Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

download Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

of 13

Transcript of Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

  • 7/21/2019 Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

    1/13

    Forum

    Teknik

    Sipil

    No.

    )?2'Agustus

    2001

    139

    MODEL

    FISIK

    PENGENDALIAN

    GERUSAN

    DI

    SEKITAR

    ABUTMEN

    JEMBATAN

    (Physical lllodeling

    of

    Scour

    Protection

    Around

    Bridge

    Abutment)

    Rinaldir

    dan

    Bambaqg

    Yulistiyantoz

    AESTMCT

    River

    has

    a

    dynamic

    characteristic, which can

    change

    in

    time and

    place

    dimension

    In

    a balance

    condition

    the bridge

    abutment

    dislurb

    theflow.

    Thefow

    reaches

    a

    balance

    condition

    again

    after

    bed

    scouring.

    The scouring

    around

    abutmen

    is caused

    by

    vortq

    system,

    which

    will

    be minimaed

    by

    placing

    a

    plate

    at

    abutment

    (ring

    formed).

    Tle

    research

    was to study

    the depth

    of scouring

    around

    abutmeniwithout

    plate, abutment

    with

    Plate

    and

    theflow

    pattern

    around

    abutment.

    The

    depth

    ofscouring

    around

    abutment

    has been

    obserttedforfive

    hours

    by

    using

    on

    a iet

    of

    recircutating

    sedimentfume

    with l0

    m long,

    0.60

    n

    width and

    0.80

    m

    height

    in

    quasi-steady

    undorm

    flow.

    The

    model of

    abutment

    used

    was

    semi

    circuir

    end

    type

    (SCE)

    hnin,

    Lt

    =

    0.12

    m long,

    L

    -= 0.08

    m

    width

    and H

    =

    0.45

    height.

    The

    depth

    of

    scouring

    is

    measuredfor

    every

    run,

    consist

    of

    plate

    posilion,

    atd

    ptate

    with

    width

    variation

    and

    plate

    with-angle

    variation-

    FIow

    velocity

    around

    abutment

    was

    measured

    for

    every

    variation

    thcit caused

    q

    mi,inimum scour.

    .'

    The

    result

    of

    study

    shows

    that

    the

    plate placed

    in

    the abutment

    (ring

    ,

    formed)

    influenced

    scouring

    around

    abutmenl.

    The

    plate position

    thal

    caused

    the

    -

    minimum

    scouring

    was at

    the

    ground,

    with

    the

    plate width

    was 4

    cm

    and lhe

    angte

    of

    I2d'

    to

    the abutment.

    Therefore

    al

    the

    end

    of 5

    hows

    run

    it

    could

    ,"Ju"" scoaring

    of

    24.75%

    compare

    to abutment

    without

    the

    plate and

    the angle

    of 9d'

    reduce

    siouring

    of

    1-5.8a%.

    Thefow

    paUern around

    the

    abutment

    without

    ine

    pbte

    was diferent

    from

    lhe onbs

    with

    lhe

    plate. The longitudinal

    velocity at

    plane. of a

    =

    45"

    for

    abutment

    with

    the

    plate

    was

    smaller

    than

    the one

    without

    -the

    plate,

    for

    the

    traruversal

    velocity

    it

    was bigger.

    It

    is caused

    by

    the

    downflow

    to

    ihe

    ground

    was blocked

    with

    the

    plate,

    so

    the

    tlow

    was

    detlected-

    Flow

    deflection

    cause

    transversal

    velocity

    becomes

    higher.

    There

    was

    a

    reverse

    flow

    near

    scouring

    bed,

    forming

    a system

    of

    vortices.

    These

    vortices

    were nol

    .

    presentedfor

    theflow

    pattern at abulment

    with

    .the

    plate-

    Keywor&:

    scouring,

    abutment,

    a1d

    plate

    t

    Frkultg

    Tckeik

    Univcrsites

    Rieu,

    Pckanbrru

    I

    Frkultes

    Tcknik

    (lnivcrsitas

    Gadirh

    Medr'

    Yog5nkrrta

  • 7/21/2019 Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

    2/13

    140

    Rifaldi

    &

    Yulktiyanlo:

    Modet

    Fisik

    pengendalian

    Gerusan

    U.kr

    SAror

    vrlociay

    ur

    Gembar

    l.

    (a)

    Mekanisme

    Cerusan

    di

    Sekitar

    Abutmen

    dan

    (b)

    Kcdalaman

    Gerusan,

    D,

    Sebagai

    Fungsi

    Kecepatan

    Gescr,

    u.

    PENCANTAR

    A. Latar

    Belakang

    Masalah

    Abutmen

    jembatan

    merupakan

    bagian

    dari

    konstmksi

    bawah

    jembahn,

    kadangkala

    mengalami gerusah

    yang

    diakibatkan

    oleh aliran

    air

    yang

    perlu'dikendalikan

    agar

    bahaya

    keruntuhan

    akibat

    gerusan

    tidak

    terjadi.

    Beberapa

    -cara

    telah

    ditakukan

    unik

    mengendalikan

    bahaya

    gerusan

    di

    sekitar abutmen,

    antara

    lain

    dilakukan

    dengan

    membuat

    riprap

    yaitu

    dengan

    menempitkan

    batuan

    di

    dasar

    sekitar pilar

    tersebut.

    Metode

    lain adalah

    dengan membuat

    pondasi

    blok

    pada

    kaki pilar.

    Metode

    yang

    akan

    dilakukan pada

    penelitian

    ini

    adalah

    dengan

    menempatan

    sebuah

    plat

    pada

    abuimei

    (ringforned).

    Tujuan

    dari

    studi

    iniuntuk

    mengetahui

    pengaruh

    penemparan

    plat

    terhadap

    kedataman

    gerusan yang

    terjadi

    di

    sekitar

    abutmen,

    mengetahui

    pola

    gerusan

    ii

    sekitar

    abutmen

    serta

    mempelajari pola aliran di sekitar

    aburmen

    dengan

    plat

    dan

    tanpd

    ptat

    pelindung.

    B. Tinjauan

    Pustaka

    dan

    Landasan

    Teori

    l. Mekanisme

    Gerusan

    Gerusan

    di

    sekitar

    abutmen

    ini

    disebabkan

    oleh

    sistem

    pusaran

    (vortex

    system) yang

    timbul

    akibat

    aliran

    dirintangi

    oleh abutmen

    tersebut.

    Sistem

    pusaran

    yang

    menyebabkan

    lubang

    gerusan,

    bermula

    dari

    sebelah

    hulu

    abutmen

    yaitu

    pada

    iaat

    mudi

    timrut

    ko*pon"n

    aliran dengan

    arah

    ke

    bawah

    (yulistiyanto

    dan

    Graf,

    1997

    dan

    l99E)..

    Di

    dekat

    dasar

    saluran komponen

    aliran

    berbalik

    arah

    vertikal (ke.atas),'peristiwa

    ini

    diikuti

    dengan

    terbawanya

    material

    dasar

    sehingga

    terbentuk

    aliran

    spiral

    yan

    akan

    menyebabkan

    g"*iun

    dasar.

    Hal

    ini

    akan

    terus

    bertanjut

    hingga

    tercapai-kesetim6angan.

    Mekanisme

    l**run

    tersebut dapat

    dilihat

    pada

    Gambar

    I

    (a)

    berikut ini.

    (b)

    .:i

  • 7/21/2019 Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

    3/13

    Forum

    Teknik

    Sipil

    No. )A2-Agustus

    2001

    14I

    2. Kedalaman

    Gerusan

    Kedalaman

    gerusan.maksimum terjadi

    pada

    saat kecepatan

    geset,

    ur

    s?rlil

    dengan

    kecepatan

    gesar

    kritis u.1,

    yoitu pada

    daerah

    transisi

    antara

    clear-water

    scour

    dan

    live-bed

    scour.

    Kedalaman

    gerusan pada

    air

    bersih

    (clear-water

    scour\

    dan

    gerusan

    dengan air

    bersedimen

    (live-bed

    scour)

    merupakan

    fungsi

    kecepatan

    geser,

    seperti

    terlihat

    pada

    Gambar

    l(b)

    di

    atas.

    Menurut

    Breuser

    dan Raudkivi

    (1991),

    kedalaman

    gerusan

    tergantung

    dari beberapa

    variabel

    yaitu

    karakteristik

    zat cair, material

    dasar,

    aliran

    dalam saluran

    dan bentuk

    pilar

    jembatan yang

    dapat

    ditulis :

    D,

    ="f(p,

    V,

    B,

    d,

    Pt,

    Do,

    U,

    b

    )

    '

    (l)

    3. Pengcndalian

    Gerusan

    Pengendalian

    gerusan

    di sekitar

    pilar

    jembatan

    antara

    lain dilakukan dengan

    membuat

    riprap

    yainr

    dengan

    menempatkan

    batuan

    di

    dasar

    sekitar

    pilar

    tersebut, seperti

    penelitian

    Bonasoundas

    dalam

    Breusers dan

    Raudkivi

    (1991).

    Chiew

    (1994)

    juga

    melakukan

    penelitian dengan riprap

    sebagai

    pelindung

    gerusan

    di

    sekitar

    pilar

    jembatan,

    hubungannya

    adalah

    seperti

    berikut

    ini:

    Uu=0,85,@fr

    CARA

    PENELITIAN

    Penelitian

    ini

    dilaksanakan di Laboratorium

    Hidraulika Hidrologi PAU

    llmu-ilmu

    Teknik Universitas

    Gadjah

    Mada Yogyakarta

    Bagan

    alir

    penelitian

    sepe(i ditunjukkan

    pada

    Gambar

    2.

    ANALTSA

    HASIL

    DAN PEMBAHASAN

    A.

    Karaktcristik

    Aliran

    Pengamatan

    yang

    dilakukan

    pada

    kondisi

    aliran

    seragam

    perrnanen

    (steady-uniform)

    tanpa abutmen

    dengan debit,

    Q

    =

    21,27

    .Udt,

    butiran dasar

    mulai

    akan bergerak

    pada

    ketinggian

    aliran, Dp

    :

    0,114 m.

    Pada Gambar 3

    profil

    kecepatan

    inner

    region

    digambarkan

    dalam

    bentuk

    hubungan

    kecepatan

    aliran, u dengan ln(z/k,).

    Dengan

    menerapkan metode

    Clauser

    yaitu

    :

    jl

    =

    lt"[+.l.

    Br

    dengan asumsi

    bahwa

    konstanta

    ttt K

    [ftrJ

    Karman,

    K

    =

    0,4

    pada

    kedalaman aliran,

    D1,

    =

    0,114 m, nilai u.

    = 1,999

    cm/dt dan Br:

    7,928

    dengan

    koefisien koretasi

    least

    square,

    R2

    =

    0,9642. Pada kedataman aliran, Do

    =

    0,12 m, nilai

    u.

    =

    1,857 cm/dt

    dan

    Br

    =

    7,615

    dengan

    koefisien

    korelasi least

    sguare,R2

    =

    0,9503.

    (2)

  • 7/21/2019 Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

    4/13

    112

    Rinaldi

    &, Yulistiyanto:

    Model

    Fisik Pengendalian

    Gerusun

    2.

    Mcnentukan

    Q

    dan

    Do

    pada

    saluran

    '

    tanpa abutmen

    3.

    Pengukuran kecepatan

    aliran

    tanpa

    abutmen

    4,

    Running

    pendahuluan

    kedalaman

    gerusan

    abutmcn

    tarpa

    plat

    El

    Pcngukurur

    keccpatan

    aliran

    dan

    '

    kontur abrtmen

    tanp

    plat

    terhadap

    kedalarnan

    gcrusan

    cl

    sh0d4T90

    o

    shl,2d4T90

    q

    sh2,4d4T90

    tr

    sh3,6d4T90

    Q

    sh4,8d4T90

    o

    sh6,0d4T90

    terhadap

    kedalaman

    gerusan

    a

    Jhodt,5T90

    o

    Jh0d2T90

    a

    Jh0d2,5T90

    cl

    Jh0d3T90

    cl

    Jh0d3,5T90

    terhadap

    kedalaman

    gefusan

    o

    Bh0d4T30

    a Bh0d4T4s

    o

    Bh0d4T60,

    cl

    Bh0d4Tl20

    o

    .Bh0d4Tl35

    D

    Bh0d4Tl50

    S

    =

    variasi posisi

    plat

    I

    =

    variasi

    lcbar plar

    B

    =

    variasi

    sudut

    plat

    6

    =

    posisi

    plat

    diukur

    dari

    dasar

    (cm)

    d

    =

    lebar plat

    (cm)

    T

    =

    sudut

    plat

    (

    l)

    Gambar

    2 Bagan

    Alir

    Penelitian

  • 7/21/2019 Model Fisik Pengendalian Gerusan Di Sekitar Abutmen Jembatan-Rinaldi Dan Bambang Yulistiyanto

    5/13

    Forum

    Teknik

    Sipil

    No.

    )(/2-Agustus

    2001

    143

    :

    35-

    35.

    '

    3oi

    -o

    2si

    -*F

    2oi

    f

    15;

    10

    I

    u=4.64341n(z/ks)+14.144

    5

    :

    82=O.9503

    0-

    "

    0 0.5 I 1.5 2 2.5 3 3.5i

    t:

    ii

    't

    'lc

    '.t

    :so

    "25

    g

    20

    :g

    15

    :10

    ,5

    .0

    u

    =4.9 168

    Ln

    (zts)

    +15.845

    R2=O.9Bl2

    0 0.5

    1

    1.5

    2

    2.5 3

    3.5i

    tn

    (z/k.l

    ln

    (z/k.l

    (a)'

    0i

    -

    '

    Gambar

    3. Profil Kecepatan

    Inner

    Region

    (a)

    Kedalamar

    Dk,

    =

    0,

    I

    14

    m

    (b)

    Kedalamar Do

    =

    0, 12

    m

    ,lo

    Kecepatan

    iata-rata

    aliran

    dihitung

    dengan

    menggunakan

    Persamaan

    U

    =

    * Iu

    Or"

    .

    loi

    Karakteristik

    aliran

    secara rinci

    dapat

    dilihat

    pada

    Tabel I berikut ini..

    Berdasarkan

    perbandingan nilai

    kecepatan

    geser,

    u.

    dengan

    kecepatan

    geser

    kritis, u.p dimana

    nilai u.