Modul Antropometri sepeda

56
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ergonomi merupakan suatu ilmu yang dapat memperbaiki cara kerja yang dilakukan oleh setiap manusia. Suatu gerakan-gerakan dalam perancangan kerja akan dikatakan baik apabila mencapai tujuan ENASE (Efisien, Nyaman, Aman, Sehat dan Efektif). Pekerjaan yang dilakukan manusia biasanya menggunakan gerakan tangan serta gerakan anggota tubuh lainnya. Mengetahui elemen-elemen gerakan dasar tersebut maka dapat dilakukan analisa serta perbaikan proses cara kerja. Salah satu metode untuk memperbaiki cara kerja agar mencapai tujuan efisien dan efektif yaitu dengan Methods Time Measurement (MTM). Methods Time Measurement (MTM) berfungsi untuk mengurangi gerakan-gerakan yang tidak perlu dan melakukan analisa serta perbaikan pada setiap gerakan sehingga lebih menghemat waktu, tenaga maupun biaya dalam perakitan produk seperti perakitan sepeda. Hal ini dibutuhkan seorang operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara efektif. Perakitan sepeda ini direkam dan dibuat bagan analisa video dan bagan analisa perbaikan untuk menguraikan, menganalisa, dan memperbaiki gerakan-

description

Modul 4 Acc

Transcript of Modul Antropometri sepeda

Page 1: Modul Antropometri sepeda

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ergonomi merupakan suatu ilmu yang dapat memperbaiki cara kerja yang

dilakukan oleh setiap manusia. Suatu gerakan-gerakan dalam perancangan kerja

akan dikatakan baik apabila mencapai tujuan ENASE (Efisien, Nyaman, Aman,

Sehat dan Efektif). Pekerjaan yang dilakukan manusia biasanya menggunakan

gerakan tangan serta gerakan anggota tubuh lainnya. Mengetahui elemen-elemen

gerakan dasar tersebut maka dapat dilakukan analisa serta perbaikan proses cara

kerja. Salah satu metode untuk memperbaiki cara kerja agar mencapai tujuan

efisien dan efektif yaitu dengan Methods Time Measurement (MTM).

Methods Time Measurement (MTM) berfungsi untuk mengurangi gerakan-

gerakan yang tidak perlu dan melakukan analisa serta perbaikan pada setiap

gerakan sehingga lebih menghemat waktu, tenaga maupun biaya dalam perakitan

produk seperti perakitan sepeda. Hal ini dibutuhkan seorang operator untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan secara efektif.

Perakitan sepeda ini direkam dan dibuat bagan analisa video dan bagan

analisa perbaikan untuk menguraikan, menganalisa, dan memperbaiki gerakan-

gerakan untuk menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih singkat. Hal ini

sangat dibutuhkan agar gerakan-gerakan yang tidak perlu dilakukan pada saat

perakitan sepeda dapat dihilangkan dengan tujuan mengefesiensikan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan

permasalahannya, yaitu:

1. Bagaimana upaya penerapan metode kerja yang benar, penempatan material,

layout dan prosedur kerja sehingga dapat memberikan hasil perbaikan untuk

sistem?

1

Page 2: Modul Antropometri sepeda

2

2. Bagaimana hasil perbandingan perancangan metode kerja yang telah

diterapkan?

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah pada laporan ini yaitu

1. Kecepatan, usaha, tempo atau performance kerja semuanya akan

menunjukkan kecepatan gerak operator pada saat kerja. Aktivitas untuk

menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator ini dikenal sebagai rating

performance.

2. Dilakukun perbandingan dari sistem kerja, yang belum dilakukukan

perbaikan kerja dan setelah dilakukan perbaikan kerja.

3. Guna melaksanakan pekerjaan secara normal maka dianggap operator

tersebut cukup berepengalaman pada saat bekerja melaksanakannya tanpa

usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang

ditetapkan dan menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya.

1.4 Tujuan Praktikum

Dengan melaksanakan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Memotivasi praktikan untuk melakukan penelitian, khususnya tentang

perancangan dan pengukuran kerja.

2. Menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode kerja yang berbeda-beda

akan memberikan hasil yang berbeda pula, hal yang sama berlaku pada

penempatan material, layout dan prosedur kerja.

3. Mengerti prinsip-prinsip ekonomi gerakan (motion economy) dan studi

tentang gerakan-gerakan (motion study) di dalam aplikasi praktis.

Page 3: Modul Antropometri sepeda

3

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, perumusan

masalah, tujuan praktikum, pembatasan masalah, alat dan bahan yang

digunakan, prosedur praktikum, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk kegiatan

praktikum.

Bab III Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini berisi tentang data pengamatan kerja operator pada waktu

praktikum, serta data diolah dan dihitung untuk pengukuran waktu kerja.

Bab IV Analisa

Pada bab ini berisi tentang analisa pengukuran waktu kerja.

Bab V Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 4: Modul Antropometri sepeda

4

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja terdapat berbagai macam metode

kerja yang dapat diterapkan untuk penyelesainnya. Namun demikian tidak semua

metode kerja memenuhi prinsip-prinsip ekonomi gerakan (motion economy) dan

kemanfaatannya untuk memberi hasil yang efisien dan efektif. Oleh sebab itu, hal

ini mendorong adanya suatu penelitian yang berkaitan dengan metode atau tata

cara kerja yang disebut penelitian tata cara kerja.

Studi mengenai tata cara kerja dimaksudkan untuk menelaah dan mengkaji

prinsip-prinsip serta teknik pengaturan kerja secara optimal dalam suatu sistem

kerja, yaitu sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia,

mesin/peralatan kerja, material serta lingkungan fisik kerja akan berinteraksi

bersama-sama secara simultan dalam memberikan output kerja.

Berbagai cara pembagian suatu pekerjaan atas elemen-elemen gerakan telah

melahirkan beberapa metoda penentuan waktu baku secara sintesa.

Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap

operasi kedalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan

kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing

gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi kerja masing-masing

yang ada.

Pengukuran waktu metoda membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-

elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn),

memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), lepas-rakit (dis-

assemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan badan lainnya.

Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian, keadaan obyek

yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya menagani obyek atau kondisi-kondisi

lainnya. Waktu-waktu gerak yang dicantumkan pada table-tabel pengukuran

waktu metoda bersatuan TMU (Time Measurement Unit) yang berarti satuan

pengukuran waktu.

4

Page 5: Modul Antropometri sepeda

5

Ada beberapa tolok ukur yang digunakan dalam memilih alternative kerja

yang terbaik, antara lain:

1. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan kerja.

2. Besarnya energi yang dikeluarkan.

3. Biaya yang dikeluarkan.

4. Dampak-dampak psikologis yang ditimbulkan.

Dalam praktikum ini tolok ukur yang dipakai dalam pemilihan alternative

metode kerja atau tata cara kerja yang terbaik adalah waktu tersingkat dalam

penyelesaian pekerjaan tersebut.

2.1 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Penggunaan

Badan/Anggota Tubuh Manusia

1. Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi

keterbatasan dalam melaksanakan gerakan kerja.

2. Kedua tangan harus memulai dan menyelesaikan pekerjaan dalam waktu

yang bersamaan.

3. Kedua tangan jangan menganggur dalam waktu yang bersamaan kecuali

sewaktu istirahat.

4. Gerakan tangan simetris dan berlawanan arah.

5. Untuk menyelesaiakn pekerjaan, hanya bagian-bagian tubuh tertentu saja

yang diperlukan, agar tidak terjadi penghamburan tenaga.

6. Hindari gerakan patah-patah, untuk mencegah kelelahan.

7. Pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga gerakan mata terbatas pada

bidang yang menyenangkan tanpa perlu mengubah focus.

2.2 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Tempat Kerja

Berlangsung

1. Disediakannya tempat yang tidak sering berpindah-pindah untuk

penyimpanan alat dan bahan, sehingga dapat menimbulkan kebiasaan.

2. Letakkan bahan dan peralatan pada tempat yang mudah dijangkau, sehingga

mengurangi usaha mencari-cari.

Page 6: Modul Antropometri sepeda

6

3. Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga

memungkinkan urutan-urutan gerakan yang terbaik.

4. Tinggi tempat kerja harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia/operator,

sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan mudah dan nyaman.

5. Kondisi ruangan kerja yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis harus

diperhatikan, sehingga diperoleh area kerja yang lebih baik.

2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Desain Peralatan

Kerja yang Dipergunakan

1. Kurangi sebanyak mungkin kegiatan tubuh (manual) apabila pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan peralatan kerja.

2. Usaha menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai

macam pekerjaan sekaligus, baik yang sejenis maupun yang berlainan.

3. Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk

memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus

bersusah payah mencari-cari. Desain peralatan juga dibuat sedemikian rupa

agar memberi kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.

4. Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu, maka beban untuk masing-masing

jari tersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki

oleh masing-masing jari.

Ada beberapa tolok ukur yang digunakan dalam pemilihan alternative kerja

yang terbaik, antara lain:

1. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan

2. Besarnya energi yang dikeluarkan

3. Biaya yang dikeluarkan

4. Dampak-dampak psikologis yang ditimbulkan

Page 7: Modul Antropometri sepeda

7

Untuk mengetahui besarnya rata-rata waktu penyelesaian, kecukupan data

dan keseragaman data pada bagian pengolahan data digunakan rumus-rumus

sebagai berikut:

1. Rata-rata waktu penyelesaian

X Jumlah Waktu SiklusJumlah Siklus

2. Uji kecukupan data (N’)

α = 0,05

k = 2 (tingkat kepercayaan 95%)

N’ = [ k∂ √ N∑ x2−(∑ x )2

∑ x ]2

Jika N’ < N, maka data dikatakan cukup.

3. Uji keseragaman data

Standar Deviasi (σ ) = √∑ (xi−xbar )2

N

BKA = X + 3 σ

BKB = X - 3 σ

2.4 Motion Study

Studi gerakan atau lazimnya disebut dengan “motion study” adalah suatu

studi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan

pekerjaanya. Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan-gerakan standard untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efektif dan

efisien. Untuk memperoleh hal tersebut maka perlu diperhatikan terlebih dahulu

kondisi pekerjaan yang ada yaitu kondisi pekerjaan yang memungkinkan

dilakukan gerakan-gerakan kerja yang ekonomis.

Studi gerakan umumunya diklasifikasikan menjadi dua macam studi, yaitu

Visual Motion Study dan Micromotion Study umumnya lebih sering diaplikasikan

karena dianggap lebih ekonomis.

Page 8: Modul Antropometri sepeda

8

Visual Motion Study, disini hanya sekedar dilakukan pengamatan secara

visual terhadap operasi kerja yang berlangsung dan kemudian dibuat peta yang

dikenal sebagai Operation Process Chart dengan mengaplikasikan simbol-simbol

Therblig.

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan

kerja yang ada dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

Secara terperinci elemen-elemen gerakan therblig ialah sebagai berikut:

1. Mencari: gerakan dasar pekerja untuk menemukan lokasi obyek atau benda

kerja.

2. Memilih: gerakan untuk menemukan suatu obyek yang tercampur dengan

obyek lain.

3. Memegang: gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa.

4. Menjangkau: gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan

mendekati ataupun menjauhi obyek.

5. Membawa: gerakan perpindahan tangan di mana tangan dalam keadaan

terbebani.

6. Memegang untuk memakai: gerakan memegang tanpa menggerakkan obyek

yang dipegang.

7. Melepas: gerakan melepas yang terjadi bila pekerja melepaskan obyek yang

dipegangnya.

8. Mengarahkan: gerakan yang didahului dengan mengangkat dan diikuti

dengan merakit.

9. Mengarahkan sementara: gerakan mengarahkan pada suatu tempat sementara

dengan tujuan untuk memudahkan pemegangan bila obyek tersebut akan

dipakai kembali

10. Pemeriksaan: pekerjaan memeriksa obyek untuk mengetaui apakah obyek

telah memenuhi syarat tertentu.

11. Perakitan: gerakan untuk menggabungkan satu obyek dengan obyek lain

sehingga menjadi satu kesatuan.

12. Lepas Rakit: gerakan memisah dua obyek atau lebih dari satu kesatuan.

13. Memakai: gerakan memakai.

Page 9: Modul Antropometri sepeda

9

14. Keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan: keterlambatan yang diakibatkan

oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan manusia.

15. Keterlambatan yang dapat dihindarkan: keterlambatan yang diakibatkan

faktor pekerja baik disengaja maupun tidak.

16. Merencana: proses mental di mana operator berpikir untuk menentukan

tindakan yang akan diambil selanjutnya.

17. Istirahat untuk menghiangkan lelah: kegiatan istirahat yang dilaukan untuk

menghilangkan lelah.

Dari 17 gerakan dasar therblig di atas, pada dasarnya dapat diklasifikasikan

menjadi 2 macam:

1. Effective Therblig, ialah gerakan yang berkaitan langsung dengan aktivitas

kerja. Gerakan ini meliputi:

a. Phisical Basic

1. Menjangkau (RE)

2. Membawa (M)

3. Melepas (RL)

4. Memegang (G)

5. Mengarahkan awal (PP)

b. Objective Basic

1. Memakai (U)

2. Merakit (A)

3. Mengurai rakit (DA)

2. Ineffective Therblig, ialah gerakan therblig yang tidak berkaitan dengan

aktivitas penyelesaian pekerjaan secara langsung dan sebaiknya dieliminasi

atau dihilangkan dengan memperhatikan prinsip dasar dari analisa operasi

kerja dan ekonomi gerakan. Gerakan ini meliputi:

a. Mental or Semi-Mental Basic

1. Mencari (SH)

2. Memilih (ST)

3. Mengarahkan (P)

4. Memeriksa (I)

Page 10: Modul Antropometri sepeda

10

5. Merencanakan (Pn)

b. Delay

1. Keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan (UD)

2. Keterlambatan yang dapat dihindarkan (AD)

3. Istirahat untuk menghilangkan lelah (R)

4. Memegang unuk memakai (H)

2.5 Micromotion study

Micromotion study yaitu perekaman atas gerakan-gerakan kerja dengan

menggunakan kamera film (video recorder) dan segala perlengkapannya dapat

mengatasi persoalan. Disini hasil rekaman dapat diputar ulang, kalau perlu dengan

kecepatan lambat (slow motion), sehingga analisa gerakan kerja bisa dilakukan

lebih teliti. Jadi, micromotion study mengharuskan untuk merekam setiap gerakan

kerja yang ada secara detail dan memberikan kemungkinan-kemungkinan analisa

setiap gerakan-gerakan kerja secara detail dan memberikan kemungkinan analisa

setiap gerakan yang ada secara lebih baik dibandingkan dengan visual motion

study.

Dengan demikian dari aktivitas micromotion study ini diharapkan mampu

membantu mencari alternatif metode kerja yang lebih baik untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan sekaligus megetahui waktu dari tiap-tiap gerakan tersebut.

Manfaat dari kegiatan ini ialah:

a. Mampu meneliti siklus operasi kerja yang pendek yang berlangsung secara

berulang-ulang dan dilaksanakan secara manual.

b. Meneliti aktivitas-aktivitas yang menghasilkan jumlah output yang besar.

c. Meneliti aktivitas-aktivitas yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh seorang

operator.

Page 11: Modul Antropometri sepeda

11

Untuk micromotion study dalam pelaksanaannya akan membutuhkan biaya

yang lebih jauh tinggi (sekitar 4 kali lipat dibandingkan Visual Motion Study).

Biasanya dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung cepat dan

berulang-ulang. Disini analisa bisa dilakukan lebih detail karena dipergunakan

peralatan khusus (movie camera) untuk merekam gerakan-gerakan kerja yang

berlangsung.

Page 12: Modul Antropometri sepeda

12

Tabel 2.1 Move M

Tabel 2.2 Position-P, Release-RL, Travel and Eye Focus-ET and EF, Disengage-D

Page 13: Modul Antropometri sepeda

13

Tabel 2.2 Position-P, Release-RL, Travel and Eye Focus-ET and EF, Disengage-D

Tabel 2.4 Tabel Travel and Eye Focus – ET and EF

Page 14: Modul Antropometri sepeda

14

Tabel 2.3 Reach-R

Page 15: Modul Antropometri sepeda

15

Tabel 2.4 Body, Leg and Foot Motions

Page 16: Modul Antropometri sepeda

16

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data

3.1.1 Hasil Pengamatan Sebelum Dilakukan Perbaikan

Kelompok : 12

Tanggal Pengamatan : 14 Maret 2014

Aktivitas yang diamati : Perakitan Pedal Sepeda

Nama Operator 1 : M. Rijal Reskin

Nama Operator 2 : Guntur Suseno

Nama Rater : Irham Saputra

Nama Timer : Noor Muhammad Charis

Nama Writer : Sitti Nur Jumariah

Waktu Normal : 63,53 detik

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Sebelum Dilakukan Perbaikan

Pengamatan Ke-

Waktu ( detik )

Pengamatan Ke-

Waktu ( detik )

1 129,27 16 52,192 177,49 17 49,583 107,57 18 59,094 88,31 19 50,405 60,71 20 48,236 76,25 21 54,847 60,82 22 47,698 53,59 23 49,199 71,23 24 53,7110 62,77 25 44,4111 51,52 26 49,9612 53,62 27 45,3513 52,49 28 52,3314 57,31 29 49,6415 47,77 30 48,50

Total 1905,83Rata – rata 63,53

16

Page 17: Modul Antropometri sepeda

17

3.1.2 Hasil Pengamatan Setelah Dilakukan Perbaikan

Kelompok : 12

Tanggal Pengamatan : 27 Maret 2014

Aktivitas yang diamati : Perakitan Pedal Sepeda

Nama Operator 1 : M. Rijal Reskin

Nama Operator 2 : Guntur Suseno

Nama Rater : Irham Saputra

Nama Timer : Noor Muhammad Charis

Nama Writer : Sitti Nur Jumariah

Waktu Normal : 39,82 detik

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Setelah Dilakukan Perbaikan

Pengukuran Ke- Waktu (detik) Pengukuran

Ke- Waktu (detik)

1 51,31 16 34,972 47,57 17 35,153 48,04 18 36,024 44,46 19 43,265 45,16 20 35,236 37,10 21 32,107 44,19 22 40,018 48,89 23 31,329 36,28 24 32,8610 39,45 25 38,5311 49,07 26 36,3312 40,50 27 33,2213 41,96 28 44,5714 41,63 29 37,0215 34,63 30 33,82

Total 1194,65

Rata-Rata 39,82

3.2 Pengolahan Data

Page 18: Modul Antropometri sepeda

LAYOUT PROSES PEMASANGAN PEDAL

Kelompok: 12Tanggal pengamatan: 14 Maret 2014

Aktifitas yang diamati: Pemasangan Pedal SepedaNama Operator 1: M. Rijal Reskin Nama Operator 2:

Guntur SusenoNama Rater: Irham Saputra

Nama Timer: Noor Muhammad CharisNama Writer: Sitti Nur Jumariah

Waktu Normal: 63,53 detik

Timer

Operator 1

Operator 2

Writer/Rater

EBA C D F

Output

18

3.2.1 Percobaan Sebelum Perbaikan Proses Pemasangan Pedal Sepeda

3.2.1.1 Layout

Gambar 3.1 Layout sebelum perbaikan

Keterangan :

Page 19: Modul Antropometri sepeda

19

Jarak antara komponen dengan operator 1 :

A. Crank Seat : 60 cm

B. Pedal : 40 cm

C. Aksesoris : 65 cm

D. Mur baut : 50 cm

E. Alat Bantu : 15 cm

F. Penutup pedal : 60 cm

Jarak antara komponen dengan operator 2 :

A. Crank Seat : 110 cm

B. Pedal : 103 cm

C. Aksesoris : 85 cm

D. Mur baut : 75 cm

E. Alat Bantu : 75 cm

F. Penutup pedal : 80 cm

Jarak antara komponen dengan pusat Output :

A. Crank Seat : 60 cm

B. Pedal : 55 cm

C. aksesoris : 50 cm

D. Mur baut : 57 cm

E. Alat Bantu : 30 cm

F. Penutup pedal : 65 cm

3.2.1.2 Peta Tangan Kanan Tangan Kiri Sebelum Perbaikan

Page 20: Modul Antropometri sepeda

20

PETA TANGAN KANAN & TANGAN KIRI

Pekerjaan : Perakitan Pedal Sepeda

Nomor Peta : 1

Dipetakan oleh : Noor Muhammad Charis

Tanggal Dipetakan : 30 Maret 2014

Tangan KiriJarak

( cm)

Waktu

(detik)Simbol

Waktu

(detik)

Jarak

(cm)Tangan Kanan

Mengambil crank

pedal sepeda80 2

Re

GSH 0 0 Menganggur

Memegang crank

pedal sepeda0 1 G SH 0 0 Menganggur

Mengarahkan crank

pedal50 2 P SH 0 0 Menganggur

Memegang crank

sepeda0 1 G G 3 40

Memegang crank

sepeda

Mengambil baut

crank pedal75 2

Re

GG 3 0

Memegang crank

sepeda

Mengarahkan baut

pada crank60 2 P G 3 0

Memegang crank

sepeda

Mengencangkan baut

crank pedal0 7 A G 10 0

Memegang crank

sepeda

Memegang crank

sepeda15 2 G SH 0 0 Menganggur

Menganggur 0 0 SHRe

G 3 60 Mengambil Obeng

Menganggur 0 0 SH G 2 0 Memegang Obeng

Menganggur 12 0 SHRe

G 2 50 Mengarahkan Obeng

Mengambil baut

crank sepeda70 2

Re

GG 1 0 Memegang obeng

Memegang Baut

crank sepeda

02 G G 1 0 Memegang Obeng

Tabel 3.3 Peta Tangan Kanan Tangan Kiri Sebelum Perbaikan

Tabel 3.3 Lanjutan

Page 21: Modul Antropometri sepeda

21

Mengarahkan Baut

pada obeng10 2 P P 2 10

Mengarahkan obeng

pada baut

Memegang obeng 0 1 G G 1 0 Memegang obeng

Mengarahkan obeng

baut pada aksesoris12 1 P P 1 10

Mengarahkan obeng

dan baut pada

aksesoris

Memegang baut

aksesoris0 1 G A 12 0

Mengencangkan

baut aksesoris

Memegang obeng 0 1 G G 1 0 Memegang obeng

Mengambil baut

aksesoris0 2

Re

GG 2 70 Memegang obeng

Memegang baut

aksesoris0 1 G G 1 0 Memegang obeng

Mengarahkan baut

pada obeng 10 2 P P 2 10

Mengarahkan obeng

pada baut

Mengarahkan baut

pada aksesoris0 2

Re

G

Re

G 2 20Mengarahkan obeng

pada aksesoris

Memegang baut

aksesoris0 8 G A 10 0

Mengencangkan

baut aksesoris

Mengambil baut

aksesoris70 2

Re

GG 2 20 Memegang obeng

Memegang baut

aksesoris0 2 G G 2 0 Memegang obeng

Mengarahkan baut

pada obeng9 5 P P 5 9

Mengarahkan obeng

pada baut

Mengarahkan baut

pada aksesoris20 2 P P 2 20

Mengarahkan obeng

pada aksesoris

Memegang baut 0 10 G A 15 8Mengencangkan

baut pada aksesoris

Mengambil baut 0 3Re

GG 2 12 Memegang obeng

Memegang baut 0 1 G G 1 0 Memegang obeng

Tabel 3.3 Lanjutan

Page 22: Modul Antropometri sepeda

22

Mengarahkan baut

pada aksesoris15 2 P P 3 10

Mengarahkan obeng

pada aksesoris

Memutar baut 0 8 A A 10 0Mengencangkan

baut

Menganggur 8 0 SH R 2 8 Meletakkan obeng

Menganggur 0 0 SH P 2 8Memindahkan

obeng

Mengambil pedal 70 3 R SH 0 0 Menganggur

Memegang pedal 0 2 G SH 0 0 Menganggur

Mengarahkan pedal

pada crank50 3 P G 2 6

Memegang crank

sepeda

Memasang pedal 0 2 A G 2 8Memegang crank

sepeda

Memutar pedal 0 2 A G 2 20Memegang crank

sepeda

Memutar baut pedal 0 2 A G 2 0 Memegang pedal

Mengencangkan

pedal0 8 A G 2 0 Memegang crank

Menganggur 0 2 SH SH 2 0 Menganggur

Mengambil tutup

crank50 2

Re

GSH 0 0 Menganggur

Memegang tutup

crank0 1 G SH 0 0 Menganggur

Memasang tutup

crank12 4 A G 2 0 Memegang roda

Menganggur 0 2 SH SH 2 0 Menganggur

Memegang crank 0 2 G SH 0 0 Menganggur

Menganggur 0 1 SH SH 1 0 Menganggur

Mengangkat rangka 20 2Re

G

Re

G 2 20 Mengangkat rangka

Page 23: Modul Antropometri sepeda

23

Total 709 177,49 177,49 439

Ringkasan

Waktu siklus = 63,53

Jumlah produksi tiap siklus = 1 percobaan

Waktu untuk memasang roda depan = 63,53

3.2.1.3 Perhitungan MTM (Motion Time Measurement) Gerakan Kerja

Tabel 3.4 Perhitungan MTM Sebelum Perbaikan

No

Langkah Dalam Perakitan Nama Gerakan Simbol Jarak

(inchi)Analisa

GerakanWaktu(TMU)

1Mengambil crank pedal

sepeda Menjangkau ReG 32 Re32A

G 19,5

2 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

3Memegang crank pedal

sepeda Memegang G 0 G0A 2,0

4 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

5 Mengarahkan crank pedal Mengarahkan P 20 P20A 19,2

6 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,07 Memegang crank sepeda Memegang G 0 G0A 2,0

8 Memegang crank sepeda Memegang G 16 G16A 11,4

9Mengambil baut crank

pedal Menjangkau ReG 30 Re30A

G 17,5

10 Memegang crank sepeda Memegang G 0 G0A 2,0

11Mengarahkan baut pada

crank Mengarahkan P 24 P24A 22,4

12 Memegang crank sepeda Memegang G 0 G0A 2,0

13Mengencangkan baut crank

pedal Memegang G 0 G0A 2,0

14 Memegang crank sepeda Memegang G 6 GOA 2,0

15 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,016 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

17 Mengambil Obeng Menjangkau ReG 24 Re24A

G 14,9

18 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

19 Memegang Obeng Memegang G 0 G0A 2,0

Tabel 3.3 Lanjutan

Tabel 3.4 Lanjutan

Page 24: Modul Antropometri sepeda

24

20 Menganggur Menganggur SH 4,8 SH0A 2,0

21 Mengarahkan Obeng Mengarahkan P 20 P20A 19,2

22Mengambil Baut crank

sepeda Menjangkau ReG 28 Re28A

G 16,7

23 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

24Memegang Baut crank

sepeda Memegang G 0 G0A 2,0

25 Memegang Obeng Memegang G 0 G0A 2,0

26Mengarahkan Baut pada

obeng Mengarahkan P 4 P4A 6,1

27Mengarahkan obeng pada

baut Mengarahkan P 4 P4A 6,1

28 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

29 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

30Mengarahkan obeng baut

pada accesoris Mengarahkan P 4,8 P4,8A 7,3

31Mengarahkan obeng dan

baut pada accesoris Mengarahkan P 4 P4A 6,1

32 Memegang baut acesoris Memegang G 0 G0A 2,0

33Mengencangkan baut

accesoris Memegang G 0 G0A 2,0

34 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

35 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

36 Mengambil baut accessoris Menjangkau ReG 28 Re0A

G 16,7

37 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

38 Memegang baut accessoris Memegang G 0 G0A 039 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 0

40Mengarahkan baut pada

obeng Mengarahkan P 4 P4A 6,1

41Mengarahkan obeng pada

baut Mengarahkan P 4 P4A 6,1

42Mengarahkan baut pada

accessoris Mengarahkan P 0 P0A 2,0

Page 25: Modul Antropometri sepeda

25

43Mengarahkan obeng pada

aksesoris

Mengarahkan

P 8 P8A 9,7

44 Memegang baut accesoris Memegang G 0 G0A 2,0

45Mengencangkan baut

accesoris Memegang G 0 G0A 2,0

46 Mengambil baut accesoris Menjangkau ReG 28 Re28A

G 16,7

47 Memegang obeng Memegang G 8 G8A 9,748 Memegang baut accesoris Memegang G 0 G0A 2,0

49 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

50Mengarahkan baut pada

obeng Mengarahkan P 3,6 P3,6A 6,1

51Mengarahkan obeng pada

baut Mengarahkan P 3,6 P3,6A 6,1

52Mengarahkan baut pada

accesoris Mengarahkan P 8 P8A 7,9

53Mengarahkan obeng pada

baut Mengarahkan P 8 P8A 7,9

54 Memegang baut Memegang G 0 G0A 2,0

55Mengencangkan baut pada

Aksesoris Memegang G 3,2 G3,2A 3,6

56 Mengambil baut Menjangkau ReG 0 Re0A

G 2,0

57 Memegang obeng Memegang G 4,8 G4,8A 7,358 Memegang baut Memegang G 0 G0A 2,0

59 Memegang obeng Memegang G 0 G0A 2,0

60Mengarahkan baut pada

aksesoris Mengarahkan P 6 P6A 8,1

61Mengarahkan obeng pada

Aksesoris Mengarahkan P 4 P4A 6,1

62 Memutar baut Memegang G 0 G0A 2,063 Mengencangkan baut Memegang G 0 G0A 2,0

64 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

65 Meletakkan obeng Meletakkan Ri 3,2 Ri3,2A 2,066 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

Tabel 3.4 Lanjutan

Page 26: Modul Antropometri sepeda

26

67 Memindahkan obeng Mengarahkan P 3,2 P3,2A 3,6

68 Mengambil pedal Menjangkau ReG 28 Re28A

G 16,7

69 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,070 Memegang pedal Memegang G 0 G0A 2,0

71 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

72Mengarahkan pedal pada

crank Mengarahkan P 20 P20A 19,2

73 Memegang crank sepeda Memegang G 2,4 G2,4A 3,6

74 Memasang pedal Mengarahkan G 0 G0A 2,0

75 Memegang crank sepeda Memegang G 3,2 G3,2A 4,9

76 Memutar pedal Memegang G 0 G0A 2,0

77 Memegang crank sepeda Memegang G 8 G8A 9,7

78 Memutar baut pedal Memegang G 0 G0A 2,0

79 Memegang pedal Memegang G 0 G0A 2,0

80 Mengencangkan pedal Memegang G 0 G0A 2,0

81 Memegang crank Memegang G 0 G0A 2,0

82 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

83 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

84 Mengambil tutup crank Menjangkau ReG 20 Re20A

G 13,1

85 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

86 Memasang tutup crank Memegang G 4,8 G4,8A 7,3

87 Menganggur Menganggur G 0 G0A 2,0

88 Menganggur Menganggur G 0 G0A 2,0

89 Memegang crank Memegang G 0 G0A 2,0

90 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

91 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

92 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

93 Mengangkat Rangka Mengarahkan G 8 G8A 7,9

94 Mengangkat Rangka Mengarahkan G 8 G8A 7,9

Total 451,6 490,4

Dari perhitungan dengan mengguakan metode perhitungan MTM (Motion Time

Measurement) gerakan kerja didapatkan :

Tabel 3.4 Lanjutan

Page 27: Modul Antropometri sepeda

27

Total waktu untuk merakit sepeda adalah 490,4 TMU

1 TMU = 0,036 detik

Jadi total waktunya adalah 490,4 x 0,036 detik = 17,65 detik.Ringkasan :

Waktu Siklus : 63,53 detik

Jumlah produk tiap siklus : 1

Waktu untuk membuat 1 produk : 63,53 detik

3.2.1.4 Uji Kecukupan Data

Tabel 3.5 Pengolahan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Sebelum Perbaikan

No Xi Xi2 (Xi-Xbar) (Xi-Xbar)2

1 129,27 16710,73 65,74 4321,752 177,49 31502,70 113,96 12986,883 107,57 11571,30 44,04 1939,524 88,31 7798,66 24,78 614,055 60,71 3685,70 -2,82 7,956 76,25 5814,06 12,72 161,807 60,82 3699,07 -2,71 7,348 53,59 2871,89 -9,94 98,809 71,23 5073,71 7,7 59,2910 62,77 3940,07 -0,76 0,5811 51,52 2654,31 -12,01 144,2412 53,62 2875,10 -9,91 98,2113 52,49 2755,20 -11,04 121,8814 57,31 3284,44 -6,22 38,6915 47,77 2281,97 -15,76 248,3816 52,19 2723,80 -11,34 128,6017 49,58 2458,18 -13,95 194,6018 59,09 3491,63 -4,44 19,7119 50,4 2540,16 -13,13 172,4020 48,23 2326,13 -15,3 234,0921 54,84 3007,43 -8,69 75,5222 47,69 2274,34 -15,84 250,9123 49,19 2419,66 -14,34 205,6424 53,71 2884,76 -9,82 96,4325 44,41 1972,25 -19,12 365,5726 49,96 2496,00 -13,57 184,1427 45,35 2056,62 -18,18 330,5128 52,33 2738,43 -11,2 125,4429 49,64 2464,13 -13,89 192,93

Page 28: Modul Antropometri sepeda

28

30 48,5 2352,25 -15,03 225,90Jumlah 1905,83 144724,69 -0,07 23651,75

Perhitungan Uji Kecukupan Data:

1. Tingkat kepercayaan = 95%

2. Tingkat ketelitian (α) = 5%

K = 2

N’ = [ 2/α √N (∑ xi2 )−(∑ xi)2

∑ xi ]2

=

[ 2/0 . 05√30 (144724,69)−(3632188)1905,83 ]

2

N’ = 17,68

N = 30

(N’ > N maka data tidak cukup).

3.2.1.5 Uji Keseragaman Data

Xbar :

X=

Σ XiN

=

1905,8330

= 63,53

Standar deviasi :

(σ ) = √∑ ( xi−x )2

N−1

=√23651,7530−1

Page 29: Modul Antropometri sepeda

29

= 28,56

BKA = X + 3 .σ

= 63,53+( 3 x 28,56)

= 149,21

BKB = X – 3.σ

= 63,53- ( 3 x 28,56)

= -22,15

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

-50

0

50

100

150

200

Series1Series2Series3Series4

Gambar 3.2 Grafik BKA-BKB Sebelum Perbaikan

BKA

BKB

Page 30: Modul Antropometri sepeda

30

3.2.2 Percobaan Setelah Perbaikan Proses Pemasangan Pedal

3.2.2.1 Layout

LAYOUT PROSES PEMASANGAN PEDAL

Kelompok : 12

Tanggal pengamatan : 14 Maret 2014

Aktifitas yang diamati : Pemasangan Pedal Sepeda

Nama Operator 1 : Guntur Suseno

Nama Operator 2 : M.Rizal Reskin

Nama Rater : Irham Saputra

Nama Timer : Noor Muhammad Charis

Nama Writer : Sitti Nur Jumariah

Waktu Normal : 39,82 detik

Tim

er

Operator 2

Operator 1Writer

E

B

A

CD

F

Output

G

H

I

J

K

Page 31: Modul Antropometri sepeda

31

Gambar 3.3 Layout setelah perbaikan

Keterangan :

Jarak antara komponen dengan operator 1 :

A. Crank Seat 1 : 20 cm

C. Mur 1 : 20 cm

D. Aksesoris 1 : 20 cm

G. Pedal 1 : 20 cm

I. Penutup Pedal 1 : 20 cm

K. Alat Bantu : 20 cm

Jarak antara komponen dengan operator 2 :

B. Crank Seat 2 : 23 cm

F. Aksesoris 2 : 23 cm

H. Pedal 2 : 23 cm

E. Mur 2 : 23 cm

J. Penutup pedal 2 : 23 cm

Jarak antara komponen dengan pusat Output :

Crank Seat 1 : 30 cm

Crank Seat 2 : 30 cm

Aksesoris 1 & Mur 1 : 30 cm

Aksesoris 2 & Mur 2 : 30 cm

Pedal & Penutup 1 : 30 cm

Pedal & Penutup 2 : 30 cm

Alat Bantu : 30 cm

Page 32: Modul Antropometri sepeda

32

3.2.2.2 Peta Tangan Kanan Tangan Kiri Setelah Perbaikan

PETA TANGAN KANAN & TANGAN KIRI

Pekerjaan : Perakitan Pedal Sepeda

Nomor Peta : 2

Dipetakan oleh : Noor Muhammad Charis

Tanggal Dipetakan : 1 April 2014

Tangan KiriJarak

( cm)

Waktu

(detik)Simbol

Waktu

(detik)

Jarak

(cm)Tangan Kanan

Menjangkau crank

sepeda20 2

Re

G

Re

G 2 20Menjangkau crank

sepeda

Memegang crank

sepeda0 0 G G 0 0

Memegang crank

sepeda

Mengarahkan crank

pedal15 3 P P 3 15

Mengarahkan crank

pedal

Menjangkau Mur 10 3Re

G

Re

G 3 10 Menjangkau Mur

Memegang Mur 0 0 G G 0 0 Memegang Mur

Mengarahkan Mur

pada crank10 4 P P 4 10

Mengarahkan Mur

pada crank

Menjangkau Baut (4) 8 3Re

G

Re

G 3 8 Menjangkau obeng

Memegang Baut (4) 0 0 G G 0 0 Memegang obeng

Mengarahkan baut

pada crank pedal9 10 P P 10 9

Mengarahkan obeng

pada crank pedal

Tabel 3.6 Peta Tanngan Kanan – Tangan Kiri Setelah Perbaikan

Page 33: Modul Antropometri sepeda

33

Menjangkau pedal 10 3Re

GR 3 10 Meletakkan obeng

Memegang pedal 0 0 G SH 0 0 Menganggur

Mengarahkan pedal

pada sepeda8 2 P P 2 8

Mengarahkan pedal

pada sepeda

Menjangkau tutup

pedal9 3

Re

GSH 3 0 Menganggur

Memegang tutup

pedal0 2 G SH 2 0 Menganggur

Mengarahkan tutup

pedal10 0 P P 0 10

Mengarahkan tutup

pedal

Mengangkat sepeda 5 3 P P 3 5 Mengangkat sepeda

Total 114 3,8 38 105

Ringkasan

Waktu siklus = 39,82

Jumlah produksi tiap siklus = 1 percobaan

Waktu untuk memasang roda depan = 39,82

3.2.2.3 Perhitungan MTM (Motion Time Measurement) Gerakan Kerja

Tabel 3.7 Perhitungan dengan MTM Setelah Perbaikan

No

Langkah Dalam Perakitan Nama Gerakan Simbol Jarak

(inchi)Analisa

GerakanWaktu(TMU)

1 Menjangkau crank sepeda Menjangkau ReG 8 Re8A

G 7,9

2 Menjangkau crank sepeda Menjangkau ReG 8 Re8A

G 7,9

3 Memegang crank sepeda Memegang G 0 G0A 2,0

4 Memegang crank sepeda Memegang G 0 G0A 2,0

5 Mengarahkan crank pedal Mengarahkan P 6 P6A 8,9

6 Mengarahkan crank pedal Mengarahkan P 6 P6A 8,9

7 Menjangkau Mur Menjangkau ReG 4 Re4A

G 6,1

8 Menjangkau Mur Menjangkau ReG 4 Re4A

G 6,1

9 Memegang Mur Memegang G 0 G0A 2,0

Tabel 3.6 Lanjutan

Page 34: Modul Antropometri sepeda

34

10 Memegang Mur Memegang G 0 G0A 2,0

11Mengarahkan Mur pada

crank Mengarahkan P 4 P4A 8,1

12Mengarahkan Mur pada

crank Mengarahkan P 4 P4A 8,1

13 Menjangkau Baut (4) Menjangkau ReG 3,2 Re3,2A

G 4

14 Menjangkau obeng Menjangkau ReG 0 Re0A

G 2,0

15 Memegang Baut (4)Memegang

G 0 GOA 2,0

16 Memegang obeng Memegang G 3,6 G3,6A 6,1

17Mengarahkan baut pada

crank pedal Mengarahkan P 3,6 P3,6A 6,1

18Mengarahkan obeng pada

crank pedal Mengarahkan P 4 P4A 6,1

19 Menjangkau pedal Menjangkau ReG 4 Re4A

G 6,1

20 Meletakkan obeng Mengarahkan P 3,2 P3,2A 4,9

21 Memegang pedal Memegang G 0 G0A 2,0

22 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

23Mengarahkan pedal pada

sepeda Mengarahkan P 4 P4A 6,1

24Mengarahkan pedal pada

sepeda Mengarahkan P 4 P4A 6,1

25 Menjangkau tutup pedal Menjangakau ReG 3,2 Re3,2

G 5,3

26 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

27 Memegang tutup pedal Memegang G 0 G0A 2,0

28 Menganggur Menganggur SH 0 SH0A 2,0

29 Mengarahan tutup pedal Mengarahkan P 4 P4A 6,1

30 Mengarahkan tutup pedal Mengarahkan P 4 P4A 6,1

31 Mengangkat sepeda Mengarahkan P 2 P2A 3,6

32 Mengangkat sepeda Mengarahkan P 2 P2A 3,6

Total 88,8 154,2

Tabel 3.7 Lanjutan

Page 35: Modul Antropometri sepeda

35

Dari perhitungan dengan mengguakan metode perhitungan MTM (Motion Time

Measurement) gerakan kerja didapatkan :

Total waktu untuk merakit sepeda adalah 154,2 TMU

1 TMU = 0,036 detik

Jadi total waktunya adalah 154,2 x 0,036 detik = 5,55 detik.

Ringkasan :

Waktu Siklus : 39,82

Jumlah produk tiap siklus : 1

Waktu untuk membuat 1 produk : 39,82

3.2.2.4 Uji Kecukupan Data

Tabel 3.8 Pengolahan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Setelah Perbaikan

No Xi xi² (xi-xbar) (xi-xbar)²1 51,31 2632,72 11,49 132,02

2 47,57 2262,90 7,75 60,06

3 48,04 2307,84 8,22 67,57

4 44,46 1976,69 4,64 21,53

5 45,16 2039,43 5,34 28,52

6 37,1 1376,41 -2,72 7,40

7 44,19 1952,76 4,37 19,10

8 48,89 2390,23 9,07 82,26

9 36,28 1316,24 -3,54 12,53

10 39,45 1556,30 -0,37 0,14

11 49,07 2407,86 9,25 85,56

12 40,5 1640,25 0,68 0,46

13 41,96 1760,64 2,14 4,58

14 41,63 1733,06 1,81 3,28

15 34,63 1199,24 -5,19 26,94

16 34,97 1222,90 -4,85 23,52

17 35,15 1235,52 -4,67 21,81

18 36,02 1297,44 -3,8 14,44

19 43,26 1871,43 3,44 11,83

20 35,23 1241,15 -4,59 21,07

21 32,1 1030,41 -7,72 59,60

Page 36: Modul Antropometri sepeda

36

22 40,01 1600,80 0,19 0,04

23 31,32 980,94 -8,5 72,25

24 32,86 1079,78 -6,96 48,44

25 38,53 1484,56 -1,29 1,66

26 36,33 1319,87 -3,49 12,18

27 33,22 1103,57 -6,6 43,56

28 44,57 1986,48 4,75 22,56

29 37,02 1370,48 -2,8 7,84

30 33,82 1143,79 -6 36,00Tota

l 1194,65 48521,70 0,05 948,75

Perhitungan Uji Kecukupan Data:

1. Tingkat kepercayaan = 95%

2. Tingkat ketelitian (α) = 5%

K = 2

N’ = [ 2/α √N (∑ xi2 )−(∑ xi)2

∑ xi ]2

= [ 2/0 .05√30 (48521,70 )−( 1427189)1194,65 ]

2

N’ = 31,96

N = 30

(N’ > N maka data tidak cukup).

3.2.2.5 Uji Keseragaman Data

X-bar =

Σ Xi30

=

1194,6530

= 39,82

Standar deviasi (σ ) = √∑ ( xi−x )2

N −1

Page 37: Modul Antropometri sepeda

37

= √948,7530−1

= 5,72

BKA = X + 3 . σ

= 39,82 + ( 3 x 5,72)

= 56,98

BKB = X – 3. σ

= 39,82 - ( 3 x 5,72)

= 34,10

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 290

10

20

30

40

50

60

Series1Series2Series3Series4

Gambar 3.4 Grafik BKA-BKB Setelah Perbaikan

BKA

BKB

Page 38: Modul Antropometri sepeda

38

BAB IV

ANALISA

4.1 Analisa Percobaan Sebelum Perbaikan

4.1.1 Layout

Pada tata letak (layout) awal jarak antar operator dengan kompen, jarak

komponen ke sepeda dan waktu penyelesaiannya berbeda dengan setelah

dilakukan perbaikan, dimana pada layout awal ini jarak tiap komponen lebih jauh

, begitu jugan demgam jarak komponen-komponen ke operator lebih jauh

daripada layout setelah perbaikan. Jarak crank seat dengan operator 1 dan 2

adalah 110 dan 60 cm, kemudian jarak mur dari operator 1 dan 2 adalah 75 cm

dan 50 cm. Kemudian aksesoris dengan operator 1 dan 2 adalah 85 dan 65 cm,

sedangkan pedal dan penutup pedal dengan operator 1 dan 2 adalah 103 dan 40

cm, jarak alat bantu dengan operator 1 adalah 75 cm. Sedangkan jarak operator 1

dan 2 sendiri dengan sepeda masing-masing 80 dan 70 cm

4.1.2 Peta Tangan Kanan Tangan Kiri

Pada stasiun kerja 5 yaitu proses pemasangan pedal sepeda, terdapat

beberapa gerakan seperti yang telah tersebut dalam elemen-elemen gerakan

therblig. Menjangkau crank sepeda dengan jarak 80 cm dan dengan waktu 2 detik,

Memegang crank sepeda dengan jarak 0 cm dan dengan waktu 1 detik,

Page 39: Modul Antropometri sepeda

39

Mengarahkan crank pedal dengan jarak 50 cm dan dengan waktu 2 detik.

Memegang crank sepeda dengan jarak 40 cm dan waktu 3detik. Kemudian

menganggur dengan jarak 0 cm dan dengan waktu 3 detik. Kemudian menjangkau

baut crank sepeda dengan jarak 70 cm dengan waktu 2 detik. Memegang obeng

dengan jarak 0 dan dengan waktu 1 detik. Kemudian Mengarahkan baut crank

pada sepeda dengan jarak 0 cm dan dengan waktu 2 detik. Memutar baut pedal

yang juga bisa disebut memegang (perakitan) dengan jarak 0 cm dengan waktu 2

detik. Menjangkau tutup crank dengan jarak 50 cm dan dengan waktu 2 detik.

Memasang tutup crank dengan jarak 12 cm dan dengan waktu 4 detik, sedangkan

memegang dengan jarak 0 cm dan dengan jarak 2 detik. Mengangkat rangka pada

transportasi dengan jarak 20 cm dengan waktu 2 detik. Waktu total pada peta

tangan kanan – kiri sebelum perbaikan 177,49 detik sedangkan jarak yang

ditempuh oleh tangan kiri perator lebih banyak 709 cm sedangkan untuk tangan

kanan 439 cm.

4.1.3 Perhitungan MTM

Dalam kondisi jarak yang demikian ini didapat waktu penyelesaian yaitu

490,4 TMU dengan total waktu 17,65 detik.

4.1.4 Uji Kecukupan Data

Dalam perhitungan kecukupan data perakitan sepeda dilakukan proses

pengukuran dengan jumlah 30 kali. Pengukuran memiliki tingkat kepercayaan

95% dan tingkat ketelitian 5%. Untuk uji kecukupan pengukuran mengahasilkan

nilai 17,68 (N’), dapat dianalisa bahwa hasil pengukuran yang dilaksanakan (N’)

lebih besar dari jumlah pengukuran (N), maka data tidak mencukupi.Sehingga

perlu dilakukan atau penambahan jumlah pengamatan sampai data mencukupi.

4.1.5 Uji Keseragaman Data

Nilai rata-rata perhitungan waktu pengerjaan adalah 63,53 detik, untuk uji

keseragaman data dapat diketahui standar deviasinya 28,56. Memiliki Batas

Kendali Atas (BKA) 149,21 dan Batas Kendali Bawah (BKB) -22,15.

Page 40: Modul Antropometri sepeda

40

Berdasarkan data pengukuran dapat terlihat bahwa ada data yang keluar dari batas

kendali atas (BKA) dan ada data yang keluar dari batas kendali bawah (BKB). Hal

ini berarti bahwa data waktu yang diamati tidak terkontrol. Hal ini desebabkan

karena kinerja dari operator yang tidak stabil.

4.2 Analisa Percobaan Setelah Perbaikan

4.2.1 Layout

Pada layout setelah perbaikan jarak dan waktu penyelesaiannya berbeda

dengan sebelum perbaikan, yang mana pada layout perbaikan ini jarak tiap

komponen lebih dekat dan jarak komponen-komponen ke operator juga lebih

dekat. Sehingga gerakan yang ditenpuh oleh operator lebih pendek dan

menciptakan gerakan-gerakan yang lebih efisien. Jarak crank seat dengan

operator 1 dan 2 adalah 20 dan 23 cm, kemudian jarak mur dan aksesoris dengan

operator 1 dan 2 adalah 20 dan 23 cm, sedangkan pedal dan penutup pedal dengan

operator 1 dan 2 adalah 10 dan 23 cm, jarak alat bantu dengan operator 1 adalah

20 cm. Sedangkan jarak operator 1 dan 2 sendiri dengan sepeda masing-masing

20 dan 23 cm

4.2.2 Peta Tangan Kanan Tangan Kiri

Pada stasiun kerja 5 yaitu proses pemasangan pedal sepeda, terdapat

beberapa gerakan seperti yang telah tersebut dalam elemen-elemen gerakan

therblig. Menjangkau crank sepeda dengan jarak 20 cm dan dengan waktu 2 detik,

Memegang crank sepeda dengan jarak 0 cm dan dengan waktu 0 detik,

Menjangkau crank sepeda dengan jarak 20 cm dan dengan waktu 2 detik, dengan

Mengarahkan crank pedal dengan jarak 15 cm dan dengan waktu 3 detik,

Menjangkau mur dengan jarak 10 cm dan dengan waktu 3 detik, memegang mur

dengan jarak 0 dan dengan waktu 0 detik. Mengarahkan baut pada crank sepeda

dengan jarak 9 cm dan dengan waktu 10 detik. Menjangkau pedal dengan jarak 10

dan dengan waktu 3 detik, Memegang pedal dengan jarak 0 cm dan dengan waktu

0 detik, Menjangkau tutup pidal dengan jarak 9 cm dan dengan waktu 3 detik,

sedangkan menganggur dengan jarak 0 dan dengan jarak 3 detik. Memegang tutup

Page 41: Modul Antropometri sepeda

41

pedal dengan jarak 0 dan dengan waktu 2 detik. Mengarahkan tutup pedal 10 cm

dan dengan waktu 0 detik. Mengangkat sepeda dengan jarak 5 cm dan dengan

waktu 3 detik. Waktu total pada peta tangan kanan – kiri 38 detik sedangkan jarak

yang ditempuh oleh tangan kiri perator lebih banyak 114cm sedangkan untuk

tangan kanan 105 cm

4.2.3 Perhitungan MTM

Dalam kondisi jarak yang demikian ini didapat waktu penyelesaian yaitu

154,2 TMU dengan total waktu 5,55 detik.

4.2.4 Uji Kecukupan Data

Dalam perhitungan kecukupan data perakitan sepeda dilakukan proses

pengukuran dengan jumlah 30 kali. Pengukuran memiliki tingkat kepercayaan

95% dan tingkat ketelitian 5%. Untuk uji kecukupan pengukuran mengahasilkan

nilai 31,96 (N’), dapat dianalisa bahwa hasil pengukuran yang dilaksanakan (N’)

lebih besar dari jumlah pengukuran (N), maka data tidak mencukupi.Sehingga

perlu dilakukan atau penambahan jumlah pengamatan sampai data mencukupi.

4.2.5 Uji Keseragaman Data

Nilai rata-rata perhitungan waktu pengerjaan adalah 39,82, untuk uji

keseragaman data dapat diketahui standar deviasinya 5,72. Memiliki Batas

Kendali Atas (BKA) 56,98 dan Batas Kendali Bawah (BKB) 34,10. Berdasarkan

data pengukuran dapat terlihat bahwa tidak ada data yang keluar dari batas kendali

atas (BKA) dan ada data yang keluar dari batas kendali bawah (BKB). Hal ini

berarti bahwa data waktu yang diamati tidak terkontrol. Hal ini desebabkan karena

kinerja dari operator yang tidak stabil.

Page 42: Modul Antropometri sepeda

42

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Pemilihan metode kerja yang paling efisien akan meningkatkan produktivitas

dari sebuah sistem produksi, misalnya perbaikan sistem kerja menggunakan

beberapa cara yaitu dengan memperpendek jarak antar komponen, antar

operator dengan ouput yang dihasilkan dan pengaturan layout (tata letak

fasilitas) agar mempermudah kerja dari operator.

2. Hasil perancangan metode kerja yang telah dirancang guna menentukan

posisi tata letak yang paling ideal akan memberikan dampak pada waktu

penyelesaian dari sebuah sistem produksi akan menjadi lebih pendek. Dengan

menggunakan perhitungan MTM (Motion Time Measurement) Gerakan Kerja

dapat dibandingkan waktu penyelesaian dengan sebelum perbaikan terlihat

jelas pada hasil perhitungan waktu yaitu yang awalnya 17,65 detik menjadi

5,55 detik.

5.2 Saran

Page 43: Modul Antropometri sepeda

43

Saran yang dapat diambil dari kegiatan praktikum pengukuran waktu kerja,

sebagai berikut:

1. Pengaturan atau penemtapatan antar komponen, alat bantu kerja, da operator

sebaiknya dilakukan dengan menggunakan prinsip efektif, nyaman, aman,

sehat, efesien (ENASE) agar penyelesaian waktu pengerjaan atau produksi

dari sebuah produk bisa diselesaikan dengan se efisien mungkin.

2. Dalam pemilihan operator juga harus dipertimbangkan kemampuan dari

operator itu sendiri tentang bagaimana dia memahami cara kerja.

37

42