Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan...

23
Modul 4 DISTRIBUSI PROBABILITAS Diskrit dan Kontinu. Kedisktritan suatu sistem dapat dilihat dari perubahan keadaan sistem dari waktu ke waktu. Jika perubahan keadaan yang terjadi hanya pada waktu tertentu, bukan pada setiap titik waktu, maka dikatakan sistem diskrit. Dalam hal lain dikatakan sistem kontinu. Dalam membuat suatu simulasi, harus sesuai dengan perilaku sistem. Dari sistem diskrit, akan dijumpai variabel diskrit, untuk sistem kontinu, akan dijumpai variabel kontinu. Contoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah mesin yang dibutuhkan. Contoh mendapatkan variabel kontinu dengan menggunakan alat ukur, berat kemasan, tekanan udara, waktu antar kedatangan, waktu proses. Dari variabel diatas didapatlah data pengamatan, tidak hanya sifatnya yang harus kita ketahui, tetapi pola penyebarannya juga harus kita ketahui, maka kita pelajari mengenai pola distribusinya. Agar simulasi yang kita lakukan nantinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pendugaan Pola Distribusi 1

Transcript of Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan...

Page 1: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

Modul 4

DISTRIBUSI PROBABILITAS

Diskrit dan Kontinu.

Kedisktritan suatu sistem dapat dilihat dari perubahan keadaan sistem dari waktu

ke waktu. Jika perubahan keadaan yang terjadi hanya pada waktu tertentu, bukan

pada setiap titik waktu, maka dikatakan sistem diskrit. Dalam hal lain dikatakan

sistem kontinu.

Dalam membuat suatu simulasi, harus sesuai dengan perilaku sistem. Dari sistem

diskrit, akan dijumpai variabel diskrit, untuk sistem kontinu, akan dijumpai variabel

kontinu. Contoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk

cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah mesin yang dibutuhkan. Contoh

mendapatkan variabel kontinu dengan menggunakan alat ukur, berat kemasan,

tekanan udara, waktu antar kedatangan, waktu proses.

Dari variabel diatas didapatlah data pengamatan, tidak hanya sifatnya yang harus

kita ketahui, tetapi pola penyebarannya juga harus kita ketahui, maka kita pelajari

mengenai pola distribusinya. Agar simulasi yang kita lakukan nantinya sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya.

Pendugaan Pola Distribusi

Kita perlu mengetahui pola distribusi dari data pengamatan, sehingga pada saat

melakukan simulasi nantinya, pola distribusi variabel acak yang diambil akan

sesuai dengan pola distribusi data yang sebenarnya.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh :

1. Ringkasan Statistik

a. Beberapa distribusi dapat dikarakteristikan paling tidak oleh ringkasan

statistik datanya. Dari ringkasan ini dapat diketahui keluarga

distribusinya. Nilai-nilai pemusatan merupakan besaran statistik yang

1

Page 2: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

cukup penting guna menduga keluarga distribusi. Mean ( ) dan

median ( )

misalnya, pada distribusi kontinu jika nilainya sama, maka dapat

dipastikan bahwa kurva distribusi berbentuk simetris.

b. Koefisien varian ( ) juga mempunyai peranan yang penting dalam

menduga keluarga distribusi. Untuk nilai koefisien varian 1(satu) maka

dapat diduga data berdistribusi eksponensial, jika lebih besar atau lebih

kecil dari satu maka dugaan mengarah kepada ditribusi Gamma.

c. Untuk distribusi diskrit, maka dari nilai rasio lexis ( ) dapat diduga

distribusinya. Jika nilai rasio lexis = 1 dugaan berdistribusi poisson, Jika

nilai rasio lexis < 1 dugaan berdistribusi Binomial dan Jika nilai rasio

lexis > 1 dugaan berdistribusi binomial negatif.

d. Kelandaian distribusi (Skewness)

Rumus Skewness = . Untuk distribusi simetris, skewness

bernilai 0(nol), jika, skewness > 0 distribusi akan menjulur kekanan dan

sebaliknya ke kiri. Misal nilai skewness = 2 berarti data berdistribusi

eksponensial.

2. Histogram dan Grafik Garis

Dari bentuk histogram data, maka memcerminkan pola distribusinya.

2

Page 3: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

Sebelum kita melakukan pendugaan pola distribusi dari data yang kita amati, perlu

kita pelajari terlebih dahulu fungsi Distribusi

1. Distribusi DiskritDistribusi prob uniform diskritCiri-ciri : Setiap nilai variabel acak mempunyai probabilitas terjadi yang sama.

Discrete uniform

Probability mass function

n=5 where n=b-a+1

Cumulative distribution function

Parameters

Support

Probability mass function

(pmf)

3

Page 6: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

Skewness

Excess kurtosis

Entropy

Moment-generating

function (mgf)

Characteristic function

Contoh :

Polisi sektor daerah A mencatat rata-rata 5 orang tertangkap dengan

kasus Narkotika setiap bulan. Hitunglah probabilitas bahwa pada bulan

tertentu antara 5 sampai 9 orang !

Distribusi BinomialCiri-ciri :

- Setiap percobaan hasilnya dapat dibedakan dalam 2 macam

kejadian: berhasil (probabilitas dinyatakan dengan notasi p) atau tidak

berhasil (probabilitas dinyatakan dengan notasi q = 1 – p )

- Masing-masing percobaan merupakan peristiwa yang bersifat bebas

yaitu peristiwa yang satu tidak mempengaruhi peristiwa yang lain.

Binomial

Probability mass function

6

Page 8: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

Variance

Skewness

Excess kurtosis

Entropy

Moment-generating

function (mgf)

Characteristic function

Contoh :

Menurut penelitian, probabilitas seseorang untuk sembuh dari penyakit

anthrax yang diberi obat tertentu sebesar 60 %. Jika diambil 10 orang yang

terjangkit secara acak, hitunglah probabilitas tidak lebih dari 2 orang

sembuh.

Ditanya P( X ≤ 2 ) = P(X=0) + P(X=1) + P(X= 2)

Distribusi GeometriCiri-ciri :

- Percobaan bebas dilakukan berulang, dapat menghasilkan

keberhasilan dengan probabilitas p dan kegagalan dengan

probabilitas q = 1 – p.

Geometric

Probability mass function

8

Page 10: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

Moment-generating

function (mgf)

Characteristic function (where q = 1 − p)

Contoh :

Probabilitas wanita yang tidak menyetujui poligami 80 %. Tentukan

probabilitas seorang sosiolog memerlukan 3 orang wanita sampai diperoleh

wanita yang tidak setuju poligami.

2. Distribusi KontinuDistribusi Kontinu memiliki sifat kontinu, data yang diamati berjalan secara

berkesinambungan dan tidak terputus.

Distr probabilitas uniform kontinu

10

Page 14: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

Characteristic function

Contoh :

Pada suatu sentra telpon ternyata distribusi penerimaan telponnya berdistribusi

eksponensial dengan mean = 0,1 menit.

Distribusi NormalDistribusi Normal merupakan model yang baik untuk mendekati frekuensi dari

fenomena alam dan sosial jika sampelnya besar.

NormalProbability density function

The green line is the standard normal distribution

Cumulative distribution function

Colors match the image above

Parameters μ location (real)

14

Page 15: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

σ2 > 0 squared scale (real)

Support

Probability density

function (pdf)

Cumulative distribution

function (cdf)

Mean μ

Median μ

Mode μ

Variance σ2

Skewness 0

Excess kurtosis 0

Entropy

Moment-generating

function (mgf)

Characteristic function

Dengan X : Nilai tengah dari kelas distribusi

: nilai rata rata

: simpangan baku

Contoh :

Curah hujan yang tercatat di stasiun Pengamatan Cuaca Tanjung

Selor Kalimantan Timur selama 10 tahun terakhir rata-rata mencapai

15

Page 16: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

2800 mm/th dengan simpangan baku 75 mm/th. Bila curah hujan

mengikuti distribusi normal, hitunglah probabilitas curah hujan kurang

dari 2675 mm/th atau lebih dari 2900 mm/th !

Distribusi Gamma

Gamma

Probability density function

Cumulative distribution function

16

Page 18: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

Dari hasil diatas nilai rata-rata hampir sama dengan median, maka diduga data

berdistribusi normal.

18

Page 19: Modul1sri_wiji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17581/... · Web viewContoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah

SOAL :

Diberikan distribusi frekuensi Data pengamatan Produk kecap ABC pada tahun

2002

Bagaimana dengan dugaan pola distribusinya?

19