MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang...

86
MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU PRAMUKA DKI JAKARTA YANDRA AZHARI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Transcript of MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang...

Page 1: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM

MENGEMBANGKAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU

PRAMUKA DKI JAKARTA

YANDRA AZHARI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

 

Page 2: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

ii 

 

Page 3: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

iii 

 

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modal Sosial Masyarakat dalam Mengembangkan Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka DKI Jakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

YANDRA AZHARI

NIM I34090102

Page 4: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

iv 

 

Page 5: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

ABSTRAK

YANDRA AZHARI. Modal Sosial Masyarakat dalam Mengembangkan Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka DKI Jakarta. Dibimbing oleh EKAWATI SRI WAHYUNI.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik kepala keluarga dengan modal sosialnya dan hubungan modal sosial kepala keluarga dengan pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang didukung dengan metode kualitatif. Modal sosial yang dimiliki kepala keluarga untuk mengembangankan ekowisata bahari itu sendiri dinilai cukup baik. Hal ini jika dihubungkan dengan pendapatan dan tingkat pendidikan. Namun bila dikorelasikan dengan modal sosialnya lebih berpengaruh pada tingkat pemahaman terhadap norma dan jumlah orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang atau sudah mulai memudarnya kepercayaan terhadap masyarakat khususnya dalam pengembangan ekowisatanya.

Kata Kunci: Modal sosial, ekowisata

ABSTRACT

YANDRA AZHARI. The Community of Social Capital for Developing The Eecotourism at Pramuka Island DKI Jakarta. Supervised by EKAWATI SRI WAHYUNI

This study aimed to analyze the relationship of the head families characteristics with the social capital in the ecotourism development at Pramuka Island. The study also aimed to examine the relationship of head families social capital with ecotourism development at Pramuka Island. The research used the quantitative method with qualitative method support. Over all, the social capital of pramuka island community for ecotourism development at Pramuka Island was quite good. This is linked to income and education. However if look the social correlation, that shown on the level of understanding of the norm, number of people who are known with the social network. However that should likely fading the society trust, especcially in the ecotourism developing. Keyword: Social capital, ecotourism

Page 6: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

vi 

 

Page 7: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

vii 

 

MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU PRAMUKA DKI JAKARTA

YANDRA AZHARI

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Page 8: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

viii 

 

Page 9: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

Judu} Skripsi : Modal Sosial Masyarakat datan1 Mengembangkan Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka DKI Jakarta

Nama : Yandra Azhari NIM : 134090102

Disetujui oleh

TIl MS

o 4 SEP 20 13 Tanggal Lulus : ______

Page 10: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

ix 

 

Judul Skripsi : Modal Sosial Masyarakat dalam Mengembangkan Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka DKI Jakarta

Nama : Yandra Azhari NIM : I34090102

Disetujui oleh

Dr. Ir. Ekawati Sri Wahyuni, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus : ______________  

Page 11: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

Page 12: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xi 

 

PRAKATA  

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan skripsi penelitian ini, maka akan terselesaikan dengan baik. Skripsi penelitian yang berjudul “Modal Sosial Masyarakat dalam Mengembangkan Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka DKI Jakarta” ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai modal sosial masyarakat Pulau Pramuka dalam pengembangan ekowisata bahari.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Ekawati Sri Wahyuni MS selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan serta menyalurkan pikiran untuk memperbaiki kekurangan penulisan hingga penyelesaian dari skripsi penelitian ini. Terimakasih kepada Prof Dr EKS Harini Muntasib atas bimbinganya perihal ekowisata. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan melimpahkan kasih sayangnya, dan juga tidak lupa untuk kakak tersayang yaitu Malta Hastinova dan Martini D Indrayanti yang turut mendukung dalam penyelesaian skripsi penelitian ini. Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada teman satu bimbingan Faris Budiman Annas dan Gilang Angga Putra. Teman yang selalu memberikan support lainnya seperti Bang Jek, Indra Setiyadi, Hamdani Pramono, Maulin, Irma, jonah, ela, Tante Waisak, dan Lulu Hanifah.

Terimakasih juga atas nasihat dan bantuanya yang diberikan oleh Yuli wewe, Lourenza, Melisa, Puput Marwah, dan Arif Rachman yang selalu membantu dan mendukung perkembangan skripsi penelitian ini. Penulis juga ucapkan terimakasih juga atas banyak pengalaman dan pelajaran dari kaka kelas kebangaan dan tercinta KPM 45 yaitu Ka Puput, Bang Farhan, Mas Bejo, Bang Arfin dan kakak-kakak lainnya. Terimakasih juga untuk seluruh crew DBL Bogor atas support dan seluruh teman-teman terbaik dan satu perjuangan KPM 46 yang selalu memberi semangat dan dukungannya kepada penulis. Selain itu juga penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari adek-adek KPM 47 dan KPM 48. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi penelitian ini. Semoga Skripsi Penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2013

Yandra Azhari NIM. I34090102

Page 13: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xii 

 

Page 14: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xiii 

 

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ix DAFTARTABEL xi DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xi PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Masalah Penelitian 2 Tujuan Penelitian 3 Kegunaan Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 5 Konsep Ekowisata Bahari 5 Kriteria dan Unsur Ekowisata 6 Dampak Ekowisata 7 Pengembangan Ekowisata pada Berbagai Wilayah 9 Modal Sosial 11 Kepercayaan 12 Norma Sosial 13 Jaringan 14 Kerangka Pemikiran 15 Hipotesis 16 Definisi Operasional 16

PENDEKATAN LAPANG 19 Lokasi dan Waktu 19 Teknik Pengumpulan Data 19 Teknik Pengolahan Dan Analisi Data 20

GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK KEPALA KELUARGA

23

Letak Geografis dan Kondisi Alam 23 Penduduk dan Mata Pencaharian 24 Sarana dan Prasarana 26 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 26 Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik Responden 28 Usia Responden 28 Jenis Kelamin 29 Status Perkawinan 29 Tingkat Pendidikan 29 Tingkat Pendapatan 29

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN MODAL SOSIAL KEPALA KELUARGA

31

Hubungan Usia dengan Modal Sosial Kepala Keluarga 31 Hubungan Usia dengan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma 31 Hubungan Usia dengan Tingkat Kepercayaan Masyarakat 32 Hubungan Usia dengan Jumlah Orang yang Dikenal 32 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Modal Sosial 33

Page 15: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xiv 

 

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma

33

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepercayaan terhadap Masyarakat

34

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Jumlah Orang yang Dikenal

34

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Modal Sosial Kepala Keluarga

35

Hubungan Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga dengan Pemahaman Terhadap Norma

36

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat

36

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang yang Dikenal

37

ANALISIS HUBUNGAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT DENGAN PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI

39

Norma 39 Hubungan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma dengan Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

40

Hubungan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma dengan Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

40

Hubungan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma dengan Tingkat Pengetahuan Lingkungan Ekowisata Bahari

41

Kepercayaan 42 Hubungan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat dengan Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

43

Hubungan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat dengan Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

44

Hubungan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat dengan Tingkat Pengetahuan Lingkungan Ekowisata Bahari

45

Jaringan 46 Hubungan Jumlah Orang yang Dikenal dengan Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

46

Hubungan Jumlah Orang yang Dikenal dengan Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

47

Hubungan Jumlah Orang yang Dikenal dengan Tingkat Pengetahuan Lingkungan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

48

Simpul 49 MANFAAT PENGEMBANGAN EKOWISATA TERHADAP MASYARAKAT

53

Page 16: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xv 

 

SIMPULAN DAN SARAN 57 Simpulan 57 Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 59 LAMPIRAN 61 RIWAYAT HIDUP 67

Page 17: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xvi 

 

DAFTAR TABEL

1 Pengembangan ekowisata pada berbagai wilayah 9 2 Metode pengumpulan data 19 3 Jumlah kepala keluarga dan jumlah penduduk Pulau

Pramuka 24

4 Jenis mata pencaharian penduduk kelurahan Pulau Panggang 25 5 Jumlah penduduk Kelurahan Pulau Panggang pada tingkat

pendidikan tahun 2007 25

6 Jenis mata pencaharian penduduk kelurahan Pulau Panggang 27 7 Karakteristik kepala keluarga 28 8 Hubungan usia dengan tingkat pemahaman terhadap norma 31 9 Hubungan usia dengan tingkat kepercayaan terhadap

masyarakat 32

10 Hubungan usia dengan jumlah orang yang dikenal 32 11 Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pemahaman

terhadap norma 33

12 Hubungan tingkat pendidikan dengan kepercayaan terhadap masyarakat

34

13 Hubungan tingkat pendidikan dengan jumlah orang yang dikenal

35

14 Hubungan tingkat pendapatan kepala keluarga dengan pemahaman terhadap norma

36

15 Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat

36

16 Hubungan tingkat pendapatan dengan jumlah orang yang dikenal

37

17 Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari

40

18 Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata

41

19 Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari

42

20 Hubungan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari

43

21 Hubungan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata

44

22 Hubungan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari

45

23 Hubungan jumlah orang yang dikenal dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari

47

24 Hubungan jumlah orang yang dikenal dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata

47

Page 18: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xvii 

 

25 Hubungan jumlah orang yang dikenal dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari

48

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 15

 DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi penelitian 61 2 Peta Pulau Pramuka 63 3 Rencana kegiatan penelitian 64 4 Nama kerangka sampling dan responden penelitian 65

 

 

Page 19: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

xviii 

 

Page 20: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya sumberdaya alam. Ketergantungan manusia akan sumberdaya alam tersebut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang ada. Indonesia sebagai negara sedang berkembang, dimana peningkatan jumlah penduduk yang terus terjadi mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah permintaan akan pemenuhan kebutuhan hidup dari sumberdaya alam, sehingga hal ini berkorelasi terhadap semakin eksploitatifnya pemanfaatan sumberdaya alam yang ada (Sulton 2011). Selain itu Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki 17.504 pulau, memiliki beragam etnik, dan luas hutan hingga 100 juta hektar yang dikenal juga dengan negara mega biodiversity ekowisata.

Wiharyanto (2011) menyatakan bahwa ekowisata adalah kegiatan perjalanan wisata yang bertanggung jawab, di daerah yang masih alami atau di daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam. Tujuannya, selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsur-unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Hal ini pun diungkapkan pada penelitian Wardhani (2007) menyatakan bahwa pengembangan ekowisata dapat menumbuhkan penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta tumbuhnya usaha-usaha baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Selain beberapa pendapat dari hasil penilitian itu, ekowisata pun memiliki karakteristik sendiri sehingga wilayah tersebut dapat dikatakan sebagai wilayah ekowisata. Hal ini dibuktikan oleh Muntasib (2005) dalam buku prosiding seminar ekowisata menyatakan bahwa ekowisata memiliki lima karakteristik utama, yaitu nature based (berdasar pada lingkungan alam), ecologically sustainable (pelaksanaan dan manajemen ekowisata berkelanjutan secara ekologis), environmentally educative (pendidikan lingkungan dan interpretasi adalah yang terpenting), bermanfaat untuk masyarakat lokal, dan kepuasan wisatawan. Pada kegiatannya, ekowisata selalu dilakukan dalam kawasan berbasis alam. Kondisi alam yang diolah menjadi suatu tempat wisata ataupun disebut sebagai ekowisata yang indah dan memiliki daya tarik wisata akan mempengaruhi perubahan sosial ekonomi. Perubahan sosial ekonomi dilihat dari pendapatan sektor pariwisata, pendapatan basis dan non basis, peluang kesempatan kerja, pola nafkah ganda, dan perubahan mata pencaharian, yang kemudian mempengaruhi keberlanjutan ekowisata dalam suatu wilayah. Keberlanjutan ekowisata ini dilihat dari potensi pasar dimana pergeseran trend pasar wisatawan “back to nature” yang berkembang pesat, berpeluang meningkatkan perekonomian ataupun tingkat pendapatan masyarakat.

Merujuk pada Ridell (1997) dikutip Suharto (2006), terdapat tiga komponen atau parameter kapital sosial yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms), dan jaringan-jaringan (networks). Menurut Saifuddin (2008), rasa

Page 21: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

percaya merupakan dasar dari prilaku moral dimana modal sosial dibangun. Moralitas mengarahkan bagi kerjasama dan kordinasi sosial dari semua aktivitas sehingga manusia dapat hidup bersama dan berinteraksi satu sama lain. Sepanjang adanya rasa percaya, prilaku dan hubungan kekeluargaan maka akan terbangun prinsip-prinsip resiproksitas dan pertukaran. Sebaga alat untuk membangun hubungan, rasa percaya dapat menekan biaya-biaya transaksi yang muncul dalam proses kontak, kontak dan kontrol. Norma sosial adalah norma yang mengatur masyarakat ada yang bersifat formal maupun non formal. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat yang formal atau resmi. Norma ini biasanya tertulis, misalnya konstitusi, surat keputusan dan peraturan daerah. Norma non formal biasanya tidak tertulis dan jumlahnya banyak dibandingkan norma yang formal, misalnya kaidahn dan aturan di dalam keluarga dan adat istiadat (Maryati dan Surjawati 2004). Rogers dan Kincaid (1980) juga menyatakan bahwa jaringan sosial dapat menggambarkan jaring-jaring hubungan antara sekumpulan orang yang saling terkait baik langsung maupun tidak langsung. Jaringan sosial terbangun dari komunikasi antar individu yang memfokuskan pada pertukaran informasi sebagai sebuah proses untuk mencapai tindakan bersama, kesapakatan bersama, dan perhatian bersama. Modal sosial tidak hanya dibangun oleh satu individu, melainkan akan terletak pada kecenderungan yang tumb uh dalam satu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari nilai-nilai yang melekat.

Taman Nasional Kepulauan Seribu adalah kumpulan dari pulau-pulau yang terbentang mulai dari kawasan Teluk Jakarta sampai Pulau Sebira yang merupakan pulau terjauh di sebelah utara yang berjarak sekitar 150 km dari daratan kota Jakarta. Kepulauan Seribu awalnya merupakan bagian dari wilayah administrasi DKI Jakarta sebelum statusnya berubah menjadi kabupaten tersendiri dengan karakteristik lingkungan khas kepulauan. Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang berada pada gugusan Kepulauan Seribu. Pulau ini merupakan pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Pulau Pramuka termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang. Di pulau ini terdapat sarana pelestarian penyu sisik yang saat ini jumlahnya sudah sedikit sehingga dilindungi. Selain itu terdapat pula penanaman bakau sebagai upaya perbaikan pertahanan pantai. Masyarakat yang mendiami Pulau Pramuka sebagian besar adalah etnis Betawi, Bugis, Banten, dan Madura.

Masalah Penelitian

Latar belakang penelitian ini mengemukakan bahwa sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya sumberdaya alam. Ketergantungan manusia akan sumberdaya alam tersebut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang ada. Indonesia sebagai negara sedang berkembang, dimana peningkatan jumlah penduduk yang terus terjadi mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah permintaan akan pemenuhan kebutuhan hidup dari sumberdaya alam, sehingga hal ini berkorelasi terhadap semakin eksploitatifnya pemanfaatan sumberdaya alam yang ada. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba melihat sejauh mana hubungan

Page 22: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

karakteristik kepala keluarga dengan modal sosialnya dalam mengembangkan ekowisata bahari di Pulau Pramuka?

Modal sosial pada penelitian ini dilihat dari individu unit analisisnya, yaitu kepala keluarga pada masyarakat pulau pramuka. Individunya sendiri mimiliki faktor internal seperti keadaan usianya, tingkat pendidikan, dan juga tingkat pendapatan. Berbagai hal tersebut berhubungan dengan modal sosial masyarakat Pulau Pramuka dalam mengembangkan ekowisata bahari. uraian di atas memunculkan sebuah pertanyaan sejauh mana hubungan modal sosial kepala keluarga terhadap pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pramuka?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, disusunlah tujuan penelitian guna menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian tersebut, yaitu: 1. Menganalisis hubungan karaktersitik kepala keluarga dengan modal sosialnya

dalam mengembangkan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. 2. Menganalisis hubungan modal sosial kepala keluarga terhadap pengembangan

ekowisata bahari di Pulau Pramuka

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peran ekologi dalam ekowisata serta modal sosial masyarakat Pulau Pramuka dalam mengembangkan Ekowisata Bahari. Penelitian ini juga berguna untuk: 1. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengkaji

secara ilmiah mengenai peran ekologi dalam ekowisata bahari serta bagaimana modal sosial masyarakat pulau pramuka dalam mengembangkan ekowisata.

2. Menambah literatur bagi kalangan akademisi dalam mengakaji hubungan modal sosial dengan pengembangan ekowisata bahari.

3. Acuan dalam pelaksanaan pengembangan kawasan ekowisata di wilayah pesisir, dimana dilihatnya hubungan modal sosial dengan pengembangan ekowisata bahari bagi kalangan non akademisi, seperti masyarakat, swasta, dan pemerintah.

Page 23: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

Page 24: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Ekowisata Bahari Terdapat beberapa ahli yang menjelaskan konsep ekowisata, diantaranya konsep ekowisata yang biasa juga disebut sebagai ecotourism oleh Tuwo A (2011) menyebutkan bahwa ekowisata merupakan jenis wisata yang paling murah karena hanya menjual “rasa” kepada wisatawan. Namun begitu “rasa” ini sampai ke wisatawan, maka “rasa” tersebut diekspresikan dengan senang hati dan berbagi “rasa” dengan orang lain, ynag secara sadar atau tidak telah mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit. Disebutkan juga bahwa dalam perkembangan selanjutnya, ekowisata semakin digemari oleh wisatawan. Hal ini kemudian melahirkan suatu definisi terbaru mengenai ekowisata, yaitu wisata yang berbasis pada alam dengan menyertakan aspek pendidikan dan aspek interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan sistem pengelolaan yang berbasis pada kelestarian ekologis. Selain itu Damanik dan Weber (2006) mendefinisikan ekowisata ke dalam tiga perspektif, yaitu ekowisata sebagai produk, ekowisata sebagai pasar dan ekowisata sebagai pendekatan pengembangan. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam. Sebagai pasar, ekowisata merupakan sebuah perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan. Hal ini pun diperkuat Djohani (1998) dikutip Ayal (2009), yang menyatakan ekowisata dapat memegang peranan penting dalam melindungi sumberdaya alam laut pada suatu daerah perlindungan laut. Bisnis ekowisata pada suatu wilayah yang dijadikan ekowisata dapat menyokong untuk berjalanya tiga pilar konservasi (ekologi, ekonomi, dan sosial). Strategi yang ditempuh antara lain: (1) meningkatkan kapasitas monitoring karang melalui penambahan fasilitas kapal safari laut dan peralatan selam mengelilingi karang; (2) mendorong peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam berbagai tingkatan; (3) mendorong terciptanya sumber mata pencaharian alternatif serta menggalakkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Hal ini dibuktikan juga oleh Muntasib (2005) dalam buku prosiding seminar ekowisata yang menyatakan bahwa ekowisata memiliki lima karakteristik utama, yaitu nature based (berdasar pada lingkungan alam), ecologically sustainable (pelaksanaan dan manajemen ekowisata berkelanjutan secara ekologis), environmentally educative (pendidikan lingkungan dan interpretasi adalah yang terpenting), bermanfaat untuk masyarakat lokal, dan kepuasan wisatawan.

Penjelasan ekowisata lainnya pun dikemukakan oleh penelitian Ayuningtyas (2011) yang manyatakan bahwa ekowisata adalah wisata berbasis alam yang melibatkan pendidikan, interpretasi dari lingkungan, dan dikelola secara berkelanjutan. Adanya ekowisata mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar kawasan. Kehadiran ekowisata memberikan dampak bagi masyarakatnya. Dampak pada aspek sosio dan ekonomi yang meliputi tingkat pendapatan, pelapisan sosial, tingkat kesempatan kerja, tingkat konflik, dan jam kerja pada bidang ekowisata yang terjadi sebagai akibat adanya aktivitas ekowisata.

Page 25: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

Beberapa dampak dari ekowisata pun dapat berupa dampak positif atau pun negatif seperti yang dikemukakan dalam penelitiannya Adelia (2012) yang menyatakan perkembangan ekowisata juga akan memunculkan dampak, baik negatif maupun positif. Dampak positif yang diharapk\an dari perkembangan kawasan ekowisata adalah terpeliharanya lingkungan hidup serta dimanfaatkannya lingkungan hidup tersebut menjadi jasa lingkungan yang memberdayakan ekonomi lokal. Secara tidak langsung akan adanya peningkatkan pendapatan masyarakat dan kemajuan daerah tujuan ekowisata. Akan tetapi, perkembangan ekowisata yang tidak terorganisir dengan baik, hanya akan memberikan dampak negatif baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan sosial budaya komunitas lokal. Oleh karena itu, pengembangan ekowisata dibutuhkan suatu pedoman atau prinsip yang dipegang masyarakat sebagai mekanisme untuk mereduksi dampak negatif yang akan masuk ke dalam komunitas mereka

Penelitian Wiharyanto (2007), Pengembangan kawasan ekowisata bukan merupakan suatu pengembangan kawasan industri pariwisata yang hanya bersifat sektoral. Namun pengembangan tersebut, terdapat aspek-aspek lain yang saling berhubungan dan menentukan keberhasilan pengembangannya. Pada beberapa tempat pelibatan masyarakat sekitar dalam kegiatan ekowisata masih sangat minim, kerjasama yang dilakukan pihak pengelola dengan pihak-pihak yang berperan penting dan mempengaruhi kondisi ekowisata di sekitar kawasan masih rendah. Akibatnya, masih sering terjadi perusakan secara tidak langsung, dimana terjadi pembuangan sampah dan limbah aktivitas di sekitar lokasi. Fasilitas untuk pendidikan dan penelitian seperti pusat informasi, perpustakaan dan penerangan tentang kondisi ekowisata di lokasi pun belum memadai, padahal pendidikan merupakan salah satu konsep utama ekowisata. Pemahaman pelaku dan pengguna tentang ekowisata masih rendah, masih terdapat pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan melakukan tindakan vandalisme pada wilayah pengembangan ekowisata. Rendahnya pendidikan akan mempengaruhi tingkat kesulitan akan akses untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka nantinya akan ikut mempengaruhi tingkat kesejahterahan masyarakat. Hal ini juga dijelaskan pada penelitian Yulianda (2007), ekowisata adalah pariwisata yang menyangkut perjalanan ke kawasan alam secara relatif belum terganggu dengan tujuan untuk mengagumi, meneliti dan menikmati pemandangan yang indah, tumbuh-tumbuhan serta binatang liar maupun kebudayaan yang dapat ditemukan disana. Selanjutnya ditambahkan bahwa ekowisata bahari merupakan kegiatan wisata pesisir dan laut yang dikembangkan dengan pendekatan konservasi laut. Ekowisata merupakan wisata yang berorientasikan pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

Kriteria dan Unsur Ekowisata

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tuwo (2011) di Halifax

Kanada, ekowisata memiliki tiga kriteria, yaitu: (1) memberi nilai konservasi yang dapat dihitung; (2) melibatkan masyarakat; serta (3) menguntungkan dan dapat memelihara dirinya sendiri. Ketiga kriteria tersebut dapat dipenuhi bilamana pada

Page 26: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

setiap kegiatan ekowisata memadukan empat komponen, yaitu: (1)ekosistem, (2) masyarakat, (3) budaya, dan (4) ekonomi.

Hal ini pun dapat dibuktikan pada hasil penelitian Setiawati (2000) dari INDECON (Pusat Penelitian, Pelatihan dan Promosi Ekowisata) dalam prosiding, yang menyatakan bahwa pemilihan ekowisata sebagai konsep pengembangan dari wisata bahari di dasarkan pada beberapa unsur utama, yaitu: 1. Ekowisata sangat bergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggalan

sejarah dan budaya. Kekayaan keanekaragaman hayati merupakan daya tarik utama bagi pangsa pasar ekowisata, sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya menjadi sangat penting untuk ekowisata.

2. Pelibatan Masyarakat.Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dari budaya serta kawasan daya tarik wisata, dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu pelibatan masyarakat menjadi mutlak, mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengelolaan.

3. Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apreasiasi terhadap alam, niai-nilai peninggalan sejarah dan budaya. Ekowisata memberikan nilai tambah kepada pengunjung dan masyarakat setempat dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman.nilai tambah ini memperngaruhi perubahan prilaku dari pengunjung, masyarakat dan pengembang pariwisata agar sadar dan lebih menghargai alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya.

4. Pertumbuhan pasar ekowisata di tingkat internasional dan nasional. Kenyataan memperlihatkan kecenderungan meningkatnya permintaan terhadap produk ekowisata baik di tingkat internasional dan nasional.

5. Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara, pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non-ekstraktif dan non-konsumtif. Hal tersebut akan meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan

Ekowisata secara garis besar dapat menumbuhkan tingkat sosio-ekonomi yang turut meliputi perlindungan lingkungan seperti konservasi alam dan juga dapat melestarikan budaya bangsa. Selain itu ekowisata pun dapat menambah devisa negara dalam meningkatkan pasar ekowisata baik tingkat internasional maupun nasional.

Dampak Ekowisata

Suwantoro (1997) dalam Tafalas (2010) menjelaskan bahwa pariwisata (ekowisata) dianggap sebagaisalah satu sektor ekonomi penting tetapi apabila tidak dilakukan dengan benar, maka pariwisata berpotensi menimbulkan masalah atau dampak negatif terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal ini pun didukung dalam penelitiannya Kristanto (2004) yang mendefinisikan dampak sebagai adanya suatu benturan antara dua kepentingan yang berbeda, yaitu kepentingan pembangunan dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Dampak yang diartikan dari benturan antara dua kepentingan itupun masih kurang tepat karena yang tercermin dari benturan tersebut hanyalah kegiatan yang menimbulkan dampak negatif.pengertian ini pula

Page 27: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

yang dahulunya banyak ditentang oleh para pemilik atau pengusul proyek. Pada perkembangan selanjutnya yang dianalisis bukan hanya dampak negatifnya saja melainkan juga dampak positifnya dan dengan bobot analisis yang sama. Apabila didefinisikan lebih lanjut, maka dampak adalah setiap setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktifitas manusia. Pada hal ini tidak disebutkan karena adanya proyek, karena proyek sering diartikan sebagai bangunan fisik saja, sedangkan banyak proyek yang bangunan fisiknya relatif kecil atau tidak ada, tetapi dampaknya besar. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang menjadi objek pembahasan bukan saja dampak proyek terhadap lingkungannya,melainkan juga dampak lingkungan terhadap proyek.

Yoeti (2008) mengemukakan bahwa pariwisata (termasuk ekowisata) sebagai katalisator dalam pembangunan karena dampak yang diberikannya terhadap kehidupan perekonomian di negara yang dikunjungi wisatawan. Kegiatan ekowisata memberikan dampak pada berbagai aspek seperti sosial-budaya, ekonomi, dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa dampak positif dan negatif.

Berdasarkan kacamata ekonomimakro, jelas pariwisata (termasuk ekowisata) memberikan dampak positif yaitu : 1. Dapat menciptakan kesempatan berusaha. 2. Dapat meningkatkan kesempatan kerja. 3. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan

pendapatan masayarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif kcukup besar itu.

4. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. 5. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB) 6. Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan

sektor ekonomi lainnya. 7. Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila neraca pembayaran mengalami

surplus, dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran Indonesia dna sebaliknya (Yoeti 2008). Dampak negatif yang terjadi akibat pengembangan pariwisata (termasuk

ekowisata) adalah : 1. Sumber-sumber hayati menjadi rusak, yang menyebabkan Indonesia

kehilangan daya tariknya untuk jangka panjang 2. Pembuangan sampah sembarangan, selain menyebabkan bau tidak sedap, juga

membuat tanaman di sekitarnya mati. 3. Sering terjadi komersialisasi seni-budaya 4. Terjadinya demonstration effect, kepribadian anak-anak muda rusak. Cara

berpakain anak-anak sudah mendunia berkaos oblong dan bercelana kedodoran (Yoeti 2008).

Dampak dari adanya pariwisata (termasuk ekowisata) dapat dilihat dalam penelitiannya Setiyanti (2011) bahwa hadirnya sektor pariwisata di Pulau Pramuka telah menciptakan peluang usaha dan kerja bagi penduduk di Pulau Pramuka. Usaha terebut diantaranya seperti homestay, rumah makan, pedagang, transportasi dan jasa. Sifat kegiatan usaha pariwisata tersebut di Pulau Pramuka dominan pada sifat kegiatan informal, dimana usaha tidak memiliki surat izin dari

Page 28: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

 

pemerintah,pengelolaan secara sederhana dan menggunakan tenaga kerja keluarga. Pola kegiatan usaha pariwisata umumnya adalah setiap hari, meskipun ada pula usaha yang hanya buka di saat akhir pekan atau di saat kunjungan wisatawan tergolong ramai.

Pengembangan Ekowisata pada Berbagai Wilayah

Ekowisata ialah pariwisata yang berbasis pada lingkungan serta adanya keterlibatan dari masyarakat lokal. Pariwisata sendiri dalam ekowisata memiliki dampak terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat lokal yang turut menjadi penentuan pada tingkat kesejahterannya. Penelitian Wihartika (2004) kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dan aksi sosial dalam artian bahwa pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu, kelompok dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam masyarakat. Pada kegiatannya, ekowisata selalu dilakukan dalam kawasan berbasis alam. Kondisi alam yang diolah menjadi suatu tempat wisata ataupun disebut sebagai ekowisata yang indah dan memiliki daya tarik wisata akan mempengaruhi perubahan sosial ekonomi. Perubahan sosial ekonomi dilihat dari pendapatan sektor pariwisata, pendapatan basis dan non basis, peluang kesempatan kerja, pola nafkah ganda, dan perubahan mata pencaharian, yang kemudian mempengaruhi keberlanjutan ekowisata dalam suatu wilayah. Keberlanjutan ekowisata ini dilihat dari potensi pasar dimana pergeseran trend pasar wisatawan “back to nature” yang berkembang pesat, berpeluang meningkatkan perekonomian ataupun tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan pada beberapa penelitian seperti yang ada pada Tabel 1.

Tabel 1 Pengembangan ekowisata pada berbagai wilayah Nama

Peneliti Lokasi Pengembangan Ekowisata

(Sulaksmi 2007)

Kawasan Wisata Alam Laut Pulau Weh Kota Sabang

Masuknya ekowisata membuat ciri khas tersendiri pada kota Sabang, tingkat kesehatan masyarakat yang aktif dalam kegiatan relatif baik, meningkatkan pemasukan pemerintah daerah kota Sabang seperti adanya hotel, rumah makan, perdagangan, dan jasa trasportasi yang turut saling bekerjasama antara masyarakat dan pemerintah

(Wiharyanto 2007)

Ekowisata Mangrove Kawasan Konservasi Pelabuhan Tengkayu II Kota Tarakan Kalimatan Timur  

 

Kawasan konservasi hutan mangrove dan bekantan ini berada di pusat kota Tarakan sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan baru dan akan mengurangi tingkat pengangguran baik dari prasarana dan sarana penunjang untuk pengembangan ekowisata dan secara tidak langsung akan

Page 29: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

10 

 

 

 

 

menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Hasil penelitian didapatkan bahwa,masyarakat sangat mendukung terhadap adanya kegiatan pengembangan wisata, dimana hal tersebut akan menarik keinginan mereka dan pengunjung lain untuk menikmati keindahan alam dan berteduh dari panasnya kota Tarakan.

(Ketjulan 2011)

Ekowisata Bahari Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Masyarakat turut dilibatkan dalam pengembangan ekowisata, namun perkembangan obyek wisata masih minim karena promosi pemerintah setempat kurang maksimal diduga adanya konflik kewenangan antara pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini berdampak kurangnya hasil yang diperoleh dari pengembangan ekowisata.

(Ayuningtyas 2011)

Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Studi Citalahab Central dan Citilahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Jawa Barat

Kehadiran ekowisata memberikan dampak bagi masyarakatnya. Dampak pada aspek sosio dan ekonomi yang meliputi tingkat pendapatan, pelapisan sosial, tingkat kesempatan kerja, tingkat konflik, dan jam kerja pada bidang ekowisata yang terjadi sebagai akibat adanya aktivitas ekowisata. Kehadiran ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini akan menarik wisatawan untuk datang dan menikmati keindahan alam. Adanya ekowisata tentunya akan membuka kesempatan kerja. Namun, terbukanya kesempatan kerja hanya terjadi di kampung yang aksesnya dekat dengan ekowisata yaitu Citalahab Central

Sumber: Sulaksmi (2007), Wiharyanto (2007), Ketjulan (2011), Ayuningtyas (2011) Contoh di atas menjelaskan pengembangan ekowisata yang berdampak pada berbagai belahan Indonesia seperti di Pulau Weh Sabang, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tenggara. Ternyata keberadaaan ekowisata didukung dengan lokasi atau wilayah yang akan dijadikan kawasan ekowisata serta kebudayaan yang ada pada wilayah tersebut. Selain itu pengadaan suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata baik di daerah pesisir atau pun pegunungan dapat mempengaruhi kondisi sosio-ekonomi, namun hal ini hanya berdampak pada beberapa masyarakat setempat saja akan adanya ekowisata. Hal ini dikarenakan terbatasnya beberapa akses masyarakat untuk

Page 30: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

11 

 

terlibat langsung dalam ekowisata dan juga masih minimnya peran masyarakat sendiri dalam membangun kesadaran akan pentingnya keberadaan ekowisata. Keberadaan ekowisata pun turut dipengaruhi oleh peran pemerintah daerah, seperti halnya pada penelitiannya ketjulan (2011), menyatakan bahwa masyarakat turut dilibatkan dalam pengembangan ekowisata, namun perkembangan obyek wisata masih minim karena promosi pemerintah setempat kurang maksimal diduga adanya konflik kewenangan antara pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini berdampak kurangnya hasil yang diperoleh dari pengembangan ekowisata.

Modal Sosial

Modal sosial dalam pengertiannya memiliki unsur modal yang berarti memiliki kesamaan dengan modal fisik dan modal manusia. Seperti modal fisik, modal sosial memerlukan investasi awal dan perawatan berkala, dalam bentuk interaksi yang berulang atau membangun prilaku kepercayaan. Modal sosial juga memberikan gambaran yang berbeda dibandingkan dengan modal fisik, modal sosial manusia (Bastelaer dan Grootaert 2002). Poli (2007) menjelaskan bahwa modal sosial adalah saling percaya yang mempersatukan masyarakat sebagai kesatuan hidup yag beradab. Muncul dari pengalaman bersama yang memuaskan, karena itu diulang-uangi sehingga membentuk pola prilaku, yang dipertahankan melalui aturan yang disepakati, sehingga menyatukan masyarakat dalam suatu struktur tertentu. Pengalaman bersama yang memuaskan dapat muncul secara spontan maupun melalui rekayasa manajemen. Poli pun menjelaskan mengenai ciri-ciri dari modal sosial seperti: a. Dimiliki bersama, b. Dapat digunakan untuk pencapaian tujuan bersama c. Dapat bertambah dan dapat pula berkurang d. Kian dibagi-bagi kian bertambah e. Kian tidak dibagi-bagi, kian berkurang.

Lubis (2002) dalam Badaruddin (2006) mengemukakan teori modal sosial

lebih lanjut, dimana modal sosial beriintikan elemen-elemen pokok yang mencakup: a. Saling percaya (trust), yang meliputi adanya kejujuran (honesty), kewajaran

(fairness), sikap egaliter (egalitarianism), toleransi (tolerance), tanggung jawab (responsibility), kemurahan hati (generoity) kerjasama (collaboration/cooperation) dan keadilan (equity);

b. Jaringan sosial (social networking), yang meliputi adanya partisipasi(participations), solidaritas (solidarity);

c. Pranata (institution), yang meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama (shared valueI), norma-norma dan sanksi-sanksi (norms and sanctionsI) dan aturan-aturan (rules).

Elemen-elemen modal sosial tersebut bukanlah sesuatu yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, melainkan harusdirekreasikan dan ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme sosial budaya di dalam sebuah unit sosial seperti keluarga, komunitas, asosiasi sukarela, negara dan sebagainya. Merujuk pada Ridell (1997) dikutip Suharto (2006), terdapat tiga komponen atau parameter

Page 31: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

12 

 

kapital sosial yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms), dan jaringan-jaringan (networks). Kasih (2007) mendefinisikan modal sosial sebagai suatu norma yang muncul secara informal melandasi kerjasama diatara dua atau lebih individu. Selain pendefinisian tersebut, pada hal ini juga menjelaskan manfaat umum yang diperoleh dari modal sosial antara lain: a. Modal sosial memungkinkan masyarakat memecahkan masalah-masalah

bersama dengan lebih mudah. b. Modal sosial menumbuhkan rasa saling percaya dalam hubungan sosial untuk

mewujudkan kepentingan bersama. c. Modal sosial memungkinkan terciptanya jaringan kerja sehingga mudah

mendapatkan informasi. Masyarakat yang memiliki modal sosial lebih mudah bekerjasama mencapai kepentingan bersama baik bidang sosial maupun ekonomi, dibanding dengan masyarakat sebaliknya.

Kepercayaan

Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukan oleh adanya prilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini. Cox (1995) dalam Suharto (2006) menyebutkan bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan-hubungan juga bersifat kerjasama. Adanya kapital sosial yang baik ditandai oleh adanya lembaga-lembaga sosial ynag kokoh. Kapital sosial melahirkan kehidupan sosial yang harmonis (Putnamm 1995 dalam Suharto 2006). Rasa percaya diri (trust) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu ola tindakan yang slaing mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya (Robert 2002 dalam Suharto). Menurut Saifuddin (2008), rasa percaya merupakan dasar dari prilaku moral dimana modal sosial dibangun. Moralitas mengarahkan bagi kerjasama dan kordinasi sosial dari semua aktivitas sehingga manusia dapat hidup bersama dan berinteraksi satu sama lain. Sepanjang adanya rasa percaya, prilaku dan hubungan kekeluargaan maka akan terbangun prinsip-prinsip resiproksitas dan pertukaran. Sebaga alat untuk membangun hubungan, rasa percaya dapat menekan biaya-biaya transaksi yang muncul dalam proses kontak, kontak dan kontrol. Hal lainnya pun dikemukakan oleh Lawang (2004) kepercayaan adalah rasa percaya yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk saling berhubungan. Ada tiga hal yang saling terkait dalam kepercayaan, yaitu: 1. Hubungan antara dua orang atau lebih. Termasuk dalam hubungan tersebut

adalah institusi, yang dalam hal ini diwakili oleh orang. Sesorang percaya pada institusi tertentu untuk kepentingannya, karena orang-orang dalam institusi itu bertindak.

2. Harapan yang akan terkandung dalam hubangan itu, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.

Page 32: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

13 

 

3. Interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu terwujud. Ketiga dasar tersebut kepercayaan dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak melalui interaksi sosial.

Norma Sosial

Norma sosial adalah norma yang mengatur masyarakat, ada yang bersifat formal maupun non formal. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat yang formal atau resmi. Norma ini biasanya tertulis, misalnya konstitusi, surat keputusan dan peraturan daerah. Norma non formal biasanya tidak tertulis dan jumlahnya banyak dibandingkan norma yang formal, misalnya kaidah dan aturan di dalam keluarga dan adat istiadat (Maryati dan Surjawati 2004). Norma-norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. Norma-norma dapat bersumber dari agama, panduan moral, maupun standar-standar sekuler seperti halnya kode etik profesional. Norma-norma dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama di masa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama (Putnam 1993 dalam Suharto 2006). Norma-norma dapat merupakan pra-kondisi maupun produk dari kepercayaan sosial. Hal ini juga dapat dibuktikan dalam penelitiannya Oktadiyani (2010) di Kawasan Penyangga Taman Nasional Kutai (TNK) yang menyatakan bahwa norma sosial masih tetap berlaku dalam kehidupan sehari-hari baik dalam masyarakat Dusun Kebo Jaya maupun Dusun G III, seperti berpakain sopan, mejaga tidak melakukan perselingkuhan, tamu lebih dari 24 jam wajib lapor, menghormati orang yang lebih tua, menghormati pendapat orang lain,norma untuk hidup sehat, dan norma untuk tidak mencurigai orang lain. Begitu juga dengan norma agama tetap mereka pegang. Masing-masing agama mempunyai aturannya masing-masing tapi pada intinya mereka saling menghormati antar agama yang ada. Norma adat kadang-kadang dipakai dalam kehidupan sehari-hari karena mereka sudah berbaur dengan berbagai etnik dari berbagai daerah. Nilai ketaatan terhadap norma adat dan aturan pemerintah di kedua dusun bersifat kadang-kadang. Selain itu aturan yang berlaku sesuai dengan undang-undang pemerintah dan aturanya tidak seketat adat aslinya, aturan yang dipakai aturan universal karena kebanyakan warga pendatang. Sementara Lawang (2004) mengatakan norma tidak dapat dipisahkan dari jaringan dan kepentingan. Kalau struktur jaringan itu terbentuk karena pertukaran sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih, sifat norma kurang lebih sebagai berikut: a) Norma itu muncul dari pertukuran yang saling menguntungkan, artinya kalau

pertukaran itu keuntungan hanya dinikmati oleh salah satu pihak saja, pertukaran sosial selanjutnya pasti tidak akan terjadi. Karena itu, norma yang muncul disini, bukan sekali jadi melalui satu pertukaran saja. Norma muncul karena beberapa kali pertukaran yang saling menguntungkan dan ini dipegang terus-meneruas menjadi sebuah kewajiban sosial yang harus dipelihara.

b) Norma bersifat resiprokal, artinya isi norma menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak yang dapat menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Orang yang melanggar norma ini yang berdampak pada

Page 33: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

14 

 

berkurangnya keuntungan di kedua belah pihak, akan diberi sanksi negatif yang sangat keras.

c) Jaringan yang terbina lama dan menjamin keuntungan kedua belah pihak secara merata, akan memunculkan norma keadilan, dan akan melanggar prinsip keadilan akan dikenakan sanksi yang keras juga.

Jaringan

Infrastruktur dinamis dari kapital sosial berwujud jaringan-jaringan

kerjasama antar manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayanan dan memperkuat kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya (Putnam 1993 dalam Suharto 2006).

Hal lainnya mengenai jaringan pun didefinisikan sebagai proses pengelompokan yang terdiri atas sejumlah orang (sedikitnya tiga orang) yang masing-masing mempunyai identitas tersendiri dan dihubungkan melalui hubungan sosial. Selain itu pada hasil penelitian ini juga mengemukakan jika individu mempunyai mobilitas diri yang tinggi untuk melakukan hubungan sosial yang lebih luas, ini berarti individu tersebut akan memasuki sejumlah pengelompokan dan kesatuan sosial sesuai dengan ruang, waktu, situasi dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapainya. Keanggotaan individu dalam suatu jaringan bersifat fleksibel dan dinamis, karena pada dasarnya setiap individu sebagai makhluk sosial akan selalu terkait dengan jaringan sosial yang kompleks. Bila seorang individu memasuki sejumlah jaringan sosial yang berbeda-beda sesuai dengan konteks khusus atau fungsinya, ia akan merefleksikan struktur sosial yang berbeda pula. Struktur sosial bukan hanya pencerminan adanya keteraturan hubungan dalam suatu jaringan sosial, melainkan juga menjadi sarana untuk memahami batas-batas status dan peran, serta hak dan kewajiban individu yang terlibat dalam hubungan sosial tersebut.

Rogers dan Kincaid (1980) juga menyatakan bahwa jaringan sosial dapat menggambarkan jaring-jaring hubungan antara sekumpulan orang yang saling terkait baik langsung maupun tidak langsung. Jaringan sosial terbangun dari komunikasi antar individu yang memfokuskan pada pertukaran informasi sebagai sebuah proses untuk mencapai tindakan bersama, kesapakatan bersama, dan perhatian bersama. Modal sosial tidak hanya dibangun oleh satu individu, melainkan akan terletak pada kecenderungan yang tumbuh dalam satu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari nilai-nilai yang melekat.

Lawang (2004) menjelaskan, jaringan itu terjemahan dari network, yang kalau diberi arti secara etmologik mungkin malah lebih jelas. Dasarnya adalah jaringan yang berhubungan satu sama lain melalui simpul-simpul (ikatan). Dasar ini (net) ditambah atau digabung dengan kerja (work). Kalau gabungan tersebut diberi arti maka tekanannya ada pada kerjanya, bahkan pada jaringannya, sehingga muncullah arti:kerja (bekerja) dalam hubungan antar simpul-simpul seperti halnya jaringan (net).

Page 34: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

15 

 

Kerangka Pemikiran

Sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya sumberdaya alam. Ketergantungan manusia akan sumberdaya alam tersebut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang ada. Indonesia sebagai negara sedang berkembang, dimana peningkatan jumlah penduduk yang terus terjadi mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah permintaan akan pemenuhan kebutuhan hidup dari sumberdaya alam, maka hal ini akan berkorelasi terhadap semakin eksploitatifnya pemanfaatan sumberdaya alam yang ada (Sulton 2011). Sumberdaya alam di wilayah pesisir di pulau pramuka menjadi suatu potensi dan pendukung dalam pengembangan ekowisata bahari. Ekowisata memiliki lima karakteristik pengembangan utama, yaitu nature based (kelestarian lingkungan alam), ecologically sustainable (pelaksanaan dan manajemen ekowisata berkelanjutan secara ekologis), environmentally educative (pengetahuan lingkungan dan interpretasi adalah yang terpenting), bermanfaat untuk masyarakat lokal, dan kepuasan wisatawan (Muntasib 2005). Pada pengembanganya dibutuhkan sumberdaya manusia yang mendukung agar dapat menciptakan perkembangan ekowisata yang berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa diantaranya dipengaruhi oleh karakteristik individunya seperti faktor usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Hal tersebut lalu dikorelasikan dengan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Keterangan: : Berhubungan * : diukur secara kualitatif

MODAL SOSIAL 1. Norma

• Tingkat pemahaman terhadap norma

2. Kepercayaan • Tingkat kepercayaan

terhadap masyarakat 3. Jaringan

• Jumlah orang yang

 PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI 1. Tingkat Keterlibatan

Masyarakat dalam Melestarikan Alam

2. Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen Ekowisata Berkelanjutan

3. Tingkat Pengetahuan Lingkungan

4. Manfaat Terhadap Masyarakat Lokal*

KARAKTERISTIK KEPALA KELUARGA

1.Usia 2. Tingkat Pendapatan 3 Tingkat Pendidikan

Page 35: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

16 

 

Berbagai hal tersebut menjadi hubungan dengan peran modal sosial

masyarakat Pulau Pramuka dalam mengembangkan ekowisata bahari. Merujuk pada Ridell (1997) dikutip Suharto (2006), terdapat tiga komponen atau parameter kapital sosial yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms), dan jaringan-jaringan (networks). Rasa percaya diri (trust) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu ola tindakan yang slaing mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya (Robert 2002 dalam Suharto). Berbagai peranan modal sosial tersebut dihubungan dengan pengembangan ekowisata bahari itu sendiri. Pada perkembangan ekowisata pada penelitian ini lebih difokuskan pengembangan ekowisatanya pada tingkat keterlibatan masyarakat dalam melestarikan alam, tingkat pelaksanaan dan manajemen ekowisata, tingkat pengetahuan llingkungan, dan manfaat untuk masyarakat lokal. Peranan modal sosial pun berhubungan dengan faktor internal kepala keluarga masyarakat Pulau Pramuka. Faktor internal kepala keluarha seperti umur, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat ditarik hipotesis penelitian yaitu: 1. Terdapat hubungan antara faktor internal kepala keluarga dengan modal

sosialnya. 2. Terdapat hubungan antara modal sosial kepala keluarga dengan

pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pramuka

Definisi Operasional

Berikut ini definisi operasional dari variabel yang dianalisis : 1. Usia adalah lamanya seseorang hidup yang dihitung semenjak ia lahir hingga

penelitian ini dilakukan dalam satuan ualang tahun terakhir. Dalam penelitian ini usia petani, dibagi menjadi tiga kategori: a. Muda (18-30 tahun), diberi kode 1 b. Dewasa (31-50 tahun), diberi kode 2 c. Tua (> 50 tahun), diberi kode 3

2. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh responden.Tingkat pendidikan dibedakan dengan menggunakan skala ordinal yaitu: a. Lulus SD/sederajat: rendah, diberi kode 1 b. Lulus SMP-SMA/ sederajat: sedang, diberi kode 2 c. Lulus Perguruan Tinggi/sederajat :tinggi, diberi kode 3

3. Tingkat pendapatan responden adalah jumlah penghasilan secara keseluruhan dari hasil pekerjaan utama, sampingan dan sektor ekowisata dalam 1 bulan terakhiri ini. Tingkat pendapatan dibagi berdasarkan kategori: a. Rendah (< Rp 1.994.000), diberi kode 1

Page 36: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

17 

 

b. Sedang (Rp 1.995.000- Rp 3.000.000), diberi kode 2 c. Tinggi (>Rp 3.000.000), diberi kode 3

4. Norma sosial adalah norma yang mengatur masyarakat ada yang bersifat formal maupun non formal. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat yang formal atau resmi. Norma ini biasanya tertulis, misalnya konstitusi, surat keputusan dan peraturan daerah. Norma non formal biasanya tidak tertulis dan jumlahnya banyak dibandingkan norma yang formal. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor: a. Tinggi : >2,5 poin b. Rendah : < 2,5 poin

5. Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukan oleh adanya prilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-normayang dianut bersama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor: c. Tinggi : >2,5 poin d. Rendah : < 2,5 poin

6. Jumlah orang yang dikenal adalah hubungan yang dimiliki responden dengan orang atau kelompok sehingga membentuk simpul jaringan untuk melakukan aktivitas dalam pekerjaaan dan hubungan sosial. Berdasarkan ukuran: Jumlah orang yang dikenal oleh responden. Semakin banyak orang yang dikenal, maka semakin luas jaringan. a. Luas (tinggi, 60-143 orang) b. Sempit (rendah, 25-59 orang) Berdasarkan kekuatan : Jumlah simpul yang dimiliki responden. Semakin banyak jenis simpul yang dimiliki, maka jaringan semakin kuat. Simpulnya sendiri terbagi 7 jenis seperti; 1) tetangga, 2) wisatawan, 3) jasa, 4) lembaga dan organisasi, 5)pihak luar, 6)pemerintah kepulauan seribu, dan 7)kelurahan. Oleh karena itu standar kuat dan lemahnya jaringanya dikategorikan sebagai berikut: a. Lemah (3-5) b. Kuat (>5-7)

7. Tingkat keterlibatan masyarakat dalam melestarikan alam adalah cara masyarakat dalam menjaga dan merawat kelestarian lingkungan alam dengan berperan aktif atau terlibat langsung. Tingkat Keterlibatan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan alam menjadi potensi dalam pengembangan ekowisata berkelanjutan secara ekologis.  Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor: a. Tinggi : >2,5 poin b. Rendah : < 2,5 poin

8. Tingkat pelaksanaan dan manajemen ekowisata berkelanjutan adalah peran masyarakat dalam pelaksanaan dan manajemen pada pengembangan ekowisata berkelanjutan secara ekologis. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor: a. Tinggi : >2,5 poin b. Rendah : < 2,5 poin

Page 37: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

18 

 

9. Tingkat pengetahuan lingkungan adalah kesadaran masyarakat Pulau Pramuka serta pengetahuan yang diketahui dalam melestarikan lingkungannya. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor: a. Tinggi : >2,5 poin b. Rendah : < 2,5 poin

10. Manfaat terhadap masyarakat lokal dalam pengembangan ekowisata adalah sejauah mana masing-masing individu masyarakat Pulau Pramuka dalam memanfaatkan perkembangan ekowisata bahari. Pada hal ini responden diberiakan pertanyaan terbuka karena setiap responden memilki katergori pemanfaatan yang berbeda-beda dari pengembangan ekowisata. Hasil yang diperoleh akan diuji secara kualitatif.

Page 38: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

19 

 

PENDEKATAN LAPANG

Lokasi dan Waktu

Penelitian yang mengangkat judul Modal Sosial Masyarakat Pulau Pramuka dalam Mengembangkan Ekowisata Bahari ini dilakukan di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau ini adalah salah satu pulau pada gugusan Kepulauan Seribu. Terdapat sarana pelestarian penyu sisik yang saat ini jumlahnya sudah sedikit dan dilindungi serta penanaman bakau sebagai salah satu upaya perbaikan pertahanan pantai. Masyarakat yang mendiami Pulau Pramuka sebagian besar adalah etnis Betawi, Bugis, Banten, dan Madura. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner,wawancara, obeservasi dan dokumentasi. Populasinya adalah masyarakat Pulau Pramuka dengan responden kepala keluarga masyarakat Pulau Pramuka.

Tabel 2 Metode pengumpulan data

Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan

Kuantitatif (kuesioner)

• Data karakteristik responden: usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis kelamin, dan status perkawinan

• Pengembangan ekowisata : tingkat keterlibatan masyarakat dalam melestarikan alam, tingkat pelaksanaan dan manajemen ekowisata berkelanjutan, dan manfaat terhadap masyarakat.

• Modal sosial: tingkat pemahaman terhadap norma, jumlah orang yang dikenal dan kepercayaan terhadap masyarakat.

Wawancara mendalam kepada informan

• Sejarah awal mula perkembangan ekowisata di Pulau Pramuka

• Karakteristik masyarakat di Pulau Pramuka • Modal sosial masyarakat Pulau Pramuka

Pengumpulan dokumen

• Letak geografis dan kondisi alam • Penduduk dan mata pencaharian • Sarana dan Prasarana • Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya data dan memahami fenomena sosial. Pengambilan sampel masyarakat lokal sebagai

Page 39: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

20 

 

responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 30 orang. Informan untuk data kualitatif adalah perangkat desa, tokoh masyarakat, warga setempat, pemda setempat, dan juga responden yang telah menjawab kuesioner. Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan pendekatan personal.

Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian ini adalah data dari hasil kuisioner responden yang diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Data juga diolah dengan tabulasi silang dan dianalis secara kualitatif. Data kualitatif akan diolah melalui tiga tahap analisis data kualitatif, yaitu penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penyimpulan hasil penelitian dilakukan dengan mengambil hasil analisis antar variabel yang konsisten. Perhitungan untuk setiap variabelnya menggunakan standar deviasi untuk memudahkan dalam penjumlahan. Pengolahan data pada penelitian ini diolah dengan beberap kategori diantaranya: 1. Usia responden di Pulau Pramuka bervariasi mulai dari 26 tahun hingga 69

tahun dengan rataan usia 43.2 tahun. Rataan tersebut berarti rata-rata responden yang ada dengan masih berada dalam rentang usia produktif. Usia responden dibagi menjadi tiga kategori menurut teori Havighurst dan Acherman dalam Sugiah (2008) yaitu usia muda (rendah, 18-30 tahun), dewasa (sedang, 31-50 tahun) dan tua (tinggi, lebih dari 50 tahun).

2. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh responden yang dikategorikan menjadi tiga yaitu : pendidikan Sekolah Dasar (rendah), Smp-Sma (sedang), Perguruan Tinggi (tinggi).

3. Pengolahan pada pendapatan dilihat berdasarkan jumlah penghasilan per bulannya baik dari sektor pekerjaan utama, sampingan, dan sektor ekowisata. Pendapatan dari sektor tersebut diakumulasikan dan dijumlah menggunakan standar deviasi dengan rataan Rp 3.000.000, maka didapatkan hasil standar deviasi sebesar Rp 1006444,75. Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh tingkat pendapatan untuk kategori rendah (Rp 3.000.000- Rp 1006444.75= Rp 1.994.000), maka di bawah Rp1.994.000 termasuk kategori rendah. Pada kategori sedang diperoleh berdasarkan rataan antara pendapatan rendah dan tinggi, maka pendapatan antara Rp 1.995.000 sampai RP 3.000.000 termasuk kategori sedang. Pada kategori tinggi diperoleh dari hasil rataan Rp 3.000.000, maka dikatakan tinggi bila di atas Rp 3.000.000.

4. Pengolahan pada norma terhadap masyarakat dalam pengolahan datanya diberikan lima poin pertanyaan yang berbentuk pilihan Ya (skor 1) dan Tidak (skor 0). Jumlah maksimal poinnya yaitu lima poin dan minimal satu poin dengan rataan (jumlah maksimal/2), maka diperoleh 2,5 poin. Berdasarkan hasil akumulasi tersebut maka dikategorikan menjadi tinggi (>2,5 poin) dan rendah (<2,5 poin).

5. Pengolahan pada kepercayaan terhadap masyarakat dalam pengolahan datanya diberikan lima poin pertanyaan yang berbentuk pilihan Ya (skor 1) dan Tidak (skor 0). Jumlah maksimal poinnya yaitu lima poin dan minimal satu poin dengan rataan (jumlah maksimal/2), maka diperoleh 2,5 poin. Berdasarkan

Page 40: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

21 

 

hasil akumulasi tersebut maka dikategorikan menjadi tinggi (>2,5 poin) dan rendah (<2,5 poin).

6. Pada jumlah orang yang dikenal menggunakan skala interval yang diperoleh dengan rumus: [n maks - n min/2 (sesuai kategori)]. Hasil maksimal yang diperoleh yaitu 143 orang , sedangkan hasil minimal yang diperolehnya yaitu 25 orang. Oleh karena itu, jarak interval yang diperoleh adalah (143-25)/2=59, dimana yang dikategorikan rendah bila ≤ 59 orang dan kategori tinggi > 59 orang. Pada jumlah simpul yang dimiliki responden terbagi kedalam tujuh jenis seperti; 1) tetangga, 2) wisatawan, 3) jasa, 4) lembaga dan organisasi, 5)pihak luar, 6)pemerintah kepulauan seribu, dan 7)kelurahan .Skala interval yang diperoleh dengan rumus: [n maks - n min/2 (sesuai kategori)]. Hasil maksimal yang diperoleh yaitu 7 simpul, sedangkan hasil minimal yang diperolehnya yaitu 3 simpul. Oleh karena itu, jarak interval yang diperoleh adalah (7-3)/2=2, dimana kategori lemah (<5 simpul) dan kategori kuat (>5 simpul)

7. Tingkat keterlibatan pada pengembangan ekowisata bahari dalam pengolahan datanya diberikan lima poin pertanyaan yang berbentuk pilihan Ya (skor 1) dan Tidak (skor 0). Jumlah maksimal poinnya yaitu lima poin dan minimal satu poin dengan rataan (jumlah maksimal/2), maka diperoleh 2,5 poin. Berdasarkan hasil akumulasi tersebut maka dikategorikan menjadi tinggi (>2,5 poin) dan rendah (<2,5 poin).

8. Tingkat pelaksanaan dan manajemen pada pengembangan ekowisata bahari dalam pengolahan datanya diberikan lima poin pertanyaan yang berbentuk pilihan Ya (skor 1) dan Tidak (skor 0). Jumlah maksimal poinnya yaitu lima poin dan minimal satu poin dengan rataan (jumlah maksimal/2), maka diperoleh 2,5 poin. Berdasarkan hasil akumulasi tersebut maka dikategorikan menjadi tinggi (>2,5 poin) dan rendah (<2,5 poin).

9. Tingkat pengetahuan lingkungan pada pengembangan ekowisata bahari dalam pengolahan datanya diberikan lima poin pertanyaan yang berbentuk pilihan Ya (skor 1) dan Tidak (skor 0). Jumlah maksimal poinnya yaitu lima poin dan minimal satu poin dengan rataan (jumlah maksimal/2), maka diperoleh 2,5 poin. Berdasarkan hasil akumulasi tersebut maka dikategorikan menjadi tinggi (>2,5 poin) dan rendah (<2,5 poin).

10. Pada manfaat terhadap masyarakat dari pengembangan ekowisata dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam pada responden dan informan.

Data yang disajikan dalam bentuk teks naratif yang diambil berdasarkan hasil catatan lapang. Hal ini akan memudahkan melihat apa yang sedang terjadi dan menentukan apakah menarikkesimpulan yang benar ataukah terus melakukan analisis. Tahap lainnya yaitu dengan menarik kesimpulan akhir. Verifikasi tersebut dilakukan dengan beberapa cara diantaranya seperti memikirkan ulang selama penulisan, tinjauan ulang pada catatatan lapang, serta bertukar pikiran dengan teman sejawat dan dosen pembimbing. Pada hal ini sudah terdapat satu tahapan dimana proses menyimpulkan penelitian ini dilakukan bersama dengan para informan yang merupakan subjek dalam penelitian ini dan yang telah menyumbangkan data dan informasi terhadap penelitian ini. Analisis data kualitatif dipadukan dengan hasil interpretasi data kuantitatif.

Page 41: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

22 

 

Page 42: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

23 

 

GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU KEPALA KELUARGA

Letak Geografis dan Kondisi Alam

Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulau-pulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah 11 kali luas daratan kota Jakarta dengan luas lautan 6.997.50 km2 dan luas daratan 864.59 Ha. Pulau-pulau di Kepulauan Seribu berjumlah 106 pulau dengan peruntukan yang beragam diantaranya 11 pulau untuk pemukiman, 9 pulau wisata umum, 36 pulau wisata lainnya, 4 pulau dengan bangunan sejarah, 2 pulau cagar alam serta sisanya digunakan untuk penghijauan atau untuk peruntukan khusus.

Penduduk Kepulauan Seribu terdiri dari beberapa suku diantaranya Bugis, Banten, Madura dan Betawi. Jumlah penduduk di Kepulauan Seribu mencapai 20.376 jiwa dengan pertumbuhan penduduk rata-rata berkisar 3,5 persen pertahun. Sebagai masyarakat pesisir, sebagian besar mata pencaharian mereka adalah nelayan dan sebagian kecilnya bekerja di bidang pertukangan dan jasa. Sebagai akibat dari krisis ekonomi global yang terjadi saat ini membuat sektor pariwisata semakin lesu, keadaan ini membuat pulau-pulau peruntukan pariwisata eksklusif menjadi sepi wisatawan dan pengembangan infrastruktur pulau-pulau indah lainnya yang berpotensi sebagai tempat wisata menjadi tertunda.

Sesuai dengan peruntukan dan karakteristik tersebut, maka kebijaksanaan pembangunan DKI Jakarta dalam mengembangkan Kepulauan Seribu lebih diarahkan pada peningkatan kegiatan pariwisata, meningkatan kualitas kehidupan masyarakat nelayan dengan peningkatkan budidaya laut, pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan konservasi ekosistem terumbu karang dan mangrove. Hal ini sejalan dengan visi dari Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yaitu “Menjadikan Kepulauan Seribu sebagai ladang dan taman kehidupan bahari yang berkelanjutan”.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2001, Kepulauan Seribu ditingkatkan statusnya dari kecamatan di bawah Kotamadya Jakarta Utara menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan ibukota Pulau Pramuka. Sebuah pulau yang terletak di tengah-tengah gugusan Kepulauan Seribu. Dahulu Pulau Pramuka dikenal dengan sebutan Pulau Elang. Pulau ini mulai dihuni penduduk yang sebagian besar berasal dari Pulau Panggang pada tahun 1972. Saat itu, Pulau Panggang yang berjarak seperempat jam dengan speedboat dari Pulau Pramuka memiliki kepadatan penduduk yang dinilai sangat tinggi. Untuk itu, melalui SK. Gubernur DKI, dimulailah proses transmigrasi dari Pulau Panggang ke Pulau Pramuka.

Untuk meningkatkan upaya pelayanan kepada masyarakat khususnya di sektor pertambangan dan energi, pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah mengupayakan tersedianya pasokan listrik yang memadai bagi masyarakat Kepulauan Seribu. Suplai listrik kini mulai tersedia di wilayah Kepulauan Seribu bagian selatan dan secara bertahap menyusul di Kepulauan Seribu bagian utara.

Pulau Pramuka merupakan pulau pemukiman yang menjadi suatu Areal Perlindungan Laut (APL) yang termasuk Kelurahan Pulau Panggang dan

Page 43: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

24 

 

Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang berbatasan dengan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Luas pulau sekitar 9 ha dan luasan reef flat sekitar 80,8 ha, maka total luas daratan dan reef flat Pulau adalah 89,8 ha.

Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang berada pada gugusan kepulauan seribu. Pulau ini merupakan pusat administratif Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pulau Pramuka termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang. Kelurahan Pulau Panggang merupakan gugusan pulau-pulau yang terdiri dari 13 pulau, dimana dua pulau diperuntukan untuk pemukiman yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, 6 Pulau diperuntukan untuk peristirahatan sisanya untuk PHU, pariwisata, PHKA, perkantoran, TPU dan marcusuar. Pulau Panggang terdiri 3 RW dan 21 RT, semuanya merupakan pemukiman penduduk. Pulau Pramuka adalah salah satu pulau yang dihuni oleh penduduk. Secara geografis pulau ini terletak di 5” 44’ 45” lintang selatan dan 106” 36’ 48” bujur timur. Pulau Pramuka, disebelah timur, utara dan selatan berbatasan langsung dengan laut jawa, dan disebelah barat berbatasan dengan Pulau Panggang yang juga berpenghuni.

Pulau Pramuka dapat dijangkau dengan transportasi laut dari Pelabuhan Muara Angke atau dari Pelabuhan Marina Ancol dengan menggunakan kapal ojek jika berangkat dari pelabuhan muara Angke dengan waktu tempuh 2 jam dan menggunakan kapal regular jika berangkat dari pelabuhan marina Ancol dengan waktu tempuh 30 menit.

Penduduk dan Mata Pencaharian

Penduduk Kepulauan Seribu berjumlah 4.920 KK (660 Keluarga Pra Sejahtera), diantaranya 65% bermukim di pulau pemukiman (Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, dan Pulau Harapan) yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Sebagian masyarakat melakukan kegiatan budidaya hasil laut berupa budidaya transplantasi karang hias, budidaya ikan hias, dan pelestarian mangrove. Dari 13 pulau yang ada di Kelurahan Pulau Panggang, hanya Pulau Panggang dan Pulau Pramuka saja yang digunakan sebagai kawasan pemukiman dengan jumlah penduduk berdasarkan data bulan November 2011 sebanyak 5.848 jiwa, terdiri dari 2.981 jiwa laki-laki dan 2.867 jiwa perempuan. Secara rinci jumlah kepala keluarga dan jumlah penduduk di masing-masing RW dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3 Jumlah kepala keluarga dan jumlah penduduk Pulau Pramuka

No* Rw KK ∑ Dewasa Anak-anak Jumlah LK PR LK PR LK PR LK PR

1 1 327 35 362 278 274 459 454 737 728 2 2 257 36 293 261 263 234 430 695 693 3 3 348 32 380 242 233 438 367 680 600 4 4 162 21 183 124 124 232 231 356 355 5 5 228 24 252 206 186 307 305 513 491 ∑ 1322 148 1470 1111 1080 1670 1787 2981 2867

*No 1, 2, 3 = Penduduk Pulau Panggang, No 4, 5 = Penduduk Pulau Pramuka

Page 44: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

25 

 

Jumlah pekerja terbanyak penduduk Kelurahan Pulau Panggang sampai saat ini adalah nelayan dengan jumlah yang paling tinggi sebesar 1568 orang, hal ini dikarenakan Kelurahan Pulau Panggang merupakan gugusan pulau dan perairan laut yang memiliki potensi sumberdaya alam laut yang potensial untuk dijadikan sumber pendapatan demi memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, walaupun demikian masih ada penduduk yang berprofesi di berbagai bidang pekerjaan seperti pada Tabel 4.

Tabel 4 Jenis mata pencaharian penduduk Kelurahan Pulau Panggang No Penduduk menurut mata pencaharian Jumlah

(orang) Persentase (%)

1 Budidaya Ikan 135 5,701 2 Pedagang 105 4,434 3 Buruh Nelayan 124 5,236 4 Karyawan Swasta 23 0,971 5 TNI/POLRI 9 0,38 6 Pegawai Negeri Sipil 217 9,164 7 PTT /TKK / PHL 20 0,845 8 Pensiunan 108 4,561 9 Nelayan 1568 66,22 10 Lain-lain 59 2,492 Jumlah 2368 100%

Sumber: PEMDA DKI Kelurahan Pulau Panggang, Tahun 2011 Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang didominasi oleh lulusan pendidikan Sekolah Dasar, sebagaimana dapat dilihat berdasarkan data laporan bulanan Pemerintah Kelurahan Pulau Panggang bulan Desember 2011 pada Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5 Jumlah penduduk kelurahan pulau panggang pada tingkat pendidikan

tahun 2007

No Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan1 Belum Sekolah 509 498 1 007 2 Tidak Tamat SD 560 543 1103 3 Tamat SD 1238 1199 2437 4 Tamat SMP 277 269 546 5 Tamat SMA 352 335 687 6 Tamat Akademi 18 10 28 7 Tamat Perguruan Tinggi 27 13 40

Jumlah 2981 2867 5848 Sumber: PEMDA DKI Kelurahan Pulau Panggang, Tahun 2007 Tingginya angka tingkat pendidikan dasar di Kelurahan Pulau Panggang disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat sebelum adanya peningkatan status Kabupaten Administrasi tergolong sangat miskin, maka pada saat itu

Page 45: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

26 

 

Kelurahan Pulau Panggang masuk dalam katergori Kelurahan IDT, oleh karena itulah akan sangatlah wajar apabila sebagian besar penduduk Kelurahan Pulau Panggang didominas oleh Tamat Sekolah Dasar. Namun sejak peningkatan status Kecamatan Kepulauan Seribu menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, berangsur-angsur tingkat pendidikan masyarakat mulai mengalami peningkatan, terbukti dengan adanya para lulusan SLTA dan Perguruan Tinggi di Pulau ini.

Sarana dan Prasarana

Sejak ditetapkannya Pulau Panggang sebagai kawasan andalan wisata pemukiman, pemerintah Kabupaten Administrasi meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan Kelurahan Pulau Panggang dengan tujuan agar peningkatan infrastruktur tersebut dapat mendorong percepatan perumbuhan kesejahteraan masyarakat. Berbagai program pembangunan strategis sudah mulai dicanangkan. Jasa transportasi umumnya sendiri melayani penyeberangan ke beberapa pulau di Kepulauan Seribu. Harga yang ditawarkannya sendiri bervariasi untuk jasa transportasinya yang dilihat dari seberapa jauh penyebrangannya. Trasportasi yang tersedia mulai dari kapa cepat atau kapal kayau, kapal kerapu atau kapal lumba-lumba, kapal predator, dan kapal yang dikelolah oleh pihak swasta. Pulau Pramuka yang termasuk dalam Kelurahan Pulau Panggang.

Wilayah Kelurahan Pulau Panggang memiliki sarana dan prasarana umum yang paling lengkap jika di bandingkan dengan Kelurahan lainya, ini dikarenakan Kelurahan Pulau Panggang pusat Pemerintahan. Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Pulau panggang diantaranya, RO (Reverse Osmosis/penyuling air tanah menjadi air minum), gedung PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), Dermaga, Gedung TPI (Tempat Pendaratan Ikan), gedung serba guna, RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah), gedung Balai Warga, tempat pembuangan sampah, jalan, dan tempat ibadah (Masjid).

Prasarana yang berada di Pulau Pramuka sudah cukup lengkap sekali mulai dari sarana atau prasana baik untuk kesehatan, rumah ibadah , dan berbagai tempat lainnya. Pengembangan fasilitas yang ada di Pulau Pramuka sangat membantu masyarakat pulaunya sendiri, maka akan menjadi lebih mudah dalam mengakses kebutuhannya.

Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jumlah pekerja terbanyak penduduk Kelurahan Pulau Panggang sampai saat ini adalah nelayan dengan jumlah yang paling tinggi sebesar 1567 orang (79,14%), hal ini dikarenakan Kelurahan Pulau Panggang merupakan gugusan Pulau dan perairan laut yang memiliki potensi sumberdaya alam laut yang potensial untuk dijadikan sumber pendapatan demi memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, walaupun demikian masih ada penduduk yang berprofesi di berbagai bidang pekerjaan seperti pada Tabel 6.

Page 46: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

27 

 

Tabel 6 Jenis mata pencaharian penduduk Kelurahan Pulau Panggang No Penduduk menurut mata pencaharian Jumlah % 1 Nelayan 1562 79,14 2 PNS 192 9,70 3 TNI 2 0,10 4 POLRI 7 0,35 5 Pensiunan/veteran 9 0,45 6 Pedagang 102 5,15 7 Jasa/Pertukangan 22 1,11 8 Karyawan Swasta 21 1,06 9 Lain-lain 58 2,93

Jumlah 1980 100 Sumber: PEMDA DKI Kelurahan Pulau Panggang, tahun 2007

Berdasarkan tabel di atas memang mayoritas penduduk Kelurahan Pulau Panggang didominasi dengan bermata pencahariannya yaitu nelayan, namun selain itu juga memiliki mata pencaharian lain. Tidak sedikit juga masyarakat Kelurahan Pulau Panggang dan khususnya pada Pulau Pramuka yang memiliki mata pencaharian baru ketika adanya pariwisata yang memanfaatkan potensi alam sebagai nilai jual wisatanya. Jenis wisata yang berbasikan alam ini dapat disebut juga ekowisata. Semenjak adanya ekowisata khususnya di Pulau Pramuka hammpir rata-rata perekonomian warga semakin meningkat. Hal ini dikarenakan masyarakat memanfaatkan peluang usaha akibat adanya ekowisata tersebut.

Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka

Perkembangan ekowisata di Pulau Pramuka sudah semakin baik dan sudah

banyak dikenal oleh banyak orang. Pulau yang merupakan salah satu gugusan Kepulauan Seribu termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang. Pulau ini dapat dicapai melalui perjalanan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke atau dengan perahu cepat dari dermaga kapal Marina Ancol. Di pulau ini terdapat saranan pelestarian penyu sisik, penanaman bakau, dan transplantasi terumbu karang. Selain itu juga Pulau Pramuka menyunguhkan jasa sewa alat selam dan snorkeling, bermain banana boots dan beberapa permainan lainnya. Ekowisata atau bisa disebut sebuah pariwisata berbasiskan alam itu sangat bermanfaat bagi masyarakat di Pulau Pramuka. Namun kini, seiring dengan adanya pariwisata dimana masyarakat saling mencoba untuk memanfaatkan keberadaan potensi wisata dengan melakukan berbagai jenis usaha. Berbagai jenis usaha disana relatif sama karena adanya tingkat kebutuhan dari adanya perkembangan pariwisata di wilayah tersebut. Akibat adanya persamaan jenis usaha yang dilakukan masyarakat pulau pramuka beberapa ada yang saling bekerjasama, namun tak sedikit pula yang saling bersaing.Keberadaan tersebut menciptakan berkurangnya rasa saling bekerjasama dan saling peduli antara sesama tanpa mengharapkan imbalan.

Page 47: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

28 

 

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang beragam, karakteristik responden dilihat dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis kelamin dan status perkawinan. Karakteristik responden berdasarkan umur dibagi menjadi muda, dewasa dan tua, karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan digolongkan menjadi tingkat pendapatan rendah, sedang, dan tinggi, dan untuk karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan digolongkan menjadi berpendidikan rendah, sedang, tinggi. Karakteristik responden lainnya berdasarkan status perkawinan yang digolongkan menjadi menikah, belum menikah, duda, dan janda. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin digolongkan menjadi perempuan dan laki-laki. Karakteristik kepala keluarga menurut berbagai kategori di atas telah disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakterisitk kepala keluarga

Karakteristik Kategori Jumlah Presentase (%)

Usia Muda 3 3

Dewasa 22 73 Tua 5 17

Tingkat Pendidikan Rendah 13 43 Sedang 10 33 Tinggi 7 23

Tingkat Pendapatan

Rendah 10 33 Sedang 9 30 Tinggi 11 37

Jenis Kelamin Perempuan 1 3 Laki-laki 29 97

Status Perkawinan

Menikah 29 97 Belum menikah - -

Janda 1 3 Duda - -

Karakteristik individu dari kepala keluarga masyarakat Pulau Pramuka

tergolong berbeda-berbeda. Namun tak jarang pun memiliki kesamaan dalam karakteristik individunya. Penjelasan akan karakteristik kepala keluarga masyarakat Pulau Pramuka dapat dijabarkan sebagai berikut.

Usia Responden

Usia responden di Pulau Pramuka bervariasi mulai dari 26 tahun hingga 69 tahun dengan rataan usia 43.2 tahun. Rataan tersebut berarti rata-rata responden yang ada dengan masih berada dalam rentang usia produktif. Usia responden dibagi menjadi tiga kategori menurut teori Havighurst dan Acherman dalam Sugiah (2008) yaitu usia muda (18-30 tahun), dewasa (31-50 tahun) dan tua (lebih dari 50 tahun). Dengan demikian, usia responden yang masuk ke dalam usia muda adalah sebanyak 3 orang (10%), golongan dewasa sebanyak 22 orang (73%), dan golongan tua sebanyak 5 orang (17%).

Page 48: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

29 

 

Jenis Kelamin

Ekowisata bahari di Pulau Pramuka dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Jenis kelamin laki-laki mendominasi dibanding perempuan, dimana laki-laki sebanyak 29 orang (97%) dan perempuan 1 orang (3%). Jenis kelamin berdasarkan unit analisis kepala keluarga lebih mendominasi jenis kelaminnya laki-laki. Status Perkawinan

Dalam penelitian ini status perkawinan dibagi menjadi empat, yaitu belum menikah, menikah, duda, dan janda. Responden dengan status menikah laki mendominasi dibanding yang lainnya, dimana status menikah sebanyak 29 orang (97%) dan janda 1 orang (3%).

Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh dan telah memperoleh kelulusan. Dalam penelitian ini, responden dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu SD 13 orang (43%) rendah, SMP-SMA 10 orang (33%) sedang, dan perguruan tinggi 7 orang (23%) tinggi. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Pulau Pramuka rata-rata sudah mengeyam pendidikan. Mayoritas pendidikan masyarakat Pulau Pramuka ialah lulusan Sekolah Dasar. Namun presentase lulusan SMA pun tak jauh mendominasi dan begitu pula dengan lulusan perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan kini di Pulau Pramuka sendiri sudah didukung dengan fasilitas pendidikan yang lengkap mulai dari TK-SMA.

“... yah sekarang mas sudah alhamdulillah sekali fasilitas pendidikan di Pulau Pramuka sangat berkembang, mungkin hal ini juga didukung karena Pulau Pramuka merupakan salah satu Pusat Pemerintahan Kepulauan Seribu. Hampir rata-rata anak pulau tidak ada yang ketinggalan sekolah...” (SRM, 50th, 20 April 2013)

Pulau Pramuka sendiri sudah meningkatkan mutu pendidikannya, dan

kurikulum pelajarannya pun tak jauh ketinggalan dengan yang pendidikan di wilayah lainnya. Tenaga pengajarnya pun berkualitas. Namun masih ada beberapa masyarakat yang terbatas akan pendidikannya dikarenakan keadaan faktor ekonomi.

Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan responden adalah jumlah penghasilan secara keseluruhan dari hasil memanfaatkan ekowisata bahari di Pulau Pramuka yang terbagi akan pendapatan dari pekerjaan utama, sampingan, dan dari sektor ekowisata yang diperoleh setiap bulan. Pada penelitian ini pendapatan responden dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut pendapatan rendah (< Rp 1.994.000) sebanyak 10 orang (33%), pendapatan sedang (Rp 1.995.000- Rp 3.000.000) sebanyak 9 orang (30%), dan pendapatan tinggi (> Rp 3.000.000) sebanyak

Page 49: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

30 

 

11orang (37%). Hasil ini diperoleh dari penjumlahan akumulasi melalui standar deviasi dari total pendapatan per bulan pada setiap respondennya.

“...Saat ini Pulau Pramuka pun sudah semakin lebih baik dari sektor perkekonomian masyarakatnya, apalagi ditambah dengan adanya pariwisata yang turut memanfaatkan sumberdaya alam sebagai obyek wisatanya. Namun seiring perkembangannya pun saat ini sedang bersaing dengan pariwisata di pulau-pulau lainnya, khususnya Pulau Tidung dan Pulau Pari. Tapi setidaknya kita tidak beridir sejajar perekonomianya...” (AMR, 46th, 20 April 2013)

Tingkat pendapatan masyarakat Pulau Pramuka saat ini sudah semakin meningkat akibat adanya pengembangan ekowisata yang turut memanfaatkan alam sebagai obyek wisatanya. Pada Tabel 7 sendiri dapat digambarkan tidak sedikit masyarakat telah meningkat sektor perekonomiannya. Hal ini dikarenakan masyarakat turut memanfaatkan peluang seperti menjalankan peluang usaha paket wisata yang berbasiskan alam.

Page 50: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

31 

 

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN MODAL SOSIAL KEPALA KELUARGA

Terdapat tiga variabel karakteristik individu yang akan diuji hubunganya dengan modal sosial kepala keluarga, yaitu usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Karakteristik individu merupakan faktor internal dari kepala keluarga itu sendiri. Umumnya berbagai keragaman yang ada di dalamnya dikarenakan adanya perbedaan karakter masing-masing individunya. Karakternya sendiri bisa seperti perbedaan suku dan agama, serta pengaruh faktor eksternal. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah keragaman karakteristik individu kepala keluarga memiliki hubungan dengan modal sosialnya seperti pemahaman terhadap norma, kepercayaan terhadap masyarakat dan jumlah orang yang dikenal

Hubungan Usia dengan Modal Sosial Kepala Keluarga

Hubungan karakteristik usia responden dengan modal sosial kepala keluarga dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang. Uji ini dilakukan untuk membandingkan hubungan antara kedua variabel. Usia responden digolongkan kedalam tiga kategori, yakni muda, dewasa, dan tua. Modal Sosial sendiri terdiri dari tingkat pemahaman terhadap norma, tingkat kepercayaan terhadap masyarakat,dan jumlah orang yang dikenal.

Pengujian hubungan usia terhadap modal sosial kepala keluarga dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, dimana variabel independen berupa usia dan variabel dependen terdiri atas pemahaman terhadap norma,tingkat kepercayaan terhadap masyarakat, dan jumlah orang yang dikenal Uji hipotesis pengaruh usia terhadap modal sosial kepala keluarga dapat dijabarkan sebagai berikut:

Hubungan Usia dengan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma

Hubungan usia dengan tingkat pemahaman terhadap norma disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 8. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni usia dengan tingkat pemahaman terhadap norma.

Tabel 8 Hubungan usia dengan tingkat pemahaman terhadap norma

Usia Tingkat Pemahaman Terhadap Norma Total Tinggi Rendah Tinggi (Tua) 5 (16.6%) 0 (0%) 5 (16.6%)

Sedang (Dewasa) 20 (66.7%) 2 (6.7%) 22 (73.3%) Rendah (Muda) 3 (10.0%) 0 (0%) 3 (10.0%)

Total 28 (93.3%) 2 (6.7%) 30 (100.0%)

Berdasarkan Tabel 8 , diketahui bahwa tingkat pemahaman masayrakat lokal terhadap norma dilihat pada kategori usia cenderung lebih tingg pada usia sedang (dewasa). Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar yang berada pada tingkat pemahaman tinggi yaitu sebesar 93.3 persen dengan kontribusi terbesar berada pada masyarakat usia sedang (dewasa) sebesar 66.7 persen.

Page 51: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

32 

 

Beberapa hal dianataranya dikarenakan masyarakat Pulau Pramuka jauh lebih didominasi dengan usia dewasa. Pemahaman terhadap norma atau atura-aturan yang memang sudah ada di Pulau Pramuka memang beberapa sudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat Pulau Pramuka itu sendiri. Namuan hal ini anatara pemahaman terhadap norma tidak berkorelasi dengan baik dalam pengimplementasiaannya.

Hubungan Usia dengan Tingkat KepercayaanTerhadap Masyarakat

Hubungan usia dengan kepercayaan terhadap masyarakat disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 9. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni usia dengan kepercayaan terhadap masyarakat.

Tabel 9 Hubungan usia dengan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa kepercayaan terhadap masyarakat

tidak begitu teralu dipengaruhi oleh usia masing-masing individunya. Hal ini dikarenakan dalam penjumlahannya memiliki presentase yang sama yaitu 50.0 persen. Namun dalam hal ini lebih didominasi dengan usia sedang (dewasa) yang memiliki kepercayaan yang rendah terhadap masyarakat dengan presentase 40.0 persen. Bila dilihat berdasarkan fakta dilapang antara usia dengan kepercayaan terhadap masyarakat tidak teralu dipengaruhi oleh usia. Hubungan Usia dengan Jumlah Orang yang Dikenal

Hubungan usia dengan jumlah orang yang dikenal disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 10. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni usia dengan jumlah orang yang dikenal.

Tabel 10 Hubungan usia dengan jumlah orang yang dikenal

Berdasarkan Tabel 10 , diketahui bahwa jumlah orang yang dikenal dilihat pada kategori usia cenderung lebih tinggi pada usia sedang (dewasa). Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar yang berada pada jumlah orang

Usia Kepercayaan Terhadap Masyarakat Total Tinggi Rendah Tinggi (Tua) 3 (10.0%) 2 (6.7%) 5 (16.7%)

Sedang (Dewasa) 10 (33.3%) 12 (40.0%) 22 (73.3%) Rendah (Muda) 2 (6.7 %) 1 (3.3%) 3 (10.0%)

Total 15 (50.0%) 15 (50.0%) 30 (100.0%)

Usia Jumlah orang yang dikenal Total Tinggi Rendah Tinggi (Tua) 4 (13.3%) 1(3.3%) 5 (16.7%)

Sedang (Dewasa) 20 (66.7%) 2(6.7%) 22 (73.4%) Rendah (Muda) 3 (10.0%) 0(0%) 3 (10.0%)

Total 27 (90.0%) 3 (10.0%) 30 (100.0%)

Page 52: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

33 

 

yang dikenal yaitu sebesar 90.0 persen dengan kontribusi terbesar berada pada masyarakat usia sedang (dewasa) sebesar 66.7 persen. Penjelasan diatas menunjukan bahwa usia turut mempengaruhi jumlah orang yang dikenal, namun dalam realitas kehidupan sosialnya pun karakter setiap individunya pun turut mempengaruhi keeratan antar jumlah orang yang dikenal. Pada jumlah orang yang dikenal masing-masing individu masyarakat Pulau Pramuka memanfaatkan dan menjaga hubungannya sosialnya dapat dikatakan sudah cukup baik.

“... Belum tentu juga orang yang punya kenalan banyak dia bisa

memanfaatkanya juga dengan baik, dan tergantung karakternya masing-masing juga, mungkin ada banyak yang senang dan ada yang tidak, karena ini akan mempengaruhi jumlah kenalan yang dia punya, jadi usia tidak menentukan jumlah kenalanya ..” (SPD, 52 th,25 April 2013)

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Modal Sosial

Hubungan karakteristik tingkat pendidikan dengan modal sosial kepala

keluarga yang dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang. Tingkat pendidikan digolongkan ke dalam tiga kategori, yakni rendah (SD) sedang (SMP-SMA), tinggi (perguruan tinggi). Tingkat pendidikan di Pulau Pramuka sendiri sudah semakin berkembang dikarenakan fasilitas untuk pendidikan sudah tersedia, baik sekolah playgroup,sekolah dasar, SMP, hingga SMA

Pengujian hubungan tingkat pendidikan terhadap modal sosial kepala keluarga dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, dimana variabel independen berupa tingkat pendidikan dan variabel dependen terdiri atas pemahaman terhadap norma, kepercayaan terhadap masyarakat, dan jumlah orang yang dikenal. Uji hipotesis pengaruh usia terhadap modal sosial kepala keluarga dapat dijabarkan sebagai berikut: Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma

Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pemahaman terhadap norma disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 11. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pendidikan dengan tingkat pemahaman terhadap norma.

Tabel 11 Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pemahaman terhadap

norma

Tingkat Pendidikan Tingkat Pemahaman

Terhadap Norma Total Tinggi Rendah

Tinggi 7 (23.3%) 0 (0.0%) 7(23.3%) Sedang 7 (23.3%) 3 (10.0%) 10 (33.3%) Rendah 10 (33.3%) 3 (10.0%) 13 (43.3%) Total 24 (80.0%) 6 (20.0%) 30 (100.0%)

Page 53: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

34 

 

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pemahaman terhadap norma menujukan hasil tabulasi silang yang tinggi. Hal ini terbukti pada perolehan presentase terbesar yaitu 80.0 persen dengan kontribusi terbesar berada pada masyarakat tingkat pendidikan yang rendah sebesar 33.3 persen.

Bila hal tersebut dihubungkan berdasarkan fakta dilapang yakni beberapa diantara masyarakat Pulau Pramuka khususnya kepala keluarga memang lebih didominasi dengan tingkat pendidikan lulusan sekolah dasar. Namun tak banyak juga yang lulusan sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas dan bahkan hingga lulusan perguruan tinggi.

Tinggi atau rendahnya pendidikan seseorang pada kenyataanya tidak teralu mempengaruhi individunya dalam menjalankan peraturannya. Masyarakat Pulau Pramuka sendiri beberapa diantaranya paham dan tahu terhadap peraturan atau norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakatnya. Namun hal ini masih jauh dalam pengimplementasiannya. ABD, 50th, 24 April 2013 menyatakan “... Peraturan sih memang ada baik dari pedangan sampe yang lulus perguruan tinggi juga tau pastinya, tapi yah masih banyak aja yang tidak menerapkannnya ...” . Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepercayaan Terhadap Masyarakat

Hubungan tingkat pendidikan dengan kepercayaan terhadap masyarakat

disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 12. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pendidikan dengan kepercayaan terhadap masyarakat.

Tabel 12 Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kepercayaan terhadap

masyarakat

Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa tingkat pendidikan tergolong

rendah dalam kepercayaan terhadap masyarakatnya dengan jumlah presentase sebesar 66.6 persen. Namun dalam hal ini lebih didominasi dengan tingkat pendidikan sedang yang memiliki kepercayaan yang rendah terhadap masyarakat dengan presentase 20.0 persen. Hal ini membuktikan kepercayaan yang dimiliki antar individu masyarakatnya masih kurang. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Jumlah Orang yang Dikenal

Hubungan tingkat pendidikan dengan jumlah orang yang dikenal disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 13. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pendidikan dengan jumlah

Tingkat Pendidikan Kepercayaan Terhadap Masyarakat Total Tinggi Rendah Tinggi 3(10.0%) 4 (13.3%) 7 (23.3%) Sedang 4 (13.3%) 6 (20.0%) 10 (33.3%) Rendah 3(10.0%) 10 (33.3%) 13 (43.3%) Total 10 (33.3%) 20 (66.6%) 30 (100.0%)

Page 54: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

35 

 

orang yang dikenal. Jumlah orang yang dikenal dalam hal ini pun meliputi masyarakat dan juga berbagai pihak lainnya.

Tabel 13 Hubungan tingkat pendidikan dengan jumlah orang yang dikenal

Berdasarkan Tabel 13 , diketahui bahwa jumlah orang yang dikenal

tergolong tinggi pada tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 93.3 persen memiliki jumlah orang yang dikenal dalam kategori tinggi. Kontribusi terbesar berada pada berpendidika rendah sebesar 40.0 persen.

Baik yang lulusan SD, SMP, SMA, hingga yang lulusan perguruan tinggi pun terbukti bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi besar atau tidaknya jaringan yang diperoleh.. Hal ini pun didukung dengan pekerjaan yang dimiliki yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. Namun berdasarkan fakta dilapang tingkat pendidikan tidak turut mempengaruhi jumlah orang yang dikenal. Banyak atau tidaknya relasi tegantung dengan individunya masing-masing dalam menjalankan kehidupan sosialnya.

“... Saya rasa ya meskipun saya lulusan SMA dibandingkan

dengan yang lulusan perguruang tinggi tidak begitu jauh beda, yah mungkin hanya dalam pengetahuan, tapi kalau relasi sih balik lagi sama orangnya sendiri yaa, bagaimana dia bisa menjaga hubungannya sendiri dengan yang lainnya...” (AMS, 51th, 25April 2013)

Tingkat pendidikan itu sendiri baik yang lulusan SD sampai SMA pun

cukup mampu dalam mengelola jaringan atau relasinya. Relasi disini diartikan hubungan yang dimiliki setiap individu dengan individu lain atau pihak-pihak tertentu. Pada pengembangan ekowisata sendiri tak jarang didominasi oleh yang lulusan SD sampai SMA. Selain itu jaringan pun ditentukan dengan bagaimana pola komunikasi individu atau interaksi sosialnya dengan individu lainnya.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Modal Sosial Kepala Keluarga

Pendapatan pun diperoleh dari pekerjaan yang dijalankan oleh setiap individunya, dan besar atau tidakya pun berpengaruh pada pekerjaannya itu sendiri. Umumnya masyarakat Pulau Pramuka sendiri memiliki pekerjaan yang beragam mulai dari pekerjaan utama, sampingan dan pekerjaan di sektor ekowisata. Pendapatan masyarakat pulau itu sendiri saat ini sudah mulai bertambah karena adanya pengembangan ekowisata yang turut memanfaatkan alam sebagai obyek wisatanya.

Tingkat Pendidikan Jumlah Orang yang Dikenal Total Tinggi  Rendah 

Tinggi 7 (23.3%) 0 (0.0%) 7 (23.3%) Sedang 9 (30.0%) 1 (3.3%) 10 (33.3%) Rendah 12 (40.0%) 1(3.3%) 13 (43.3%) Total 28 (93.3%) 2 (6.7%) 30 (100.0%)

Page 55: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

36 

 

Hubungan Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga dengan Pemahaman Terhadap Norma

Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat pemahaman terhadap norma disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 14. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pendapatan dengan tingkat pemahaman terhadap norma.

Tabel 14 Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat pemahaman terhadap

norma

Berdasarkan Tabel 14, diketahui bahwa tingkat pemahaman terhadap

norma tidak begitu teralu dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masing-masing individunya. Hal ini dikarenakan dalam penjumlahannya memiliki presentase yang sama yaitu 50.0 persen. Namun pada hasil tabulasi silang tingkat pendapatan yang tergolong tinggi memiliki tingkat pemahaman terhadap norma yang rendah dengan presentase 20.0 persen.

Hal ini pun menyatakan bahwa tidak teralu mempengaruhi hubungan antara tingkat pendapatan dengan norma atau peraturan-peraturan yang memang sudah ada di Pulau Pramuka. Peraturan itu sendiri memang sudah ada tanpa adanya pengaruh dari tingkat pendapatan seseorang. Selain itu juga tidak dapat berpengaruh untuk menentukan setiap invidunyaa dalam mematuhi dan menajalankan aturan yang memang sudah ada.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat

Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat pemahaman terhadap norma disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 15. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pendapatan dengan kepercayaan terhadap masyarakat. Tabel 15 Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat kepercayaan terhadap

masyarakat

Tingkat Pendapatan Tingkat Pemahaman Terhadap

Norma Total Tinggi  Rendah 

Tinggi 5 (16.7%) 6 (20.0%) 11 (36.6%) Sedang 5 (16.7%) 4 (13.3%) 9 (30.0%) Rendah 5 (16.7%) 5(16.7%) 10 (33.3%) Total 15 (50.0%) 15 (50.0%) 30 (100.0%)

Tingkat Pendapatan Kepercayaan Terhadap Masyarakat Total Tinggi Rendah Tinggi 5 (16.7%) 6 (20.0%) 11(36.6%) Sedang 4 (13.3%) 5 (16.7%) 9 (30.0%) Rendah 4(13.3%) 6 (20.0%) 10 (33.3%) Total 13 (43.3%) 17 (56.7%) 30 (100.0%)

Page 56: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

37 

 

Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat pendapatan tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase sebesar 56.7 persen memiliki jumlah orang yang dikenal dalam kategori tinggi. Kontribusi terbesar dalam hubungan antar kedua variabel berda pada pendidikan yang tinggi dan rendah dengan perolehan presentase sebesar 20.0 persen. Hal ini dapat menunjukan tingkat pendidikan setiap individunya dalam masyrakat Pulau Pramuka tidak turut mempengaruhi secara langsung pada kepercayaannya terhadap masyarakat.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Orang yang Dikenal

Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat pemahaman terhadap norma disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 16. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pendapatan dengan jumlah orang yang dikenal.

Tabel 16 Hubungan tingkat pendapatan dengan jumlah orang yang dikenal

Berdasarkan Tabel 16, diketahui bahwa jumlah orang yang dikenal

tergolong tinggi pada tingkat pendapatan yang tinggi. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 53.3 persen memiliki jumlah orang yang dikenal dalam kategori tinggi. Kontribusi terbesar berada pada berpendidikan tinggi sebesar 33.3 persen. Hal ini dikarenakan pendapatan seseorang dipengaruhi dengan jenis pekerjaannya. Pekerjaan setiap individu pun turut pempengaruhi jumlah orang yang akan dikenal dan juga relasi yang didapatkannya. Namun hal ini tidak turut mempengaruhi hubungan baik dari jumlah relasi yang banyaknya. Pada kenyataanya hubungan antara individunya itu dipengaruhi dengan bagaimana setiap individunya dalam menjalankan kehidupan sosialnya.

Tingkat Pendapatan Jumlah Orang yang Dikenal Total Tinggi Rendah Tinggi 10 (33.3%) 1 (3.3%) 11 (36.6%) Sedang 8 (26.7%) 1 (3.3%) 9 (30.0%) Rendah 8 (26.7%) 2 (6.7%) 10 (33.3%) Total 16 (53.3%) 4 (13.3%) 30 (100.0%)

Page 57: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

38 

 

Page 58: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

39 

 

ANALISIS HUBUNGAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT DENGAN PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI

Hubungan modal sosial responden dengan pengembangan ekowisata dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang. Modal sosial responden digolongkan kedalam tiga kategori, yakni pemahaman terhadap norma, tingkat kepercayaan terhadap masyarakat, dan jumlah orang yang dikenal.

Pengujian hubungan modal sosial terhadap pengembangan ekowisata bahari dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, dimana variabel independen berupa Modal Sosial dan variabel dependen pengembanagn ekowisata bahari. Uji hipotesis pengaruh modal sosial terhadap pengembanagn ekowisata di Pulau Pramuka dapat dijabarkan sebagai berikut:

Norma

Norma atau aturan-aturan di Pulau Pramuka pun beragam. Hal ini meliputi

penjaagaan lingkungan alam dengan melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan bersosial antar invidu masyarakat. Aturan yang secara tidak tertulis seperti sopan santun itu sangat diterapkan oleh berbagai lapisan masyarakat yang ada di Pulau Pramuka. Oleh karena itu masyarakat Pulau Pramuka dikenal dengan keramahanya baik antar masyarakat dan juga wisatawan. Beberapa hal akan konflik mungkin pernah terjadi, namun hanya konflik antar invidu saja dan tidak berkepanjangan layaknya masyarakat dalam berkehidupan sosial pada umumnya.

“...Peraturan kaya dagang tidak boleh siang-siang di pelataran

dramaga memang ada, yah kalau saya sih mencoba menjelankannya, tapi masih ada aja yang suka dagang, mau gimana lagi mas kalau udah bicara perut, sebenarnya sih udh ada lapak yang disiapakan untuk para pedagang tapi bayar lagi sewanya...” (HSN, 37th,23April 2013)

Aturan-aturan khusus lainnya dalam menjaga dan melestarikan

pengembangan ekowisata bahari diantaranya seperti dilarangan merusak karang, mengotori lingkungan baik di pemukiman maupun di laut. Aturan ini jelas ada karena potensi Pulau Pramuka sendiri turut memanfaatkan bahari atau laut dan seisinya yang sebagai obyek wisatanya. Peraturanya sendiri sudah digalangkan oleh beberapa pihak seperti Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu, Taman nasional kepulauan seribu, dan Suku Dinas Pertanian dan Kelautan Kepulauan Seribu. Taman nasional sendiri sudah melarang dan menghimbau untuk turut menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Suku Dinas Pariwisata pun sudah membentuk paket wisata dan penyuguhan akan obyek wisatanya semaksimal mungkin, dan hal tersebut akan memajukan pariwisata khususnya di Pulau Pramuka itu sendiri. Sudin Pertanian dan Kelautan pun turut berperan dalam menajaga lingkungan baharinya seperti terumbu karang dan keindahan bawah laut lainnya. Peraturan yang ada baik bagi masyarakat sekitar maupun penikmat wisata seperti wisatawan akan baik bila dijalankan dan diterapkan dengan penuh kesadaran akan pentingnya dalam menajaga lingkungan.

Page 59: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

40 

 

“... Sebenarnya aturan memang sudah dijalankan oleh beberapa masyarakat seperti halnya saya sebagai pemandu wisata, saya sebelum wisatawan melakukan snorkeling atau diving saya selalu memberikan pengarahan baik dari keselamatan dan juga tata cara penggunaaanya, namun tak jarang wisatawan pun khususnya bule, dulu pernah yah kejadian bule itu sepertiyang sudah lebih pintar dan tidak ingin diberitahukan oleh pemandu, eh mereka pada saat diving ada sampai kehabisan oksigen padahal itu sudah diberitahukan dan dihimbau sebelumnya...” (RHM, 26th, 25 April 2013)

Hubungan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma dengan Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 17. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari.

Tabel 17 Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat

keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari

Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa tingkat pemahaman terhadap

norma dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 83.3 persen memiliki tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah. Kontribusi terbesar berada pada tingkat pemahaman terhadap norma yang tinggi namun memiliki tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah dengan presentase sebesar 56.7 persen. Hal ini manyatakan bahwa memiliki pemahaman yang tinggi terhadap norma tidak mempengaruhinya dalam keterlibatannya dalam pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. Hubungan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma dengan Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 18. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari.

Tingkat Pemahaman Terhadap Norma

Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari Total

Tinggi  Rendah Tinggi 5 (16.7%) 17 (56.7%) 22 (73.3%) Rendah 0 (0.0%) 8 (26.6%) 8 (26.6%) Total 5 (16.7%) 25 (83.3%) 30 (100.0%)

Page 60: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

41 

 

Tabel 18 Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat

pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata

Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa tingkat pemahaman terhadap

norma dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 86.7 persen memiliki tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah. Kontribusi terbesar berada pada tingkat pemahaman terhadap norma yang tinggi namun memiliki tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah dengan presentase sebesar 63.3 persen. Hal ini manyatakan bahwa memiliki pemahaman yang tinggi terhadap norma tidak mempengaruhinya dalam pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. Norma atau aturan-aturan dapat berpengaruh bila peraturan bukan saja untuk direncanakan atau ditulis namun bersama-sama menjalankannya. Maka hal ini akan menciptakan korelasi antara aturan dengan pengimplementasian dari aturan tersebut.

“... Sebaikanya ya di Pulau Pramuka itu ada lah..., seperti

aturan dalam berpakaian, karena disini kan masih banyak anak kecil yang masih sekolah, soalnya terkadang kalau ada bule lewat sampai wisatawaan lokal pun terkadang berpakaian teralu minim, karena di Pulau Pramuka sendiri kan mayoritas juga muslim yah jadi sedikit kurang enaklah untuk dipandang dan kadang-kadang dulu suka sampe di teriak-teriakin...” (JEK, 45th, 23 April 2013)

Hubungan Tingkat Pemahaman Terhadap Norma dengan Tingkat Pengetahuan Lingkungan Ekowisata Bahari

Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 19. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat pemahaman terhadap norma dengan pengetahuan lingkungan ekowisata bahari.

Tingkat Pemahaman Terhadap Norma

Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari Total

Tinggi Rendah Tinggi 3 ( 10.0%) 19 (63.3%) 22 (73.3%) Rendah 1 (3.3%) 7 (23.3%) 8 (26.6%) Total 4 (13.3%) 26 (86.7%) 30 (100.0%)

Page 61: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

42 

 

Tabel 19 Hubungan tingkat pemahaman terhadap norma dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari

Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa tingkat pemahaman terhadap

norma dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 93.3 persen memiliki tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah. Kontribusi terbesar berada pada tingkat pemahaman terhadap norma yang tinggi namun memiliki tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari yang rendah dengan presentase sebesar 66.7 persen. Hal ini manyatakan bahwa memiliki pemahaman yang tinggi terhadap norma tidak mempengaruhinya pada tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari di Pulau Pramukanya itu sendiri. Hal ini bila dikorelasikan dengan fakta lapang bahwa masih sedikitnya masyarakat tahu akan akan pengembagan ekowisata, ekowisata bahari dan apa saja yang harus dilakukan dalam pengembangan ekowisata. Pengetahuan lingkungan ekowisata bila dihubungan dengan pemahaman terhadap norma seperti sudah banyaknya peraturan baik yang tertulis maupun tidak di Pulau Pramuka namun masih sedikitnya kesadaran masyarakat dalam menjalankannya.

Berbagai papan peraturan pun sudah termappang jelas dibeberapa ruas jalan baik mengenai aturan dalam menjaga lingkungan hingga aturan lainnya. Peraturan baik dalam menggunakan prasarana umum sampai batas maksimal dalam memanfaatkan sumberdaya alam pun sudah ada aturannya. Bila dilihat berdasarkan hasil wawancara mendalam membuktikan masih sedikitnya kesadaran setiap individunya dalam menjalankan peraturan yang ada dalam mendukung pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. Baik peraturan yang tertulis maupun tidak memang sudah ada di Pulau Pramuka sendiri, namun mungkin masih kurangnya sosialisasi dari yang pembuat aturan dengan yang diminta untuk menjalankannya. Hal ini akan berkorelasi dengan baik bila adanya kerajasama diantara kedua belah pihak. Agar peran antar masing-masingnya berjalan dengan maksimal.

Kepercayaan

Kepercayaan yang merupakan salah satu unsur modal sosial yang perlu

dibangun dan dimiliki oleh setiap orang dalam suatu hubungan sosial. Kepercayaan pun terbentuk dengan adanya komunikasi antar satu individu dengan individu lainnya, seringanya pertemuan. Bila suatu kepercaayn sudah terbentuk oleh setiap individunya dengan individu lainnya maka sudah tidak akan ada keraguan dengan perkataan, perbuatan, kerjasama dan berbagai hal lainnya.

Tingkat Pemahaman Terhadap Norma

Tingkat Pengetahuan Lingkungan Ekowisata Bahari Total

Tinggi Rendah Tinggi 2 (6.7%) 20 (66.7%) 22 (73.3%) Rendah 0 (0.0%) 8 (26.7%) 8 (26.6%) Total 2 (6.7%) 28 (93.3%) 30 (100.0%)

Page 62: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

43 

 

Pulau Pramuka sebagai salah satu pulau yang menjadi pariwisata perlu membangun dan memiliki kepercayaan. Hal ini demi tercapainya suatu kehidupan yang stabil. Tercapainya kehidupan yang stabil akan memudahkan setiap individunya dalam menajalankan kegiatan sosial dan ekonominya. Pulau Pramuka sendiri dari sebelum adanya pariwisata sudah memiliki rasa kepercayan yang baik antara sesama dan memiliki tingkat kerjasama yang baik pula antar masyarakatnya. Lingkungan sosial di dalam masyarakat Pulau Pramuka pun terjalin baik dengan saling berinteraksi dan becengkrama baik antar tetangga maupun antar warga lainnya.

Hubungan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat dengan Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

Hubungan kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 20. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari.

Tabel 20 Hubungan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat

keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari

Berdasarkan Tabel 20 , diketahui bahwa tingkat kepercayaan terhadap

masyarakat dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 93.3 persen memiliki tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah. Kontribusi terbesar berada pada tingkat kepercayaan terhadap masyarakat yang rendah dan memiliki tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah dengan presentase sebesar 83.3 persen. Perolehan hasil dari tabulasi silang berhubungan dengan fakta lapang diamana saat kurangnya kepercayaan terhadap masyarakat maka akan turut mempengaruhi rendahnya keterlibatan setiap individu masyarakat dalam mengembangkan ekowisatan bahari di Pulau Pramuka.

Hal ini pun berhubungan dengan seiring berkembangnya pariwisata di Pulau Pramuka yang sudah membuat antar satu individu dan individu lainya sibuk dengan urusannya masing-masing. Hal ini pun ditambah dengan rata-rata masyarakat memanfaatkan pariwisata dengan usaha yang sama. Oleh karena itu tidak jarang ada persaingan antar sesama pelaku usahanya. Namun hal ini memang sudah lumrah terjadi dalam kehidupan sosial khususnya dalam dunia usaha. Persaingan disini akan lebih baik bila dilakukan secara sehat dalam pelaksanaanya. Bila setiap individu dari masyarakat Pulau Pramuka dapat

Tingkat Kepercaaan Terhadap Masyarakat

Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari Total

Tinggi Rendah Tinggi 1 (3.3%) 3(10.0%) 4(13.3%) Rendah 1 (3.3%) 25 (83.3%) 26 (86.7%) Total 2 (6.7%) 28 (93.3%) 30(100.0%)

Page 63: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

44 

 

membangun kepercayaan antar sesama, maka akan membantu dalam pengembangan ekowisata di Pulau Pramukanya sendiri. Hal ini diartikan seperti rasa kerjasama dalam menciptakan pembangunan Pulau Pramuka yang lebih baik dari sisi ekonominya dan juga sosialnya.

“... Dulu nih sebelum ada pariwisata, masyarakat bisa saling

bekerjasama dan gotong royong seperti dalam pembuatan kapal atau pun kegiatan masyarakat lainnya tanpa mengharapkan imbalan, yah seperti kalau sekarang kita butuh bantuan sama orang lain, mereka tidak jarang membutuhkan imbalan, hal ini dikarenakan mereka pada sibuk dengan menhidupi kehidupannya..” (ABD,50th, 24 April 2013)

Hubungan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat dengan Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

Hubungan tingkat kepercayan terhadap masyarakat dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 21. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari.

Tabel 21 Hubungan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat

pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata

Berdasarkan Tabel 21 , diketahui bahwa tingkat kepercayaan terhadap

masyarakat dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari tergolong rendah . Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 86.7 persen memiliki tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah. Kontribusi terbesar berada pada tingkat kepercayaan terhadap masyarakat rendah dan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah pula dengan jumah presentase sebesar 80.0 persen.

Kepercayaan pada umumunya dapat saling berkolerasi dengan baik dan sangat berhubungan dengan perkembangan ekowisata bila terbentuknya juga dengan baik. Namun pada kenyataan yang didapatkan di lapang masyarakat jauh lebih mempercayai dirinya sendiri atau kemampuannya pribadi dalam melaksanakan pengembangan ekowisata.

Beberapa masyarakat berpikir bila membutuhkan bantuan atau memerlukan sesuatu kepada orang lain dibutuhkan imbalan sebagai pembayaran jerih payahnya. Selain itu bila dihubungan dengan pengembangan ekowisatanya sendiri mungkin memang percaya bahwa masyarakat memanfaatkan peluang ini

Kepercaaan Terhadap

Masyarakat

Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Total

Tinggi Rendah Tinggi 2 (6.7%) 2(6.7%) 4 (13.3%) Rendah 2 (6.7%) 24 (80.0%) 26 (86.7%) Total 4 (13.3%) 26 (86.7%) 30 (100.0%)

Page 64: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

45 

 

dengan baik seperti menjalankan beberapa usaha. Peluang usaha ini jauh lebih besar rasa terhadap usaha yang dijalankannya saja tanpa mementingkan pemanfaatan dari jenis usahanya. Pada hal usaha ini dalam pengembangan ekowisatanya, kepercayaan masyarakat dengan yang lain kurang akan penjaagaan atau pelestarian dalam pengembangan pariwisata yang memanfaatkan alam sebagai obyek pariwisatanya. Hubungan Tingkat Kepercayaan Terhadap Masyarakat dengan Tingkat Pengetahuan Lingkungan Ekowisata Bahari

Hubungan tingkat kepercayan terhadap masyarakat dengan tingkat

pengetahuan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 22. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari.

Tabel 22 Hubungan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat

pengetahuan lingkungan ekowisata bahari

Berdasarkan Tabel 22, diketahui bahwa tingkat kepercayaan terhadap

masyarakat dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 86.7 persen memiliki tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari yang rendah. Kontribusi terbesar berada pada tingkat kepercayaan terhadap masyarakat rendah dan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari yang rendah pula dengan jumlah presentase sebesar 76.7 persen.

“... Sebenarnya sekarang sudah susah ya cari orang yang bisa

dipercaya, karena kaya kalau minta bantuan jasa atau apa gitu, yah pada minta ongkosnya, ada juga yang sibuk sama dirinya sendiri dan kita mungkin jauh lebih mempercayakan pada yang dekat-dekat aja sama kita..” (SGT, 42 th, 26 April 2013) Kepercayaan akan kesadaran penjagaan lingkungan pemukimannya seperti

membuang sampah pada tempatnyayang dinilai masih kurang. Pada kenyataanya, bila kurangnya penjagaan lingkungan sekitar pemukiman, maka akan mempengurhi perkembangan pariwisatanya sendiri di Pulau Pramuka. Selain itu juga kepercayaan akan kesadaran mematuhi peraturan yang berlaku dan penanggulangan akan sumberdaya alam yang dimiliki di Pulau Pramuka itu sendiri berkurang. Maka akan menciptakan kurangnya rasa kerjasama antar sesama dan menajadi jauh lebih mementingkan dirinya pribadi. Pengembangan ekowisata dari segi hubungan dengan beberapa pihak yang berhubungan langsung

Kepercaaan Terhadap

Masyarakat

Tingkat Pengetahuan Lingkungan Ekowisata Bahari Total

Tinggi Rendah Tinggi 1(3.3%) 3 (10.0%) 4 (13.3%) Rendah 3 (10.0%) 23 (76.7%) 26 (86.7%) Total 4 (13.3%) 26 (86.7%) 30 (100.0%)

Page 65: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

46 

 

dengan usahanya memang dinilai baik, namun diantara pelaku usaha dan antar masyarakatnya terkadanng masih kurang menjalin hubungan akan rasa kepercayaannya dengan baik.

Jaringan

Lawang (2004) menjelaskan, jaringan itu terjemahan dari network, yang kalau diberi arti secara etmologik mungkin malah lebih jelas. Dasarnya adalah jaringan yang berhubungan satu sama lain melalui simpul-simpul (ikatan). Dasar ini (net) ditambah atau digabung dengan kerja (work). Kalau gabungan tersebut diberi arti maka tekanannya ada pada kerjanya, bahkan pada jaringannya, makan akan muncullah arti: kerja (bekerja) dalam hubungan antar simpul-simpul seperti halnya jaringan (net).

Jaringan yang dimiliki masyarakat Pulau Pramuka sendiri terhitung baik. Hal ini seperti kenalan yang dimilikinya,baik dilingkungan pemukiman, pemerintah, kelurahan,wisatawan, organisasi atau lembaga dan juga pihak luar seperti kenalan di Pulau lain dan juga berbagai pihak-pihak lain selain di Pulau Pramuka. Jaringan beberapa diantaranya memang dapat dikatakan luas namun tingkat kepercayaan antar masing-masing invidunya masih dinilai kurang, mungkin hanya pada beberapa orang saja yang dianggap dekat. Selain itu jaringan yang dimiliki oleh kepala keluarga masyarakat Pulau Pramuka berbasiskan pada hubungan persaudaran, pertemenan maupun pertentangan memiliki fungsi yang sama, yaitu fungsi informasi, fungsi sosial, dan fungsi ekonomi. Kepala keluarga yang berinisial MHS, 49 th, pada 25 April 2013 menyatakan “... Wah kalau dibilang kenal sama tetanga ya kenal, bahkan hampir semua warga saya kenal dan kenal saya ...”. Jaringan sosial dapat dianalisis dengan beberapa aspek, salah satunya yaitu keragaman jaringan menurut ukurannya (luas atau sempit) yang diukur dari segi jumlah orang di kenal oleh masyarakat Pulau Pramuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan sosial masyarakat Pulau Pramuka dapat digolongkan luas.

“...Saya juga kenal baik sama pemerintahan baik di Pulau Pramuka bahkan sampai beberapa anggota keperintahan negara pun saya kenal baik, selain itu juga karena saya orang politik pula, yah dengan banyak kenal orang jadi nambah-nambah relasi, kan jadi kalau semisal butuh bantuan menjadi lebih mudah...” (SGN, 50th,21 April 2013)

Hubungan Jumlah Orang yang Dikenal dengan Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

Hubungan jumlah orang yang dikenal terhadap masyarakat dengan tingkat keterlibatan dalam pengembanagn ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni tingkat kepercayaan terhadap masyarakat dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari.

Page 66: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

47 

 

Tabel 23 Hubungan jumlah orang yang dikenal dengan tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari

Berdasarkan Tabel 23 , diketahui bahwa jumlah orang yang dikenal

dengan tingkat keterlibatan pengembangan ekowisata bahari tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 66.7 persen memiliki tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah. Kontribusi terbesar berada pada jumlah orang yang dikenal tergolong tinggi, namun memiliki tingkat keterlibatan dalam pengembangan ekowisata bahari yang rendah dengan jumah presentase sebesar 60.0 persen. Hal tersebut menyatakan bahwa meskipun memiliki jumlah orang yang dikenalnya tinggi tidak mempengaruhi akan keterlibatan setiap individunya dalam pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. Hubungan Jumlah Orang yang Dikenal dengan Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

Hubungan jumlah orang yang dikenal dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni jumlah orang yang dikenal dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari. Tabel 24 Hubungan jumlah orang yang dikenal dengan tingkat pelaksanaan dan

manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari

Berdasarkan Tabel 24 , diketahui bahwa jumlah orang yang dikenal

dengan tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembanagan ekowisata bahari tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 70.0 persen yang tergolong rendah. Kontribusi terbesar berada pada jumlah orang yang dikenal tinggi, namun pada tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam pengembangan ekowisata bahari tergolong rendah dengan jumlah presentase sebesar 66.7 persen. Hasil dari tabulasi silang tersebut menyatakan bahwa banyaknya jumlah orang yang dikenal tidak teralu mempengaruhi tingkat

Jumlah Orang yang Dikenal

Tingkat Keterlibatan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari Total

Tinggi Rendah Tinggi 10(33.3%) 18 (60.0%) 28 (93.3%) Rendah 0 (0.0%) 2 (6.7%) 2 (6.7%) Total 10 (33.3%) 20 (66.7%) 30 (100.0%)

Jumlah Orang yang Dikenal

Tingkat Pelaksanaan dan Manajemen dalam Pengembangan Ekowisata Bahari Total

Tinggi Rendah Tinggi 8 (26.7%) 20 (66.7%) 28 (93.3%) Rendah 1 (3.3%) 1 (3.3%) 2 (6.7%) Total 9 (30.0%) 21 (70.0%) 30 (100.0%)

Page 67: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

48 

 

pelaksanaan dan manajemen masing-masing individunya sendiri dalam mengembangkan ekowisata bahari yang ada di Pulau Pramuka.

Hal ini sekaligus menyatakan bahwa tingkat pelaksanaan dan manajemen dalam mengembangkan ekowisata hanya dipengaruhi oleh setiap individunya masing-masing. Masyarakat Pulau Pramuka sendiri jauh kebih menjalankan peranya masing-masing, dimana hal ini dapat dikatakan ketika ada suatu hal atau kegiatan yang memang tidak diharuskan atau tidak dilibatkan secara tidak langsung maka akan mempengaruhinya dalam tingkat partisipasinya. Pada hal ini dalam pelaksanaan dan manajemen pengembangan ekowisata bahari.

Pada perkembangan ekowisatanya masyarakat Pulau Pramuka jauh memanfaatkan jaringanya jauh lebih untuk kepentingan pribadinya masing-masing individunya. Namun jaringan antar masyarakat yang dimilikinya dan dinilai baik dimanfaatkan dalam mendorong kehidupan sosialnya seperti pekerjaanyanya. Hubungan Jumlah Orang yang Dikenal dengan Tingkat Pengetahuan Lingkungan dalam Pengembangan Ekowisata Bahari

Hubungan jumlah orang yang dikenal terhadap masyarakat dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari disajikan dalam tabulasi silang pada Tabel 25. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antar kedua variabel yakni jumlah orang yang dikenal dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari. Tabel 25 Hubungan jumlah orang yang dikenal dengan tingkat pengetahuan

lingkungan ekowisata bahari

Berdasarkan Tabel 25, diketahui bahwa jumlah orang yang dikenal

dengan tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari tergolong tinggi. Hal ini terbukti dengan perolehan presentase terbesar 53.3 persen diantara kedua variabelnya. Kontribusi terbesar berada pada jumlah orang yang dikenal tinggi, dan juga pada tingkat pengetahuan lingkungan ekowisata bahari tergolong tinggi dengan jumlah presentase sebesar 50.0 persen. Hal ini menyatakan bahwa semakin banyaknya jumlah orang yang dikenal, semakin membantu pada tingkat pengatahuan lingkungan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. Pada kenyataanya di Pulau Pramuka sendiri masyarakatnya memang beberapa diantaranya tahu dan memiliki pengetahuan lingkungan akan ekowisata bahari di Pulau Pramuka. Namun pada hal ini jauh lebih banyak pada setiap individu yang memang bergera dibidang ekowisata atau pelesterian lingkungannya. Beberapa diantara masyakarakatnya hanya pernah mendengar atau sekedar tahu, tanpa tahu apafungsinya dalam setiap indikator dalam pengembangan ekowisata bahari.

Jumlah Orang yang Dikenal

Tingkat Pengetahuan Lingkungan Ekowisata Bahari Total

Tinggi Rendah Tinggi 15 (50.0%) 13(43.3%) 28 (93.3%) Rendah 1 (3.3%) 1(3.3%) 2 (6.7%) Total 16 (53.3%) 14 (46.7%) 30 (100.0%)

Page 68: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

49 

 

Hal ini dapat menambah penjelasan bahwa semakin banyak orang yang dikenal maka akan semakin mudah bagi masyarakat Pulau Pramuka sendiri untuk mengakses terhadap sumber-sumber bantuan, khususnya dalam pengembangan ekowisatanya itu sendiri Beberapa hal tersebut diantarnya tidak sesuai seperti rasa kerjasama, dimana meskipun jaringan antar masyarakat dinilai baik atau antar masyarakat saling mengenal namun tidak turut mrningkatkan tingkat kerjasamanya itu sendiri. Masyarakat Pulau Pramuka sendiri sudah jauh lebih sibuk dengan berbagai usaha pariwisatanya dan beberapa pekerjaan utama dan sampingan dari masing-masing individunya.

Simpul Luasnya jumlah orang yang dikenal oleh masyarakat Pulau Pramuka mempermudahkan dalam mengakses dan bantuan usaha baik dari sektor ekowisata, pekerjaanya, dan juga kehidupan sosialnya itu sendiri. Oleh karena itu hal tersebut dapat dilihat berdasarkan jenis simpul yang dimiliki oleh masyarakat Pulau Pramuka. Berdasarkan hasil lapang diperoleh bahwa simpul yang dimiliki oleh masyarakat Pulau Pramuka yang terdiri dari tujuh simpul diantaranya yaitu : 1) Tetangga, 2) Wisatawan, 3) Jasa, 4) Lembaga dan Organisasi, 5) Pihak Luar, 6) Pemerintah kepulauan seribu, dan 7) Kelurahan. Berbagai hal tersebut pun akan berkorelasi dalam mendukung pembangunan Pulau Pramuka itu sendiri. Peningkatan keeratan pada berbagai pihak tersebut akan memudahkan hubungan baik dalam usaha, pekerjaan dan kehidupan sosialnya itu sendiri. Namun dengan luasnya relasi atau jumlah orang yang dikenal oleh masyarakat Pulau Pramuka itu sendiri, dimana beberapa diantaranya memiliki ikatan yang cukup baik dengan berapa simpul yang dimilikinya. Tabel 14 Jumlah dan Presentase Responden menurut Simpul di Pulau Pramuka,

Kelurahan Pulau Panggang, Kab. Administrasi Kepulauan Seribu DKI Jakarta Tahun 2013

Jumlah Simpul Jumlah Orang n %

3-5 simpul 13 43% 6-7 simpul 17 57% Total 30 100%

Berdasarkan hasil data di atas menunjukan bahwa simpul responden yang terjalin antara (6-7 simpul) sebesar 57% atau sebanyak 17 orang yang memiliki ikatan yang baik. Selain itu data pun menunjukan bahwa sekitar 43 % yang memiliki simpul antar (3-5 simpul) atau tidak sama lain sekitar 13 orang yang memiliki ikatanya kurang erat. Profil dari ketujuh jenis simpul tersebut dipaparkan seperti berikut: 1. Tetangga

Tetangga adalah orang-orang yang tinggal disekitar tempat tinggal kepala keluarga di Pulau Pramuka. Beberapa tetangga yang dimiliki terbentuk akan beberapa ras atau adat yang berbeda daerah. Namun hampir mayoritas dari

Page 69: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

50 

 

mereka adalah migrasi dari masyarakat Pulau Panggang yang jumlah penduduknya sudah teralu padat.

2. Wisatawan Wisatawan adalah salah satu jaringan yang sangat mendukung usaha yang dimiliki oleh masayrakat Pulau Pramuka, dimana Pulau Pramuka sebagai obyek pariwisata. Semakin meningkatnya jumlah wisatawan makan akan semakin meningkat pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pariwisata yang dijalankan oleh masyarakat Pulau Pramuka.

3. Pihak yang menawarkan jasa Pihak yang menawarkan jasa ialah salah satu pihak yang turut mendukung dalam pengembangan ekowisata di Pulau Pramuka itu sendiri. Pada hal ini pihak yang menawarkan jasa dapat khususnya seperti jasa penyewaan alat snorkling, diving, sewa kapal untuk wisata, katering, dan penginapan. Pada hal ini beberapa diantaranya masyarakat yang tidak memiliki modal dapat menawarkan jasa dengan menggunakan orang yang usaha dalam bidang jasa khususnya pariwisata. Semakin banyak orang tahu akan tempat atau orang-orang yang menawarkan jasa, maka turut membantu dalam pelaksanaaan pengembanagan ekowisatanya itu sendiri.

4. Lembaga dan Organisasi Suatu tempat yang melakukan suatu bentuk gerakan atau yang memiliki tujuan dalam pembentukan komunitasnya. Beberpa komunitas pada hal ini lebih khususnya adalah komunitas dalam pengembangan ekowisata. Lembaga atau organisasi diantaranya seperti komunitas elang ekowisata, komunitas daur ulang sampah dan berbagai komunitas lainnya.

5. Pihak Luar Pihak luar disini dapat diartikan berbagai orang yang dikenal baik dari pulau lain maupun dari daratan. Daratan disini adalah orang yang tinggal selain di pulau. Beberapa dianataranya seperti orang-orang yang dikenal mungkin karena relasi dari pekerjaan atau pun teman dan saudara-saudaara yang dimiliki dari luar pulau selain di Pulau Pramuka. Pihak luar pun dapat menjadi jaringan yang daapt membantu dalam pengembangan ekowisata atau pariwisata yang memanfaatkan alams sebagai obyek wisatanya menajd lebih baik dan berkembang.

6. Pemerintaha Kepulauan Seribu Pihak yang turut mengelola sistem yang ada di Kepulauan Seribu. Pengelolaan disini meliputi berbagai sektor dan juga pihak yang turut bertanggunga jawab dalam kemajuan atau perkembangan yang ada di Kepulauan Seribu.

7. Kelurahan Pihak yang lebih terfokuskan berhubungan dengan kemasayarakatan dan

berbagai data akan kependudukan di Pulau Pramuka itu sendiri. Keluruhan disini juga yang berwenang dalam beberapa perizinan atau keputusan yang dilakukan oleh beberapa pihak khususnya masyarakat.

Berdasarkan berbagai penjelasan akan simpul yang dimiliki resoponden yang

tidak lain masyarakat Pulau Pramuka itu sendiri memiliki ikatan yang berbeda dengan setiap pihak yang ada pada ikatan simpulnya tersebut. Khususnya di Pulau Pramuka sendiri ikatan yang lebih terbentuk dari simpulnya itu terhadap

Page 70: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

51 

 

tetangga, dimana pada hal ini jaringan antar tetannga adalah salah satu pihak yang paling dekat dengan responden. Sehingga bila mana dalam membutuhkan bantuan, maka akan dapat pertolong paling cepat. Meskipun kepercayaan akan tetangga atau masyarakat itu sendiripun masih dinilai kurang bagi masyarakat Pulau Pramuka. Pada hal ini memang dapat diartikan bahwa ikatan akan tetangga memiliki simpul yang erat, namun dalam pengembanganya akan kesadarannya dinilai masih kurang. Kesaradaran dalam hal ini seperti kesadaran akan menajaga lingkungan, mentaati peraturan dan kerjasama dalam membangun bersama Pulau Pramuka. Selain itu ikatan pada masyarakat Pulau Pramuka pun erat terhadap wisatawan. Hal ini dapat dilihat dilapang bahwa masyarakat dinilai sangat ramah dalam menjamu dan juga berinteraksi dengan orang luar selaindi Pulau Pramuka itu sendiri. Keeratan dengan wisatawan pun akan membantu dalam penambaha jaringan baru atau relasi baru khsusnya dalam hal pengembangan ekowisatanya.

Beberapa pihak lainnya seperti orang yang menawarkan jasa penyewaan dan pihak luar pun memiliki simpul yang kuat, dimana pada hal ini jaringan masyarakat dengan pihak-pihak tersebut terjalin dengan baik. Hal ini pun akan membantu masyarakat baik dalam menajalankan usaha maupun bersosialisasi dengan pihak lain. Seperti halnya dalam penyewaan jasa, disini masyarakat yang memanfaatkan sebagai jasa travel atau pun sekedar sebagai jasa tempat informasi yang bila ditanyakan oleh orang lain maupun wisatawan akan turut membantu pula dalam pengembangan ekowisatanya itu sendiri. Ikatan atau simpul yang dinilai kurang erat berdasarkan hasil data lapang yaitu simpul pada pihak keluraha dan kepemerintahan kepulauan seribu. Pada hal ini jaringan yang terbentuk oleh masyarakat Pulau Pramuka hanya pada beberapa orang saja. Sehingga jumlah jaringan yang diperoleh pun banyaknya hanya pada sebagian orang.

Page 71: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

52 

 

Page 72: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

53 

 

MANFAAT PENGEMBANGAN EKOWISATA TERHADAP MASYARAKAT

Perkembangan ekowisata di Pulau Pramuka sudah semakin baik dan sudah banyak dikenal oleh banyak orang. Pulau yang merupakan salah satu gugusan Kepulauan Seribu termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang. Pulau ini dapat dicapai melalui perjalanan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke atau dengan perahu cepat dari dermaga kapal Marina Ancol. Di pulau ini terdapat saranan pelestarian penyu sisik, penanaman bakau, dan transplantasi terumbu karang. Selain itu juga pulau pramuka menyunguhkan jasa sewa alat selam dan snorkeling, bermain banana boots dan beberapa permainan lainnya.

Namun perkembangannya pun diikuti dengan perkembangan pariwisata di pulau lain yang ada di Kepulauan Seribu. Beberapa pulau diantaranya yang turut memiliki perkembangan akan potensi pariwisatanya yaitu Pulau Tidung dan Pulau Pari. Namun diantaranya yang paling diminati oleh para wisatawan adalah Pulau Tidung. Berdasarkan informasi dari Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu bahwa Pulau Tidung akhir-akhir ini kunjunganya meningkat tajam karena suasana pulau yang nyaman dan biaya yang cukup ekonomis. Air lautnya yang bening dan hamparan pasir putih di tepi pantainya sangat indah untuk dinikmati. Belum lagi pesona sunrise dan sunset yang indah setiap harinya. Maka tidak heran jika para wisatawan pulau ini menemukan surga baru atau new paradise bagi komunitas pencinta wisata di tanah air. Selain itu juga kegiatan berenang dan memancing di pulau ini sangat menyenangkan. Wisata yang paling khas di Pulau Tidung berada di sebelah timur pulau ini terdapat Pulau Tidung Kecil. Kini kedua pulau ini tersambung oleh jembatan kayu yang sangat indah yang lebih dikenal dengan “Jembatan Cinta”. Kita bisa menyusuri jembatan itu sambil melihat ke bawah laut yang bening dengan pemandangan karang-karang dan ikan yang beraneka warna. Di sekitar jembatan terdapat beberapa keramba ikan milik nelayan setempat.

“... Sayangnya gini mas, dulu itu akomodasi kapal dari muara angke jauh lebih banyak dimiliki masyarakat pulau pramuka, tapi mereka mengantarkan juga kepulau-pulau lainnya, yah sekarang hampir semuanya sudah memiliki fasilitas kapal jadi sudah banyak juga saingannya. Yah sekarang kalau dibandingkan dengan pulau tidung lebih peningkat pengembangan wisatanya dibandingkan pulau pramuka...” (SGN, 50th, 21 April 2013)

“... Mungkin agak sedikit kurangnya di pulau pramuka itu semua jenis usaha mereka ingin kelola sendiri tidak seperti di pulau tidung yang masing-masingnya sudah memiliki satu pintu dari jenis usahanya, yah barang kali masyarakat pulau pramuka berpikir lebih untung kelola sendiri...” (AMR, 46th, 20 April 2013)

Beberapa diantaranya pun terdapat di Pulau Pramuka seperti adanya taman miniatur ekosistem. Pada taman laut dangkal itu berisikan berbagai koleksi kekayaan akan ekosistem yang dimiliki di Pulau Pramuka. Ekosistem diantaranya seperti berbagai jenis terumbu karang, ikan, serta penyu sisik pun hadir di taman

Page 73: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

54 

 

miniatur ekosistem tersebut. Selain itu di Pulau Pramuka pun memiliki penangkaran penyu sisik khusus yang dikelola oleh taman nasional kepulauan seribu. Hal ini dikarenakan saat ini jumlah penyu sisik sudah semakin sedikit, maka wajib untuk dilindungi. Pulau Pramuka sudah melakukan penanaman bakau sebagai upaya perbaikan pertahanan pantai.

“...Dulu nih taman miniatur banyak banget ikannya, dan penggagas utamanya sendiri masyarakat dan semua hasil tangkap nelayan dimasukan ke dalamnya, maksudnya sih biar anak cucu kita tahu kekayaan sumberdaya alam yang kita miliki sebagai orrang pulau, namun sekarang sudah diambil alih sama pemerintah karena dilihat memiliki nilai jual, yah sekarang bisa liat sendiri kurang perawatannya dan dulu suka dipancingin dan nelayan pun jadi malas untuk menaruhkan hasil tangkapnya lagi...”(SGN, 50th, 21 April 2013)

“... Yah sekarang sudah tidak sedikit masyarakat yang peduli

khsusunya pada penyu ini, mana mau ya merawat atau kerja di pelestarian penyu ini kalau tanpa imbalahnya, susah mas, dan sekarang pun penagkarannya dibatasi untuk setiap orang yang masuk, karena akan menganggu dalam pelestariannya penyunya juga...” (SLM, 51th, 4 April 2013)

Ketika adanya ekowisata atau bisa disebut sebuah pariwisata berbasiskan alam itu sangat bermanfaat bagi masyarakat di Pulau Pramuka. Namun kini, seiring dengan adanya pariwisata dimana masyarakat saling mencoba untuk memanfaatkan keberadaan potensi wisata ini dengan melakukan berbagai jenis usaha. Berbagai usaha yang dilakukan masyarakat relatif sama karena adanya tingkat kebutuhan dari adanya perkembangan pariwisata di wilayah tersebut. Akibat adanya persamaan jenis usaha yang dilakukan masyarakat pulau pramuka sebagai dapat saling bekerjasama namun tidak jarang pun yang saling mementingkan kebutuhan masing-masing. Keberadaan tersebut menciptakan berkurangnya rasa saling bekerjasama dan saling peduli antara sesama tanpa mengharapkan imbalan. Pulau Pramuka pun sebagai salah satu pulau yang termasuk kedalam zona pemanfaatan mungkin memang berbeda dengan pulau yang digunakan sebagai pariwisata lainnya. Pembangunan yang berada di Pulau Pramuka pun sudah semakin meningkat dan fasilitasnya pun sudah semakin memadai. Masyarakatnya pun sudah memanfaatkan pengembangan ekowisata dengan menjalankan berbagai usaha. Usaha yang dijalankan dianataranya seperti usaha jasa pemandu wisata, penyewaan alat selam dan snorkeling, penginapan atau homestay, katering, dagang warung atau jajanan kecil dan juga jasa travel pariwisata, pengangkut/ gerobak dorong. Gerobak dorong itu merupakan salah satu pekerjaaan jasa angkut barang-barang, dan peningkatan pengembangan ekowisata pun membantu penambahan pemasukannya. Selain itu juga beberapa diantaranya ada yang menjadi kuli bangunan, dan dengan seiringnya pembangunan rumah sebagai penginapan semakin menambah juga pemasukan bagi para pekerja kulinya itu sendiri.

Page 74: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

55 

 

“... yah alhamdulillah mas, saya jadi bisa ada pemasukan tambahan selagi suami saya pergi bekerja, saya sambil nungguin penginapan yang masih satu family lah sama kita sekalian jagain warunganya juga, dari pada nganggur di rumah aja kan mas mending ada kegiatan positif yang bisa nambah bekal anak juga..” (Ibu RN, 35th, 23 April 2013)

“... Saya pun pernah hadir sewaktu ada panggilan dari pemerintah, dimana pemerintah melarang untuk pengambilan pasir laut untuk pembangunan, yah saya jawab aja kita sebagai masyarakat pulau memanfaatkan SDA yang ada, dekat, dan sesuai kantong seperti pasir laut , mungkin bisa dicontohkan juga kalau anda (pemerintah) sebagai masyarakat darat yang membangun rumah dengan memanfaatkan batu gunung, apakah itu tidak merusak keberadaan gunungnya itu sendiri?, tapi kalau memang pemerintah bisa sediakan itu semua sesuai dengan keberadaan masyarakat pulau ini kita pun dengan senang hati menanggapinya...” (SGN, 50th, 21 April 2013)

Pengembangan ekowisata yang berada di Pulau Pramuka sudah jelas bermanfaat dan sangat membantu peningkatkan perekonomian masayrakat pulaunya. Namun hal ini tidak sesuai dengan pelestarian dalam mengembangkan ekowisatanya itu sendiri. Pelestariannya masih dinilai kurang maksimal antara pengunaan dengan penanggulangannya. Pembangunan rumah atau bangunan lainnya lebih banyak menggunakan pasir laut, dimana hal ini dapat menyebabkan penurunan ketinggian pulaunya itu sendiri. Beberapa diantaranya seperti pemandu wisata yang bisa diakatakan kurang dalam pengarahannya kepada wisatawan untuk turut menjaga dan melestarikan lingkungannya.

Page 75: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

56 

 

Page 76: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

57 

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sesuai dengan hasil-hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan diantaranya seperti berikut ini:

1. Secara umum, karaktersitik individu tidak mempengaruhi modal sosial yang dimilikinya. Beberapa diantara karakteristik individu seperti tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan cukup mempengaruhi modal sosial yang dimiliki setiap individunya. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi pun mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap norma dan juga jumlah orang yang dikenal karena status pekerjaan yang dimilikinya dari pendidikan yang diembannya. Status pekerjaan ini pun secara tidak langsung mempengaruhi tingkat pendapatan yang didapatkan oleh masing-masing individunya. Namun tidak menutup kemungkinan yang berpindidikan rendah pun memiliki tingkat pemahaman terhadap norma dan jumlah orang yang dikenal yang tinggi. Hal tersebut kembali lagi dengan bagaimana setiap individu menyikapi, menjalankan dan menjaga kehidupan sosialnya.

2. Modal sosial masyarakat Pulau Pramuka sendiri memiliki perbedaan dari setiap individunya. Modal sosial pada hal ini seperti tingkat pemahaman terhadap norma, jumlah orang yang dikenal, dan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat. Norma atau peraturan yang memang sudah ada di masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis masih dinilai kurang berkorelasi antar pembuat aturan dan yang melaksanakan aturanya itu sendiri. Beberapa diantara individu masyarakat Pulau Pramuka paham atau sekedar tahu terhadap norma, akan tetapi berbeda halnya dalam pengimplementasiannya. Pengembangan ekowisata di Pulau Pramuka sendiri diantaranya seperti adanya pelestarian penyu, transplantasi terumbu karang, penanaman mangrove , ikan hias dan berbagai hal lainnya. Namun kesadaran akan setiap individunya masih kurang dalam melestarikan berbagai sumberdaya yang ada di Pulau Pramuka. Beberapa masyarakat Pulau Pramuka sendiri jauh lebih bisa memanfaatkan sumberdaya yang ada khususnya alam tanpa ada antisipasi penangungulangan atau partisipasi dalam pelestariannya itu sendiri. Sebagian masyarakat Pulau Pramuka menciptakan pemanfaatan akan wisata alammnya hanya pada jangka pendek tanpa memikirkan jangka panjanganya. Secara tidak langsung masyarakat teralu memanfaatkan sumberdayanya secara berlebihan tanpa adanya suatu bentuk pendauran ulang akan hal tersebut atau perkembangan berkelanjutan.

Saran

Saran yang dapat diberikan sesuai dengan hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah:

1. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diharapkan jauh lebih mengontrol perkembangan ekowisata yang sedang berkembang di Pulau

Page 77: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

58 

 

Pramuka itu sendiri. Pada hal ini mungkin pihak pemerintah, baik daerah, pusat maupun suku dinas pariwisata bisa jauh lebih banyak terjun langsung ke lapang atau jauh lebih banyak bergabung dengan masyarakat. Hal ini lebih meliputi dalam hal perencanaan, pelaksanaan, sampai pengevaluasianya itu sendiri agar menciptakan keselarasan antara masing-masing pihak. Hal lainnya mungkin bisa lebih ditingkatkan sumberdaya manusianya yang ada di Pulau Pramuka dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan agar masyarakaat dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki masing-masing individunya dalam mengembangkan ekowisata bahari. Pada pelaksanaanya pemerintah pun wajib turut mengontrol akan perkembangan dari pelatihan maupun penyuluhan yang diberikannya agar dapat berkelanjutan.

2. Perlu adanaya peningkatan kesadaran antara masing-masing stakeholder perihal pelestarian akan suberdaya alam yang dimanfaatkanya sebagai obyek wisata utama di Pulau Pramuka. Hal lainnya mungkin bisa jauh lebih banyak digali kembali kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Pulau Pramuka, dimana keaneka ragaman akan adat dan budaya yang dimilikinya berpotensi dalam mengembangkan ekowisata bahari. Peraturan yang memang sudah ada atau diterapkan di Pulau Pramuka bisa jauh lebih banyak disosialisasikan kembali kepada masyarakat agar menciptakan kesinambungan antara yang membuat peraturan dan yang melaksanakan peraturannya. Selain itu juga dalam pelaksanaan peraturannya pun diperlukan kontrol agar peraturan yang ada dapat dijalankan dengan baik dan secara tidak langsung akan turut membantu dalam perkembangan Pulau Pramuka. Oleh karena itu, peran pemerintah jauh lebih diharapkan dalam penegakan hukum atau aturan yang ada dan juga sebagai contoh bagi masyarakat agar masyarakat pun dapat saling berkorelasi dalam pelaksanaannya. Demi meningkatkan tingkat kepercayaan dan kerjasama antar masyarakat, mungkin pemerintah dapat mengadakan acara yang turut melibatkan masyarakat yang khususnya dalam meningkatkan pemanfaatan dan kesadaran dalam melestarikan sumberdaya alam yang mereka miliki di Pulau Pramuka. Hal lainnya mungkin bisa jauh digalangkan kembali gotong royong atau hanya untuk sekedar duduk bersama atau berkumpul bersama bagi masyarakatnya. Jaringan atau relasi yang dimiliki oleh masyarakat lebih ditingkatkan kembali dalam perkembangan jaringannya dan juga dalam membangun keeratan antar masing-masing stakeholder. Beberapa hal tersebut mungkin akan membantu dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan serta membangun masa depan, dimana manusia dapat hidup selaras dengan alam.

Page 78: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

59 

 

DAFTAR PUSTAKA

Adelia. 2012. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Ekowisata Islammi Curug Cigangsa (Kasus: Kampung Batusuhunan, Kelurahan Surade, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ayuningtyas. 2011. Dampak Ekowisata Terhadap Kondisi Sosio- Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Studi Citalahab Central dan Citalahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bastelaer TV, Grotaert C. 2002. Social Capital: from definiton to meansurement . Thierry Jeditor, editor, understanding and meansuring social capital: A multidisciplinary tool for practitioners. Washington DC [US]; The World Bank. Hal 1-17.

Damanik J, Weber HF. 2006. Perecanaan ekowisata: dari teori ke aplikasi. Yogyakarta [ID] Andi.

Ketjulan. 2011. Analisis Kesesuaian Daya Dukung Ekowisata Bahari Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. [Tesis]. [Internet]. [dikutip tanggal 11 januari 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41202

Kasih Y. 2007. Peranan Modal Sosial (social capital) terhadap efektivitas lembaga keuangan di pedesaan (studi kasus di Provinsi, Sumatera Barat). [internet].[dikutip tanggal 05 maret 2013]. Dapat diunduh dari: isjd.pdii.lipi.go.ig/admin/jurnal/12106118125pdf.

Lawang MZ. 2004. Kapital sosial dalam perspektif sosiologik. Depok [ID]: UI Press. 279 hal.

Maryati K,Surjawati J. 2004. Sosiologi. Jakarta: Erlangga Muntasib EKS. Febuari 2005. Bogor: Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Kehutanan IPB. 1 hal. Oktadiyani P. 2010. Modal Sosial Masyarakat Kawasan Penyangga Taman

Nasional Kutai (TNK) dalam pengembangan ekowisata.[tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Poli W.I.M. 2007. Modal Sosial Pembangunan: gambaran dan dua distrik di Kabupaten Jayapura. Makasar [ID]: Hasanuddin University Press. 215 hal.

Rakhmat J. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung [ID]: Remaja Rosdakarya. 184 hal.

Rogers EM, Kincaid DI.1980. Communication Network Toward A New Paradigm of Research New York. The Freen Press

Setiawati. 2000. Pengembangan Ekowisata Bahari.[Prosiding]. [Internet].[dikutip tanggal 11 Januari 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/25069

Setiyanti dan Sadono. 2011. Dampak Pariwisata Terhadap Peluang Usaha dan Kerja Luar Pertanian di Daerah Pesisir. Sodality. Jurnal Trandisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia.Bogor [ID]. Volume 05 No03, 283-294 hal.

Page 79: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

60 

 

Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi (ed). 2008. Metode Penelitian Survai.Jakarta [ID]: Lembaga Penelitian,Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Suharto E.2006. Modal Sosial dan Kebijakan Publik [pdf]. [internet]. [dikutip tanggal 05 maret 2013]. Dapat diunduh dari: http://www.policy.hu/suharto/NAska%20_SOSIA. Pdf

Sulaksmi. 2007. Analisis Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh Kota Sabang. [Tesis]. [Internet]. [dikutip tanggal 11 Januari 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/10074.

Sulton A. 2011. Dampak Aktivitas Pertambangan Bahana Galian Golongan C Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa (Analisis Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). [Skripsi]. [dikutip tanggal 4 Oktober 2012]. Dapat diunduh dari:http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/48165/I11asu1.pdf?sequence=1.

Tuwo A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut:Pendekatan ekologis, Sosial-Ekonomi, Kelembagaan, dan Sarana Wilayah. Siduarjo: Brilian Internasional. 412 halaman.

Wardhani. 2007. Kajian Potensi Kawasan Pesisir Bagi Pengembangan Ekowisata Di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat-NTB. [Internet]. [dikutip tanggal 11 Januari 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41525

Wihartika. 2004. Dampak Perubahan Permintaan Rekreasi Pantai Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng, Singaraja. Bali. [Tesis]. [Internet]. [dikutip tanggal 11 Januari 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16584

Wiharyanto. 2007. Kajian Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan Konservasi Pelabuhan Tengkayu II Kota Tarakan Kalimantan Timur. [Tesis]. [Internet]. [dikutip tanggal 11 Januari 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9018

Yoeti, O.A. 1980. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung [ID]: Angkasa. 372 halaman.

Page 80: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

61 

 

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian

 

 

 

 

 

Dermaga Pulau Pramuka Kantor Keluruhan Pulau

Penangkaran Penyu Sisik Pusat Informasi Kepulauan Seribu

Taman Nasional Kepulauan Seribu

Kantor DKP Kab. Administrasi Kepulauan Seribu

Page 81: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

62 

 

 

 

 

 

 

Homestay/ Tempat Penginapan Saat wawancara responden

Suasana saat snorkeling

RSUD Kepulauan Seribu Trasnportasi Kapal Kayu

Tempat Pelelangan Ikan Pulau Pramuka

Page 82: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

63 

 

Lampiran 2 Peta Pulau Pramuka

Kepulauan Seribu

Page 83: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

64 

 

Lampiran 3 Rencana kegiatan penelitian

Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Keterangan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Penyusunan proposal skripsi

Kolokium

Pengambilan data lapangan

Pengolahan dan analisis data

Penulisan draft skripsi

Sidang skripsi

Perbaikan laporan penelitian

Page 84: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

65 

 

Lampiran 4 Nama krangka sampling dan responden penelitian

Page 85: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

66 

 

Keterangan :

=Responden penelitian

Page 86: MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN … · orang yang dikenal pada jaringan sosial yang dimilikinya. Namun masih kurang ... Gambaran Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka 27 Karakteristik

67 

 

RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan

H Akmal Indra dan Hj Yatti Yuniati. Penulis dilahirkan di Banjar, Ciamis pada tanggal 12 Juli 1991. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri Panaragan I Bogor pada tahun 2003 dan lulus Sekolah Menengah Pertama Insan Kamil Bogor tahun 2006. Semenjak SD penulis mengikuti beberapa lomba diantaranya seperti lomba menggambar, mewarnai, melukis. Ketika sudah beranjak SMP penulis mengikuti lomba speech contest atau pidato bahasa Inggris dan design painting. Penulis pun melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 5 Bogor dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam organisasi IAAS divisi HRD dan penyiar radio komunitas di AGRI FM. Di departemen sendiri penulis bergabung dengan himpunan peminat ilmu-ilmu komunikasi dan pengembangan masyarakat (HIMASIERA) divisi Public Relation dan sempat bergabung juga dalam teater UP TODATE. Penulis pun telah mengikuti beberapa seminar,pelatihan seperti pelatihan public relation di TRANS 7, training radio di SHEBA FM Bogor dan pelatihan advertising di PT. SEMUT API KOLONI, serta kepanitian diantaranya acara Indonesian Ecology Expo 2011 dan 2012 (INDEX ), Piority 2011, Himasiera goes to public 2011 dan 2012 (HIMGOS) dan penulis pun aktif menjadi asisten praktikum mata kuliah komunikasi bisnis pada tahun 2012 dan tahun 2013. Penulis mengikuti magang yang mendukung kegiatan akademik dan pengembangan softskill. Magang menjadi crew Development Basketball League 2012 dan 2013. Beberapa penghargaan yang diraih penulis diantaranya Juara 2 Lomba Penyiar Radio HOT IPB 2012 dan Juara Favorit Lomba Penyiar Radio KISI FM Bogor 2011. Selain itu penulis juga aktif dalam mengikuti kegiatan non-akademik, seperti penyiar radio di AGRI FM (2010) dan KISI FM BOGOR (2012) dan traning crew di SHEBA FM Bogor. Penulis mengikuti les vocal dan les biola di Purwacaraka Bogor, les bahasa inggris di English First Bogor, ILP Bogor, dan LIA Bogor, serta mengikuti bimbingan belajar di Nurul Fikri Bogor dan Netro Bogor.

Penulis pun aktif sebagai Pembawa acara di beberapa event, diantaranya seperti pembawa acara di Jurnal Bogor Music Fest vol 1, Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013, EARTH HOUR BOGOR 2013, Biore Blossom Star Dance Competition 2013, Soft lounching buku Anak Debu di Hollie Cafe 2013, Development Basketball League (DBL) 2013, Development Basketball League (DBL) 2012, Sanggar Juara Festival 2012, Seminar Kehumasan IPB 2012 di Hotel Pangrango 2 Bogor, Hari Pelepasan Sarjana Fakultas Ekologi Manusia 2011, dan Olimpiade Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (OMI IPB) 2011, Forum For Indonesia 2011 “Chapter Bogor”, Statistika Ria 2011, Young on Top Campus Roadshow IPB 2011, dan Dies Natalis Fakultas Ekologi Manusia yang ke-6 2011 dan beberapa pembawa acara di acara lainnya. Penulis pun pernah mencoba menggeluti dunia bisnis diantaranya seperti penjual obat herbal, parfum, pulsa elektronik, snack atau makanan ringan, beras organik, makanan padang, alat-alat tulis dan distro.