Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
-
Upload
sartikaodock -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
1/15
MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU KESEHATANMATAMAKALAH DISKUSI TOPIKKONJUNGTIVITIS
Disusun oleh :Herliani Dwi Puri Hali! "#"$%&'&("Mellis)a Ra!a*han) "#"$%&'&&%
Narasu!+er :*r, Lu-!an E*war. S/M
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA0AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR 1IPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
MARET ("23
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
2/15
DE0INISI KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis adalah proses infamasi akibat ineksi atau non-ineksi pada
konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi vaskular, inltrasi seluler, dan
eksudasi.1,2 Berdasarkan aktu, konjungtivitis dibedakan menjadi!
1. Konjungtivitis akut! aitan terpisah yang diaali dengan infamasi
unilateral, kemudian diikuti dengan infamasi mata kedua seminggu
kemudian. "ama sakit adalah kurang dari empat minggu.
2. Konjungtivitis kronik! lama sakit lebih dari tiga sampai empat minggu.2
ETIOLOGI KONJUNGTIVITIS
#ama halnya dengan kornea, konjungtiva terpajan dengan lingkungan luar
seperti mikroorganisme dan aktor stress.1 $ermukaan konjungtiva tidak steril
karena dihuni oleh fora normal. %ntuk itu, terdapat mekanisme deensi alamiah
seperti komponen a&ueous yang melarutkan agen ineksius, mukus yang
menangkap debris, kedipan mata, perusi yang baik, dan aliran air mata yang
membilas konjungtiva. 'ir mata sendiri mengandung antibodi dan antibakterial
yaitu immunoglobulin ()g' dan )g*+, lisoim, dan intereron. 1, )nfamasi dapat
terjadi dengan kontak langsung dengan patogen melalui tangan yangterkontaminasi, handuk, atau kolam renang. #eara garis besar, penyebab
konjungtivitis adalah endogen (non-ineksius+ atau eksogen (ineksius+.)neksius
1 Bakterial
2 Klamidia
/iral
0 iketsia
$arasitik
3on-ineksius
1 'lergi
2 'utoimun
4oksik (kimia atau iritan+
2
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
3/15
0 $enyakit sistemik seperti sindrom #teven-5ohnson
)ritasi persisten akibat produksi air mata yang kurang.2
EPIDEMIOLOGI KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis adalah penyakit mata paling sering di dunia yang dapat
terjadi pada berbagai usia.1 'kan tetapi, terdapat beberapa bentuk konjungtivitis
tertentu yang terjadi pada kelompok usia tertentu. $ada anak, sering terjadi
keratokonjungtivitis vernal, sedangkan keratokonjungtivitis atopik dan alergika
sering terjadi pada deasa muda. #ekitar 1-6 pengguna kontak lensa terkena
konjungtivitis papiler raksasa dan 176 neonatus mengalami konjungtivitis
dengan berbagai penyebab. Konjungtivitis ineksius mengenai perempuan dan
laki-laki dengan insidens yang sama. 3amun, konjungtivitis sia lebih sering
terjadi pada perempuan. #ebaliknya, keratokonjungtivitis vernal dan
konjungtivitis akibat kimia dan mekanik lebih sering terjadi pada pria.2
Ge4ala *an Tan*a Kon4un5i6iis%mumnya, konjungtivitis mengenai kedua mata dengan derajat keparahan
yang berbeda. *ejala konjungtivitis adalah mata merah dengan produksi sekret
yang berlebih sehingga mata terasa lengket pada pagi hari setelah bangun tidur.#elain itu, pasien dapat mengalami sensasi benda asing, terbakar, atau gatal,
serta otoobia. asa nyeri yang munul biasanya menandakan kornea juga
terkena. *ejala yang dirasakan oleh pasien dapat bervariasi. 8leh karena itu,
penting untuk mengenali tanda dari konjungtivitis berupa!
1 9iperemia! mata tampak merah akibat dilatasi pembuluh darah. 5ika tanpa
disertai inltrasi seluler, menandai iritasi seperti angin, matahari, dan
asap.
2 :piora! lakrimasi yang berlebihan sebagai respons terhadap sensasi
benda asing dan iritan yang harus dibedakan dengan transudat. 4ransudat
ringan yang timbul akibat pelebaran pembuluh darah dapat berampur
dengan air mata.
:ksudasi! kuantitas dan siat eksudar (mukoid, purulen, berair, atau
berdarah+ bergantung dengan etiologi penyakit.
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
4/15
0 $seudoptosis! jatuhnya kelopak bola mata karena inltrasi pada otot
;uller yang dapat ditemukan pada konjungtivitis parah seperti
keratokonjungtivitis trakoma.
9ipertro papiler! reaksi konjungtiva yang tidak spesik berupa papilberukuran keil, halus, dan seperti beludru. $apil berarna kemerahan
pada ineksi baterial, sedangkan bentuk cobblestone ditemui pada
konjungtivitis vernal.
< Kemosis! pembengkakan konjungtiva yang sering ditemukan pada
konjungtivitis alergika, bakterial (konjungtivitis gonokokus+, dan
adenoviral.
= >olikel! hiperplasia limoid lokal konjungtiva yang terdiri dari sentrum
germinativum yang paling sering ditemukan pada ineksi virus. #elain
ineksi virus, ditemui pula pada ineksi parasit dan yang diinduksi oleh
obat ido?uridine, dipiverin, dan miotik.
@ $seudomembran! terbentuk akibat proses eksudati dimana epitel tetap
intak ketika pseudomembran dibuang.
A Konjungtiva lignose! terbentuk pada pasien yang mengalami konjungtivitis
membranosa berulang.
17 >likten! diaali dengan perivaskulitis limositik yang kemudian
berkembang menjadi ulkus konjungtiva. #elain itu, fikten menandakan
reaksi delayed hipersensitivitas terhadap antigen mirobial.
11 "imadenopati preaurikular! pembesaran kelenjar getah bening yang dapat
disertai rasa nyeri pada ineksi akibat herpes simpleks, konjungtivitis
inklusi, atau trakoma.1,2,
Tanda Konjungtvitis3
0
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
5/15
;ata tampak merah dengan dilatasi pembuluh darah konjungtiva yang dius
(injeksi konjungtiva+.
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
6/15
A, KONJUNGTIVITIS 7AKTERIAL
a8 Tan*a *an Ge4alaua bentuk konjungtivitis bakterial adalah akut dan kronik. Konjungtivitis
baterial akut (subakut+ yang disebabkan oleh Haemophilus infuenza bersiat
sel-limited dengan lama sakit melebihi dua minggu (tanpa pengobatan+ dan
eksudat tipis, berair, serta fokulen.Konjungtivitis purulen yang disebabkan
olehNeisseria gonorrhoeae atau Neisseria meningitidis menyebabkan komplikasi
yang serius jika tidak diobati dengan benar.Konjungtivitis bilateral dengan eksudat purulen dan biasanya pembengkakan
kelopak mata. %mumnya, ineksi bersiat unilateral pada mulanya kemudian
mengenai mata yang lain melalui tangan. Konjungtivitis purulen yang banyak
dapat disebabkan oleh N gonorrhoeae, Neisseria ochii, dan N meningitides yang
membutuhkan pemeriksaan laboratorium dan pengobatan segera. $enundaan
dapat menyebabkan kerusakan kornea, kebutaan, dan sepsis. #edangkan
konjungtivitis mukopurulen akut, penyebab tersering adalah !treptococcus
pneumoniae.Konjungtivitis kronik terjadi pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakriminal
dan dakriosistitis kronik. isamping itu, blearitis baterial kronik atau disungsi
kelenjar meibom juga dapat menyebabkan konjungtivitis kronik.1
+8 Pe!eri-saan La+oraoriu!#ebagian besar diagnosis dapat ditegakkan dengan tanda dan gejala. 8leh
karena itu, pemeriksaan laboratorium dilakukan apabila konjungtivitis tidak
responsi terhadap antibitotik. 'dapun pemeriksaan yang dilakukan adalah
pearnaan *ram untuk mengidentikasi mikroorganisme penyebab. $earnaan
*iemsa bertujuan untuk mengidentikasi tipe sel dan morologi.Kerokan
konjungtiva dan kultur dianjurkan apabila terdapat sekret purulen, membranosa,
atau pseudomembranosa. 1,2
98 Ko!/li-asi$ada ineksi staphylooal dapat terbentuk blearitis marginal kronik. #elain itu,
konjungtivitis pseudomembranosa dan membranosa akan menimbulkan sikatriks
dalam proses penyembuhan, dan lebih jarang menyebabkan ulkus kornea. %lkus
kornea marginal mempermudah ineksi N gonorrhoeae, N ochii, N meningitidis,
H aegyptius, ! aureus, dan " catarrhalis. 'pabila produk toksik N gonorrhoeae
menyebar pada bilik mata depan, akan terjadi iritis toksik.1
*8 Pen5o+aan
4erapi empiris didahulukan sebelum hasil tes sensitivitas antibiotik tersedia.'dapun terapi empiris yang dapat diberikan adalah $olytrim dalam bentuk
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
7/15
topial. #ediaan topikal yang diberikan dalam bentuk salep atau tetes mata
adalah seperti gentamisin, tobramisin, aureomisin, kloramenikol, polimiksin B
kombinasi dengan basitrasin dan neomisis, kanamisis, asam usidat, ofoksasin,
dan asidamenikol. Kombinasi pengobatan antibiotik spektrum luas dengan
deksametason atau hidrokortison dapat mengurangi keluhan yang dialami oleh
pasien lebih epat.1,2
3amun, apabila hasil mikroskopik menunjukkan bakteri gram-negati diplokokus
seperti neisseria, maka terapi sistemik dan topikal harus diberikan seepatnya.
#etriakson 1 g, dosis tunggal intramusular, diberikan apabila tidak mengenai
kornea. 5ika ada keterlibatan kornea, maka diberikan setriakson 1-2 gChari
seara parenteral selama hari. $emberian obat tersebut diikuti dengan
doksisiklin 177 mg dua kali sehari atau eritromisin 77 mg empat kali sehari
selama 1 minggu. $ada konjungtivitis kataral kronik, diberikan antibiotik topikal
seperti kloramenikol atau gentamisin diberikan -0 kaliC hari selama dua minggu
untuk mengeliminasi ineksi kronik.1,0
#elain itu, eksudat dibilas dengan larutan saline pada konjungtivitis purulen dan
mukopurulen akut. %ntuk menegah penyebaran penyakit, pasien dan keluarga
diedukasi untuk memerhatikan kebersihan diri.1,2
e8 Pro5nosisKonjungtivitis baterial akut dapat sembuh sendiri dalam 17-10 hari tanpa
pengobatan. 3amun, konjungtivitis akan sembuh lebih epat dalam 1- hari
apabila diobati dengan tepat. #ebaliknya, ineksi kronik membutuhkan terapi
yang adekuat untuk dapat pulih. )neksi staphylooal dapat menimbulkan
blearokonjungtivitis. Kemudian, konjungtivitis gonooal dapat menyebabkan
ulkus kornea dan endotalmitis jika tidak diobati. 8leh karena konjungtiva dapat
menjadi port d#entry , maka septikemia dan meningitis menjadi komplikasi dari
konjungtivitis meningooal.1
=
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
8/15
7, KONJUNGTIVITIS VIRAL
Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus. $denovirus
adalah penyebab tersering, sementaraHerpes !imple% &irus merupakan etiologi
yang paling membahayakan. #elain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh
virus &aricella zoster , 'icornavirus, 'o%virus, dan Human (mmunode)ciency
&irus. 4ransmisi terjadi melalui kontak dengan sekret respiratori, sekret okular,
serta benda-benda yang menyebarkan virus (omites+ seperti handuk. )neksi
dapat munul sporadik atau epidemik pada tempat ramai seperti sekolah, #,
atau kolam renang.1
2 Tan*a *an 5e4ala
$resentasi klinis yang munul berbeda-beda tergantung agen
penyebabnya. 3amun pada umumnya konjungtivitis viral, mata akan sangat
berair dengan eksudat minimal, disertai adenopati preaurikular atau radang
tenggorokan dan demam. /aughan membagi konjungtivitis ke dalam
kelompok sbb!
2 Kon4un5i6iis oli-uler 6iral a-u2
1 'haryngoconjunctival ever . isebabkan oleh adenovirus tipe , 0, dan =.itandai dengan demam @ D 07 o E, nyeri tenggorokan, dan konjungtivitis
olikuler pada satu atau kedua mata. 4anda lain dapat berupa injeksi, mata
berair, limadenopati preaurikular, atau keratitis epitelial supersial.
2 *pidemic eratoconjunctivitis. isebabkan oleh adenovirus tipe @, 1A, dan
2A. #ering hanya munul pada satu mata, atau bilateral dengan lesi salah
satu mata akan lebih berat. itandai dengan injeksi, nyeri, mata berair,
kemudian dalam D 10 hari diikuit dengan otoobia, keratitis epitelial, dan
opasitas subepitelial. 4anda lain berupa nodul preaurikular, edema kelopak
mata, kemosis, subkonjungtiva hiperemis, dan kadang pseudomembran
dan symblepharon. $ada deasa, ineksi ini hanya terbatas pada mata,
sedangkan pada anak-anak gejala nyeri tenggorokan dan demam akan
terlihat nyata.
Herpes simple% virus conjungtivitis. Biasanya ditemukan pada anak-anak,
ditandai dengan ineksi unilateral, iritasi, keluar sekret mukoid, nyeri, dan
otoobia ringan. ;unul pada ineksi primer 9#/ atau pada episode
rekuren herpes okuler. Kadang disertai pula dengan keratitis herpes
@
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
9/15
simple?. Bentuk konjungtivitis berupa olikuler atau pseudomembran
(jarang+. apat pula munul vesikel herpetik pada kelopak mata dan nyeri
pada nodul preaurikuler.
+ $cute hemorrhagic conjunctivitis isebabkan oleh enterovirus tipe =7
atau o?sakievirus tipe '20 (jarang+. $enyakit ini memiliki masa inkubasi
yang pendek @ D 0@ jam, dan perjalanan penyakit yang ringkas D = hari.
4anda klinis berupa nyeri, otoobia, sensasi benda asing, mata berair,
mata merah, kelopak mata bengkak, perdarahan subkonjungtiva, kemosis.
isertai dengan limadenopati preaurikular, olikel konjungtiva, dan
keratitis epitelial.
( Kon4un5i6iis oli-uler 6iral -roni- 2
)neksi "olluscum contagiosum ditandai dengan konjungtivitis olikular unilateral
kronik, keratitis superior, dan pannus superior. "esi berbentuk nodul bulat, a?y,
berarna putih mutiara, dengan pusatnya bertangkai.
A
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
10/15
Ga!+ar . ('+ Konjungtivitis olikular dengan lesi mollusumF (B+ lesi mollusum
pada konjungtiva bulbarF (E+ lesi mollusum ekstensi paa pasien 9)/
3 7learo-on4un5i6iis 6iral2
)neksi oleh variella dan herpes oster, ditandai dengan konjungtivitis hiperemis,
lesi erupsi vesikular sepanjang abang optalmika dari nervus trigeminalis. "esi
berbentuk papil, kadang olikel, pseudomembran, dan vesikel. "esi variella
dapat munul pada kulit disekitar mata.
engan demikian, presentasi klinis yang mungkin munul pada konjungtivitis
viral adalah sebagai berikut !
1 8edema kelopak mata dan limadenopati preaurikular,
2 Konjungtiva hiperemis dan munul olikel,
)nfamasi berat dapat diasosiasikan dengan adanya perdarahan
konjungtiva (umumnya ptekiae+, hemosis, membran, dan
pseudomembran
0 'danya jaringan parut yang dapat timbul akibat resolusi pseudomembran
atau membran
%veitis anterior ringan, namun jarang terjadi
( Pe!eri-saan
$ada prinsipnya, diagnosis konjungtivitis viral ini dapat ditegakkan
melalui anamnesa dan pemeriksaan otalmologi, tanpa harus menggunakan
pemeriksaan penunjang. $ada anamnesa, penting ditanyakan riayat kontak
dengan penderita konjungtivitis akut.
3amun, bila meragukan etiologinya, dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang dengan srap konjungtiva dilanjutkan dengan pearnaan giemsa.
$ada ineksi adenovirus akan banyak ditemukan sel mononuklear. #ementara
pada ineksi herpes akan ditemukan sel raksasa multinuklear. Badan inklusi
intranuklear dari9#/ dapat ditemukan pada sel konjungtiva dan kornea
menggunakan metode ksasi Bouin dan pearnaan $apaniolau. 'dapaun
pemeriksaan yang lebih spesik lagi antara lain amplikasi 3' menggunakan
$E, kultur virus, serta imunokromatogra.1,
17
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
11/15
Ga!+ar . Keratokonjungtivitis adenoviral. ('+ Konjungtivitis olikular, (B+
pseudomembran, (E+ residu jaringan parut, (->+ keratitis
3 Ko!/li-asi
Konjungtivitis viral bisa berkembang menjadi kronis hingga menimbulkan
blearokonjungtivitis. Komplikasi lainnya dapat berupa timbulnya
pseudomembran, jaringan parut, keterlibatan kornea, serta munul vesikel pada
kulit.
% Taala-sana2.;
1 ;engurangi risiko transmisi1 ;enjaga kebersihan tangan, menegah menggaruk mata
2 4idak menggunakan handuk bersamaan
isineksi alat-alat kedokteran setelah digunakan pada pasien yang
terineksi menggunakan sodium hipoklorit, povidone-iodine
2 #teroid topikal
1 $rednisolone 7,6 0?sehari pada konjungtivitis
psuedomembranosa atau membranosa
11
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
12/15
2 Keratitis simtomatik steroid topikal lemah, hati-hati dalam
penggunaan, gejala dapat munul kembali karena steroid hanya
menekan proses infamasi.
#teroid dapat membantu replikasi virus dan memperlama periode
ineksius pasien.
0 9arus monitoring tekanan intraokular jika penggunaan steroid
diperpanjang
"ainnya
1 %ntuk ineksi variella oster, 'ylovir oral dosis tinggi (@77 mg ?
sehari selama 17 hari+ diberikan jika progresi memburuk.
2 $ada keratitis herpetik dapat diberikan aylovir 6 salep ?Chari,
selama 17 hari, atau dengan aylovir oral, 077 mg ?Chari selama
= hari.
#top menggunakan lensa kontak
0 'rtiial tears 0?sehari
Kompres hangat atau dingin
< )nsisiCpengankatan jaringan pseudomembran atau membran
= 'ntibiotik topikal jika diduga ada ineksi bateri sekunder
@ $ovidone-iodine
A 5ika sudah ada ulkus kornea, lakukan debridemant
; Pro5nosis
Konjungtivitis virus merupakan penyakit limited disease, yang dapat sembuh
dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. $ada ineksi adenovirus, ineksi
dapat hilang sempurna dalam D 0 minggu, dan 2 D minggu untuk 9#/. an
ineksi enterovirus tipe =7 atau o?sakievirus tipe '20 sembuh dalam D =
hari, tanpa butu tatalaksana khusus. 1
1, KONJUNGTIVITIS ALLERGIKA
;erupakan bentuk alergi pada mata yang disebabkan oleh reaksi sistem
imun pada konjungtiva.
2 Tan*a *an 5e4ala
Bervariasi untuk tiap kelompok.
1 eaksi hipersensitivitas tipe epat (humoral+1
1 9ay ever onjuntivitis (pollens, grasses, animal danders, et+.
12
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
13/15
;erupakan infamasi nonspesik yang diasosiasikan dengan hay
ever (rinitis alergika+. 4erdapat riayat alergi pada pollen, rumput,
atau bulu hean sebelumnya. ;ata akan gatal, berair, dan sangat
merah. 5ika alergern persisten, maka akan tampak gambaran
konjungtivitis papiler.
2 /ernal keratoonjuntivitis
ikatakan sebagai konjungtivitis musiman, yang penyebabkan
kadang sulit untuk diketahui. iayat alergi sebelumnya kadang
diketahui. *ejala berupa gatal dan keluar kotoran jernih yang
kental. 4ampakan dapat berupa konjungtivitis olikuler atau papiler
yang besar-besar.
'topi keratoonjuntivitis
imiliki pada pasien dengan dermatitis atopik. *ejala berupa
sensasi panas terbakar dengan kotoran mukoid pada mata, mata
merah, dan otoobia. $apila koeratokonjungtivitis lebih keil.
0 *iant papillary onjuntivitis
*ejala mirip konjungtivitis vernal yang berkembang pada pasien
dengan penggunaan air mata artisial dan lensa kontak.
2 eaksi hipersensitivitas tipe lambat (seluler+1
1 $hyltenulosis
isebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada protein
mikroba, termasuk basil tuberkulosis, spesies staphyloous
speies, Eandida albians, Eoidioides immitis, 9aemophilus
aegyptius, dann Ehlamydia trahomatis. *ejala diaali dengan lesi
keil, merah, tinggi, yang dikelilingi dengan ona hiperemi, terasa
gatal dan mata berair. $ada limbus terdapat bentuk triangular
dengan ape? mengarah pada kornea yang dapat membuat ulkus.
Biasanya dipiu dengan blearitis, konjungtivitis bakterial akut, dan
desiensi diet.
2 Konjungtivitis ringan sekunder akibat kontak dengan blepharitis
Blearitis kontak akubat atropine, antibiotik, neomyin, atau broad-
spetrum antibiotisdiikuti dengan hiperemia, papiler, kotoran
mukoid, dan iritasi.
$enyakit autoimun
1
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
14/15
1 Keratoonjuntivitis sia yang diasosiasikan dengan sindroma
#jGgren
#inrom ini ditandai dengan triad! keratoonjuntivitis sia,
?erostomia, danarthritis. Kelenjar lakrimal terinltrasi oleh limosit
dan sel plasma sehingga rusak. ;unul gejala berupa konjungtiva
bulbar hiperemis, iritasi, denngan kotoran mukoid,
2 Eiatriial pemphigoid
iaali dengan konjungtivitis kronik nonspesik yang resisten
terhadap terapi. $rogresi hingga membentuk sar pada orni? dan
entropion dengan trihiasis.
2 Pe!eri-saan
$emeriksaan diarahkan pada anamnesis riayat alergi dan tampilan klinis.
$enggunaan metode srapping dan melihat sel imun dibaah mikroskop dapat
dilakukan, namun kurang eekti. 9anya pada konjungtivitis sia, diagnosis
dilakukan menggunakan biopsi dan menemukan inltrasi sel limositik dan
plasma pada kelenjar saliva. 1
Ko!/li-asi
Komplikasi bergantung pada perjalanan dan lokasi penyakit. 5ika konjungtivitisberlangsung kronik atau mengenai media reraksi, maka dapat meinggalkan
jaringan parut yang akan mengganggu pandangan. 1
0 Taala-sana
$ada dasarnya terapi yang diberikan berupa terapi suporti pemberian
vasokonstriktor-antihistamin topikal, kompres dingin untuk mengurangi gatal,
antihistamin oral, dan steroid topikal untuk mengurangi ineksi. $emberian
steroid harus dengan hati-hati, karena hanya mensupresi gejala, bukan
menyingkirkan penyebab utama. $ada pasien dengan keurigaan ineksi
sekunder bakteri, dapat diberikan antibiotik topikal. #edangkan pada kasus-
kasus akibat alergi dengan air mata artisial atau lensa kontak, penanganan
terbaik adalah menghentikan penggunaannya atau mengalihkan dengan jenis
lain. #edangkan pada konjungtivitis sia, tatalaksana hanya berupa suporti,
menggantikan ungsi kelenjar air mata yang hilang, menggunakan air mata
artisial. 9al lain yang juga perlu diperhatikan adalah mengupayakan untuk
menghindari kontak dengan alergen. 1
10
-
8/15/2019 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatanmata
15/15
Pro5nosis
Konjungtivitis ini bersiat selfimited, ketika alergen hilang, maka reaksi infamasi
diharapkan juga berhenti. Beberapa memiliki masa perjalanan penyakit yang
pendek, namun ada pula yang berjalan kronik, tergantung dengan kapasitas
sitem imun pasien. $enyakit ini banyak timbul pada usia anak, remaja, hingga
deasa. $ada sebagian kasus rekurensi berkurang jauh ketika meninjak usia tua,
diatas 07 D 7 tahun. 1
Daar Pusa-a:
1 >errer >5*, #hab ), #hetlar 5. Eonjuntiva. (n/aughan and 'sburyHs
*eneral 8phthalmology.1