Model Dan Bentuk Praktik

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik keperawatan profesional, merupakan praktik yang didasarkan pada pengetahuan teoretis yang mantap dan kokoh dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu keperawatan. Berbagai disiplin ilmu tersebut adalah ilmu biomedik, ilmu perilaku, dan ilmu sosial. Kesemuanya adalah satu kesatuan yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil tindakan keperawatan serta penyesuaian atau revisi rencana asuhan keperawatan. Praktik keperawatan sebagai praktik profesional merupakan praktik dengan orientasi melayani. Artinya perawat harus mempunyai komitmen untuk memberikan asuhan keperawatan berdasarkan keahlian yang tinggi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan menempatkan pelayanan di atas kepentingan pribadi. Sebagai suatu praktik yang profesional, keperawatan mempunyai kode etik dan mempunyai otonomi dalam dalam menetapkan tindakan yang dilakukan ( Shortrigde dalam Chasca, 1990 ). D III KEPERAWATAN UBT Page 1

description

hjjhjjhjjk

Transcript of Model Dan Bentuk Praktik

Page 1: Model Dan Bentuk Praktik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik keperawatan profesional, merupakan praktik yang

didasarkan pada pengetahuan teoretis yang mantap dan kokoh dari

berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu keperawatan. Berbagai disiplin ilmu

tersebut adalah ilmu biomedik, ilmu perilaku, dan ilmu sosial.

Kesemuanya adalah satu kesatuan yang digunakan sebagai landasan untuk

melakukan pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil tindakan keperawatan serta

penyesuaian atau revisi rencana asuhan keperawatan.

Praktik keperawatan sebagai praktik profesional merupakan praktik

dengan orientasi melayani. Artinya perawat harus mempunyai komitmen

untuk memberikan asuhan keperawatan berdasarkan keahlian yang tinggi

yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan menempatkan pelayanan di

atas kepentingan pribadi. Sebagai suatu praktik yang profesional,

keperawatan mempunyai kode etik dan mempunyai otonomi dalam dalam

menetapkan tindakan yang dilakukan ( Shortrigde dalam Chasca, 1990 ).

Menurut styler dalam Kozier ( 1997 ), otonomi profesi merupakan

karakteristik utama suatu profesi. Perawat mempunyai otonomi mengatur

praktik keperawatan agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang

profesional. Selanjutnya Fagin dalam Kozier ( 1988) menyebutkan bahwa

perawat mempunyai tujuh hak untuk menetapkan standard of excellence in

nursing. Standard of excellence in nursing diawali dengan pengembangan

MPKP karena pada MPKP terdapat stuktur dan proses yang mendukung

peningkatan mutu asuhan keperawatan.

Sistem pemberian asuhan keperawatan dengan model keperawatan

profesional memungkinkan perawat melakasanakan asuhan keperawatan

D III KEPERAWATAN UBT Page 1

Page 2: Model Dan Bentuk Praktik

dengan memenuhi aspek –aspek/ nilai-nilai profesional; (1) otonomi yaitu

mempunyai kewenangan/otoritas untuk melaksanakan proses keperawatan

secara mandiri dan bukan didasarkan pada instruksi dokter, dan perawat

adalah seseorang yang mempunyai hubungan langsung dan pertama

dengan klien, (2) melakukan asuhan secara berkesinambungan berdasarkan

pada ilmu keperawatan, (3) melakukan kolaborasi dengan pihak lain demi

keuntungan/kepentingan klien, (4) memiliki kekuatan kelompok/profesi

dalam melakukan asuhan keperawatan dan (5) melakukan asuhan

kepreawatan memenuhi kode etik keperawatan. Salah satu MPKP adalah

Model Keperawatan Tim atau yang biasa disebut “NURSING TEAM”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian MPKP metode tim?

2. Apa kelebihan dan kelemahan,tujuan serta Konsep MPKP metode

tim?

3. Apa prinsip MPKP metode tim?

4. Bagaimana sistematika MPKP metode tim dan tugas serta tanggung

jawab anggota dari tim?

5. Bagaimana mekanisme dan elemen mendasar dari MPKP metode tim?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian,kelebihan,kelemahan,tujuan serta konsep

MPKP metode tim.

2. Mengetahui prinsip dari MPKP metode tim.

3. Mengetahui sistematika,mekanisme dan elemen serta tanggung jawab

dari MPKP metode tim.

D III KEPERAWATAN UBT Page 2

Page 3: Model Dan Bentuk Praktik

BAB II

PEMBAHASAN

Model dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Metode Tim

Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada tahun 1950-an yang

digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan

memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul

karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawat.

Di Indonesia suatu tim keperawatan dapat disusun dan terdiri dari perawat

sarjana atau perawat diploma sebagai ketua tim, perawat lulusan SPK sebagai

anggota dan dibantu pekerja kesehatan atau pembantu perawat.

Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

sejumlah pasien selama 8 atau 12 jam. Metode ini lebih menekankan segi

manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal pokok

yang harus ada pada metode tim keperawatan adalah konferensi tim yang

dipimpin ketua tim, rencana keperawatan dan ketrampilan kepemimpinan

1. Pengertian

Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan

profesional dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok

tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok

klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).

Metode tim keperawatan /keperawatan kelompok Yaitu

pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien dan

sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah

D III KEPERAWATAN UBT Page 3

Page 4: Model Dan Bentuk Praktik

dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya

(“registered nurse”).

Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan

kelompok/ketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam

mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan

kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam

menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan Selanjutnya ketua grup

yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan

keperawatan terhadap klien. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa

setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan

memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa

tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan

keperawatan meningkat.

2. Tujuan Metode Tim, yaitu:

1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif

2. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar

3. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

3. Konsep Model Keperawatan Tim

A. Model keperawatan tim sebaiknya dilakukan sesuai dengan

memperhatikan konsep-konsep berikut :

a. Ketua Tim sebaiknya perawat yang berpindidikan/berpengalaman,

terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Jika hanya

seorang registered nurse yang bertugas dia harus menjadi ketua

tim. Ketua Tim juga harus mampu menentukan prioritas kebutuhan

asuhan keperawatan klien, merencanakan, melakukan supervisi dan

D III KEPERAWATAN UBT Page 4

Page 5: Model Dan Bentuk Praktik

evaluasi pelayanan keperawatan. Selain itu harus mampu

memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan filosofi

keperawatan. Uraian tugas untuk ketua tim dan anggota tim harus

jelas dan spesifik.

b. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan asuhan

keperawatan.Dengan demikian pencatatan rencana keperawatan

untuk tiap klien harus selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan

selalu dinilai kembali untuk validitasnya.

c. Ketua tim harus menggunakan semua teknik manajemen dan

kepemimpinan

d. Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel atau tidak kaku.

Metode tim dapat dilakukan pada shift pagi, sore atau malam di

unit manapun. Sejumlah tenaga dapat terlibat dalam tim, minimal

dua sampai tiga tim. Jumlah atau besarnya tim bergantung dari

banyaknya staf. Dua orang perawat dapat dikatakan tim, terutama

untuk shift sore dan malam, dimana jumlah tenaga terbatas

B. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus

berdasarkan konsep berikut:

a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu

menggunakan tehnik kepemimpinan.

b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana

keperawatan terjamin.

c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim

d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan

berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.

4. Prinsip Metode Tim

1) Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu team

terhadap satu atau sekelompok klien/pasien

D III KEPERAWATAN UBT Page 5

Page 6: Model Dan Bentuk Praktik

2) Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara

kliniskompeten, mempunyai kemampuan yang baik dalam

komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin komunikasi,

mengorganisasi, dan memimpin

3) Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan

dengan level kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas

team harus terkoordinasi secara baik

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat

ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri dari tenaga profesional,

tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.

1. Kelebihan :

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.

c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah

diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim.

2. Kelemahan :

a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi

tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada

waktu-waktu sibuk.

b. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu

tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau

ketua tim

c. Akuntabilitas pada tim d. Pasien mungkin masih menerima fragmentasi pemberian asuhan

keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang

baik dengan pasien.

D III KEPERAWATAN UBT Page 6

Page 7: Model Dan Bentuk Praktik

e. Keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan

pasien tidak terpenuhi. Bila di unit tidak cukup dan tidak ada

perawat profesional, maka perawat teknisi yang secara pendidikan

tidak dipersiapkan untuk berperan sebagai pemimpin, sering diberi

tugas untuk memegang peran, sebagai ketua tim

5. Sistematika Metode Tim

Tugas dan Tanggung jawab Kepala Ruang,Ketua Tim,dan Anggota Tim

1. Tanggungjawab Kepala ruang :

D III KEPERAWATAN UBT Page 7

Kepala Ruang

Tim Perawat Tim Perawat Tim Perawat

Beberapa Pasien

Beberapa Pasien

Beberapa Pasien

Page 8: Model Dan Bentuk Praktik

a. Menentukan standar pelaksanaan kerja.

b. Supervisi dan evaluasi tugas staf

c. Memberi pengarahan ketua tim

2. Uraian tugas Kepala Ruang :

a. Perencanaan

1) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing

2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan

aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur

penugasan/penjadwalan.

5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,

tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan

mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan

dilakukan terhadap pasien.

7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan .

8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS.

b. Pengorganisasian

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan

2) Merumuskan tujuan metode penugasan

3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim

dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.

D III KEPERAWATAN UBT Page 8

Page 9: Model Dan Bentuk Praktik

6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan

7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek

8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada ditempat

kepada ketua tim

9) Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien.

10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya

11) Identifikasi masalah dan cara penanganan

c. Pengarahan

1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

2) Memberi pujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan

baik

3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan

dan sikap

4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien

5) Melibatkan bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

6) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan

1) Melalui komunikas : Mengawasi dan berkomunikasi langsung

dengan ketua tim maupun pelaksanan mengenai asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien

2) Melalui superfisi : Pengawasan langsung dan tidak langsung.

3) Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua

tim serta melakukan Audit keperawatan.

3. Tanggungjawab ketua Tim :

D III KEPERAWATAN UBT Page 9

Page 10: Model Dan Bentuk Praktik

1) Membuat perencanaan.

2) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi.

3) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien.

4) Mengembangkan kemampuan anggota.

5) Menyelenggarakan konferensi.

6) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga

7) Mengkaji setiap klien, mengana lisa, menetapkan rencana

keperawatan (renpra), menerapkan tindakan keperawatan dan

mengevaluasi renpra

8) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui

komunikasi yang konsisten

9) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas

asuhan keperawatan melalui konfrens

10) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan

oleh anggota tim

11) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan

4. Tanggungjawab anggota tim :

1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah

tanggungjawabnya.

2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

3) Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim

4) Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien

5) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama

katim tidak ada di tempat

6) Berkontribusi terhadap perawatan

→ observasi terus menerus

→ ikut ronde keperawatan

D III KEPERAWATAN UBT Page 10

Page 11: Model Dan Bentuk Praktik

→ berinterkasi dgn pasien & keluarga

→ berkontribusi dgn katim/karu bila ada masalah Memberi

laporan.

6. Untuk berfungsinya team, dibutuhkan mekanisme dan

elemen mendasar sbb:

D III KEPERAWATAN UBT Page 11

Page 12: Model Dan Bentuk Praktik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada tahun 1950-an

yang digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada

tugas dan memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional

yang muncul karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawat.

Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan

profesional dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok

tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok

klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).

Metode tim keperawatan /keperawatan kelompok Yaitu

pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien dan

sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah

dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya

(“registered nurse”).

B. Saran

Apabila kita memilih ketua dalam metode ini sebaiknya berjiwa

kepemimpinan dan bisa bertanggung jawab

D III KEPERAWATAN UBT Page 12

Page 13: Model Dan Bentuk Praktik

DAFTAR PUSTAKA

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th.

Ed,. Mosby - year book, Inc.

Gillies , DA., (1994),. Nursing Management a System Approach, 2nd.ed.,

W. B. Saunders.

Jurnal keperawatan Volume 1 tahun 2000 . , FIK UI.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for

Nurses (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

D III KEPERAWATAN UBT Page 13