MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

170
Seri Hikmah Pembelajaran dari USAID-KINERJA MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER 2014

Transcript of MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

Page 1: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

MO

DU

L PE

NG

EM

BA

NG

AN

FOR

UM

MU

LTI STA

KE

HO

LDE

R (FM

S) D

ALA

M U

PAYA P

EN

ING

KA

TAN

P

ELAYA

NA

N P

UB

LIK YA

NG

BE

RB

AS

IS S

TAN

DA

R D

AN

RE

SP

ON

SIF G

EN

DE

RKINERJA-USAIDGedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832Email: [email protected]

IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS

Seri Hikmah Pembelajaran dari USAID-KINERJA

MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS)

DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER

2014

Page 2: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...
Page 3: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

1www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

KATA PENGANTAR

Peningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat

yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.

PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis

Peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kota mitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, Jawa Timur,

Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program

ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand

side) di sektor pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Pada tahun ketiga, Program

KINERJA menambah 4 kabupaten/kota lagi di Provinsi Papua yang bekerja khusus di sektor kesehatan.

Peningkata pelayanan tersebut dimaksudkan agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannya untuk

pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional serta

mencapai tujuan-tujuan MDG (Millennium Development Goals).

Dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan publik, telah diatur mengenai partisipasi

masyarakat dalam peningkatan Pelayanan publik. Pengikutsertaan masyarakat dalam Pelayanan publik

mencakup seluruh proses penyelenggaraan Pelayanan, yang meliputi:

1. Penyusunan kebijakan Pelayanan publik

2. Penyusunan standar Pelayanan

3. Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Pelayanan publik

4. Pemberian penghargaan.

Sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam peningkatan Pelayanan publik, USAID-KINERJA mengembangkan

dan mendorong adanya forum multi stakeholders atau FMS, forum ini beranggotakan berasal dari berbagai

komponen baik yang berasal dari organisasi masyarakat sipil, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi

wanita, DPRD dan dari Dinas, Puskesmas maupun Sekolah. Forum ini diharapkan menjadi wahana atau

wadah bagi stakeholders untuk bertemu dan membahas isu Pelayanan publik untuk ditindaklanjuti dan

diadvokasi guna perbaikan. FMS mempunyai peran strategis sebagai mitra kritis penyelenggara Pelayanan

dalam melakukan perbaikan Pelayanannya.

Page 4: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

2 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Mengingat praktik-praktik pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS) yang dilaksanakan KINERJA

Bersama pemerintah daerah mitra merupakan pendekatan yang relative baru dengan intervensi sisi penyedia

layanan dan pengguna layanan secara bersamaan, makauntuklebihmemudahkanpemerintah daerah dan para

pemangku kepentingan dalam menerapkannya maka diperlukan sebuah modul yang dapat dijadikan sebagai

acuan dalam pelatihan, pendampingan, dan pelaksanaannya pengembangan forum multi stakeholders karena

modul ini dapat memberikan gambaran secara utuh konsep dan tahapan pengembangan FMS di daerah.

Diharapkan modul ini dapat membantu Penyelenggara pelayanan, Pemerintah daerah dan pihak-pihak lain

yang ingin menerapkan tata kelola yang baik, khususnya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dan berstandar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Jakarta, Oktober 2014

ELKE RAPPChief of Party, USAID - KINERJA

Page 5: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

3www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 3PANDUAN PENGGUNAAN MODUL 5

1 KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) 201. Latar Belakang 202. Pengertian FMS 213. Alternatif Nama 224. Pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik 225. Tujuan pengembangan FMS 236. Tugas dan fungsi FMS 23

2 TAHAPAN PENGEMBANGAN FMS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER

61

1. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam

Pelayanan Publik

61

a. Tahap Persiapan 61b. Tahap Pembentukan 62c. Tahap Penggiatan 62d. Tahap Integrasi 62e. Tahap Pengikatan atau pelembagaan 63

2. Identifikasi dan Analisis Stakeholder dalam Pengingkatan Pelayanan Publik 633. Konsep dan Kebijakan serta Strategi Peningkatan Pelayanan Publik 70

a. Latar Belakang 70b. Konsep dan Kebijakan Pelayanan Publik 72c. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan 75

4. Membangun Komitmen 77a. Pengertian 77b. Tujuan membangun komitmen 78c. Langkah dan cara-cara membangun komitmen 78

Page 6: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

4 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

3 OPTIMALISASI PERAN FMS DALAM ADVOKASI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

124

1. Kedudukan dan Peran FMS 1242. Dasar-dasar Advokasi Kebijakan Publik 1253. Tahapan Perencanaan dan Penganggaran Daerah 133

4 STRATEGI KEBERLANJUTAN FMS 144Strategi Pengembangan dan Keberlanjutan FMS 1521. Pengertian 1522. Unsur-unsur Pelembagaan 1523. Strategi Pengembangan 153

PERKENALAN, IDENTIFIKASI HARAPAN DAN POD 158• Pengantar 158• Tujuan Pembelajaran 158• Pokok Bahasan 159• Metode 159• Alat dan Bahan 159• Waktu 159• Proses Fasilitasi 159• Bahan Bacaan 161

- Pembelajaran Orang Dewasa 162- Pendidikan Partisipatif 164

LAMPIRAN-LAMPIRAN :1. Panduan fasilitasi sesi perkenalan, penyepakatan pengorganisasian pelatihan/

lokakarya, identifikasi harapan-harapan, Pembelajaran Orang Dewasa2. Lembar Paparan Fasilitator (LPF) untuk setiap modul3. Bahan Bacaan untuk setiap modul4. Lembar-lembar kerja untuk setiap modul

Page 7: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

5www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Modul sederhana ini berjudul “Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder dalam Upaya Peningkatan

Pelayanan Publik”. Modul ini disusun dan didorong atas kebutuhan untuk mewujudkan terjadinya peningkatan

efektifitas pengelolaan pelayanan publik di daerah, terutama yang didukung Program USAID-KINERJA dengan

melibatkan peran aktif para pemangku kepentingan yang tergabung dalam Forum Multi Stakeholder.

Sesuai dengan mandatnya, maka modul ini berisi 4 tema pokok, yaitu (1). Konsep dasar FMS, (2). Tahapan

pengembangan FMS untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik yang berbasis

standar dan responsif gender, (3). Optimalisasi kedudukan dan peran FMS dalam advokasi peningkatan

pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender, dan (4). Strategi keberlanjutan FMS. Selain 4

tema pokok di atas, modul ini dilengkapi modul tambahan berupa panduan lokakarya inisiasi pembentukan

FMS yang di dalamnya terdapat sesi perkenalan, menyusun harapan dan pendidikan orang dewasa.

Dengan maksud untuk memudahkan pengguna modul, setiap bahasan diurutkan penyajiannya mulai dari

tujuan pembelajaran, pokok bahasan, metode, alat dan bahan, waktu diperlukan, proses fasilitasi, bahan

bacaan dan lampiran-lampiran pendukung alat bantu belajar.

Modul ini dimaksudkan untuk dapat digunakan sebagai panduan untuk menyelenggarakan pelatihan juga untuk

melakukan pendampingan penguatan dan pengembangan FMS dalam advokasi peningkatan pelayanan publik

yang berbasis standar an responsif gender. Oleh karena itu, modul ini dapat digunakan oleh fasilitator pelatihan

dan/atau oleh pendamping penguatan dan pengembangan FMS.

Akhirnya, semoga modul ini dapat bermanfaat untuk memandu pelatihan maupun pendampingan

pengembangan FMS yang peduli dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan publik yang berbasis standard

an responsif gender.

PANDUAN PENGGUNAAN MODUL

Page 8: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

6 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

NO TEMA/BABPOKOK

BAHASANTUJUAN BELAJAR METODE

Alat Bantu Belajar/

REFERENSIWAKTU

1 2 3 4 5 6 7

I PERKENALAN, IDENTIFIKASI HARAPAN DAN PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

1. Perkenalan singkat peserta

2. Harapan peserta terhadap lokakarya,

3. Prinsip prinsip pembelajaran orang dewasa,

4. Maksud, Tujuan, Alur Lokakarya,

5. Agenda lokakarya,

6. Norma dalam

lokakarya.

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

1. Saling mengenal satu sama lain,

2. Menjelaskan tujuan lokakarya,

3. Mengidentifikasi harapan-harapan peserta lokakarya,

4. Meninjau siklus belajar orang dewasa yang akan digunakan selama lokakarya,

5. Menyepakati norma-norma untuk menciptakan suasana lokakarya yang kondusif, efektif, dan efisien.

1. Presentasi interaktif

2. Curah pendapat

3. Diskusi kelompok

4. Diskusi pleno

1. LPF (Lembar Paparan Fasilitator)

2. LK (Lembar Kerja)

3. Bahan Bacaan

2 jampel (90’)

II KONSEP DASAR

FMS

- Pengertian FMS

- Pentingnya FMS

- Tujuan

Setelah sesi ini diharapkan peserta dapat :

- Menjelaskan pengertian dan pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik

- Menjelaskan tujuan pengembangan FMS dalam peningkatan pelayanan publik.

- Menjelaskan tugas dan fungsi FMS dalam peningkatan pelayanan publik.

- Presentasi Presentasi Interaktif

- Curah Pendapat

- Diskusi kelompok dan

- Diskusi pleno

1. LPF (Lembar Paparan Fasilitator)

2. LK (Lembar Kerja)

3. Bahan Bacaan

2 jampel (90’)

SILABI PANDUAN PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR

DAN RESPONSIF GENDER

Page 9: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

7www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

NO TEMA/BABPOKOK

BAHASANTUJUAN BELAJAR METODE

Alat Bantu Belajar/

REFERENSIWAKTU

1 2 3 4 5 6 7

III TAHAPAN PENGEMBANGAN FMS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK

1. Tahapan pengembangan FMS

2. Identifikasi dan analisa stakeholder

3. Konsep dan kebijakan serta strategi peningkatan pelayanan publik

4. Membangun Komitmen

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

- Menjelaskan tahap-tahap pengembangan FMS

- Menjelaskan cara dan tahapan identifikasi dan analisa stakeholder

- Melakukan simulasi identifikasi dan analisa stakeholder.

- Menjelaskan konsep dan kebijakan serta strategi pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender.

- Menjelaskan cara dan tahapan membangun komitmen untuk memulai program/kegiatan.

1. Presentasi Interaktif

2. Curah Pendapat

3. Diskusi kelompok dan

4. Diskusi pleno5. Praktek

1. LPF (Lembar Paparan Fasilitator)

2. LK (Lembar Kerja)

3. Bahan Bacaan

5 jampel (225’)

IV OPTIMALISASI KEDUDUKAN DAN PERAN FMS DALAM ADVOKASI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER

1. Peran FMS dalam Advokasi kebijakan dalam pelayanan publik

2. Dasar-dasar advokasi kebijakan dalam pelayanan publik

3. Partisipasi FMS dalam perencanaan dan

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

• Menjelaskani peran FMS dalam advokasi kebijakan pelayanan publik.

•Menjelaskani dasar-dasar advokasi kebijakan dalam pelayanan publik.

• Menjelaskani tahapan perencanaan dan penganggaran

1. Presentasi Interaktif

2. Curah Pendapat

3. Diskusi kelompok dan

4. Diskusi pleno

5. Round Robin

6. Praktek

1. LPF (Lembar Paparan Fasilitator)

2. LK (Lembar Kerja)

3. Bahan Bacaan

3 jampel (135’)

Page 10: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

8 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

NO TEMA/BABPOKOK

BAHASANTUJUAN BELAJAR METODE

Alat Bantu Belajar/

REFERENSIWAKTU

1 2 3 4 5 6 7

penganggaran tahunan daerah dalam rangka peningkatan pelayanan publik.

daerah peluang-peluang partisipasi FMS.

V STRATEGI KEBERLANJUTAN FMS

1. Pengertian dan alasan pentingnay keberlanjutan

2. Aspek dan indikator keberlanjutan

3. Strategi pengembangan untuk keberlanjutan FMS

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya keberlanjutan

2. Menjelaskan Aspek dan indikator keberlanjutan

3. Merumuskan strategi pengembangan untuk keberlanjutan FMS

1. Presentasi Interaktif

2. Curah Pendapat

3. Diskusi kelompok dan

4. Diskusi pleno

5. LPF (Lembar Paparan Fasilitator)

6. LK (Lembar Kerja)

7. Bahan Bacaan

3 jampel (135’)

Page 11: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

9www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

11Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

Page 12: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

10 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya FMS

dalam upaya peningkatan pelayanan publik yang

berbasis standar dan responsif gender.

2. Menyebutkan beberapa alternatif nama dan

bentuk organisasi forum para pemangku

kepentingan.

3. Menjelaskan tujuan pengembangan FMS dalam

upaya peningkatan pelayanan publik.

4. Menjelaskan peran dan fungsi FMS dalam

upaya peningkatan pelayanan publik.

POKOK BAHASAN

1. Pengertian FMS.

2. Pentingnya FMS dalam upaya peningkatan

pelayanan publik yang berbasis standard dan

responsive gender.

3. Alternatif nama, bentuk forum dan unsur-unsur

yang dapat terlibat.

4. Tujuan, peran dan fungsi FMS dalam upaya

peningkatan pelayanan publik yang berbasis

standard dan responsive gender.

I. KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS)

METODE

1. Presentasi interaktif

2. Curah pendapat

3. Berpasangan

4. Round Robin/kelompok berkeliling

5. Diskusi

ALAT DAN BAHAN

1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),

2. Flipchart,

3. LCD,

4. Komputer/laptop,

5. Kertas Plano,

6. Spidol,

7. Kertas Metaplan,

8. Lakban kertas.

WAKTU

90 menit

Page 13: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

11www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

PROSES FASILITASI

1. Pengantar dan pembahasan pengertian FMS (15 menit) a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul

sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan

tema Konsepsi FMS.

b. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa

yang mereka ketahui tentang FMS.

c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari

setiap pendapat peserta, lalu merumuskan

bersama tentang apa yang dimaksud

dengan FMS.

d. Kemudian sebagai bahan pembanding,

fasilitator dapat menayangkan slide tentang

pengertian FMS.

2. Curah pendapat dengan buzz group (berpasangan) tentang “pentingnya FMS” (20 menit).a. Fasilitator meminta peserta untuk

berkelompok atau berpasangan dengan

teman di sebelah kanannya. Apabika

berkelompok dibuat secara acak dan agar

diperhatikan proporsi antar laki-laki dan

perempuannya.

b. Kemudian fasilitator mengajukan pertanyaan

kepada peserta tentang “Mengapa

FMS penting dalam upaya peningkatan

pelayanan publik ?”

c. Fasilitator meminta setiap kelompok atau

pasangan untuk mendiskusikan pertanyaan

tersebut dan menuliskan jawabannya pada

kertas metaplan. Setiap pasangan bisa

menulis lebih dari satu jawaban.

d. Setelah selesai berdiskusi, setiap pasangan

diminta menempel jawabannya ditempat

yang telah disediakan.

e. Fasilitator mengklarifikasi dan

mengkonfirmasi setiap jawaban dan

merangkumnya menjadi butir-butir

pentingnya FMS dalam upaya peningkatan

pelayanan publik.

f. Fasilitator dapat menambahnya dengan

menayangkan slide tentang pentingnya MSF

yang telah disiapkan.

3. Curah pendapat dengan buzz group (berpasangan) tentang alternatif nama-nama forum (20 menit)a. Fasilitator meminta peserta masih tetap

berpasangan dengan teman sebelah

kanannya. Kemudian meminta setiap

pasangan untuk mendiskusikan alternatif

nama-nama forum itu apa saja.

b. Setelah selesai berdiskusi, setiap pasangan

diminta menempel jawabannya ditempat

yang telah disediakan.

c. Fasilitator mengklarifikasi dan

mengkonfirmasi setiap jawaban dan

merangkumnya menjadi butir-butir alternatif

nama-nama FMS dalam upaya peningkatan

pelayanan publik.

d. Fasilitator menanyakan kepada peserta

tentang unsur-unsur masyarakat apa saja

yang dapat terlibat dalam FMS.

e. Fasilitator dapat menambahnya dengan

menayangkan slide tentang alternatif

nama-nama dan unsur-unsur masyarakat

yang dapat terlibat dalam FMS yang telah

disediakan.

Page 14: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

12 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

4. Diskusi dengan Round Robin (kelompok berkeliling) tentang tujuan, peran dan fungsi FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik (25 menit).a. Fasilitator memajang/menempel tiga kertas

plano dengan jarak antar kertas sedemikian

rupa. Kertas pertama bertuliskan judul

TUJUAN PENGEMBANGAN FMS, kertas

kedua berjudul PERAN FMS, kemudian

kertas ketiga berjudul FUNGSI FMS.

b. Fasilitator membagi peserta menjadi tiga

kelompok dengan mempertimbangkan

jumlah perempuan dan laki-laki dalam

kelompok tersbut seimbang dan dipastikan

mereka aktif dan partisipatif. Kemudian

setiap kelompok berdiri di depan salah satu

kertas plano. Kelompok I berdiri di depan

plano pertama, kelompok II berdiri di depan

plano kedua dan kelompok III berdiri di

depan plano ketiga.

c. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk

mendiskusikan dan mengisi jawaban pada

kertas plano di hadapannya selama 5 menit.

d. Kemudian kelompok diminta bergeser dari

hadapannya, kelompok I ke plano kedua,

kelompok II ke plano ketiga dan kelompok

III ke plano I. Selanjutnya setiap kelompok

diminta untuk menambah isi jawaban pada

plano yang dihadapi. Waktu yang disediakan

untuk mendiskusikan selama 2 menit.

Dengan hal yang sama, setiap kelompok

bergeser dan menambah jawaban pada

plano yang di hadapi dalam waktu 2 menit,

yaitu kelomp I menghadap pada plano

ketiga, kelompok II pada plano pertama dan

kelompok III pada plano kedua. Pergeseran

kelompok yang terakhir adalah pada posisi

semula, yaitu kelompok I menghadap pada

plano pertama, kelompok II pada plano

kedua dan kelompok III pada plano ketiga.

e. Setelah masing-masing kelompok berdiri

pada posisi semula, selanjutnya setiap

kelompok diminta mencermati isian yang

ada. Kalau ada yang dirasa masih kurang,

kelompok bisa melengkapi.

f. Selanjutnya fasilitator mengklarifikasi dan

mengkonfirmasi setiap jawaban, sekaligus

merangkumnya.

5. Rangkuman dan Penutup (10 menit) Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil

paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting

bahwa FMS bukanlah merupakan hal baru

serta sungguh penting dan amat strategis

keberadaan, peran dan fungsinya dalam upaya

peningkatan efektifitas pelayanan publik.

Page 15: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

13www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

LEMBAR FASILITASI FASILITATOR TerlampirdalamfileLPF-1

KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER

Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik

Wadah/wahana/media/event /mekanisme atau proses bagi para pemangku kepentingan untuk bertemu, berkomunikasi dan membicarakan serta menanggapi sesuatu sebagai upaya untuk mencapai tujuan bersama, yaitu berperan dalam upaya peningkatan efektifitas pelayalanan publik.

Pengertian

Page 16: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

14 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Gugus Kerja • Jaringan • Gerakan • Aliansi• Koalisi• Forum Kerja

Pengertian• Komisi• Forum Peduli• Konsorsium• Front• Dll

• Partisipasi adalah hak warga yang merupakan bagian dari hak asasi yang melekat dalam diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini terdapat dalam kovenan International dan Peraturan Perundangan di Indonesia

• Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam pemerintahan telah terbukti memberikan sumbangan yang signifikan terhadap peningkatan pelaksanaan good governance dan kualitas pelayanan publik, mempermudah pelaksanaan karena trust sudah terbangun.

Pentingnya MSF (1)

Page 17: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

15www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

1. Sektoral• Sektor Pendidikan (DGP, BOSP, MBS)• Sektor Kesehatan (PA, IMD, ASI Ekslusif)• Perbaikan Iklim Usaha (PTSP, Review Regulasi, Survei Ekonomi

pemerintah daerah)

2. Lintas Sektor• Penguatan Media• Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan• Analisis APBD• Pengembangan manajemen kinerja pemerintah daerah• PUG• Pengembangan kemitraan publik dan swasta

Fokus perhatian (pada Program KINERJA)

• Refleksi pengalaman program/proyek-proyek terdahulu yang tidak atau kurang partisipatif menimbulkan kegagalan

• Pelaksanaan partisipasi terbukti meningkatkan kepercayaan masyarakat

• Partisipasi menjamin keberlanjutan

• Pelibatan MSF salah satu perwujudan dari partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan, termasuk dalam pelayanan publik

Pentingnya MSF (2)

Page 18: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

16 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

3. Level :

• Unit pelayanan• Tingkat kabupaten/kota

1. Unit Pelayanan :• Sekolah (siapa saja?) • Puskesmas (siapa saja ?)

2. Tingkat Kab/kota :• Pendidikan (siapa saja?)• Kesehatan (siapa saja?)• Perbaikan Iklim usaha (siapa saja ?), dan/atau• Gabungan sektor-sektor (siapa saja?)

Para Pihak yang Terkait

Page 19: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

17www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Mengupayakan agar forum dapat menjadi pusat informasi masyarakat tingkat kabupaten/kota.

• Memfasilitasi jaringan komunikasi, dan koordinasi antar pemangku kepentingan di tingkat kab/kota.

• Memberikan alternatif-alternatif solusi terkait dengan isu tentang pengelolaan sekolah.

• Merevitalisasi institusi adat atau forum yang telah ada• Menjadi alat pendidikan kritis warga/media pembelajaran (learning

center) di tingkat kab/kota.

Tugas dan Fungsi FMS (1)

1. Membangun kesepahaman para pemangku kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik.

2. Membangun komitmen dan kebersamaan untuk mendukung upaya peningkatan pelayanan publik.

3. Menyepakati (bersama-sama) hal-hal yang menjadi tolok ukur perbaikan pelayanan publik.

4. Mengorganisasikan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya perbaikan pelayanan publik.

Tujuan Pengembangan dan Penguatan FMS

Page 20: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

18 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian masyarakat,

khususnya basis organisasi partisipan forum.

• Mendukung penyediaan wahana komunikasi dan jejaring inter dan

antar anggota organisasi partisipan forum.

• Memberikan tempat untuk melakukan tukar pikiran, berbagi

informasi dan konsultasi tentang kinerja pengelolaan pelayanan

publik.

Tugas dan Fungsi FMS (3)

• Menjadi solidarity makers (warga dan forum-forum) di tingkat kab/kota.

• Memantau pelayanan pendidikan dan mengawal kepentingan warga.

• Advokasi kebijakan untuk perbaikan layanan pendidikan.• Mendorong adanya kompetisi positif dalam peningkatan

layanan.

Tugas dan Fungsi FMS (2)

Page 21: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

19www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Memudahkan proses pemantauan capaian kinerja pelayanan publik, baik sektor pendidikan, kesehatan, dan sektor pengembangan ekonomi lokal.

• Menyediakan wahana untuk merumuskan strategi dan melakukan aksi-aksi advokasi untuk perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.

Tugas dan Fungsi FMS(4)

Page 22: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

20 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

BAHAN BACAAN

KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS)

1. Latar Belakang

Pokok bahasan ”Konsep Dasar FMS” dimaksudkan

sebagai sesi untuk menjelaskan pengertian FMS

dan mengapa FMS itu penting. Di samping itu, juga

akan membahas tujuan, peran dan fungsi FMS,

khususnya dalam upaya peningkatan pelayanan

publik.

Beberapa sub tema ini perlu dibahas karena

masih banyak para pemangku kepentingan yang

terkait dengan suatu program tertentu yang belum

memahami apa yang dimaksudkan dengan FMS,

untuk apa sesungguhnya FMS perlu dikembangkan

serta apa peran dan fungsinya dalam upaya

peningkatan pelayanan publik.

Program USAID-KINERJA adalah program bantuan

teknis kerjasama Pemerintah Indonesia dengan

Pemerintah Amerika Serikat, melalui United States

Agency for International Development (USAID)/

Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat,

yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan

publik melalui peningkatan pengelolaan/manajemen

pelayanan dan peningkatan partisipasi masyarakat,

khususnya di tiga sektor yakni pendidikan,

kesehatan, dan peningkatan iklim usaha.

Ada lima propinsi yang menjadi mitra Program

USAID-KINERJA yaitu: Aceh, Jawa Timur, Sulawesi

Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua. Di masing-

masing propinsi, USAID-KINERJA bekerja di 5

kabupaten/kota, kecuali di Papua ada 4 kabuapten/

kota. sehingga total berjumlah 24 kabupaten/kota.

Kabupaten/Kota mitra program KINERJA adalah

sebagai berikut:

No Aceh Jawa Timur Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Papua1 Kota Banda Aceh Kota Probolinggo Kota Singkawang Kota Makasar Kota Jayapura2 Bener Meriah Probolinggo Sambas Bulukumba Jayapura3 Aceh Tenggara Jember Bengkayang Barru Mimika4 Aceh Singkil Bondowoso Sekadau Luwu Jayawijaya5 Simelue Tulung Agung Melawi Luwu Utara

Page 23: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

21www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Pendekatan dalam pelaksanaan paket program

KINERJA berfokus pada tata kelola pemerintahan

(governance), sehingga kegiatan intervensinya

tidak hanya fokus pada sisi penyedia pelayanan,

namun juga pada sisi pengguna pelayanan.

Pada sisi penyedia pelayanan, KINERJA akan

mempromosikan dan mendukung transparansi,

partisipasi dan akuntabilitas pengelolaan pelayanan.

Pada sisi pengguna pelayanan, KINERJA akan

memfokuskan upayanya untuk menguatkan

kapasitas masyarakat sipil dalam advokasi untuk

menuntut perbaikan pelayanan publik. KINERJA

akan mendorong tumbuhnya dialog kedua belah

pihak tersebut memalui FMS.

Belajar dari praktik baik dari beberapa pelayanan

publik, khususnya di sektor kesehatan dan sektor

pendidikan, FMS dapat juga dilakukan untuk

memperkaya wawasan dan mempercepat perbaikan

pelayanan kepada masyarakat. Bahan bacaan ini

bermaksud memberikan gambaran secara umum

untuk menginisiasi dan mengembangkan forum

multi stakeholder di kabupaten. Pelaksanaan di

tiap kabupaten tentu akan berbeda sesuai dengan

dinamika daerah, sehingga perlu ada penyesuaian-

penyesuaian. Bagi daerah yang telah ada forum

semacan ini, tidak harus melalui semua tahapan

proses seperti yang terurai dalam dokumen ini.

2. Pengertian FMS

Forum Multi Stakeholder adalah media atau ruang

untuk mempertemukan para pemangku kepentingan

guna merespon isu-isu yang menjadi kepedulian

bersama dan tujuan bersama. Anggota MSF

dapat berasal dari berbagai unsur kepentingan

masyarakat (individu dan atau kelompok) baik dari

unsur eksekutif, legislatif, media, sektor bisnis, dan

lain-lain. Pertemuan, diskusi dan forum bersama

antar pemangku kepentingan menjadi penting

untuk mengembangkan proses dialogis dan

membangun kesadaran bersama serta melakukan

aksi bersama. Dalam konteks pelayanan publik,

forum multi stakeholder ini merupakan proses

dialogis antara penyedia pelayanan dan pengguna

pelayanan untuk mencapai suatu pelayanan publik

yang berstandar,efektif, efisien, terjangkau dan

berwawasan gender.

Apa yang telah diupayakan oleh pemerintah

(selaku penyedia pelayanan publik) serta apa

yang terjadi dan diharapkan masyarakat (selaku

pengguna pelayanan) harus diupayakan ada titik

temu. Pertemuan dan forum juga akan menjadi

ajang untuk menyepakati apa saja yang akan

dilakukan oleh masing-masing pelaku/berbagi

peran dan tanggungjawab, berbagi informasi, saling

mendukung dalam upaya perbaikan bersama.

Pada tahap awal FMS, tidaklah harus merupakan

pertemuan formal, lokakarya atau bahkan

merupakan organisasi atau lembaga formal. Namun,

bisa juga merupakan forum-forum terbatas yang

informal. Pada tahapan lebih lanjut, FMS bisa saja

membentuk organisasi atau lembaga pelaksana

(didorong menjadi organisasi atau lembaga formal)

jika memang diperlukan sesuai dengan dinamika

dan kebutuhan lokal.

Dalam konteks program KINERJA, pemangku

kepentingan adalah unsur-unsur dari masyarakat,

baik individu atau kelompok, eksekutif, DPRD,

Page 24: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

22 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

media yang berkepentingan terhadap pelayanan

publik sebagai berikut:

a. Kesehatan dasar, khususnya kesehatan ibu dan

anak dengan fokus pada persalinan aman dan

inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eklusif

b. Pendidikan dasar dengan fokus pada

manajemen berbasis sekolah, distribusi guru

yang proporsional, dan penghitungan biaya

operasional satuan pendidikan

c. Pengembangan iklim usaha lokal dengan fokus

pada pengembangan pelayanan perijinan

terpadu satu atap dan tinjauan regulasi.

3. Alternatif Nama

Banyak pilihan nama yang dapat digunakan untuk

menamai FMS dalam upaya peningkatan pelayanan

publik. Adapun alternatif nama-nama tersebut

adalah sebagai berikut :

• Gugus Kerja

• Jaringan

• Gerakan

• Aliansi

• Koalisi

• forum Kerja

• Komisi

• Forum Peduli

• Front

Kinerja mendorong untuk menggunakan nama-nama

sesuai dengan kearifan lokal.

4. Pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik

Keberadaan dan peran FMS dalam pengelolaan

pelayanan publik adalah penting dan strategis, lebih-

lebih dalam sektor pendidikan, sektor kesehatan dan

sektor pengembangan ekonomi lokal. Peran FMS

dalam pengelolaan pelayanan ketiga sektor ini amat

penting karena ketiganya adalah pelayanan publik

dasar yang secara minimum harus dapat dinikmati

oleh seluruh masyarakat.

Penting dan strategisnya keberadaan FMS karena

dengan terselenggaranya FMS para pemangku

kepentingan, baik selaku penyedia pelayanan

maupun pengguna pelayanan, termasuk kelompok

perempuan dan marjinal, dapat berkomunikasi,

berdialog dan berdiskusi untuk memberikan

kontribusi dalam rangka peningkatan pelayanan.

Beberapa pertimbangan yang mendorong

pentingnya FMS dalam upaya peningkatan

pelayanan publik, sebagai berikut :

a. Partisipasi adalah hak warga yang merupakan

bagian dari hak asasi yang melekat dalam

diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini

terdapat dalam kovenan International dan

Peraturan Perundangan di Indonesia.

b. Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam

pemerintahan telah terbukti memberikan

sumbangan yang signifikan terhadap

peningkatan pelaksanaan good governance

dan kualitas pelayanan publik, mempermudah

pelaksanaan karena trust sudah terbangun.

Page 25: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

23www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

c. Refleksi pengalaman program/proyek-proyek

terdahulu yang tidak atau kurang partisipatif

menimbulkan kegagalan.

d. Pelaksanaan partisipasi terbukti meningkatkan

kepercayaan masyarakat.

e. Partisipasi, termasuk dari kelompok perempuan

dan marjinal akan menjamin keberlanjutan

f. FMS atau pelibatan multi stakeholder

adalah salah satu perwujudan dari partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan pembangunan,

termasuk dalam pelayanan publik.

5. Tujuan Pengembangan FMS

Secara umum, pengembangan FMS ini bertujuan

agar terjadi peningkatan mutu pelayanan publik

melalui transparansi, akuntabilitas dan partisipasi

pengelolaan pelayanan. Adapun secara khusus

bertujuan :

a. Membangun kesepahaman lintas pelaku dan

pemangku kepentingan (LSM, pemerintah

daerah dan pemerhati pelayanan publik)

terhadap perbaikan kinerja pelayanan di disektor

kesehatan, pendidikan, dan perbaikan iklim

usaha

b. Membangun komitmen dan kebersamaan multi

stakeholders untuk bersama-sama sebagai

tim mendukung berbagai upaya peningkatan

pelayanan program kesehatan ibu dan anak,

manajemen pendidikan, dan perbaikan iklim

usaha

c. Bersama-sama menyepakati hal-hal yang

menjadi tolok ukur perbaikan kinerja pelayanan

publik khususnya dalam pelayanan kesehatan

ibu dan anak, manajemen pendidikan dan

perbaikan iklim usaha.

d. Mengorganisasikan berbagai pemangku

kepentingan dalam mengupayakan perbaikan

pelayanan kesehatan ibu dan anak, manajemen

pendidikan, dan perbaikan iklim usaha.

6. Tugas dan Fungsi FMS

Tugas dan fungsi FMS sangat bervariasi sesuai

dengan tahapan dan dinamika lokal yang terjadi.

Namun secara umum peran dan fungsi FMS adalah

sebagai berikut:

a. Tugas

1) Mengupayakan agar forum dapat menjadi

pusat informasi masyarakat tingkat

kabupaten/kota.

2) Memfasilitasi jaringan komunikasi, dan

koordinasi antar pemangku kepentingan di

tingkat kab/kota.

3) Memberikan alternatif-alternatif solusi terkait

dengan isu tentang pengelolaan sekolah

4) Merevitalisasi institusi adat atau forum yang

telah ada.

5) Menjadi alat pendidikan kritis warga/media

pembelajaran (learning center) di tingkat

kab/kota.

6) Menjadi solidarity makers (warga dan forum-

forum) di tingkat kab/kota.

7) Memantau pelayanan pendidikan dan

mengawal kepentingan warga.

8) Advokasi kebijakan untuk perbaikan

layanan pendidikan.

Page 26: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)

24 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

9) Mendorong adanya kompetisi positif dalam

peningkatan layanan

a. Fungsi

Keberadaan dan peran-peran forum akan

memberikan berbagai fungsi dalam rangka

peningkatan pelayanan publik, antara lain:

1) Fasilitasi penyadaran dan pengorganisasian

masyarakat, khususnya basis organisasi

partisipan forum.

2) Mendukung penyediaan wahana

komunikasi dan jejaring inter dan antar

anggota organisasi partisipan forum.

3) Memberikan tempat untuk melakukan tukar

pikiran, berbagi informasi dan konsultasi

tentang kinerja pengelolaan pelayanan

publik yang berbasis standar dan responsif

gender.

4) Memudahkan proses pemantauan

capaian kinerja pelayanan publik, baik

sektor pendidikan, kesehatan, dan sektor

pengembangan ekonomi lokal.

5) Menyediakan wahana untuk merumuskan

strategi dan melakukan aksi-aksi advokasi

untuk perubahan kebijakan dalam rangka

peningkatan kuantitas dan kualitas

pelayanan publik. yang berbasis standar dan

responsif gender berpihak kepada kelompok

rentan dan minoritas.

Page 27: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

25www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

22Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

Page 28: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

26 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

1. Menjelaskan tahap-tahap pengembangan FMS

2. Menjelaskan cara untuk identifikasi dan analisa

stakeholder terkait dengan upaya peningkatan

pelayanan publik yang berbasis standar dan

responsif gender.

3. Melakukan simulasi untuk identifikasi dan

analisis stakeholder terkait dengan upaya-upaya

peningkatan pelayanan publik.

4. Menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan

publik yang berbasis standar dan responsive

gender.

5. Menjelaskan proses dan langkah-langkah

membangun komitmen.

II. TAHAPAN PENGEMBANGAN FMS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER

POKOK BAHASAN

1. Tahapan pengembangan FMS untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pelayanan publik.

2. Identifikasi dan analisis stakeholder terkait

dengan peningkatan pelayanan publik.

3. Konsep dan kebijakan serta strategi peningkatan

pelayanan publik yang berbasis standar dan

responsif gender.

4. Membangun komitmen untuk berhimpun.

METODE

1. Ceramah interaktif

2. Curah pendapat,

3. Diskusi kelompok dan pleno

4. Praktek

Page 29: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

27www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

ALAT DAN BAHAN

1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),

2. Bahan bacaan,

3. Papan tulis plano,

4. LCD,

5. Komputer/laptop,

6. Kertas Plano,

7. Spidol,

8. Kertas Metaplan,

9. Lakban kertas.

WAKTU

225 menit

PROSES FASILITASI

1. Penjelasan interaktif dan curah pendapat (15 menit) a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul

sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan

tema sesi ini.

b. Fasilitator melanjutkan penjelasannya

bahwa dalam pengembangan FMS

harus selalu melibatkan dan mendorong

keikutsertaan perempuan, begitu juga

dengan keanggotaan FMS, perlu ada

keseimbangan jumlah keanggotaan antara

perempuan dan laki-laki.

c. Fasilitator menanyakan kepada peserta,

apa pendapat mereka tentang tahapan

pengembangan FMS

d. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari

setiap pendapat peserta, lalu merumuskan

bersama peserta tentang apa yang

dimaksud dengan tahapan pengembangan

FMS.

e. Sebagai bahan pembanding, fasilitator dapat

menayangkan slide tentang pengertian

tahapan dan pentingnya memahami tahapan

pengembangan FMS.

f. Fasilitator mengajak peserta untuk

memberikan komentar terhadap presentasi

dan mendiskusikannya untuk mencapai

kesepahaman.

2. Curah pendapat (20 menit)a. Fasilitator menanyakan kepada peserta

tentang unsur-unsur atau pihak-pihak yang

terlibat dalam FMS.

b. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari

setiap pendapat peserta dan meminta

konfirmasi dari peserta lainnya dan

mendiskusikannya sehingga tercapai suatu

kesepakatan.

c. Fasilitator dapat menayangkan slide

tentang unsur-unsur atau pihak-pihak yang

terlibat dalam FMS dan mendiskusikannya

dengan peserta sehingga tercapai suatu

kesepakatan.

d. Fasilitator mendiskusikan dengan peserta

tahapan dalam kegiatan identifikasi dan

analisa stakeholder

Page 30: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

28 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

3. Penjelasan Interaktif (30 menit)a. Fasilitator menjelaskan beberapa sub

tema tentang tahap-tahap kegiatan

identifikasi dan analisis stakeholder dengan

menayangkan slide yang telah disiapkan.

b. Fasilitator memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya, memberi tanggapan

dan saran tentang tahapan kegiatan ini.

4. Diskusi dengan Round Robin tentang para pemangku kepentingan dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan publik (25 menit)a. Fasilitator memajang/menempel empat

kertas plano dengan jarak antar kertas

sedemikian rupa sehingga memudahkan

perpindahan kelompok. Kertas

pertama bertuliskan judul MENGAPA

PERLU MELAKUKAN IDENTIFIKASI

STAKEHOLDER, kertas kedua berjudul

MENGAPA PERLU MELAKUKAN ANALISIS

STAKEHOLDER, kemudian kertas ketiga

berjudul DAFTAR STAKEHOLDER

PEMERINTAHAN, serta kertas keempat

berjudul DAFTAR STAKEHOLDER NON-

Pemerintah

b. Fasilitator membagi peserta menjadi empat

kelompok. Kemudian setiap kelompok

berdiri di depan salah satu kertas plano.

Kelompok I berdiri di depan plano pertama,

kelompok II berdiri di depan plano kedua

dan kelompok III berdiri di depan plano

ketiga serta kelompok IV berdiri di depan

plano keempat.

c. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk

mendiskusikan dan mengisi jawaban pada

kertas plano di hadapannya selama 5 menit.

d. Kemudian kelompok diminta bergeser

menghadapnya; kelompok I ke plano kedua,

kelompok II ke plano ketiga dan kelompok III

ke plano IV serta kelompok IV ke plano satu.

Selanjutnya setiap kelompok diminta untuk

menambah isi jawaban pada plano yang

dihadapi. Waktu yang disediakan selama

2 menit. Dengan hal yang sama, setiap

kelompok bergeser dan menambah isi

jawaban pada plano yang di hadapi dalam

waktu 2 menit.

e. Pergeseran terus dilakukan setiap 2 menit

sampai kelompok kembali ke plano semula

yaitu kelomp I menghadap pada plano satu,

kelompok II pada plano kedua dan kelompok

III pada plano ketiga serta kelompok IV pada

plano keempat.

f. Setelah masing-masing kelompok berdiri

pada posisi semula, selanjutnya setiap

kelompok diminta mencermati isian yang

ada. Kalau ada yang dirasa masih kurang

kelompok bisa melengkapi.

g. Selanjutnya fasilitator mendiskusikanya

dengan peserta untuk mengklarifikasi dan

mengkonfirmasi setiap jawaban, sekaligus

merangkumnya.

5. Penjelasan interaktif (30 menit):a. Fasilitator menjelaskan hal-ikhwal

terkait dengan pelaksanaan identifikasi

dan identifikasi stakeholder dengan

menggunakan slide LPF

b. Fasilitator memberi kesempatan kepada

peserta untuk menanggapi, bertanya dan

memberi saran.

c. Fasilitator melanjutkan penjelasannya

Page 31: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

29www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

terkait dengan analisis stakeholder dengan

menggunakan LPF dan LK (Lembar Kerja)

instrumen yang telah disiapkan.

d. Fasilitator memberi kesempatan kepada

peserta untuk menanggapi, bertanya dan

memberi saran.

6. Diskusi kelompok ( 60 menit):a. Peserta dibagi dalam 4 kelompok. Setiap

kelompok membahas pertanyaan-

pertanyaan di bawah dalam kelompok

selama 30 menit. Adapun pertenyaan-

pertanyaan kelompok sebagai berikut :

1) Pertanyaan untuk kelompok I

- Apakah konsep dasar dan hakekat

pelayanan publik ?

- Apa sajakah ruang lingkup

pelayanan publik?

2) Pertanyaan untuk kelompok II

- Apakah yang dimaksud dengan

perubahan pola pikir “dari petugas

yang berkuasa menjadi petugas

yang melayani masyarakat”

- Berkaitan dengan perubahan pola

pikir tadi dan berdasarkan UU Nomor

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik, apa sajakah kewajiban

penyelenggara pelayanan publik?

3) Pertanyaan untuk kelompok III

- Apakah yang dimaksud dengan

pelayanan publik yang berbasis

standar? Berikan beberapa contoh ¡

- Apakah yang dimaksud dengan

pelayanan publik yang responsif

gender? Berikan beberapa contoh ¡

4) Pertanyaan untuk kelompok IV

- Sebutkan beberapa hak masyarakat,

termasuk perempuan dan kelompok

marginal, dalam pengelolaan

pelayanan publik?

- Dalam hal apa sajakah masyarakat,

termasuk perempuan dan kelompok

marginal, dapat berpartisipasi dalam

pengelolaan pelayanan publik?

b. Jika diskusi kelompok sudah selesai,

selanjutnya hasilnya dibahas dalam pleno.

c. Fasilitator dapat mereview dan

merangkumnya dengan penanyangan slide

yang telah disediakan.

7. Penjelasan interaktif dan curah pendapat (35 menit)a. Fasilitator menjelaskan bahwa bagian sesi

yang akan dibahas pada sub modul ini

adalah bagaimana membangun komitmen

bersama untuk berhimpun

b. Fasilitator menanyakan kepada peserta :

“Menurut pengalaman peserta langkah apa

saja dilakukan untuk membangun komitmen

bersama untuk meningkatkann kulaitas

pelayanan publik?”

c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari

setiap pendapat peserta, lalu merumuskan

bersama peserta tentang apa yang

dimaksud dengan “membangun komitmen”.

d. Sebagai tambahan bahan perangkum,

fasilitator dapat menayangkan slide

tentang “Apa dan bagaimana membangun

komitmen”.

Page 32: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

30 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

8. Rangkuman dan Penutup (10 menit) Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil

paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting

bahwa MSF bukan merupakan hal baru serta

sungguh keberadaan dan perannya sangat

penting dalam upaya-upaya peningkatan

efektifitas pelayanan publik.

Page 33: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

31www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

LEMBAR PAPARAN FASILITATOR LPF 2.1 : Tahapan Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

TAHAPAN PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS)

• Memperkuat forum yang telah ada terkait dengan paket program.• Jika belum ada forum yang relevan dengan paket program

KINERJA, dapat diinisiasi oleh LPSS dan OMP dengan berkoordinasi dengan Tim Teknis yang telah dibentuk.

- Pengorganisasian masyarakat pengguna layanan/kelompok peduli sektor pelayanan publik (stakeholder non pemerintah).

- Multi stakeholder yang diperluas (Non pemerintah dan pemerintah).

- Pelembagaan.

Strategi pengembangan

Page 34: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

32 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

A. Tahap Persiapan Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan Membangun

kepercayaan dan komitmen antar pemangku kepentingan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Identifikasi tokoh kelompok, analisa dan pemetaan stakeholder.• Sosialisasi program kepada semua pihak yang berpotensi mendukung program baik

dengan unsur pemerintah daerah, DPRD, Organisasi masyarakat Sipil, Media dan lain-lain. Sosialisasi ini dilakukan dengan melakukan pertemuan audiensi dengan pihak-pihak terkait dan dapat pula dilakukan dalam forum lokakarya.

• Melakukan komunikasi awal dengan stakeholder terpilih, baik secara formal maupun informal.

• Komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak “kunci” yang berpengaruh tinggi.

Tahapan Pengembangan

Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan Pengorganisasian dan pengembangan kegiatan Forum Multi Stakeholder. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

• Berbagi informasi tentang Praktek yang Baik dan inovasi yang berhasil dari daerah lain.

• Pemilihan dan pembuatan SK untuk legalisasi Forum. • Penyusunan SK Kepala SKPD untuk Tim Teknis.• TOT untuk fasilitator daerah dan tim teknis. • Diseminasi SK SKPD dan manual-manual yang ada.

Pembentukan

Page 35: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

33www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan 1) Penguatan FMS dalam monitoring pelayanan dan advokasi kebijakan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain:• Pertemuan atau diskusi berkala untuk peningkatan kapasitas Forum

Multi Stakeholder dan atau untuk disseminasi informasi terkait peraturan-perundangan.

• Hearing dengan legislatif dan eksekutif.• Melaksanakan survei pengaduan (tersedia modul tersendiri).• Pendampingan dalam pengawasan pelaksanaan kegiatan.• Mendorong masyarakat (warga) untuk menulis artikel atau laporan di media

utama maupun media sosial tentang proses dan hasil kegiatan (jurnalisme warga). Panduan tentang jurnalisme warga juga telah tersedia.

Penggiatan

2. Penguatan FMS dalam artikulasi gagasan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain:

• Disseminasi dan publikasi gagasan untuk perbaikan pengelolaan sekolah melalui media cetak, elektronik, atau media alternatif.

• Penandatanganan janji perbaikan layanan• Produksi dan distribusi media cetak, sepetrti leaflet, brosur,

banner, dll.• Memperkuat jurnalisme warga.

Penggiatan

Page 36: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

34 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:• Pengembangan kapasitas dalam advokasi kebijakan perencanaan

dan pengangaran daerah untuk mendukung pelembagaan dan keberlanjutan FMS.

• Pertemuan reguler.• Kunjungan monitoring ke unit layanan secara regular.

Integrasi

Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:• Pengembangan kapasitas dalam mobilisasi sumberdaya.• Pertemuan reguler.• Kunjungan monitoring ke unit layanan secara regular.• Hearing ke eksekutif dan legislatif.• Pertukaran pengalaman dan praktik yang baik untuk replikasi.

Pengikatan atau Pelembagaan

Page 37: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

35www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Mengupayakan agar forum dapat menjadi pusat informasi masyarakat tingkat kabupaten/kota.

• Memfasilitasi jaringan komunikasi, dan koordinasi antar pemangku kepentingan di tingkat kab/kota.

• Memberikan alternatif-alternatif solusi terkait dengan isu tentang pengelolaan sekolah.

• Merevitalisasi institusi adat atau forum yang telah ada• Menjadi alat pendidikan kritis warga/media pembelajaran (learning

center) di tingkat kab/kota.

Tugas dan Fungsi FMS (1)

1. Membangun kesepahaman para pemangku kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik.

2. Membangun komitmen dan kebersamaan untuk mendukung upaya peningkatan pelayanan publik.

3. Menyepakati (bersama-sama) hal-hal yang menjadi tolok ukur perbaikan pelayanan publik.

4. Mengorganisasikan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya perbaikan pelayanan publik.

Tujuan Pengembangan dan Penguatan FMS

Page 38: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

36 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian masyarakat,

khususnya basis organisasi partisipan forum.

• Mendukung penyediaan wahana komunikasi dan jejaring inter dan

antar anggota organisasi partisipan forum.

• Memberikan tempat untuk melakukan tukar pikiran, berbagi

informasi dan konsultasi tentang kinerja pengelolaan pelayanan

publik.

Tugas dan Fungsi FMS (3)

• Menjadi solidarity makers (warga dan forum-forum) di tingkat kab/kota.

• Memantau pelayanan pendidikan dan mengawal kepentingan warga.

• Advokasi kebijakan untuk perbaikan layanan pendidikan.• Mendorong adanya kompetisi positif dalam peningkatan

layanan.

Tugas dan Fungsi FMS (2)

Page 39: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

37www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Memudahkan proses pemantauan capaian kinerja pelayanan publik, baik sektor pendidikan, kesehatan, dan sektor pengembangan ekonomi lokal.

• Menyediakan wahana untuk merumuskan strategi dan melakukan aksi-aksi advokasi untuk perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.

Tugas dan Fungsi FMS (4)

Page 40: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

38 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

2. LPF2.2:IdentifikasidanAnalisisStakeholder

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS STAKEHOLDER

Siapa saja yang berkepentingan atau terkena dampak atas suatu proyek/program.

STAKEHOLDER

Page 41: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

39www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Memastikan bahwa semua stakeholder yang relavan tercakup di dalamnya.

• Memaksimalkan peran dan kontribusi setiap stakeholder.

TUJUAN ANALISA STAKEHOLDER

Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan Pengorganisian dan pengembangan kegiatan Forum Multi Stakeholder. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

• Gambaran jelas bagi proses pembangunan selanjutnya.• Dinamika masyarakat.• Kejelasaan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.• Data yang diperlukan untuk: tujuan, sasaran dan teknis

pelaksanaannya.• Data untuk monev.

MANFAAT ANALISA STAKEHOLDER

Page 42: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

40 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

1. Sektoral• Sektor Pendidikan (DGP, BOSP, MBS)• Sektor Kesehatan (PA, IMD, ASI Eksklusif)• Perbaikan Iklim Usaha (PTSP, Review Regulasi, Survei Ekonomi

pemerintah daerah)

2. Lintas Sektor• Penguatan Media• Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan• Analisis APBD• Pengembangan manajemen kinerja pemerintah daerah• PUG• Pengembangan kemitraan publik dan swasta

Fokus perhatian (pada Program KINERJA)

• Keterlibatan• Relevan• Kepekaan gender

PRINSIP ANALISA STAKEHOLDER

Page 43: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

41www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

SKEMA ANALISIS

STAKEHOLDER

• Eksekutif• Legislatif• Dunia usaha• Masyarakat (LSM, Media, Ormas,

Org.kemasyarakatan,org. profesi, dll)

PERENCANAAN PARTISIPATIF

SKEMA ANALISA STAKEHOLDER

Prinsip analisastakeholderKeterlibatan semuaRelevanKepekaan jender

Teknik identifikasi:Wawancarakuesioner

Stakeholder: Siapa saja yang berkepentingan yang atauterkena dampak atas suatu

proyek.

Peta stakeholder:PotensiKontribusiInputPeran dan akses

SUMBER INFORMASI

Page 44: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

42 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Sumber: adaptasi dari Tools to Support Participatory Urban Decision Making, UNCHS Habitat, Kenya, 2001

• Merumuskan isu yang hendak dibahas.

• Membuat daftar panjang.

• Pemetaan stakeholder.

• Verifikasi analisa & penjajakan stakeholder.

• Menyusun strategi mobilisasi & memelihara partisipasi stakeholder.

TAHAP KEGIATAN ANALISA STAKEHOLDER

PEMETAAN STAKEHOLDER

PengaruhRendah

PengaruhTinggi

Kepentingan rendah

Kelompok stakeholder yang paling rendah prioritasnya

Kelompok yang bermanfaat untuk merumusan atau menjembatani keputusan dan opini

Kepentingan tinggi

Kelompok Stakeholder yang penting namun barangkali perlu pemberdayaan

Kelompok stakeholder yang paling kritis

Page 45: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

43www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Pengumpulan dokumenDiskusi informal di lapangan

Sudah

Terkumpul dokumen dan informasi yang memadai tentang kondisi stakeholder saat ini.

Belum

Identifikasi institusi potensial untuk forum stakeholder.Mencermati dan memahami konstelasi sosial politik lokal.

Sudah Belum

Teridentifikasi balon anggota forum stakeholderdan institusi potensial dan dipahaminya dinamika sosialpolitik lokal.

Identifikasi NGO balon mitra lokal.Merancang strategi pembentukan dan penguatan forum stakeholder .

SudahBelum

Selesai

Mulai

Identifikasi NGO balon mitra lokal dan tersusun drafpembentukan dan strategi Forum Stakeholder.

BAGAN ALUR

STRATEGI MOBILISASI

Page 46: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

44 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

LPF 2.3 : Konsep dan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pelayanan Publik

KONSEP DAN KEBIJAKAN STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik disebutkan bahwa pelayanan publik

adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik.

LATAR BELAKANG

Page 47: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

45www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Berbagai permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik diantaranya berkenaan dengan prosedur yang tidak jelas, berbelit-belit, waktu penyelesaiannya yang tidak menentu, tata cara yang kurang tepat, dan biaya-biaya yang tidak transparan hingga sikap dan perilaku

petugas pelayanan yang tidak mengindahkan etika sebagai “pelayan masyarakat”, dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

• Berbagai upaya belum mampu mendorong terjadinya reformasi birokrasi secara nyata termasuk di dalamnya reformasi bidang pelayanan publik. Bahkan dalam banyak hal ciri-ciri yang mencerminkan lemahnya birokrasi di Indonesia masih terindikasi, misalnya struktur kelembagaan pemerintah yang cenderung membesar, rumusan dan pelaksanaan tupoksi antar instansi yang seringkali overlapping, hubungan kerja yang tidak jelas, pegawai yang tidak profesional, tidak kreatif dan tidak inovatif, serta rendahnya kinerja pelayanan publik.

Page 48: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

46 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Pelaksanaan reformasi terkait dengan program peningkatan mutu pelayanan publik dilaksanakan di tingkat nasional dan di tingkat instansional. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:• Meningkatnya mutu pelayanan publik kepada masyarakat

(transparan, cepat, tepat, sederhana, aman, terjangkau dan memiliki kepastian);

• Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standarisasi pelayanan internasional;

• Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan di tingkat instansional perlu dilaksanakan:

• Penerapan standar pelayanan pada unit kerja Kementerian/Lembaga dan Pemda

• Penerapan Standar Pelayanan Minimal pada Pemkab/Pemkot;

• Parsipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Page 49: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

47www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan hakekat dari pelayanan publik adalah pemberian pemenuhan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pemerintah sebagai abdi masyarakat. Pemberian pelayanan publik ini terutama diberikan untuk hal-hal yang sifatnya mendasar seperti pendidikan, kesehatan, sosial, keamanan dan ketertiban, lingkungan, perekonimian, kependudukan, ketenagakerjaan dan pertanahan.

Page 50: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

48 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

1. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. yang meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor lain yang terkait.

Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat

2. Penyelenggara berkewajiban:

- menyusun dan menetapkan standar pelayanan; - menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat

pelayanan; - menempatkan pelaksana yang kompeten; - menyediakan sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan

publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai;

- memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik;

Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat

Page 51: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

49www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

2. Penyelenggara berkewajiban:

- melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan; - berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan

yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; - memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang

diselenggarakan; - membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung

jawabnya;

Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat

2. Penyelenggara berkewajiban:

- bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik;

- memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan;

- memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat

Page 52: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

50 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• mengetahui kebenaran isi standar pelayanan; mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;

• mendapat tanggapan terhadap pengaduan yg diajukan;• mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan;• memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk

memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;

• memberitahukan kepada Pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;

Masyarakat berhak (1)

• mengadukan Pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada Penyelenggara dan ombudsman;

• mengadukan Penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina Penyelenggara dan ombudsman; dan

• mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.

Masyarakat berhak (2)

Page 53: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

51www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pelayanan;

• ikut menjaga terpeliharanya sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik; dan

• berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.

Masyarakat berkewajiban

• Dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan, Penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait.

• Penyelenggara berkewajiban menerapkan standar pelayanan,• Pengikutsertaan masyarakat dan pihak terkait, dilakukan

dengan prinsip tidak diskriminatif, terkait langsung dengan jenis pelayanan, memiliki kompetensi dan mengutamakan musyawarah, serta memperhatikan keberagaman.

Dalam penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan

Page 54: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

52 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan maklumat pelayanan yang merupakan pernyataan kesanggupan Penyelenggara dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan wajib dipublikasikan secara jelas dan luas.

Maklumat Pelayanan

• pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

• pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

• pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

Pengawasan Eksternal Penyelenggaraan Pelayanan Publik dilakukan melalui

Page 55: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

53www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Dimulai sejak penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi dan pemberian penghargaan yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan publik.

• Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasanpelayanan publik

Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

- Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan publik kepada Penyelenggara, ombudsman, dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

- Masyarakat yang melakukan pengaduan dijamin hak-haknya oleh peraturan perundang-undangan.

Pengaduan Masyarakat (1)

Page 56: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

54 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Pengaduan dilakukan terhadap:

• Penyelenggara yang tidak melaksanakan kewajiban dan/atau melanggar larangan,

• Pelaksana yang memberi pelayanan yang tidak sesuaidengan standar pelayanan.

Pengaduan Masyarakat (2)

Page 57: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

55www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

LPF 2.4 : Membangun Komitmen

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM UPAYA PENINGKATAN

PELAYANAN PUBLIK

• Janji atau tanggungjawab untuk melakukan sesuatu.• Membangun komitmen adalah menumbuhkan janji

atau tanggungjawab kepada satu atau beberapa pihak untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini proses peningkatan pelayanan publik.

PENGERTIAN

Page 58: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

56 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Komitmen merupakan modal awal tumbuhnya : - kemauan - kesanggupan - kesiapan Untuk memulai kegiatan

Memberikan jaminan terhadap jumlah dan mutu partisipasi dalam upaya peningkatan pelayanan publik.

Pentingnya Membangun Komitmen

Komitmen :

Page 59: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

57www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Menumbuhkan kesadaran dan keyakinan bahwa :

• peningkatan pelayanan publik itu penting• peningkatan pelayanan publik itu kebutuhan• peningkatan pelayanan publik itu masuk akal• peningkatan pelayanan publik yang baik dan benar itu menjamin

keberlanjutan.

• Persiapan sosial merupakan tahap awal dari proses pemberdayaan/pengembangan masyarakat.

• Membangun komitmen adalah langkah awal dari persiapan sosial.

TUJUAN MEMBANGUN KOMITMEN

LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN KOMITMEN

Page 60: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

58 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

a. Kenali sumberdaya yang ada: SDA, SDM dan kelembagaan

b. Kenalkan kegiatan/program yang akan dilaksanakan:- pengertian- tujuan- prinsip-prinsip- tahap pelaksanaan

c. Yakinkan bahwa :

1. Peningkatan pelayanan publik itu penting :

Karena dengan itu daerah mempunyai acuan atau panduan untuk mengatasi permasalahan yang ada melalui usulan-usulan kegiatan.

CARA MEMBANGUN KOMITMEN (1)

CARA MEMBANGUN KOMITMEN (2)

Page 61: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

59www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

c. Yakinkan bahwa:

2. Peningkatan pelayanan publik itu realistik:

Karena disusun berdasarkan permasalahan dan kebutuhan serta harapan yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.

CARA MEMBANGUN KOMITMEN (3)

c. Yakinkan bahwa:

2. Peningkatan pelayanan publik itu realistik:

Karena disusun berdasarkan permasalahan dan kebutuhan serta harapan yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.

CARA MEMBANGUN KOMITMEN (4)

Page 62: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

60 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

c. Yakinkan bahwa:

4). Peningkatan pelayanan publik itu masuk akal:

Karena disusun berdasarkan potensi dan sumberdaya serta kemampuan lokal.

CARA MEMBANGUN KOMITMEN (5)

c. Yakinkan bahwa: 5. Peningkatan pelayanan publik itu menjamin keberlanjutan program: Karena penyusunannya partisipatif, maka dapat menumbuhkan rasa mampu, rasa memiliki, tanggungjawab dan keswadayaan masyarakat setempat.

CARA MEMBANGUN KOMITMEN (6)

Page 63: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

61www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

BAHAN BACAAN

1. TAHAPAN PENGEMBANGAN FMS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK

Tahapan pengembangan FMS ini perlu dipahami

agar penetapan peran dan pelibatan masyarakat

dalam pengelolaan pelayanan publik dapat

dilakukan dengan tepat dan benar. Tak terkecuali

dalam program KINERJA-USAID. Dalam hal

pengembangan dan penguatan FMS, KINERJA-

USAID senantiasa mendorong untuk memperkuat

forum yang relevan yang telah ada. Kecuali jika

sama sekali belum ada, maka baru melakukan

inisiasi pembentukan forum. Adapun tahapan

pengembangan FMS dalam upaya peningkatan

pelayanan publik adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan usaha-usaha yang

sangat awal yang dilakukan oleh fasilitator dalam

menginformasikan dan memperkenalkan “apa

sebenarnya forum multi stakeholder itu”, “apa

keuntungan dan tantangan bekerja dalam forum

multi stakeholder”, dan lain sebagainya. Tujuannya

adalah agar anggota-anggota masyarakat sadar

dan tergugah minatnya dan terbuka wawasannya.

Tahap ini sangat berkaitan dengan persepsi dan

kesan terhadap informasi yang disampaikan

kepada mereka sehingga diperlukan kecermatan

dan kehatian-hatian dalam mengemas dan

menyampaikan infomasi. Informasi harus

menyentuh dan diharapkan mampu menjawab

keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pada tahap

ini, selain kemasan pesan yang tepat dan benar,

sosok sang fasilitator pun dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi keberhasilan menggugah kesadaran

masyarakat tentang pentingnya kelompok. Untuk

itu, fasilitator harus dapat menampilkan diri sebagai

sosok yang dapat dipercaya (trust) dan mampu

menarik rasa suka masyarakat.

Tahap ini biasanya dilalui dengan kegiatan-kegiatan:

(1). Identifikasi stakeholder;

(2). Orientasi tentang pelayanan publik yang isi

pokoknya terdiri dari konsep dan kebijakan,

kapan orientasi dilakukan, hak dan kewajiban

masyarakat serta kewajiban pemerintah dalam

penyediaan pelayanan publik;

(3) Analisis stakeholder.

Page 64: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

62 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

b. Tahap Pembentukan

Tahapan ini merupakan usaha mencari cara untuk

mengidentifikasi keinginan anggota-anggota

masyarakat dengan melakukan pencarian terhadap

kemiripan-kemiripan kebutuhan diantara mereka.

Pada tahap ini, fasilitator diharapkan mampu

menggali aspirasi masyarakat, mampu melihat

hal-hal yang dinginkan oleh masyarakat, mampu

mengidentifikasi faktor pendukung maupun faktor

penghambat terbentuknya suatu kelompok. Dengan

memperoleh informasi tentang apa yang menjadi

kebutuhan masyarakat, maka akan diketahui

apakah masyarakat merasa butuh atau tidak akan

adanya kelompok. Apabila kondisi tersebut telah

dicapai, maka pembentukan forum bisa diinisiasikan.

Yang harus diperhatikan dan diusahakan oleh

para fasilitator bahwa keberadaan kelompok

harus merupakan keinginan dan kebutuhan yang

datangnya dari masyarakat, untuk masyarakat, dan

akan dikelola oleh masyarakat itu sendiri, jadi bukan

merupakan paksaan atau pesanan pemerintah (top

down).

Kegiatan dalam tahap ini berupa penjelasan dan

pembahasan tema yang mengarah dan mendukung

timbulnya dan bagaimana membangun komitmen.

Kegiatan ini biasanya dilakukan dlam sebuah

lokakarya inisiasi pembentukan FMS.

c. Tahap Penggiatan

Tahapan ini ditandai dengan adanya kecenderungan

perubahan sikap. Sebagian besar anggota forum

biasanya merasakan sangat perlu dan setuju adanya

wadah/proses/mekanisme dalam mencapai tujuan

mereka, maka fasilitator perlu secara terus menerus

melaksanakan pendekatan kepada mereka melalui

pertemuan-pertemuan baik yang dilakukan secara

formal maupun informal, seperti berkunjung dari

rumah ke rumah, mengadakan pertemuan di balai

pertemuan ataupun kegiatan lainnya yang dapat

memperkokoh minat serta keinginan masyarakat

dalam membentuk wadah kelompok. Pada tahap ini,

informasi-informasi yang penting yang dibutuhkan

masyarakat diusahakan harus selalu tersedia. Dapat

juga dengan melakukan kegiatan studi banding yaitu

dengan mengajak beberapa anggota masyarakat

yang menjadi tokoh mengadakan kunjungan ke

tempat yang memiliki kelompok maju yang dapat

dijadikan contoh.

Tahap ini dimaksudkan untuk menggiatkan peran

dan pengembangan kapasitas FMS. Penggiatan

ini dapat dilakukan melalui kegiatan : survei

pengaduan/pada tahapan identifikasi pengaduan,

analisis penyebab pengaduan, penyusunan janji

perbaikan layanan dan rekomendasi; penguatan

kapasitas-JW, pertemuan rutin, dll)

d. Tahap Integrasi

Setelah semakin terlihat adanya perubahan yang

kuat pada sikap dan perilaku anggota-anggota

masyarakat, fasilitator kiranya perlu memfasilitasi

masyarakat untuk mengadakan pertemuan-

pertemuan formal. Pertemuan-pertemuan ini

penting dalam rangka membangun kesepahaman

dan kesepakatan tentang pentingnya kelompok

sebagai kelas belajar, wahana bekerjasama, dan

unit produksi. Diharapkan elemen-elemen yang

Page 65: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

63www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

terlibat dalam pertemuan ini adalah tokoh-tokoh

masyarakat, Pemerintah Daerah dan bila perlu

melibatkan pula LSM-LSM, dunia usaha dan pihak

lainnya yang terkait. Dengan banyaknya pihak yang

terlibat dalam dialog tersebut maka akan semakin

banyak masukan dari berbagai sudut pandang yang

dapat memperkaya dan memperkokoh kelancaran

dan kesuksesan program kelompok apabila

nantinya terbentuk, serta mempermudah pembinaan

kelompok di masa mendatang.

Maksud dari tahap integrasi ini adalan pemaduan

kegiatan FMS dengan agenda-agenda daerah.

Misalnya perencanaan dan penganggaran/reses,

Rapat Dengan Pendapat (RDP), Konsultasi Publik

(KP), penyadaran akan pemenuhan Standar

Pelayanan Minimal (SPM), advokasi - monev, dan

lain-lain).

e. Tahap Pengikatan atau Pelembagaan

Dari pertemuan-pertemuan formal akan

dihasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk

suatu kelompok. Pada tahap ini, para anggota

masyarakat mengikrarkan kesepakatan dalam

sebuah kebersamaan atau kelompok kerja. Setelah

kelompok terbentuk, maka dapat dilanjutkan dengan

penyusunan struktur organisasi kelompok, norma

kelompok, program kerja, penentuan sekretariat

kelompok, sumber dana kegiatan dan lain

sebagainya demi kelancaran aktivitas kelompok dan

kelangsungan hidup kelompok. Kegiatan-kegiatan

dalam tahapan ini difoukuskan untuk melembagakan

forum multi stakleholder.

Strategi pelembagaan FMS dalam program USAID-

KINERJA lebih menekankan pada penguatan/

pembentukan dan/atau pelibatan dewan pendidikan,

penguatan dewan penyantun puskesmas, komite

sekolah. Jika sudah ada dan sudah cukup mapan,

maka didorong untuk mengembangkan kelompok

independen).

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

Salah satu esensi dari desentralisasi dan otonomi

daerah adalah pemberian wewenang, peluang dan

keleluasaan yang luas, nyata dan bertanggung

jawab kepada daerah dan masyarakat untuk

mengatur dan melaksanakan kewenangan tersebut

atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan

masyarakat dan potensi daerah setempat.

Sebagai konsekuensi logis dari desentralisasi dan

Page 66: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

64 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

demokratisasi dalam pengelolaan pembangunan

adalah keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip

tranparansi, akuntabilitas dan partisipasi (TAP)

dalam setiap pengelolaan kegiatan pembangunan.

Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam

pengelolaan setiap kegiatan pembangunan

(termasuk pelayanan publik) harus memberikan

peluang, kesempatan dan akses kepada

semua pihak, termasuk kelompok perempuan

dan marjinal lainnya (multi stakeholder) yang

berkepentingan untuk mengetahui informasi;

melakukan kontrol (audit), bertanya, dan

menggugat pertanggungjawaban; terlibat secara

aktif, berkontribusi dan memanfaatkan hasil serta

melakukan pengawasan.

Selain karena tuntutan proses desentralisasi dan

demokratisasi, keharusan untuk menerapkan

prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan

partisipasi (TAP) juga mempertimbangkan beberapa

hal antara lain pengalaman pelaksanaan berbagai

proyek/program terdahulu yang hampir menjadi

mitos habis proyek, maka habis pula kegiatan;

dengan partisipasi diharapkan dapat menjamin

proses pembelajaran masyarakat dan keberlanjutan

serta pelembagaan program.

Dalam rangka penerapan nilai-nilai TAP, diperlukan

upaya-upaya pengidentifikasian, penetapan dan

pelibatan stakeholder agar tumbuh keberpihakan

yang bermutu, nyata dan menjadi suatu gerakan

bersama (collective action) yang mendukung

pengelolaan program.

Disadari bahwa jumlah serta keanekaragaman

kepentingan dan pengaruh stakeholder cukup tinggi,

maka tidaklah mudah untuk melakukan penetapan

dan pelibatan stakeholder dalam sebuah program.

Oleh karena itu diperlukan cara-cara yang tepat

sehingga penetapan dan pelibatannya memenuhi

syarat teknis dan politis. Panduan Identifikasi

dan Analisis Stakeholder ini dimaksudkan untuk

mempermudah proses penetapan dan pelibatan

tersebut, khususnya dalam pengelolaan program-

program yang berorientasi partisipasi, termasuk

dalam upaya peningkatan pelayanan publik.

a. PengertianIdentifikasidan Analisis Stakeholder

Stakeholder adalah para pihak atau siapa saja yang

berkepentingan dan/atau terkena dampak atas suatu

proyek/program. Jika demikian, maka stakeholder

dalam pengelolaan pelayanan publik adalah

siapa saja yang berkepentingan dan/ atau terkena

akibat dari keberadaan dan implementasi program

tersebut. Informasi dan peran aktif dari mereka

sangat diperlukan, termasuk dalam penerapan

fungsi kontrol atas pelaksanaan program.

Identifikasi stakeholder merupakan proses penting,

karena dengan kegiatan ini, akan dapat diketahui

pihak-pihak yang berkepentingan dan/atau

terkena dampak, pemahaman serta kepedulian

mereka terhadap program-program partisipatif.

Sedangkan dengan analisis stakeholder, akan

dapat digolongkan stakeholder yang mempunyai

kepentingan dan pengaruh tinggi serta menetapkan

tingkat kesesuaian peran yang diperlukan dalam

pengelolaan pelayanan publik.

Page 67: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

65www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

b. Tujuan

Secara umum identifikasi dan analisis stakeholeder

ini bertujuan menemukan, memetakan dan

merekomendasikan stakeholder yang tepat untuk

dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan pelayanan

publik. Adapun secara khusus bertujuan:

1) Menemukenali stakeholder yang mempunyai

relevansi dengan pengelolaan pelayanan publik.

2) Mengetahui peran stakeholder utama dalam

pengelolaan pelayanan publik.

3) Mengetahui pengaruh dan kepentingan

stakeholder utama dalam pengelolaan

pelayanan publik.

4) Mengetahui pengalaman stakeholder utama

dalam mengupayakan pengelolaan pelayanan

publik yang seusai dengan nilai-nilai TAP.

5) Merekomendasikan stakeholder utama yang

tepat untuk dapat dilibatkan secara aktif dalam

pengelolaan pelayanan publik.

c. Prinsip

Hal-hal, baik nilai maupun proses yang harus

diterapkan dalam identifikasi dan analisis

stakeholder, adalah:

1) Keterlibatan yang representatif; prinsip ini

bermaksud untuk memberi peluang kepada

pihak-pihak di wilayah atau komunitas tertentu,

termasuk kelompok perempuan dan marijnal

lainnya untuk berpartisipasi dalam pengelolaan

pelayanan publik.

2) Relevan; prinsip ini bermaksud untuk melakukan

seleksi para pihak terlibat yang benar-benar

tepat.

3) Kesetaraan gender; dengan prinsip ini

diharapkan akan terjadi keseimbangan

proporsi jumlah dan peran antara laki-laki dan

perempuan.

d. Sasaran (Stakeholder yang relevan)

Sasaran yang dimaksudkan di sini adalah pihak-

pihak atau unsur berupa orang, baik individu

maupun kelompok, serta dokumen tertulis yang

berperan sebagai sumber informasi. Biasanya,

memulai analisis stakeholder dari sumber tertulis,

seperti laporan atas hasil perencanaan atau proyek/

program sebelumnya maupun publikasi di media

massa. Berdasarkan sumber tertulis tersebut, arah

dan sasaran sumber berikutnya menjadi lebih jelas.

Selanjutnya para pihak yang dapat dikategorikan

sebagai sumber informasi meliputi unsur pemerintah

(Government Stakeholder - GS) dan non pemerintah

(Non Government Stakeholder – NGS).

Secara rinci diurai sebagai berikut :

1) Eksekutif: Adalah unsur perangkat daerah yang

terdiri dari DIBALEKA (Dinas, Badan,

Lembaga dan atau Kantor) yang tugas

dan perannya memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap proses perencanaan

pembangunan partisipatif daerah

(disesuaikan dengan isu potensial daerah).

Page 68: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

66 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Contoh :

a) Bupati / Walikota,

b) Sekkab/sekko, beserta kabag-kabagnya,

c) Ketua Bappekap/Bappeko beserta

seluruh Kabidnya,

d) Kepala Dinas/Badan/Kantor PMD

(Pemberdayaan Masyarakat Desa) atau

nama lainnya,

e) Kepala Dinas Kesehatan beserta

Kasubdinnya/ kabid,

f) Kepala Dinas Pendidikan Nasional

beserta Kasubdinnya/ kabid.

2) Legislatif :

Alat kelengkapan DPRD dan/atau pihak-

pihak yang pengaruhnya signifikan dalam

pengambilan keputusan.

Contoh :

a) Ketua DPRD dan unsur pimpinan

lainnya,

b) Ketua Fraksi,

c) Ketua Komisi,

d) Ketua Badan Anggaran.

3) Unsur Masyarakat/Organisasi Masyarakat Sipil (OMS)

Orang atau lembaga yang memiliki potensi

untuk memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap proses pengelolaan pelayanan

publik di daerah.

Seperti :

a) Kembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

b) Akademisi,

c) Organisasi profesi (IBI, IDI, PGRI,

d) Ormas (NU, Muhamadiyah, PGI, KWI,

Walubi, dll).

e) Pers (cetak, elektronik, JW)

f) DUDI (Dunia Usaha dan Industri)

g) Tokoh masyarakat, Tokoh Agama

Sebagai contoh stakeholer sektor

kesehatan, sektor pendidikan dan sektor

PTSP :

1) Contoh Stakeholder sektor kesehatan (KIA)

Di Tingkat Puskesmas Di Tingkat Kabupaten/Kota1. Tokoh pemerhati Kesehatan 1. Perwakilan FMS tingkat unit layanan2. Kader Posyandu 2. LSM Kesehatan3. Ormas terkait isu kesehatan 3. Tokoh pemerhati Kesehatan4. Tokoh Adat/daerah 4. Akademisi terkait isu KIA5. KUA Kec 5. Ormas terkait isu kesehatan6. PPLKB 6. Tokoh Adat/daerah/agama7. Jurnalist 7. KUA /Kandepag8. Anggota DPRD dapil terkait IBI-Anak cabang 8. Jurnalist9. Kepala Puskesmas 9. Anggota DPRD komisi terkait 10. Dokter 10. Bappeda

Page 69: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

67www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Di Tingkat Puskesmas Di Tingkat Kabupaten/Kota11. Camat 11. Dinas Kesehatan12. dll. 12. IDI

13. IB

2) Contoh stakeholder sektor pendidikan (MBS)

Di Tingkat Sekolah Di Tingkat Kabupaten/Kota1. Komite sekolah 1. Perwakilan FMS tingkat unit layanan2. Tokoh Pemerhati Pendidikan 2. Dewan Pendidikan3. Kepala Sekolah 3. LSM Pendidikan4. Guru 4. Tokoh Pemerhati Pendidikan5. Perwakilan siswa 5. Akademisi terkait isu Pendidikan dasar6. Ormas Terkait isu pendidikan dasar 6. Ormas Terkait isu pendidikan dasar7. Tokoh Adat/daerah 7. Tokoh Adat/agama/daerah8. Jurnalis 8. Jurnalis9. Anggota DPRD Dapil Terkait 9. Anggota DPRD komisi terkait10. Kepala Desa 10. Bappeda11. Orang tua murid 11. Dinas Pendidikan 12. dll 12. PGRI

13. MKS14. DUDI (Dunia Usaha dan Industri)

3) Contoh stakeholder PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Atap)

Perbaikan Iklim Usaha1. LSM Ekonomi2. Tokoh Pemerhati Ekonomi lokal3. Akademisi terkait isu ekonomi lokal4. Ormas Terkait isu ekonomi lokal5. Tokoh Daerah6. Jurnalis7. Anggota DPRD komisi terkait8. Bappeda9. PTSP

10. Asosiasi Pengusaha11. dll.

Page 70: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

68 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

e. Metode

Adapun metode yang dapat digunakan sebagai

berikut :

1) Metode Pengumpulan Data

- Observasi terlibat.

- Wawancara mendalam (indepth

interview).

2) Metode Analisis

- Pengkategorian

- Analisis

- Kesimpulan dan Rekomendasi

f. Instrumen

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan

data tentang:

1) Identitas tokoh/person,

2) Peran sebenarnya dalam penyelenggaraan

pendidikan di suatu satuan pendidikan,

3) Pengaruh dan kepentingan stakeholder

dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu

satuan pendidikan.

Untuk mendapatkan data tersebut maka

instrumen yang digunakan adalah:

1) Kuisioner terbuka

2) Panduan wawancara

3) Penggali data itu sendiri.

g. Pengorganisasian unsur pencapaian tujuan

Pengorganisasian unsur-unsur kegiatan

identifikasi dan analisis stakeholder, selain

pelaksana dan, dapat diurai dalam matrik

berikut :

No. Tujuan Sumber Data Metode Instrumen1. Menemukenali

stakeholder yang mempunyai relevansi dengan pengelolaan pelayanan publik.

GS, DPRD dan NGS seperti tersebut pada contoh di atas

Wawancara mendalam Observasi terlibat

• Panduan wawancara dan penggali data itu sendiri.

• Form A: Profil lembaga dan

perannya dalam pelayanan publik.

2. Mengetahui jumlah dan peran stakeholder dalam pengelolaan pelayanan publik.

Idem Idem Idem

Form B: Rekapitulasi Profil Lembaga dan Perannya dalam Pengelolaan Publik.

3. Mengetahui pengaruh dan kepentingan stakeholder utama dalam pengelolaan pelayanan publik

Idem Analisis hasil pemetaan kategorisasi pengaruh dan kepentingan.

Form C: Daftar Lembaga sesuai kategoro kepentingan dan pengruhnya.

Page 71: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

69www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

No. Tujuan Sumber Data Metode Instrumen4. Merekomendasikan

stakeholder yang tepat untuk dapat dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan pelayanan publik.

Proses dan hasil Analisis hasil pemetaan pengaruh dan kepentingan.

Form D: Daftar Lembaga hasil analisis kategori kepentingan dan pengaruhnya dalam pengelolaan pelayanan publik.

h. Waktu

Disarankan agar identifikasi dan analisis

stakeholder dilakukan sebelum proses program

dilakukan. Dengan kata lain, dilakukan pada

tahap persiapan sosial dari proses pengelolaan

suatu kegiatan atau program partisipatif.

Adapun durasi pelaksanaan dari kegiatan

identifikasi dan analisis stakeholder ini tidak

lebih dari 1 bulan.

i. Pelaksana

Pelaksana identifikasi dan analisis stakeholder

biasanya diperankan oleh sebuah tim yang

terdiri dari unsur pendamping dan mitra kerja.

j. Keluaran

Keluaran dari kegiatan identifikasi dan analisis

stakeholder ini adalah laporan yang antara lain

berisi hal-hal berikut :

1) Umum; memuat latar belakang, tujuan dan

ruang lingkup

2) Proses dan Hasil

3) Kesimpulan dan Rekomendasi

k. Hasil

Hasil akhir yang diharapkan dari proses

identifikasi dan analisis stakeholder ini adalah

rekomendasi tentang penetapan peran

stakeholder yang sesuai dengan kategorinya.

l. Proses/Tahapan

1) Tahap I : Persiapan

a) Persiapan sosial (penggali data harus

Rapport)

b) Penyiapan kuisioner

c) Penemuan data awal (sejumlah

organisasi dan orang/tokoh)

d) Rencana kegiatan (mulai dari persiapan

sampai penyusunan laporan).

2) Tahap II : Pengumpulan data dan informasi

Dengan menggunakan kuisioner

akan diperoleh data tentang identitas,

pengalaman dan ketertarikan person.

3) Tahap III : Analisis, Penyimpulan dan

Rekomendasi

a) Analisis :

Dengan menggunakan tabel pemetaan

akan diperoleh data tentang kategori

stakeholder yang mempunyai tingkat

Page 72: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

70 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

pengaruh dan kepentingan terhadap

pengelolaan program di satu wilayah

atau komunitas. Adapun tingkat

pengaruh dan kepentingan tersebut

adalah sebagai berikut:

o Kepentingan rendah jika pengelolaan

suatu program tidak memberikan

manfaat langsung kepada orang/

pihak itu.

o Pengaruh rendah jika pernyataan/

karya/produk orang atau pihak itu

tidak selalu dijadikan pertimbangan

dalam pengelolaan program itu.

o Kepentingan tinggi jika pengelolaan

program tertentu sesuai dengan

program inti dan memberikan

manfaat langsung kepada orang/

pihak itu.

o Pengaruh tinggi: jika pernyataan/

karya/produk orang atau pihak itu

selalu dijadikan pertimbangan dalam

pengelolaan program di wilayah atau

komunitas tertentu.

b) Penarikan kesimpulan dan rekomendasi.

Dari hasil identifikasi dan pemetaan

akan dapat ditarik kesimpulan bahwa

tingkat pengaruh dan kepentingan

stakeholder dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

(1) Kepentingan rendah - pengaruh

rendah.

(2) Kepentingan rendah - pengaruh

tinggi.

(3) Kepentingan tinggi - pengaruh

rendah.

(4) Kepentingan tinggi - pengaruh

tinggi.

Adapun rekomendasinya adalah :

o Yang masuk dalam kategori dua

dan empat direkomendasikan

untuk dipilih menjadi anggota Tim/

Stakeholder utama.

o Yang masuk dalam katagori

satu dan tiga direkomendasikan

untuk ditetapkan sebagai sasaran

pendampingan.

a. Latar Belakang

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009

tetang Pelayanan Publik disebutkan bahwa

pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

3. KONSEP DAN KEBIJAKAN SERTA STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik.

Page 73: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

71www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Dengan pemberlakuan undang-undang ini, maka

semua pihak, terutama badan atau lembaga

penyedia pelayanan, berkomitmen untuk melakukan

upaya peningkatan mutu pelayanan terhadap

masyarakat (publik). Upaya peningkatan mutu

pelayanan publik tersebut mengacu pada grand

design dan road map reformasi birokrasi yang

ditetapkan pada Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 dan Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010.

Reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang sedang bergulir saat ini

menempatkan pelayanan publik sebagai bagian

dari agenda nasional. Berbagai permasalahan

yang masih saja menyertai dalam penyelenggaraan

pelayanan publik di Indonesia diantaranya

berkenaan dengan prosedur yang tidak jelas,

berbelit-belit, waktu penyelesaiannya yang

tidak menentu, tata cara yang kurang tepat,

dan biaya-biaya yang tidak transparan hingga

sikap dan perilaku petugas pelayanan yang tidak

mengindahkan etika sebagai “pelayan masyarakat”,

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Berbagai upaya perubahan atau reformasi di

bidang politik, ekonomi, sosial budaya serta hukum

yang telah berlangsung selama ini ternyata masih

belum mampu mendorong terjadinya reformasi

birokrasi secara nyata termasuk di dalamnya

reformasi bidang pelayanan publik. Bahkan dalam

banyak hal ciri-ciri yang mencerminkan lemahnya

birokrasi di Indonesia masih terindikasi, misalnya

struktur kelembagaan pemerintah yang cenderung

membesar, rumusan dan pelaksanaan tupoksi antar

instansi yang seringkali overlapping, hubungan kerja

yang tidak jelas, pegawai yang tidak profesional,

tidak kreatif dan tidak inovatif, serta rendahnya

kinerja pelayanan publik.

Dalam era reformasi saat ini pelayanan publik

menjadi isu kebijakan yang semakin strategis,

mengingat perbaikan pelayanan publik di Indonesia

cenderung “berjalan di tempat”, sedangkan

implikasinya sangatlah luas dalam kehidupan

ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan pelayanan

publik akan bisa memperbaiki iklim investasi yang

sangat diperlukan bangsa ini agar bisa segera

keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Buruknya pelayanan publik sering menjadi variabel

yang dominan mempengaruhi penurunan investasi

yang berakibat pada pemutusan hubungan kerja

(PHK).

Buruknya pelayanan publik tersebut terlihat dari

masih kuatnya perilaku koruptif aparat pelayanan

publik. Masih kuatnya prilaku koruptif ini salah

satunya dibuktikan dengan dari masih rendahnya

Corruption Perception Index (CPI) Indonesia

tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Transparency

International Indonesia (TII), yaitu 2,4 – naik

0,2 point dari CPI tahun 2005. Pengukuran CPI

didasarkan pada pengukuran tingkat persepsi para

pelaku bisnis dan pengamat baik dalam maupun luar

negeri terhadap pelayanan publik su atu negara.

Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan,

mengingat disatu sisi pemerintah sedang giat-

giatnya memberantas korupsi akan tetapi disisi lain

perilaku koruptif aparat pelayanan publik masih

Page 74: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

72 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

sangat kuat. Di samping itu, perilaku koruptif aparat

pelayanan publik juga berpengaruh terhadap tingkat

CPI, mengingat tinggi - rendahnya Corruption

Perception Index (CPI) suatu negara berkaitan

erat dengan kualitas pelayan publik di negara

bersangkutan. Untuk itu, maka reformasi birokrasi

terutama di sektor pelayanan publik di Indonesia

merupakan suatu keharusan.

Kondisi buruk ini belum beranjak membaik, bahkan

data terkini mengenai daftar negara terkorup di Asia

yang disampaikan oleh Political and Economic Risk

Consultancy (PERC) 8 April 2009 yang berbasis di

Hongkong menempatkan Indonesia berada pada

posisi teratas (8,32) dari skor 0 paling bersih sampai

dengan 10 paling korup. Keberadaan Indonesia

pada skor 8,32 tersebut menunjukkan bahwa

Indonesia merupakan negara terkorup di kawasan

Asia1. Daftar tersebut disusun untuk mengukur iklim

investasi, dengan salah satu indikator yang dijadikan

sebagai pengukur iklim investasi adalah faktor

korupsi.

Di dalam Road Map tersebut, pelaksanaan reformasi

yang terkait dengan program peningkatan mutu

pelayanan publik dilaksanakan di tingkat nasional

(makro) dan di tingkat instansional (mikro). Program

ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan

publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.

Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:

1) Meningkatnya mutu pelayanan publik kepada

masyarakat (transparan, cepat, tepat,

sederhana, aman, terjangkau dan memiliki

kepastian);

2) Meningkatnya jumlah unit pelayanan

yang memperoleh standarisasi pelayanan

internasional;

3) Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat

terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.

Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang

diharapkan di tingkat instansional (mikro) perlu

dilaksanakan:

1) Penerapan standar pelayanan pada unit kerja

Kementerian/Lembaga dan Pemda

2) Penerapan Standar Pelayanan Minimal pada

Pemkab/Pemkot;

3) Parsipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

b. Konsep dan Kebijakan Pelayanan Publik

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek

kehidupan masyarakat yang sangat luas. Dalam

kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki

fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang

diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan

dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-

pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat.

Sedangkan hakekat dari pelayanan publik adalah

pemberian pemenuhan pelayanan kepada

masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban

pemerintah sebagai abdi masyarakat. Pemberian

pelayanan publik ini terutama diberikan untuk hal-

Page 75: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

73www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

hal yang sifatnya mendasar seperti pendidikan,

kesehatan, sosial, keamanan dan ketertiban,

lingkungan, perekonimian, kependudukan,

ketenagakerjaan dan pertanahan.

Dalam undang-undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik, terdapat beberapa hal

penting terkait dengan peningkatan partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik, antara lain:

1) Ruang lingkup pelayanan publik meliputi:

pelayanan barang publik dan jasa publik serta

pelayanan administratif yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan. yang meliputi

pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha,

tempat tinggal, komunikasi dan informasi,

lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial,

energi, perbankan, perhubungan, sumber daya

alam, pariwisata, dan sektor lain yang terkait.

2) Penyelenggara berkewajiban:

a) menyusun dan menetapkan standar

pelayanan;

b) menyusun, menetapkan, dan

memublikasikan maklumat pelayanan;

c) menempatkan pelaksana yang kompeten;

d) menyediakan sarana, prasarana, dan/atau

fasilitas pelayanan publik yang mendukung

terciptanya iklim pelayanan yang memadai;

e) memberikan pelayanan yang berkualitas

sesuai dengan asas penyelenggaraan

pelayanan publik;

f) melaksanakan pelayanan sesuai dengan

standar pelayanan;

g) berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan

penyelenggaraan pelayanan publik;

h) memberikan pertanggungjawaban terhadap

pelayanan yang diselenggarakan;

i) membantu masyarakat dalam menjelaskan

hak dan tanggung jawabnya;

j) bertanggung jawab dalam pengelolaan

organisasi penyelenggara pelayanan publik;

k) memberikan pertanggungjawaban sesuai

dengan hukum yang berlaku apabila

mengundurkan diri atau melepaskan

tanggung jawab atas posisi atau jabatan;

dan

l) memenuhi panggilan atau mewakili

organisasi untuk hadir atau melaksanakan

perintah suatu tindakan hukum atas

permintaan pejabat yang berwenang dari

lembaga negara atau instansi pemerintah

yang berhak, berwenang, dan sah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

3) Masyarakat berhak:

a) mengetahui kebenaran isi standar

pelayanan;

b) mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;

c) mendapat tanggapan terhadap pengaduan

yang diajukan;

d) mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau

pemenuhan pelayanan;

e) memberitahukan kepada pimpinan

penyelenggara untuk memperbaiki

pelayanan apabila pelayanan yang diberikan

tidak sesuai dengan standar pelayanan;

f) memberitahukan kepada Pelaksana untuk

memperbaiki pelayanan apabila pelayanan

Page 76: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

74 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

yang diberikan tidak sesuai dengan standar

pelayanan;

g) mengadukan Pelaksana yang melakukan

penyimpangan standar pelayanan dan/

atau tidak memperbaiki pelayanan kepada

Penyelenggara dan ombudsman;

h) mengadukan Penyelenggara yang

melakukan penyimpangan standar

pelayanan dan/atau tidak memperbaiki

pelayanan kepada pembina Penyelenggara

dan ombudsman; dan

i) mendapat pelayanan yang berkualitas

sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.

4) Masyarakat berkewajiban:

a) mematuhi dan memenuhi ketentuan

sebagaimana dipersyaratkan dalam standar

pelayanan;

b) ikut menjaga terpeliharanya sarana,

prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan

publik; dan

c) berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan

yang terkait dengan penyelenggaraan

pelayanan publik.

5) Penyelenggara berkewajiban menyusun

dan menetapkan standar pelayanan dengan

memperhatikan kemampuan Penyelenggara,

kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan.

a) Dalam menyusun dan menetapkan

standar pelayanan, Penyelenggara wajib

mengikutsertakan masyarakat dan pihak

terkait.

b) Penyelenggara berkewajiban menerapkan

standar pelayanan,

c) Pengikutsertaan masyarakat dan pihak

terkait, dilakukan dengan prinsip tidak

diskriminatif, terkait langsung dengan

jenis pelayanan, memiliki kompetensi

dan mengutamakan musyawarah, serta

memperhatikan keberagaman.

6) Penyelenggara berkewajiban menyusun

dan menetapkan maklumat pelayanan

yang merupakan pernyataan kesanggupan

Penyelenggara dalam melaksanakan

pelayanan sesuai dengan standar pelayanan

dan wajib dipublikasikan secara jelas dan luas.

7) Pengawasan penyelenggaraan pelayanan

publik dilakukan oleh pengawas internal dan

pengawas eksternal. Pengawasan eksternal

penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan

melalui:

a) pengawasan oleh masyarakat berupa

laporan atau pengaduan masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik;

b) pengawasan oleh ombudsman sesuai

dengan peraturan perundang-undangan;

dan

c) pengawasan oleh Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota.

8) Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dimulai sejak penyusunan

standar pelayanan sampai dengan evaluasi

dan pemberian penghargaan yang diwujudkan

dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan

Page 77: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

75www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam

penyusunan kebijakan pelayanan publik.

9) Masyarakat dapat membentuk lembaga

pengawasan pelayanan publik.

10) Pengaduan masyarakat

a) Masyarakat berhak mengadukan

penyelenggaraan pelayanan publik

kepada Penyelenggara, ombudsman, dan/

atau Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

b) Masyarakat yang melakukan pengaduan

dijamin hak-haknya oleh peraturan

perundang-undangan.

c) Pengaduan dilakukan terhadap:

• Penyelenggara yang tidak

melaksanakan kewajiban dan/atau

melanggar larangan,

• Pelaksana yang memberi pelayanan

yang tidak sesuai dengan standar

pelayanan.

c. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan

Penerapan standar dan partisipasi masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik

tersebut sudah pasti harus didukung dengan

strategi yang selaras dengan sasaran dan

indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada

Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010 –

2025 ditetapkan indikator keberhasilan program

berupa peningkatan integritas pelayanan publik

di pusat dan daerah, serta peringkat kemudahan

berusaha (lihat Tabel 1). Dengan demikian

strategi sebaiknya difokuskan pada dua hal

yaitu Penyempurnaan sistem pelayanan dan

Peningkatan kinerja pelayanan.

Contoh rencana aksi penyempurnaan

Pelayanan Publik antara lain dapat berupa

perbaikan terhadap mekanisme dan akses

pelayanan dibidang perikanan tangkap/

budidaya/pengolahan, perkarantinaan ikan,

pengawasan sumber daya kelautan dan

perikanan serta pendidikan perikanan. Indikator

keberhasilannya adalah masyarakat/pelaku

usaha perikanan lebih mudah mengurus

perijinan tanpa dibebani aturan tambahan,

sehingga menarik dan kompetitif bagi calon

investor.

Rencana aksi peningkatan kinerja layanan

antara lain dapat berupa penerapan reward

and punishment dalam pelayanan. Indikator

keberhasilannya (outcome), terwujudnya

pelayanan prima tanpa pungli diberbagai bidang

usaha perikanan tangkap/budidaya/pengolahan,

perkarantinaan ikan, pengawasan sumber

daya kelautan dan perikanan dan pendidikan

perikanan. Disamping itu strategi yang tidak

boleh dilupakan adalah sinergitas lintas instansi

agar upaya-upaya peningkatan kualitas

pelayanan efisien dan efektif.

Instrumen yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam penerapan strategi antara lain

hasil Survei Integritas Sektor Publik yang

Page 78: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

76 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

dilaksanakan oleh Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK), hasil-hasil Penilaian Inisiatif

Anti Korupsi (PIAK) oleh KPK, Pedoman

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan

Metode Partisipasi Masyarakat (Permen PAN

Nomor 13 tahun 2009), Pedoman Penilaian

Kinerja Unit Pelayanan Publik (Permen PAN

Nomor 25 tahun 2006) dan Pedoman/panduan

“Services Exellence” yang diterbitkan oleh

lembaga/konsultan jasa pelayanan ternama.

Terkait dengan strategi di atas Inspektorat

Jenderal KKP berupaya mendorong akselerasi

pencapaian tujuan dengan berperan sebagai

consulting partner dan fasilitator bagi unit Eselon

I lainnya.

PENINGKATANPELAYANAN

PUBLIK

Nasional(Makro) S

T

R

A

T

E

G

I

Target

1. Meningkatkan kualitas pelayanan.

2. Meningkatkan Jumlah Unit layanan yang berstandar internasional.

3. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat.

Program

1. Penerapan Standar Pelayanan.

2. Penerapan SPM di Pemkab/Pemkot.

3. Partisipasi Masyarakat.

Internasional(Mikro)

...............

Page 79: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

77www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Strategi lain yang juga perlu diterapkan oleh

penyelenggara pelayanan, yaitu melakukan

perubahan pola pikir (mindset) dari petugas yang

berkuasa menjadi petugas yang harus melayani

pengguna jasa (masyarakat) dengan sebaik-baiknya

dan menghilangkan sikap arogansi.

Dalam konsep pelayanan publik, kesibukan suatu

unit kerja melayani pengguna jasa bukanlah

ukuran bahwa unit kerja tersebut telah memberikan

“Pelayanan Prima”. Pelayanan prima terwujud

apabila pelayanan berjalan lancar dan tidak ada

keluhan/pengaduan (complaint) dari pengguna jasa

pelayanan.

Dengan kata lain keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan publik ditentukan oleh tingkat kepuasan

penerima layanan (masyarakat). Kepuasan

masyarakat dicapai apabila masyarakat memperoleh

pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan

dan diharapkan. Oleh sebab itu penyelenggara

pelayanan disarankan secara berkala wajib

melakukan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat

untuk mengetahui kinerja pelayanannya, misalnya

kepuasan terhadap pelayanan kesehatan,

pendidikan dan atau perijinan.

*) Internet…….

**) Marsono, Peneliti Madya pada Pusat Kajian Manajamen

Pelayanan LAN dalam : REFORMASI PELAYANAN PUBLIK

DI DAERAH: DALAM KERANGKA MEMBANGUN GOOD

LOCAL GOVERNANCE

a. Pengertian

Komitmen adalah janji atau tanggungjawab

untuk melakukan sesuatu. Membangun

komitmen adalah menumbuhkan janji atau

tanggungjawab kepada satu atau beberapa

pihak untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini

proses peningkatan pelayanan publik, antara

lain dalam sektor pendidikan, sektor kesehatan

dan sektor pengembangan ekonomi lokal.

4. Membangun Komitmen

Membangun komitmen harus dilakukan pada

tahap awal dalam implementasi program.

Mengapa membangun komitmen itu penting?

Karena komitmen itu merupakan modal awal

untuk menumbuhkan kemauan, kesanggupan

dan kesiapan untuk memulai sebuah program

atau kegiatan. Selain itu dengan terbangunnya

komitmen akan memberikan jaminan terhadap

Page 80: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

78 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

kualitas partisipasi dalam pembangunan, termasuk

dalam upaya peningkatan pelayanan publik.

b. Tujuan membangun komitmen

Menumbuhkan kesadaran dan keyakinan bahwa

upaya-upaya peningkatan pelayanan publik,

setidaknya dalam sektor pendidikan, sektor

kesehatan dan sektor pengembangan ekonomi

lokal, itu penting dan merupakan kebutuhan,

masuk akal serta perlu pengelolaan yang

berkelanjutan.

c. Langkah dan cara-cara membangun komitmen

Tahap awal dalam implementasi program yang

berbasis masyarakat adalah membangun

komitmen. Dalam proses pengembangan

masyarakat, tahap awal yang harus dilakukan

oleh seorang fasilitator pengembangan

masyarakat adalah persiapan sosial. Salah

satu kegiatan dalam pengelolaan program yang

berbasis masyarakat, adalah tahap persiapan

sosial. Nah, membangun komitmen merupakan

sub kegiatan yang harus dilakukan.

Persiapan sosial mencakup pengenalan,

mengetahui masalah yang dihadapi, dan

penyadaran.

1) Pengenalan: Sebelum mengajak masyarakat untuk

berpartisipasi, pertama-tama yang harus

dilakukan adalah mengenal masyarakat.

Biasanya pengenalan dimulai secara

informal dengan pimpinan formal, pimpinan

informal, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-

tokoh agama, dan tokoh lainnya.

Pengenalan dilakukan dengan sikap rendah

hati, artinya harus ada kesanggupan untuk

mendengar dan belajar dari masyarakat.

Walaupun ada kecenderungan masyarakat

beranggapan bahwa petugas atau fasilitator

itu tahu segalanya. Tetapi bagaimanapun

harus mengabaikan dugaan mereka

dengan sikap rendah hati dengan selelu

mengatakan bahwa fasilitator masih perlu

belajar banyak dari masyarakat. Janganlah

membawa konsep-konsep atau bahkan

menganggap fasilitator sudah lebih tahu apa

yang dibutuhkan masyarakat.

2) Mengetahui Masalah: Fasilitator perlu mengetahui masalah

dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

Karena hanya atas dasar pengertian inilah

dapat disusun program yang baik, artinya

memenuhi kebutuhan masyarakat dan

dalam pelaksanaan didukung masyarakat.

Janganlah fasilitator, atas anggapan

bahwa dia lebih tahu apa yang dibutuhkan

masyarakat, kemudia menyusun program

perbaikan tanpa mempertimbangkan

apakah masyarakat sudah membutuhkan

terhadap pelayanan-pelayanan yang akan

dikembangkan.

Page 81: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

79www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

3) Penyadaran: Bila masyarakat diharapkab berpartisipasi

dalam penyelesaian masalah, tentu mereka

harus mengerti bahwa ada masalah. Usaha-

usaha penyadaran bertujuan:

a) Menyadarkan masyarakat akan keadaan

dan kebutuhan mereka.

b) Merangsang masyarakat agar

menyadari perlunya mereka ikut

memenuhi kebutuhan tersebut.

c) Kemudian, menyadarkan mereka akan

potensi yang ada pada mereka untuk

berpartisipasi memenuhi kebutuhan itu.

Penyadaran tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai cara:

a) Pembicaraan informal;

b) Melalui penyuluhan yang praktis;

c) Memanfaatkan kesempatan-

kesempatan yang baik;

d) Anjangsana/karyawisata;

e) Metode kasus pribadi;

f) Dalam rangka membicarakan hasil

survei dan tindak lanjutnya.

g) Dan lain-lain.

LAMPIRAN

Lembar Kerja

Page 82: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

80 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

REK

API

TULA

SI D

ATA

PRO

FIL

LEM

BA

GA

NO

N P

EMER

INTA

H(F

rom

: B

1)

Ket

eran

gan

1)

Ada

/tdak

ada

2)

Yaya

san,

Orm

as, O

rpol

, Aso

sias

i, C

BO

, ata

u K

oper

asi,

dll.

3)

Pen

eliti

an, A

dvok

si, I

nfok

om, P

enda

naan

, Dik

lat,

Kem

anus

iaan

, dan

ata

u la

in-la

in.

4)

Per

tani

an, P

erbu

ruan

, Eko

nom

i Ker

akya

tan,

TTG

, Ind

ustri

Kec

il, S

osia

l, Li

ngku

ngan

hid

up, G

izi d

an M

akan

an, M

asya

raka

t ada

t, H

AM

, Keb

uday

aan,

Ibu

dan

anak

,

In

dust

ri, G

ende

r, K

eter

ampi

lan.

5)

Kab

upat

en/k

ota,

Pro

vins

i, N

asio

nal,

Inte

rnas

iona

l.6)

M

odal

sen

diri,

Usa

ha s

endi

ri, Iu

ran

Ang

gota

, Pem

erin

tah,

Don

or d

alam

neg

eri,

Don

or lu

ar n

eger

i.7)

N

ama

Inst

ansi

/Lem

baga

emer

inta

h at

au N

on P

emer

inta

h.

No

Nam

a Le

mba

gaN

ama

Pim

pina

nA

lam

atTa

ngga

l B

erdi

riSt

rukt

ur

Orga

nisas

i 1)Je

nis

Orga

nisas

i 2)Ti

pe

Keg

iata

n3)B

idan

g K

egia

tan4)

Wila

yah

Keg

iata

n5)Su

mbe

r D

ana6)

Mitr

a K

erja

7)

12

34

56

78

910

1112

Page 83: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

81www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

REK

API

TU

LASI

DAT

A

LEM

BA

GA

NO

N P

EMER

INTA

H D

AN

PER

AN

NYA

DA

LAM

PEN

GEL

OLA

AN

PEL

AYA

NA

N P

UB

LIK

(F

orm

: B

2)

NoNa

ma

Lem

baga

Nam

a Pi

mpi

nan

Alam

at

Pem

aham

an

ttg P

enge

rtian

Pa

rtisi

pasi

M

asya

raka

t

Ting

kat

Kete

rliba

tan

dlm

PBM

Ling

kup

Kete

rliba

tan

Bent

uk

(Fun

gsi

Kete

rliba

tan)

Tuga

s La

yana

n dl

m

Pela

ksan

aan

Proy

ek/

Prog

ram

12

34

56

78

9

Page 84: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

82 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

REK

API

TU

LASI

DAT

A

Profi

lLem

bagaPem

erintahdanPerannyadalam

PelayananPublik

(For

m :

B3)

Kete

rang

an

1)

Ada/

tdak

ada

2)

Yaya

san,

Orm

as, O

rpol

, Aso

sias

i, C

BO, a

tau

Kope

rasi

, dll.

3)

Pene

litia

n, A

dvok

si, I

nfok

om, P

enda

naan

, Dik

lat,

Kem

anus

iaan

, dan

ata

u la

in-la

in .

4)

Nam

a In

stan

si/L

emba

ga p

emer

inta

h at

au N

on P

emer

inta

h.

NoNa

ma

Lem

baga

Nam

a Pi

mpi

nan

Alam

atSt

rukt

ur

Org

anis

asi 1)

Jeni

s O

rgan

isas

i2)Ti

pe K

egia

tan3)

Mitr

a Ke

rja4)

12

34

56

78

Page 85: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

83www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

REK

API

TU

LASI

DAT

A

Profi

lLem

bagaPem

erintahdanPerannyadalam

PengelolaanPelayananPublik

(For

m :

B4)

NoNa

ma

Lem

baga

Alam

atPe

mah

aman

ttg

Pen

gerti

an

Pela

yana

n Pu

blik

Ting

kat

Kete

rliba

tan

dlm

Pe

ngel

olaa

n Pe

laya

nan

Publ

ik

Bata

s (k

ewen

anga

n fu

ngsi

onal

) Ke

terli

bata

n

Tuga

s La

yana

n dl

m P

enge

lola

an

Proy

ek/P

rogr

am

12

34

56

7

Page 86: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

84 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

DA

FTA

R L

EM

BA

GA

PE

ME

RIN

TAH

SE

SUA

I DE

NG

AN

KA

TE

GO

RI K

EP

EN

TIN

GA

N D

AN

PE

NG

AR

UH

NYA

D

ALA

M P

EN

GE

LOLA

AN

PE

LAYA

NA

N P

UB

LIK

K

AB

UPA

TE

N/K

OTA

: …

……

……

……

……

……

. (F

orm

: C

1)

Indi

kato

r Kep

entin

gan

dan

Peng

aruh

1.

Kepe

ntin

gan

T ing

gi :

Prog

ram

dan

keb

ijaka

n da

erah

mem

beri

man

faat

bes

ar b

agi p

enge

mba

ngan

org

anis

asi d

an p

rogr

am p

ihak

/lem

baga

.

2.

Kepe

ntin

gan

Rend

ah :

Prog

ram

dan

keb

ijaka

n da

erah

tida

k/ku

rang

mem

beri

man

faat

bes

ar b

agi p

enge

mba

ngan

org

anis

asi d

an p

rogr

am p

ihak

/lem

baga

.

3.

Peng

aruh

Tin

ggi:

- Pe

rnya

taan

/kar

ya/p

rodu

k se

lalu

dija

dika

n pe

rtim

bang

an d

alam

pem

buat

an k

ebija

kan.

-

Sela

lu d

ilibat

kan

dala

m p

embu

atan

keb

ijaka

n.

4.

Peng

aruh

Ren

dah

:

-

Pern

yata

an/k

arya

/pro

duk

tidak

sel

alu

dija

dika

n pe

rtim

bang

an d

alam

pem

buat

an k

ebija

kan.

-

Tida

k se

lalu

dilib

atka

n da

lam

pem

buat

an k

ebija

kan.

NoNa

ma

Pers

on/L

emba

gaKe

pent

inga

n da

n Pe

ngar

uh R

enda

h

Kepe

ntin

gan

Rend

ah d

an

Peng

aruh

Tin

ggi

Kepe

ntin

gan

Ting

gi

dan

Peng

aruh

Re

ndah

Kepe

ntin

gan

dan

Peng

aruh

Tin

ggi

12

34

56

Page 87: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

85www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

DA

FTA

R L

EMB

AG

A N

ON

PEM

ERIN

TAH

SES

UA

I DEN

GA

N K

ATEG

OR

I KEP

ENT

ING

AN

DA

N P

ENG

ARU

HN

YA

DA

LAM

PEN

GEL

OLA

AN

PEL

AYA

NA

N P

UB

LIK

K

AB

UPA

TEN

/KO

TA :

……

……

……

……

……

Indi

kato

r Kep

entin

gan

dan

Peng

aruh

1.

Kepe

ntin

gan

T ing

gi:

Prog

ram

dan

keb

ijaka

n da

erah

mem

beri

man

faat

bes

ar b

agi p

enge

mba

ngan

org

anis

asi d

an p

rogr

am p

ihak

/lem

baga

.

2.

Kepe

ntin

gan

Rend

ah :

Prog

ram

dan

keb

ijaka

n da

erah

tida

k/ku

rang

mem

beri

man

fat b

esar

bag

i pen

gem

bang

an o

rgan

isas

i dan

pro

gram

pih

ak/le

mba

ga.

3.

Peng

aruh

Tin

ggi:

-

Pern

yata

an/k

arya

/pro

duk

sela

lu d

ijadi

kan

perti

mba

ngan

dal

am p

embu

atan

keb

ijaka

n.

- Se

lalu

dilib

atka

n da

lam

pem

buat

an k

ebija

kan.

4.

Pe

ngar

uh R

enda

h:

- Pe

rnya

taan

/kar

ya/p

rodu

k tid

ak s

elal

u di

jadi

kan

perti

mba

ngan

dal

am p

embu

atan

keb

ijaka

n.

- Ti

dak

sela

lu d

ilibat

kan

dala

m p

embu

atan

keb

ijaka

n.

NoNa

ma

Pers

on/L

emba

gaKe

pent

inga

n da

n Pe

ngar

uh R

enda

h

Kepe

ntin

gan

Rend

ah d

an

Peng

aruh

Tin

ggi

Kepe

ntin

gan

Ting

gi

dan

Peng

aruh

Re

ndah

Kepe

ntin

gan

dan

Peng

aruh

Tin

ggi

12

34

56

Page 88: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

86 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

DAFTAR LEMBAGA NON PEMERINTAH HASIL ANALISIS KATEGORI KEPENTINGAN DAN PENGARUHNYA

DALAM PENGELOLAAN PELAYANAN PUBLIKKAB/KOTA : …………………………

(Form : D1)

Daftar NGS yang termasuk kategori memiliki :Kepentingan dan Pengaruh Rendah12345dst

Kepentingan Rendah dan Pengaruh Tinggi12345dst

Kepentingan Tinggi dan Pengaruh Rendah12345dst

Kepentingan dan Pengaruh Tinggi12345dst

Page 89: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

87www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

DAFTAR LEMBAGA PEMERINTAH HASIL ANALISIS KATEGORI KEPENTINGAN DAN PENGARUHNYA

DALAM PENGELOLAAN PELAYANAN PUBLIKKABUPATEN/KOTA : …………………………

(Form : D2)

Daftar GS yang termasuk kategori memiliki :Kepentingan dan Pengaruh Rendah12345dst

Kepentingan Rendah dan Pengaruh Tinggi12345dst

Kepentingan Tinggi dan Pengaruh Rendah12345dst

Kepentingan dan Pengaruh Tinggi12345dst

Page 90: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

88 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

FORM A : PROFIL LEMBAGA DAN PERANNYA DALAM PELAYANAN PUBLIK

DATA NON GOVERNMENT STAKEHOLDERKota/Kabupaten : ………………………………………….. Tanggal : …………………………

Profillembaga

Nama Lembaga : …………………………………………………………………………………….........................Nama Pimpinan : 1. …………………………………………………………………….……………........................ 2. .…..……………………………………...……………………………………….......................Alamat : …..…….……………………………………………...........................……………………...…… ...............….…….……….…………………………………………………….............................Telephone : .…………………………….. Facsimile : ..........…………………………………..……........E-mail : .…………………………………………………………………………….........................………Tanggal berdiri : .....………………………………………………………………………...........................……….No. Akta (bila ada) : ……………………………..…………………………………..............................……………….Struktur Organisasi : Ada (terlampir) Tidak ada

Jenis organisasi : Yayasan Ormas Orpol Asosiasi CBO Koperasi …………………………………………………………………………….

Tipe kegiatan : Penelitian Advokasi Info-com Pendanaan Pendidikan & lat. B. Kemanusiaan …………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………

Bidang kegiatan : Pertanian Sosial Kebudayaan Perburuhan Lingkungan hidup Ibu & anak Ek. Masyarakat Gizi & makanan Industri Tek. Tepat guna Masy. Adat Gender Industri kecil Hak asasi manusia Keterampilan

………………………………………………………………………….…….. …………………………………………………………………………….….. …………………………………………………………………………………

Wilayah Kegiatan : Desa/Kel. Kab. Kota. Propinsi Nasional Internasional

Page 91: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

89www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Sumber Dana : Modal sendiri Iuran anggota Pemerintah

Donor Dlm. Neg. Donor LN Usaha sendiri

……………………………………………………………………….....................................

……………………………………………………………………….....................................

Mitra Kerja :

Instansi Pemerintah

No. Nama Instansi Nama Program Waktu Keterangan

LSM/ORNOP

No. Nama LSM/ORNOP Nama Program Waktu Keterangan

Lembaga Internasional

No. Nama Lembaga Int. Nama Program Waktu Keterangan

Masyarakat

No. Nama kelompok Nama Program Waktu Keterangan

Peran Dalam Pelayanan Publik (Pendidikan, Kesehatan/KIA, PTSP

1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender?

…………………………………………………………………………………………….........................................

…………………………………………………………………………………………….........................................

Page 92: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

90 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

2. Keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik bersama masyarakat.

sering pernah tidak pernah

Penjelasan rinci:

……………………………………………………………………………………………............................................

……………………………………………………………………………………………............................................

3. Jika Anda pernah terlibat, dimana tingkat keterlibatannya:

Desa/ Kelurahan Kab./kota Propinsi Nasional

Penjelasan rinci:

……………………………………………………………………………………………............................................

……………………………………………………………………………………………............................................

4. Bentuk keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik :

perencanaan pelaksanaan pengawasan/monev (survei IKM, pengaduan)

……………………………………………………………………………………………............................................

……………………………………………………………………………………………............................................

5. Apa tugas layanan masyarakat yang dilakukan lembaga Anda dalam pelaksanaan proyek/program?

memfasilitasi melatih mendampingi

mengawasi mengevaluasi ……………………….................

………………………………………..................…

…………………………………………..............…

Penjelasan:

……………………………………………………………………………………………............................................

……………………………………………………………………………………………............................................

Page 93: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

91www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

DATA GOVERMENT STAKEHOLDERKota/Kabupaten : …………………………………………..

Tanggal : …………………………

Profillembaga

Nama Dinas/Inst. : ……………………………………………………………………………….............................…

Nama Pimpinan: 1. ............................…………………………………………………….…………………………

2. ……………………..…………………………………...........................................................

Alamat : …………………………………………………………………………….….…...........................

………………………………………………………………………………….............................

Telephone : .…………………………….. Facsimile : ………………………...............................………

E-mail : .……………………………………………………………………………...….............................

Struktur Organisasi : Ada (terlampir) Tidak ada

Tipe kegiatan : .…………………………………………………………………………................................……

………..…………………………………………………………………………...........................

Mitra Kerja :

Pengusaha

No. Nama Perusahaan Nama Program Waktu Keterangan

LSM/ORNOP

No. Nama LSM/ORNOP Nama Program Waktu Keterangan

Lembaga Internasional

No. Nama Lembaga Int. Nama Program Waktu Keterangan

Page 94: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender

92 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Kelompok Masyarakat

No. Nama kelompok Nama Program Waktu Keterangan

Peran Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik

1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender?

............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… 2. Keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik bersama masyarakat. sering pernah tidak pernah Penjelasan: ............................……………………………………………………………………….......……………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… 3. Ruang lingkup keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik perencanaan pelaksanaan pengawasan/monev/survei IKM Penjelasan: ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… 4. Apa tugas layanan masyarakat yang dilakukan dinas/instansi dalam pelaksanaan proyek/program?

memfasilitasi melatih mendampingi memobilisasi mengawasi mengevaluasi …………………………………....……… ……………………………………………

Penjelasan: ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................…

Page 95: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

93www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

33Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

Page 96: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

94 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

1. Menjelaskan peran FMS dalam advokasi

kebijakan untuk pelayanan publik.

2. Menjelaskan dasar-dasar advokasi kebijakan

dalam pelayanan publik.

3. Menjelaskan alternatif peran serta FMS dalam

tahapan perencanaan dan penganggaran

tahunan daerah.

POKOK BAHASAN

1. Peran FMS dalam advokasi kebijakan untuk

pelayanan publik.

2. Dasar-dasar advokasi kebijakan dalam

pelayanan publik.

3. Alternatif peran serta FMS dalam tahapan

perencanaan dan penganggaran tahunan

daerah.

III. OPTIMALISASI PERAN FMS DALAM ADVOKASI KEBIJAKAN UNTUK PELAYANAN PUBLIK

METODE

1. Presentasi interaktif

2. Curah pendapat,

3. Diskusi kelompok dan pleno

ALAT DAN BAHAN

1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),

2. Bahan bacaan,

3. Papan tulis plano,

4. LCD,

5. Komputer/laptop,

6. Kertas Plano,

7. Spidol,

8. Kertas Metaplan,

9. Lakban kertas.

Page 97: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

95www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

WAKTU

135 menit

PROSES FASILITASI

1. Penjelasan interaktif dan curah pendapat (15 menit)a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul

sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan

tema.

b. Fasilitator menanyakan kepada peserta,

apa pendapat mereka tentang pelayanan

publik dan kebijakan publik

c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari

setiap pendapat peserta, lalu merumuskan

bersama peserta tentang apa yang

dimaksud dengan pelayanan publik dan

kebijakan publik.

d. Fasilitator menanyakan kepada peserta,

apa pendapat mereka tentang peran yang

bisa dilakukan oleh FMS dalam pelayanan

publik dan kebijakan publik.

e. Fasilitator menayangkan slide tentang peran

FMS dalam pelayanan publik.

2. Curah pendapat (20 menit)a. Fasilitator menanyakan kepada peserta,

apa pendapat mereka tentang advokasi dan

mengapa perlu melakukan advokasi untuk

peningkatan pelayanan publik yang bisa

diakses dengan baik oleh kelompok rentan

dan minoritas, baik perempuan atau laki-laki.

b. Selanjutnya fasilitator mengidentifikasi

kata kunci dari setiap pendapat peserta

dan merumuskannya dalam pengertian dan

pentingnya advokasi dilakukan.

c. Fasilitator menanyakan kepada peserta,

apa pendapat mereka tentang hasil akhir

advokasi kebijakan

d. Selanjutnya fasilitator mengidentifikasi kata

kunci dari setiap pendapat peserta dan

merangkumnya

e. Fasilitator menanyakan kepada peserta,

apa pendapat mereka tentang langkah-

langkah advokasi kebijakan

3. Penjelasan Interaktif (25 menit)a. Fasilitator menjelasakan beberapa sub tema

dengan menggunakan slide paparan, antara

lain tentang:

- 10 hak dasar warga negara

- Hasil akhir kerja advokasi

- Strategi advokasi, dan

- Langkah-langkah merencanakan

advokasi

b. Fasilitator memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya, memberi tanggapan

dan saran tentang sub tema yang telah

dipaparkan.

4. Diskusi kelompok dan diskusi pleno (45 menit)a. Fasilitator membagi peserta menjadi 5

kelompok dengan mempertimbangkan

komposisi perempuan dan laki-laki

dan menugaskan setiap kelompok

mendiskusikan pertanyaan selama 20 menit,

Page 98: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

96 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

dengan tugas mengisi format berikut :

Strategi 1, 2, 3, 4, 5*):

……………………………………………….

Tujuan 1 :

………………………………………………

No. Kegiatan Keluaran/Output Waktu Pihak yg terlibat/akan dilibatkan

Isian strategi*) :

- Kelompok I : Pengembangan wacana

kritis untuk mempengaruhi opini publik

- Kelompok II : Pengorganisasian

Masyarakat

- Kelompok III : Diplomasi

- Kelompok IV : Legislasi (Mendesakkan

kebijakan)

- Kelompok V : Litigasi (pendampingan

bantuan hukum)

b. Selanjutnya hasil diskusi kelompok dibahas

dalam pleno.

c. Fasilitator mereview dan merangkum hasil

diskusi pleno.

5. Penjelasan interaktif (30 menit) :a. Selanjutnya fasilitator menjelaskan sub

tema yang akan dibahas, yaitu “Tahapan

perencanaan dan penganggaran tahunan

daerah”.

b. Fasilitator bertanya kepada peserta,

menurut pendapat mereka apa yang

diketahui tentang perencanaan dan

penganggaran daerah?

c. Fasilitator memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya, memberi tanggapan

dan saran.

6. Rangkuman dan Penutup (10 menit) Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil

paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting

bahwa peran FMS dapat dioptimalkan untuk

mendorong peningkatan pelayanan publik.

Page 99: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

97www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

LEMBAR PAPARAN FASILITATOR Terlampir dan terurai pada LPF 3.1

KEDUDUKAN DAN PERAN FORUM MULTI STAKEHOLDER

Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik

• Kedudukan: Posisi FMS dalam pemenuhan hak dan penunaian

kewajiban terhadap pelayanan publik.

• Peran: Bertindak sebagai subyek/pelaku dalam upaya

peningkatan efektifitas pelayanan publik.

PENGERTIAN

Page 100: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

98 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Sebagai forum untuk penyadaran dan pengorganisasian masyarakat:

- Melakukan penyadaran akan pentingnya pelayanan publik dalam sektor pendidikan dan sektor kesehatan serta sektor pengembangan ekonomi lokal.

- Menemukan cakupan sasaran yang relatif lebih banyak dalam jumlah nominal dan unsurnya. Karena partisipan biasanya berasal dari organisasi/lembaga yang berbasis anggota yang relatif banyak dan berjenjang.

Peran FMS (1)

• Sebagai jaringan komunikasi dan kerja antar pihak yang berkepentingan:

Dengan penyelenggaraan forum akan mempermudah terjadinya komunikasi dan jaringan inter dan antar organisasi/lembaga partisipan forum.

Peran FMS (2)

Page 101: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

99www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Sebagai forum konsultasi, khususnya antara penyedia pelayanan dan pengguna pelayanan:

Melalui forum lintas pihak seperti ini, akan mempercepat terjadinya sharing, tukar dan bagi pengalaman, mempertemuan penunaian kewajiban dan pemenuhan hak antara penyedia dan pengguna pelayanan publik.

Peran FMS (3)

• Sebagai forum untuk memantau kualitas pelayanan Dengan forum akan lebih capat mendapatkan informasi tentang

implementasi, cakupan dan mutu pelayanan publik. Proses kegiatan ini juga sekaligus dapat menjadi media pemantauan capaian pelayanan publik.

Peran FMS (4)

Page 102: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

100 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Sebagai forum untuk mendesakkan kebijakan dalam peningkatan pelayanan publik:

Forum dapat digunakan sebagai wahana untuk melakukan strategi dan aksi-aksi advokasi untuk perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.

Peran FMS (5)

Page 103: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

101www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

DASAR-DASAR ADVOKASI DALAM PELAYANAN PUBLIK

Merencanakan Advokasi Kebijakan

Terlampir dan terurai pada LPF LPF 3.2

Page 104: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

102 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Kegiatanapasajayangbisadianggapsebagaikegiatanadvokasi?

• Apamakna/pengertianadvokasi

Disko

• Sifat dasar manusia adalah dinamis dan cenderung untuk berubah kearah yang lebih baik

• Mulai rencana advokasi dengan pikiran positif bahwa masih ada banyak champion-champion/pionir-pionir di pemerintahan/DPRD maupun di masyarakat

• Inti advokasi adalah merubah keadaan menjadi kearah yang lebih baik, bukannya untuk menyalahkan/mencari siapa yang salah ataupun untuk menghukum.

BerfikirPositif

Page 105: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

103www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Page 106: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

104 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Page 107: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

105www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Beberapadefinisiadvokasi• To advocate = to defend, to promote, to ctreate something new, to change (the heritage

dictionary of current English)

• Usaha-usaha terorganisir untuk membawa perubahan-perubahan sistematis dalam kebijakan tertentu, regulasi, atau pelaksanaanya (Muthia Ganie Rochman)

• Upaya terorganisir maupun aksi yang merupakan sarana-sarana demokrasi untuk menyusun dan melaksanakan undang-undang dan kebijakan yang bertujuan menciptakan sebuah masyarakat yang adil dan merata (Institute Advokasi, Washington DC)

• Tujuannya adalah mengubah cara-cara dimana kekuasaan, sumberdaya dan pandangan-pandangan dibentuk, dikonsumsi dan disebarkan pada level global, sehingga orang-orang maupun lembaga-lembaga dinegara selatan memperoleh kesempatan lebih realistis untuk mengontrol pembangunan mereka sendiri’ (Michael Edwards)

Page 108: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

106 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Advokasiberintikanwargaadalahsebuahprosespolitisterorganisir yang melibatkan upaya-upaya terpadu masyarakat untuk mengubah kebijakan, praktek, gagasan, dan nilai-nilai yang melangengkan ketidakadilan, ketidaktoleranan, dan sikap eksklusive (Pedoman aksi untuk advokasi dan partisipasi warga, Institute untuk Studi-studi Pembangunan)

Beberapadefinisiadvokasi

1. Mendorong kualitas pelayanan publik dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar warga.

2. Memperkuat dan pelembagaan partisipasi publik dalam pelayanan publik.

Mandat OMS (Mengapa Harus Ada)

Page 109: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

107www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

1. Pemenuhan Hak atas Pangan2. Pemenuhan Hak atas Layanan Kesehatan3. Pemenuhan Hak atas Layanan Pendidikan4. Pemenuhan Hak atas Pekerjaan dan Berusaha5. Pemenuhan Hak atas Perumahan6. Pemenuhan Hak atas Air Bersih-Aman dan Sanitasi yang baik7. Pemenuhan Hak atas Tanah8. Pemenuhan Hak atas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup9. Pemenuhan Hak atas Rasa Aman10. Pemenuhan Hak atas Berpartisipasi

10 HAK-HAK DASAR WARGA NEGARA

PembukaanUUD 1945

KEWAJIBANPEMERINTAH

PELAYANAN PUBLIK

TUJUAN PEMBENTUKANPEMERINTAH

HAKMASYARAKAT

???!!

Page 110: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

108 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Memajukan kesejahteraan umum;

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

URUSANNEGARA►►TUJUANPEMBENTUKANNEGARA

• Status pendidikan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan.

• Kewajiban negara adalah menyediakan pelayanan pendidikan dasar.

• Kualitas pendidikan dasar diukur dalam standar pelayanan minimum.

Kesejahteraan umum

Page 111: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

109www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

1. Pembuatan Kebijakan (bila belum ada).2. Dipertahankannya kebijakan yang baik yang terancam

dicabut.3. Penegakan pelaksanaan kebijakan yang baik.4. Revisi terhadap sebagian kebijakan.

Hasil akhir kerja advokasi Kebijakan

Kebijakan 1. Kebijakan dituangkan dalam bentuk dokumen dan berlaku

untuk mengikat.2. Kebijakan publik merupakan dokumen publik.3. Contoh Kebijakan di daearah:

• PERDA• Perbup/Perwako• SKBupati• KebijakanAnggaran(KUA/RKA)• SKKepalaDinas• dll.

Page 112: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

110 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Pengembangan wacana kritis untuk membentuk opini publik/masyarakat

• Pengorganisasian masyarakat

• Diplomasi

• Legislasi

• Litigasi

Strategi Advokasi

Memposisikan diri menjadi “fasilitator” dan “katalisator” agar seluruh komponen melakukan suatu tindakan struktural dan afirmatif.

Mendorong / memotivasi kelompok strategis untuk mengartikulasikan kepentingannya melalui penyadaran dan aksi-aksi penguatan kapasitas, kemudian mengadvokasi pemerintah daerah dan stakeholder lainnya untuk meninjau kebijakan dan pilihan politik [paradigma] pembangunan dan tanggung jawab sosialnya.

Peran Strategis Lembaga Pemberdaya

Page 113: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

111www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Mengedepankan konsep “pembangunan berimbang” (balanced development), yaitu Pembangunan yang sensitif pada keseimbangan antarsektor, antar kelas maupun antar wilayah.

Pembangunan Berimbang

Merumusan isu• Apa isu spesifik terkait dengan pengelolaan sekolah yang

menuntut diperlukannya kebijakan di kabupaten?

- Kondisi faktual dan aktual terkait dengan BOSP.

- Bandingkan dengan SPM.

- Apakah sudah ada kebijakan daerah terkait dengan BOSP.

- Rumuskan isu, berdasarkan gap antara kondisi sesuai SPM dengan kondisi faktual dan aktual.

Page 114: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

112 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Tujuan Utama/kemenangan besar (Pilih salah satu yang relefan sesuai dengan kondisi riil Kabupaten): - Disahkannya kebijakan apa tentang apa………- Dilaksanakannya kebijakan apa tentang apa …..- Diubahnya kebijakan apa tentang apa…. Dibagian mana

• Indikator capaian:• Tujuan antara/kemenangan kecil untuk mendukung pencapaian tujuan utama:

- …………………- ………………..- ………………..

• Indikator capaian:

Merumuskan Tujuan

• Pihak mana yang menjadi target advokasi? (Siapa yang pembuat kebijakan, bagaimana proses kebijakan dilakukan, siapa yang mempengaruhinya baik formal maupun informal).

• Memetakan sekutu, dukungan komunitas, dan oposisi.

• Realitas yang sedang terjadi yang berpengaruh terhadap isu maupun terhadap tingkat kefektifan dari strategi.

Analisa Lingkungan eksternal

Page 115: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

113www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Matriks 1: Pemetaan Target advokasi

Matriks 2: Pemetaan Target advokasi

PembuatKebijakan formal

PembuatKebijakan informal

Pihak yang berpengaruh

PembuatKebijakan

formal

PembuatKebijakaninformal

Pihak yang berpengaruh

Sangat penting

Agak penting

Tidak penting

Page 116: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

114 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Resource apa yang dimiliki oleh organisasi dan bagaimana menggerakkannya.

• Akses terhadap pembuat kebijakan.

Analisa internal

• Apakah strategi yang dipilih efektif untuk mencapai sasaran/tujuan.

• Apakah melibatkan sekutu.

• Apakah akan mengecilkan lawan.

• Apakah cocok dengan gaya organisasi kita.

Memilih strategi

Page 117: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

115www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Menyusun StrategiStrategi 1: Pengembangan wacana kritis untuk mempengaruhi opini publik

Tujuan 1 : ……………………………………………

No Kegiatan Keluaran/Output

Waktu Pihak ygterlibat/akan

dilibatkan

Menyusun StrategiStrategi 2: Pengorganisasian Masyarakat

Tujuan 1 : ………………………………………………

No Kegiatan Keluaran/Output

Waktu Pihak ygterlibat/akan

dilibatkan

Page 118: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

116 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Menyusun StrategiStrategi 3: Diplomasi

Tujuan 1 : ……………………………………………

No Kegiatan Keluaran/Output

Waktu Pihak ygterlibat/akan

dilibatkan

Menyusun StrategiStrategi 3: Legislasi

Tujuan 1 : ……………………………………………

No Kegiatan Keluaran/Output

Waktu Pihak ygterlibat/akan

dilibatkan

Page 119: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

117www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Menyusun StrategiStrategi 3: Litigasi

Tujuan 1 : ……………………………………………

No Kegiatan Keluaran/Output

Waktu Pihak ygterlibat/akan

dilibatkan

Page 120: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

118 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Terlampir dan terurai pada LPF LPF 3.2, LPF 3.3

TAHAPAN PERENCANAAN DAN PENGGARAN DAERAH

Pengertian Rencana Operasional (1)Suatu alat manajemen (management tool) yang bertujuan membantu organisasi membuat rencana jangka pendek (1 hingga 2 tahun) dengan rumusan tujuan dan sasaran yang lebih terinci, realistis dan terukur serta menggambarkan secara terinci komitmen sumber daya dan dana bagi pencapaian tujuan.

Page 121: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

119www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Proses penyiapan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Rencana Operasional (2)

Perencanaan dan Penganggaran adalah proses dan fungsi yang strategis dalam pengelolaan pemerintahan. Sebab jika proses dan fungsi ini dapat berjalan dengan baik dan benar maka kinerja pelayanan publik akan meningkat.

Asumsi ini berdasar atas permasalahan-permasalahan di bidang perencanaan dan penganggaran yang diharapkan dapat dipecahkan melalui implementasi UU 17/2003, UU 25/2004 dan UU 32/2004.

Mengapa Perencanaan dan Penganggaran

Page 122: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

120 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Partisipasi adalah hak warga yang merupakan bagian dari hak asasi yang melekat dalam diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini terdapat dalam kovenan International dan Peraturan Perundangan di Indonesia.

• Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam pemerintahan telah terbukti memberikan sumbangan yang signifikan terhadap peningkatan pelaksanaan good governance dan kualitas pelayanan publik, mempermudah pelaksanaan karena trust sudah terbangun.

Mengapa FMS Perlu berpartisipasi

RUANG PARTISIPASI FMS DALAM PROSES PERENCANAAN & PENGANGGARAN SERTA

KEBIJAKAN PUBLIK

Page 123: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

121www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Jaring aspirasi, isu dan harapan masyarakat

• FGD profil daerah, prediksi dan isu strategis daerah jangka panjang

• FGD visi-misi pembangunan daerah jangka panjang

• MUSRENBANG

Penyusunan RPJPD

• Jaring aspirasi, isu dan harapan masyarakat

• FGD untuk setiap topik

• Pembahasan Rencana awal RPJPMD

• MUSRENBANG

• Penyusunan Naskah kesepakatan hasil MUSRENBANG Jangka Menengah

Penyusunan RPJPMD

Page 124: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

122 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Pembahasan Forum SKPD (visi, misi, tujuan, strategi dan kebijkan, program dan indikasi kegiatan).

• Penyusunan Berita acara hasil kesepakatan forum SKPD.

Penyusunan Renstra SKPD

Penyusunan RKPD dan Renja SKPD

• MUSRENBANG Desa/Kelurahan• MUSRENBANG Kecamatan• Pembahasan Forum SKPD• MUSRENBANG Daerah• Penyusunan naskah Kesepakatan hasil

MUSRENBANG

Page 125: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

123www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Konsultasi dengan delegasi peserta MUSRENBANG

• Sosialisasi Ranperda kepada masyarakat

• Konsulatsi publik Ranperda APBD

Penyusunan KUA, PPAS dan RKA SKPD

Page 126: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

124 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

BAHAN BACAAN

OPTIMALISASI PERAN FMS DALAM PELAYANAN PUBLIK

a. Sebagai forum untuk penyadaran dan pengorganisasian masyarakat:

Dengan adanya forum akan mempermudah

untuk melakukan penyadaran akan pentingnya

suatu program tertentu, termasuk pelayanan

publik dalam sektor pendidikan dan sektor

kesehatan. Selain itu, dengan forum akan

menemukan cakupan atau sasaran yang

relatif lebih banyak dalam jumlah nominal dan

unsurnya. Karena partisipan dalam forum itu

biasanya berasal dari organisasi atau lembaga

yang mempunyai basis anggota yang relatif

banyak dan berjenjang.

b. Sebagai jaringan komunikasi dan kerja antar pihak yang berkepentingan:

Dengan penyelenggaraan forum akan

mempermudah terjadinya komunikasi dan

jaringan inter dan antar organisasi/lembaga

partisipan forum.

c. Sebagai forum konsultasi, khususnya antara penyedia pelayanan dan pengguna pelayanan:

Melalui forum lintas pihak seperti ini, akan

mempercepat terjadinya sharing, tukar dan

bagi pengalaman, mempertemuan penunaian

kewajiban dan pemenuhan hak antara penyedia

dan pengguna pelayanan publik.

d. Sebagai forum untuk memantau kualitas pelayanan:

Dengan forum akan lebih capat mendapatkan

informasi tentang implementasi, cakupan dan

mutu pelayanan publik yang responsive gender,

pro poor dan memihak kelompok rentan. Proses

kegiatan ini juga sekaligus dapat menjadi media

pemantauan capaian pelayanan publik.

e. Sebagai forum untuk mendesakkan kebijakan dalam peningkatan pelayanan publik:

Forum dapat digunakan sebagai wahana untuk

melakukan strategi dan aksi-aksi advokasi untuk

perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan

kuantitas dan kualitas pelayanan publik.

1. KEDUDUKAN DAN PERAN FMS

Page 127: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

125www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

a. Pengantar(Berfikirpositif)

Advokasi adalah sebuah upaya yang terorganisir

dan sistimatis untuk merubah atau “menentang”

suatu kebijakan publik. Meskipun demikian

tidak berarti bahwa semua politisi dan pembuat

kebijakan publik itu memang brengsek tanpa

pandang bulu. Selalu saja ada di antara mereka

yang masih tetap baik, punya integritas dan

pemihakan, tetapi belum mampu berbuat banyak

lebih karena struktur, iklim dan proses-proses

politik belum memihak kepadanya. Advokasi

adalah justru bermaksud merubah sistem

tersebut, bukan menyerang orang per orang

di dalamnya. Jadi, mengapa tidak mencoba

membantu (memberdayakan) mereka yang pada

gilirannya, juga akan membantu? Ingat, kerja-

kerja advokasi membutuhkan sebanyak mungkin

kawan sebagai sekutu (mitra) kerja. Bahkan ada

yang bilang bahwa kegiatan advokasi adalah

juga seni bagaimana memperbanyak kawan,

bukan justru sebaliknya memperbanyak lawan.

Karena, semakin banyak baik jika makin banyak

pihak yang mendukung tuntutan dan memang

itulah gunanya melobi orang dan berkampanye

dalam kegiatan advokasi. Kita harus percaya

bahwa sifat dasar manusia adalah dinamis dan

cenderung untuk berubah ke arah yang lebih

baik. Lalu mulailah rencana advokasi dengan

berbaik sangka dan pikiran positif bahwa masih

ada banyak champion-champion/pionir-pionir

di pemerintahan/DPRD maupun di masyarakat,

karena inti advokasi adalah merubah keadaan

menjadi kearah yang lebih baik, bukannya untuk

2. DASAR-DASAR ADVOKASI KEBIJAKAN PUBLIK*)

menyalahkan/mencari siapa yang salah ataupun

untuk menghukum.

b. Beberapadefinisiadvokasi

Advokasi sudah menjadi satu kosa kata baku

dalam kamus organisasi-organisasi non

pemerintah atau organisasi masyarakat sipil

(OMS) di Indonesia, bahkan di dunia, terutama

lebih dari satu dasawarsa terakhir. Namun,

berbagai OMS yang mengaku melakukan

kegiatan advokasi juga meiliki berbagai

pengertian yang beragam tentang apa yang

mereka maksud sebagai “advokasi” itu sendiri.

Malah, pernah cukup lama OMS di Indonesia

mengartikannya semata-mata sebagai kegiatan

pembelaan kasus atau beracara di peradilan

(litigasi). Mungkin karena terpengaruh oleh

padanan katanya dari bahasa Belanda :

advocaat, advocateur, yang tiada lain memang

berarti pengacara hukum, pembela atau

peguam.

Padahal, jika kita mengadopsi kata “advokasi”

itu dari bahasa Inggris, maka to advocate tidak

hanya berarti “membela” (to defend), tetapi juga

berarti “memajukan” atau “mengemukakan” (to

promote) yang, dengan kata lain, juga berarti

berusaha “menciptakan” (to create) yang baru,

yang belum ada (lihat, antara lain, The Heritage

Dictionary of Cureent English, Oxford, 1958).

Dengan kata lain, juga berarti melakukan

“perubahan” (to change) secara teorganisisr dan

sistematis (lihat: Richard Holloway, Establising

Page 128: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

126 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

and Running An Advocacy NGO: A Handbook,

PACT, Lusaka, 1999).

Masih ada beberapa definisi tentang advokasi ini

antara lain:

- Advokasi adalah usaha-usaha terorganisir

untuk membawa perubahan-perubahan

sistematis dalam kebijakan tertentu,

regulasi, atau pelaksanaanya (Muthia Ganie

Rochman)

- Advokasi adalah upaya terorganisir

maupun aksi yang merupakan sarana-

sarana demokrasi untuk menyususn

dan melaksanakan undang-undang dan

kebijakan yang bertujuan menciptakan

sebuah masyarakat yang adil dan merata

(institut advokasi, Washington DC)

- Tujuannya adalah mengubah cara-

cara dimana kekuasaan, sumberdaya

dan pandangan-pandangan dibentuk,

dikonsumsi dan disebarkan pada level

global, sehingga orang-orang maupun

lembaga-lembaga dinegara selatan

memperoleh kesempatan lebih realistis

untuk mengontrol pembangunan mereka

sendiri. (Michael Edwards)- Advokasi berintikan warga adalah sebuah

proses politis terorganisir yang melibatkan

upaya-upaya terpadu masyarakat untuk

mengubah kebijakan, praktek, gagasan, dan

nilai-nilai yang melangengkan ketidakadilan,

ketidaktoleranan, dan sikap eksklusif.

(Pedoman aksi untuk advokasi dan

partisipasi warga, Institut untuk Studi-studi

Pembangunan)

c. Mengapa perlu advokasi?

Advokasi cenderung diartikan sebagai

kegiatan untuk menjatuhkan, menggulingkan

penguasa atau memfitnah kelompok tertentu.

Seiring dengan perkembangan dewasa ini

pengertian advokasi mengalami pergeseran

arti luas berkaitan dengan berbagai upaya

yang terorganisir, sistimatis dalam bentuk

pendampingan, pengorganisasian, pembelaan

dan pemberdayaan masyarakat untuk

mempengaruhi, mendesakkan perubahan

kebijakan terkait dengan pelayanan publik.

Berbicara tentang sdvokasi kebijakan untuk

pelayanan publik adalah advokasi dalam

proses manajerial penyelenggaraan pelayanan

publik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, monitoring dan evaluasi. Selain

hal-hal di atas, ada beberapa kondisi yang

mendorong perlunya advokasi kebijakan untuk

pelayanan publik ini perlu dilakukan, yaitu :

- Kebijakan-kebijakan dalam pelayanan

publik yang dihasilkan penyelenggara

negara belum sepenuhnya mengakomodasi

aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

- Proses pengelolaan pelayanan publik masih

cenderung top down, tidak partisipatif,

transparan dan akuntabel.

- Alokasi anggaran untuk pelayanan publik

relatif belum berorientasi pada kebutuhan

masyarakat banyak.

- Relasi kuasa didominasi oleh kelompok

tertentu atau kelompok penguasa.

- Lemahnya kesadaran masyarakat

menggunakan hak-haknya atas pelayanan

Page 129: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

127www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

publik (informasi, partisipasi, manfaat dan

kontrol)

d. Apa mandat (Mengapa harus ada) OMS?

Salah satu unsur terpenting bagi Organisasi

Masyarakat Sipil (OMS) yang mempersiapkan

diri melakukan advokasi adalah memiliki suatu

visi yang jelas dan bagaimana pihak lain dapat

memahami dan menghargai apa yang dikerjakan

dan diperjuangkan oleh OMS tersebut. Suatu

visi yang dapat dipahami dan diterima oleh

pihak lain sebagai visi bersama pula. Suatu visi

bersama yang dirumuskansecara jelas akan

melahirkan himpunan tenaga, momentum dan

kekuatan yang akan membantu semua yang

terlibat dalam kegiatan advokasi untuk tetap

teguh pada sikap dan keberpihakannya kepada

masyarakat luas.

Memiliki suatu visi adalah memiliki harapan

akan suatu masa depan yang lebih baik. Hal

ini kelihatannya sudah cukup jelas difahami

banyak orang selama ini, tetapi ternyata sedikit

sekali OMS selama ini yang secara sistematis

memikirkan perubahan-perubahan sosial jangka

panjang semacam itu. Banyak OMS selama

ini biasanya lebih sibuk memikirkan masalah-

masalah yang terjadi saat ini dan melakukan

kegiatan-kegiatan untuk memecahkan masalah-

masalah sesaat tersebut. Jika OMS memang

ingin melakukan advokasi, maka mereka

terlebih dahulu harus merumuskan dengan

gamblang: perubahan-perubahan apa saja yang

mereka inginkan terjadi di masa depan, dan

bagaimana caranya mereka akan mengarah

ke sana? Termasuk di dalammya bagaimana

OMS dapat berperan dalam upaya-upaya untuk

memperkuat dan pelembagaan partisipasi publik

dalam pelayanan publik dan mendorong kualitas

pelayanan publik dalam pemenuhan hak-hak

dasar warga. Adapun hak-hak dasar warga

negara (10 hak dasar) adalah sebagai berikut:

1) Pemenuhan Hak atas Pangan

2) Pemenuhan Hak atas Layanan Kesehatan

3) Pemenuhan Hak atas Layanan Pendidikan

4) Pemenuhan Hak atas pekerjaan dan

berusaha

5) Pemenuhan Hak atas Perumahan

6) Pemenuhan Hak atas Air Bersih-Aman dan

Sanitasi yang baik

7) Pemenuhan Hak atas Tanah

8) Pemenuhan Hak atas Sumberdaya Alam

dan Lingkungan Hidup

9) Pemenuhan Hak atas Rasa Aman

10) Pemenuhan Hak atas Berpartispasi

e. Hasil akhir kerja advokasi Kebijakan

Jika apa yang disebut sebagai kegiatan atau

program advokasi oleh banyak OMS selama ini

dipelajari dengan cermat, maka akan segera

tampak satu hal yang sama, yakni dalam

sasaran kegiatan atau programnya. Mulai dari

rangkaian unjuk rasa para mahasiswa atau

kelompok-kelompok buruh, aksi protespetani,

selebaran-selebaran kepada kalayak, acara-

acara jumpa pers dan pernyataan sikap

suatu organisasi atau jaringan kerjabeberapa

organisasi, seminar dan diskusi para pakar,

semuanya pada dasarnya ditujukan terhadap

suatu kebijakan tertentu dari pemerintah yang

Page 130: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

128 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

menyangkut kepentingan umum (public policy).

Mungkin saja hasil (objectives, outcomes) yang

mereka nyatakan atau inginkan dari kegiatan itu

memang berbeda: ada yang hanya sekedar agar

peraturan tertentu dicabut atau dihentikan, ada

juga yang menuntut peraturan tersebut dirubah

atau diganti sama sekali, bahkan ada yang

melangkah lebih jauh lagi dengan mengajukan

usul-usul perubahan, maka sampai mengajukan

konsep-konsep tandingan terhadap seluruh

peraturan atau inti kebijakan yang mendasari

satu atau beberapa peraturan tertentu. Namun

tujuan atau sasaran akhirnya sebenarnya sama

saja: terjadi perubahan peraturan atau kebijakan

(policy reform).

Dengan kata lain, advokasi sebenarnya

merupakan upaya untuk memperbaiki atau

merubah sesuatu kebijakan publik sesuai

dengan kehendak atau kepentingan mereka

yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau

perubahan tersebut.

f. Beberapa jenis kebijakan

Merupakan hal penting kiranya untuk memahami

apa sesungguhnya kebijakan publik itu,

sekurang-kurangnya jenis-jenis kebijakan

yang sering dibentuk/diterbitkan diterapkan di

daerah, terkait dengan pengelolaan pelayanan

publik. Kebijakan publik adalah kebijakan yang

dituangkan dalam bentuk dokumen dan berlaku

untuk mengikat, kebijakan publik merupakan

dokumen publik.

Adapun beberapa jenis kebijakan tersebut

antara lain:

- PERDA

- Perbup/Perwako

- SK Bupati

- Kebijakan Anggaran (KUA/RKA)

- SK Kepala Dinas

- dll

g. Strategi Advokasi

Hal pertama yang harus diingat dalam

perumusan sasaran suatu kegitan atau program

advokasi adalah hakekat dan tujuan utama

advokasi itu sendiri sebagai upaya untuk

merubah kebijakan publik, sehingga rumusan

sasaran (objectives, targets, outcomes) nya

juga harus tetap mengacu pada tujuan (goals)

tersebut. Ini penting diingatkan kembali terlebih

dahulu untuk mencegah kecenderungan

merumuskan sasaran advokasi yang berlebihan

atau sudah berada diluar batas lingkup

advokasi itu sendiri, misalnya kecenderungan

merumuskan sasaran advokasi yang berlebihan

atau sudah berada diluar batas lingkup

advokasi itu sendiri. Misalnya kecenderungan

memperlakukan advokasi sebagai ‘Revolusi’

untuk merebut kekuasaaan Politik. Meskipun,

dalam tujuan jangka panjang (aims) nya,

advokasi merupakan salah satu (dan memang

hanya salah satu bagian kecil saja dari banyak

sekali, diantara puluhan atau bahkan ratusan

piranti, gerakan perubahan sosial yang lebih

besar dan menyeluruh), namun advokasi tetap

saja merupakan gerakan yang menggunakan

cara – cara bukan kekerasan (non-violence

movement) melalui jalur, wadah dan proses

demokrasi perwakilan yang ada. Jadi jelas,

advokasi bukanlah revolusi fisik, apalagi

Page 131: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

129www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

perlawanan bersenjata (counter insurgency

movement) karena itu, sasaran advokasi

memang hanya tertuju atau terarah pada

kebijakan – kebijakan publik (atau bahkan hanya

satu kebijakan tertentu) saja, dengan asumsi

bahwa perubahan yang terjadi pada suatu

kebijakan tertentu tersebut akan membawa

dampak positif atau paling tidak, sebagai titik

awal dari perubahan – perubahan yang lebih

besar secara bertahap maju.

Adapun strategi atau proses-proses dalam

pembentukan/perubahan kebijakan publik

adalah sebagai berikut:

1) Proses Legislasi & Jurisdiksi (pengajuan

usul, konsep tanding dan pembelaan:

- Legal drafting, counter draft

- Judicial review

- Class action, legal standing

- Litigasi (jurisprudensi)

2) Proses Politik & Birokrasi (mempengaruhi

pembuat & pelaksana praturan):

- Lobbi

- Negosiasi

- Mediasi

- Kolaborasi

3) Proses Sosialisasi & Mobilisasi (membentuk

pendapat umum dan tekanan politik):

- Kampanye, siaran pers

- Unjuk rasa, mogok, boikot

- Pengorganisasi basis/masyarakat

- Pendidikan politik

h. Langkah Merencanakan Advokasi 1) Merumusan isu

Apa isu spesifik terkait dengan pengelolaan

sekolah yang menuntut diperlukannya

kebijakan di kabupaten?

- Kondisi faktual dan aktual terkait dengan

BOSP.

- Bandingkan dengan SPM

- Apakah sudah ada kebijakan daerah terkait

dengan BOSP.

- Rumuskan isu, berdasarkan gap antara

kondisi sesuai SPM dengan kondisi faktual

dan aktual.

2) Merumuskan Tujuan• Tujuan Utama/kemenangan besar (Pilih

salah satu yang relefan sesuai dengan

kondisi riil Kabupaten):

- Disahkannya kebijakan apa tentang

apa………

- Dilaksanakannya kebijakan apa tentang

apa …..

- Diubahnya kebijakan apa tentang apa….

Dibagian mana

• Indikator capaian:

• Tujuan antara/kemenangan kecil untuk

mendukung pencapaian tujuan utama:

- …………………

- ..………………..

- ………………....

• Indikator capaian:

3) Analisa lingkungan eksternal dan internal a) Analisa Lingkungan eksternal

- Pihak mana yang menjadi target advokasi?

(Siapa yang pembuat kebijakan, bagaimana

proses kebijakan dilakukan, siapa yang

mempengaruhinya baik formal maupun

informal).

Page 132: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

130 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

- Memetakan sekutu, dukungan komunitas, dan oposisi.

Realitas yang sedang terjadi yang berpengaruh terhadap isu maupun terhdap tingkat kefektifan dari

strategi.

b) Analisa Lingkungan internal

- Sumberdaya apa yang dimiliki oleh organisasi dan bagaimana menggerakkannya

- Akses terhadap pembuat kebijakan

4) Memilih Strategi dan Aksi- Apakah strategi yang dipilih efektif untuk mencapai sasaran/tujuan

- Apakah melibatkan sekutu

- Apakah akan mengecilkan lawan

- Apakah cocok dengan gaya organisasi kita

Matrik 1 : Pemetaan Target Advokasi

Pembuat Kebijakan Formal Pembuat Kebijakan Informal Pihak yang Berpengaruh

Matrik 2 : Pemetaan Target Advokasi

Pembuat Kebijakan Formal

Pembuat Kebijakan Informal

Pihak yang Berpengaruh

Sangat penting Agak penting Tidak penting

Strategi 1: Pengembangan wacana kritis untuk mempengaruhi opini publik

Tujuan 1 : ………………………………………………

No. Kegiatan Keluaran/Output Waktu Pihak yg terlibat/akan dilibatkan

Page 133: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

131www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Strategi 2: Pengorganisasian Masyarakat

Tujuan 2 : ………………………………………………

No. Kegiatan Keluaran/ Output Waktu Pihak yg terlibat/akan dilibatkan

Strategi 2: Pengorganisasian Masyarakat

Tujuan 2 : ………………………………………………

No. Kegiatan Keluaran/ Output Waktu Pihak yg terlibat/akan dilibatkan

Strategi 3: Diplomasi

Tujuan 3 : ………………………………………………

No. Kegiatan Keluaran/ Output Waktu Pihak yg terlibat/akan dilibatkan

Strategi 4: Legislasi (Mendesakkan kebijakan)

Tujuan 4 : ………………………………………………

No. Kegiatan Keluaran/ Output Waktu Pihak yg terlibat/akan dilibatkan

Page 134: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

132 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Strategi 5: Litigasi (Pendampingan Hukum)

Tujuan 5 : ………………………………………………

No. Kegiatan Keluaran/ Output Waktu Pihak yg terlibat/akan dilibatkan

*) Topatimasang, Roem, et.al., (eds) “Merubah Kebijakan Publik: Panduan Pelatihan Advokasi untuk Organisasi Non

Pemerintah”

Page 135: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

133www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

a. Pengertian

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering

mendengar istilah perencanaan. Namun dari

berbagai referensi yang berbeda, terdapat

pengertian yang berbeda pula. Namun jika

mengacu pada konsep pembangunan, secara

sederhana “perencanaan” dapat didefinisikan

sebagai sebuah proses dalam penentuan

tindakan atas pilihan-pilihan kegiatan dan

sumberdaya untuk mencapai suatu tujuan di

masa depan.

Untuk memahami perencanaan, setidaknya

terdapat 4 hal mendasar dalam perencanaan,

yakni:

1) Memilih sejumlah kegiatan yang dibutuhkan

atau diinginkan.

2) Menentukan sumberdaya untuk mendukung

rencana dan tindakan.

3) Merumuskan tujuan secara tepat.

4) Memutuskan jangka waktu pencapaian

tujuan.

Dari penjelasan di atas, jika dikaitkan dengan

perencanaan pembangunan daerah, maka

definisi perencanaan dapat diartikan sebagai

suatu proses penyusunan tahapan-tahapan

kegiatan yang melibatkan berbagai kelompok

kepentingan (stakeholder). Tujuannya adalah

untuk memanfaatkan dan mengalokasikan

sumberdaya dalam rangka meningkatkan

3. TAHAPAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH

kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan

wilayah/daerah pada jangka waktu tertentu.

Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk

menciptakan suatu kehidupan masyarakat

yang sejahtera, berkeadilan dan setara. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan

sebuah rencana yang hendak dicapai, baik

jangka panjang, menengah maupun jangka

pendek. Perencanaan akan membahas hajat

hidup masyarakat secara keseluruhan, maka

disinilah masyarakat menjadi penting untuk

terlibat agar kebutuhan prioritasnya dapat

teralokasi dalam APBD (Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah).

Perencanaan dan penganggaran merupakan

dua proses yang terintegrasi dan tidak

terpisahkan. Merujuk pada konsep perencanaan

sebagai tindakan menentukan masa depan

berdasarkan sumberdaya yang tersedia

(anggaran), maka perencanaan harus

dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan

anggaran. Jika perencanaan dilakukan tanpa

penganggaran, maka yang terjadi, layaknya

orang bermimpi atau mengkhayal. Hal yang

sama jika penganggaran dilakukan tanpa

perencanaan yang jelas, maka yang terjadi

adalah pemborosan. Seberapa besarpun uang

yang kita miliki tanpa kita memiliki rencana mau

dikemanakan uang yang dimiliki, maka uang

tersebut akan habis dengan tidak jelas.

Page 136: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

134 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

b. Tahapan perencanaan dan penganggaran serta pengawalannya:

Pengawalan terhadap perencanaan dan penganggaran dilakukan untuk menjamin hak-hak rakyat

diakomodasi dalam dokumen perencanaan dan APBD. Kegiatan ini dilakukan pada setiap tahapan

perencanaan mulai dari Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) Desa, Musrenbang

Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang Kabupaten/Kota. Sementara dalam penganggaran, tahapan yang

perlu dikawal adalah pada tahapan KUA dan PPAS, penyusunan RKA-SKPD, Pembahasan APBD dan

Penetapan APBD. Berikut matrik perangkat pengawalan perencanaan dan penganggaran daerah:

Agenda pemda dalam perencanaan dan penganggaran terurai dalam matrik berikut …..

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

Musenbang Desa/Kelurahan

Januari-Pebruari

Persiapan :1. Jangka waktu pengumuman jadual

pelaksanaan dan aksesibilitas

masyarakat untuk mengatahui jadual.

2. Penyusunan jadual pelaksanaan

musrenbang sensitif terhadap waktu-

waktu luang warga masyarakat. Dan

responsif jender.

3. Tingkat keterlibatan masyarakat dan

perempuan dalam rembug dusun/RW.

4. Penyusunan dan penyelenggaraan

musrenbang mengikutkan kelompok

miskin dan responsif jender.

5. Pendaftaran peserta musrenbang

memberikan peluang yang sama atau

affermative action terhadap masyarakat

miskin perempuan.

Pelaksanaan :1. Tingkat keaktifan peserta, memberikan

kesempatan semua peserta yang hadir

• Pendidikan

politik

masyarakat

(hak-hak

warga dlm

perencanaan &

penganggaran

• Poverty

Participatory

Asessment

• Asistensi

Fasilitator

Musrenbang

- Daftar

permasalahan

dusun/kampung

- Membantu

proses seleksi

wakil peserta

dusun

- Diskusi calon

utusan/wakli

dari dusun

Page 137: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

135www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

khususnya kelompok miskin unyuk

menyampaikan kebutuhannya.

2. Pemaparan masalah utama

memfokuskan pada permasalahan

utama yang dihadapi orang miskin.

3. Perumusan kegiatan untuk mengatasi

masalah memfokuskan pada

kebutuhan masyarakat miskin.

4. Penetapan prioritas kegiatan

memprioritaskan kegiatan untuk orang

miskin dan memperhatikan perbedaan

kebutuhan perempuan.

5. Penetapan daftar delegasi Musrenbang

Kecamatan terdapat representasi

perempuan dan orang miskin.

Paska Musrenbang :1. Umpan balik hasil Musrenbang

Kecamatan : Jumlah usulan kegiatan

yang diterima dan ditolak serta

alasannya.

Musenbang Kecamatan

Pebruari

Persiapan :1. Jangka waktu pengumuman jadual

pelaksanaan dan aksesibilitas

masyarakat untuk mengetahui jadual.

2. Penyusunan tim penyelenggara

Musrenbang terdapat representasi

masyarakat.

3. Penyusunan jadual pelaksanaan

murenbang sensitif terhadap waktu-

waktu luang masyarakat.

4. Pendaftaran peserta murenbang

memberikan peluang yang sama,

• Pendidikan Klp

Masy delegasi

Musrenbang.

• Lobby DPRD

berdasarkan

dapil.

• Rekaman Dok.

Program prioritas

desa/kelurahan.

• Pembekalan

delegasi desa/kel

untuk mengikuti

musrenbangcam.

Page 138: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

136 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

rensponsif jender dan representasi

peserta tingkat kecamatan.

Pelaksanaan :1. Dinamika forum kesempatan

masyarakat menyuarakan

kebutuhannya.

2. Pemaparan masalah utama

memfokuskan pada permasalahan

utama yang dihadapi masyarakat.

3. Informasi plafon anggaran SKPD,

proporsi anggaran pemenuhan hak-

hak dasar masyarakat (pendidikan,

kesehatan, sarana-prasarana dan

ekonomi rakyat).

4. Jumlah usulan kegiatan desa yang

pro masyarakat dan telah tercantum di

masing-masing SKPD.

5. Representasi kelompok masyarakat

dan perempuan dalam pembagian

kelompok berdasarkan fungsi/bidang/

SKPD.

6. Usulan kegiatan kecamatan yang

muncul dari desa, respon terhadap

kebutuhan masyarakat.

7. Kesepakatan kriteria penentuan

prioritas pengutamaan upaya

pemenuhan hak-hak masyarakat.

8. Representasi kelompok masyarakat

dan perempuan dalam Delegasi

Musrenbang Kecamatan yang akan

mengikuti Musrenbang Kabupaten/

Kota.

Page 139: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

137www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

Forum SKPD

Maret

Persiapan :

1. Penyusunan jadual Forum SKPD

sensitif terhadap waktu-waktu luang

masyarakat.

• Bantuan teknis

SKPD

• Analisis

Rancangan

Renja SKPD

• Rekaman

Dokumen

Rencana Kerja

Kec. beserta

pendanaannya.

2. Jangka waktu pengumuman jadual

sebelum pelaksanaan dan aksesibilitas

delegasi forum kecamatan, termasuk

kelompok masyarakat untuk

mengetahui jadual.

Pelaksanaan :1. Pemaparan prioritas rancangan

kegiatan SKPD berorientasi pada

penanggulangan kemiskinan dan

prioritas kebutuhan masyarakat.

2. Pemaparan prioritas kegiatan

pembangunan hasil Murenbang

Kecamatan sesuai dengan hasil

murenbang dan berdasarkan

kebutuhan masyarakat.

3. Prioritas kegiatan pembangunan

dan pagu indikatif/plafon SKPD

proporsional untuk kegiatan yang

berorientasi pada penanggulangan

kemiskinan.

4. Prioritas kegiatan hasil Forum SKPD

berdasarkan kebutuhan hak-hak

masyarakat.

5. Penetapan delegasi masyarakat yang

berasal dari Forum Masyarakat yang

berasal dari organisasi kelompok atau

• Publikasi

kegiatan yang

diterima dan

ditolak SKPD.

• Pemantauan

Forum SKPD.

• Diskusi

persiapan

delegasi kec.

untuk mengikuti

forum SKPF.

Page 140: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

138 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

utusan masyarakat 1-3 orang setiap

forum SKPD.

Musrenbang Kabupaten/Kota

Maret-April

Persiapan :1. Penyusunan jadual pelaksanaan

murenbang sensitif terhadap waktu-

waktu luang masyarakat.

2. Jangka waktu pengumuman jadual

pelaksanaan dan aksesibilitas

masyarakat untuk mengatahui jadual.

3. Pendaftaran peserta murenbang

memberikan peluang yang sama atau

affirmativeaction terhadap kelompok

masyarakat dan rensponsif jender.

Pelaksanaan :1. Pemaparan rancangan RKPD, prioritas

dan plafon anggaran berorientasi

pada penanggulangan kemiskinan

(pendidikan, kesehatan, sarana-

prasarana dan ekonomi rakyat).

2. Hasil kompilasi prioritas kegiatan

Forum SKPD dan Musrenbang

Kecamatan berorientasi pada

penanggulangan kemiskinan.

3. Pembahasan kriteria untuk

menentukan prioritas kegiatan

pembangunan tahun berikutnya

berdasarkan kebutuhan kelompok

masyarakat dan perempuan.

4. Pembagian peserta ke dalam beberapa

kelompok berdasarkan fungsi SKPD

dengan memperhatikan pemenuhan

hak-hak warga.

• Membangun

jaringan deng

pers.

• Bantuan teknis.

• Lobby tokoh-

tokoh masyarakat

dan ormas-ormas.

• Rekaman

Ringkasan

Kegiatan

prioritas beserta

pendanaannya.

• Daftar delegasi

untuk mengikuti

murenbang

kabupaten/kota.

Page 141: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

139www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

5. Pembahasan kebijakan pendukung

implementasi kegiatan tahun

berikutnya berorientasi pada

penanggulangan kemiskinan secara

strategis.

KUA (Kebijakan

Umum APBD)

Mei

1. Rancangan KUA sejalan dengan RKPD

dan efektif dalam penanggulangan

kemiskinan.

2. Publikasi KUA dengan memperhatikan

kelompok masyarakat.

• Lobby tokoh-

tokoh kunci di

DPRD.

• Hearing dengan

DPRD.

• Konfrensi pers.

• Catatan

Ringkasan

arah kebijakan

pembangunan.

• Catatan Pagu

dana.

• Rancangan

Alokasi Dana

Desa.

PPAS (Prioritas

Plafon Anggaran

Sementara)

Mei

1. PPAS memuat program-program yang

efektif untuk pengurangan kemiskinan.

2. Penentuan skala prioritas urusan wajib

dan urusan pilihan berdasarkan kriteria

untuk pencapaian pemenuhan hak-hak

dasar masyarakat.

3. Penentuan urutan program untuk

masing-masing urusan mengutamakan

program-program yang sensitif

kebutuhan masyarakat.

4. Plafon sementara untuk masing-

masing program efektif untuk

penanggulangan kemiskinan.

5. Pedoman penyusunan RKA-SKPD

memuat indikator kinerja pencapaian

dengan menekankan kelompok

sasaran masyarakat.

6. Publikasi PPAS dengan memperhatikan

aksesibilitas informasi bagi masyarakat.

• Lobby tokoh-

tokoh kunci di

DPRD.

• Hearing dengan

DPRD.

• Konfrensi pers.

-sda-

Page 142: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik

140 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

RKA-SKPD

Agustus-

September

1. Penyusunan RKA-SKPD terintegrasi

antara proses perencanaan dan

penganggaran. RKA-SKPD disusun

berdasarkan RKPD dan Renja SKPD.

2. Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan

prestasi kerja memperhatikan

keterkaitan antara pendanaan dan

efisiensi pencapaian keluaran serta

hasil.

3. RKA-SKPD memuat indikator kinerja

pencapaian dengan kelompok sasaran

masyarakat.

4. Kesesuaian RKA-SKPD dengan

KUA, PPAS dan indikator kinerja dan

dokumen perencanaan lainnya.

• Bantuan teknis.

• Mengusulkan

kegiatan-

kegiatan pro

rakyat dalam

bentuk RKA-

SKPD.

• Publikasi RKA-

SKPD.

• Lobby masing-

masing SKPD.

• Konfrensi pers.

• Rekaman

ringkasan isi

KUA/PPAS

berdasarkan

RKPD.

Pembahasan

Raperda RAPBD

Oktober-

Nopember

1. Keterwakilan jender dalam

pembahasan RAPBD pada badan

anggaran DPRD dan Komisi-komisi

DPRD serta wakil SKPD.

2. Pandangan fraksi-fraksi DPRD

terhadap nota keuangan dan kata akhir

fraksi terhadap RAPBD.

3. Representasi masyarakat dalam uji

publik RAPBD.

4. Kesempatan masyarakat menyuarakan

aspirasinyadalam uji publik RAPBD.

5. Masukan uji publik yang diakomodasi

dalam RAPBD.

6. Program-program RAPBD

mencerminkan kebutuhan dan

memberikan manfaat serta

memecahkan masalah masyarakat.

• Publikasi jadual

pembahasan

RAPBD

• Analisis RAPBD

• Lobby

• Hearing

• Konfrensi pers

• Penggalangan

kerjasama

dengan tokoh

masyarakat dan

ormas-ormas.

• Catatan

Ringkasan :

- RKPD

- KUA/PPAS

Sebagai bahan

analisis konsistensi

dokumen

perencanaan.

Page 143: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

141www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Tahapan Aspek yang dikawal Apa yang bisa dilakukan oleh

FMS

Apa yang perlu disiapkan

7. Aksesibilitas warga, khususnya

kelompok miskin terhadap proses

pembahasan RAPBD dan akses

dokumen.

8. Publikasi jadual pembahasan dan

perkembangan RAPBD dengan

memperhatikan aksesibilitas

masyarakat.

9. Efektivitas waktu pembahasan RAPBD

dan penetapan APBD.

Page 144: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...
Page 145: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

143www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

44Strategi Keberlanjutan FMS

Page 146: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

144 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian pengembangan dan

keberlanjutan FMS

2. Menjelaskan aspek dan indikator keberlanjutan

3. Menjelaskan strategi pengembangan dan

keberlanjutan

POKOK BAHASAN

1. Pengertian pengembangan dan keberlanjutan

FMS

2. Aspek dan indikator keberlanjutan

3. Strategi pengembangan untuk keberlanjutan

FMS

METODE

1. Ceramah interaktif

2. Curah pendapat,

3. Buzz group

4. Diskusi

IV. STRATEGI KEBERLANJUTAN FMS

ALAT DAN BAHAN

1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),

2. Flipchart,

3. LCD,

4. Komputer/laptop.

5. Kertas Plano,

6. Spidol,

7. Kertas Metaplan,

8. Lakban kertas.

WAKTU

135 menit

PROSES FASILITASI

1. Pengantar dan curah pendapat tentang pengertian (20 menit) a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul

sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan

tema Konsepsi FMS.

b. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa

yang mereka ketahui tentang keberlanjutan

FMS

Page 147: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

145www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari

setiap pendapat peserta, lalu merumuskan

bersama tentang apa yang dimaksud

dengan keberlanjutan FMS. Kemudian

sebagai bahan penggenap, fasilitator dapat

menayangkan slide tentang pengertian

FMS.

2. Curah pendapat dengan buzz group tentang “pentingnya FMS” (30 menit)a. Fasilitator meminta peserta untuk

berkelompok atau berpasangan dengan

teman di sebelah kanannya.

b. Kemudian fasilitator mengajukan pertanyaan

kepada peserta tentang unsur-unsur pokok

yang menandai bahwa FMS itu berlanjut

atau melembaga?”

c. Fasilitator meminta setiap pasangan untuk

mendiskusikan pertanyaan tersebut dan

menuliskan jawabannya pada kertas

metaplan. Setiap pasangan bisa menulis

lebih dari satu jawaban.

d. Setelah selesai berdiskusi, setiap pasangan

diminta menempel jawabannya ditempat

yang telah disediakan.

e. Fasilitator mengklarifikasi dan

mengkonfirmasi setiap jawaban dan

merangkumnya menjadi butir-butir aspek

dan indikator keberlanjutan FMS.

f. Fasilitator dapat menambahnya dengan

menayangkan slide tentang aspek dan

indikator keberlanjutan FMS yang telah

disiapkan.

3. Diskusi kelompok dan pleno (75 menit)a. Fasilitator membagi peserta dalam 5

kelompok. Kemudian memberi tugas

kepada setiap kelompok untuk membahas

pertanyaan di bawah selama 45 menit.

Adapun pertanyaan untuk masing-masing

kelompok sebagai berikut :

1) Kelompok I : Melalui kegiatan-kegiatan

apa dan apa keluarnya agar strategi ini

bawah dapat dijalankan ? (Membangun

kepercayaan dan komitmen antar

pemangku kepentingan).

2) Kelompok II : Melalui kegiatan-

kegiatan apa dan apa keluarnya agar

strategi ini bawah dapat dijalankan ?

(Pengorganisian dan pengembangan

kegiatan FMS).

3) Kelompok III : Melalui kegiatan-kegiatan

apa dan apa keluarnya agar strategi ini

bawah dapat dijalankan ? (Penguatan

FMS dalam monitoring pelayanan dan

advokasi kebijakan).

4) Kelompok IV : Melalui kegiatan-kegiatan

apa dan apa keluarnya agar strategi ini

bawah dapat dijalankan ? (Penguatan

FMS dalam artikulasi gagasan).

5) Kelompok V : Melalui kegiatan-

kegiatan apa dan apa keluarnya agar

strategi ini bawah dapat dijalankan?

(Pendampingan terbatas untuk

pelembagaan dan keberlanjutan).

b. Selanjutnya hasil diskusi kelompok dibahas

dalam forum pleno, setiap wakil kelompok

Page 148: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

IV. Strategi Keberlanjutan FMS

146 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

memaparkan hasil diskusi kelompok,

kemudian kelompok lain memberi masukan,

tanggapan dan saran. Fasilitator mereview

dan merangkum hasil diskusi pleno dan jika

diperlukan bisa menggunakan slide paparan

yang telah disiapkan.

4. Rangkuman dan Penutup (10 menit) Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil

paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting

terkait dengan strategi keberlanjutan FMS.

Page 149: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

147www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

LEMBAR PAPARAN FASILITATOR Terlampir dalam file LPF 4-1

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN FMS

Pengertian (1)Pengembangan:Proses atau cara untuk mengembangkan keberadaan, peran, fungsi dan jangkauan kerja/kegiatan FMS.

Keberlanjutan = Kesinambungan:Keberadaan, peran, fungsi dan jangkauan kegiatan yang berkesinambungan/berkelanjutan/melembaga.

Pengembangan untuk keberlanjutan = berarti pelembagaan

Page 150: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

IV. Strategi Keberlanjutan FMS

148 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Pelembagaan :Suatu upaya pembiasaan penerapan nilai, proses dan kegiatan tertentu sehingga menjadi bagian tata kehidupan tertentu dari pihak yang telah mencoba/melakukannya.

Pelembagaan yang baik sudah dimulai sejak proses persiapan dan perencanaan suatu program tertentu.

Pengertian (2)

Proses Internal:- Replikasi proses pengelolaan program- Pengawalan aspirasi dan proses- Pengembangan strategi sesuai kebutuhan terkini- Pengembangan kapasitas (capacity building) bagi partisipan

Pelembagaan (1)

Page 151: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

149www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Proses Eksternal :

- Publikasi keberadaan, peran, kontribusi dan ceritera sukses

- Menjalin jejaring dengan sumberdaya/pihak lain

- Studi banding

- Penyepakatan regulasi

Pelembagaan (2)

1. Organisasi

2. Administrasi/Catatan

3. Kegiatan

4. Uang/dana

5. Akseptasi

Unsur-unsur Pelembagaan Forum

Page 152: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

IV. Strategi Keberlanjutan FMS

150 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Strategi, Kegiatan dan Keluaran

Strategi, Kegiatan dan Keluaran

No Strategi Kegiatan Keluaran

1. Membangunkepercayaandan komitmen antarpemangku kepentingan

• Identifikasi dan analisis SH• Sosialisasi program• Komunikasi awal dgn MSH• Komunikasi dgn SH kunci

o Lap. Identifikasidan analisis SH

o Dipahaminyaprogram

o Komitmen antar SH

2. Pengorganisiandanpengembangankegiatan

• Menggali dan menelaahkebutuhan

• Membentuk tim kecil• PertemuanPembentukan

/penyelenggaraan Forum• Pertemuanuntuk

pengembanganmodel, tatakerja, bagi tugas dankegiatanForum

• PengembangankapasitasForum

• Pertemuan/diskusi berkala

o Terbentuknya/ terselenggaranya Forum

o MeningkatnyapemahamanpartisipanForum

o Terselenggara nyapertemuan berkala

No Strategi Kegiatan Keluaran

3. PenguatanFMS dalammonitoring pelayanan danadvokasi kebijakan

• Penyusunan “Concept paper”• Pengkomunikasian “concept paper”• Hearing dgn legislatif dan/atau

eksekutif• Survei pengaduan• Penyepakatanmaklumat pelayanan• Pengamatan dan pemantauanmutu

pelayanan

o Concept papero Identifikasi dan

analisis pengaduandan rekomendasiperbaikan layanan

o Laporanhasilpemantauan

4. PenguatanFMS dalamartikulasi gagasan

• Diseminasi dan publikasigagasan(media cetak/ elektronik/alternatif

• Produksi dan distribusi mediacetak (brosur, banner, leaflet dll)

• Produk publikasi(media massa danmedia sosial)

• Produk publikasicetak danlap.distribusi

Page 153: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

151www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Strategi, Kegiatan dan KeluaranNo Strategi Kegiatan Keluaran

5. Pendampinganterbatas untukpelembagaan dankeberlanjutan.

• Pengembangankapasitasdlmadvokasi kebijakanperencanaandan penganggarandaerahuntukmendukungpelembagaan.

• Pengembangankapasitasdalammobilisasi sumberdaya.

• Pertemuanberkala.• Kunjunganmonitoring ke unit

layanansecara reguler.• Hearing dengan legislatif

dan/ataueksekutif.• Pertukaranpengalaman dan

praktik yang baik untuk replikasi.

o Terlembaganya/ terintegrasinyaMSF dlmmekanismepengelolaanpelayanan publik di daerah.

o Diadopsinya kegiatan-kegiatanMSF dalamkegiatanpemda. Dan/ataulembaga lain di daerah.

o Dilaksanakannya kegiatanMSF pada sektor terfokus.

Page 154: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

IV. Strategi Keberlanjutan FMS

152 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

BAHAN BACAAN

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN FMS

1. Pengertian

Pengembangan suatu proses atau cara

untuk mengembangan keberadaan, peran,

fungsi dan jangkauan kerja/kegiatan FMS.

Sedangkan keberlanjutan adalah sama dengan

kesinambungan. Jika demikian maka yang

dimaksud dengan keberlanjutan FMS adalah

keberadaan, peran, fungsi dan kegiatan FMS

yang berkesinambungan, berkelanjutan atau

melembaga.

Maka, pengembangan untuk keberlanjutan itu

sama dengan pelembagaan. Pelembagaan

adalah suatu upaya pembiasaan penerapan

nilai, proses dan kegiatan tertentu sehingga

menjadi bagian tata kehidupan tertentu dari

pihak yang telah mencoba/melakukannya.

Proses pelembagaan yang baik, jika

sudah dimulai sejak proses persiapan dan

perencanaan suatu program tertentu. Artinya

setiap melaksanakan kegiatan, sudah harus

berfikir tentang keberlanjutan.

2. Unsur-unsur pelembagaan

Unsur-unsur pelembagaan juga sering disebut

sebagai bidang hasil pokok. Suatu lembaga atau

program itu bisa berlanjut/berkesinambungan

atau melembaga jika unsur-unsur pokok

yang disebut bidang hasil pokok itu tumbuh

berkembang dan maju. Adapun bidang hasil

pokok yang menjadi hal penting tersebut adalah

sebagai berikut :

Tahap ini biasanya dilalui dengan kegiatan-

kegiatan:

(1). Identifikasi stakeholder;

(2). Orientasi tentang pelayanan publik yang

isi pokoknya terdiri dari konsep dan

kebijakan, kapan orientasi dilakukan, hak

dan kewajiban masyarakat serta kewajiban

pemerintah dalam penyediaan pelayanan

publik;

(3) Analisis stakeholder.

a. Organisasi Organisasi yang dimaksud di sini adalah

apakah dalam pengorganisasian kegiatan-

Page 155: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

153www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

kegiatan yang dilakukan oleh FMS

sudah terjadi pembagian tugas yang

jelas, perencanaan yang realistik dan

rasional. Termasuk didalam mekanisme

pertanggungjawaban dan pelaporan.

b. Administrasi/Catatan Apakah sudah dan senantiasa melakukan

pencatatan, baik yang menyangkut kegiatan

organisasi atau program maupun keuangan.

Sudahkah membiasakan tindakan : menulis

apa yang hendak dikerjakan, melakukan

yang telah ditulis dan menulis apa yang

dilakukan.

c. Kegiatan Kegiatan-kegiatan apa saja yang telah,

sedang dan akan dilakukan untuk mencapai

tujuan FMS. Artinya setiap saat harus

ada kegiatan untuk menandakan adanya

resonansi keberadaan dan peran.

d. Uang/dana Hampir mustahil jika ada kegiatan tanpa

ketersediaan uang atau dana. Semakin

dimaklumi bahwa segalanya perlu uang,

walaupun kita tidak boleh berpaandangan

uang adalah segalanya. Unsur pokok ini

dimaksudkan apakah telah ada sumber

pendanaan yang rutin. Sebagai contoh: jasa

konsultansi, jasa publikasi, usaha-usaha

produktif yang sehat, donasi tetap dan tidak

tetap, dll.

e. Akseptasi Akseptasi bisa diartikan pengakaran atas

keberadaan dan peran lembaga, dalam

hal ini FMS. Apakah keberadaan dan

peran FMS sudah dikenal dan didukung

oleh sesama partisipan forum, para pihak

lain, pemerintah, DPRD, media, dan OMS

lainnya. Apakah masyarakat (terutama

yang terpinggirkan) telah merakan manfaat

keberadaan dan peran FMS?.

3) Strategi Pengembangan

Strategi Pengembangan FMS dalam program

Kinerja adalah sebagai berikut:

a. Strategi 1: Membangun kepercayaan dan komitmen antar pemangku kepentingan.

Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

• Identifikasi tokoh kelompok, analisa dan

pemetaan stakeholder.

• Sosialisasi program Kinerja kepada

semua pihak yang berpotensi

mendukung program baik dengan

unsur pemerintah daerah, DPRD,

Organisasi masyarakat Sipil, Media

dan lain-lain. Sosialisasi ini dilakukan

dengan melakukan pertemuan audiensi

dengan pihak-pihak terkait dan dapat

Page 156: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

IV. Strategi Keberlanjutan FMS

154 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

pulan dilakukan dalam forum loka-karya.

Bahan-bahan untuk sosialisasi ada pada

lampiran antara lain:

- Brosur/brief tentang program

KINERJA.

- Paket-paket program KINERJA

• Melakukan komunikasi awal dengan

stake holder terpilih, baik secara formal

maupun informal.

• Komunikasi dan koordinasi dengan

pihak-pihak “kunci” yang berpengaruh

tinggi.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam

strategi ini adalah sebagai berikut:

• Laporan analisa stakeholder (Format

terlampir).

• Pemahaman stakeholder terhadap

program Kinerja.

• Komitmen antar stakeholder untuk

memperjuangkan perbaikan pelayanan.

b. Strategi 2: Pengorganisian dan pengembangan kegiatan Forum Multi Stake Holder.

Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

• Komunikasi dengan stakeholder terkait

untuk menggali dan menelaah

kebutuhan.

• Membentuk Tim Kecil untuk

mengkristalkan gagasan.

• Pelaksanaan pertemuan inisiasi forum

multi stakeholder yang pertama dengan

menggunakan modul pada lampiran:

Panduan fasilitasi proses inisiasi forum multi stakeholder.

• Pertemuan forum Multi Stake holder

kedua untuk mengembangkan model

forum, mekanisme internal, Struktur

forum dan program kerja. Panduan

untuk kegiatan ini akan dikembangkan

kemudian oleh tim KINERJA.

• Capacity building (penguatan forum) --

menciptakan relasi dengan pihak/sektor

potensial.

• Pertemuan atau diskusi berkala.

• Disseminasi informasi terkait isu

prioritas.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam

strategi ini adalah sebagai berikut:

• Terbentuknya Forum Multi Stakeholder

beserta perumusan isu prioritas dan

agenda aksinya.

• Pertemuan berkala Forum Multi

Stakeholder untuk membahas isu

prioritas dan agenda aksi.

• Meningkatkan pemahaman anggota

FMS.

c. Strategi 3: Penguatan FMS dalam monitoring pelayanan dan advokasi kebijakan.

Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan antara lain:

• Pendampingan penyusunan konsep

paper untuk diintegrasikan dalam

program pemerintah sesuai dengan

sektor prioritas.

Page 157: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

155www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Pertemuan dengan pihak-pihak terkait

untuk mengkomunikasikan konsep

paper.

• Hearing dengan legislatif dan eksekutif

• Pendampingan pelaksanaan survei

pengaduan.

• Pendampingan dalam penyepakatan

maklumat layanan.

• Observasi lapangan terhadap kualitas

pelayanan publik.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam

strategi ini adalah sebagai berikut:

• Kertas posisi untuk diajukan sebagai

input kebijakan untuk meningkatkan

pelayanan.

• Identifikasi dan analisa pengaduan

beserta rekomendasi untuk perbaikan

layanan.

• Laporan perkembangan pelayanan.

d. Strategi 4: Penguatan FMS dalam artikulasi gagasan.

Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan antara lain:

• Disseminasi dan publikasi gagasan

untuk perbaikan pelayanan publik

melalui media cetak, elektronik, atau

media alternatif.

• Produksi dan distribusi media cetak,

sepetrti leaflet, brosur, banner, dll.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam

strategi ini adalah sebagai berikut:

• Produk publikasi melalui media massa

dan media sosial

• Produk publikasi cetak dan laporan

distribusinya

e. Strategi 5 : Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan- kegiatan sebagai berikut:

• Pengembangan kapasitas dalam

advokasi kebijakan perencanaan dan

pengangaran daerah untuk mendukung

pelembagaan dan keberlanjutan FMS.

• Pengembangan kapasitas dalam

mobilisasi sumberdaya.

• Pertemuan reguler.

• Kunjungan monitoring ke unit layanan

secara regular.

• Hearing ke eksekutif dan legislatif.

• Pertukaran pengalaman dan praktik

yang baik untuk replikasi.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam

strategi ini adalah sebagai berikut:

• Terlembagakannya/Terintegrasikannya

FMS dalam mekanisme yang ada di

daerah.

• Diadopsinya kegiatan-kegiatan FMS

dalam kegiatan pemerintah daerah dan

atau lembaga lainnya di daerah.

• Dilaksanakannya kegiatan FMS pada

sektor atau daerah lainnya.

Page 158: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...
Page 159: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

157www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Perkenalan, IdentifikasiHarapandanPembelajaran Orang Dewasa

Page 160: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

158 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

PENGANTAR

Sesi ”Memulai Kegiatan/Lokakarya/Pelatihan”

dimaksudkan sebagai sesi untuk melakukan

kegiatan perkenalan sampai pada penyepakatan

beberapa hal terkait dengan pengorganisasian

lokakarya atau pelatihan ini. Perkenalan dan

kesepakatan lokakarya merupakan sesi yang

berupaya memberi ruang bagi peserta untuk saling

mengenal dan menyepakati beberapa aturan

selama lokakarya berlangsung. Perkenalan dan

penyepakatan norma belajar ini diperlukan untuk

membangun suasana belajar yang nyaman bagi

peserta karena mereka dapat saling mengenal serta

memiliki perasaan setara, sehingga mereka dapat

memunculkan ide-ide secara spontan dan dapat

bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan

dalam lokakarya.

Selain perkenalan dan penyepakatan beberapa hal

di atas, pada sesi ini akan diidentifikasi harapan-

harapan terhadap lokakarya. Harapan-harapan ini

akan ditinjau kembali pada akhir lokakarya untuk

dievaluasi. Harapan yang belum tercapai disarankan

PERKENALAN, IDENTIFIKASI HARAPAN DAN PEMBELAJARAN

ORANG DEWASA

untuk dapat dimasukkan dalam rencana tindak

lanjut.

Untuk meningkatkan partisipasi peserta, dalam

sesi ini juga akan dipertajam pemahaman peserta

tentang siklus belajar orang dewasa di mana peserta

adalah narasumber utama selama proses lokakarya

dan fasilitator akan membantu untuk merangkainya

menjadi sebuah pengalaman baru.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan umum sesi ini adalah menciptakan suasana

yang kondusif, nyaman, dalam lokakarya. Secara

khusus, sesi ini bertujuan untuk:

1. Saling mengenal satu sama lain,

2. Menjelaskan tujuan lokakarya,

3. Mengidentifikasi harapan-harapan peserta

lokakarya,

4. Meninjau siklus belajar orang dewasa yang akan

digunakan selama lokakarya,

5. Menyepakati norma-norma untuk menciptakan

suasana lokakarya yang kondusif, efektif, dan

efisien.

Page 161: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

159www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

POKOK BAHASAN

1. Perkenalan singkat peserta meliputi: nama, asal

institusi dan ‘prestasi yang membanggakan

dalam hidup,

2. Harapan peserta terhadap lokakarya,

3. Prinsip-prinsip pembelajaran (orang dewasa),

4. Maksud, Tujuan, Alur Lokakarya,

5. Agenda lokakarya,

6. Norma dalam lokakarya.

METODE

1. Curah pendapat,

2. Diskusi, dan

3. Penjelasan interaktif.

Perkenalan (20 menit)

IdentifikasiHarapan Peserta

(15 menit)

Pengantar(5 menit)

Penjelasan maksud, tujuan,

alur, dan agenda

lokakarya (5 menit)

Pemaparan Materi

(50 menit)

Diskusi/Tanya Jawab

(30 menit)

Pengantar(5 menit)

ALAT DAN BAHAN

1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),

2. Flipchart,

3. Kertas Plano,

4. Spidol,

5. Kertas Metaplan,

6. Lakban kertas,

7. LCD,

8. Komputer/laptop.

WAKTU

90 menit

PROSES FASILITASI

Page 162: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

Perkenalan, Identifikasi Harapan dan Pembelajaran Orang Dewasa

160 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

1. Pengantar (5 menit)

Fasilitator menayangkan slide tentang judul sesi,

membuka dengan mengucapkan salam, dan

memberikan penjelasan tentang tujuan sesi ini

sebagai pengantar kepada para peserta lokakarya.

2. Pemaparan Materi (20 menit)

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan rekan

fasilitator lainnya.

b. Fasilitator membagi peserta menjadi

4 kelompok, dan meminta peserta

memperkenalan diri dalam kelompok masing-

masing dengan menyebutkan: nama lengkap,

nama panggilan, asal institusi, dan prestasi yang

membanggakan untuk menciptakan suasana

yang kondusif dan menyenangkan.

c. Tiap kelompok memilih dan menyepakati juru

bicara kelompok.

d. Juru bicara kelompok memperkenalkan anggota

kelompoknya kepada seluruh peserta.

3. IdentifikasiHarapanPeserta(15 menit)

a. Fasilitator meminta peserta memikirkan

harapan mereka terhadap lokakarya kemudian

menuliskannya dalam kertas metaplan dengan

huruf besar.

b. Fasilitator memberikan contoh cara menulis

pada kertas metaplan. Peserta boleh menuliskan

lebih dari 1 harapan.

c. peserta diminta menempelkan di dinding ruang

lokakarya untuk dilihat lagi di akhir lokakarya.

d. Fasilitator memandu diskusi peserta untuk

mengelompokkan harapan-harapan peserta

yang telah ditempel.

4. Penjelasan maksud, tujuan, alur, dan agenda lokakarya (15 menit)

a. Fasilitator menjelaskan Tujuan dan Alur

Lokakarya.

b. Fasilitator meminta peserta untuk

membandingkan tujuan dan alur lokakarya

dengan harapan yang telah didiskusikan, serta

meminta peserta untuk memberikan komentar

dan saran.

c. Fasilitator memandu diskusi untuk penyepakatan

agenda lokakarya dengan mengakomodasi

harapan harapan.

6. Diskusi kesepakatan dan kontrak belajar (10 menit)

Fasilitator memandu diskusi untuk menyepakati

norma belajar yang akan berlaku selama lokakarya

berlangsung. Jika respons peserta sedikit, fasilitator

dapat menawarkan kepada peserta norma apa saja

yang perlu disepakati bersama.

7. Penutup (5 menit)

Sebagai akhir sesi, fasilitataor menutup dengan

kalimat penutup sebagai berikut: ”Demikianlah

rangkaian proses pembukaan, perkenalan, dan

penyepakatan belajar kita, semoga berguna dan

sampai jumpai pada sesi berikutnya” .

Page 163: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

161www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

LEMBAR KERJA PESERTA (LKP)

Lembar Kerja berupa agenda lokakarya. Agenda

lokakarya diperbanyak dan dibagikan ke semua

peserta lokakarya. (dalam halaman tersendiri -

Bahan bacaan ditempatkan dihalaman baru saja).

Page 164: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

Perkenalan, Identifikasi Harapan dan Pembelajaran Orang Dewasa

162 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Pembelajaran orang dewasa mempunyai

pendekatan, ruang lingkup, tujuan, dan strategi

yang berbeda dengan pembelajaran untuk anak-

anak. Pembelajaran orang dewasa dititikberatkan

pada belajar secara berkelanjutan sepanjang

hayat untuk mempelajari keterampilan yang dapat

digunakan untuk mengarahkan diri sendiri. Namun

demikian, sama halnya dengan anak-anak, di

dalam menjalankan proses pembelajarannya, orang

dewasa menyukai belajar dalam kondisi bebas,

belajar melalui interaksi dengan sesama, tidak

menyenangi hafalan, lebih mengutamakan hal-hal

praktis dan pemecahan masalah.

Pengalaman dan bukan wadah kosong

Pembelajaran bukanlah suatu proses dimana sang

ahli menuangkan pengetahuannya ke dalam kepala

‘kosong’ para peserta pelatihan. Oleh sebab itu

fasilitator perlu mengetahui pengalaman peserta

sebelum pelatihan. Pengalaman menghasilkan peta

kognitif, suatu alat yang membantu kita menyerap

informasi baru, yaitu hal-hal yang didengar dan

dilihat selama pelatihan. Oleh karena pengalaman

yang dialami berbeda-beda, maka setiap orang

memiliki peta yang berbeda pula. Oleh sebab itu di

dalam pelatihan sebaiknya:

• Peserta diperlakukan sebagai individu-individu

yang berbeda satu sama lainnya,

• Peserta banyak diberi pertanyaan dan tugas-

tugas individu,

• Peserta diberi latihan individual karena semua

orang akan mampu belajar kalau menggunakan

caranya sendiri,

• Memberdayakan peserta sebagai sumberdaya

pelatihan,

• Memberi kesempatan kepada peserta untuk

mengkaitkan informasi/pengalaman yang baru

diterima dengan pengalaman sebelumnya.

Pembelajaran dewasa bukanlah suatu proses

dimana sang ahli menuangkan pengetahuannya

ke dalam kepala ‘kosong’ para peserta pelatihan.

Oleh sebab itu fasilitator perlu melakukan analisis

pengalaman peserta sebelum pelatihan, misalnya

melalui perkenalan dan curah pendapat. Dengan

demikian pelatihan dikelola menggunakan metode

partisipatoris.

Beberapa prinsip pembelajaran yang penting

diperhatikan/diterapkan dalam pelatihan adalah

sebagai berikut:

BAHAN BACAAN

Page 165: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

163www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

• Berbagi dan menganalisis pengalaman melalui

dialog sesama peserta,

• Keterlibatan yang aktif dalam memilih topik

pelatihan, pemrograman dan evaluasi hasil

pelatihan; dengan cara ini mereka akan

menganggap isi pelatihan ini sebagai milik

mereka,

• Menemukan penyebab-penyebab permasalahan

serta menemukan sendiri pemecahannya,

• Berbuat dan melakukan eksperimen dalam

menemukan jawaban,

• Relevansi materi yang dilatihkan,

• Penekanan pada nilai-nilai yang praktis yang

dapat diaplikasi,

• Reflektif.

Orang dewasa sulit melupakan sesuatu yang pernah dipelajari

Biasanya pelatihan dianggap mempelajari

pengetahuan dan ketrampilan baru yang bisa

dimasukkan pada salah satu tempat di ‘peta

kognitif’. Tujuan ini dapat berhasil jika apa yang

dilatihkan merupakan hal baru atau yang dibutuhkan

oleh orang dewasa.

Selama kehidupan, orang dewasa sudah

mengembangkan perilaku dan pola berfikir yang

relatif kaku yang sudah menjadi kebiasaannya, dan

mereka tidak ingin melepaskannya. Oleh sebab

itu orang dewasa ragu menerima sesuatu yang

dirasakan tidak dikenal. Sebagai contoh: kalau

diperkenalkan suatu pendekatan pembelajaran baru

yang melibatkan perubahan praktik mengajar, salah

satu alasan penolakan terhadap perubahan tersebut

adalah pola-pola perilaku/kebiasan yang sudah

ada. Sebagai contoh lain: mereka tidak mungkin

membicarakan manfaat suatu konsep penilaian baru

kalau mereka tidak percaya pada kebenaran dan

manfaat konsep penilaian tersebut. Pelatih perlu

memastikan bahwa ada sistem yang mendukung

tujuan pelatihan setelah peserta kembali ke tempat

kerja.

Page 166: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

Perkenalan, Identifikasi Harapan dan Pembelajaran Orang Dewasa

164 www.kinerja.or.idModul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

PENDIDIKAN PARTISIPATIF

Pendidikan partisipatif mensyaratkan adanya

proses learner centered (peserta didik sebagai

pusat). Siapapun yang terlibat proses pembelajaran

dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan

aktif untuk merencanakan arah, memiliki bahan

dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan

cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan

menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat

pendidikan. Dalam metode ini fungsi guru hanyalah

sebagai fasilitator. Dengan proses demikian,

beberapa karakteristik pendidikan partisipatif antara

lain:

Belajar Dari Pengalaman

Yang dipelajari bukan “ajaran” (teori, pendapat,

kesimpulan, dll) dari seseorang, tetapi keadaan

nyata masyarakat atau pengakuan seseorang

yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut. Hal ini

mengakibatkan tidak ada otoritas seseorang yang

lebih tinggi dari yang lain.

Tidak Menggurui

Dalam metode ini tidak ada guru dan tidak ada

murid yang digurui. Semua yang terlibat dalam

proses pendidikan ini adalah guru sekaligus murid

pada suatu yang bersamaan.

Dialogis

Karena tidak ada guru ataupun murid, maka proses

yang berlangsung tidak merupakan proses belajar

mengajar yang bersifat satu arah, tetapi proses

komunikasi dalam bentuk kegiatan interaktif (diskusi

kelompok, bermain peran dsb) dan media (alat

peraga, audio visual dsb) yang lebih memungkinkan

terjadinya dialog kritis antara semua orang yang

terlibat dalam proses pelatihan tersebut.

Pedoman proses belajar dalam pendidikan

partisipatif adalah daur belajar dari pengalaman

yang distrukturkan (structural experiences learning

cyrcle), seperti yang tergambar di bawah ini.

Melakukan/Mengalami

Mengungkapkan

Mengolah

Menerapkan

Menyimpulkan

Page 167: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

165www.kinerja.or.id Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)

Pendidikan Partisipatif terwujud bila terdapat

keterlibatan individu secara sadar kedalam proses

interaksi sosial kependidikan. Dengan pengertian itu,

peserta didik bisa berpartisipasi bila dia menemukan

dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui

berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam

hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggung jawab bersama.

Berdasar pada pemahaman itu, agar mampu

berpartisipasi seseorang perlu berproses, dan

proses itu ada dalam dirinya dan dengan orang lain.

Kemampuan seseorang jelas berbeda, sehingga

kemampuan partisipasi seseorang jelas juga akan

berbeda, dalam jumlah dan mutunya. Dengan upaya

yang sungguh-sungguh dan terencana, partisipasi

seseorang maupun partisipasi kelompok akan bisa

ditingkatkan. Implikasi dari pengertian itu, setiap

individu dalam kelompok adalah pelaku pendidikan,

yang berhak menetapkan segala sesuatu berdasar

pada tata nilai, tradisi, kemampuan, tujuan dan

bagaimana cara mencapai tujuan pendidikan.

Page 168: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...
Page 169: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...
Page 170: MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS ...

USAID-KINERJAGedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832Email: [email protected]

IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS