang tipe “P” termotivasi untuk memperoleh “pengakuan” (recognition)
dari orang banyak sehingga mereka merasa sebagai orang penting di lingkungannya.
Karena tujuannya lebih pada bagaimana penilaian orang banyak, maka orang “P”
kadang-kadang kurang mewaspadai hasil akhir pekerjaannya dan batas waktu
penyelesaiannya. Mereka menginginkan popularitas, dan untuk itu, mereka akan
berusaha sedapat mungkin untuk mencari pengaruh (influence) ke sana kemari.
Tipe “P” menginginkan prestise, banyak bicara, dan sangat mendambakan
hubungan-hubungan yang hangat serta bersahabat dengan berbagai pihak. Seperti juga
orang tipe “D”, orang-orang yang “Populis” menghendaki kebebasan, jauh dari aturan-
aturan ketat serta kendali-kendali yang terlalu rinci. Kreativitas menghendaki kebebasan,
begitu menurut mereka.
Sebagai konsekuensi dari sifatnya yang extrovert, orang “Pop” sangat
menyenangi pergaulan dan pintar bergaul. Mereka tidak segan-segan menolong orang
lain, dan memotivasi siapa pun yang membutuhkan dorongan guna mencapai
kemajuan-kemajuan dalam bisnis atau kehidupan ini. Berbicara, baik antarpribadi
maupun di depan publik sambil melontarkan berbagai gagasan dan ide-ide, merupakan
kemampuannya yang cukup spesifik. Itu semua menyebabkan mereka bergairah.
Manusia Tipe “Tenang”
Kelompok manusia bertipe “T” terdorong oleh motivasi persahabatan dan saling
menghargai. Mereka juga “extrovert”, senang dan pandai bergaul. Akan tetapi, mereka
tidak mempunyai ambisi besar dalam mencapai prestasi apa pun. Semua dilaksanakan
“biasa-biasa” saja. Pembawaan mereka tenang, kalem, dan ramah tamah. Karena sifat
yang demikian, jarang sekali orang “T” yang dinilai sombong atau angkuh. Mereka
bahkan dianggap sebagai orang-orang yang mudah diajak berkonsultasi atau
berdiskusi, terutama karena sebagian diantaranya dianggap berotak besar.
2012 3
Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id
Berbeda dengan tipe “D”, kelompok “Tenang” ini kurang menyukai tanggung
jawab dan tantangan yang bervariasi. Condong untuk berspesialisasi guna membatasi
2012 4
Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id