MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran,...

26
Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT) Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2008 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188 Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT) Jakarta - LAN - 2008 xxx hlm : 15 x 21 cm ISBN : MODUL DIKLATPIM TINGKAT III Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia Jakarta, 2008

Transcript of MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran,...

Page 1: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara

Edisi Tahun 2008

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110

Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188

Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Jakarta - LAN - 2008xxx hlm : 15 x 21 cmISBN :

MODUL DIKLATPIM TINGKAT III

Lembaga Administrasi Negara - Republik IndonesiaJakarta, 2008

Page 2: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaianmenegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional,diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan melaksanakantugas secara profesional. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS ini,mutlak diperlukan peningkatan kompetensi, khususnya kompetensikepemimpinan bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural EselonIII baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabatstruktural yang berada pada posisi tengah, pejabat struktural eselon IIImemainkan peran yang sangat strategis karena bertanggung jawab dalammenuangkan garis-garis kebijakan pimpinan instansinya ke dalamprogram-program aktual, sehingga berbagai sumber daya yang dimilikibaik oleh pemerintah, masyarakat maupun swasta dapat bersinergi dalammendorong dan mempercepat perwujudan tujuan-tujuan pembangunannasional.

Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut, LembagaAdministrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasidalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III. Dengankebijakan ini, jumlah penyelenggaraan Diklat dapat lebih ditingkatkansehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon III yang profesionaldapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan dan alumni tersebut menghasilkankualitas yang sama, walaupun diselenggarakan dan diproses oleh LembagaDiklat yang berbeda, maka LAN menerapkan kebijakan standarisasi

iii iv

program Diklat Kepemimpinan Tingkat III. Proses standarisasi meliputikeseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek kurikulumyang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metodedan skenario pembelajaran sampai pada pengadministrasianpenyelenggaraannya. Dengan proses standarisasi ini, maka kualitaspenyelenggaraan dan alumni dapat lebih terjamin.

Salah satu unsur penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III yangmengalami proses standarisasi adalah modul atau bahan ajar untuk parapeserta (participants book). Disadari sejak modul-modul tersebutditerbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan nasionalpemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di samping itu, konsepdan teori yang mendasari substansi modul juga mengalami perkembangan.Kedua hal inilah yang menuntut diperlukannya penyempurnaan secaramenyeluruh terhadap modul-modul Diklat Kepemimpinan Tingkat III ini.

Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yangtelah mengalami penyempurnaan ini, dan mengaharapkan agar pesertaDiklat Kepemimpinan Tingkat III dapat memanfaatkannya secaraoptimal, bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesamapeserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaranselama Diklat berlangsung.

Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kamihaturkan terima kasih. Semoga modul hasil perbaikan ini dapatdipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 14 Maret 2008

KEPALALEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

SUNARNO

Page 3: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

v vi

DAFTAR ISI

Lembar Judul. ....................................................................Lembar Pengesahan ISBN. ..................................................Kata Pengantar. ....................................................................Daftar Isi. ...............................................................................BAB I Pendahuluan. .....................................................

A. Latar Belakang................................................B. Deskripsi Singkat.............................................C. Hasil Belajar....................................................D. Indikator Hasil Belajar......................................E. Materi Pokok ..................................................F. Manfaat. .........................................................

BAB II Mengenali Diri Sendiri. ...................................A. Gaya Belajar. ..................................................B. Gaya Kepemimpinan ......................................C. Semangat Untuk Maju. ....................................D. Pribadi Yang Matang. .....................................E. Latihan.....................................................F. Rangkuman................................................

BAB III Mengenali Orang Lain. .....................................A. Uraian.........................................................B. Latihan.....................................................C. Rangkuman..................................................

BAB IV Mengenali Lingkungan Fisik dan Sosial. ..........A. Uraian. ...........................................................B.Latihan.........................................................C. Rangkuman.................................................

iiiiv1112223

4567899

11111313

14141717

BAB V Nilai-Nilai Kejuangan dan Kepemimpinan dalamLintas Budaya. ......................................................A. Nilai-nilai Kejuangan dalam Lintas Budaya. .........B. Nilai-nilai Kepemimpinan dalam Lintas Budaya.....C. Latihan........................................................D. Rangkuman.....................................

BAB VI Keterbukaan, Partisipasi dan Demokrasi............A. Keterbukaan. ....................................................B. Partisipasi. .........................................................C. Demokrasi. ........................................................D. Latihan. .............................................................E. Rangkuman. ......................................................

BAB VII Membangun Learning Orgnizartion. ...................A. Organisasi Pembelajar. ...................................B. Belajar dan Mendengarkan secara Mendalam. .....C. Latihan...........................................................D. Rangkuman. .....................................................

BAB VIII Penutup. .............................................................A. Simpulan. ........................................................B. Tindak Lanjut. .................................................

Daftar Pustaka. ........................................................................Tim Penulis. .............................................................................

1820222525

272930313334

3536414141

4242424344

Page 4: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Page 5: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKepemimpinan di alam terbuka yang selanjutnya disebutKIAT, merupakan kajian tentang pembinaan perilakukepemimpinan dan manajerial yang meliputi komponen-komponen mengenali diri sendiri, orang lain, kelompok danlingkungan melalui pengalaman di alam terbuka. Kajiandemikian dianggap relevan, bukan saja karena alam semestadengan berbagai peristiwa alam itu merupakan sumber ilmupengetahuan dan teknologi, tetapi juga karena kepemimpinandan menajemen yang efektif senantiasa berlandaskan prinsip-prinsip alamiah yang bersifat universal.

Kepemimpinan (leadership) pada hakekatnya adalah sikap,pikiran dan semangat kejiwaan (state of mind and state ofspirit), yang terpanggil untuk memimpin dengan segala macamucapan, perbuatan dan perilaku hidup, untuk mendorong danmengantarkan yang dipimpinnya ke arah tujuan bersama.Dengan demikian, dimensi kepemimpinan mencakup aspekyang luas, sejak penampilan pribadi (individual), hubunganantar pribadi dan bidang hubungan-hubungan dalam organisasi.

B. Deskripsi SingkatMata Diklat ini membahas tentang aktualisasi kemampuankepemimpinan dalam manajerial meliputi : mengenali dirisendiri, orang lain, kelompok dan lingkungan melalui refleksipengalaman di alam terbuka.

C. Hasil BelajarSetelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampumenjelaskan pengaktualisasian perilaku kepemimpinan danmempunyai penghayatan dalam meningkatkan kualitaskepemimpinannya.

D. Indikator Hasil Belajar1. Mengidentifikasi kekurangan diri sendiri untuk perbaikan diri;

2. Memberdayakan potensi orang lain;

3. Menerapkan perilaku kepemimpinan dalam melaksana-kan kerja kelompok maupun mandiri;

4. Menerapkan perilaku kepemimpinan yang demokratis danmempunyai nilai-nilai kejuangan;

5. Mengembangkan organisasi yang senantiasa belajar(learning organization).

E. Materi Pokok1. Mengenali diri sendiri;

2. Mengenali orang lain;

3. Nilai-nilai kejuangan dan kepemimpinan dalam lintasbudaya;

4. Keterbukaan, partisipasi, dan demokrasi;

5. Membangun Learning Organization.

2

1

Page 6: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

F. Manfaat1. Dapat mengenali diri sendiri maupun orang lain dan

lingkungan, membawakan seseorang untuk tetap dapatmenjaga dan mengendalikan perilaku dirinya dalamberinteraksi;

2. banyak menimba ilmu dari keberadaan alam, karenabanyak unsur kepemimpinan yang didapat;

3. Melangkah untuk lebih terbuka, partisipatif, dan perankepemimpinan dalam mengambil keputusan;

4. Pengalaman diperoleh dengan melakukan kegiatan(assignment) di alam terbuka maupun dalam ruangan,yang berorientasi kepada proses.

BAB IIMENGENALI DIRI SENDIRI

Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu mengenali diri sendiri melalui gaya belajar,

gaya kepemimpinan, semangat untuk maju, dan menjadipribadi yang berkembang

Mengenali diri sendiri, mencakup pemahaman tentang potensi yangdimiliki dan mengetahui cara-cara pemanfaatannya serta cara-cara pengembangannya yang sesuai. Pengetahuan, pemahamandan keterampilan demikian, sangat relevan untuk mewujudkankeberhasilan, baik secara individu maupun dalam hubungannyadengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Terdapat empat potensi manusiawi yang perlu dipelihara dandimanfaatkan sebagaimana mestinya, yaitu: potensi fisik badaniah,potensi mental intelektual, potensi mental spiritual, dan potensi sosialemosional. Untuk memanfaatkan, memelihara dan meningkatkankinerjanya, perlu mengenalinya secara lebih mendalam potensi diri.

Meningkatkan dan mengembangkan potensi diri, satu-satunya jalanyang tercepat adalah melalui proses pembelajaran (learning).Untuk pembelajaran yang efektif, maka pemahaman tentang gayabelajar seseorang menjadi penting untuk kemudian gaya belajaryang paling sesuai untuk dilaksanakan sehingga benar-benarmencapai efektivitas yang maksimal.

Melalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju dapat

3

4

Page 7: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

ditingkatkan terus. Setelah mengikuti pembelajaran ini, pesertamampu mengidentifikasi kekurangan diri sendiri untuk perbaikandiri.

Adapun kajian tentang cara-cara mengenali diri difokuskan padaempat sub pokok bahasan yaitu:

1. Gaya Belajar;

2. Gaya Kepemimpinan;

3. Semangat untuk Maju;

4. Pribadi yang berkembang.

A. Gaya BelajarPembelajar difahami sebagai proses terjadinya perubahanperilaku. Karena pentingnya, maka pembelajar ini dianggapsuatu proses fundamental yang mendasari perubahanperilaku.

Pembelajar didefinisikan sebagai proses di mana terjadiperubahan perilaku yang relatif abadi dalam perilaku sebagaisuatu hasil dari praktek. (Gibson Cs., 1985). Yang dimaksuddengan relatif abadi adalah bahwa perubahan tersebut sedikitlebih permanen. Sebagai hasil praktek dimaksudkan men-cakup pelatihan formal maupun pengalaman yang takterkendali.

Terdapat tiga tipe pembelajaran yang saling terkait, yaitu:

1. Tipe pembelajaran atas dasar konsep perangsang;

2. Tipe pembelajaran atas dasar konsep stimulus; dan

3. Tipe pembelajaran atas dasar konsep penguat(reinforcer).

Dalam mengantisipasi tipe-tipe pembelajaran tersebut, setiapindividu menghadapinya dengan memanfaatkan gayabelajarnya masing-masing.

Secara garis besar, gaya belajar tersebut dapat dibagikedalam empat kategori, yaitu :

1. Belajar dari pengalaman nyata, (concrete experience);

2. Belajar dari observasi reflektif (reflective observation):

3. Belajar melalui percobaan (active experimentation);

4. Belajar dengan konsepsualisasi abstrak (abstractconceptualization).

Setiap indvidu memiliki gaya belajar kombinasi dari ke-empatnya. Walaupun demikian, dapat diidentifikasi mana-mana yang paling dominan.

Dengan diketahuinya gaya belajar yang paling dominan.artinya paling sesuai dan tercepat memperoleh pemahaman, kemudian disusun strategi belajar bagi individu yangbersangkutan. Dengan strategi tersebut maka pembelajarandapat lebih efektif dan efisien.

B. Gaya KepemimpinanMengenal gaya kepemimpinan seseorang diperlukan untukpenyesuaian dengan tipe kepemimpinan yang diperlukan dimasa depan. Di era globalisasi kini dan masa depan, dituntutkepemimpinan modern yang lebih demokratis, lebih terbuka,lebih rasional, lebih luwes dan lebih terdesentralisasi yangmemungkinkan terwujudnya manajemen modern yang efektifdan efisien.

5 6

Page 8: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Gaya kepemimpinan seseorang berbeda dengan lainnyaselaras dengan paradigmanya masing-masing. Seseorangmungkin lebih demokratis sedangkan lainnya lebih autokratisatau mungkin gaya misionaris.

Apapun gaya kepemimpinan seseorang kini, di masa depandituntut gaya kepemimpinan yang berprinsip (Stephen Covey,1969) yang melayani (Senge,1990).

Stephen Covey, 1969, mengemukakan delapan ciripemimpin yang berprinsip.

Kedelapan ciri pemimpin tersebut, mencakup :

1. Terus menerus belajar dari pengalamannya;

2. Berorientasi pada pelayanan;

3. Memancarkan energi positif;

4. Mempercayai orang lain;

5. Hidup seimbang;

6. Melihat hidup sebagai petualangan;

7. Sinergistik, dan

8. Berlatih terus untuk memperbaharui diri.

Senge (1990) mengemukakan tiga peran pemimpin organisasipembelajar dimasa depan, yaitu : (1). Sebagai perencana/perancang; (2). Sebagai guru/pelatih, dan (3). Sebagai pelayan.

C. Semangat Untuk MajuSeseorang yang kehilangan semangat berarti kehilangansegala-galanya. Karenanya, mengenali semangat pribadidiperlukan untuk dapat meninggalkannya secara terusmenerus (berkelanjutan).

Semangat pribadi erat kaitannya dengan karakter yangtercermin pada kepribadian dan perilakunya. Dasar utamanya,setiap orang ingin bermakna dalam hidupnya. Artinya,bermakna bagi dirinya, bagi keluarga, masyarakat danbangsanya.

Faktor-faktor internal yang erat kaitannya dengan semangatseseorang (Drs. Waidi, MBS, 2000), antara lain mencakup:(1). pola pikir; (2). Keyakinan; (3). Budaya; (4). Kepentingan;(5). Keterlibatan; (6). Kinerja; (7). Gaya Hidup, dan (8).Tujuan yang ingin dicapainya.

Semangat kerja dari seseorang dapat ditingkatkan denganmempengaruhi faktor-faktor penentunya, hingga kemampu-an berpikir konsepsionalnya meningkat.

Dengan kemampuan berpikir konsepsional tersebut, makaakan membangun pribadi yang memiliki:

1. Kesadaran terhadap energi yang dimiliki;

2. Semangat dalam melaksanakan tugas;

3. Kemauan dalam kerja sama;

4. Komitmen terhadap sistem dan prosedur;

5. Mampu bekerja jujur, dan

6. Memiliki wawasan ke masa depan.

D. Pribadi Yang BerkembangApabila potensi fisik dan mental-intelektual seseorang mencapaipuncak pada umur tertentu (misalnya IQ pada umur 19 tahun),maka potensi Mental-spiritual dan sosial-emosional senantiasaberkembang atau dapat dikembangkan. Karenanya, semakinberumur (sebelum pikun), seseorang biasa semakin meningkatpribadinya (semakin arif dan lain-lain).

7 8

Page 9: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Tipe kepribadian seseorang berbeda dengan orang lain adalahmerupakan hal yang wajar. Berkaitan dengan stress, DR.Peter Tyrer, membagi kepribadian menjadi tujuh tipekepribadian. Tipe A: ambisius; Tipe B: Tenang; Tipe C: Cemas;Tipe D: Tidak ambil peduli; Tipe E: Pencuriga; Tipe F:Dependen, dan Tipe G: Formal.

Bagi seorang pemimpin, terdapat enam ciri kepribadian yangberkembang, yaitu : (1). Sikap Mental Positif; (2).Bertanggung Jawab; (3). Obyektif; (4). Kendali Diri; (5).Ketegasan, dan (6) Tenggang Rasa.

E. LatihanUntuk memaksimalkan hasil yang diharapkan dari uraian diatas, maka peserta Diklat dapat melakukan simulasi dipanduoleh widyaiswara.

F. RangkumanSatu-satunya cara untuk tumbuh dan berkembangnya perilakuyang positif, adalah melalui pembelajaran (learning).Pembelajaran merupakan proses di mana terjadi perubahanperilaku dengan relatif permanen.

Setiap pribadi memiliki gaya belajar (learning style) yangberbeda satu dengan yang lain. Strategi pembelajaran yangdisusun atas dasar gaya belajar seorang yang paling dominan,akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses tersebut.

Peran dan fungsi kepemimpinan sangat strategis dalampembangunan, baik masa kini maupun di masa mendatang.Karenanya, pengembangan gaya kepemimpinan sesuai dengantuntutan jaman, mutlak diperlukan.

Gaya kepemimpinan yang lebih demokratis, berdasarkanprinsip dan berorientasi pada pelayanan akan sesuai dengantuntutan modernisasi di era globalisasi.

Mengenali semangat pribadi, lebih-lebih bagi seorangpemimpin, diperlukan untuk dapat melakukan usaha-usahameningkatkannya. Memelihara dan meningkatkan terus-menerus semangat kerja mutlak diperlukan, karenakehilangan semangat berakibat sangat fatal.

Mengenai ciri-ciri pribadi yang berkernbang diperlukan untukpeningkatan lebih lanjut hingga seseorang memilikikematangan yang tinggi, bukan saja mampu mandiri, tetapimampu mewujudkan sinergi dalam berinteraksi dengan oranglain pada tingkat saling ketergantungan.

9 10

Page 10: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

BAB IIIMENGENALI ORANG LAIN

Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu memberdayakan potensi orang lain

A. UraianSetiap individu melakukan berbagai peran dalam hidup dankehidupan ini, baik sebagai individu, sebagai bagian darikeluarga, maupun sebagai bagian dari masyarakat. Dalamberbagai peran tersebut setiap individu ingin sukses ataumemberikan makna yang berarti.

Untuk dapat berperan secara efektif, maka seseorang perlumengenal orang lain di samping dirinya sendiri.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia sebagai makhluk sosialtak sanggup hidup sendirian. Tak ada satupun manusia didunia ini yang dapat hidup tanpa tergantung ataupunmemerlukan bantuan orang lain. Karena itulah, sejak dulu,manusia selalu hidup berkelompok, bersuku-suku hinggaberbangsa-bangsa. Dilain pihak, manusia sebagai makhlukindividu yang mempunyai perbedaan antara satu dengan yanglain, sehingga tidak mudah untuk mewujudkan kehidupan yangharmonis. Konsekuensinya, setiap individu harus berusahamenyesuaikan diri dengan keinginan kelompok, agar dapatditerima kelompok dan merasa aman dan nyamandidalamnya. Usaha tersebut adalah mengenali orang lain agar

dapat menikmati kehidupan dalam kelompok, tidak terasingdan tidak ditolak oleh kelompoknya.

Mengenali orang lain merupakan keharusan bagi seseoranguntuk bisa “masuk “, diterima dan berkomunikasi denganmereka. Individu yang populer adalah yang disenangi, yangmudah masuk dan diterima oleh orang dari berbagai stratadan kelompok-kelompok lainnya. Predikat yang dimilikinyasebagai : orang yang menyenangkan, orang yang luwes,pandai menyesuaikan diri dalam pergaulan.

Untuk menjadi orang yang diterima orang lain, orang yangpopuler, diperlukan usaha-usaha tertentu, usaha mencuri hatiorang lain tersebut. Usaha-usaha demikian akan semakinlebih mudah bila didukung oleh lebih dahulu kenal dengansiapa berinteraksi. Sesuai dengan pepatah “ Tak kenal makatak sayang “, maka mengenal orang lain bukan saja agardisayang dan dibutuhkan oleh orang lain tersebut, tetapimerupakan kebutuhan sosial dan afiliasi serta memenuhikebutuhan untuk dihargai (sesuai dengan teori HierarchiKebutuhan Sosial).

Untuk memperoleh respon positif, mengenal orang lain sajadianggap belum cukup, tetapi masih diperlukan berbagai usahapenyesuaian diri, yang mencakup :

1. Pemahaman tentang orang lain : kelebihan dankekurangannya, perangai, kecerdasan, emosi, sikap mentaldan pola pikirnya;

2. Berkomunikasi dengan cara empati (mendudukkan diripada posisi orang lain);

3. Menata dan menyesuaikan diri atas dasar salingmenguntungkan.

11

12

Page 11: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Langkah-langkah penyesuaian diri dimuka, hanya berhasilapabila dibarengi kemampuan-kemampuan mengendalikandiri, toleransi, sabar, pengertian, saling menghargai dan menghormati serta kesediaan berkorban.

B. LatihanUntuk memaksimalkan hasil yang diharapkan dari uraian diatas, maka peserta Diklat dapat melakukan simulasi dipanduoleh widyaiswara.

C. RangkumanMengenali orang lain, merupakan hal yang strategis untukdengan cepat diterima anggota kelompok yang dikehendakiseseorang. Untuk meningkatkan diri, tidak cukup hanyamengenal orang lain, tetapi memerlukan usaha-usaha lainnya,yang mencakup : pemahaman tentang sikap dan perilakunya,berkomunikasi dengan empati dan menyesuaikan diri denganmengendalikan diri, toleransi, sabar, pengerti an, salingmenghargai dan menghormati serta kesediaan berkorban.

BAB IVMENGENALI LINGKUNGAN FISIK

DAN SOSIAL

Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu menerapkan perilaku kepemimpinan sesuai

dengan lingkungannya

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang ikut membentukkepribadian seseorang. Teori Konvergensi (William Stern)menyatakan bahwa kepribadian seseorang terbentuk dari hasilperpaduan antara dasar dan ajar, atau antara pembawaan denganlingkungan.

Lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia, baik secaraindividu maupun dalam kehidupan organisasi. Dalam kehidupanorganisasi dan manajemen, dikenal lingkungan strategis yangmeliputi lingkungan sosial, ekonomi, budaya, politik dan hukum.

A. UraianLingkungan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam duakategori, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Kedalam kategori lingkungan fisik, dikenalkan oleh ErnestHaeckel, 1869, ekologi (Oikos = rumah atau alam semesta;Logos - ilmu ). Charles H. Southwide mendefinisikanekologi sebagai studi ilmiah tentang hubungan antar makhlukhidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan

13

14

Page 12: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

lingkungannya (Ecologi is the scientific study of therelationships of living organism with each other and withtheir environments).

Pada perkembangan lebih lanjut, hubungan seperti ekologitersebut dipopulerkan sebagai ekosistem yang sifatnya lebihdinamis. Manusia merupakan salah satu bagian dari ekosistemini, karena manusia sebagai salah satu makhluk yang jugamempunyai hubungan timbal balik dengan makhluk hiduplainnya dan juga dengan lingkungannya.

Lebih rinci, lingkungan fisik yang mempengaruhi kehidupanmanusia itu, meliputi : kualitas dan struktur tanah, letakgeografis, hawa, iklim, cuaca, kuantitas dan kualitas gunungserta kualitas udara. Pengaruhnya terhadap manusia, nampakantara lain dari makanan utama, bentuk otot, volume suara,jenis dan model pakaian, adat istiadat, pola pikiran dankesehatannya. Peristiwa-peristiwa alam, seperti: melelehnyalautan es, meletusnya gunung berapi, hujan dan banjir, gerhanabulan/matahari, wabah penyakit, kemarau berkepanjangan,hutan terbakar, badai, bintang jatuh, halilintar, erosi, pasangsurut air laut dan lain-lain, mempengaruhi kehidupan manusiadengan nyata. Manusia dituntut untuk berfikir, tentang apayang terjadi, mengapa bisa terjadi dan bagaimanamenyikapinya agar tetap dapat bertahan hidup (survive).

Peristiwa-peristiwa alam lainnya yang menantang manusiauntuk berfikir dan berusaha menarik manfaatnya, antara lain:proses kehidupan kepompong menjadi kupu-kupu, rawamenjadi daratan, hewan kanibal yang membahayakan denganusia pendek, daratan menjadi danau, makhluk yang lebih kuat/besar memangsa yang lebih kecil atau lemah, sampah, danheterogenitas jenis flora dan fauna. Semua peristiwa-peristiwa alamiah, yang membahayakan, yang mempesonadan yang mengagumkan mendorong manusia untuk merenung

dan berfikir kepada sang pencipta, karena memang manusiaadalah makhluk yang berketuhanan.

Sebagai bagian dari ekosistem, manusia harus mengenallingkungan, bukan saja untuk keselamatannya tetapi jugauntuk peningkatan kualitas kehidupannya.

Menghadapi kesemuanya itu, manusia dituntut untuk mampumembuat prediksi-prediksi, melakukan antisipasi danmenyusun strategi-strategi guna menghadapi berbagaiperubahan lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya.

Cara-cara penyesuaian terhadap ekosistem yang ditempuhbiasanya mencakup sebagai berikut :

1. Alloplastis, yaitu dengan mengubah sikap dan perilakudiri sendiri agar sesuai dengan kondisi lingkungan;

2. Geneplastis, yaitu dengan mengadakan perubahan padadiri sendiri dan pada lingkungan yang dalam kewenangandan kekuatannya;

3. Autoplastis, yaitu mengubah lingkungan sosial sesuaidengan yang diharapkan, sepanjang hal tersebut me-mungkinkan.

Sebagai makhluk yang berketuhanan, manusia yangmengenal lingkungan dapat menjadi makhluk yang pandaibersyukur, tidak takabur, sabar dan meningkat keimanan danketaqwaannya. Mungkin juga manusia menjadi lebih pedulidengan alam semesta dan mencintai dengan sepenuh jiwaraganya. Pada gilirannya, manusia berusaha menjagakelestarian dan keseimbangan ekosistem yang akanmelanggengkan kehidupannya dimuka bumi.

15 16

Page 13: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

B. LatihanUntuk memaksimalkan hasil yang diharapkan dari uraian diatas, maka peserta Diklat dapat melakukan simulasi dipanduoleh widyaiswara.

C. RangkumanMengenali lingkungan, merupakan hal yang sangat pentingbagi kehidupan manusia, lebih-lebih bagi seorang pemimpin.Dengan mengenali lingkungannya, manusia dapat lebihberkualitas dan bermakna dimuka bumi, antara lain:

1. Meningkat kesadarannya bahwa dirinya merupakanbagian dari ekosistem;

2. Terdapat hubungan timbal balik antara kehidupan makhlukhidup lainnya maupun dengan lingkungannya;

3. Berkembang akal budi dan perasaannya sehingga men-jadi orang yang cerdas, cepat tanggap rendah hati, sabar,bersyukur dan bertaqwa;

4. Meningkat kemampuannya, bukan saja untuk meng-hadapi berbagai tantangan lingkungan, tetapi menjadimanusia seutuhnya, manusia yang berkualitas yangkeberadaannya diharapkan/dibutuhkan untuk kese-lamatan bersama.

BAB VNILAI-NILAI KEJUANGAN

DAN KEPEMIMPINAN DALAMLINTAS BUDAYA

Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu menerapkan nilai-nilai kejuangan dan nilai-nilai

kepemimpinan dalam lintas budaya

Kehidupan manusia, demikian juga kepemimpinan, diatur olehprinsip-prinsip yang berlaku secara alamiah dan bersifat universal.Apabila selaras dengan prinsip maka akan meraih konsekuensipositif (sukses). Sebaliknya, apabila bertentangan dengan prinsipmaka akan membawa konsekuensi negatif dan akhirnya kegagalanyang diperoleh. Setiap orang bebas menentukan pilihan yangdikehendakinya, tetapi bersamaan dengan itu, orang tersebutmemilih konsekuensi yang menyertainya. “We control ouractions, but the consequences that flow these actions arecontroled by principles“. (Stephen Covey, 1996).

Dalam kehidupan/kepemimpinan, prinsip-prinsip tersebutanaloginya dengan kompas bagi seseorang yang sedangmenempuh perjalanan. Walaupun demikian, orang yang berjalantidak hanya memerlukan kompas, tetapi juga memerlukan sebuahpeta untuk sampai pada yang dituju dengan tepat. Dan yangdimaksud dengan peta dalam kehidupan atau kepemimpinan adalahnorma-norma sosial, baik berasal dari agama maupun kebudayaanmasyarakat bersangkutan.

17

18

Page 14: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Nilai-nilai sosial yang dianut seseorang atau pemimpin, padadasarnya bersifat pribadi, emosional dan subyektif, karenanyabisa diperdebatkan. Sebagian orang menganut teori deterministik,yang menganggap bahwa yang menentukan adalah faktor-faktorgenetik, psikis dan lingkungan. Sedangkan sebagian lainnyamenganggap bahwa ketiga faktor tersebut hanyalah sebagaireference, yang menentukan adalah pribadinya. Kedua kelompoktersebut terefleksikan pada nilai-nilai juang dan kepemimpinanpada berbagai lintas budaya.

Penduduk dunia semakin maju sejalan dengan kemajuan di bidangilmu pengetahuan dan teknologi. Kesemuanya membawapeningkatan di bidang ekonomi dan kesejahteraan dari pendudukdunia.

Teknologi informasi dan komunikasi telah membuat dunia semakinmenyatu dan terasa semakin pendek jarak antar negara. Pendudukdari satu negara dengan negara lainnya semakin membaur dansemakin multi etnis serta semakin multi budayanya penduduk darisuatu negara. Karenanya, kajian nilai juang dan kepemimpinandan sesuai pula dengan peningkatan kosmopolitansi di eraglobalisasi ini.

Perangkat nilai-nilai yang dijadikan norma sosial dari setiap budayamasyarakat berbeda satu dengan lainnya, tetapi dapat dipelajaridan ditemukan prinsip-prinsip yang berlaku pada setiap budayatersebut misalnya, produksi itu tergantung dari kemampuanproduksi (Production depends on production capability).Apabila ingin panen maka harus mau menanam, dan apabila inginmeningkatkan produksi, maka kemampuan produksinya yangharus ditingkatkan.

Kajian nilai juang dan kepemimpinan di alam terbuka, diharapkanakan menumbuhkan kepemimpinan yang bernilai juang, yang ber-

dasarkan prinsip-prinsip keadilan dan kebaikan, menggunakanbakat orang-orang secara lebih baik untuk meningkatkan efisiensi,serta kepemimpinan yang membuat lompatan-lompatan besardalam efektifitas pribadi dan organisasi (institusinya). AdapunIndikator Hasil Belajar dari pembelajaran ini adalah : peserta mampumenerapkan perilaku kepemimpinan yang sesuai denganperkembangan lingkungan dan mempunyai nilai-nilai kejuangan

Kajian tentang nilai-nilai kepemimpinan dan kejuangan dalam LintasBudaya, mencakup dua sub Pokok Bahasan, yaitu : Nilai-NilaiKejuangan dan Kepemimpinan Lintas Budaya.

A. Nilai-Nilai Kejuangan Dalam Lintas BudayaNilai-Nilai kemanusiaan yang sama antar lintas budaya dapatdiidentifikasi, demikian pula nilai-nilai kepemimpinannya. BagiIndonesia di jaman sebelum kemerdekaan, nilai-nilai keadilansosial, kesadaran akan harga diri, cinta damai, kebangsaandan kemerdekaan, telah terbukti merupakan energi dansemangat yang dapat mengatasi rasa takut dan rasa cemasmenghadapi hari depan, berjuang merebut kemerdekaan daripenjajah.

Apabila nilai-nilai kemanusiaan Angkatan 28 dan angkatan45 dari persatuan menuju kemerdekaan maka nilai-nilai juangangkatan berikutnya adalah menghubungkan antarakemerdekaan dengan pembangunan. Logikanya, energi dansemangat yang dimiliki angkatan dewasa ini harus mampumengisi kemerdekaan dengan mewujudkan kesejahteraanyang berkeadilan dan merata bagi seluruh rakyat.

Di era kemerdekaan ini, khususnya di jaman reformasi,angkatan “pengisi kemerdekaan”, para pemimpinnya telahmenetapkan visi yang harus diwujudkan yaitu mewujudkanmasyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,

19 20

Page 15: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusiayang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cintatanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasaiIlmu Pengetahuan dan Teknologi, memiliki etos kerja yangtinggi serta berdisiplin secara konsisten dalam kehidupanberbangsa dan bernegara (GBHN, 1999-2004).

Di dalam mewujudkan visi nasional seperti dikemukakan itu,para pemimpin Indonesia tetap harus berpegang pada prinsip-prinsip yang mengatur perilaku manusia dan hubungan antarmanusia. Para pemimpin Indonesia dewasa ini berhubungandengan keadilan, kebaikan, efisien, dan efektivitas. Merekaberhadapan dengan manusia Indonesia seutuhnya. ManusiaIndonesia bukan sekedar aset, bukan hanya makhluk ekonomi,sosial, dan psikologi. Manusia Indonesia adalah juga makhlukspritual, mereka menghendaki makna, perasaan melakukanyang berarti. Harus ada tujuan yang berarti, yang mengangkatmereka, memuliakan mereka, dan membawa mereka kekeberadaannya yang tinggi.

Prinsip-prinsip itu adalah hukum-hukum alam dan nilai-nilaisosial yang berlaku yang telah menjadi ciri setiap masyarakatbesar, setiap peradaban yang bertanggung jawab selamaberabad-abad. Prinsip-prinsip tersebut mengemuka dalambentuk nilai-nilai, ide-ide, cita-cita, norma-norma, dan ajaran-ajaran yang meninggikan, memuliakan, memenuhi,memberdayakan, dan memberi inspirasi. Beberapa prinsipyang dapat dipedomani, antara lain :

1. Manusia memiliki energi, akal budi, dan inisiatif yang lebihbesar dari pada yang diberikan atau yang diminta olehpekerjaan mereka sekarang;

2. Manusia menggunakan kreativitas mereka untuk tujuandan cita-citanya;

3. Manusia ingin menyumbang untuk tujuan yang berharga(suatu misi dan usaha yang memberikan makna,memuliakan mereka, memberi inspirasi pada mereka,memberdayakan mereka, serta mendorong mereka untukmenjadi lebih baik).

Dalam mengimplementasikan kepemimpinan berprinsipseperti dikemukakan di atas, beberapa paradigma yang tetapdapat dipilih, antara lain sebagai berikut:

1. Paradigma manajemen ilmiah : Bayarlah dengan baik;

2. Paradigma hubungan antar manusia : Perlakukan denganbaik;

3. Paradigma Sumber Daya Manusia: Manfaatkanlahsaya;

4. Paradigma Kepemimpinan : Mari bicara tentang visidan misi, peranan, dan tujuan. Saya mau memberikansumbangan yang berarti.

Kajian nilai juang dan kepemimpinan di alam terbuka,diharapkan akan menumbuhkan kepemimpinan yang bernilaijuang yang berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan kebaikan,menggunakan bakat orang-orang secara lebih baik untukmeningkatkan efisiensi, serta kepemimpinan yang membuatlompatan-lompatan besar dalam efektivitas pribadi danorganisasi (institusinya).

B. Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam LintasBudayaNilai-nilai kepemimpinan bervariasi antar bangsa dan bahkanantar suku Bangsa. Kenyataan demikian ini adalah wajar,

21 22

Page 16: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

karena kepemimpinan dari suatu bangsa atau suku bangsa,pada dasarnya mencerminkan nilai-nilai dan norma-normasosial yang berlaku pada masyarakat bangsa atau bangsabersangkutan.

Dewasa ini, sedang berkembang modernisasi pada berbagaikehidupan di berbagai bangsa, suku bangsa dan lintas budayapada umumnya. Perkembangan demikian di era globalisasiini, menuntut kepemimpinan yang lebih efektif dan lebih efisien,lebih demokratis, lebih terbuka, lebih rasional, lebih luwes danlebih terdesentralisasi.

Era globalisasi merupakan kondisi kehidupan manusia yangtak dapat ditawar-tawar, tetapi perlu dijalani dengan antisipasiyang tepat. Ciri globalisasi tersebut adalah kecepataninformasi yang sangat tinggi dan perkembangan ilmupengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat, yangmenimbulkan persaingan yang sangat cepat. Persaingan yangsangat ketat dan cepatnya arus informasi ini, mendorongnegara-negara dan para pemimpinnya mencari cara-carayang efektif dan efisien untuk mengatasi tantangan tersebutagar tetap survive dalam persaingan global.

Untuk mengatasi tantangan global tersebut, diperlukanpemimpin-pemimpin yang profesional yang meninggalkancara-cara kerja feodalisme, ketat peraturan, menyenangi ke-tertutupan, mempersulit pelayanan, penuh curiga, main hakimsendiri dan lain-lain. Kepemimpinan yang diperlukan adalahyang terbuka, memperhatikan hak-hak azasi manusia, meng-hormati hukum, tidak cepat puas dan memiliki solidaritas sosialyang tinggi.

Di bidang pembangunan, diperlukan manajemen moderndengan kepemimpinan yang selaras. Robert M. Muller(1989), mengemukakan perlunya para pemimpin pemerintah

yang modern untuk mengimbangi modernisasi di eraglobalisasi.

Para pemimpin pemerintah yang modern, sekurang-kurang-nya dicirikan oleh tujuh karakteristik, sebagai berikut:

1. Berorientasi kepada manusia (memperlakukan manusiaseutuhnya);

2. Memperhatikan proses pelaksanaan (perpaduan kemampuan teknis dan manajerial);

3. Memiliki semangat bersaing;

4. Memiliki perspektif ke luar;

5. Berorientasi dengan pendekatan sistem (systemthinking);

6. Bekerja dengan pragmatis, fleksibel dan mampumenghadapi kemajemukan;

7. Berorientasi ke masa depan (shared vision and mision).

Bagi Indonesia, di era reformasi ini, diperlukan reorientasikepemimpinan dan organisasi, yang secara signifikan ber-beda dengan era sebelumnya, era orde baru (Triguno,1996). Reformasi organisasi dan kepemimpinan yangdikemukakan tersebut, adalah sebagai berikut :

23 24

Page 17: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

C. LatihanUntuk memaksimalkan hasil yang diharapkan dari uraian diatas, maka peserta Diklat dapat melakukan simulasi dipanduoleh widyaiswara.

D. RangkumanNilai-nilai kemanusiaan lintas budaya, merupakan sumberyang dapat digunakan. Untuk menggali nilai-nilai juangkepemimpinan. Nilai-nilai tersebut, merupakan energi dan

semangat yang sangat ampuh untuk mewujudkan visi danmisi bersama.

Di dalam implementasinya, energi dari nilai-nilai kejuangantersebut, secara optimal diarahkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal.

Prinsip-prinsip tersebut, antara lain :

1. Manusia memiliki energi, akal budi, dan inisiatif;

2. Manusia menggunakan kreativitas mereka untuk tujuandan cita-cita;

3. Manusia ingin menyumbang untuk tujuan yang berharga.

Setiap masa, umat manusia mengalami tantangan, baik yangbersifat lokal, nasional maupun yang bersifat global. Untukitu, manusia dituntut agar mampu mengidentifikasi nilai-nilaiyang berubah dan kemudian mengembangkan kepemimpinanyang sesuai dengan tantangan yang dihadapi tersebut.

Nilai-nilai kepemimpinan yang diperlukan di era reformasi danglobalisasi dewasa ini, Indonesia memerlukan tipekepemimpinan yang selaras dengan lintas budaya serta ber-landaskan prinsip-prinsip yang memiliki kebenaran alamiahdan universal. Nilai-nilai kepemimpinan tersebut, antara lainlebih demokratis, sesuai dengan hak-hak azasi manusia,menghormati hukum dan lebih terdesentralisasi.

U N S U RORGANISASI DANKEPEMIMPINAN

ORDE BARU

ORGANISASI DANKEPEMIMPINAN

MASA ERAREFORMASI

Struktur Hierarki yg kaku,m e m p e r t a h a n k a nStatus Quo

Datar (flat), flekisbel,kurang hirarki

Persepsi Pekerja Atasan adalah “Boss”atau “Polisi”

Atasan adalah pembimbing & fasilitator/pelatih

Karakteristik Hubungan Atasan Bawahan

- Kebebasan terkendali.- Kepercayaan/

Keterbukaan- Saling Committed- Kepemimpinan Team

- Ketergantungan- Ketakutan- Kontrol yang kuat

Fokus Usaha Pegawai - Kerja keras untukkepentingan team

- Semangat pegawaiadalah semangatteam

- Kerja keras untukkepentingan pribadi

- Persaingan antarpegawai

Basis Keputusan Naluri dan Perasaan Fakta dan Kesisteman

25 26

Page 18: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

BAB VIKETERBUKAAN, PARTISIPASI

DAN DEMOKRASI

Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu menerapkan keterbukaan, partisipasi dan

demokrasi

Keterbukaan, partisipasi dan demokrasi merupakan tuntunanreformasi yang semakin nyaring didengungkan dewasa ini.Kenyataan tersebut merupakan konsekuensi logis dari tuntunanuntuk terwujudnya kehidupan masyarakat madani yang modern.

Keterbukaan, selain dituntut sebagai salah satu hak azasi (haksetiap warga negara untuk mendapatkan informasi), jugamerupakan salah satu premises untuk terwujudnya kepercayaan(trust) dalam hubungan interaksi sosial. Keterbukaan jugamerupakan faktor penentu terwujudnya partisipasi masyarakatdalam proses pembangunan. Partisipasi adalah peran sertamasyarakat dalam mewujudkan visi dan misi dari pada organisasi.Sedangkan demokrasi merupakan wujud kepemimpinan dansistem organisasi pemerintah yang bertumpu pada kepercayaan(saling percaya) dan partisipasi seluruh anggota/masyarakatnya.

Kajian untuk menumbuhkembangkan “iklim” keterbukaan,partisipasi dan demokrasi, menjadi penting untuk mempercepat(akselerasi) dalam mewujudkan masyarakat madani yangmodern.

Pribadi-pribadi yang memiliki sifat-sifat terbuka, partisipasif dandemokratis, merupakan komponen utama dari masyarakat madaniyang modern. Karenanya, kajian terhadap ketiga karakter tersebutsangat relevan dengan tuntunan zaman pada umumnya dantuntunan reformasi pada khususnya.

Keterbukaan, partisipasi dan demokrasi dianggap kunci keber-hasilan kepemimpinan masyarakat madani di era globalisasi.Keterbukaan dalam komunikasi artinya setiap individu berbicarabebas dan jujur dalam berbagai isu serta berlangsung terus menerussecara bebas memberikan respon terhadap pendapat orang lain.

Yang pertama dikenal sebagai keterbukaan partisipasif (participativeopeness) dan yang kedua disebut keterbukaan reflektif (reflectiveopeness ) keterbukaan dan visi bersama akan menghindarkan suatuorganisasi dari game playing yang tidak dikehendaki seperti KKN(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang tidak cocok di era globalisasi.

Partisipasi merupakan salah satu faktor penentuan darikeberhasilan suatu organisasi, baik organisasi bisnis maupunbirokrasi (instansi). Para praktisi terdahulu meyakinkan bahwaorang berpartisipasi karena mengimplementasikan kepemimpinanatas dasar keyakinannya bahwa partisipasi yang kohesif bukanhanya akibat (self interest) antara lain menginginkan kekuasaandan kesejahteraan. Di era globalisasi dewasa ini, para pemimpinatas dasar keyakinannya bahwa partisipasi yang kohesif bukanhanya akibat self interest tetapi yang utama karena memiliki visibersama (shared vision). Karenanya keterampilan seorangpemimpin membangun visi bersama (shared vision) menjadipenting!

Gaya Kepepimpinan yang memanfaatakan visi bersama adalahkepemimpinan demokrasi. Berbeda dengan gaya kepemimpinanlainnya (autokrasi) kepemimpinan demokrasi memperolehkekuasaannya atas dasar prinsip, yang mencakup antara lain:

27

28

Page 19: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

persuasi, kesabaran, kelembutan, kesediaan untuk belajar, kepeka-an keterbukaan, mengakui keterbukaan, mengakui kekeliruan,konsistensi dan integritas dengan jujur. Karena, kepemimpinandemikian diikuti dengan rasa hormat dari para pengikutnya dan padagilirannya mewujudkan pengaruh proaktif yang berkelanjutan.

Adapun indikator hasil belajar dari pembelajaran ini adalah: pesertamampu menerapkan kepemimpinan yang demokratis danmempunyai nilai-nilai kejuangan.

Kajian tentang keterbukaan, partisipasi dan Demokrasi mencakuptiga sub pokok Bahasan, yaitu : (1). keterbukaan; (2). partisipasi,dan (3). Demokrasi.

A. KeterbukaanCara berpikir sistematik (system thinking) merupakankonsekuensi rasional dan tepat dalam menghadapi persoalanyang kompleks, dalam persoalan yang kompleks, sepertihalnya persoalan kehidupan, kepemimpinan dan sosial-ekonomi, tidak terdapat satu jawaban yang tepat dan tidakada seorangpun (pimpinan) yang mengetahui dengan pastijawaban (solution) untuk setiap persoalan yang dihadapi.

Karenanya, Keterbukaan (openness) dalam hubungan antarindividu, merupakan kunci keberhasilan untuk menemukansolusi yang tepat (karena disepakati bersama).

Kajian terhadap interaksi dan organisasi (instansi) yang di-dasarkan pada keterbukaan serta berbagai konsekuensinya,akan bermanfaat dalam membangun dan mengembangkankepemimpinan yang berusaha membangun dan mewujudkanvisi bersama (shared vision) serta mewujudkannya secarademokratis.

Keterbukaan bermakna lebih dari pada sekedar kualitaspribadi (personal quality), tetapi merupakan dimensi dari

interaksi sosial, hubungan antar individu dalam kelompok atauorganisasi. Karenanya, keterbukaan (openness) merupakankualitas hubungan antar individu (a character ofrelationships).

Semangat keterbukaan (the spirit of openness) merupakanmodal untuk dapat membangun visi bersama (shared vision)di dalam kelompok atau organisasinya. Tetapi sering “hilang”,karena perasaan “saya tahu”, “pimpinan lebihmengetahui”,....... dan seterusnya.

Perasaan/anggapan “saya tahu’... demikian itu, padagilirannya akan menghapuskan rasa ingin mengetahui(curiousity) dan keinginan menguji kebenaran dari pendapatatau solusi yang diketengahkan. Padahal, kebenaran suatupendapat atau solusi terhadap persoalan kepemimpinan(sosial, ekonomi, organisasi dan lain-lain). Selalu bersifatrelatif dan dapat diperbaiki terus-menerus.

Betapapun kemampuan seseorang dan betapapun rasional-nya, selalu pada akhirnya dirasakan belum memadai. BahkanEinstein, dalam menghadapi persoalan yang kompleks danmulti dimensional mengemukakan bahkan; “the most beauti-ful thing we can experience is the mystery. It is the sourceof all true art and science”.

Kajian terhadap semangat keterbukaan dapat dikembangkanmelalui dialogue yang efektif menuju tukar menukar pendapatdan saling rela mendengar, memahami dan menerimapemikiran orang lain dalam kelompok. Bila keterbukaan telahterwujud dalam kelompok kecil, maka pengalaman dalamkelompok tersebut akan merupakan landasan bagi ter-bangunnya organisasi pembelajaran (learning organization)yang memiliki visi dan misi bersama (shared vision andshared mission) yang terus menerus dikembangkan.

29 30

Page 20: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

B. PartisipasiManajemen partisipatif dewasa ini telah menjadi kebutuhandari para manajer dan pemimpin di era globalisasi. Maknanyaadalah bahwa berbagai solusi dari persoalan-persoalanmanajemen dan kepemimpinan terletak pada pemikiranbersama (shared views).

Kajian terhadap aspek partisipasi di alam terbuka mempunyaimakna tersendiri dalam mengembangkan manajemen partisipasif yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pengem-bangan kepemimpinan yang demokratis.

Partisipasi merupakan tahapan yang dicapai dalamkomunikasi yang bebas dan terbuka (genuinecommunication and dialogue), di mana semua orangmerasa bebas mengemukakan pendapatnya dan bebas pulamemberikan pendapat terhadap pendapat atau pemikiranorang lain. Pada tahap demikian, manajemen partisipatif(partisipative management) dapat terwujud yang membukapeluang lebih banyak orang ambil bagian dalam prosespengambilan keputusan dari organisasi atau instansibersangkutan.

Dalam komunikasi yang bersifat terbuka, dapat terjadipergeseran/pengembangan keterampilan dalam pemahaman(inquiry), refleksi (reflection) dan interaksi verbal(dialogue). Semakin intensif proses komunikasi berlangsung,semakin meningkat kedalaman dan keterbukaan dari fihak-fihak yang berkomunikasi tersebut.

Pada gilirannya, visi bersama (shared vision) akan terbangundengan tingkat partisipasi yang tinggi untuk mewujudkannyasecara bersama-sama.

Visi dan misi dari suatu organisasi (instansi) tidak akan dapatdiwujudkan tanpa partisipasi aktif dan efektif dari semua

anggota/karyawannya. Karenanya, partisipasi tersebut mutlakditumbuhkembangkan melalui komunikasi yang terbuka(genunie communication and dialogues).

C. DemokrasiDemokrasi berasal dari kata Yunani, yaitu demos (rakyat)dan Kratos (pemerintahan). Maknanya adalah pemerintahandari rakyat, oleh rakyat dan untuk kesejahteraan rakyat.

Dewasa ini, Indonesia merupakan salah satu Negara yangmenganut sistem demokrasi terbesar ke-3 di Dunia, setelahUSA dan India. Hakekatnya demikian itu, terdapat pasalpertama UUD 1945 yang menyatakan bahwa : “Kedaulatanadalah di tangan Rakyat ; Kedaulatan Rakyat dilakukansepenuhnya oleh MPR, sebagai penjelmaan seluruh RakyatIndonesia”.

Walaupun dalam UUD 1945 sudah jelas bahwa RI adalahnegara demokrasi, tetapi penyelenggaraan demokrasi ter-sebut di Indonesia dirasakan belum sepenuhnya memuaskan.Karenanya, masih harus terus-menerus disempurnakanmelalui pengembangan kepemimpinan yang demokratis.

Kepemimpinan (leadership) pada hakekatnya adalah sikappikiran dan kejiwaan (state of mind and state of spirit)yang merasa terpanggil untuk memimpin dengan segalamacam ucapan, perbuatan dan perilaku hidup, untukmendorong dan mengantarkan yang dipimpinnya ke arahtujuan bersama.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakinegaliter, “berdiri sama tinggi duduk sama rendah”, dewasaini tipe kepemimpinan yang tepat adalah tipe kepemimpinanyang demokratis. Pemimpin yang demokratis, memperoleh

31 32

Page 21: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

kekuasaannya atas dasar rasa hormat, bersedia berbeda pen-dapat dan menghargai adanya perbedaan pendapat tersebutyang justru menjadikannya sebagai pemicu untuk kemajuan.

Fakta menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraanekonomi masyarakat sejalan dengan perkembangan ke-hidupan yang demokratis, Karenanya pemimpin yangdemokratis, berjiwa demokrat (bukan otoriter) yang mampumerumuskan visi dan misi bersama (shared vision andmission) serta mampu mewujudkannya dengan meyakinkanyang dipimpinnya akan kebenaran arah yang ditempuhbersama itu.

Kajian kepemimpinan demokratis di alam terbuka, ditujukanbukan hanya untuk menumbuhkembangkan tipe kepemimpinan tersebut, tetapi diarahkan agar pemimpin yang demokratistersebut memiliki tiga ciri sebagai berikut : (1). Memilikiidealisme, yang berarti memiliki kejelasan kearah mana akanmembawa yang dipimpinnya; (2). Memiliki pengetahuan yangterus menerus dikembangkannya, yang berarti mampumemimpin dengan efektif mencapai tujuan bersama secaraprofesional, dan (3). Menjadi teladan dan sumber inspirasibagi yang dipimpinnya.

D. LatihanUntuk memaksimalkan hasil yang diharapkan dari uraian diatas, maka peserta Diklat dapat melakukan simulasi dipanduoleh widyaiswara.

E. RangkumanCara berpikir sistem (system thinking) dan keterbukaan(openness) merupakan alat (instrument) yang vital dalamsuatu organisai dan institusi, untuk dapat terhindar daripraktek-praktek KKN. Dengan keterbukaan, dapat dibangunvisi dan misi bersama sehingga kekompakan (cohesiveness)dari organsasi tersebut tidak semata-mata karenakepentingan-kepentingan pribadi (selfinterest).

Ciri masyarakat masa depan adalah semakin terbuka dansemakin menjunjung tinggi kebebasan, karena kedua haltersebut erat kaitannya dengan kebutuhan untuk meningkatkankreativitas dan produktivitas setiap anggota masyarakat.Karenanya, diperlukan kepemimpinan yang demokratis, punyawawasan ke masa depan, memiliki apresiasi terhadap IlmuPengetahuan dan Teknologi serta memiliki kearifan dalamsetiap mengambil keputusan.

33 34

Page 22: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

BAB VIIMEMBANGUN LEARNING

ORGANIZATION

Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu mengembangkan organisasi dan senantiasa

belajar

Perubahan adalah proses yang abadi. Kita tidak dapat meng-hentikannya, yang dapat kita lakukan hanyalah mengantisi-pasinya. Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, satu-satunyacara yang tepat adalah melalui proses pembelajaran (learning).

Bagi seorang pemimpin yang efektif, belajar terus menerusmerupakan perilaku yang biasa dijalaninya. Salah satu strategiyang relevan guna mendorong terjadinya proses belajar yang terusmenerus bagi pemimpin dan yang dipimpinnya, adalah denganmembangun organisasi pembelajaran (Learning organization).

Kajian dalam membangun organisasi pembelajaran di alam terbuka,relevan dengan upaya meningkatkan kemampuan seorangpemimpin untuk menciptakan iklim yang kondusif untuk belajarberkelanjutan didalam organisasi atau unit kerjanya.

Iklim yang demikian, sangat relevan di era globalisasi dewasa ini,di mana proses perubahan berlangsung dengan cepat dan bersifatmulti dimensi.

Pentingnya organisasi pembelajaran serta bagaimanamembangunnya, telah ditemukan 50 tahun yang lalu, tetapipenerapannya belum meluas. Karenanya, manfaat dari penemuan

(invention) ini belum optimal. Penerapan organisasi pembelajarandi perusahaan-perusahaan swasta lebih pesat dibanding denganpenerapannya pada instansi-instansi pemerintah.

Konsekuensinya, manfaat dari inovasi tersebut baru dirasakanoleh perusahaan-perusahaan swasta.

Penerapan organisasi pembelajaran memerlukan lima persyaratanpokok yang bersifat alamiah, sehingga dapat dipelajari dari alam(di alam terbuka).

Persyaratan tersebut mencakup : Cara berpikir sistemik (SystemThinking), Kualitas kematangan individu (Personal Mastery),pemahaman tentang kerangka pikir (Mental Model),Membangun visi bersama (Building Shared Vision), danmelakukan proses belajar dalam team (Team Learning).

Atas dasar lima premises di muka, organisasi pembelajaran dapatdibangun dan dikembangkan. Organisasi pembelajaran padadasarnya suatu organisasi yang dibangun dengan memberikesempatan pada karyawannya untuk tumbuh berkembang dansenantiasa meningkat kesejahteraannya bersamaan dengansuksesnya mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut. Nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi tersebut mencakup nilai-nilai kebebasan (Freedom) dan tanggung jawab (Responsibility).

Kajian tentang Membangun Learning Organization ini men-cakup dua Sub.Pokok Bahasan, yaitu : (1). Organisasi Pem-belajaran, dan (2). Belajar dan Mendengar Secara Mendalam.

A. Organisasi PembelajarOrganisasi Pembelajaran (learning organization) di-definisikan sebagai organisasi yang terus menerus belajardan mentransformasikan dirinya sesuai dengan perkem-bangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta senantiasa

35

36

Page 23: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

mengantisipasi lingkungan strategis yang berubah. Tersiratdi dalam definisi tersebut bahwa segenap personil/karyawannya memiliki kebebasan dan bertanggung jawabserta terus menerus belajar untuk tumbuh, berkembang dansukses bersama keberhasilan dari organisasinya.

Untuk dapat mengembangkan organisasi pembelajaran tidakterdapat jalan pintas, tetapi memerlukan sekuen alamiah, ber-dasarkan prinsip-prinsip yang benar dan berlaku secarauniversal. Karenanya, pemahaman konsep-konsepnya sertabagaimana cara-cara mempraktekkannya secara operasionalpenting untuk dipelajari dan dipahami, Prinsip-prisip yang perludimiliki oleh seorang pemimpin untuk mampu membangunorganisasi pembelajaran mencakup cara berpikir sistemik,kualitas kematangan individu, kerangka berpikir yang tepat,menetapkan visi bersama dan cara belajar dalam kelompok(team).

Cara berpikir sistemik (System Thinking)

Cara berpikir sistemik atau bersistem berdasarkan pe-mahaman bahwa alam dan peristiwa-peristiwa alamiah tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu sistem yang terkaitsatu dengan lainnya berdasarkan corak (pattern) tertentu.Bisnis dan berbagai tingkah laku manusia juga merupakansuatu sistem yang terikat dengan prinsip-prinsip interrelasi/interaksi tertentu.

Cara berpikir sistemik ini merupakan suatu kerangka berpikir,suatu ilmu dan sekaligus instrumen yang dikembangkan lebihdari 50 tahun yang lalu, untuk melihat segala sesuatu secarapenuh keseluruhan, sehingga membantu memperjelas keadaanyang sesungguhnya dan dapat menunjukkan cara-caramerobahnya dengan efektif (apabila diperlukan). (Peter M.Senge, 1994). Walaupun cara berpikir sistemik ini bukan

hal yang baru, tetapi masih perlu peningkatan pemahamanmelalui proses pembelajaran guna penerapannya dalammengembangkan organisasi pembelajaran di lingkunganbirokrasi di Indonesia.

Kematangan Pribadi (Personal Mastery).

Orang yang matang pribadinya bukan saja mandiri tetapijuga mampu berinteraksi dan bekerja sama secara efektif.Dalam hidupnya, orang dengan pribadi yang matang sepertiseorang artis dengan karya seninya. Dia senantiasamenghargai dan belajar terus menerus (committed to theirlifelong learning).

Pemimpin yang dikategorikan memiliki kematangan pribadi(personal mastery), berperilaku disiplin dalam memper-dalam dan mengklarifikasi visi pribadinya, memfokuskanenerginya, meningkatkan kesabarannya, dan melihat segalasesuatunya secara obyektif. Karenanya, kematangan pribadidemikian itu, merupakan landasan spiritual/rohnya dari suatuorganisasi pembelajaran (learning organization).

Komitmen dan kapasitas suatu organisasi untuk mewujud-kan proses pembelajaran yang terus menerus, pada hakekat-nya tidak lebih dari pada kemampuan para pendukungorganisasi tersebut (orang-orang di dalam organisasi).

Disiplin personal mastery ini, dapat dipahami di awali dariyang paling sederhana, dari apa-apa yang bernilai bagikehidupan kita, pola hidup kita dalam bidang pelayanan(service) dan aspirasi kita yang sesungguhnya. Kemudian,dipahami hubungan antara pembelajaran secara individual/pribadi dan organisasi pembelajar.

37 38

Page 24: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

Kerangka Berpikir (Mental Model).

Kerangka berpikir/persepsi/paradigma/generalisasi atau-pun gambaran/imajinasi yang mempengaruhi cara sese-orang melihat dunia dan yang kemudian mempengaruhiperilakunya. Sering seorang individu tidak sadar bahwaperilakunya sangat ditentukan oleh mental modelnya.

Proses pembelajaran dari suatu organisasi merupakan suatuproses belajar di mana team manajemen dari organisasitersebut merobah mental model bersamanya, antara laintentang siapa-siapa pelanggannya dan siapa-siapakompetitornya. Dalam konteks yang sama merencanakanmerupakan proses belajar (learning) dan membuat peren-canaan suatu institusi sama maknanya dengan pembelajaransecara institusi (institutional learning).

Merubah perilaku belajar dari seseorang hanya dapat dicapaiapabila belajar tersebut diakui (cognitive) dan dirasakan(affective) bermanfaat bagi dirinya. Karenanya, perubahanmental model terhadap belajar dari seseorang sangat pentingdalam merubah perilakunya menjadi pembelajar. Bekerjadengan mental model, hanya akan efektif dalam kondisi yangpenuh keterbukaan, lingkungan yang nyaman dan semuaorang dapat mengungkapkan pendapatnya dengan bebas.

Membangun Visi Bersama (Building Shared Vision)

Visi bersama merupakan gambaran ideal dari masa depanyang ingin diwujudkan bersama. Apabila seorang pemimpinmampu membangun dan kemudian berpegang pada gambaranmasa depan yang ingin dicapai bersama-sama, makaorganisasi yang dipimpinnya akan sukses sepanjang masa.

Pengalaman menunjukkan bahwa suatu organisasi yang ber-hasil dan menikmati perkembangannya yang pesat, pasti

organisasi tersebut memiliki tujuan-tujuan, nilai-nilai dan misiyang dihayati dan menjiwai seluruh komponen dari organisasitersebut. Karenanya, kemampuan untuk memadukan visi-visi individual dalam organisasi menjadi visi bersama yangmerupakan prinsip-prinsip mendasar dan pedoman bersama,merupakan hal yang penting untuk dikaji.

Keterampilan membangun visi bersama (shared vision),memerlukan kemampuan untuk merumuskan gambaranmasa depan (picture of the future) yang secara generikmampu menumbuhkan komitmen dan partisipasi secarakeseluruhan.

Team Pembelajar (Team Learning).

Team pembelajar bermakna terwujudnya sinergi sehinggaintelegensia dari team tersebut melebihi intelegensia masing-masing individual. Karenanya, suatu team pembelajar dapatmewujudkan aksi bersama secara efektif.

Team pembelajar berperan sangat vital dalam suatu organi-sasi karena merupakan landasan utama dari unit pembelajardari suatu organisasi modern. Hal demikian dapat dianalogi-kan sebuah “ban karet yang bersentuhan dengan permukaanjalan”, Organisasi pembelajar tidak akan eksis tanpa adanyateam pembelajar didalamnya.

Team pembelajar merupakan inovasi dari rekayasa sosial(social engeeneering innovation). Membangun team pem-belajar dapat diawali dengan mengembangkan dialog yangmasuk menjadi berpikir bersama (thinking together),termasuk dalam keterampilan penerapan disiplin dialog adalahterwujudnya pemahaman model interaksi individual yangmempercepat proses pembelajar.

39 40

Page 25: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

B. Belajar dan Mendengar secara Mendalam(Deep Learning and Deep Listening)Belajar (learning) merupakan satu-satunya syarat bagiperubahan untuk maju (Peter Senge, 1994). Stephen Covey,1997, menekankan pentingnya memperbaharui terus menerus(Learning) dari empat dimensi seseorang, yaitu dimensi fisik.Dimensi mental intetektual, dimensi moral-spiritual dandimensi sosial-emosional, Stephen Covey, 1997, jugaberargumen bahwa mendengar secara empati merupakansalah satu kebiasaan efektif untuk meraih keberhasilan dalamorganisasi pembelajar (team to understand then to beunderstood).

Memperhatikan pentingnya belajar dan mendengar secaramendalam, maka kajian belajar dan mendengar secaramendalam di alam terbuka menjadi relevan dalam mewujudkankemampuan membangun organisasi pembelajaran.

C. Latihan/Simulasi dan Refleksi (dipanduwidyaiswara)Untuk memaksimalkan hasil yang diharapkan dari uraian diatas, maka peserta Diklat dapat melakukan simulasi dipanduoleh widyaiswara.

D. RangkumanOrganisasi pembelajaran (Learning Organization) me-rupakan antisipasi dari perkembangan llmu dan Teknologi yangrasional. Organisasi demikian, dianggap tepat di era globalisasidengan perubahan yang serba cepat dan dengan persainganyang ketat.

Organisasi pernbelajar memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para karyawannya untuk terus menerus belajarmengembangkan dirinya.

BAB VIIIP E N U T U P

A. SimpulanKajian Kepemimpinan di Alam Terbuka berusaha me-nyampaikan pesan-pesan Kepemimpinan melalui tugas-tugasdi alam terbuka. Tugas-tugas tersebut memberikanpengalaman (experience) dalam memecahkan persoalan-persoalan kepemimpinan dan manajerial yang kemudiandibahas bersama (debriefing).

Proses action learning demikian itu, diharapkan smart streetleadership akan dibawa pulang ke kantornya masing-masingoleh para peserta DIKLATPIM sesuai dengan jenjangnya.

Sejauh mana sikap dan perilaku smart street leadershiptersebut menjadi ciri dan dibawa pulang sebagai significanchanges, sangat tergantung dari tiga komponen utama, yaitupenyelenggara, widyaiswara dan para peserta sendiri yangopen mind and eager to positive change.

Karenanya, kerja team (Team work) di antara ketigakomponen (tripartit) tersebut merupakan prasyarat dari kajiankepemimpinan di alam terbuka.

B. Tindak LanjutSetelah mempelajari modul ini peserta dapat berperan dalamkepemimpinan dan belajar dari lingkungan untuk tetapmengenal dirinya dan adaptif terhadap orang lain danlingkungan sekitar.

41

42

Page 26: MODUL DIKLATPIM TINGKAT III - dari kita untuk kita · PDF fileMelalui proses pembelajaran, maka gaya-gaya kepemimpinan, ciri-ciri pribadi yang berkembang serta semangat untuk maju

Modul Diklatpim Tingkat III Kepemimpinan Di Alam Terbuka (KIAT)

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. (1994). Kesehatan Mental. Jakarta: CV. HajiMasagung.

Sarwono, Sarlitowirawan. (1992). Psikologi Lingkungan.Jakarta: Grasindo.

Schwartz, David J. (1996). Berpikir dan Berjiwa Besar.Terjemahan Budyanto. Jakarta: Binarupa Aksara.

Ginandjar Kartasasmita. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat.CIDES. Triguno. Budaya Kerja, Jakarta: LPEM.

Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja.(1978). Bunga RampaiSoempah Pemoeda.

Ginanjar Kartasasmita. (1996) Pembangunan Untuk Rakyat.CIDES.

Stephen R. Covey. (1996). Priciple Centered Leadership. AlihBahasa: DRS. Julius Sanjaya, Proofreader: DRLyndon

Saputra. (1997). Jakarta: Binarupa Aksara.

43

44