Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

59
1 MODUL MATERI SUBSTANSI LEMBAGA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

description

[

Transcript of Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

Page 1: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

1

MODUL

MATERI SUBSTANSI

LEMBAGA DIREKTORAT

JENDERAL PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

Page 2: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasca reformasi dan amandemen konstitusi Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

wajah hukum di Indonesia mengalami perubahan.

Pergeseran politik, perkembangan sosial masyarakat

menyebabkan timbulnya kewenangan baru di bidang

kekuasaan dan melahirkan berbagai peraturan

perundang-undangan sebagai landasan legitimasi

kekuasaan dalam kerangka negara hukum (rechtstaat).

Hadirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004

sebagaimana yang telah diperbaharui dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, mencoba memfasilitasi

kebutuhan masyarakat dengan menyeragamkan

bentuknya, mengklasifikasi jenis, fungsi dan materi

muatan sebuah peraturan perundang-undangan, yang

bertujuan mewujudkan sistem hukum negara yang

harmonis.

Kementerian Hukum dan HAM Republik

Indonesia sebagai kementerian yang bertanggung jawab

di bidang penyelenggaraan hukum dan HAM, diberikan

kewenangan membantu presiden menyelenggarakan

sebagian urusan Presiden di bidang hukum dan hak

asasi manusia, dimana salah satu fungsinya adalah

merumuskan kebijakan nasional dan teknis di bidang

Page 3: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

3

hukum dan hak asasi manusia. Fungsi Kementerian

Hukum dan HAM Republik Indonesia tersebut

berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM

Nomor M.HH.05.OT.01-01. Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan

HAM Republik Indonesia dilaksanakan oleh Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-undangan, yang

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis di bidang peraturan

perundang-undangan.

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan sebagai salah satu unit teknis Kementerian

Hukum dan HAM, bertugas merumuskan, menjalankan

kebijakan dan standarisasi teknis di bidang peraturan

perundang-undangan yang berada dan berasal dari

lingkungan pemerintah. Oleh karena itu, dengan

konsekuensi sebagai salah satu unit dalam lingkungan

Kementerian, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan turut melaksanakan tugasnya di bidang

pelayanan yang menjadi tanggung jawab dalam ruang

lingkup kompetensi tugas kelembagaan. Pelayanan

yang diberikan meliputi perancangan peraturan

perundang-undangan, harmonisasi, publikasi,

pengundangan dan penyebarluasan, litigasi perundang-

undangan, dan pembinaan tenaga perancang peraturan

perundang-undangan. Dengan besarnya tugas yang

dimiliki, diharapkan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan dapat memfasilitasi kebutuhan

hukum dan mewujudkan kepastian hukum secara

nasional.

Page 4: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

4

B. Deskripsi Singkat Modul Modul ini memberikan gambaran singkat mengenai

substansi kelembagaan dan, tugas dan fungsi

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Dengan materi modul yang terdiri atas, kelembagaan,

tugas dan fungsi pelayanan di bidang peraturan

perundang-undangan dilingkungan Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan.

C. Hasil Belajar Hasil dari belajar melalui modul ini adalah berupa

pengenalan mengenai pengetahuan dasar dan umum

yang berkaitan dengan substansi kelembagaan dan

jenis layanan eksternal yang ada di direktorat jenderal

peraturan perundang-undangan.

D. Indikator Keberhasilan Indikator-indikator hasil belajar adalah :

1. Peserta diklat dapat menjelaskan tentang

kelembagaan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan.

2. Peserta dapat menjelaskan pelayanan yang ada di

lingkungan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan.

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Kelembagaan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan:

Page 5: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

5

a. Peran Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan

b. Kedudukan, tugas dan Fungsi

c. Unit Kerja di Lingkungan Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-undangan

d. Sekretariat Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan

e. Direktorat Perancang Peraturan Perundang-

undangan

f. Direktorat Harmonisasi Peraturan

Perundang-undangan

g. Direktorat Pengundangan, publikasi dan

kerjasama peraturan perundang-undangan

h. Direktorat litigasi peraturan perundang-

undangan

i. Direktorat fasilitasi perancangan peraturan

daerah

2. Substansi pelayanan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan:

a. Substansi Pelayanan

b. Pelayanan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan

F. Manfaat Modul

Manfaat modul ini dapat memberikan pengetahuan

substansi baik kelembagaan maupun pelayanan

direktorat jenderal peraturan perundang-undangan,

sehingga aparatur yang mempelajari modul ini dapat

mengetahui substansi kelembagaan dan jenis layanan

Page 6: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

6

eksternal yang ada di direktorat jenderal peraturan

perundang-undangan.

G. Petunjuk Belajar

Untuk mempermudah penggunaan modul dan

memberikan hasil yang optimal dalam proses

pembelajaran, maka ada beberapa petunjuk yang harus

dilakukan, yaitu:

1. Bacalah tahap demi tahap dari bab/sub bab yang

telah disusun secara kronologis sesuai dengan

urutan pemahaman.

2. Selesaikan belajar dalam bab pertama dahulu,

setelah paham dan selesai melakukan semua

petunjuk, tugas dari bab tersebut diselesaikan

secara menyeluruh baru dapat beranjak ke bab

berikutnya. Sehingga peserta diklat dapat

mengukur keberhasilan masing-masing secara

bertahap.

3. Pahami setiap penjelasan yang ada dalam modul,

apabila belum mengerti maka dapat

dikonsultasikan kepada instruktur

Page 7: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

7

BAB II

KELEMBAGAAN

DIREKTORAT JENDERAL

PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

A. Peran Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan dalam sebuah negara

hukum (rechstaat) memiliki peranan yang sangat

penting yang dapat menjadi landasan hukum bagi

penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Hukum

secara formal peraturan perundang-undangan selain

menjadi motor di dalam roda pemerintahan, juga

menjadi motor di dalam mendorong pemenuhan

kebutuhan masyarakat menuju pembangunan yang

dicita-citakan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa

peraturan perundang-undangan memiliki peran

strategis di dalam penyelenggaraan negara dan

pemerintahan. Oleh karena itu, dalam menjawab

kebutuhan penyelenggaraan negara dan pemerintahan

Setelah membaca bab ini peserta diklat diharapkan

mampu menjelaskan tentang kelembagaan Direktorat

Peraturan Perundang-undangan

Page 8: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

8

serta mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat,

diperlukan adanya peraturan perundang-undangan

yang baik dan teratur (harmonis), yang

kewenangannya dijalankan oleh sebuah instansi yang

bertanggung jawab menyelenggarakan kewenangan di

bidang peraturan perundang-undangan.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia (Kementerian Hukum dan HAM

RI) sebagai kementerian yang menyelenggarakan

kekuasaan pemerintah dalam bidang urusan hukum,

diberikan kewenangan untuk menjalankan

kewenangan dibidang peraturan perundang-undangan.

Kewenangan Kementerian Hukum dan HAM

didelegasikan dan dijalankan oleh Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum

dan HAM RI.

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan pasca terbitnya Undang-Undan Nomor 10

Tahun 2004 yang telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, memiliki peran

strategis sejak sebuah undang-undang dalam tahapan

perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan

atau penetapan, pengundangan, hingga sebuah

undang-undang dilakukan pengujian di Mahkamah

Konstitusi.

Page 9: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

9

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan.

Sebelum menelusuri tugas dan fungsi Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-undangan, terlebih

dahulu diketahui bagaimana kedudukan Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-undangan di dalam

tatanan pemerintahan di Indonessia. Setidaknya ada

beberapa peraturan perundang-undangan yang dapat

mendasarinya.

1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008

tentang Kementerian menyatakan bahwa:

Kementerian mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan tertentu dalam

pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara (Pasal

7).

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara.

Pasal 143

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di

bidang hukum dan hak asasi manusia dalam

pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara.

Page 10: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

10

Pasal 144

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 143, Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia

menyelenggarakan fungsi:

a) perumusan, penetapan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang hukum dan hak asasi

manusia;

Pasal 148

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang peraturan perundang-

undangan.

Pasal 149

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan menyelenggarakan

fungsi:

a) perumusan kebijakan di bidang

peraturan perundang-undangan;

b) pelaksanaan kebijakan di bidang

peraturan perundang-undangan;

c) penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria di bidang;

Page 11: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

11

d) peraturan perundang-undangan;

e) pemberian ... pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang peraturan

perundang-undangan; dan

f) pelaksanaan administrasi Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-

undangan.

3. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010

Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Hukum dan HAM Republik

Indonesia

Adalah salah satu unit satuan kerja eselon I

sebagai unsur pelaksana yang memiliki

tugas tanggung jawab merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standarisasi

teknis di bidang peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Hukum dan HAM, Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-undangan

diberikan kewenangan menurut fungsi

kelembagaannya untuk melaksanakan:

1. Perumusan kebijakan di bidang peraturan

perundang-undangan;

Page 12: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

12

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan

perundang-undangan;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria di bidang peraturan perundang-

undangan;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang peraturan perundangundangan; dan

5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan.

Fungsi dan kewenangan yang tertuang di dalam

Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kementerian

Hukum dan HAM memberikan kewenangan

kepada Ditjen PP untuk melaksanakan fungsi

eksternal maupun fungsi internal berupa

melaksanakan tugas administratif di lingkungan

Ditjen PP dalam fungsi keserketariatan maupun

koordinasi internal.

C. Unit Kerja di Lingkungan Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang-

undangan.

Ditjen PP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

dibidang perumusan, pelaksanaan kebijakan dan

standarisasi teknis di bidang peraturan perundang-

undangan, Ditjen PP memiliki unit kerja yang

menjalankan tugas dan fungsi teknis operasional

berdasarkan ORTA. Adapun susunan organisasi

Ditjen PP terdiri atas:

Page 13: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

13

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan;

2. Direktorat Perancangan Peraturan

Perundang-undangan;

3. Direktorat Harmonisasi Peraturan

Perundang-undangan;

4. Direktorat Pengundangan, Publikasi dan

Kerja Sama Peraturan Perundang-undangan;

5. Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-

undangan; dan

6. Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan

Daerah.

D. D. Sekretariat Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan.

Sekretariat Direktorat Jenderal merupakan salah

satu unit organisasi Ditjen PP yang menjalankan

tugas mendukung dan memberikan pelayanan

teknis dan administratif kepada seluruh satuan

organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan.

Dalam menjalankan tugas memberikan

dukungan dan pelayanan teknis administratif

kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan

Ditjen PP, Sekretariat Direktorat Jenderal

menyelenggarakan fungsi-fungsi kesekretariatan

yang terdiri atas penyelenggaraan fungsi:

Page 14: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

14

1. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan

rencana, program dan anggaran;

2. Pengelolaan urusan kepegawaian;

3. Pengelolaan urusan keuangan;

4. Pengelolaan urusan perlengkapan;

5. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan

laporan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan; dan

6. Pengelolaan urusan umum.

Mengingat pentingnya tugas dan fungsi yang

dimiliki oleh Kesekretariatan, Sekretaris

Direktorat Jenderal dalam menjalankan fungsi

kesekretariatan susunan yang terdiri atas:

1. Bagian Program dan Laporan;

2. Bagian Kepegawaian;

3. Bagian Keuangan;

4. Bagian Perlengkapan;

5. Bagian Umum.

E. Direktorat Perancangan Peraturan

Perundang-undangan

Direktorat Perancangan Peraturan Perundang-

undangan merupakan salah satu fungsi strategis

yang dimiliki oleh Ditjen PP. Direktorat

Perancangan Peraturan Perundang-undangan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

Page 15: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

15

perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang perancangan peraturan perundang-

undangan sesuai dengan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan

Perundang-undangan.

Di dalam menjalankan tugasnya, Direktorat

Perancangan Peraturan Perundang-undangan

melakukan fungsi:

1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan

di bidang perencanaan, metode, teknik

perancangan peraturan perundang-undangan

dan pembahasan rancangan undang-undang,

pembinaan dan pengembangan perancang

peraturan perundang-undangan, pengelolaan

dokumentasi dan perpustakaan;

2. Pelaksanaan, bimbingan dan pelayanan di

bidang perencanaan, metode, teknik

perancangan peraturan perundang-undangan

dan penyiapan perancangan peraturan

perundang-undangan, pembahasan

rancangan undang-undang, pembinaan dan

pengembangan perancang peraturan

perundang-undangan serta pengelolaan

dokumentasi dan perpustakaan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria di bidang perencanaan,

Page 16: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

16

metode, teknik perancangan peraturan

perundang-undangan, pembahasan

rancangan undang-undang, pembinaan dan

pengembangan perancang peraturan

perundang-undangan, pengelolaan

dokumentasi dan perpustakaan;

4. Penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan

laporan pelaksanaan perencanaan, metode,

teknik perancangan peraturan perundang-

undangan dan penyiapan perancangan

peraturan perundang-undangan, pembahasan

rancangan undangundang, pembinaan dan

pengembangan perancang peraturan

perundangundangan, serta pengelolaan

dokumentasi dan perpustakaan; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Perancangan Peraturan

Perundang-undangan.

Satuan Tugas Direktorat Perancangan

Peraturan Perundang-undangan.

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya

secara optimal, Direktorat Perancangan

Peraturan Perundang-undangan memiliki satuan

tugas yang melaksanakan uraian tugas dan

fungsi dari kewenangan yang dimiliki oleh

direktorat perancangan, yang terdiri atas:

Page 17: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

17

1. Subdirektorat Perencanaan dan

Perancangan Rancangan Undang-

Undang;

Subdirektorat Perencanaan dan

Perancangan Rancangan Undang

Undang mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan bahan rancangan undang-

undang, penyusunan norma, standar,

prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis

serta evaluasi.

2. Subdirektorat Perencanaan dan

Perancangan Rancangan Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden dan

Peraturan Menteri;

Subdirektorat Perencanaan dan

Perancangan Rancangan Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden dan

Peraturan Menteri mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan rancangan

kebijakan teknis, penyusunan norma,

standar, prosedur dan kriteria, bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang

perencanaan dan perancangan peraturan

perundang-undangan di bawah undang-

undang.

Page 18: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

18

3. Subdirektorat Pembahasan

Rancangan Undang-Undang;

Subdirektorat Pembahasan Rancangan

Undang-Undang mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan

dan pembahasan rancangan undang-

undang, penyiapan konsep keterangan

pemerintah, jawaban pemerintah,

sambutan pemerintah, perlengkapan dan

akomodasi pembahasan, serta

pemantauan dan pelaporan pembahasan

rancangan undang-undang di Dewan

Perwakilan Rakyat.

4. Subdirektorat Pembinaan Perancang

Peraturan Perundang-undangan;

Subdirektorat Pembinaan Perancang

Peraturan Perundang-undangan

mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan rancangan kebijakan teknis

dan petunjuk pelaksanaan pembinaan

dan pengembangan perancang peraturan

perundangundangan.

5. Subdirektorat Dokumentasi dan

Perpustakaan;

Subdirektorat Dokumentasi dan

Perpustakaan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan pengelolaan

dokumentasi dan perpustakaan.

Page 19: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

19

6. Subbagian Tata Usaha;

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Perancangan Peraturan

Perundang-undangan.

F. Direktorat Harmonisasi Peraturan

Perundang-undangan

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-

undangan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang harmonisasi peraturan

perundangundangan sesuai dengan kebijakan

teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal

Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-

undangan melakukan melakukan fungsi:

1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan

di bidang harmonisasi peraturan perundang-

undangan;

2. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan

pelayanan di bidang harmonisasi peraturan

perundang-undangan;

Page 20: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

20

3. Penyiapan penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria di bidang harmonisasi

peraturan perundang-undangan;

4. Penyiapan analisa perumusan,

pengharmonisasian pembulatan dan

pemantapan konsepsi prakarsa rancangan

undang-undang, dan rancangan peraturan

perundang-undangan;

5. Koordinasi pengharmonisasian, pembulatan,

dan pemantapan konsepsi/prakarsa

rancangan undang-undang dengan instansi

terkait dan para pemangku kepentingan;

6. Penyiapan pemberian tanggapan terkait

kebijakan dan permasalahan peraturan

perundang-undangan dari instansi terkait

dan/atau pemangku kepentingan;

7. Pelaksanaan pendampingan dalam

perumusan rancangan undang-undang dalam

pembahasan rancangan undang-undang di

Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia;

Satuan Tugas Direktorat Harmonisasi

Peraturan Perundang-undangan

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya

secara optimal, Direktorat Perancangan

Peraturan Perundang-undangan memiliki satuan

tugas yang melaksanakan uraian tugas dan

fungsi dari kewenangan yang dimiliki, yang

terdiri atas:

Page 21: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

21

1. Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Politik, Hukum dan Keamanan;

Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Politik, Hukum dan Keamanan

mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan pengharmonisasian,

pembulatan dan pemantapan

konsepsi/prakarsa dan

pengharmonisasian rancangan peraturan

perundangundangan di bidang politik,

hukum dan keamanan.

2. Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Keuangan dan Perbankan;

Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Keuangan dan Perbankan mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan

pengharmonisasian, pembulatan, dan

pemantapan konsepsi/prakarsa dan

pengharmonisasian rancangan peraturan

perundangundangan di bidang keuangan

dan perbankan.

3. Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Industri, Perdagangan, Riset dan

Teknologi

Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Industri, Perdagangan, Riset dan

Teknologi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan

Page 22: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

22

pengharmonisasian, pembulatan dan

pemantapan konsepsi/prakarsa dan

pengharmonisasian rancangan peraturan

perundang-undangan di bidang industri,

perdagangan, riset dan teknologi.

4. Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Kesejahteraan Rakyat;

Subdirektorat Harmonisasi Bidang

Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan

pengharmonisasian, pembulatan dan

pemantapan konsepsi/prakarsa dan

pengharmonisasian rancangan peraturan

perundangundangan di bidang

kesejahteraan rakyat.

5. Subbagian Tata Usaha.

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Harmonisasi Peraturan

Perundang-undangan. Subbagian Tata

Usaha dalam melaksanakan tugasnya

secara administrasi berada di bawah

Bagian Kepegawaian pada Sekretariat

Direktorat Jenderal dan secara

operasional bertanggung jawab kepada

Direktur Harmonisasi Peraturan

Perundangundangan.

Page 23: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

23

G. Direktorat Pengundangan, Publikasi

dan Kerjasama Peraturan

Perundang-undangan

Direktorat Pengundangan, Publikasi, dan Kerja

Sama Peraturan Perundangundangan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanan kebijakan,

pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang pengundangan, penyebarluasan, dan

kerja sama peraturan perundang-undangan

sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan

oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-

undangan.

Direktorat Pengundangan, Publikasi, dan

Kerja Sama Peraturan Perundang-undangan

melakukan fungsi:

1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan

di bidang pengundangan, publikasi dan kerja

sama peraturan perundang-undangan;

2. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan

pelayanan di bidang harmonisasi peraturan

perundang-undangan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria di bidang harmonisasi

peraturan perundang-undangan;

Page 24: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

24

4. Pelaksanaan dokumentasi, pengundangan,

dan pendistribusian peraturan perundang-

undangan;

5. Penyiapan penyelenggaraan sistem informasi

peraturan perundang-undangan;

6. Koordinasi penyelenggaraan kerja sama dan

publikasi peraturan perundangundangan baik

di tingkat nasional maupun internasional

dengan instansi terkait;

7. Penyiapan perumusan dan pembahasan

dokumen perjanjian kerja sama dan

penyebarluasan peraturan perundang-

undangan dengan pihak luar negeri, bersama

instansi terkait;

8. Koordinasi program kerja sama dan

publikasi peraturan perundang-undangan

dengan negara berkembang dan negara maju;

9. Pelaksanaan administrasi kerja sama

pengembangan tenaga perancang peraturan

perundang-undangan dan tenaga lain yang

terkait;

10. Pelaksanaan administrasi, evaluasi dan

laporan pemanfaatan kerja sama dan

penyebarluasan bahan peraturan perundang-

undangan; dan

11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Pengundangan, Publikasi

Page 25: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

25

dan Kerja Sama Peraturan Perundang-

undangan.

Satuan Tugas Direktorat Pengundangan,

Publikasi, dan Kerja Sama Peraturan

Perundangundangan

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya

secara optimal, Direktorat Pengundangan,

Publikasi, dan Kerja Sama Peraturan

Perundangundangan memiliki satuan tugas yang

melaksanakan uraian tugas dan fungsi dari

kewenangan yang dimiliki, yang terdiri atas:

1. Subdirektorat Pengundangan Peraturan

Perundang-undangan;

Subdirektorat Pengundangan Peraturan

Perundang-undangan mempunyai tugas

melaksanakan administrasi pengundangan

dalam Lembaran Negara, Tambahan

Lembaran Negara, Berita Negara dan

Tambahan Berita Negara, pengelolaan

berkas peraturan perundang-undangan dan

pendokumentasian serta evaluasi dan

pelaporan.

2. Subdirektorat Publikasi;

Subdirektorat Publikasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penerbitan,

distribusi, publikasi dan penerjemahan

peraturan perundang-undangan dan bahan

hukum.

Page 26: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

26

3. Subdirektorat Kerja Sama;

Subdirektorat Kerja Sama mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan

perencanaan dan pengembangan program

kerja sama di bidang kerja sama dalam

negeri dan luar negeri.

4. Subdirektorat Sistem Informasi

Peraturan Perundang-undangan;

Subdirektorat Sistem Informasi Peraturan

Perundang-undangan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan pengelolaan sistem

informasi manajemen di bidang fasilitatif

dan substantif di lingkungan Direktorat

Jenderal Peraturan Perundangundangan.

5. Subbagian Tata Usaha.

Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan

tugasnya secara administrasi berada di

bawah Bagian Kepegawaian pada Sekretariat

Direktorat Jenderal dan secara operasional

bertanggung jawab kepada Direktur

Pengundangan, Publikasi dan Kerja Sama

peraturan perundang-undangan.

Page 27: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

27

H. Direktorat Litigasi Peraturan

Perundang-undangan

Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-

undangan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang litigasi peraturan perundang-

undangan sesuai dengan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan

Perundang-undangan.

Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-

undangan melakukan fungsi:

1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan

teknis di bidang litigasi peraturan

perundang-undangan;

2. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan

pelayanan di bidang litigasi peraturan

perundang-undangan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria di bidang litigasi

peraturan perundang-undangan;

4. Penyiapan perumusan pedoman dan

petunjuk pelaksanaan dalam penyusunan

atau pembuatan keterangan pemerintah atas

permohonan pengujian peraturan perundang-

undangan;

Page 28: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

28

5. Penyiapan penyusunan keterangan

pemerintah atas permohonan pengujian

peraturan perundang-undangan; koordinasi,

penyusunan keterangan pemerintah atas

permohonan pengujian peraturan perundang-

undangan dengan Kementerian/Lembaga

Pemerintah Non Kementerian terkait dan

penanganan gugatan perdata dan tata usaha

negara;

6. Pengumpulan dan pengolahan bahan/data

dalam rangka penyiapan dan penyusunan

keterangan pemerintah atas permohonan

pengujian peraturan perundang-undangan

serta gugatan perdata dan tata usaha negara;

7. Penelaahan, pengkajian dan analisis putusan

atas permohonan pengujian peraturan

perundang-undangan serta gugatan perdata

dan tata usaha negara;

8. Penyiapan pemberian pendapat hukum

terhadap permasalahan yang disampaikan

kepada Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan; dan

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Litigasi Peraturan

Perundang-undangan.

Page 29: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

29

Satuan Tugas Direktorat Litigasi Peraturan

Perundang-undangan

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya

secara optimal, Direktorat Litigasi Peraturan

Perundang-undangan memiliki satuan tugas

yang melaksanakan uraian tugas dan fungsi dari

kewenangan yang dimiliki, yang terdiri atas:

1. Subdirektorat Penyiapan dan

Pendampingan Persidangan I;

Subdirektorat Penyiapan dan Pendampingan

Persidangan I mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan,

sinkronisasi dan pemantauan keterangan

pemerintah atas permohonan pengujian

undang-undang.

2. Subdirektorat Penyiapan dan

Pendampingan Persidangan II;

Subdirektorat Penyiapan dan Pendampingan

Persidangan II mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penelaahan,

pengkajian dan analisis putusan pengujian

peraturan perundang-undangan, putusan

perkara gugatan perdata dan tata usaha

negara, serta evaluasi laporan, dan

pendokumentasian di bidang litigasi

peraturan perundang-undangan dan

penanganan perkara gugatan perdata dan tata

usaha negara.

Page 30: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

30

3. Subdirektorat Fasilitasi Bahan dan

Analisa;

Subdirektorat Fasilitasi Bahan dan Analisa

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

koordinasi, pengumpulan, pemilahan,

pengolahan dan penyajian bahan dan/atau

data untuk bahan penyusunan keterangan

pemerintah atas pengujian. peraturan

perundang-undangan serta penanganan

gugatan perkara perdata dan tata usaha

negara

4. Subbagian Tata Usaha; dan

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Litigasi Peraturan

Perundang-undangan.

I. Direktorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah

Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan

Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang fasilitasi perancangan

peraturan daerah sesuai dengan kebijakan teknis

Page 31: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

31

Direktur Jenderal Peraturan Perundang-

undangan.

Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan

Daerah melakukan fungsi:

1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan

di bidang fasilitasi perancangan peraturan

daerah;

2. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan

pelayanan di bidang fasilitasi perancangan

peraturan daerah;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria di bidang fasilitasi

perancangan peraturan daerah;

4. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah,

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,

dan Kabupaten/Kota;

5. Pengumpulan, penyajian dan pengolahan

data peraturan daerah;

6. Pemantauan, analisa, dan evaluasi

perkembangan pelaksanaan kegiatan

fasilitasi perancangan peraturan daerah;

7. Pelaksanaan pembinaan teknik perancangan

peraturan daerah;

8. Penyusunan, pengolahan, penelaahan dan

perumusan serta pelaporan kegiatan

Page 32: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

32

Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan

Daerah;

9. Penyiapan sarana mediasi dan konsultasi

dalam perancangan peraturan daerah;

10. Penyiapan dan pelaksanaan pemetaan dan

publikasi peraturan daerah; dan

11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah.

Satuan Tugas Direktorat Fasilitasi

Perancangan Peraturan Daerah

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya

secara optimal, Direktorat Perancangan

Peraturan Perundang-undangan memiliki satuan

tugas yang melaksanakan uraian tugas dan

fungsi dari kewenangan yang dimiliki, yang

terdiri atas:

1. Subdirektorat Pemetaan dan Publikasi

Peraturan Daerah;

Subdirektorat Pemetaan dan Publikasi

Peraturan Daerah mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan pemetaan terhadap

penetapan peraturan daerah yang berasal dari

pemerintah daerah maupun dewan

perwakilan rakyat daerah provinsi,

kabupaten/kota dan publikasi peraturan

Page 33: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

33

daerah dalam sistem data dan informasi

peraturan daerah.

2. Subdirektorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah Wilayah I;

Subdirektorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah Wilayah I mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan pemberian

bimbingan teknis kepada pembentuk

peraturan daerah dan penyiapan sarana,

mediasi serta konsultasi penyusunan dan

perancangan peraturan daerah di wilayah

provinsi Aceh, Jambi, Kepulauan Bangka

Belitung, Banten, Jawa Timur, Kalimantan

Barat, Bali, Gorontalo, Sulawesi Tenggara,

Maluku Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi

Barat dan Papua Barat.

3. Subdirektorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah Wilayah II;

Subdirektorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah Wilayah II mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan pemberian

bimbingan teknis kepada pembentuk

peraturan daerah dan penyiapan sarana,

mediasi serta konsultasi penyusunan dan

perancangan peraturan daerah di wilayah

provinsi meliputi Sumatera Utara, Riau,

Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat,

Yogyakarta, Kalimantan Selatan , Nusa

Page 34: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

34

Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Utara dan Papua.

4. Subdirektorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah Wilayah III;

Subdirektorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah Wilayah III mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan bahan

pemberian pembinaan teknis kepada

pembentuk peraturan daerah dan penyiapan

sarana, mediasi serta konsultasi penyusunan

dan perancangan peraturan daerah di wilayah

provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

Lampung, Jawa Tengah, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara

Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku.

5. Subbagian Tata Usaha;

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha dan rumah

tangga Direktorat Fasilitasi Perancangan

Peraturan Daerah.

Page 35: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

35

BAB III

PELAYANAN DI

LINGKUNGAN DIREKTORAT

JENDERAL PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

A. Substansi Pelayanan

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

hukum menjadi ukuran peradaban sebuah

bangsa dan negara. Hukum di negara Indonesia

dihormati dan dijunjung tinggi, hukum sebagai

bagian dalam peradaban bangsa yang

dituangkan dalam bentuk formal dalam bentuk

peraturan perundang-undangan. Pemerintah

sebagai lembaga negara yang bertanggung

jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan

diberikan kewenangan untuk mengajukan

rancangan perundang-undangan dan menetapkan

peraturan perundang-undangan.

Setelah membaca bab ini peserta diklat diharapkan

mampu menjelaskan pelayanan yang ada di lingkungan

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Page 36: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

36

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia sebagai lembaga

kementerian yang bertanggung jawab dalam

bidang hukum dan hak asasi manusia, adalah

bagian dari kekuasaan pemerintah yang

diberikan kewenangan untuk melaksanakan

urusan pemerintah khususnya di bidang Hukum.

Kementerian Hukum dan HAM melalui Ditjen

PP diberikan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang-undangan untuk melaksanakan tugas

membuat kebijakan dan standarisasi teknis di

bidang peraturan perundang-undangan, yang

meliputi bidang:

1. Perumusan kebijakan di bidang peraturan

perundang-undangan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan

perundang-undangan;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria di bidang peraturan perundang-

undangan;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang peraturan perundangundangan; dan

5. Mewakili pemerintah dalam proses litigasi

perundang-undangan di Mahkamah

Konstitusi.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya tersebut, Ditjen PP juga turut

melakukan layanan di bidang peraturan

perundang-undangan yang meliputi layanan di

Page 37: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

37

bidang harmonisasi peraturan perundang-

undangan, penyiapan peraturan perundang-

undangan, pengundangan dan penyebarluasan

peraturan perundang-undangan, litigasi

peraturan perundang-undangan, memfasilitasi

peraturan daerah, dan pelayanan administratif

perancang.

B. Pelayanan Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan.

1. Harmonisasi Peraturan Perundang-

undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

pembentukan peraturan perundang-undangan

merupakan sebuah proses pembuatan sebuah

peraturan perundang-undangan yang tahapannya

dimulai dari perencanaan, penyusunan,

pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan

pengundangan. Dimana, tahapan tersebut

merupakan proses tahapan formal pembentukan

yang bertujuan agar peraturan perundang-

undangan dapat dihasilkan secara matang dan

tidak tumpang tindih.

Harmonisasi sesungguhnya merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses

pembentukan peraturan perundang-undangan.

Page 38: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

38

Kementerian Hukum dan HAM sebagai lembaga

pemerintah yang diberikan kewenangan dalam

lingkungan eksekutif (Presiden) untuk

mengkoordinasikan harmonisasi peraturan

perundang-undangan. Sebagai Kementerian

yang bertanggung jawab menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang hukum,

Kementerian Hukum dan HAM memberikan

kewenangan kepada Ditjen PP melalui

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-

undangan untuk melakukan harmonisasi

terhadap peraturan perundang-undangan di

lingkungan pemerintahan.

Substansi Harmonisasi merupakan proses

yang dilakukan terhadap sebuah rancangan

peraturan perundang-undangan. Sebagai sebuah

bagian dalam pembentukan, sesungguhnya

harmonisasi dapat dilakukan ditingkat

manaupun sejak tahap perencanaan hingga

pembahasan. Selain itu harmonisasi juga dapat

dilakukan sejak tahapan awal ketika rancangan

peraturan masih dalam penyusunan naskah

akademis, harapannya dengan dilakukannya

hormonisasi sejak tahapan awal rancangan

peraturan perundang-undangan yang diusulkan

menjadi matang dan memakan waktu lama.

Page 39: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

39

a. Bagan Proses Pengharmonsasian

Peraturan Perundang-undangan.

Page 40: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

40

2. Penyiapan Rancangan Undang-Undang

Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan adalah melakukan

perancangan sebuah perundang-undangan,

dimana pada tahapan rancangan perundang-

undangan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan melalui Direktorat

Perancangan Peraturan Perundang-undangan

melaksanakan tugas perancangan pada setiap

tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan

sebuah peraturan perundang-undangan, yang

mendampingi kementerian/ lembaga dalam

menyusun sebuah peraturan perundang-

undangan.

a. Dasar Pelaksanaan

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

2) Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005

tentang Tata Cara Mempersiapkan

Rancangan Undang-Undang (RUU),

Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang (RPERPU), Rancangan

Peraturan Pemerintah (RPP), dan Rancangan

Peraturan Presiden.

3) Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010

Page 41: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

41

Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Hukum dan HAM Republik

Indonesia

Page 42: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

42

b. Proses penyiapan RUU dalam bagan

proses

Page 43: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

43

3. Pengundangan Perundang-undangan

Dalam pembentukan perundang-undangan,

proses akhir dari pembuatannya adalah

pengundangan dan penyebarluasan perundang-

undangan yang telah mendapatkan persetujuan

dan memperoleh pengesahan oleh Presiden.

Pengundangan dan Penyebarluasan

didalam fiksi hukum merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam sebuah proses

pembentukan sebuah perundang-undangan.

Dimana pengundangan dilakukan dengan

menempatkan peraturan perundang-undangan

dalam Lembaran Negara Republik Indonesia,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia,

Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

Hal ini bertujuan agar sebuah perundang-

undangan secara fictie dianggap telah

diumumkan/ diundangkan kepada khalayak

ramai dan dianggap secara hukum dianggap dan

dapat mengetahui dan, dapat diterapkan dalam

pelaksanaannya.

Selain pengundangan pemerintah juga

turut bertanggung jawab terhadap

penyebarluasan sebuah perundang-undangan,

dimana diharapkan melalui penyebarluasan

peraturan perundang-undangan yang telah

diundangkan diharapkan masyarakat mengerti,

Page 44: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

44

dan memahami maksud yang terkandung dalam

perundang-undangan, sehingga dapat

melaksanakan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan.

Kewenangan melakukan pengundangan

dan penyebarluasan di Indonesia dilakukan oleh

Kementerian Hukum dan HAM, melalui

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan. Dimana di Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan fungsi ini

dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab tugas

dan fungsi dari Direktorat Pengundangan dan

Penyebarluasan. Kewenangan mengundangkan

dan menyebarluaskan perundang-undangan pada

tingkat pusat dilakukan oleh Kementerian

Hukum dan HAM, sedangkan pada tingkat

daerah, berdasarkan perundang-undangan

pemerintah daerah dilakukan oleh daerah

masing-masing.

Pengundangan peraturan perundang-

undangan dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia meliputi:

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang;

Peraturan Pemerintah;

Peraturan Presiden mengenai pengesahan

perjanjian antara negara Republik Indonesia

Page 45: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

45

dan negara lain atau badan internasional; dan

2) pernyataan keadaan bahaya.

Peraturan Perundang-undangan lain yang

menurut Peraturan Perundang-undangan

yang berlaku harus diundangkan dalam

Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dalam hal peraturan perundang-undangan yang

ada penjelasannya, maka pengundangannya

ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia.

Pengundangan Peraturan Perundang-

undangan dalam Berita Negara Republik

Indonesia meliputi peraturan yang dikeluarkan

oleh:

Majelis Permusyawaratan Rakyat;

Dewan Perwakilan Rakyat;

Mahkamah Agung;

Mahkamah Konstitusi;

Menteri, Kepala Badan, lembaga atau komisi

yang setingkat yang dibentuk oleh undang-

undang atau pemerintah atas perintah

undang-undang.

Dalam hal peraturan perundang-undangan yang

ada penjelasannya, maka pengundangannya

ditempatkan dalam Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia. Penerbitan Lembaran

Negara Republik Indonesia, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita

Page 46: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

46

Negara Republik Indonesia, dan Tambahan

Berita Negara Republik Indonesia dalam bentuk

lembaran lepas dan himpunan.

Tata Cara Pengundangan Peraturan Perundang-

undangan

Naskah Peraturan Perundang-undangan yang

akan diundangkan dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia, Berita Negara

Republik Indonesia, dan Tambahan Berita

Negara Republik Indonesia wajib

disampaikan kepada Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan disertai

dengan 3 (tiga) naskah asli dan 1 (satu)

softcopy.

Penyampaian dilakukan oleh pejabat yang

berwenang dari instansi yang bersangkutan

atau petugas yang ditunjuk disertai surat

pengantar untuk diundangkan.

Pengundangan dilakukan dengan memberi

nomor dan tahun pada Lembaran Negara

Republik Indonesia dan Berita Negara

Republik Indonesia, dan memberi nomor

pada Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia dan Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia. Selanjutnya Direktur

Jenderal Peraturan Perundang-undangan

Page 47: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

47

mengajukan kepada Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia untuk ditandatangani.

Naskah peraturan perundang-undangan yang

telah ditandatangani Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia, selanjutnya

disampaikan kepada instansi pemohon 2

(dua) naskah asli dan 1 (satu) untuk

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan sebagai arsip.

Penerbitan Lembaran Negara Republik

Indonesia, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia dan Berita Negara

Republik Indonesia, Tambahan Berita

Negara Republik Indonesia dalam bentuk

lembaran lepas dilakukan dalam jangka

waktu paling lambat 14 (empat belas) hari

terhitung sejak tanggal peraturan perundang-

undangan diundangkan.

Penerbitan Lembaran Negara Republik

Indonesia, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia dan Berita Negara

Republik Indonesia, Tambahan Berita

Negara Republik Indonesia dalam bentuk

himpunan dilakukan pada akhir tahun.

a. Dasar Hukum

1) Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Page 48: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

48

Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan.

2) Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Pengesahan, Pengundangan dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang-

undangan.

3) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 1

Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan, dan Penyebarluasan

Peraturan Perundang-undangan

berwenang melakukan pengundangan

dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia, Berita Negara

Republik Indonesia, dan Tambahan

Berita Negara Republik Indonesia.

4) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Nomor : M.01-HU.03.02 Tahun

2007 tentang Tata Cara Pengundangan

dan Penyebarluasan Peraturan

Perundang-undangan.

5) Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010

Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Hukum dan HAM Republik

Indonesia

Page 49: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

49

b. Proses Pengundangan

Page 50: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

50

Page 51: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

51

Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan

1. Penyebarluasan peraturan perundang-

undangan dapat dilakukan melalui media

cetak, media elektronik, dan cara lainnya.

2. Penyebarluasan peraturan perundang-

undangan melalui media cetak berupa

lembaran lepas maupun himpunan.

3. Penyebarluasan Lembaran Negara

Republik Indonesia dalam bentuk

lembaran lepas yang dilakukan oleh

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan untuk

disampaikan kepada kementrian/Lembaga

yang memprakarsai atau menetapkan

peraturan perundang-undangan tersebut,

dan masyarakat yang membutuhkan.

4. Penyebarluasan Lembaran Negara

Republik Indonesia dalam bentuk

himpunan yang dilakukan oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan untuk

disampaikan kepada Lembaga Negara,

Kementerian/Lembaga Pemerintah Non

Departemen, Pemerintah Daerah, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, dan pihak

terkait.

Page 52: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

52

5. Penyebarluasan melalui media elektronik

dilakukan melalui situs web Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia dan dapat

diakses melalui website:

www.djpp.depkumham.go.id, atau

lainnya.

Penyebarluasan dengan cara sosialisasi dapat

dilakukan dengan tatap muka atau dialog

langsung, berupa ceramah workshop/seminar,

pertemuan ilmiah, konfrensi pers, dan cara

lainnya.

4. Litigasi Peraturan Perundang-undangan

Litigasi merupakan sebuah mekanisme

penyelesaian sengketa melalui proses

pemeriksaan di pengadilan. Litigasi selalu

berkaitan dengan sengketa yang berasal dari

adanya dugaan pelanggaran/ sengketa hak

individual yang dilindung oleh peraturan

perundang-undangan dengan membawa haknya

ke muka persidangan dengan mengajukan

tuntutan hak dan hukum.

Litigasi peraturan perundang-undangan di

Indonesia dilakukan melalui dua cara, yaitu

pemeriksaan persidangan di Mahkamah

Konstitusi untuk pemeriksaan absolut atas

perundang-undangan dan pemeriksaan oleh

Mahkamah Agung untuk pemeriksaan absolut

Page 53: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

53

atas peraturan perundang-undangan di bawah

undang-undang.

Direktorat Litigasi sebagai unit kerja di bawah

Direktorat Jenderal Peraturan perundang-

undangan, memiliki kompetensi untuk mewakili

pemerintah dalam sengketa perundang-

undangan di Mahkamah Konstitusi.

a. Dasar Hukum Litigasi

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah

Konstitusi.

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003

tentang Mahakamah Konstitusi.

3) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor

06/PMK/2005 Tentang Pedoman Beracara

Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang.

4) Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi

Eselon I Kementerian Negara dan,

5) Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010

Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Page 54: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

54

Kementerian Hukum dan HAM Republik

Indonesia

b. Proses Litigasi

Page 55: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

55

5. Pembinaan Perancang Peraturan

Perundang-undangan

Perancang peraturan perundang-undangan

adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan

tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak,

secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melakukan kegiatan menyusun rancangan

peraturan perundang-undangan dan atau

instrumen hukum lainnya pada instansi

pemerintah.

Perancang peraturan perundang-

undangan sebagai pelaksana teknis fungsional

berada pada unit kerja yang mempunyai tugas

menyiapkan, mengolah dan merumuskan

rancangan peraturan perundang-undangan dan

instrumen hukum lainnya di lingkungan instansi

pemerintah. Dimana tugas pokok perancang

adalah menyiapkan, mengolah, dan merumuskan

rancangan peraturan perundang-undangan dan

instrumen hukum lainnya.

Kementerian Hukum dan HAM sebagai

instansi pembina jabatan perancang, melalui

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan dan unit kerja Direktorat Perancangan

bertanggung jawab untuk melakukan

pengangkatan, pembinaan terhadap tenaga/

jabatan perancang peraturan perundang-

undangan.

Page 56: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

56

a. Dasar Hukum Jabatan Fungsional

Perancang Peraturan Perundang-

undangan.

1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

2) Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

3) Keputusan Menteri Pemberdayaan

Aparatur Negara Nomor

41/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan

Fungsional Perancang Peraturan

Perundang-undangan dan Angka

Kreditnya.

4) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor

M.73.KP.04.12 Tahun 2006 tentang

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Fungsional Perancang Peraturan

Perundang-undangan.

5) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor

M.01.PR.08.10. Tahun 2005 tentang

Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Kerja

Tim Penilai Angka Kredit Perancang

Peraturan Perundang-undangan.

Page 57: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

57

6) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor M.02

PR.08.10 Tahun 2005 tentang Petunjuk

Teknis Penilaian Angka Kredit Perancang

Peraturan Perundang-undangan.

7) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor

M.HH-06.KP.09.02 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Tim Penilai

Angka Kredit Perancang Peraturan

Perundang-undangan Pada Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia.

b. Proses permohonan pengangkatan calon

perancang kantor wilayah

Page 58: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

58

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan merupakan sebuah unsur pelaksana

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia yang mempunyai tugas

merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis dibidang peraturan

perundang-undangan, yang dipimpin oleh

seorang Direktur Jenderal Peraturan Perundang-

undangan.

Dalam menyelenggarkan tugas dirjen PP

mempunyai fungsi :

Penyiapan perumusan kebijakan

Kementerian di bidang peraturan

perundang-undangan menyelenggarakan

yang berlaku

Pelaksanaan kebijakan dibidang peraturan

perundang-undangan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku

Perumusan standar, norma, pedoman,

kriteria dan prosedur di bidang peraturan

perundang-undangan

Page 59: Modul Materi Peningkatan Substansi DJPP

59

Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

Pelaksanaan urusan administratif kepada

semua unsur di lingkungan direktorat

jenderal

Perancangan pengharmonisasian,

pemantauan dan evaluasi penyusunan dan

pembentukan peraturan perundang-

undangan.

Penerbitan dan publikasi rancangan,

proses dan hasil rancangan peraturan

perundang-undangan serta bahan

pendukung rancangan perundang-

undangan

B. Tindak Lanjut

Berbekal hasil belajar pada Modul Peningkatan

Pengetahuan Substantif Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan, peserta

diharapkan mampu mengetahui dan

memanfaatkan informasi seoptimal mungkin

pengetahuan substantif Direktorat Jenderal

Peraturan Perudang-undangan dalam

pelaksanaan pekerjaan guna peningkatan kinerja

di instansinya.