MOBILISASI

38
KONSEP DASAR MOBILISASI

Transcript of MOBILISASI

MOBILISASI

KONSEP DASAR MOBILISASIMOBILISASIPengertian mobilisasi Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier, 1989).

gerak adalah perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap acuan tertentu. B. Tujuan dari mobilisasi antara lain :

1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia2. Mencegah terjadinya trauma3. Mempertahankan tingkat kesehatan4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari hari5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.C. Faktor faktor yang mempengaruhi mobilisasi

Gaya hidupGaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.2. Proses penyakit dan injuri

Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu misalnya; Stroke yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.3. Kebudayaan

Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.4. Tingkat energi

Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.5. Usia dan status perkembangan

Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.Jenis-Jenis Mobilisasi

1. Mobilisasi penuhMobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secarapenuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankanperan sehari- hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motorisvolunteer dan sensoris untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.

2. Mobilisasi sebagianMobilisasi sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerakdengan batasan yang jelas sehingga tidak mampu bergerak secara bebaskarena dipengaruhi oleh gangguan saraf motoris dan sensoris pada areatubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang denganpemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilisasi sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motoris dan sensorisMobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Mobilisasi sebagian temporer merupakan kemampuan individu untukbergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat :disebabkan oleh trauma reversibel) pada sistem muskuloskeletal, seperti adanya dislokasi sendi dan tulang.

b. Mobilisasi sebagian permanen merupakan kemampuan individu untukbergerak dengan batasan yang sifatnya tetap. Hal tersebut disebabkanoleh rusaknya sistem saraf yang irreversibel. Contohnya terjadinyahemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,dan untuk kasus poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem sarafmotoris dan sensoris.

Tipe persendian dan pergerakan sendi

Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu sendi yang dapat digerakan ( diartroses) dan sendi yang tidak dapat digerakan(siartrosis).

Mobilisasi yang dilakukan pada tubuh pasien berdasarkan

Aktif ROM (Range Of Motion)Mobilisasi Dilakukan Pasien sendiri tanpa bantuan petugas

b. Pasif ROMMobilisasi di bantu oleh petugasLatihan ROMLatihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal

LATIHAN ROM PASIFLatihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

TUJUAN ROM1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot2. Memelihara mobilitas persendian3. Merangsang sirkulasi darah4. Mencegah kelainan bentuk

PRINSIP DASAR LATIHAN ROM1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari 2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring. 4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. 5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian -bagian yang di curigai mengalami proses penyakit. 6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah di lakukan

Manfaat ROM

1. Meningkatkan mobilisasi sendi2. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan3. Meningkatkan massa otot4. Mengurangi kehilangan tulang5.Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan6. Mengkaji tulang sendi, otot7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi8. Memperlancar sirkulasi darah9. Memperbaiki tonus otot

A.LEHER Fleksi: kepala digerakan menunduk kedepan 90 derajat dengan dagu diatas dada. Ekstensi: Kepala digerakan 90 derajat keatas dengan posisi lurus dengan badan Hyperekstensi : kepala ditarik kebelakang 90 derajat dengan posisi mengadah keatasLateral fleksi: kepala ditekukan kesamping 90 derajat menuiu bahuRotasi: kepala digerakan dalam posisi melingkar 90 derajat kekanan dan 90 derajat kekiri dan depan dari belakang

B.BAHU Fleksi : lengan ditingkat 180 derajat dan samping menuju keatas sampai diatas kepala Ekstensi : digerakan keposisi istirahat disamping badan Hyperekstensi: lengan digerakan kebelakang badan dengan sudut 50 derajatAbduksi : lengan ditarik keatas samping badan dengan punggung tangan diatas, digerakan kesisi badan 180 derajat keposisi diatas kepala.Rotasi Eksterna : dengan lengan disamping, tekukan siku, lengan digerakkan kedepan dan kebelakang 90 derajat sehingga telepaktangan menghadap kedepan. Rotasi interna : dengan lengan disamping tekukan siku, lengan digerakkan kebelakang 90 derajat sehingga telapak tangan menghadap kebelakang.Sirkumduksi : lengan digerakan dengan lingkaran 360 derajat diputar sepanjang sisi badan.

C.SIKUFleksi : siku ditekuk dengan telapak tangan menghadap muka, dengansudut 150 derajat menuju bahuEkstensi: siku dar i posisi fleksi diluruskan kembaliD.LENGAN BAWAH Supinasi: lengan bawah diputar 90 derajat sampai telapak tangan menghadap keatas Pronasi: lengan bawah diputar 90 derajat sampai telapak tangan kanan mengahadap kebawah.E.PERGELANGAN TANGAN Fleksi: Tangan ditekuk 90 derajat kebawah dengan telapak tangan mengahadap kebawah Ekstensi: tangan digerakan 90 derajat dengan posisi lurus dengan lenganHyperekstensi: tangan ditekuk keatas, punggung tangan diatas dengan sudut 90 derajat. Abduksi: pergelangan tangan, dengan jari-jari dirapatkan ditekuk keluar menuju ulnaAduksi: pergelangan tangan dengan jari-jari dirapatkan ditekuk kedepan menuju radius.F.JARI DAN IBU JARIFleksi: Jari-jari digenggamkanEkstensi: Jari digerakan 90 derajat lurus dengan lengan dengan telapak tangan menghadap ke bawah.Hyperekstensi : jari-jari dengan telapak tangan kebawah, ditekuk keatas menuju punggung tangan 45 derajatAbduksi: jari dan ibu jari dibentangkan/direngangkan 30 derajatAduksi: jari dan ibu jari dirapatkan bersama 30 derajatPosisi Ibu jari : ibu jari ditekuk kedalam memutar menuju kelingking dikuti oleh jari-jari yang lain.

G.PINGGULFleksi : tungkai digerakan keatas kemuka 90 derajatEkstensi : tungkai digerakan kembali ke posisi lurus sejajar dengan tubuh Hyperekstensi: tungkai digerakan kebelakang tubuh 50 derajat Sirkumduksi: tungkai digerakan dalam lingkaran 360 derajatAbduksi: tungkai digerakan kesamping menjauhi tubuh 45 derajat Rotasi Interna : tungkai dan kaki diputar kedalam 90 derajat Rotasi Eksterna : tungkai dan kaki diputar keluar 90 derajat

H. LUTUTFleksi : lutut ditekuk diangkat kebelakang dan atas 90 derajatEkstensi : Lutut digerakan kembali sejajar tubuhI.PERGELANGAN KAKIPlantar Fleksi: kaki digerakan kebawah 45 derajatDorsi Fleksi: kaki digerakan keatas 45 derajat Enversi: sisi luar kaki ditekuk kesamping keluar diputarInversi: kaki diputar dengan sisi medial, diputar kedalamJ. JARI KAKIFIeksi :jari-jari ditekuk kebawah 90 derajatEkstensi : jari-jari sejajar kembali dengan punggung Hyperekstensi : jari-jari ditekuk keatas 45 derajatAbduksi : jari-jari digerakan menjauhi satu sama lain 15 derajat Adduksi : jari-jari digerakan merapat

K. PINGGANGFleksi : pinggang ditekuk kedepan 90 derajatEkstensi : pinggang diluruskan kembaliHyperekstensi : pinggang ditarik kebelakang 30 derajatLateral Fleksi: tubuh ditarik kekedua sisi 45 derajatRotasi : tangan dipinggang digerakan melingkar 360 derajatUpaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain :Perbaikan status gizi Memperbaiki kemampuan mobilisasiMelaksanakan latihan pasif dan aktif Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh). Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.Macam macam posisi klien di tempat tidur1. Posisi fowler (setengah duduk)2. Posisi litotomi3. Posisi dorsal recumbent4. Posisi supinasi (terlentang)5. Posisi pronasi (tengkurap)6. Posisi lateral (miring)7. Posisi sim8. Posisi trendelenbeg (kepala lebih rendah dari kaki)Posisi Litotomi

Posisi Trendelenburg

Posisi Semi Fowler

Posisi Dorsal Recumbent

Posisi Sim