MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

45
MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN Oleh: Dr. Wiwiek M. Daryanto, SE-Ak, MM, CMA Sekolah Tinggi Manajemen Ipmi

Transcript of MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

Page 1: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

MODUL

LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA

RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh:

Dr. Wiwiek M. Daryanto, SE-Ak, MM, CMA

Sekolah Tinggi Manajemen Ipmi

Page 2: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

1

KATA PENGANTAR

Tujuan dari penerbitan “Laporan Keuangan dan Analisa Rasio Keuangan

Perusahaan“ adalah dimaksudkan untuk menyajikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa,

para pengusaha, dan masyarakat awam yang berminat mempelajari pengetahuan dibidang

“Laporan Keuangan dan Analisa Rasio Keuangan Perusahaan”. Dengan modul ini

diharapkan para pembaca akan memperoleh pengetahuan dasar dan gambaran umum

yang lengkap mengenai ruang lingkup Laporan Keuangan beserta Analisa Rasio

Keuangan.

Sebagaimana diketahui Laporan Keuangan dan Analisa Rasio Keuangan

Perusahaan merupakan satu hal penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan.

Penguasaan mengenai Laporan Keuangan beserta Analisa Rasio Keuangan yang baik

akan menunjang tercapainya tujuan perusahaan dalam pengambilan keputusan yang baik

untuk kemajuan perusahaan.

Dengan penerbitan modul ini diharapkan akan dapat memperluas dan memperkuat

pengetahuan para pembaca agar mendapat kemudahan untuk pelajaran selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam modul ini masih terdapat banyak kekurangan-

kekurangan dan untuk ini penulis dengan senang hati akan menerima segala saran yang

diberikan oleh siapapun demi kesempurnaan buku ini.

Pada akhirnya penulis ingin menyatakan terimakasih sebesarnya atas bantuan yang

telah diberikan oleh semua pihak hingga memungkinkan terbitnya modul ini.

Jakarta, 01 Mei 2020

Wiwiek Mardawiyah Daryanto

Page 3: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

2

RIWAYAT PENULIS

Dr. Wiwiek M. Daryanto, SE-Ak., MM, CMA adalah staf pengajar Sekolah Tinggi

Manajemen Ipmi. Ia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dengan

predikat cum laude dari Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (1981). Gelar

Master of Management diperolehnya dari College of Economics and Management,

University of the Philippines, Los Banos (1988). Gelar Doktor diperolehnya dari Fakultas

Teknologi Industri Pertanian, jurusan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (2004).

Sedangkan gelar professional Certified Management Accountant diperolehnya dari

Institute of Certified Management Accountant, Australia (2000).

Dr. Wiwiek M. Daryanto, SE-Ak., MM, CMA mempunyai pengalaman lebih dari 25

tahun dalam bidang konsultasi dan mengajar pada perguruan tinggi, seminar umum,

inhouse training pada perusahaan-perusahaan terkemuka. Subyek-subyek yang diajarkan

adalah akuntansi keuangan, manajemen akuntansi, dan manajemen keuangan.

Page 4: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

RIWAYAT PENULIS 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 6

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN 5

1.1 NERACA Error! Bookmark not defined.

Aktiva lancar Error! Bookmark not defined.

Investasi Jangka Panjang 10

Aktiva Tetap Berwujud 10

Aktiva Tetap Tidak Berwujud 10

Beban/Biaya yang ditangguhkan 11

Aktiva lain-lain 11

Hutang-hutang 11

Pendapatan Yang Diterima di Muka 11

Hutang Jangka Panjang. 11

Modal . 12

1.2 LAPORAN RUGI LABA 14

Hasil Penjualan dan Penghasilan Jasa. 15

Harga Pokok Penjualan. 15

Biaya-Biaya Operasi. 15

Pendapatan dan Biaya Lain-lain/ Non Operasi. 15

Pajak Perseroan / Pendapatan. 15

Laba Rugi yang Tidak Biasa 16

1.3 LAPORAN PERUBAHAN MODAL 19

1.4 LAPORAN ARUS KAS 20

Arus Kas Operasional 21

Arus Kas Investasi 21

Arus Kas Pembiayaan 21

II. ANALISA RASIO PADA LAPORAN KEUANGAN 23

2.1 Liquiditas 23

2.2 Solvabilitas 26

2.3 Rentabilitas 27

Page 5: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

4

BAB. III 28

PENGGUNAAN RATIO DALAM 28

ANALISA FINANSIAL 28

1. Arti pentingnya analisa Laporan Finansial 28

2. Analisa ratio Finansial 30

3. Macam-macam ratio finansial 31

3.4 STUDI KASUS 40

DAFTAR PUSTAKA 44

Page 6: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

5

BAB I

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun

yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Sesuai dengan pendapat Sutrisno (2001:9), laporan keuangan ini dibuat oleh staf

pimpinan perusahaan (manajemen) dengan tujuan untuk menyediakan informasi

keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan

pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut

antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor dan pemerintah.

Supaya pembaca laporan keuangan dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas,

maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim

berlaku di negara bersangkutan. Di Indonesia prinsip akuntansi tercantum pada Standar

Akuntansi Keuangan Buku 1 dan 2 yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2009:7),

Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen terdiri dari:

1. Neraca, yaitu laporan keuangan yang menunjukkan posisi/keadaan keuangan

suatu perusahaan pada tanggal tertentu.

2. Laporan Laba-Rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya

yang terjadi selama satu periode akuntansi.

3. Laporan perubahan modal atau Laporan Perubahan Laba Yang Ditahan, yaitu

laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal atau laba yang ditahan

dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah pada akhir periode.

4. Laporan Arus Kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar

untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas dan

menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam

proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi

terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta

kepastian perolehan.

Sebelum membahas masing-masing laporan keuangan, perlu diketahui perbedaan

antara rekening ril, nominal dan campuran yang terdapat dalam Buku Besar.

Rekening ril adalah rekening-rekening aktiva, hutang dan modal yang merupakan

pos-pos neraca, sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening ril itu merupakan

rekening-rekening neraca.

Rekening Campuran adalah rekening yang saldonya mengandung unsur-unsur rekening

ril dan nominal, setiap akhir periode rekening campuran ini perlu dianalisa dan

dipisahkan menjadi rekening ril dan nominal.

Untuk memudahkan pembukuan kedalam rekening-rekening biasanya masing-

masing rekening diberi nomor kode yang disesuaikan dengan kelompoknya.

Page 7: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

6

Pengelompokan dalam rekening-rekening dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

Page 8: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

7

1.1 NERACA

Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukan posisi/ keadaan keuangan suatu

perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk

menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan

kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu (Hanafi: 2003: 50).

Sedangkan, menurut Warsono (2001: 25), neraca adalah laporan keuangan yang

menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Neraca

perusahaan ini disusun berdasarkan persamaan dasar akuntansi, yaitu bahwa kekayaan

atau aktiva (asets) sama dengan passiva (liabilities) ditambah modal saham (stock

equities). Sehingga apabila disusun dalam bentuk persamaan maka akan nampak bahwa:

Aktiva = Hutang + Modal

Yang termasuk kelompok aktiva, selain barang-barang dan hak yang dimiliki,

didalamnya termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang

bersangkutan, tetapi akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Sehingga

didalam judul aktiva akan termasuk juga pos-pos kas, tagihan-tagihan surat-surat

berharga (merupakan sumber uang) dan pengeluaran-pengeluaran yang akan memberi

Page 9: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

8

manfaat dimasa akan datang, sehingga pembebanannya juga ditunda seperti aktiva tetap,

hak paten dan porskot-porskot biaya.

Hutang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-

jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi.

Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan

dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus dimiliki.

Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanam dalam perusahaan.

Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan perusahaan-perusahaan nilai aktiva yang

terjadi karena hasil usaha perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan

perubahan-perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan. Modal ini

bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi dan dalam hal pembubaran perusahaan

(Likuidasi), para pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur dilunasi.

Untuk memudahkan analisa, elemen-elemen dalam neraca dikelompokan sebagai

berikut:

-Aktiva Aktiva lancar ( jangka pendek )

Aktiva tidak lancar (tetap)

-Hutang

hutang lancar (jangka pendek)

hutang tidak lancar (jangka panjang)

Selanjutnya, menurut Ikatan Akuntan Indonesia, susunan aktiva dan passiva didalam

neraca adalah sebagai berikut :

Harta-harta/Aktiva:

- Aktiva Lancar

- Investasikan jangka panjang

- Aktiva tetap berwujud

- Beban/biaya-biaya yang ditangguhkan

- Aktiva/ Harta lainnya.

Hutang-hutang dan modal sendiri

- Hutang- hutang

- Hutang-hutang lancar

- Pendapatan yang diterima dimuka

- Hutang-hutang jangka panjang

- Hutang lain

Modal Sendiri

Page 10: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

9

- Modal saham yang disetor

- Agio/ Disagio saham

- Cadangan-cadangan

- Laba Tidak Dibagi

Selanjutnya masing-masing golongan diatas akan diuraikan pengertiannya dan elemen-

elemen yang termasuk didalamnya.

1. Aktiva lancar

Yang dimaksud aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-

sumber yang diharapkan akan direalisir menjadi uang kas dengan cara jual atau di

konsumir selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun,

mana yang lebih lama.

Didalam neraca, aktiva lancar akan disusun dalam urutan-urutan likuiditas, dalam

arti yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos yang kurang

likuid dibandingkan dengan pos diatasnya.

Elemen-elemen yang termasuk dalam golongan aktiva lancar ialah:

1. Kas yang diperuntukkan untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat

disamakan dengan uang kas, misalnya: check, money order, pos wesel dan lain-

lain.

2. Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, bahan jadi,

bahan pembantu serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-

alat/mesin-mesin.

3. Piutang dagang dan pihutang wesel.

4. Piutang pegawai, anak perusahaan dan pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam

waktu satu tahun.

5. Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran, jika merupakan hal yang umum

dalam perdagangan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.

6. Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.

7. Biaya-biaya dibayar dimuka seperti asuransi, bunga sewa, pajak-pajak, bahan

pembantu dan lain-lain. Ditinjau dari batasan bahwa aktiva lancar itu adalah kas

atau aktiva lain yang diharapkan dapat segera diubah menjadi uang kas, maka

sesungguhnya biaya-biaya yang dibayar dimuka tidak dapat memenuhi kriteria

sebagai aktiva lancar karean biaya dibayar dimuka tidak dapat kembali menjadi

uang. Tetapi jika tidak dibayar dimuka maka biaya-biaya tadi akan dibayar dengan

menggunakan sumber aktiva lancar, oleh karena itu maka biaya dibayar dimuka

dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.

Page 11: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

10

2. Investasi Jangka Panjang

Investasi ini merupakan aktiva tidak lancar yang didalamnya termasuk beberapa

macam investasi yang biasa terbentuk surat-surat berharga dan investasi jangka panjang

yang lain, misalnya investasi saham PT ABC, investasi Obligasi PT X, dan sebagainya.

Penanaman investasi jangka panjang ini mempunyai tujuan:

a. Untuk mengawasi perusahaan lain.

b. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode.

c. Untuk membentuk suatu dana khusus.

d. Untuk menjamin kontinuitas supply bahan baku.

e. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

3. Aktiva Tetap Berwujud

Untuk kelompok ini sering juga dipakai Judul pabrik dan Alat-alat, maksudnya

adalah untuk menampung aktiva tetap berwujud milik perusahaan yang digunakan untuk

operasi perusahaan.

Cara mencantumkan didalam neraca dimulai dari yang paling panjang umurnya dan

tidak disusut, disusul dengan yang lebih pendek umurnya dan disusut. Untuk aktiva tetap

yang disusut, maka neraca harus ditunjukan harga perolehan dan akumulasi penyusutan

nya.

Aktiva tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai macam-

macam bentuk seperti: tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan, furnitur

dan lain-lain. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud diatas, didalam akuntansi

dilakukan pengelompokan sebagai berikut:

a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk letak perusahaan,

pertanian dan peternakan.

b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya

bisa diganti dengan aktiva sejenisnya, misalnya bangunan, furnitur, mesin-mesin,

alat-alat, kendaraan dan lain-lain.

c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya

tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenisnya, misalnya sumber-sumber alam

seperti tambang, hutan dan lain-lain.

4. Aktiva Tetap Tidak Berwujud

Didalam kelompok ini dilaporkan hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak

berwujud yang dimiliki oleh perusahaan seperti goodwill, hak paten, merk dagang, hak

cipta dan lain-lain.

Page 12: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

11

5. Beban/Biaya yang ditangguhkan

Dalam kelompok ini dimasukkan pengeluaran-pengeluaran yang belum diakui

sebagai biaya tetapi pembebanan ditunda untuk periode-periode yang akan datang, karena

baru memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Termasuk dalam kelompok ini

adalah biaya pendirian perusahaan, biaya reklame besar-besaran, biaya riset dan

pengembangan dan lain-lain.

6. Aktiva lain-lain

Hal-hal lain yang tidak dapat dimasukan dalam elemen-elemen diatas, tetapi

merupakan kekayaan perusahaan dimasukkan dalam kelompok aktiva lain-lain, seperti

misalnya piutang jangka panjang.

7. Hutang-hutang

Hutang lancar (hutang jangka pendek) adalah kewajiban perusahaan pelunasannya

menggunakan sumber-sumber yang digolongkan aktiva lancar atau dengan menimbulkan

hutang baru dan jangka waktu pelunasannya maximum 1 tahun sejak tanggal neraca.

Termasuk dalam kelompok hutang lancar adalah:

a. Hutang dagang yaitu hutang-hutang yang timbul dari barang-barang dagangan

atau jasa.

b. Hutang wesel yaitu hutang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan

untuk membayar pada tanggal tertentu.

c. Taksiran hutang pajak yaitu jumlah pajak pendapatan atau pajak perseroan yang

diperkirakan untuk laba periode yang bersangkutan.

d. Hutang biaya yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi beban, tetapi belum dibayar,

misalnya: Hutang gaji, Hutang bunga, dan lain-lain.

e. Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak

tanggal neraca.

8. Pendapatan Yang Diterima di Muka

Adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendaptan periode yang

bersangkutan, misalnya: pendapatan sewa yang diterima di muka.

9. Hutang Jangka Panjang.

Yaitu kewajiban-kewajiban perusahaan yang jangka waktu pelunasan lebih dari 1

tahun dan tidak menggunakan sumber-sumber aktiva lancar, misalnya : hutang obligasi,

dan sebagainya.

Page 13: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

12

10. Modal .

Perbedaan antara aktiva dengan hutang merupakan kewajiban perusahaan kepada

pemilik yang disebut modal. Dalam perusahaan perseorangan, modal ditunjukkan dalam

satu rekening yang dinamakan modal sendiri dan dalam perusahaan yang terbentuk firma

modal ditunjukan dalam rekening modal masing-masing anggota. Dalam perusahaan yang

berbentuk perseroan modal yang terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:

a. Modal Disetor

Adalah sejumlah uang yang disetorkan pemegang saham dan biasanya dibagi

dalam 2 kelompok yaitu:

- Modal Saham, yaitu jumal nominal saham yang beredar

- Agio/Disagio Saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai

nominal saham. Didalam neraca, agio akan ditambahkan pada modal saham

sedangkan disagio dikurangkan.

b. Laba Tidak Dibagi

Ini merupakan kumpulan laba tahun-tahun lalu yang tidak dibagikan sebagai

deviden, jadi merupakan elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan.

Apabila laba tidak dibagi saldonya debit, disebut defisit. Saldo rekening laba tidak

dibagi sewaktu-waktu dapat diminta sebagai deviden. Untuk membatasi agar laba

tidak dapat dibagi tidak diminta sebagai deviden seluruhnya, maka bisa dibuat

cadangan dari laba tidak dibagi. Cadangan yang dibentuk dapat berupa cadangan

untuk expansi, cadangan pelunasan obligasi, cadangan penurunan harga

persediaan dan lain-lain.

Jumlah laba tidak dibagi yang sudah dicadangkan tidak dapat diminta sebagai

deviden. Didalam neraca laba tidak dibagi akan dicantumkan sebagai berikut:

Laba Tidak Dibagi;

Untuk Expansi Rp 5.000.000,00

Untuk Pelunasan Obligasi Rp 7.500.000,00

Bebas Rp 9.000.000,00

Rp 21.500.000,00

c. Modal Penilaian Kembali

Bila diadakan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka selisih

antata nilai buku lama dan buku baru dicatat sebagai modal penilaian kembali.

Didalam neraca modal penilaian kembai dilaporkan dalam kelompok modal dan

dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain.

d. Modal Hadiah/Modal Sumbangan/Modal Donasi

Modal sumbangan ini timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal

dari sumbangan. Aktiva yang diterima dicatat dalam rekening aktiva, diimbangi

dengan pencatatan dalam rekening modal sumbangan yang dilaporkan dalam

kelompok modal dan dijumlahkan. Dengan elemen-elemen modal yang lain

Page 14: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

13

Contoh neraca dapat dilihat sebagai berikut:

PT ABC

NERACA

31 DESEMBER 1980

AKTIVA Aktiva lancar Rp 955.450,-

Kas 1.200.000,-

Surat-surat Berharga Jangka Pendek

Piutang Wesel Rp 650.000,-

Piutang Dagang 6.208.400,-

Rp 6.858.400,- Cadangan Kerugian Pihutang( 300.000,-) 6.858.400,-

Pihutang Lain-lain 78.000,-

Uang Muka Gaji Pegawai 125.000,-

Piutang Bunga 7.500,-

Persediaan Barang Dagangan 13.033.800,-

Asuransi Dibayar di Muka 60.000,-

Rp 22.018.150,-

Investasi

Investasi Obligasi PT XYZ 1.500.000,-

Aktiva Tetap Harga Perolehan Akumulasi

Depresiasi

Nilai Buku

- Mesin Rp 2.500.000,- Rp - Rp 2.500.000,-

- Bangunan 6.250.000,- Rp 1.875.000,- 4.375.000,-

- Alat 5.500.000,- 2.750.000,- 2.750.000,-

- Perabot 1.500.000,- 300.000,- 1.200.000,-

Rp 15.750.000,- Rp 4.925.000,- Rp 10.825.000,-

Aktiva Tetap Tidak Berwujud

- Paten Rp 6.000.000,-

Beban Yang Ditangguhkan

- Biaya Riset & Pengembangan Rp 120.000,-

Aktiva Lain-Lain

- Tanah Untuk Expansi Rp 5.000.000,-

JUMLAH AKTIVA Rp 45.463.150,-

PASSIVA

HUTANG & MODAL

Page 15: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

14

Hutang Lancar Hutang Dagang Rp 1.128.750,-

Hutang Wesel Rp 575.000,-

Uang Muka Pembelian Rp 100.000,-

Taksiran Hutang Pajak Rp 800.000,-

Hutang Gaji Rp 200.000,-

Rp 2.803.750,-

Pendapatan Yang Diterima di Muka

Sewa Diterima di Muka Rp 3.000.000,-

Hutang Jangka Panjang

Hutang Obligasi, jatuh tempo 31- 12- 1985 Rp 5.000.000,-

Total Hutang Rp 10.803.750,-

Modal Sendiri

Modal Saham Rp 55.000.000,-

Belum Ditempatkan Rp ( 5.000.000,-)

Ditempatkan Rp 50.000.000,-

Belum Disetorkan Rp (20.000.000,-)

Rp 30.000.000,-

Modal Sumbangan Rp 2.500.000,-

Laba Tidak Dibagi

Belum-ada Tujuannya Rp 1.004.400,-

Cadangan Pelunasan Obligasi Rp 1.155.000,-

Rp 2.159.400,-

Jumlah Modal Sendiri Rp 34.159.400,-

JUMLAH HUTANG & MODAL SENDIRI Rp 45.463.150,-

1.2 LAPORAN RUGI LABA

Laporan rugi laba adalah suatu laporan yang menunjukkan penghasilan-penghasilan

dan biaya-biaya dari suatu unit untuk suatu periode tertentu, biasanya sejak 1 Januari 19A

sampai dengan Desember 19A. Selisih antara penghasilan-penghasilan dan biaya

merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan. Oleh karena itu,

laporan rugi laba merupakan alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai oleh

perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam

suatu periode.

Adapun elemen-elemen dalam laporan rugi laba adalah sebagai berikut:

Page 16: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

15

1. Hasil Penjualan dan Penghasilan Jasa.

Menunjukkan jumlah hasil penjualan kepada pembeli selama suatu periode

akunstansi, dikurangi penjualan retur dan potongan-potongan. Yang dimaksud

dengan hasil penjualan adalah harga jual dikalikan dengan kuantitas yang dijual.

2. Harga Pokok Penjualan.

Merupakan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual selama suatu periode

akunstansi yang bersangkutan. Pada perusahaan perdagangan, maka harga

penjualannya adalah harga beli dikalikan kwantitas barang yang dijual. Tetapi

pada perusahaan industri, maka terlebih dahulu harus dihitung harga pokok

produksinya. Harga pokok penjualannya adalah harga pokok produksi ditambah

harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi harga pokok

persediaan barang jadi akhir periode.

3. Biaya-Biaya Operasi.

Dibagi menjadi dua kelompok:

a) Biaya Penjualan/Pemasaran, terdiri dari:

- Gaji dan Komisi Salesman

- Biaya Iklan/Advertensi

- Biaya pembantu untuk bagian penjualan atau toko

- Depresiasi Aktiva Tetap bagian penjualan atau toko

- Depresiasi Alat Pengangkutan Penjualan, dan

- Semua biaya yang berhubungan dengan bagian penjualan

b) Biaya Administrasi dan Umum, terdiri dari:

- Gaji dan Komisi Salesman

- Bahan Pembantu untuk Kantor

- Depresiasi Aktiva Tetap Kantor

- Telepon, Perangko, Sumbangan dan lain-lain

4. Pendapatan dan Biaya Lain-lain/ Non Operasi.

Merupakan pendapatan dan biaya yang secara teratur terjadi setiap periode dan

merupakan pendapatan dan biaya-biaya diluar usaha pokok perusahaan dan menjadi

tanggung jawab manager keuangan. Pendapatan lain-lain terdiri dari pendapatan bunga,

deviden, sewa dan lain-lain. Biaya lain-lain terdiri dari biaya bunga dan biaya yang terjadi

karena usaha untuk memperoeh pendapatan lain-lain.

5. Pajak Perseroan / Pendapatan.

Yaitu pajak yang dikerjakan terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Pajak

Perseroan(PPs) dikenakan kepada perusahaan yang berbadan hukum perseroan terbatas,

sehingga pajak pendapatan( PPd ) dikenakan kepada perusahaan perseroan.

Page 17: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

16

6. Laba Rugi yang Tidak Biasa

Perusahaan terkadang memperoleh keuntungan atau menderita kerugian diluar usaha

pokoknya, dan hal ini terjadi tidak berulang-ulang, jarang terjadi dan tidak dapat

dipastikan secara pasti setiap terjadi, misalnya laba/ rugi penjuaan aktiva tetap, rugi

kebakaran, koreksi laba tahun sebelumnya dan lain-lain. Yang menjadi masalah ialah,

apakah keuntungan/ kerugian seperti itu akan dilaporkan dalam laporan rugi laba atau

tidak. Kalau tidak dilaporkan dalam laporan rugi laba, maka akan dilaporkan dalam laba

tidak dibagi.

Dalam Standar Akuntasi Keuangan disebut ” Keuntungan dan Kerugian yang

bersifat luar biasa dan yang timbulnya tidak berulang-ulang harus dinyatakan dalam

periode terjadinya tersebut, tetapi harus terpisahkan dari hasil usaha perusahaan yang

lazim.

Dari standar diatas dapat disimpulkan bahwa laporan rugi laba akan termasuk semua

elemen-elemen penghasilan dan biaya, baik yang biasa terjadi maupun yang tidak biasa

Berikut ini diberikan contoh untuk laporan rugi laba.

PT ABC

Laporan Rugi-Laba

1/1-1980 – 31/12-1980

Hasil Penjualan Rp 36.280.000,-

Penjualan Return Rp 570.000,-

Potongan penjualan Rp 285.000,- Rp 855.000,-

Hasil penjualan bersih Rp 35.425.000,-

Harga Pokok Penjualan

Persediaan barang

Dagangan 1/1-1980 Rp 10.800.000,-

Pembelian Rp 25.210.000,-

Ongkos angkut pembelian Rp 560.000,-

Rp 25.770.000,-

Pembelian return Rp 395.000,-

Potongan pembelian Rp 275.000,-

Rp 670.000,-

Rp 25.100.000,-

Rp 35.900.000,-

Persediaan barang dagangan

31/12-1980 Rp 13.033.000,-

Harga pokok penjualan Rp 22.867.000,-

Laba kotor Rp 12.558.000,-

Page 18: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

17

Biaya usaha:

Biaya penjualan

Gaji Bagian Penjualan Rp 1.010.000,-

Depresi Alat-alat Rp 820.000,-

Advertensi Rp 1.375.000,-

Macam-macam biaya penjualan Rp 660.000,-

Rp 3.865.700,-

Biaya Administrsi dan umum:

Gaji pimpinan dan pegawai Rp 2.820.000,-

Premi asuransi Rp 375.100,-

Bahan Pembantu Rp 121.500,-

Depr. Alat-alat kantor Rp 375.000,-

Sumbangan Rp 62.500,-

Macam-macam biaya umum Rp 215.200,-

Rp 3.969.600,-

Rp 7.835.300,

Dipindahkan…..

Rp 7.835.300,-

Laba usaha bersih Rp 4.722.700,-

Pendapatan dan Biaya lain-lain:

Pendapatan sewa Rp 1.800.000,-

Pendpatan bunga Rp 460.000,-

Rp 2.160.000,-

Biaya lain-lain

Biaya Bunga Rp 600.000,-

Rp 1.560.000,-

Pendapatan bersih sebelum pajak Rp 6.282.700,-

PPs 20% Rp 1.256.540,-

Pendapatan bersih sesudah pajak Rp 5.026.160,-

Elemen-elemen Tak Biasa

Laba penjualan mesin Rp 2.000.000,-

Koreksi laba tahun lalu

( Depresi terlalu kecil) Rp 750.000,-

Rp 1.250.000,-

Pajak Atas Elemen-elemen

Tidak biasa Rp 250.000,-

Rp 1.000.000,-

Pendapatan bersih dan Elemen-elemen tidak biasa Rp 6.026.160,-

Page 19: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

18

Apabila diperhatikan, kelompok harga penjualan dalam laporan rugi laba diatas,

akan nampak bahwa laporan tersebut adalah untuk perusahaan dagang, yaitu perusahaan

yang membeli barang untuk menjualnya kembali dalam bentuk yang sama, sehingga tidak

menyerap biaya produksi.

Untuk perusahaan menufacturing/ industri, yaitu perusahaan yang mengolah bahan

baku menjadi produk jadi, perhitungan harga pokok penjualan berbeda dengan

perusahaan dagang. Laporan rugi laba untuk perusahaan manufacturing biasanya disusun

dalam bentuk yang sama dengan perusahaan dagang, kecuali bagian harga pokok

penjualan, yang hanya menunjukan jumlahnya saja, sedang perinciannya disusun sebagai

lampiran. Cara seperti ini timbul karena harga pokok penjualan untuk perusahaan

manufacturing terdiri dari beberapa langkah perhitungan, yaitu pertama kali menghitung

harga pokok produksi dan kemudian menghitung harga pokok penjualan.

Bagian harga pokok penjualan dalam laporan rugi laba perusahaan manufacturing/

industri dapat disusun sebagai berikut:

Hasil Penjualan Bersih Rp 40.000.000,00

Harga Pokok Penjualan

Persediaan barang jadi 1 Januari 1980 Rp 3.000.000,00

Harga pokok produksi ( Lampiran A) Rp 14.762.500,00

Rp 17.762.500,00

Persediaan barang jadi 31 desember 1980 ( 1.562.500,00)

Harga pokok penjualan Rp 16.200.000,00

Lampiran A

PT ABC

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

1 JANUARI 1980-31 DESEMBER 1980

Persediaan barang dalam proses, 1 Januari 1980 Rp 3.862.250,00

Bahan Baku:

Persediaan 1 Januari 1980 Rp 1.660.000,00

Pembelian Rp 4.640.000,00

Ongkos Angkut Rp 80.000,00 +

Rp 4.720.000,00

Potongan pembelian Rp 70.000,00

Potongan return Rp 180.000,00 +

(Rp 250.000,00)

Pembelian bersih Rp 4.470.000,00 +

Tersedia untuk dipakai Rp 6.130.000,00

Persediaan 31 Desember 1980 Rp 1.730.000,00 –

Harga pokok bahan baku yang dipakai Rp 4.400.000,00

Page 20: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

19

Upah langsung Rp 4.141.250,00

Biaya Produksi Tidak Langsung:

Mandor Pabrik Rp 750.000,00

Upah tidak langsung Rp 1.090.000,00

Depr. Gedung, mesin dan alat-alat Rp 1.000.000,00

Bahan pembantu Rp 95.000,00

Listrik Rp 181.000,00

A i r Rp 300.000,00

Premi asuransi Rp 158.000,00

Supplies Rp 120.000,00

Macam-macam biaya pabrik Rp 815.000,00 +

Rp 4.509.000,00

Pokok barang dalam proses selama tahun 1980 Rp 16.912.500,00

Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember 1980 (Rp 2.150.000,00)

Harga Pokok Produksi Rp 14.762.500,00

1.3 LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Pada akhir periode akuntansi, disamping diadakan penyusunan neraca dan laporan rugi

laba, juga disusun laporan yang menunjukan sebab-sebab perubahan modal perusahaan.

Perusahaan dalam bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukan didalam Laporan

laba Tidak Dibagi (Retained Earning)

PT ABC

Laporan Laba Tidak Dibagi

1-1-1980 - 31-12-1980

Laba Tidak Dibagi, 1 Januari 1980 Rp 6.782.600,00

Laba netto dan elemen-elemen tidak biasa Rp 5.876.800,00

Rp 12.659.400,00

Dividen yang diumumkan dalam tahun 1980 Rp 3.000.000,00

Laba tidak dibagi, 31 Desember 1980 Rp 9.659.400,00

======================

Page 21: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

20

1.4 LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas adalah bagian dari laporan keuangan yang menunjukkan aliran

masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.

Laporan Arus Kas Vs. Pernyataan Pendapatan

Menurut Hanafi (2003: 59), laporan arus kas digunakan untuk menganalisis dan

memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama

periode tertentu. Dalam beberapa kasus, pernyataan arus kas mungkin memenuhi tujuan

yang sama seperti sebuah pernyataan laba. Namun ada beberapa perbedaan penting di

antara keduanya.

Dalam realita, terdapat perbedaan dalam penetapan waktu antara item pendapatan atau

biaya dicatat dan ketika kas benar-benar masuk atau keluar pintu. Disajikan contoh

singkat sebagai berikut:

Pada September, ABC Consulting melakukan jasa penawaran untuk seorang pelanggan

yang tidak sampai awal Oktober. Pada September penjualan ini akan dicatat sebagai

sebuah kenaikan baik dalam penjualan dan Account Receivable. (Dan penjualan itu akan

muncul pada pernyataan pendapatan September)

Kasnya, tetapi, tidaklah benar-benar diterima sampai Oktober, maka aktivitas ini tidak

akan muncul pada pernyataan Arus Kas September.

Perbedaan besar kedua antara keduanya adalah bahwa pernyataan Arus Kas mencakup

beberapa tipe transaksi yang tidak termasuk dalam pernyataan Pendapatan.

Contoh 1: ABC Consulting mengambil pinjaman dari banknya. Pinjaman tersebut tidak

muncul pada pernyataan Pendapatan karena transaksi itu bukanlah item pendapatan

melainkan item biaya. Pinjaman hanyalah sebuah kenaikan aktiva (cash) dan liabilitas

(note payable). Namun karena pinjaman tersebut menimbulkan arus kas masuk, maka

pinjaman akan muncul dalam pernyataan Laporan Arus Kas.

Contoh 2: ABC Consulting membayar dividen senilai Rp. 30.000 kepada para pemegang

saham. Dividen bukanlah sebuah biaya melainkan sebuah distribusi laba. Maka, dividen

tidak akan muncul dalam pernyataan pendapatan. Tetapi pembayaran dividen akan

muncul dalam pernyataan arus kas sebagai arus kas keluar.

Laporan Arus Kas mengandung dua macam aliran atau arus kas, yaitu:

1. Kas masuk (Cash Inflow)

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi pada transaksi yang menguntungkan

menyebabkan keuntungan kas (penerimaan kas). Contoh: hasil penjualan,

pinjaman/hutang dari pihak lain, penjualan aktiva tetap yang ada, penagihan

piutang dari penjualan kredit, dan pendapatan lainnya.

2. Kas keluar (Cash Outflow)

Cash outflow adalah arus kas yang terjadi pada transaksi yang mengakibatkan

beban pengeluaran kas. Contoh: pengeluaran biaya baku dan tenaga kerja

Page 22: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

21

langsung, pembayaran hutang-hutang perusahaan, pembelian aktiva tetap,

pembayaran sewa, dan pengeluaran lainnya.

Adapun menurut PSAK No. 2 (2002:9), terdapat katagori-katagori dalam laporan arus kas

sebagai berikut:

1. Arus kas melalui aktivitas operasi (Operational Cash Flow)

2. Arus kas melalui aktivitas investasi (Investing Cash Flow)

3. Arus kas melalui aktivitas pembiayaan (Financing Cash Flow)

1. Arus Kas Operasional

Arus Kas Operasi adalah arus kas yang terkait kegiatan operasional

perusahaan pada suatu periode. Pada singkatnya, arus kas ini berfungsi untuk

mencerminkan sebagian besar dari transaksi kas yang akan dimasukkan dalam

determinasi pendapatan bersih.

Item-item umum yang dikategorikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi terdiri dari:

● Penerimaan dari penjualan barang atau jasa

● Pembayaran ke para pemasok

● Pembayaran ke para karyawan

● Pembayaran bunga ke pemberi pinjaman

● Bunga atau dividen yang diterima dari investasi, dan

● Pembayaran pajak

2. Arus Kas Investasi

Arus Kas Investasi mencakup kas yang dibelanjakan pada –atau diterima dari

penjualan –investasi pada efek keuangan (saham, obligasi, dan lain-lain) serta kas yang

dibelanjakan pada –atau diterima dari penjualan – aktiva modal (yaitu aktiva yang

diharapkan berusia lebih dari satu tahun). Item-item khas dalam kategori ini mencakup:

● Pembelian atau penjualan property, pabrik, atau peralatan, dan

● Pembelian atau penjualan saham atau obligasi.

3. Arus Kas Pembiayaan

Arus Kas Pembiayaan mencakup arus kas masuk dan arus kas keluar yang

berkaitan dengan transaksi dengan pemilik perusahaan dan kreditur. Item-item umum

yang terdapat dalam kategori ini mencakup:

● Kas yang diterima dari investor ketika perusahaan menerbitkan saham baru

● Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham

● Kas yang diterima dari pengambilan pinjaman, dan

● Kas yang dibayarkan untuk membayar kembali pokok pinjaman

Pembayaran bunga dikelompokkan sebagai aktivitas operasi).

Page 23: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

22

PT ABC

Laporan Arus Kas

Per 31 Desember 1980

Arus Kas Operasional

Kas yang diterima dari pelanggan Rp 320.000

Kas dibayarkan ke pemasok Rp (50.000)

Kas dibayarkan ke karyawan Rp (40.000)

Pajak Pendapatan yang dibayarkan Rp (55.000)

Net Arus kas diperoleh dari aktivitas operasional Rp 175.000

Arus kas dari aktivitas Investasi

Kas dibelanjakan untuk pembelian peralatan Rp (210.000)

Net Kas diperoleh dari aktivitas investasi Rp (210.000)

Arus kas dari aktivitas Pembiayaan

Dividen yang dibayarkan ke pemegang saham Rp (25.000)

Kas diterima dari penerbitan saham baru Rp 250.000

Net Arus kas diperoleh dari aktivitas Pembiayaan Rp 225.000

Kenaikan bersih dalam kas dan bank Rp 190.000

Saldo awal kas dan bank Rp 310.000

Saldo akhir kas dan bank Rp 500.000

Page 24: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

23

II. ANALISA RASIO PADA LAPORAN KEUANGAN

Menurut (Munawir, 2007 : 37) analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk

mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara

individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio keuangan sangat penting

gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor

jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik pada kondisi

keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang

memadahi (Fahmi, 2013:44).

Analisis rasio keuangan merupakan penjelasan atau hasil dari perhitungan rasio

keuangan, ini digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan pada periode

tertentu.

1. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode Analisis Laporan Keuangan Analisis-analisis laporan keuangan terdiri dari

penelahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan kecendrungan untuk menentukan

posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Munawir (2010:35) metode analisis terbagi menjadi dua yaitu :

1. Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan

keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui

perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai analisis dinamis.

2. Analisis vertical yaitu apabila laporan keuangan dianalisis hanya meliputi satu

periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu

dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan

diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja, analisis vertical

ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena kesimpulan yang akan

diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.

Menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan

digunakan metode dan teknik analisis tertentu. Dari hasil analisis dapat diketahui

perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut dan pengaruhnya bila

dibandingkan dengan laporan keuangan dari beberapa periode untuk satu perusahaan

tertentu.

2.Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

2.1 Liquiditas

Masalah Likuiditas adalah berhubungan dengan kemamapuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi. Menurut Sutrisno

Page 25: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

24

(2009:215), mendefinisikan likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus

dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini biasa digunakan untuk

mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi

perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih Jumlah

alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu merupakan ”kekuatan membayar” sedemikian besarnya sehingga mampu

memenuhi segala kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa

perusahaan tersebut adalah ”likuid”, dan sebaliknya yang tidak mempunyai ”kemampuan

membayar” adalah ”ilikuid”. Apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan

dengan kewajiban kepada pihak luar (kreditur) dinamakna ” Likuiditas badan usaha ”

Likuiditas badan usaha dapat diketahui dari neraca pada suatu saat antara lain dengan

membandingkan jumlah aktiva lancar (current assets) disatu pihak dengan hutang lancar

(current liabilities) di lain pihak, hasil perbandingan tersebut ialah apa yang disebut

”current ratio” atau ”working capital ratio”. Secara kasar dapatlah dikatakan bahwa bagi

perusahaan-perusahaan yang bukan perusahaan kredit, current ratio kurang dari 2 : 1

dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun lebih dari 50% maka jumlah

aktiva lancarnya tidak akan cukup lagi untuk menutup hutang lancarnya. Apabila

pedoman current ratio 2:1 atau 200% sudah ditetapkan sebagai ratio minimum yang akan

dipertahankan oleh suatu perusahaan, maka perusahaan dalam penerikan kredit jangka

pendeknya harus selalu berdasarkan pada pedoman tersebut.

Apabila suatu perusahaan telah menetapkan bahwa current ratio yang harus

dipertahanakan adalah 3:1 atau 300%, ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar

Rp1,- harus dijamin dengan aktiva lancar Rp 3,- atau dijamin dengan ”net working

capital” sebesar Rp2,-. Dengan demikian maka ratio modal kerja dengan hutang lancar

adalah 2:1, karena modal kerja tak lain adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang

lancar (2 = 3 – 1)

Untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar dalam mengukur tingkat likuiditas

suatu perusahaan, selain dengan current ratio, digunakan juga ”Quick ratio” atau ” Acid

test rato” sebagai alat pengukurnya.

Dalam hal ini kita hanya membandingkan beberapa elemen dari aktiva lancar yang

mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, yaitu kas, surat-surat berharga (marketable

securities) dan piutang dengan hutang lancarnya. Elemen persediaan barang tidak

diperhitungkan, karena elemen tersebut dipandang sebagai elemen aktiva lancar yang

tingkat likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga. Sebenarnya yang

utama menjadi pusat perhatian terus menerus dari para kreditur, terutama bank-bank ialah

tingkat ”quick ratio”, dimana mereka menghendaki agar hutang-hutang perusahaan pada

para kreditur tersebut segera harus dibayar, haruslah tersedia alat-alat likuid yang cukup,

sehingga pada waktunya kewajiban-kewajiban akan dapat dipenuhi oleh perusahaan-

perusahaan yang bersangkutan.

Page 26: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

25

Apabila kita dalam mengukur tingkat likuiditasnya dengan menggunakan current ratio

sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan

dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut:

1. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah hutang lancar

2. Dengan hutang lancar terentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.

3. Dengan mengurangi jumlah hutang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva

lancar.

Dengan cara diatas, maka transaksi-transaksi dapat diadakan pada sektor aktiva lancar,

hutang lancar, atau kedua-duanya.

a. Disektor Aktiva lancar (current assets).

Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan kenaikan aktiva lancar, sebagai

berikut :

- Menjual aktiva tetap

- Mendapat tambahan modal sendiri

- Mendapat tambahan hutang jangka panjang.

b. Di sektor hutang lancar (current liabilities)

Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan turunnya/ berkurangnya hutang

lancar adalah sebagai berikut:

- Menjual aktiva tetap.

- Mendapatkan tambahan modal sendiri

- Mendapatkan tambahan hutang jangka panjang.

c. Di sektor aktiva lancar dan hutang lancar.

Dengan adanya transksi-transaksi yang menyangkut kedua ” current account”

tersebut akan dapat mengakibatkan perubahan curent ratio. Misalnya dengan mengurangi

aktiva lancar digunakan untuk mengurangi hutang lancar.

Apabila suatu perusahaan ingin mempunyai suatu tingkat current ratio tertentu maka

perusahaan tersebut dapat mengubah berbagai jumlah aktiva lancar dalam hubungannya

dengan hutang lancarnya. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh sebagai berikut:

Contoh:

Pada akhir tahun 1980 suatu perusahaan mempunyai aktva lancar sejumlah

Rp3.000.000,00 dan hutang lancar Rp1.000.000,00.

a. Apabila perusahaan ingin membeli persediaan barang dengan kredit jangka

pendek, agar supaya current ratio tidak kurang dari 250%, berapakah jumlah

persediaan barang yang dapat dibiayai dengan hutang lancar ??

Jawaban :

Misalkan jumlah persediaan barang yang akan dibeli = Rp X ,-

Page 27: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

26

3.000.000 + x = 2.500.000 + 2,5x

3.000.000- 2.500.000 = 2,5x – x

500.000 = 1,5x

x =

x = Rp 333.333,33

b. Kalau perusahaan ingin mencapai current ratio = 400% berapakah jumlah kas yang

dapat digunakan untuk membayar hutang

lancar ?

Jawaban :

Misalkan jumlah uang kas yang akan digunakan untuk membayar hutang lancar = Rp x,-

=> 3.000.000 – x = 4.000.000 – 4x

4x - x = 4.000.000 – 3.000.000

3x = 1.000.000

x = Rp 333.333,33

c. Berapakah jumlah persediaan barang yang perlu dijual perusahaan untuk melunasi

hutang

lancar kalau menghendaki current ratio = 500%

3.000.000 –x = 5.000.000 – 5x

5x - x = 5.000.000 - 3.000.000

4x = 2.000.000

x = Rp 500.000

2.2 Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

segala kewajiban keuanganya apabila seandainya perusahaan tersebut dilikuidasikan. Di

sini persolananya ialah apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, apakah kekayaan yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut cukup untuk melunasi semua hutang-hutangnya?

Dengan demikian maka pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai alat pengukur

sampai seberapa jauh aktiva perusahan dibiayai dengan hutang (Sutrisno (2009:217- 218).

Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva

atau kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya, tetapi tidak dengan

sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya perusahaan yang

Page 28: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

27

insolvabel (tidak solvabel) tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut

adalah juga likuid.

Dalam hubungannya antara likuditas dan solvabilitas ada 4 kemungkinan yang dapat

dialami oleh perusahaan yaitu :

a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel.

b. Perusahaan yang likuid dan solvabel.

c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid.

d. Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid.

Baik perusahaan yang insolvabel maupun yang ilikuid, kedua-duanya pada suatu

waktu akan menghadapi kesukaran keuangan, yaitu pada waktu tiba saatnya untuk

memenuhi kewajibannya.

Bagaimana kita dapat mengetahui tingkat solvabilitas suatu perusahaan?. Solvabilitas

suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah aktiva (total assets) di satu

pihak dengan jumlah hutang (baik jangka pendek atau jangka panjang) dilain pihak

dinyatakan dalam ”ratio” atau dalam ”persentase” dan disebut juga total Asseets to Det

Ratio. Cara lain yang dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas ialah dengan

membandingkan modal sendiri ( Net Worth), yang merupakan kelebihan nilai (exsess

value) dari aktiva diatas hutang di lain pihak.

Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut:

1. menambah aktiva tanpa menambah hutang atau menambah aktiva relatif lebih besar

daripada tambahan hutang

2. mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi hutang relatif lebih

besar dari pada berkurangnya aktiva.

Baik dengan jalan petama atau kedua, tidak lain mengharuskkan adanya tambahan

modal sendiri. Apabila pada alternatif pertama tambahan modal sendiri ditambahkan pada

aktiva, sedangkan pada alternatif kedua tambahan modal sendiri digunakan untuk

mengurangi atau melunasi hutang.

2.3 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva

atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu laba selama periode tertentu,

dan pada umumnya dirumuskan sebagai berikut:

x 100 %

L = jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu.

M = Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

Page 29: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

28

Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adlah bermacam-macam dan

tergantung pada laba aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan

yang lainya. Apakah yang diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi/ usaha atau

laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva kongkrit (tangible),

ataukah yang akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal

sendiri.

Ada dua cara penilaian rentabilitas, yaitu:

a. Rentabiitas ekonomi, ialah perbandingan antara laba usaha/ operasi dengan seluruh

sumber

yang tersedia di perusahaan, baik dari kreditur atau dari pemilik.

b. Rentabilitas Modal Sendiri atau Rentabilitas Usaha, ialah perbandingan antara jumlah

laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri

yang menghasilkan laba tersebut.

BAB. III

PENGGUNAAN RATIO DALAM

ANALISA FINANSIAL

1. Arti pentingnya analisa Laporan Finansial

Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa dengan menghubungkan elemen-elemen dari

berbagai aktiva satu dengan yang lain, elemen-elemen dari berbagai passiva satu dengan

yang lainnya serta menghubungkan elemen-elemen dari akrtiva dan pasiva dalam Neraca

pada suatu saat tertentu akan diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan

finansial suatu perusahaan. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan

finansial suatu perusahaan perlulah kita mengadakan interprestasi atau analisa terhadp

data finansial dari perusahaan yang bersangkutan, dan data finansial itu akan tercermin di

dalam ” Laporan Finansial”-nya.

Laporan finansial(Finansial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan

finansial suatu perusahaan, dimana Neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva,

hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan Rugi& laba (Income

Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selam suatu periode tertentu biasanya

meliputi periode satu tahun.

Page 30: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

29

Mengadakan interprestasi atau analisa terhadap laporan finansial suatu perusahaan

akan sangat bermamfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan

perkembangan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.

Pimpinan perusahaan atau menegement sangat berkepentingan terhadap laporan

finansial dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisa laporan

finansial dari perusahaannya, manager akan dapat mengtahui keadaan dan perkembangan

finansial dari perusahaannya, dan akan dapat diketahui hasi-hasi finansial yangtelah

dicapai dalam waktu-waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan

mengadakan analisa data finansial dari tahun-tahun yang lalu, dapat diketahui kelemahan-

kelamahan dari perusahaannya serta hasil-hasil yang telah dianggap cukup baik. Hasil

analisa historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan perencana atau

policy akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Dengan mengetahui kelemahan-

kelamahan yang dimilikinya, diusahakan dalam penyusunan rencana untuk thun-tahun

yang akan datang, kelemahan-klemahan tersebut dapat diperbaiki. Hasil-hasil yang

dianggap sudah cukup baik diwaktu-waktu yang lampau harus dipertahankan untuk

waktu-waktu mendatang.

Dalam hubungan dengan analisa laporan finansial tersebut management adalah ”orang

dalam”, orang yang dapat menggunakan data finansial apapun yang ada di dalam

perusahaan, dan hasil analisa yang dilakukan oleh manegement tersebut disebut ” analisa

intern”

Selain dari management, para kreditur pun berkepentingan terhadap laporan finansial

dari perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur atau nasabahnya. Para kreditur

berkepentingan untuk ”kemanan” mereka sendiri. Kreditur sebelum mengambil

keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlulah

mengadakan analisa terlebih dahulu terhadap laporan finansial dari perusahaan yang

mengajukan kredit, untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut dalam

membayar kembali hutangnya, plus beban-beban bunganya. Para kreditur jangkla panjang

berkepentingan untuk dapat mengetahui apakah kredit yang akan diberikan cukup dapat

jaminan dari aktiva, terutama aktiva tetap dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan

kata lain apakah sebagian besar atau seluruh aktiva tetapnya diikatkan atau dijadikan

jaminan terhadap kredit jangka panjang lain yang telah diterima sebelumnya oleh

perusahaan tersebut dari kreditur lain.

Para kreditur jangka pendek berkepentingan terhadap kepentingan nasabahnya untuk

dapat memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Mereka lebih tertarik

pada kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar hutang lancarnya dengan dana

yang berasal dari aktiva lancarnya.

Para investorpun berkepentingan terhadap laporan finansial suatu perusahaan dalam

rangka penentuan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah ” rate of

return” dari dana yang akan diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan

oleh suatu perusahaan.

Page 31: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

30

Para kreditur maupun investor merupakan ”orang luar” dari perusahaan, sehingga

mereka dalam mengadakan analisa finansial terbatas datanya, yaitu hanya atas dasar

laporan-laporan finansial yang dipublikasikan oleh perusahaan tersebut. Data finansial

yang dapat dianalisa oleh kreditur atau investor sangatlah terbatas, tidak seperti halnya

dengan manegement. Berhubungan dengan itu analisa yang akan dilakukan oleh kreditur/

investor sering disebut ”analisa extern”

Dengan demikian maka jelaslah bahwa mengadakan interprestasi atau analisa laporan

finansial suatu perusahaan menjadi sangat penting arinya bagi pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun kepentingan mereka

masing-masing berbeda.

2. Analisa ratio Finansial

Dalam mengadakan interprestasi dan analisa laporan finansial suatu perusahaan,

seorang penganalisa finansial memerlukan adanya ukuran atau ”yardstick” tertentu.

Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ”ratio”. Pengertian ratio itu

sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam ”Arithmatical term” yang dapat

digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Dengan

penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antar pos dan dapat

membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan

memberikan penilaian (Harahap, 2011:297). Macam ratio finansial banyak sekali, karena

ratio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa.

Penganalisa finansial dalam mengadakan analisa ratio finansial pada dasarnya dapat

melakukannya dengan 2 macam cara perbandingan, yaitu:

1) membandingkan ratio sekarang (present ratio) dengan ratio-ratio dari waktu yang lalu

(ratio historis) atau dengan ratio-ratio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan

datang dari perusahaan yang sama. Misalnya current ratio tahun 1996 dibandingkan

dengan current ratio dari tahun yang sebelumnya. Dengan cara perbandingan tersbut akan

dapat diketahui perubahan-perubahan dari ratio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan

menganalisa satu macam ratio saja tidak banyak artinya, karena tidak dapat mengetahui

faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan tersebut.

2) Membandingkan ratio-atio dari suatu perusahaan (ratio perusahaan/ company ratio)

dengan ratio-ratio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (ratio industri/

ratio rata-rata/ ratio standard) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan ratio

perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu berada diatas rata-rata

industri (above average), berada pada rata-rata (average) atau terletak dibawah rata-rata

(below average).

Apabila suatu perusahaan mengetahui bahwa dia berada dibawah rata-rata industri,

haruslah dianalisa fktor-faktor apa yang menyebabkan, untuk kemudian diambil

kebijaksanaan finansial untuk meningkatkan rationya sehingga menjadi ”average” atau

”above average” di dalam industri.

Page 32: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

31

Penganalisa finansial sedapat mungkin menghindari penggunaan ”the rule of the

thumb”, pedoman kasar dalam mengadakan analisa finansial dalam perusahaan.

Penganalisa finansial harus menganalisa laporan finansial suatu perusahaan dalam

hubungannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang bekerja dalam bidang usaha yang

sama dengan perusahaan yang dianalisa. Dengan demikian adalah tidak tepat apabila

seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua perusahaan, current ratio kurang

dari 200% adalah kurang baik, yang hanya mendasarkan pada pedoman sangat kasar atau

”the rule the tumb”. Banyak perusahaan-perusahaan sehat yang mempunyai current ratio

kurang dari 200%. Hanya dengan mmbandingkan finansial ratio suatu perusahaan dengan

finansial ratio perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau ratio industri atau dengan

mengadakan analisa ratio historis dari perusahaan yang bersangkutan selama periode,

penganalisa dapat membuat penilaian atau pendapat realitis.

3. Macam-macam ratio finansial

Sebagaimana disebut di muka, macam ratio finansial banyak sekali karena atio dapat

dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Demikian pengelompokan ratio juga macam-

macam. Apabila dilihat dari sumbernya dari mana ratio itu dibuat, maka ratio-ratio dapat

digolongkan dalam 3 golongan, yaitu:

1. Ratio-ratio Neraca (Balance Sheet Ratio) ialah ratio-ratio yang disusun dari

data yang berasal dari neraca, misalnya: current ratio, acid-test ratio, current assets

to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio dan lain-lain sebagainya.

2. Ratio-Ratio Laporan Rugi & laba (Income statement ratios) ialah ratio-ratio

yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross provit

margin, net operating margin, operating ratio dan lain-lain.

3. Ratio-ratio antar laporan (inter- statement ratios) ialah ratio-ratio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income

statement, misalnya assest turnover, inventory turnover, receivables turnover

danlain-lain.

Adapula penulis yang menggunakan istilah “ finansial ratios” untuk ratio-ratio neraca, “

operating ratios” untuk ratio-ratio rugi& laba, dan “ finansial operating ratios” untukratio-

ratio antar laporan.

Sedangkan, Martono dan Agus (2009) mengelompokan ratio-ratio dalam ratio-ratio

likuiditas, ratio-ratio leverage, ratio-ratio aktivitas, dan ratio-ratio provabilitas. Ratio

likuiditas adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan

(current ratio, acid test ratio). Ratio leverage adalah ratio-ratio yang dimasudkan untuk

sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio,

net worth to debt ratio dan lain sebagainya).

Ratio-ratio aktivitas, ialah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa

besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dananya (inventory

turnover, average collection period dan lain sebagainya)

Page 33: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

32

Ratio-ratio profitabilitas, ialah ratio-ratio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah

kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return on total assets,

return on net worth, dan lain sebagainya).

Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa macam ratio, cara perhitungannya, serta

interprestasinya berdasarkan laporan fianansial dibawah ini:

PT ‘ HARUN’

Neraca per 31 Desember 1995

Aktiva Hutang dan Modal Sendiri

Aktiva Lancar (AL) Hutang lancar (HL)

Kas Rp 200.000,00 Hutang Perniagaan Rp 300.000,00

Efek Rp 200.000,00 Hutang Wesel Rp 100.000,00

Piutang Rp 160.000,00 Hutang Pajak Rp 160.000,00

Persediaan Rp 840.000,00 Hutang H.L Rp 560.000,00

Jumlah A .L Rp 1.400.000,00

Aktiva Tetap (AT) Hutang Jangka Panjang Mesin Rp 700.000,00 5 % Obligasi Rp 600.000,00

Akumulasi depresiasi Rp (100.000,00)

Rp 600.000,00 Modal Sendiri

Modal Saham Rp 1.200.000,00

Agio Saham Rp 200.000,00

Bangunan Rp 1.000.000,00 Rp 1.400.000,00

Akumulasi depresiasi Rp (200.000,00) Laba Ditahan Rp 440.000,00

Rp 800.000,00 Modal Sendiri Rp 1.840.000,00

Alat-alat Rp 200.000,00

Jumlah A.T Rp 1.600.000,00

Jumlah Aktiva

Rp 3.000.000,00

Jumlah Hutang dan

Modal Sendiri Rp 3.000.000,00

PT. “ HARUN”

Laporan Rugi & Laba

Selama Setahun

Diakhiri tgl. 31 Desember 1995

Page 34: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

33

Penjualan Rp4.000.000,00

Harga pokok Penjualan Rp3.000.000,00

Laba Bruto Rp1.000.000,00

Biaya biaya administrsi, penjualan, umum Rp 570.000,00

Keuntungan sebelum bunga dan pajak Rp 430.000,00

Bunga Obligasi (5% x Rp 600.000,-) Rp 30.000,00

Keutungan sebelum pajak Rp 400.000,00

Pajak perseroan Rp 160.000,00

Keuntungan neto sesudah pajak Rp 240.000,00

======================

berdasarkan data dari laporan finansial tersebut kita akan menghitung berbagai macam

ratio finansial/ keuntungan seperti tampak dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.

Ratio-ratio finansial/ keuntungan

Ratio Metode Perhitungan Interprestasi

I. Ratio Likuiditas :

a. Current ratio Altiva lancar

Hutang lancar

atau 250%

kemampuan untuk

membayar

hutang yang segera harus

dipenuhi dengan aktiva

lancar.

Setiap hutang lancar Rp 1,-

Dijamin oleh aktiva lancar

Rp2,50,-

b. Cash ratio

(Ratio of immediate

solvency)

Kemampuan untuk

membayar

Hutang yang segera harus

dipenuhi dengan kas yang

tersedia dalam perusahaan

dan efek yang segera dapat

Page 35: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

34

= 0,71 : 1 atau 71 %

diuangkan. Setiap hutang

lancar Rp 1,- dijamin oleh

& efek Rp 0.71,-.

e. Quick ( Acid test)

ratio

200.000+200.000+160.000

560.000

= 1 : 1 atau 100%

Kemampuan untuk

membayar hutang segera

harus dipenuhi dengan

aktiva lancar yang likuid (

quick assets). Setiap hutang

lancar Rp 1,- dijamin oleh

quick assets Rp 1,-

d. Working capital to total

assets ratio

Akt.lancar – Hutang lancar

Jumlah Aktiva

1.400.000 - 560.000

3.000.000

=0,28 : 1 atau 28%

Likuiditas dari total aktiva

dan posisi modal kerja

(neto).

II. Ratio Leverage (solvency)

a. Total Debt to Equity

ratio

Htg.lancar + Htg. Jangka Pjg

Jumlah Modal Sendiri

560.000+ 600.000

1.840.000

= 0,63 : 1 atau 63 %

Bagian dari setiap rupiah

modal sendiri yang

dijadikan jaminan untuk

keseluruhan hutang.

Rp0,63 dari setiap rupiah

modal sendiri menjadi

hutang.

b. Total debt to total

Capital/Assets

Htg.Lancar+Htg.jangka Pnjg

Jumlah Modal/Aktiva

560.000 + 600.000

3.000.000

= 0,29 : 1 atau 29 %

Berapa bagian dari

keseluruhan kebutuhan

dana yang dibelanjai

dengan hutang atau bagian

dari aktiva yang digunakan

untuk menjamin hutang;

Rp0,39 dari setiap rupiah

aktiva digunakan untuk

menjamin hutang.

Page 36: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

35

c. Long term debt to Equity

ratio

Hutang jangka panjang

Modal Sendiri

600.000

1.840.000

= 0,33 : 1 atau 33%

Bagian dari setiap rupiah

modal sendiri yang

dijadikan jaminan untuk

hutang jangka panjang; Rp

0,33 dari setiap modal

sendiri digunakan untuk

menjamin hutang jangka

panjang.

d. Tangible assets debt

coverage

Juml. Aktiva – Intangibles

Hutang lancar_______

Hutang jangka panjang

300.000-100.000-560.000

600.000

=3,9 : 1 atau 39%

Besarnya aktiva tetap

tangible yang digunakan

untuk menjamin hutang

jangka panjang setiap

rupiahnya. Setiap rupiah

hutang jangka panjang

dijamin oleh aktiva

tangible sebesar Rp3,90

e. times interest earned

ratio

EBIT_____________

Bunga hutang Jgk. Panjang

430.000_______

30.000

= 14,3 x

Besarnya jaminan

keuntungan untuk

membayar bunga hutang

jangka panjang. Setiap

rupiah bunga hutang

jangka panjang dijamin

oleh keuntungan Rp 14,33

III. Ratio Aktivitas

a. Total assets turnover Penjualan neto __

Jumlah aktiva

4.000.000_____

3.000.000

= 1,33 : 1 atau 1,33 x

Kemampuan dana yang

tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu

periode tertentu atau

kemampuan modal yang

diinvestasikan untk

menghasilkan ” revenue”.

Dana yang tertenam dalam

keseluruhan aktiva rata-rata

dalam satu tahun berputar

1,33x atau setiap rupiah

aktiva selama setahun dapat

menghasilakan revenue

sebesar Rp 1,33

b. Receivables turn over Penjualan Kredit______

Pihutang rata-rata

Kemampuan dana yang

tertanam dalam piutang

berputar dalam suatu

Page 37: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

36

= 4.000.0000___

100.000

= 25 x

periode tertentu. Dalam satu

tahun rata-rata dana yang

tertanam dalam piutang

berputar 25 x

c. Average colecction

period

Pihutang rata-rata x 360

Penjualan kredit

160.000 x 360

4.000.000

=14,4 hari atau

15 hari

Periode rata-rata yang

diperlukan untuk

mengumpulkan pihutang.

Pihutang dikumpulkan rata-

rata setiap 15 hari sekali.

Makin kecil jumlah harinya

makin baik.

d. Inventory turn over Harga poko penjualan

Inventory rata-rata

3.000.000_____

840.000

=3,6 x

Kemampuan dana yang

tertanam dalam Inventory

berputar dalam satu periode

tertentu atau likuiditas dari

Inventory dan tendensi

untuk adanya ” overstock”.

Dana yang tertanam dalam

Inventory berputar rata-rata

3,6 x dalam setahun.

e. Average day`s

Inventory

Inventory rata-rata x 360

Harga pokok penjualan

840.000 x 360

3.000.000

= 10 hari

Periode menahan persediaan

rata-rata atau periode rata-

rata persediaan barang

berada di gudang. Inventory

baerada di gudang rata-rata

10 hari.

f. Working capital

turnover

Penjualan neto_____

Akt. Lancar – Hutang lancar

4.000.000_____

1.400.000 – 560.000

=4,8 x

Kemamapuan modal kerja

(neto) berputar dalam suatu

periode tertentu atau

indikasi dari siklis kas (cash

cycle ) perusahaan. Dana

yang tertanam dalam modal

kerja berputar rata-rata 4,8 x

dalam setahun.

IV. Ratio Keuntungan

a. Gross profit margin Penjualan neto – Harga

Pokok Penjualan_________

Penjualan Neto

4.000.000 - 3.000.000___

Laba bruto per rupiah

penjualan. Setiap rupiah

penjualan menghasilkan

laba bruto Rp 0,25

Page 38: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

37

4.000.000

= 25%

.

b. Operating income ratio

(Operating profit margin)

Penjualan neto – Harga

Pokok Penjualan – Biaya

Biaya Administrasi,

Penjualan umum

Penjualan Neto

4.000.000-3.000.000-

570.000

4.000.000

=10,75% = 11%

Laba operasi sebelum

bunga dan pajak (net

Operating income) yang

dihasilkan oleh setiap

rupiah penjualan. Setiap

rupiah penjualan

menghasilkan laba.

c. Operating Ratio Harga pokok penjualan +

Biaya biaya administrsi +

Penjualan umum____

Penjualan neto

3.000.000 + 570.000__

4.000.000

= 89,25%

Biaya operasi per rupiah

penjualan. Setiap rupaih

penjualan mempunyai biaya

operasi Rp 0,89. makin

besar ratio ini berarti makin

buruk.

d. Net profit margin

(sales margin )

Keuntungan neto sesudah

pajak_________________

Penjualan neto

24.000__

4.000.000

= 6 %

Keuntungan neto per rupiah

penjualan. Setiap penjualan

menghasilkan keuntungan

neto sebesar Rp 0,06.

e. Earning Power of total

invesment (Rate of return

on total assets)

EBIT_________

Jumlah aktiva

= 430.000 = 14,3 %

atau operating profit margin x

Total Assets turnover

=10,75 % x 1,33

= 14,3 %

Kemampuan dari modal

yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk

menghasilkan keuntungan

bagi semua investor

(pemegang obligasi&

saham). Setiap satu rupiah

modal menghasilkan

keuntungan Rp0,14 untuk

semua investor.

f. Net earning power ratio

(Rate of Return on

Invesment/ ROI)

Keuntungan neto sesudah

Pajak__________

Jumlah Aktiva

= 240.000 = 8 %

3.000.000

Kemampuan dari modal

yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk

menghasilkan keuntungan

neto.

Page 39: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

38

g.Rate of return for the

owners

(Rate of return on Net

Worth)

Keuntungan neto sesudah

Pajak_________

Jumlah modal sendiri

= 240.000 = 13 %

1.840.000

Kemampuan dari modal

sendiri untuk menghasilkan

keuntungan bagi pemegang

saham preferen dan saham

biasa. Setiap rupiah modal

sendiri menghasilkan

keuntungan neto Rp 0,13

yang tersedia bagi

pemegang saham preferen

dan saham biasa.

3.4 STUDI KASUS

Studi Kasus No.1.

Genmo Corporation

Pada suatu malam tanggal 27 Februari 1994 beberapa dokumen perusahaan hangus dalam

suatu kebakaran yang terjadi. Dua hari kemudian pemilik utamanya bertemu dengan

seorang investor untuk membicarakan kemungkinan untuk menjual perusahaan itu.

Pemilik itu membutuhkan informasi sebanyak-banyaknya untuk keperluan ini.

Pada pagi hari tanggal 28 Februari, informasi dibawah ini sudah didapatkannya :

1) Neraca per tanggal 31 Desember 1992, laporan laba-rugi untuk 1992 (Exhibit 1).

2) Beberapa data dan ratio yang sudah dihitung dari laporan keuangan yang terakhir

(Exhibit 2). Laporan keuangan itu sendiri termasuk yang hangus dalam kebakaran

(dalam ratio yang menyangkut neraca, Genmo menggunakan angka kahir tahun ,

bukan angka rata-rata).

3) Data berikut ini :

Penjualan dalam 1993 $10,281

Hutang lancar, 31 Desember 1993 2,285

Exhibit 1

Laporan Keuangan GENMO CORPORATION (dalam 000 dollar)

Neraca

Per Tanggal 31 Desember 1992

Page 40: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

39

Aktiva

Aktiva lancar

Kas $ 18

Surat berharga jangka pendek 494

Piutang dagang 728

Persediaan 972

Biaya dibayar dimuka 214

2,426

Investasi

Gedung, pabrik, dan mesin $4,727

Dikurangi: akumulasi penyusutan 2,433 2,294

Peralatan khusus 171

Goodwill 594

Total Aktiva $ 6,383

Exhibit 1 (Lanjutan)

Hutang dan Modal Sendiri

Hutang Lancar

Hutang Dagang $ 732

Hutang Jangka Panjang 266

Hutang Biaya 1,232

Total Hutang Lancar 2,230

Hutang Jangka Panjang 250

Hutang jangka Panjang lainnya 951

Total hutang 3,431

Modal Sendiri

Saham istimewa 25

Saham biasa 54

Agio saham 667

Laba yang ditahan 2,206

Total modal sendiri 2,952

Total hutang dan modal sendiri $ 6,383

Laporan Rugi/Laba, 1992

Page 41: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

40

Total Penjualan $ 9,779

Harga pokok (diluar penyusustan dan amortisasi) $ 8,165

Penyusutan 278

Amortisasi goodwill dan peralatan khusus 343

8,786

Biaya penjualan, umum dan administrasi 430

Cadangan untuk pajak keuntungan 163

Total Biaya 9,379

Laba Bersih $ 400

Exhibit 2 Ratio Keuangan

1993 1992

Acid-test ratio 0.671 0.556

Current Ratio 1.172 1.088

Inventory turnover 10.005 8.400

Days receivable 39.66 27.17

Gross margin percentage 15.12 16.50

Profit margin percentage 2.831 4.090

Invested capital turnover 2.091 2.355

Debt/equity ratio (percentage) 62.15 40.68

Return on shareholder’s equity ? 13.55

Pertanyaan :

1. Siapkan neraca per 31 Desember 1993 dan laporan rugi/laba tahun 1993.

2. Berapakah “Return on Shareholder’s Equity” untuk tahun 1993?

Studi Kasus No.2.

STERN CORPORATION (A)

Pada tanggal 31 Desember, 2010, sebelum laporan keuangan perusahaan dipresentasikan,

Controller Perusahaan melakukan pemeriksaan terhadap transaksi-transaksi tertentu yang

berpengaruh terhadap Piutang Dagang dan Cadangan Kerugian Piutang Dagang. Hal

pertama yang dilakukannya adalah memeriksa dan menguji terhadap Neraca Perusahaan

per 31 Desember, 2009 (Ekshibit 1 di halaman …). Pengujian terhadap transaksi-

transaksi yang berkaitan dengan Piutang Dagang adalah sebagai berikut:

1. Penjualan kredit selama 2010 berjumlah $ 9,965,575.

2. Penerimaan tunai 2010 dari penagihan piutang berjumlah $ 9,685,420.

3. Selama 2010, piutang dagang berjumlah $ 26,854 dinyatakan tidak dapat tertagih

dan dihapuskan.

4. Dua rekening piutang yang sudah dihapuskan pada tahun 2009, ternyata dapat

ditagih pada tahun 2010. Satu rekening berjumlah $2,108 dan dibayar penuh. Dan

terjadi pelunasan sebagian sejumlah $1,566 dari Perusahaan Hollowel atas

hutangnya yang berjumlah $2,486. Controller sangat yakin atas pelunasan ini.

5. Kebijakan atas Cadangan Kerugian Piutang akan disesuaikan menjadi 3% dari

Piutang Dagang pada akhir tahun.

Page 42: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

41

Pertanyaan:

1. Lakukanlah analisa terhadap dampak dari transaksi-transaksi di atas yang

menyangkut Piutang Dagang, Cadangan Kerugian Piutang Dagang, dan terhadap

rekening lainnya yang mungkin terpengaruh. Dan siapkanlah jurnalnya.

2. Hitunglah jumlah Piutang Dagang dan Cadangan Kerugian Piutang Dagang yang

benar per tanggal 31 Desember, 2010, setelah transaksi-transaksi di atas dicatat.

3. Hitunglah Current Ratio, Acid Test Ratio, dan Day’s Account Receivables per

tanggal 31 Desember 2010. Asumsikan jumlah rekening-rekening lainnya sama

dengan jumlah pada tanggal 31 Desember 2009.

Ekshibit 1

STERN CORPORATION

Neraca

Per 31 Desember, 2010

Dst lihat halaman 133

Studi Kasus No. 3.

PT. MEGALASER TEKNIK (PT.MT)

Megalaser Tenik (MT) didirikan oleh dua orang, Ayu Sunarti dan Tya Ningsih

segera setelah keduanya lulus dari ITB. Dalam jangka waktu lima tahun perusahaan ini

berkembang dengan pesat, terutama dalam pengembangan produk berupa instrumen

pengukur yang berdasarkan pada prinsip sinar laser. Keberhasilan ini memaksa mereka

untuk mencari tambahan modal permanen. Setelah melakukan perhitungan dengan

seksama, mereka menyimpulkan bahwa kebutuhan mereka adalah sebesar Rp. 1,2 milyar.

Modal ini akan dapat melunasi pinjaman yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat dan

memungkinkan mereka melakukan ekspansi dan serta memenuhi kebutuhan modal

kerjanya.

Pada mulanya, mereka mencoba menghubungi investor atau kelompok investor

yang kuat untuk menyediakan kebutuhan modal sebesar Rp. 1,2 milyar itu dengan

imbalan bunga yang memadai. Namun mereka kemudian menyadari bahwa walaupun ada

beberapa investor yang berminat dalam bisnis ini, tidak satupun dari mereka itu bersedia

menjadi partner dalam bisnis manufaktur yang mempunyai resiko tinggi itu. Oleh karena

itu, Ayu dan Tya memutuskan untuk mengubah bentuk usahanya menjadi Perseroan

Terbatas (corporation) dan mereka berdua akan menjadi pemilik seluruh sahamnya.

Setelah melakukan penelitian, mereka menemukan sebuah perusahaan venture

capital bernama PT. Bayu Orixa Capita (PT BOC) yang berminat untuk menyediakan

pendanaan secara permanen. Dalam mempersiapkan proposal yang akan diajukan kepada

PT BOC, Ayu dan Tya memutuskan untuk meminta PT. BOC menyediakan sejumlah Rp.

1,2 milyar, dimana Rp. 1,1 milyar berupa pinjaman jangka panjang. Sisanya, Rp. 100

juta, PT. BOC akan menerima saham biasa PT. MT yang hanya sebagai “pemanis” atau

“icip-icip” saja, karena jumlahnya hanya 10% dari keseluruhan modal saham biasa PT.

Page 43: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

42

MT. Kalau PT. BOC setuju dengan proposal untuk membeli 10% jumlah saham itu

seharga Rp. 100 juta, maka ini berarti bahwa 90% jumlah saham yang dimiliki oleh Ayu

dan Tya akan mempunyai nilai sebesar Rp. 900 juta .

Dengan perhitungan sederhana, PT.BOC merasa yakin bahwa gagasan ini (dalam

hal ini disebut Proposal A) mengandung resiko yang terlalu tinggi. Kalau dihitung, debt

to equity ratio akan lebih besar dari 100%, yang dirasakan kurang menguntungkan untuk

perusahaan manufaktur secara umum.

Gagasan mereka yang kedua yaitu mengubah debt to equity ratio dengan jalan

menerbitkan saham istimewa (preferred stock) untuk menggantikan sebagian besar

pinjaman itu. Khususnya, mereka mempertimbangkan suatu paket yang terdiri atas

pinjaman sebesar Rp. 200 juta, preferred stock sebesar Rp 900 juta, dan common stock

sebesar Rp. 100 juta (ini disebut Proposal B). Namun, mereka sadar bahwa PT. BOC

tidak berminat untuk membeli preferred stock walaupun dividennya lebih besar dari

bunga pinjaman. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengajukan alternatif

proposal lainnya kepada PT. BOC, yaitu pinjaman jangka panjang sebesar Rp. 600 juta

dan sisanya Rp. 600 juta merupakan penyertaan modal saham biasa (Proposal C). Untuk

penyertaan modal saham biasa sebesar Rp. 600 juta itu, PT. BOC akan menerima 6/15

bagian, atau 40% dari jumlah saham biasa atau common stock.

Sesungguhnya PT. BOC sangat tertarik pada perusahaan ini dan prospeknya,

tetapi mereka biasanya tidak melakukan pendanaan dalam jumlah yang besar untuk

perusahaan yang relatif masih baru, kecuali kalau mereka dapat menguasai 50% dari total

modal saham biasa PT. MT. PT. BOC hanya tertarik pada proposal yang terdiri atas

pinjaman jangka panjang Rp 300 juta dan Rp. 900 juta sisanya merupakan 50% dari total

modal saham biasa PT. MT (proposal D). Debt to equity ratio proposal ini cukup

menarik. Sebaliknya bagi Ayu dan Tya yang tidak begitu tertarik untuk membagi

pengendalian perusahaannya dengan pihak lain, apalagi mencapai 50%.

Sebelum bertindak lebih jauh, Ayu dan Tya memutuskan untuk mencari

perusahaan venture capital lainnya yang bersedia menerima salah satu proposal mereka.

Dalam memperhitungkan implikasi dari proposal-proposal itu, mereka menggunakan

asumsi tingkat bunga pinjaman jangka panjang sebesar 12%, yang lazim dikenakan untuk

perusahaan seperti PT. MT, dan dividen untuk preferred stock sebesar 14%. Mereka

mempunyai anggapan yang moderat bahwa keuntungan operasional sesudah pajak tetapi

sebelum memperhitungkan biaya bunga dan penghematan pajaknya akan mencapai Rp.

300 juta setahun. Mereka tetap akan mempertahankan penyertaan sahamnya senilai Rp.

900 juta.

Mereka juga membuat perhitungan yang pesimis atas dasar keuntungan tersebut

diatas sebesar Rp. 100 juta setahun (sebagai alternatif dari Rp. 300 juta diatas) dan

perhitungan optimis dengan keuntungan sebesar Rp. 500 juta setahun. Mereka menyadari

bahwa perhitungan pesimis itu bukanlah angka yang terendah; bahkan mereka menyadari

ada kemungkinan untuk merugi sama sekali. Sebaliknya, perhitungan optimis sebesar Rp.

500 juta itu sudah merupakan jumlah yang tertinggi yang dapat diharapkan dengan

pendanaan sebesar Rp. 1,2 milyar itu. Pajak perseroan yang digunakan dalam perhitungan

keuntungan tersebut adalah sebesar Rp 34%.

Page 44: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

43

Pertanyaan :

1. Untuk keempat proposal itu, hitunglah return of common shareholders equity (net

income setelah preferred deviden dibagi dengan common shareholders equity), yang

akan diperoleh atas dasar salah satu dari ketiga asumsi itu. Bulatkanlah

perhitungannya.

2. Dari sudut pandang PT. BOC, hitunglah pretax earnings dan return on investment dari

Rp. 1,2 milyar itu terhadap keempat proposal itu. Apakah PT BOC benar dalam

memutuskan menolak proposal A dan B ?

3. Apakah pendapat saudara mengenai kemungkinan PT. MT dapat menemukan

perusahaan pendanaan yang bisa memberikan pendanaan lebih baik dari Proposal D ?

4. Misalkan proposal D diterima, dan net asset (total asset dikurangi liabilities)

partnership ( sebelum menjadi PT ) adalah sebesar Rp. 700 juta, dan dengan

dibentuknya PT direncanakan akan diterbitkan 180.000 lembar saham biasa dengan

nilai nominal (par value) per lembar Rp. 1000,-. Kedua pemilik (Ayu dan Tya) akan

menguasai 90.000 lembar saham, dan 90.000 saham lainnya akan dimiliki oleh PT.

BOC. Buatlah neraca awal terbentuknya PT.MT dengan mengakui adanya goodwill.

Page 45: MODUL LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA RASIO KEUANGAN ...

44

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No. 1:

Penyajian Laporan Keangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers:Jakarta.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta :

EKONISIA.

Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Edisi Empat, Liberty.

Irham, Fahmi. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Cetak 2. Bandung: Alfabeta.

Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima Belas.

Yogyakarta: Liberty.

Sutrisno. (2009), Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama,

Cetakan Ketujuh, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Agus Harjito, Martono. (2009). Manajemen Keuangan, Edisi1.Yogyakarta: EKONISIA.

Harahap Sofyan Syafri (2011), Teori Akuntansi. Edisi Revisi 2011. Jakarta:

RajawaliPers.

Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Warsono. (2001). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Malang: UMM

Pres.