Efek Antibakteri Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus communis ...
MODUL KOMUNIKASI MARKETING AND BRANDING · Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling...
Transcript of MODUL KOMUNIKASI MARKETING AND BRANDING · Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling...
MODUL
KOMUNIKASI MARKETING AND BRANDING
Dibuat oleh :
PRAMELANI
NIP : 200809906
NIDN : 0307018102
Universitas Bina Sarana Informatika
Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan bahwa telah dirampungnya modul Komunikasi Marketing
And Branding. Semoga dengan adanya modul ini dapat menambah referensi bagi para pelajar
maupun para pengajar.
Dalam modul ini memuat berbagai pengertian tentang apa itu komunikasi, branding,
komunikasi marketing dan komunikasi branding. Diharapkan semakin paham mengenai ilmu
tersebut. Namun, penulis tetap menerima masukan atau saran yang membangun agar semakin
menambah kesempurnaan dari modul tersebut.
Penulis,
Pramelani
DAFTAR ISI
Hal
Cover……………………………………………………………………………….………….i
Kata Pengantar……………………………………………………………………..…………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….…………..iii
Bab I: Komunikasi…………………………………………………………………..…..…..1-8
Bab II: Marketing………………………………………………………………….……… 8-24
Bab III: Komunikasi Marketing……………………………………………………..……25-32
Bab IV: Branding………………………………………………………………………….33-39
Bab V: Komunikasi Branding………………………………………………………..…..-40-44
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..………45-46
BAB I
KOMUNIKASI
Komunikasi biasanya dalam kehidupan sehari-hari menggunakan 2 orang atau lebih.
Komunikasi dapat lihat orang sedang bercakap-cakap antara family, saudara atau teman. Atau
juga terlihat saling berinteraksi satu sama lain dimana saling ada umpan balik.
Definisi komunikasi:
1. Secara etimologis
menurut asal katanya komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal
dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti“membuat sama” (to make common).
Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang
serupa.(Hidayatullah, 2013)
2. Menurut Harold D Laswel, komunikasi adalah ‘siapa mengatakan apa kepada siapa
menggunakan saluran apa dan dengan dampak apa’
3. Aristoteles menekan pada unsur pembicara, pesan dan khalayak dan menggunakan media
serta memberikan dampak atau efek. Komunikasi adalah transmisi pesan dari suatu sumber
ke penerima.
4. Zulkarnain & Sumarsono mengungkapkan komunikasi menyebarkan atau memberitahukan
informasi kepada pihak lain agar memiliki maksud yang sama.
5. Komunikasi merupakan informasi, pertukaran idea tau proses pembentukan keawaman atau
kesatuan pemikiran antara pengirim serta penerima.
6. Menurut Deddy Mulyana adalah kata “komunikasi” atau communication dalam Bahasa
Inggris berawal dari bahasa Latin “communicare” yang memiliki arti “membuat sama”.
Secara harafiah arti membuat sama ini dimaknai sebagai membuat sama antara apa yang
dimaksudkan atau apa yang diutarakan komunikator dengan lawan bicaranya yaitu
komunikan. Sehingga terjadi persamaan makna antara komunikator dengan komunikan.
(Azeharie, 2015)
Proses komunikasi model sederhana terjadi sebagai berikut:
`
Sumber: penulis, 2018
Gambar I.1. Proses Komunikasi model sederhana
Proses di atas dapat dterangkan bahwa komunikasi dapat berlangsung apabila ada
pemeran pengirim pesan dan pemeran penerima pesan. Di samping itu, ada faktor pesan yang
dikirim dimana pesan tersebut dapat berupa verbal maupun nonverbal.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dengan model dua arah. Dengan
digambarkan sebagai berikut:
Pengirim pesan
PesanPenerima
pesan
Sumber: Penulis, 2018
Gambar. I.2. Proses Komunikasi Feedback
Proses komunikasi di atas diperlukan adanya feedback agar dapat mengetahui apakah
komunikasi tersebut efektif meskipun terkadang adanya faktor noise(gangguan) yang menjadi
faktor penghalang komunikasi sehingga dapat mengakibatkan miscommunication.
Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa proses komunikasi adalah proses penyampaian
pesan (dari pengirim kepada penerima) memerlukan dua penerima yaitu :
1. Encoding
Proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk
disampaikan kepada penerima.
2. Decoding
Proses penguraian atau mengartikan symbol sehingga pesan yang di terima dapat di
pahami.
Dalam berkomunikasi tidak asing dengan namanya pesan verbal dan non verbal.
komunikasi non verbal merupakan proses komunikasi saat pesan tidak diekspresikan melalui
Penerima Pesan
FeedbackPengirim
Pesan
Pesan
kata- kata. Komunikasi verbal memainkan peranan yang cukup penting karena sebuah
komunikasi verbal yang disampaikan tidak akan berlangsung efektif apabila tidak disertai
komunikasi non verbal yang tepat pada waktu yang bersamaan. Jalaludin Rakhmat
mengelompokan pesan-pesan non verbal sebagai berikut:
1. Pesan Kinesika yaitu pesan non verbal yang menggunakan gerakan tubuh berarti dan
terdiri dari tiga komponen utama yaitu pesan facial, pesan gestural dan pesan postural.
2. Pesan Facial adalah pesan yang menggunakan mimik wajah guna menyampaikan sebuah
makna. Misalnya ekspresi ketakutan, kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, rasa muak,
kecaman, rasa takjub, tekad, ekspresi minat dan ekspresi terkejut.
3. Pesan Gestural adalah pesan yang menunjukan gerakan sebagian anggota badan seperti
tangan guna mengkomunikasikan sebuah makna.
4. Pesan Postural dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu: Immediacy yaitu ungkapan kesukaan
atau ketidak sukaan terhadap lawan bicara. Misalnya bila tubuh cenderung condong ke
lawan bicara maka menunjukan rasa suka dan memberikan penilaian yang baik. Power
yaitu mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Responsiveness postur
tubuh dapat menunjukan sikap yang responsif atau sebaliknya.
5. Pesan Proksemika yaitu pesan yang disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.
Secara umum dapat dikatakan semakin seseorang dekat dengan orang lain maka semakin
dekat jarak fisik diantara keduanya.
6. Pesan Paralinguistik adalah pesan komunikasi non verbal yang berkaitan dengan cara
mengungkapkan pesan verbal. Sebuah pesan verbal dengan tatanan kata yang sama dapat
memiliki arti yang sanagat berbeda bila diucapakan secara berbeda.
7. Pesan Sentuhan dan Bau Bauan sentuhan kulit merupakan indra ragawi yang mampu
membedakan emosi seseorang. Misalnya rasa sayang, rasa takut atau bergurau.
Sementara hidung digunakan dalam mencium bebauan. (Azeharie, 2015)
Beberapa fungsi pesan non verbal kedalam lima kategori yaitu:
1. Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah diungkapkan secara verbal.
Misalnya mengangkat telunjuk ketika dalam sebuah latihan musik yang bertanda satu kali
lagi.
2. Substitusi yaitu menggantikan lambang verbal misalnya menutup mulut dengan jari
telunjuk tanda harus diam.
3. Kontradiksi yaitu menolak pesan verbal, misalnya dengan melambai-lambaikan kelima
jari sebagai tanda tidak setuju dengan satu pembicaraan.
4. Komplementari yaitu melengkapi dan memperkaya pesan komunikasi verbal, misalnya
menggebrak meja sebagai tanda sangat marah.
5. Aksentuasi yaitu menegaskan pesan verbal. (Azeharie, 2015)
Di dalam komunikasi terdapat tiga bentuk komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi persona
Komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal. Bentuknya bisa tukar pikiran,
diskusi, dan sebagainya. Komunikasi persona efektifitasnya paling tinggi karena
komunikasinya timbal balik dan terkonsentrasi. Komunikasi persona ini ada dua macam:
Komunikasi Intra Persona dan Komuniksi Antar Persona.(Gufron, 2016)
Komunikasi antar pribadi (interpersonal).
a. Menurut DeVit, komunikasi interpersonal sebagai kemampuan untuk melakukan
komunikasi secara efektif dengan orang lain. Sedangkan
b. Menurut Wiryanto, komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Azeharie, 2015)
2. Komunikasi kelompok
Komunikasi yang ditujukan pada kelompok tertentu. Kelompok tertentu adalah suatu
kumpulan manusia yang mempunyai antar dan antara hubungan sosial yang nyata dan
memperlihatkan struktur yang nyata pula. Bentuk-bentuk komunikasi ini adalah:
ceramah, brifing, penyulihan, penatara, dan sebagainya.(Gufron, 2016)
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dapat diartikan pula sebagai proses komunikasi yang berlangsung
dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya
massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis sebagai radio, televisi, dan
film.(Hidayatullah, 2013)
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri Komunikasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi Informasi
2. Fungsi Instruksi
3. Fungsi Persuasi
4. Fungsi Hiburan
Sedangkan Harold d. Laswel membagi tiga jenis:
1. Survaillace of the environment
Pengawasan/ penjagaan lingkungan sebab manusia dapat mengetahui kondisi yang dapat
menjadi peluang. Bermanfaat bagi dirinya dan sesuatu yang mengancam dirinya.
2. Correlation of the part of society in responding to the environment.
Komunikasi sebagai penghubung antara bagian dalam masyarakat sebagai respons
terhadap lingkungan.
3. Tranmission of the social heritage.
Komunikasi berfungsi menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi
berikutnya.(Panuju, 2018)
Berkomunikasi diperlukan adanya strategi agar dapat berefek efektif. Tujuan dari strategi
komunikasi menurut Liliweri yaitu:
1. Memberitahu (announcing) Tujuan utama dari strategi komunikasi adalah untuk
memberitahu tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the firs goals of your
communication strategy is to announce the availability of informotion on quality). Oleh
karena itu, informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan
informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting
2. Memotivasi (motivating) Penyebaran informasi harus diusahakan agar informasi yang
disebarkan dapat memotivasi masyarakat untuk peduli. Tidak hanya mendapatkan
icecream yang enak, namun masyarakat ikut berkontribusi mengurangi sampah atau
limbah kemasan makanan atau minuman. Maka dibuatlah pot yang beraneka ragam
warna yang menarik sebagai wadah icecream yang dapat digunakan kembali sebagai
media tanam.
3. Mendidik (educating) Memberikan pendidikan kepada masyarakat bahwa pot yang
digunakan sebagai wadah atau kemasan icecream dapat digunakan sebagai media untuk
menanam (Liliweri,
4. Penyebaran Informasi (informing) Salah satu tujuan strategi komunikasi adalah
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran kita.
Diusahakan agar informasi yang disebarkan ini merupakan informasi yang spesifik dan
aktual
5. Mendukung Pembuat Keputusan (supporting decision making) Dalam rangka membuat
keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorikan, dianalisis sedemikian rupa,
sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuat keputusan.(Rohmah, 2018)
BAB II
MARKETING
A. Definisi Pasar
Terdapat beberapa pengertian dari pasar yaitu:
1. Pasar menurut pandangan tradisional merupakan tempat pembeli dan penjual berkumpul
untuk mempertukarkan barang dan jasa yang diinginkan.
2. Pasar menurut pakar ekonomi merupakan kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan
transaksi dalam kelas tertentu, seperti pasar bahan makanan, pasar tekstil, pasar perumahan,
dan lain-lain
3. Pasar menurut pelaku bisnis merupakan pengelompokan pelanggan dan non pelanggan
tertentu, seperti pasar produk, pasar demografik, pasar tenaga kerja, pasar financial.
B. Definisi Marketing
“Marketing is a social and managerial process by which individuals and organizations
obtain what they need and want trough creating and exchanging value with others.” (Kotler,
2008)
Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial yang membuat individu atau kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal
balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler, 2008).
Secara garis besar pemasaran bertujuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan,
dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran
barang dan jasa uang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen (Cannon,
Perreault & McCharthy, 2008: 8).
Tujuan marketing adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan sangat baik sehingga produk yang terkait nyaris menjual
dirinya sendiri.
Berdasarkan Kotler dan Armstrong (2008:5-10) konsep utama pemasaran yaitu:
1. Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan dan harus ada sehingga dapat menggerakkan
manusia sebagai dasar berusaha.
2. Keinginan adalah hasrat untuk memperoleh pemuas kebutuhan yang lebih spesifik akan
kebutuhan yang lebih mendalam.
3. Permintaan adalah keinginan akan produk tertentu yang didukung oleh kemampuan dan
kesediaan untuk membeli.
4. Tawaran pemasaran(marketing offers) terdiri dari beberapa kombinasi produk, jasa,
informasi, dan pengalaman yang diberikan untuk memberikan kepuasan pada kebutuhan
dan keinginan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:5-10) konsep utama pemasaran adalah sebagai
berikut:
1. Nilai (value) adalah perbedaan antara nilai yang didapat dari pembeli untuk mempunyai
barang dengan pengeluaran untuk membeli barang
2. Kepuasan (satisfaction) yaitu bagaimana performa barang yang dibeli dapat memenuhi apa
yang diharapkan pembeli.
3. Pertukaran (exchanges) merupakan suatu aksi untuk mendapatkan barang yang diinginkan
dari seseorang dengan cara memberikan sesuatu.
4. Transaksi (transactions) merupakan nilai tukar antara 2 pihak.
5. Hubungan (relationships) adalah memlihara hubungan dengan pelanggan dan mencari
pelanggan baru.
6. Pasar (markets) adalah sekumpulan dari pembeli yang berpotensi untuk membeli produk.
C. Manajemen Pemasaran
Manajemem pemasaran merupakan kombinasi fungsi analisis, perencanaan,
implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai tujuan
perusahaan.
Filosofi manajemen pemasaran terdapat lima konsep dasar dalam kegiatan marketing:
1. Konsep Produksi
Konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Sehingga
manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efisiensi distribusi.
2. Konsep Produk
Konsumen akan menyukai produk yang mempunyai mutu terbaik, kinerja terbaik, dan
sifat paling inovatif. Sehingga manajemen harus mencurahkan energi untuk terus
menerus melakukan perbaikan produk.
3. Konsep Penjualan
Konsumen tidak akan membeli produk dalam jumlah yang cukup kecuali bila dilakukan
suatu penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya digunakan untuk
produk yang tidak dicari atau tidak terpikirkan untuk dibeli. Konsep ini mempunyai
perspektif dari dalam ke luar, yaitu dimulai dari pabrik, focus pada produk yang sudah
ada, dan melakukan penjualan dan promosi besar-besaran untuk memperoleh penjualan
yang mampu mendatangkan laba.
4. Konsep Pemasaran
Bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif
dan efisien jika dibandingkan dengan pesaing.
Konsep ini mempunyai perspektif dari luar ke dalam , yaitu dimulai dengan memusatkan
perhatian penuh terhadap pasar, menfokuskan pada kebutuhan pelanggan,
mengkoordinasikan semua aktifitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan
(pemasaran terpadu), dan memperoleh laba lewat hubungan jangka panjang dengan
kepuasan pelanggan.
Marketing Mix Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah konsep strategi pemasaran
yang menggabungkan dan melaksanakan secara terpadu elemen - elemen yang ada dalam bauran
pemasaran itu sendiri.
Pada awalnya, marketing mix adalah 4P yang dilihat dari sudut pandang pemasar
(McCharty) yaitu: product, place, promotion, price. Sedangkan marketing mix 4C yang dilihat
dari sudut pandang konsumen yaitu: Costumer Solution, Cost, Convenience, Communication.
Namun, seiring perkembangan zaman, maka strateginya pun berkembang juga menjadi 7P
(Booms & Bitner) yaitu: product, place, promotion, price, people, process, dan physical
environment.
Pada dasarnya, penggunaan strategi 4P atau 7P tergantung dari segi bisnis yang akan
menerapkannya. Untuk itu, sebuah bisnis harus cermat dalam memilih strategi pemasarannya.
Dengan menerapkan strategi bauran pemasaran, maka akan lebih memaksimalkan proses
pemasaran yang akan memberikan hasil dengan meningkatnya sales (penjualan) yang tentunya
akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Bauran pemasaran, yang biasa dikenal dengan empat P yaitu Produk, Harga, Tempat dan
Promosi pertama kali disarankan oleh Jerome McCarthy (1960) dan merupakan aspek penting
untuk membangun dan melaksanakan strategi pemasaran. Mari kita lihat secara rinci berbagai
elemen bauran pemasaran pada konteks pemasaran online.
1. Produk
Pemasaran online dapat menyebabkan peningkatan produk dalam banyak hal. Pemasaran
online membuka jalan bagi para peneliti pasar untuk mengevaluasi kebutuhan pelanggan
dan kritik dari mereka dapat digunakan untuk mengubah produk yang ada dan
mengembangkan produk baru. Situs belanja online
Dalam produk juga mengandalkan yang namanya kualitas .Berikut penjabaran tentang
kualitas produk menurut para ahli:
a. Kotler dan Armstrong (2014)
“Kualitas produk adalah karakter yang dimiliki sebuah produk yang mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
b. Kotler dan Armstrong
Kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya,
hal itu termasuk keseluruhan, durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk juga atribut lainnya.
c. Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd
Perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam
pasar,perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh
konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk
pesaing
d. Chavan
Totalitas dari fitur produk dan karakteristik dari produk turut berpengaruh dalam
membentuk kualitas produk, jika kualitas dari produk itu melebihi ekspetasi dari
kebutuhan konsumen, pelanggan akan senang dan mempertimbangkan produk ini bisa
diterima bahkan bermutu tinggi, tingginya kepuasan tersebut juga turut akan
mempengaruhi kemungkinan terjadinya pembelian berulang.
e. Evelina, DW, dan Listyorini
Pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih
yang tidak dimiliki oleh produk pesaing, oleh karena itu perusahaan berusaha
memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan.
Delapan unsur agar perusahaan dapat membuat produk yang berkualitas:
a. Performance (Kemampuan produk)
Performance berkaitan dengan kemampuan produk menjalankan aspek fungsinya
yang akan dipertimbangkan konsumen.
b. Durability ( Ketahanan)
Durability berkaitan dengan daya tahan dan keawetan produk dalam jangka waktu
tertentu sebelum saatnya diganti
c. Serviceability (Kemampuan layanan):
Serviceability berkaitan dengan kemampuan layanan perbaikan dari produk
d. Aesthetic (Keindahan): Aesthetic berkaitan dengan keindahan dari produk yang
ditampilkan kepada konsumen
e. Perceived Quality (Kualitas yang dirasakan): Perceived Quality berkaitan dengan
kualitas yang diterima dan dirasakan oleh konsumen.
f. Conformance (Kesesuaian): Conformance berkaitan dengan kesesuaian mutu
produk terhadap standar yang ada
g. Reliability (Kehandalan): Reliability berkaitan kemungkinan produk untuk tidak
berfungsi pada periode waktu tertentu.
h. Features (fitur): Features berkaitan dengan item-item tambahan yang tersedia
mendampingi fitur dasar produk
2. Price (harga)
Berbagai definisi tentang harga:
a. Kotler dan Amstrong
harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas suatu produk atau jasa, atau jumlah
semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari
memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”.
b. Assauri
harga merupakan beban atau nilai bagi konsumen, yang didapatkan dengan
memperoleh dan menggunakan suatu produk, termasuk biaya keuangan dari
konsumsi, di samping biaya sosial yang bukan keuangan, seperti dalam bentuk
waktu, upaya, psikis, risiko dan prestise atau gengsi sosial”.
Harga berdasarkan sudut pandang pelanggan oleh Cannon, Perreault, McCarthy
disebutkan sebagai berikut:
a. Penetapan harga berdasarkan nilai (value- pricing). Harga didasarkan pada kualitas
yang ditawarkan akan memberikan nilai pelanggan yang unggul pada pasar target.
Perusahaan dapat menurunkan harga apabila pelanggan tidak sepenuhnya merasa
puas. Harga yang tinggi adalah untuk konsumen yang sudah mengenal merek.
b. Persaingan harga dengan kompetitor. Dalam persaingan harga tidak dipungkiri
terdapat persaingan dengan merek lain. Harga yang dinaikkan mungkin dapat
mengakibatkan kerugian besar dalam penjualan, kecuali kompetitor menggunakan
harga yang juga lebih tinggi. Untuk itu dapat dipilih tujuan penetapan harga status
quo dan harga di tingkat kompetitif
Ini mengacu pada kebijakan harga suatu organisasi yang diadopsi untuk menentukan
harga produk atau layanan (Chaffey 2003). Baker dkk. (2000) menemukan dua kebiasaan
yang telah digunakan oleh pabrikan saat memasarkan produknya secara online yaitu;
a. Menyiapkan harga rendah untuk produk oleh pemula.
b. Mengikuti harga yang ada di internet oleh perusahaan saat ini.
Dalam menentukan harga ada yang namanya istilah kewajaran harga. Kewajaran harga
dapat didefinisikan sebagai suatu penilaian untuk suatu proses sehingga menciptakan
hasil yang masuk akal dan dapat diterima. Aspek ini menunjukkan bahwa penilaian
kewajaran harga melibatkan perbandingan prosedur harga yang terkait dengan standar,
proses, nilai, referensi dan norma.
Kewajaran harga dapat diukur dengan beberapa atribut sebagai berikut :
a. Pelanggan merasa membayar harga yang wajar pada setiap transaksi pembelian.
b. Pelanggan merasa wajar jika suatu produk yang sama jenisnya dari merek yang
berbeda ditetapkan dengan harga yang berbeda.
c. Suatu harga dapat dikatakan wajar jika kebijakan harga yang ditentukan oleh
perusahan dapat diterima oleh konsumen. Harga yang ditetapkan merupakan
sebuah etika, dengan indikasi bahwa pelanggan selalu diberitahu terlebih dahulu
mengenai perubahan harga yang akan dilakukan oleh perusahaan sebelum harga
yang baru ditetapkan. (Sugiama, 2017)
Di samping itu ada beberapa strategi harga yang dapat diterapkan diantaranya:
a. Premium Pricing Premium pricing adalah penetapan harga tinggi untuk suatu
produk karena produk tersebut termasuk ke dalam specialty product atau produk
mewah atau produk tersebut memberikan manfaat dan nilai lebih dari produk
biasanya.
b. Penetration Pricing Penetapan harga suatu produk yang lebih rendah dari pesaing
dengan tujuan agar produk tersebut dapat merebut market share pesaing.
c. Economy Pricing Penetapan harga yang terjadi dengan menekan biaya produksi
dan pemasaran sehingga menciptakan persepsi harga yang lebih murah.
d. Skimming Price Penetapan suatu harga produk di atas harga pasar karena produk
tersebut memiliki ciri khas, keunikan atau keunggulan brand awareness.
e. Psychological Pricing Suatu harga yang ditetapkan oleh pelaku usaha yang
ditujukan untuk menarik perhatian konsumen secara psikologis, misalnya : harga
produk Rp. 9,999.- tampak lebih murah dan menarik perhatian jika dibandingkan
harga yang tertera Rp. 10,000.-.
f. Product Bundle Pricing Pelaku usaha menetapkan harga untuk suatu gabungan
produk, biasanya harga yang ditetapkan lebih murah jika dibandingkan dijual
terpisah. Strategi ini dilakukan untuk mengurangi stok yang berlebih di gudang
atau untuk menarik pembelian konsumen.
g. Promotional Pricing Penetapan harga yang dilakukan dengan tujuan untuk
promosi atau memicu penjualan jangka pendek. Strategi ini umum dilakukan
untuk suatu produk baru yang belum dikenal oleh konsumen.
h. Geographical Pricing Penetapan harga berdasarkan area atau lokasi pengiriman.
Harga yang yang terjadi dapat berbeda-beda bergantung kepada biaya angkut dan
transportasi serta kondisi demografis dan psikografis wilayah yang
bersangkutan.(Sugiama, 2017)
Sedangkan, menurut Indrajaya bahwa strategi pemasaran dalam harga harus
terjangkau oleh konsumen dan harga mencerminkan layak atau tidak konsumen
membayar nilai tertentu untuk kualitas yang ditawarkan oleh produk. Faktor harga adalah
hal yang sensitif bagi konsumen dan ingin mendapatkan barang terbaik dengan harga
terendah.
Manfaat penggunaan internet adalah membantu mengurangi biaya pencarian yang
harus ditanggung pembeli saat mencari informasi tentang produk dan layanan baru. Ini
juga membuat belanja lebih aktif sebagai situs lelang terkenal www.ebay.com yang
membuat pengguna menawar harga untuk produk.
Pemasaran online membuat transaksi lebih transparan sehingga hampir tidak
mungkin bagi pemasok untuk memanipulasi biaya. Pelanggan juga dapat melihat situs
untuk mengetahui penawaran terbaik untuk produk tertentu seperti traveloka.com,
airybnb dan lain-lain.
3. Place (Lokasi)
Elemen tempat dalam bauran pemasaran menjelaskan bagaimana produk didistribusikan
ke konsumen akhir. Allen dan Fjermestad (2001) mengatakan bahwa implikasi terbesar
yang diciptakan oleh internet dalam bauran pemasaran adalah untuk tempat itu.
Hal ini disebabkan oleh jangkauan internet yang luas di seluruh dunia. Internet telah
membuka saluran baru bagi organisasi untuk membuat produk mereka menjangkau
pelanggan mereka, terlepas dari cara penjualan tradisional yang membantu mengurangi
hambatan antara kedua belah pihak. Investasi besar yang harus dilakukan di toko dapat
dikurangi dengan bisnis berlangsung dengan cara yang jauh lebih realistis. Masuknya
internet ke dalam bauran pemasaran telah menghindari pengecer atau pihak ketiga antara
pembeli dan konsumen sehingga lebih menantang bagi pengecer online yang ada untuk
memastikan logistik tepat waktu.
4. Promotion (Promosi)
Elemen promosi bauran pemasaran menunjukkan bagaimana percakapan pemasaran
dilakukan di dalam pelanggan dan pemegang saham tentang perusahaan dan produk
mereka (Chaffey 2003).
Ini berhubungan dengan pertukaran informasi mengenai produk atau layanan ke pasar
sasaran. Burnett mendefinisikan promosi sebagai fungsi pemasaran yang bersangkutan
secara persuasif berkomunikasi dengan target audiens komponen program pemasaran
untuk memudahkan pertukaran.
Sarana utama bauran promosi adalah Promosi penjualan, Periklanan, Penjualan personel,
Hubungan Masyarakat, Pemasaran langsung Internet saat ini digunakan sebagai alat komunikasi
pemasaran yang efektif. Internet membuatnya tersedia sebelum perusahaan, namun cara lain
untuk berkomunikasi dengan pembeli tentang penawaran produk.
Namun, seiring dengan perkembangan internet, maka promosi dapat dilakukan secara
online. Ada strategi promosi produk di media online atau e-marketing dapat membangun
hubungan personal yang lebih erat dengan pelanggan dibandingkan dengan pemasaran
tradisional. Dalam membuat strategi pemasaran di sosial media, pengusaha harus kreatif dalam
membuat konten-konten yang menarik konsumen.
E- marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan
pelaksanaan konsep, distribusi,promosi ,dan penetapan harga untuk memuaskan tujuan
konsumen. Menurut Amstrong dan Kottler, e- marketing sistem kerja suatu perusahaan dalam hal
mengkomunikasikan produk, mempromosikan produk, dan menjual produk melalui jasa internet.
Indonesia.
. Menurut Strauss dan Frost (2012), promosi media online atau internet marketing,
memiliki tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Dapat memperluas jangkauan untuk calon konsumen dengan biaya yang relatif murah.
2. Konsumen dapat melacak komentar dan data respon pelanggan terhadap aktifitas
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
3. Dapat menciptakan pangsa pasar baru secara global
4. Membuat strategi promosi perusahaan terlihat lebih menarik
5. Memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian dibandingkan dengan transaksi
offline.
6. Memudahkan pendekatan secara personal kepada masing-masing pelanggan dan calon
pelanggan.
7. One to one marketing. Adalah suatu strategi penjualan yang cara kerjanya adalah
memberikan produk kepada konsumen dengan pengidentifikasian terhadap keinginan dan
kebutuhan masing-masing konsumen.
8. Twenty hour marketing. Adalah strategi penjualan yang tidak terbatas oleh waktu.
Dikarenakan dengan penjualan secara online, pelanggan dapat mengakses produk yang
dibutuhkan kapan pun waktunya. Karena internet sudah secara otomatis menyimpan
semua data deskripsi produk beserta teknik transaksinya. (Suharsono & Sari, 2019)
Selain yang disebutkan di atas elemen bauran pemasaran, ada unsur yang saat ini penting
untuk diperhatikan yakni faktor kemasan. Kemasan adalah bagian dari kegiatan promosi yang
dimaksudkan untuk mendukung program pemasaran, proses penjualan dan proses pengiriman.
(Samodro, 2018)
Beberapa pendapat berkenaan dengan kemasan, yaitu:
1. Menurut Kent dan Omar
Kemasan adalah suatu wadah atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Proses
mendesain, menciptakan serta membungkus produk dalam suatu kemasan dikenal dengan
istilah pengemasan (Sugiama, 2017)
Kemasan perlu adanya desain dimana bertujuan untuk:
1. memberikan kemudahan dan kepuasan konsumen,
2. melindungi kualitas produk agar tetap dalam kondisi prima,
3. menampilkan identitas merek dan produk,
4. membangun citra merek dan produk,
5. alat komunikasi dan kompetisi pasar secara visual.
Namun fungsi utama kemasan adalah
1. mempengaruhi dan membujuk konsumen,
2. mempengaruhi tingkah-laku konsumen,
3. menawarkan kepercayaan kepada konsumen,
4. ’memaksa’ konsumen untuk melihat kemasan,
5. mendorong konsumen untuk segera membeli,
6. meningkatkan nilai tambah (Samodro, 2018)
Menurut Kotler (2010), kemasan dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Kemasan dasar (primary package).
Kemasan yang digunakan sebagai kemasan utama, yaitu kemasan yang bersentuhan
langsung dengan produk inti. Contoh kemasan utama tersebut dapat berupa dus kecil,
plastik, botol, sachet, kaleng, toples.
2. Kemasan tambahan (secondary package)
Kemasan yang melindungi dan membungkus kemasan dasar (primary package).Biasanya
di kemasan ini dipakai sebagai media iklan dengan adanya corak karya seni yang
melambangkan produk yang dikemasnya. Contoh kemasan tambahan yaitu : plastik
ukuran sedang, dus ukuran sedang.
3. Kemasan pengiriman (shipping package) Kemasan pengiriman adalah kemasan yang
digunakan untuk keperluan pengiriman dan penyimpanan. Jenis kemasan ini melindungi
kemasan sekunder dan kemasan primer selama proses distribusi dari produsen ke
konsumen. Contoh : barrel, container, karton box besar
Kualitas Kemasan menurut Dhurup, Mafini dan Dumasi adalah aspek-aspek yang dinilai
oleh konsumen pada kemasan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan
pembelian, misalnya seperti bentuk, bahan, warna, ukuran, logo serta daya tarik kemasan.
Kualitas suatu kemasan dapat memicu suatu reaksi positif atau pun negatif dari konsumen yang
dapat berpengaruh dalam keputusan pembelian konsumen. Untuk mendukung tujuan
pengemasan dari masing-masing jenis kemasan seperti yang sudah diketahui sebelumnya, maka
kemasan yang berkualitas perlu memenuhi suatu kriteria.
Kriteria sebuah kemasan yang berkualitas diantaranya:
1. Praktis Kemasan yang berkualitas seharusnya memberikan kemudahan dalam
penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan / penumpukan.
2. Aman Kemasan yang berkualitas seharusnya relatif kedap udara atau memiliki
kemampuan untuk melindungi isi produk dari berbagai risiko eksternal misalnya
perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan
mekanis dan kontaminasi mikroorganisme.
3. Bersifat non toksik atau inert Kemasan yang berkualitas seharusnya dapat
mempertahankan warna, aroma dan cita rasa isi produk yang dikemas dan tidak bereaksi
atau menyebabkan reaksi kimia.
4. Kedap air Kemasan yang berkualitas seharusnya relatif mampu menahan air dalam
tekanan tertentu sehingga air tidak dapat masuk ke dalam isi produk.
5. Tidak mudah bocor Kemasan yang berkualitas seharusnya memiliki kerapatan bahan
yang baik sehingga tidak mudah bocor.
6. Relatif tahan panas Kemasan yang berkualitas seharusnya relatif tahan terhadap hawa
panas dalam kondisi normal.
7. Efisien Kemasan yang berkualitas seharusnya mudah dikerjakan secara massal dan
harganya relatif murah.
8. Menarik Kemasan yang berkualitas seharusnya mampu menciptakan daya tarik bagi
konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna
dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
9. Ekonomis Kemasan yang berkualitas seharusnya memenuhi persyaratan ekonomi,
artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat
tujuan pemesan.
10. Terstandardisasi Kemasan yang berkualitas seharusnya mempunyai ukuran, bentuk dan
bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah mudah dibuang, dan di
daur ulang.(Sugiama, 2017)
Dijabarkan ada beberapa strategi pengemasan yang dipaparkan oeh Madura untuk
menentukan suatu kesuksesan suatu produk dan sebagai pembeda dengan pesaing, sebagai
berikut:
1. Fokus pada kemudahan. Dengan kemasan yang mudah dan pemilihan bentuk sesuai
selera.
2. Sarana media iklan. Kemasan menginformasikan kepada konsumen isi kandungan.
Iklan pada kemasan menjadikan faktor kunci yang mendorong konsumen membeli
sebuah produk.
BAB III
KOMUNIKASI MARKETING
A. Komunikasi Pemasaran
Dalam memahami Komunikasi Pemasaran, perlu menguraikan dua frase di atas, yaitu:
Komunikasi dan Pemasaran
Komunikasi adalah proses di mana pemikira dan pemahamandisampaikan antarindividu,
atau antara organisasi dengan individu.
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaandan organisasi lainnya
mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka (perusahaan) dengan pelanggannya.
Komunikasi sangat berperan dalam bidang pemasaran dimana bertujuan:
1. menginformasikan produk yang ditawarkan kepada pelanggan.
2. Berperan membangun hubungan dan mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
Umpan balik tersebut dapat bersifat tidak langsung.
Komunikasi massa di bidang pemasaran terdapat empat tujuan komunikasi:
1. Menstimulasi interest
2. Menciptakan Awareness
3. Memposisikan produk di benak konsumen
4. Menciptakan repeat purchase behavior
Unsur-unsur komunikasi pemasaran
1. Pelaku Pemasaran
Terdiri dari pengirim pesan dan penerima pesan. Pengirim pesan bertindak sebagai
pemasar sedangkan penerima pesan sebagai calon pelanggan atau konsumen.
2. Material Komunikasi
a. Gagasan
b. Pesan
c. Media
d. Respon
e. Umpan balik
f. Gangguan(Surniandari, 2017)
3. Proses Komunikasi Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima)
memerlukan dua penerima:
a. Encoding
proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk
disampaikan kepada penerima.
b. Decoding
adalah proses penguraian atau mengartikan symbol sehingga pesan yang di terima
dapat di pahami.
Mengenali Konsumen
Menurut perusahaan pemasar terkenal di Amerika LL. Bean :
“A customer is the most important person ever in this office,Acustomer is not dependent on us,
we are de-pendent onhim, Acustomer is not an interuption of our work, he is the purpose of it.
We are not doing a favor by serving him, he isdoing us a favor by giving us opportunity to do
so."
Saat ini para pemasar sangat menaruh perhatian terhadap cara yang efektif dalam
mengkomunikasikan benefit kepada konsumen, meneliti sikap konsumen sekaligus cara
mengubah sikap dan mempengaruhi persepsi konsumen.Saat ini para pemasar tidak bisa lagi
mengabaikan fenomena-fenomena psikologis dan sosial yang ikut mengkondisikan perilaku
konsumen,
Beberapa langkah yang harus dilakukan agar perusahaan dapat bertahan ditengah
persaingan yang semakin ketat adalah:
1. Merumuskan kebutuhan konsumen
2. Mengidentifikasikan segmen konsumen pada kebutuhan tersebut
3. Memposisikan produk baru atau produk lama untuk memenuhi kebutuhan konsumen
tersebut
4. Mengembangkan strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan
benefit produk
5. Mengevaluasi efektifitas strategi
6. Memastikan tanggung jawab sosial perusahaan,jangan sampai strategi tersebut dianggap
menyesatkan atau menipu konsumen
Konsep pemasaran meletakkan konsumen sebagai pusat perhatian, perusahaan harus
dapat lebih efektif dibandingkan dengan para pesaingnya dalam menciptakan, menyerahkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dituju.
Konsep pemasaran berdiri diatas empat pilar yaitu:
1. Pasar sasaran
2. Kebutuhan pelanggan
3. Pemasaran terpadu
4. Kemampuan menghasilkan laba-laba
Konsep ini mempunyai perspektif dari luar ke dalam, yaitu dimulai dengan memusatkan
perhatian penuh terhadap pasar, menfokuskan pada kebutuhan pelanggan,mengkoordinasikan
semua aktifitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan (pemasaran terpadu), dan memperoleh
laba lewat hubungan jangka panjang dengan kepuasan pelanggan
B. Branding dan Relationship Marketing
Dalam upaya menarik pelanggan baru dan mengikat pelanggan lama, maka pemasar
harus memahami proses pengembangan pelanggan.Proses ini diawali dengan menentukan
suspect (semua orang yang mungkin membeli produk atau jasa mereka), kemudian menentukan
prospect (orang-orang yang mungkin mempunyai minat kuat dan kemampuan untuk membeli
produk), mengubah prospect menjadi pelanggan coba-coba (first time customer) dan endorong
agar pelanggan cobacoba yang puas dengan produk mereka menjadi pelanggan berulang repeat
customer).
Pelanggan berulang yang setia akan diarahkan menjadi client (pelanggan yang
diperlakukan secara khusus dan cermat oleh perusahaan), kemudian client diajak untuk menjadi
anggota (member) dengan sejumlah benefit yang bisa didapatkan anggota dengan harapan para
anggota kelak akan bersedia menjadi pembela (pelanggan yang secara antusias
merekomendasikan perusahaan dan produk-produknya pada orang lain, dan pada akhirnya
anggota akan dijadikan partner bagi perusahaan).
Kunci dalam memelihara pelanggan adalah relationship marketing. Untuk menjaga
supaya konsumen tetap puas, banyak cara yang bisa dilakukan perusahaan. Yang pasti sukses
menjaga kesetiaan pelanggan akhirnya akan mendongkrak pendapatan.Pelanggan yang loyal
cenderung membeli lebih banyak. Mereka lebih mudah melakukan cross-selling dan add-on
selling. Pelanggan loyal juga cenderung tidak sensitive harga.Karena itu, perusahaan akan
menghasilkan margin yang lebih baik. Dengan memiliki banyak pelanggan setia, iklan dan
program promosi akan menjadi lebih efisien.
Ada lima tingkatan investasi pengembangan relationship:
1. Basic Marketing,
Wiraniaga sekedar menjual produk.
2. Reactive Marketing.
Wiraniaga menjual produk dan mendorong konsumen untuk menghubungi mereka dalam
hal ada per-tanyaan, komentar atau keluhan.
3. Accountable Marketing,
Wiraniaga mengontak konsumen setelah transaksi dan mengecek apakah produk sudah
sesuai harapan. Dia juga menanyakan apakah ada saran-saran perbaikan dan mungkin
kekecewaan konsumen. Informasi ini membantu pemasar agar dapat terus memperbaiki
kinerjanya.
4. Proactive Marketing
Wiraniaga senantiasa menghubungi pelanggan dengan saran-saran cara penggunaan baru
atau informasi produk baru.
5. Partnership Marketing
Perusahaan terus bekerja sama dengan pelanggan guna menemukan cara-cara
untukmeningkatkan kinerja produk.
Membangun kepercayaan pada pelanggan setidaknya memiliki tiga manfaat penting,
yaitu:
1. Pelanggan yang percaya pada satu merek, cenderung mau mencoba produk yang
merupakan perluasan merek tersebut. Ini akan sangat bermanfaat ketika perusahaan
meluncurkan produk atau merek baru.
2. Perusahaan akan lebih bebas melakukan sesuatu yang lebih beresiko, karena mereka telah
cukup akrab dengan pelanggannya. Inovasi akan lebih bebas ter-ekspresikan.
3. Perusahaan akan memiliki pelanggan loyal dan pemasar sukarela yang selalu
memberikan saran-saran perbaikan serta memberikan rekomendasi kepada calon
pelanggan lainnya
Merek yang sukses adalah merek yang mampu mengikat konsumen secara emosional,
mampu mengisi kehidupan mereka dan mendorong lahirnya hubungan yang lebih dalam dan
abadi.
C. Merancang Komunikasi Pemasaran
Walaupun telah mengeluarkan dana kampanye iklan senilai US$ 2juta, dan iklannya telah
mendapat penghargaan Campbell Soup, produsen makanan terbesar dunia dari Amerika, terpaksa
keluar dari pasar makanan kalengan Brazil., hal ini terjadi karena ternyata mereka luput melihat
kebiasaan wanita Brazil yang umumnya menganggap kurang pantas kalau tak membuat supnya
sendiri. Campbell juga luput mempertimbangkan nilai nilai budaya ketika mencoba
memperkenalkan nilai lini sup kalengannya di Inggris. Campbell tak menyadari bahwa
konsumen Inggris lebih suka sup siap makan dan tidak aware dengan konsep sup kental
kalengan. Kaleng Campbell di toko-toko tidak dilirik oleh konsumen karena juga dianggap
terlalu kecil. Selain itu, pilihan rasanya tidak disesuaikan dengan lidah masyarakat Inggris.
Perusahaan baru sadar dan tergerak menyesuaikan diri setelah selama beberapa tahun angka
penjualannya tetap saja tak bergeming.
Di negara-negara berbahasa Spanyol, General Motor terpaksa harus mengganti merek
Nova untuk model mobil globalnya lantaran merek itu diartikan menjadi “tidak jalan" (no va)
dalam bahasa itu.Pada umumnya, kaum wanita Venezuela mencuci pakaian dengan
menggunakan sabun batangan yang diremas-remasmenjadi pasta. Ketika riset pasar Collgate
mengetahuinya, pemasar memutuskan untuk membuat sabun cuci dalam bentuk pasta yang
ditempatkan dalam kemasan plastik, dan memasarkannya. Hasilnya, sabun pasta Axion, kini jadi
merek pemimpin dalam kategori sabun cuci di Amerika Latin.
D. Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen
Stimuli adalah bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi
individu. Stimuli terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Stimuli pemasaran : semua bentuk komunikasi atau stimuli fisik yang dimaksudkan untuk
mempengaruhi konsumen.
a. Stimuli primer (intrinsik), berupa produk dan unsur-unsurnya yaitu kemasan, isi,
unsurnya, ciri-ciri fisik produk.
b. Stimuli sekunder (ekstrinsik) berupa komunikasi yang dirancang untuk mem-pengaruhi
perilaku konsumen baik dalam bentuk kata-kata, gambar, dan pencitraan atau dalam
bentuk stimuli lain yang berkaitan dengan produk, misalnya harga, display toko, dan efek
wiraniaga.
2. Stimuli lingkungan (sosial dan budaya)
Adalah stimuli fisik yang didesain untuk memengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua
factor kunci yang menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli dipersepsi:
a. Karakteristik stimulus yang memengaruhi persepsi yang dibagi dua kelompok:
elemen indriawi dan elemen structural.
b. Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau
stimuli yang lainnya yang ditentukan oleh tingkat ambang batas.
BAB IV
BRANDING
Istilah branding tidak asing dalam dunia marketing. Branding merupakan suatu kegiatan
komunikasi yang dilakukan oleh organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan dan
membesarkan sebuah brand atau merek.
Metode branding, ada dua dalam metode branding, pertama metode publisitas atau
mengirimkan simbol-simbol branding melalui konsep obyektivitas, kedua, mengunakan metode
periklanan yang mana menepatkan pemilik branding secara aktif untuk mengempanyekan simbol
branding yang telah terencana untuk masyarakat luas..(Hakiki, 2018)
Brand atau merek memiliki pengertian bahwa merek adalah nama atau logo yang tidak
ada makna. Disamping itu menurut pakar yaitu:
1. Aaker dan Joachimsthaler.
Merek sebagai aset yang memiliki keuntungan kompetitif dan profit jangka panjang
sehingga tidak perlu diperhatikan oleh manajemen level atas.
2. Kotler
Merek diartikan suatu symbol yang memiliki arti yang lebih kompleks dan sekedar nama.
3. Nicolino, Patricia
Merek ialah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu, yang berarti
mudah dikenali, dapat dengan mudah memisahkan satu barang yang serupa dengan
lainnya melalui kata, warna atau symbol yang dapat dilihat, sedangkan entitas memiliki
pengertian sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda.
4. Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler
Merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi dari semuanya
untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual untuk
mendiferensiasikan dari barang atau jasa pesaing.(Hamidah, 2017)
5. Sumiati
Merek adalah sebuah reputasi yang dicitakan berdasarkan hasil usaha yang keras optimal.
(Famdale, Bangsa, Hosana, & Siwalankerto, 2018)
Brand menurut Simamora memiliki manfaat diantaranya, yakni:
1. Bagi konsumen, brand dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu dan
membantu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin
bermanfaat bagi mereka.
2. Bagi produsen, brand dapat memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri
masalah-masalah yang timbul, memberikan perlindungan hukum atas ciri khas produk
dan memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.
3. Bagi publik, brand memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten,
meningkatkan efisiensi pembeli karena menyediakan informasi tentang produk dan
dimana membelinya serta meningkatnya inovasi baru karena produsen terdorong untuk
menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing. (Lubis & Hidayat,
2017)Terdapat berbagai istilah berhubungan dengan brand, yakni:
1. Brand Eksistensi
Definisi brand eksistensi:
a. Keller
Situasi dimana perusahaan menggunakan merek yang sudah mapan sebelumnya
untuk memperkenalkan produk baru
b. Aaker
Penggunaan sebuah merek yang telah mapan pada satu kelas produk untuk memasuki
kelas produk lain.
c. Boyd, Walker, Larreche
Perluasan merek melibatkan penggunaan nama merek yang telah mantap pada suatu
kelas produk sebagai alat untuk masuk ke kelas produk yang lainnya.(Dianita &
Arifin, 2018)
Barata menyebutkan terdapat dimensi perluasan merek:
a. Pengetahuan merek induk
b. Persepsi kualitas
c. Inovatif
d. Konsistensi konsep merek
2. Brand Image
Pengertian brand image menurut pakar:
a. Kotler dan Keller
Seperangkat kenyakinan, ide, kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu
merek.
b. Grewal
Brand image yang lebih baik akan menampilkan kualitas produk yang lebih baik
dimata konsumen(Negara & Arifin, 2018)
c. Tjiptono
Brand image merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen tentang
merek tertentu(Lubis & Hidayat, 2017)
Beberapa pendapat tentang brand image:
a. Seperangkat kenyakinan, ide dan kesan yang dimiliki seorang terhadap brand.
b. Asosiasi brand saling berhubungan dan menimbulkan rangkaian dalam ingatan
konsumen
c. Asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai produk, jasa dan perusahaan
dari brand yang dimaksud.(Dianita & Arifin, 2018)
Terdapat tiga faktor membangun brand image:
a. Citra Perusahaan (Corporate Image)
Citra perusahaan adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.
b. Citra Pemakai ( User Image )
Citra pemakai adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.
c. Citra Produk ( Product Image )
Citra produk adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
suatu produk.
3. Brand Awareness
Menggambarkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat
kembali brand sebagai bagian dari kategori produk tertentu.
Menurut Aaker brand awareness atau kesadaran merek adalah kemampuan dari
pelanggan potensial untuk mengenali dan mengingat suatu merek dalam kategori tertentu.
brand awareness atau kesadaran merek adalah kemampuan dari pelanggan potensial
untuk mengenali dan mengingat suatu merek dalam kategori tertentu.(Sugiama, 2017)
Tingkatan kesadaran merek dari terendah sampai tertinggi:
a. Tidak menyadari merek
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana
konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
b. Pengenalan merek
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat pembeli memilih
suatu merek pada saat melakukan pembelian.
c. Pengingatan kembali terhadap merek
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk
menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan
pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden
tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut
d. Puncak pikiran
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia
dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan
pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan
merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.(Ariyan, 2013)
4. Brand Loyalty
Pengertian menurut para pakar sebagai berikut:
a. Aaker
Sebuah ukuran ketertarikan pelanggan terhadap suatu merek.
b. Rangkuti
Keadaan dimana konsumen beranggapan bahwa brand tertentu secara fisik berbeda
dari brand pesaing, citra brand tersebut melekat secara terus-menerus sehingga dapat
membentuk kesetiaan terhadap brand tertentu.
c. Wahyudi
Keadaan dimana pelanggan tetap setia terhadap satu jenis merek produk tertentu.
Empat tingkatan brand loyalty, yaitu:
a. Switcher/price sensitive
Pelanggan tidak loyal kepada merek. Setiap merek dipersepsikan memberikan
kepuasan yang hampir sama. Nama merek berperan
kecil dalam keputusan pembelian. Dan pelanggan sensitif dengan penawaran yang
lebih murah.
b. Satisfied/habitual buyer
Pelanggan merasa puas terhadap produk atau setidaknya tidak merasa tidak puas
terhadap produk perusahaan.
c. Satisfied buyer with switching cost
Pelanggan merasa puas terhadap produk dan harusharus mengeluarkan biaya tertentu
jika ingin berpindah merek. Jadi, pada tingkatan ini pelanggan sensitif dengan benefit
yang dapat melampaui biaya untuk berpindah ke merek lain.
d. Likes the brand
Pelanggan sungguh menyukai merek dan memiliki pertalian emosional dengan
merek.
e. Committed buyer
Pelanggan memiliki rasa bangga menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan
dan merekomendasikan merek yang sama kepada orang lain.(Pramelani, 2015)
BAB IV
KOMUNIKASI BRANDING
A. KOMUNIKASI
Komunikasi biasanya dalam kehidupan sehari-hari menggunakan 2 orang atau lebih.
Komunikasi dapat lihat orang sedang bercakap-cakap antara family, saudara atau teman. Atau
juga terlihat saling berinteraksi satu sama lain dimana saling ada umpan balik.
Definisi komunikasi:
1. Menurut Harold D Laswel, komunikasi adalah ‘siapa mengatakan apa kepada siapa
menggunakan saluran apa dan dengan dampak apa’
2. Aristoteles menekan pada unsur pembicara, pesan dan khalayak dan menggunakan media
serta memberikan dampak atau efek.
Dalam mengkomunikasikan brand diperlukan cara trik dalam pemberian nama brand
agar sukses yaitu:
1. Unik
2. Mudah atau gampang diingat
3. Sederhana
B. MEDIA ONLINE
Media online adalah media yang sifat jangkauannya luas dan biayanya tidak mahal.
Media online adalah media yang paling banyak diminati. Beberapa media online yang
digemari oleh masyarakat adalah media sosial. Berbagai macam media sosial yang digunakan
yakni twitter, facebook, maupun instagram.
Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.(Saure, Ludia., Rembang, Max., Londa,
2018)Media sosial juga dapat diartikan media online yang mendukung interaksi sosial. Media
Sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog
interaktif. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan Social Media sebagai
"sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content"(Hidayatullah, 2013)
Berikut enam jenis media sosial:
1. Collaborative Projects
Suatu media sosial yang dapat membuat konten dan dalam pembuatannya dapat
diakses khalayak secara global. Kategori yang termasuk dalam Collaborative Projects
dalam media sosial, yaitu WIKI atau Wikipedia yang sekarang sangat populer di
berbagai negara. Collaborative Projects ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung
citra perusahaan, terlepas dari pro-kontra soal kebenaran isi materi dalam situs
tersebut.
2. Blogs and Microblogs, yaitu aplikasi yang dapat membantu penggunanya untuk
menulis secara runut dan rinci mengenai berita, opini, pengalaman, ataupun kegiatan
sehari-hari, baik dalam bentuk teks, gambar, video, ataupun gabungan dari ketiganya.
Kedua aplikasi ini mempunyai peran yang sangat penting baik dalam penyampaian
informasi maupun pemasaran produk. Melalui kedua aplikasi tersebut, pihak
pengguna dengan leluasa dapat mengiring opini masyarakat atau pengguna internet
untuk lebih dekat dengan mereka tanpa harus bersusah-susah menyampaikan
informasi secara tatap muka.
3. Content Communities
Aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi dengan seseorang baik secara langsung
maupun tidak langsung, di mana dalam aplikasi ini user atau penggunanya dapat
berbagi video, ataupun foto.
4. Social Networking Sites atau Situs Jejaring Sosial
Situs yang dapat membantu seseorang atau pengguna internet membuat sebuah profil
dan menghubungkannyadengan pengguna lain.
5. Virtual Game Worlds
Permainan multiplayer di mana ratusan pemain secara simultan dapat di dukung.
Media sosial ini sangat mendukung dalam hal menarik perhatian konsumen untuk
tahu lebih banyak dengan desain grafis yang mencolok dan permainan warna yang
menarik, sehingga terasa lebih informatif dan interaktif.
6. Virtual Social Worlds
Aplikasi yang mensimulasi kehidupan nyata dalam internet. Aplikasi ini
menungkinkan pengguna berinteraksi dalam platform tiga dimensi menggunakan
avatar yang mirip dengan kehidupan nyata.
Fungsi media sosial diantaranya:
1. Identity menggambarkan pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah media
sosial menyangkut nama, usia, jenis kelamin, profesi, lokasi serta foto.
2. Conversations menggambarkan pengaturan para pengguna berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dalam media sosial.
3. Sharing menggambarkan pertukaran, pembagian, sertapenerimaan konten berupa teks,
gambar, atau video yang dilakukan oleh para pengguna.
4. Presence menggambarkan apakah para pengguna dapat mengakses pengguna lainnya.
5. Relationship menggambarkan para pengguna terhubung atau terkait dengan pengguna
lainnya.
6. Reputation menggambarkan para pengguna dapat mengidentifikasi orang lain serta
dirinya sendiri.
7. Groups menggambarkan para pengguna dapat membentuk komunitas dan sub-
komunitas yang memiliki latar belakang, minat, atau demografi.(Rahadi, 2017)
Berdasarkan penelitian dari perusahaan We bahwa di Indonesia terdapat 150 juta
pengguna media sosial. Berikut peringkat media sosial:
1 • Facebook
2 • Instagram
3 • Twitter
4 • Snapchat
5 • Linkedln
Melihat di atas dapat dikatakan bahwa facebook masuk dalam peringkat yang pertama.
Kemudian disusul oleh instagram dan berikutnys diikuti oleh twitter, snapchat dan linkedln.
C. KOMUNIKASIKAN BRAND DI MEDIA SOSIAL
1. Siapa sasaran audience atau pembacanya
2. Gunakan bahasa yang disukai sasaran audience
3. Gunakan bahasa menarik
4. Tonjolkan keunggulan dari brand
5. Hindarkan bahasa yang negatif
6. Mengajak netizen untuk berpatisipasi dalam brand
7. Jika ada pertanyaan dari netizen segeralah untuk merespon
8. Selalu update status terlihat brand yang ditonjolkan
DAFTAR PUSTAKA
Ariyan, H. (2013). Pengaruh Brand Awareness Dan Kepercayaan Konsumen Atas Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Minuman Aqua Di Kota Padang. Management,
2(01), 1–11. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Azeharie, S. (2015). Pola Komunikasi Antara Pedagang dan Pembeli di Desa Pare, Kampung
Inggris Kediri. Jurnal Komunikasi, 7(2), 207–223. Retrieved from
https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/19/40
Dianita, D. I., & Arifin, Z. (2018). Pengaruh Brand Ekstensi dan Brand Image Terhadap Minat
Beli Pengaruh Brand Ekstensi Iphone Di Kota Malang (Survei pada pengunjung Outlet
OPPO Smartphone di Mall Plaza Malang ). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 64(1), 119–
125. Retrieved from
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/2733/3127
Famdale, C. D., Bangsa, P. G., Hosana, M., & Siwalankerto, J. (2018). PERANCANGAN
REVITALISASI BRAND UMKM KULIT KREASINDO. Jurnal DKV Adiwarna, 1(12), 1–
10. Retrieved from http://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/7460/6768
Gufron. (2016). Pelanggaran Etika Komunikasi Dan Negosiasi Dalam Novel (Analisis Isi Pada
Novel “Negeri Para Bedebah”). Universitas Islam Negeri Sunan Kaliijaga. Retrieved from
http://digilib.uin-suka.ac.id/22171/2/09730007_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf
Hakiki, S. N. (2018). Kepemimpinan Kiai Sebagai Personal Branding Pesantren Dalam
Perspektif Public Relation (Humas). FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan Dan Manajemen
Islam, 8 Nomor 2, 891–903. Retrieved from
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/fikrotuna/article/view/3287/2436
Hamidah, S. F. (2017). PENGARUH STORE ATMOSPHEREDAN BRAND IMAGE TERHADAP
NIAT BELI DUNKIN DONUTS JLN. MERDEKA KOTA BANDUNG. Universitas
Widyatama. Retrieved from
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/8760/Bab
2.pdf?sequence=10&isAllowed=y
Hidayatullah, N. (2013). PROMOSI PENJUALAN MELALUI JEJARING SOSIAL (Studi
Deskriptif Kualitatif Promosi Penjualan melalui Jejaring Sosial Twitter pada “Coffee House
Ulee Kareng.” Retrieved from
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/view/12862/5583
Lubis, D. I. D., & Hidayat, R. (2017). Pengaruh Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan. Ilman, 5(1), 15–24.
Retrieved from http://journals.synthesispublication.org/index.php/Ilman/article/view/22/20
Negara, A. A. N. D. E., & Arifin, Z. (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Image
Terhadap Minat Beli (Survei pada Pembeli di Gerai Starbucks di Kota Surabaya). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 61(2), 202–209. Retrieved from
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/2590/2984
Panuju, R. (2018). Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi: Komunikasi Sebagai Kegiatan
Komunikasi Sebagai Ilmu (Pertama). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pramelani. (2015). Pengaruh Penetapan Harga, Efektifitas Iklan Dan Strategi Kemasan Terhadap
Brand Loyalty Produk Danone AQUA, XIII(2), 136–144. Retrieved from
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/view/916/692
Rahadi, D. R. (2017). Perilaku pengguna dan informasi. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,
5(1), 58–70. Retrieved from http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jmdk/article/view/1342/933
Rohmah, N. (2018). Strategi Komunikasi Pemasaran Mini Cafe Melalui Kampanye Go Green
(Eat, Plant, Contribute). Universitas Muhammadyah Malang. Retrieved from
http://eprints.umm.ac.id/41169/
Samodro. (2018). Upaya Meningkatkan Daya Tarik Produk Makanan Dan Minuman Oleh-Oleh
Di Tempat Destinasi Wisata Melalui Kajian Tanda Pada Desain Kemasan. Widyakala, 5(1),
66–76. Retrieved from
http://www.ojs.upj.ac.id/index.php/journal_widya/article/view/102/50
Saure, Ludia., Rembang, Max., Londa, J. (2018). ANALISIS MEDIA SOSIAL WHATS APP
TENTANG BERITA BERITA HOAX OLEH MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO. Jurnal Acta Diurna, 7(3), 1–17.
Sugiama, A. G. (2017). Pengaruh Kemasan, Kewajaran Harga Dan Brand Awareness Terhadap
Brand Loyalty. Jurnal Manajemen Maranatha, 17(November), 1–14. Retrieved from
https://journal.maranatha.edu/index.php/jmm/article/view/414
Suharsono, R. S., & Sari, R. P. (2019). Pengaruh Promosi Media Online terhadap Keputusan
Pembelian Produk Hijab. Jurnal Aplikasi Manajemen Dan Inovasi Bisnis, 1(2), 41–54.
Retrieved from http://jurnal.stiekma.ac.id/index.php/JAMIN/article/view/28/12
Surniandari, A. (2017). Viral Marketing Sebagai Alternatif Strategi Pemasaran Produk Sariz.
Widya Cipta, I(1), 35–43. Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta/article/view/1480/1520