MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum...

30
No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019 MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KEGIATAN BELAJAR 1 HAK AZASI MANUSIA Penulis: Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019

Transcript of MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum...

Page 1: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019

MODUL 5

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KEGIATAN BELAJAR 1

HAK AZASI MANUSIA

Penulis:

Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd

.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2019

Page 2: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

A. Pendahuluan

Kegiatan belajar pada KB 1 ini membahas tentang materi Hak Asasi Manusia

(HAM). Mengapa para guru di sekolah dasar harus belajar dan membelajarkan HAM ?

HAM menjadi persoalan yang familiar dalam kehidupan di masyarakat. Persoalan HAM

sering sekali menjadi bahan pembicaraan atau diskusi di masyarakat baik yang berkaitan

dengan konsep HAM itu sendiri, penegakkan HAM maupun pelanggaran HAM yang

terjadi. Oleh karena itu, sudah seyogianya para siswa di sekolah sejak dini sudah

dikenalkan tentang HAM, supaya mereka mengetahui dan sadar akan hak dan kewajiban

asasi dirinya dan orang lain, sehingga mereka akan terbiasa untuk menghormati diri dan

hak asasi orang lain.

Setiap KB pada modul ini dikemas secara sistematis mulai dari: pendahuluan,

capaian pembelajaran, sub-capaian pembelajaran, uraian materi, rangkuman, dan tes

formatif. Materi utama terdiri dari uraian materi yang dikembangkan oleh penulis dalam

bentuk pdf, ppt, dan video, begitu juga materi penunjang terdiri dari uraian materi

berbentuk pdf, ppt, dan video menggunakan link terkait.

Proses pembelajaran untuk setiap KB pada modul ini memfasilitasi

berkembangnya kemandirian belajar sebagai penciri khas proses pembelajaran pada

program PPG. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, peserta harus

melakukan langkah-langkah berikut.

1. Memahami setiap komponen modul mulai dari komponen awal sampai akhir.

2. Memahami materi utama dan penunjang dengan membaca dan memaknainya.

3. Membaca berbagai sumber belajar lainnya yang relevan dengan materi yang

sedang dipelajari.

4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring

bersama peserta lain dan instruktur.

5. Mengerjakan setiap tugas secara mandiri dan tes formatif melalui fasilitas daring.

6. Mempraktikkan pengetahuan yang didapatkan dari proses pembelajaran kedalam

praktik pembelajaran sehari-hari dan merefleksinya.

Page 3: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

7. Menghubungi instruktur melalui fasilitas daring yang telah disediakan bila

menemui kesulitan.

B. Capaian Pembelajaran

Menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi lima mata pelajaran

pokok di SD 1) Bahasa Indonesia terdiri atas Ragam Teks; Satuan Bahasa Pembentuk

Teks, Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi; Struktur, Fungsi, dan Kaidah

Kebahasaan Teks Nonfiksi, serta Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak; 2) Matematika

terdiri atas Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Statistik, dan Kapita Selekta; 3) Ilmu

Pengetahuan Alam terdiri atas Metode Ilmiah, Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan,

Benda dan Sifatnya, Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam Semesta; 4) Ilmu

Pengetahuan Sosial terdiri atas Manusia, Tempat dan Lingkungan; Waktu,

Keberlanjutan, dan Perubahan; Sistem Sosial dan Budaya; Perilaku Ekonomi dan

Kesejahteraan; Fenomena Interaksi Dalam Perkembangan IPTEK dan Masyarakat

Global; dan 5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi

Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur;

Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta Kewarganegaraan Global; termasuk

advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),

“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari”.

C. Sub Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, diharapkan Anda mampu

menguasai materi tentang:

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

2. Gagasan Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI 1945

3. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

4. Upaya Pemajuan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia

5. Aplikasi materi tentang Hak Asasi Manusia dalam pembelajaran SD

Page 4: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Agar Anda memperoleh hasil atau memiliki kompetensi yang diharapkan dalam

mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar

berikut ini.

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Anda paham betul tentang

apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan belajar ini.

2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata

yang Anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari makna atau

pengertiannya pada kamus yang Anda miliki.

3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui

pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga

memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.

4. Mantapkan pemahaman Andamelalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus

yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.

D. Uraian Materi

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Pada bagian ini Anda akan diajak untuk menelaah berbagai pengertian Hak

Asasi Manusia (HAM). Hal ini bertujuan supaya Anda dapat mendefinisikan dan

memaknai setiap hak yang dimiliki. Untuk dapat memahami pengertian HAM, ada

baiknya perhatikan hal-hal berikut dengan seksama.

a. Dalam Pembukaan UUD NRI 1945 aline pertama ditegaskan “Bahwa

sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh

sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena

tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan”.

b. Pasal 28 A UUD NRI 1945 menyatakan bahwa “Setiap orang berhak

untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya”.

c. Di dalam kehidupan masyarakat ada pandangan yang menyatakan

“Tiada seorang manusia pun yang hidup sengsara, ia akan selalu

berusaha mencapai kesejahteraan bagi dirinya lahir maupun batin”

Page 5: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Apa makna ketiga kalimat tersebut? Jika Anda menyimaknya dengan seksama,

maka dapat dipahami bahwa pada diri manusia selalu melekat tiga hal, yakni hidup,

kebebasan dan kebahagian. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat

mendasar yang harus dimiliki oleh manusia. Tanpa ketiga hal tersebut manusia akan

hidup tidak terarah bahkan tidak akan menjadi seutuhnya. Sesuatu hak yang mendasar

itu dalam pengertian lain disebut hak asasi. Dengan demikian secara sederhana hak

asasi manusia itu adalah hak dasar manusia menurut kodratnya.

Darmodihardjo dalam Muladi (2007: 109) menyatakan bahwa HAM adalah hak-

hak dasar yang dibawa manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang sifatnya

tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.

Perlu dipahami bahwa HAM tersebut tidaklah bersumber dari negara dan hukum, tetapi

semata-mata bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta

beserta isinya, sehingga HAM itu tidak bisa dikurangi (non derogable right).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, khususnya

dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh

negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan

harkat dan martabat manusia. Selain itu, dalam Undang-Undang RI Nomor 39 tahun

1999 tentang HAM Pasal 1 ayat (2) juga dimuat tentang kewajiban dasar manusia, yaitu

seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak dilaksanakan tidak

memungkinkan terlaksana dan tegaknya HAM.

Berdasarkan beberapa pemikiran tersebut, dapat disimpulkan bahwa hak asasi

manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang merupakan

anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak dasar tersebut meliputi hak hidup, hak

kemerdekaan dan hak untuk mendapatkan kebahagian.

Dibandingkan dengan hak-hak yang lain, HAM memiliki ciri-ciri khusus, yaitu:

a. Kodrati, artinya hak asasi manusia merupakan pemberian dari Tuhan kepada

manusia agar hidup terhormat.

Page 6: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

b. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua semua umat

manusia yang sudah ada sejak lahir.

c. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang

status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.

d. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan

kepada pihak lain.

e. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah

hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.

2. Gagasan Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI 1945

Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan

terhadap hak-haknya sebagai manusia. Oleh karena itu, hak asasi manusia (HAM)

merupakan materi inti dari naskah undang-undang dasar negara modern. Hal ini

menunjukkan adanya jaminan konstitusional atas HAM. Jaminan konstitusional atas

HAM meneguhkan pendirian bahwa negara bertanggung jawab atas tegaknya supremasi

hukum.

UUD 1945 di Indonesia, seperti UUD lain di dunia juga mencantumkan masalah

HAM. Walaupun UUD 1945 disusun sebelum adanya Declaration of Human Right,

ternyata telah banyak mencantumkan HAM dalam beberapa pasal (Joeniarto, 2001: 19).

Mohammad Hatta sebagai salah satu sosok yang gigih memperjuangkan HAM dalam

penyusunan UUD 1945. Masalah HAM memang menjadi perdebatan dalam sidang-

sidang pembahasan UUD. Soepomo yang menawarkan bentuk negara integralistik

menganggap bahwa HAM tersebut dianggap berlebihan, dibayangkan berdampak

negatif dan sebagai hak-hak perorangan yang selalu di bawah kepentingan bersama

(Soekarno, 1966: 78). Pendapat Soepomo didukung oleh Soekarno yang menganggap

bahwa individualistik inilah yang akan menimbulkan konflik di negara kita bila masalah

tersebut dimasukkan dalam UUD (Swasono, 1992: 261). Meskipun Hatta banyak

mendapat kritikan kawan-kawan politiknya, tetapi Hatta tetap konsisten dan tegar

Page 7: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

membela prinsip-prinsip HAM yang berdasarkan termonologinya dianggap sangat

penting bagi pembangunan bangsa seutuhnya.

Hatta yang setelah sekian lama berkecimpung dalam pergerakan kemerdekaan

dan mengasah otaknya dengan menulis di berbagai media masa, menganggap bahwa

sangatlah penting untuk memasukkan hak-hak individu tersebut. Usul Mohammad

Hatta mendapat dukungan dari Mohammad Yamin.

Dengan dijiwai semangat kebersamaan, menghormati orang lain, dan kebenaran,

disepakati adanya ketentuan mengenai hak asasi manusia yang jumlah tidak terlalu

banyak di dalam UUD 1945. UUD 1945 memuat ketentuan mengenai HAM yang

terdapat dalam pasal 27 sampai 34 seperti di bawah ini.

a. Pasal 27 Ayat (1) yang berbunyi, ’Segala warga negara bersamaan kedudukannya

di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan

itu dengan tidak ada kecualinya’;

b. Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan’;

c. Pasal 28 yang berbunyi, ‘Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan

pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang’;

d. Pasal 29 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu’;

e. Pasal 30 Ayat (1) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam usaha pembelaan negara’;

f. Pasal 31 Ayat (1) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara berhak mendapat

pengajaran’;

g. Pasal 34 yang berbunyi, ‘Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh

negara’.

Jaminan HAM dalam UUD 1945 mengalami perkembangan setelah Perubahan

Kedua UUD 1945 pada tahun 2000. Ketentuan mengenai hak asasi manusia dan hak-

hak warga negara dalam UUD 1945 telah mengalami perubahan yang sangat mendasar.

Page 8: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Materi yang semula hanya berisi tujuh butir ketentuan yang juga tidak seluruhnya dapat

disebut sebagai jaminan konstitusional hak asasi manusia, sekarang telah bertambah

secara sangat signifikan. Ketentuan baru yang diadopsikan ke dalam UUD 1945 setelah

Perubahan Kedua pada tahun 2000 termuat dalam Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J,

ditambah beberapa ketentuan lainnya yang tersebar di beberapa pasal. Karena itu,

perumusan tentang hak-hak asasi manusia dalam konstitusi Republik Indonesia dapat

dikatakan sangat lengkap dan menjadikan UUD 1945 sebagai salah satu undang-undang

dasar yang paling lengkap memuat ketentuan yang memberikan perlindungan terhadap

hak-hak asasi manusia.

Pasal-pasal tentang hak asasi manusia itu sendiri, terutama yang termuat dalam

Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J, pada pokoknya berasal dari rumusan TAP MPR

Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang kemudian isinya menjadi

materi UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu, untuk

memahami konsepsi tentang hak-hak asasi manusia itu secara lengkap dan historis,

ketiga instrumen hukum UUD 1945, TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 dan UU

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia tersebut dapat dilihat dalam satu

kontinum dan penjabaran lebih rinci. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa

ketentuan-ketentuan tentang hak-hak asasi manusia yang telah diadopsikan ke dalam

sistim hukum dan konstitusi Indonesia itu berasal dari berbagai konvensi internasional

dan deklarasi universal tentang hak asasi manusia serta berbagai instrumen hukum

internasional lainnya.

Setelah Perubahan Kedua pada tahun 2000, keseluruhan materi ketentuan hak-

hak asasi manusia dalam UUD 1945, yang apabila digabung dengan berbagai ketentuan

yang terdapat dalam undang-undang yang berkenaan dengan hak asasi manusia, dapat

kita kelompokkan dalam empat kelompok yang berisi 37 butir ketentuan. Diantara

keempat kelompok hak asasi manusia tersebut, terdapat hak asasi manusia yang tidak

dapat dikurangi dalam keadaan apapun atau non-derogable rights, yaitu:

a. Hak untuk hidup;

b. Hak untuk tidak disiksa;

Page 9: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

c. Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani;

d. Hak beragama;

e. Hak untuk tidak diperbudak;

f. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum; dan

g. Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.

Keempat kelompok hak asasi manusia terdiri atas; kelompok pertama adalah

kelompok ketentuan yang menyangkut hak-hak sipil yang meliputi:

a. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan kehidupannya;

b. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, perlakuan atau penghukuman lain

yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat kemanusiaan;

c. Setiap orang berhak untuk bebas dari segala bentuk perbudakan;

d. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya;

e. Setiap orang berhak untuk bebas memiliki keyakinan, pikiran, dan hati nurani;

f. Setiap orang berhak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum;

g. Setiap orang berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan;

h. Setiap orang berhak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut;

i. Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

perkawinan yang sah;

j. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan;

k. Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal di wilayah negaranya, meninggalkan,

dan kembali ke negaranya;

l. Setiap orang berhak memperoleh suaka politik;

m. Setiap orang berhak bebas dari segala bentuk perlakuan diskriminatif dan berhak

mendapatkan perlindungan hukum dari perlakuan yang bersifat diskriminatif

tersebut.

Kedua, kelompok hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang meliputi:

a. Setiap warga negara berhak untuk berserikat, berkumpul dan menyatakan

pendapatnya secara damai dengan lisan dan tulisan;

Page 10: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

b. Setiap warga negara berhak untuk memilih dan dipilih dalam rangka lembaga

perwakilan rakyat;

c. Setiap warga negara dapat diangkat untuk menduduki jabatan-jabatan publik;

d. Setiap orang berhak untuk memperoleh dan memilih pekerjaan yang sah dan layak

bagi kemanusiaan;

e. Setiap orang berhak untuk bekerja, mendapat imbalan, dan mendapat perlakuan

yang layak dalam hubungan kerja yang berkeadilan;

f. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi;

g. Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak

dan memungkinkan pengembangan dirinya sebagai manusia yang bermartabat;

h. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi;

i. Setiap orang berhak untuk memperoleh dan memilih pendidikan dan pengajaran;

j. Setiap orang berhak mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya untuk peningkatan kualitas hidup dan

kesejahteraan umat manusia;

k. Negara menjamin penghormatan atas identitas budaya dan hak-hak masyarakat

lokal selaras dengan perkembangan zaman dan tingkat peradaban bangsa-bangsa;

l. Negara mengakui setiap budaya sebagai bagian dari kebudayaan nasional;

m. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masing, dan untuk beribadat menurut kepercayaannya itu.

Ketiga, kelompok hak-hak khusus dan hak atas pembangunan yang meliputi:

a. Setiap warga negara yang menyandang masalah sosial, termasuk kelompok

masyarakat yang terasing dan yang hidup di lingkungan terpencil, berhak mendapat

kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan yang sama;

b. Hak perempuan dijamin dan dilindungi untuk mendapai kesetaraan gender dalam

kehidupan nasional;

c. Hak khusus yang melekat pada diri perempuan yang dikarenakan oleh fungsi

reproduksinya dijamin dan dilindungi oleh hukum;

Page 11: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

d. Setiap anak berhak atas kasih sayang, perhatian, dan perlindungan orangtua,

keluarga, masyarakat dan negara bagi pertumbuhan fisik dan mental serta

perkembangan pribadinya;

e. Setiap warga negara berhak untuk berperan-serta dalam pengelolaan dan turut

menikmati manfaat yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan alam;

f. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat;

g. Kebijakan, perlakuan atau tindakan khusus yang bersifat sementara dan dituangkan

dalam peraturan perundang-undangan yang sah yang dimaksudkan untuk

menyetarakan tingkat perkembangan kelompok tertentu yang pernah mengalami

perlakuan diskriminatif dengan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat, dan

perlakuan khusus tersebut tidak termasuk dalam pengertian diskriminasi.

Keempat, kelompok yang mengatur mengenai tanggung jawab negara dan

kewajiban asasi manusia yang meliputi:

a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada

pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-mata

untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain

serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilai-nilai agama, moralitas,

dan kesusilaan, keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat yang

demokratis;

c. Negara bertanggungjawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan

pemenuhan hak-hak asasi manusia;

d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi Nasional Hak

Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak memihak yang pembentukan,

susunan, dan kedudukannya diatur dengan undang-undang.

Hak-hak tersebut di atas ada yang termasuk kategori hak asasi manusia yang

berlaku bagi semua orang yang tinggal dan berada dalam wilayah hukum Republik

Indonesia, dan ada pula yang merupakan hak warga negara yang berlaku hanya bagi

Page 12: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

warga negara Republik Indonesia. Hak-hak dan kebebasan tersebut ada yang tercantum

dalam UUD 1945 dan ada pula yang tercantum hanya dalam undang-undang tetapi

memiliki kualitas yang sama pentingnya secara konstitusional sehingga dapat disebut

memiliki “constitutional importance” yang sama dengan yang disebut eksplisit dalam

UUD 1945. Sesuai dengan prinsip “kontrak sosial” (social contract), maka setiap hak

yang terkait dengan warga negara dengan sendiri bertimbal-balik dengan kewajiban

negara untuk memenuhinya. Demikian pula dengan kewenangan-kewenangan

konstitusional yang dimiliki oleh negara melalui organ-organnya juga bertimbal-balik

dengan kewajiban-kewajiban konstitusional yang wajib ditaati dan dipenuhi oleh setiap

warga negara.

3. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)

Setiap hak asasi yang dimiliki oleh manusia dibatasi oleh hak asasi manusia

lainnya. Dengan demikian tidak ada seorang pun yang diperbolehkan melanggar hak

asasi orang lain. Akan tetapi dalam kenyataannya manusia suka lupa diri, bahwa di

sekitarnya terdapat manusia yang mempunyai kedudukan yang sama dengan dirinya.

Namun, manusia sering melanggar hak asasi sesamanya dengan alasan yang tidak jelas,

sehingga terjadilah pelanggaran HAM.

Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua

bentuk, yaitu;

a. Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung

maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,

suku, ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik

yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia

dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif

dalam semua aspek kehidupan.

Page 13: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

b. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga

menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat baik jasmani maupun rohani

pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau

orang ketiga.

Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya dan mengancam

nyawa manusia. Jenis-jenis pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida

dan kejahatan kemanusian. Penanganan kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia

di atur dalam Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

b. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam

keselamatan jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahaya jika tidak segera

ditanggulangi. Misalnya, kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan,

pencemaran lingkungan yang disengaja dan sebagainya.

Di Indonesia, meskipun pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-

undangan mengenai HAM, namun pelanggaran HAM tetap selalu ada baik yang

dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat sendiri. Berikut ini beberapa kasus

pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia:

a. Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang

tewas, 36 orang luka berat dan 19 orang luka ringan. Keputusan majelis hakim

kasus ini menetapkan 14 terdakwa seluruhnya dinyatakan bebas.

b. Penyerbuan Kantor Partai Demokrasi Indonesia tanggal 27 Juli 1996. Dalam kasus

ini lima orang tewas, 149 orang luka-luka dan 23 orang hilang. Keputusan majelis

hakim kasus ini menetapkan empat terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang

terdakwa divonis 2 bulan 10 hari.

c. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam

kasus ini korban yang meninggal adalah Hery Hartabto, Elang Mulya Lesmana,

Hendriawan, Hafidin Royan dan Alan Mulyadi. Mahkamah Militer yang

menyidangkan kasus ini memvonis dua terdakwa dengan hukuman 4 bulan penjara,

Page 14: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

empat terdakwa divonis 2-5 bulan penjara dan 9 orang anggota Brimob dipecat dan

dipenjara 3-6 tahun.

d. Penculikan aktivis, pada bulan April 1997-April 1999. Dalam kasus ini 20 orang

aktivis dinyatakan hilang (9 orang diantaranya telah dibebaskan dan 11 orang

dinyatakan hilang). Mahkamah Militer memvonis komandan Tim mawar Kopassus

dengan 22 bulan penjara dan dipecat dari TNI, empat orang terdakwa dipecat dan

divonis 20 bulan penjara, tiga orang terdakwa divonis 16 bulan penjara dan tiga

orang terdakwa divonis 12 bulan penjara.

e. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini lima orang

korban meninggal, yaitu Bernadus Irmawan, Teddy Mahdani Kusuma, Sigit

Prsetyo, Muzamil joko Purwanto dan Abdullah. Kemudian terjadi lagi tragedi

Semanggi II pada tanggal 24 September 1999 yang memakan lima orang korban

meninggal yaitu Yap Yun Hap, Salim Ternate, Fadli, Denny Yulian dan Zainal.

Dalam kasus ini DPR membatalkan rekomendasi sebelumnya yang mendorong

penyelesaian melalui peradilan militer bukan peradilan peradilan HAM. Kemudian,

berkas penyelidikan Komnas HAM atas kasus Semanggi ini masih disimpan di

Kejaksaan Agung dan sampai sekarang belum ada langkah menyikapi hasil

penyelidikan itu.

f. Pelanggaran HAM Timor Timur. Peristiwa ini ditandai dengan terjadinya dua

serangan yaitu serangan ke kediaman Uskup Belo yang memakan korban tewas

sebanyak 25 orang dan serangan ke kediaman Manuel Carrascalao yang memakan

korban tewas sebanyak 12 orang. Dalam kasus ini majelis hakim menetapkan 18

terdakwa dinyatakan bebas, kecuali Eurico Guterres yang dinyatakan berasalah dan

divonis 10 tahun penjara.

g. Pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay pada tanggal 10

November 2001. Dalam kasus ini empat dari tujuh anggota Kopassus yang menjadi

terdakwa divonis 2-3,5 tahun penjara dan dipecat dari dinas militer oleh Mahkamah

Militer III Surabaya.

Page 15: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

h. Pembunuhan Munir, pada tanggal 7 September 2004. Munir tewas dalam

perjalanan udara dari Jakarta ke Amsterdam. Otopsi oleh Netherlands Forensic

Institute menyimpulkan munir tewas akibat racun arsenik. Dalam kasus ini,

putusan kasasi Mahkamah Agung menyatakan Pollycarpus tidak terbukti

membunuh. Ia hanya dihukum dua tahun penjara atas penggunaan surat palsu.

Kasus-kasus di atas merupakan contoh kasus pelanggaran HAM yang dianggap berat.

Negara kita selalu terfokus pada permasalahan HAM yang berat tadi. Akan tetapi

pelanggaran HAM yang sifatnya ringan, yang bisa menjadi berat ketika tidak dilakukan

upaya penyelesaian. Berikut ini merupakan kesaksian dari seorang ibu yang bernama

Eupeka dari Porsea Sumatera Utara, yang kesaksiannya mungkin menggambarkan

kegerahan dia atas tidak diperhatikan pelanggaran HAM yang menimpa dirinya dan

tetangganya.

.......Saya sedih melihat tetangga-tetangga meninggal akibat longsor,

menderita penyakit kulit kareana air tercemar limbah pabrik.... Selama

empat tahun terakhir pabrik ditutup, kami dapat menghirup udara segar

kembali, tanah kami menghasilkan panen yang baik. Saya betul-betul

tidak mengerti kenapa pemerintah mengizinkan pabrik beroperasi

kembali? Apa mereka tidak cukup melihat bahwa kami sudah cukup

menderita?

Kompas, 16 Desember 2006

Setelah Anda membaca kesaksian Ibu Eupeka di atas, bagaimana tanggapan Anda

mengenai hal-hal berikut:

a. Bagaimana perasaan Anda akan nasib yang dialami Ibu Eupeka dan tetangganya?

b. Menurut pendapat Anda bagaimana perasaan Ibu Eupeka dan tetangganya atas

nasib yang menimpanya?

c. Apakah mungkin nasib yang menimpa Ibu Eupeka dan tetangganya juga dialami

oleh warga negara Indonesia lainnya?

d. Bagaimana perasaan Anda jika mengalami nasib seperti yang dialami oleh Ibu

Eupeka dan tetangganya?

Page 16: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

e. Menurut Anda benarkah pendapat Ibu Eupeka dan seandainya benar faktor apa yang

menyebabkan pemerintah mengabaikan hak Ibu Eupeka dan tetangganya?

f. Solusi seperti apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang

dialami oleh Ibu Eupeka dan tetangganya?

4. Upaya Pemajuan dan Penegakkan serta Penanganan Masalah Hak Asasi

Manusia di Indonesia

a. Pemajuan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Semua negara di dunia sepakat menyatakan penghormatan terhadap nilai-nilai

hak asasi manusia yang universal. Akan tetapi, pelaksanaan hak asasi manusia dapat

saja berbeda antara satu negara dengan negara lain. Ideologi, kebudayaan dan nilai-nilai

khas yang dimiliki suatu bangsa akan mempengaruhi sikap dan perilaku hidup

berbangsa. Misalnya di Indonesia, semua perilaku hidup berbangsa diukur dari

kepribadian Indonesia yang tentu saja berbeda dari bangsa lain. Bangsa Indonesia akan

menyelesaikan permasalahannya dengan cara sendiri. Bangsa lain tidak dapat

memaksakan konsep hak asasi versi negaranya kepada bangsa kita, sebaliknya bangsa

kita pun tidak dapat memaksakan konsep hak asasi versi bangsa kita kepada bangsa lain.

Salah satu ciri negara hukum adalah adanya jaminan terhadap hak asasi manusia.

Ciri inilah yang membedakan antara negara otoriter dengan negara demokratis yang

menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sebagai salah satu negara yang

mengaku sebagai negara hukum, Indonesia tentu saja berperan aktif dalam upaya

penegakan HAM.

Proses penegakan HAM di Indonesia mengacu kepada ketentuan-ketentuan

hukum internasional yang pada dasarnya memberikan wewenang luar biasa kepada

setiap negara. Berkaitan dengan hal tersebut, bangsa Indonesia dalam proses penegakan

HAM sangat mempertimbangkan dua hal di bawah ini:

1) Kedudukan negara Indonesia sebagai negara yang berdaulat baik secara hukum,

sosial, politik harus dipertahankan dalam keadaan apapun sesuai dengan prinsip-

prinsip yang dianut dalam piagam PBB.

Page 17: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

2) Dalam pelaksanaannya, pemerintah harus tetap mengacu kepada ketentuan-

ketentuan hukum internasional mengenai HAM. Kemudian menyesuaikannya dan

memasukkannya ke dalam sistem hukum nasional serta menempatkannya

sedemikian rupa, sehingga merupkan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

hukum nasional.

Pemerintah Indonesia dalam proses penegakan HAM ini telah melakukan

langkah-langkah strategis, yakni dengan membentuk produk hukum, pembentukan

lembaga independen yang keberadaannya dilandasi UU atau peraturan serta lembga-

lembaga swadaya masyarakat yang ikut mengawasi penegakkan HAM itu sendiri.

Berikut ini akan dibahas ketiga hal tersebut.

1). Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang HAM sebagai

Penjabaran UUD 1945

Pembentukan produk hukum yang mengatur mengenai hak asasi manusia

(HAM) dimaksud untuk menjamin kepastian hukum dalam proses penegakan HAM.

Selain itu produk hukum tersebut memberikan arahan bagi pelaksanaan proses

penegakan HAM. Adapun produk hukum yang dibentuk untuk mengatur masalah HAM

adalah:

a) Pada amandemen kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 telah ditetapkan satu bab tambahan dalam batang tubuh yaitu bab X A yang

berisi mengenai hak asasi manusia, melengkapi pasal-pasal yang lebih dahulu

mengatur mengenai masalah HAM.

b) Dalam sidang istimewa MPR 1998 ditetap sebuah Ketetapan MPR mengenai hak

asasi manusia yaitu TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998.

c) Ditetapkannya Piagam HAM Indonesia pada tahun 1998.

d) Diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, yang diikuti dengan dikeluarkannya PERPU Nomor 1 tahun 1999 tentang

Page 18: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

pengadilan HAM yang kemudian ditetapakan menjadi sebuah undang-undang, yaitu

Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

e) Meratifikasi instrumen HAM internasional selama tidak bertentangan dengan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. hal

ini diwujudkan dengan meratifikasi:

(1) Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment

or Punishment menjadi Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1998 tentang

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang

Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia.

(2) International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights menjadi

Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2005 tentang Kovenan Internasional Hak-

hak Ekonomi, Sosial.dan Budaya

(3) International Covenant on Civil and Political Rights menjadi Undang-Undang

RI Nomor 11 tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil

dan Politik.

2). Terbentuknya lembaga - lembaga independen yang menangani masalah HAM

yang pembentukannya diatur UU

Lembaga bentukan pemerintah yang bersifat independen dan tidak memihak yang

pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur dengan undang-undang yang khusus

untuk menangani permasalahan HAM antara lain adalah :

(1). Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

Komnas HAM dibentuk pada tanggal 7 Juni 1993 melalui Kepres Nomor 50

tahun 1993. keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur dalam Undang-Undang RI

Nomor 39 tahun1999 tentang Hak Asas Manusia pasal 75 sampai dengan pasal 99.

Selain ketentuan-ketentuan tersebut, tentu saja masih ada produk hukum tentang

HAM yang berlaku di Indonesia saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut, coba

Anda identifikasi jenis-jenis produk hukum tentang HAM lainnya yang berlaku

di Indonesia! Silakan diskusikan dengan rekan Anda!

Page 19: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Komnas HAM merupakan lembaga negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya

yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan

mediasi HAM. Komnas HAM beranggotakan 35 orang yang dipilih oleh DPR

berdasarkan usulan Komnas HAM dan diresmikan oleh Presiden. Masa jabatan anggota

Komnas HAM selama lima tahun dan dapat diangkat lagi hanya untuk satu kali masa

jabatan.

Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut:

(a) melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah

(b) menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi

(c) menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia

kepada pemerintah dan DPR untuk ditindak lanjuti.

(d) memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di

pengadilan.

Setiap warga negara yang merasa hak asasinya dilanggar boleh melakukan

pengaduan kepada Komnas HAM. Pengaduan tersebut harus disertai dengan alasan,

baik secara tertulis maupun lisan dan identitas pengadu yang benar.

(2). Pembentukan Pengadilan HAM

Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 26 tahun

2000. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat

yang diharapkan dapat melindungi hak asasi manusia baik perseorangan maupun

masyarakat dan menjadi dasar dalam penegakan, kepastian hukum, keadilan dan

perasaan aman, baik perseorangan maupun masyarakat.

Berdasarkan ketentuan Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2000,

Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara

pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Di samping itu, berwenang memeriksa dan

memutus perkara pelanggaran HAM yang dilakukan oleh warga negara Indonesia dan

terjadi di luar batas teritorial wilayah Indonesia. Adapun yang termasuk pelanggaran

Page 20: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

HAM berat yang diatur dalam Pasal 7 sampai 9 Undang-Undang RI Nomor 26 tahun

2000 meliputi:

(a) Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,

kelompok etnis, atau kelompok agama dengan cara membunuh anggota kelompok,

mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota

kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan

kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, dan memaksakan tindakan

yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok atau memindahkan secara

paksa anak-anak dari kelompok tertentu kepada kelompok yang lain.

(b) Kejahatan kemanusiaan, yaitu satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari

serangan yang meluas atau sistemik, yang diketahuinya bahwa serangan tersebut

ditujukan secara langsung kepada penduduk sipil. Kejahatan kemanusian berbentuk

pembunuhan, pemusnahan, penyiksaan, perbudakan, pengusiran, perampasan

kemerdekaan yang melanggara hukum internasional dan sebagainya.

Selain itu berbagai lembaga indipenden yang bentuk oleh pemerintah untuk mengatasi

permasalahan khusus di bidang anak, perempuan atau kasus khusus lainnya seperti

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga independen

Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan

perlindungan anak. Keputusan Presiden Nomor 95/M/2004 merupakan dasar hukum

pembentukan lembaga ini; Demikian juga, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap

Perempuan, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dan lain lain.

3) Terbentuknya Lembaga Swadaya Masyarakat yang menangani HAM

Selain peraturan perundangan dan lembaga independen yang pembentukannya

melibatkan pemerintah, ada pula lembaga swadaya masyarakat yang lahir dan

berdirinya bersifat bottom up. Lembaga tersebut antara lain: Kontras (Komisi untuk

Page 21: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan

Hukum Indonesia), PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Indonesia),

dan Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat), BKBH (Biro Konsultasi

Bantuan Hukum) Perguruan Tinggi, dan lain-lain. Untuk lebih mendalami kinerja

masing masing, coba Anda cari informasi berkaitan dengan tugas dan kewenangan dari

lembaga-lembaga tersebut.

b. Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Kasus pelanggaran HAM akan senatiasa terjadi jika tidak secepatnya ditangani.

Negara yang tidak mau menangani kasus pelanggaran HAM yang terjadi di negaranya

akan disebut sebagai unwillingness state atau negara yang tidak mempunyai kemauan

menegakan HAM. Kasus pelanggaran HAM yang terjadi di negara tersebut akan

disidangkan oleh Mahkamah Internasional. Hal tersebut tentu saja menggambarkan

bahwa kedaulatan hukum negara tersebut lemah dan wibawa negara tersebut jatuh di

dalam pergaulan bangsa-bangsa yang beradab.

Sebagai negara hukum dan beradab, tentu saja Indonesia tidak mau disebut

sebagai unwillingness state. Indonesia selalu menangani sendiri kasus pelanggaran

HAM yang terjadi di negaranya tanpa bantuan dari Mahkamah Internasional. Contoh-

contoh kasus yang dikemukakan pada bagian sebelumnya merupakan bukti bahwa di

negara kita ada proses peradilan untuk menangani masalah HAM terutama yang sifatnya

berat.

Sebelum berlakunya Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang

pengadilan HAM, kasus pelanggaran HAM diperiksa dan diselesaikan di pengadilan

HAM ad hoc yang dibentuk berdasarkan keputusan presiden dan berada di lingkungan

peradilan umum. Setelah berlakunya undang-undang tersebut kasus pelanggaran HAM

di Indonesia ditangani dan diselesaikan melalui proses peradilan di Pengadilan HAM.

Penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan ketentuan

Hukum Acara Pidana. Proses penyidikan dan penangkapan dilakukan oleh Jaksa Agung

dengan disertai surat perintah dan alasan penangkapan, kecuali tertatangkap tangan.

Page 22: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Penahanan untuk pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan HAM dapat dilakukan paling

lama 90 hari dan dapat diperpenjang paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri sesuai

dengan daerah hukumnya. Penahanan di Pengadilan Tinggi dilakukan paling lama 60

hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari. Penahanan di Mahkamah Agung paling

lama 60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari.

Adapun penyelidikan di terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat

dilakukan oleh Komnas HAM. Dalam melakukan penyelidikan, Komnas HAM dapat

membentuk Tim ad hoc yang terdiri dari Komnas Ham dan unsur masyarakat. Hasil

penyelidikan Komnas HAM yang berupa laporan pelanggaran hak asasi manusia,

diserahkan berkasnya kepada Jaksa Agung yang bertugas sebagai penyidik. Jaksa

Agung wajib menindak lanjuti laporan dari Komnas Ham tersebut. Jaksa Agung sebagai

penyidik dapat membentuk penyidik ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah dan

masyarakat.

Proses penuntutan perkara pelanggaran HAM berat dilakukan oleh Jaksa Agung.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Jaksa Agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc

yang terdiri dari unsur pemerintah atau masyarakat. Setiap saat Komisi Nasional Hak

Asasi Manusia dapat keterangan secara tertulis kepada Jaksa Agung mengenai

perkembangan penyidikan dan penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang

berat. Jaksa penuntut umum ad hoc sebelum melaksanakan tugasnya harus

mengucapkan sumpah atau janji.

Selanjutnya, perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat diperiksa dan

diputuskan oleh Pengadilan HAM yang dilakukan oleh Majelis Hakim Pengadilan

HAM paling lama 180 hari setelah berkas perkara dilimpahkan dari penyidik kepada

Pengadilan HAM. Majelis Hakim Pengadilan HAM yang berjumlah lima orang terdiri

atas dua orang hakim pada Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim

ad hoc yang diketuai oleh hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan.

Dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan

banding ke Pengadilan Tinggi, maka perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam

waktu paling lama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tinggi.

Page 23: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM di Pengadilan Tinggi dilakukan oleh majelis

hakim yang terdiri atas dua orang hakim Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dan

tigaorang hakim ad hoc. Kemudian, dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia

yang berat dimohonkan kasasi ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan

diputus dalam waktu paling lama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke

Mahkamah Agung. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM berat di Mahkamah Agung

dilakukan oleh majelis hakim terdiri atas dua orang Hakim Agung dan tiga orang hakim

ad hoc. Hakim ad hoc di Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden selaku Kepala

Negara atas usulan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

5. Aplikasi Materi tentang Hak Asasi Manusi dalam Pembelajaran di Sekolah

Dasar (SD)

a. Prinsip Pembelajaran HAM di SD

Sesuai dengan hakikat anak SD dan pendekatan pembelajaran, maka prinsip yang

digunakan dalam pembelajaran HAM dikembangkan sesuai dengan karakteristik belajar

anak. Pertama, anak SD belajar secara konkrit sehingga pembelajaran HAM

diupayakan secara konrkit pula. Implikasi dari prinsip ini maka pembelajaran HAM

bagi anak SD menuntut guru untuk selalu menggunakan media dan sumber

pembelajaran yang bersifat konkrit dan dapat ditangkap secara inderawi. Media dan

sumber pembelajaran yang dimaksud dapat berupa media dan sumber pembelajaran

yang dirancang dan tidak dirancang untuk pembelajaran. Media dan sumber yang

direncanakan adalah media dan sumber yang memang dengan sengaja dibuat untuk

kepentingan pembelajaran. Sedangkan media dan sumber pembelajaran yang tidak

direncanakan adalah segala sumber yang memang tidak disengaja untuk kepentingan

pembelajaran. Misalnya jalan raya, pasar, stasiun, dan terminal. Media dapat juga yang

bersifat alami dan buatan.

Kedua, pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan

belajar seraya bermain. Bermain akan membuat anak berinteraksi dan belajar

menghargai hak orang lain. Pola bermain dapat dibedakan menjadi tiga: (a) bermain

Page 24: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

bebas, (b) bermain dengan bimbingan, dan (c) bermain dengan diarahkan (Sumiarti

Padmonodewo, 1995). Bermain bebas adalah suatu bentuk kegiatan bermain yang

memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai pilihan alat dan

menggunakannya. Bermain dengan bimbingan adalah suatu kegiatan bermain dengan

cara guru memilihkan alat-alat permainan dan anak diharapkan dapat

menemukan pengertian tertentu. Bermain dengan diarahkan adalah suatu bentuk

permainan dengan guru mengajarkan cara menyelesaikan tugas tertentu. Bermain dapat

menggunakan alat permainan ataupun tanpa alat permainan. Berbagai permainan dapat

digunakan di dalam pembelajaran HAM.

Ketiga, pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip active learning.

Pembelajaran aktif memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk aktif

mencari dan memaknai nilai-nilai HAM. Seluruh anggota tubuh dan psikologis anak

bekerja baik melalui belajar individual maupun bekerja sama dalam

kelompok. Problem solving akan memberikan tantangan pada anak untuk aktif

menyelesaikan masalah tersebut.

Keempat, pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam suasana yang

menyenangkan. Joyfull learning akan sangat menyenangkan dan membuat belajar anak

menjadi ceria, tanpa tekanan, dan menarik. Guru dapat membuat pembelajaran menjadi

menyenangkan dengan memberikan sentuhan akrab, ramah, sambil bernyanyi, dengan

gambar, dan lain sebagainya.

Kelima, pembelajaram HAM di SD berpusat pada anak. Artinya anak menjadi

subjek pelaku yang aktif di dalam belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam

membantu anak mudah mempelajari nilai-nilai HAM. Pembelajaran HAM perlu

mempertimbangkan aspek kemampuan dan potensi anak, suasana psikologis dan moral

anak.

Keenam, pembelajaran HAM di SD memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengalami, bukan saja melihat atau mendengar melainkan seluruh panca inderanya dan

mental psikologis anak aktif mengalami sendiri dalam kegiatan yang memuat nilai-nilai

Page 25: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

HAM. Pembelajaran HAM memberikan kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk

bereksperimen (mencoba) mengalami berbagai kegiatan pembelajaran HAM.

Pembelajaran HAM di SD dapat mengembangkan keterampilan sosial, kognitif,

emosional serta spiritual. Multiple intelligence dapat ditumbuhkembangkan dalam

pembelajaran HAM sehingga pembelajaran tersebut akan lebih bermakna bagi

kehidupan anak.

b. Pendekatan Pembelajaran HAM di SD

Pembelajaran HAM di SD bukan saja menyampaikan materi tentang nilai-nilai

HAM tetapi pembelajarannya sendiri harus sesuai dan dijiwai dengan HAM. Jika tidak,

maka anak akan mengalami suatu keadaan paradoksal atau inkonsistensi yaitu

bagaimana ia dapat memahami materi HAM yang diterima ketika pembelajarannya

sendiri melanggar HAM?

Pendidikan mengandung unsur-unsur HAM dan demokrasi. Mendidik anak akan

mengembangkan inteligensi dan karakternya. Hal ini tidak akan terjadi manakala anak

hanya belajar secara tekstual dalam buku dan ditentukan oleh guru. Individu hanya akan

terdidik dan memiliki kesadaran tentang HAM ketika ia memiliki kesempatan untuk

mengalami sendiri HAM dan menyumbangkan sesuatu yang berguna dari

pengalamannya tersebut. Misalnya, anak diajak secara langsung ikut membersihkan

lingkungan sekolah. Pengalaman ini akan memberikan pengalaman pada anak bahwa ia

telah membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam pembelajaran HAM di SD.

Pendekatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

1) Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran dengan dimulai dari contoh-contoh, peristiwa-peristiwa, kasus-kasus

dan fenomena sejenis untuk ditarik kesimpulan umum.

2) Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum menuju penarikan kesimpulan

khusus.

Page 26: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

3) Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan guru

sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari anak. Pembelajaran kontekstual

tersebut memudahkan anak memaknai nilai-nilai HAM yang dipelajarinya.

4) Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu pendekatan pembelajaran

dengan memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dalam belajar.

Misalnya, belajar kelompok, belajar dengan model Jigsaw, diskusi kelompok, dan

tugas kelompok.

5) Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan

ksempatan pada anak untuk mencari penyelesaian sendiri terhadap masalah yang

dihadapinya. Anak belajar mengamati fenomena, menemukan masalah, dan

menyelidiki kemungkinan-kemungkinan penyelesaian masalah sendiri.

6) Pendekatan discovery yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa menjelajah untuk menemukan sesuatu yang sudah ada.

7) Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan

kepada anak untuk menyusun sendiri konsep-konsep HAM berdasarkan kehidupan

sehari-hari anak.

8) Pendekatan behavioristik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif anak

belajar HAM.

c. Materi Pembelajaran HAM di SD

Materi HAM di SD dikembangkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak. Materi tersebut disajikan secara menarik dalam bentuk yang

mudah dipahami oleh anak. Kalimat yang digunakan sederhana, lugas, dan jelas. Kalau

perlu materi disertai gambar dan ilustrasi menarik dan menyenangkan. Unsur

problematik dalam materi HAM juga akan membuat sajian materi tidak monoton dan

menjemukan, tetapi menantang penalaran kritis anak. Supaya memiliki kebermaknaan

pada anak, materi HAM diangkat dari realitas kehidupan anak sehari-hari. Dengan

demikian materi yang dikembangkan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan

anak.

Page 27: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Berdasarkan ketentuan dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, terdapat beberapa Kompetensi Dasar yang

terkait dengan materi HAM dalam mata pelajaran PPKN di Sekolah Dasar seperti dalam

tabel berikut.

No Kelas Kompetensi Dasar

1. III 1.2 Menghargai kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga

dan warga sekolah sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa

2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga

dan warga sekolah

3.2 Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota

keluarga dan warga sekolah

4.2

Menyajikan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai

anggota keluarga dan warga sekolah

2. IV 1.2 Menghargai kewajiban dan hak warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari dalam menjalankan agama

2.2 Menunjukkan sikap disiplin dalam memenuhi kewajiban

dan hak sebagai warga masyarakat sebagai wujud cinta tanah

air

3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai

warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

4.2 Menyajikan hasil identifikasi pelaksanaan kewajiban dan

hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

3. V 1.2 Menghargai kewajiban, hak, dan tanggug jawab sebagai

warga masyarakat dan umat beragama dalam kehidupan

sehari-hari

2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam memenuhi

kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari

3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai

warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

4.2 Menjelaskan hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai

warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

4. IV 1.2 Menghargai hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara

dalam menjalankan agama

2.2 Melaksanakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai

warga negara sebagai wujud cinta tanah air

3.2 Menganalisis pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung

jawab sebagai warga negara beserta dampaknya dalam

kehidupan sehari-hari

Page 28: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

4.2 Menyajikan hasil analisis pelaksanaan kewajiban, hak, dan

tanggung jawab sebagai warga negara beserta dampaknya

dalam kehidupan sehari-hari

Materi HAM diberikan di SD dibelajarkan secara terintegrasi dengan mata

pelajaran lain yang sudah ada melalui pendekatan tematik. Jika materi HAM diberikan

tersendiri dan menjadi mata pelajaran tersendiri maka akan terjadi penambahan mata

pelajaran lain. Hal ini akan menambah beban mata pelajaran bagi anak dan di luar

kemampuan anak. Pilihannya lebih baik diupayakan terintegrasi pada mata pelajaran

lain sehingga setiap mata pelajaran yang dipelajari anak akan lebih bermakna.

d. Perencanaan Pembelajaran HAM di SD

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran HAM di SD sangat ditentukan oleh

perencanaan yang baik. Perencanaan tersebut akan membantu guru untuk melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran secara sistematik. Langkah-langkah penyusunan

perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis substansi kajian kurikulum. Melalui analisis dapat diketahui bahwa

materi pokok HAM yang terintegrasi di dalam mata pelajaran sebagaimana termuat

di kurikulum dapat diketahui.

2) Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam silabus yang dikembangkan.

Silabus tersebut berupa rencana kegiatan pembelajaran secara sistematis yang

memuat materi pokok, media, dan evaluasi serta alokasi waktu yang akan

dilaksanakan di dalam pembelajaran.

3) Pengembangan silabus disesuaikan dengan potensi anak, sarana dan prasarana

sekolah, serta kemampuan guru. Di dalam silabus kita dapat merencanakan

pembelajaran yang akan memberikan pengalaman belajar HAM yang sesuai dengan

kurikulum dan potensi anak. Silabus adalah suatu rencana yang memuat pokok-

pokok pengalaman belajar yang akan diperoleh anak dalam pembelajaran. Format

silabus yang dikembangkan sangat bergantung pada guru, dan tidak ada yang sama.

Page 29: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

4) Berdasarkan silabus dapat dikembangkan rencana pembelajaran (RP). Rencana

pembelajaran adalah seperangkat langkah-langkah pembelajaran yang harus diikuti

guru dalam membelajarkan anak.

5) Perencanaan pembelajaran HAM di SD dikembangkan berdasarkan:

a) pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan komptensi dasar yang akan

dicapai,

b) berpusat pada anak,

c) pembelajaran memperhatikan pertumbuhan dan kebutuhan anak SD,

d) pembelajaran menghargai dan memberdayakan hak anak,

e) mampu mengembangkan seluruh potensi anak,

f) mengembangkan active learning,

g) mendorong berpikir kritis dan kreatif anak,

h) sesuai dengan potensi sekolah dan guru, dan

i) memungkinkan anak dapat mengakses sumber belajar yang ada.

Page 30: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 5. Mengerjakan

Daftar Pustaka

El-Muhtaj, M. (2007). Hak Asasi Manusi dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Joeniarto. (2001). Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

Muladi. (2007). Hak Asasi Manusia; Hakekat, Konsep dan Aplikasinya dalam

Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama

Soekarno. (1966). Indonesia dan Masyarakat baru Indonesia. Jakarta: PP dan K.

Swasono, Sri Edi. (1992). Demokrasi Ekonomi: Keterkaitan Usaha Partisipatif VS

Konsentrasi Ekonomi. Jakarta: Perum Percetakan Negara

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM