mobile business

12
Pelayanan perbankan bergerak (mobile Banking): Suatu pengantar PENDAHULUAN Industri perbankan di tanah air, setahun belakangan ini mereka mulai memperluas layanannya, dari yang menggunakan teknologi internet banking, kini merambah ke penggunaan teknologi mobile (cellular) atau Handphone. Ini dipicu adanya suatu fakta bahwa penetrasi mobilephone lebih tinggi dan cepat dibanding penetrasi PC (Personal Computer) yang terkoneksi ke Internet. Selain itu kemudahan yang ditawarkan oleh mobilephone seperti flexibilities, (mudah dibawa kemana-mana kapan saja dan dimana saja) memberi suatu value bagi nasabah dalam transaksi perbankannya. Mainstream yang dikembangkan dengan adanya mobile banking ini adalah transaksi perbankan ada ditangan nasabah. Hanya dengan mengutak ngatik fitur dan tombol pada HP, kita dapat dengan leluasa bertransaksi, apakah itu meng-cek saldo, mentransfer uang, melakukan permbayaran, mengelola portofolio keuangan dan lainnya. Tidak perlu keluar dari rumah, terhindar macet, tidak perlu antri ke bank lagi, dan tentu saja sangat cepat serta resiko keamanan fisik (dicopet atau dirampok yang sering diterjadi dijalan raya) dapat dihindari. Dalam kesempatan berikut penulis akan mencoba menganalisa faktor apa yang menjadi peluang m-banking sehingga dapat 1

description

suatu pengantar tentang mobile business

Transcript of mobile business

Page 1: mobile business

Pelayanan perbankan bergerak (mobile Banking): Suatu pengantar

PENDAHULUAN

Industri perbankan di tanah air, setahun belakangan ini mereka mulai

memperluas layanannya, dari yang menggunakan teknologi internet banking, kini

merambah ke penggunaan teknologi mobile (cellular) atau Handphone. Ini dipicu

adanya suatu fakta bahwa penetrasi mobilephone lebih tinggi dan cepat dibanding

penetrasi PC (Personal Computer) yang terkoneksi ke Internet. Selain itu kemudahan

yang ditawarkan oleh mobilephone seperti flexibilities, (mudah dibawa kemana-mana

kapan saja dan dimana saja) memberi suatu value bagi nasabah dalam transaksi

perbankannya. Mainstream yang dikembangkan dengan adanya mobile banking ini

adalah transaksi perbankan ada ditangan nasabah. Hanya dengan mengutak ngatik fitur

dan tombol pada HP, kita dapat dengan leluasa bertransaksi, apakah itu meng-cek

saldo, mentransfer uang, melakukan permbayaran, mengelola portofolio keuangan dan

lainnya. Tidak perlu keluar dari rumah, terhindar macet, tidak perlu antri ke bank lagi,

dan tentu saja sangat cepat serta resiko keamanan fisik (dicopet atau dirampok yang

sering diterjadi dijalan raya) dapat dihindari.

Dalam kesempatan berikut penulis akan mencoba menganalisa faktor apa yang

menjadi peluang m-banking sehingga dapat diandalkan dimasa depan, aspek teknologi

apa yang mendukungnya dan keterbatasan yang dimiliki oleh mbanking. Suatu

pengamatan yang sederhana dan masih jauh dari kompleksitas sebagaimana sebuah

riset tetapi bisa menjadi rujukan awal.

Mengapa mbanking?

Bagi pengelola jasa keuangan (bank) peningkatan terhadap layanan terhadap

nasabah merupakan hal penting. Seiring berkembangnya pemenuhan kebutuhan

customer yang makin mudah dan cepat dan pesatnya laju kecanggihan teknologi,

menuntut dunia usaha untuk merubah strategi yang diterapkan. Pemilihan produk dan

1

Page 2: mobile business

jasa yang mempunyai customer delivered value yang lebih baik adalah mutlak karena

terkait dengan kebutuhan customer untuk mendapatkan kepuasan dalam memanfaatkan

aktifitas layanan keuangan. Setelah internet banking, nampaknya pihak bank pun tidak

puas dengan hanya meningkatkan layananya dengan itu saja. Adanya perubahan

paradigma dalam pelayanan perbankan terhadap nasabahnya yang berorientasi kepada

Finacial Service Provider (FSP) maka alternative medium yang dipikirkan akan potensial

melalui teknologi mobile adalah dengan mobile banking(disingkat m-banking). Hal ini

didasari oleh potensi pasar dan daya tarik dari penggunaan mobile phone sebagai alat

transaksi perbankan yang akan didiskusikan dibawah ini.

Paradigma baru dalam perbankan

Agar tidak ditinggalkan nasabah, kini perbankan tidak hanya sebagai sebuah

lembaga keuangan yang menghingpun dan menyalurkan kreditnya dimasyarakat, tetapi

adanya pergeseran menjadi Financial Service Provider (FSP). Dalam konsep ini, bank-

bank berfungsi mengelola keuangan nasabah. Termasuk kategori ini antara lain; bayar-

membayar tagihan, pengelolahan portofolio investasi, sampai kepada hal-hal yang

sifatnya jangka panjang (asuransi dan dana pesiun). Layanan-layanan inilah yang di-

vermak agar lebih personal disesuaikan dengan karakteristik nasabahnya. Adanya

alternative yang ditawarkan dengan mobile banking mampu memberi pelayanan yang

individualized dan personalized kepada nasabah.

Potensi pasar dalam jumlah user

Walau saat ini belum ada penelitian yang akurat, pertumbuhan penggunaan

selular phone dimasyarakat sangat tinggi. Indikasinya tingkat penentrasi selular phone

jauh lebih tinggi dari PC yang mendukung internet banking. Dari situs www.12bc.org

diberitakan bahwa dari 210 juta penduduk di Indonesia yang menggunakan internet

sampai tahun terakhir ini (di tahun 2003) masih dibawah tiga persen atau sekitar 2,5 juta

penduduk itu pun tersebar di kota-kota besar khususnya di Jawa (Jakarta).

Lain halnya dengan penggunaan telepon seluler yang diperkirakan sudah

mencapai 22 juta pemakai akhir tahun 2004. Dalam catatan Bisnis Indonesia

(17/11/2003) bulan oktober ini ada sekitar 17 juta pelanggan dari seluruh operator.

Telkomsel sendiri sebagai market leader pada bulan september 2003 telah meraih

pelanggan sebanyak 8,8 juta. (sumber www.bisnis.com). Belum lagi bila digabung

2

Page 3: mobile business

dengan operator lain seperti Satelindo, ProXL dan IM3 serta pemain baru dengan

platform CDMA yakni Esia dan Telkom flexi. Ini sebuah potensi pasar yang jauh lebih

menarik dibanding dengan penetrasi PC yang terkoneksi di Internet untuk dijadikan

medium pengembangan bisnis. Padahal kehadiran seluler dibanding dengan internet

tidak jauh beda, hampir bersamaan di tanah air yakni pertengahan tahun 1990-an.

Survey lain dari sumber detik.com bahwa penggunaan SMS saja di Indonesia

dalam perhari sebesar 10 juta perhari dimana setiap orang diperkirakan mengirim sms

2-3 sms perhari. Orang Indonesia pun sudah sangat akrab dengan fitur-fitur di HPnya

dibanding dengan mengoperasikan komputer yang jauh lebih rumit. Bandingkan dengan

berapa jumlah yang mengakses internet, penggunaan transaksi lewat selular phone jauh

lebih banyak dan lebih familiar.

Daya tarik mbanking

Daya tarik dari m-business khususnya mbanking tidak hanya prospeknya yang

menjanjikan dalam hal jumlah users dan lebih murah dibanding akses internet, akan

tetapi ada dua karakter yang menurut Turban (2002) menjadi hal pokok dari suatu

layanan mobile-commerce.

Dua karakter itu adalah Mobility; user dalam kesehariannya pasti selalu

membawa seluler phone-nya kemana pun mereka pergi. Artinya, user akan selalu dapat

terhubungkan dengan koneksi jaringan. Beda halnya dengan user internet yang harus

berhadapan dengan PC dan koneksi ke ISP, atau harus ke warnet dahulu dan belum

tentu menggunakan PCnya terus menerus. Sehingga dari segi mobilitasnya,

mobilephone lebih “mobile” dibanding PC. Kedua, Broad reach ability; user dapat di

jangkau kapan saja. Selama mengaktifkan perlatan seluler kita, kita dapat dengan

mudah diakses dan mengakses suatu layanan bisnis tertentu. Beda halnya dengan

email atau website yang terkadang selang hari baru orang tersebut mengaksesnya

kembali. Dengan selular phone tidak mungkin kita tidak meng-nonaktifkan berhari-hari,

paling banter beberapa jam.

Keunggulan mbanking

Beberapa keungulan dari mbanking dari pada layanan yang berbasis elektroniks lainnya

antara lain:

3

Page 4: mobile business

Ubiquity enhancement; karena sifatnya mobile maka m-commerce dikatakan

bisa ada dimana-mana (ubiquitous). Ketersediaan informasi secara real time dan

kemampuan untuk berkomunikasi dimana saja selama ada signal yang

terhubung di selular phone, maka sangat menguntungkan bagi perusahaan

untuk mengontak costumer potensialnya. Dari sisi nasabah sangat diuntungkan

karena merasa memiliki “teller pribadi” yang siap membantu dalam transaksi

perbankan kapan pun dan dimana pun.

Conveniences; Layanan dengan mobile banking memiliki kenyamanan yang

tinggi. Ibaratnya transaksi itu berada di tangan, segala sesuatunya berada di

mobile phone, mulai dari data, akses keperbankan yang kapan saja dan dimana

saja tanpa perlu beranjak dari tempat, atau keluar rumah. Bandingkan bila pergi

mencari ATM atau keruangan untuk menyalakan komputer untuk akses internet.

Satu lagi yang membuat nyaman, segala fitur yang ditampilkan pun sangat

mudah. Nasabah cukup harus familiar dengan fitur-fitur di HP masing-masing,

kemudian mengikuti petunjuk demi petunjuk maka transaksi dapat dilakukan.

Localizations product and services; Karena teknologi memungkinkan maka,

produsen dengan mudah mengetahui dimana lokasi user dengan aktifnya seluler

phone. Menggunakan teknologi yang kita kenal sebagai GPS (global positioning

system). Ini yang menjadi salah satu keunggulan untuk meningkatkan aktifitas m-

business, dibanding dengan internet yang sangat susah melacak lokasi dimana

nasabah berada. Adanya teknologi GPRS ini juga dapat berfungsi sebagai

Business Intelligence yang mempelajari perilaku nasabah dalam bertransaksi,

kemudian mengelola informasi tersebut menjadi knowledge, produsen akan

dapat mengetahui apa yang diinginkan nasabah.

Teknologi Komunikasi untuk mbanking

Untuk sampai kepada layanan mbanking diperlukan suatu teknologi pendukung,

terutama dalam teknologi jaringan selular. Saat ini di negara kita telah mengimplemntasi

teknologi jaringan 2G. Handphone yang standar 2G dapat mengirim data, berbasisi

teks (SMS) dan browsing melalui Wireless Acces Protocol (WAP). Begitu cepatnya

perubahan di bidang TELEMATIKA, saat ini kita diperkenalkan dengan generasi 2,5 G

dengan munculnya operator yang berbasisb CDMA dalam hal ini Telkom fleksi dan Esia.

Isu dinegara maju mereka pun sudah berada pada generasi 3 G dan siap-siap kearah

4

Page 5: mobile business

4G. Bagi negara kita hambatan pertama untuk itu adalah infrastruktur yang sangat tinggi

untuk pembiayaannya.

Ada dua jenis bentuk komunikasi yang paling dikenal pada generasi kedua, yaitu

GSM dan CDMA. Yang keduanya menggunakan teknik penyampain yang berbeda.

GSM mewakili karakteristik teknologi generasi kedua yang fungsinya selain sebagai

media untuk komunikasi suara juga dapat komunikasi yang berbasis teks (SMS),

signalnya sudah digital bukan analog. Generasi kedua pun menggunakan teknik circuit

switching yang berhitungan biayanya dengan beberapa lama kita melakukan koneksi.

Sedangkan untuk teknologi 2,5 G lebih berorientasi pada peyimpanan data

informasi dengan teknik packet switching yang perhitungannya berdasarkan jumlah

paket data yang terkirrim. Misalnya dengan SIM Card yang berbasis CDMA seperti IM3,

bila kita mendownload suatu file, biaya yang ditanggung berdasar pada besarnya data

bukan pada lamanya koneksi. Teknik packet switching yag digunakan saat ini dikenal

dengan juga dengan nama GPRS (General Packet Radio Service). Kecepatan transfer

yang dimiliki mencapai 172 Kbps, namun kenyataan hanya 25-50Kbps.

Saat ini kita menunggu datangnya teknologi yang tidak hanya memiliki

kemampuan pengiriman data dengan multimedia seperti MMS, selain yang standar

SMS. Tetapi dengan teknologi 3G dan 4G diharapkan pengiriman data dapat dilakukan

secara live. Tidak hanya suara saja tetapi juga video streaming, sehingga kita dapat

menonton langung suatu pertandingan sepak bola atau berbicara langsung dengan

orang lain yang berkamera lewat ponsel kita masing-masing. Kecepatan transfer yang

dimiliki 3 G sendiri antara 144kbps dan 2 mbps sudah cukup untuk aplikasi streaming.

Adanya inovasi dibidang teknologi jaringan komunikasi dapat dijadikan peluang

bagi perbankandalam meningkatkan layanannya kepada nasabah. Untuk transaksi

perbankan sendiri adanya teknologi jaringan 2G saja penulis anggap sudah mencukupi

untuk pesan dan ekseskuis yang berbasis teks. Transaksi perbankan tidak perlu untuk

fitur-fitur yang sifatnya graphic. Bila hal ini menjadi keseriusan oleh manajemen bank

untuk mengelola mbanking sebagaimana keseriusan mengelola ATM pada awalnya

maka akan memberi suatu peluang bisnis yang cukup besar.

Keterbatasan dan ancaman

Tak ada gading yang tak retak. Dalam transaksi perbankan masih menyisahkan

keterbatasan dalam sisi interoperabilitas. Maksudnya, adanya berbagai standar

5

Page 6: mobile business

teknologi jaringan seperti GSM, CDMA dan berbagai standar jaringan selular lainntya,

disatu sisi memberatkan pemakai. Pemakai harus “menyesuaikan” dengan standar

tersebut agar dapat memanfaatkan fasilitas m-banking. Seperti mobile banking BCA,

bila ingin menjadi nasabah mbanking harus menganti kartu yang memiliki kapasitas

besar untuk mbanking, tentu ini akan mengeluarkan cost sendiri bagi nasabah yang

tidak semua mau.

Ada catatan penting yang harus diperhatikan bagi penyedia jasa mbanking

adalah masalah keamanan ini seringkali diabaikan baik secara teknis maupun non

teknis sehingga terjadi beberapa masalah. Tingkat kenyamanan berbanding terbalik

dengan tingkat keamanan. Itulah dilema yang saat ini dihadapi nasabah e-banking

dalam hal ini mbanking di seluruh dunia. Di satu sisi, layanan e-banking menjanjikan

kemudahan. Namun, di balik kenyamanan itu terbuka lebar lubang yang saat ini

dianggap sebagai titik lemah e-banking, yaitu keamanan bertransaksi. Walaupun belum

ada kasus yang mencuat karena kemunculan masih baru, tetapi sebaiknya pihak bank

sudah harus mengantisipasi keamanan transaksi. Hal ini belajar dari kasus internet

banking yang memiliki banyak lubang keamanan, seperti kasus-kasus klikbca yang.

Penutup

Melihat peluang yang sangat besar ini, bukan berarti setiap perbankan harus

berlomba-lomba untuk terjun kedalam mbanking. Aspek pertama yang harus

diperhatikan adalah nasabah dalam hal ini sebagai costumer. Apakah nasabah setiap

bank sudah siap dan memang membutuhkan layanan ini dan seberapa besar

potensinya? Pertanyaan selanjutnya apakah sudah dipersiapkan masalah edukasinya?

Seperti awal mulanya mesin ATM dimunculkan masyarakat pertamanya tidak yakin dan

tidak terbiasa, tetapi setelah ada edukasi maka mereka pun mengganti cara

bertransaksi dengan tidak antri lagi di depan kasir bank.

Hal terakhir yang terpenting adalah pihak bank memperhatikan tingkat

keamanan dari transaksi perbankan. Nasabah tentu akan enggan untuk menggunakan

suatu layanan bila kenyamanan berbanding terbalik dengan keamanan. Nasabah butuh

kepastian terhadap tabungan mereka, adanya tingkat keamanan yang tinggi tentu akan

mendongkrak trust atau kepercayaan suatu bank.

6

Page 7: mobile business

Referensi

1. E-Commerce “managerial Perspective”, Efrain Turban, dkk, Pearson

Education, 2002.

2. Konsep dan aplikasi e-business, Dr.Richardus Eko Indrajit M.Sc, MBA,

ANDI, Yogyakarta 2002.

3. Majalah EbizzAsia Volume 1 No.09 Juli 2003 “Sulitnya Mendongkrak

mobile business”.

4. www.wartaekonomi.com, minggu 12 oktober 2003 “Pasar Ponser

masih 50 juta”.

5. PC Media, Agustus 2003. “Siapkah Indonesia mengimplementasikan

teknologi 3G?”.

6. www.detik.com/detikinet

7

Page 8: mobile business

MAKALAH

Pelayanan perbankan bergerak (mobile

Banking): Suatu pengantar

Oleh

Andi Nur Bau Massepe Mappanyompa

NIP: 19780428.200912.1.001

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2010

8

Page 9: mobile business

9