Modul 10 Ilmu Bahan Listrik
-
Upload
vicky-archuleta-jade-victorious -
Category
Documents
-
view
66 -
download
11
Transcript of Modul 10 Ilmu Bahan Listrik
ILMU BAHAN LISTRIK
Deformasi elastik.
Deformasi elastik terjadi bila sepotong logam atau bahan padat dibebani gaya. Bila
beban berupa gaya tarik, benda akan bertambah panjang, setelah gaya ditiadakan,
benda akan kebentuk semula. Sebaliknya, beban berupa gaya tekan akan
menyebabkan benda menjadi lebih pendek sedikit. Regangan elastik adalah hasil dari
perpanjangan sel sel satuan dalam arah tegangan tarik, atau kontraksi dari sel
satuan dalam arah tekanan (gambar 6.5).
Bila hanya ada deformasi elastik, regangan akan sebanding dengan tegangan.
Perbandingan antara tegangan regangan disebut dengan modulus elestiditas
(modulus young), dan merupakan karakteristik dari beberapa logam tertentu.
Gambar 6.5. Regangan elstik normal.
Setiap perpanjangan atau perpendekan struktur ktistal dalam satu arah tertentu, karena
gaya searah, akan menghasilkan perubahan dimensi dalam arah tegak lurus dengan
gaya tadi. Perbandingan negatif antara regangan dengan melintang ey dan regangan
tarik ex disebut bilangan Poisson.
V = - ey/ex 6.1
Bahan-bahan tehnik dapat mengalami beban tarik dan beban geser. Pada pembebanan
geser, bekerja dua gaya yang sejajar, Tegangan geser , yaitu :
= Fs/As 6.2
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 1
MODUL 10
Gaya geser yang menyebabkan adanya pergeseran sudut , regangan geser ,
didefinisikan sebagai tangens sudut . Regangan geser elastis sebanding dengan
tegangan geser
G = / 6.3
Dimana G adalah modulus geser, Modulus kekakuan atau modulus geser berbeda
dengan modulus elastisitas E, namun untuk regangan kecil berlaku hubungan :
E = 2G ( 1 + v ) 6.4
Gambar 6.6. Regangan elstis geser.
Karena bilangan Poisson v berada abtara 0,25 dan 0,5, Nilai G mendekati 25% dari E.
Modulus elastisitas dan suhu
Mudolus ellastisitas turun dengan naiknya suhu, hal ini dapat dilihat pada gambar 6.7.
Gambar 6.7. Modulus elstisitas dengan suhu.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 2
Deformasi plastik kristal tunggal
Logam kubik dan paduannya yang tanpa tata terutama berdeformasi dengan geseran
plastik atau slip, dimana bidang atom bergeser terhadap bidang atom didekatnya.
Mekanisme deformasi ini juga terjadi pada logam hexagonal. Deformasi geser juga
terjadi bila bila ada gaya tekan atau tegangan, karena gaya-gaya ini dapat diuraikan
menjadi tegangan geser,
Tegangan geser kristis dan sistem slip. Slip dapat terjadi dengan mudah dalam arah
kristal maupun bidang tertentu. Hali ini dapat dilihat gambar 6.8., dimana suatu kristal
tunggal logam htp mengalami deformasi plastik.
Gambar 6.8. Slip dalam kristal tunggal
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 3
Gambar 6.9. Slip akibat dislokasi
Pergerakan dislokasi dalam larutan padat. Energi dislokasi garis adalah sama, tidak
tergantung pada letaknya. Oleh karena tidak diperlukan energi untuk bergerak diantara
kedua titik tersebut. Tidak demikian halnya jika atom-atom yang larut. Pada gambar 6.9.
Terlihat bahwa bila terdapat atom-atom lain, energi dislokasi kurang dibandingkan
dengan energi dislokasi dalam logam murni. Jadi, bila dislokasi bertemu dengan atom-
atom asing, pergerakannya terhambat karena diperlukan energi tambahan untuk
membebaskannya sehingga dapat terjadi slip selanjutnya. Akibatnya logam larutan pada
mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan logam murni.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 4
Gambar 6.10. Larutan padat dan dislokasi
Sifat-sifat logam yang mengalami deformasi plastik
Deformasi plastik merupakan struktur intern logam, oleh karena itu deformasi dapat
merubah pula sifat-sifat dari suatu logam. Bukti dari perubahan sifat ini dapat dibuktikan
dengan mengukur tahanan. Struktur yang mengalami distorsi mengurangi jarak batas
rata-rata dari elektron dan karenanya meningkatkan tahanan.
Sifat kedua yang juga berubah yang mempunyai nilai teknik yang lebih besar adalah
kekuatan. Logam yang mengalami deformasi plastik menjadi lebih kuat.
Setelah kita membahas beberapa sifat dari logam yang mengalami pekerjaan panas dan
pengerjaan dingin, maka tibalah gilirannya kita melihat beberapa logam/bahan yang
sering digunakan pada suatu sistim tenaga listrik terutama yang berhubungan dengan
peralatan listrik.
Penghantar
Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari
satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah aluminium dan tembaga.
Aluminium
Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 kg/cm3, -nya 1,4x10-5, titik leleh lebih
dari 658oC dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau
kira-kira 61,4% dari daya hantar tembaga. Aluminium murni mudah dibentuk karena
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 5
lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai
penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan
aluminium. Penggunaan yang demikian biasanya pada : ACSR (Aluminium Conductor
Steel Reinforced), ACR (Aluminum Conductor Alloy Reinforced). Konstruksi penghantar
dari aluminum dapat dilihat pada gambar 6.11.
Gambar 6.11 Penampang penghantar dari aluminium.
Penggunaan alumium adalah untuk busbar dan karena alasan tertentu misalnya, karena
alasana ekonomi, dibuat aluminium yang berisolasi, misalnya : ACSR-OW. Menurut AS
(American Standard Association) pada aluminium diberi penan dan sebagai berikut :
1. Aluminium, kemurnian 99% 1xxx
2. Paduan yang mayoritas terdiri dari :
a. Tembaga 2xxx
b. Mangan 3xxx
c. Silikon 4xxx
d. Magnesium 5xxx
e. Magnesium dan silikon 6xxx
f. Seng 7xxx
Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 Ohm.mm2/m pada
suhu 20oC Koefisien suhu tembaga 0,004 per oC. Kreante resistisivitas tembaga
suhu adalah tidak linier seperti ditunjukkan pada gambar 6.12.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 6
Gambar 6.12. Kurva resistivitas tembaga sebagai funggsi suhu
Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar,
misalnya kawat berisolasi (NYA,NYAF), kabel (NYM,NYY, NYFGbY), busbar, lamel
mesin dc, cincin seret pada mesin AC.
Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga
murni pada 20oC adalah 8,96 g/cm3, titik beku 1083oC. Kekuatan tarik tembaga
tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingg 40 kg/mm2, kekauan tarik batang tembaga
akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat
berisolasi atau kabel.
Untuk memperkecil batang tembaga digunakan batu tarik (die) yang besarnya beragam,
makin keujung adalah makin kecil penampangnya. Makin kecil penampang kawat
diperlukan, makin banyak tahapan batu tarik yang digunakan. Bahan batu tarik yang
digunakan untuk membuat kabel yag penampangnya besar diameternya adalah
wolfram-karbida. Sedangkan pembuatan kawat yang diameternya kecil digunakan
intan.
Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk itu roda tarik yang dipasang
dibelakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih besar.
Gambar 6.13. Penarikan batang tembaga menjadi kawat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 7
Sesudah diadakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan
lebih lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel.
Agar tembaga menjadi lunak kembali, perlu diadakan pemanasan. Namun harus
diusahakan hendaknya selama proses pemanasan tersebut tidak terjadi oksidasi.
Setelah proses pemanasan selesai, maka proses pembuatan kawat berisolasi atau
kabel dapat dimulai.
Pemberian isolasi pada kawat dapat dilihat pada gambar 6.14.
Gambar 6.14. Pemberian isolasi pada kawat.
Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan
campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga yaitu : Baja dengan kadar
karbon rendah (0 hingga 0,25%), baja dengan kadar karbon menengah (0,25
sampai dengan 0,55%), baja dengan kadar karbon tinggi(diatas 0,55%).
Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu 7,7 m/Ohm.mm2, tetapi digunakan pada
penghantar transmissi ACSR, fungsi baja dalam hal ini adalah menghemat pemakaian
aluminium. Berdasarkan peretimbangan tersebut dibuat penghantar bimetal.
Dua hal yang menguntungkan pada penghantar bimetal antara lain :
1. Pada arus bolak-balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor
(efek kulit).
2. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat
penghantar terhindar dari korosi.
WolframLogam ini berwarnah abu-abu keputihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3 Titik leleh
3410oC, titik didih 5900oC, tahanan jenis 0,055 Ohm.mm2/m.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 8
Wolfram diperoleh dari hasil tambang yang pemisahannya dari penambangan dengan
menggunakan magnetik atau proses kimia. Dengan reaksi reduksi asam wolfram
(H2WHO4) dengan suhu 700oC duiperoleh bubuk wolfram.
Bubuk wolfram tersebut kemudian dibentuk menjadi batangan dengan suatu proses
yang disebut dengan metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi
(2000 atm, 1600oC) tanpa terjadi oksidasi.
Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram diameternya dapat dikecilkan
menjadi 0,01 mm (penarikan dilakukan dalam keadaan panas).
Penggunaan wolfram pada teknik listrik antara lain: filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, dan tabung.
Moblidenum
Logam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula dalam hal
mendapatkannya. Moblidenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 2620oC,
titik didih 3700oC, 53x10-7 peroC, resistivitanya 0,048 Ohm mm2/m, koefisien suhu
0,0047 peroC.
Diantara penggunaan Moblidenum adalah pada, tabung sinar X, tabung hampa
udara, karena Moblidenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan gelas. Sebagai
campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan korosi, bagian-
bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarnah putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit
terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya
21,4 g/cm3, titik leleh 1775oC, titik didih 4530oC, 9x10-7 peroC, resistivitanya 0,1
Ohm mm2/m, koefisien suhu 0,00307 peroC.
Platina dapat dibentuk menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipis-tipis.
Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain adalah untuk elemen pemanas pada
laboratorium tentang oven atau tungku pembakaran yang memerlukan suhu tinggi
yaitu diatas 1300oC, untuk termokoupel platina-rhodium. Platina dengan diameter
kurang lebih 1 mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik
dan instrumen sensitif lainnya, bahan untuk potensiometer.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 9
Tabel 1
Konstanta bahan penghantar
Air raksaAir raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar.
Resistivitasnya adalah 0,95 Ohm.mm2/m, Koefisien suhu 0,00027 peroC.
Pada pemanasan diudara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan
campurannya khususnya uap air raksa adalah beracun.
Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung-tabung elektronik, penghubung
pada saklar air raksa, cairan pada pompa difusi, elektroda pada instrumen untuk
mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.
Logam-logam lain yang banyak digunakan pada teknik listrik diantaranya adalah,
tantalium dan niobium. Tantalium dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak
digunakan sebagai kapasitor elektrolitik.
Bahan-bahan resistivitas tinggi
Bahan-bahan resistivitas tingi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan
resistansi yang besar agar bila dialiri arus akan terjadi tegangan anjlok yang besar.
Contoh penggunaan bahan-bahan resistivitas tinggi antara lain pada pemanas listrik dan
resistor.
Bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada
suhu yang tinggi pada waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi dan meleleh.
Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : Konstantan, managanin, nikrom
dan fehral yang komposisinya ditunjukkan pada tabel berikut :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 10
Tabel 2
Bahan resistivitas tinggi
Konstantan
Konstantan merupakan logam paduan dari tembaga dan nikel. Hubungan antara
resistivitas dengan koefisien suhu () dan komposisi antara tembaga dan nikel
dapat dilihat pada gambar 6.15. Dari gambar 11.14 terlihat bahwa resistivitas
tertinggi adalah pada perbandingan 60% Ni dengan 40% Cu, tetapi koefisien suhu
terendah adalah 40% Ni dan 60% Cu. Sebagian bahan elemen resistansi tinggi
misalnya, rheostat, elemen pemanas dengan suhu kerja 400oC hingga 500oC
dibuat komposisi 60% Ni dengan 40% Cu yaitu konstantan.
Bersama-sama tembaga atau besi, konstantan dapat merupakan termokopel yang
dapat membangkitkan emf kurang lebih 40 mikrovolt setiap perbedaan suhu 1oC
diantara sambungan-sambungannya..
Gambar 6.15. dan = f (%ni + Cu)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 11
Kromel
Logam ini merupakan perpaduan 0,7% Mn, 0,6% Ni, 23 sampai dengan 27% Cr dengan
4,5 hingga 7,7 % Al, sisanya adalah Fe.
Kromel sangat baik untuk elemen pemanas air, setrika, pemanggang dan peralatan
yang memerlukan korosi dan panas.
Manganin
Warnah logam ini kuning kemerah-merahan, komposisi manganin dapat dilihat pada
tabel diatas. Suhu kerja kurang lebih 70oC, dibawah suhu kerja konstantan.
Logam ini biasanya digunakan untuk rheostat yang presisi karena resistivitasnya tinggi
dan -nya rendah.
Dipasaran nikron dapat dijumpai dengan penampang bulat berdiameter 0,1 mm keatas
dan berbentuk pita dengan ukuran penampang 0,1 x 1 mm keatas.
Nikrom
Nikrom mempunyai suhu kerja yang tinggi. Hal ini merupakan alasan digunakan nikron
sebagai elemen pemanas.
Dipasaran nikron dapat dijumpai dengan penampang bulat berdiameter 0,1 mm keatas
dan berbentuk pita dengan ukuran penampang 0,1 x 1 mm keatas.
Karbon
Peranan karbon dalam teknik listrik cukup penting jika dilihat kegunaannya
sebagai berikut: sikat-sikat pada mesin listrik, resistor, rheostat, elektroda pada
tungku pembakaran busur kolam galvanis.
Untuk penggunaan karbon sebagai sikat pada mesin listrik, fungsinya adalah
sebagai jembatan yang harus dilalui arus.
Untuk itu ukuran sikat mesin listrik tergantung besarnya kapasitas mesin. Rapat arus
karbon sebagai sikat pada mesin-mesin listrik juga perlu diperhitungkan sesuai dengan
daya mesin. Selain faktor kekerasan, koefisien kontak juga perlu diperhatikan. Beberapa
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 12
jenis yang digunakan sebagai sikat adalah : Karbon-grafit, grafit, elektro-grafit, grafit
tembaga dan grafit kuningan.
Grafit tembaga dan grafit kuningan paling banyak digunakan karena resistivitasnya
rendah. Tegangan anjlok pada persinggungan antara sikat dan komutator atau cincin
seret adalah rendah.
Pada tungku pembakaran busur, elektroda yang digunakan adalah grafit dan karbon.
Pertimbangan penggunaan karbon atau grafit adalah karena : tidak lumer,
menghantarkan listrik, sifat tidak larut, kemurnian kimianya, kekuatan mekanis dan
tahan terhadap kejutan thermal.
Secara kimia, karbon dan grafit adalah sama, tetapi secara fisis dan elektris banyak
perbedaanya.
Karbon adalah berongga sedangkan grafit tidak. Grafit diperoleh dengan cara
memanasakan karbon pada temperatur tinggi. Resistivisa grafit adalah 0,25 resistivitas
karbon sehingga kemampuan hantar arus grafit adalah lebih besar dari pada karbon.
Untuk itu digunakan tungku pembakaran yang besar yaitu 3 MVA ketas, tidak
menggunakan karbon tetapi grafit sebagai elektroda.
Sikat karbonSebagai sikat pada bagian yang bewrputar pada mesin listrik, karbon mempunyai
kelebihan karena :
1. Tahan terhadap efek yang disebabkan suhu tinggi. Hal ini karena sikat karbon
mampu menahan suhu tinggi hingga 3000 oC.
2. Kepadatannya rendah. Karbon lebih ringan bila dibandingkan dengan logam
pada umumnya (kecuali magnesium). Hal ini memudahkan adaptasi dengan
gerakan permukaan yang tidak beraturan.
3. Tidak terjadi pengelasan (menyatu) dengan logam pada kondisi yang sama jika
logam-logam menyatu satu sama lain, misalnya karena panas.
Untuk kebutuhan sikat-sikat komutator atau slip ring pada mesin listrik bubuk karbon
dicampur dengan bubuk konduktor antara lain : tembaga, perunggu. Berdasarkan
tingkatannya, sikat karbon dibedakan seperti ditunjukkan pada tabel berikut :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 13
Tabel 3.
Jenis-jenis sikat karbom
Timah hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh pada suhu
327oC, titik didih 1560oC, warnah abu-abu dan sangat mudah dibentuk. Merupakan
bahan tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/Ohm.mm2.
Pemakaian timah hitam pada teknik listrik antara lain : sel-akumulator, selubung
kabel tanah disamping digunakan sebagai pelindung pada industri nuklir.
Timah hitam tidak tahan terhadap getaran dan mudah mengikat sisa asam. Untuk itu
pemakaiannya sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat-tempat
tersebut, diperlukan perlindungan tambahan. Kapur basah, air laut dan semen basah
dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah sebabnya timah hitam digunakan sebagai
pelindung kabel tanah, digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur
kritsl yang lebih halus, lebih kuat, lebih tahan getaran. Tetapi lebih muda korosi. Timah
dan komponennya mengandung racun.
Bimetal
Setap logam mempunyai muai panjang yang berbeda. Hal ini berarti bila dua logam
dengan berbeda dipanasi dengan suhu yang sama panjangnya akan menjadi
berbeda. Apabila keduanya disatukan menjadi bimetal seperti ditinjukkan pada gambar
6.16., apabila dipanasi bimetal akan melengkung kearah logam yang mempunyai lebih
kecil.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 14
Besarnya lengkungan (penyimpangan) a ditentukan oleh perbedaan muai panjang (2 -
1), panjang l, beda suhu (t2 – t1) dan ketebalan h dari kedua logam.
Penyinpangan maksimum bimetal adalah :
Gambar 6.16. Penyimpangan bimetal
Bahan yang umum digunakan untuk bimetal adalah invar ( 63% Fe + 36,1% Ni +
0,4% Mn + 0,4 % Cu) sebagai logam yang mempunyai kecil yaitu 1,5x10-6 peroC
untuk suhu 0 sampai dengan 100oC).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Mustari Lama M.Sc.
BAHAN LISTRIK 15