Modul Praktikum Teknik Switching 2013

55
Modul Praktikum Teknik Switching Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom 1 PERATURAN PRAKTIKUM TEKNIK SWITCHING LABORATORIUM TEKNIK SWITCHING JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM 1. Kelengkapan Praktikum a. Kelengkapan praktikum dalam Praktikum Teknik Switching adalah meliputi: modul praktikum, kartu praktikum berfoto, tugas pendahuluan (optional) dan jurnal. b. Jika salah satu diatas tidak lengkap, maka praktikan dianggap gagal dalam praktikum modul yang bersangkutan. c. Jika salah satu dari seluruh modul praktikum yang dipraktikumkan gagal, maka dianggap d. tidak lulus untuk mata praktikum Teknik Switching. 2. Kehadiran Praktikan a. Praktikan harus hadir pada waktu yang telah ditentukan/ditetapkan b. Jika ada praktikan yang terlambat : T < 20 menit : praktikan dapat mengikuti praktikum seperti biasa walaupun TA sudah berlalu atau sedang dikerjakan. T > 20 menit : praktikan dipersilahkan pulang dan selanjutnya dinyatakan gugur untuk modul yang bersangkutan Keterangan : T = waktu kedatangan praktikan c. Jika praktikan tidak melengkapi : modul praktikum, kartu praktikum berfoto, maka praktikan diberi waktu untuk melengkapinya. Dan ketentuan waktunya sesuai dengan ketentuan sebelumnya (Jika praktikan yang terlambat.) 3. Selama Praktikum Berlangsung. a. Praktikan wajib membawa :

Transcript of Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Page 1: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

1

PERATURAN PRAKTIKUM TEKNIK SWITCHING

LABORATORIUM TEKNIK SWITCHING

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

1. Kelengkapan Praktikum

a. Kelengkapan praktikum dalam Praktikum Teknik Switching adalah meliputi: modul

praktikum, kartu praktikum berfoto, tugas pendahuluan (optional) dan jurnal.

b. Jika salah satu diatas tidak lengkap, maka praktikan dianggap gagal dalam praktikum

modul yang bersangkutan.

c. Jika salah satu dari seluruh modul praktikum yang dipraktikumkan gagal, maka

dianggap

d. tidak lulus untuk mata praktikum Teknik Switching.

2. Kehadiran Praktikan

a. Praktikan harus hadir pada waktu yang telah ditentukan/ditetapkan

b. Jika ada praktikan yang terlambat :

T < 20 menit : praktikan dapat mengikuti praktikum seperti biasa walaupun TA sudah

berlalu atau sedang dikerjakan.

T > 20 menit : praktikan dipersilahkan pulang dan selanjutnya dinyatakan gugur

untuk modul yang bersangkutan

Keterangan :

T = waktu kedatangan praktikan

c. Jika praktikan tidak melengkapi : modul praktikum, kartu praktikum berfoto, maka

praktikan diberi waktu untuk melengkapinya. Dan ketentuan waktunya sesuai dengan

ketentuan sebelumnya (Jika praktikan yang terlambat.)

3. Selama Praktikum Berlangsung.

a. Praktikan wajib membawa :

Page 2: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

2

Modul praktikum

Kartu praktikum berfoto

b. Praktikan dapat memulai praktikum setelah diizinkan asisten jaga

c. Praktikan yang dipulangkan dan tidak mengikuti salah satu modul praktikum

dianggap gagal

d. Praktikan wajib berpakaian rapi dan sopan berseragam ITTelkom

e. Selama praktikum praktikan dilarang :

Meninggalkan ruang tanpa seizin asisten jaga

Berbuat atau berbicara yang tidak ada hubungannya dengan praktikum

Merokok dan makan (air minum boleh)

Berlaku tidak sopan terhadap sesama praktikan dan pada asisten

Mengutak-atik peralatan peraktikum di luar izin praktikum

4. Tugas Pendahuluan

a. Sifat : optional, ditulis tangan rapi di buku praktikum ( format ditentukan )

b. Soal TP wajib dikerjakan semua, jika tidak maka nilai TP sama dengan NOL

c. Jika tidak mengerjakan TP maka tetap diperbolehkan mengikuti praktikum dengan

konsekuensi nilai TP NOL .

d. Keterlambatan pengumpulan TP :

< 10 menit : discount 25 %

10 menit < t < 20 menit : discount 50 %

20 menit : discount 100 %

5. Tugas Tambahan

Tugas tambahan dapat dilakukan oleh asisten praktikum bersangkutan jika dirasa perlu.

6. Tes Awal

Tes awal dilakukan sebelum praktikum dimulai, waktu pengerjaan maksimal 20 menit.

7. Jurnal Praktikum.

Page 3: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

3

a. Pengumpulan jurnal praktikum maksimum 1 jam setelah praktikum selesai sesuai

shift praktikum yang bersangkutan

b. Isi jurnal dalam satu group tidak boleh sama, apabila sama maka nilai akan dibagi

sama banyak.

c. Asisten berhak untuk mengembalikan jurnal praktikum dan memberikan tugas

tambahan jika jurnal praktikum dianggap kurang mencukupi.

8. Bobot nilai

a. Tugas Pendahuluan : 20 %

b. Test Awal : 20 %

c. Praktikum : 35 %

d. Jurnal : 25 %

e. Total : 100 %

9. Pertukaran Jadwal

Pertukaran jadwal harus dilakukan selambat-lambatnya sehari sebelum praktikum dan

mengisi formulir tukar jadwal yang ditandatangani asisten Lab. dan berstempel

laboratorium Teknik Switching.

10. Syarat Kelulusan

Syarat kelulusan praktikum ini yaitu dengan mengikuti semua modul praktikum, indeks

(A s/d E) ditentukan oleh jurusan.

11. Praktikum Susulan

Dalam Praktikum Teknik Switching dimungkinkan tidak mengadakan praktikum susulan

dengan alasan apapun

12. Lain-lain

a. Jika praktikan tidak dapat hadir pada saat praktikum karena alasan yang berada

diluar kuasa praktikan (misal : sakit) dan dapat dibuktikan dengan bukti yang sah

Page 4: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

4

dan kuat, maka praktikan tersebut dipertimbangkan untuk mengikuti praktikum

dengan jadwal yang akan ditentukan kemudian oleh asisten jaga

b. Tidak ada susup-menyusup apapun alasannya, bila praktikan diketahui menyusup

maka dinyatakan gugur pada modul yang bersangkutan.

c. Hal-hal lain yang dirasa perlu dan belum tercantum dalam peraturan praktikum ini

akan ditentukan, ditetapkan, dan diumumkan kemudian.

Terima Kasih,

Semoga praktikum ini berjalan lancar dan berguna bagi kita semua. Amin

A/N Seluruh Asisten Laboratorium Teknik Switching

Menyetujui,

Penanggung Jawab Lab. T. Switching Koordinator Asisten Lab. T. Switching

Iman Hedi Santoso, S. T. MT. Johan Gifari

111100095

Ka. Lab Jaringan & Multimedia

DR. Ir Rendi Munadi, MT.

Page 5: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

5

STRUKTUR LABORATORIUM TEKNIK SWITCHING

Koordinator Lab Jaringan dan Multimedia : Dr. Ir. Rendy Munadi, MT.

Penanggung Jawab Lab Teknik Switching : Iman Hedi, ST. MT.

Koordinator Asisten Lab Teknik Switching : Johan Gifari (111100095)

Administrasi Lab Teknik Switching : Riany Erdiyanti (111100263)

Bendahara Lab Teknik Switching : Alif Faikah (111104258)

Koordinator Div Praktikum : Dikka Wardhana (111100048)

Div Praktikum Fitriani Wilujeng S. (111100145)

Devi Fitriani (111100013)

Koordinator Divisi Riset : Tuntun Aditara Prapanca (111100016)

Div Riset Fathia Amany (111091033)

Ceisar Maulana Shabirin (11109015)

Reza Arlan (111090121)

Alfian Abdul Ghaffar (111090246)

Alfian Yusuf Khanafi (111100015)

Bima Sanjaya (111110118)

M. Rivai (111110109)

Koordinator Div O&M : Alvin Albertha (111101198)

Div O&M M. Raka Perbawa (111100163)

Boby Indradito P. (111100076)

Page 6: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

6

MODUL 0

SIMULASI SWITCHING DIGITAL (SSD)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Modul Subcriber Matching Unit (SMU)

Praktikan dapat mengerti tentang proses pembangunan dan pemutusan suatu hubungan

dalam telekomunikasi.

Modul Multifrequency Receiver (MR)

Mengerti struktur multifrekuensi dan jalannya proses registrasi dan konversi saat dialing

information.

Modul Multiplexer/Demultiplexer (MUX / DEMUX)

Praktikan dapat mengerti tentang penggabungan beberapa kanal bicara ke dalam suatu

sinyal yang dimultiplex berdasarkan waktu dan sebaliknya.

Modul Switching Network (SN)

Memahami konsep Time Division Switching (TDS) dan Space Division Switching

(SDS).

Proses Switching Dengan Sistem Lengkap Terintegrasi Untuk Peralatan Standar

Memahami interaksi dari seluruh panel praktikum

Proses Switching Dengan Sistem Lengkap Terintegrasi Untuk Peralatan Maksimum

Memahami interaksi dari seluruh panel praktikum

B. PENDAHULUAN

Pada modul SSD ini akan mensimulasikan proses terjadinya hubungan telepon antara 2orang

(2 terminal telpon). Untuk dapat terwujudnya suatu panggilan, dibutuhkan beberapa komponen,

yang dibagi menjadi 4 modul (4 bagian), yaitu Sucriber Matching Unit (SMU), Multifrequency

Reciever (MR), Multiplexer / Demultiplexer (MUX/DEMUX), dan Switching Network (SN).

Pada masing-masing modul ini, kita dapat memilih bagaimana prosesnya akan berlangsung,

secara continue (CONT.) yaitu semua tahap berjalan otomatis sampai semua tahap selesai, atau

secara step by step (STEP) yaitu kita yang menentukan kapan mulai berjalannya setiap langkah

proses tersebut.

Page 7: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

7

Pada percobaan ini, digunakan dua telepon untuk integrasi standar dan empat telepon untuk

integrasi lengkap. Saat percobaan berlangsung dapat diamati proses-proses yang terjadi, yang

meliputi :

1. Call Setup.

2. Call Processing.

3. Call Ending.

Pembicaraan telepon secara real time dapat dilakukan setelah proses call setup terjadi.

C. PENGENALAN ALAT DAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Simulator switching digital terdiri dari 4 modul yang mewakili 4 proses utama terjadinya

suatu hubungan telpon, yaitu :

Modul Subscriber Matching Unit (SMU)

Modul Multifrequncy Reciever (MR)

Modul Multiplexer / Demultiplexer (MUX / DEMUX)

Modul Switching Network (SN)

1. Modul Subscriber Matching Unit (SMU)

Page 8: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

8

Gambar 1.1 Modul Subscriber Matching Unit (SMU)

Fungsi blok-blok pada modul SMU adalah :

Subcriber Line Interface Circuit (SLIC) : merupakan representasi dari circuit

pelanggan.

Blok HY atau Hybrid untuk memisahkan jalur bicara dua kabel pada system analog

menjadi jalur incoming dan outgoing.

Blok A/D dan D/A merupakan converter dari analog ke digital dan sebaliknya.

Tone Generator (TG) untuk memberikan nada (tones) seperti halnya nada bunyi pada

telepon biasa.

Ringing Generator (RG) untuk memberikan nada panggil ke telepon yang dipanggil

seperti nada panggil yang lazim dikenal.

Pulse Dialing (PD) untuk menkonversi digit yang dikirim pemanggil yang diperlukan

untuk pembangunan hubungan.

Cara mencobanya :

Aktifkan tombol switch ke posisi STEP (ke LED merah) pada panel SMU. Sambungkan

Power Supply +12 V ke +12 V, ground ke ground, +28 V tidak digunakan.

1. Aktifkan power supply. Semua LED dan layar seven segment menyala dan setelah 5

detik akan mati kembali. Setelahnya Seven segment menampilkan tanda strip/garis.

2. Subscriber Line Matching Unit dijalankan dengan cara menekan tombol STEP tahap

demi tahap.

Page 9: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

9

Langkah-langkah praktikum :

1. Tekan tombol STEP

Proses : LEDs wire a/b pelanggan 1 dan pada batteray B blok SLIC menyala.

Penjelasan : Pelanggan satu mengangkat handset. Sentral mengenali pelanggan

tersebut lalu mensupply arus untuk telepon set pelanggan.

2. Tekan tombol STEP

Proses : LED antara tone generator dan SLIC dari pelanggan 1 menyala.

Penjelasan : Setelah sentral siap untuk operasi, dial tone dikirimkan ke pelanggan.

3. Tekan tombol STEP

Proses : LED antara TG dan SLIC mati, sedangkan LED antara blok SLIC dan PD

serta keluaran yang berada disebelah kanan menyala.

Penjelasan : Saat pelanggan mulai men-dial, dial tone dimatikan dan jalur dialing

information sudah dapat digunakan. Semua pelanggan dihubungkan sesuai dengan

data sambungan mereka (nomor telepon, tipe telepon, dsb) yang disimpan di memory

SMU. SMU menentukan apakah multifrequency receiver (MR) harus dihubungkan ke

circuit atau harus mengaktifkan komponen penerima pulse dialing signals.

4. Tekan tombol STEP

Proses : Layar seven segmen S menunjukkan angka 1.

Penjelasan : Agar proses switching dapat terjadi, switching network harus

mempunyai informasi tentang input (pemanggil) harus dihubungkan dengan output

(dipanggil). S=1 menunjukkan bahwa pelanggan 1 sebagai source (pemanggil) yang

selanjutnya informasi tersebut dimasukkan ke memory.

5. Tekan tombol STEP

Proses : Layar seven segmen 1 sampai 4 menunjukkan angka 7482.

Penjelasan : Pemanggil menghubungi pelanggan dengan nomor 7482. Sumber dan

tujuan panggilan dari suatu hubungan ditetapkan dan selanjutnya akan dikirimkan ke

control unit.

6. Tekan tombol STEP

Proses : LED antara SLIC dan PD begitu juga antara PD dan keluarannya mati.

Page 10: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

10

Penjelasan : Jalur data dilepaskan setelah sumber dan tujuan panggilan

ditransmisikan.

7. Tekan tombol STEP

Proses : LED pada jalur outgoing dari pelanggan 1 dan jalur incoming pelanggan

2 menyala. Green LED di jalur outgoing pelanggan 1 menyala.

Penjelasan : Hubungan antara pelanggan 1 dan pelanggan 2 telah ditetapkan melalui

switching network (SN).

8. Tekan tombol STEP

Proses : LED pada jalur pelanggan 2, antara blok RG dan SLIC dari pelanggan 2 dan

antara blok TG dan SLIC dari pelanggan 1 berkedip.

Penjelasan : Pelanggan yang dituju dipanggil. Ringing current generator menyalakan

bel pelanggan 2.

9. Tekan tombol STEP

Proses : LED berhenti berkedip, sedangkan LED di jalur a/b ke pelanggan 2 dan pada

batteray B blok SLIC pelanggan 2 menyala.

Penjelasan : Pelanggan yang dipanggil menjawab panggilan.

10. Tekan tombol STEP

Proses : LED di jalur outgoing dari pelanggan 2 dan jalur incoming pelanggan 1

menyala. Green LED pada pelanggan 2 dan 1 menyala.

Penjelasan : Jalur antara pelanggan 2 ke pelanggan 1 telah dibangun. Hubungan

antara pelanggan 1 dan pelanggan 2 telah terjadi. Digitalisasi sinyal bicara telah dapat

ditransmisikan secara dua arah melalui sentral digital.

Telah terjadi komunikasi antara dua pelanggan tersebut.

11. Tekan tombol STEP

Proses : LEDs di jalur pelanggan 2 dan di batteray B blok SLIC dari pelanggan 2

mati.

Penjelasan : Pelanggan 2 menutup pesawat telepon. Arus yang di supply oleh sentral

diputuskan seiring dengan ditutupnya pesawat telepon.

Page 11: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

11

12. Tekan tombol STEP

Proses : Green LED pada jalur outgoing dan incoming dari pelanggan 2 dan

pelanggan 1 mati.

Penjelasan :Hubungan komunikasi antara kedua pelanggan telah berakhir.

13. Tekan tombol STEP

Proses : LED antara TG dan SLIC dari pelanggan 1 berkedip.

Penjelasan : Sinyal sibuk yang diberikan oleh tone generator menandakan bahwa

pelanggan 2 telah menutup pesawat telepon.

14. Tekan tombol STEP

Proses : LED pada jalur pelanggan 1 dan pada batteray B blok SLIC dari pelanggan 1

mati.

Penjelasan : Pelanggan 1 menutup pesawat telepon. Arus yang di supply oleh sentral

diputuskan seiring dengan ditutupnya pesawat telepon.

15. Tekan tombol STEP

Proses : LED Pada jalur incoming dan outgoing dari kedua pelanggan mati.

Penjelasan : Jalur bicara antara kedua pelanggan telah putus.

16. Tekan tombol STEP

Proses : Layar seven segmen menunjukkan tanda strip. Kondisi semula telah tercapai.

Penjelasan : Hubungan pada SMU telah putus. Pelanggan dianggap tidak ada yang

melakukan komunikasi. Jika menekan kembali tombol STEP, maka proses yang sama

akan terulang.

Page 12: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

12

2. Multifrequency Receiver (MR)

Gambar 1.2 Modul Multifrequency Receiver (MR)

Selain metode pushbutton pulse dialing untuk mengkonversikan informasi dial yang ditekan

pelanggan pada telepon konvensional, dikenal pula metode dual-tone multifrequency (DTMF).

Pada DTMF, masing-masing digit yang ditekan merupakan kombinasi dua frekuensi, dimana

setiap frekuensi terdiri dari grup frekuensi sebanyak 4 jenis (2*1 dari 4-code). Multifrequency

Receiver (MR) disini berfungsi untuk menkonversi kombinasi 2 frekuensi tersebut menjadi

nomor atau huruf (informasi) yang di dial oleh pelanggan, yang selanjutnya diteruskan ke modul

SMU. Prosesnya adalah memberikan 2 filter (HPF dan LPF) untuk mendapatkan 2 frekuensi

yang dimaksud, lalu oleh blok control kedua frekuensi tersebut dikodekan menjadi nomor atau

huruf. Setelah didapatkan kodenya, maka akan disimpan dimemori lalu diteruskan ke SMU agar

dapat mengevaluasi proses dialing information dalam establishment suatu hubungan.

Page 13: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

13

Multifrequency receiver dapat dihubungkan via contacts (switch) dengan SMU untuk satu atau

dua subscriber circuit.

Cara mencobanya :

Aktifkan tombol switch ke posisi STEP (ke LED merah) pada panel. Sambungkan power

supply +12 V ke +12 V, dan groundnya, +28 V tidak digunakan. Sambungkan Y input osiloskop

dengan SIG soket yang ada pada training panel.

Langkah-langkah praktikum :

1. Tekan tombol STEP

Proses : LED pada contact sebelah kiri dari line coming SMU menyala

Penjelasan : Pelanggan siap melakukan panggilan. Multifrequency receiver

disambungkan circuit pelanggan.

2. Tekan tombol STEP

Proses : LED pada output kedua filter menyala. LED yang berwarna hijau pada

penerima telpon menyala pada posisi 852 Hz dan 1209 Hz dengan delay waktu

tertentu. LED pada CTRL blok dan layar untuk angka 7 menyala setelah beberapa

saat.

Penjelasan : Pelanggan men-dial angka pertama. Filter membagi frekuensi rendah

dan tinggi menjadi dua kelompok. Penerima mengenali dua frequency yaitu 852 Hz

dan 1209 Hz. Ketika kedua frequency diterima, CTRL mengkodekan gabungan

frequency tersebut menjadi angka 7.

3. Tekan tombol STEP

Proses : LED pada output filter dan CTRL mati, setelah beberapa lama LED pada

MEM input menyala. Angka „7‟ tampak pada posisi pertama dari memory. Lalu

angka 7 pada layar dan LED pada input MEM akan mati.

Penjelasan : Pengenalan angka 7 dan pembufferan.

4. Tekan tombol STEP

Proses : LED pada output buffer akan menyala.

Penjelasan : Buffer mentransmisikan angka 7 ke SMU.

Page 14: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

14

Step selanjutnya merupakan pengulangan dari proses diatas dengan angka

yang berbeda.

3. Multiplexer dan Demultiplexer (MUX dan Demux)

Gambar 1.3 Modul Multiplexer dan Demultplexer.

Multiplexer (MUX) adalah rangkaian logika yang menerima beberapa input data digital dan

menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu, untuk dikeluarkan pada sisi output.

Sedangkan multiplexing adalah rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan

dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu

kepada outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui

media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1 saluran

komunikasi).

Demultiplexer (DEMUX )adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan

mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Seleksi data-data input

dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari demultiplexer tersebut.

Page 15: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

15

Pada pamel MUX/DEMUX dapat kita lihat line L1-k, L2-k, L3-k, L4-k, yang merupakan

input multiplexer yang datang dari arah pelanggan. Sedangkan L1-g, L2-g, L3-g, L4-g,

merupakan line keluaran DEMUX ke arah pelanggan. Pengamatan dari MUX dan DEMUX

dilakukan melalui clock (CLK) dari control unit (CTR). Keluaran Multiplexer berupa time

multiplex signal dengan 4 time slot yang selanjutnya menjadi masukan bagi switching network

melalui jalur H1. sedangkan masukan dari. Demultiplexer adalah time multiplex signal dengan 4

time slot yang melalui jalur H2.

Cara mencobanya :

Aktifkan tombol switch ke posisi STEP (ke LED merah), sambungkan panel dengan power

supplynya untuk +12 V dan groundnya. Sambungkan input Y osiloskop dengan soket Y pada

panel dan input trigger dengan soket trigger pada training panel.

Langkah- langkah praktikum :

1. Tekan tombol STEP

Proses : 4 buah LED berwarna hijau time slot 1 sampai 4 pada input DEMUX akan

menyala.

Penjelasan : Time multiplex signal, berisi code word dari switching network datang

sebagai input dari demultiplexer yang selanjutnya akan dipisah menjadi line tunggal yang

merepesentasikan satu pelanggan.

2. Tekan tombol STEP

Proses :

Pada Multiplexer

LED pada jalur L1-k dan jalur H1 menyala.

Beberapa saat kemudian green LED pada time slot 1 menyala.

Lalu LED pada jalur L1-k dan jalur H1 Mati.

Penjelasan : Input 1 disambungkan ke output H1 pada multiplexer. Code word yang

berasal dari pelanggan 1 diproses dan tampak pada time slot 1 dari time multiplex

signal (H1).

Pada Demultiplexer

Page 16: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

16

LED pada jalur H2 dan jalur L1-g menyala.

Setelah beberapa saat green LED CW2 (Code Word) menyala dan green LED

pada time slot 1 pada jalur H2 mati.

LED CW2 mati setelah beberapa saat. LED pada jalur H2 dan jalurL1-g mati

setelah beberapa saat.

Penjelasan : Input H2 disambungkan dengan output 1 pada demultiplexer. Code

word pada time slot 1 dari time multiplex signal diproses untuk pelanggan 1.

3. Tekan tombol STEP

Proses :

Pada Multiplexer

LED pada jalur L2-k dan jalur H1 menyala.

Beberapa saat kemudian green LED pada time slot 2 menyala.

Lalu LED pada jalur L2-k dan jalur H1 mati.

Penjelasan : Input 2 disambungkan ke output H1 pada multiplexer. Code word yang

berasal dari pelanggan 2 diproses dan tampak pada time slot 2 dari time multiplex

signal.

PadaDemultiplexer

Led pada jalur H2 dan jalur L2-g menyala.

Setelah beberapa saat green LED CW4 menyala dan green LED pada time slot 1

pada jalur H2 mati.

LED CW4 mati setelah beberapa saat.

LED pada jalur H2 dan jalur L2-g mati setelah beberapa saat.

Penjelasan : Input H2 disambungkan dengan output 2 pada demultiplexer. Code

word pada time slot 2 dari time multiplex signal diproses untuk pelanggan 2.

4. Tekan tombol STEP

Proses :

Pada Multiplexer

LED Pada jalur L3-k dan jalur H1 menyala.

Beberapa saat kemudian green LED pada time slot 3 menyala.

Lalu LED pada jalur L3-k dan jalur H1 mati.

Page 17: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

17

Penjelasan : Input 3 disambungkan ke output H1 pada multiplexer. Code word yang

berasal dari pelanggan 3 diproses dan tampak pada time slot 3 dari time multiplex

signal.

Pada Demultiplexer

LED pada jalur H2 dan jalur L3-g menyala.

Setelah beberapa saat green LED CW6 menyala dan green LED pada time slot 3

pada jalur H2 mati.

LED CW6 mati setelah beberapa saat.

Led pada jalur H2 dan jalur L3-g mati setelah beberapa saat.

Penjelasan : Input H2 disambungkan dengan output 3 pada demultiplexer. Code word

pada time slot 3 dari time multiplex signal diproses untuk pelanggan 3.

5. Tekan tombol STEP

Proses :

Pada Multiplexer

LED Pada jalur L4-k dan jalur H1 menyala.

Beberapa saat kemudian green LED pada time slot 4 menyala.

Lalu LED pada jalur L4-k dan jalur H1 mati

Penjelasan : Input 4 disambungkan ke output H1 pada multiplexer. Code word yang

berasal dari pelanggan 4 diproses dan tampak pada time slot 4 dari time multiplex

signal.

Pada Demultiplexer

LED pada jalur H2 dan jalur L4-g menyala.

Setelah beberapa saat green LED CW8 menyala dan green LED pada time slot 4

pada jalur H2 mati.

LED CW8 mati setelah beberapa saat.

Led pada jalur H2 dan jalur L4-g mati setelah beberapa saat.

Penjelasan : Input H2 disambungkan dengan output 4 pada demultiplexer. Code

word pada time slot 4 dari time multiplex signal diproses untuk pelanggan 4.

6. Tekan tombol STEP

Page 18: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

18

Proses : Semua LED akan mati, jika tombol STEP ditekan maka akan terjadi

pengulangan proses.

4. Switching Network

Setelah melewati proses mux/demux, data yang telah dikalkulasikan untuk control

memory di bufferkan kemudian dikirimkan ke Switching Network. Setiap Time Slot data

percakapan antara pelanggan diproses lalu dirutekan di Switching Network sesuai dengan

tujuannya.

Suatu time slot kosong dibutuhkan untuk membangun suatu hubungan, dimana nantinya

time slot ini akan independent ditinjau dari posisi waktu pada saat kanal mengalami proses di

jaringan. Posisi time slot tersebut harus dijaga sehingga pada output Switching Network time

slot sesuai dengan pengalamatan yang diinginkan.

Time Stage dilakukan sebelum Space Stage, berfungsi sebagai optimalisator. Time Stage

menyeleksi kemungkinan adanya timeslot yang kosong atau mengandung kode bicara untuk

kemudian di switch ke Space Stage. Karakteristik dari Space Stage di Switching Network

ditentukan berdasarkan fakta bahwa kanal (kode bicara 8 bit) tidak dapat merubah posisinya

berdasarkan waktu selama proses switching.

Space Stage berfungsi untuk menjaga posisi dari time slot. Space Stage juga melakukan

pngalamatan tentang tujuan dari time slot. Pengalamatan ini menunjukkan ke lokasi mana

time slot ditujukan.Output dari Space Stage adalah sinyal time multiplex, berupa kanal-kanal.

Sebelum kana-kanal ini dikirim lebih lanjut, harus dihasilkan urutan urutan yang memberikan

identitas dari pelanggan. Urutan ini dihasilkan oleh Time Stage yang ada setelah Space

Stage. Setiap proses switch di Time Stage, control memory memberikan instruksi time slot

mana yang harus dibaca.

Alat ini adalah suatu TST Switching Network, dimana Space Stage terdiri dari 2 Space

Switch. Input dari Space Stage, H3 dan H4, terhubung secara seri dengan 2 Time Switch

incoming TSI, dimana hanya satu yang ditampilkan. Output dari Space Stage, H5 dan H6,

terhubung denga 2 Time Switch outgoing, dan juga hanya satu yang ditampilkan.

Page 19: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

19

Gambar 1.4 Switching Network

Langkah-langkah praktikum :

Pada percobaan, akan dilakukan tiga operasi. Operasi pertama terdapat hubungan

melalui rute H3 (input 0) dari Space Stage ke pelanggan yang terhubung pada rute H2

(outgoing). Rute incoming menghubungkan input H1 ke output H6 melalui rute H4 (input

1) di Space Stage.

I. Operasi Pertama Time Slot 1

#1 Tekan tombol STEP

Proses : LED pada rute H1 menyala.

Penjelasan : Time slot pertama sampai input TS 1 (rute H1). Time slot ini kosong

(diindikasikan oleh LED pada time slot 1 tidak menyala), sehingga tidak ada

informasi yang ditempatkan pada lokasi pertama dari Information Memory.

#2 Tekan tombol STEP

Proses : [1]

Page 20: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

20

Penjelasan : Control memory ke 3 pada TS1 ditempatkan pada time slot 1. Code

word yang telah disimpan pada frame sebelumnya dibaca dari lokasi memory ke 3

dari Information Memory. Code word akan tampil sebagai output pada time slot

1. pada layar akan tampak bahwa input dari TS1 yang berasal dari time slot 3

digeser ke time slot 1 pada output.

Proses : [2]

Penjelasan : Control memory dari SS0 akan menempatkan time slot 1 pada H4 ke

time slot 1 pada H6.

#3 Tekan tombol STEP

Page 21: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

21

Proses : [1]

Penjelasan : Control memory dari SS1 akan menempatkan time slot 1 pada H3 ke

time slot pada H5.

Proses : [2]

Penjelasan : Code word akan tampak sebagai input dari TS0 pada time slot 1

(jalur H5) lalu dimasukkan ke lokasi penyimpanan 1 dari memori informasi dan

akan tetap berada di tempat tersebut sampai bisa ditransmisikan ke pelanggan

yang dituju.

#4 Tekan tombol STEP

Proses : LED pada jalur H2 menyala dan tampilan dari time slot 1 pada Control

Memory berupa strip/garis.

Penjelasan : Lokasi pertama dari Control Memory pada TS0 kosong.

Page 22: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

22

Operasi Pertama Time Slot 2

#5…#8 Tekan tombol STEP

Proses : Hanya LED pada jalur H1 yang menyala pada input TSI. Control

Memory pada space stage menampilkan tanda strip/garis, begitu pula dengan

Control Memory dari TSO. LED pada jalur H2 (output TSO) menyala.

Penjelasan : Time slot 2 pada input terisi. Time slot ke 2 pada Control Memory

kosong karena tidak ada masukan. Switching dari code word tidak terjadi.

II. Operasi Pertama Time Slot 3

#9 Tekan tombol STEP

Proses :

Penjelasan : Control memory dari TS0 berisi digit 1 pada time slot ke 3.

Informasi yang sebelumnya menjadi input lokasi ke 1 pada Information Memory

di switch ke pelanggan ke 3 yang merupakan pelanggan yang dihubungi.

III. Operasi Pertama Time Slot 4

#13 Tekan tombol STEP

Proses : LED pada jalur H1 menyala.

Penjelasan : Time slot ke 4 dari incoming frame kosong, tidak ada data

masukan.

#14…#16 Tekan tombol STEP

Proses : Control Memory pada space stage dan TSO menampilkan strip/garis.

Penjelasan : Control memory kosong, tidak ada yang di switch.

Page 23: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

23

5. System Terintegrasi Standar

Aktifkan power supplynya tetapi tidak pada mode STEP-nya, “lamp test” secara

otomatis akan menyala selama 5 detik. Seluruh LED dan tampilan seven segmen harus

menyala. Pada telepon akan terdengar suara ringing.

Sistem mulai beroperasi, keempat time slot dari state inisialisasi berjalan

berkelanjutan (siklus). Diasumsikan pelanggan 1 mennggunakan Push Button Pulse

Dialer DTMF dan pelanggan 2 menggunakan Push Button Pulse Dialer IWV. Angkat

gagang pada pelanggan 1, nada dial akan mengalir pada kawat a/b dari pelanggan 1.

Dialing :

Multi Frequency Receiver (MFR) aktif ketika pelanggan 1 mendial digit pertama.

MFR memproses dan mendefinisikan digit-digit nomor telepon tujuan dan

mengembalikannya ke Subscriber Matching Unit, dimana setiap digit ditempatkan

sementara sampai seluruh nomor panggilan selesai di dial.

Pemilihan Jalur Bicara :

Setelah MFR mendefinisikan nomor telepon tujuan, lalu nomor tersebut dikirim ke

Control Unit untuk penginisialisasian dalam pemilihan jalur bicara. Pertama-tama ringing

outgoing dari hubungan di kalkulasi. Ditunjukkan bahwa time slot ke 2kosong, seperti

yang terjadi pada operasi single step di Switching Network. Setelah dilakukan kalkulasi,

data untuk control memory di bufferkan untuk kemudian dikirimkan ke Switching

Network (Speech Path Latching). Setelahnya, rute kembali ditentukan di control unit.

Time slot ke 3 (seperti yang ditunjukkan pada operasi single step di Switching Network)

Data dari control memory juga dibufferkan dan dikirimkan ke switching network.

Pemanggilan Pelanggan 2

Lamanya waktu panggil tergantung dari status keseluruhan system. Ketika pelanggan

dipanggil, pada kawat a/b pelanggan yang dipanggil tersebut mengalir arus ringing dan

pada kawat a/b pelanggan pemanggil mengalir tone ringing.

Pelanggan 2 Mengangkat Telepon :

Page 24: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

24

Ketika pelanggan yang dituju mengangkat telepon, arus ringing dan tone ringing

diputus. Rute datang dan kembali telah tersedia untuk pengiriman kode bicara bagi kedua

arah tersebut.

Kode bicara dari pelanggan 1 dikirimkan dari output SMU, ketika time slot 1 sampai

ke switching network selama siklus pengiriman timeslot. Kemudian kode bicara

dikirimkan melalui multiplexer hingga ke input dari time stage di switching network.

Kode bicara kemudian disimpan di information memory, selanjutnya informasi yang

dibuffer pada time slot 2 di kirimkan ke time stage outgoing melalui space stage. Pada

time slot yang sama, informasi dibaca pada time stage outgoing dan dikirimkan ke

subscriber matching unit melalui demultiplexer. Dengan cara ini kode bicara sampai ke

pelanggan 2.

Pada arah sebaliknya, kode bicara dari pelanggan 2 dikirimkan ketika time slot 2 telah

sampai. Kode tersebut dikirimkan melalui multiplexer dan dibufferkan pada information

memory. Selanjutnya, informasi time slot 1 yang di buffer dikeluarkan dan dikirimkan ke

pelanggan 1 melalui multiplexer.

Pemutusan Pembicaraan :

Ada 2 kemungkinan untuk mengakhiri pembicaraan, yaitu:

1. Pelanggan 2 (terpanggil) menutup telepon lebih dulu

Power supply bagi pelanggan 2 diputus dari Subscriber Matching Unit. Walaupun

kode bicara dari pelanggan 1 masih ada, tetapi kode tersebut tidak dapat

diteruskan ke pelanggan 2.

Pada Subcriber Matching Unit, sinyal busy dikirimkan ke pelanggan pemanggil.

Proses ini terus berlanjut hingga pelanggan 1 memutuskan hubungan.

2. Pelanggan 1 (pemanggil) menutup telepon lebih dulu

Power supply bagi pelanggan 1 diputus dari SMU. Pemutusan ini diinformasikan

ke control, kemudian control unit memutuskan hubungan.

Pertama, rute outgoing diputuskan. Control memory, yang berhubungan dengan

hubungan harus dihapus. Proses ini dapat dilihat dari control unit yang

mengeluarkan instruksi “dashes” yang diteruskan ke switching network.

Page 25: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

25

Proses tersebut juga terjadi pada rute kembali, jadi pada akhirnya kedua arah akan

dalam posisi idle.

6. System Terintegrasi Lengkap

Aktifkan power supplynya tetapi tidak pada mode STEP-nya, “lamp test” secara

otomatis akan menyala selama 5 detik. Seluruh LED dan tampilan seven segmen harus

menyala. Pada telepon akan terdengar suara ringing.

System mulai beroperasi. Keempat time slot dari state inisialisasi berjalan berkelanjutan

(siklus).

Hubungan dapat dilakukan dari dan ke sembarang telepon diantara 4 pelanggan

tersebut. Pembangunan hubungan dua telepon memungkinkan bila pelanggan pemanggil

dan terpanggil terkoneksi pada satu SMU. Juga perlu diperhatikan bahwa hubungan

kedua dapat terjadi setelah hubungan pertama telah selesai terbentuk.

Rute Outgoing :

Tampilan S : 2 ; Tampilan D : 4

TS1 : Masukan Control Memory : 2 pada time slot : 1

SS : Masukan Control Memory : 1 pada time slot : 1

TS0 : Masukan Control Memory : 1 pada time slot : 4

Rute Kembali :

Tampilan S : 4 ; Tampilan D : 2

TS1 : Masukan Control Memory : 4 pada time slot : 2

SS : Masukan Control Memory : 1 pada time slot : 2

TS0 : Masukan Control Memory : 2 pada time slot : 2

Proses pembangunan hubungan (call setup) dijelaskan pada percobaan system

lengkap untuk peralatan standar. Di bawah ini adalah contoh masukan bagi control

memory untuk hubungan dari pelanggan 2 ke pelanggan 4, dengan asumsi tidaka ada

hubungan sebelumnya pada system.

Proses Dari Pelanggan 2 Ke Pelanggan 4 :

Di time slot 2, kode bicara dari pelanggan 2 diambil dari SMU selama siklus proses

switch dari switching network dan diteruskan ke input switching network melalui

Page 26: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

26

multiplexer. Kode bicara dialamatkan pada posisi kedua pada di information memory dari

TSI. Lokasi penempatan ini dibaca di time slot 1 dan kode bicara diteruskan ke TS0

melalui space stage. Kode bicara disimpan pada posisi pertama dari information memory.

Pada time slot 4, kode bicara diteruskan dari TSO ke pelanggan 4 melalui demultiplexer.

Proses Dari Pelanggan 4 ke Pelanggan 2 :

Kode bicara dari pelanggan 4 ditempatkan pada time slot 4, masuk ke input dari

switching network melalui multiplexer. Kode bicara di buffer pada lokasi ke empat dari

information memory. Time slot 2, yang merupakan isi dari penempatan tadi dikeluarkan

untuk kemudian diteruskan ke TS0 melalui space stage dan disimpan di lokasi ke 2 dari

information memory. Time slot 2 akhirnya diteruskan ke pelanggan 2 melalui

demultiplexer.

Page 27: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

27

MODUL I

INTERACTIVE VOICE RESPONSE (IVR) PADA TRIXBOX

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memahami definisi dan konsep kerja IVR

2. Mengetahui arsitektur IVR

3. Mengetahui cara konfigurasi IVR pada Trixbox

4. Mengaplikasikan hasil konfigurasi pada suatu panggilan teleponi

B. ALAT PRAKTIKUM

1. Hardware

PC + Accessories

Voice Processing Board

Phone Terminal

2. Software

Trixbox

Eyebeam

C. DASAR TEORI

Salah satu aplikasi dari Computer Telephony Integration (CTI) yang umum

digunakan adalah IVR. Interactive Voice Response (IVR) adalah salah satu teknologi

teleponi dimana sistem dirancang interaktif dengan pemanggil melalui penekanan

pesawat teleponnya (menggunakan sistem DTMF) atau membunyikan kata (speech

recognition).Adapun pada praktikum kali ini, deteksi yang digunakan adalah dari

penekanan tombol pesawat telepon saja. Sistem IVR ini dapat merespon panggilan

menggunakan suara yang telah direkam terlebih dahulu kemudian disesuaikan dengan

pemrosesan informasi yang diminta pemanggil. Jadi IVR menghasilkan respon

informasi baik berupa suara, fax, callback, email, atau media lain dan merutekan

panggilan ke tujuan yang tepat diminta oleh pemangggil.

Page 28: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

28

IVR cocok diaplikasikan pada sistem dengan spesifikasi berikut :

• IVR cocok diaplikasikan untuk berbagai jenis layanan yang tidak memerlukan

proses diskusi antar user dengan penyedia jasa layanan. Misalnya, layanan tagihan

pulsa telepon, validasi kartu kredit, dan lain sebagainya.

• IVR hanya berbasis input dari keyboard pesawat telepon pemanggil, yakni 12

tombol dari 12 tombol yang tersedia: 1,2,3,4,5,6,7,8,9,*,0,#)

• Adanya fitur speech recognition bisa dipalikasikan pada sistem IVR untuk

menggantikan fungsi keypad.

Keuntungan umum yang disajikan pada implementasi sistem IVR ini antara lain :

• Dapat mengurangi jam terbang operator telepon

• Memberi nilai tambah untuk waktu tunggu, khususnya untuk pemanggil lepas

sehingga tidak perlu mengakses website atau menyalakan PC ketika butuh

informasi

• Kemampuan mem-broadcast informasi berulang-ulang

• Dapat diakses 24 jam non-stop

• Menyediakan operasi-operasi stream line dan informasi dari pemanggil/customer

Cara kerja IVR

1. Pemanggil men-dial nomor server IVR, dan menunggu sampai terhubung.

Biasanya diindikasikan dengan jawaban dari server IVR berupa welcome

greeting.

2. Sistem IVR mengeksekusi aplikasi yang dipilih berdasarkan DNIS (Dialed

Number Identification Service). Di dalam aplikasi tersebut, dimainkan suara yang

sudah direkam sebelumnya kepada pemanggil.

3. Pemanggil memilih opsi yang disediakan dalam aplikasi dengan cara menekan

tombol-tombol keypad pesawat teleponnya (menggunakan sistem DTMF) atau

membunyikan kata (speech recognition).

Page 29: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

29

Jenis layanan IVR dikategorikan menjadi dua, yakni :

Inbound service, dimana layanan dijalankan setelah user men-dial nomor IVR

server.

Outbound service, dimana layanan bersifat delivering messaging, yakni

pemberitahuan atau pengingat informasi tertentu yang disampaikan pada

waktu tertentu dengan mem-broadcast suara yang sudah direkam ke telepon-

telepon user.

Gambar 1.1 Flow Chart Pengaksesan IVR (Inbound)

D. LANGKAH PRAKTIKUM

I Konfigurasi Nomor Call Center

1. Daftarkan nomor ekstensi pada PBX Setting di Trixbox

2. Klik menu Follow Me dan tambahkan Follow Me Option untuk nomor ekstensi yang

telah didaftarkan sebelumnya.

Follow me digunakan untuk menkonfigurasi nomor call center. Perhatikan pada field

Ring Time dan Play Music on Hold. Sesuaikan nilainya dengan lama waktu yang

diinginkan dan kelas Music on Hold yang akan digunakan. Klik Submit dan Apply

Configuration Changes jika konfigurasi sudah selesai.

Page 30: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

30

II Pengaturan Suara pada Call Center

Terdapat 2 cara penggunaan suara untuk Call Center pada IVR. Yaitu dengan cara

mengupload file suara yang telah ada dan recording suara dengan bantuan softphone.

Upload File Suara

PBX PBX Setting System Recording Upload file wav

File audio yang akan diupload harus berformat wav, dengan profile PCM, mono,

sampling rate 8000 Hz, sampling size 16 bit. Untuk menghasilkan file audio

Page 31: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

31

dengan format tersebut dapat dilakukan konversi dengan software Sound

Recorder pada Microsoft Windows.

Recording Suara

1. PBX PBX Setting System Recordings

2. Masukkan nomor ekstensi pada kolom yang tersedia kemudian klik Go

3. Pada softphone yang digunakan dial nomor *77 kemudian rekam suara. Untuk

mengakhiri, tekan tombol merah untuk memutuskan hubungan telepon.

4. Untuk mendengarkan suara yang telah direkam sebelumnya, dial nomor *99

pada softphone

5. Beri nama rekaman pada kolom “Name This Recording” lalu klik save

III Membuat Ring Group untuk sistem hunting pada IVR

1. Isi nomor Ring Group

2. Isi Group Description sesuai prioritas group

3. Pilih Ring Strategy sesuai kebutuhan

4. Pada setting-an “Destination if no answer “ kita link-kan ke IVR

Page 32: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

32

Note: Kolom Ring Group Number = nomor untuk ring group

Ring Stategy = system pada ring group (umumnya ringall dan hunt)

Extension List: nomor-nomor yang akan dijadikan dalam group hunting tesebut

IV Konfigurasi IVR untuk layanan call center

1. Klik add IVR

Page 33: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

33

2. Pada kolom “Change Name” isikan nama terserah anda (misalkan: main_menu)

3. Perhatikan pada kotak merah, centang return to IVR kemudian link ke Ring

Groupnya.

4. Jika Group yang dibuat banyak, isi nomor groupnya di bawah “ return to IVR “

5. Klik Submit

V Mengoperasikan layanan Call Center

Apabila seluruh konfigurasi telah selesai dilakukan maka langkah terakhir dalam

praktikum adalah mengoperasikannya.

1. Masuk ke trixbox untuk mendaftarkan nomor client.

2. Masuk ke aplikasi Eyebeam untuk mendaftarkan nomor client.

3. Lakukan komunikasi ke nomor call center.

Page 34: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

34

MODUL 2

PENGENALAN IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM (IMS)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengenal konsep dasar IMS

Mengetahui cara kerja IMS

Mengetahui fungsi dari komponen IMS

Mengetahui fitur-fitur yang didukung IMS

Melakukan panggilan baik suara ataupun video serta Video on Demand (VOD)

B. ALAT PRAKTIKUM

Hardware :

Personal Computer dengan OS Ubuntu 10.04

Server openIMSCore

Software :

UCT IMS Client / Boghe IMS Client

C. DASAR TEORI

1. Pengenalan IMS

IP Multimedia Subsystem (IMS) adalah sebuah layer penengah di antara layer

konektivitas dan layer aplikasi utuk mengatur signaling untuk membangun, memelihara

dan mengakhiri sebua sesi multimedia. IMS adalah sebuah arsitektur terstandarisasi

oleh 3GPP untuk mendukung layanan dalam packet domain. Singkatnya IMS adalah

sebuah arsitektur generik untuk menawarkan layanan multimedia.

Pemisahan dengan IMS dengan layer transport dibawahnya membuat (secara

prinsip) IMS dapat beroperasi dengan segala jenis jaringan berbasis IP. Oleh karenanya

IMS bisa support pada jaringan Universal Mobile Telecommunication Service (UMTS),

Page 35: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

35

Generic Packet Radio Service (GPRS), fixed line seperti xDSL (digital subscriber line),

wireless LAN (WLAN) dan lain-lain.

IMS merupakan salah satu konsep mobile system dalam hal ini dapat diartikan

pula bahwa IMS dapat memberikan layanan berbasis Mobile IP. Melihat ide dasar

mengenai IMS dan perkembangkan teknologi wireless yang saat ini memasuki era

broadband network khususnya 3G, dan kombinasi antara PSTN dan PLMN maka kreasi

layanan yang dapat diberikan oleh IP Multimedia Subsystem (IMS) ialah sebagai

berikut :

1. Pengguna dimungkinkan mempunyai 2 tipe alamat yakni berupa alamat telepon

dan internet

2. Pengguna dimungkinkan memiliki multiple identity yakni work dan private pada

perangkat yang sama.

3. Pengguna dimungkinkan mempunyai multiple terminal dengan berbeda

kapabilitas.

4. Kapabilitasnya jauh lebih luas dan banyak dibandingkan dengan teknologi yang

telah ada sebelumnya.

Dengan melihat kreasi layanan yang dapat dikembangkan diatas maka secara

bisnis dan cost effective teknologi IMS ini sangat menjanjikan, terutama jika dilihat dari

pengoptimalan session dan jaringan packet IP untuk pengembangan dan kreasi layanan

ke depan. Fokus kreasi layanan diarahkan pada pengembangan layanan realtime

person-to-person. Disamping itu solusi ini juga bisa menjawab konsep dan isu yang

berkembang diseputar optimalisasi dan antisipasi jaringan masa depan.

2. Sejarah IMS

Teknologi IMS ditemukan oleh sebuah forum industri bernama 3G.IP, yang

dibentuk pada tahun 1999. 3G.IP mengembangkan awal mula arsitektur IMS, yang

kemudian 3G.IP merubah namanya menjadi 3rd Generation Partnership Project

(3GPP), sebagai bagian dari standardisasi mereka yang dipakai pada 3G mobile phone

di jaringan UMTS. IMS diperkenalkan pertama kalinya pada Release 5 (evolusi dari

jaringan 2G ke 3G) pada Maret 2003, ketika SIP berbasis multimedia ditambahkan

Page 36: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

36

dukungan untuk GSM terdahulu dan jaringan GPRS juga telah disediakan. 3GPP2

(organisasi yang lain) memiliki teknologi CDMA2000 Multimedia Domain (MMD)

yang berbasiskan pada 3GPP IMS, yang menambahkan dukungan layanan untuk

CDMA2000. 3GPP Release 6 telah terdapat dukungan internetworking dengan WLAN,

sedangkan pada 3GPP Release 7 telah ditambahkan layanan fixed network, dengan

kerjasama TISPAN Release R1.

3. Prinsip Kerja IMS

Prinsip dasar jaringan IMS adalah mengintegrasikan antara teknologi wireless

dan wireline dengan berbagai layanan yang dapat ditanganinya, diantaranya layanan

voice dan berbagai macam layanan data. Prinsip dari teknologi ini yaitu mengatur

session yang muncul untuk setiap layanan. Pada dasarnya, jaringan IMS merupakan

lapisan jaringan untuk jaringan packet switched dan circuit switched existing yang

memiliki kemampuan antara lain:

a. Support untuk multimedia interaktif berbasiskan IP dengan dukungan Quality of

Service (QoS)

b. Pensinyalan atau signalling-nya berdasarkan pada protokol dari IETF (Internet

Engineering Task Force), seperti : Session Initiation Protocol (SIP).

c. Bisa berupa backbone, core, atau access

d. Dapat berintegrasi dengan Public Switch Telephone Network (PSTN), Public

Land Mobile Network (PLMN), dan jaringan data.

Page 37: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

37

Gambar 3. 1 Establishment session pada konsep IMS dan Jaringan Softswitch

Teknologi IMS diperkenalkan oleh organisasi 3GPP (Third Generation

Partnership Project) untuk jaringan wireless dan mobile. 3GPP mendefinisikan

referensi arsitektur dan spesifikasi protokol untuk jaringan IMS ini. Jaringan IMS

dibangun selain mendukung fitur utamanya, juga dimungkinkan pengembangan

aplikasi third party melalui Session Initiation Protocol (SIP). Spesifikasi pada jaringan

IMS dalam dunia telekomunikasi secara konseptual ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan jaringan dan user, dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Mengintegrasikan layanan komunikasi multimedia secara real time maupun non

real time.

b. Memiliki kemampuan untuk melayani dan berinteraksi dengan layanan dan

aplikasi yang beragam.

Page 38: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

38

c. Memiliki kemudahan dalam melakukan setup multilayanan dalam satu session

tunggal atau multisession secara bersamaan.

Konsep IMS diperkenalkan dalam dunia telekomunikasi untuk memenuhi

kebutuhan jaringan dan pengguna dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Delivery layanan komunikasi multimedia dengan karakteristik real time dan

person to person dengan basis IP (seperti voice atau videotelephony), demikian

juga halnya dengan komunikasi person-to-machine (seperti layanan gaming).

b. Mengintegrasikan layanan komunikasi multimedia real-time dengan non-real-

time (seperti video live streaming dan chatting).

c. Mampu melayani dan berinteraksi dengan layanan dan aplikasi yang beragam

(seperti mengkombinasikan presence dan instant messaging).

d. Kemudahan dalam melakukan setup multi layanan dalam satu session tunggal

atau multi session secara bersamaan.

4. Arsitektur Jaringan IMS

Arsitektur layanan IMS adalah arsitektur yang mendukung jangkauan yang luas

yang dimungkinkan dengan fleksibilitas protokol SIP yang digunakan pada jaringan ini.

Arsitektur IMS dapat mendukung multiple application servers menyediakan layanan

telepon tradisional (PSTN) dan layanan non telephony seperti halnya instant messaging,

push to talk, multimedia messaging, video streaming, video on demand, IPTV dll.

Page 39: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

39

Gambar 3. 2 Arsitektur Jaringan IMS menurut 3GPP/TISPAN

Tiga lapisan dalam arsitektur jaringan IMS , yaitu :

a. Lapisan Transport dan Endpoint

Berfungsi untuk menginisiasi dan mengakhiri pensinyalan SIP untuk membangun

session dan menyediakan layanan bearer seperti mengkonversi voice dari format

analog atau digital menjadi paket IP menggunakan Realtime Transport Protocol

(RTP). Pada layer ini disediakan media gateway untuk mengkonversi VoIP bearer

stream menjadi format TDM PSTN. Media server menyediakan beberapa layanan

media yang terlibat, termasuk conferencing , speech recognition, dan speech synthesis

b. Lapisan Session Control

Pada lapisan session control ini terdapat Call Session Control Function

(CSCF) yang menyediakan registrasi dari endpoint dan proses routing dari pesan

pensinyalan SIP menuju application server yang dituju. Interworking antara CSCF

Page 40: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

40

dengan lapisan transport dan endpoint dimaksudkan untuk menjamin QoS semua

layanan yang melaluinya. Dalam lapisan ini termasuk juga informasi registrasi end

user yang sedang melakukan komunikasi (contohnya IP address), informasi roaming,

layanan telephony (contohnya informasi call forwarding), informasi layanan instant

messaging, dan pilihan voice mail. Lapisan session control termasuk juga Media

Gateway Control Function (MGCF), yang bekerjasama antara SIP signalling dengan

signalling yang digunakan oleh media gateway (seperti H.248). MGCF mengatur

distribusi dari session melalui multiple media gateways. Sedangkan Media Server

Function Control (MSFC) menyediakan fungsi yang sama untuk media server.

c. Layer Application Server

Dalam lapisan ini terdapat application server, yang menyediakan layanan end

user logic. Pada arsitektur IMS dan pensinyalan SIP memiliki kemampuan yang cukup

fleksibel untuk mendukung berbagai macam variasi dari application servers untuk

komunikasi antara layanan telephony dan non telephony. Sebagai contohnya, standar

SIP sudah dikembangkan untuk layanan telephony dan layanan IMS.

5. Komponen - Komponen IMS

IMS terdiri dari komponen inti (HSS dan CSCF) dan komponen pendukung (MGCF dan

MGW).

a) MGW (Media Gateway)

Fungsinya untuk mentranslasi Voice traffic dari format TDM ke paket IP atau sebaliknya.

b) Media Gateway Control Function (MGCF)

Fungsinya untuk mengontrol MGW (sama dengan fungsi MGC pada existing VOIP).

c) CSCFs terdiri dari S-CSCF, P- CSCF, I – CSCF

S – CSCF ( Serving Call Session Control Function), Fungsinya:

o Untuk registrasi subscriber ( SIP registrar )

o Download HSS user profile

Page 41: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

41

o Merutekan SIP request ke IMS lain

o Query ENUM DNS untuk translasi E.164 numbers ke routable SIP addresses dan

domain name ke alamat IP

o Penghitungan data output

P-CSCF (Proxy Call Session Control Function), fungsi ini sebenarnya diadopsi dari

fungsi Session Border Controller. Yaitu melakukan fungsi authentifikasi.

o Meneruskan SIP messages dari User Entity ( UE ) ke SIP Servers dalam home

network dan sebaliknya.

o Menyimpan track registrasi

o Menyimpan track active call sessions

o Menyimpan informasi UE (IP address and port)

I-CSCF (Interrogating Call Session Control Function),

o Memberitahu ke sebuah S-CSCF pada saat initial registration (kerjasama dengan

HSS).

o Merutingkan sebuah SIP request yang diterima dari luar network ke S-CSCF.

d) HSS (Home Subcriber Server), menyediakan central repository informasi subscriber

seperti halnya Home Location Register pada Celuler sistem sekarang. jadi kedepannya

nama lain HLR yang support IMS adalah HSS.

Jadi dibanding softswitch dari VOIP yang sekarang existing, di IMS ada interkoneksi

dengan HSS untuk mengakomodir konsep roaming terutama untuk celluler sistem.

Sehingga proses signaling pun lebih komplek yang dihandle oleh CSCFs. Karena tujuan

dari arsitektur IMS agar semua service entah dari PSTN, Mobile, Internet semua bisa di

lewatkan.

Page 42: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

42

Page 43: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

43

D. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Buka http://switching.org:8080 dengan username : hssAdmin password : hss

2. Buka program Boghe IMS Client

3. Daftarkan client yang telah dibuat, sebagai contoh alice dan bob, caranya klik Tools -

Options

4. Pada menu Identity, isikan

Display name : alice

Public Identity : sip:[email protected]

Private Identity : [email protected]

Password : alice

Realm : sip:switching.org

Kemudian klik Save

5. Pada menu Network, isikan

Proxy-CSCF Host : isi dengan IP server IMS (10.4.74.4)

Proxy-CSCF port : 4060

Transport : UDP

Page 44: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

44

Kemudian Klik Save. Lalu Klik Sign in.

6. Lakukan hal yang sama untuk mendaftarkan client bob, dengan cara mengganti semua

kata alice dengan bob, lalu klik Sign in.

7. Lakukan voice call, video call dan instant messaging antara alice dan bob.

Page 45: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

45

MODUL 3

MULTI -PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

D. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengenal konsep dasar MPLS

Mengetahui cara kerja MPLS

Mengetahui komponen – komponen MPLS

Memahami konsep forwarding dan routing pada MPLS

Memahami pelabelan pada paket yang dikirimkan berbasis MPLS

E. ALAT PRAKTIKUM *yang disarankan

Hardware :

Processor Pentium Core 2 duo 2.5 Ghz

RAM 4096 MB

HDD lebih besar dari 10 GB

Software :

GNS3-0.71RC1-win32-all-in-one

Cisco 7200 IOS Image 56

F. DASAR TEORI

1. Latar Belakang MPLS

Jaringan IP terdefinisi sebagai protocol best effort. Yang dimaksud best effort yaitu

jaringan akan memberikan layanan sebaik-baiknya akan trafik yang ada ke tujuan secepat

mungkin namun tidak ada jaminan kualitas paket sampai di penerima. Kecepatan transfer data

menjadi masalah yang sering dialami dalam jaringan komputer. Untuk itu muncul lah teknologi

Multi-Protocol Label Switching (MPLS) yang secara teoritis mampu meningkatkan kelancaran

transfer data.

Page 46: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

46

Multi-Protocol Label Switching (MPLS) adalah suatu metode forwarding

(meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang

dilekatkan pada IP), sehingga memungkinkan router untuk meneruskan paket dengan hanya

melihat label dari paket itu, tidak perlu melihat alamat IP tujuannya.

Teknik pelabelan yang dipakai bukanlah teknik yang baru. Frame Relay dan

ATM menggunakan teknik ini untuk memindahkan frame atau sel pada suatu jaringan,

dimana pada Frame Relay panjang Frame disesuaikan dengan besarnya paket dan pada

ATM panjangnya frame tetap, yaitu 5 byte untuk header dan 48 byte sebagai payload. Selain

itu Frame Relay dan ATM memiliki kesamaan yaitu penggantian label pada setiap hop

dijaringan. Proses seperti ini tidak terjadi pada proses penerusan paket dijaringan IP,

dimana pada jaringan IP tidak terjadi penggantian alamat tujuan, tetapi melihat alamat dari

tujuan paket itu sendiri kemudian dicocokan dengan table routing untuk kemudian diteruskan

ke hop selanjutnya dengan proses seperti itu maka waktu yang dibutuhkan dalam proses

penerusan paket menjadi lama. Atas dasar itulah maka teknologi MPLS ini dibuat.

2. Komponen Header MPLS

Format MPLS Header

Label Value (LABEL)

Merupakan field yang terdiri dari 20 bit yang merupakan nilai dari label tersebut

Experimental Use (EXP)

Secara teknis field ini digunakan untuk keperluan experiment. Field ini dapat

digunakan untuk menangani indicator QoS atau dapat juga merupakan hasil salinan dari

bit-bit IP precedence pada paket IP

Page 47: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

47

Bottom of Stack (BoS)

Pada sebuah paket memungkinkan menggunakan lebih dari sebuah label. Field ini

digunakan utuk mengetahui label stack yang paling bawah. Label yang paling

bawah dalam stack memiliki nilai suatu bit sedangkan yang lain diberi nilai nol. Hal ini

sangat diperlukan dalam label stacking

Time to Live (TTL)

Field ini merupakan hasil salinan dari IP TTL header. Nilai bit TTL akan berkurang satu

setiap paket melalui hop untuk menghindari terjadinya paket storms.

3. Komponen MPLS

Komponen dasar penyusun jaringan MPLS, yaitu :

Gambar Komponen MPLS

a) MPLS node

Router pada jaringan MPLS yang akan meneruskan paket yang diterimanya berdasarkan

label.

b) MPLS label

Merupakan header tambahan yang deletakan diantara layer 2 dan IP header.

c) MPLS Ingress Node

MPLS node yang mengatur trafik saat paket memasuki MPLS core. Ingress node biasa

disebut juga PE (Provider Edge) router

d) MPLS Egress Node

Page 48: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

48

MPLS node yang mengatur trafik saat paket meninggalkan MPLS core. Egress node biasa

disebut juga PE (Provider Edge) router.

e) Label Edge Router (LER)

MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada diluar

MPLS domain.

f) Label Switched Path (LSP)

Merupakan jalur yang terbentuk dari serangkaian satu atau lebih Label Switching Hop

dimana paket diteruskan oleh label swapping berdasarkan tabel Forwarding Equivalent

Class (FEC) dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain.

g) Label Switching Router (LSR)

Router yang mendukung MPLS forwarding. LSR biasa disebut juga P (Provider) router.

4. Sistem Kerja MPLS

MPLS node mempunyai dua bidang arsitektural, yaitu: MPLS control plane dan MPLS

forwarding plane.

a. Control Plane

Ketika paket IP sampai di LER (ingress router), dilakukan proses klasifikasi

paket ke dalam Forward Equivalence Class (FEC). Klasifikasi ke dalam FEC dapat

berdasarkan destination IP address maupun nilai dari IP presedence pada header IP. Semua

paket-paket yang diklasifikasikan ke dalam FEC yang sama akan diperlakukan dengan

perlakuan yang sama, misalnya dengan meneruskan paket ke jalur tertentu. Setelah dilakukan

klasifikasi, label diberikan pada paket data (pushing) sesuai dengan klasifikasi FEC. Dengan

demikian klasifikasi paket hanya dilakukan di sisi edge. Sedangkan di sisi core (LSR) dilakukan

beberapa hal, yaitu:

Melihat label (label lookup) terhadap paket yang datang

Menentukan outgoing interface dan outgoing label paket tersebut

Menukar label paket yang datang dengan outgoing label yang sesuai (label

swaping) dan mengirimkan melalui outgoing interface tertentu.

Page 49: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

49

Ketika paket mencapai sisi edge (egress router) label paket akan dihapus (poping). Pada

control plane ini perlu diperhatikan beberapa hal pada jaringan MPLS di antaranya yaitu:

IGP (Interior Gateway Protocol)

IGP yang harus digunakan untuk traffic engineering pada jaringan MPLS

merupakan protokol link state (OSPF).

Label Distribution Protocol

untuk distribusi label dengan traffic engineering perlu diperhatikan adanya

label distribution

BGP (Border Gateway Protocol)

pada jaringan berbasis MPLS, BGP hanya diperlukan di sisi edge network.

b. Forwarding Plane

MPLS forwarding plane bertanggung jawab dalam meneruskan paket berdasarkan

harga dari label. Proses penerusan data juga berdasarkan informasi pada LFIB (Label

Forwarding Information Base). Setiap MPLS node a k a n menggunakan dua label:

Label Information Base (LIB) dan LFIB. LIB berisi informasi semua label yang dimiliki

oleh MPLS node lokal dan pemetaan label - label tersebut terhadap label-label yang

diterima dari MPLS node tetangga. LFIB menggunakan sebagian label yang ada di dalam

LIB untuk proses paket forwarding.

Page 50: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

50

G. HARDWARE/SOFTWARE

a. GNS3

GNS3 merupakan simulator jaringan grafis yang memungkinkan pembuatan

jaringan simulasi yang kompleks. Keuntungan menggunakan software ini adalah

kemudahan dalam membuat topologi jaringan dengan tampilan grafis yang tersedia,

kemudahan dalam instalasi dan setup konfigurasi, dan tersedianya fitur idle pc, selain

itu topologi yang dibuat dapat langsung di eksport dalam bentuk gambar

(JPEG,BMP,PNG). Selain itu, salah satu kelebihan yang dimiliki GNS3 dan tidak

dimiliki oleh software lain yaitu GNS3 sudah memiliki seluruh setingan router asli

(IOS Image) yang tidak dimiliki oleh simulator lainnya. Berikut ini adalah gambar

dari simulator GNS3 secara umum :

Gambar 4.2 : Gambar Simulator GNS3

b. VLC (Video LAN Client)

VLC adalah aplikasi yang berfungsi menstreaming video ke jaringan yang ada

sehingga client dapat melihat video yang sudah diputar.

Page 51: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

51

H. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Konfigurasi jaringan MPLS

o Masuk ke GNS3

o Buat topologi jaringan yang akan digunakan

o Konfigurasi masing – masing router pada topologi yang telah dibuat dengan cara

klik kanan pada router yang mau di konfigurasi

o Tekan Enter apabila console tidak kunjung muncul

o Setelah itu konfigurasi router sebagai berikut

Konfigurasi ip address interface loopback adapter dan fast ethernet di masing-masing

router sebagai berikut:

R1> enable

R1#configurasi terminal

Page 52: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

52

R1(config)#interface loopback0

R1(config-if)#ip address ip address subnet mask

R1(config-if)#no shutdown

R1(config-if)#exit

R1(config)#interface interface-type-number

R1(config-if)#ip address ip address subnet mask

R1(config-if)#no shutdown

R1(config-if)#exit

Untuk melihat hasil konfigurasi :

R1#show ip interface brief

Kemudian konfigurasi protocol OSPF di masing-masing router sebagai berikut:

R1(config)#router ospf proses id

R1(config-router)#network network address wildcard mask area area id

R1(config-router)#exit

Untuk melihat table routing :

R1#show ip route

Kemudian mengaktifkan MPLS sebagai berikut:

R1(config)#ip cef

R1(config)#mpls ip

R1(config)#mpls label protocol ldp

R1(config)#mpls ldp router-id interface-type-number

R1(config)#interface interface-type-number

R1(config-if)#mpls label protocol ldp

R1(config-if)#mpls ip

R1(config-if)#exit

Page 53: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

53

Kemudian untuk mengetahui forwarding table pada mpls :

R1#show mpls forwarding-table

2. Konfigurasi VLC streaming video

Buka VLC lalu setting VLC server sebagai berikut:

o File => Open File => Browse (Pilih video yang kita pilih)

Page 54: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

54

o Ceklis Stream/save => klik Setting

o Ceklis Play locally => Centang RTP (isikan alamat IP tujuan)

Page 55: Modul Praktikum Teknik Switching 2013

Modul Praktikum Teknik Switching

Laboratorium Teknik Switching Institut Teknologi Telkom

55

3. Capture data

o Lakukan streaming melalui VLC

o Lakukan capture data pada GNS3 pada setiap node router, dengan cara klik kanan

pada setiap node di GNS3

o Analisa data hasil capture menggunakan wireshark