Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

13
PEMBAHASAN Modernisasi Pedesaan Menurut Soerjono Soekanto modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut. a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup masyarakat. Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

description

PEMBAHASANModernisasi Pedesaan Menurut Soerjono Soekanto modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut. a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nil

Transcript of Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

Page 1: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

PEMBAHASAN

Modernisasi Pedesaan

Menurut Soerjono Soekanto modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang

terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning.

Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian

sebagai berikut.

a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat

penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.

b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup

masyarakat.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat

tertentu, yaitu sebagai berikut.

Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat

Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.

Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu

lembaga atau badan tertentu.

Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara

penggunaan alat-alat komunikasi massa.

Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak

berarti pengurangan kemerdekaan.

Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

Di Indonesia, bentuk-bentuk modernisasi banyak kita jumpai di berbagai aspek kehidupan

masyarakatnya, baik dari segi pertanian, industri, perdagangan, maupun sosial budayanya.

Salah satu bentuk modernisasi di bidang pertanian adalah dengan adanya teknik-teknik

pengolahan lahan yang baru dengan menggunakan mesin-mesin, pupuk dan obat-obatan,

irigasi teknis, varietas-varietas unggulan baru, pemanenan serta penanganannya, dan

sebagainya. Semua itu merupakan hasil dari adanya modernisasi. Pada gambar berikut

terlihat adanya kemajuan atau modernisasi dalam hal pemanenan hasil pertanian.

Page 2: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

Pada gambar (a) terlihat bahwa pengolahan hasil panen masih dilakukan secara manual; pada

gambar (b) terlihat bahwa petani setempat mulai menggunakan teknologi sederhana dalam

pengolahan hasil panennya; dan pada gambar (c) terlihat bahwa proses pemanenan dan

pengolahan hasil panen dilakukan dengan menggunakan alat pertanian yang canggih

sehingga proses pemanenan dan pengolahannya dapat dilakukan sekaligus. Berbagai bidang

tersebut dapat berkembang melalui serangkaian proses yang panjang sehingga mencapai

pola-pola perilaku baru yang berwujud pada kehidupan masyarakat modern.

Dampak Modernisasi di Indonesia Saat Ini

Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia selama ini juga tidak lepas

dari pendekatan modernisasi. Asumsi modernisasi sebagai jalan satu-satunya dalam

pembangunan menyebabkan beberapa permasalahan baru yang hingga kini menjadi

masalah krusial Bangsa Indonesia. Penelitian tentang modernisasi di Indonesia yang

dilakukan oleh Sajogyo (1982) dan Dove (1988). Kedua hasil penelitian mengupas

dampak modernisasi di beberapa wilayah Indonesia. Hasil penelitian keduanya

menunjukkan dampak negatif modernisasi di daerah pedesaan. Dove mengulas lebih jauh

kegagalan modernisasi sebagai akibat benturan dua budaya yang berbeda dan adanya

kecenderungan penghilangan kebudayaan lokal dengan nilai budaya baru. Budaya baru

yang masuk bersama dengan modernisasi.

Dove membagi dampak modernisasi menjadi empat aspek yaitu ideologi, ekonomi,

ekologi dan hubungan sosial. Aspek ideologi sebagai kegagalan modernisasi mengambil

contoh di daerah Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Penelitian Dove menunjukkan

bahwa modernisasi yang terjadi pada Suku Wana telah mengakibatkan tergusurnya

agama lokal yang telah mereka anut sejak lama dan digantikan oleh agama baru.

Page 3: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

Modernisasi seolah menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang mampu membelenggu

kebebasan asasi manusia termasuk di dalamnya kebebasan beragama. Pengetahuan lokal

masyarakat juga menjadi sebuah komoditas jajahan bagi modernisasi. Pengetahuan lokal

yang sebelumnya dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat harus serta merta

digantikan oleh pengetahuan baru yang dianggap lebih superior.

Sajogyo membahas proses modernisasi di Jawa yang menyebabkan perubahan budaya

masyarakat. Masyarakat Jawa dengan tipe ekologi sawah selama ini dikenal dengan

“budaya padi” menjadi “budaya tebu”. Perubahan budaya ini menyebabkan perubahan

pola pembagian kerja pria dan wanita. Munculnya konsep sewa lahan serta batas

kepemilikan lahan minimal yang identik dengan kemiskinan menjadi berubah. Pola

perkebunan tebu yang membutuhkan modal lebih besar dibandingkan padi menyebabkan

petani menjadi tidak merdeka dalam mengusahakan lahannya. Pola hubungan antara

petani dan pabrik gula cenderung lebih menggambarkan eksploitasi petani sehingga

semakin memarjinalkan petani.

Modernisasi Sebagai Proses Industrialisasi

Apabila melihat sejarah Eropa, maka modernisasi tidak lepas dari proses industrialisasi.

Kesejahteraan ekonomi dan kestabilan politik di Eropa tercapai setelah terjadinya

revolusi industri yang diawali oleh masa pencerahan (renaisance) dan penemuan-

penemuan baru. Berdasarkan ini dapat dinyatakan bahwa awal modernisasi adalah

industrialisasi, yakni berubahnya kehidupan dari “agraris-tradisional” menjadi “industri-

modern”. Talcott Parson menjelaskan proses perubahan  itu dalam teori  variabel pola

(pattern variables) sebagai berikut:

1. Perubahan dari affectivity kepada affective neutrality

2. Perubahan dari particulatism ke universalism

3. Perubahan dari collective orientation kepada self-orientation

4. Perubahan dari ascription kepada  achievement

5. Perubahan dari functionally difussed kepada functionaly specivied

Dampak Modernisasi

Dampak Negatif

Dalam kehidupan masa kini masyarakat Dayak tidak terlepas dari pengaruh mod-

ernisasi serta penyeragaman dalam identitas baru, kebudayaan Indonesia. Masuknya

Page 4: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

media elektronik seperti televisi, parabola membawa siaran yang membuka wawasan

mereka tentang kehidupan baru yang menawarkan perubahan-perubahan. Perubahan

ini cenderung lebih banyak bertentangan dengan adat istiadat serta norma dan

keteguhan terhadap tradisi. Sebagai contoh kasus maraknya perjudian yang dibawa

oleh pendatang sebagai usaha memeriahkan pesta adat. Dengan semakin luasnya

wawasan masyarakat Dayak terutama dalam masalah ekonomi yang individualistik,

banyak benda atau situs-situs bersejarah yang dijual demi kepentingan pribadi. Ma-

suknya gaya hiburan baru yang diadaptasi dari media elektronik sehingga menge-

sampingkan pemahaman serta kecintaan generasi muda Dayak terhadap seni tradisi

dan adat istiadat.

Pemerintah daerah sejauh ini memang telah melakukan pembinaan, namun yang ter-

jadi adalah pembinaan yang tidak berakar dan agak melenceng dari konteks ritual

adat. Apa yang telah dilakukan pemerintah melahirkan potensi perpecahan dan kedan-

gkalan pemahaman terhadap tradisi, sebab pembinaan yang dilakukan sering terjadi

dalam bentuk yang isidentil dan instan. Problem yang terjadi, tidak segera diimbangi

dengan pendidikan yang layak, sehingga pengaruh budaya luar sangat cepat

berdampak terhadap budaya Dayak. Ia tidak hanya mempengaruhi, namun juga

merombak secara langsung akar budaya tersebut. Hal ini patut kita sayangkan dan kita

sadari untuk kemudian menjadi perhatian pemerintah daerah sebagai pihak yang pal-

ing bertanggung jawab.

Dampak Positif

Keberadaan Pariwisata, yang menampilkan upacara adat dan kesenian tradisi di

rumah panjang Saham memberi dampak positif bagi masyarakat Dayak serta kelang-

sungan tradisinya. Semakin berkembangnya dunia kepariwisataan memberi kesem-

patan kepada masyarakat untuk terus menyelengarakan serta memelihara adat dan tra-

disinya sebagai komoditas pariwisata. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

datang, akan meningkatkan pendapatan ekonomis serta melahirkan kesadaran baru

bahwa masyarakat memiliki nilai jual yang layak ditampilkan. Dengan demikian ke-

sadaran itu memacu masyarakat untuk mempelajari, menggali, serta melestarikan tra-

disi yang mereka miliki.

Page 5: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

Industrialisasi Pedesaan

Industrialisasi pedesaan sudah sering kali diangkat ke permukaan dalam berbagai wacana

pada berbagai seminar sampai ke prakteknya di berbagai tempat, sebuah model industri yang

oleh banyak kalangan dianggap lebih mampu mengangkat derajat dan ekonomi masyarakat

yang bermukim di pedesaan, ketimbang industri berbasis budaya bisnis yang tujuan utamanya

adalah untuk mencari keuntungan sendiri dan sebanyak banyaknya, yang pada akhirnya

berpeluang lebih banyak merusak tatanan desa, tatanan kehidupan masyarakat dan

lingkungan sosial budaya serta fisik. Seperti apakah yang namanya industri pedesaan itu.

Secara garis besar industrialisasi pedesaan paling sedikit dilandasi oleh prinsip prinsip

sebagai berikut:

Berbasis sumberdaya terbarui lokal/hayati. Artinya industri tersebut memanfaatkan bahan

baku dari hewan, tumbuhan dll, yang pemanfaatannya sejalan dengan konservasi sehingga

bahan baku tersebut tidak mengalami penurunan jumlah, mendukung bahkan

meningkatkan kelestarian bumi.

Ramah lingkungan-memperbaiki kesuburan tanah, setiap produksi biasanya menghasilkan

suatu limbah. Limbah tersebut harus dapat didaur ulang atau di rekayasa kembali oleh

masyarakat setempat sehingga tidak mencemari lingkungan. Setiap sumberdaya hayati

adalah sumberdaya yang limbahnya pasti dapat terdaur ulang. Penggunaan bahan

tambahan dalam prosesnya tidak boleh berasal dari bahan yang tidak terdaur ulang atau

bahkan mencemari lingkunga misal logam berat. Penggunaan plastik dan kaca dalam

proses pengolahan juga harus sedapat mungkin dihindari.

Manusiawi-menghargai segenap makhluk hidup. Konsep pembangunan yang akhirnya

membuat diskriminatif atas makhluk hidup harus dihindari. Tidak boleh terjadi

deskriminasi upah buruh, tidak boleh terjadi anggapan adanya tanaman yang dianggap tak

berguna, tidak boleh terjadi pula anggapan bahwa kearifan tradisional adalah kuno atau

kemunduran, tidak boleh lagi terjadi anggapan sumber pangan utama hanya beras karena

terdapat juga aneka jenis umbi-umbian dan lainnya, bahkan dalam lingkungan sosial tidak

perlu terjadi pelibatan masyarakat yang hanya "dianggap tokoh" saja.

Adil-setiap penyumbang keuntungan dalam usaha berhak menerima keuntungan yang

dihasilkannya. Seringkali masyarakat di pedesaan memberikan daun pisang kepada

tetangganya untuk dijual. Karena tetangga tersebut diuntungkan dari hasil jual daun pisang

itu, maka seharusnya sebagian dari keuntungan tersebut diberikan pula untuk pemberi

daun pisang.

Page 6: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

Luwes-adaptif, mampu menyiasati kondisi pasar, teknologi dan tenaga kerja. Pertanian

sebenarnya merupakan salah satu model industri pedesaan dimana dapat terdiri atas

tanaman akar-akaran, kekayuan, sayuran daun, bunga-bungaan, buah-buahan, pisang-

pisangan dan lainnya. Bila kita mampu mengkombinasikannya dengan baik maka hasilnya

akan dapat berkelanjutan.

Kasus Industrialisasi

Dalam sistem perwilayahan Bandung Raya dan Metropolitan Bandung, ketimpangan

antar wilayah terjadi antara Kota Bandung dengan kota-kota kecil di sekitarnya. Hal ini

disebabkan oleh pemusatan kegiatan dan penduduk di Kota Bandung sebagai kota inti.

Melihat kondisi tersebut, pada konsep pengembangan Wilayah Metropolitan Bandung,

kota-kota kecil dengan jarak 20-40 km dari Kota Bandung direncanakan sebagai sebagai

counter magnet bagi Kota Bandung yang dikembangkan sesuai dengan potensi yang

dimiliki. Salah satu kota kecil di kawasan BMA yang merupakan pengembangan industri

adalah Kecamatan Rancaekek. Industrialisasi diharapkan memberikan dampak positif

yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi yang nantinya memberikan dampak terhadap

perkembangan wilayah yang lebih luas.

Pada studi ini, dampak positif dari kegiatan industri difokuskan pada peningkatan

kesejahteraan penduduk asli. Penduduk asli didefinisikan sebagai penduduk yang sudah

tinggal di Kecamatan Rancaekek sejak sebelum industri berkembang dan sudah pada

usia kerja baik pada saat sebelum dan setelah industri berkembang. Tujuan dari studi ini

adalah mengidentifikasi besar dampak positif dari perkembangan industri berupa

peningkatan kesejahteraan penduduk asli menurut persepsi penduduk asli. Untuk melihat

perubahan kesejahteraan penduduk asli tersebut maka digunakan beberapa indikator

kesejahteraan yaitu kesempatan kerja, tingkat kemampuan, tingkat pelayanan sosial,

pelayanan infrastruktur lingkungan, kualitas fisik rumah serta keamanan dan

kenyamanan lingkungan. Enam indikator kesejahteraan dibagi menjadi indikator

kesejahteraan yang merupakan dampak langsung dari industry yaitu kesempatan kerja

dan selebihnya merupakan indikator yang merupakan dampak tidak langsung dart

industri. Karena jangka waktu yang lama antara sebelum dan setelah industri

berkembang (19 tahun) maka untuk dampak tidak langsung ini tidak menutup

kemungkinan jika peningkatan kesejahteraan dipengaruhi oleh faktor lain seperti

pembangunan dan pertumbuhan penduduk.

Page 7: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

Kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah bahwa menurut persepsi penduduk asli,

industri yang berkembang di Kecamatan Rancaekek kurang memberikan dampak

terhadap kesempatan kerja, tingkat kemampuan ekonomi, pelayanan infrastruktur

lingkungan, peningkatan kualitas fisik rumah serta keamanan dan kenyamanan

lingkungan bagi penduduk asli. Industri hanya memberikan dampak besar terhadap

tingkat pelayanan sosial.

Dari kesimpulan tersebut maka diperlukan arahan dalam menangkap peluang industri di

Kecamatan Rancaekek agar industri yang berkembang dapat lebih memberikan dampak

positif bagi penduduk terutama penduduk asli yang nantinya berguna untuk

pengembangan wilayah yang lebih luas, dalam hal ini adalah Kabupaten Bandung.

Upaya yang dapat dilakukan penduduk asli untuk menangkap peluang kesempatan kerja

di sektor industri adalah memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh sektor industri. Selain

itu perlu dilakukan kajian terhadap permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan

industri. Hasil kajian ini diharapkan dapat diketahui spesifrkasi tenaga kerja yang

dibutuhkan. Tindak lanjut setelah mengetahui spesifikasi tenaga kerja ini adalah

diadakan pelatihan yang sejalan dengan permintaan industri terhadap penduduk asli

sehingga nantinya mampu memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja industri

Page 8: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

SOSIOLOGI PEDESAAN

MODERNISASI DAN INDUSTRIALISASI DI

PEDESAAN

Disusun Oleh:

Wendi Irawan Dediarta

(150310080137)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNVERSITAS PADJADJARAN

Page 9: Modernisasi dan Industrialisasi di Pedesaan

2009