Pf Mat_4311413013_Emas Agus PW

152
TUGAS PORTOFOLIO MATEMATIKA DASAR Dosen Pengampu : Riza Arifudin ,S.Pd.,M.Cs. Nama :Emas Agus Prastyo Wibowo NIM :4311413013 Prodi :Kimia UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

description

Kumpulan materi matematika

Transcript of Pf Mat_4311413013_Emas Agus PW

  • TUGAS PORTOFOLIO MATEMATIKA DASAR

    Dosen Pengampu : Riza Arifudin ,S.Pd.,M.Cs.

    Nama :Emas Agus Prastyo Wibowo NIM :4311413013 Prodi :Kimia

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

  • BAB II

    SISTEM BILANGAN REAL

    A. Kompetensi dan Indikator

    A.1 Standar Kompetensi

    Menggunakan konsep bilangan real dalam soal dan permasalahan yang relevan.

    A.2 Kompetensi Dasar

    Memahami matematika pada materi sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai

    mutlak, akar

    kuadrat dan kuadrat, koordinat kartesius dan kutub, grafik, serta sistem

    persamaan linear

    A.3 Indikator Pembelajaran

    Mahasiswa mampu mengerjakan soal-soal

    Kalkulus-1 : Sistem Bilangan Real

    A. Sistem Bilangan B. Pertidaksamaan C. Nilai Mutlak

    A. Sistem Bilangan

    BILANGAN REAL Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan

    dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional

  • Bilangan Rasional

    Adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

    di mana p, q Z,

    dengan q 0. Notasinya: Q = {x|x = , p dan qZ, dengan q 0}.

    Bilangan Irrasional (Tak Rasional)

    Adalah suatu bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk .

    Notasinya: iR = {x|x tidak dapat dinyatakan dalam bentuk }

    contoh : , e, log 5

    Sistem Bilangan / Himpunan Bilangan

    Himpunan Bilangan Asli: N = {1, 2, 3, 4, 5, }

    Himpunan Bilangan Bulat: Z = { ,2,1, 0, 1, 2, 3, }

    Himpunan Bilangan Rasional: Q = { | p, q Z, q_= 0}

    Perhatikan gambar segitiga di samping. Panjang sisi miringnya

    adalah 2. Apakah bilangan tersebut merupakan bilangan rasional .

    Gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional

    disebut himpunan bilangan

    real, disimbolkan R. Jelas N Z Q R.

  • 1) Sifat-sifat Bilangan Real - Komutatif (pertukaran), hanya untuk penjumlahan dan perkalian

    x+y= y + x dan xy =yx

    - Asosiatif (pengelompokan), hanya untuk penjumlahan dan perkalian

    (x+y)+z = x +(y +z) dan (xy)z = x(yz)

    - Distributif, perkalian terhadap penjumlahan (x+y) = xz+yz

    - Unsur identitas Terhadap operasi jumlah yaitu 0 sehingga x + 0 = x Terhadap operasi kali yaitu 1 sehingga x.1 = x

    - Invers Terhadap penjumlahan yaitu x sehingga x +(-x) = 0

    Terhadap perkalian yaitu 1

    sehingga x .

    1

    = 1

    2) Sifat-sifat Urutan Bilangan Real Trikotomi

    Jika x dan y adalah suatu bilangan, maka pasti berlaku salah satu dari x

    < y atau x > y atau x = y

    Ketransitifan

    Jika x < y dan y < z maka x < z

    Perkalian

  • Misalkan z bilangan positif dan x < y maka xz < yz, sedangkan bila ````z

    bilangan negatif, maka xz > yz

    Garis bilangan

    Setiap bilangan real mempunyai posisi pada suatu garis yang disebut dengan

    garis bilangan(real)

    -3 0 1

    Sistem Bilangan Real

    Himpunan bilangan real dengan semua operasi dan sifat-sifat yang berlaku di dalamnya dinamakan sistem bilangan real

    INTERVAL BILANGAN REAL

    Interval adalah suatu himpunan bagian dari garis bilangan real yang

    mengandung paling sedikit 2

    bilangan real yang berbeda dan semua bilangan real yang terletak diantara

    keduanya.

  • Penulisan himpunan dalam bentuk interval/selang:

    { x|a xb,xR} =[a,b ] disebut selang tutup {x|a< <

  • 7. (, b] = { x | x b } b

    8. (,) = R

    B. Pertidaksamaan

    Pertidaksamaan tidak boleh dikalikan atau dibagi oleh suatu variabel

    karena variabel tersebut bisa bernilai positif atau negatif.

    Pertidaksamaan akan berubah tanda apabila variabel pengali/pembagi bernilai

    negatif.

    Bentuk umum:

    atau

    Contoh:

    3+1

    22+8

    3

    5+34

    Himpunan dari semua titik x R yang memenuhi pertaksamaan tersebut

    disebut solusi.

    Langkah-Langkah menentukan solusi pertaksamaan rasional:

    (dijelaskan seiring dengan pencarian solusi dari +1

    2

    +3)

    Tentukan daerah definisi dari pertaksamaan tersebut

    Tambahkan kedua ruas dengan ()

    ()sehingga diperoleh bentuk

    ()

    ()< 0

    Faktorkan P(x) dan Q(x) atas faktor-faktor linier & kuadrat definit.

    Gambarkan garis bil. real dan tandai akar-akar dari P(x) dan Q(x).

    Pada setiap subinterval yang terbentuk, ambil satu buah titik dan periksa

    tanda dari ()

    ()

    + - - +

  • Simpulkan solusi dari pertaksamaan tersebut.

    Diskusi: Perhatikan langkah kelima di atas. Untuk menentukan tanda dari ()

    ()

    sepanjang suatu subinterval, mengapa cukup kita uji pada satu titik saja ?

    Jelaskan !

    Latihan Tentukan solusi dari:

    a) 2 x2 x < 6

    b) (x 1)2 4 c) 5x 3 7 - 3x

    Hati-Hati:

    Jangan mengalikan pertaksamaan dengan bilangan yang tidak diketahui tandanya

    ilustrasi: 1

    1< 1

    Sebaiknya, hindari mencoret faktor yang sama, ilustrasi:(3)3(+1)

    3 2

    0

  • C. Nilai Mutlak

    Definisi nilai mutlak

    Nilai mutlak x dengan notasi |x | didefinisikan sebagai:

    Contoh: | 6 | = 6 ,karena 60 | -4| = - ( - 4) = 4,karena 4 < 0 | 0 | =0

    Akibat definisi nilai mutlak

    < < | < | x> < | | > Sifat-sifat Nilai Mutlak

    a. |x.y | = |x | .|y | b.

    c. | x+y|

  • Latihan

    a) |x 3| = x 3

    b) |x 1| = 2.

    c) |x 5 ||2 x 6|

    d) |2x 7| < 3

    e) |x 2| + |x + 2| > 7

    f) |x 2| < 3 |x + 7|

    Sistem Koordinat Kartesius / Persegi Panjang

    Pelopor: Pierre de Fermat

    (1629) & Rene Descartes

    (1637)

    Sistem koordinat adalah suatu metode untuk menentukan letak suatu titik dalam

    grafik. Ada

    beberapa macam system koordinat yaitu:

  • Sistem Koordinat Cartesius;

    Sistem Koordinat Kutub;

    Sistem Koordinat Tabung, dan

    Sistem Koordinat Bola.

    Sistem Koordinat Cartesius

    Koordinat ini terdiri dari 2 garis saling tegak lurus, yaitu satu mendatar

    (horizontal) dan yang lain tegak (vertikal). Garis mendatar ini disebut sumbu-x

    sedangkan garisyang tegak disebut sumbu-y. Perpotongan kedua sumbu

    tersebut dinamakan titik asal (origin) dan diberi tanda O. Seperti biasanya, titik-

    titik di sebelah kanan O nilainya adalah positif (bilangan-bilangan real positif)

    sedangkan titik-titik di sebelah kiri O dengan bilangan-bilangan real negatif.

    Demikian pula dengan titik-titik di sebelah atas O dan di sebelah bawah O

    masing-masing dikaitkan dengan

    bilangan-bilangan real positif dan negatif. Oleh ke dua sumbu, bidang datar

    (bidang koordinat) terbagi menjadi 4 daerah (kwadran), yaitu kwadran I,

    kwadran II, kwadran III, dan kwadran IV

  • Gambar Koordinat Katesius dan kwadrannya

    Letak sembarang titik pada bidang dinyatakan dengan pasangan variable

    berurutan (x,y). Titik P(x,y) berarti bahwa jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y

    masing masing adalah |y| dan |x|. Apabila x < 0 (atau y < 0) maka titik P berada

    di sebelah kiri (atau sebelah bawah) titik asal O dan apabila x > 0 (atau y > 0)

    maka titik P terletak di sebelah kanan (atau sebelah atas) titik asal O dalam hal

    ini, x disebut absis titik P sedangkan y disebut ordinat titik P.

  • Jarak dua titik di bidang

    Misalkan P(x1, y1) dan Q(x2, y2) dua buah titik pada bidang, jaraknya

    adalah d(P,Q) = 2 1 2

    + 2 1 2

    Garis Lurus Bentuk umum: Ax + By + C = 0 dengan A,B, dan C konstanta.

    Nilai A dan B tidak boleh nol secara bersamaan.

    Grafik garis lurus ditentukan oleh dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) yang

    memenuhi persamaan tersebut.

    Hal-hal khusus:

    Bila A = 0, persamaan berbentuk y =

    , grafiknya sejajar sumbu-x.

    Bila B = 0, persamaan berbentuk x =

    , grafiknya sejajar sumbu-y.

    Bila A,B tak nol, Ax + By + C = 0 y =

    Misalkan (x1, y1) dan (x2, y2) dua titik

    pada garis tersebut. Kemiringan garis

    didefinisikan sebagai m = 21

    21

  • Persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) :

    1

    2 1=

    1

    2 1

    Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik (x1, y1) :

    y y1 = m(x x1)

    Misalkan garis _1 dan _2 dua buah garis dengan kemiringan m1 dan m2.

    Kedua garis tersebut sejajar m1 = m2

    Kedua garis tersebut saling tegak lurus m1 m2 = 1 (mengapa?)

    Lingkaran

    Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang jaraknya sama terhadap titik

    tertentu (disebut pusat lingkaran). Persamaan lingkaran yang berpusat

    di (0, 0) dan jari-jari r adalah: 2 + 2 = 2Bila pusat lingkaran berada di titik

    (p, q) maka persamaannya menjadi ( )2+ 2= 2

  • Contoh 1: Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan pusatnya O(0,0).

    Jawab:

    Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan berjarijari 5 adalah

    2 + 2 = 52atau2 + 2 = 25.

    Contoh 2. Tulislah pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya 2 + 2= = 27.

    Jawab:

    Pusat lingkaran 2 + 2= 27 adalah O(0,0), jari-jarinya adalah r = 27 = 3 3

    satuan.

    Contoh 3: Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan berpusat di titik

    (2,4).

    Jawab:

    Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (2,4) dan berjari-jari 5 adalah

    2 2+( 4)2 = 52 atau 2 2+( 4)2 = 25

    Persamaan Lingkaran + + A x + B y + C = 0.

    Ini adalah persamaan lingkaran dengan

    Pusat : P( 1

    2 ,

    1

    2)

    Jari-jari : r =

  • Contoh:

    Carilah pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya

    2 + 2 - 6 x + 4 y - 12 = 0.

    Jawab:

    Pada persamaan 2 + 2 - 6 x + 4 y - 12 = 0, nilai A = -6, B = 4 dan C = -12. Misalkan pusat lingkarannya P dan jari-jarinya r.

    Pusat : P( 1

    2 ,

    1

    2)= (3,-2)

    Jari-jari : r = 1

    4. 36 +

    1

    4. 16 (12)

    r = 25 = 5 satuan

    Latihan

    a. Tentukan persamaan lingkaran di kuadran I yang menyinggung

    garis y = 3 dan sumbu X di titik (4,0).

    b. Hitung jarak terdekat antara titik P(-7,2) ke lingkaran 2 + 2 -10x

    14y -151 = 0.

    c. Diketahui titik P(1,7) dan lingkaran ( + 3)2 + ( 4)2 = 16.

    Hitung jarak terdekat P kelingkaran.

  • KOORDINAT KUTUB

    Dalam beberapa hal, lebih mudah mencari lokasi/posisi suatu titik dengan

    menggunakan koordinat kutub. Koordinat kutub menunjukkan posisi relatif

    terhadap titik kutub O dan sumbu polar (ray) yang diberikan dan berpangkal

    pada O.

    A(r,)

    r

    Suatu titik A dapat dinyatakan sebagai pasangan berurut

    A(r,)

    r : jarak titik A terhadap titik asal O (0,0)

    : besar sudut antara sb-X (x positif) terhadap garis OA

    Cos =

  • Sin =

    Jika diketahui Koordinat Kutub ( r , ) :

    Maka :

    x = r. cos

    y = r. sin

    Jika diketahui Koordinat Kartesius ( x , y ) :

    Maka :

    r =

    tan =

    Contoh Soal :

    Diketahui Koordinat Kutub :

    A(10,30)

    10

    30

    0

    22 yx

  • Ubahlah ke Koordinat Kartesius :

    A(10,30)

    Maka :

    x = r. cos

    y = r. sin

    Penyelesaian :

    Titik A(10,30) x = r. cos

    =10 .cos 30

    =10.1

    2 3

    =5 3

    y= r. sin

    =10. sin30

    =10. 1

    2

    = 5

    ` Jadi .A(10, 30) (5 3 , 5)

  • Diketahui Koordinat Kartesius :

    A(x,y)

    Ubahlah ke Koordinat Kutub :

    Titik A ( 4, 4 )

    Maka :

    r =

    tan =

    Penyelesaian :

    Titik A (4, 4 ) r =

    22 yx

    22 )34(4

    4816

  • =

    =

    = 8

    tan =

    =

    =

    = 60

    Jadi A( 4, 4 ) A ( 8,600)

    Grafik Persamaan Kutub

    Cardioid: r a(1sin) dan r a(1cos)

    Contoh : r = sin + 1

  • Limaon: r = a + b cos , r = a + b sin

    contoh : r = 3 5 sin

    Mawar (Rose) Persamaan berbentuk r = cos (n ) atau r = sin(n )

    mempunyai grafik berbentuk mawar (rose);

    dengan jumlah kelopak = n jika n ganjil,

    2n jika n genap

    Contoh : r = cos

  • Lemniscate: Contoh: untuk

    r 2 a cos(2) atau r 2 asin(2)

    r 2 4sin(2)

    Spiral: Persamaan berbentuk r = n

    Contoh : r =

  • Grafik dari butterfly curve

    r() = exp(cos())- 2*cos(4* ) + sin(/4)^3

    KOORDINAT POLAR

    Titik P dengan koordinat polar (r, ) berarti berada diposisi:

    - derajat dari sumbu-x (sb. polar)

    ( diukur berlawanan arah jarum-jam)

    - berjarak sejauh r dari titik asal kutub O.

    Perhatian:

    jika r < 0, maka P berada di posisi yang

    berlawanan arah.

    r: koordinat radial

  • : koordinat sudut

    Setiap titik mempunyai lebih dari satu representasi dalam koordinat polar

    (r, ) = (- r, + n ), untuk n bil. bulat ganjil

    = ( r, + n ) , untuk n bil. bulat genap

    Persamaan dalam Koordinat Polar

    Pers. polar dari lingkaran berjari-jari a: r = a

    Untuk lingkaran berjari a

    - berpusat di (0,a): r = 2a sin

    - berpusat di (a,0): r = 2a cos

    r = 2 sin r =cos

    r

    0 0

    2 /2

  • Konversikan persamaan polar r = 2 sin kedalam sistem koordinat

    tegak:

    Kalikan kedua sisi dengan r:

    r2 = 2r sin

    x2 + y

    2 = 2y

    x2 + y

    2 - 2y = 0

    Jadi persamaan tsb. dalam koordinat tegak adalah x2 + (y -1)

    2 = 1

    0

    r

    2 0

    0 /2

    -2

  • Cari titik potong antara 2 persamaan polar berikut: r = 1 + sin and

    r2 = 4 sin .

    Solusi:

    (1 + sin )2 = 4 sin

    1 + 2 sin + sin2 - 4 sin = 0

    sin2 - 2 sin + 1 = 0

    (sin - 1)2 = 0 sin = 1

    Jadi sudut = /2 + 2n, dimana n = 0,1,

    Jadi salah satu titik potong: (2, /2)

    Grafik Persamaan Polar

    Cardioid: )cos1()sin1( ardanar

  • Limaon: r = a + b cos , r = a + b sin

    Limaon: r()= 3 2 cos()

  • Persamaan berbentuk r = cos (n ) atau r = sin(n )

    mempunyai grafik berbentuk mawar (rose); dengan jumlah

    kelopak = n jika n ganjil,2n jika n genap

    Rose: r() = a b sin (n)

    contoh: r() = 5 sin(2)

    Grafik persamaan polar

    )2cos(2 r

  • Lemniscate:

    Spiral: r =

    )2sin(atau )2cos( 22 arar

    )2sin(42 r

  • Menghitung Luas dalam Koordinat Polar

    Definisi:

    Luas daerah R yang dibatas oleh dua garis radial = dan

    = dan kurva r = f( ),

    , adalah

    =

    r = f()

    dfA 221 )(

  • SISTEM PERSAMAAN LINEAR

    Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu

    pengetahuan. Di bidang ilmu ukur, diperlukan untuk mencari titik potong dua

    garis dalam satu bidang. Di bidang ekonomi atau model regresi statistik sering

    ditemukan sistem persamaan dengan banyaknya persamaan sama dengan

    banyaknya variabel dalam hal memperoleh jawaban tunggal bagi variabel.

    Apabila variabel lebih banyak dari persamaan, seperti dalam perancangan

    linear, umumnya diperoleh jawaban yang tak hingga banyaknya. Namun dalam

    teknik listrik sering ditemukan variabel lebih sedikit dari persamaan. Karena

    beberapa dari persamaan mempunyai sifat ketergantungan maka jawaban masih

    mungkin untuk diperoleh.

    Dalam bab ini, akan dibahas sistem persamaan linear bukan hanya yang

  • mempunyai jawaban tunggal, tetapi juga yang mempunyai jawaban banyak.

    Untuk membantu penyelesaian masalah dipergunakan konsep matriks.

    Pengertian Sistem Persamaan Linear

    Definisi : Secara umum sebuah persamaan linear dalam n variable x1, x2, , xn

    dapat dinyatakan dalam bentuk :

    a1x1 + a 2x 2 + + a n x n = b, dengan a 1, a 2, , a n dan b adalah konstanta real.

    Contoh :

    Persamaan berikut merupakan persamaan linear :

    a. x + 3y = 7 b. y = 5x + 3z + 1 Persamaan berikut bukan persamaan linear :

    c. x2 + 3y = 5 d. y - sin x = 0

    Definisi : Himpunan berhingga dari persamaan linear- persamaan linear dalam

    n

    variable x1, x2, , xn dinamakan sistem persamaan linear atau sistem linear. Bentuk umum sistem persamaan linear (disingkat SPL) yang terdiri

    dari m persamaan dan n variable x1, x2, , xn dapat ditulis sebagai : a11 x1 + a12 x2 + + a1n xn = b1 a21 x1 + a22 x2 + + a2n xn = b2 :

    am1x1 + am2 x2 + + amn xn = bm,

    dengan aij dan bi (1 i m, 1 j n) adalah konstanta-konstanta real. Contoh :

    a. SPL 2 persamaan dan 2 variabel :

  • x1 + 2x 2 = 5 2x1 + 3x 2 = 8

    b. SPL 2 persamaan 3 variabel :

    x1 - x2 + x3 = 2 2x1 - x2 - x3 = 4

    c. SPL 3 persamaan 2 variabel :

    x1 + x2 = 2 x1 - x2 = 1

    x1 = 4

    Sebuah sistem persamaan linear dapat dinyatakan dalam bentuk matriks,

    sebagai berikut.

    Definisi : Suatu sistem persamaan linear dengan m persaman dan n variable x1,

    x2,

    , xn dapat dinyatakan sebagai matriks

    A X = B

    dengan Am x n = (aij ), Xn x 1 = ( ) x j , dan Bm x 1 = ( ) bi .

    Jika matriks B pada SPL di atas diganti dengan matriks nol O, maka sistem

    persamaan linear tersebut dikatakan homogen, jika tidak disebut SPL non

    homogen.

    Contoh :

    a. SPL non homogen berikut

    x1 - x2 + x3 = 2

    2x1 - x2 - x3 = 4

  • disajikan dalam bentuk matris 1 1 32 1 1

    123

    =24

    Penyelesaian Sistem Persamaan Linear

    Sebuah penyelesaian (solution) persamaan linear a1x1 + a2 x2 + +

    anxn =

    b adalah sebuah urutan dari n bilangan s1, s2, , sn sehingga persamaan

    tersebut

    dipenuhi jika kita mensubstitusikan x1 = s1, x2 = s2, , xn = sn. Himpunan

    semua

    penyelesaian tersebut dinamakan himpunan penyelesaiannya.

    Penyelesaian SPL adalah sebuah tupel n terurut bilangan-bilangan x1, x2,

    , xn yang memenuhi semua persamaan dalam SPL.

    Contoh :

    a. Pasangan terurut (1,2) adalah penyelesaian dari sistem

    x1 + 2x 2 = 5

    2x1 + 3x 2 = 8

    karena : 1(1) + 2(2) = 5 dan 2(1) + 3(2) = 8.

    Tetapi, pasangan terurut (3,1) bukan penyelesaian dari SPL tersebut karena

    tidak memenuhi persamaan kedua, yakni 2(3) + 3(1) 8.

    b. Tripel terurut (2,0,0) adalah penyelesaian dari SPL

    x1 - x2 + x3 = 2

    2x1 - x2 - x3 = 4

  • karena 1(2) 1(0) + 1(0) = 2

    2(2) + 1(0) 1(0) = 4

    Periksalah bahwa tripel terurut (2,1,1), (2,2,2), (2,3,3), .... juga merupakan

    penyelesaian SPL tersebut. Jadi SPL tersebut mempunyai banyak penyelesaian.

    Jika adalah sebarang bilangan real, maka terlihat bahwa tripel terurut (2,

    ,)adalah penyelesaian SPL tersebut.

    Tidak semua sistem persamaan linear mempunyai penyelesaian, hal ini

    dapat ditunjukkan pada sistem

    x1 + x2 = 2

    x1 - x2 = 1

    x1 = 4

    Pada persamaan ketiga x1= 4, sehingga jika disubstitusikan ke persamaan

    pertama

    dan kedua, maka x2 harus memenuhi :

    4 + x2 = 2

    4 - x2 = 1

    Karena tidak ada bilangan real yang memenuhi kedua persamaan ini, maka SPL

    ini tidak mempunyai penyelesaian.

    Sebuah SPL yang tidak mempunyai penyelesaian disebut tak konsisten

    (inconsistent). Sebuah SPL yang mempunyai paling sedikit satu penyelesaian

    disebut konsisten (consistent).

    Dari contoh di atas, banyaknya penyelesaian suatu SPL dibedakan 3 yaitu

    :

    1. SPL mempunyai satu penyelesaian (penyelesaian tunggal)

  • 2. SPL mempunyai banyak penyelesaian (tak terhingga penyelesaian)

    3. SPL tidak mempunyai penyelesaian)

    SPL homogen AX = 0 selalu mempunyai penyelesaian (konsisten) yaitu X =

    0, yang dinamakan dengan penyelesaian trivial. Jika ada penyelesaian lain,

    (yang

    tidak nol) maka penyelesaian tersebut dinamakan penyelesaian tak trivial.

    Contoh :

    2x1 + x 2 - 3 x 3 = 0

    x 1 + 2 x 2 = 0

    x 2 + x 3 = 0

    SPL homogen di atas mempunyai penyelesaian tak trivial yaitu :

    x 1 = 2 x 3

    x 2 = - x 3

    Jika x3=t, dengan t bilangan real, maka x1 = 2t, x2 = -t sehingga himpunan

    penyelesaiannya adalah {(t,2t,-t)} = {t(1,2,-1)}. Ini menunjukkan SPL di atas

    mempunyai tak terhingga banyak penyelesaian, sebanyak bilangan real t.

    Penyelesaian SPL Menggunakan Matriks

    SPL BENTUK MATRIKS

  • Bentuk Echelon-Baris Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut:

    maka SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.

    Matriks ini disebut bentuk echelon-baris tereduksi.

    Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb:

    1. Jika suatu brs matriks tidak nol semua maka elemen

    tak nol pertama adalah 1. Brs ini disebut mempunyai leading 1.

    2. Semua brs yg terdiri dari nol semua dikumpulkan di bagian bawah.

    3. Leading 1 pada baris lebih atas posisinya lebih kiri daripada leading

    1 baris berikut.

    4. Setiap kolom yang memuat leading 1, elemen lain semuanya 0.

    Bentuk echelon-baris dan echelon-baris tereduksi

    Matriks yang memenuhi kondisi (1), (2), (3) disebut

    bentuk echelon-baris.

    CONTOH bentuk echelon-baris tereduksi:

  • CONTOH bentuk echelon-baris:

    Bentuk Umum Echelon-Baris

    Bentuk Umum Echelon-Baris Tereduksi

  • dimana lambing * dapat diisi bilananga real sebarang

    Metoda Gauss-Jordan

    Ide pada metoda eliminasi Gauss adalah mengubah matriks ke dalam bentuk echelon-

    baris

    tereduksi. CONTOH: Diberikan SPL berikut

    Bentuk matriks SPL ini adalah:

    -2B1+B2 B2

    B2 B2

  • 5B2+B3

    B3

    B4 B4+4B2

    1 3 20 0 10 0 0

    0 2 0

    2 0 3 0 0 0

    0

    10

    0 0 4 8 0 18 6

    B3 B4 B3 B3/3

    -3B3+B2 B2

    2B2+B1 B1

    Akhirnya diperoleh:

  • Akhirnya, dengan mengambil x2:= r, x4:= s dan x5:= t maka diperoleh penyelesaian:

    Di mana r, s dan t bilangan real sebarang. Jadi SPL ini mempunyai tak berhingga banyak

    Penyelesaian

    Metode Substitusi Mundur

    Misalkan kita mempunyai SPL dalam matriks berikut:

    Bentuk ini ekuivalen dengan:

    LANGKAH 1: selesaikan variabel leading, yaitu x6. Diperoleh:

    LANGKAH 2: mulai dari baris paling bawah subtitusi ke atas, diperoleh

  • LANGKAH 3: subtitusi baris 2 ke dalam baris 1, diperoleh:

    LANGKAH 4: Karena semua persamaan sudah tersubstitusi maka peker-jaan substitusi selesai

    Eliminasi Gaussian

    Mengubah menjadi bentuk echelon-baris (tidak perlu direduksi), kemudian

    menggunakan substitusi mundur

    CONTOH: Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian

    PENYELESAIAN: Diperhatikan bentuk matriks SPL berikut

  • BAB III

    FUNGSI DAN LIMIT

    MATERI YANG DI BAHAS

    A. DEFINISI FUNGSI

    B. NOTASI FUNGSI

    C. DAERAH ASAL DAN DAERAH HASIL

    D. GRAFIK FUNGSI

    E. FUNGSI GENAP DAN GANJIL

    F. OPERASI FUNGSI

    G. KOMPOSISI FUNGSI

    H. FUNGSI TRIGONOMETRI

    A.DEFINISI FUNGSI

    Ada dua buah definisi

    1.Sebuah fungsi adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap

    objek x dalam satu himpunan yang disebut daerah asal ,dengan sebuah

    nilai unik dari himpunan kedua .Himpunan nilai yang diperoleh

    secara demikian disebut daerah hasil fungsi tersebut

  • 2.Suatu fungsi adalah suatu himpunan pasangan terurut(x,y) dimana tidak

    terdapat dua pasangan berbeda yang bilangan pertamanya

    sama.Himpunan semua nilai x yang mungkin dinamakan daerah asal

    (domain)fungsi,dan himpunan semua nilai y yang di hasilkan dinamakan

    daerah nilai fungsi

    Dari kedua definisi di atas diambil garis besarnya adalah

    Suatu himpunan pasangan terurut bilangan (x,y) dimana tidak terdapat dua

    pasangan berbeda yang bilangan pertamanya sama .Tiap objek x dalam satu

    himpunan pertama,yang disebut daerah asal (domain) dihubungkan dengan

    sebuah titik unik() dari himpunan kedua yang dinamakan daerah nilai

    (range/jelajah/hasil)

    B.NOTASI FUNGSI

    Di pakai sebuah huruf tunggal seperti . ()

    dibaca dari x atau " pada x menunjukkan nilai yang diperoleh oleh

    kepada

    Contoh .Jika = 3 4 ,hitunglah 2 , 1 , , ( + )

    Penyelesaian :

  • 2 = 2 3 4 = 4

    1 = 1 3 4 = 5

    = 3 4

    + = + 3 4 = 3 + 32 + 32 + 3 4

    Contoh 2 .Jika = 2 2 ,hitunglah 4 , 4 + , 4 + (4)

    Penyelesaian :

    4 = 4 2 2 4 = 8

    4 + = 4 + 2 3 4 + = 8 + 6 + 2

    4 + 4 = 8 + 6

    4 + (4)

    =

    6 + 2

    = 6 +

    Latihan

    Selesaikanlah

    1. Untuk = 2 1 ,hitunglah 1 , 2 , , 0 , (6)

    2. Untuk = 33 + ,hitunglah 6 , 3

    2 , ( 3)

  • C.DAERAH ASAL DAN DAERAH HASIL

    Definisi Daerah Asal

    Daerah asal adalah himpunan himpunan elemen elemen pada mana fungsi

    itu mendapat nilai

    Definisi Daerah Hasil

    Himpunan nilai- nilai yang diperoleh secara demikian

    Contoh 1. F adalah fungsi dengan aturan = 2 + 1.Daerah asalnya

    {1,0,1,2,3}.Carilah daerah hasilnya.

    Penyelesaian :

    Daerah hasilnya {1,2,5,10}

    Bilamana daerah asalnya tidak dirinci kita selalu menganggap bahwa daerah

    asalnya adalah himpunan bilangan riil yang terbesar sehingga aturan fungsi ada

    maknanyadan memberikan nilai bilangan riil,daerah asal ini disebut daerah asal

    mula(domain natural)

  • Contoh.2 Carilah daerah asal mula(natural) untuk:

    1. =1

    3

    2. = 9 2

    Penyelesaian :

    1.Daerah hasil untuk =1

    3 adalah {x , 3} dibaca

    Himpunan x dan R (Bilangan riil) sedemikian rupa sehingga x tidak sama

    dengan 3

    2.Harus membatasi t sedemikian rupa sehingga 9 2 0 =

    9 2 dengan tujuan menghindari bilangan imajiner sehingga { ; t

    3}

    Latihan

    Tentukan daerah asalnya

    1. = 4

    2. = 2 4

    3. = 4 2

    4. = + 1

    D.GRAFIK FUNGSI

    Bilamana daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan

    bilangan riil,kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan

  • grafiknya pada suatu bidang koordinat.Dan grafik fungsi adalah grafik dari

    persamaan =

    Contoh .Buatlah sketsa grafik dari :

    1. () = 2 2

    2. = 3 2

    3. =2

    1

    Penyelesaian:

    1. = 2 2

    Daerah asal { x }

    Daerah hasil {y ; 2}

  • 2.

    2. = 3 2

    Daerah asal { }

    Daerah hasil { }

    Grafiknya :

  • 3. = 2

    1

    Daerah asal { ; 1}

    Daerah hasil { ; 0}

    Grafiknya :

    Tentukan daerah asal ,daerah hasil ,dan buat grafiknya

    1. = 3

    2. = 2 + 1

    3. = 3 2

  • E.FUNGSI GENAP DAN FUNGSI GANJIL

    Definisi Fungsi Genap

    Suatu fungsi dikatakan fungsi genap jika setiap x di daerah

    asal, = ()

    Definisi Fungsi Ganjil

    Suatu fungsi dikatakan fungsi ganjil jika setiap x di daerah

    asal, = ()

    Dari kedua definisi ini dapat dipahami bilamana terletak

    pada daerah asal ,maka juga

    Contoh.Tentukan apakah fungsi- fungsi dibawah ini genap,ganjil,atau

    bukan keduanya

    = 2 2

    = 3 2

    = 24 + 73 2 + 9

    Penyelesaian:

    . = 2 2

    = 2 2 = 2 2 (Fungsi Genap)

    = 3 2

    = 3 2 = 3 + 2 = (3 2)

    (Fungsi Ganjil)

    = 24 + 73 2 + 9

  • = 2 4 + 7 3 2 + 9

    = 24 73 2 + 9(Fungsi bukan keduanya)

    F.OPERASI FUNGSI

    Operasi pada Fungsi

    Seperti halnya pada bilangan, kita definisikan operasi penjumlahan,

    pengurangan, perkalian, dan

    pembagian pada fungsi, sebagai berikut:

    (f + g)(x) = f(x) + g(x)

    (f g)(x) = f(x) g(x)

    (f.g)(x) = f(x).g(x)

    (f/g)(x) = f(x)/g(x)

    asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi. Daerah asal f + g adalah irisan dari

    daerah asal f dan

    daerah asal g, yakni {x R | x 0 }.

    Contoh

    jika f(x) = 2

    dan g(x) = 1

    , maka f + g

    adalah fungsi yang memetakan x ke 2+1

    , yakni (f + g)(x) = 2+

    1

    Selain keempat operasi tadi, kita dapat pula mendefinisikan pangkat p dari

    fungsi f, yakni

  • f p(x) = [f(x)]p, asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi.

    G.KOMPOSISI FUNGSI

    Aturan fungsi komposisi

    Fungsi g : A B dan h : B C dua fungsi dengan Dh = Rf. Pada gambar

    berikut

    mengilustrasikan fungsi g bekerja lebih dulu baru dilanjutkan fungsi h. Fungsi g

    memetakan x

    ke y dan h memetakan y ke z. Fungsi f memetakan x langsung ke z. Fungsi f : A

    C adalah

    komposisi dari fungsi g dan h, yakni f = h g.

    Perhatikan ilustrasi di atas, y = g(x) dan z = h(y). Fungsi f : A C ditentukan

    oleh rumus f(x) = h(g(x)) untuk semua x anggota A. adalah fungsi komposisi g

    dan h, dan dinotasikan dengan f = h g.

    f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) untuk semua x anggota A.

    Perhatikan bahwa h g g h.

    (h g)(x) = h(g(x)) g(h(x)) (g h)(x).

    h g merupakan fungsi komposisi dengan g bekerja lebih dulu baru kemudian

    h, tetapi g h merupakan fungsi komposisi dengan h bekerja lebih dulu baru g.

  • Contoh :

    Misalkan dua fungsi g : R R dan h : RR, keduanya berturut-turut

    ditentukan oleh rumus:

    g(x) = 2x + 1 dan h(x) = 2

    a. Carilah (i) (h g)(3); (ii) (h g)(-5); dan (iii) daerah hasil f = h g.

    b. Carilah x R, sehingga f(x) = 100, jika f = h g. Jawab:

    a. (i) (h g)(3) = h(g(3)) = h(2.3 + 1) = h(7) = 7 2 = 49.

    (ii) (h g)(-5) = h(g(-5)) = h(2(-5) + 1) = h(-9) = 92 = 81. (iii) Misalkan f = h g.

    f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) = h(2x + 1) = 2 + 1 2 untuk semua x R.

    Jadi Rf = {x R/ x 1}.

    b. f(x) = 100, jika f = h g. Berarti f(x) = (h g)(x) = 100. Berdarkan a(iii);

    2 + 1 2= 100 2x + 1 = 10 atau 2x + 1 = -10

    = 41

    2atau = 5

    1

    2

    H.FUNGSI TRIGONOMETRI

    Definisi Fungsi Trigonometri

    Fungsi ini didefinisikan dalam ukuran radian

  • Misalkan AOB adalah suatu sudut dalam posisi baku dan OA = 1.Jika s satuan

    adalah panjang busur lingkaran yang ditempuh titik A bila sisi awal OA diputar

    ke sisi terminal OB maka ukuran radien t dari sudut AOB ditentukan oleh:

    a.t=s ,bila putarannnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam

    b.t=-s ,bila putarannya searah dengan arah putaran jarum jam.

    Ukuran panjang keliling suatu lingkaran 2.Beberapa contoh ukuran-ukuran

    sudutnya

  • 2.Ukuran derajat dan radian dan hubungannya dengan trigonometri sudut.

  • Sudut 360 sama dengan 2 radian

    Sudut 180 sama dengan radian

    1 1

    180 radian

    1 180

    5718

    Contoh 1.Rubahlah 162 dalam bentuk radian

    Penyelesaian :

    162 = 162 1

    180 =

    9

    10

    Contoh.2 Rubahlah 5

    12 dalam bentuk derajat

    Penyelesaian :

    5

    12 =

    5

    12

    180

    = 75

    Pembagian suatu putaran menjadi 360 bagian dilakukan oleh suatu

    bangsa Babylon kuno ,yang menyenangi kelipatan 60.Pembagian ke dalam 2

    bagian lebih mendasar dan berlatar belakang pada pemakaian ukuran radian

  • yang umum dalam kalkulus.Panjang busur dari potongan busur sebuah

    lingkaran radius

    Dengan sudut pusat radian adalah :

    2=

    2

    Sehingga

    =

    dengan :

    =

    = ( )

    Bila =1 ,ini memberikan = .Dengan kalimat ,panjang busur pada potongan

    lingkaran satuan dengan sudut pusat radian adalah

  • Latihan

    Konversikan ke dalam bentuk

    1.240

    2.135

    3.600

  • Konversikan ke dalam bentuk derajat

    4. 7

    6

    5. 1

    3

    6 .5

    4

    FUNGSI TRIGONOMETRI

    Rumus Jumlah dan Selisish Dua Sudut

    1. Menentukan Rumus untuk cos ( )

    Titik A dan B pada lingkaran. OA = OB = 1 satuan. OA dengan sumbu x positif

    membentuk

    sudut . OB dengan sumbu x positif membentuk sudut .

    AOC = dan BOC = .

    Dengan demikian koordiant titik A (cos , sin ) dan (cos , sin ).

    Rumus

    = +

    Dengan mengubah + ) () diperoleh:

    cos + = cos + sin()

    =

  • Jadi ,

    + =

    Ingat

    2.Menentukan rumus sin

    Rumus sinus jumlah dua sudut dapat ditentukan sebagai berikut ini.

    sin + = cos{90 + }

    = cos{ 90 }

    = cos 90 + + sin 90

    = +

    () =

    =

  • Jadi, + = +

    Setelah kita memperoleh sinus jumlah, yaitu sin (a +b ) kita dapat menentukan

    rumus selisih dua sudut sebagi berikut:

    sin = sin{ + }

    = cos + sin()

    = + ()

    =

    Jadi, =

    Ingat !!

    sin 90 = cos

    cos 90 = sin

    3.Menentukan rumus untuk tan ( )

    Dari rumus sinus dan cosinus jumlah dua sudut dapat digunakan untuk

    menentukan rumus tan ( + ) sebagai berikut :

  • + =sin( + )

    cos( + )

    = +

    =

    =

    +

    1

    =+

    .

    Rumus Trigonometri Sudut Rangkap

    1. Menentukan Sudut Rangkap

    a. Menentukan rumus sin 2

    Dengan rumus sin + = + dan dengan mengubah

    2 = + didapat 2 = sin +

    = +

    = 2

  • Jadi ,2 = 2

    b. Menentukan rumus cos 2

    Dengan rumus cos + = dan dengan mengubah

    2 = + didapat 2 = cos( + )

    =

    = 22

    Jadi, 2 = 22

    Rumus 2 = 22 dapat dinyatakan dalam bentuk lain

    2 = 22

    = 2 (1 2

    = 2 1+2

    = 22 1

    Jadi . 2 = 22 1

    2 = 12

    2 = 1 2

    2 = 1 2

    Ingat!

    2 + 2=1

  • 2. Identitas Trigonometri

    Rumus rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan cosinus bersama-sama

    dengan rumus- rumus yang terdahulu dapat digunakan untuk menunjukkan

    kebenaran dari suatu identitas trigonometri

    Buktikan identitas berikut!

    .

    a. + 2 = 1 + 2

    b.3 = 3 43

    Bukti:

    a. + 2 = 2 + 2 + 2

    = 2 + 2 + 2

    = 1 + 2 (terbukti)

    b.3 dapat dinyatakan 2 + ,sehingga

  • 3 = sin 2 +

    = 2 + 2

    = 2 + 1 22

    = 22 + 23

    = 2 1 2 + 23

    = 2 23 + 23

    = 3 43 (terbukti)

    Latihan

    a. Jika sudut lancip yang memenuhi 2 cos2 = 1 + 2 sin 2, tentukan

    nilai tan .

    b. , , dan adalah sudut-sudut sebuah segitiga. Tentukan nilai tan .tan

    jika tan .+ tan =2 tan

  • Empat Fungsi Trigonometri Lainnya

    Empat fungsi trigonometri tambahan yaitu tangent ,kotangen,sekan,kosekan

    tan =

    cot =cos

    sin

    sec =1

    cos

    csc =1

    sin

    Contoh 1.Buktikan bahwa tangent t adalah fungsi ganjil

    Penyelesaian :

    tan =sin()

    cos()

    tan =

    tan =

    Contoh 2 .Buktikan bahwa 1 + 2 = 2

    Penyelesaian

    1 + 2 = 1 + 2

    2

    1 + 2 = 2 + 2

    2

  • 1 + 2 =1

    2

    1 + 2 = 2 (terbukti)

    Ringkasan fungsi trigonometri yang penting

    Kesamaan ganjil-genap

    sin =

    cos =

    tan =

    Kesamaan Pythagoras

    2 + 2x =1

  • 1 + 2 = 2

    1 + 2 = 2

    Kesamaan penambahan

    sin + = +

    cos + = .

    tan + = +

    1 .

    Kesamaan sudut ganda

    2 = 2

    2 = 2 2 = 22 1 = 1 22

    Kesamaan setengah sudut

    2 = 1 2

    2

    2 = 1 +2

    2

    Kesamaan jumlah

    sin + sin = 2sin( +

    2)cos(

    2)

  • + = 2 cos +

    2 cos(

    2)

    Latihan

    Buktikanlah

    1. 1 + 1 =1

    2

    2. 1 + 1 = 2

    3. =

  • LIMIT

    A.GRAFIK FUNGSI

    Gambarkan sketsa grafiknya dan tentukan daerah asal dan daerah nilainya

  • Daerah asalnya {x x } intervalnya (= (, )

    Daerah hasilnya{() = 3,1,4} intervalnya (-3,1,4)

    Pendahuluan Limit

    Perkataan limit dipergunakan dalam bahasa sehari-hari

    Saya mendekati batas kesabaran saya

    Pemahaman secara intuisi

    Suatu fungsi

    = 3 1

    x-1

    Fungsi tersebut tidak terdefinisi pada = 1 dimana 0

    0= tak

    terdefinisi.Secara lebih tepat apakah () mendekati beberapa bilangan tertentu

    bilamana mendekati 1 ?

    Tiga hal yang dapat dilakukan :

    1.Menghitung beberapa nilai x dekat 1 dalam bentuk tabel

    2.Menunjukkan nilai nilai tersebt dalam sebuah diagram skematis

    3,Membuat sketsa grafik = ()

  • Semua hal di atas menunjukkan ke kesimpulan yang sama()

    mendekati 3 bilamana x mendekati 1

    Dalam lambang matematisnya

  • Konsep Limit

    Misalkan I = (a,b) suatu interval buka di R dan c I. Fungsi f(x) dikatakan

    terdefinisi di I kecuali mungkin di c, artinya f(x) terdefinisi di semua titik pada

    I/{c} dan di c boleh terdefinisi boleh juga tidak

    Limit fungsi di satu titik

    Jika nilai x cukup dekat dengan nilai tetap a, menghasilkan nilai f(x) cukup

    dekat ke

    nilai tetap L, dan juga jika nilai f(x) dapat dibuat sekecil mungkin dekat dengan

    L dengan cara

    memilih nilai x yang cukup dekat dengan a, dan ini benar untuk semua nilai x

    dalam daerah asal

    fungsi f kecuali mungkin untuk x = a, maka kita katakan bahwa limit fungsi f(x)

    untuk x

    mendekati a sama dengan L, ditulis xa

    lim f(x) = L.

  • Dengan ungkapan lain:

    xa

    lim f(x) = L jika dan hanya jika > 0, > 0, 0 < |x a| < maka |

    f(x) - L| < .

    Nilai bergantung pada pada sebarang x sehingga f(x) terdefinisi. Namun

    pada nilai

    x = a tidak dipersoalkan.

    Misalnya pada fungsi f(x) = 3x 4, = 0,1 untuk = 0,3; dan = 0,001

    untuk = 0,003.

    Karena |(3x 4) 5| = |3x 9| = 3|x 3|, maka relasi antara dan pada

    kasus ini adalah = 3

    untuk nilai fungsi di sekitar x = 3.

    Jika tidak ada nilai L yang memenuhi definisi limit, maka kita katakan

    xa

    lim f(x) = L tidak ada.

  • Limit kiri dan kanan (sepihak)

  • KEKONTINUAN FUNGSI

  • Kekontinuan Sepihak

    Fungsi f dikatakan kontinu kiri di x = c bila

    Fungsi f dikatakan kontinu kanan di x = c bila

    Kekontinuan Pada Interval

    Fungsi f dikatakan kontinu pada interval buka (a,b) jika f kontinu pada setiap

    titik di (a,b)

    Fungsi f dikatakan kontinu pada selang tutp [a,b] jika f kontinu pada (a,b)

    kontinu kanan di a dan kontinu kiri di b

  • TURUNAN

    Turunan Fungsi

    Aturan Turunan

    Aturan Rantai

    Turunan Fungsi Sinus dan Cosinus

    Turunan Tingkat Tinggi

    Turunan Fungsi Implisit

    Laju yang berkaitan

    Diferensial dan Aproksimasi

    TURUNAN FUNGSI

    Misal diberikan grafik fungsi y = f(x) dengan P ( a, b ) terletak pada kurva f(x).

    Bila Q ( x,y) merupakan titik sembarang pada kurva f(x) maka gradien garis PQ

    dapatdinyatakan dengan :

    =

    =

    ()

    Bila titik Q berimpit dengan dengan titik P maka garis PQ akan merupakan garis

    singgung kurva f(x) di P sehingga gradien :

    = lim ()

    Turunan dari fungsi f(x) di titik x = a didefinisikan sebagai gradien dari garis

    singgung kurva f(x) di x = a dan diberikan:

    )(' af = lim ()

  • h

    xfhxf

    dx

    dyxfy

    h

    )()(lim)(''

    0

    vAtau bisa juga dengan

    Bila nilai limit ada maka f(x) dikatakan diferensiabel atau dapat diturunkan di x = a.

    Misal h = x - a . Maka turunan f(x) di x = a dapat dituliskan :

    )(' af = lim0 + ()

    Atau bisa juga dengan

    Notasi lain: )(' af =df (a)

    dx=

    dy (a)

    dx= ya

    Secara fisis, pengertian dari turunan fungsi f(x) di titik x = a dinyatakan sebagai

    kecepatan, V(x) benda yang bergerak dengan lintasan f(x) pada saat x = a. Oleh karena

    itu, didapatkan hubungan V(a) = f '(a) dan percepatan , A(x) , A( a)=()

    Bila y = f(x) diferensiabel di x = a maka kontinu di x = a. Sifat tersebut tidak

    berlaku sebaliknya. Hal ini, ditunjukkan oleh contoh berikut.

    Contoh

    Tunjukkan bahwa f ( x ) = | x | kontinu di x = 0 tetapi tidak diferensiabel di x = 0

    Jawab :

    Fungsi f ( x ) kontinu di x = 0 , sebab 0 = lim0 = 0

    Turunan f ( x ) di x = 0 dicari menggunakan rumus berikut :

    0 = lim0 0+ (0)

    = lim

    0

    |h |

    Karena -1 = lim0

    |h |

    lim

    0+

    |h |

    = 1 maka f(x) = |x| tidak diferensiabel di x = 0.

    Dengan menggunakan definisi tersebut dapat diturunkan aturan untuk mencari

    turunan sebagai berikut :

  • 1. Jika f (x)=k, maka

    2.

    3.

    4.

    5. dengan g(x) 0

    TURUNAN ALJABAR

    Beberapa bentuk aljabar :

    Fungsi linear

    Fungsi Kuadrat

    Fungsi polinom

    Fungsi (f) perkalian dari f. linear, f. kuadrat, f. polinom atau campurannya.

    Fungsi pecahan dari linear, kuadrat, polinom atau campuran dari padanya.

    Tentukan turunan dari bentuk aljabar berikut :

    1. y = 2x + 3

    jawab :

    2. . y = 3x 5 jawab :

    0)(' xf

    Rrxr

    dx

    xd rr

    ;1

    (x)g(x)f

    dx

    g(x)f(x)d ''

    )()()()(

    )()( '' xgxfxgxfdx

    xgxfd

    )(

    )()()()(2

    '')(

    )(

    xg

    xgxfxgxf

    dx

    d xgxf

    h

    xhxy

    h

    ]32[]3)(2[lim'

    0

    h

    xhx

    h

    32322lim

    0

    22

    lim 0

    h

    h

    h

  • 6x

    36lim36

    lim0h

    2

    0h

    hxh

    hhx

    h

    xhxhhxx 33223

    0h

    515155lim

    Latihan

    1. y = 12x + 1 2. y = 5 7x

    Kesimpulan 1 :

    1. y = b y = 0

    2. y = ax y = a

    Contoh soal:

    1. y =3x2

    Jawab :

    2. y = 5x3

    Jawab :

    h

    xhxy

    h

    ]53[]5)(3[lim'

    0

    h

    xhx

    h

    53533lim

    0

    33

    lim 0

    h

    h

    h

    h

    xhx 22

    0h

    3)(3limy'

    h

    xhhxx 222

    0h

    3363lim

    h

    xhx 33 5)(5y'

  • Kesimpulan

    1. y = 3x2 y =6x

    2. y = 5x3 y =15x2

    Jadi : y = axn y = a.n.xn-1

    = anxn-1

    Turunan fungsi komposisi :

    Dasar :

    1. y = (3x 5)5 dapat diubah :

    y = u5 dimana u = 3x 5

    Sehingga :

    = 54

    =3

    2. y = sin3(2x+3) dapat diubah : y = u3 dimana u = sin (2x+3)

    sehingga :

    = 32 dan

    = 2 (2 + 3)

    h

    hxhhx 322

    0h

    1515lim

    2322

    0h15

    1515lim x

    h

    hxhhx

  • Turunan fungsi perkalian :

    y = u(x) . v(x) y = u.v +u.v

    Contoh :

    Tentukan turunan berikut :

    1. y = 2x sin 3x

    y=(2)sin 3x + 2x.(3 cos 3x)

    = 2 sin 3x + 6x cos 3x

    2. y = 3x2 cos 2x

    y = (6x) cos 2x + 3x2(-2 sin 2x)

    = 6x cos 2x 6x2 sin 2x

    Turunan fungsi pembagian :

    Contoh :

    Tentukan turunan dari :

    1. y = tg x

    2. =32

    3

    3. =34

    2

    Jawab :

    .

    2

    '.'.'

    )(

    )(

    v

    vuvuy

    xv

    xuy

    x

    xxy

    cos

    sintan.1

    x

    xxxxy

    2cos

    )sin)((sin)(coscos'

    xx

    xx 22

    22

    seccos

    sincos

  • sin2x

    4-3xy .3

    x-3

    2-3xy .2

    Latihan

    Tentukan turunan dari :

    1. y = tg ax

    2. =cos 3

    cos 2

    TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

    Fungsi trigonometri ( sinus dan cosinus ) merupakan fungsi kontinu, sehingga

    limit fungsi sinus dan cosinus di setiap titik sama dengan nilai fungsinya, yaitu :

    lim = dan lim

    =

    2)3(

    )1)(23()3(3'

    x

    xxy

    22 )3(

    7

    )3(

    2-3x3x-9y'

    xx

    x

    xxxy

    2sin

    )2cos2)(43(2sin3'

    2

    x2sin

    6x)cos2x-(83sin2x

    2

  • Turunan dari fungsi sinus dapat diperoleh dari definisi, yaitu :

    ( )

    =lim0

    sin +

    = lim0

    2 sin

    2 cos (+

    2)

    lim2sin (

    2)

    = 1

    ( )

    =

    Sedangkan untuk turunan fungsi cosinus diperoleh berikut:

    ( )

    =lim0

    cos +

    lim0

    =2 sin

    2 sin (+

    2)

    =

    Untuk turunan fungsi trrigonometri yang lain dapat diperoleh dengan menerapkan

    rumus perhitungan turunan :

    = 2

    = 2

    =

    (csc ) == csc cot

  • Untuk menentukan / menghitung limit fungsi trigonometri di tak hingga dan limit

    tak hingga , digunakan sifat atau teorema yang diberikan tanpa bukti berikut.

    Teorema

    Misal f(x) g(x) h(x) berlaku untuk setiap x di dalam domainnya.

    Bila lim = lim

    =

    Maka lim

    =

    TURUNAN TINGKAT TINGGI

    Turunan kedua dari fungsi f( x ) didapatkan dengan menurunkan sekali lagi

    bentuk turunan pertama. Demikian seterusnya untuk turunan ke-n didapatkan dari

    penurunan bentuk turunan ke-(n-1)

    Turunan pertama =()

    Turunan kedua =2

    2

    Turunan ketiga =3

    3

    Turunan ke-n =

    Contoh :

    Tentukan turunan kedua dan ketiga dari fungsi = 1 + 2

    Jawab :

    Turunan Pertamanya adalah

    1+2

  • Turunan kedua = 1 + 2 2

    1+2

    =1

    (1+2)3/2

    Turunan ketiga =3

    (1+2)5/2

    Latihan

    Tentukan turunan kedua dari

    1.

    2.

    FUNGSI IMPLISIT

    Fungsi dengan notasi y = f(x) disebut fungsi eksplisit, yaitu antara peubah bebas

    dan tak bebasnya dituliskan dalam ruas yang berbeda. Bila tidak demikian maka

    dikatakan fungsi implisit.

    Dalam menentukan turunan fungsi implisit bila mungkin dan mudah untuk

    dikerjakan dapat dinyatakan secara eksplisit terlebih dahulu kemudian ditentukan

    turunannya. Namun tidak semua fungsi implisit dapat diubah menjadi bentuk eksplisit,

    oleh karena itu akan dibahas cara menurunkan fungsi dalam bentuk implisit berikut.

    Contoh :

    y x 2 3 4

    y x sin 2 1

  • Tentukan

    bila y 4x 2xy 5

    Bentuk fungsi dapat diubah menjadi bentuk eksplisit, =4+5

    1+2 Digunakan aturan penurunan

    didapatkan,

    =

    6

    (1+2)2

    Contoh :

    Tentukan nilai

    di ( 2,1 ) bila y 4x 2xy2 3

    Jawab :

    Bentuk fungsi dapat diubah menjadi fungsi eksplisit dalam y, =+3

    422, Menggunakan

    aturan penurunan didapatkan,

    =

    22+2+4

    422 2

    Karena

    =

    1

    / maka

    =

    422 2

    22+2+4

    Nilai turunan di (2,1) atau y=1

    =

    1

    2

    Contoh :

    Tentukan nilai

    = di x = 1 y 4x + 2x2y2 = 3

    Jawab :

    Turunan dari fungsi di atas dicari dengan menggunakan metode penurunan fungsi

    implisit. Misal turunan dari x dan y berturut-turut dinyatakan dengan dx dan dy. Bila

    dalam satu suku terdapat dua peubah (x dan y ) maka kita lakukan scara bergantian, bisa

  • terhadap x dahulu baru terhadap y atau sebaliknya. Hasil turunan

    akan nampak bila

    masing-masing ruas dibagi oleh dx.

    y 4x + 2x2y2 = 3

    4 + 4 2 + 42 = 0

    4 + 42 + 42

    = 0( )

    =

    442

    1+42

    Substitusi x=1 ke fungsi di dapat 22 + 1 = 0

    Atau =1

    2 = 1

    Untuk (1,-1) ,

    = 0

    Untuk (1,1/2),

    = 1

    Contoh Soal:

    Tentukan dy/dx dari bentuk implisit berikut

    2. 2 + 22 + 3 = 0

    3. cos 2 = 2 +

    Jawab :

    1.

    1)sin(..1 22 yxxy

    )1())sin((.2 22 yDxxyD xx

    0'22)'()cos( yyxxyyxy

    )cos(2')2)cos(( xyyxyyxyx

  • 2.2x+2x2Dxy+4xy+3xDxy+3y=0

    Dxy(2x2+3x)=2x 4xy 3y

    =

    243

    22+3

    3. sin(xy2)(2xyDxy+y2)=2yDxy+1

    2xysin(xy2)Dxy2yDxy=1+y2sin(xy2)

    =

    1+2 si n(2)

    2 ( 2)2

    Cari persamaan garis singgung di titik yang diberikan

    1.22 + 4 = 12; (2,1)

    2.sin = ; (

    2, 1)

    Jawab :

    x2(2y) y+2xy2+4xy+4y=12y

    y(2x2y+4x12)=2xy2 4y

    =224

    22+412

    =22

    2+26

    2,1 = = 2

    Tangent line: y1=2(x2)

    yxyx

    xyyxy

    2)cos(

    )cos(2'

  • 2. cos(xy)(xy+y) = y

    y[xcos(xy)1]=ycos(xy)

    = cos ( )

    cos 1

    = cos ( )

    1 ( )

    (

    2, 1) , = 0

    : 1 = 0(

    2)

    LAJU YANG BERKAITAN

    Jika suatu variabel (y) bergantung pada waktu (t)

    , maka turunannya Disebut Laju

    Perubahan Sesaat

    Laju perubahan jarak terhadap perubahan wktu

    Laju perubahan posisi terhadap perubahan waktu

    Laju perubahan volume udara yang dipompakan ke wadah elastic tertutup

    Laju perubahan zat cair yang mengalir dari suatu wadah

  • Laju perubahan harga rumah pada real-estate

    Jika y secara eksplisit dinyatakan dalam t maka kita langsung dapat menurunkan y

    terhadap t

    Jika y dinyatakan dalam suatu peubah lain ,sebut saja x ,dan kemudian ada hubungan

    keterkaitan yang belum tentu eksplisit antara x dengan t ,maka gunakan aturan rantai

    ,dan penurunan emplisit

    Contoh Soal 1 :

    Sebuah balon kecildilepaspada jarak 150 dari seorang pengamat yang berdiri di tanah.

    Jika balon naik secara lurus ke atas dengan laju 8feet per detik. Seberapa cepat jarak

    antara pengamat dan balon bertambah pada waktu balon pada ketinggian tertentu 50

    feet?

  • Contoh 3 :

    Seorang wanita berdiri diatas tebing mengawasi perahu motor menggunakan teropong

    ketika perahu mendekati pantai tepat dibawahnya. Jika teropong berada 250 feet

    diatas permukaan laut dan jika perahu mendekat dengan laju 20 feet per detik, berapa

    laju perubahan sudut teropong pada saat perahu berada 250 feet dari pantai ?

    Jawab :

    1. dt

    dh = 8 S = 50

    2 = 2 + 150 2

    2S

    = 2

  • Mencari nilai S

    2 = 2 + 150 2

    = 2 + 150 2

    = 502 + 1502

    = 2500 + 22500

    = 25000

    = 50 10

    Subtistusikan kedalam diferensial implisit

    =

    50 10

    =50(8)

    =

    400

    50 10 =2,53 feet/detik

    No.3

  • APROKSIMASI

  • APLIKASI TURUNAN

    FUNGSI MAKSIMUM MINIMUM

  • Titik-titik stasioner suatu fungsi dan jenis- jenis ekstrim

    1. Pengertian nilai stasioner dan titik stasioner.

    Jika fungsi y=f(x) diferensiabel di x = a dengan f(a) = 0, maka

    f(a) adalah nilai stasioner dari fungsi f(x) di x = a.

    Dari gambar dapat di ketahui :

    a. Nilai x yang menyebabkan f(x)mempunyai nilai stasioner dapat

    di tentukan dari syarat f(x) = 0

    b. Titik (a,f(a)) yang terletak pada grafik y = f (x) disebut sebagai

    titik stasioner.

    c. Nilai satasioner sering disebut nilai kritis dan titk stasioner

    disebut titik kritis.

  • NILAI EKSTRIM

    Misal diberikan kurva f( x ) dan titik ( a,b ) merupakan titik puncak ( titik maksimum

    atau minimum ). Maka garis singgung kurva di titik ( a,b ) akan sejajar sumbu X atau

    mempunyai gradien m = 0 [ f '( a) = 0] . Titik ( a, b ) disebut titik ekstrim, nilai x = a

    disebut

    nilai stasioner, sedangkan nilai y = b disebut nilai ekstrim.

    a. Uji turunan pertama

    Untuk menentukan jenis nilai stasioner . Misalkan f(x) merupakan fungsi yang mempunyai

    turunan di x = a dan mencapai nilai stasioner pada titik itu dengan nilai stasioner.

    f(x) > 0 untuk x < a ( fungsi f(x) naik )

    f(x) = 0 untuk x = a (fungsi f(x) stasioner pada x = a )

    f(x) < 0 untuk x > a ( fungsi f(x) turun )

    Maka f(x) mencapai nilai balik maksimum pada x = a.

    Nilai balik maksimum itu sama dengan f(a). f(x) berubah tanda dari positif menjadi negatif

    melalui nol.

  • Untuk menentukan jenis nilai ekstrim ( maksimum atau minimum ) dari fungsi f(x)

    dapat dilakukan dengan Uji turunan kedua sebagai berikut :

    1. Tentukan turunan pertama dan kedua, f '(x)dan f "(x)

    2. Tentukan titik stasioner yaitu pembuat nol dari turunan pertama (f ' (x) 0 ), misalkan nilai

    stasioner adalah x = a

    3. Nilai f(a) merupakan nilai maksimum bila f "(a) 0 , sedangkan nilai f (a) merupakan nilai

    minimum bila f "(a) 0 .

    Contoh

    Tentukan nilai ekstrim dan jenisnya dari fungsi f (x) x4 2x3 x2 5

  • Jawab :

    Dari pembahasan pada contoh di sub bab sebelumnya didapatkan nilai stasioner fungsi adalah

    x = -1, x = - dan x = 0. Turunan kedua, f "(x) 12x2 12x 2 .

    Untuk x = -1, f "(1) 2 dan fungsi mencapai minimum dengan nilai minimum f ( -1 ) = -5

    Untuk x = 0, f "(0) 2 dan fungsi mencapai minimum dengan nilai minimum f ( 0 ) = -5

    Untuk x = - , 1

    2 = 1 dan fungsi mencapai maksimum dengan nilai maksimum

    1

    2 = 4

    15

    16

    Untuk x = 0, f "(0) 2 dan fungsi mencapai minimum dengan nilai minimum f ( 0 ) = -5

  • Kecekungan fungsi dan titik belok fungsi

    Definisi : Kecekungan Fungsi

    Fungsi f(x) dikatakan cekung ke atas pada selang I bila f ' (x)naik pada

    selang I, sedang f(x) dikatakan cekung ke bawah bila f ' (x) turun pada selang I.

    Oleh karena itu dapat disimpulkan :

    1. Bila f "(x) > 0 , x I maka f(x) cekung ke atas pada I dan

    2. Bila f "(x) < 0 , x I maka f(x) cekung ke bawah pada I.

    Contoh :

    Tentukan selang kecekungan dari fungsi : =1+2

    1+

    Jawab :

    Turunan pertama, =2+21

    (1+)2

    Turunan kedua , =4

    (1+)3

    Cekung ke atas, f "(x) 0 pada selang x > -1 dan cekung ke bawah pada selang

    x < -1.

  • Titik Belok

    Definisi : Titik Belok

    Misal f(x) kontinu di x = b. Maka ( b , f(b) ) disebut titik belok dari kurva f(x) bila

    terjadi perubahan kecekungan di x = b, yaitu di satu sisi dari x = b cekung ke atas dan disisi

    lain cekung ke bawah atau sebaliknya.

    Syarat perlu x = b merupakan absis dari titik belok bila berlaku f "(b) = 0 atau f(x)

    tidak diferensiabel dua kali di x = b. Kata syarat perlu mirip artinya dengan kata calon ,

  • maksudnya bahwa untuk nilai x = b yang dipenuhi oleh salah satu dari kedua syarat itu

    memungkinkan untuk menjadi absis titik belok bergantung apakah dipenuhi syarat seperti

    halnya yang tertulis pada definisi.

  • Contoh

    Carilah titik belok ( bila ada ) dari fungsi berikut :

    = 23 1

    = 4

    = 1

    3 + 1

    Jawab :

    Dari f (x) 23 1 maka f "(x) 12 x . Bila f "(x) 0 maka x = 0 merupakan calon dari

    titik belok, sehingga untuk menguji

    apakah x = 0 merupakan titik belok dilakukan berikut.

    Untuk x < 0 maka f "(x) 0 , sedangkan untuk x > 0 maka f "(x) 0 . Oleh karena itu, di x =

    0 terjadi perubahan kecekungan. Jadi ( 0,-1 ) merupakan titik belok.

    Dari f (x) x4 maka f "(x) 12 x2 .

    Bila f "(x) 0 maka x = 0 merupakan calon dari titik belok, sehingga untuk menguji

    apakah x = 0 merupakan titik belok dilakukan berikut.

    Untuk x < 0 dan x > 0 maka f "(x) 0 . Oleh karena itu, di x = 0 tidak terjadi perubahan

    kecekungan. Jadi ( 0,0 ) bukan merupakan titik belok.

    Dari = 1

    3 + 1 maka =2

    953

    Terlihat bahwa f(x) tidak dapat diturunkan dua kali di x = 0. Untuk x < 0 maka f "(x) 0 ,

    sedangkan untuk x > 0 maka f "(x) 0 . Oleh karena itu, di x = 0 terjadi perubahan

    kecekungan. Jadi ( 0,1 ) merupakan titik belok

  • INTEGRAL

    A. INTEGRAL TAK TENTU

    F(x) disebut anti turunan dari f(x) pada selang I bila F (x) = f(x) untuk x I

    ( bila x merupakan titik ujung dari I maka F (x) cukup merupakan turunan sepihak ).

    Proses mencari anti turunan disebut integrasi ( integral ).

    Notasi : f (x) dx F(x) C disebut integral tak tentu.

    Dari rumus untuk turunan fungsi yang diperoleh pada pembahasan bab sebelumnyadapat

    diturunkan beberapa rumus integral tak tentu sebagai berikut :

    1. = +1

    +1+ ; 1

    2. sin = cos +

    3. cos = sin +

    4. sec = sec +

    5. csc cot = +

    6. 2 = +

    7. 2 = +

    8.

    =

    Penerapan dari beberapa rumus di atas diperlihatkan pada contoh berikut.

    Contoh : Hitung integral tak tentu berikut :

    a. sin2x 1dx

    b. ( 1) 2 2 1

  • Jawab :

    a. Misal u = 2 x + 1. Maka du = 2 dx . =1

    2

    sin 2 + 1

    sin .1

    2

    1

    2

    1

    2. cos + =

    1

    2cos 2 + 1 +

    b. Misal u = x2 + 2x - 1. Maka du = 2 ( x + 1 ) dx.

    1

    2

    1

    2

    1

    33/2 +C

    1

    3 (2 + 2 1)3 +C

    Sifat dasar dari bentuk integral tak tentu adalah sifat linear, yaitu :

    [( + ] = +

    Contoh :

    Hitung integral : 2x cos2xdx Jawab :

    2x cos2xdx 2 + cos 2

    2 +1

    2sin 2 +

    Soal Latihan

    Carilah anti turunan F(x) + C bila

    1. f(x) = 3x2 + 10x 5

    2. f(x) = x2( 20x7 - 7x5 + 6 ) Selesaikan integral tak tentu berikut:

  • x2x2 4dx 4, (2 + 1)2

    NOTASI SIGMA ( )

    Notasi Sigma merupakan notasi yang digunakan untuk menyatakan penjumlahan

    bilangan.

    Perhatikan contoh berikut

    Untuk notasi:

    dimana :

    1 adalah batas bawah

    n adalah batas atas

    ui adalah suku dalam hal ini huruf yang dipakai tidak selalu i dapat juga menggunakan huruf

    lain.

  • Sifat-sifat notasi sigma

    Contoh

  • Rumus notasi sigma

    4=1 = +1 (63+92+1)

    30

    Contoh 1

  • Contoh 2:

  • Contoh 3

    Teorema Dasar Kalkulus Kedua dan Metode Subtitusi

    a. Teorema Dasar Kalkulus Kedua

    Misalkan f kontinu (karena terintegrasi) pada[a,b] dan misalkan F sembarang anti turunan

    dari f pada [a,b]. Maka

    Contoh

    1.Perlihatkan bahwa dimana k adalah konstanta

    Penyelesaian :

    Terbuktinkk

    kk

    kkk

    Jawab

    nkkk

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    n

    k

    .....16164

    116164

    1616442

    :

    1616442

    11

    2

    11 1

    2

    1

    2

    1

    2

    11

    2

    1

    2

    aFbFxFdxxf bab

    a

    b

    a

    abkkdx )(

    kxxF )( kxf )(

  • adalah suatu anti turunan . Sehingga menurut teorema dasar

    kalkulus kedua

    2.

    3.

    4.

    5.

    b

    a

    abkkakbaFbFkdx )()()(

    2

    1

    2

    1

    322 ]22[)64( xxdxxx

    12)22()168(

    1

    0)472(

    ))0(4)0(7)0(2())1(4)1(7)1(2(

    472

    4146

    24612(

    33

    1

    0

    3

    1

    0

    2

    1

    0

    2

    xxx

    dxxx

    dxxxx

    1

    0sin2

    sin

    ]sin

    cos

    20

    2

    0

    x

    xdx

    12

    1

    2

    1

    )1(2

    1)1(

    2

    1

    02cos2

    1cos

    2

    1

    02cos2

    1

    22cos

    2

    1

    2cos2

    1

    2sin

    2

    0

    2

    0

    x

    xdx

  • Metode subtitusi untuk integral tentu

    Misalkan g mempunyai turunan kontinu pada [a,b] dan f kontinu pada daerah nilai g. Maka

    Hitunglah

    Misal :

    Untuk batas batas baru diubah dalam u

    Jika x = 1 maka u = 9

    Jika x= 0 maka u = 6

    Maka batas barunya berubah menjadi 6 sampai 9

    jadi ,

    b

    a

    bg

    ag

    duufdxxgxgf

    )(

    )(

    )()('))((

    1

    02)62(

    12

    dxxx

    x

    )1(2

    22

    622

    x

    dudx

    xdx

    du

    xxu

    36

    1

    6

    1

    2

    1

    9

    1

    2

    1

    1

    2

    1

    1

    1

    2

    1

    12

    1

    2

    1

    2

    1

    9

    6

    9

    6

    1

    9

    6

    12

    9

    6

    2

    9

    6

    2

    u

    u

    u

    duu

    dxu

  • Teorema nilai rataan untuk integral dan penggunaan simetris

    Nilai rataan sebuah fungsi

    Jika f terintegrasikan pada variabel [a,b] maka nilai rata rata f pada [a,b] adalah

    Contoh

    1. pada interval (0,2), maka nilai rata rata adalah

    dxxfab

    b

    a

    )(

    1

    )2(2040)( xxxT

    3

    160

    )0(3

    10)0(10)2(20))2(

    3

    10)2(10)2(20(

    3

    101020

    )102020(

    )2(2040(02

    1

    3232

    2

    0

    32

    2

    0

    2

    2

    0

    xxx

    dxxx

    dxxx

  • Nilai rataan untuk integral

    Jika f kontinu pada [a,b] maka terdapat suatu bilangan c antara a dengan b sedemikian rupa

    sehingga

    Contoh

    Carilah semua nilai c yang memenuhi Teorema rataan untuk integral = + 1

    pada interval [0,3]

    Pembahasan

    1

    3 ( + 1)

    3

    0

    1

    3 ( + 1)1/2

    3

    0

    1

    3

    (+1)3/2

    3/2

    3

    0

    1

    3.

    2

    3 + 1 + 1

    2

    9(4 4)-2/9(1 1)

    2

    9. 8

    2

    9

    16

    9

    2

    9=

    14

    9

    =14

    9

    =

    b

    a

    dttfab

    cf )(1

    )(

  • = + 1

    14

    9= + 1

    196

    81= + 1

    81 + 1 = 196

    81 + 81 = 196

    81 = 196 81

    81 = 115

    =115

    81

    Teorema simetris

    Ingat kenbali bahwa fungsi genap adalah fungsi yang memenuhi f(-x) = f(x)

    dan fungsi ganjil adalah f(-x) = - f(x)

    Jika f fungsi genap maka

    Jika f fungsi ganjil maka

    Contoh

    Tentukan apakah fungsi berikut termasuk fungsi genap,

    ganjil, atau keduanya

    v Fungsi genap

    dxxfdxxf

    a

    a

    )(2)(

    a

    a

    dxxf 0)(

    2)(

    2)()(

    2)(

    2

    2

    2

    xxf

    xxf

    xxf

  • Tentukan integral dari fungsi berikut

    Karna fungsi diatas adalah Fungsi genap maka

    Contoh

    1. hitunglah

    )432()(

    4)(3)(2()(

    )432()(

    24

    24

    24

    xxxf

    xxxf

    xxxF

    7

    34

    7

    17.2

    5

    20522

    )1(4)1()1(5

    2.2

    )0()1(4)1()1(5

    22

    4.3

    3.

    5

    22

    )432(2

    35

    35

    1

    0

    35

    1

    0

    24

    xxx

    dxxx

    4

    ))1(1(2

    cos2|sin|2

    |sin||sin|

    |sin||sin|

    |sin|

    0

    0

    00

    2

    0

    2

    0

    2

    0

    dxx

    dxxdxx

    dxxdxx

    dxx

  • APLIKASI INTEGRAL

    Perhitungan luas suatu daerah yang dibatasi oleh grafik sumbu y=f(x), garis x=a, garis

    x=b, dan sumbu X telah kita bahas dalam pembahasan integral tentu.

    Namun untuk daerah yang lebih kompleks akan kita bahas secara detil pada

    perhitungan luas daerah dengan menggunakan integral tentu.

    Selain dari itu, integral tentu akan kita gunakan juga untuk menghitung volume benda

    pejal yaitu benda yang dihasilkan bila suatu daerah diputar dengan suatu sumbu putar.

    Panjang kurva akan kita bahas pada bagian akhir dari bab ini.

    LUAS DAERAH

    Perhitungan luas suatu daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = f(x), garis x

    =a, garis x = b dan sumbu X telah kita bahas dalam pembahasan integral tentu. Namun

    untuk daerah yang lebih kompleks akan kita bahas secara detil pada perhitungan luas

    daerah dengan menggunakan integral tentu. Selain dari itu, integral tentu akan kita

    gunakan juga untuk menghitung volume benda pejal yaitu benda yang dihasilkan bila

  • suatu daerah diputar dengan suatu sumbu putar. Panjang kurva akan kita bahas pada

    bagian akhir dari bab ini.

    Misal suatu daerah dibatasi oleh y = f(x) 0, x = a , x = b dan sumbu X. Maka

    luas daerah dihitung dengan integral tentu sebagai berikut :

    =

    Bila f(x) 0 maka integral dari f(x) pada selang [ a,b ] akan bernilai negatif atau nol.

    Oleh karena itu luas daerah yang dibatasi oleh y = f(x) 0, garis x = a, x = b dan sumbu

    X, dituliskan sebagai berikut :

    =

    Untuk daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi yang dinyatakan secara eksplisit

    dalam peubah y, yakni x = v(y), garis y = c, y = d dan sumbu Y, maka luas daerah :

    =

    Contoh :

    Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh f(x) =3 32 + 3, sumbu X, garis x = 0 dan

    x = 3.

    Jawab :

    Kita lihat bahwa f(x) 0 pada selang [ 0,1 ] dan f(x) 0 pada selang [ 1,3 ].

    Luas daerah :

    = 3

    1

    1

    0

  • = 3 32 + 3 3 32 + 3,3

    1

    1

    0

    = 53/4

    Bila suatu daerah dibatasi oleh dua buah grafik fungsi, misal y = f(x) dan y = g(x)

    diberikan sebagai berikut :

    (1) Misal daerah dibatasi oleh grafik y = f(x), y = g(x), x = a dan x = b dengan f(x) g(x)

    untuk x [a,b]. Maka luas daerah :

    =

    (2) Misal daerah dibatasi oleh grafik x = w(y), x = v(y), y = c dan y = d dengan w(y)

    v(y) untuk y [c,d]. Maka luas daerah :

    =

    Contoh :

    Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh y2 = 4x dan garis 4x - 3y = 4.

    Jawab :

    Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari titik potong kedua kurva. Didapatkan

    titik potong keduanya yaitu ( ,-1 ) dan ( 4,4 ).

    Pada selang [ -1,4 ], 3+4

    4

    2

    4

    Maka Luas daerah = (3+42

    4

    4

    1)

  • =125

    24

    Soal Latihan

    Hitung luas daerah yang dibatasi oleh grafik berikut :

    1. = 3 42 + 3y = 0 x = 0 , x = 3

    2. = 2 4, x = 0, y = 0, y = 4

  • VOLUME BENDA PUTAR

    Benda putar yang sederhana dapat kita ambil contoh adalah tabung dengan besar

    volume adalah hasilkali luas alas ( luas lingkaran ) dan tinggi tabung. Volume dari benda

    putar secara umum dapat dihitung dari hasilkali antara luas alas dan tinggi. Bila luas alas

    kita nyatakan dengan A(x) dan tinggi benda putar adalah panjang selang [ a,b ] maka volume

    benda putar dapat dihitung menggunakan integral tentu sebagai berikut :

    =

    Dalam menentukan volume benda putar yang harus diperhatikan adalah bagaimana bentuk

    sebuah partisi jika diputar. Berdasarkan bentuk partisi tersebut, maka metode yang digunakan

    untuk menentukan volume benda putar dibagi menjadi :

    1. Metode cakram

    2. Metode cincin

    3. Metode kulit tabung

  • Metode cakram yang digunakan dalam menentukan volume benda putar dapat

    dianalogikan seperti menentukan volume mentimun dengan memotong-motongnya

    sehingga tiap potongan berbentuk cakram.

    Bentuk cakram di samping dapat dianggap sebagai tabung dengan jari-jari r = f(x),

    tinggi h = x. Sehingga volumenya dapat diaproksimasi sebagai V r2h atau V

    f(x)2x.

    Dengan cara jumlahkan, ambil limitnya, dan nyatakan dalam integral diperoleh:

    V f(x)2 x

    V = lim f(x)2 x

    dxxf

    a

    0

    2)]([v

  • Misal daerah dibatasi oleh y = f(x), y = 0, x = a dan x = b diputar dengan sumbu

    putar sumbu X. Volume benda pejal/padat yang terjadi dapat dihitung dengan memandang

    bahwa volume benda padat tersebut merupakan jumlah tak berhingga cakram yang berpusat

  • di titik-titik pada selang [a,b].

    Misal pusat cakram ( xo,0 ) dan jari-jari r = f(xo). Maka luas cakram dinyatakan :

    A( xo ) = 2 (xo). Oleh karena itu, volume benda putar :

    = 2

    Sedang bila grafik fungsi dinyatakan dengan x = w(y), x = 0, y = c dan y = d diputar

    mengelilingi sumbu Y maka volume benda putar :

    = 2

    Bila daerah yang dibatasi oleh y = f(x) 0 , y = g(x) 0 { f(x) g(x) untuk setiap

    x [a,b] }, x = a dan x = b diputar dengan sumbu putar sumbu X maka volume :

    = [ 2 2

    Bila daerah yang dibatasi oleh x = w(y) 0 , x = v(y) 0 { w(y) v(y) untuk setiap

    y [ c,d ] }, y = c dan y = d diputar dengan sumbu putar sumbu Y maka volume :

    = [( 2 2

    Contoh :

    Hitung Volume benda putar bila daerah yang dibatasi oleh : y = x2 dan y2 = 8x diputar

    mengelilingi

    a. Sumbu X.

    b. Sumbu Y

    Jawab :

    Kedua kurva berpotongan di ( 0,2 ) dan ( 2,4 ).

    a. Pada selang [0,2], 8 2 .Volume benda putarnya adalah

  • = [( 822

    0- (2)2]

    = 48

    5

    b. Pada selang [0,4], 2

    8

    Volume benda putar

    = [( 24

    0

    2

    8)2

    =272

    15

    Contoh :

    Hitung volume benda putar bila daerah yang dibatasi oleh : y = 2 - 2 , y = -x dan sumbu Y

    bila diputar mengelilingi garis y = -2

    Jawab :

    Kedua kurva berpotongan di ( -1,1 ) dan ( 2,-2 ). Pada selang [ -1,0 ] berlaku 2 - 2 -x.

    Jarak kurva y = 2 - 2dan y = -x terhadap sumbu putar ( garis y = -2 ) dapat dipandang

    sebagai jari-jari dari cakram, berturut-turut adalah ( 4 -2) dan ( 2 - x ). Oleh karena itu,

    volume benda putar :

    = [(4 2)20

    1-(2 )2)

    =36

    5

    Metode cincin

    Metode cincin yang digunakan dalam menentukan volume benda putar dapat dianalogikan

    seperti menentukan volume bawang bombay dengan memotong-motongnya yang

    potongannya berbentuk cincin

  • Menghitung volume benda putar dengan menggunakan metode cincin dilakukan dengan

    memanfaatkan rumus volume cincin seperti gambar di samping, yaitu V= (R2 r2)h

  • Contoh

  • Jawab:

    Metode Cakram

  • Metode Cincin Silindris

  • Metode Kulit Tabung

    Metode kulit tabung yang digunakan untuk menentukan volume benda putar dapat

    dianalogikan seperti menentukan volume roti pada gambar disamping.

  • Metode berikut sebagai alternatif lain dalam perhitungan volume benda putar yang

    mungkin lebih mudah diterapkan bila kita bandingkan dengan metode cakram. Benda putar

    yang terjadi dapat dipandang sebagai tabung dengan jari-jari kulit luar dan dalamnya

    berbeda, maka volume yang akan dihitung adalah volume dari kulit tabung. Untuk lebih

    memperjelas kita lihat uraian berikut.

    Pandang tabung dengan jari-jari kulit dalam dan kulit luar berturut-turut r1 dan r2,

    tinggi tabung h. Maka volume kulit tabung adalah :

    = 2 1

    = 2

    Dengan : 21

    2 ,r (rata rata jari jari) 2 1 =

    Bila daerah yang dibatasi oleh y = f(x), y = 0, x = a dan x = b diputar mengelilingi

    sumbu Y maka kita dapat memandang bahwa jari-jari r = x , r = x dan tinggi tabung

    h = f(x). Oleh karena itu volume benda putar =

    = 2

    Misal daerah dibatasi oleh kurva y = f(x), y = g(x) { f(x) g(x) , x [a,b] }, x = a

    dan x = b diputar mengelilingi sumbu Y. Maka volume benda putar =

    = 2(

    Bila daerah dibatasi oleh grafik yang dinyatakan dengan x = w(y), x = 0, y = c dan

    y = d diputar mengelilingi sumbu X, maka volume =

    = 2

  • Sedang untuk daerah yang dibatasi oleh x = w(y), x = v(y) { w(y) v(y), y[ c,d ]},

    y = c dan y = d diputar mengelilingi sumbu X. Maka volume benda putar =

    = 2

    Contoh :

    Hitung volume benda putar bila daerah yang terletak di kuadran pertama dibawah parabola

    y = 2 - 2 dan di atas parabola y = 2diputar mengelilingi sumbu Y

    Jawab :

    Kedua parabola berpotongan di ( -1,1 ) dan ( 1,1 ). Pada selang [ 0,1 ], 2 2 2. Bila

    digunakan metode kulit tabung, volume =.

    = 2 [2 21

    0 2] =

    Bila kita gunakan metode cakram, maka daerah kita bagi menjadi dua bagian yaitu : pada

    selang 0 y 1 dibatasi = 2 dan sumbu Y sedang pada selang 1 y 2 dibatasi

    = dan sumbu Y. Oleh karena itu volume =

    = ( 21

    0 + ( 2

    22

    1 =

    Contoh :

    Hitung volume benda putar bila daerah D yang dibatasi oleh y = 1 - 2, sumbu X dan

    sumbu Y bila diputar mengelilingi garis x = 1

    Jawab :

    Misal di ambil sembarang nilai x pada daerah D maka didapatkan tinggi benda pejal, ( 1 -

    2) dan jari-jari ( jarak x terhadap sumbu putar / garis x = 1 ), ( 1 + x ). Oleh karena itu,

    volume benda putar :

  • = 2 1 + 1 2 =5

    6

    0

    1

    Kata Mutiara Matematika

    Bak deret bilangan prima , begitulah garis kehidupan manusia dari hari

    ke hari

    A + B = A + B Dua manusia yang tidak bisa disatukan

    2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, Perjalanan kehidupan yang tidak

    beraturan

    A + B = 10 Suatu persoalan yang ditinjau dari sejumlah sisi

    1 + 1 = 2, meskipun ditulis diatas tanah, hasilnya tetaplah 2 =

    Kebenaran tidak akan berubah meskipun datang dari orang jelata

    Pythagoras (Theorema Pytagoras)

    * Derajat kebaikan seorang hamba yang paling tinggi adalah yang hatinya

    dapat terpuaskan oleh Tuannya Yang Mahabenar sehingga dia tidak

    membutuhkan perantara antara dirinya dengan Tuannya itu.

    * Jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka engkau

    harus menanggung pahitnya kebodohan.

  • GW Von Leibnitz (Notasi Leibnitz,Penemu Kalkulus)

    * Mencintai artinya berbagi kebahagiaan demi kebahagiaan orang yang

    kita cintai

    Ivan Panin (Ahli Matematika Rusia 1855-1942)

    *Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap

    kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap kasih, selalu

    ada hati yang menerima.

    Thales (Bapak Geometri)

    *Orang yang bercita-cita tinggi adalah orang yang menganggap teguran

    keras baginya lebih lembut daripada sanjungan merdu seorang penjilat

    yang berlebih-lebihan.

    TERIMA KAsih