MODEL PENGELOLAAN EKSTRA KURIKULER DALAM …eprints.ums.ac.id/67294/3/NASKAH...
Click here to load reader
-
Upload
hoanghuong -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of MODEL PENGELOLAAN EKSTRA KURIKULER DALAM …eprints.ums.ac.id/67294/3/NASKAH...
i
MODEL PENGELOLAAN EKSTRA KURIKULER DALAM
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA SMA NEGERI 1
JOGONALAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II
pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan
Oleh:
ENY SULISTIYAWATI
Q100160142
PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
MODEL PENGELOLAAN EKSTRA KURIKULER DALAM
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA SMA NEGERI 1
JOGONALAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bahan/data tentang pengelolaan
program ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan untuk peningkatan
pengelolaan program pada tahun pelajaran berikutnya. Teknik pengumpulan data
penelitian meliputi : pengamatan/observasi, wawancara dan studi dokumen.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan langkah –
langkah yakni : reduksi data, penyajian data, pembahasan dan penarikan
kesimpulan. Perencanaan program ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan
dilakukan melalui tahapan : Sosialisasi dan demontrasi ketrampilan, inventarisasi
peserta dan penentuan jenis kegiatan ekstra kurikuler berdasarkan angket pilihan,
penentuan guru pembina/pelatih, pengaturan jadwal, dukungan sarana dan
prasarana serta dana, dan penyusunan program kegiatan. Kegiatan ekstra
kurikuler dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Guru
pembina memposisikan diri sebagai organisator, motivator dan konservator. Peran
transformator dan transmitor lebih banyak diambil oleh guru pelatih. Partisipasi
siswa dan orangtua dalam kegiatan ekstra kurikuler sangat cukup tinggi, yaitu
sekitar 71%. Bentuk Penilaian adalah penilaian kualitatif dilengkapi dengan
narasi kompetensi ketrampilan, sikap dan catatan prestasi siswa. Keterlibatan
siswa dalam ekskul meningkatkan kepercayaan diri, kedisiplinan, dan keberanian
berbicara. Kemandirian dan kedewasaan yang dapat mengubah cara berpikir
mereka jika mereka menghadapi permasalahan dalam kehidupannya.
Kata kunci : Manajemen Pendidikan, ekstra kurikuler, kompetensi social
Abstract
The purpose of this study was to obtain material / data about the management of
extra curricular programs at SMA Negeri 1 Jogonalan to improve program
management in the next school year. Research data collection techniques include:
observation / observation, interview and document study. Data analysis
techniques used are qualitative analysis with steps namely: data reduction, data
presentation, discussion and conclusion. Planning extra curricular programs at
SMA Negeri 1 Jogonalan is carried out through stages: socialization and
demonstration of skills, inventory of participants and determination of types of
extra-curricular activities based on selected questionnaires, determination of
teacher builders / trainers, scheduling, support of facilities and infrastructure and
funds, and preparation of activity programs . Extra curricular activities are carried
out routinely in accordance with the schedule that has been prepared. The mentor
teacher positions himself as an organizer, motivator and conservator. The role of
transformers and transmitters is mostly taken by teacher trainers. Student and
parent participation in extra curricular activities is very high, which is about 71%.
This form of assessment is a qualitative assessment complemented by a narrative
2
of skills competencies, attitudes and student achievement records. Student
involvement in extracurricular increases self-confidence, discipline, and courage
to speak. Independence and maturity that can change their way of thinking if they
face problems in their lives.
Keywords: Education Management, extra-curricular, social competence
1. PENDAHULUAN
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan
nilai-nilai karakter pada anak didik. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi
unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun
memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Berdasarkan penelitian
di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak
semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan
kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan
orang lain (soft skill).
SMA NEGERI 1 JOGONALAN sebagai salah satu sekolah menengah
umum di Kabupaten Klaten mempunyai tanggung jawab tidak hanya dalam
pengembangan kompetensi akademik, tetapi juga pengembangan non akademik
(Character building) khususnya melalui kegiatan ekstra kurikuler. Penguatan
Pendidikan Karakter yang diamanatkan oleh Kurikulum 2013 telah dilaksanakan
oleh SMA Negeri 1 Jogonalan sejak berdirinya sekolah ini sejak tahun 1990. Ini
menunjukkan 2 (dua) tugas besar sekolah yaitu pembangunan kompetensi
akademik (academic building) dan kompetensi sikap/karakter (character
building) telah dilakukan oleh SMA Negeri 1 Jogonalan.
Tujuan penelitian tentang pengelolaan ekstra kurikuler dalam
pengembangan kompetensi sosial siswa ini dibagi menjadi dua, tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendiskripsikan suatu
model pengelolaan jasa pendidikan yaitu kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri
1 Jogonalan, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi,
serta mendiskripsikan manfaat yang dirasakan siswa peserta kegiatan ekstra
kurikuler. Sedangkan tujuan khususnya adalah memperoleh bahan/data yang
terkait dalam kegiatan pengelolaan program ekstra kurikuler di SMA Negeri 1
3
Jogonalan yang dapat digunakan sebagai bahan/data untuk perbaikan dan atau
peningkatan pengelolaan program pada tahun pelajaran berikutnya.
2. METODE
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fenomenologis yang menekankan
pada masalah manajemen/pengelolaan yang dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian kualitatif bersifat
deskriptif karena bermaksud untuk mendiskripsikan suatu situasi atau area
populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. (Danim, 2002
: 41).
Sumber data dalam penelitian ini adalah informan (manusia), dokumen
dan tempat, alat serta peristiwa. Informan (manusia), yang terdiri dari Kepala
Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah yang menangani program ekstrakurikuler, guru –
guru pembina dan siswa yang terlibat langsung dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini berupa
petunjuk teknis, program kegiatan, jadwal kegiatan, foto – foto, dan laporan
kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan tempat, alat dan peristiwa yang digunakan
sebagai sumber data dalam penelitian terdiri dari tempat kegiatan ekstra, alat –
alat yang digunakan dalam kegiatan dan peristiwa kegiatan ekstra kurikuler.
Dalam penelitian kualitatif, sumber data relatif banyak jenisnya,
sedangkan cara mendapatkan data dapat digunakan cara – cara tertentu. Menurut
Goetz dan Le Comte (Sutopo, 2002 : 58) dikatakan bahwa dalam penelitian
kualitatif cara memperoleh data dapat dikelompokkan dalam dua cara, yaitu
metode interaktif dan metode non interaktif. Metode interaktif dapar berupa
observasi berperan dan wawancara, sedangkan metode non interaktif berupa
observasi tak berperan dan analisis dokumen dan arsip. Pada penelitian ini metode
pengumpulan datanya melalui : wawancara, studi dokumen dan observasi
kegiatan.
Pada penelitian ini, peneliti menguji validitas data dengan trianggulasi data
dan review informan. Menurut Patton (Sutopo, 2002 : 78) uji validitas data dengan
teknik trianggulasi adalah peneliti menggunakan beberapa sumber data yang
berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. Dengan demikian data yang
4
diperoleh dari sumber data yang satu dapat teruji bila dibandingkan dengan data
sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.
Sedangkan review informan dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
didapat merupakan data yang dapat disetujui oleh informan. Data hasil wawancara
akan direview oleh informan kunci untuk mengecek data yang diperoleh sudah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu maka dipilih informan kunci
yang menguasai benar permasalahan yang ada dalam penelitian. Dalam penelitian
ini peneliti menentukan kepala sekolah sebagai informan kunci, karena kepala
sekolah merupakan pimpinan di sekolah dan diharapkan mengetahui segala
permasalahan yang ada termasuk permasalahan yang berkaitan dengan
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis interaktif, karena
dalam model ini merupakan pola penelitian siklus, yang tampak pada prosesnya
yaitu sejak pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan
atau verifikasinya dilakukan di lapangan dalam bentuk interaktif berulang – ulang
sampai data yang dikumpulkan dianggap cukup dan mantap.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini penulis menemukan data – data tentang Pengelolaan Kegiatan
Ekstra Kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten. Data – data tersebut adalah :
3.1 Perencanaan Program Kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan perencaan Program Kegiatan dilakukan melalui tahapan : (1)
Sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler dan jenis kegiatan ekstra yang ada di
SMA N 1 Jogonalan serta manfaat siswa aktif dalam kegiatan itu pada
kegiatan MPLS dan pada saat pertemuan dengan orang tua siswa kelas X,
serta kegiatan demonstrasi kegiatan ekstra oleh siswa kelas XI dan XII di
hadapan siswa baru kelas X saat MPLS, (2) Inventarisasi jumlah siswa yang
akan ikut dalam kegiatan ekstra kurikuler melalui angket/daftar pilihan
kegiatan ekstra pada saat minggu – minggu awal masuk sekolah, (3)
Penentuan jenis kegiatan ekstra kurikuler berdasar jumlah siswa yang
memilih suatu jenis ekstra dan minimal 20 siswa memilih jenis ekstra terebut,
(4) Penentuan guru Pembina dan Pelatih kegiatan ekstra, (5) Pengaturan
5
Jadwal dan Penyampaian Jadwal pada guru pembimbing dan guru pelatih, (6)
Penyiapan dukungan sarana dan prasarana kegiatan, (7) Penyiapan dukungan
dana kegiatan, (8) Perencanaan Program Latihan oleh guru pembina/guru
pelatih di awal semester gasal.
SMA Negeri 1 Jogonalan sebagai salah satu lembaga pendidikan
menengah formal di Kabupaten Klaten telah menyediakan wahana
pengembangan diri bagi siswanya dengan menetapkan 12 pilihan kegiatan
ekstra kurikuler. SMA Negeri 1 Jogonalan secara tidak tertulis telah
menetapkan tujuan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler adalah
memberikan wahana bagi siswa untuk mengembangkan potensi pribadinya,
menyalurkan bakatnya masing – masing dengan memanfaatkan waktu luang
mereka di sore hari, di luar kegiatan akademiknya di pagi hari. Dengan
kegiatan ekstra kurikuler ini diharapkan siswa dapat memupuk jiwa
kemandirian, kejujuran, kepemimpinan, kedisiplinan dan ketrampilan
sehingga terbentuk kepribadian atau kompetensi pribadi yang lengkap.
Sosialisasi Program Kegiatan Ekstra Kurikuler oleh bidang
Kesiswaan SMA Negeri 1 Jogonalan dilakukan sejak dini yaitu pada saat
minggu pertama siswa kelas X masuk yang menjadi salah satu bagian dari
kegiatan MPLS. Pada kegiatan sosialisasi dijelaskan tentang maksud dan
tujuan kegiatan ekstra kurikuler, jenis – jenis kegiatan ekskul dan manfaat
yang di ambil oleh siswa yang aktif dalam kegiatana ekstra kurikuler. Di
samping di sampaikan oleh guru yang ditunjuk, juga dihadirkan para siswa
yang berprestasi dalam bidang ekstra dengan harapan para siswa kelas X
lebih tertarik, dan puncaknya adalah dilakukan demo kegiatan ekstra yang
dilakukan oleh siswa kelas XI dan XII yang menampilkan display
ketrampilan oleh para siswa penggiat kegiatan ekskul pada masing – masing
jenis ekstra yang telah di daftar untuk tampil.
Kegiatan perencanaan khususnya pada inventarisasi peserta kegiatan
ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten dilakukan dengan cara
penyebaran angket sehingga terdokumentasi dengan rapi. Berdasarkan data
angket selain diketahui jumlah peserta dari tiap jenis ekstra kurikuler, juga
6
diketahui jenis ekstra kurikuler yang memiliki banyak peminat. Jumlah
mininal kegiatan ekstra dapat diselenggarakan jika peminat dalam ekstra
tersebut minimal 20 orang. Ini berkaitan dengan penyediaan anggaran untuk
honor pelatih dan dukungan pembiayaan dalam pelatihan ekstra kurikuler
tersebut.
SMA Negeri 1 Jogonalan telah memberikan peluang yang sangat besar
bagi siswanya dalam pengembangan dirinya dengan menyediakan banyak
alternatif kegiatan ekstra kurikuler. Pihak SMA Negeri 1 Jogonalan juga
memilih guru pelatih yang benar – benar memiliki kompetensi yang memadai
sesuai dengan bidang ekstra kurikuler yang diampunya. Guru pelatih yang
berperan dalam transfer of skills diutamakan yang mempunyai kualifikasi
professional yang disyaratkan oleh pihak SMA Negeri 1 Jogonalan.
SMA Negeri 1 Jogonalan telah menyediaan berbagai sarana dan
prasarana untuk kelancaran kegiatan ekstra kurikuler. Sarana olah raga yang
terdiri dari lapangan basket, volley, bola basket, bola volley, bola
sepak/futsal, perlengkapan latihan karate, Keyboard untuk pengiring latihan
Paduan Suara, dsb. Demikian juga sarana dan prasarana lainnya, seperti
sanggar, tongkat, alat – alat dapur untuk pramuka. Kemudian ada juga
seragam upacara (PDU) dan lapangan upacara untuk latihan Paskibra. Selain
itu juga ada LCD untuk ekstra Desain Grafis, Tape untuk latihan tari, kamera
untuk ekstra fotografi, dsb. Tersedia juga Gedung Olah Raga Indoor yang
cukup luas untuk latihan basket, Paskibra dan Pramuka.
SMA Negeri 1 Jogonalan telah memberikan dukungan dana yang
cukup bagi kegiatan kesiswaan termasuk kegiatan ekstra kurikuler. Dana
tersebut kemudian dibagi sesuai dengan peruntukannya antara lain untuk
kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan OSIS melalui pengajuan proposal
kegiatan oleh masing – masing organisasi.
Perencanaan kegiataan ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan
belum terdokumentasikakan dengan tertib. Pihak kesiswaan memberikan
keleluasaan kepada pembina, pelatih dan siswa dalam pengaturan kegiatan
ekstra kurikulernya. Perencanaan kegiatan yang cukup rapi hanya dimiliki
7
oleh jenis kegiatan ekstra kurikuler yang telah melembaga dan memiliki
kepengurusan yang baik dan kontinu.
3.2 Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kuriler
Dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra kurikuler yang sudah terjadwal masing –
masing satu kali satu minggu, peneliti mendapatkan data bahwa : (1) ada
perbedaan peran antara guru pembina dan guru pelatih, (2) Pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler terjadwal secara tertib dan dilaksanakan secara rutin
sore hari pada hari Senin - Jumat. Untuk ekstra paskibra khusus dilaksanakan
pada hari sabtu pagi, (3) Partisipasi siswa dan orang tua pada kegiatan ekstra
kurikuler cukup tinggi lebih dari 60 %.
Peran pembina dalam kegiatan ekstra kurikuler di SMA Negeri 1
Jogonalan lebih bersifat sebagai organisator, motivator dan konservator.
Sebagai organisator guru pembina telah menciptakan proses edukatif yang
dapat dipertanggungjawabkan baik secara formal maupun secara moral.
Sebagai motivator guru pembina selalu memberikan dorongan dan semangat
terhadap siswa untuk tetap berlatih dan guru pembina selalu mendampingi
siswa dalam kegiatan keluar lingkungan SMA Negeri 1 Jogonalan. Sebagai
konservator guru pembina telah menjaga nilai – nilai mulia kehidupan
diantaranya kebersamaan, saling menghormati, saling membantu, saling
menjaga kehormatan diri, sekolah dan organisasi, berjiwa satria, tanggung
jawab, kedisiplinan dsb., di lingkungan SMA Negeri 1 Jogonalan.
Peran transformator dan transmitor lebih banyak diambil oleh guru
pelatih atau oleh siswa sendiri untuk ditransfer kepada adik kelasnya. Sebagai
transformator dan transmittor, pelatih memberikan ketrampilan – ketrampilan
tambahan, ilmu – ilmu baru, nilai – nilai kehidupan yang baru ke dalam
lingkungan sekolah khususnya pada kedua organisasi ekstra kurikuler
tersebut di atas.
Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan
secara rutin dilaksanakan di sore hari selama satu kali dalam satu minggu.
Dalam pelaksanaan latihan, peran senior dan pengurus organisasi ekstra
8
kurikuler lebih dominan. Peran transfer of skill lebih banyak diambil oleh
mereka.
Latihan secara rutin sekali atau lebih dalam seminggu hanya
dilakukan oleh jenis kegiatan ekstra kurikuler yang telah melembaga dan
memiliki kepengurusan, sedangkan jenis kegiatan ekstra yang belum
memiliki kepengurusan yang mapan, belum dapat melaksanakan kegiatan
latihan secara rutin. Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler bersifat temporer.
Mereka berlatih secara intensif jika akan menghadapi kejuaraan.
Secara kuantitas jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan ekstra
kurikuler ada 405 siswa sekitar 71 % dari sasaran seluruh siswa SMA Negeri
1 Jogonalan yang terdiri dari siswa kelas X dan Kelas XI yang berjumlah 571
siswa . Dari proporsi 71 % tersebut 60% nya dari kelas X dan 40 % kelas XI
yang terlibat aktif di kegiatan ekstra kurikuler. Ini menunjukkan tujuan
sekolah dalam mengembangan karakter siswa dan life skill mendapat
sambutan positif dari siswa dan menjadi salah satu wahana pengembangan
kompetensi sosialnya.
3.3 Evaluasi Kegiatan Ekstra Kurikuler
Pada kegiatan Evaluasi Kegiatan Ekstra Kurikuler peneliti menemukan data :
(1) Perencanaan Penilaian Kegiatan Ekstra kurikuler yang dilakukan oleh
guru di awal kegiatan belum dibuat secara tertib, (2) Pelaksanaan penilaian
hanya dilakukan pada akhir semester dalam bentuk nilai kualitatif A, B, C
dan D yang disertai diskripsi narasi capaian kompetensi ketrampilan yang
dikuasainya, yang didasarkan keaktifan dalam latihan, sikap dan capaian
ketrampilan dari siswa tersebut.
Dari kajian data wawancara, observasi dan dokumentasi ternyata
belum semua guru pembina ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan
membuat rencana penilaian yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang
termuat dalam rencana program latihan. Guru pembina memberikan penilaian
di akhir semester berdasar data yang diberikan para pengurus kegiatan ekstra
kurikuler masing – masing dan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan oleh
guru pembina.
9
Guru pembina kegiatan ekstra kurikuler hanya memberikan kriteria –
kriterianya dalam penilaian. Kriteria penilaian dalam kegiatan ekstra
kurikuler lebih ditekankan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek
afektif yang meliputi keaktifan dalam mengikuti kegiatan dan juga
kedisiplinan, tanggung jawab serta kepemimpinan dalam kehidupan sehari
hari di lingkungan sebagai salah satu hasil yang diharapkan dalam kegiatan
ekstra kurikuler.
Perencanaan penilaian kegiatan ekstra kurikuler di SMA Negeri 1
Jogonalan belum diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis. Guru pembina
hanya menetapkan kriteria – kriteria kualitatif sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dari kegiatan ekstra kurikuler tersebut, dan menjadi pedoman bagi
guru pelatih dalam memberikan nilai kualitatif pada siswa sebagai gambaran
tingkat kompetensinya.
Kegiatan penilaian kegiatan ekstra kurikuler di SMA Negeri 1
Jogonalan dilakukan di akhir tiap semester. Penilaian didasarkan pada data
keaktifan siswa dan prestasi yang diraih dalam mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler baik kegiatan di dalam dan di luar lingkungan SMA Negeri 1
Jogonalan. Data tersebut diperoleh dari para pengurus kegiatan ekstra
kurikuler dan diserahkan kepada guru pembina/pelatih untuk diolah untuk
menjadi nilai kualitatif (A, B, C atau D) dan disertai diskripsi capaian
kompentensinya yang menjadi nilai siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler
dan tercantum dalam laporan hasil belajar atau raport.
Kendala utama dari pelaksanaan program ekstra kurikuler adalah
kesibukan siswa dalam peningkatan kompetensi akademiknya yaitu dengan
sibuk mengikuti kegiatan les, sehingga mereka tidak punya cukup waktu
untuk aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler. Tuntutan prestasi akademik
menjadi prioritas utama bagi siswa.
3.4 Manfaat Kegiatan ekstra kurikuler bagi siswa
Temuan peneliti hasil wawancara dengan siswa SMA Negeri 1 Jogonalan
yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler dapat
menumbuhkan kepercayaan diri, kedisiplinan, dan keberanian berbicara di
10
muka umum. Di samping itu mereka juga makin banyak memperoleh teman
dan pengalaman organisasi. Kemandirian dan kedewasaan yang dapat
mengubah cara berpikir mereka jika mereka menghadapi permasalahan dalam
kehidupannya. Kegiatan ekstra kurikuler bagi mereka tidak menghambat
kegiatan akademiknya. Justru kegiatan ekstra kurikuler dapat menjadi media
bagi mereka untuk berdiskusi dan belajar bersama untuk menyelesaikan
persoalan – persoalan akademik yang mereka hadapi.
Bagi siswa SMA Negeri 1 Jogonalan yang aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan kepercayaan
diri, kedisiplinan, dan keberanian berbicara di muka umum. Di samping itu
mereka juga makin banyak memperoleh teman dan pengalaman organisasi.
Kemandirian dan kedewasaan yang dapat mengubah cara berpikir mereka jika
mereka menghadapi permasalahan dalam kehidupannya. Kegiatan ekstra
kurikuler bagi mereka tidak menghambat kegiatan akademiknya. Justru
kegiatan ekstra kurikuler dapat menjadi media bagi mereka untuk berdiskusi
dan belajar bersama untuk menyelesaikan persoalan – persoalan akademik
yang mereka hadapi.
4. PENUTUP
Kegiatan perencanaan program ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Jogonalan
dilakukan melalui tahapan – tahapan (a) Sosialisasi dan demontrasi kegiatan dan
jenis – jenis ekstra di sekolah pada saat MPLS, (b) inventarisasi peserta kegiatan
ekstra kurikuler dilakukan dengan menggunakan angket pilihan kegiatan ekstra
kurikuler, (c) penentuan jenis kegiatan ekstra kurikuler yang ditetapkan
berdasarkan hasil evaluasi dari program ekstrakurikuler tahun sebelumnya dan
angket pilihan ekstra kurikuler, (d) penentuan guru pembina ekstra kurikuler
terdiri dari guru pembina dan pelatih. (e) pengaturan jadwal kegiatan ekstra
kurikuler (f) penyiapan dukungan sarana dan prasarana kegiatan ekstrakurikuler
yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan sekolah, (g) penyiapan dukungan
dana untuk kegiatan kesiswaan termasuk di dalamnya kegiatan ekstrakurikuler
dalam RKAS, dan (g) perencanaan program kegiatan latihan oleh guru
11
Pembina/Pelatih yang tertuang dalam matrik program latihan selama satu
semester atau satu tahun pelajaran.
Di SMA Negeri 1 Jogonalan kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan
secara rutin sesuai dengan jadwal yang disusun oleh bidang kesiswaan. Kegiatan
ekstra kurikuler yang dilaksanakan secara rutin minimal seminggu sekali adalah
jenis – jenis kegiatan ekstra kurikuler yang sudah memiliki organisasi
kepengurusan yang mapan seperti Pramuka, Pecinta Alam, PMR dan Paskibra.
Sedangkan jenis kegiatan ekstra yang lainnya belum memilik organisasi
kepengurusan yang mapan sehingga hanya memiliki guru pelatih dan tidak
memiliki guru pembina. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler guru
pembina memposisikan diri sebagai organisator, motivator dan konservator.
Peran transformator dan transmitor lebih banyak diambil oleh guru pelatih dari
luar yang ditunjuk. Partisipasi siswa dan orangtua dalam kegiatan ekstra kurikuler
sangat cukup tinggi, yaitu sekitar 71 %. Hal ini disebabkan karena siswa dan atau
orang tua lebih sadar tentang pentingya pengembangan kompetensi sosial dalam
mendukung keberhasilan hidupnya.
Penilaian diberikan dalam bentuk penilaian kualitatif. Perencanaan
penilaian belum dilakukan secara tertulis tetapi telah ditetapkan kriteria
kualitatifnya oleh guru pembina. Penilaian kegiatan ekstra kurikuler bagi siswa
yang dicantumkan dalam laporan hasil belajar siswa didasarkan pada data – data
yang diberikan oleh pelatih atau siswa pengurus kegiatan ekstra kurikuler yang
terdiri antara lain presensi kehadiran dalam kegiatan, kompetensi ketrampilan
yang telah dikuasai, sikap dan catatan prestasi yang telah dicapai. Nilai yang
diberikan dinyatakan dalam bentuk huruf A, B, C dan D yang disertai narasi
capaian kompetensi ketrampilan dan sikap siswa yang menunjukkan peringkat
kualitas.
Penilaian pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai program sekolah
dilakukan antara lain melalui kegiatan monitoring di sore hari terhadap
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler. Pencapaian Prestasi Organisasi Ekstra
Kurikuler dalam lomba di tingkat Kabupaten dan atau Propinsi menjadi salah satu
kriteria tentang kualitas pengelolaan kegiatan dalam organisasi ekstra kurikuler.
12
Siswa SMA Negeri 1 Jogonalan penggiat kegiatan ekstra kurikuler
memperoleh manfaat kualitatif antara lain tumbuhnya kepercayaan diri,
kedisiplinan, dan keberanian berbicara. Di samping itu mereka juga makin banyak
memperoleh teman dan pengalaman organisasi. Kemandirian dan kedewasaan
yang dapat mengubah cara berpikir mereka jika mereka menghadapi
permasalahan dalam kehidupannya. Kegiatan ekstra kurikuler bagi mereka tidak
menghambat kegiatan akademiknya. Justru kegiatan ekstra kurikuler dapat
menjadi media bagi mereka untuk berdiskusi dan belajar bersama untuk
menyelesaikan persoalan – persoalan akademik yang mereka hadapi. Secara
umum keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler sangat mendukung
dalam peningkatan dan pengembangan kompetensi sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah. 2016. Hubungan Antara Kegiatan Ekstra Kurikuler Paskibraka
Dengan Penanaman Kedisiplinan Siswa Di MA Al – Fatah Palembang.
http://eprints.radenfatah.ac.id/565/ diakses tanggal 19 Maret 2018
Ananya Singh, 2017. Effect of Co-Curricular Activities on Academic Achievement
of Students. IRA-International Journal of Education & Multidisciplinary
Studies ISSN 2455–2526; Vol.06, Issue 03 (2017) Pg. no. 241-254
Aydin Balyer, 2012. Effects of Structured Extracurricular Facilities on Students’
Academic and Social Development, Procedia - Social and Behavioral
Sciences 46 ( 2012 ) 4803 – 4807
Ayunesha Awis Wardani. 2017. Pengaruh Keaktifan Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas X dan XI SMA
Negeri 1 Wonosari Klaten. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/
ptn/article/view/10254 diakses 20 Maret 2018
Cordea Claudia. 2014. The Role Of Extracurricular Activities and Their Impact of
Learning Process. Management, Faculty of Economics and Business
Administration, West University of Timisoara, Timisoara, Romania
Dalipa Astuti, 2014. Makna Kegiatan Ekstra Kurikuler Bagi Siswa Dalam
Pembentukan Kecerdasan Sosial Di SMA N 1 Cina Kabupaten Bone.
http://ojs.unm.ac.id/sosialisasi/article/view/2524 diakses 20 Maret
2018
13
Dewi Ariani. 2015. Manajemen Ekstra Kurikuler Pramuka. Manajer Pendidikan,
Volume 9, Nomor1, Maret 2015, hlm. 65-74
Dickinson, Mary. 2000. “An Analysis of Accreditation of Transferable Skills in
Extra Curricular Activities within Higher Education”. Assessment and
Evaluation in Higher Education; Mar 2000; 25; 1; Academic Research
Library.
Eny Tarbiyatun Sayidah R. 2014. Pengelolaan Ekstra Kurikuler di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 4 Klaten. http://eprints.ums.ac.id/31421/23
/NASKAH_PUBLIKASI.pdf diakses tanggal 19 Maret 2018
Eko Saputra. 2016. Kompetensi Sosial Pada Remaja Yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Paskibra dan Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Paskibra.
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/34258 diakses 20 Maret 2018
Ely Zainudin. 2017. Manajemen Ekstra Kurikuler Di SMA Islam Tuan Sokolangu
Gabus Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. http://eprints.unisnu.ac.id/
id/eprint/1471 diakses 19 Maret 2018
Nurmaulidya. 2013. Kegiatan Ekstra Kurikuler dan Pembentukan Soft Skills
Peserta Didik Di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
https://media.neliti.com/media/publications/40967-ID-kegiatan-ekstra-
kurikuler-dan-pembentukan-soft-skill-peserta-didik-di-sma.pdf diakses 20
Maret 2018
Febi Putri Nuri. 2016. Pengaruh Kegiatan Ekstra Kurikuler Terhadap
Perkembangan Life Skills Peserta Didik SMA YP Unila.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/10951 diakses 19
Maret 2018
Gage.C.Julia, Mary D. Overpeck, et all. 2004. “Peer activity in the evenings and
participation in aggressive and problem behaviors.” Journal of
Adolescent Health. www.sciencedirect.com
Glaiza Claire A. Olayan. 2015. Effects of Organizational Activities to the
Academic and Social Functioning of Student Nurses. International
Journal of Nursing Science p-ISSN: 2167-7441 e-ISSN: 2167-745X
2015; 5(2): 47-52 doi:10.5923/j.nursing.20150502.02
Gareth Sutton, 2015. Extracurricular engagement and the effects on teacher
student educational relationship. Journal of Initial Teacher Inquiry
(2015). Volume 1
14
Hanif Dewi Saputri. 2016. Manajemen Ekstra Kurikuler Untuk Mengembangkan
Minat dan Bakat Siswa di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota
Magelang. https://digilib.uin-suka.ac.id:80/id/eprint/24997 diakses tanggal
19 Maret 2018
Hanifan. 2014. “Peran Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan dalam
Mengembangkan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) Klaten. http://digilib.uin-
suka.ac.id/13514/2/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUST
AKA.pdf diakses tanggal 19 Maret 2018
Harmellawati, 2013. Pembinaan Nilai Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Teater Di Smk Nusantara Tangerang. http://repository.uinjkt.ac.id/
dspace/handle/123456789/24653 diakses 19 Maret 2018
Hoff, L Dianne. Sidney N Mitchell. 2007. “Should Our Students Pay to Play
Extracurricular Activities?”. The Education Diggest. Feb. 2007; 72,6;
Academic Research Library. Pg 27.
Irma Septiani. 2011. Manajemen Kegiatan Ekstra Kurikuler dalam Meningkatkan
Kualitas Sekolah (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Malang). http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/view/13440 diakses tanggal 19
Maret 2018
Kelik Gunawan Pribadi. 2015. Manajemen Ekstra Kurikuler di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 10 Surakarta. http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/33/1/2015TS0028.pdf diakses tanggal 19 Maret 2018.
Knut K. Gundersen.2010. Reducing behaviour problems in young people through
social competence programmes. The International Jurnal of Emotional
Education. Volume 2, Number 2, November 2010 pp 48-62
Mamta Rani. 2016. Effect of Co-curricular Activities on Development of Social
Skills of Children with Intellectual Disability. Journal of Disability
Management and Rehabilitation 2(1) July 2016
Muh. Pamungkas. 2016. Pengaruh Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler Terhadap
Soft Skills Mahasiswa Semester VII Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang. http://etheses.uin-malang.ac.id /4894/1/
10130101.pdf diakses 20 Maret 2018
Nia Dwi Ratnasari. 2013. Hubungan Kegiatan Ekstra Kurikuler Pasukan
Pengibar Bendera (Paskibra) Dengan Kepemimpinan Peserta Didik
SMA Kartika IV-3 Surabaya. Jurnal Kajian Moral dan
Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013
15
Niyra Tawfik Elklisly. 2017. The Impact of Extracurricular Activities in Egyptian
Colleges on the Job Market. URJe – The Undergraduate Research
Journal No. 5 (2017) https://urje.aucegypt.edu/
Nusantara, J.R.G. 2013. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler dan Perilaku Belajar
Terhadap Prestasi Akademik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IS
di SMA Negeri 7 Semarang. http://lib.unnes.ac.id/17537/1/7101409221.pdf
diakses 20 Maret 2018
Olibie, Eyiuche Ifeoma. 2015. Curriculum Enrichment for 21st Century Skill : A
Case for Art Extra Curricular Activities for Student. International Journal
of Recent Scientific Research Vol. 6, Issue, 6, pp.4850-4856, June, 2015
Rafiullah, 2017. Positive Impact of Extracurricular Activities on University
Students in Lahore, Pakistan . IRA-International Journal of Education &
Multidisciplinary Studies ISSN 2455–2526; Vol.06, Issue 03 (2017) Pg.
no. 241-254
Ratna Megawangi. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta : Indonesia Heritage
Foundation
Renner, Adam. Milton Brown. 2006. “A Hopefull Curriculum : Community,
Praxis and Courage.” Journal of Curriculum Theorizing. Academic
Research Library.
Resmiyanti. 2016. Implementasi Fungsi – Fungsi Manajemen Pada Kegiatan
Ekstra Kurikkuler Keagamaan Da’i/Daiyah di MTs Negeri 1 Model
Palembang. http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/1083 diakses 19
Maret 2018
Ria Yuni Lestari. 2016. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Mengembangkan
Watak Kewarganegaraan Peserta Didik. UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember
2016, Hal. 136-152 Untirta Civic Education Journal ISSN : 2541-6693
Rosidah Nurul Latifah. 2016. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Bahasa
Inggris di SMK Negeri 7 Semarang. EM 6 (1) (2017) 63 - 70 Educational
Management http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman diakses 19
Maret 2018
Ruliyanto Ratno Saputro. 2017. Manajemen Ekstrakurikuler Non-Akademik Siswa
di SMA Muhammadiyah 3 Jember. JURNAL EDUKASI 2017, IV(3): 49-5
Scott, Dawn. tt. Social Competence. https://cals.arizona.edu/sfcs/cyfernet/nowg/
social_comp.html diakses tanggal 19 Februari 2018