Model pmr “ing kelas“ untuk meningkatkan minat dan hasil belaj

5

Click here to load reader

Transcript of Model pmr “ing kelas“ untuk meningkatkan minat dan hasil belaj

Page 1: Model  pmr “ing kelas“ untuk meningkatkan minat dan hasil belaj

Termuat Pada Majalad Media Pendidikan Prov. Jawa Timur Kolom Artikel Guru SD Halaman 20-23 (Edisi: No.08/Thn.XLIII / Oktober 2013)

MODEL PMR “ING KELAS“ UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

Sesuai dengan Undang – Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

pada pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Sejalan dengan undang-undang tersebut maka pada PP No 19 Tahun 2005

Tentang Standar Pendidikan Nasional yang telah dirubah oleh PP No 32 Tahun

32 pada pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa Proses Pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis Peserta

Didik.

Untuk menjalankan amanat yang tercantum dalam PP tersebut maka

perlu adanya suatu perubahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang ada

pada setiap satuan pendidikan. Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan

Angka Kreditnya pada pasal 8 dinyatakan bahwa Guru berwenang memilih dan

menentukan materi, strategi, metode, media pembelajaran/bimbingan dan alat

penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk

mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai dengan kode etik profesi Guru

Pembelajaran pada tingkat satuan sekolah dasar khususnya bagi kelas

rendah membutuhkan suatu metode dan media belajar yang konkret agar dapat

dengan mudah diserap dan dipahamai oleh peserta didik, salah satu contohnya

pada mata pelajaran matematika bagi kelas III SD. Matematika nampakanya

masih sangat ditakuti oleh banyak siswa sekolah, baik itu mulai tingkat SD hingga

jenjang menengah ke atas. Banyaknya persoalan yang melatarbelakangi pelajaran

matematika ditakuti oleh siswa membuat para pendidik dan guru berpikir keras

bagaimana caranya agara matematika itu sendiri sebagai mata pelajaran yang

menjadi favorit.

Masih banyaknya angka mengulang kelas dan rendahnya nilai serta minat

belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika mendorong berbagai bentuk

Page 2: Model  pmr “ing kelas“ untuk meningkatkan minat dan hasil belaj

Termuat Pada Majalad Media Pendidikan Prov. Jawa Timur Kolom Artikel Guru SD Halaman 20-23 (Edisi: No.08/Thn.XLIII / Oktober 2013) usaha untuk meningkatkan serta memajukan minat dan hasil belajar siswa itu

sendiri. Keterbatasan sarana serta metode pembelajaran yang oleh sebagian

pendidik dijadikan sebuah argumen untuk menangkis masalah tersebut,

nampakanya pada saat ini sedikit demi sedikit mulai terkikis oleh berbagai

kebutuhan pendidikan. Salah satunya adalah tuntutan untuk pengembangan

kurikulum yang semakin hari semakin kompleks. Jika sekilas kita melihat fungsi

dan tujuan matematika sendiri sebenarnya banyak sekali. Dalam kehidupan

sehari-hari manusia dilibatkan oleh urusan matematika, namun itu semua tidak

disadari. Sebagai bahan pertanyaan bagaimana implementasi matematika itu

sendiri jika dikemas dalam sebuah mata pelajaran yang wajib diberikan kepada

anak didik kita di sekolahan ?, tentunya hal ini yang menjadi permasalahan para

pengajar.

Salah satu metode pembelajaran dalam matematika yang mungkin tidak

begitu asing ditelinga para pendidik yaitu metode Pembelajaran Matematika

Realistik (PMR). PMR ini merupakan salah satu metode pembelajaran

matematika yang berbasis masalah real/nyata. Menurut Soedjadi (dalam Sinaga) ,

1.Matematika adalah hasil abstraksi dipikirkan manusia, 2. Matematika

mengandung pola fikir deduktif dan induktif, 3. Matematika bersifat hirarkis

terurut dalam struktur tertentu, 4. Matematika bersifat konsisten (tidak ditemukan

pertentangan antara fakta, konsep dan prosedur), 5. Menggunakan variabel kosong

penuh arti (www.catatantanti.blogspot.com). Oleh karena itu perlu suatu metode

untuk menjelaskan kepada siswa dengan hal yang konkret/nyata, sekaligus dapat

diterapkan pada kehidupan sehari-hari siswa, itulah pokok pembelajaran

matematika realistik.

Teori PMR pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda

pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Realistik dalam hal ini dimaksudkan

tidak mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh

siswa (Slettenhaar, 2000). Prinsip penemuan kembali dapat diinspirasi oleh

prosedur-prosedur pemecahan informal, sedangkan proses penemuan kembali

menggunakan konsep matematisasi (http/darsusianto-blogspot. Com

2007/08/matematika realistik/html).

Adapun konsep pendidikan matematika realistik tentang siswa antara

lain sebagai berikut:

1. Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika

yang mempengaruhi belajar selanjutnya;

Page 3: Model  pmr “ing kelas“ untuk meningkatkan minat dan hasil belaj

Termuat Pada Majalad Media Pendidikan Prov. Jawa Timur Kolom Artikel Guru SD Halaman 20-23 (Edisi: No.08/Thn.XLIII / Oktober 2013) 2. Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu

untuk dirinya sendiri;

3. Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi

penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali, dan

penolakan;

4. Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari

seperangkat ragam pengalaman;

5. Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin mampu

memahami dan mengerjakan matematik (Zigma Edisi 10, 27 Juni 2007).

Model PMR dengan Media “ING KELAS”

Metode PMR “ING KELAS” ini merupakan merupakan sebuah

pengembangan model pembelajaran

dengan media Dinding Keramik

Kelas (ING KELAS), yaitu

menanamkan konsep pemahaman

Luas dan Keliling Persegi dan

Persegi Panjang menggunakan media

dinding keramik kelas. Kita semua

tahu bahwa pemahaman konsep Luas

suatu Persegi dan Persegi Panjang selama ini hanya menggunakan rumus baku L

= S x S dan L = P x L. Guru hanya mentransfer ilmu menjelasakan rumus dan

perserta didik hanya diberikan contoh soal kemudian mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

Namun pada suatu ketika,

siswa dihadapkan pada masalah sehari

–hari, sebagai contohnya apabila

diminta untuk menghitung berapa

satuan luas kelas atau dinding kelas,

maka siswa akan kebingungan untuk

mengukur dan mencari Luas tersebut.

Andaikata siswa tidak hafal dengan

rumus yang telah diberikan oleh guru maka siswa akan berhenti sampai disitu,

sebaliknya jika siswa paham dengan konsep luas bangun persegi ataupersegi

panjang maka siswa dapat mencari alternatif jawaban yang ada berdasarkan

pengalamannya.

Page 4: Model  pmr “ing kelas“ untuk meningkatkan minat dan hasil belaj

Termuat Pada Majalad Media Pendidikan Prov. Jawa Timur Kolom Artikel Guru SD Halaman 20-23 (Edisi: No.08/Thn.XLIII / Oktober 2013)

Langkah pembelajaran PMR dengan media “ING KELAS” pada

awalnya guru dapat menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pembelajaran

tersebut, kemudian guru membagi kelas dalam kelompok, guru menyiapkan media

belajar (jika dinding kelas terbuat dari keramik) dengan memberikan tanda pada

dinding berupa garis atau tali sehingga membentuk suatu bangun datar persegi

atau persegi panjang. Langkah selanjutnya guru menjelaskan bahwa untuk

mencari Luas Persegi dan Persegi Panjang dapat dihitung dari seluruh jumlah

keramik yang ada dalam bentuk bangun datar tersebut apabila satu keramik

merupakan satu satuan luas.

Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berdiskusi mencari rumus dan menyampaikan

jawaban masing – masing kelompok. Dalam hal in guru

membimbing dengan aktif, sehingga siswa dapat

termotivasi dan mempunyai minat yang tinggi dalam

pembelajaran. Guru tidak serta merta menyalahkan jawaban yang diberikan oleh

siswa, tetapi memberikan jawaban alternatif tentang materi yang telah diajarakan.

Sebagai contoh jika mencari sebuah Luas bangun Persegi berdasarkan dinding

keramik kelas yang berbentuk persegi, guru dapat memberikan alternatif jawaban

sebagai berikut : 1) Cara Pertama, menjumlah satuan keramik setiap kolom, jika

satu keramik merupakan satu satuan luas maka luas persegi 5 + 5 + 5 + 5 + 5 =

25 satuan, 2) Cara Kedua, Dengan menjumlah satuan keramik setiap baris, jika

satu keramik merupakan satu satuan luas. Maka luas persegi adalah = 5 + 5 + 5 +

5 + 5 = 25 satuan, 3) Cara Ketiga dengan membilang semua satuan keramik yang

ada, sehingga didapatkan jumlah 25 satuan. 4) Cara Keempat dengan mengalikan

jumlah satuan salah satu baris dengan salah satu kolom, sehingga didapatkan 5

satuan kolom x 5 satuan baris = 25 satuan. Guru Setelah menjelaskan dan

menanggapi cara penyelsaian oleh siswa maka guru menyampaikan bahwa, untuk

mencari cara mudah menghitung luas persegi maka dapat digunakan dengan

rumus Luas = Sisi x Sisi (L = S x S ). Dimana S adalah satuan setiap baris dan

kolom yang sama panjang pada bagun persegi.

Demikian pula pada bagun persegi panjang guru menyampaikan

alternatif jawaban yaitu Sedangkan untuk persegi panjang menggunakan rumus

Luas = panjang x lebar ( L = p x l ). Dimana p adalah panjang yang merupakan

satuan atau ukuran yang terbanyak, l adalah lebar yang merupakan satuan atau

ukuran yang terkecil pada setiap sisi persegi panjang.

Page 5: Model  pmr “ing kelas“ untuk meningkatkan minat dan hasil belaj

Termuat Pada Majalad Media Pendidikan Prov. Jawa Timur Kolom Artikel Guru SD Halaman 20-23 (Edisi: No.08/Thn.XLIII / Oktober 2013)

Kesimpulan

Aktivitas guru dan murid serta adanya minat siswa dalam pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan model dan metode

pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa beinteraksi serta media belajar

yang unik membawa dampak yang baik dalam suatu pembelajaran khususnya

pada pelajaran matematika pada siswa SD. Metode ini penulis terapkan pada

proses pembelajaran dan telah dibuat sebuah laporan penelitian tindakan kelas.

Dengan menggunakan lembar angket untuk mengetahui minat dan

lembar kerja siswa diketahui bahwa sebelum diterapkan metode ini, nilai belajar

siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 75 dengan nilai rata – rata

55,83 dengan perincian dari 12 siswa belum ada yang tuntas. Hal ini dikarenakan

pembelajaran masih bersifat konvensional atau hanya diterapkan penyampaian

rumus baku saja. Namun setelah 2 kali pertemuan dengan dua siklus maka hasil

belajar siswa mengalami peningkatan dengan perincian pada siklus I nilai hasil

rata – rata siswa meningkat menjadi 70,42 (70%) dengan 6 siswa tuntas dan 6

siswa belum tuntas, meningkat lagi pada siklus II sebesar 87,08 (87%) dengan

perincian 10 siswa tuntas dan 2 siswa belum tuntas karena faktor lain.

Kelebihan model PMR ini salah satunya adalah, dapat diterapkan dengan

menggunakan media yang ada disekitar lingkungan siswa, salah satunya adalah

keramik didindik kelas, atap plafon kelas, atau ubin. PMR ini dapat diterapkan

pada semua materi pembelajaran matemtika, namun demikian pemilihan suatu

metode dan media pembelajaran tetap harus diperhatikan sesuai dengan materi

yang akan diajarkan.

Semoga bermanfaat.

Oleh : MOHAMAD RIDWAN, A.Ma Pd.SD

GURU KELAS SDN BATOK 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun

Alamat : Jl. Margabawera III/3 Kota Madiun Phone : 085 790 462 010