ModulKewirausahaan

5
Modul 8 MENCARI GAGASAN USAHA Memilih produk yang profitable merupakan langkah penting dalam usaha baru. Murphy, konsultan UKM di Amerika Serikat, menyimpulkan “kunci emas untuk sukses” adalah “melakukan bisnis yang tepat pada saat yang tepat”. Hal ini menunjukkan penentuan jenis produk (dalam arti menguntungkan/profitable) dan memilih waktu (dalam arti saat konsumen membutuhkan) sangat penting. Namun demikian, pendapat umum menyatakan “mencapai sukses tidaklah mudah”. Lihatlah, hanya sedikit ide baru yang meraih sukses. Bahkan, ketika suatu produk baru (inovasi) diperkenalkan perusahaan mapan pun, masih sering mengalami kegagalan. Majalah Business Week dalam suatu diskusi yang dilakukan oleh A.T. Kearney,Inc., menegaskan adanya risiko dalam setiap inovasi. “Jika perusahaan mengeluarkan segala kemampuan maksimalnya dalam berinovasi, maka produk baru yang dipasarkan pada pasar baru hanya akan memengaruhi 1 dari 20 orang. Hal ini disebabkan orang-orang di pasar baru tersebut masih menggunakan produk lama (sejenis) yang sudah sering digunakan. Jika produk lama dipasarkan di pasar yang baru, akan memengaruhi 1 dari 4 orang yang ada. Sedangkan apabila suatu produk baru dipasarkan pada pasar yang lama, ia akan memengaruhi 1 dari 2 orang yang ada. Akhirnya, jika ada produk lama yang dipasarkan pada pasar yang lama, akan dapat memengaruhi 1 dari 1 orang yang ada”. Apa yang dapat dipelajari dari pernyataan tersebut ? Benar! Supaya berhasil, seorang entrepreneur tidak cukup mengandalkan gagasan kreatif dalam pembuatan produk saja. Dia memerlukan strategi yang jitu dan eksekusi yang tepat. Dengan 2012 1 Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id

description

KK

Transcript of ModulKewirausahaan

Page 1: ModulKewirausahaan

Modul 8

MENCARI GAGASAN USAHA

Memilih produk yang profitable merupakan langkah penting dalam usaha baru.

Murphy, konsultan UKM di Amerika Serikat, menyimpulkan “kunci emas untuk sukses”

adalah “melakukan bisnis yang tepat pada saat yang tepat”. Hal ini menunjukkan

penentuan jenis produk (dalam arti menguntungkan/profitable) dan memilih waktu

(dalam arti saat konsumen membutuhkan) sangat penting.

Namun demikian, pendapat umum menyatakan “mencapai sukses tidaklah

mudah”. Lihatlah, hanya sedikit ide baru yang meraih sukses. Bahkan, ketika suatu

produk baru (inovasi) diperkenalkan perusahaan mapan pun, masih sering mengalami

kegagalan. Majalah Business Week dalam suatu diskusi yang dilakukan oleh A.T.

Kearney,Inc., menegaskan adanya risiko dalam setiap inovasi.

“Jika perusahaan mengeluarkan segala kemampuan maksimalnya dalam

berinovasi, maka produk baru yang dipasarkan pada pasar baru hanya akan

memengaruhi 1 dari 20 orang. Hal ini disebabkan orang-orang di pasar baru tersebut

masih menggunakan produk lama (sejenis) yang sudah sering digunakan. Jika produk

lama dipasarkan di pasar yang baru, akan memengaruhi 1 dari 4 orang yang ada.

Sedangkan apabila suatu produk baru dipasarkan pada pasar yang lama, ia akan

memengaruhi 1 dari 2 orang yang ada. Akhirnya, jika ada produk lama yang dipasarkan

pada pasar yang lama, akan dapat memengaruhi 1 dari 1 orang yang ada”.

Apa yang dapat dipelajari dari pernyataan tersebut ?

Benar! Supaya berhasil, seorang entrepreneur tidak cukup mengandalkan

gagasan kreatif dalam pembuatan produk saja. Dia memerlukan strategi yang jitu dan

eksekusi yang tepat. Dengan kata lain, kita tidak bisa berusaha sendirian. Ktia

memerlukan gagasan-gagasan pendukung, seperti yang diuraikan dalam bab mengenai

pemasaran, mulai dari ide sampai tahap komersialisasi. Tahukah anda, jauh sebelum

Kentucky Fried Chicken dan McDonald’s meraih sukses dengan kedai-kedainya di

Indonesia, Pizza Hut sudah lebih dulu masuk. Namun, itu tak lama karena saat itu pasar

di Indonesia belum siap mengonsumsi makanan seperti itu. Baru setelah KFC dan

McDonald’s sukses, Pizza Hut berhasil masuk kembali karena konsumen Indonesia

sudah mulai terbiasa dengan makanan siap saji dengan selera “Barat”. Konsumen mulai

mengejar variasi konsumsi.

2012 1

Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id

Page 2: ModulKewirausahaan

Bila anda mampu menjawab keenam pertanyaan di atas, maka anda mulai bisa

memahami bahwa masing-masing orang mempunyai keunikan dan kepribadian yang

berbeda-beda. Keunikan dan pembawaan seseorang penting diketahui dan diperiksa

(selain hobi) sebelum memutuskan untuk mengusahakan sesuatu. Manusia, pertama

kali bisa dilihat dari minatnya untuk berhubungan dengan manusia-manusia lainnya.

Sebagian orang memiliki tipe dasar kepribadian yang cenderung “ingin” membangun

hubungan-hubungan dan ikatan-ikatan terhadap orang-orang lain. Sebagian lagi justru

berorientasi meminimalisasi diri dari kontak-kontak antar manusia. Di antara kedua sifat

ekstrem tersebut, orang-orang lain pun mempunyai kadar atau intensitas yang berbeda-

beda dalam berkomunikasi.

Pada ekstrem pertama, terdapat orang yang “terbuka” atau “extrovert”.

Sebaliknya, orang-orang yang sangat membatasi diri dari pergaulan, disebut orang yang

“tertutup” atau “introvert”.

Selain persoalan “introvert” dan “extrovert”, kita juga perlu melihat

kecenderungannya dalam melaksanakan hubungan itu sendiri. Apakah dia cenderung

memerintah dan mengendalikan orang lain, ataukah justru lebih senang mengalah.

Orang dengan kecenderungan ingin mengendalikan orang lain dinamakan “dominatif”,

sedangkan orang yang mengalah dinamakan “dedikatif”.

Dengan demikian, ada dua sisi penilaian, pertama tentang intensitas keinginan

bergaul yang terdiri dari sifat-sifat “introvert” dan “extrovert” dan kedua tentang kadar

dorongan mendominasi orang lain, terdiri dari jenis “dominatif” dan dedikatif”. Kalau

digambarkan, kombinasi keduanya akan membentuk sebuah garis sumbu X (horizontal)

yang mewakili “kadar dominasi” yang dipotong oleh sebuah garis sumbu Y (vertikal)

yang mewakili intensitas keinginan berhubungan dengan orang lain, yang kita sebut

garis “pembawaan”.

2012 2

Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id

Introvert

D (Dominan)Dominasi

(Konvensional) KDedikasi

P (Populer)(Tenang) T

Ekstrovert

I

II

IV

III

Page 3: ModulKewirausahaan

adalah pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Dengan demikian,

mereka merasa tertantang dan mendapat kepuasan setelah berhasil.

Para “Dominan” yang bekerja di suatu perusahaan menginginkan status dan

jenjang karier yang jelas karena bagi mereka hal itu merupakan penghargaan atas

prestasi-prestasi kerja. Bagi mereka, prestasi adalah hasil dari serentetan kerja keras

dan susah payah.

Manusia Tipe “Populer”

Orang-orang tipe “P” termotivasi untuk memperoleh “pengakuan” (recognition)

dari orang banyak sehingga mereka merasa sebagai orang penting di lingkungannya.

Karena tujuannya lebih pada bagaimana penilaian orang banyak, maka orang “P”

kadang-kadang kurang mewaspadai hasil akhir pekerjaannya dan batas waktu

penyelesaiannya. Mereka menginginkan popularitas, dan untuk itu, mereka akan

berusaha sedapat mungkin untuk mencari pengaruh (influence) ke sana kemari.

Tipe “P” menginginkan prestise, banyak bicara, dan sangat mendambakan

hubungan-hubungan yang hangat serta bersahabat dengan berbagai pihak. Seperti juga

orang tipe “D”, orang-orang yang “Populis” menghendaki kebebasan, jauh dari aturan-

aturan ketat serta kendali-kendali yang terlalu rinci. Kreativitas menghendaki kebebasan,

begitu menurut mereka.

Sebagai konsekuensi dari sifatnya yang extrovert, orang “Pop” sangat

menyenangi pergaulan dan pintar bergaul. Mereka tidak segan-segan menolong orang

lain, dan memotivasi siapa pun yang membutuhkan dorongan guna mencapai

kemajuan-kemajuan dalam bisnis atau kehidupan ini. Berbicara, baik antarpribadi

maupun di depan publik sambil melontarkan berbagai gagasan dan ide-ide, merupakan

kemampuannya yang cukup spesifik. Itu semua menyebabkan mereka bergairah.

Manusia Tipe “Tenang”

Kelompok manusia bertipe “T” terdorong oleh motivasi persahabatan dan saling

menghargai. Mereka juga “extrovert”, senang dan pandai bergaul. Akan tetapi, mereka

tidak mempunyai ambisi besar dalam mencapai prestasi apa pun. Semua dilaksanakan

“biasa-biasa” saja. Pembawaan mereka tenang, kalem, dan ramah tamah. Karena sifat

yang demikian, jarang sekali orang “T” yang dinilai sombong atau angkuh. Mereka

bahkan dianggap sebagai orang-orang yang mudah diajak berkonsultasi atau

berdiskusi, terutama karena sebagian diantaranya dianggap berotak besar.

2012 3

Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: ModulKewirausahaan

Berbeda dengan tipe “D”, kelompok “Tenang” ini kurang menyukai tanggung

jawab dan tantangan yang bervariasi. Condong untuk berspesialisasi guna membatasi

2012 4

Kewirausahaan I Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Ryani Dhyan P http://www.mercubuana.ac.id