MODUL PF Abdomen 2013

29
1 MODUL PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN Diberikan pada Mahasiswa Semester 4 Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran UNSRAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT MANADO 2013

description

penjelasan modul

Transcript of MODUL PF Abdomen 2013

Page 1: MODUL PF Abdomen 2013

1

MODUL

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

Diberikan pada

Mahasiswa Semester 4

Kedokteran Umum

Fakultas Kedokteran UNSRAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

MANADO

2013

Page 2: MODUL PF Abdomen 2013

2

PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan dan

menyusun Modul Pemeriksaan Fisik Abdomen ini untuk digunakan pada Kurikulum

Berbasis Kompetensi Fakultas Keodkteran UNSRAT 2013.

Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah

berpartisipasi dan membantu penyusunan modul ini sehingga dapat selesai pada

waktunya. Kami telah berusaha mempersiapkan buku ini sebaik-baiknya, namun kami

menyadari bahwa banyak kekurangan yang masih mungkin ditemukan dalam modul ini,

yang kiranya dapat kita sempurnakan bersama melalui saran dan kritik yang membangun.

Semoga buku ini dapat bermanfaat sebagai upaya kita mempersiapkan dan

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kompetensi lulusan dokter di Fakultas

Kedokteran kita.

Tim Penyusun Modul

Page 3: MODUL PF Abdomen 2013

3

TATA TERTIB PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

1. Mahasiswa wajib menggunakan pakaian yang bersih, rapi, sopan, memakai jas

praktikum, papan nama, alas kaki atau sepatu tertutup, tidak boleh memakai kaos

oblong, tidak boleh memakai jeans, serta apabila mengenakan baju berlengan

panjang, lengan jas praktikum dibuat panjang.

2. Potongan rambut kepala rapi. a. Pria: rambut kepala tidak menutup mata, telinga,

kerah, tidak boleh dicat. b. Wanita: rambut kepala tidak menutup mata maupun

telinga, diikat rapi ke belakang, tidak boleh tergerai, tidak boleh dicat.

3. Bersikap saling menghargai, sopan, dan jujur.

4. Dilarang merokok, makan/minum, ribut di ruangan praktikum. Handphone

dimatikan atau dimatikan nada deringnya.

5. Sebelum praktikum, teori dan petunjuk praktikum harus dipahami.

6. Sebelum dan sesudah skill lab alat-alat diperiksa terlebih dahulu, jika ada alat

yang rusak atau hilang segera laporkan kepada petugas yang ada di laboratorium.

7. Alat yang rusak atau hilang karena kelalaian praktikan menjadi tanggung jawab

mahasiswa, dan harus diganti dalam 1 minggu dari waktu kehilangan / rusak.

8. Mahasiswa tidak dapat meninggalkan ruangan sebelum waktu yang ditetapkan,

kecuali atas izin instruktur yang bertugas.

9. Bila mahasiswa berhalangan hadir, harus ada pemberitahuan dari yang

berwenang memberikannya.

10. Bagi yang melanggar tata tertib ini akan dikenakan sanksi berupa pengurangan

nilai ujian praktikum.

Page 4: MODUL PF Abdomen 2013

4

BAB I

PENDAHULUAN

Modul PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN diberikan kepada mahasiswa semester

IV FK UNSRAT. Modul ini difokuskan kepada penguasaan Fisik Diagnostik level 4 yaitu

mahasiswa dapat melakukan sendiri.

Secara umum area kompetensi yang ingin dicapai melalui modul ini sejalan

dengan 7 kompetensi utama KIPDI III yaitu Ketrampilan Komunikasi Efektif, Ketrampilan

Klinis Dasar, Ketrampilan dalam menerapkan dasar Ilmu Biomedik, Ilmu Klinik, Ilmu

Perilaku dan Epidemiolgi dalam Praktek Kedokteran Keluarga, Ketrampilan Pengelolaan

Masalah kedokteran dan kesehatan pada individu ataupun masyarakat dengan cara yang

komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinasi, dan bekerjasama dalam konteks

pelayanan kesehatan, Ketrampilan menggunakan Teknologi Informasi, Mawas diri dan

belajar sepanjang hayat, dan Etika, moral dan profesionalisme dalam praktek.

Pemeriksaan fisik abdomen merupakan bagian dari pemeriksaan fisik umum

secara keseluruhan. Secara umum tujuan pemeriksaan abdomen yaitu untuk mencari

atau mengidentifikasi kelainan di sistem gastrointestinal atau sistem ginjal dan saluran

kemih. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik abdomen sangatlah diperlukan

pengambilan anamnesis yang berhubungan dengan kelainan sistem gastrointestinal atau

sistem lainnya di abdomen. Yang dimaksud abdomen yaitu suatu rongga dalam badan

dibawah di bawah diafragma sampai dasar pelvis. Pemeriksaan fisik abdomen yaitu

pemeriksaan fisik daerah di bawah arkus kosta dekstra dan sinistra sampai garis lipat

paha atau daerah inguinal.

Manado, Januari 2013

Tim Penyusun

Page 5: MODUL PF Abdomen 2013

5

BAB II

SASARAN PEMBELAJARAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

memahami serta melakukan sendiri pemeriksaan fisik abdomen.

B. SASARAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Pada akhir pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan

sendiri secara baik dan benar :

1. Inspeksi (bentuk, gerakan, kulit)

2. Auskultasi (peristaktik usus, bising pembuluh darah)

3. Palpasi (dinding abdomen, hepar, limpa, ginjal)

4. Perkusi (timpani, pekak, hepar, limpa, ascites, nyeri kostovertebra)

Page 6: MODUL PF Abdomen 2013

6

BAB III

MATERI MODUL PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

A. Pemeriksaan Inspeksi Abdomen

- Bentuk

- Gerakan

- Kulit

B. Pemeriksaan Auskultasi Abdomen

- Peristaktik usus

- Bising pembuluh darah

C. Pemeriksaan Palpasi Abdomen

- Dinding abdomen

- Hepar

- Limpa

- Ginjal

D. Pemeriksaan Perkusi Abdomen

- Udara bebas

- Hepar

- Limpa

- Ascites

- Nyeri kostovertebra

BUKU ACUAN

1. Harrison’s Principles of Internal Medicine, Edisi 17

2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 5

3. Bates Guide to Physical Examination and history taking Edisi 9.

4. Fisik Diagnostik, Adams

5. Fisik Diagnostik, Delp dan Manning, Edisi 9

6. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis, Markum

Page 7: MODUL PF Abdomen 2013

7

BAB IV

STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN

A. STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Kuliah Pakar

2. Tutorial

B. METODE PENILAIAN

1. Nilai Tutor

2. Ujian Akhir

C. METODE PEMBELAJARAN

C.1. Orientasi

Ini merupakan tahap untuk mendapatkan ilmu mengenai ruang lingkup

Pemeriksaan Fisik Abdomen. Pengenalan ruang lingkup ini dilakukan dengan metode

kuliah yang diberikan oleh para pakar. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk

melakukan belajar mandiri di internet atau perpustakaan untuk menambah wawasannya

mengenai Pemeriksaan Fisik.

C.2. Pelatihan

Para pelatih akan memeragakan cara pemeriksaan fisik abdomen kepada peserta

didik yang telah dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Peserta didik selanjutnya

melakukan sendiri pemeriksaan fisik umum kepada salah seorang teman pria dalam

kelompok tersebut. Instruktur mengawasi dan mengoreksi apabila ada kekeliruan dalam

pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

C.3. Umpan Balik

Penilaian hasil pendidikan ditentukan berdasarkan hasil belajar mahasiswa, serta

proses bagaimana mahasiswa menjalani pendidikan ini. Untuk dapat mengikuti evaluasi

ini, mahasiswa harus memenuhi persyaratan mengikuti kegiatan dengan jumlah

kehadiran minimal 100% untuk kuliah, dan 75% tutorial. Ujian skills lab dilakukan dengan

cara ujian praktikum.

D. TUGAS MAHASISWA

1. Mengikuti Penjelasan Tim Penyusun Modul

2. Mengikuti Kuliah Pakar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pakar

3. Melakukan sendiri pemeriksaan fisik abdomen.

Page 8: MODUL PF Abdomen 2013

8

MATRIKS KEGIATAN MODUL PEMERIKSAAN FISIK UMUM

HARI DAN

TANGGAL

JAM KEGIATAN TEMPAT

SENIN 21/1 13.00-17.00 Pembekalan instruktur Ruang kuliah FK UNSRAT

SELASA

22/1

13.00- 17.00 TUTORIAL I (Inspeksi) Ruang kuliah FK UNSRAT

RABU 23/1 13.00- 17.00 TUTORIAL II (Auskultasi) Ruang kuliah FK UNSRAT

KAMIS 24/1 13.00- 17.00 LIBUR

JUMAT 25/1 13.00- 17.00 TUTORIAL III (Palpasi) Ruang kuliah FK UNSRAT

SENIN 28/1 13.00- 17.00 TUTORIAL IV (Palpasi) Ruang kuliah FK UNSRAT

SELASA

29/1

13.00- 17.00 TUTORIAL V (Perkusi) Ruang kuliah FK UNSRAT

RABU 30/1 13.00- 17.00 TUTORIAL VI (Perkusi) Ruang kuliah FK UNSRAT

KAMIS 31/1 13.00- 17.00 TUTORIAL VII (Perkusi) Ruang kuliah FK UNSRAT

JUMAT 01/2 13.00- 17.00 TUTORIAL VIII (Review) Ruang kuliah FK UNSRAT

Page 9: MODUL PF Abdomen 2013

9

BAB V

SUMBER DAYA

TIM MODUL PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Koordinator : Dr. Christie Manoppo, SpA(K) Sekretaris : Dr. Edwin Jim, SpPD Anggota : Prof. Dr. Linda W.A. Rotty, SpPD-KHOM

Dr. Ventje Kawengian, SpPD Dr. Frans Wantania, SpPD Dr. Herlina Wungouw, MsAppSc, MMedEd Dr. Damayanti Pangemanan, Mkes Dr. Johny Rompis, SpA

Instruktur : 1. Prof.Dr. Linda W.A. Rotty, SpPD-KHOM

2. Dr. Christie Manoppo, SpA(K) 3. Dr. Edwin Jim, SpPD 4. Dr. Ventje Kawengian, SpPD 5. Dr. Damayanti Pangemanan, Mkes 6. Dr. Marie Kaseke, Mkes 7. Dr. Herlina Wungouw, MsAppSc, MMedEd 8. Dr. Frans Wantania, SpPD 9. Dr. B.J. Waleleng, SpPD KGEH 10. Dr. M.C.P. Wongkar, SpPD 11. Dr. Arthur Waworuntu, SpS 12. Dr. J.J.V. Rampengan, AIFM 13. Dr. Jan Ngantung, SpBP 14. Dr. Oktavianus Umboh 15. Prof. DR.Dr. Adrian Umboh, SpA(K) 16. Dr. Novie Rampengan, SpA 17. Dr. Suzanna P. Mongan, SpOG 18. Dr. Maya Mewengkang, SpOG

Cadangan : 1. Dr. Cerelia Sugeng

2. Dr. Praevilia Salendu 3. Dr. Efata Polii

Page 10: MODUL PF Abdomen 2013

10

BAB VI

MATERI MODUL

Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan posisi pasien telentang, kepala rata atau dengan satu

bantal, dengan kedua tangan disisi kanan dan kiri. Usahakan semua bagain abdomen dapat

diperiksa. Sebaiknya kandung kemih dikosongkan dulu sebelum pemeriksaan dilakukan.

Pemeriksaan abdomen terdidri dari 4 tahap yaitu inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.

A. PEMERIKSAAN INSPEKSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Melakukan sendiri pemeriksaan inspeksi abdonem dengan baik dan benar.

2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan inspeksi abdomen.

TINJAUAN PUSTAKA

Ada beberapa cara untuk membagi permukaan dinding abdomen dalam beberapa regio:

1. Dengan menarik garis median dan garis tegak lurus terhadap garis median abdomen

melalui umbilikus. Dinding abdomen terbagi menjadi 4 regio, yaitu kuadran kanan atas,

kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah, dan kuadran kiri bawah.

2. Pembagian yang lebih rinci adalah dengan menarik dua garis vertikal sejajar garis

midklavikularis kanan dan kiri; dan dua garis horisontal yaitu garis melalui ujung bawah

kosta kanan-kiri dan garis melalui krista iliaka kanan-kiri. Dinding abdomen terbagi

menjadi 9 regio, yaitu regio epigastrium (1), hipokondrium dekstra (2), regio hipokondrium

sinistra (3), regio umbilikalis (4), regio lumbalis dekstra (5), regio lumbalis sinistra (6),

regio hipogastrium atau suprapubik (7), regio inguinal dekstra (8), dan regio inguinal

sinistra (9).

Selain peta regional diatas, terdapat titik dan garis yang telah disepakati.

1. Titik Mc Burney yaitu titik pada dinding perut kuadran kanan bawah yang terletak pada

1/3 lateral garis yang menghubungkan SIAS dan umbilkus. Titkk Mc Burney dianggap

lokasi apendiks.

2. Garis Schuffner yaitu garis yang menghubungkan titik pada arkus kosta kiri dan SIAS

kiri, kemudian garis ini dibagi 8 titik dimana umbilikus merupakan titik 4. Garis Schuffner

digunakan untuk menyatakan pembesaran limpa

Dengan pemeriksaan fisik abdomen, kita dapat memproyeksikan organ-organ dalam abdomen,

misalnya

a. Hati berada didaerah hipokondrium dekstra dan epigastrium

b. Gaster berada didaerah epigastrium

Page 11: MODUL PF Abdomen 2013

11

c. Limpa berada didaerah hipokondrium sinistra

d. Kandung empedu berada didaerah perbatasan epigastrium dan hipokondrium dekstra

e. Kandung kemih berada didaerah hipogastrium atau suprapubik

f. Apendiks berada didaerah Mc.Burney

Pemeriksaan inspeksi yaitu melihat abdomen bagian depan ataupun belakang (pinggang).

Inspeksi dilakukan dengan penerangan cukup. Informasi yang perlu didapatkan adalah simetris,

bentuk dan ukuran, kulit, dan pergerakan dinding perut.

Pada keadaan normal telentang, dinding perut terlihat simetris. Bila ada tumor, abses,

pembesaran organ, atau pelebaran setempat lumen usus membuat perut telihat tidak simetris. Pada

umbilikus dilihat bentuk, lokasi, dan inflamasi atau benjolan (misalnya hernia). Bentuk dan ukuran

abdomen dalam keadaan normal bervariasi tergantung habitus, jaringan lemak subkutan atau

intraabdomen dan kondisi otot dinding abdomen. Pada keadaan starvasi, bentuk dinding abdomen

cekung dan tipis, disebut bentuk skopoid. Abdomen yang membuncit dalam keadaan normal dapat

terjadi pada pasien gemuk. Pada keadaan patologis, abdomen membuncit disebabkan oleh ileus

paralitik, ileus obstruktif, meteorismus, ascites, distensi vesica urinaria, kistoma ovarii, dan

kehamilan. Tonjolan setempat menunjukkan adanya kelainan organ dibawahnya, misalnya tonjolan

regio suprapubik terjadi karena pembesaran uterus pada perempuan dengan kehamilan muda atau

retensi urine pada pria tua akibat hipertrofi prostat. Pada stenosis pilorus, lambung dapat menjadi

besar sekali sehingga pada abdomen terlihat pembesaran setempat. Pada pembesaran hepar yang

ekstrim (misalnya hepatoma) akan terlihat dinding abdomen asimetris antara regio hipokondrium

kanan dan kiri.

Pada keadaan normal dan fisiologis, pergerakan usus akibat peristaltik usus tidak terlihat.

Namun pada orang kurus, dapat terlihat gerakan peristaltik usus. Bila terlihat gerakan peristaltik

usus maka dapat dipastikan adanya hiperperistaltik dan dilatasi akibat obstruksi lumen usus.

Obstruksi lumen usus dapat disebabkan oleh tumor, perlengketan, strangulasi, dan skibala. Pulsasi

arteri pada dinding abdomen terlihat pada pasien yang kurus, dan dapat terlihat pulsasi aorta

normal sering terlihat pada epigastrium. Peningkatan pulsasi terjadi pada aneurisme atau

peningkatan tekanan nadi.

Pada kulit perlu diperhatikan adanya sikatriks akibat ulserasi pada kulit atau akibat operasi atau

luka tusuk. Adanya garis-garis putih sering disebut Striae alba yang dapat terjadi setelah kehamilan

atau pada pasien yang mulanya gemuk atau bekas ascites. Striae kemerahan dapat terlihat pada

sindrom Cushing. Kulit perut menjadi kuning pada berbagai macam ikterus. Adakalanya ditemukan

garis-garis bekas garukan yang menandakan pruritus karena ikterus atau diabetes melitus.

Pelebaran vena terjadi pada hipertensi portal. Pelebaran di sekitar umbilikus disebut kaput medusa

yang terdapat pada sindrom Banti. Pelebaran vena akibat obstruksi vena kava inferior aliran vena

ke umbilikus, sedang akibat obstruksi vena kava superior aliran vena ke distal.

Page 12: MODUL PF Abdomen 2013

12

Gambar Dinding abdomen.

Gambar Pembagian daerah abdomen menjadi 4 kuadran (kiri) dan 9 regio (kanan). RUQ= right

upper qudrant, LUQ= left upper quadrant, RLQ= right lower quadrant, LLG= left lower quadrant.

Rectus abdominis muscle

Umbilicus

Inguinal ligament

Pubic tubercle

Page 13: MODUL PF Abdomen 2013

13

Gambar Proyeksi organ dalam abdomen.

1. Regio epigastrium

2. Regio hipokondrium kanan

3. Regio hipokondrium kiri

4. Regio umbilikalis

5. Regio lumbalis kanan

6. Regio lumbalis kiri

7. Regio hipogastrika / suprapubik

8. Regio inguinal kanan

9. Regio inguinal kiri

Page 14: MODUL PF Abdomen 2013

14

Gambar Dinding posterior abdomen.

PENILAIAN KETRAMPILAN INSPEKSI ABDOMEN

No. Aspek yang Dinilai

0 1 2

1. Memberi salam pada pasien

2. Memperkenalkan diri pada pasien

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien

4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya

5. Meminta pasien membuka baju dengan menutup bagian pribadi

pasien

6. Memeriksa bentuk abdomen

7. Memeriksa gerakan abdomen

8. Memeriksa warna kulit abdomen

9. Memeriksa lesi kulit abdomen

Total Nilai

Keterangan :

0 : Tidak dilakukan sama sekali

1 : Dilakukan tapi tidak sempurna

2 : Dilakukan dengan sempurna

B. PEMERIKSAAN AUSKULTASI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Melakukan sendiri pemeriksaan auskultasi abdonem dengan baik dan benar.

2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan auskultasi abdomen.

Page 15: MODUL PF Abdomen 2013

15

TINJAUAN PUSTAKA

Auskultasi memberikan informasi motilitas usus. Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan

palpasi karena dapat mengubah frekuensi peristaltik. Dalam keadaan normal, suara peristaltik usus

kadang-kadang dapat didengar walalupun tanpa menggunakan stetoskop, biasanya setelah makan

atau dalam keadaan lapar. Dalam keadaan normal bisisng usus terdengar kurang lebih 3-5 kali /

menit. Pada obstruksi usus atau diare, suara peristaltik usus akan meningkat, terutama saat timbul

rasa sakit yang bersifat kolik. Peningkatan suara usus ini disebut borborigmi. Pada keadaan

paralisis usus, suara peristaltik sangat melemah dan frekuensi menurun bahkan menghilang.

Paralisis usus dapat terjadi akibat gangguan elektrolit, post operasi, peritonitis, atau ileus obstruksi

tahap lanjut dimana usus sangat melebar dan atoni. Pada ileus obstruksi kadang terdengar suara

peristaltik dengan nada tinggi dan nyaring disebut metallic sound.

Suara murmur/bruit/bising vaskular dapat didengar pada auskultasi abdomen (pada aorta dan

arteri lain). Bisisng sistolik epigastrium dapat didengar pada aneurisma aorta atau pada pembesaran

hati karena hepatoma. Bising vena (venous hum), yang kadang-kadang disertai dengan terabanya

getaran (thrill), dapat didengar diantara umbilikus dan epigastrium. Pada keadaan fistula

arteriovenosa intraabdominal kadang-kadang dapat didengar suara bising. Adanya bising sistolik

dan diastolik menunjukkan turbulensi aliran darah oklusi arteri parsial atau insufisiensi aorta.

PENILAIAN KETRAMPILAN AUSKULTASI ABDOMEN

No. Aspek yang Dinilai Nilai

0 1 2

1. Memberi salam pada pasien

2. Memperkenalkan diri pada pasien

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien

4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya

5. Meminta pasien membuka baju bagian atas dengan menutup

bagian pribadi pasien

6. Menentukan peristaltik usus

7. Memeriksa bising pembuluh darah abdomen

Total Nilai

Keterangan :

0 : Tidak dilakukan sama sekali

1 : Dilakukan tapi tidak sempurna

2 : Dilakukan dengan sempurna

Page 16: MODUL PF Abdomen 2013

16

Gambar Lokasi auskultasi aorta, arteri renal, arteri iliaka, arteri femoralis.

C. PEMERIKSAAN PALPASI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Melakukan sendiri pemeriksaan palpasi abdonem dengan baik dan benar.

2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan palpasi abdomen.

TINJAUAN PUSTAKA

Palpasi dinding abdomen sangat penting untuk menentukan ada tidaknya kelainan dalam

rongga abdomen. Palpasi dilakukan secara sistematis dengan seksama, pertama kali tanyakan

apakah ada daerah-daerah yang nyeri tekan. Perhatikan ekspresi wajah pasien selama pemeriksaan

palpasi. Sedapat mungkin seluruh dinding abdomen diperiksa. Kemudian cari apakah ada

pembesaran massa tumor, hepar, limpa, atau kandung empedu. Periksa apakah ginjal, ballotement

positif atau negatif. Palpasi dilakukan dengan 2 tahap yaitu palpasi permukaan (superficial) dan

palpasi dalam (deep). Palpasi dapat dilakukan dengan 1 tangan atau 2 tangan (bimanual) terutama

pada pasien gemuk. Biasakan palpasi dengan seksama meskipun tidak tidak ada keluhan penyakit

traktus gastrointestinal.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan palpasi:

1. Beritahu pasien bahwa dokter akan meraba dan menekan dinding abdomen.

Page 17: MODUL PF Abdomen 2013

17

2. Minta pasien memberitahukan apabila terasa nyeri akibat penekanan tersebut. Bila mungkin

tanyalah derajat nyeri (ringan, sedang, atau berat/nyeri sekali), sifat nyeri (seperti ditusuk

jarum, seperti diiris, seperti dipukul).

3. Tangan yang akan digunakan sebaiknya dalam keadaan cukup hangat.

4. Perhatikan mimik pasien selama dipalpasi serta reaksi dinding abdomen. Pada pasien yang

sensitif (geli) akan timbul ketegangan pada dinding abdomen dengan mimik pasien menahan

tawa. Bila hal ini terjadi, palpasi dilakukan dengan halus dan pelan, serta pasien disuruh

memperhatikan / memandang ke langit-langit, hindarkan pasien melihat perutnya.

5. Palpasi dilakukan secara sistematis dan sedapat mungkin seluruh dinding abdomen dipalpasi.

6. Ingatlah akan lokasi nyeri yang dikeluhkan oleh pasien sehingga kita akan lebih hati-hati

dalam melakukan palpasi.

7. Palpasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu palpasi permukaan (superficial) dan palpasi dalam

(deep).

8. Palpasi dapat dilakukan dengan 1 tangan atau 2 tangan (bimanual) terutama pada pasien

gemuk.

9. Biasakanlah palpasi yang seksama meskipun tidak ada keluhan penyakit traktus

gastrointestinal.

10. Pasien dalam posisi telentang dengan bantal secukupnya, kecuali bila pasien sesak nafas.

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, kecuali dokter yang kidal (left-handed).

Palpasi superfisial. Posisi tangan menempel pada dinding abdomen. Umumnya penekanan

dilakukan oleh ruas terakhir dan ruas tengah jari, bukan dengan ujung jari. Sistematika palpasi

dilakukan dengan hati-hati pada daerah nyeri yang dikeluhkan oleh pasien. Palpasi superfisial

tersebut bisa juga disebut palpasi awal untuk orientasi sekaligus memperkenalkan prosedur palpasi

pada pasien.

Palpasi dalam. Palpasi dalam dipakai untuk mengidentifikasi kelainan/ rasa nyeri yang tidak

didapatkan pada palpasi superfisial, untuk lebih menegaskan kelainan yang didapat pada palpasi

superfisial, dan yang terpenting untuk palpasi organ secara spesifik misalnya palpasi hepar, limpa,

ginjal. Palpasi dalam juga penting untuk pasien gemuk atau otot dinding abdomen yang tebal.

Penemuan dan persepsi kekakuan dan nyeri tekan abdomen penting untuk melakukan penilaian

tentang keparahan penyakit intraperitoneal. Perasaan nyeri yang diakibatkan oleh tekanan palpasi

disebabkan oleh peregangan peritoneum viseralis pada permukaan organ-organ abdomen (nyeri

tekan abdomen/ abdomninal tenderness). Kalau kekakuan abdomen bersifat difus menandakan

rongga peritoneum secara umum terlibat proses penyakit, misalnya pada peritonitis umum,

perforasi gaster, perforasi usus, dan lain-lain. Nyeri tekan terhadap tekanan mungkin bersifat lokal

akibat iritasi lokal peritoneum viseralis, misalnya apendisitis akut, kolesisititis akut, hepatitis,

gastritis, pankreatitis akut, kehamilan ektopik, torsi ovarium, dan lain-lain. Nyeri tekan bersifat

Page 18: MODUL PF Abdomen 2013

18

difus. Nyeri lepas (rebound tenderness) adalah nyeri yang ditimbulkan saat melepas tangan tiba-

tiba dari dinding abdomen, hal ini menghilangkan tekanan langsung palpasi dan menimbulkan

nyeri abdomen yang tajam. Nyeri lepas disebabkan peregangan tiba-tiba peritoneum parietalis

waktu tangan diangkat dari dinding abdomen, berarti peritoneum parietalis terlibat proses penyakit,

misalnya peritonitis, kolitis ulserativa, dan lain-lain.

Gambar Palpasi Superfisial

Gambar Palpasi Dalam dengan dua tangan

Page 19: MODUL PF Abdomen 2013

19

Gambar Proyeksi nyeri organ ke dinding abdomen

Hepar. Secara anatomis, organ hepar terletak dibawah diafragma kanan dan lengkung kosta

kanan. Hepar akan bergerak kebawah saat inspirasi, sehingga ujung tepi hepar teraba saat melewati

lengkung kosta kanan. Agar memudahkan palpasi hepar, diperlukan:

a. Dinding abdomen yang lemas dengan cara kaki ditekuk hingga membentuk sudut 45-60°.

b. Palpasi dilakukan dengan menggunakan sisi palmar radial tangan kanan (bukan ujung jari)

dengan posisi ibu jari terlipat dibawah palmar manus. Arah jari membentuk sudut 45°

dengan garis median. Ujung jari berada pada bagian lateral muskulus rektus abdominalis

dan kemudian pada garis median untuk memeriksa lobus kiri hepar.

c. Palpasi dimulai dari regio iliaka kanan menuju tepi lengkung kosta kanan, dan dari regio

umbilikalis menuju epigastrium untuk palpasi lobus kiri.

d. Pasien diminta untuk menarik nafas panjang. Pada saat ekspirasi maksimal jari ditekan

kebawah, kemudian pada awal inspirasi jari bergerak ke arah dorsal dan kranial dalam arah

Page 20: MODUL PF Abdomen 2013

20

parabolik. Gerakan ini dilakukan berulang dan posisinya digeser 1-2 jari ke arah lengkung

kosta kanan

e. Diharapkan bila hepar membesar, akan teraba sentuhan dengan hepar.

Bila pada palpasi kita dapat meraba pembesaran hepar, maka harus dilakukan deskripsi sebagai

berikut:

Berapa besar (sentimeter) hepar dibawah lengkung kosta kanan?

Bagaimana keadaan tepi hepar? Misalnya tajam pada hepatitis akut atau tumpul pada tumor

hepar. Bentuk tepi hepar ditelusuri mulai sisi lateral lengkung kosta kanan sampai

epigastrium sehingga bentuk proyeksi pada dinding abdomen dapat digambar.

Bagaimana konsistensinya? Apakah kenyal (konsistensi normal) atau keras (pada tumor

hepar).

Bagaimana permukaannya? Pada tumor hepar permukaannya teraba berbenjol.

Apakah terdapat nyeri tekan. Hal ini dapat terjadi pada abses hepar, tumor hepar. Pada

abses hepar disertai fluktuasi.

Pada keadaan normal hepar tidak teraba, kecuali tubuh yang kurus (teraba 1 cm). Terabanya hepar

1-3 cm harus dikonfirmasi apakah pembesaran hepar atau perubahan bentuk diagfragma (misalnya

emfisema paru). Batas atas hepar sesuai dengan pemeriksaan perkusi batas paru hepar (normal sela

kosta 6). Pada beberapa keadaan patologis misalnya emfisema paru, batas akan lebih rendah

sehingga ukuran hepar normal dapat teraba pada palpasi. Perkusi batas atas dan bawah hepar

(perubahan suara pekak ke timpani) berguna untuk menilai adanya pengecilan hepar (misalnya

sirosis hepatis).

Nyeri tekan pada kandung empedu yang membesar dan dapat diraba pada waktu inspirasi

(tanda Murphy) merupakan petunjuk penting adanya kolesistitis; tanda yang dapat pula

ditemukan pada penderita hepatitis. John B. Murphy melukiskan tanda tersebut sebagai berikut:

tanda paling khas dan konstan dari kandung empedu yang kepekaannya berlebihan adalah

ketidakmampuan pasien melakukan inspirasi dalam dan penuh, kalau jari-jari pemeriksa menekan

ke dalam dibawah lengkung kosta kanan; inspirasi berhenti mendadak, seakan-akan pernafasan

berhenti.

Limpa. Teknik palpasi limpa tidak berbeda dengan palpasi hepar. Pada keadaan normal limpa

tidak teraba. Limpa membesar mulai dari lengkung kosta kiri melewati umbilikus sampai regio

iliaka kanan. Seperti halnya hepar, limpa juga bergerak turun saat inspirasi. Letakkan tangan kanan

pada lengkung kosta kiri garis midklavikularis. Suruh pasien inspirasi dalam. Kalau limpa

membesar, akan menyentuh tepi jari tangan kanan. Pembesaran limpa diukur menggunakan garis

Schuffner, yaitu garis dari lengkung kosta kiri melewati umbilikus menuju spina iliaka anterior

superior (SIAS) kanan, garis tersebut dibagi 8 bagian yang sama. Setelah tepi bawah limpa teraba,

maka dilakukan deskripsi sebagai berikut:

Page 21: MODUL PF Abdomen 2013

21

Berapa besar pembesaran limpa pada garis Schuffner (S1-S8)? Pembesaran limpa

(splenomegali) ditemukan pada malaria, leukemia, sirosis hepatis, dan lain-lain.

Bagaimana konsistensinya? Apakah kenyal (splenomegali karena hipertensi portal) atau

keras (karena malaria).

Ginjal. Ginjal terletak pada daerah retroperitoneal sehingga pemeriksaan harus dengan cara

bimanual. Tangan kiri pemeriksa diletakkan pada pinggang bagian belakang sejajar kosta 12, ujung

jari diletakkan di sudut kostovertebra dan tangan kanan pada kuadran kanan atas dinding abdomen

lateral dan pararel muskulus rektus abdominalis. Jari tangan kiri mendorong ke atas, jika ginjal

membesar, maka akan teraba massa di tangan kanan. Jari tangan kiri diturunkan ke dasar tempat

tidur, maka massa tidak teraba oleh tangan kanan. Bila salah satu tangan digerakkan akan teraba

benturannya ditangan lain. Massa itu ginjal, yaitu suatu hidronefrosis, ginjal polikistik, atau tumor

ginjal. Fenomena ini disebut ballotement positif. Pada keadaaan normal ballotement negatif.

Gambar Pemeriksaan palpasi ginjal

Palpasi aorta. Tekan dengan lembut abdomen bagian atas, sedikit kekiri dari garis tengah,

dan identifikasi pulsasi aorta. Pada usia lebih dari 50 tahun, cari lebar aorta dengan menekan yang

dalam abdomen bagian atas pada sisi kanan dan kiri aorta seperti pada gambar. Pada kelompok usia

ini, lebar aorta normal tidak lebih dari 3,0 cm (rata-rata 2,5 cm). Pengukuran ini tidak termasuk

ketebalan dinding abdomen. Pulsasi aorta bervariasi tergantung ketebalan dinding abdomen dan

diameter anteroposterior abdomen.

Gambar Pemeriksaan palpasi aorta

Page 22: MODUL PF Abdomen 2013

22

Gambar Pemeriksaan palpasi aorta

Tanda Rovsing. Tangan kanan menekan kuadran kiri bawah dengan lembut kemudian

dilepas secara cepat. Nyeri di kuadran kanan bawah selama menekan kuadran kiri bawah

menunjukkan apendisitis (tanda Rovsing positif). Begitu juga saat tekanan tangan dilepas secara

cepat (nyeri lepas referal), nyeri di kuadran kanan bawah

Tanda Psoas. Letakkan tangan kanan pemeriksa diatas lutut kanan pasien dan minta pasien

mengangkat paha melawan tahanan tangan pemeriksa. Atau minta pasien miring ke kiri, ekstensi

paha tungkai kanan. Fleksi paha menyebabkan kontraksi muskulus psoas, ekstensi merenggangkan

muskulus psoas. Nyeri abdomen saat manuver ini berarti tanda psoas positif, menunjukkan iritasi

muskulus psoas oleh apendisitis.

Tanda Obturator. Fleksi paha kanan pasien, dengan lutut ditekuk, dan rotasi kearah dalam

(medial) tungkai pada panggul. Manuver ini merenggangkan muskulus obturator internal. Nyeri

regio hipogastrik kanan berarti tanda obturator positif, menunjukkan iritasi muskulus obturator oleh

apendisitis.

PENILAIAN KETRAMPILAN PALPASI ABDOMEN

No Aspek yang dinilai Nilai

0 1 2

1 Memberi salam dan menyapa pasien dengan sapaan yang sopan

2 Memperkenalkan diri pada pasien

3 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien

4 Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

5 Meminta dengan sopan pada pasien untuk menanggalkan bajunya

6 Meminta pasien memberitahukan apabila terasa nyeri akibat penekanan

tersebut.

7 Hangatkan tangan yang akan digunakan.

8 Posisi tangan menempel pada dinding abdomen. Penekanan dilakukan

oleh ruas terakhir dan ruas tengah jari, bukan dengan ujung jari.

9 Memeriksa apakah ada nyeri tekan, nyeri lepas, massa atau pembesaran

organ

10. Perhatikan ekspresi wajah pasien selama pemeriksaan palpasi.

Pemeriksaan Hepar

11. Dinding abdomen yang lemas dengan cara kaki ditekuk hingga

membentuk sudut 45-60°.

12. Palpasi dilakukan dengan menggunakan sisi palmar radial tangan kanan

Page 23: MODUL PF Abdomen 2013

23

(bukan ujung jari) dengan posisi ibu jari terlipat dibawah palmar manus.

Arah jari membentuk sudut 45° dengan garis median. Ujung jari berada

pada bagian lateral muskulus rektus abdominalis (pada garis median

untuk memeriksa lobus kiri hepar).

13. Palpasi dimulai dari regio iliaka kanan menuju tepi lengkung kosta kanan

(dari regio umbilikalis menuju epigastrium untuk palpasi lobus kiri).

14. Pasien diminta untuk menarik nafas panjang. Pada saat ekspirasi

maksimal jari ditekan kebawah, kemudian pada awal inspirasi jari

bergerak ke arah dorsal dan kranial dalam arah parabolik. Gerakan ini

dilakukan berulang dan posisinya digeser 1-2 jari ke arah lengkung kosta

kanan

15. Menentukan besar, tepi, permukaan, konsistensi hepar (bila membesar).

Pemeriksaan Limpa

16. Dinding abdomen yang lemas dengan cara kaki ditekuk hingga

membentuk sudut 45-60°.

17. Palpasi dilakukan dengan menggunakan sisi palmar radial tangan kanan

(bukan ujung jari) dengan posisi ibu jari terlipat dibawah palmar manus.

Arah jari membentuk sudut 45° dengan garis median.

18. Palpasi dimulai dari regio iliaka kanan menuju tepi lengkung kosta kiri.

19. Pasien diminta untuk menarik nafas panjang. Pada saat ekspirasi

maksimal jari ditekan kebawah, kemudian pada awal inspirasi jari

bergerak ke arah dorsal dan kranial dalam arah parabolik. Gerakan ini

dilakukan berulang dan posisinya digeser 1-2 jari ke arah lengkung kosta

kanan

20. Menentukan besar, konsistensi limpa (bila membesar).

Pemeriksaan Ginjal

21. Tangan kiri pemeriksa diletakkan pada pinggang bagian belakang dan

tangan kanan pada dinding abdomen di ventralnya.

Jari tangan kiri mendorong ke atas, jika ginjal membesar, maka akan

teraba massa di tangan kanan. Jari tangan kiri diturunkan ke dasar tempat

tidur, maka massa tidak teraba oleh tangan kanan.

Pemeriksaan palpasi aorta

22 Tekan dengan lembut abdomen bagian atas, sedikit kekiri dari garis

tengah, dan identifikasi pulsasi aorta.

Keterangan :

0 : Tidak dilakukan sama sekali

1 : Dilakukan tapi tidak sempurna

2 : Dilakukan dengan sempurna

D. PEMERIKSAAN PERKUSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Melakukan sendiri pemeriksaan perkusi abdonem dengan baik dan benar.

2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan perkusi abdomen.

Page 24: MODUL PF Abdomen 2013

24

TINJAUAN PUSTAKA

Perkusi abdomen dilakukan dengan cara tidak langsung, sama seperti pada perkusi thoraks.

Tujuan perkusi abdomen adalah untuk konfirmasi pembesaran hepar dan limpa, menentukan ada

tidaknya nyeri ketok, ascites, udara, atau massa padat.

Perkusi secara singkat toraks anterior bagian bawah, antara paru dan tepi kosta. Pada sisi

kanan, biasanya ditemukan pekak hepar; pada sisi kiri, timpani di daerah gaster dan kolon. Dalam

keadaan normal suara perkusi abdomen adalah timpani karena gas dalam traktus gastrointestinal,

kecuali didaerah hepar terdengar pekak hepar. Pekak dpat berasal dari cairan, organ, atau feces.

Hilangnya pekak hepar dan bertambahnya bunyi timpani (hipertimpani) di seluruh abdomen harus

dipikirkan kemungkinan adanya udara bebas dalam rongga abdomen, misalnya perforasi usus.

Hepar. Kosta menutupi hampir seluruh hepar, sehingga sulit diperiksa. Ukuran dan bentuk hepar

dapat diestimasi dengan perkusi dan palpasi. Menilai besar vertikal lobus kanan hepar, tentukan

pekak hepar di garis midklavikularis kanan, perkusi dimulai pada ICS 4 / 5 garis midklavikularis

kanan (sonor) sampai berubah menjadi pekak (batas atas), lanjutkan pada bagian bawah tepat di

garis midklavikularis kanan suara timpani sampai berubah menjadi pekak (batas bawah), besar

lobus kanan hepar normal 6-12 cm.; dan untuk lobus kiri hepar, perkusi pada garis midsternalis

mulai dari bawah umbilikus keatas menuju hepar dengan lembut (suara timpani menjadi pekak),

besar lobus kiri hepar normal 4-8 cm. Pindahkan/geser dengan lembut payudara wanita jika perlu

untuk memastikan bahwa pemeriksa mulai pada sonor paru. Pekak hepar membesar ketika hepar

membesar. Besar pekak hepar mengecil ketika hepar mengecil atau udara bebas dibawah

diafragma. Pekak hepar dapat bergeser kebawah karena diagragma letak rendah penyakit paru

obstruktif kronik; namun ukuran hepar tetap normal. Ukur panjang pekak hepar. Ukuran hepar

normal umumnya lebih besar pada pria dibandingkan wanita, pada orang tinggi dibangingkan

orang pendek. Jika hepar membesar, gambar tepi bawah dengan perkusi daerah lain. Pekak efusi

pleura atau konsolidasi paru, jika berdampingan dengan pekak hepar, dapat menyebabkan estimasi

ukuran hepar membesar palsu. Udara dalam kolon dapat menimbulkan timpani di kuadran kanan

atas dan mengganggu pekak hepar, sehingga estimasi ukuran hepar mengecil palsu.

Limpa membesar ke anterior, bawah, and medial, sering mengganti timpani gaster dan kolon

dengan pekak organ padat. Dua teknik perkusi untuk mendeteksi splenomegali (pembesaran

limpa):

- Perkusi dinding toraks anterior bawah kiri antara sonor paru dan tepi bawah kosta, suatu

daerah disebut ruang Traube. Kemudian perkusi ke lateral. Jika timpani prominen,

terutama lateral, tidak splenomegali. Pekak limpa normal biasanya tersembunyi dalam

pekak jaringan posterior lain. Cairan atau massa dalam gaster atau kolon dapat

menyebabkan pekak di ruang Traube.

Page 25: MODUL PF Abdomen 2013

25

- Periksa tanda perkusi limpa. Perkusi daerah dibawah kosta kiri garis aksilaris anterior,

terdengar suara timpani, kemudian pasien diminta inspirasi dalam, dan perkusi lagi. Jika

suara tetap timpani berarti ukuran limpa normal. Jika suara menjadi pekak berarti

splenomegali, tanda perkusi limpa positif.

Jika salah satu atau kedua tes diatas positif, perlu pehatian lebih saat palpasi limpa.

Gambar Pemeriksaan Perkusi Hepar Gambar Besar hepar

Gambar Pemeriksaan Perkusi Limpa

Page 26: MODUL PF Abdomen 2013

26

Beberapa cara pemeriksaan ascites:

a. Pasien tidur telentang. Perkusi mulai dari umbilikus ke lateral kiri (atau kanan) akan

terdengar suara timpani menjadi pekak. Kemudian pasien disuruh miring ke sisi kanan

(atau kiri), maka suara pekak akan menjadi timpani. Perkusi lagi dari sisi kiri ke umbulikus

akan terdengar suara timpani menjadi pekak. Kemudian pasien disuruh telentang kembali,

maka suara pekak akan menjadi timpani. Perkusi lagi dari umbilikus ke lateral kiri (atau

kanan), maka suara timpani menjadi pekak. Hal ini disebut pekak berpindah (shifting

dullness). Perkusi daerah yang mengandung cairan terdengar pekak. Bila penderita

berbaring telentang, maka cairan akan terkumpul pada tempat yang terendah yaitu sisi

kanan dan kiri abdomen. Pekak berpindah karena cairan berpindah ke sisi yang terendah.

Pekak berpindah positif berarti ascites sedang.

b. Pada pasien dengan ascites yang banyak dan abdomen agak tegang, Pekak berpindah

negatif. Pasien tidur telentang, satu tangan pemeriksa diletakkan pada satu sisi abdomen

dan tangan lainnya mengetuk dinding abdomen sisi lainnya, akan terasa gelombang-

gelombang cairan pada tangan disisi lainnya. Hal ini disebut tes undulasi. Untuk mencegah

gerakan diteruskan melalui dinding abdomen maka tangan pemeriksa lain (dapat pula

dengan pertolongan tangan pasien sendiri) diletakkan ditengah-tengah perut dengan sedikit

tekanan.

c. Jika cairan ascites sedikti, baik tes undulasi maupun Pekak berpindah negatif. Perkusi

dilakukan dengan posisis pasien tengkurap dan menungging (knee-chest position). Perkusi

pada daerah perut yang terendah akan terdengar pekak. Dapat juga stetoskop diletakkan

pada tempat terendah, dengan perkusi pada salah satu sisi abdomen akan terdengar

perbedaan suara melalui stetoskop bila stetoskop digeser kesisi lainnya. Tanda ini disebut

Pudle Sign.

Gambar Pemeriksaan ascites pekak berpindah

Page 27: MODUL PF Abdomen 2013

27

Gambar Pemeriksaan ascites tes undulasi.

Fenomena papan catur (chess board phenomen) adalah perkusi abdomen ditemukan bunyi

timpani dan pekak berpindah-pindah, sering ditemukan pada peritonitis tuberkulosa.

Nyeri kostovertebra (nyeri ginjal / renal tenderness). Pasien dalam posisi duduk. Pemeriksa

berdiri dibelakang pasien, letakkan tangan kiri pada sudut kostovertebra, pukul dengan lembut

punggung tangan kiri menggunakan sisi ulnar kepalan tangan kanan, bandingkan kostovertebra

kanan dan kiri. Jika pasien merasa nyeri, berarti ada infeksi ginjal (pyelonefritis), abses perinefrik,

nefrolitiasis.

Gambar Pemeriksaan nyeri kostovertebra

Page 28: MODUL PF Abdomen 2013

28

PENILAIAN KETRAMPILAN PERKUSI ABDOMEN

No Aspek yang dinilai Nilai

0 1 2

1 Memberi salam dan menyapa pasien dengan sapaan yang sopan

2 Memperkenalkan diri pada pasien

3 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien

4 Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

5 Meminta dengan sopan pada pasien untuk menanggalkan bajunya

6 Meminta pasien tidur telentang

7 Meminta pasien memberitahukan apabila terasa nyeri.

8 Hangatkan tangan yang akan digunakan.

9 Memeriksa apakah suara timpani, pekak, hipertimpani.

Pemeriksaan Perkusi Hepar

10 Menilai besar vertikal lobus kanan hepar, tentukan pekak hepar di garis

midklavikularis kanan, perkusi dimulai pada ICS 4 / 5 garis

midklavikularis kanan (sonor) sampai berubah menjadi pekak (batas

atas), lanjutkan pada bagian bawah tepat di garis midklavikularis kanan

suara timpani sampai berubah menjadi pekak (batas bawah).

Pindahkan/geser dengan lembut payudara wanita jika perlu untuk

memastikan bahwa pemeriksa mulai pada sonor paru.

11 Menilai besar vertikal lobus kiri hepar, perkusi pada garis midsternalis

mulai dari bawah umbilikus keatas menuju hepar dengan lembut (suara

timpani menjadi pekak).

Pemeriksaan Perkusi Limpa

12 Perkusi dinding toraks anterior bawah kiri antara sonor paru dan tepi

bawah kosta, suatu daerah disebut ruang Traube. Kemudian perkusi ke

lateral. Jika timpani prominen, terutama lateral, tidak splenomegali.

13 Perkusi daerah dibawah kosta kiri garis aksilaris anterior, terdengar suara

timpani, kemudian pasien diminta inspirasi dalam, dan perkusi lagi. Jika

suara tetap timpani berarti ukuran limpa normal. Jika suara menjadi

pekak berarti splenomegali.

Pemeriksaan Ascites “shifting dullness”

14 Perkusi mulai dari umbilikus ke lateral kiri (atau kanan) akan terdengar

suara timpani menjadi pekak. Kemudian pasien disuruh miring ke sisi

kanan (atau kiri), maka suara pekak akan menjadi timpani. Perkusi lagi

dari sisi kiri ke umbulikus akan terdengar suara timpani menjadi pekak.

15 Pasien disuruh telentang kembali, maka suara pekak akan menjadi

timpani. Perkusi lagi dari umbilikus ke lateral kiri (atau kanan), maka

suara timpani menjadi pekak.

Pemeriksaan Ascites “tes undulasi”

16 Pasien tidur telentang, satu tangan pemeriksa diletakkan pada satu sisi

abdomen dan tangan lainnya mengetuk dinding abdomen sisi lainnya,

akan terasa gelombang-gelombang cairan pada tangan disisi lainnya.

17 Tangan pemeriksa lain (dapat pula dengan pertolongan tangan pasien

sendiri) diletakkan ditengah-tengah perut dengan sedikit tekanan.

Pemeriksaan Ascites “pudle sign”

18 Posisis pasien tengkurap dan menungging (knee-chest position).

Page 29: MODUL PF Abdomen 2013

29

19 Perkusi pada daerah perut yang terendah akan terdengar pekak.

20 Stetoskop diletakkan pada tempat terendah, dengan perkusi pada salah

satu sisi abdomen akan terdengar perbedaan suara melalui stetoskop bila

stetoskop digeser kesisi lainnya.

Nyeri kostovertebra / Renal tenderness

21 Pasien dalam posisi duduk.

22 Pemeriksa berdiri dibelakang pasien.

23 Letakkan tangan kiri pada sudut kostovertebra.

24 Pukul dengan lembut punggung tangan kiri menggunakan sisi ulnar

kepalan tangan kanan.

25 Bandingkan kostovertebra kanan dan kiri.

Keterangan :

0 : Tidak dilakukan sama sekali

1 : Dilakukan tapi tidak sempurna

2 : Dilakukan dengan sempurna

SKENARIO

Seorang laki-laki berusia 17 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan utama sakit perut

di daerah kanan bawah. Rasa sakit ini datang tiba-tiba yang membuat ia terbangun dari tidur tadi

malam karena kesakitan. Keluhan utama diatas disertai rasa mual dan beberapa kali muntah. Pasien

pasien juga mengeluh mengalami menggigil. Pasien dicurigai mengalami apendisitis akut.

Lakukan pemeriksaan fisik abdomen untuk mendiagnosis skenario.