Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

download Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

of 25

Transcript of Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    1/25

    TUGAS 3

    TA 3211 PEMETAAN EKSPLORASI

    PETA GEOLOGI DAN RUPA BUMI

    KRISTIAN EDWIN SALAMBA

    12113006

    CIANJUR

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2016

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    2/25

    1. Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah

    / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang

    digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur,

    stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi

    yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan

    ketiganya.

    Pada peta Geologi Kabupaten Cianjur yang kami punyai, terdapat beberapa dinformasi

    diantaranya:

    a.

    Nama Peta, pembuat peta dan tahun pembuatan peta : untuk menunjukan daerah

    yang dipetakan dalam peta tersebut, dan kecocokannya dengan tahun

    penggunaan peta

    b.

    Skala Peta : skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak

    dikeadaan nyata sebenarnya, bisa dilihat bahwa skala pada peta geologi tersebut adalah

    1:100.000

    c.

    Nama instansi pembuat peta : Nama instansi tersebut dicantumkan sebagai

    wujud pertanggungjawaban terhadap peta geologi tersebut dan bukti bahwa peta

    tersebut dibuat oleh lembaga yang telah disahkan oleh pemerintah Indonesia.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    3/25

    d. Penampang melintang: penampang dibuat sebagai patokan untuk kemenerusan

    lapisan batuan dan memudahkan dalam melihat peta secara dua dimensi dengan

    penampang melintang maka dapat diketahui atau dilihat secara jelas bentuk dan

    ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. untuk membuat sebuah penampangmelintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat

    dibuat penampang melintangnya.

    e. Lambang geologi : suatu tanda yang dijadikan rujukan untuk membaca

    struktur-struktu batuan yang ada di dalam peta

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    4/25

    f. Litologi batuan: menunjukan system perlapisan batuan yang ada didaerah tersebut

    beserta dengan nama litologi. Untuk membatu proses penamaan dan agar peta

    mudah dibaca, penggambaran litologi batuan dibantu dengan penggunaan warna

    yang telah disepakati bersama dan penggunaan model arsiran tertentu.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    5/25

    g. Gambar peta: isi peta yang berupa penggambaran batuan, struktur stratigrafi

    batuan beserta kontur dari topografi daerah.

    h.

    Deklinasi : sudut sebagai faktor koreksi kutub utara magnet dan kutub utarageografi, agar data pada peta mempunyai hasil yang presisi terhadap data

    lapangan (data sebenarnya) serta menghindari kesalahan pembacaan peta

    geologi.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    6/25

    i. Data batuan terobosan : data batuan yang mengintrusi (menerobos) batuan lain

    yang lebih

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    7/25

    j. Koordinat lembar peta pada keadaan sebenarnya, perbatasan dengan lembar peta

    lainnya, lokasi pada pulau Jawa serta nama-nama dari tim penyusun peta tersebut

    k. Penjelasan jenis formasi batuan yang ada di Cianjur

    Van Bemmelen (1949) secara umum mebagi fisiografi pulau Jawa dan Madura

    menjadi empat bagian:

    - Jawa Barat bagian Tengah ( antara Jakarta sampai barat Cirebon)

    -

    Jawa Tengah ( antara Cirebon sampai Semarang)

    - Jawa Timur ( antara Semarang sampai Surabaya)

    -

    Serta bagian Timur Pulau Jawa dengan selat dan pulau Madura

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    8/25

    Untuk daerah Jawa Barat sendiri Van Bemmelen membagi lagi menjadi enam bagian,

    seperti pada gambar berikut:

    Cianjur sendiri termasuk didalam Zona Bandung. Zona Bandung

    Letaknya di

    bagian selatan Zona Bogor, memiliki lebar antara 20 km hingga 40km, membentang

    mulai dari Pelabuhan Ratu, menerus ke timur melalui Cianjur, Bandung hingga

    Kuningan. Sebagian besar Zona Bandung bermorfologi perbukitan curam yang

    dipisahkan oleh beberapa lembah yang cukup luas. Van Bemmelen (1949) menamakan

    lembah tersebut sebagai depresi diantara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh

    tektonik (intermontane depression). Batuan penyusun di dalam zona ini terdiri atas

    batuan sedimen berumur Neogen yang ditindih secara tidak selaras oleh batuan

    vulkanik berumur Kuarter. Akibat tektonik yang kuat, batuan tersebut membentuk

    struktur lipatan besar yang disertai oleh pensesaran. Zona Bandung merupakan puncak

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    9/25

    dari Geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah proses pengangkatan

    berakhir (van Bemmelen,1949)

    Zona Bandung sebagian terisi oleh endapan alluvial dan vulkanik muda

    (kwarter), tetapi di beberapa tempat merupakan campuran endapan tertier dan kewater.

    Pengunungan tertier itu adalah:

    1. Pengunungan Bayah ( Eosen)

    2. Bukit di lembah Ci Mandiri dekat Sukabumi

    3. Bukit-bukit Rajamandala ( Oligosen)

    4.

    Bukit-bukit Kabanaran yang terletak di Timur Banjar zone Bandung

    Pegunungan itu telah tertoreh-toreh dan tererosi dengan kuat sehingga

    merupakan permukaan yang agak data (peneplain). Peneplain ini terus melandai ke

    Barat ke Selat Sunda menghasilkan suatu depresi, yang terdiri atas: depresi Cianjur

    Sukabumi, depresi Bandung, depresi Garut, dan depresi Ci Tanduy

    Berdasarkan peta geologi batuan dasar yang tertua berupa batuan terobosan.

    Batuan terobosan tersebut adalah:

    1. Batuan andesite hornblende dan porfiri diorite hornblende (ha)

    2. Andesite biotite (ba)

    3. Shoshonit (sh)

    4. Vitrofir, porfir basalt dan dolterit (vi), mangerit (ma)

    5. Eseksit dan gabbro eseksit (es)

    6. Andesite (a)

    7. Andesit Basat (ab)

    Diatas batuan dasar tersebut terdapat formasi bantuan, yaitu:

    1.

    Formasi Rajamandala, diendapkan secara selaras dengan lapisan batuan dasar

    2. Formasi Jampang, diendapkan secara selaras diatas formasi rajamandala

    3. Formasi citarum, diendapkan secara selaras diatas formasi Jampang

    4. Formasi jatiluhur, diendapkan secara selaras diatas formasi citarum

    5. Formasi Klapanunggal, diendapkan secara menjemari dan bersisipan

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    10/25

    6. Formasi cantayan, diendapan secara selaras diatas formasi klapanunggal

    7. Formasi Subang, diendapan secara bersisipan

    8. Formasi nyalindung, diendapan secara selaras

    9. Formasi cilanang, diendapkan secara tidak selaras dengan formasi nyalindung

    Penjelasan mengenai formasi batuan terdapat didalam peta geologi:

    1. Qi ALUVIUM (0-3 m) lempung, lanau, pasir kerikil. Terutama

    endapan sungai sekarang. Termasuk rombakan lereng di utara dan di selatan

    cianjur.

    2.

    Ql ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m)

    lempung tufaan, batupasir tufaan, kerikil tufaan dan konglomerat tufaan.

    Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran batujajar.

    Mengandung kongresi-kongresi gamping, sisa-sisa tanaman, molusca air tawar

    dan tulang-tulang binatang bertulang belakang. Setempat mengandung sisipan

    breksi.

    3. Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI G. GEDE (0-100 m) batu tufaan,

    serpih tufaan, breksi tufaan dan aglomerat tufaan. Membentuk dataran cianjur.

    4. Qyl LAVA (0-150 m)Aliran dari lava muda G. Gede, tersingkap di sisi

    barat lembar peta

    5. Qyd TUFA DARI G. GANO DAN G. TANGKUBAN PERAHU (0-100m)

    tufa sarang berwarna cokelat, lahar yang rapuh berwarna kemerah-merahan,

    aglomerat

    6. Qyt TUFA DARI G. TANGKUBAN PERAHUpasir tufaan, lapili, bom-

    bom lava berongga dan kepingan andesit padat yang bersudut

    7.

    Qye BUKIT-BUKIT KECIL, TERUTAMA BONGKA-BONGKAH

    BASAL bongkah-bongkah basalt membentuk gugusan bukit-bukit kecil

    diatas cianjur

    8. Qyb ALIRAN BASALT DARI G. GEGERBENTENG aliran basalt,

    tersingkap di sisi barat lembar peta

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    11/25

    9. Qyk BREKSI DAN LACA DI DAERAH G. LIMObongkah-bongkah tufa

    andesit, breksi andesit dan lava andesit sepanjang sungai Cibeet dan S. cikundul

    10.Qob HASIL GUNUNG API TUA (0-15m) ; BREKSI-LAHAR-LAVA

    breksi gunung api, breksi aliran, endapan lahar dan lava menunjukkan kekar

    lempeng dan tiang. Susunannya antara andesit dan basal

    11.Qol ENDAPAN DANAU DI Qob (0-50 m)lempeng tufaan berlapis baik,

    batu pasit, konglomerat dan breksi di daerah sekitar jembatan rajamandala.

    Memperlihatkan pengisian alur dan perlapisan silang siur.

    12.Qos BATUPASIR TUFAAN DAN KONGLOMERAT (0-60 m)batupasir

    dan konglomerat berasal dari endapan lahar Qob. Satuan ini menempati

    sebagian besar dataran pleered dan tanah di tumurlaut Purwakarta

    13.Qot HASIL GUNUNG API TERTUA ( 0-550 m) BREKSI DAN LAVA

    breksi andesit poroksen bersisipan dengan lava andesit. Umumnya

    terpropilitasi. Membentuk daerah perbukitan luas yang terpisah dikelilingi oleh

    Qyg dekat Ciajur.

    14.Qoh TUFA HORNBLENDA tufa putih keabuan, pasiran, mengandung

    kristal-kristal horblenda, felspar dan serpihan batuan mengaca. Terdapat di

    sekitar Pr. Batu dan G. Sembung di pegunungan parang.

    15.Qoa AlLUVIUM TUA konglomerat dan pasir sungai yang bersusuhan

    antara andesit dan basal. Batuguling-batuguling dari batugamping terkersikkan,

    batupasir, kongresi-kongresi silika dan andesit. Satuan ini membentuk undak

    pada ketinggian antara 35 m sampai 320 m di atas dasar sungai tertentu.

    16.Pb BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT (0-350

    m)breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan konglomerat.

    Membentuk punggung tak teratur, puncak-puncaknya tak teratur, puncak-

    puncaknya tersendiri, kadang sangat curam. Di Utara rajamandala terdiri dari

    aliran berstruktur amigdaloidal, breksi aliran, breksi gunung api dan batupasir

    tufaan keras, berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa

    tempat, breksi gunungapi dengan hornblenda yang melimpah

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    12/25

    17.Pl Lava Andesit sebagian dari Pb tetapi dapat dipetakan terpisah.

    Terdapat di tenggara Cibeber.

    18.Pt FORMASI CILANANG lapisan-lapisan napal tufaan dengan

    batupasir tufaan dan breksi tufaan. Mengandung lapisan-lapisan konglomerat

    19.Mt TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN (0-400 m)- breksi

    tufaan batuapung, batupasir, tufaan, napal tufaan. Mengandung foraminifera

    kecil. Berlapis baik. bilalapukm formasi ini bercorak khusus, lunak putih dan

    abu-abu muda dan dapat dikenal mudah dari kejauhan. Di beberapa tempat

    terdapat tufa-tufa akik dan kayu terkersikkan.

    20.

    Mn FORMASI NYALINDUNG (250 m) batupasir glaukonit bersifat

    gampingan, lempung, batugamping, napal dan breksi laut. Mengandung

    foraminifera kecil, koral dan molusca. 18% diantaranya kini masih hidup.

    21.Mtjs FORMASI CILANANG, ANGGOTA BATUPASIR (300 m)-

    batupasir glaukonit bersifat gampingan, lempung napalan dengan kongresi-

    kongresi. Sangat berfosil, mengandung fauna moluska sebanyak 189 spesies,

    33 % diantaranya kini masih hidup.

    22.Mtjl FORMASI CILANANG, ANGGOTA BATUGAMPING (0-125 M )

    batugamping koral, peal dan keping di sisi selatan lembar peta.

    23.Msb FORMASI SUBANG, ANGGOTA BREKSI (150-375 m) formasi

    subang adalah penamaan kembali satuan yang akan dibahas lebih detail lagi.

    Breksi tufaan, batupasir dan andesit padat

    24.Mss FORMASI SUBANG, ANGGOTA BATUPASIR (900 m)batupasir

    andesit menyisip diantara batulempung

    25.Msc FORMASI SUBANG, ANGGOTA BATULEMPUNG (2900 m)

    umumnya batulempung yang mengandung lapisan-lapisan dan nodula

    batugamping napalan keras, napal dan lapisan-lapisan batugamping abu-abu tua

    setebal 2 atau 3 meter. Kadang-kadang mengandung sisipan batupasit glaukonit

    hijau

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    13/25

    26.Mttl FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BATUGAMPING (0-60 m)

    batugamping koral di selatan waduk Jatiluhur. Penyebarannya berua lensa

    dalam Mttc.

    27.Mttc FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BATULEMPUNG (0-2200

    m) batulempung, serpih tufaan mengandung belerang, lignit dan kongresi-

    kongresi batulempung, sisipan batugamping.

    28.Mtts FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BATUPASIR (0-2700 m) -

    betupasir kotor berlapis baik, serpih pasiran, lempung serpihanm breksi laut dan

    tufaan.

    29.

    Mttb FORMASI CANTANYAN, ANGGOTA BREKSI (0-1700 m)breksi

    polimik mengandung komponen-komponen bersifat basal, andesit dan

    batuamping koral. Sisipan batupasir andesit pada bagian atas. Di beberapa

    tempat mengandung juga batuan-batuan intrusif andesit.

    30.Mk BATUGAMPING, KLAPANUNGGALbatugamping terumbu tebal

    dan pejal, mengandung foraminifera besar, moluska dan echinodermata dll.

    Tersingkap di sisi barat lembar peta

    31.Mdl FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA BATUGAMPING formasi

    Jatiluhur adalah penamaan kembali satuan yang akan dibahas kembali.

    Batugamping sama dengan Mk, tetapi terdapat dalam formasi Jatiluhur dengan

    sisipan-sisipan tipis

    32.Mdm FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA NAPAL DAN BATUPASIR

    KWARSA napal abu-abu tua, bautlempung napalan dan serpih lempungan

    dengan sisipan-sisipan batupasir kwarsa, kwarsit dan batugamping napalan.

    33.Mdq FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA BATUPASIR KWARSAbatu

    pasir kwarsa merupakan lapisan-lapisan tipis dan tebal. Jalur-jalur tipis

    batubara dan lembar-lembar kecil muskovit dengan kandungan batuamping

    yang tidak seberapa jumlahnya. Pada beberapa tempat, terdapat juga lapisan

    kwarsit berwarna abuabu muda.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    14/25

    34.Mdb FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA BASAL DAN BREKSI

    TUFAAN aliran lava bersifat basal tertutup breksi tufaan. Bahan-bahan

    tufaan yang lebih halus dan batu lempung. Terdapat di sekitar sodong, sisi barat

    waduk Jatiluhur

    35.Mtb FORMASI CITARUM, ANGGOTA BREKSI DAN BATUPASIR

    (800 m)breksi polimik dengan komponen-komponen bersifat basal, andesit

    dan batugamping. Konglomerat, batupasir, batulanau. Kristal-kristal horblenda

    terdapat di banyak tempat.

    36.Mts FORMASI CITARUM, ANGGOTA BATUPASIR DAN BATU

    LANAU (1200 m) batupasir berlapis sempurna berselingan dengan

    batulanau, batulempung, graywacke dan breksi. Menunjukkan sifat khas

    turbidit. Sturktur sedimen seperti perlapisan bersusun concolute lamination

    current ripple lamination, tapak-tapak cacing dll terlihat berlimpah-limpah.

    37.Md FORMASI JAMPANG (800 m)lapisan-lapisan tipis batupasir tufaan

    dan batu lempung yang umumnya berwarna hijau karena klorit. Breksi tufaan

    bersifat gampingan bersusunan andesit dan dasit. Batupasir gampingan, napal,

    serpih dan tufa-tufa pasiran berwarna putih. Tersingkap di sisi baratdaya lembar

    peta

    38.Omc FORMASI RAJAMANDALA, ANGGOTA LEMPUNG, NAPAL,

    BATUPASIR KWARSA (1150 m) lempung abu-abu tua sampai hitam,

    lempung napalan, napal globigerina, batupasir kwarsa dan konglomerat kerakal

    kwarsa. Mengandung lembar-lembar mika, jalur-lajur batubara dan ambar.

    39.Oml FORMASI RAJAMANDALA, ANGGOTA BATUGAMPING (0-650

    m)batugamping pejal dan batugamping berlapis,bekanyakan berwarna muda

    dengan foraminifera besar dan berlimpah

    40.ha ANDESIT HORNBLENDA DAN PORFIR DIORIT HORNBLENDA

    intrusi-intrusi yang umumnya tersusun dari plagioklas menengah dan

    hornblenda di sekitar G. Sanggabuana dan G. Parang

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    15/25

    41.b ANDESIT BIOTIT bongkah-bongkah besar diantara massa andesit

    yang terubah hebat. Tak dapat dipetakan terpisah dari ha, dan karenanya

    disatukan dalam peta. Terdapat di bagian G. Parang

    42.sh SHOSHONIT fenokris plagioklas dan augit dengan massa dasar,

    dalam mana ortokla dan kwarsa dapat dikenal.

    43.vi VITROFIR, PORFIR BASAL DAN DOLERIT Vitrofir, putih atau

    abu-abu muda, kemungkinan bersusun andesit, di daerah sekitar G, Congkrang.

    Breksi magma dan tufa breksi berwarna muda yang bersusunan sama dengan

    vitrovirnya, dekat G. Karung. Porfir basal di daerah sekitar Pr. Buluh dan

    sedikir di sebelah baratnya, diorit mikro dan dolerit yang hanya membentuk

    tubuh-tubuh kecil yang rombakannya tersebar di lereng-lereng.

    44. ma MANGERIT gabro berbutir halus, mengandung olivin yang

    jumlahnya agak banyak, biotit dan ortoklas. Membentuk G. balukbuk dan G.

    Solasih

    45.cs ESSEKSIT DAN GABRO ESSEKSIT berwarna tua dan muda,

    tercirikan oleh terjadinya biotit. Terdapat di Pr. Kancana

    46.a ANDESIT andesit-andesit : augit, hipersten dan hornblenda dengan

    matriks mengaca.

    47.ab ANDESIT DAN BASAL andesit mengandung augit, hipersten dan

    hornblenda. Basal amigdaloit yang tidak dapat dipetakan terpisah.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    16/25

    2. Peta rupa bumi adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur

    alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi

    dapat dikelompokan menjadi 7 tema, yaitu:

    a. Penutup lahan : area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan

    sebagainya

    b. Hidrografi : unsur perariran seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya

    c. Hipsografi : data ketinggian seperti titik tertinggi dan kontur

    d. Bangunan: gedung, rumah, bangunan perkantoran dan budaya lainnya

    e. Transportasi : jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan

    f.

    Batas adminitrasi: batas negara, batas provinsi, dll.

    g. Toponim : nama-nama geografi seperti nama pulau, selat, gunung, dll.

    Peta Rupa Bumi Cianjur:

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    17/25

    Tidak jauh berbeda dengan peta geologi, pada peta rupa bumi terdapat nama,

    legenda, skala, tetapi ada perubahan dalam isi peta. Peta rupa bumi Cianjur berisi

    lengkap tentang tujuh tema kenampakan rupa bumi.

    Secara geografis Cianjur terletak pada titik koordinat 106o42BT-107o25 BT

    dan 6o21LS-7o32LS. Secara administrative Pemerintah Kabupaten Cianjur terbagi

    dalam 32 kecamatan, dengan batas-batas administrative:

    1. Sebelah utara: Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta

    2. Sebelah Barat : Kabupaten Sukabumi

    3. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

    4.

    Sebelah Timur : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut

    Secara Geografis, Kabupaten Cianjur dapat dibedakn dalam tiga wilayah

    pembagunan yakni wilayah utara, tengah, dan wilayah selatan.

    1. Wilayah Utara : 16 kecamatan

    a. Cianjur

    b. Cilaku

    c. Warungkondang

    d. Gekbrong

    e. Cibeber

    f. Karangtengah

    g. Sukaluyu

    h. Ciranjang

    i. Bojongpicung

    j. Mande

    k. Cikalongkulon

    l.

    Cugenang

    m. Sukaremi

    n. Cipanas

    o. Pacet

    p. Haurwangi

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    18/25

    2. Wilayah tengah : 9 kecamatan

    a. Sukanagara

    b. Takokak

    c. Campaka

    d. Campaka Mulya

    e. Tanggeung

    f. Pagelaran

    g. Leles

    h. Cijati

    i.

    Kadupandak

    3. Wilayah Selatan : 7 kecamatan

    a. Cibinong

    b. Agrabinta

    c. Sindangbarang

    d. Cidaun

    e. Naringgul

    f. Cikadu

    g. Pasirkuda

    Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pengunungan. Lahan-lahan pertanian

    tanaman pangan dan hortikultura, pertenakan, perikanan, perkebunan dan kehutan

    merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan ini ditunjang dengan

    banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya

    pengairan tanaman pertanian.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    19/25

    Dapat dilihat pada peta diatas bahwa sebagian besar lahan yang ada digunakan sebagai

    sawah pertanian. Sawah pertanian ini ditunjukan dengan warna biru dengan symbol

    kotak-kotak kecil.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    20/25

    Keadaan ini ditunjang dengan keberadaan sungai-sungai besar maupun kecil yang

    dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia termasuk persawahan.

    Dilihat diatas adanya sungai-sungai yang berada didekat area persawahan.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    21/25

    Dataran tinggi Kabupaten Cianjur digunakan sebagai hutan, kebun dan ada yang masih

    semak belukar.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    22/25

    Pemukiman di Kabupaten Cianjur sebagian besar berada di Kecamatan Cianjur, hal ini

    dimungkinkan karena berada di dataran rendah dan dimudahkannya akses transportasi

    di Kecamatan ini, dan sebagian besar pusat pemerintahan Kabupaten Cianjur ada di

    Kecamatan Cianjur

    Dapat dilihat pada peta diatas yang berwarna jingga adalah daerah yang digunakan

    sebagai pemukiman dan jalur transportasi ditunjukan dengan warna hitam

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    23/25

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    24/25

    Patut diperhatikan bahwa pembacaan peta rupa bumi juga diperlukan petunjuk

    deklinasi karena hal ini berkaitan dengan perbedaan antara kutub magnet bumi dan

    kutub geografi bumi. Untuk daerah Cianjur sendiri, deklinasi dapat dilihat sebagai

    berikut:

    Perbedaan antara peta rupa bumi dengan peta geologi juga terletak pada skalanya. Peta

    rupa bumi menggunakan skala 1:25.000 sedangkan peta geologi menggunakan skala

    1:100.000. Terlihat dari penggunaan skala ini bahwa peta rupa bumi memiliki tingkat

    keakuratan lebih tinggi.

  • 7/24/2019 Modul 03 Rupa Bumi-Kristian Edwin Salamba-12113006

    25/25

    3.Kaldera Danau Banten

    Dari intepretasi kelurusan terhadap kaldera danau banten, disinyalir bahwa ada sesar

    yang berada di sana. Alasannya kebanyakan kelurusannya berarah tenggara-barat laut

    yang sangat jelas terlihat, dan kelurusan biasanya mengikuti arah pergerakan sesar.

    Namun untuk mengetahui penyebab dan bentuk sesarnya perlu kajian lebih dalam lagi.