Modul Pendidikan Politik Di Aceh

27

Click here to load reader

Transcript of Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Page 1: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

PENGANTAR

Berdasarkan hasil penelitian kami, permasalahan utama dari kelompok pro-

demokrasi terletak pada kualitas rendah dari agenda dan aksi serta kurangnya

hubungan yang terorganisasi dengan proses politik. Kesimpulan umum ini juga muncul

di Aceh. Dengan demikian kita tidak dapat terlalu berharap akan terjadi perubahan

yang radikal setelah pemilihan langsung kepala-kepala daerah seperti gubernur, bupati

dan walikota yang sudah terlaksana dengan aman dan damai di Aceh.

Maka dari itu, baik aktivitas pembangunan maupun kegiatan politik demokratis

harus terus diawasi dan ditingkatkan dan diperbaiki agar dapat berhasil dengan baik.

Dan ini pada gilirannya berarti mengasumsikan bahwa kelompok-kelompok sipil (dan

bukan hanya orang-orang yang dimasukkan dari atas baik oleh pejabat GAM maupun

oleh pejabat Indonesia) telah diberdayakan untuk dapat secara bersama-sama

mempelajari, mengawasi, mengorganisasikan, menghubungkan ke lini atas dan juga

melakukan pengorganisasian politik dari akar rumput! Keniscayaan ini tidak berarti

mengatakan bahwa GAM dan sekutu dekatnya harus dipinggirkankan baik dari aktivitas

pembangunan maupun kegiatan demokratis. Keniscayaan ini hanya memberikan asersi

bahwa itu saja tidak cukup.

Transformasi konflik bersenjata di Aceh kearah kegiatan politik dan

pembangunan bergantung pada kemampuan menjadikan sistem demokrasi di Aceh

untuk dapat dijadikan sebagai kerangka dan acuan dalam transformasi konflik. Selain

sebagai acuan, sistem ini juga dapat menjadi metode bagi masyarakat untuk

meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun berhasil tidaknya hal ini sangat terkait

dengan keberhasilan melebarkan dan memperdalam demokrasi yang bermakna Aceh.

Dengan demikian, adalah sangat penting bagi Demos melakukan usaha untuk

mendorong keterlibatan bagian-bagian dari aktor pro-demokrasi termasuk aktor pro-

demokrasi di Gerakan Aceh Merdeka untuk mewujudkan demokrasi yang bermakna.

Oleh karena itu keberadaan Demos di Aceh adalah mendorong dan memperkuat

keterlibatan masyarakat Aceh dalam proses demokrasi, sebagai cara untuk mendukung

pencapaian perdamaian dan sebagai bagian proses rekonstruksi yang berorientasi

pada jalinan sosial dan hak asasi manusia.

1

Page 2: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

1. Maksud dan Tujuan

1.1. Latar Belakang

Salah satu gejala penting yang menandai proses demokratisasi Indonesia pasca Orde Baru adalah bergesernya pendulum politik, dari politik sentral ke politik lokal. Sentralisme kekuasaan yang berpusat di Jakarta selama lebih dari tiga dekade pemerintahan Orde Baru kini sedang dipudarkan oleh proses politik desentralisasi. Lokalisasi politik berlangsung secara meluas dan menyebar di seluruh pelosok negeri. Tak terkecuali Aceh, terutama di masa depan pasca pengesahan Undang-Undang Pemerintahan Aceh. Di mana kekuasaan politik diharapkan bisa terdistribusi secara riil ke pemerintahan-pemerintahan daerah. Sehingga desentralisasi dapat menciptakan proses lokalisasi politik dan terbentuknya ruang-ruang politik lokal yang baru di Aceh. Posisi Aceh menjadi sangat unik karena Aceh baru saja meninggalkan kondisi konflik bersenjata yang menimbulkan korban jiwa, sosial dan ekonomi yang besar. Proses perdamaian yang dicapai di Helsenki mensyaratkan transformasi Gerakan Aceh Merdeka menjadi kekuatan politik yang meninggalkan -cara kekerasan.

Untuk memahami lebih dalam dinamika proses itu, maka Demos mengadakan penelitian untuk menelusuri masalah-masalah dan pilihan-pilihan demokratisasi yang secara umum terjadi dalam proses politik lokal sebagai arena perebutan antara aktor dominan dan para pekerja demokrasi. Penelitian yang telah dilakukan dari bulan September 2006 sampai Januari 2007 di seluruh Aceh menghasilkan lima kesimpulan utama, pertama, Demokrasi diterima sebagai sistem yang mengatur hidup bersama masyarakat Aceh, institusi minimal telah tersedia; kedua, Potensi tinggi dari masyarakat Aceh untuk berpolitik dan preferensi partai politik lokal sebagai pilihan ekspresi politik; ketiga, Kuatnya identitas kebangsaan sebagai orang Aceh; keempat, Ancaman kolusi kekuasaan modal dan birokrasi terhadap sendi-sendi demokrasi; dan kelima, Aceh didominasi oleh aktor-aktor politik dan pelembagaan organisasi massa lemah.

Demokrasi di Aceh akan sangat sulit terbangun tanpa keterlibatan aktor pro demokrasi di masyarakat madani. Sementara itu GAM juga melakukan proses peralihan menjadi kekuatan politik di Aceh. Keterlibatan ini menjadi sangat strategis karena proses demokratisasi tidak dapat dibiarkan didominasi oleh elit politik. Aktor pro demokrasi dan kelompok-kelompok rakyat yang terorganisasikan dengan baik menjadi kunci bagi keberhasilan demokratisasi di Aceh.

Oleh karenanya untuk menindaklanjuti program riset, Demos akan menyelenggarakan program pengayaan kemampuan yang dimulai dari tataran bawah, berbasis komunitas. Pendidikan politik yang diadakan meliputi peningkatan kapasitas politik rakyat bagi penguatan pemerintahan lokal, training perubahan kebijakan sebagi upaya untuk mendorong dan aktif berperan dalam perubahan kebijakan baik dalam kerangka masyarakat madani maupun dalam kalangan masyarakat politik yang paling berpengaruh. Serta pelatihan pengawasan pemilihan umum.

Sebagaimana komitmen Demos untuk mendorong demokrasi yang bermakna di Aceh, maka sebelum melaksanakan pendidikan politik yang diinginkan, bersama-sama

2

Page 3: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

dengan beberapa rekan kerja telah dirumuskan kurikulum dan modul untuk pendidikan politik di Aceh beserta mekanisme kerjanya dalam pengorganisasian pendidikan politik itu nantinya.

1.2. Maksud

Mendorong keterlibatan aktor pro-demokrasi dengan meningkatkan kapasitas politik mereka untuk dapat memanfaatkan dan memajukan ruang-ruang politik lokal baru di Aceh guna mencapai masyarakat majemuk yang menghormati keadilan, demokrasi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip hak asasi manusia.

1.3. Tujuan

Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan politik peserta agar dapat mengembangkan prakarsa politik di tingkat lokal untuk perbaikan representasi dalam pemerintahan daerah.

1.4. Pengorganisasian

Kegiatan ini diselenggerakan Demos bekerjasama dengan organisasi sipil di tingkat lokal.

Penanggung Jawab:

1. Asmara Nababan

2. Anton Pradjesto

Tim Penyelenggara:

1. Agung Wijaya

2. Mahyani

3. Eko Maju Saputra

4. Ghufran

5. Heru Kukuh S. Wuryantoro

6. Nelly Sofiana

7. Maya Paramitha Dewi

1.5. Metodologi

Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan metode pendidikan orang dewasa.

1.6. Peserta

Peserta dalam kegiatan pelatihan ini direkrut dengan proses assessment sebagai berikut:

3

Page 4: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

A. Instrumen Assessment Partisipan

1. Individual

No. Kriteria Alat Verifikasi Keterangan

1 Berumur minimal 17 tahun (usia dewasa)

Fotocopi KTP atau Formulir Pendaftaran

- Pertimbangan calon pengurus partai/legislative.

- Dll2 Mampu baca dan tulis Formulir pendaftaran atau

catatan pengalaman bergiat dalam pergerakan politik

Dapat mengikuti proses training dengan baik.

3 Berasal dari wilayah atau kabupaten/kota tertentu di Aceh

Rekomendasi lembaga yang mengirimnya

Setelah training, partisipan akan bekerja di wilayah kabupaten/kotanya masing-masing.

4 Pernah mengikuti pendidikan dasar-dasar demokrasi dan politik dan atau sejenis

Rekomendasi lembaga yang mengirimnya, dan rekaman pengalaman mengikuti pelatihan

Karena training yang diadakan berstatus Training of Fasilitator. Partisipan yang telah mengetahui dasar-dasar demokrasi dan politik merupakan nilai tambah.

5 Bersedia mengaplikasikan hasil training di komunitasnya dalam suatu jaringan kerja fasilitator

Pernyataan dalam formulir pendaftaran

6 Membuat rancangan rencana tindak lanjut seusai training

Rincian rencana kerja yang akan dilakukan partisipan seusai training yang tercantum dalam formulir pendaftaran

Mengikuti training menjadi lebih bermakna

7. Penulisan laporan penugasan pra latihan

Lihat assessment topik Diserahkan sebelum latihan dimulai

4

Page 5: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

2. Kolektif

No Ketentuan yang perlu diperhatikan Alat Verifikasi Keterangan

1 Ratio keterwakilan satu gender minimal 30 %

formulir pendaftaran memperhatikan keseimbangan gender

2 Tidak terkonsentrasi dari wilayah asal yang sama

formulir pendaftaran, rekomendasi lembaga yang mengirimnya

Memperhatikan sebaran wilayah asal peserta (tidak terkonsentrasi dari wilayah asal yang sama). Rencananya 3 partisipan per kabupaten/kota

B. Instrumen Assessment Topik

No Metode Hal Yang Perlu Diassessment Keterangan

1 Studi Lapangan - Topik-topik bahasan yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran training;

- Mencari bahan case study sehingga menjadi bahan pembelajaran dalam training

-

- Menemui kelompok sasaran (tokoh-tokoh)

2 Diskusi Kelompok Terpokus - Topik-topik bahasan yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran training;

- Belajar dari pengalaman-

3 Partisipan menuliskannya dalam formulir pendaftaran

- Topik-topik bahasan yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran training;

-4 Partisipan menuliskannya dalam

metaplan pada sesi awal training

- Topik-topik bahasan yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran training;

-

5

Page 6: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

2. MATERI

Materi kegiatan pelatihan ini disusun berdasarkan delapan satuan modul sebagai berikut:

Modul 1

Judul Demokrasi berbasis HAM

Tujuan Umum Partisipan mempunyai pemahaman tentang tentang konsep demokrasi berbasis HAM

Pokok Bahasan 1. Pemahaman tentang demokrasi2. Pemahaman tentang HAM3. Relasi kekuasaan dalam ranah publik.4. Ketidak terpisahan antara Sipol dan hak-hak ekosob 5. Relasi kekuasaan ditinjau dari segi histories Aceh

sebelum dan pasca MoU Helsinki

Tujuan Khusus yangditerapkan

Partcipant bisa membedakan demokrasi procedural dan demokrasi substansial

Metode dan MediaPembelajaran

Ceramah dan Diskusi

Langkah Kerja dan Pembelajaran

1. Pemutaran FILM ” Ayo Ikut Politik”2. Diskusi

a. Apa yang bisa kita pelajari dari Film Tersebut dan kaitanya dengan demokrasi

b. Apa yang dimaksud dengan demokrasic. Apa yang dimaksud demokasi berbasis HAMd. Siapa actor-actor yang menentukan dalam proses

demokratisasie. Bagaimana hubungan antara hak sipol dan ekosob

3. Presentasi dari narasumber tentang Demokrasi berbasis HAM a. Perbedaan relasi kekuasaan ditinjau dari segi histores Aceh sebelum dan pasca MoU Helsinkib. Perbedaan demokrasi procedural dan demokrasi

substansial)

Bahan dari Peralatan 1. Film2. Hand Out3. Presentasi dengan LCD

Waktu 20 Menit Pemutaran FILM40 Menit Diskusi 30 Menit Presentasi dan Tanya jawab

6

Page 7: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Modul 2

Judul Peluang dan Hambatan Demokratisasi di Aceh

Tujuan Umum Partisipan memahami peluang dan hambatan demokratisasi di Aceh

Pokok Bahasan 1. Peta politik demokrasi di Aceh.2. Kapasitas actor-aktor dalam memanfaatkan demokrasi3. Kemajuan dan hambatan Demokratisasi di Aceh

Tujuan Khusus yangDiterapkan

Peserta mempunyai gagasan tentang bagaimana memanfaatkan dan memajukan hak/institusi demokrasi

Metode dan Media Pembelajaran

1. Presentasi hasil research 2. Diskusi Kelompok3. Presentasi hasil diskusi kelompok

Langkah Kerja dan Pembelajaran

1. Apa pokok-pokok kesimpulan research tentang peta demokrasi di Aceh.

2. Tantangan- tantangan apa yang menghadang proses demokratisasi d Aceh

3. Agenda apa yang harus dikembangkan untuk menjadikan proses demokrasi di Aceh bermakna

Bahan dari Peralatan 1. Laporan research2. Flip Cart3. Spidol4. Presentasi dengan LCD

able (Waktu) 45 menit Presentasi

Waktu30 i hasil penelitian

7

Page 8: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Modul 3

Judul Sistem Kepartaian dan Pemilu 2009

Tujuan Umum Partisipan memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang partai politik

Pokok Bahasan 1. Teori dan Sistem Kepartaian2. Fungsi Partai Politik dan Pemilu3. Regulasi partai politik (nasional dan lokal)4. Regulasi Pemilihan Umum5. Relasi parpol dengan gerakan social

Tujuan Khusus yang diterapkan

Peserta memilik pengetahuan mengenai sistem kepartaian dan pengetahuan tentang sistem Pemilu, serta mempunyai gagasan untuk memajukan relasi antara partai politik dan gerakan social

Metode dan Media Pembelajaran

1. Ceramah2. Diskusi3. Rangkuman dari narasumber

Langkah Kerja danPembelajaran

1. Peserta diminta untuk bercerita tentang pemahaman mereka tentang partai politik [sesuai pengalaman/pengetahuan]

2. Fasilitator mensintesakan pemahaman peserta tersebut3. Fasilator mengajak peserta berkomentar atas berbagai

gagasan yang ada.4. Narasumber memberikan rangkuman diskusi dan

pengetahuan tambahan yang diperlukan

Bahan dari Peralatan Undang-undang parpol, pemilu, UUPA, MoU Helsinky, PP Parlok,

Waktu 2,5 Jam (persentasi di kelompok dan summary)

8

Page 9: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Modul 4

Judul Kearifan Lokal Untuk Demokrasi

Tujuan Umum Partisipan memahami dan dapat memanfaatkan kearifan local untuk demokrasi

Pokok Bahasan 1. Sejarah sistem demokrasi di Aceh2. Nilai dan bentuk-bentuk kearifan local yang mendukung

proses demokrasi.

Tujuan Khusus yang diterapkan

Partisipant memahami bahwa demokrasi sudah lama berakar di Aceh

Langkah Kerja dan Pembelajaran

1. Peserta (sec. acak) diminta untuk bercerita mengenai nilai-nilai dan bentuk-bentuk kearifan local yang mereka ketahui/alami

2. Role play (sebagian peserta diminta persiapkan diri memainkan peran tertentu dalam masy. Aceh. Mis. Keuchik, Tuha-peut dan imam Meunasah)

3. Peserta memberi komentar atas proses ini: adakah fungsi-fungsi Eks/Yud/Leg? Apa relasi antar ketiga fungsi di atas dan bagaimana posisi masyarakat?

4. Nara sumber memberikan rangkman dari hasil diskusi

Bahan dari Peralatan 1. Hand Out2. LCD3. Flipchart4. Spidol 5. Microphone

Waktu 1,5 Jam (presentasi, diskusi kelompok dan summary)

9

Page 10: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Modul 5

Judul Teknik Memfasilitasi

Tujuan Umum Partisipan memahami dan terampil (mampu) dalam menggunakan teknik-teknik fasilitasi yang baik

Pokok Bahasan 1. Training need assessment2. Menyusun Modul Training3. Efektif Publik Speaking4. Membangun Citra Diri sebagai Fasilitator (incl. falsafah,

nilai-nilai, etika)5. Jenis-Jenis Media Pembelajaran6. Jenis-jenis Metode Pembelajaran;7. Alat Evaluasi Training8. Praktek Memfasilitasi

Tujuan Khusus yang diterapkan1. Partisipan terampil dalam melakukan training need assessment

2. Partisipan terampil dalam menyusun modul training3. Partisipan terampil dalam berkomunikasi;4. Partisipan termapil dalam membangun citra diri sebagai

fasilitator5. Partisipan terampil menggunakan media pembelajaran6. Partisipan terampil dalam menggunakan metode

pembelajaran : game, role play, diskusi kelompok, 7. Partisipan terampil dalam memilih pendekatan metode

yang tepat dalam kelompok sasaran tertentu8. Partisipan terampil dalam menyusun alat evaluasi

training

Metode dan Media Pembelajaran

1. Game Method2. Role Play3. Drill Method4. Sharing5. Refleksi6. Penugasan (Problem Solving)7. Case Study8. Diskusi9. Metaplan10. Gambar

Langkah Kerja dan PembelajaranLangkah 1 :

Langkah 2 :

Bahan dari Peralatan 1. Spidol2. Kertas Manila3. Plano4. Isolatip5. Crayon6. Infocus/LCD (Jika Ada)7. Laptop (Jika Ada)

10

Page 11: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Waktu 6 Jam (4 Sesi)

Modul 6

Judul Analisa Politik

Tujuan Mengaplikasikan cara analisa politik yang tepat dalam memahami situasi sosial yang berbeda

Pokok Bahasan Strategi analisa politik tepat guna dan berbasis demokrasi Tujuan Khusus yang diharapkan

1. Peserta mampu menganalisa politik aceh yang berkembang2. Partisipan mampu mengidentifikasi isu strategis3. Partisipan memiliki kemampuan untuk merancang sasaran dan

taktik4. Partisipan mampu menggalang sekutu/aliansi5. Partisipan mampu menggalang basis gerakan

Metode dan Media Pembelajaran

Metode: Debat, Problem Solving, Role Play, dan Bermain Peran, Resensi film (:konteks politiknya, aktor, relasi antar aktor, dsb)

Media Pembelajaran:1. Kajian kasus2. Penayangan video/ film “Burning Season”3. Grafis4. Wawancara5. Kliping media

Langkah Kerja dan Proses Pembelajaran

Langkah Kerja:1. Partisipan diajak untuk mengidentifikasi isu-isu kritis di daerah

mereka? (berdasarkan hasil analisis politik)2. Partisipan diajak merancang sasaran dan taktik yang efektif3. Partisipan diajak merumuskan kerangka logis

Pertanyaan Pokok:1. Langkah apa yang akan dilakukan menghadapi peta politik atau

struktur politik seperti yang sudah ditemukan dalam analisa politik?2. Siapa saja yang akan anda libatkan di dalam tindakan ini?3. Kegiatan apa yang akan anda lakukan untuk mengikat lingkar inti?

Bahan dan Peralatan 1. Metaplan2. LCD3. Laptop4. Kertas Plano5. Rekaman proses fasilitasi (notulen)6. Player untuk rekaman

Waktu 5 jam

11

Page 12: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Modul 7

Judul Komunikasi Politik

Tujuan meningkatkan kecakapan gemar memerankan komunikasi politik

Pokok Bahasan strategi dan taktik komunikasi politik

Tujuan Khusus yang diharapkan

1. Peserta mampu mempraktekan cara komunikasi politik untuk memudahkan gerakan politik Aceh ke depan

2. Peserta mengetahui strategi tepat dan dapat menggugah orang lain untuk ikut berpartisipasi berperan aktif melakukan komunikasi politik

3. Partisipan memiliki kemampuan untuk merancang sasaran dan taktik dalam melakukan komunikasi politik

4. Partisipan mampu menggalang sekutu/aliansi5. Partisipan mampu menggalang basis gerakan

Metode dan Media Pembelajaran

Teknik persentasi Metode: Debat, Problem Solving, Role Play, dan Bermain Peran, Resensi film (:konteks politiknya, aktor, relasi antar aktor, dsb)

Media Pembelajaran:1. Kajian kasus2. Penayangan video/ film “Burning Season”3. Grafis4. Wawancara5. Kliping media

Langkah Kerja dan Proses Pembelajaran

Langkah Kerja:1. Partisipan diajak untuk memahami modul yang diberikan2. Partisipan diajak merancang sasaran dan taktik yang efektif3. Partisipan diajak merumuskan kerangka logis dan strategi

Pertanyaan Pokok:1. Langkah apa yang akan dilakukan untuk mudah melakukan

komunikasi poltik2. Siapa saja yang akan anda libatkan di dalam tindakan ini?3. Kegiatan apa yang akan anda lakukan setelah memahami

komunikasi poltik

Bahan dan Peralatan 1. Metaplan2. LCD3. Laptop4. Kertas Plano5. Player untuk rekaman

Waktu 4 jam

12

Page 13: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

Modul 8

Judul Multiplikasi

Tujuan Mengaplikasikan wawasan dan kecakapan ke dalam kerangka strategi gerakan politik

Pokok Bahasan 1. Membangun lingkar inti 2. Mengidentifikasi/menentukan isu strategis3. Merancang sasaran dan taktik4. Penggalangan sekutu/aliansi5. Penggalangan basis gerakan

Tujuan Khusus yang diharapkan

1. Peserta mampu membangun lingkar inti2. Partisipan mampu mengidentifikasi isu strategis3. Partisipan memiliki kemampuan untuk merancang sasaran dan

taktik4. Partisipan mampu menggalang sekutu/aliansi5. Partisipan mampu menggalang basis gerakan

Metode dan Media Pembelajaran

Metode: Debat, Problem Solving, Role Play, dan Bermain Peran, Resensi film (:konteks politiknya, aktor, relasi antar aktor, dsb)

Media Pembelajaran:1. Kajian kasus2. Penayangan video/ film “Burning Season”3. Grafis4. Wawancara5. Kliping media

Langkah Kerja dan Proses Pembelajaran

Langkah Kerja:1. Partisipan diajak untuk mengidentifikasi isu-isu kritis di daerah

mereka? (berdasarkan hasil analisis politik)2. Partisipan diajak merancang sasaran dan taktik yang efektif3. Partisipan diajak merumuskan kerangka logis

Pertanyaan Pokok:1. Langkah apa yang akan dilakukan menghadapi peta politik atau

struktur politik seperti yang sudah ditemukan dalam analisa politik?2. Siapa saja yang akan anda libatkan di dalam tindakan ini?3. Kegiatan apa yang akan anda lakukan untuk mengikat lingkar inti?

Bahan dan Peralatan 1. Metaplan2. LCD3. Laptop4. Kertas Plano5. Rekaman proses fasilitasi (notulen)6. Player untuk rekaman

Waktu 6 jam

13

Page 14: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

14

Page 15: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

3. Evaluasi

Pada akhir pelatihan akan dilakukan evaluasi untuk mengukur tingkat efektifitas pelatihan bagi peserta yang berguna bagi perbaikan pelatihan-pelatihan selanjutnya. Evaluasi itu dilakukan dalam proses sebagai berikut:

No. UKURAN INSTRUMEN EVALUASI1 Adanya rencana tindak lanjut peserta (pribadi

atau kelompok)Berbagai rencana tindak lanjut (proposal/rencana kerja)

2 Adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap proses demokrasi dan materi-materi pelatihan

Pre test dan post test

3 Keterlibatan aktif peserta dalam proses pelatihan

Evaluasi tiap malam (pelaksana, fasilitator, peserta, nara sumber)

4 Dinamika pelatihan hidup – tidak didominasi oleh peserta tertentu

Evaluasi tiap malam (pelaksana, fasilitator, peserta, nara sumber)

5 Adanya dan ditaatinya kontrak belajar Kontrak belajar, Evaluasi tiap malam (pelaksana, fasilitator, peserta, nara sumber)

6 Diselesaikannya penugasan-penugasan yang dikenakan baik sendiri/kelompok dalam proses pelatihan

Hasil-hasil kerja/flipcart

7 Adanya pandangan positif dari peserta terhadap kualitas dan bobot materi pelatihan

Lembar evaluasi

8 30% peserta berasal dari salah 1 gender Lembar absensi9 Penilaian positif peserta atas fasilitator,

panitia, peserta dan fasilitas pendukung Lembar evaluasi Proceeding proses pelatihan

EVALUASI PROGRAM

10 Pelaksanaan berbagai rencana tindak lanjut Laporan pelaksanaan program + keuangan

11 Terbentuknya jaringan kerja fasilitator untuk demokrasi

Pertemuan berkalaKomunikasi intensif antar peserta

12 Adanya instrumen monitoring dan evaluasi rencana tindak lanjut

Laporan berkala terkait dengan RTL

13 Adanya instrumen analisa dampak setelah periode tertentu

Laporan analisa dampak

15

Page 16: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

4. Jadwal Pelaksanaan

a. Waktu, Tempat, dan Asal Peserta

Waktu Tempat Peserta

18 – 21 Agustus 2007Banda Aceh Banda Aceh

Pidie Pidie Jaya Sabang Aceh Besar

23 – 26 Agustus 2007Lhokseumawe Lhokseumawe

Aceh Utara Aceh Timur Langsa Aceh Tamiang

28 – 31 Agustus 2007Meulaboh Aceh Jaya

Aceh Barat Nagan Raya Simelue

23 – 26 Oktober 2007Tapak Tuan Subusallam

Singkil Aceh Selatan Aceh Barat Daya

28 Oktober – 1 November 2007Takengon Bireun

Aceh Tengah Bener Meriah Gayo Lues Aceh Tenggara

16

Page 17: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

b. Jadwal Acara

Waktu Hari I Hari II Hari III Hari IV

07.00 – 08.30 Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi08.30 – 10.30 Kearifan Politik

Lokal Analisis Politik (lanjutan)

Multiplikasi

10.30 – 11.00 Break Break Break 11.00 – 12.30 Sistem

Kepartaian dan Sistem Pemilu 2009

Komunikasi Politik

Tekhnik Memfasilitasi

12.30 – 13.30 Registrasi Makan Siang Makan Siang Makan Siang 13.30 -15.00 Pembukaan dan

Kontrak BelajarSistem Kepartaian dan Sistem Pemilu 2009 (lanjutan)

Komunikasi Politik (lanjutan)

Tekhnik Memfasilitasi (lanjutan)

15.00 – 15.30 Break Break Break Break 15.30 – 17.30 Demokrasi

berbasis HAM Analisis Politik Multiplikasi Tekhnik

Memfasilitasi (lanjutan)

17.30 – 19.30 Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam dan Penutupan

19.30 – 21.00 Peluang dan Hambatan Demokratisasi di Aceh

Analisis Politik (lanjutan)

Multiplikasi

17

Page 18: Modul Pendidikan Politik Di Aceh

5. Narasumber DRAFT

Nama Materi

- Antonio Pradjasto (DEMOS)- Agung Wijaya (DEMOS)

Demokrasi berbasis HAM

- Agung Wijaya (DEMOS)- Antonio Pradjasto (DEMOS)

Peluang dan Hambatan Demokrasi di Aceh

- Hadar Gumay (CETRO)- Bivitri Susanti (PSHK)

Sistem kepartaian dan Pemilu 2009

- Bakti Siahaan (UNSYIAH)- T. Kemal Farsya (UNIMAL)

Kearifan Lokal

- Budi Matindas (UI)- Cahyo Suryanto (Pusdakota)- Budi Arianto (JKMA)- Nus Ukru (AMAN)

Tekhnik Memfasilitasi

- Hadar Gumay (CETRO)- Nico Daryanto (CSIS)

Analisis Politik

- Stanley (Komnas HAM)- Nico Daryanto (CSIS)

Komunikasi Politik

- Roem Topatimasang (INSIST)- Junus Ukrus (AMAN)

Strategi Aksi

40 Menit Diskusi Kelompok 50 Menit Presentasi dan Tanya jawab

18