MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN...

92
MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN ASPEK PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN (Studi pada Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: DENI INDIANA NIM : 073111041 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN...

Page 1: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN

ASPEK PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN

(Studi pada Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang).

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

DENI INDIANA

NIM : 073111041

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Deni Indiana

NIM : 073111041

Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/

karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 27 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

DENI INDIANA NIM : 073111041

Page 3: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

iii

Page 4: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

iv

Page 5: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

v

ABSTRAK

Judul : Model Pemberian Reinforcement dalam Pembelajaran Aspek

Pengembangan Moral Keagamaan (Studi pada Pendidikan

Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang).

Nama : Deni Indiana

NIM : 073111041

Skripsi ini membahas tentang model pemberian reinforcement dalam

pembelajaran aspek pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah.

Kajiannya dilatarbelakangi oleh maraknya tindakan kurang tepat yang dilakukan oleh

sebagian pendidik dalam memperlakukan anak didiknya. Studi ini dimaksudkan

untuk menjawab permasalahan: Bagaimana model pemberian reinforcement dalam

pembelajaran aspek pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah di

TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi

lapangan yang dilaksanakan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang. Sekolah

tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan gambaran pemberian

penguatan yang dilakukan oleh pendidik dalam pembelajaran moral keagamaan pada

anak prasekolah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan. Datanya diperoleh

melalui wawancara bebas, observasi dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis

dengan analisis deskriptif menggunakan logika induksi.

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam pembelajaran aspek pengembangan

moral keagamaan tersebut, ada beberapa model pemberian penguatan (reinforcement)

yang dilakukan oleh pendidik/ guru di TK Bintang Kecil untuk mendidik,

membimbing dan mengarahkan anak didiknya antara lain yaitu: (a) penggunaan

positive reinforcement (penguatan positif), terjadi bila sebuah stimulus (positif)

diberikan menyusul pada perilaku tertentu. Stimulus ini termasuk memberi pujian

(reward). (b) Penggunaan negative reinforcement (penguatan negatif), terjadi bila

sebuah stimulus aversif (tidak menyenangkan) dihilangkan atau dihindarkan yaitu

termasuk punishment (hukuman). (2) Penggunaan penguatan dilakukan dalam bentuk

verbal (kata-kata pujian) maupun nonverbal (gerak isyarat, mendekati, sentuhan

(contack), atau dengan simbol). (3) Pembelajaran aspek pengembangan moral

keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan melalui seluruh

kegiatan yang ada di TK Bintang Kecil, antara lain melalui: pembelajaran agama di

kelas, menyanyikan lagu, cerita, rekreasi dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kan menjadi bahan informasi dan

masukan bagi mahasiswa, para pendidik, para peneliti dan semua pihak yang

membutuhkan khususnya bagi guru di lingkungan sekolah, serta kepala sekolah

sehingga dapat dijadikan bahan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan.

Page 6: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

vi

MOTTO

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan" (Q. S. at-Tahrim/66: 6)1

1Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Jumanatul 'Ali-

Art, 2005), hlm. 561.

Page 7: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil'aalamiin. Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk

Ayahanda Bapak Hanafi dan Ibunda Musrifah tercinta yang telah mendidik dan

membesarkanku serta mencurahkan kasih sayangnya.serta selalu memberikan Do'a dan semangat kepada penulis

Kakakku Indah Murdiana dan Kasmuri yang telah memberi semangat, dorongan dan

motivator dalam belajar, serta bantuan baik berupa moral maupun materil

Segenap keluarga serta adik (Filia Vista Mufidah) dan keponkanku (Ahmad Hisyam Inka Rahmawan) yang senantiasa memberi inspirasi untuk selalu semangat dalam hidupku.

Kepala TK beserta dewan guru serta segenap jajaran staf dan karyawan TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang yang telah memberikan izin, bimbingan dan bantuan serta meluangkan tenaga dan waktunya sehingga penulis mampu melaksanakan penelitian demi menyelesaikan skripsi ini.

Sahabat-sahabat PAI 07B senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Teman-temanku HMI MPO Komisariat Tarbiyah

Tim KKN Posko 87 Gebangan , Bapak dan Ibu Lurah sekeluarga.

Dan tak lupa pembaca budiman sekalian

Semoga amal dan kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Yang Kuasa.

Page 8: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillâhi rabi al-'alamin, tiada kata yang patut penulis ucapkan kecuali

puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan petunjuk,

bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi sederhana ini.

Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad SAW, sosok historis yang membawa proses transformasi dari

masa yang gelap gulita ke zaman yang penuh peradaban ini, juga kepada para

keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa

pihak yang tanpa bantuan dan kerjasamanya skripsi ini tidak dapat terwujud, adapun

ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Prof. DR. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Sudja`i, M. ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang..

3. Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Hj. Nur Asiyah,

M. SI. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan motivasi kepada penulis sampai skripsi ini selesai.

4. Drs. Nasirudin, M.Ag. dosen wali studi penulis dan seluruh Bapak/ Ibu Dosen,

karyawan, pegawai IAIN Walisongo, yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis, serta kepada seluruh civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

5. Kepala TK beserta dewan guru serta segenap jajaran staf dan karyawan TK

Bintang Kecil Ngaliyan Semarang yang telah memberikan izin, bimbingan dan

bantuan serta meluangkan tenaga dan waktunya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ayahanda dan ibunda tercinta beserta keluarga yang telah berjuang dengan

cucuran keringat dan air mata selalu mendoakan dengan tulus.

Page 9: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

ix

7. Kawan – kawan mahasiswa senasib seperjuangan dalam perjalanan panjang nan

melelahkan yang bergerak bersama membangun peradaban kampus IAIN,

kawan-kawan PAI paket B 2007. Novi, Mbak Ana, Mbak Mut, Nike, Warsiah,

Irna, Asmara . Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya yang tak akan

penulis lupakan.

8. Keluarga besar HMI MPO Komisariat Tarbiyah, Ulfa, Mbak Sulis, Onneng,

Faricha. Kebersamaan dan perjuangan bersama kalian merupakan pelajaran

berharga yang tak akan penulis lupakan.

9. Tim KKN IAIN Walisongo Posko 87 Gebangan beserta bapak Lurah dan

keluarga. Terima kasih atas segala pengalaman yang kalian berikan.

10. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu

Jazakumullah Khairon Katsira, hanya ucapan terima kasih dari lubuk hati yang

terdalam penulis haturkan, semoga menjadi cactatan amal kebajikan dan dibalas

sesuai amal perbuatan oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, kritik dan saran yang

konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Besar

harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Semarang, 27 Juni 2011

Penulis

Deni Indiana

NIM. 073111041

Page 10: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Penegasan Istilah .................................................................... 5

C. Rumusan Masalah .................................................................. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 8

BAB II : REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN ASPEK

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN PADA PENDIDIKAN

PRASEKOLAH

A. Kajian Pustaka ....................................................................... 10

B. Kerangka Teoritik .................................................................. 12

1. Penguatan (Reinforcement) ............................................. 12

2. Moral Keagamaan ........................................................... 17

3. Strategi Pengembangan Moral dan Agama pada

pendidikan Prasekolah .................................................... 27

4. Kaitan Model Pemberian Reinforcement dengan

Page 11: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

xi

Aspek Pengembangan Moral dan Agama pada

pendidikan Prasekolah .................................................... 34

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................

C. Sumber Penelitian ................................................................... 38

D. Fokus Penelitian ...................................................................... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 39

F. Teknik Analisis Data ............................................................... 41

BAB IV : ANALISIS MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM

PEMBELAJARAN ASPEK PENGEMBANGAN MORAL

KEAGAMAAN PADA PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI TK

BINTANG KECIL NGALIYAN SEMARANG

A. Gambaran Umum TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang .... 42

1. Tinjauan Historis ............................................................ 42

2. Viusi dan Misi ................................................................. 42

3. Struktur Organisasi ......................................................... 42

4. Keadaan Peserta Didik, Guru dan Karyawan. ................ 43

5. Data Guru dan Karyawan ............................................... 44

6. Sarana dan Prasarana ...................................................... 44

B. Proses Pembelajaran di TK Bintang Kecil Ngaliyan

Semarang................................................................................. 44

1. Materi Pembelajaran ....................................................... 44

2. Model Pembelajaran ....................................................... 47

3. Kegiatan Pembelajaran.................... ............................... 50

4. Kegiatan Ekstra Kurikuler.............. ................................ 51

Page 12: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

xii

5. Waktu Belajar ................................................................. 51

6. Kegiatan Penunjang di TK .............................................. 51

C. Model Pemberian Reinforcement dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral Keagamaan

pada Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil

Ngaliyan Semarang. ................................................................ 52

1. Pelaksanaan Pembelajaran Aspek Pengembangan

Moral Keagamaan pada Pendidikan Prasekolah di TK

Bintang Kecil Ngaliyan Semarang. ................................ 52

2. Model Pemberian Reinforcement pada Pendidikan

Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang. ... 56

D. Analisis Model Pemberian Reinforcement dalam

Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral Keagamaan

pada Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan

Semarang................................................................................. 58

1. Analisis Pembelajaran Aspek Pengembangan

Moral Keagamaan pada Pendidikan Prasekolah di

TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang. .......................... 58

2. Analisis Model Pemberian Reinforcement pada

Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil

Ngaliyan Semarang. ........................................................ 60

3. Analisis Model Pemberian Reinforcement dalam

Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral

Keagamaan pada Pendidikan Prasekolah di TK

Bintang Kecil Ngaliyan Semarang. ................................ 63

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberian

Reinforcement dalam Pembelajaran Aspek

Pengembangan Moral Keagamaan pada Pendidikan

Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang. ... 65

Page 13: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

xiii

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 67

B. Saran ......................................................................................... 67

C. Kata Penutup ............................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh

perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan

budaya (IPTEKS).

Perkembangan dan perubahan tersebut telah membawa dampak pada

berbagai aspek pendidikan, termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-

awal kemerdekaan, fokus perhatian pemerintah lebih tertuju pada jenjang

pendidikan dasar, menengah dan tinggi, maka secara berangsur-angsur setelah itu,

perhatian pemerintah juga tertuju pada pendidikan sebelum jenjang pendidikan

dasar, yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD).1

Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sadar betul akan perlunya

penyiapan sumber daya manusia sejak usia dini yang berkualitas sehingga mampu

menyesuaikan diri dengan perubahan.

Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan

sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan yang akan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk

meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial

emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama.2

Oleh karena itu masa usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan

dan perkembangan selanjutnya, sehingga merupakan masa yang sangat tepat jika

digunakan untuk mendidik perkembangan moral keagamaan pada anak, agar

ketika dewasa nanti hidupnya selalu dihiasi dengan moral dan nilai-nilai agama.

1Mursyid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teori dan Praktik

(Semarang: Akfi Media, 2009), hlm. 1.

2Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),

hlm. 18.

Page 15: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

2

Islam, dengan universalitas prinsip dan peraturannya yang abadi,

memerintahkan para bapak, ibu dan para pendidik untuk memperhatikan dan

senantiasa mengikuti serta mengontrol anaknya, dalam segala segi kehidupan dan

pendidikan yang universal.3

Keharusan tentang memperhatikan anak telah dijelaskan dalam al-Qur'an

surat at-Tahrim ayat 6:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q. S. at-Tahrim/66: 6)4

Sayyidina Ali ra. dalam bukunya Abdullah Nasih ‘Ulwan, menafsirkan qu

anfusakum, dengan "Didiklah dan ajarilah mereka".5 Sehingga dapat disimpulkan

bahwa salah satu cara menjaga diri dan keluarga adalah dengan memberikan

pendidikan dan pengajaran.

Orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak agar

bila dewasa kelak berilmu dan beriman. Apabila orang tua maupun guru sebagai

seorang pendidik melalaikan kewajibannya, mengarahkan anak didiknya pada

penyelewengan akhlak yang jelek, maka tentunya akan dimintai pertanggung

jawaban kelak di Akhirat, sebagaimana hadis Nabi saw:

"Kamu semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap orang

yang mewalihkan dirinya kepadamu dan sesuatu yang berada di bawah

pengawasanmu". (HR. Bukhari)

3Abdu 'l-Lah Nasih ‘Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, terj. Saifullah

Kamalie dan Heri Noer Ali, (Bandung: asy-Syifa', 1988), hlm. 123. 4Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Jumanatul

'Ali-Art, 2005), hlm. 561.

6al-Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Kutub, 2008), Juz. I, hlm.309

Page 16: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

3

Orang tua adalah pemimpin anak dirumahnya, guru adalah pemimpin di

sekolahnya dan ia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada siswanya. Oleh

karena itu seorang pendidik harus senantiasa memperbaiki tingkah lakunya

terhadap anak didiknya. Ibnu Khaldun, dalam bukunya Nur Uhbiyati berkata:

Siapa yang biasanya dididik dengan kekerasan di antara siswa-siswa atau

pembantu-pembantu dan pelayan ia akan selalu dipengaruhi oleh kekerasan,

akan selalu merasa sempit hati, akan kekurangan kegiatan bekerja dan akan

bersifat pemalas, akan menyebabkan ia berdusta serta melakukan yang

buruk-buruk karena takut akan dijangkau oleh tangan-tangan yang kejam.

Hal ini selanjutnya akan menggapai dia menipu dan berbohong, sehingga

sifat-sifat ini menjadi kebiasaan dan perangainya, serta hancurlah arti

kemanusiaan yang masih ada pada dirinya.7

Untuk itu agar terhindar dari sifat-sifat dan moral yang kurang baik pada

diri anak baik di rumah yang maupun di sekolah/ kelas maka perlu diciptakan

situasi dan kondisi yang kondusif sesuai dengan kebutuhan anak, seperti: suasana

yang nyaman, terhindar dari rasa takut salah, merasa dihargai dalam hal apapun,

tidak ditegur dengan kasar dan lain sebagainya.

Nelson dan Travers yang dikutip oleh Harold W. Stevenson, juga

menyatakan bahwa "research on punishment with children meets with obvious

problems: parents and teachers, as well as researches them selves, are reluctant

to allow severe forms of punishment to be used with children".8 Penelitian

membuktikan bahwa hukuman yang keras pada siswa menjumpai beberapa

masalah yang nyata, para orang tua dan para guru, sama baiknya dengan diri para

peneliti sendiri, segan membolehkan bentuk-bentuk hukuman yang keras pada

siswa.

Tahap perkembangan moral pada anak usia dini masih dalam tahap pra

konvesional, dimana pada tahap ini anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-

7Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: Pustaka Setia,

1997), Hlm. 151.

8Harold W. Stevenson, "Learning and Reinforcement Effect", in Thomas D. Spencer,

et.all., (eds), Prespectives in Child Psycology, (New York: McGraw-Hill Book Company, 1970),

hlm.346.

Page 17: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

4

nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman

eksternal.9

Sehingga, misalnya seorang anak telah menunjukkan perilaku yang baik

atau telah melaksanakan ajaran agama misalnya anak mau mengerjakan shalat,

ikut berdo'a dengan tertib, dan lain sebagainya. Maka seorang pendidik harus

mampu memberikan penguatan agar anak tersebut lebih terdorong untuk

mengulangi perbuatannya tersebut atau bahkan yang lebih baik lagi.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, untuk mengatasi perilaku

anak yang bermasalah pada moral keagamaan, contohnya: anak nakal, sombong/

congkak, berbohong/ menipu, bersikap kasar dan tidak sopan, suka membantah

perintah guru, kikir, iri, dengki, sulit diajak belajar beribadah, dan terpengaruh

oleh ritual keagamaan lain. Menurut Suyadi, cara mengatasi perilaku bermasalah

dalam moral keagamaan tersebut adalah dengan menggunakan teknik konseling

behavior, dimana hal pertama yang perlu dilakukan dalam teknik konseling ini

adalah dengan pemberian reward, untuk menghasilkan perilaku yang

diharapkan.10

Artinya siswa yang bermasalah tersebut tidak lantas dihukum,

melainkan malah diberi penghargaan.

Walaupun demikian, sekarang ini masih sering kita jumpai guru yang

memakai atau memberikan hukuman yang kurang tepat ketika siswa melakukan

perilaku yang bermasalah/ menyimpang. Padahal seorang pendidik apabila

terpaksa menggunakan respon negatif berupa teguran maupun hukuman, maka

harus melakukannya dengan cara yang lemah lembut, sehingga ketika menjaga

tabiat anak yang salah harus dilakukan secara bertahap juga menggunakan tata

cara pemberian hukuman sesuai dengan ajaran Islam yaitu dengan cara yang

lemah lembut.

TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang adalah lembaga pendidikan yang

menyatukan kurikulum TK dengan penanaman perilaku keagamaan tanpa

mengurangi mata pelajaran formal dari DIKNAS. TK Bintang Kecil merupakan

9Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam , hlm. 46.

10Suyadi, Buku Pegangan Bimbingan Konseling untuk PAUD, (Jogjakarta: Diva Press,

2010), hlm. 307.

Page 18: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

5

bentuk pendidikan prasekolah yang umumnya seluruh peserta didiknya adalah

anak-anak, sehingga pemberian respon yang positif oleh guru dalam pembelajaran

terutama moral keagamaan baik di dalam maupun di luar kelas menjadi hal yang

sangat penting, hal ini terbukti walaupun ketika istirahat sekolah, peserta didik

selalu mendapat kontrol guru melalui pendampingan saat bermain baik di dalam

maupun di luar kelas.

TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dalam pembelajaran senantiasa

menyediakan suasana sekolah yang menyenangkan agar peserta didik selalu

merasa hangat dan nyaman. Namun demikian kadang-kadang didapati

pembelajaran khususnya pemberian reinforcement tidak pada semestinya.

Memperhatikan permasalahan tersebut maka judul penelitian skripsi: "MODEL

PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN ASPEK

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN" (Studi pada Pendidikan

Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang). Sangat menarik untuk

ditindak lanjuti.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam judul penelitian ini, maka

penulis perlu memberi pengertian dan batasan-batasan istilah yang digunakan

dalam judul penelitian ini.

1. Model Pemberian Reinforcement

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, model adalah pola (contoh, acuan,

ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.11 Jadi yang

dimaksud model di sini adalah bentuk pola dari sesuatu.

Pemberian berasal dari kata beri yang berarti menyerahkan,12

mendapat

awalan "pe" dan akhiran "an" yang berarti proses atau cara perbuatan

memberikan13

. Sedangkan reinforcement (penguatan) adalah segala bentuk

11

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), hlm. 79.

12Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia., hlm. 140.

13Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia., hlm. 140.

Page 19: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

6

respon, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan modifikasi

tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan

informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya

sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.14

Jadi pemberian reinforcement adalah cara memberikan umpan balik untuk

memberikan penguatan dengan memberi penghargaan/ memperkuat perilaku yang

diinginkan dan memberi hukuman/ memadamkan perilaku yang tidak diinginkan.

Jadi model pemberian reinforcement disini mengacu tentang bagaimana

reinforcement itu digunakan baik dari segi jenis, bentuk, prinsip maupun cara

yang digunakan dalam pelaksanaan pemberian reinforcement

2. Pembelajaran

Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau

bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh

kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam

kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.15

Jadi pembelajaran merupakan proses membuat peserta didik untuk targugah

mempelajari kurikulum dengan guru sebagai fasilitator.

3. Aspek Pengembangan Moral Keagamaan

Pengembangan moral dan nilai-nilai agama merupakan struktur kurikulum

TK/ PAUD jalur formal.16

Sedangkan moral adalah tindakan yang sesuai dengan ukuran-ukuran umum

dan diterima oleh kesatuan sosial.17

Dan moral dalam Islam (akhlak) termasuk

moral keagamaan, yakni moral yang berdasarkan aqidah (rukun iman) yang

14

Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 80

15Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail

Media Group, 2008), hlm. 10.

16Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17

September 2009, Standar Pendidikan Anak Usia Dini,

17M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Lembkota, 2006), hlm. 141.

Page 20: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

7

bersumber dari al-Qur'an dan as-Sunnah.18

Adapun moral dalam penelitian ini

mengacu pada definisi akhlak.

Jadi yang dimaksud aspek pengembangan moral keagamaan adalah

kurikulum yang disusun untuk mengembangkan moral yang berdasarkan aqidah

(rukun iman) yang bersumber dari al-Qur'an dan as-Sunnah (akhlak).

4. Studi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, studi yaitu penelitian ilmiah, kajian,

telaahan.19

Jadi yang dimaksud studi di sini adalah menelaah terhadap sesuatu

secara ilmiah.

5. Pendidikan Prasekolah

Dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan:

"Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut".20

Sedangkan masa prasekolah adalah usia 3-6 tahun.21

Di

Indonesia umumnya anak prasekolah adalah mereka yang mengikuti program

Tempat Penitipan Anak (3 bulan-5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun),

sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program TK22

Jadi, pendidikan prasekolah merupakan jalur pendidikan yang berusaha

memberikan pembinaan berupa rangsangan mendidik kepada anak usia 3-6 tahun

agar mempunyai kesiapan memasuki pendidikan dasar (SD).

18

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Surabaya: Pusat Studi Agama,

Politik dan Masyarakat (PSAPM), 2004), hlm. 316.

19Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia., hlm 1093.

20Lembaran Negara RI, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media

Wacana Press: 2003), hlm. 20.

21Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000),

hlm. 44.

22Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, hlm. 19.

Page 21: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

8

C. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang di atas, maka penulis perlu merumuskan

masalah sebagai berikut:

Bagaimana model pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek

pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis rumuskan, maka tujuan

penelitian ini secara garis besar adalah: untuk mendeskripsikan dan menganalisis

model pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek pengembangan moral

keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

betapa pentingnya pemberian reinforcement dalam pembelajaran.

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti tentang strategi

dalam pembelajaran aspek moral keagamaan pada pendidikan prasekolah.

Dan diharapkan dapat memberi tambahan wacana atau sumbangan bagi

para peneliti selanjutnya.

b. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan dalam mengatasi dan menanggulangi

permasalahan dalam proses belajar mengajar di sekolah.

c. Bagi guru

Sebagai masukan bagi para guru maupun orang tua untuk

memberikan reinforcement dalam upaya mendorong anak-anak untuk

memiliki perilaku sesuai dengan nilai-nilai agama.

Page 22: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

9

d. Bagi siswa

Sebagai motivasi agar berperilaku lebih baik lagi sesuai dengan

moral dan nilai-nilai agama.

Page 23: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

10

BAB II

REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN

ASPEK PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN

PADA PENDIDIKAN PRASEKOLAH

A. Kajian Pustaka

Untuk memperjelas gambaran tentang alur penelitian ini serta menghindari

duplikasi tentang skripsi ini, berikut ini merupakan beberapa literatur yang

relevan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi yang penulis susun.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh S. Khaeron (073111370).

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009 yang berjudul

”Reinforcement (Penguatan) Guru Pelajaran Fiqih Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas VI MI Maarif NU Kramat Kecamatan Karang Moncol

Kabupaten Purbalingga”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pemberian

reinforcement (penguatan) oleh guru pelajaran fiqih dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, ini dapat dilihat melalui angket yang disebar kepada 30 siswa. Hal

ini disebabkan antara lain karena guru memberikan motivasi/ dorongan berupa

perhatian, pujian, hukuman yang mendidik dapat meningkatkan cara belajar yang

produktif.1 Sedangkan pada penelitian yang akan penulis teliti fokusnya adalah

reinforcement pada anak usia dini khususnya dalam pembelajaran aspek

pengembangan moral keagamaan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Komarudin (03101388). Mahasiswa

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2005 yang berjudul ”Reward dan

Punishment dalam Perspektif Ulama Klasik dan Kontemporer Sebagai Metode

Pendidikan Akhlak (Studi Analisis atas Pemikiran Ibn Miskawih dan Abdullah

Nasikh Ulwan)”, Dalam penelitian tersebut pendidikan akhlak dengan

menggunakan metode reward dan punishment adalah sangat relevan. Reward dan

punishment memiliki peran amat besar dalam pembentukan akhlak, terutama

1S. Khaeron, Reinforcement (Penguatan) Guru Pelajaran Fiqih Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas VI MI Maarif NU Kramat Kecamatan Karang Moncol Kabupaten

Purbalingga (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm. 58.

Page 24: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

11

dalam hal internalisasi nilai, pengembangan rasa bersalah dan malu, penghargaan

diri, motivasi pengulangan perilaku dan merekonstruksikannya.2 Sedangkan pada

penelitian yang akan penulis teliti tidak membatasi pada pemikiran Ibn Miskawih

dan Abdullah Nasikh Ulwan saja, melainkan mengkaji langsung ke lapangan yang

menggunakan reinforcement dalam pelaksanaan pembelajarannya.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Nakhrowi (03102115).

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2007 yang berjudul

”Pengaruh Implementasi Reward dan Punishment Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gajah Kabupaten Demak (Studi Kasus Dalam

Pembelajaran PAI)”. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan reward

dan punishment memiliki sumbangan sebesar 78 % terhadap prestasi belajar PAI.

Hal ini menunjukkan bahwa jika reward dan punishment ditingkatkan maka

prestasi belajar meningkat.3 Sedangkan pada penelitian yang akan penulis teliti

tidak membatasi pada pembelajaran PAI di kelas saja, melainkan dalam seluruh

pembelajaran yang menyangkut aspek pengembangan moral keagamaan baik di

dalam maupun di luar kelas.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di atas, sekilas memang

adanya hubungan permasalahan dengan yang akan penulis teliti. Namun dalam

penelitian ini penulis lebih menekankan dengan pemberian reinforcement pada

anak usia dini.

Dengan demikian penulis berkesimpulan, penelitian dengan judul "Model

Pemberian Reinforcement dalam Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral

Keagamaan" (Studi pada Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan

Semarang) belum pernah diangkat menjadi sebuah karya ilmiah dalam bentuk

skripsi, karena fokus penelitian maupun lokasi yang akan penulis lakukan

berbeda.

2Komarudin, Reward dan Punishment dalam Prespektif Ulama Klasik dan Kontemporer

Sebagai Metode Pendidikan Akhlak (Studi Analisis atas Pemikiran Ibn Miskawih dan Abdullah

Nasikh Ulwan), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2005), hlm.109. 3Ahmad Nakhrowi, Pengaruh Implementasi Reward dan Punishment Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gajah Kabupaten Demak (Studi Kasus dalam

Pembelajaran PAI), ( Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm. 76.

Page 25: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

12

B. Kerangka Teoritik

1. Penguatan (Reinforcement)

a. Pengertian Penguatan (Reinforcement)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar maupun

mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih sejatinya merupakan satu

penghargaan. Contoh bentuk penghargaan lain seperti: orang yang bekerja

untuk orang lain hadiahnya adalah upah/ gaji; orang yang menyelesaikan suatu

program sekolah, hadiahnya adalah ijazah; membuat suatu prestasi dalam

suatu bidang olah raga, hadiahnya adalah medali atau uang; tepuk tangan,

memberi salam pada dasarnya adalah suatu hadiah juga. Demikian juga halnya

dengan hukuman yang diberikan seseorang karena telah mencuri, menyontek,

tidak mengerjakan tugas, datang terlambat, menipu, dan lain-lain.

Baik pemberian hadiah maupun pemberian hukuman merupakan respon

seseorang kepada orang lain karena perbuatannya. Hanya saja pada pemberian

penghargaan/ hadiah (reward) adalah merupakan respon yang positif,

sedangkan pada pemberian hukuman (punishment) adalah respon yang

negatif. Namun, kedua respon tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu ingin

mengubah tingkah laku seseorang.

Dalam perspektif Islam, reward muncul dengan beberapa istilah, antara

lain ganjaran, balasan dan pahala, sebagaimana Firman Allah Swt.

Sebagai balasan bagi apa yang Telah mereka kerjakan. (QS. Al-

Waqiah56/: 24).4

Sedangkan punishment, muncul dengan kata ‘uqubah atau ‘iqaab,

sebagaimana Firman Allah Swt.

4Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Jumanatul

'Ali-Art, 2005), hlm. 536.

Page 26: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

13

Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka menentang

Allah dan Rasul-Nya. barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya,

Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (Q.S. al-Hasyr/59 : 4).5

Respon positif (reward) adalah bertujuan agar tingkah laku yang sudah

baik (bekerja, belajar, berprestasi dan memberi) itu frekuensinya akan

berulang atau bertambah. Sedang respon yang negatif (punishment) bertujuan

agar tingkah laku yang kurang baik itu frekuensinya berkurang atau hilang.6

Pemberian respon tersebut, dalam proses belajar mengajar disebut pemberian

Reinforcement (penguatan).

1) Menurut J.P. Chalpin dalam Kamus Lengkap Psikologi yang di

terjemahkan oleh Kartini Kartono, mengartikan "reinforcement berasal

dari kata reinforc (memperkuat) dan ment, penguatan suatu reaksi, dengan

jalan menambah suatu peningkatan kekuatan kebiasaan".7

2) Menurut J.J. Hasibun dan Moedjiono, dalam bukunya Proses Belajar

Mengajar mendefinisikan bahwa, "penguatan adalah tingkah laku guru

dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu murid yang

memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali".8

3) Menurut Moh Uzer Usman, dalam bukunya Menjadi Guru Profesional

mendefinisikan bahwa penguatan (reinforcement) adalah:

segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun non verbal,

yang merupakan modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku

siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik

(feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu

tindak dorongan ataupun koreksi.9

5 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahny , hlm. 547.

6Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2005), hlm.117.

7J. P. Chalpin, Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono, (Jskarta: Persada Pers,

2009), hlm. 426.

8J. J. Hasibun dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), hlm. 58.

9Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 80.

Page 27: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

14

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penguatan

merupakan umpan balik yang diberikan oleh guru sebagai suatu bentuk

penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan memberi

hukuman/ memadamkan perilaku yang tidak diinginkan.

Namun, menurut pendapat Kenenth N. Wexley, dalam bukunya

Organizational Behavior and Personel Psycology, menyatakan bahwa

"research on behavior modivication sugests that reinforcement of behavior

with rewards is usually more effective than reinforcement with punishment" .10

Dalam penelitian membuktikan bahwa penguatan dengan menggunakan

hadiah lebih efektif daripada penguatan yang menggunakan hukuman. Oleh

karena itu sebelum menggunakan reinforcement, maka harus dipikirkan secara

matang dahulu apakah seorang pendidik akan menggunakan hukuman atau

hadiah.

b. Tujuan Pemberian Penguatan

Pemberian penguatan tentunya memiliki tujuan tertentu yang mengacu

pada peningkatan kemampuan belajar anak didik saat mengikuti pelajaran.

Tujuan pemberian penguatan kepada murid di sekolah yaitu :

1) Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila

pemberian penguatan digunakan secara selektif.

2) Memberi motivasi kepada siswa.

3) Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku siswa yang

mengganggu, dan meningkatkan cara belajar yang produktif.

4) Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri sendiri

dalam pengalaman belajar.

5) Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir yang divergen (berbeda)

dan pengambilan inisiatif yang bebas.11

10

Kenenth N. Wexley et.all., Organizational Behavior and Personel Psycology, (tk:

Irwin, 1984), hlm. 22.

11Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2005), hlm. 118.

Page 28: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

15

c. Jenis-jenis Penguatan

1) Penguatan Verbal

Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-

kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya, misalnya: pintar,

bagus, bagus sekali, seratus !

2) Penguatan Nonverbal

a) Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala,

senyuman, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah

cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.

b) Penguatan pendekatan: Guru mendekati siswa untuk menyatakan

perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau

penampilan siswa. Misalnya guru berdiri di samping siswa, berjalan

menuju siswa, duduk dengan seseorang atau sekelompok siswa, atau

berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan

verbal.

c) Penguatan dengan sentuhan (contact): Guru dapat menyatakan

persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa

dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan,

mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan.

Penggunaannya harus dipertimbangkan dengan seksama agar sesuai

dengan usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan setempat.

d) Penguatan dengan kegiatan menyenangkan: Guru dapat menggunakan

kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh siswa sebagai

penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukkan kemajuan

dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di

sekolahnya.

e) Penguatan berupa simbol atau benda: penguatan ini dilakukan dengan

cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti tanda bintang

dari kertas, kartu bergambar, binatang plastik, lencana, permen

ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Hal ini jangan terlalu

Page 29: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

16

sering digunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan siswa mengharap

sesuatu sebagai imbalan.

f) Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru

hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan ini

guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh

(partial). Umpamanya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban

sebagian benar, sebaiknya guru menyatakan, "ya, jawabanmu sudah

baik, tetapi masih perlu disempurnakan," sehingga siswa tersebut

mengetahui bahwa jawabanya tidak seluruhnya salah, dan ia mendapat

dorongan untuk menyempurnakannya

d. Prinsip Penggunaan Penguatan

Menurut M. Uzer Usman, ada 3 prinsip dalam penggunaan penguatan,

yaitu:

1) Kehangatan dan Keantusiasan

Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan

menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan

penguatan, dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas

dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan

keantusiasan.

2) Kebemaknaan

Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan

penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi

penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya. Yang jelas

jangan sampai terjadi sebaliknya.

3) Menghindari Respon yang Negatif

Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon

negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda menghina, ejekan

yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk

mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat

Page 30: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

17

memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung

menyalahkannya, tetapi bisa melontarkan pertanyaan kepada siswa lain.12

e. Cara Menggunakan Penguatan

Penggunaan penguatan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai

berikut:

1) Penguatan kepada Pribadi Tertentu

Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab jika tidak, akan

kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru

terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap

kepadanya.

2) Penguatan kepada Kelompok

Penguatan dapat diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya

apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru

membolehkan kelas itu bermain, misalnya bola voli yang menjadi

kegemarannya.

3) Pemberian Penguatan dengan Segera

Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku

atau respons siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda

pemberiannya, cenderung kurang efektif.

4) Variasi dalam Pengggunaan

Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi,

tidak terbatas pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan

kebosanan dan lama-kelamaan akan kurang efektif.13

2. Moral Keagamaan

a. Etika, Moral, Susila, dan Akhlak

Ada beberapa istilah yang sering dipakai untuk mendeskripsikan sesuatu

yang berkaitan dengan perilaku manusia. Istilah itu antara lain adalah etika,

moral, susila, dan akhlak Istilah-istilah tersebut sering kita ketahui maknanya

12

Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 82.

13 Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 83.

Page 31: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

18

dalam kehidupan sehari-hari. Namun, agar lebih jelas perlu adanya penegasan

dalam penggunaan istilah-istilah tersebut.

Menurut Bertens dalam bukunya Mawardi Lubis, istilah etika berasal

dari bahasa Yunani, ethos dalam bentuk tunggal yang berarti adat, dan dalam

bentuk jamak adalah ta etha artinya adat kebiasaan.14

Sedangkan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata etika berarti ilmu tentang baik dan

buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan azas atau nilai

yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang

dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.15

Selanjutnya menurut Abudin Nata etika berhubungan dengan empat hal

sebagai berikut: Pertama, dilihat dari segi obyek pembahasannya, etika

berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua, dilihat

dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai

hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak pula

universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan

sebagainya. Selain itu etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas

perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik,

ilmu ekonomi dan sebagainya. Hal ini dimungkinkan, karena berbagai ilmu

yang disebutkan itu sama-sama mempunyai obyek pembahasan yang sama

dengan etika, yaitu perbuatan manusia. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya,

etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu

perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan akan dinilai

baik, buruk, mulia, terhormat dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih

berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan

oleh manusia. Peranan etika dalam hal ini tampak sebagai wasit atau hakim,

dan bukan sebagai pemain. Ia merupakan konsep atau pemikiran mengenai

nilai-nilai untuk digunakan dalam menentukan posisi atau status perbuatan

yang dilakukan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem

14

Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.9.

15Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), hlm. 309.

Page 32: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

19

nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif

yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.16

Dengan demikian, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan oleh

manusia untuk kemudian dikatakan baik atau buruk

Untuk istilah moral menurut Schumann dalam bukunya Mawardi Lubis,

moral berasal dari kata mores (Latin), yang berhubungan dengan kebiasaan

(adat). Mores mengandung kaidah-kaidah yang sudah diterima oleh kelompok

masyarakat sebagai pedoman tingkah laku anggotanya dan harus dipatuhi.17

Sedangkan M. Amin Syukur mendefinisikan bahwa moral adalah tindakan

yang sesuai dengan ukuran-ukuran umum dan diterima oleh kesatuan sosial.18

Oleh karena itu etika dan moral memiliki obyek yang sama, yaitu sama-

sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya ditentukan

posisinya apakah baik atau buruk. Namun jika dalam pembicaraan etika, untuk

menilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal

pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaraan moral tolak ukur yang

digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang yang

berlangsung di masyarakat.

Susila atau kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke

dan akhiran an. Menurut M. Sa'id dalam bukunya Abudin Nata, kata tersebut

berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu su dan sila. Su berarti baik, bagus dan sila

berarti dasar, prinsip, peraturan dan norma.19

Kesusilaan mengacu kepada upaya membimbing, memandu,

mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan

norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Kesusilaan

menggambarkan keadaan di mana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang

16

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 93.

17Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, hlm. 10.

18M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Lembkota, 2006), hlm. 141.

19Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 96.

Page 33: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

20

dipandang baik.20

Oleh karena itu pedoman untuk menentukan baik dan buruk

dalam kesusilaan adalah sama dengan moral yaitu berpedoman pada norma-

norma yang tumbuh dan berkembang yang berlangsung di masyarakat.

Akhlak adalah sikap/ sifat keadaan jiwa yang mendorong untuk

melakukan suatu perbuatan (baik/ buruk), yang dilakukan dengan mudah,

tanpa dipikir atau direnungkan terlebih dahulu dalam pemahaman ini,

perbuatan itu dilihat dari pangkalnya, yaitu motif atau niat.21

Jadi perbuatan

yang bisa dinilai baik atau buruk itu ialah perbuatan yang disengaja dan

disadari serta tergantung pada niatnya.

Sedangkan moral dalam Islam (akhlak) termasuk moral keagamaan,

yakni moral yang berdasarkan aqidah (rukun iman) yang bersumber dari al-

Qur'an dan as-Sunnah.22

Adapun moral dalam penelitian ini mengacu pada

definisi akhlak.

Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa etika, moral,

dan akhlak adalah sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu

perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya.

Perbedaan antara etika, moral, susila, dan akhlak adalah terletak pada

sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika pada

etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, pada moral dan

susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada

akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk adalah al-

Qur'an dan al-Hadis.

Perbedaan lain antara etika, moral, susila, terlihat pula pada sifat dan

kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada

moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku

manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal dan

individual. Etika menjelaskan baik buruk, sedangkan moral dan susila

20

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf ,hlm. 96.

21Syukur, Pengantar Studi Islam, hlm. 141.

22Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Surabaya: Pusat Studi Agama,

Politik dan Masyarakat (PSAPM), 2004), hlm. 316

Page 34: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

21

menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.23

Jadi, disamping

terdapat beberapa perbedaan pada etika, moral, susila, dan akhlak, terdapat

pula beberapa persamaan pada istilah-istilah tersebut.

b. Berbagai Pendidikan Terkait Tata Aturan Baik Buruk

Menurut Jarolimek dalam bukunya Nurul Zuriah, pendidikan yang

mengatur baik buruk (kelakuan) antara lain adalah:

1) Pendidikan Afektif

Pendidikan ini berusaha mengembangkan aspek emosi atau perasaan

yang umumnya terdapat dalam pendidikan humaniora dan seni, namun

juga dihubungkan dengan sistem nilai-nilai hidup, sikap, dan keyakinan

untuk mengembangkan moral dan watak seseorang

2) Pendidikan Nilai-nilai

Pengembangan pribadi siswa tentang pola keyakinan suatu

masyarakat tentang hal baik yang harus dilakukan dan hal buruk yang

harus dihindari. Dalam nilai-nilai ini terdapat pembakuan tentang hal baik

dan hal buruk serta pengaturan perilaku. Nilai-nilai hidup dalam

masyarakat sangat banyak jumlahnya sehingga pendidikan berusaha untuk

mengenali, memilih, dan menetapkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat

digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan untuk berperilaku

secara konsisten dan menjadi kebiasaan dalam hidup bermasyarakat.

3) Pendidikan Moral

Pendidikan moral berusaha untuk mengembangkan pola perilaku

seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud

moralitas atau kesusilaan yang berisi nilai-nilai dan kehidupan yang

berada dalam masyarakat. Karena menyangkut nilai-nilai dan kehidupan

nyata inilah maka pendidikan moral lebih banyak membahas masalah

dilema (seperti makan buah simalakama) yang berguna untuk mengambil

keputusan moral yang terbaik bagi diri dan masyarakatnya.

23

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 97.

Page 35: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

22

4) Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sering disamakan dengan pendidikan budi

pekerti. Seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah

berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta

digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

5) Pendidikan Budi Pekerti

Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah

yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara

menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral

dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin dan kerja

sama yang menekankan ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa

meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ranah skill/

psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan

pendapat, dan kerja sama)24

Semua bentuk pendidikan tersebut diatas pada dasarnya adalah

mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mendidik manusia agar mengetahui

hukum atau nilai tentang sesuatu agar manusia tahu dan dapat menentukan

baik atau buruknya suatu perbuatan.

c. Perkembangan Moral

Menurut pendapat Kohlberg yang dikutip oleh Muhibbin Syah,

perkembangan moral dibagi dalam beberapa tahap, sebagai berikut:

24

Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Prespektif Perubahan,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 19

Page 36: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

23

Tabel 1

Teori Enam Tahap Perkembangan Pertimbangan Moral

Versi Kohlberg

Tingkat Tahap Konsep Moral

Tingkat I/

Moralitas

prakonvensional

(usia 4-10

tahun)

Tahap 1:

memperhatikan

ketaatan dan hukum

Tahap 2:

memperhatikan

pemuasan kebutuhan

1. Anak menentukan keburukan

berdasarkan tingkat hukuman

akibat keburukan tersebut;

2. Perilaku baik dihubungkan

dengan penghindaran diri dari

hukuman.

Perilaku baik dihubungkan

dengan pemuasan keinginan dan

kebutuhan sendiri tanpa

memperimbangkan kebutuhan

orang lain;

Tingkat II/

Moralitas

konvensional

(usia 10-13

tahun)

Tahap 3:

memperhatikan citra

"anak baik"

Tahap 4:

memperhatikan

hukum dan peraturan

1. Anak dan remaja berperilaku

sesuai dengan aturan dan

patokan moral agar

memperolaeh persetujuan

orang dewasa, bukan untuk

menghindari hukuman;

2. Perbuatan baik dan buruk

dinilai berdasarkan tujuanya.

Jadi ada perkembangan

kesadaran terhadap perlunya

aturan.

1. Anak dan remaja memiliki

sikap pasti terhadap wewenang

dan peraturan;

2. Hukum harus ditaati oleh

semua orang.

Page 37: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

24

Tingkat III/

Moralitas

konvensional

(usia 10-13

tahun)

Tahap 5:

memperhatikan hak

perseorangan

Tahap 6:

memperhatikan

prinsip-prinsip etika

1. Remaja dan dewasa

mengartikan perilaku baik

sebagai hak pribadi sesuai

dengan aturan dan patokan

sosial;

2. Perubahan hukum dan aturan

dapat diterima jika diperlukan

untuk mencapai hal-hal yang

paling baik;

3. Pelanggaran hukum dan aturan

dapat terjadi karena alasan-

alasan tertentu.

1. Keputusan mengenai perilaku-

perilaku sosial didasarkan atas

prinsip-prinsip moral pribadi

yang bersumber dari hukum

universal yang selaras dengan

umum dan kepentingan orang

lain;

2. Keyakinan terhadap moral

pribadi dan nilai-nilai tetap

melekat meskipun sewaktu-

waktu berlawanan dengan

hukum yang dibuat untuk

mengekalkan aturan sosial.

Sehingga, menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia

itu terjadi dalam tiga tingkatan besar, yakni:

1) Tingkat moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam

fase perkembangan prayuana (usia 4-10 tahun) yang belum menganggap

moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.

Page 38: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

25

2) Tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai

memasuki fase perkembangan yuwana (usia 10-13 tahun) yang sudah

menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.

3) Tingkat moralitas pascakonvnesional, ketika manusia telah memasuki fase

perkembangan yuwana dan pascayuwana (usia 13 tahun ke atas) yang

memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.25

Dari pembagian perkembangan moral diatas jelas tampak sekali bahwa

tingkat perkembangan moral sangat dipengaruhi oleh tingkatan usia, jadi

semakin tinggi usia seseorang semakin matang tingkat penalaran moral

seseorang.

Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk terjadi penalaran

moral yang tidak sesuai dengan kesepakatan sosial, hal ini bisa terjadi jika

antara nilai-nilai yang ada berlawanan dengan kenyataan.26

Contoh: seorang

suami yang istrinya sakit keras dan ia tidak punya uang boleh jadi akan

mencuri obat atau uang untuk membeli obat untuk menyelamatkan nyawa

istrinya. Ia yakin bahwa tindakan mencuri tersebut merupakan suatu

keharusan, karena menyelamatkan kehidupan manusia itu merupakan

kewajiban yang lebih tinggi daripada mencuri.

d. Nilai-nilai Keagamaan

Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi

kehidupan manusia.27

Jadi nilai disini adalah makna dibalik sesuatu.

Sedangkan untuk nilai-nilai pokok ajaran Islam yaitu meliputi iman,

Islam dan ihsan. Ketiganya sebagai satu kesatuan integral yang tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan lainnya. Keterkaitan ketiga komponen di atas

digambarkan oleh Allah SWT dalam sebuah perumpamaan, sebagaimana

dalam al-Qur'an surat Ibrahim ayat 24-25:

25

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 42.

26Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm. 42.

27Mawardi lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 18.

Page 39: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

26

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya

teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,(24) Pohon itu memberikan

buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu

ingat(25). (Q. S. Ibrahim/14: 24-25) 28

Adapun nilai-nilai pokok ajaran Islam secara keseluruhan mencakup

iman, Islam dan ihsan.

Iman, meliputi enam rukun yaitu: iman kepada Allah, iman kepada

Malaikat-malaikat Allah, iman kepada Kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-

rasul Allah, iman kepada Hari akhir dan iman kepada Qadar baik dan Qadar

buruk. Sedangkan Islam, meliputi lima rukun yaitu: mengucapkan dua kalimat

syahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, mengerjakan puasa pada bulan

Ramadhan, serta mengerjakan haji ke baitullah bagi orang yang mampu

melaksanakannya. Dan ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seolah-olah kita

melihat Allah dan jika kita tidak dapat melihatnya, kita meyakini, bahwa

Allah melihat kita.29

Sebagai sumber nilai, ajaran Islam merupakan petunjuk, serta pedoman

dalam mengatur tatanan kehidupan karena dalam ajarannya yang universal

ajaran Islam mengandung ketentuan-ketentuan keimanan, muamalah dan pola

tingkah laku dalam berhubungan dengan Tuhannya, maupun sesama makhluk.

e. Ruang Lingkup Moral Keagamaan

Sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama Islam (akhlak)

dalam pembahasan ini disebut moral keagamaan. Secara garis besar ruang

lingkup nilai akhlak yang dimasukkan dalam materi budi pekerti, menurut

28

Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 259.

29Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, hlm. 22.

Page 40: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

27

Milan Rianto dalam bukunya Nurul Zuriah, dikelompokkan dalam tiga hal

nilai akhlak yaitu sebagai berikut:

1) Akhlak terhadap Tuhan Yang maha Esa

a) Mengenal Tuhan

Mengenal Tuhan yaitu dapat mengerti tentang Tuhan sebagai

Pencipta, Tuhan sebagai Pemberi (pengasih, penyayang) maupun

Tuhan sebagai Pemberi balasan (baik, buruk).

b) Hubungan Akhlak kepada Tuhan Yang maha Esa

Hubungan akhlak kepada Tuhan Yang maha Esa dapat terwujud

dengan cara: Ibadah/ menyembah, meminta tolong kepada Tuhan

melalui usaha dan upaya serta berdo,a.

2) Akhlak terhadap sesama manusia

Akhlak terhadap sesama manusia meliputi: akhlak terhadap diri

sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang yang lebih tua, terhadap

sesama maupun terhadap orang yang lebih muda.

3) Akhlak terhadap lingkungan

Akhlak terhadap lingkungan, meliputi akhlak terhadap alam baik

dengan cara menjaga dan memelihara flora dan fauna maupun akhlak

dengan sosial-masyarakat-kelompok.30

3. Strategi Pengembangan Moral dan Agama pada Pendidikan Prasekolah

a. Pengertian Pendidikan Prasekolah

Berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini.

1) Pendidikan anak usia dini. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar

2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, nonformal, dan atau informal

3) pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman

Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat

4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk

30

Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti, hlm. 27.

Page 41: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

28

Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain

yang sederajat.

5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.31

Dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14

menyatakan: "Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".32

Sedangkan masa

prasekolah adalah usia 3-6 tahun.33

Di Indonesia umumnya anak prasekolah

adalah mereka yang mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan-5

tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun

biasanya mereka mengikuti program TK34

Jadi, pendidikan prasekolah merupakan jalur pendidikan yang berusaha

memberikan pembinaan berupa rangsangan mendidik kepada anak usia 3-6

tahun agar mempunyai kesiapan memasuki pendidikan dasar (SD).

b. Perkembangan Anak Usia Prasekolah

1) Perkembangan Jasmanyiah/ Badaniyah

Anak-anak pada usia 1-5 tahun pada umumnya mempunyai

kegemaran-kegemaran, antara lain yang menonjol adalah: berlari,

melompat-lompat juga memanjat, suka bertanya, suka mendengarkan

31

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, UU Tentang Pendidikan

Anak Usia Dini (Jakarta: Departemen Agama, 2006).,Hlm. 20.

32Lembaran Negara RI, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media

Wacana Press: 2003), hlm. 20.

33Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2000), hlm. 44.

34Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, hlm. 19.

Page 42: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

29

cerita-cerita, suka melihat gambar serta mengenalinya dan suka meniru

terhadap sekelilingnya.35

2) Perkembangan Rohaniyah/ Nafsiyah

Anak pada usia 3-5 tahun mempunyai perkembangan rohaniyah/

nafsiyah yang cepat berubah-ubah dan pesat sekali, tanggapan,

pengamatan, dan ingatan mereka mulai sempurna, kecerdasan mereka

mulai berkembang baik dan dapat membeda-bedakan jenis-jenis barang

yang dapat diamatinya. Meskipun demikian mereka masih belum mampu

berfikir yang cermat, mereka masih sukar disuruh mengerti hal-hal

immateril atau abstrak, mereka masih memerlukan gambaran-gambaran

yang nyata, masih selalu memerlukan peragaan. Jika mereka dipaksa

untuk mengerti dalam hal-hal yang diluar kemampuan dirinya, malah

kemungkinan akan memberikan hasil yang sebaliknya.36

Melihat perkembangan jasmanyiah maupun ruhaniyah yang dicapai

anak usia prasekolah yang belum mampu mengerti hal-hal yang masih

abstrak, maka seyogyanya proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia

prasekolah harus dilakukan dengan memberikan konsep yang bermakna bagi

anak melalui pengalaman-pengalaman nyata.

c. Pengembangan Moral dan Agama pada Pendidikan Prasekolah

Kepribadian seseorang terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-

nilai yang diserapnya dalam pertumbuhannya, terutama tahun-tahun pertama

dalam pertumbuhanya.37

Disinilah letak pentingnya pengalaman dan pembinaan moral dan nilai-

nilai agama pada masa-masa pertumbuhan anak, Hal ini sesuai dengan

pendapat al-Ghazali:

35

Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Lantabora Press, 2005), hlm.22.

36Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, hlm. 23.

37Zakiah Darajat, "Pendidikan Anak Dalam Keluarga Tinjauan Psikologi Agama" dalam

Jalaludin Rakhmat dkk. (edds), Keluarga Muslim dalam masyarakat Modern, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1994), Hlm. 65.

Page 43: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

30

Seandainya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka batallah

fungsi wasiat, nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya hadis

Nabi yang mengatakan "perbaikilah akhlak kamu sekalian".

Oleh karena itu jelas bahwa akhlak memang perlu dibina agar tidak

melenceng dari nilai-nilai yang ada baik nilai dari masyarakat maupun ajaran

agama, karena Nabi Muhammad juga diutus untuk menyempurnakan akhlak..

Selaras dengan hal itu, dalam program pembelajaran pendidikan TK,

penanaman nilai agama, moral, disiplin dan afeksi dimasukkan dalam bidang

pembentukan perilaku. Tujuan yang hendak dicapai dengan penanaman nilai-

nilai/ pembentukan perilaku, dilakukan melalui pembiasaan dalam rangka

mempersiapkan anak sedini mungkin mengembangkan sikap dan perilaku

yang didasari oleh nilai agama dan moral sehingga dapat hidup sesuai dengan

norma-norma yang dianut oleh masyarakat.39

Oleh karena itu penanaman nilai agama, moral, disiplin dan afeksi

merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam

kehidupan sehari-hari anak di TK, sehingga aspek-aspek perkembangan

tersebut diharapkan berkembang secara optimal

1) Cara penanaman nilai moral pada anak

a) Pengintegrasian dalam kehidupan sehari-hari

Penanaman moral dalam kegiatan sehari-hari dapat dilakukan

melalui beberapa kegiatan, diantaranya:

(1) Keteladanan dan contoh

Kegiatan pemberian contoh/ teladan yaitu kegiatan yang

dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, staf administrasi di

sekolah yang dapat dijadikan model bagi peserta didik. Dalam hal

38

al-Imam abi Hamid al-Ghazali, Ihya' Ulumu al-Din, Juz, III, (tk: Dar al-Hadits, 2004),

hlm. 73.

39Badru Zaman, Strategi Pengembangan Moral dan Agama di Taman Kanak-Kanak,

http://file.upi.edu/Direktori/A%20% pdf diakses 12 Maret 2011, hlm. 2.

Page 44: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

31

ini guru berperan langsung sebagai teladan/ contoh bagi anak.

Segala sikap dan tingkah laku guru, baik di sekolah, di rumah

maupun di masyarakat hendaknya selalu menunjukkan sikap dan

tingkah laku yang baik. Misalnya: berpakaian yang sopan dan rapi,

bertutur kata yang baik, tidak makan sambil berjalan, tidak

membuang sampah di sembarang tempat, mengucapkan salam bila

bertemu orang, dan sebagainya.

(2) Kegiatan spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dapat dilaksanakan

secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan

pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku anak yang kurang

baik, seperti seorang anak menerima atau memberikan sesuatu

kepada orang lain dengan tangan kiri, meminta sesuatu dengan

berteriak, dan sebagainya. Apabila guru mengetahui sikap/ perilaku

anak yang demikian, hendaknya secara spontan diberikan

pengertian dan diberitahu bagaimana sikap/ perilaku yang baik.

Misalnya kalau menerima atau memberikan sesuatu harus tangan

kanan dan mengucapkan terima kasih. Demikian juga kalau

meminta sesuatu hendaknya dengan sopan dan tidak berteriak .

Kegiatan spontan tidak saja berkaitan dengan perilaku anak

yang negatif, tetapi pada sikap/ perilaku yang positif pun perlu

ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap/perilaku

tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat pula

dijadikan teladan bagi teman temannya.

(3) Teguran

Teguran disini harus dilakukan dengan lemah lembut juga

harus memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik.

(4) Pengkondisian lingkungan

Suasana sekolah perlu dikondisikan sedemikian rupa, dengan

menyediakan sarana fisik. Contohnya dengan penyediaan tempat

sampah, jam dinding, slogan-slogan, tata tertib sekolah dan

Page 45: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

32

sebagainya pada tempat-tempat yang strategis yang mudah

dijangkau peserta didik.

(5) Kegiatan rutin

Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan

peserta didik secara terus-menerus dan konsisten setiap saat.

Contohnya adalah: kegiatan berbaris masuk ruang kelas, berdo'a

sebelum dan sesudah kegiatan, giliran membersihkan kelas,

mengucap salam apabila bertemu orang dan lain sebagainya.40

b) Pengintegrasian dalam kegiatan yang terprogramkan

Kegiatan ini dilakukan dengan mengintegrasikan perilaku-

perilaku moral dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran baik di kelas

maupun diluar kelas.41

Misalnya melalui kegiatan-kegiatan yang

direncanakan seperti kegiatan keagamaan, kegiatan tadabbur alam,

maupun kegiatan ketika proses belajar mengajar di kelas.

2) Cara Penanaman Nilai-nilai Agama

a) Mengenalkan Tuhan

Pertumbuhan kecerdasan anak sampai umur enam tahun masih

terkait pada alat indranya, maka dapat kita pahami bahwa anak pada

umur (0-6) ini berfikir indrawi.42

Artinya anak belum mampu

memahami hal yang maknawi (abstrak). Oleh karena itu, pendidikan

pembinaan keimanan/ ketuhanan diperlukan contoh-contoh yang

nyata, pembiasaan, teladan, serta latihan sesuai perkembangan anak.

Seperti: mengajak anak shalat, membiasakan membaca basmalah dan

hamdalah ketika makan, tidur, buang air dan lain sebagainya, tadarus

bersama serta menghafal surat-surat pendek, mengenalkan dan

menceritakan bahwa hewan dan tumbuh-tumbuhan semua adalah

ciptaan Allah.

40

Nurul Zuriah, Pendidikan, Moral dan Budi Pekerti hlm. 86-87.

41Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti, hlm. 88.

42Zakiah Darajat, "Pendidikan Anak Dalam Keluarga Tinjauan Psikologi Agama" , Hlm. 61.

Page 46: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

33

Disamping semua tadi, perlu kiranya anak-anak kita kenalkan

dengan nama-nama barang atau orang yang ada hubungannya dengan

agama Islam, misalnya: masjid, langgar/ surau, menara, suara adzan,

Makkah, Madinah, Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar as-Siddiq, Umar

bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lain sebagainya.

b) Mengenalkan Ibadah kepada Allah SWT

Aspek pendidikan ibadah, khususnya shalat dijelaskan dalam

firman Allah dalam surat Luqman ayat 17:

……...

Hai anakku, Dirikanlah shalat .…(Q.S. Luqman/31: 17)43

.

Selain belajar shalat anak haruslah dikenalkan ibadah kepada

Allah SWT dimulai dengan mengenalkan kebersihan, baik dari kotoran

maupun jenis-jenis najis serta cara-cara membersihkannya. Setelah itu

perlu latihan-latihan atau pembiasaan agar anak selalu menjaga dan

memelihara kebersihan, baik anggota badan, pakaian, maupun

lingkungan.

Tentunya materi yang diberikan kepada anak harusnya tidak

membebani anak seperti menghafal semua syarat rukun shalat dan hal-

hal yang membatalkan shalat, atau memaksa anak-anak untuk

menjalani semua ibadah-ibadah wajib seperti yang harus dilakukan

orang dewasa. Maka semua hal-hal tersebut harus kita hindari dalam

mendidik anak, karena Allah juga tidak pernah mewajibkan kepada

anak-anak hal-hal tersebut.44

Oleh karena itu dalam mengenalkan

ibadah kepada anak-anak haruslah memperhatikan tingkat pencapaian

perkembangan jasmani dan rohani anak.

c) Menanamkan Akhlak yang Baik

Pendidikan akhlak tidak hanya dikemukakan secara teoritik

sebagaimana menuangkan materi dalam botol kosong, melainkan

43

Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 413.

44 Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, hlm. 25.

Page 47: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

34

disertai contoh-contoh konkrit untuk dihayati maknanya.45

Oleh karena

itu pembelajaran moral dan agama pada pendidikan prasekolah

dilakukan melalui pembiasaan.

Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap

dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses

pembelajaran yang berulang-ulang.46

Tujuan pengembangan

pembiasaan adalah memfasilitasi anak untuk menampilkan totalitas

pemahaman ke dalam kehidupan sehari-hari, baik di TK maupun di

lingkungan yang lebih luas (keluarga, kawan, masyarakat).47

Seperti dengan membiasakan anak untuk hidup selalu menjaga

kebersihan, berbicara pelan, lembut, baik, sopan, dan jujur,

menghormati dan menghargai serta mentaati perintah guru dan orang

tua, menggunakan tangan kanannya ketika memberi atau menyerahkan

sesuatu dan menerima sesuatu, ketika makan dan minum; dan kegiatan

lain yang menggunakan tangan, selalu membuang dan membersihkan

kotoran, serta mengucapkan terima kasih ketika menerima kebaikan

orang lain. Semua contoh penanaman dan pembiasaan perilaku-

perilaku tersebut harus dilakukan secara teratur.

4. Kaitan Model Pemberian Reinforcement dengan Aspek Pengembangan Moral

Keagamaan pada Pendidikan Prasekolah

Dalam hal mendidik moral pada anak, khususnya pada anak prasekolah yang

tahap perkembangan moralnya masih dalam tahap pra konvesional dimana pada

45

Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009), hlm. 325.

46Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat

Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman Pembelajaran Bidang

Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

2007), hlm. 4. 47

Menengah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman Pembelajaran Bidang

Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak , hlm.2.

Page 48: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

35

tahap ini anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran

moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal.48

Namun, seorang guru diharapkan untuk mendahulukan memberi hadiah

daripada memberi sanksi, karena dapat memacu prestasi siswa dalam belajar.

sebaliknya, pemberian sanksi bisa berdampak buruk bagi jiwa siswa, dan dapat

membunuh semangat dan prestasi siswa untuk maju.49

Oleh karena itu, jika seorang pendidik akan menggunakan reinforcement,

dalam bentuk hukuman maka harus dipikirkan secara matang dahulu. Pemberian

hukuman sesungguhnya tidak mutlak diperlukan, namun karena sikap dan tabiat

anak yang seluruhnya tidak sama, maka diantara mereka ada yang sekali-kali

perlu untuk diberi tindakan tegas.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk

mempertahankan sikap/ perilaku anak yang sudah baik maupun mencegah

perbuatan anak yang tidak baik, antara lain:

a. Mempertahankan sikap/ perilaku anak yang sudah baik, antara lain:

1) Menciptakan suasana belajar mengajar yang aman dan menyenangkan

bagi anak dengan cara mengadakan hubungan baik antara guru dengan

anak sehingga tidak ada perasaan tertekan pada anak atau takut kepada

guru. Kegiatan ini dapat menyebabkan anak merasa betah dan mau

melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

2) Memberikan hadiah atau penghargaan.

Hadiah atau penghargaan ini dapat berupa:

a) Pujian berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru setelah

melihat sikap/ perilaku anak yang baik misalnya "Bagus kamu dapat

menolong temanmu yang jatuh" atau "Hasil guntingan gambarmu

sudah baik, akan lebih baik lagi kalau dirapikan", atau "kamu ketika

berdo'a bagus sekali, pasti akan dikabulkan Allah" .

48

Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka pelajar,

2009), hlm. 46.

49Muhammad Bin Jamil Zainu, Solusi Pendidikan Anak Masa Kini, Terj. Syarif Hade

Masyah Dkk, (Jakarta: Mustaqim, 2002), hlm. 141.

Page 49: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

36

b) Pujian dalam bentuk mimik dan atau gerakan anggota badan yang

memberikan kesan pada anak. Misalnya anggukan kepala memberikan

acungan jempol dan lain sebagainya.

c) Dengan cara mendekati anak untuk menyatakan perhatian guru

terhadap sikap/ perilakunya. Misalnya pada anak yang sedang bekerja

dengan tekun dan rapi didekati sebagai tanda pengakuan atas

prestasinya atau guru berdiri disamping anak dan lain-lain.

d) Memberikan benda sederhana seperti permen, pensil, buku atau yang

lainnya yang bermanfaat.

e) Mendo'akan.

b. Mencegah perbuatan anak yang kurang baik, antara lain:

1) Memberikan perhatian/ pelayanan yang adil sesuai dengan kebutuhan

kepada masing-masing anak agar tidak menimbulkan rasa iri atau

cemburu.

2) Menanamkan kebiasaan berani mengakui kesalahan sendiri apabila

berbuat salah, dan mau meminta maaf, serta tidak akan mengulangi lagi.

3) Memberikan pengertian melalui ceritera-ceritera apabila ada anak yang

suka mengejek/ mencela temannya yang kurang beruntung, seperti

pincang dan sebagainya.

4) Menghindari penggunaan respon yang negatif.

5) Memperdengarkan nilai-nilai budi pekerti kepada peserta didik setiap saat

atau memasang slogan-slogan di tempat-tempat terbuka, seperti "Bersih itu

Nikmat", "Kebersihan cermin Kepribadian", "Mari Cuci Tangan", dan

sebagainya.50

50

Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Prespektif Perubahan,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 41.

Page 50: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati.1

Jadi penelitian ini hanya mendeskripsikan dan menganalisis tentang data-

data maupun informasi yang didapat sesuai dengan realita yang ada dan tidak

dibuat-buat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang Kecil

Ngaliyan Semarang. TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang adalah salah satu

lembaga pendidikan yang menyatukan kurikulum TK dengan penanaman

perilaku keagamaan tanpa mengurangi mata pelajaran formal dari DIKNAS.

Peneliti memilih lokasi ini karena TK Bintang Kecil merupakan bentuk

pendidikan prasekolah yang umumnya seluruh peserta didiknya adalah anak-anak,

sehingga pemberian respon yang positif (reinforcement) oleh guru merupakan hal

pokok dalam pembelajaran. Sehingga menurut hemat penulis, TK Bintang Kecil

Ngaliyan Semarang relevan dengan judul yang peneliti angkat, yaitu berhubungan

dengan pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek pengembangan moral

keagamaan pada pendidikan prasekolah.

Penelitian ini dilakukan selama 30 hari, adapun untuk melaksanakan

penelitian ini peneliti melakukan beberapa kegiatan, diantaranya:

1. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah.

2. Melakukan observasi awal bertujuan untuk mencari gambaran umum tentang

obyek yang akan diteliti.

1Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1993), hlm.3.

Page 51: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

38

3. Mengumpulkan data yang diperlukan.

4. Melakukan analisis data.

C. Sumber Penelitian

1. Lokasi Obyek Penelitian

TK Bintang Kecil terletak di Jl. Candi Kencana Selatan No. 2

Perumahan Pasadena Semarang di bawah naungan Yayasan Bintang Kecil

Semarang

TK Bintang Kecil, berdiri pada tahun 1988 di bawah kepemilikan Dr.

Shofachasari, SpPD, sebelumnya Shofachasari, berencana mendirikan balai

kesehatan. Namun karena di daerah Pasadena belum memiliki TK, maka

dibukalah TK Bintang Kecil ini. Sehingga TK Bintang Kecil merupakan TK

pertama di Pasadena.

Mulai tahun pelajaran 2002 Yayasan Bintang Kecil Semarang membuka

Kelompok Bermain (KB) atau Play Group Bintang Kecil yang diperuntukkan

untuk anak-anak usia 2,5 tahun.

Kelebihan KB dan TK Bintang Kecil adalah menyatukan kurikulum KB

dan TK dengan penanaman perilaku keagamaan tanpa mengurangi mata

pelajaran formal dari DIKNAS, hal ini semata untuk menyiapkan generasi

yang maju ilmu pengetahuannya dan kuat iman dan takwanya.2

2. Sumber Data

Informasi dan data yang dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian ini

diambil dari beberapa sumber, diantaranya adalah:

a. Sumber informasi dokumen

Sumber informasi dokumen yaitu: segala macam bentuk sumber

informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun yang

tidak resmi, dalam bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi, buku harian dan

semacamnya; baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan.3 Atas

2Dokumen Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

3Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa,

1985), hlm. 42.

Page 52: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

39

dasar itu maka penulis mencari sumber data dari berbagai buku dan laporan

tentang kegiatan proses belajar mengajar di TK Bintang Kecil Ngaliyan

Semarang.

b. Sumber informasi kepustakaan

Sumber informasi kepustakaan yaitu: berbagai macam bahan bacaan

yang menghimpun berbagai informasi dalam berbagai disiplin ilmu

pengetahuan.4 Oleh karena itu guna menunjang penelitian ini maka penulis

mengumpulkan informasi, baik berupa teori-teori, generalisasi, maupun

konsep-konsep yang telah dikumpulkan oleh para ahli, yang ada pada sumber

kepustakaan.

c. Sumber informasi lapangan.

Sumber informasi lapangan yaitu dari obyek langsung informasi

lapangan dapat juga disebut dengan informasi pribadi dan sumbernya pun

disebut sumber informasi pribadi, sebab biasanya informasi semacam ini

diperoleh dari orang yang langsung berkecimpung pada obyek yang diteliti.5

Dalam hal ini peneliti dapat memperoleh data dari berbagai keterangan

tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan proses belajar mengajar di TK

Bintang Kecil Ngaliyan Semarang, disamping itu penulis juga dapat

memperoleh data dari kepala sekolah maupun guru yang bersangkutan.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah tentang model pemberian reinforcement dalam

pembelajaran aspek pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah

di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

E. Teknik pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini dengan

teknik atau cara sebagai berikut:

4Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan, hlm. 43.

5Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan, hlm. 45.

Page 53: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

40

1. Metode Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan bdan pencatatan secara

sistematik tehadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Pengamatan dan

pencatatan yang dilakukan tehadap obyek di tempat kejadian atau berlangsungnya

peristiwa, sehingga observasi berada bersama obyek yang diteliti atau diselidiki.6

Maka dalam penelitian ini observasi bertujuan untuk memperoleh gambaran

umum situasi dan kondisi TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang, serta untuk

memperoleh informasi tentang model pemberian reinforcement dalam

pembelajaran

2. Metode Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal

dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang di inginkan.7 Metode

wawancara ini menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek

atau responden untuk memperoleh informasi tentang model pemberian

reinforcement dalam pembelajaran.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen yaitu metode pencarian data dengan cara mencari data

mengenahi hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, transkip, dokumen dan

sebagainya.8 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data

yang tidak diperoleh dari data-data wawancara atau observasi. Metode ini

digunakan untuk melengkapi metode pengumpulan data yang pertama dan kedua.

Metode dokumenasi ini dapat berupa foto, recording, buku-buku dan lain

sebagainya.

6S. Margono, Metodologi Penetian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000),

hlm.158. 7Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm.179. 8Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada Uneversity

Press, 1998), hlm. 133.

Page 54: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

41

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang

lain.9

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan tehnik deskriptif analitik,

yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumus statistika, namun

data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai

kenyataan realita. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenahi situasi

yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Uraian pemaran harus sistematik dan

menyeluruh sebagai satu kesatuan dalam konteks lingkungannya juga sistematik

dalam penggunaannya sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti

maknanya.10 Jadi analisis ini peneliti gunakan untuk menganalisa tentang model

pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek pengembangan moral

keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang

9Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm.

104. 10

Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar

Baru, 1989), hlm.197-198.

Page 55: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

42

BAB IV

MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM

PEMBELAJARAN ASPEK PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN

DI TK BINTANG KECIL NGALIYAN SEMARANG

A. Gambaran Umum TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

1. Tinjauan Historis

TK Bintang Kecil terletak di Jl. Candi Kencana Selatan No. 2 Perumahan

Pasadena Semarang di bawah naungan Yayasan Bintang Kecil Semarang

TK Bintang Kecil, berdiri pada tahun 1988 di bawah kepemilikan Dr.

Shofachasari, SpPD, sebelumnya Shofachasari, berencana mendidrikan balai

kesehatan. Namun karena di daerah Pasadena belum memiliki TK, maka

dibukalah TK Bintang Kecil ini. Sehingga TK Bintang Kecil merupakan TK

pertama di Pasadena. Dan mulai tahun pelajaran 2002 Yayasan Bintang Kecil

Semarang membuka Kelompok Bermain (KB) atau Play Group Bintang Kecil

yang diperuntukan untuk anak-anak usia 2,5 tahun.

Adapun tujuan TK dan KB Bintang Kecil adalah untuk menyiapakan generasi

yang maju ilmu pengetahuannya dan kuat iman dan takwanya melalui penanaman

perilaku keagamaan dalam pembelajaran tanpa mengurangi mata pelajaran formal

dari DIKNAS.1

2. Visi dan Misi

Visi:

Mewujudkan lembaga pendidikan yang Islami dan modern, dapat menghasilkan

siswa yang kokoh menjaga imannya, mulia akhlaknya, cerdas, terampil dan

mampu berfikir maju.

Misi:

a. Menciptakan lembaga pendidikan yang memiliki fasilitas dan kurikulum yang

modern.

1Dokumen Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

Page 56: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

43

b. Menciptakan kondisi sekolah sebagai wahana pembina agama.

c. Menyiapkan tenaga pendidik yang mampu mengantarkan siswa yang

menguasai ilmu pengetahuan dan ilmu agama secara berimbang

3. Struktur Organisasi

Yayasan : Fatquri

Kepala TK : Ninuk Sumaryati

Komite Dewan : T Leksono

Guru Kelompok A : Ninuk Sumaryati

Guru Kelompok B : Rani Ika Haryanti

Guru Play Group : 1) Puji Utami N. 2) Sumpena Ningsih

Guru Drum band : Agung

Guru Tari : Sri Sumarni

Penjaga TK : Nurul Fakhiroh

4. Keadaan Peserta Didik, Guru dan Karyawan.

a. Data Peserta Didik

Jumlah peserta didik di TK dan KB Bintang Kecil Ngaliyan Semarang

pada tahun 2010/2011 ada 49 anak, dengan perincian sebagai berikut:

Daftar keadaan Peserta Didik TK dan KB Bintang Kecil

Ngaliyan Semarang

NO KELOMPOK L P JUMLAH

1 TK A 7 17 24

2 TK B 2 6 8

3 KBA 4 4 8

4 KB B 7 2 9

JUMLAH 20 29 49

Page 57: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

44

5. Data Guru dan Karyawan

Yayasan Bintang Kecil Ngaliyan Semarang mempunyai guru dan karyawan

sebanyak 7 orang, yang terdiri dari 2 orang guru pengajar TK, 2 orang guru

pengajar KB, 2 orang guru ekstra dan 1 karyawan.2

6. Sarana dan Prasarana

TK dan KB Bintang Kecil berdiri di atas lahan seluas ± 13. 576 M2 dengan

luas bangunan 5. 431 M2. Adapun sarana dan prasarana yang ada di TK dan KB

Bintang Kecil antara lain:

a. Masjid al-Ittihad

b. Ruang kelas yang nyaman

c. Halaman dan pekarangan yang luas dan asri

d. Kamar mandi

e. Area bermain indoor

f. Area bermain outdoor

g. Peralatan drum band yang lengkap

h. Tape.

B. Proses Pembelajaran di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

1. Materi Pembelajaran

Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan

sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan yang akan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk

meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial

emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama.3

Pembelajaran merupakan suatu proses mengembangkan potensi anak didik

dengan memberdayakan semua potensi yang dimilikinya sehingga mereka akan

mampu meningkatkan pemahamannya terhadap fakta/ konsep/ prinsip dalam

2Dokumen Bintang Kecil Ngaliyan Semarang

3Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009),

hlm. 18.

Page 58: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

45

kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya untuk

berpikir logis, kritis, dan kreatif.

Pembelajaran di TK memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan

fisik dan perkembangan psikologis anak didik. Adapun materi pembelajaran pada

TK Bintang Kecil adalah sebagai berikut:

a. Kurikulum DIKNAS, yang meliputi 2 bidang pengembangan, yaitu:

1) Bidang Pengembangan Diri

Bidang pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan

secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga

menjadi pola pengembangan diri yang baik.

Bidang pengembangan diri meliputi aspek pengembangan moral dan

nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial, emosional, dan kemandirian.

Dari aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan

meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan yang Maha Esa dan

membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar peserta didik

menjadi warga negara yang baik. Aspek pengembangan sosial dan

kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan

emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun

dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri

dalam rangka kecakapan hidup.

Bidang pengembangan diri dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

a) Kegiatan rutin

b) Kegiatan spontan

c) Pemberian teladan

d) Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang diprogram dalam kegiatan

pembelajaran (perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan dan

satuan kegiatan harian).

2) Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar

Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang

dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas

Page 59: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

46

anak sesuai dengan tahap perkembangannya yaitu berbahasa kognitif,

fisik/ motorik, dan seni. Adapun bidang tersebut diuraikan sebagai berikut:

a) Berbahasa

Pengembangan kemampuan berbahasa bertujuan agar peserta

didik mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana

secara tepat, berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat

anak untuk berbahasa yang baik dan benar.

b) Kognitif

Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu

mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam

alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika,

matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan

mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berfikir.

c) Fisik/ motorik

Pengembangan fisik/ motorik bertujuan untuk memperkenalkan

dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan

mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta

meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat

menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat, dan terampil.

d) Seni

Pengembangan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan

sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya dan dapat menghargai hasil

kreativitas orang lain.

Pengembangan kemampuan dasar diprogramkan dalam perencanaan

semester, perencanaan mingguan dalam bentuk satuan kegiatan mingguan

(SKM) dan perencanaan harian dalam bentuk satuan kegiatan harian

(SKH) yang dilaksanakan dalam pembelajaran sehari-hari di TK.

Page 60: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

47

b. Pelajaran Agama

Pelajaran agama terdiri atas:

1) Belajar membaca al-Qur'an

2) Do'a-do'a harian

3) Shalat, wudhu dan prakteknya

4) Sejarah para Nabi dan sahabatnya

c. Akhlak

Untuk menanamkan anak-anak berperilaku sopan santun, taat serta

berbakti kepada orang tua, guru, teman-teman dan orang-orang disekitarnya.

d. Bahasa English

Pelajaran Bahasa English ini adalah untuk mempersiapkan anak-anak

menjadi anak yang brwawasan maju.4

Dari materi-materi yang dikembangkan diatas, untuk materi yang berasal

dari DIKNAS maka pelaksanaannya terpacu pada SKM (Satuan Kegiatan

Mingguan) yang telah ditentukan, kemudian dibentuk SKH (Satuan Kegiatan

Harian). Sedangkan untuk materi lokal ditentukan oleh komite sekolah dan guru-

guru.

2. Model Pembelajaran

Ada 2 model pembelajaran yang diterpkan di TK Bintang Kecil, yaitu:

a. Model Pembelajaran Kelompok

Model pembelajaran kelompok merupakan kegiatan yang mengaktifkan

perhatian pengembangan diri dan kemampuan dasar peserta didik. Peserta

didik dapat memilih kegiatan yang diminati atau disukai untuk dilaksanakan

dalam 3 (tiga) kelompok sesuai dengan program guru dan tidak dibatasi

waktu. Namun diusahakan anak dapat istirahat dan makan bekal bersam-sama.

b. Model Pembelajaran dengan Area

Model pembelajaran dengan area adalah model yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan peserta didik dan menekankan pada belajar anak. Pada

model pembelajaran ini tugas guru bersifat sebagai motivator dan fasilitator

4Dokumen Bintang Kecil Ngaliyan Semarang

Page 61: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

48

dalam membantu peserta didik mengambil keputusan melalui kegiatan yang

diminati pada saat itu. Model pembelajaran ini didasarkan pada keyakinan

bahwa peserta didik akan lebih berkembang dengan baik apabila mereka

dilibatkan secara alamiah dalam proses pembelajarannya. Peran guru adalah

menyusun kegiatan yang sesuai bagi masing-masing peserta didik dan ke

semua peserta didik, untuk menanggapi minat, menghargai kelebihan dan

kebutuhan setiap peserta didik, serta untuk memfasilitasi keingintahuan

alamiah yang dimiliki mereka agar tetap hidup dan mendukung pembelajaran

bersama.

Pembelajaran berdasarkan minat menggunakan 10 area, yaitu: area

agama, balok, bahasa, drama, matematika, IPA, musik, seni/ motorik halus,

pasir dan air, membaca dan menulis. Alat/sumber belajar pada pembelajaran

berdasarkan minat antara lain sebagai berikut:

1) Area Agama

Maket tempat ibadah (masjid, gereja, pura, vihara), gambar tata cara

shalat, gambar tata cara berwudlu, sajadah, mukena, peci, kain sarung,

kerudung, buku iqro’, kartu huruf hijaiyah, tasbih, juz ‘ama, alqur’an, dan

sebagainya.

2) Area Balok

Balok-balok berbagai ukuran dan warna, loggo, lotto sejenis, lotto

berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna,

kotak geometri, kendaraan tiruan (laut, udara dan darat), rambu-rambu lalu

lintas, kubus berpola, tusuk gigi, kubus berbagai ukuran dan warna, korek

api, lidi, tusuk es krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus-dus bekas,

dan sebagainya,

3) Area Berhitung/ Matematika

Lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang,

puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur,

ukuran panjang pendek, ukuran tebal tipis, tutup botol, pensil, manik-

manik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa

Page 62: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

49

(angka), kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam, kartu gambar, kartu

berpasangan, lembar kerja, dan sebagainya.

4) Area IPA

Macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakan

binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan tanaman, biji-bijian

(jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang, batu/kerikil, pasir,

bunga karang, magnit, mikroskop, kaca pembesar, pipet, tabung ukur,

timbangan kue, timbangan sebenarnya, gelas ukuran, gelas pencampur

warna, nuansa warna, meteran, penggaris, benda-benda kasar-halus (batu,

batu bata, amplas, besi, kayu, kapas, dan lain-lain), benda-benda

pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup,

cabe, dan lain-lain), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang

putih, lada, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten,

dan lain-lain).

5) Area Musik

Seruling, kastanyet, marakas, organ kecil, tamburin, kerincingan, tri

anggle, gitar kecil, wood block, kulintang, angklung, biola, piano,

harmonika, gendang, rebana, dan sebagainya.

6) Area Bahasa

Buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, nama-nama hari,

boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama-nama hari,

kartu nama-nama bulan, majalah anak, koran, macam-macam gambar

sesuai tema, dan sebagainya.

7) Area Membaca dan Menulis

Buku tulis, pensil warna, pensil 2B, kartu huruf, kartu kata, kartu

gambar, dan sebagainya.

8) Area Drama

Tempat tidur anak dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil (meja

tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, tempat gosokan + setrikaan, baju-

baju besar, handuk, bekas make-up + minyak wangi + sisir, kompor-

komporan, penggorengan + dandang tiruan, piring + sendok + garpu, gelas

Page 63: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

50

+ cangkir + teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan (cobek),

mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal + rak sepatu, cermin, mixer,

blender, sikat gigi + odol, telepon-teleponan, baju tentara dan polisi, baju

dokter-dokteran, dan sebagainya.

9) Area Pasir/ Air

Bak pasir/bak air, aquarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk,

botol-botol plastik, tabung air, cangkir plastik, literan air, corong, sekop

kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/ cetakan agar berbagai

bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.

10) Area Seni dan Motorik

Meja gambar, meja-kursi anak, krayon, pensil berwarna, pensil 2B,

kapur tulis, arang, buku gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting,

kertas warna, kertas kado, kotak bekas, bahan sisa, dan sebagainya.

3. Kegiatan Pembelajaran

Adapun kegiatan yang dilakukan sehari-hari secara rutin oleh TK Bintang

Kecil diantaranya adalah:

a. Kegiatan Pra KBM

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: berbaris dan melakukan

gerakan-gerakan sederhana (senam dan gerak lagu), menyanyi dan membaca

do'a-do'a harian, menghafal surat-surat pendek, mempraktikkan bacaan dan

gerakan wudhu dan shalat.

b. Kegiatan KBM

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah: memasang kalender

sebelum memulai kegiatan belajar, kegiatan pembelajaran pengembangan

kemampuan dasar, yaitu berbahasa, kognitif, fisik/ motorik, dan seni.

c. Istirahat

Kegiatan ketika istirahat adalah cuci tangan dan berdo'a sebelum dan

sesudah makan, makan bekal, bermain bebas (di dalam dan di luar kelas).

Page 64: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

51

d. Kegiatan Penutup

Kegiatan ini diisi dengan Guru mengevaluasi kegiatan yang telah

dilaksanakan dalam sehari, kemudian menyanyi dan membaca do'a sebelum

pulang, merapikan diri, dan pulang secara tertib.

4. Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler di TK Bintang Kecil antara lain:

a. Drum band

b. Seni tari

c. Bahasa Inggris

d. Bahasa Arab

e. Aksara (baca dan tulis)

f. Out bound

Adanya kegiatan ekstrakurikuler sangatlah penting peranan ataupun

manfaatnya bagi perkembangan anak-anak usia prasekolah. Baik dari segi bahasa/

komunikasi, mental emosional, sosial dan kreatifitas berfikirnya yang mulai

tumbuh dalam logika sederhana..

5. Waktu Belajar

Lamanya waktu belajar untuk kelompok A adalah 2,5 jam demikian pula

untuk kelompok B. Namun pada waktu-waktu anak kelompok B waktu belajar

dan waktu bermainnya ditambah 30 menit yang dimanfaatkan untuk kegiatan

ekstrakurikuler yang berupa ekstra mengaji (belajar qira'ati), latihan baca tulis

awal pada setiap hari sabtu.

6. Kegiatan Penunjang di TK

Jenis kegiatan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu (bukan rutinitas),

dirancang dan direncanakan sedemikian rupa yang tujuannya adalah memotivasi

belajar anak untuk lebih mencintai dan memunculkan minat dalam bersekolah dan

menunjang materi pembelajaran di TK inilah yang dinamakan kegiatan

penunjang.

Kegiatan penunjang ada yang disesuaikan dengan pendekatan tematik,

namun yang sifatnya hiburan bagi anak-anak.

Page 65: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

52

Jenis-jenis kegiatan yang sempat dilakukan, dijumpai atau bahkan secara

rutin yaitu:

a. Kegiatan upacara bendera setiap hari senin

b. Kegiatan makan bersama setiap 2 minggu sekali

c. Peringatan hari kartini 21 april yang sebelumnya dimeriahkan dengan aneka

lomba dan jalan sehat

Masih banyak lagi jenis-jenis kegiatan yang seringkali dilakukan, terutama

untuk peringatan hari-hari besar nasional seperti 17 agustus hari kemerdekaan

atau hari pendidikan nasional 2 mei dan lain sebagainya yang biasanya diisi

dengan berbagai acara seperti lomba, karya wisata dan lain-lain.5

C. Model Pemberian Reinforcement dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Aspek Pengembangan Moral Keagamaan pada Pendidikan Prasekolah di

TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral Keagamaan pada

Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

Pelaksanaan pembelajaran aspek pengembangan moral keagamaan pada

pendidikan prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilaksanakan

melalui berbagai kegiatan yang sengaja didesain sesuai dengan tingkat

perkembangan anak prasekolah untuk mengembangkan moral keagamaan,

kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

a. Pelajaran Agama

Pelajaran agama pada TK Bintang Kecil dilaksanakan secara kontinyu,

dan bertahap, dalam pembelajaran Agama anak-anak diajarkan belajar

membaca al-Qur'an, do'a-do'a harian, shalat wudhu dan prakteknya, serta

sejarah para Nabi dan sahabatnya. Dari materi-materi yang disampaikan pada

pelajaran agama yang dilaksanakan secara rutin satu minggu sekali ini, guru

kelas beserta guru Agama melakukan koordinasi kemudian guru kelas

menerapkannya pada kegiatan pembiasaan, sehingga bisa dikatakan

5Hasil wawancara dengan bu Ninuk Sumaryati sebagai kepala sekolah pada tanggal 24

maret 2011.

Page 66: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

53

pembelajaran Agama ini dilaksanakan setiap hari, karena seluruh guru Bintang

Kecil adalah guru yang mempunyai latar belakang Agama yang tinggi.

b. Pembiasaan

Salah satu cara penanaman moral keagamaan pada anak prasekolah

adalah melalui pembiasaan. Pembiasaan (habituation) merupakan proses

pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis

melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang.6

Di TK Bintang Kecil, kegiatan-kegiatan yang dibiasakan dan secara

rutin dan terus-menerus dilakukan adalah:

1) Kegiatan Pra KBM

a. Berbaris dan melakukan gerakan-gerakan sederhana (senam dan gerak

lagu)

b. Bergiliran masuk kelas

c. Absen dengan membalik papan nama

d. Memberi salam kepada guru

e. Menyanyi, yel-yel dan membaca do'a-do'a harian, adapun do'a-do'a

tersebut antara lain:

(1) Membaca Syahadat

(2) Membaca do'a mohon ampun untuk orang tua

(3) Membaca do'a mencari ilmu

f. Menghafal surat-surat pendek, seperti:

(1) Surat al-Fatihah

(2) Surat al-Kafirun

(3) Surat al-Ma'un

(4) Surat al-Quraisy

(5) Surat al-Fil

(6) Surat al-Kautsar dan seterusnya. Sehingga tiap anak-anak sudah

lancar maka di tambah lagi satu surat.

6Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat

Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman Pembelajaran Bidang

Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

2007), hlm. 4.

Page 67: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

54

g. Mempraktikkan bacaan dan gerakan wudhu dan shalat

2) Kegiatan KBM

a) Memasang kalender sebelum memulai kegiatan belajar

b) Kegiatan pembelajaran pengembangan kemampuan dasar, yaitu

berbahasa, kognitif, fisik/ motorik, dan seni. Dari keempat kemampuan

dasar tersebut, setiap harinya diadakan 3 pengembangan saja yang

dilakukan secara berselang mengikuti SKH.

3) Istirahat

a) Cuci tangan dan membaca do'a sebelum makan bersama-sama

b) Memakan bekal

c) Cuci tangan dan membaca do'a sesudah makan bersama-sama

d) Bermain bebas (di dalam dan di luar kelas)

4) Kegiatan Penutup

a) Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dalam sehari

b) Menyanyi dan membaca do'a, adapun do'a-do'a tersebut antara lain:

(1) Do'a mohon ampun untuk kedua orang tua

(2) Do'a mohon dilindungi

(3) Do'a keluar rumah

(4) Do'a naik kendaraan

(5) Surat al-Ashr

c) Merapikan diri

d) Guru memberikan pesan-pesan moral yang harus anak ingat

e) Bergiliran berjabat tangan dengan guru dan keluar kelas secara antri

dan rapi.

c. Kegiatan Menyanyi

Selain melatih seni, kegiatan menyanyi juga dimanfaatkan untuk

menyampaikan pesan-pesan moral. Penyampaian pesan moral lewat menyanyi

ini sangat relevan dengan perkembangan anak usia prasekolah, karena

biasanya anak-anak cepat mudah hafal dengan nyanyian. Oleh karena itu

diharapkan nilai-nilai yang terkandung dalam nyanyian/ lagu bisa di terapkan

anak dalam perilakunya sehari-hari. Di antara nyanyian/ lagu tersebut antara

Page 68: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

55

lain: Jangan Suka Bohong, Bismillah kami Ucapkan bila Aku Hendak

Kerjakan, Tok-Tok-Tok Assalamu'alaikum dan lain sebagainya.

d. Meneriakkan Yel-yel

Kegiatan berteriak juga salah satu kegiatan yang disukai anak usia

prasekolah, sehingga kegiatan berteriak dapat digunakan untuk meneriakkan

yel-yel, yel-yel juga merupakan kegiatan yang disukai oleh anak-anak. Oleh

karena itu yel-yel juga bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan

moral. Diantara yel-yel tersebut antara lain: Tepuk Anak Shaleh, Tepuk

Masuk Surga, Tepuk Wudhu, Tepuk Semangat dan lain sebagainya.

e. Cerita

Cerita juga salah satu kegiatan yang disukai anak usia prasekolah,

sehingga hal ni juga bisa dimanfaatkan untuk menceritakan kepada anak-anak

tentang kisah-kisah teladan baik kisah para Nabi, orang-orang Shaleh, maupun

cerita binatang. Misalnya melalui cerita: Princes Rahima yang Baik Hati,

Tikus dan Singa dan lain sebagainya.

f. Rekreasi

Kegiatan rekreasi adalah kegiatan yang disukai semua orang terlebih

anak usia prasekolah. Sehingga hal ni juga bisa dimanfaatkan untuk

menceritakan pada anak tentang kebesaran Allah, bersyukur serta menghargai

lingkungan.

Kegiatan-kegiatan pembelajaran di atas dimanfaatkan untuk memberi

pelajaran pada anak. Karena melalui pembelajaran tersebut selalu disisipkan pesan

moral didalamnya. Dengan ini anak diharapkan bisa lebih baik.7

Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah ini diharapkan akan

membawa dampak yang baik bagi perkembangan moral keagamaan pada anak.

Terlebih TK Bintang kecil yang berlatar belakang Agama Islam tentu saja lebih

mengutamakan bagi pengembangan Iman dan Taqwa. Hal ini dibuktikan dengan

beberapa hal, selain busana muslim yang dikenakan anak-anak TK, peragaan

Shalat berjamaah dalam ibadah praktek, kegiatan membaca al-Qur'an juga

7Hasil wawancara dengan bu Ninuk Sumaryati sebagai guru TK B sekaligus kepala

sekolah pada tanggal 30 Maret 2011.

Page 69: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

56

penanaman akhlakul karimah yang merupakan rutinitas harian bagi anak di

sekolah.

2. Model Pemberian Reinforcement pada Pendidikan Prasekolah di TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang.

Penggunaan penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran dapat

mempunyai pengaruh perilaku positif terhadap pembelajaran siswa dan bertujuan

untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran, merangsang

dan meningkatkan motivasi belajar serta membina tingkah laku siswa yang

produktif.

Pada TK Bintang Kecil, pemberian respon tersebut menjadi kegiatan yang

sehari-hari selalu dilakukan oleh guru, adapun pemberian respon tersebut adalah:

a. Perilaku Siswa yang diberi Penguatan

1) Pada perilaku positif, misalnya ketika:

a) Anak dapat menjawab pertanyaan;

b) Anak mau memberi pendapat ketika guru bertanya;

c) Anak mengumpulkan pekerjaannya dengan cepat;

d) Anak mau bernyanyi dengan keras/ lantang;

e) Anak berbaris dengan rapi;

f) Anak melakukan gerakan shalat dengan benar;

g) Anak mau membantu temannya;

h) Dan beberapa kegiatan lain yang ada di sekolah.

2) Pada perilaku yang negatif, misalnya ketika:

a) Anak tidak tertib ketika berdo'a;

b) Anak ramai pada saat guru menerangkan;

c) Anak terlambat mengumpulkan tugas;

d) Anak terlambat berangkat ke sekolah;

e) Anak bertengkar dengan temannya;

f) Seorang anak mengejek temannya:

g) Serta perilaku-perilaku lain yang dilakukan anak di sekolah.

Dari semua perilaku-perilaku yang dilakukan anak tersebut, guru selalu

memberikan respon agar pada perilaku yang sudah baik pada anak dapat

Page 70: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

57

bertahan 8bahkan meningkat dan agar pada perilaku anak yang kurang baik

dapat diperbaiki

b. Bentuk-bentuk Penguatan yang diberikan, antara lain berupa:

1) Penguatan Verbal

a) Penggunaan penguatan dengan kata pujian, misalnya: ya bagus!, Ok!,

Piinter, Mela mengajinya sudah bagus, tapi jangan lupa di rumah

mengaji lagi!, iya Rani pintar sudah mau ikut sholat dengan orang

tuanya, anak yang rajin shalat akan disayang Allah!

b) Memberi semangat, misalkan ketika anak mengerjakan tugas guru

mengucapkan: ayo Rani kamu paling cepat mengumpulkan, yupzz

juara lagi! ayo Ulil teman-temanmu sudah selesai, nanti Ulil

ketinggalan istirahat lho!

2) Penguatan Nonverbal

a) Memberi jempol pada perilaku yang bagus dan pemberian jari

kelingking pada perilaku yang kurang bagus.

b) Ketika berdoa ada anak yang bergerak terus maka guru memanggil

dengan menurutkan dahi sambil tersenyum

c) Memberi hadiah pada anak yang dating ke sekolah tepat waktu

d) Tidak memberikan kesempatan giliran memimpin do'a, pada anak

yang terlambat datang ke sekolah.

c. Cara Pemberian Penguatan

1) Pemberian penguatan secara langsung, diberikan jika anak melakukan

perilaku yang bagus, misalnya anak yang membantu temannya, guru

langsung memuji anak tersebut.

2) Pemberian secara tidak langsung, misalnya ketika anak rajin menabung

maka diberi janji akan diajak tamasya.

8 Hasil Observasi Pada Tanggal 15-18 Maret 2011

Page 71: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

58

d. Dampak Pemberian Penguatan

1) Penguatan positif

a) Siswa menjadi senang

b) Bergairah mengikuti pelajaran

c) Dampak berantai (siswa lain ikut termotivasi mengikuti perbuatan

yang baik)

2) Penguatan Negatif

a) Tidak mengulangi perbuatan yang kurang baik

b) Dampak berantai (siswa lain ikut jera mengikuti perbuatan yang

kurang baik)9

D. Analisis Model Pemberian Reinforcement dalam Pembelajaran Aspek

Pengembangan Moral Keagamaan pada Pendidikan Prasekolah di TK

Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

1. Analisis Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral Keagamaan pada

Pendidikan Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang pertama, yang

keberadaannya sangat strategis untuk menumbuhkan jiwa keagamaan kepada

anak-anak, agar mereka menjadi orang-orang yang kuat, terbiasa, dan peduli

terhadap segala aturan agama yang diajarkan kepadanya.

Pendidikan moral dan agama merupakan pondasi yang kokoh dan sangat

penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dalam setiap

insan sejak dini, maka hal ini merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak

bangsa untuk menjalani jenjang pendidikan selanjutnya.

Oleh karena itu seorang guru harus selalu berupaya dengan berbagai cara

agar dapat membimbing anak seusia prasekolah agar mempunyai kepribadian

yang baik, yang dilandasi dengan nilai moral dan agama. Dengan diberikannya

landasan pendidikan moral dan agama kepada anak, seorang anak dapat belajar

membedakan perilaku yang benar dan salah.

9Hasil Observasi pada Tanggal, 15-31 Maret 2011.

Page 72: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

59

Menurut M. Athiyah al-Abrasi, dalam bukunya Nur Uhbiyati ada 3 macam

metode yang tepat untuk menanamkan akhlak pada anak yaitu:

a. Pendidikan secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk,

tuntunan, nasihat, menyebutkan manfaat dan bahaya-bahayanya sesuatu,

dimana pada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak,

mencontohkan pada amal-amal yang baik, mendorong mereka berbudi pekerti

yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela.

b. Pendidikan secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti seperti

mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada anak-anak,

memberikan nasihat-nasihat dengan cerita yang mengandung pelajaran,

memberikan perumpamaan, mencegah mereka membaca sajak-sajak yang

kosong termasuk yang menggugah soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya.

c. Mengambil manfaat dan kecenderungan dan pembawaan anak dalam rangka

pendidikan akhlak. Seperti contoh anak-anak memiliki kesenangan meniru

ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik orang yang berhubungan

erat dengan mereka dalam hal ini anak-anak juga gampang sekali mengikuti

apa yang dilakukan gurunya. 10

Konsep tentang metode yang tepat untuk menanamkan akhlak pada anak

menurut M. Athiyah al-Abrasi tersebut sangat sesuai dengan kegiatan-kegiatan

yang ada di TK Bintang Kecil yang didesain untuk pembelajaran anak, terlebih

pada aspek pengembangan moral keagamaan.

Diantara kegiatan yang dilakukan sesuai pemikiran di atas antara lain:

a. Pelajaran Agama

b. Pembiasaan

c. Kegiatan Menyanyi

d. Meneriakkan Yel-yel

e. Cerita

f. Rekreasi

10

Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: Pustaka Setia,

1997), hlm. 171.

Page 73: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

60

Kegiatan-kegiatan pembelajaran di atas dimanfaatkan untuk memberi

pelajaran pada anak. Karena melalui pembelajaran tersebut selalu disisipkan pesan

moral didalamnya. Dengan ini anak diharapkan bisa lebih baik.11

Namun, segala kegiatan yang dilakukan di TK Bintang Kecil baru

menyentuh tahap perkembangan moral anak yang masih dalam tahap

prakonvesional, sehingga jika tidak didukung oleh proses pembelajaran yang

berkesinambungan maka sikap-sikap dan pembiasaan anak yang sudah baik di

sekolah ini bisa memudar bahkan lama-kelamaan akan hilang. Oleh karena itu

jenjang pendidikan selanjutnya juga perlu memfasilitasi agar sikap-sikap dan

pembiasaan anak yang sudah baik di TK ini bisa terus tertanam dan mengakar

pada anak hingga ia dewasa kelak.

2. Analisis Model Pemberian Reinforcement pada Pendidikan Prasekolah di TK

Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka model pemberian

reinforcement di TK Bintang Kecil adalah sebagai berikut:

a. Siswa yang diberi Penguatan

Siswa yang diberi penguatan adalah siswa yang berperilaku positif dan

siswa yang berperilaku negatif. Menurut Moh Uzer Usman, penguatan

(reinforcement) adalah: segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun

non verbal, yang merupakan modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah

laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik

(feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak

dorongan ataupun koreksi.12

Sehingga penguatan merupakan umpan balik

yang diberikan oleh guru sebagai suatu bentuk penghargaan untuk

memperkuat perilaku yang diinginkan dalam hal ini adalah perilaku positif

dan memberi hukuman/ memadamkan perilaku yang tidak diinginkan atau

perilaku negatif.

11

Hasil wawancara dengan bu Ninuk Sumaryati sebagai guru TK B sekaligus kepala

sekolah pada tanggal 30 Maret 2011.

12Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 80.

Page 74: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

61

Jadi, pemberian respon di TK Bintang Kecil tersebut sudah sangat tepat

sekali, karena pemberian tersebut diberikan kepada siswa yang berperilaku

positif maupun kepada siswa yang berperilaku negatif.

b. Bentuk-bentuk Penguatan

Bentuk-bentuk penguatan yang diberikan adalah penguatan verbal dan

penguatan nonverbal. Dalam penggunaanya guru memberikan sesuai dengan

situasi dan kondisi. Hal ini sengaja dilakukan karena penggunaan penguatan

yang menetap/ itu-itu saja, misalnya guru hanya menggunakan dalam bentuk

verbal saja maka akan membuat siswa menjadi bosan dan merasa bahwa

penguatan yang diberikan kepada siswa tersebut hanya pura-pura karena sudah

menjadi kebiasaan.13

Hal ini sesuai dengan pendapat M. Uzer Usman, yang

menyatakan bahwa jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya

bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan

kebosanan dan lama-kelamaan akan kurang efektif.14

c. Cara Pemberian Penguatan

Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau

respons siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya,

cenderung kurang efektif.15

Namun di TK Bintan Kecil, cara pemberian

penguatan dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung, dalam

penggunaanya juga dilakukan sesuai denga situasi dan kondisi. Karena, ada

hal-hal yang tidak memungkinkan untuk memberikan penguatan secara

langsung. Walupun demikian, penggunaan penguatan yang tidak langsung

juga masih efektif, jika dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi.

d. Dampak Pemberian Penguatan

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka dampak yang

terjadi setelah diberikan penguatan adalah: pada penguatan positif antara lain:

siswa menjadi senang, bergairah mengikuti pelajaran, dampak berantai (siswa

13

Hasil wawancara dengan Bu Rani sebagai Guru TK Kelompok B pada Tanggal 24

Maret 2011.

14 Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 83.

15 Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 83.

Page 75: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

62

lain ikut termotivasi mengikuti perbuatan yang baik). Sedangakan pada

penguatan negatif antara lain: tidak mengulangi perbuatan yang kurang baik,

dampak berantai (siswa lain ikut jera mengikuti perbuatan yang kurang baik)16

Dampak pemberian penguatan yang muncul di TK Bintang Kcecil

tersebut sesuai dengan tujuan pemberian penguatan itu sendiri, karena tujuan

penguatan antara lain yaitu:

1) Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila

pemberian penguatan digunakan secara selektif.

2) Memberi motivasi kepada siswa.

3) Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku siswa yang

mengganggu, dan meningkatkan cara belajar yang produktif.

4) Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri sendiri

dalam pengalaman belajar.

5) Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir yang divergen (berbeda)

dan pengambilan inisiatif yang bebas.17

Dalam penerapannya teori “reward” atau “reinforcement” dianggap

sebagai faktor terpenting dalam proses belajar, artinya bahwa perilaku manusia

selalu dikendalikan oleh faktor luar (faktor lingkungan, rangsangan, stimulus).

Dilanjutkan bahwa dengan memberikan ganjaran positif, suatu perilaku akan

ditumbuhkan dan dikembangkan. Sebaliknya, jika diberikan ganjaran negatif

suatu perilaku akan dihambat.

Dalam situasi belajar pada pendidikan prasekolah hukuman dapat mengatasi

tingkah laku yang tidak diinginkan dalam waktu singkat, untuk itu perlu disertai

dengan reinforcement langsung. Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh murid. Sedangkan reward menunjukkan apa yang mesti dilakukan

oleh peserta didik.

Pada umumnya siswa mengidamkan seorang sosok pendidik yang memiliki

sifat-sifat ideal sebagai sumber keteladanan, bersikap ramah dan penuh kasih

16

Hasil Observasi pada Tanggal, 15-31 Maret 2011.

17Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2005), hlm. 118.

Page 76: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

63

sayang, penyabar, serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman.

Terlebih anak usia prasekolah yang sebelumnya mereka selalu mendapat kasih

sayang dari orang tua mereka ketika di rumah, karena tidak menutup

kemungkinan sebelumnya mereka baru pernah mengenyam pendidikan informal

(dalam keluarga).

Oleh karena itu seyogyanya pendidikan prasekolah didesain dengan

kebutuhan anak seusia prasekolah yang selalu ingin mendapat kasih sayang. Guru

merupakan orang tua anak di sekolah. Oleh karena itu guru harus senantiasa

memberikan kasih sayangnya dalam mengajar, mendidik, serta membimbing

anak-anak didiknya agar mereka senantiasa merasa aman dan nyaman serta selalu

merasa disayang.

3. Analisis Model Pemberian Reinforcement dalam Pembelajaran Aspek

Pengembangan Moral Keagamaan pada Pendidikan Prasekolah di TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang.

Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan

sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan yang akan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk

meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial

emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama.18

Oleh karena itu masa usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan

dan perkembangan selanjutnya, sehingga merupakan masa yang sangat tepat jika

digunakan untuk mendidik perkembangan moral keagamaan pada anak, agar

ketika dewasa nanti hidupnya selalu dihiasi dengan moral dan nilai-nilai agama.

Perkembangan moral anak usia prasekolah masih dalam tahap

prakonvesional, dimana pada tahap ini anak tidak memperlihatkan internalisasi

nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan

hukuman eksternal.19

Sehingga sangat tepat sekali apabila seorang pendidik,

terlebih pendidik anak prasekolah menggunakan teori penguatan/ reinforcement

18

Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009), hlm. 18.

19Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, hlm. 46.

Page 77: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

64

dalam mendidik anak usia prasekolah, karena melihat perkembangan moral anak

prasekolah yang masih sangat erat sekali dengan ganjaran dan hukuman. Oleh

karena itu seyogyanya seorang pendidik anak prasekolah hendaknya

memanfaatkan kecenderungan anak yang tak dapat dipisahkan dengan ganjaran

dan hukuman tersebut.

Reinforcement (peneguhan atau penguatan) sendiri, sebenarnya berasal dari

sebuah teori oleh salah seorang ahli psikologi belajar behavioristik yang bernama

Skinner. Yang selanjutnya digunakan sebagai acuan teknik konseling untuk

mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan moral keagamaan20

Teknik konseling behavior ini mempunyai empat tahap, yaitu:

a. Belajar operan, yaitu belajar didasarkan atas perlunya pemberian ganjaran atau

reward untuk menghasilkan perilaku yang diharapkan.

b. Belajar mencontoh, yaitu cara dalam memberikan respon baru melalui

ekspresi atau model-model perilaku yang diinginkan, sehingga dapat

dilakukan oleh klien/ peserta didik.

c. Belajar kognitif, yaitu belajar memelihara perilaku yang telah diperoleh pada

tahap kedua kemudian berusaha mengadaptasikannya dengan perilaku yang

lebih baik lagi.

d. Belajar emosi, yaitu cara untuk mengganti respon-respon emosional anak

didik yang nakal tadi dari yang sebelumnya ditolak atau tidak mau melakukan

perbaikan perilaku menjadi respon emosional yang dapat diterima atau mau

untuk melakukan perbaikan perilaku sesuai dengan konteksnya.21

Berdasarkan teori diatas jelas sekali tampak bahwa cara mengatasi perilaku

bermasalah dalam moral keagamaan, adalah dengan pemberian reward, artinya

siswa yang bermasalah tersebut tidak lantas dihukum, melainkan malah diberi

penghargaan agar dapat melakukan perilaku-perilaku moral keagamaan yang baik.

Di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang pembelajaran aspek

pengembangan moral keagamaan dilakukan melalui seluruh kegiatan yang ada di

20

Suyadi, Buku Pegangan Bimbingan Konseling untuk PAUD, (Jogjakarta: Diva Press,

2010), hlm. 305.

21Suyadi, Buku Pegangan Bimbingan Konseling untuk PAUD, hlm. 307.

Page 78: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

65

TK Bintang Kecil, antara lain melalui: pembelajaran agama di kelas,

menyanyikan lagu, cerita, rekreasi dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaanya

guru selalu menerapkan reinforcement, karena secara tidak langsung pembelajaran

aspek moral keagamaan/ akhlak adalah pembelajaran yangbersifat menyeluruh

yang meliputi akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap sesama dan

terhadap lingkungan, sehingga merupakan pembelajaran yang tidak bisa

dilakukan dikelas saja, artinya baik itu ketika anak belajar di kelas maupun ketika

istirahat.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberian Reinforcement dalam

Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral Keagamaan pada Pendidikan

Prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang.

a. Faktor Pendukung

1) Faktor keluarga (orang tua) yang mau menerima setiap laporan mengenai

perkembangan anaknya di sekolah, serta turut serta membiasakan

kegiatan-kegiatan penanaman moral keagamaan yang dilakukan di

sekolah.

2) Faktor lingkungan, dimana suasana sekolah menyediakan sarana fisik.

Berupa Masjid untuk melatih anak secara langsung kegiatan peribadatan,

penyediaan alat bermain yang terbatas sehingga siswa dilatih untuk

bergantian dan tidak merampas hak orang lain dengan mengambil mainan

yang sudah didahului temannya. Tempat sampah, tempat cuci tangan dan

lain sebagainya.

3) Para guru yang tidak bosan-bosannya memantau, membimbing dan

mengarahkan anak didiknya untuk selalu berbuat sesuai moral dan nilai-

nilai agama.

b. Faktor Penghambat

1) Faktor keluarga, dimana ada orang tua yang terlalu pasrah terhadap

pembelajaran di Sekolah. Sebagian orang tua TK Bintang Kecil sibuk

bekerja, sehingga kebanyakan anak-anak TK Bintang Kecil dirawat oleh

Page 79: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

66

pembantu rumah tangga, sehingga kadang kurang maksimal memantau

pendidikan anak.

2) Faktor lingkungan, yaitu lingkungan yang kurang kondusif untuk

pendidikan anak, dimana terkadang anak sering bergaul dan bermain

dengan anak yang lebih dewasa darinya.

3) Perkembangan kognitif tiap anak yang berbeda-beda, sehingga menjadi

kendala proses pembelajaran aspek pengembangan moral keagamaan pada

siswa karena kadang ada siswa yang kurang bisa menangkap materi yang

telah diajarkan.

4) Perkembangan emosional pada anak prasekolah yang egosentris, sehingga

anak yang selalu ingin menjadi yang terdepan and ingin mencari perhatian

dari guru sehingga berakibat perkelahian pada anak.

Berdasarkan keterangan di atas terdapat faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan pemberian reinforcement dalam pengembangan moral

keagamaan itu sendiri, sehingga untuk mengoptimalkannya diperlukan kerja sama

dari berbagai pihak guna meningkatkan proses pembelajaran khususnya moral

keagamaan agar lebih baik lagi.

Page 80: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memperhatikan deskripsi yang telah diuraikan pada bab I sampai

dengan bab V, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Upaya mendidik moral keagamaan pada peserta didik pada hakikatnya tidak

sekedar mengarahkan peserta didik pada aspek kognitif saja, akan tetapi pada

aspek afektif dan juga aspek psikomotoriknya. Oleh karena itu berbagai

pembelajaran di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dimanfaatkan untuk

meningkatkan moral keagamaan pada peserta didiknya baik melalui pembelajaran

agama di kelas, menyanyikan lagu, cerita dan lain sebagainya.

Dalam pembelajaran aspek pengembangan moral keagamaan tersebut, ada

beberapa model pemberian penguatan (reinforcement) yang dilakukan oleh

pendidik/ guru di TK Bintang Kecil untuk mendidik, membimbing dan

mengarahkan anak didiknya antara lain yaitu: 1) penggunaan positive

reinforcement (penguatan positif), terjadi bila sebuah stimulus (positif) diberikan

menyusul pada perilaku tertentu. Stimulus ini termasuk memberi pujian (reward).

2) Penggunaan negative reinforcement (penguatan negatif), terjadi bila sebuah

stimulus aversif (tidak menyenangkan) dihilangkan atau dihindarkan yaitu

termasuk punishment (hukuman). Penggunaan penguatan tersebut dilakukan

dalam bentuk verbal (kata-kata pujian) maupun nonverbal (gerak isyarat,

mendekati, sentuhan (contact), atau dengan simbol).

B. Saran-saran

Dari ringkasan temuan serta kesimpulan dari penulis dan segala kerendahan

hati tanpa mengurangi hormat penulis kepada pihak terkait, maka penulis

mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan.

Adapun saran-saran tersebut antara lain:

Page 81: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

68

1. Bagi Guru

Guru Penjas hendaknya selalu bersikap profesional dengan cara semakin mampu

menyajikan bahan ajar melalui pendekatan yang komprehensif dalam memberikan

penguatan (reinforcement) pada hasil belajar yang sudah dicapai oleh siswa. Ini

semata-mata dilakukan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang

kondusif sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani mampu tercapai

sesuai dengan konsep dan konteks pendidikan jasmani.

a. Guru harus menggunakan penguatan (reinforcement) secara bervariasi dan

pemberian penguatan baik penguatan secara verbal maupun nonverbal dalam

kegiatan pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh terhadap pola

penguatan yang tetap.

b. Guru hendaknya tidak jenuh untuk mendidik anak agar berkembang sesuai

dengan moral dan nilai-nilai agama, walaupun dalam realitanya terdapat

banyak kendala. Hal ini sudah menjadi tanggung jawab bersama.

c. Guru harus sadar betul bahwa dia mempunyai tanggung jawab membimbing,

mendidik serta meluruskan perilaku anak.

2. Bagi Sekolah

Sekolah perlu memfasilitasi dan mendukung guru memberikan penguatan

(reinforcement) kepada siswa sehingga siswa merasa lebih diperhatikan dan lebih

semangat.

3. Bagi Orang Tua

a. Orang tua harus lebih perhatian, dan tidak begitu saja pasrah dengan

sekolah terhadap perkembangan moral keagamaan anaknya.

b. Orang tua harus memberikan penguatan (reinforcement) dalam upaya

mendorong anak-anak untuk memiliki perilaku sesuai dengan nilai-nilai

agama.

4. Bagi Peneliti Lain

Perlunya dilakukan penelitian lanjutan oleh peneliti lain karena penelitian ini

belum sepenuhnya selesai.

Page 82: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

69

C. Kata Penutup

Demikianlah akhir dari tulisan ini, dengan mengucapkan syukur

Alhamdulillah penulis memohon kepada Allah SWT. Mudah-mudahan tulisan ini

memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi penulis maupun siapa saja yang

mau memetik ilmu serta pengalaman dari penulisan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan, karena

terbatasnya referensi maupun pengetahuan penulis, oleh karena itu kritik dan

saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kelengkapan dan

kesempurnaan skripsi ini.

Page 83: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

DAFTAR KEPUSTAKAAN

al-Bukhari, al-Imam, Shahih al-Bukhari, (Beirut: dar al-Kutub, 2008), Juz. I,

al-Ghazali, al-Imam abi Hamid, Ihya' Ulumu al-Din, Juz, III, tk: Dar al-Hadits,

2004

Ali, Mohammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung:

Angkasa, 1985.

Badru Zaman, Strategi Pengembangan Moral dan Agama di Taman Kanak-

Kanak, http://file.upi.edu/Direktori/A%20% pdf diakses12 Maret 2011

Chalpin ,J. P, Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono, Jakarta: Persada

Pers, 2009.

Darajat, Zakiah, Pendidikan Anak dalam Keluarga Tinjauan Psikologi Agama"

dalam Jalaludin Rakhmat dkk. (edds), Keluarga Muslim dalam masyarakat

Modern, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994

Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit

Jumanatul 'Ali-Art, 2005.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat

Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman

Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak,

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2007.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat

Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman

Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak,

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2007.

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, UU Tentang

Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Departemaen Agama, 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2005.

Hasan, Muhammad Tholhah, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta:

Lantabora Press, 2005.

Hasibun, J. J. Hasibun dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009.

Page 84: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

Ismail SM, Stratesgi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:

RaSAIL, 2008.

Kenenth N. Wexley et.all., Organizational Behavior and Personel Psycology, tk:

Irwin, 1984.

Khaeron, S, Reinforcement (Penguatan) Guru Pelajaran Fiqih Untuk

Meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas VI MI Maarif NU Kramat

Kecamatan Karang Moncol kabupaten Purbalingga, Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo.

Komarudin, Reward dan Punishment dalam Prespektif Ulama Klasik dan

Kontemporer Sebagai Metode Pendidikan Akhlak (Studi Analisis atas

Pemikiran Ibn Miskawih dan Abdullah Nasikh Ulwan), Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo.

Lembaran Negara RI, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta:

Media Wacana Press : 2003.

Lembaran Negara RI, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jogjakarta:

Media Wacana Press: 2003.

Lubis, Mawardi, Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar,

2009.

Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,1993.

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Surabaya: Pusat Studi

Agama, Politik dan Masyarakat (PSAPM), 2004.

Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Saras, 1996.

Mursyid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teori dan

Praktik, Semarang: Akfi Media, 2009.

Nakhrowi, Ahmad, Pengaruh Implementasi Reward dan Punishment Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gajah Kabupaten Demak

(Studi Kasus Dalam Pembelajaran PAI), Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, 2007.

Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.

Nawawi, Haidar, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada.

Page 85: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

Patmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2000.

Peraturan Menteri Penddikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17

September 2009, Standar Pendidikan Anak Usia Dini,Uneversity

Press,1998.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17

September 2009, Standar Pendidikan Anak Usia Dini,

S. Margono, Metodologi Penetian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

Stevenson, Harold W. "Learning and Reinforcement Effect", in Thomas D.

Spencer, et.all., (eds), Prespectives in Child Psycology, New York:

McGraw-Hill Book Company, 1970.

Sudjana, Nana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung:

Sinar Baru, 1989.

Suyadi, Buku Pegangan Bimbingan Konseling untuk PAUD, Jogjakarta: Diva

Press, 2010.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Syukur, M, Amin, Pengantar Studi Islam, Semarang: Lembkota, 2006.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2005.

Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: Pustaka

Setia, 1997.

Ulwan, Abdu 'l-Lah Nashih, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, terj.

Saifullah Kamalie dan Heri Noer Ali, (Bandung: asy-Syifa', 1988),

Usman, Muh, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000.

Zainu, Muhammad Bin Jamil, Solusi Pendidikan Anak Masa Kini, Terj. Syarif

Hade Masyah Dkk, Jakarta: Mustaqim, 2002.

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan

Praktek, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.

_________, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Page 86: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

PEDOMAN OBSERVASI

No Kegiatan Y/T Keterangan

1 Kegiatan-kegiatan

yang berhubungan

dengan moral dan

agama

a. Mengenalkan Tuhan

b. Pengenalan Ibadah

c. Penanaman Akhlak

2 Metode-metode yang

digunakan dalam

pembelajaran moral

dan agama

a. Pembiasaan

b. Cerita

c. Teladan

d. Nyanyian/ Lagu

e. Tadabbur Alam

3 Jenis Reinforcement

dalam pembelajaran

a. Reinforcement positf

b. Reinforcement negatif

4 Bentuk

Reinforcement dalam

pembelajaran

c. Reinforcement Dalam

Bentuk Verbal

d. Reinforcementdalam

Bentuk Non Verbal

5 Penggunaan

Reinforcement dalam

pembelajaran

a. Kehangatan dan

Keantusiasan

b. Kebemaknaan

c. Menghindari Respon

yang Negatif

6 Cara Menggunakan

Penguatan

a. Reinforcement kepada

Pribadi Tertentu

b. Reinforcement kepada

Kelompok

c. Pemberian

reinforcement dengan

Segera

Page 87: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

d. Variasi dalam

Pengggunaan

reinforcement

7 Penggunaan

Reinforcement dalam

pembelajaran aspek

pengembangan moral

keagamaan

a. Ketika pembelajaran

berlangsung

b. Ketika istirahat/

bermain di kelas

c. Ketika istirahat/

bermain di luar kelas

Page 88: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

PEDOMAN WAWANCARA

1. Kurikulum yang digunakan di TK Bintang Kecil Ngaliyan semarang?

2. Materi apa saja yang diberikan pada pembelajaran?

3. Metode apa yang digunakan dalam proses pembelajaran?

4. Apa saja materi pembelajaran aspek pengembangan moral keagamaan?

5. Kapan pelaksanaan materi pembelajaran aspek pengembangan moral

keagamaan?

6. Apakah guru menggunakan reinforcenment dalam pembelajaran?

7. Bagaimana model pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek

pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang?

8. Apakah tujuan pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek

pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang?

9. Bagaimana perencanaan pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek

pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang?

10. Bagaimana evaluasi. pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek

pengembangan moral keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang

Kecil Ngaliyan Semarang?

11. Faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan pendukung dalam

pemberian reinforcement dalam pembelajaran aspek pengembangan moral

keagamaan pada pendidikan prasekolah di TK Bintang Kecil Ngaliyan

Semarang?

Page 89: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

Gambar Kegiatan Baris dan Gerak Lagu Sebelum Masuk Kelas

Gambar Pembiasan berdoa dan mengahafal surat-suratpendek sebelum KBM

Page 90: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

Gambar Kegiatan KBM dengan tiga area Pembelajaran

Gambar Kegiatan Makan Bekal bersama-sama

Page 91: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

Gambar kegiatan membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan

Gambar Kegiatan pendampingan guru saat bermain di luar kelas

Page 92: MODEL PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-deni... · keagamaan di TK Bintang Kecil Ngaliyan Semarang dilakukan

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Deni Indiana

2. Tempat & Tgl. Lahir : Lamongan, 4 Nopember 1988

3. NIM : 073111041

4. Alamat Rumah : RT/ RW: 04/ I Dsn. Jati Ds. Sidorejo Kec. Sugio

Kab. Lamongan Jawa Timur

HP : 085740858676

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal :

a. SD Negeri 1 Sidorejo Lulus Tahun 2000

b. SLTP Negeri 1 Kedungpring Lulus Tahun 2003

c. MA Islamiyah At Tanwir Bojonegoro Lulus Tahun 2007

d. IAIN Walisongo Semarang Lulus Tahun 2011

2. Pendidikan Non-Formal

Pondok Pesantren At tanwir Bojonegoro

Semarang, 10 Juni 2011

Deni Indiana

NIM. 073111041