Modul Seri 3: Kewarganegaraan · Web viewDalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil...
Transcript of Modul Seri 3: Kewarganegaraan · Web viewDalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil...
MODUL PERKULIAHAN
PANCASILAdan
IMPLEMENTASINYA
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fakultas Ekonomi dan Bianis
Manajemen 03 Amyardi, SH, SE, MM
Abstract Kompetensi
Mata Kuliah ini membahas tentang
hal – hal yang berhubungan
dengan sejah pancasila dan
implementasinya terhadap
kehidupan sebagi warga Negara
Indonesia yang memiliki pancasial
sebagai landasan idil Negara.
Dengan adang pancasila akan
membuat warga Negara Indonesia
memiliki nilai – nilai dasar
normative dan juga sebagai dasar
penyelenggaraan dasr Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Mahasiswa diharapkan memiliki
wawasan yang luas dan mampu
menjelaskan hal – hal yang
berhubungan dengan Sejarah
pancasila, dan bagaimana
mengimplementasikan makna dari
sila – sila yang terkandunga dalam
pencasila. Dan mengharapkan
terhadaop mahasiswa untuk dapat
mengetahui peran pancasila
sebagai ideologi bangsa, dan peran
pancasila sebagai ideologi nasional
. .
Skenario Perkuliahan :
Naskah / Buku Referensi :
1. Pendidikan Kewarganegaran di Perguruan Tinggi : Srijanti, A. Rahman HI, Purwanto,
Penerbit Salemba Empat , tahun 2010
2. Pendidikan Kewarganegaraan , Azyumardi Azra , Jakarta, ICCE, 2008.
3. Demokrasi di Indonesia : Teori dan Praktik, Bob Sugeng Hadiwinata, Chistotph Schuck,
graham Ilmu, 2009
4. Demokrasi dan Kekecewaan, Gunawan Muhammad, Psat Studi Agama dan dDemokrasi,
Yayasan Paramadina,2009
5. Sistem Pemerintahan Indonesia , S.S.T. Kansil, Penerbit Bumi Aksara, 2005
2017 2 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
6. Globalisasi : Suatu peluang atau Ancaman Bagi Indonesia, Penerbit Erlangga, 2008.
Tujuan Mata Kuliah :
Mata Kuliah ini memberikan pemahaman kepada Mahasiswa agar memiliki wawasan
yang luas dan mampu menjelaskan dan hal – hal yang berhubungan dengan pancasila.
Sejarah pancasila, Pancasila sebagai Ideologi Bngsa dan Negara Indonesia, Pancasila
sebagi Ideologi terbuka , fungsi dan peranan Pancasila dalam kehidupan bermasyarkat
berbangsa dan bernegara, Implmentasi Pancasila dalam kehidupan masyarakat.
Bahan kajian :
1. Sejarah lahirnya Pancasila.
2. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.
3. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.
4. Fungsi dan peranan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa , dan
Bernegara.
5. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat.
DESKRIPSI – MATA KULIAH
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh warga Negara yang hidup dalam suatu Negara
yang memiliki Ideologi yang merupakan landasan Negara dalam menyelenggarakan Negara,
seperti :Pertama, Mengerti tentang Pacasila dan makna – makna yang terkankandung dari sila
– sial Pancasila., sehingga sebagai warga Negara dalam suatu Negara akan memiliki acuan
yang pasti dlam hidup dalam Negara Indonesia.. . Kedua, Memahami Pancasila dengan baik
ol.eh warga Neraga Indonesia dan penyelenggara Negara , akan dapat menghindari konflik –
konflik dan menjadikan Pancasila sebagai norma acuan utama apabila terjadi suatu konflik
dalam hudup dan menyelenggarkan Negara. .
PENDAHULUAN
Tujuan Instruksional Khusus:
2017 3 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
1. Setelah mempelajari modul ini mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sejarah
lahirnya Pancasila.
2. Menjelaskan pengertian Pancasila sebagai idologi bangsa.
3. Menguraikan implementasi Pacasila dalam kehidupan masyarakat.
2017 4 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Modul Seri 3: Kewarganegaraan
MODUL 3
PANCASILA DAN
IMPLEMENTASINYA
A. Sejara lahirnya Pancasila
Pancasila di yakini sebagai produk kebudayaan bangsa Indonesia yang telah menjadi
system nilai selama berabad-abad lamanya. Pancasila bukanlah sublimasi atau penarik ke
atas (hogere optreking) dari declaration of independence (Amerika Serikat), manifesto
komunis, atau paham lain yang ada di dunia. Pancasila tidak bersumur dari berbagai
paham tersebut, meskipun di akui, bahwa terbentuknya dasar Negara pancasila memang
mengalami pegaruh bermacam-macam ideology pada masa itu.
Istilah “pancasila” pertama kali dapat di temukan dalam buku “sutasoma” karya Mpu
tentular yang ditulis pada zaman majapahit (abad ke 14). Dalam buku itu istilah pancasilah
diartikan sebagai pemerintah kesusilahan yang jumlahnya lima( pancasila karma) dan
berisi lima larangan untuk :
1. Melakukan kekerasan,
2. Mencuri,
3. Berjiwa dengki,
4. Berbohong, dan
5.mabuk akibat minuman keras.
Selanjtnya istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi
perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan
santun); dasar adab; akhlak; dan moral.
2017 5 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Pancasila sebagai dasar Negara pertama kali diusulkan oleh ir. Soekarno pada tanggal 1
juni 1945 di hadapan siding badan penyelidik usaha-usahapersiapan kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Menurut beliau, istilah pancasila tersebut di peroleh dari para
sahabatnyayang merupakan ahli bahasa. Ruusan pancasila yang di kemukakan tersebut
terditi atas :
1. Kebangsaan Indonesia,
2. Internasional atau kemanusiaan,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan social,
5. Ketuhanan yang berkemanusiaan.
Pada tanggal 22 juni 1945, tokoh-tokoh BPUPKI yang di beri nama panitia Sembilan
mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta usul-usul mengenai dasar Negara
yang telah dikemukakan dalam siding-sidang BPUPKI.
Dalam pembahasan tersebut, disusunlah sebuah piagam yang di beri nama piagam
Jakarta, yang di dalamnya terdapat rumusan dan sistematika pancasila sebagai berikut ;
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan,
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Panitia Sembilan tersebut adalah :
1. Ir.soekarno,
2. Drs. Moh. Hatta,
3. Mr. A.A Maramis,
2017 6 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
4. Abikoesno Tjokrosoejoso,
5. Abdoel Kahar Muzakar,
6. Haji Agung Salim,
7. Mr. Achmad Soebardjo,
8. K.H Wachid Hasjim, dan
9. Mr. Muh.Yamin.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan
rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan
tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu
dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari
setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama :
(1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) dan
(2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan
Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945
sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur
yang menemuinya.
Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di
belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik
memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta
disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam,
antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh.
Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat 201
7 7 KewarganegaraanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” di belakang kata Ketuhanan
dan diganti dengan “Yang Maha Esa”.Adapun bunyi Pembukaan UUD1945 selengkapnya
sebagai berikut
:
UNDANG - UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN (Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan
perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan de-ngan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidup-an bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadil-
an sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Ke-rakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari siding – siding yang dilakukan BPUKI , maka dapat disimpulkan bahwa :
(1) secara Historis, pancasila lahir tanggal 1 juni 1945,
(2) secara yuridis, pancasila lahir tanggal 18 agustus 1945.
B. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia
2017 8 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
1. Penegrtian Ideologi
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu Eidos dan Logos. Eidos
berarti gagasan dan Logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara etimologis ideologi
adalah berbicara tentang gagasan/ilmu yang mempelajari tentang gagasan.
Gagasan yang di maksud
2. Definisi Ideologi
Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa definisi ideologi ada
beberapa macam. Keanekaragaman definisi ini sangat dipengaruhi oleh latar
belakang keahlihan dan fungsi lembaga yang member definisi tersebut.
Keanekaragaman dimaksud antar lain terlihat pada definisi yang berikut ;
a. Definisi ideology menurut BP-7 pusat(kini telah dilikuidasi) ideology adalah
ajaran, doktrim, teori yang diyakini kebenarannya yang di susun secara
sistematis dan di beri petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam masyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
b. Definisi yang di kemukakan oleh prof. Dr. Maswadi Rauf, ahli ilmu politik
Universitas Indonesia.
Ideology adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk
menjadi landasan atau pedoman dalam mencapai tujuan kesejahteraan
bersama.
Berdasarkan definisi ideology pancasila di atas, dapat di simpulkan bahwa
pancacila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila pancasila
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang
telah di tetapkan pada tanggal 18 agustus 1945.
3. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah ideology yang dapat berinteraksi dengan ideology yang lain.
Artinya, ideology pancasila dapat mengikuti, perkembangan yang terjadi pada
Negara lain yang memiliki ideology yang berbeda dengan pancasila dalan berbagai
2017 9 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
aspek kehiduopan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideology pancasila
memiliki nila-nilai yang meliputi
a. Nilai Dasar.
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideology pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan Negara
Indonesia. Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah-ubah
sepanjang bangsa Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai
dasar adalah sila-sila pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang di
tetapkan pada tanggal 18 Aguatus 1945.
b. Nilai Instrumental.
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai
dasar (pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman baik
dalam negeri maupun luar negeri. Nilai ini dapat berupa tap MPR, UU, PP
dan peraturan perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam
pelaksanaan ideology pancasila..
IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM SEJARAH
( sumber nandaunja justanother WordPresss.com site )
Setelah bangsa Indonesia berhasil merebut kedaulatan dan berhasil mendirikan negara
merdeka, perjuangan belum selesai. Perjuangan malah bisa dikatakan baru mulai, yaitu upaya
menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir batin, sebagaimana diamanatkan oleh
Pembukaan UUD 1945. Para pendiri Negara (the founding father) telah sepakat bahwa
kemerdekaan bangsa akan diisi nilai-nilai yang telah ada dalam budaya bangsa, kemudian
disebut nilai-nilai Pancasila.
Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar negara mulai tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang
BPPK oleh Ir. Soekarno dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi dan sah menurut
hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia. Kemudian mulai Dekrit Presiden 5 Juli 1959
dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan dengan Ketetapan No. I/MPR/1988
No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah Negara Indonesia hingga sekarang.
2017 10 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai dasar negara, maka seluruh kehidupan
bernegara dan bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila. Landasan hukum Pancasila
sebagai dasar negara memberi akibat hukum dan filosofis; yaitu kehidupan negara dari bangsa
ini haruslah berpedoman kepada Pancasila. Bagaimana sebetulnya implementasi Pancasila
dalam sejarah Indonesia selama ini dan pentingnya upaya untuk mengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila yang setelah reformasi mulai ditinggalkan demi tegaknya persatuan dan
kesatuan NKRI.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan mulai pada masa orde lama,
tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Indonesia baru memproklamirkan diri kemerdekaannya.
Apalagi Soekarno akhirnya menjadi presiden yang pertama Republik Indonesia.
Walaupun baru ditetapkan pada tahun 1945, sesungguhnya nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila disarikan dan digali dari nilai-nilai budaya yang telah ada dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Pencetus dan penggali Pancasila yang pertama adalah Soekarno
sendiri. Sebagai tokoh nasional yang paling berpengaruh pada saat itu, memilih sila-sila yang
berjumlah 5 (lima) yang kemudian dinamakan Pancasila dengan pertimbangan utama demi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara dan bangsa wajib diimplementasikan
dalam seluruh aspek kehidupan bernegara. Dalam mewujudkan Pancasila melalui kebijakan
ternyata tidaklah mulus, karena sangat dipengaruhi oleh pimpinan yang menguasai negara,
sehingga pengisian kemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila menampilkan bentuk dan diri
tertentu.
a. Masa Orde Lama.
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan
keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam
suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa
orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde
lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950,
periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.
2017 11 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari
itu ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis
oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan mendirikan
negara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika
menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan penjajahannya di bumi Indonesia.
Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupan
politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat dilaksanakan,
sebab demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer, dimana presiden hanya
berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri.
Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Kesimpulannya walaupun
konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensiil, namun dalam
praktek kenegaraan system presidensiil tak dapat diwujudkan.
Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat
bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem
pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode ini
persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan
RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik,
demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling
demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang
diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan
pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950
tidak berlaku, dan kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan
Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata
tidak menjamin stabilitas pemerintahan.
Pada periode 1956-1965, dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan
berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi
berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat
menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, menggabungkan Nasionalis, Agama, dan
Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di
sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha 201
7 12 KewarganegaraanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Dalam mengimplentasikan Pancasila,
Bung Karno melakukan pemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut USDEK. Untuk
memberi arah perjalanan bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh UUD 45,
sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional.
Hasilnya terjadi kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Walaupun posisi
Indonesia tetap dihormati di dunia internasional dan integritas wilayah serta semangat
kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan yang ditarik adalah Pancasila telah diarahkan
sebagai ideology otoriter, konfrotatif dan tidak member ruang pada demokrasi bagi rakyat.
b. Masa Orde Baru.
Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila. Situasi
internasional kala itu masih diliputi konflik perang dingin. Situasi politik dan keamanan dalam
negeri kacau dan ekonomi hampir bangkrut. Indonesia dihadapkan pada pilihan yang sulit,
memberikan sandang dan pangan kepada rakyat atau mengedepankan kepentingan strategi
dan politik di arena internasional seperti yang dilakukan oleh Soekarno.
Dilihat dari konteks zaman, upaya Soeharto tentang Pancasila, diliputi oleh paradigma yang
esensinya adalah bagaimana menegakkan stabilitas guna mendukung rehabilitasi dan
pembangunan ekonomi. Istilah terkenal pada saat itu adalah stabilitas politik yang dinamis
diikuti dengan trilogi pembangunan. Perincian pemahaman Pancasila itu sebagaimana yang
kita lihat dalam konsep P4 dengan esensi selaras, serasi dan seimbang. Soeharto melakukan
ijtihad politik dengan melakukan pemahaman Pancasila melalui apa yang disebut dengan P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Itu tentu
saja didasarkan pada pengalaman era sebelumnya dan situasi baru yang dihadapi bangsa.
Pada awalnya memang memberi angin segar dalam pengamalan Pancasila, namun beberapa
tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa
Pancasila. Walaupun terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penghormatan dari dunia
internasional, Tapi kondisi politik dan keamanan dalam negeri tetap rentan, karena
pemerintahan sentralistik dan otoritarian. Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan
pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan
pelanggaran HAM terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara.
Pancasila seringkali digunakan sebagai legimitator tindakan yang menyimpang. Ia
2017 13 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
dikeramatkan sebagai alasan untuk stabilitas nasional daripada sebagai ideologi yang
memberikan ruang kebebasan untuk berkreasi. Kesimpulan, Pancasila selama Orde Baru
diarahkan menjadi ideology yang hanya menguntungkan satu golongan, yaitu loyalitas tunggal
pada pemerintah dan demi persatuan dan kesatuan hak-hak demokrasi dikekang.
c. Masa Orde Reformasi
Seperti juga Orde Baru yang muncul dari koreksi terhadap Orde Lama, kini Orde Reformasi, jika
boleh dikatakan demikian, merupakan orde yang juga berupaya mengoreksi penyelewengan
yang dilakukan oleh Orde Baru. Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun
dalam tataran rakyat bawah. Rakyat bebas untuk berserikat dan berkumpul dengan mendirikan
partai politik, LSM, dan lain-lain. Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa
Orba. Namun, sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan dan
kebijakan kurang konsisten dalam penegakan hukum. Dalam bidang sosial budaya, disatu sisi
kebebasan berbicara, bersikap, dan bertindak amat memacu kreativitas masyarakat. Namun, di
sisi lain justru menimbulkan semangat primordialisme. Benturan antar suku, antar umat
beragama, antar kelompok, dan antar daerah terjadi dimana-mana. Kriminalitas meningkat dan
pengerahan masa menjadi cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi
tindakan kekerasan.
Kondisi nyata saat ini yang dihadapi adalah munculnya ego kedaerahan dan primordialisme
sempit, munculnya indikasi tersebut sebagai salah satu gambaran menurunnya pemahaman
tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas, paham negara. Padahal
seperti diketahui Pancasila sebagai sistem yang terdiri dari lima sila (sikap/ prinsip/pandangan
hidup) dan merupakan suatu keutuhan yang saling menjiwai dan dijiwai itu digali dari
kepribadian bangsa Indonesia yang majemuk bermacam etnis/suku bangsa, agama dan
budaya yang bersumpah menjadi satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa persatuan,
sesuai dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.
Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsa saat ini adalah yang
ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah, baik konflik horizontal maupun konflik
vertikal, seperti halnya yang masih terjadi di Papua,Maluku. Berbagai konflik yang terjadi dan
telah banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam kehidupan masyarakat,
seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih
mengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia.
2017 14 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Orde Reformasi yang baru berjalan beberapa tahun telah memiliki empat Presiden. Pergantian
presiden sebelum waktunya karena berbagai masalah. Pada era Habibie, Abdurrahman Wahid,
dan Megawati Soekarno Putri, Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan
ideologi negara, tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik. Ditambah lagi arus
globalisasi dan arus demokratisasi sedemikian kerasnya, sehingga aktivis-aktivis prodemokrasi
tidak tertarik merespons ajakan dari siapapun yang berusaha mengutamakan pentingnya
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
Ideologi negara yang seharusnya menjadi acuan dan landasan seluruh elemen bangsa
Indonesia khususnya para negarawan dan para politisi serta pelaku ekonomi dalam
berpartisipasi membangun negara, justru menjadi kabur dan terpinggirkan. Hasilnya NKRI
mendapat tantangan yang berat. Timor-Timur yang telah lama bergabung dalam NKRI melalui
perjuangan dan pengorbanan lepas dengan sekejap pada masa reformasi tersebut. Daerah-
daerah lain juga mengancam akan berdiri sendiri bila tuntutannya tidak dipenuhi oleh
pemerintah pusat. Tidak segan-segan, sebagian masyarakat menerima aliran dana asing dan
rela mengorbankan kepentingan bangsanya sebagai imbalan dolar.
Dalam bahasa intelijen kita mengalami apa yang dikenal dengan ”subversi asing”, yakni kita
saling menghancurkan negara sendiri karena campur tangan secara halus pihak asing. Di
dalam pendidikan formal, Pancasila tidak lagi diajarkan sebagai pelajaran wajib sehingga nilai-
nilai Pancasila pada masyarakat melemah.
45 Butir Pengamalan Pancasila
Hari ini adalah Hari Lahir Pancasila, dan saya yakin sebagian dari kita tidak bisa menyebutkan
dengan benar kelima sila dari Pancasila. Apalagi disuruh menyebutkan 45 butir pengamalan
Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
pada Tap MPR No. II/MPR/1978.
Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat diminimalisir.
Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi dengan semua
produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan meninggalkannya begitu saja.
2017 15 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika sekelompok pihak mulai mementingkan
dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara ini sebagai negara berideologi agama tertentu.
Semoga saja 45 Butir Pengamalan Pancasila ini dapat mengingatkan kita akan nilai – nilai
kebaikan yang patut kita amalkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2017 16 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
2017 17 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
2017 18 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Bagaimana membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan pengamalan dalam
keseharian kehidupan kita? Saya rasa perlu suatu pemerintahan otoriter di Indonesia untuk
memprogram ulang otak bangsa kita dengan suatu dokrin nilai – nilai sosial dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata – nyata sangat
plural ini. Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan masyarakat yang
tak bermoral, tak terkendali, tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah kebenaran itu sendiri
tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain. Semoga saja bangsa Indonesia
tidak separah itu ;))
2017 19 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAmyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id