Modul Praktikum 3 - Cluster

26
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0 MATERI PRAKTIKUM Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 PRAKTIKUM 3 ANALISA CLUSTER Definisi Cluster Analisa Cluster adalah pengorganisasian kumpulan pola ke dalam kelompok-kelompok (Cluster) berdasar atas kesamaanya. Pola-pola dalam suatu Cluster akan memiliki kesamaan ciri/sifat daripada pola-pola dalam Cluster yang lainnya. Metodologi Clustering lebih cocok digunakan untuk eksplorasi hubungan antar data untuk membuat suatu penilaian terhadap strukturnya. Tujuan Praktikum Cluster 1. Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam melakukan dan menerapkan analisis Cluster 2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami arti dan garis besar dari analisis Cluster dalam data mining, mulai dari pengambilan data, pengolahan data sampai dengan tahap pengelompokan, serta mengaplikasikannya dalam kasus yang dihadapi. Konsep Cluster Analisis Cluster merupakan salah satu teknik multivariat yang digunakan dalam data mining yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekelompok obyek yang mempunyai kemiripan karakteristik tertentu yang dapat dipisahkan dengan kelompok obyek lainnya, sehingga obyek yang berada dalam kelompok yang sama relatif lebih homogen (sama) daripada obyek yang berada pada kelompok yang berbeda. Ada beberapa tahapan dalam malekukan Analisis Cluster, diantaranya yaitu: 1. Tujuan Analisis Cluster 2. Desain Penelitian dalam Analisis Cluster 3. Asumsi-asumsi dalam Analisis Cluster

description

Modul Praktikum Data Mining Analisis ClusterTeknik IndustriUniversitas Islam Indonesia

Transcript of Modul Praktikum 3 - Cluster

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    PRAKTIKUM 3

    ANALISA CLUSTER

    Definisi Cluster

    Analisa Cluster adalah pengorganisasian kumpulan pola ke dalam kelompok-kelompok (Cluster)

    berdasar atas kesamaanya. Pola-pola dalam suatu Cluster akan memiliki kesamaan ciri/sifat

    daripada pola-pola dalam Cluster yang lainnya. Metodologi Clustering lebih cocok digunakan

    untuk eksplorasi hubungan antar data untuk membuat suatu penilaian terhadap strukturnya.

    Tujuan Praktikum Cluster

    1. Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam melakukan dan

    menerapkan analisis Cluster

    2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami arti dan garis besar dari analisis Cluster

    dalam data mining, mulai dari pengambilan data, pengolahan data sampai dengan tahap

    pengelompokan, serta mengaplikasikannya dalam kasus yang dihadapi.

    Konsep Cluster

    Analisis Cluster merupakan salah satu teknik multivariat yang digunakan dalam data

    mining yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekelompok obyek yang mempunyai kemiripan

    karakteristik tertentu yang dapat dipisahkan dengan kelompok obyek lainnya, sehingga obyek

    yang berada dalam kelompok yang sama relatif lebih homogen (sama) daripada obyek yang

    berada pada kelompok yang berbeda. Ada beberapa tahapan dalam malekukan Analisis Cluster,

    diantaranya yaitu:

    1. Tujuan Analisis Cluster

    2. Desain Penelitian dalam Analisis Cluster

    3. Asumsi-asumsi dalam Analisis Cluster

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 4. Proses Mendapatkan Cluster dan Menilai kelayakan secara keseluruhan (overall fit)

    5. Interpretasi terhadap Cluster.

    6. Proses Validasi dan Pembuatan Profil (profiling) Cluster

    Penerapan analisis Cluster di dalam pemasaran adalah sebagai berikut :

    1. Identifikasi obyek (Recognition) :

    Dalam bidang image Processing , Computer Vision atau robot vision

    2. Decission Support System dan data mining

    Membuat segmen pasar (segmenting the market).

    Memahami perilaku pembeli.

    Mengenali peluang produk baru

    Tahap-tahap dalam Analisis Cluster

    Ada beberapa tahapan dalam malekukan Analisis Cluster, diantaranya yaitu:

    Tahap Pertama : Tujuan Analisis Cluster

    Tujuan utama analisis Cluster adalah memisahkan suatu himpunan objek menjadi dua kelompok

    atau lebih berdasarkan kesamaan karakteristik khusus yang dimilikinya.

    Sedangkan tujuan analisis Cluster secara khusus, antara lain:

    Penyederhanaan Data Penyederhanaan data merupakan bagian dari suatu taksonomi. Dengan struktur yang terbatas

    observasi/objek dapat dikelompokkan untuk analisis selanjutnya.

    Identifikasi Hubungan (Relationship Identification) Hubungan antar objek diidentifikasi secara empiris. Struktur analisis Cluster yang sederhana

    dapat menggambarkan adanya hubungan atau kesamaan dan perbedaan yang tidak

    dinyatakan sebelumnya.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 Pemilihan pada Pengelompokan Variabel

    Tujuan analisis Cluster tidak dapat dipisahkan dengan pemilihan variabel yang digunakan

    untuk menggolongkan objek ke dalam clucter-Cluster. Cluster yang terbentuk merefleksikan

    struktur yang melekat pada data seperti yang didefinisikan oleh variabel-variabel. Pemilihan

    variabel harus sesuai dengan teori dan konsep yang umum digunakan dan harus rasional.

    Rasionalitas ini didasarkan pada teori-teori eksplisit atau penelitian sebelumnya. Variabel-

    variabel yang dipilih hanyalah variabel yang dapat mencirikan objek yang akan

    dikelompokkan dan secara spesifik harus sesuai dengan tujuan analisis Cluster.

    Tahap Kedua : Desain Penelitian dalam Analisis Cluster

    2 hal penting dalam tahap ini adalah pendeteksian outlier dan mengukur kesamaan.

    Pendeteksian Outliers Outlier adalah suatu objek yang sangat berbeda dengan objek lainnya. Outliers dapat terjadi

    karena:

    a. Observasi menyimpang yang tidak mewakili populasi

    b. Suatu undersampling kelompok-kelompok dalam populasi yang menyebabkan

    underrepresentation kelompok-kelompok dalam sampel

    Dalam kedua kasus tersebut, outliers dapat mengubah struktur sebenarnya dalam populasi

    sehingga kita akan memperoleh Cluster-Cluster yang tidak sesuai dengan struktur

    sebenarnya dari populasi tersebut dan tidak representatif.

    Mengukur Kesamaan antar Objek Konsep kesamaan adalah hal yang sangat penting dalam analisis Cluster. Kesamaan antar

    objek merupakan ukuran kedekatan antar objek. Kesamaan dapat diketahui dengan

    melakukan pengukuran jarak antar setiap individu. Ukuran jarak merupakan ukuran

    ketidakmiripan, dimana jarak yang besar menunjukkan sedikit kesamaan sebaliknya jarak

    yang pendek/kecil menunjukkan bahwa suatu objek makin mirip dengan objek lain.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    Gambar 1. Ilustrasi Pengukuran jarak

    Metode untuk mengukur kesamaan obyek antara lain :

    1). Euclidean Distance

    Jarak euclidean antara dua titik i dan j merupakan sisi miring (sisi terpanjang) dari segitiga

    ABC.

    (, ) = 2 + 2 = ( )2 = (1 1 )2+(2 2 )2

    2). Squared Euclidean Distance

    Merupakan pengukuran kuadrat jarak euclidean antara dua titik i dan j.

    (, ) = 2 + 2 = ( )2 = (1 1 )2+(2 2 )2 3). Chebychev

    D(X,Y)= | | 4). City Block Distance

    D(X,Y)= | | D(I,j) = || + || = | | = 1 1 + 2 2

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 Tahap Ketiga : Asumsi-asumsi dalam Analisis Cluster

    Seperti hal teknik analisis lain,analisis Cluster juga menetapkan adanya suatu asumsi. Ada

    dua asumsi dalam analisis Cluster, yaitu :

    a. Kecukupan Sampel untuk merepresentasikan/mewakili Populasi

    Biasanya suatu penelitian dilakukan terhadap populasi diwakili oleh sekelompok sampel.

    Sampel yang digunakan dalam analisis ckuster harus dapat mewakili populasi yang ingin

    dijelaskan, karena analisis ini baik jika sampel representatif. Jumlah sampel yang diambil

    tergantung penelitinya, seorang peneliti harus yakin bahwa sampel yang diambil representatif

    terhadap populasi.

    b. Pengaruh Multikolinieritas

    Ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel sangat diperhatikan dalam analisis

    Cluster karena hal itu berpengaruh, sehingga variabel-variabel yang bersifat multikolinieritas

    secara eksplisit dieprtimbangkan dengan lebih seksama.

    Tahap Keempat : Proses Mendapatkan Cluster dan Menilai kelayakan secara keseluruhan

    (overall fit)

    Ada dua proses penting yaitu algoritma Cluster dalam pembentukan Clusterdan

    menentukan jumlah Cluster yang akan dibentuk. Keduanya mempunyai implikasi substansial

    tidak hanya pada hasil yang diperoleh tetapi juga pada interpretasi yang akan dilakukan terhadap

    hasil tersebut.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    Gambar 2. Algoritma Analisa Kluster

    Adapun metode pengelompokan dalam analisis Cluster meliputi :

    1. Metode Non-Hirarkis.

    dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jumlah Cluster yang diinginkan (dua,tiga, atau

    yang lain). Setelah jumlah Clusterditentukan, maka proses Cluster dilakukan dengan tanpa

    mengikuti proses hirarki. Metode ini biasa disebut K-Means Cluster.

    Berbeda dengan metode hirarkikal, prosedur non hirarkikal (K-means Clustering) dimulai

    dengan memilih sejumlah nilai Cluster awal sesuai dengan jumlah yang diinginkan dan

    kemudian obyek digabungkan ke dalam Cluster-Cluster tersebut.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    a. Sequential Threshold Procedure

    Metode ini melakukan pengelompokan dengan terlebih dahulu memilih satu obyek

    dasar yang akan dijadikan nilai awal Cluster, kemudian semua obyek yang ada didalam

    jarak terdekat dengan Cluster ini akan bergabung lalu dipilih Cluster kedua dan semua

    obyek yang mempunyai kemiripan dimasukkan dalam Cluster ini. Demikian seterusnya

    hingga terbentuk beberapa Cluster dengan keseluruhan obyek didalamnya.

    b. Parallel Threshold Prosedure

    Secara prinsip sama dengan prosedur sequential threshold, hanya saja dilakukan

    pemilihan terhadap beberapa obyek awal Cluster sekaligus dan kemudian melakukan

    penggabungan obyek ke dalamnya secara bersamaan.

    c. Optimizing

    Merupakan pengembangan dari kedua metode diatas dengan melakukan optimasi pada

    penempatan obyek yang ditukar untuk Cluster lainnya dengan pertimbangan krteria

    optimasi.

    2. Metode Hirarkis.

    Memulai pengelompokan dengan dua atau lebih obyek yang mempunyai kesamaan

    paling dekat. Kemudian dilanjutkan pada obyek yang lain danseterusnya hingga Cluster

    akan membentuk semacampohon dimana terdapat tingkatan (hirarki) yangjelas antar

    obyek, dari yang paling mirip hinggayang paling tidak mirip. Teknik hirarki (hierarchical

    methods) adalah teknik Clustering membentuk kontruksi hirarki atau berdasarkan tingkatan

    tertentu seperti struktur pohon (struktur pertandingan). Alat yang membantu

    untukmemperjelas proses hirarki ini disebut dendogram.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    Teknik hirarki (hierarchical methods) adalah teknik Clustering membentuk kontruksi

    hirarki atau berdasarkan tingkatan tertentu seperti struktur pohon (struktur pertandingan).

    Dengan demikian proses pengelompokkannya dilakukan secara bertingkat atau bertahap.

    Hasil dari pengelompokan ini dapat disajikan dalam bentuk dendogram. Metode-metode

    yang digunakan dalam teknik hirarki:

    a. Agglomerative Methods

    Metode ini dimulai dengan kenyatan bahwa setiap obyek membentuk Clusternya

    masing-masing. Kemudian dua obyek dengan jarak terdekat bergabung. Selanjutnya

    obyek ketiga akan bergabung dengan Cluster yang ada atau bersama obyek lain dan

    membentuk Cluster baru. Hal ini tetap memperhitungkan jarak kedekatan antar obyek.

    Proses akan berlanjut hingga akhirnya terbentuk satu Cluster yang terdiri dari

    keseluruhan obyek. Ada beberapa teknik dalam Agglomerative methods yaitu:

    Single linkage (nearest neighbor methods) Metode ini menggunakan prinsip jarak minimum yang diawali dengan mencari dua

    obyek terdekat dan keduanya membentuk Cluster yang pertama. Pada langkah

    selanjutnya terdapat dua kemungkinan, yaitu :

    a. Obyek ketiga akan bergabung dengan Cluster yang telah terbentuk, atau

    b. Dua obyek lainnya akan membentu Cluster baru.

    Proses ini akan berlanjut sampai akhirnya terbentuk Cluster tunggal. Pada metode

    ini jarak antar Cluster didefinisikan sebagai jarak terdekat antar anggotanya.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    Contoh : Terdapat matriks jarak antara 5 buah obyek, yaitu :

    Gambar 3. Matriks Antara 5 Buah Objek.

    Langkah penyelesaiannya :

    a). Mencari obyek dengan jarak minimum

    Menghitung jarak antara Cluster AB dengan obyek lainnya.

    D(AB)C = min {dAC, dBC}= dBC = 3.0

    D(AB)D = min {dAD, dBD}= dAD = 6.0

    D(AB)E = min {dAE, dBE}= dBE = 7.0

    Dengan demikian terbentuk matriks jarak yang baru

    Gambar 4. Matriks 5 Buah Objek Dengan Jarak Baru

    b). Mencari obyek dengan jarak terdekat.

    D dan E mempunyai jarak terdekat, yaitu 2,0 maka obyek D dan E bergabung

    menjadi satu Cluster.

    c). Menghitung jarak antara Cluster dengan obyek lainnya.

    D(AB)C = 3.0

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    D(AB)(DE) = min {dAD, dAE, dBD, dBE} = dAD = 6.0

    D(DE)C = min {dCD, dCE} = dCD = 4.0

    d). Mencari jarak terdekat antara Cluster dengan obyek dan diperoleh obyek C

    bergabung dengan Cluster AB

    e). Pada langkah yang terakhir, Cluster ABC bergabung dengan DE sehingga

    terbentuk Cluster tunggal.

    Complete linkage (furthest neighbor methods) Metode ini merupakan kebalikan dari pendekatan yang digunakan pada single

    linkage. Prinsip jarak yang digunakan adalah jarak terjauh antar obyek.

    Contoh : Terdapat matriks jarak antara lima buah obyek yaitu :

    Gambar 5. Matriks Antara 5 Buah Objek.

    Langkah penyelesaiannya :

    a) Mencari obyek dengan jarak minimum

    A dan B mempunyai jarak terdekat yaitu 1.0 maka obyek A dan B bergabung

    menjadi satu Cluster.

    b) Menghitung jarak antara Cluster AB dengan obyek lainnya

    d(AB)C = max {dAC, dBC} = dAC = 5,0

    d(AB)D = max {dAD, dBD} = dBD = 8,0

    d(AB)E = max {dAE, dBE} = dAE = 8,0

    Dengan demikian terbentuk matriks jarak yang baru :

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    Gambar 4. Matriks 5 Buah Objek Dengan Jarak Baru

    c) Mencari obyek dengan jarak terdekat.

    D dan E mempunyai jarak terdekat yaitu 2.0 maka obyek D dan E bergabung

    menjadi satu Cluster

    d) Menghitung jarak antara Cluster dengan obyek lainnya.

    d(AB)C = 4,0

    d(AB)(DE) = 1/2{dAD, dAE, dBD, dBE} = 7,25

    d(DE)C = 1/2{dCD, dCE,} = dCE = 5,00

    Maka terbentuklah matrik jarak yang baru, yaitu :

    Gambar 5. Matriks Akhir

    e) Mencari jarak terdekat antara Cluster dengan obyek dan diperoleh obyek C

    bergabung dengan Cluster AB.

    f) Pada langkah yang terakhir, Cluster ABC bergabung dengan DE sehingga

    terbentuk Cluster tunggal

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    Wards error sum of squares methods Ward mengajukan suatu metode pembentukan Cluster yang didasari oleh hilangnya

    informasi akibat penggabungan obyek menjadi Cluster. Hal ini diukur dengan jumlah

    total dari deviasi kuadrat pada mean Cluster untuk tiap observasi.

    Error sum of squares (ESS) digunakan sebagai fungsi obyektif. Dua obyek akan

    digabungkan apabila mempunyai fungsi obyektif terkecil diantara kemungkinan yang

    ada.

    ESS= 21

    2 Dengan Xij adalah nilai untuk obyek ke-i pada Cluster ke-j.

    b. Divisive Methods

    Metode divisive berlawanan dengan metode agglomerative. Metode ini pertama-tama

    diawali dengan satu Cluster besar yang mencakup semua observasi (obyek).

    Selanjutnya obyek yang mempunyai ketidakmiripan yang cukup besar akan dipisahkan

    sehingga membentuk Cluster yang lebih kecil. Pemisahan ini dilanjutkan sehingga

    mencapai sejumlah Cluster yang diinginkan.

    Splinter average distance methods Metode ini didasarkan pada perhitungan jarak rata-rata masing-masing obyek dengan

    obyek pada grup splinter dan jarak rata-rata obyek tersebut dengan obyek lain pada

    grupnya. Proses tersebut dimulai dengan memisahkan obyek dengan jarak terjauh

    sehingga terbentuklan dua group. Kemudian dibandingkan dengan jarak rata-rata

    masing-masing obyek dengan group splinter dengan groupnya sendiri. Apabila suatu

    obyek mempunyai jarak yang lebih dekat ke group splinter daripada ke groupnya

    sendiri, maka obyek tersebut haruslah dikeluarkan dari groupnya dan dipisahkan ke

    group splinter. Apabila komposisinya sudah stabil, yaitu jarak suatu obyek ke

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    groupnya selalu lebih kecil daripada jarak obyek itu ke group splinter, maka proses

    berhenti dan dilanjutkan dengan tahap pemisahan dalam group.

    Contoh : Terdapat matriks jarak antara 5 buah obyek, yaitu :

    Gambar 6. Matriks Perbandingan 5 buah Objek

    Perhitungan :

    a) Menghitung jarak rata-rata antar obyek

    A = (12+9+32+31) = 21 D = (32+25+23+9) = 22.25

    B = (12+9+25+27) = 18.25 E = (31+27+24+9) = 22.75

    C = (9+9+23+24) = 16.25

    Terlihat bahwa E mempunyai nilai jarak terjauh, yaitu 22.75, maka E dipisahkan

    dari group utama dan membentuk group splinter.

    b) Menghitung jarak rata-rata obyek dengan group utama dengan group splinter

    Gambar 7. Perhitungan Rata-Rata Group Utama Dengan Group Splinter

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    Pada D, jarak rata-rata dengan group splinter lebih dekat daripada dengan group

    utama. Dengan demikian D harus dikeluarkan dari group utama dan masuk ke

    group splinter.

    c) Perhitungan jarak rata-rata

    Gambar 7. Perhitungan Rata-Rata Group Utama Dengan Group Splinter

    Karena jarak semua obyek ke group utama sudah lebih besar daripada jaraknya

    ke group splinter, maka komposisinya sudah stabil.

    Tahap Kelima : Interpretasi terhadap Cluster

    Tahap interpretasi meliputi pengujian tiap Cluster dalam term untuk menamai dan menandai

    dengan suatu label yang secara akurat dapat menjelaskan kealamian Cluster.

    Membuat profil dan interpretasi Cluster tidak hanya untuk memperoleh suatu gambaran saja

    melainkan pertama, menyediakan suatu rata-rata untuk menilai korespondensi pada Cluster yang

    terbentuk, kedua, profil Cluster memberikan araha bagi penilainan terhadap signifikansi praktis.

    Namun demikian yang perlu diperhatikan pada tahapan interpretasi adalah karakteristik yang

    membedakan masing-masing Cluster sehingga kita dapat memberikan label pada masing-masing

    Cluster tersebut.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 Tahap Keenam: Proses Validasi dan Pembuatan Profil (profiling) Cluster

    1. Proses validasi solusi Cluster

    Proses validasi bertujuan menjamin bahwa solusi yang dihasilkan dari analisis Cluster

    dapat mewakili populasi dan dapat digeneralisasi untuk objek lain. Pendekatan ini

    membandingkan solusi Cluster dan menilai korespondensi hasil. Terkadang tidak dapat

    dipraktekkan karena adanya kendala waktu dan biaya atau ketidaktersediaan objek untuk

    analisis Cluster ganda.

    2. Pembuatan Profil ( profiling) solusi Cluster

    Tahap ini menggambarkan karakteristik tiap Cluster untuk menjelaskan Cluster-Cluster

    tersebut dapat dapat berbeda pada dimensi yang relevan. Titik beratnta pada karakteristik

    yang secara signifikan berbeda antar clustre dan memprediksi anggota dalam suatu Cluster

    khusus.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 Studi Kasus

    Metode Hierarki

    Fizi Shop merupakan toko yang bergerak dibidang retail. Pihak perusahaan ingin

    meningkatkan pelayanan terhadap konsumen yang berkunjung melalui web mereka. Dengan

    menyebarkan kuesioner, dan menggunakan Clustering, pihak perusahaan ingin mengetahui

    selera konsumen dan faktor faktor yang paling berpengaruh terhadap kemajuan bisnisnya.

    Berikut adalah hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 100 konsumen yang telah

    berkunjung ke toko.

    Data Kuesioner 2 :

    No Nama Perilaku Komunikasi Pelayanan Kelengkapan Harga 1 Rino 1 1 1 2 4 2 Abdul 2 2 2 2 1 3 Viant 3 4 3 2 1 4 Aan 2 3 2 2 1 5 Romi 2 2 2 2 2 6 Ririn 2 2 2 1 1 7 Rahmawati 1 2 2 2 2 8 Okta 2 2 1 1 2 9 Andre 3 2 1 2 4 10 Niko 3 2 3 2 1 11 Ayuk 1 1 1 2 1 12 Wanti 2 2 2 1 1 13 Mey 4 3 2 1 2 14 Farah 3 3 3 2 1 15 Maryana 2 2 2 1 1 16 Sifa 2 2 2 1 1 17 Wulan 1 1 1 1 2 18 Ulfa 1 2 1 2 2 19 Syahdan 1 2 3 3 2 20 Awan 2 2 2 2 2

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 Data Kuesioner 1 :

    No Nama Jenis Kelamin Usia Profesi Intensitas Barang Biaya

    1 Rino 1 2 1 2 3 5 2 Abdul 1 4 4 5 4 5 3 Viant 1 4 5 4 4 4 4 Aan 1 2 1 2 3 2 5 Romi 1 4 3 4 4 3 6 Ririn 2 3 1 5 2 5 7 Rahmawati 2 3 1 3 2 3 8 Okta 2 4 3 3 4 4 9 Andre 2 3 3 3 2 5 10 Niko 1 2 2 2 2 3 11 Ayuk 2 3 1 1 1 1 12 Wanti 2 4 5 5 5 5 13 Mey 2 4 5 5 5 5 14 Farah 2 4 4 4 4 4 15 Maryana 1 3 1 5 1 5 16 Sifa 2 2 5 1 5 1 17 Wulan 2 2 1 2 2 2 18 Ulfa 2 3 1 1 5 1 19 Syahdan 2 4 2 4 2 2 20 Awan 1 3 1 2 3 4

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 Lakukan prosedur pengClusteran dengan menggunakan metode hirarki dan non-hirarki!

    Tentukan berapa jumlah Cluster yang terbentuk, dan analisislah hasil profilisasi customernya!

    Langkah Penyelesaian :

    1. Input Data

    - Variable View

    - Data View

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 2. Clustering Metode Hirarki

    a. Pilih analyze klik Clasify lalu pilih Hirarchical Cluster

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    b. Variabel : Letakkan semua Variabel yang valid

    Label case by : Letakkan nama responden

    Cluster : Case

    Display : statistic, plot

    c. Statistik : agglomeration schedule

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    d. Plots : klik Dendogram

    Icicle : none

    e. Method : Cluster Method Pilih nearest neighbor measure Interval pilih Squared Euqliden Distance

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    f. Klik save Cluster membership : none

    3. Profilisasi Costumer

    a. Input Data

    - Variable View:

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    - Data View

    b. Pilih Analyze, klik Descriptive Statistic pilih crosstab

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    c. Rows : Letakkan semua variabel profil ( variable Y )

    d. Coloumns : Cluster member

    e. Statistik : Correlation

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014

    f. Cells Counts : observed , Percentage : total

    g. Format Row order : ascending.

  • UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0

    MATERI PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 3 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 3 Kode Mata Kuliah : 52224603 Jumlah Halaman : 26 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2014 DAFTAR PUSTAKA

    1. Han, Jiawei. Data Mining Concept and Technique. Presentation.

    http://www.cse.msu.edu/~cse980

    2. Bertalya, Konsep Data Mining. Universitas Gunadarma, 2009.

    3. Walpole, Ronald E. Probability and Statistics for Engineers and Scientists.

    4. http://www.wahana-statistika.com/analisis/analisis-multivariate/103-pengertian-analisis-

    cluster.html

    5. Tryfos,Peter, Cluster Analysis, 1997