MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di...

10
MSDA - 1 Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN 2407-1021 MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR TANAH (StudiKasus TPA SampahTamangapaAntang) KOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN M. Fauzi Arifin 1 ,A.M. Imran 2 , Muhammad Ramli 3 , Mukhsan Putra Hatta 4 1 Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Fakultas Teknis Universitas Hasanuddin Makassar. Universitas Hasanuddin. 0411-585202. Email: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin Makassar.Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Telp. 0812-4225247. Email: [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin Makassar.Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Telp. 0815-43019789. Email [email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar.Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Telp. 0811-4100673. Email [email protected] ABSTRAK Lokasi TPA Sampah Tamangapa Antang, Kota Makassar merupakan satu-satunya TPA yang masih beroperasi. Sistem open dumping sedianya digunakan dalam awal pengoperasian pengelolaan sampah ditempat ini, namun berangsur system tersebut sudah tidak terpakai lagi. Besarnya volume sampah di TPA Antang pada tahun 1999 sebanyak 3.352,1 M 3 /hari, sedangkan untuk tahun 2001 jumlah sampah meningkat menjadi 3.900 M 3 /hari dan pada tahun 2010 diprediksi menjadi 9582 M 3 /hari.Salah satu aspek penting dalam pengelolaan sampah padat perkotaan adalah masalah lindi yang jika dalam pengelolaannya tidak baik akan menyebabkan ancaman serius bagi lingkungan, karena produksi lindi akan memasuki aliran air bawah tanah dan juga air permukaan. Lindi adalah cairan yang mengalir atau 'larut' dari TPA, dengan komposisi yang bervariasi tergantung dari usia TPA dan jenis limbah yang terkandung di dalamnya. Tujuan Penelitian adalah : Mengetahui kondisi geologi dan hidrogeologi daerah TPA Tamangapa,Mengetahui Pola Air Tanah TPA Sampah Tamangapa, Menganalisis arah sebaran Lindi dan pengaruhnya terhadap sistem air tanah, dan Pembuatan Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah Tamangapa, Antang.Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif dianalisis secara deskritif untuk memberikan gambaran holistic tentang keadaan TPA sampah, terutama fisik, kimia, dan biologi. Ada beberapa metode yang bias digunakan untuk melakukan interpolasi seperti Trend, Spline, Inverse Distance Weighted (IDW) dan Kriging. Setiap metode ini akan memberikan hasil interpolasi yang berbeda. Postingan kali ini memfokuskan pencarian nilai titik observasi dari hasil luaran model menggunakan metode IDW dan hasilnya dipetakan lagi menggunakan SIG. Metode Inverse Distance Weighted (IDW) merupakan metode deterministik yang sederhana dengan mempertimbangkan titik disekitarnya.Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasiakan lebih mirippada data sampel yang dekat daripada yang lebih jauh.Dari hasil analisis aliran air tanah diketahui bahwa air tanah bergerak dari arah barat laut ke tenggara dan pergerakan lindi mengikuti arah aliran air tanah. Kata Kunci : Air Tanah, Lindi, Lingkungan, TPA Sampah 1. PENDAHULUAN Kota Makassar mengalami perkembangan yang pesat, yang berpengaruh terhadap meningkatnya produksi sampah di kota tersebut. Produksi sampah di kota Makassar secara terus-menerus meningkat secara drastis. Kebijakan pemerintah Kota Makassar dalam pengolahan TPA sampah yaitu menggunakan metode Lahan Urug Terkendali (Controlled Landfill). Prinsip pengolahan metode Lahan Urug Terkendali adalah secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah kemudian dilakukan perataan dan pemadatan sampah (Jagloo, 2002).

Transcript of MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di...

Page 1: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 1

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR TANAH

(StudiKasus TPA SampahTamangapaAntang)

KOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN

M. Fauzi Arifin1,A.M. Imran

2, Muhammad Ramli

3, Mukhsan Putra Hatta

4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Fakultas Teknis Universitas Hasanuddin Makassar.

Universitas Hasanuddin. 0411-585202. Email: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin Makassar.Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10

Telp. 0812-4225247. Email: [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin Makassar.Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10

Telp. 0815-43019789. Email [email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar.Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10

Telp. 0811-4100673. Email [email protected]

ABSTRAK

Lokasi TPA Sampah Tamangapa Antang, Kota Makassar merupakan satu-satunya TPA yang

masih beroperasi. Sistem open dumping sedianya digunakan dalam awal pengoperasian

pengelolaan sampah ditempat ini, namun berangsur system tersebut sudah tidak terpakai lagi.

Besarnya volume sampah di TPA Antang pada tahun 1999 sebanyak 3.352,1 M3/hari,

sedangkan untuk tahun 2001 jumlah sampah meningkat menjadi 3.900 M3/hari dan pada

tahun 2010 diprediksi menjadi 9582 M3/hari.Salah satu aspek penting dalam pengelolaan

sampah padat perkotaan adalah masalah lindi yang jika dalam pengelolaannya tidak baik

akan menyebabkan ancaman serius bagi lingkungan, karena produksi lindi akan memasuki

aliran air bawah tanah dan juga air permukaan. Lindi adalah cairan yang mengalir atau 'larut'

dari TPA, dengan komposisi yang bervariasi tergantung dari usia TPA dan jenis limbah

yang terkandung di dalamnya. Tujuan Penelitian adalah : Mengetahui kondisi geologi dan

hidrogeologi daerah TPA Tamangapa,Mengetahui Pola Air Tanah TPA Sampah Tamangapa,

Menganalisis arah sebaran Lindi dan pengaruhnya terhadap sistem air tanah, dan Pembuatan

Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah Tamangapa,

Antang.Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif dianalisis secara deskritif

untuk memberikan gambaran holistic tentang keadaan TPA sampah, terutama fisik, kimia,

dan biologi. Ada beberapa metode yang bias digunakan untuk melakukan interpolasi seperti

Trend, Spline, Inverse Distance Weighted (IDW) dan Kriging. Setiap metode ini akan

memberikan hasil interpolasi yang berbeda. Postingan kali ini memfokuskan pencarian nilai

titik observasi dari hasil luaran model menggunakan metode IDW dan hasilnya dipetakan lagi

menggunakan SIG. Metode Inverse Distance Weighted (IDW) merupakan metode

deterministik yang sederhana dengan mempertimbangkan titik disekitarnya.Asumsi dari

metode ini adalah nilai interpolasiakan lebih mirippada data sampel yang dekat daripada yang

lebih jauh.Dari hasil analisis aliran air tanah diketahui bahwa air tanah bergerak dari arah

barat laut ke tenggara dan pergerakan lindi mengikuti arah aliran air tanah.

Kata Kunci : Air Tanah, Lindi, Lingkungan, TPA Sampah

1. PENDAHULUAN

Kota Makassar mengalami perkembangan yang pesat, yang berpengaruh terhadap meningkatnya produksi

sampah di kota tersebut. Produksi sampah di kota Makassar secara terus-menerus meningkat secara drastis.

Kebijakan pemerintah Kota Makassar dalam pengolahan TPA sampah yaitu menggunakan metode Lahan

Urug Terkendali (Controlled Landfill). Prinsip pengolahan metode Lahan Urug Terkendali adalah secara

periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah kemudian dilakukan perataan dan

pemadatan sampah (Jagloo, 2002).

Page 2: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 10

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

ANALISIS PERILAKU PENCEMARAN LOGAM BERAT PASCA

PENAMBANGAN NIKEL LATERIT DI SETTLING POND

Muhammad Chaerul

1, Saleh Pallu

2, Mary Selintung

3 dan Johanes Patanduk

4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Email:

[email protected] 2Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Email:

[email protected] 3Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Email:

[email protected] 4Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Email:

[email protected]

ABSTRAK

Setiap kegiatan pasca penambangan nikel laterit menyebabkan terkonsentrasinya logam berat

pada lapisan tanah yang ada di daerah Motui Kab. Konawe Utara Prop. Sulawesi Tenggara

khususnya material di settling pond. Kegiatan penambangan ini sangat erat kaitannya dengan

pencemaran lingkungan dan hingga saat ini isu penambangan sebagai kegiatan yang merusak

lingkungan merupakan topik yang hangat termasuk di Indonesia. Berdasarkan Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 09 tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi

Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel, disebutkan bahwa air limbah yang

berasal dari kegiatan penambangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan

pengolahan/pencucian harus dikelola dengan pengendapan pada suatu kolam pengendapan

(setlling pond) sebelum dibuang ke air permukaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis perilaku pencemaran logam berat dan perubahan distribusinya pada settling

pond di lokasi pasca tambang nikel laterit. Penelitian ini adalah penelitian observasional

langsung di lokasi pertambangan khususnya di settling pond. Analisis perilaku pencemaran

dengan menggunakan metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) untuk menentukan

kandungan logam berat material di settling pond. Pengolahan data dengan menggunakan

metode dendogram yang akan divalidasi dengan standar baku mutu pencemaran logam berat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi jenis logam berat apa yang

paling dominan pada suatu settling pond dan cara pengelolaannya.

Kata kunci: Pond, Observasional, Logam Berat, Dendogram, Nikel Laterit

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama pada sisi timur Pulau Sulawesi yang erat

kaitannya dengan genesa bahan galian logam laterit. Batuan ultramafik mengalami proses laterisasi dan

menghasilkan mineral laterit, seperti : nikel, krom, besi dan mangan. Cadangan bahan galian nikel laterit di

Sulawesi Tenggara relatif banyak yang ditandai oleh beberapa kegiatan perusahaan pertambangan, baik

dalam tahap eksplorasi, eksploitasi maupun produksi. Kegiatan pertambangan sebagai upaya untuk

mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi, selalu didukung oleh perkembangan teknologi serta

mekanisasi peralatan. Dampak dari tambang terbuka menyebabkan pengelolaan endapan nikel laterit sangat

besar pengaruhnya pada gangguan geokimia lingkungan pada lahan akibat penggalian. Saat ini terdapat 26

perusahaan tambang yang mengelola bahan galian logam laterit nikel yang tersingkap di Kabupaten Konawe

Utara Provinsi Sulawesi Tenggara salah satunya di daerah Motui (Badan Pusat Statistik, 2006). Terbentuknya

endapan hasil material buangan pada settilng pond, disertai oleh akumulasi logam berat, seperti Nikel (Ni),

Krom (Cr3+

dan Cr6+

), mangan (Mn) dan Kobal (Co) serta unsur atau senyawa yang terdapat pada tanah

laterit dimana logam berat ini akan terkonsentrasi pada geokimia lingkungan yang berbeda, yaitu pada

lapisan endapan laterit sebelum dan pasca penambangan. Tahap pasca penambangan endapan nikel laterit,

Page 3: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 18

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

ANALISIS MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR YANG

BERKELANJUTAN DI KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN

MIKROKONTROLER BERBASIS LOGIKA SAMAR Muhammad Amin

1, Nadjamuddin Harun

2, M. Saleh Pallu

3 dan Zulfajri Basri Hasanuddin

4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Email: [email protected] 2 Staf Pengajar, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Email: [email protected] 3 Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Email: [email protected] 4 Staf Pengajar, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kelangsungan hidup berbagai makluk hidup di muka bumi memiliki ketergantungan pada

ketersediaan air bersih yang cukup, dan layak konsumsi tanpa polutan. Ketersediaan air

secara berlebihan juga mengancam kelangsungan hidup di muka bumi. Tetapi

kecenderunganyang terjadi sekarang ini adalah semakin berkurangnya ketersediaan air

bersih, dari hari ke hari. Hal itu disebabkan oleh perubahan iklim dan pemanasan global yang

terjadi di permukaan bumi, sementara itu populasi penduduk yang mengkonsumsi air bersih

semakin meningkat, makak etersediaan air bersih pun semakin berkurang, dan akhirnya dapat

menimbulkan kekacauan dan perang untuk memperebutkan air. Karena itu diperlukan

strategi pengelolaan dan penggunaan air secara efisien dan efektif untuk menjaga sumber

daya air yang bekelanjutan. Dengan penerapan logika samar dalam mengolah informasih

akan keadaan sumber daya air yang ada setiap saat, secara cepat dan akurat diharapkan akan

menghasilkan rumusan yang tepat pula untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air demi

mempertahankan keberlangsungan hidup di kota Makassar.

Kata kunci: sumber daya air, logika samar, mikrokontroller

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Meskipun ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun air bersih yang layak dikonsumsi oleh

manusia sangat kurang. Hanya sekitar lima persen dari total jumlah air yang ada dimuka bumi, yang layak

dikonsumsi sebagai air minum, sisanya adalah air laut. Maka timbullah kekhawatiran yang mendalam akan

bahaya kekurangan air bersih, sehingga timbul berbagai usaha manusia untuk menjaga kelestarian dan

kesinambungan ketersediaan air bersih yang layak dikonsumsi. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu

penyebab berkurangnya sumber air bersih.

Di Indonesia diperkirakan, 60 persen sungainya, terutama di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, telah

tercemar berbagai limbah. Berkaitan dengan krisis air ini, diramalkan 2025 nanti hampir dua pertiga

penduduk dunia yaitu ± 1,8 miliar orang akan tinggal di kawasan yang mengalami kelangkaan air secara

absolut. Ramalan itu dilansir World Water Assesment Programme (WWAP), bentukan United Nation

Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco). Lembaga itu menegaskan bahwa krisis air

didunia akan memberi dampak yang mengenaskan.

Jacques Diouf, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), menyatakan bahwa saat ini

penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih dibandingkan dengan seabad silam, namun ketersediaannya

justru menurun. Tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal tiap hari oleh

penyakit. Begitu peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat nanti, akan

terjadi “pertarungan” untuk memperbuatkan air bersih ini. Sama halnya dengan pertarungan untuk

memperebutkan sumber energi minyak dan gas bumi.

Page 4: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 28

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

ANALISIS FORMASI PENEMPATAN TIRAI SEBAGAI

PEREDAM GERUSAN PADA PILAR JEMBATAN

Nenny1, Muh. Saleh Pallu

2, M. Arsyad Thaha

3 dan Farouk Maricar

4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp

085340570417 , Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhmmadiyah Makassar, Jl. Sultan Alauddin

No. 259, Tepl. 0411-855295, Email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan, Km. 10,

Telp 0411-587636, Email: [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 0411-587636,

Email: [email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10,

Telp 0411-587636, Email: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu penyebab terjadinya kerusakan pada jembatan yaitu terjadinya gerusan pada pilar yang

melebihi batas-batas yang dipandang aman sehingga secara keseluruhan membahayakan konstruksi

jembatan. Pilar berfungsi untuk menahan berat badan jembatan sendiri dan berat muatan yang

melintasinya. Gerusan lokal disekitar pilar jembatan disebabkan oleh adanya perubahan pola aliran.

Dengan Pemasangan tirai dibagian hulu pilar dimaksudkan sebagai peredam kecepatan aliran dan

mengarahkan atau membelokkan arah aliran. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

besarnya gerusan yang terjadi di sekitar pilar dengan menggunakan tirai.Penelitian dilakukan di Pusat

Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin untuk studi gerusan lokal pada pilar dengan menggunakan

tirai digunakan jenis penelitian Eksperimental (artificial condition), Moh. Nazir, Ph.D (1988). Penelitian

ini lebih ditekankan pada susunan tirai yang dapat mengurangi kedalaman gerusan lokal pada pilar. Debit

yang digunakan adalah 0.0049 m3/dt, 0.009 m

3/dtk, dan 0,0126 m

3/dtk dengan kedalaman aliran dari

permukaan dasar 6.5 cm. Material pasir yang digunakan mempunyai nilai d50 = 0.03 cm dengan kondisi

aliran live bed scour. Model pilar yang digunakan berbentuk hexagonal dengan lebar 5 cm , panjang 10

cm dan tinggi 45 cm. Tirai yang dipakai dalam penelitian ini berdiameter 3 cm jarak antar tirai 3×5 cm.

Jarak tirai dan pilar 15 cm, serta tinggi tirai dari dasar permukaan rerata pasir 4 cm. Untuk setiap kali

running percobaan dilakukan selama 100 menit. Dari analisis data diketahui bahwa, kedalaman relatif

gerusan lokal maksimum terendah dicapai pasangan tirai tipe 3 dengan nilai 2.8 cm.

Kata Kunci: Pilar, Tirai, gerusan local, pola aliran

1. PENDAHULUAN

Sungai merupakan aliran yang terjadi akibat dari kelebihan curah hujan dan kelebihan air tanah yang mengalir

kelembah membentuk alur-alur atau saluran. Sungai bukan sekedar sarana mangalirkan air, akan tetapi mampu

memberi nilai ekonomis dalam berbagai bidang, mulai dari pembangkit listrik, penyediaan air baku, sarana

transportasi, pertanian dan sebagainya.

Aliran yang terjadi pada suatu sungai seringkali disertai dengan angkutan sedimen dan proses gerusan. Proses

gerusan akan terbentuk secara alamiah karena adanya pengaruh morfologi sungai atau karena adanya struktur

yang menghalangi aliran sungai. Angkutan sedimen terjadi karena aliran air sungai mempunyai energi yang

cukup besar untuk membawa sejumlah material. Sedimen yang masuk lebih kecil dari sedimen yang keluar pada

suatu penggal sungai maka akan terjadi penurunan dasar sungai secara memanjang (degradasi) tetapi sebaliknya

maka akan menyebabkan terjadinya kenaikan dasar sungai secara memanjang (agradasi) Perubahan morfologi

sungai diikuti dengan perubahan karakteristik sungai dapat menyebabkan perubahan pola aliran. Bila di tengah

Page 5: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 37

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

ANALISIS HIDROLOGI – HIDRAULIKA

KARAKTERISTIK HIDROGRAF BANJIR KALI PEPE HILIR

KOTA SOLO Ratih Kusuma Hartini

1 dan Rachmad Jayadi

2

1Alumni Program Studi Teknik Keairan S2 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas

Gadjah Mada, Email: [email protected] 2 Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Email:

[email protected]

ABSTRAK

Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan salah satu kota yang

terletak di Provinsi Jawa Tengah yang sebagian batas wilayahnya dilewati aliran Sungai

Bengawan Solo. Pada dasarnya banjir Kota Solo dapat dibagi menjadi dua tipe. Tipe pertama

adalah luapan dari Sungai Bengawan Solo akibat aliran besar anak sungai dari DAS

Brambang, DAS Dengkeng dan DAS Pepe. Tipe kedua merupakan penggenangan akibat

luapan dari sistem sungai di wilayah Kota Solo sendiri, terutama Kali Pepe. Tipe banjir lokal

dengan waktu puncak pendek akibat guyuran air hujan di dalam kota inilah yang sering

terjadi belakangan ini, yang mengakibatkan terlampauinya daya tampung sistem drainase

mikro yaitu saluran tersier dan kuarter kota. Kinerja sistem drainase makro dipengaruhi

operasional Pintu Air Demangan di Kali Pepe hilir yang merupakan titik kontrol pertemuan

antara akumulasi aliran dari wilayah kota dan backwater flow dari Sungai Bengawan Solo.

Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengkaji karakteristik beban limpasan secara

hidrologi dan kapasitas pengendalian banjir melalui analisis hidraulika yang memadai.

Analisis hidrologi dilakukan untuk menghitung inflow ke sistem drainase Kota Solo sebagai

masukan (input) analisis hidraulika untuk telaah muka air saat kejadian banjir. Analisis

karakteristik inflow dilakukan dengan hitungan perkiraan hidrograf lateral inflow ke saluran

drainase Kota Solo di sepanjang ruas Kali Pepe hilir menggunakan pendekatan gabungan

metode Rasional dan teori Hidrograf Satuan. Analisis hidraulika dilakukan untuk simulasi

penelusuran banjir kala ulang 2 tahun yang mewakili kejadian banjir rutin tahunan. Simulasi

penelusuran banjir untuk mendapatkan alternatif penanganan masalah dilakukan dengan

bantuan software HEC-RAS 4.1.0. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jika tidak terjadi

backwater flow dari Sungai Bengawan Solo, untuk banjir kota kala ulang 2 tahun di

sepanjang ruas Kali Pepe hilir tidak terjadi luapan. Beban terbesar lateral inflow drainase ke

Kali Pepe hilir merupakan masukan yang berasal dari Kali Jenes yang terletak di dekat Pintu

Air Demangan. Pada kondisi tersebut kapasitas total pompa air eksisting 12,3 m3/s masih

mencukupi meskipun Pintu Air Demangan ditutup. Namun jika terjadi backwater flow dari

Sungai Bengawan Solo, genangan di wilayah kota akibat luapan Kali Pepe hilir tidak dapat

dihindarkan karena debit aktual pompa air perlu mempertimbangkan stabilitas bangunan

pintu air sebagai bangunan air tua yang sudah berumur lebih dari 80 tahun. Alternatif untuk

mencegah terjadinya genangan di Kota Solo tersebut adalah dengan pemutakhiran pedoman

operasi pompa air dan meningkatkan kapasitas pompa air.

Kata kunci: hidrograf banjir, drainase, pintu air, pompa air.

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Solo merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah yang dilewati aliran Sungai

Bengwan Solo. Pada dasarnya banjir Kota Solo dapat dibagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah banjir

kiriman dari arah Gunung Lawu, dari arah Perbukitan Seribu, serta dari arah Merapi dan Merbabu yaitu DAS

Brambang, Dengkeng dan Pepe. Tipe banjir ini membahayakan Kota Solo yang lokasinya berada di

cekungan antar gunung-gunung tersebut (intermountain basin). Sifat banjir kiriman magnitudo besar, luas

dan durasinya lama sehingga membahayakan. Lokasi yang diterjang adalah daerah pinggir kota yang

Page 6: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 47

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6

November 2014, ISSN 2407-1021

KAJIAN EKSPERIMENTAL MODEL HIDROGRAF DAERAH

ALIRAN SUNGAI BERBASIS KARAKTERISTIK WILAYAH Ratna Musa

*

*1)

Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia, Jln.Urip Sumoharjo

Km, 05 Makassar,Email : [email protected]

ABSTRAK

Ketidaklengkapan data aliran menjadikan metode hidrograf satuan sintetik (HSS) dipilih sebagai alternatif

utama untuk memperkirakan besarnya debit banjir. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis pengaruh

karakteristik fisik wilayah melalui pengembangan eksperimental model hidrograf daerah aliran sungai

berbasis karakteristik wilayah, (2) mengevaluasi model hidrograf satuan Nakayasu dengan modifikasi

hidrograf satuan Nakayasu berbasis karakteristik wilayah, (3) mengimplementasikan modifikasi hidrograf

satuan Nakayasu pada tipikal daerah aliran sungai Bantimurung Penelitian ini berupa eksperimental yang

dilaksanakan di Laboratorium dengan menggunakan alat rainfall simulator.Metode analisa dilakukan dengan

cara statistik dengan menggunakan parameter fisik daerah aliran sungai berupa curah hujan, tata guna lahan,

jenis tanah, luas aerah aliran sungai panjang sungai utama, dan kemiringan rerata sungai, yang diyakini

berpengaruh terhadap bentuk hidrograf.Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pengujian untuk penutup lahan

batu ,tanah, rumput, mencirikan bentuk daerah aliran sungai yang cenderung memanjang, yaitu mempunyai

karakteristik naiknya lebih cepat dari turunnya . Setelah dilakukan penyesuaian konstanta model terjadi

peningkatan keakuratan dibandingkan dengan hidrograf satuan pengukurannya. Hasil penerapan hidrograf

satuan sintetik Nakayasu pada tipikal daerah aliran sungai Bantimurung menunjukkan bahwa debit puncak

lebih besar 56,75 % dari model modifikasi yang dikembangkan pada penelitian ini.

Kata kunci :model fisik, hidrograf satuan empirik, karakteristik daerah aliran sungai

1. PENDAHULUAN

Proses transformasi hujan menjadi debit merupakan fenomena yang sangat kompleks sehingga menjadi

masalah yang serius para ahli hidrologi (Sri Harto, 1991). Pada dasarnya masalah ini bisa di atasi apabila

tersedia data debit dalam rentang yang panjang pada suatu outlet di sungai sehingga dalam menetapkan banjir

rancangan tidak perlu melakukan analisis pengalihragaman hujan menjadi debit. Namun, seringkali data debit

suatu sungai tidak tersedia sama sekali atau tersedia dengan rentang data yang sangat terbatas. Konsekuensi

dari keterbatasan ini adalah analisis transformasi hujan menjadi debit mutlak dilakukan.Untuk mengantisipasi

hal ini, sebenarnya telah banyak diperkenalkan model untuk menganalisis pengalihragaman hujan menjadi

debit.Namun pada kebanyakan kasus, model tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan dan

cenderung menghasilkan penyimpangan yang besar.Hal ini berarti bahwa metode-metode tersebut cenderung

terbatas pemakaiannya pada daerah aliran sungai yang digunakan sebagai penyusun parameter model

tersebut. Sebagai konsekuensi dari permasalahan tersebut penelitian ini mencoba menyusun suatu model

dalam bentuk skala kecil sebagai parameter kunci Hidrograf Satuan dengan judul “Kajian Eksperimental

Model Hidrograf Daerah Aliran Sungai Berbasis Karakteristik Wilayah”

A. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah :Melakukan penelitian eksperimen untuk mengkaji peran atau konstribusi

faktor wilayah dalam menjustifikasi pola unit hidrograf daerah pengaliran sungai berbasis faktor wilayah

serta mencari presfektif inplementasi praktis dalam pengembangan unit hidrograf daerah pengaliran sungai

secara spesifik.

Sedangkan Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh karakteristik fisik wilayah melalui pengembangan eksperimental model hidrograf

daerah aliran sungai berbasis karakteristik wilayah

2. Mengevaluasi model hidrograf satuan Nakayasu dengan modifikasi hidrograf satuan Nakayasu berbasis

karakteristik wilayah

3. Mengimplementasikan modifikasi hidrograf satuan Nakayasu pada tipikal daerah aliran sungai

Bantimurung

Page 7: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 56

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

METODE PENGUKURAN DISTRIBUSI GELEMBUNG UDARA

ARAH VERTIKAL (KASUS SELF AIR ENTRAINMENT DI

SALURAN CURAM) Yeri Sutopo

1, Budi S. Wignyosukarto

2, Bambang Yulistyanto

2 dan Istiarto

2

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Email:

[email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan (JTSL , Fakultas Teknik, UGM Yogyakarta, Email:

[email protected]; [email protected]

ABSTRAK

Pada saluran luncur di bangunan pelimpah bendungan, khususnya di hilir mercu lazim terjadi

fenomena “self air entrainment”. Pada saat fenomena ini dimodelkan di laboratorium yang

lazim menggunakan talang air (flume) akrilik, peneliti sering mengalami kesulitan dalam

mendeskripsikan distribusi gelembung udara arah vertikal. Oleh karena itu, di dalam makalah

ini disajikan salah satu metode yang dapat digunakan di samping metode yang lain. Metode

ini dapat diandalkan ketelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan

langkah-langkah metode pengukuran konsentrasi gelembung udara arah vertikal pada kasus

“self air entrainment” di saluran curam; dan (3) menyusun distribusi gelembung udara

teoritik berdasarkan kasus kemiringan dasar talang air (flume) α=25°, debit (Q)=20,9 l/s, di

penggal 7,2 m di hilir inlet flume. Langkah-langkah menentukan distribusi gelembung udara

yaitu: (1) mengambil gambar gelembung udara menggunakan kamera CCTV yang telah

dilengkapi dengan sensor CCD; (2) gambar gelembung udara dibaca menggunakan perangkat

lunak Ulead Corel Video Release 11; (3) gambar video disimpan di dalam perangkat lunak

Ulead 11; (4) gambar video dijadikan gambar diam (still image) menggunakan menu batch

convert; (5) membagi kedalaman aliran arah vertikal menjadi beberapa bagian yaitu ≥15

kelas kategori; (6) menentukan konsentrasi gelembung udara dalam setiap kelas kategori

menggunakan perangkat lunak ImageJ; (7) menentukan distribusi konsentrasi gelembung

udara menggunakan perangkat lunak Excel; dan (8) mendeskripsikan distribusi gelembung

udara semi teoritiknya. Berdasarkan analisis data menggunakan metode ini, khususnya pada

kasus kemiringan dasar flume (α)=25°, debit (Q)=20,9 l/s, di penggal 7,2 m di hilir inlet

flume ditemukan bahwa (1) gelembung udara udara sudah mencapai dasar flume adapun

konsentrasinya sebesar 2,9 %; (2) konsentrasi gelembung udara di permukaan aliran atau z90

sebesar 95,4 %; dan (3) bentuk distribusi gelembung udara berdasarkan kasus kemiringan

dasar flume α=25°, debit (Q)=20,9 l/s, di penggal 7,2 m di hilir inlet flume mengikuti

distribusi teoritik yang dikemukakan oleh Straub dan Anderson (1958).

Kata kunci: metode pengukuran, distribusi gelembung udara, arah vertikal, self air

entrainment, dan saluran curam

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada saat ini, analisis data gelembung udara arah vertikal yang lazim digunakan adalah stereomatching

method yang masih termasuk dalam keluarga Image processing method. Metode ini mengandalkan pada

skala keabu-abuan (grey scale) dari gelembung udara. Di awal analisis data peneliti harus mendefinisikan

terlebih dahulu rentang skala keabu-abuan yang akan digunakan. Definisi ini selanjutnya selalu digunakan

sebagai kriteria untuk menentukan bahwa yang memiliki skala keabu-abuan pada rentang itu adalah

gelembung udara. Analisis selanjutnya adalah menghitung luas total gelembung udara dalam wilayah

yang diinginkan dalam penelitian, jika konsep konsentrasi gelembung udaranya menggunakan void

fraction.

Penentuan rentang skala keabu-abuan memiliki kelemahan, yaitu dalam hal makin lebar rentang skalanya

maka cenderung makin luas hasil analisis datanya. Peneliti harus sudah memiliki pengalaman mengenai

Page 8: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 66

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

ANALISIS SECARA PARSIAL LAJU EROSI DAS SAGULING Ana Nurganah Chaidar

1, Indratmo Soekarno

2 ,Agung Wiyono

2& Joko Nugroho

2

1Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut

Teknologi Bandung, Email: [email protected] 2Dosen, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Makalah ini menyajikan hasil kajian secara parsial perubahan laju erosi yang terjadi setiap tahun dan

simulasi terhadap tataguna lahan sesuai dengan pola ruang.Perubahan ekosistem DAS diwakili oleh

modifikasi tutupan lahan dan disesuaikan dengan kondisi tata ruang wilayah.. Daerah yang dikaji adalah

DAS Citarum Hulu dari waduk Saguling. Penelitian ini merupakan bagian dari desertasi yang bertujuan

untuk mendapatkan nilai kondisi laju erosi lahan dalam beberapa tahun danskenario penataan lahan pada

sub DAS Citarum hulu dari waduk Saguling yang paling optimal, sehingga waduk dapat berfungsi

dengan baik sesuai dengan umur rencana Waduk. Analisis erosi lahan dilakukan dengan metode USLE

yang dimodelkan dengan menggunakan model GIS. Analisis ini memberikan hasil berupa peta laju erosi

lahan pada wilayah kajian secara spasial. Dari hasil penggambaran peta laju erosi dengan menggunakan

Metoda USLE berbasis Arc-GIS maka diperoleh nilai erosi yang terus meningkat sesuai dengan

perubahan tata guna lahan yang terjadi. Peningkatan cukup ekstrim yaitu dalam 4 tahun meningkat

sebesar 44,8 % persen dari 6.4 juta ton/tahun pada tahun 2006 menjadi 9,26 juta ton/tahun pada tahun

2010. Dan dilakukan analisis laju erosi tiga tahunan dari tahun 2000 sampai 2013. Dari hasil ini

diperoleh trend kondisi laju sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu selama beberapa tahun

terakhir yang akan digunakan untuk penelitian lanjutan untuk menentukan hubungan dengan sedimentasi

yang terjadi di sungai.

Kata kunci: Erosi, USLE, GIS (Geographic Information System).

I. PENDAHULUAN

Tingginya laju erosi dan sedimentasi DAS Citarum Hulu menyebabkan berkurangnya umur layan

waduk baik Waduk Saguling sehingga Laju pendangkalan di Waduk Saguling yang mencapai 2.79 juta

m3/tahun menyebabkan umur pakai waduk tersisa 35 tahun lagi.

Secara geografi, DAS Citarum bagian hulu berada pada 107o 15’ 46.27” – 107

o 57’ 1.99” BT dan 6

o 43’

8.65” - 7o 14’ 32.09” LS dengan luas area ± 230,802 Ha.

Gambar 1 Lokasi Geografi DAS Citarum Hulu

Page 9: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 75

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

KAJIAN METODE ANALITIK ESTIMASI MUATAN SEDIMEN

UNTUK RUAS ANAK SUNGAI CIBUAH PROVINSI JAWA BARAT Taufik Ari Gunawan

1, M. Syahril Badri Kusuma

2, M. Cahyono

2, Joko Nugroho

2

1Mahasiswa Program Doktoral, FTSL ITB, Email : [email protected]

2Dosen, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Keberadaan sungai merupakan salah satu sumber daya air yang sangat bermanfaat bagi

kehidupan mahluk hidup sekitarnya terutama manusia. Salah satu masalah yang mengganggu

stabilitas sungai adalah sedimentasi. Untuk tujuan perencanaan dan pemeliharaan bangunan-

bangunan air terlebih dahulu harus dapat memperkirakan jumlah muatan sedimen sesuai

kapasitas angkut sedimen sungai-sungai yang bersangkutan. Estimasi jumlah muatan sedimen

dapat dilakukan dengan cara mengukur langsung di sungai secara berkala atau dihitung

menggunakan berbagai metode analitik. Sejumlah peneliti telah mengembangkan berbagai

prosedur dan teori untuk memprediksi muatan sedimen. Sering sekali implementasi terhadap

muatan sedimen berbagai sungai tertentu, teori-teori tersebut belum mampu memprediksi

secara akurat muatan sedimen yang sebenarnya. Beberapa peneliti mencoba untuk

meningkatkan akurasi dan validitas teori yang sudah ada. Meskipun pendekatan yang

diusulkan relatif lebih kompleks, namun hasil prediksi tidak berbeda jauh dari metode-

metode sebelumnya. Karena tingkat akurasi belum memuaskan, maka penelitian dan

pengembangan formulasi yang lebih akurat dan sederhana masih berlanjut hingga sekarang.

Karakteristik sungai-sungai di Indonesia berbeda jika dibandingkan dengan sungai-sungai

dimana teori estimasi muatan sedimen tersebut diatas dikembangkan. Oleh karena itu perlu

dilakukan kajian terhadap beberapa metode untuk dikembangkan menjadi lebih sesuai untuk

sungai-sungai di Indonesia.

Kata kunci : Sedimentasi, muatan dasar, muatan layang, muatan total

1. PENDAHULUAN

Prosedur dan teori untuk memprediksi muatan sedimen sudah sejak lama dikembangkan oleh sejumlah

peneliti. Du Boys (1879) telah memperkenalkan formulasi muatan dasar (bed load) dengan konsep

pendekatan tegangan geser kritis lalu diikuti peneliti lain mengembangkan formulasi muatan layang

(suspedded load) dan muatan total (total load) hingga sekarang. Namun pada saat diterapkan pada sungai-

sungai tertentu teori-teori tersebut belum mampu memprediksi secara akurat muatan sedimen yang

sebenarnya. Dari perbandingan terhadap data hasil pengukuran sedimen melalui percobaan flume di

laboratorium atau data pengukuran pada sungai alami oleh berbagai peneliti, terdapat keterbatasan penerapan

teori-teori yang ada.

Metode prediksi jumlah muatan sedimen yang lebih baru juga telah mengembangkan berdasarkan uji

laboratorium dan data lapangan oleh sejumlah peneliti (Albert Molinas et al (2001), Chang Chun Kiat et al

(2004), Vajapeyam S. et al (2008), Baosheng WU et al. (2008), Arman Haddadchi et al (2011), Jayshree

Taljera et al (2013), Habibi et al (1992), Wolfgang et al (1998)) serta beberapa program komputer (Ann Van

Griensven et al (2013), Jayshree Taljera et al (2013), dan Tzu-Hao Yeh et al (2013)). Formulasi yang

diusulkan umumnya bersifat lokal sehingga hanya cocok untuk tipologi sungai tertentu.

Perhitungan sedimentasi yang akurat dan berlaku untuk setiap sungai sangat dibutuhkan. Karakteristik

sungai-sungai di Jawa Barat sangat berbeda jika dibandingkan dengan sungai-sungai dimana teori estimasi

muatan sedimen tersebut diatas dikembangkan. Laju sedimentasi di wilayah Sub-DAS Cimanuk Hulu

termasuk tinggi, hal ini ditandai dengan kondisi air sungai yang selalu berwarna coklat keruh yang diduga

akibat longsoran dan erosi di bagian hulu dan di sepanjang aliran sungai. Hasil peninjauan lapangan

diperoleh gambaran bahwa tingginya sedimentasi di sungai-sungai disebabkan oleh intensitas pengolahan

lahan dengan budidaya tanaman semusim yang sangat tinggi. Selain itu teknik pengolahan tanah yang tidak

sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air terutama pada daerah-daerah yang banyak

mengembangkan sayuran dan umbi-umbian di Kabupaten Garut.

Page 10: MODEL PERGERAKAN LINDI DALAM SISTEM AIR … · Model pergerakan lindi dalam sistem air tanah di lokasi TPA Sampah ... Sebaran batuan ultramafik di Indonesia relatif luas terutama

MSDA - 84

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014,

6 November 2014, ISSN 2407-1021

DISTRIBUSI TEGANGAN GESEK DASAR ARAH TRANSVERSAL

PADA SALURAN MENIKUNG

(STUDI KASUS DI SALURAN IRIGASI MATARAM)

Chairul Muharis1, Bambang Agus Kironoto

2, Bambang Yulistiyanto

2, dan Istiarto

2

1 Program Doktor Ilmu Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Jl.Gafika No.2 Yogyakarta

Email: [email protected] 2 Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gajah Mada, Jl.Gafika No.2 Yogyakarta

Email: [email protected] 2 Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gajah Mada, Jl.Gafika No.2 Yogyakarta

Email: [email protected] 2 Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gajah Mada. Jl.Gafika No.2 Yogyakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tegangan gesek dasar merupakan parameter penting dari mekanisme angkutan sedimen

terutama pada proses agradasi dan degradasi dasar saluran. Distribusi tegangan gesek dasar

pada saluran menikung tentunya akan berbeda dengan saluran lurus. Adanya gaya

sentrifugal pada tikungan saluran akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan

aliran arah transversal ke arah outer bank. Fenomena ini tentu juga akan mempengaruhi

distribusi tegangan gesek dasar aliran arah transversal. Akibat perubahan distribusi

kecepatan tersebut sangat mungkin terjadi perubahan distribusi tegangan gesek dasar.

Penelitian ini dilakukan di Saluran Irigasi Mataram Yogyakarta. Saluran yang diteliti

mempunyai sudut tikungan 570 , berpenampang segi empat yang terbuat dari pasangan batu

dengan dan lebar 4.22 meter. Pengukuran kecepatan aliran arah transversal menggunakan

Propeller Currentmeter. Tegangan gesek dasar dihitung menggunakan metode Clauser

berdasarkan data distribusi kecepatan gesek arah transversal di daerah inner region. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa metode Clauser masih valid digunakan untuk menghitung

kecepatan gesek pada saluran menikung. Akibat adanya gaya sentrifugal pada aliran

menikung, maka distribusi kecepatan geseknya mengalami perubahan yang signifikan pada

arah transversal tikungan. Sehingga distribusi tegangan gesek dasar ke arah outer bank

mengalami peningkatan dan hal sebaliknya terjadi ke arah inner bank, yakni distribusi

tegangan gesek dasar berkurang karena berkurangnya kecepatan aliran. Kecepatan aliran

yang rendah menyebabkan butiran sedimen yang lebih besar mengendap dan berpotensi

terjadi pendangkalan.

Kata kunci: distribusi kecepatan, tegangan gesek dasar, metode Clauser.

1. PENDAHULUAN

Pada pekerjaan-pekerjaan keteknikan termasuk perencanaan bangunan keairan dan berbagai aspek teknik

hidro seperti misalnya pekerjaan perancangan bangunan-bangunan normalisasi sungai, pengendalian banjir,

perencanaan saluran stabil, bangunan-bangunan sungai, informasi tentang parameter aliran seringkali sangat

dibutuhkan. Salah satu parameter aliran yang sering dikaitkan dengan proses angkutan sedimen adalah

parameter tegangan gesek tegangan gesek pada dasar, τo. Dengan diketahuinya tegangan gesek pada suatu

saluran atau sungai, fenomena angkutan sedimen seperti misalnya awal gerak butir sedimen, proses erosi,

pengendapan sedimen, dan lain-lain, akan lebih dapat dipahami.

Pada sungai-sungai aluvial yang relatif lurus, pengaruh aliran terhadap kecepatan atau tegangan geser dasar

akan berbeda jika dibandingkan dengan pengaruh aliran pada suatu tikungan, dimana pada saat aliran

memasuki tikungan aliran mulai menyebar dan menyebabkan membesarnya kecepatan atau tegangan geser

dasar. Hal ini mengakibatkan terjadinya gerusan pada bagian luar tikungan dan pengendapan pada bagian

dalam tikungan. Perubahan dasar sungai tersebut ditengarai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya kecepatan

atau tegangan geser dasar