Modul 6_teknik2 Asesmen Berbasis Lanjutan
-
Upload
fadhila-el-husna -
Category
Documents
-
view
50 -
download
1
Transcript of Modul 6_teknik2 Asesmen Berbasis Lanjutan
MODUL 5
TEKNIK-TEKNIK ASESMEN BERBASIS KELAS
LANJUTAN
A. ASEMEN PROYEK
Proyek merupakan cara yang tepat untuk melibatkan siswa lebih jauh dalam
penyelesaian masalah. Proyek dapat melibatkan siswa dalam situasi terbuka yang memberikan
hasil yang beragam, atau mengiring murid untuk memikirkan pertanyaan atau hipotesis yang
membutuhkan penelusuran (investigasi) lebih jauh. Proyek juga memberi peluang bagi siswa
untuk menggali ide ilmiah menggunakan ilmu fisika atau teknologi seperti sensor elektronik,
kalkulator grafik dan komputer.
Dengan kata lain proyek yang dimaksud berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah
disiplin yang memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas
bermakna lainnya yang dapat menghasilkan suatu produk nyata. Proyek yang terlibat dalam
konsep pemecahan masalah dapat digunakan siswa untuk menggali, belajar, berfikir, dan
mencari ide yang mengembangkan pemahaman mareka dalam semua konsep penting dari suatu
pembelajaran.
Menurut keputusan menteri (Kepmen) No.53/4/2001 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan
Menengah (DIKDASMEN), Proyek mempunyai pengertian:
1. Akumulasi tugas yang mencakup beberapa kompetensi dan harus diselesaikan oleh peserta
didik (pada akhir semester).
2. Suatu model pembelajaran yang diadopsi untuk mengukur dan menilai ketercapaian
kompetensi secara kumulatif.
3. Merupakan suatu model asesmen diharapkan untuk menuju profesionalisme.
4. Lingkup kegiatan yang dilakukan dari membuat proposal, persiapan, pelaksanaan (proses)
sampai dengan kegiatan kulminasi (penyajian, pengujian dan pameran).
Jadi, Proyek yang dimaksud di sini adalah asesmen proyek yang merupakan kegiatan
asesmen terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh
peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Dalam asesmen proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan pengelolaan, Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. Relevansi kesesuaian dengan
mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam pembelajaran. Keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
peserta didik.
Proyek dapat dilakukan siswa selama masa sekolah, dimana siswa dapat berkolaborasi
dengan guru satu atau dua orang, tetapi siswa melakukan investigasi dalam kelompok kolaboratif
antara 4-6 orang. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh siswa
dalam tim adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsesus tentang
tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa, dan bagaimana mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan
dikembangkan oleh siswa merupakan keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk
keberhasilan hidupnya. Oleh karena hakikat proyek ini adalah kolaboratif, maka pengembangan
keterampilan tersebut seyogyanya ditujukan untuk semua tim
Menurut Lacy Snead dan Ed Dickey, jika siswa telah mengatur pelaksanaan proyek,
artinya mereka telah mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menulis gambaran dari proyek
2. Mengidentifikasi prosedur yang diperlukan
3. Menetapkan dalam hal membuat rekaman dari kerja mereka, dan
4. Menyatakan hasil.
Santyasa mengemukakan beberapa karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek,
seperti terlihat pada tabel berikut.
Karakteristik Utama Pembelajaran Berbasis Proyek
I Isi
memuat gagasan yang orisinil/asli menyajikan masalah yang kompleks siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata
II Kondisi
mengutamakan otonomi siswa melakukan inquiry dalam konteks masyarakat siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien siswa belajar penuh dengan kontrol diri mensimulasikan kerja secara professional.
III Aktivitas
investigasi kelompok kolaboratif siswa berinvestigasi selama periode tertent siswa melakukan pemecahan masalah kompleks siswa memformulasikan hubungan hubungan antar gagasan
orisinilnya untuk mengkonstruksi keterampilan baru siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan
respon ahli atau dari hasil tes
IV Hasil
produk nyata siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi
mereka siswa melakukan evaluasi diri siswa responsif terhadap segala implikasi dari kompetensi yang
dimilikinya siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi,
egulasi belajarnya.
Proyek dapat diterapkan untuk semua bidang studi, dengan implementasi mengikuti 5
langkah utama, sebagai berikut:
1. Menetapkan tema proyek, memenuhi indikator-indikator berikut:
Memuat gagasan umum dan orisinil
Penting dan menarik
Mendeskripsikan masalah kompleks
Mencerminkan hubungan berbagai gagasan, dan
Mengutamakan pemecahan masalah ill-defined.
2. Menetapkan konteks belajar, memenuhi indikator-indikator berikut:
Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata
Mengutamakan otonomi siswa
Melakukan inquiri dalam konteks masyarakat
Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien
Siswa belajar penuh dengan kontrol diri, dan· Mensimulasikan kerja secara professional.
3. Merencanakan aktivitas-aktivitas, yaitu:
Membaca
Meneliti
Observasi
Interviu
Merekam
Mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek, dan
Akses internet.
4. Memproses aktivitas-aktivitas, memenuhi indikator-indikator berikut:
Membuat sketsa
Melukiskan analisis
Menghitung
Menggeneralisasi, dan
Mengembangkan prototype.
5. Penerapan aktivitas-aktivitas untuk penyelesaian proyek, yaitu:
Mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa
Menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh
Mengevaluasi hasil yang telah diperoleh
Merevisi hasil yang telah diperoleh
Melakukan daur ulang proyek yang lain, dan
Mengklasifikasi hasil terbaik.
Adapun dampak positif dari proyek adalah sebagai berikut:
1. Belajar untuk mengartikan masalah dan memimpin tugas mandiri
2. Belajar untuk bekerja dengan yang lain dalam kelompok
3. Belajar bahwa masalah dunia nyata sering tidak mudah tapi membutuhkan usaha yang lebih
dan waktu yang lama.
4. Belajar melihat bahwa matematika sebagai ilmu praktis yang merupakan teknik dalam
penyelesaian masalah
5. Belajar untuk mengatur, merencanakan dalam jangka panjang secara objektif
6. Belajar menulis laporan dari investigasi
Proyek dapat menjadi penting dalam perkembangan kemampuan ilmiah karena dapat memberi
peluang bagi siswa untuk melakukan hal berikut:
1. Mengatasi dan merumuskan masalah dalam matematika dan mengaplikasikannya ke dunia
nyata
2. Menggunakan bahasa matematika dalam mengkomunikasikan ide
3. Menggunakan kemampuan untuk menerapkan keahlian dalam menganalisis
4. Mendemonstrasi pengetahuan konsep, skill dan algoritma
5. Menghubungkan antara matematika dengan disiplin ilmu lainnya.
6. Mengembangkan pemahaman dari alam dan matematika
7. Mengintegrasikan pengetahuan matematika kedalam himpunan konsep yang lebih berarti.
8. Memberi alasan dalam menggambarkan kesimpulan dari investigasi
Adapun contoh proyek (matematika diluar kelas) adalah seperti hal-hal yang berkaitan dengan
Statistika, Geometri, Trigonometri (tinggi gedung, perkiraan luas dan sebagainya).
Contoh 1
Uraian Tugas:
1. Kerjakan tugas ini secara kelompok. Anggota tiap kelompok paling banyak 6 orang. Lakukan
wawancara terhadap paling sedikit lima pedagang kecil di suatu pasar tradisional. Terhadap
setiap pedagang yang diwawacara, dikumpulkan data tentang:
a. modal yang dimiliki,
b. untung yang rata-rata diperoleh setiap hari (atau per minggu), dan rugi yang pernah
dialami dan apa penyebabnya.
2. Siapkan format wawancara yang relevan.
3. Buat laporan secara tertulis tentang kegiatan yang dilakukan sejak perencanaan, pelaksanaan
dan hasil yang diperoleh.
Format laporan mencakup komponen:
Tujuan kegiatan
Persiapan
Pelaksanaan
Hasil yang diperoleh
Kesan dan pesan terhadap tugas.
Laporan tentang hasil yang diperoleh memuat hal-hal berikut:
a. Penyajian data yang diperoleh dalam bentuk tabel sesuai pengelompokan data pada
nomor 2.
b. Penjelasan tentang: Pedagang mana yang rata-rata keuntungan/kerugiannya paling
banyak. Dalam kondisi yang bagaimana keuntungan/kerugian bisa terjadi.
Project Record (Catatan Proyek)
Nama Kelompok____________________________________________________
Proyek____________________________________________________________
__________________________________________________________________
Deskripsi/Isi___________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________
Prosedur/Kondisi________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
_____________________________
Aktifitas/Ringkasan______________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
__________________
Hasil_________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
KRITERIA DAN SKOR PROYEK
ASPEKKRITERIA DAN SKOR
3 2 1
PERSIAPAN
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan dengan lengkap.
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan kurang lengkap.
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan tidak lengkap
PENGUMPULANDATA
Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua dan data tercatat dengan rapi dan lengkap.
Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua, tetapi data tidak tercatat dengan rapi dan lengkap.
Jika pertanyaan tidak terlaksana semua dan data tidak tercatat dengan rapi.
PENGOLAHANDATA
Jika pembahasan data sesuai tujuan penelitian
Jika pembahasan data kurang menggambarkan tujuan penelitian
Jika sekedar melaporkan hasil penelitian tanpa membahas data
PELAPORAN TERTULIS
Jika sistimatika penulisan benar, memuat saran, bahasa komunikatif.
Jika sistimatika penulisan benar, memuat saran, namun bahasa kurang komunikatif
Jika penulisan kurang sistimatis, bahasa kurang komunikatif, kurang memuat saran
B. ASESMEN INVESTIGASI
Dalam investigasi ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan
pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga
akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Menurut laporan dari
Cockcroft (dalam Evans, 1987) bahwa investigasi merupakan kegiatan pembelajaran yang
memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui
berbagai kegiatan. Kegiatan belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan
oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur
secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi.
Menurut Height (dalam Krismanto, 2004), investigasi berkaitan dengan kegiatan
mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi, investigasi adalah proses
penyelidikan yang dilakukan seseorang/kelompok, dan selanjutnya orang tersebut
mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain,
karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan kata lain bahwa
investigasi adalah kegiatan menyebar (divergen activity) dimana para siswa lebih diberikan
kesempatan untuk memikirkan, mengembangkan, menyelidiki hal-hal menarik yang mengusik
rasa keingintahuan mereka.
Langkah-langkah pembelajaran investigasi menurut Vui (2001):
1. Pendahuluan dengan masalah. Buatlah siswa tertarik dengan memotivasi yang baik dan
membuat situasi yang dapat membangkitkan semangat.
2. Mengklarifikasi masalah. Gunakan pertanyaan untuk menggambarkan pertanyaan
matematika yang pokok yang terdapat dalam masalah.
3. Mendisain Investigasi. Guru membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok
untuk memilih pemecahan masalah yang tepat yang paling memuaskan. Contoh: Apa yang
akan kita cari dari masalah itu? Bagaimana kita dapat mencoba untuk memecahkan masalah?
Apa pemecahan masalah yang tepat yang mungkin berguna?
4. Melaksanakan investigasi. Para siswa membuat dan menguji hipotesis, mendiskusikan dan
guru harus memberi pertanyaanpertanyaan untuk membimbing siswa.
5. Merangkum pembelajaran. Para siswa membutuhkan waktu untuk mempresentasikan temuan
mereka dan menjelaskan beberapa teori yang dimiliki siswa mengenai temuannya.
Catatan: Pertanyaan-pertanyaan dalam kelas mungkin dapat mengikat penemuan ini bersama-sama dan memunculkan proses-proses yang dipakai selama investigasi.
Menurut pendapat Hopkin (1996), langkah-langkah investigasi matematika yang
diterapkan adalah: (1) pertama-tama siswa dihadapkan pada masalah yang problematis; (2) guru
memfasilitasi siswa untuk melakukan eksplorasi/kajian sebagai respon terhadap masalah yang
problematis itu; (3) siswa merumuskan tugas-tugas belajar dan mengorganisasikan kegiatan
belajarnya; (4) siswa melakukan kegiatan belajar baik secara kelompok atau mandiri; (5) siswa
menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam belajar; dan (6) siswa mengecek ulang
hasil belajarnya agar dapat menarik simpulan atau mungkin diperlukan kajian atau eksplorasi
ulang.
Dalam investigasi siswa mungkin:
Membuat pertanyaan sendiri, misalnya:
- bagaimana jika…?
- adakah yang lain?
- adakah suatu keteraturan?
- bagaimana polanya? Dan sebagainya.
Menentukan arah yang dituju dengan memikirkan apa yang terjadi, jika…?, dan sebagainya.
Mengapa digunakan investigasi?
Investigasi mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakana, artinya siswa
dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari cara penyelesaiannya,
dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan
pengetahuan sehingga pengetahuan dan pengelaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka
waktu yang cukup lama.
Keuntungan bagi siswa dengan adanya investigasi antara lain:
1. Keuntungan pribadi
dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif
rasa percaya diri dapat lebih meningkat
dapat belajar untuk memecahkan masalah, manangani suatu masalah
mengembangkan antusiasme dan rasa tertarik pada matematika
2. Keuntungan sosial
meningkatkan belajar bekerja sama
belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun dengan guru
belajar berkomuniaksi yang baik secara sistematis
belajar mengahrgai pendapat orang lain
meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
3. Keuntungan akademis
siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikannya
bekerja secara sistematis
mengembangkan dan melatih keterampilan matematika dalam berbagai bidang
merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya
mencek kebenaran jawaban yang mereka buat
selalu berfikir tentang cara/strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan
yang berlaku umum.
Setiawan (2006) menyatakan bahwa fase-fase yang harus ditempuh dalam investigasi adalah:
1. Fase membaca, menerjemah dan memahami masalah,
2. Fase pemecahan masalah, dan
3. Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban.
Memulai Suatu investigasi
Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu guru untuk melaksanakan pendekatan
investigasi di dalam kelas:
1. Biasakan setiap mengajar untuk menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari,
dengan berbagai strategi mangajar yang bervariasi
2. Jelaskan tentang tujuan pengajaran yang diberikan
3. Selalu memberi dorongan
4. Hendaknya memulai pendekatan investigasi dari permasalahan yang mudah dan sederhana
5. Selalu mendiskusikan jawaban-jawaban yang didapat oleh siswa, sehingga siswa yang satu
dapat memahami dan menghargai pendapat siswa lain.
Adapun peran guru adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi dan instruksi yang jelas
2. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa yang menunjang
pada pemecahan masalah (buakan menunjukkan cara penyelesaiannya)
3. Memberikan dorongan sehiongga siswa lebih termotivasi
4. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa
5. Memimpin diskusi pada pengambilan keputusan akhir.
Menurut Lacy Snead dan Ed Dickey, untuk membantu siswa memulai penelitian,
sebaiknya diberi pengarahan dalam penggunaan catatan mereka untuk merumuskan, meneliti dan
menampilkan hasilnya, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa sebaiknya menulis gambaran bersih dari penelitiannya
2. Siswa merencanakan langkah-langkah yang diambil dalam penelitian. Apakah hipotesis perlu
dinyatakan atau tidak, apakah pengumpulan data diperlukan, perlukah sumber kepustakaan,
perlukah mengadakan interview, apakah computer diperlukan. Siswa sebaiknya menyatakan
prosedur yang akan mereka jalani dalam bekerja pada penelitian.
3. Siswa sebaiknya menyimpan arsip dari penelitian. Mereka sebaiknya menulis tujuan proses
dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Mereka juga harus merekam pertanyaan yang
muncul selama bekerja, menjaga data dan mencatat pemikiran dan ide mereka. Mereka juga
harus memutuskan cara terbaik untuk mennyampaikan hasil: grafik, tabel dan lainnya
4. Siswa sebaiknya menulis simpulan, pertanmyaan, bukti atau apapun dari hasil yang mereka
ambil. Laporan akhir dapat disajikan tertulis ataupun tidak.
Sejalan dengan pendekatan investigasi secara ilmiah, maka bentuk tagihan yang paling
sesuai adalah soal menyangkut pemecahan masalah, sehingga langkah-langkah pembuatan soal
investigasi adalah sebagaimana langkah-langkah baku dalam pembuatan soal pada umumnya,
yaitu:
1. Menetapkan tujuan investigasi
2. Menetapkan ruang lingkup investigasi
3. Perumusan indikator investigasi
4. Penyusunan kisi-kisi
5. Penulisan butir soal investigasi
6. Merakit soal dalam bentuk instrumen tes dan penentuan pedoman pemarkaan (rublik)
7. Mengujikan tes pada siswa
8. Memeriksa tes yang sudah dikerjakan siswa
9. Menganalisis butir dan perangkat soal
10. Merevisi soal-soal dan mendokumentasikan soal.
Menyangkut ranah asesmen soal investigasi kaitannya dengan kisi-kisi soal, baiasanya
berjenjang sebagai berikut:
1. Soal-soal tentang pengetahuan dan penalaran (knowledge dan comprehension).
2. Soal-soal tentang penalaran dan penerapan (reasoning dan application).
3. Soal-soal investigasi (investigation).
(Tim Instruktur PKG Matematika SMU, 1994)
Bersamaan dengan perakitan soal investigasi, maka terlebih dulu diterapkan rublik
(pedoman penskoran) yang untuk itu dapat digunakan rubrik analitik sebagai berikut.
Kriteria Skor Komentar
A. Pemahaman dan pengorganisasian (C/O)1. Menginterpretasikan tugas2. Memilih pendekatan sistematis, membuat tabel,
mengorganisasikan fakta3. Mengetahui bahwa konjektur perlu dibuktikan
B. Pelaksanaan tugas (C/T)1. Mengenal pola yang sesuai2. Menggunakan lambang untuk membuat dugaan (konjektur)3. menguji dugaan untuk kasus atau membuktikan dugaan
(konjektur)C. Komunikasi (C)
1. Argumen yang jelas dan logis menonjolkan butir-butir yang penting, misalnya dalam menentukan kesimpulan
2. Memberikan alasan yang jelas dan singkat untuk strategi yang digunakan.
(Tim Instruktur PKG Matematika SMU, 1994)
Menurut Lacy Snead dan Ed Dickey rubrik penskoran untuk investigasi (dapat juga
digunakan untuk proyek) adalah sebagai berikut.
Skor Deskripsi
3 (Sangat Memuaskan)
Menunjukkan ketelitian pemahaman (pemahaman yang tinggi) tentang pertanyaan-pertanyaan dan konsep-konsep yang dipelajari
Menggunakan strategi yang patut dicontoh dari investigasi Kesimpulan dipresentasikan secara benar dan diperkuat oleh studi Menulis laporan yang sesuai/patut dicontoh Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat akurat dan tepat (sesuai) Melebihi syarat/kebutuhan dari pembelajaran yang efektif.
2 (Memuaskan) Menunjukkan pemahaman tentang pertanyaan-pertanyaan (permasalahan) dan konsep-konsep pembelajaran
Menggunakan strategi yang sesuai dari investigasi Kesimpulan dipresentasikan secara benar dan sebagian besar
didukung/ diperkuat oleh studi Tulisan laporan yang efektif Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat akurat dan tepat (sesuai) Memenuhi seluruh persyaratan dari pembelajaran yang efektif.
1 (KurangMemuaskan)
Menunjukkan pemahaman dari sebagian besar pertanyaan-pertanyaan dan konsep-konsep pembelajaran
Beberapa strategi investigasi yang digunakan sesuai Presentasi kesimpulan sebagian besar benar tetapi tidak diperkuat
oleh studi Penulisan laporan sebagian besar efektif Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat sebagian besar akurat
tetapi kemungkinan tidak sesuai Memenuhi sebagian besar persyaratan dari pembelajaran yang
efektif.0 (Tidak
Memuaskan) Menunjukkan sedikit atau tidak adanya pemahaman dari pertanyaan-
pertanyaan dan konsep-konsep pembelajaran Sering menggunakan strategi yang tidak sesuai dari investigasi Presentasi kesimpulan sebagian besar tidak benar Penulisan laporan kebanyakan tidak efektif Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat hampir semua/sebagian
besar/kebanyakan tidak akurat dan tidak sesuai Tidak memenuhi syarat/kebutuhan dari suatu pembelajaran yang
efektif.
Contoh 1
1. Misalkan diberikan suatu data yang tersusun dalam daftar distribusi berkelompok lima kelas
interval, masing-masing frekuensinya f1, f2, f3, f4, f5.
2. Gambarkan histogramnya, dengan sudut kanan atas dari histogramfrekuensi sebelum
bersinggungan dengan sudut kiri bawah dari histogram sesudahnya
3. Gambar diagonal yang menghubungkan sudut kiri bawah dengan kanan atas dari tiap
histogram
4. Gambar koordinat titik untuk (Q2,n/2) yang memotong salah satu diagonal histogram
5. Buat diagonal lain pada histogram yang dilalui (Q2, n/2)
6. Hasil perpotongan diagonal dengan titik (Q2/n/2) buat titik P sedamgkan perpotongan titik
(Q2, n/2) dengan sisi bawah histogram adalah Q
7. Beri nama persegi panjang histogram yang dilalui titk PQ adalah TRSU sehingga segitiga
TPQ dan TSR sebangun.
Kriteria Skor Investigasi
Skor Deskripsi
3 (Sangat Memuaskan)
Menunjukkan ketelitian pemahaman (pemahaman yang tinggi) tentang pertanyaan-pertanyaan dan konsep-konsep yang dipelajari
Menggunakan strategi yang patut dicontoh dari investigasi Kesimpulan dipresentasikan secara benar dan diperkuat oleh studi Menulis laporan yang sesuai/patut dicontoh Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat akurat dan tepat (sesuai) Melebihi syarat/kebutuhan dari pembelajaran yang efektif.
2 (Memuaskan)
Menunjukkan pemahaman tentang pertanyaan-pertanyaan (permasalahan) dan konsep-konsep pembelajaran
Menggunakan strategi yang sesuai dari investigasi esimpulan dipresentasikan secara benar dan sebagian besar didukung/
diperkuat oleh studi Tulisan laporan yang efektif Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat akurat dan tepat (sesuai) Memenuhi seluruh persyaratan dari pembelajaran yang efektif.
1 (Kurang Memuaskan)
Menunjukkan pemahaman dari sebagian besar pertanyaan-pertanyaan dan konsep-konsep pembelajaran
Beberapa strategi investigasi yang digunakan sesuai Presentasi kesimpulan sebagian besar benar tetapi tidak diperkuat oleh
studi Penulisan laporan sebagian besar efektif
Skor Deskripsi
Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat sebagian besar akurat tetapi kemungkinan tidak sesuai
Memenuhi sebagian besar persyaratan dari pembelajaran yang efektif.0 (Tidak
Memuaskan) Menunjukkan sedikit atau tidak adanya pemahaman dari pertanyaan-
pertanyaan dan konsep-konsep pembelajaran Sering menggunakan strategi yang tidak sesuai dari investigasi Presentasi kesimpulan sebagian besar tidak benar Penulisan laporan kebanyakan tidak efektif Diagram / tabel / chart / grafik yang dibuat hampir semua/sebagian
besar/kebanyakan tidak akurat dan tidak sesuai Tidak memenuhi syarat/kebutuhan dari suatu pembelajaran yang efektif.
Contoh 2
1. Gambarlah sebuah segitiga sama sisi dan sebuah garis tingginya.
2. Ukurlah panjang garis tingginya.
3. Gambarlah sebuah titik dalam segitiga tersebut.
4. Gambarlah garis dari titik tersebut tegak lurus ke ketiga sisi segitiga.
5. Ukurlah panjang masing-masing garis kemudian jumlahkan.
6. Buatlah suatu dugaan, kemudian tuliskan.
7. Ujilah dugaanmu untuk titik-titik lain yang digambar dalam segitiga yang sama.
8. Uji dugaanmu untuk segitiga yang tidak sama sisi.
Tuliskan temuanmu!
Coba pikirkan, aspek-aspek apa saja yang perlu diases dari proses di atas, kemudian rancang
rubrik penskorannya.
C. ASESMEN OBSERVASI DAN BERTANYA
Asesmen dengan menggunakan teknik observasi dan bertanya bukan merupakan hal
baru bagi guru. Akan tetapi, tujuan dalam melakukan observasi atau bertanya di kelas perlu
ditinjau ulang agar lebih efektif dan mencapai sasaran. Untuk itu, observasi atau bertanya yang
dilakukan guru perlu mengacu pada tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika.
Bentuk pertanyaan yang sebaiknya diajukan guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
adalah pertanyaan “open-ended”, seperti contoh di bawah ini.
- Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari data yang diberikan?
- Dapatkah kamu memberi contoh penggunaan konsep matematika yang sedang kamu
pelajari?
Untuk mendokumentasikan kegiatan observasi dan bertanya yang dilakukan, guru dapat
membuat lembar observasi atau catatan yang berisi: nama siswa, hal-hal penting yang
ditemukan, tindak lanjut yang perlu dilakukan guru berkaitan dengan temuan, dan lain-lain.