model e

6
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang E-42 Aplikasi Fuzzy Logic Sebagai Kontrol Posisi Motor DC Totok Winarno Fakultas Pasca Sarjana , Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya e-mail : [email protected] ABSTRAK Pada artikel ini membahas kendali posisi dari suatu DC motor menggunakan Logika Fuzzy, Kendali fuzzy logic diimplementasikan pada komputer dan algoritma kendali dirancang menggunakan program Labview , dan melihat kondisi yang riil dari posisi kendali DC motor. Pengaturan posisi gerak motor dilakukan dengan mengatur tegangan motor dan menggunakan metode Pulse Width Modulation(PWM). Feedback sistemnya adalah sinyal frekuensi dari tacho dan sinyal frekuensi ini diubah menjadi tegangan untuk diinputkan pada komputer melalui ADC. Sistem fuzzy logic mempunyai 2 crisp input yaitu error dan perubahan error posisi motor dan mempunyai 1 crisp output yaitu perubahan tegangan. Metode defuzzifikasi yang digunakan adalah metode center of area. Jumlah label dari membership function 7 label. Respon sistem ditampilkan dalam bentuk grafik sudut posisi motor terhadap waktu. Hasil pengujian menunjukkan membership function dengan bentuk segitiga dan defuzzifikasi center of area dapat memberikan hasil yang baik. Pada percobaan membandingkan kendali PID dengan FLC, dan hasilnya memperlihatkan bahwa tanggapan DC motor dengan Control Fuzzy Logic (FLC) mampu memberikan peforma yang baik. Kata Kunci : Aplikasi Fuzzy Logic, Fuzzy Inference, Motor DC I. Pendahuluan Ada banyak jenis dc servo motor yang digunakan dalam industri dengan rotor inersia sangat kecil, dan dalam hal ini, motor dengan tenaga putaran sangat tinggi untuk perbandingan inersia yang bervariasi secara komersial telah tersedia [ 1]. Servo sistem biasanya dikendalikan oleh Proportional IntegralDerivative ( PID) karena merancangnya dengan mudah, biaya yang rendah, pemeliharaan murah dan efektivitasnya baik [ 2]. Hanya disini diperlukan untuk mengetahui model matematika dari system atau membuat beberapa eksperimen untuk penyetelan (tunning) parameter PID. Bagaimanapun, telah diketahui bahwa pengontrol konvensional PID biasanya tidak bekerja dengan baik untuk system non-linear, dan pada system yang rumit dan kompleks, tidak punya model matematika yang tepat. Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan FLC karena keuntungan utama kendali FLC adalah bahwa tidak diperlukan model matematika. II. Tinjauan Pustaka Sejak software Labview dibangun, software ini dapat digunakan menjalankan (simulasi) system kendali Motor DC servo untuk algoritma Fuzzy maupun PID. Program Labview digunakan dalam rangka pengembangan system perangkat lunak. Semua perubahan kendali (control) dari sistem dapat diamati di dalam waktu riil dan juga pemakai dapat memerintahkan adanya perubahan yang bisa diterima sepanjang proses berlangsung. 2.1. DC Motor Model and Parameters DC servo motor yang digunakan dalam perencanaan ini adalah DC servo motor yang menggunakan permanen magnet. Alasan pemilihan DC servo motor tipe ini adalah kemudahan dalam pengontrolan dengan menggunakan pengaturan tegangan DC. Gambar 1. System Control Posisi Motor DC FLC Computer dan Software Power Amplifier Encoder Rotary Driver Motor Converter F ke V A to D Converter D to A Converter Actual Setpoint

description

error

Transcript of model e

  • Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

    E-42

    Aplikasi Fuzzy Logic Sebagai Kontrol Posisi Motor DC

    Totok Winarno

    Fakultas Pasca Sarjana , Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya

    e-mail : [email protected]

    ABSTRAK

    Pada artikel ini membahas kendali posisi dari suatu DC motor menggunakan Logika Fuzzy, Kendali fuzzy logic

    diimplementasikan pada komputer dan algoritma kendali dirancang menggunakan program Labview , dan melihat kondisi yang riil dari posisi kendali DC motor. Pengaturan posisi gerak motor dilakukan dengan

    mengatur tegangan motor dan menggunakan metode Pulse Width Modulation(PWM).

    Feedback sistemnya adalah sinyal frekuensi dari tacho dan sinyal frekuensi ini diubah menjadi tegangan untuk

    diinputkan pada komputer melalui ADC. Sistem fuzzy logic mempunyai 2 crisp input yaitu error dan perubahan

    error posisi motor dan mempunyai 1 crisp output yaitu perubahan tegangan. Metode defuzzifikasi yang

    digunakan adalah metode center of area. Jumlah label dari membership function 7 label. Respon sistem

    ditampilkan dalam bentuk grafik sudut posisi motor terhadap waktu. Hasil pengujian menunjukkan membership

    function dengan bentuk segitiga dan defuzzifikasi center of area dapat memberikan hasil yang baik. Pada

    percobaan membandingkan kendali PID dengan FLC, dan hasilnya memperlihatkan bahwa tanggapan DC motor

    dengan Control Fuzzy Logic (FLC) mampu memberikan peforma yang baik.

    Kata Kunci : Aplikasi Fuzzy Logic, Fuzzy Inference, Motor DC

    I. Pendahuluan

    Ada banyak jenis dc servo motor yang digunakan

    dalam industri dengan rotor inersia sangat kecil, dan

    dalam hal ini, motor dengan tenaga putaran sangat

    tinggi untuk perbandingan inersia yang bervariasi

    secara komersial telah tersedia [ 1]. Servo sistem

    biasanya dikendalikan oleh ProportionalIntegral Derivative ( PID) karena merancangnya dengan

    mudah, biaya yang rendah, pemeliharaan murah dan efektivitasnya baik [ 2].

    Hanya disini diperlukan untuk mengetahui model

    matematika dari system atau membuat beberapa

    eksperimen untuk penyetelan (tunning) parameter

    PID. Bagaimanapun, telah diketahui bahwa

    pengontrol konvensional PID biasanya tidak bekerja

    dengan baik untuk system non-linear, dan pada

    system yang rumit dan kompleks, tidak punya model

    matematika yang tepat.

    Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan

    FLC karena keuntungan utama kendali FLC adalah bahwa tidak diperlukan model matematika.

    II. Tinjauan Pustaka

    Sejak software Labview dibangun, software ini

    dapat digunakan menjalankan (simulasi) system

    kendali Motor DC servo untuk algoritma Fuzzy

    maupun PID.

    Program Labview digunakan dalam rangka

    pengembangan system perangkat lunak. Semua

    perubahan kendali (control) dari sistem dapat diamati di dalam waktu riil dan juga pemakai dapat

    memerintahkan adanya perubahan yang bisa

    diterima sepanjang proses berlangsung.

    2.1. DC Motor Model and Parameters

    DC servo motor yang digunakan dalam

    perencanaan ini adalah DC servo motor yang

    menggunakan permanen magnet. Alasan pemilihan

    DC servo motor tipe ini adalah kemudahan dalam

    pengontrolan dengan menggunakan pengaturan tegangan DC.

    Gambar 1. System Control Posisi Motor DC

    FLC Computer

    dan Software

    Power

    Amplifier

    Encoder

    Rotary

    Driver

    Motor

    Converter

    F ke V

    A to D

    Converter

    r

    D to A

    Converter

    r

    Actual

    Setpoint

  • Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

    E-43

    Medan stator motor jenis ini dihasilkan oleh

    magnet permanen bukan electromagnet, motor

    mempunyai kurva kecepatan torsi yang linier dalam

    jangka yang lebar. Penggunaan magnet permanen

    tidak membutuhkan daya listrik untuk menghasilkan

    medan stator, sehingga daya dan pendinginan yang

    diperlukan lebih rendah dibandingkan motor yang

    menggunakan elektromagnet. Perubahan kecepatan

    motor dapat dengan mudah diatur dengan cara

    mengubah-ubah besarnya tegangan DC yang diberikan pada motor.

    DC servo motor yang digunakan. mempunyai

    parameter berikut,

    Torque Constant (KT) : 45.9 x 10-3Nm/A

    Back EMF constant (KE):45.9 x 10-3V/rad/s

    Resistance (RT):4.62 Inductance (L): 3.97mH

    No load Current (INL): 0.13A Peak Current (IP):6.55A

    Rotor inertia (J) : 5.98 x 10-4oz-in/sec2

    Model matematika system diperoleh sebagai berikut

    [ 5]

    DC servo motor memiliki beberapa keunggulan,

    yaitu :

    Bentuknya kompak, ringan dan berdaya kerja tinggi

    Dapat bekerja pada daerah atau tempat yang kurang baik

    Kecepatan maksimum yang sangat tinggi Biaya perawatan mudah

    DC servo motor ini mempunyai fasilitas optical

    encoder yang menjadi satu dengan body motor dan

    ikut berputar pada saat motor berputar. Encoder ini

    berfungsi sebagai feedback untuk pengontrolan close

    loop.

    2.2. Rangkaian ADC dan DAC

    Rangkaian ADC yang berfungsi sebagai

    konverter dari besaran analog ke besaran digital,

    rangkaian ADC ini menerima input SP (Setting

    point) pada channel 0 dan PV (Present Value) pada

    channel 1. Rangkaian ADC ini menggunakan tipe

    0808 yang mempunyai input 8 chanel dengan output

    8 bit seperti Gambar 2a Rangkaian DAC yang

    mengkonverter besaran digital ke besaran analog.

    Gambar 2b merupakan rangkaian DAC yang

    dipakai.[6]

    2.3. Rangkaian Frequensi ke Tegangan

    Rangkaian F/V mengkonversi frekuensi output

    yang dihasilkan oleh tachometer dari motor Servo ke

    tegangan yang kemudian tegangan ini merupakan

    harga Present Value yang diterima ADC. Rangkaian

    yang digunakan diperlihatkan pada Gambar 3.[7]

    Gambar 2a. Rangkaian ADC 0808

    Gambar 2b. Rangkaian DAC 0808

  • Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

    E-44

    Gambar 3.Rangkaian Converter F keV

    2.4. Rangkaian Power Amplifier

    Rangkaian Power amplifier berfungsi untuk

    menguatkan sinyal hasil conversi dari DAC yang

    masih mempunyai nilai arus dan tegangan rendah

    agar lebih besar yang selanjutnya mampu

    digunakan untuk mendorong Rangkaian Driver

    Motor. Gambar 4. menunjukkan rangkaian Power

    Amplifier.[7]

    Gambar 4. Power Amplifier

    2.5. Rangkaian Driver Motor

    Driver motor berfungsi untuk menjalankan motor

    servo yang kemudian motor ini bergerak pada posisi yang sesuai. Driver motor ini mendapat input analog dari rangkaian DAC. Rangkaian driver motor ini

    dapat dilihat pada Gambar 5.

    Gambar 5. Rangkaian Driver Motor DC

    2.6. Rangkaian Rotary Encoder

    Rangkaian rotary encoder ini berfungsi untuk

    merubah code posisi kedalam bentuk sinyal

    frekwensi sebagai inputan pada rangkaian F/V

    converter selanjutnya akan dapat diconversikan

    oleh ADC menuju system Computer.

    Gambar 6. Rangkaian Rotary Encoder

    III. Proses analisis

    3.1. Analisis Kontrol FLC

    Pengontrol logika fuzzy dirancang mempunyai dua masukan dan suatu keluaran. Masukannya

    adalah memposisikan kesalahan (e) dan perubahan

    posisi kesalahan (e') dalam selang waktu, dan

    keluaranya adalah isyarat kendali (u).

    Pada titik sampling k, kesalahan posisi( e) dan

    perubahan kesalahan posisi( e') dihitung sebagai

    Di mana d(k) posisi sudut angular yang diinginkan dan a(k) posisi sudut actual. Pengontrol fuzzy logic (FLC) terdiri dari tiga langkah: fuzzyfication, fuzzyinference dan

    defuzzification. Untuk menggambarkan fungsi

    keanggotaan e, e' dan u dalam semesta dibagi

    menjadi tujuh daerah adalah NB ( besar negatif),

    NM ( medium negatif), NS ( kecil negatif), Z ( nol),

    PS( kecil positif), PM ( medium positif) dan PB

    (positif besar) seperti ditunjukkan dalam Gambar

    7a, 7b, 7c.

  • Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

    E-45

    Gambar 7a. Membership error

    Gambar 7b. Membership delta error

    Gambar 7c. Membership sinyal control

    Kemudian, dengan suatu aturan dasar (rule base) 7x7 digambarkan ( Tabel 1) ke dalam Inference

    system. Dengan menggunakan fuzzification dan

    inference system, maka sistem disetel secara

    eksperimen. Algoritma yang digunakan untuk

    inference adalah metoda max-min, dan untuk

    defuzzification adalah menggunakan metoda Center

    Area ( COA) yang cocok diterapkan untuk

    mendapatkan hasil terbaik

    3.2. Analisis Kontrol PID

    Proporsional-Integral-Derevativ umumnya

    digunakan didalam industry, algoritma kendali PID

    persamaanya dapat dituliskan sebagai berikut,

    Selama proses akan muncul beberapa nois, oleh

    karena itu dianjurkan menggunakan filter untuk

    meredam efek tersebut,

    a. Aksi Proporsional

    b. Aksi Integral

    Bentuk trapezium integrasi digunakan untuk

    menghindari terjadinya perubahan yang tajam

    terhadap proses perubahan aksi integral atau saat

    munculnya set point. Penyesuaian yang tidak linier

    pada aksi integral akan menyebabkan Overshot.

    persamaannya ditunjukan sebagai berikut,

    c. Aksi Derevativ

    Didalam aksi derevativ, aksi derevativ parsial

    yang dipilih mampu menanggapi perubahan

    pemakaian setpoint yang cepat.

  • Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

    E-46

    Sehingga (output) actual dari system kendali PID

    mempnyai persamaan seperti dibawah,

    IV. Hasil Percobaan

    Dalam Labview yang telah dicoba oleh Akn

    Deliba, Trker Trker, dan Galip Cansever ,[5] berdasarkan sistem kendali yang dibangun, isyarat

    kendali diperoleh dari analog keluaran DAC dan

    diperbesar oleh suatu amplifier tegangan yang cocok

    untuk memberi tegangan Driver motor. Motor

    diberi tegangan 5V sebagai ganti 30.8V yang

    merupakan tegangan nominal motor.

    Untuk membuat hasil FLC yang baik diberikan sinal

    step atau setengah gelombang sinus, pada sistem sebagai mengendalikan masukanya (input).

    Pengontrol FLC dan PID mempunyai tanggapan

    sistem dari 0 untuk 90 ditunjukkan dalam Gambar

    8a. Waktu naik (rise time) dari pengontrol dapat

    disetel agar nilainya baik.

    Gambar 8a. Tanggapan system FLC dan PID

    Melihat hasil tanggapan dari percobaan antara PID dan FLC dengan posisi putaran rotor keadaan

    mantap yaitu pada 120ms dengan overshoot 4%,

    Jika koefisien PID pengontrol disetel secara

    eksperimen, pengontrol dapat mencapai tujuan

    pengendalian. Meskipun setelah penyetelan

    (tunning), pengurangan overshoot dapat dicapai

    tetapi akan meningkatkan waktu penyelesaian.

    Pada sisi lain diinginkan kendali dapat mencapai

    overshoot 0.4% dengan waktu 80ms dapat dicapai

    dengan penyelesaian menggunakan kendali FLC.

    Kesalahan mutlak integral ( IAE) dan kesalahan

    mutlak integral waktu ( ITAE) nilainya adalah dihitung dari 38ms ke 250ms. Nilai-Nilai ini

    diberikan didalam tabel 2. Dari tabel dapat dilihat

    FLCS menjadi lebih baik dibanding PID Controllers. Dengan mempertimbangkan nilai IAE dan ITAE,

    juga nilai overshoot dan waktu setting untuk masing-

    masing pengontrol diperlihatkan dalam table 2 dan

    nilai-nilai ini menunjukkan bahwa hanya FLC

    mencapai waktu peningkatan yang hamper sama

    dengan tanggapan PID controllers. Kemudian sinyal setengah gelombang sinus

    diberikan pada system sedemikian rupa sehingga

    sistem akan menanggapi, dan dari hasil pengujian ternyata FLC controllers dapat memberikan response lebih baik. Tanggapan sinus terhadap

    sistem yang disampaikan dalam Gambar 8b.

    Sistem dengan pengontrol PID tidak mampu

    mengikuti isyarat sinus dan menyimpang.

    Alasan penyimpangan ini adalah merupakan efek

    integral kendali PID.

    Gambar 8b. Response Sinus pada Controller

    Dari sisi yang lain , diikuti dengan suatu penurunan

    sinyal acuan secara linier, kesalahan positif di

    pertama 90 dan dengan secara linear terus

    meningkat sampai negatif error di detik/second 90

    untuk gelombang sinus dengan FLC. Untuk nilai

    tanggapan IAE dan ITAE disampaikan dalam table2.

    V. Kesimpulan

    Kebanyakan semua yang menyangkut sistem

    kontrol masih didasarkan pada pengontrol PID yang

  • Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

    E-47

    konvensional. Sebab ada banyak PID yang

    digunakan pada bidang teknik, sehingga sepanjang

    akhir dekade membuat operator mencari solusi yang

    lebih mudah. Pada percobaan diatas menyampaikan

    dalam hal menggunakan FLC, gagasan ini bersifat

    percobaan dan dengan seringnya mengadakan

    percobaan akan dihasilkan pengotrolan dengan FLC

    yang lebih baik. Pengembangan dan implementasi

    dari pengontrol digital untuk kendali posisi dari

    suatu DC motor dengan sukses diterapkan

    menggunakan Labview. Bersifat Percobaan menghasilkan FLC yang dapat mengontrol lebih

    baik dengan waktu penyelesaian minimum .

    VI. Daftar Pustaka

    [1] Khongkoom N., Kanchanathep A.,

    Nopnakeepong S.,Tanuthong S., Tunyasrirut S.,

    Kagawa R., Control of the position DC servo motor by fuzzy logic, TENCON 2000. Proceedings , Volume: 3 , 24-27 Sept. 2000 Pages:354 357,vol.3

    [2] Tang K.S., Kim Fung Man, Guanrong Chen,

    Kwong S.,An optimal fuzzy PID controller, Industrial Electronics, IEEE Transactions on ,

    Volume: 48 , Issue: 4 Aug. 2001 Pages:757 765

    [3] K. J. Astrm, C. C. Hang, P. Persson, andW. K.

    Ho, Toward intelligent PID control, Automatica, vol. 28, pp. 1 9, 1992.

    [4] Graham C. Goodwin, Stefan F. Graebe, Mario E.

    Salgado, Control System Design, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey,

    [5] Akn Deliba, Trker Trker, Galip Cansever,Real Time DC Motor Position Control by Fuzzy Logic and PID Controllers

    [6] Resmana, Hany Ferdinando, Thiang, Agus Suryo Widagdo,Implementasi Fuzzy Logic Pada

    Microcontoller Untuk Kendali Putaran Motor DC

    Proceedings, Industrial Electronic Seminar 1999 (IES99),Graha Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, October 27-28, 1999

    [7]Thiang, Resmana, Wahyudi, Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor

    Universal, Jurnal Teknik Elektro Vol.1, No.1 Maret

    2001 : 33 42