MO Indikator

download MO Indikator

of 16

description

Mikroorganisme

Transcript of MO Indikator

MO indikator

MO indikator

E Coli merupakan bakteri yang berbahaya. tetapi apa dan bagaimana bahayanya. berikut ini merupakan hasil analisa Ratih Dewanti-Hariyadi Phd, seorang ahli mikrobiologi pangan, yang dikutip dari kompas cetak.

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia.

E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar

Mengenal bakteri EscherichiacoliPosted on October 7, 2008 by yalun

Pada umumnya jika kita mendengar kata bakteri, yang langsung terbayang adalah makhluk amat kecil yang berbahaya karena menyebabkan berbagai penyakit. Bakteri Escherichia coli adalah salah jenis bakteri yang sering dibicarakan. Cukup banyak masyarakat yang tahu E. coli namun hanya sebatas bakteri ini adalah penyebab infeksi saluran pencernaan. Namun banyak sebenarnya yang patut diketahui dari bakteri ini.

Escherichia coli

E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat.

Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika di usus besar manusia terkandung sejumlah E. coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan. Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat pathogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri yang namanya berasal dari sang penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini merupakan jenis bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini.

Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik),high value chemicals(1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita.

Gagal Ginjal akibat Infeksi E Coli

Lusia Kus Anna | Asep Candra | Jumat, 3 Juni 2011 | 11:39 WIB

Dibaca: 2179

Komentar: 0

|

Share:

Ilustrasi ginjal.

TERKAIT: Infeksi E Coli Juga Ditemukan di AS Bakteri E Coli Baru Lebih Mematikan Timun Spanyol Jadi Persoalan di Jerman Madu Efektif Melawan Bakteri SuperKOMPAS.com Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E coli) pada umumnya akan menyebabkan diare dan keram perut paling lama satu minggu setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Namun, pada kasus wabah yang disebabkan oleh salah satu strain E coli ini, penderitanya dapat mengalami komplikasi ginjal langka yang disebut hemolytic uremic syndrome. Hemolytic uremic syndrome (HUS) merupakan jenis gagal ginjal yang jarang ditemukan. Biasanya hanya diderita 5-15 persen populasi, terutama pada anak-anak yang terinfeksi E coli.

Penyakit ini muncul setelah gejala diare membaik. Dalam situs WebMD disebutkan, gejala HUS meliputi demam, nyeri pada perut, kulit pucat, kelelahan, urine berkurang, memar yang tidak bisa dijelaskan, perdarahan dari hidung dan mulut, serta pembengkakan pada wajah, tangan, kaki, atau bagian tubuh lain.

Apabila kita mengonsumsi makanan yang tercemar E coli, di usus organisme ini akan mengeluarkan toksin dan diserap ke pembuluh darah kemudian terbawa oleh sel darah putih (lekosit) ke ginjal. Hal ini akan menyebabkan gangguan ginjal akut.

Dampak yang lebih fatal dari penyakit ini adalah kerusakan pada otak, kejang, bahkan koma. Penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi pada organ pankreas dan organ lain.

Dalam mengatasi infeksi bakteri ini, para dokter di Eropa dan Amerika Serikat tidak lagi memberikan antibiotik sejak sejumlah penelitian menunjukkan bahwa langkah itu justru memperburuk kondisi pasien.

"Tampaknya antibiotik membuat bakteri meledak dan racun yang berada di dalamnya keluar dan menimbulkan kerusakan," kata Dr Buddy Creech, asisten profesor penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine seperti dilansir CNN.

Menurutnya, hingga kini belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi keganasan bakteri tersebut.

"Yang bisa kita lakukan adalah memberikan pasien obat mengatasi rasa sakit atau menempatkan mereka pada ventilator atau dialisis jika mereka membutuhkannya. Kita tidak bisa menangani masalah yang sebenarnya. Kita hanya bisa menunggu tubuh pulih dengan sendirinya. Yang bisa dilakukan hanya memonitor pasien dan berharap yang terbaik," ujar Dr Robert Steele, dokter anak dari St Johns Childrens Hospital di Springfield, Missouri.

Sementara itu, spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo, dr. Ari Fahrial Sp.PD-KGEH, menjelaskan, gagal ginjal akibat infeksi bakteri mungkin terjadi apabila seseorang mengalami kekurangan cairan yang sangat parah.

Gejala awal yang timbul pada pasien terinfeksi E.coli, kata Ari, pada umumnya adalah diare berat. Akibatnya, tubuh mengalami dehidrasi yang bisa berujung pada terganggunya fungsi ginjal.

Selain itu, faktor lain seperti toksin atau racun yang dikeluarkan atau dihasilkan oleh bakteri dalam tubuh dapat menjadi pemicu terjadinya gagal ginjal.

"Dan ini yang berbahaya. Kalau bakterinya mati, kemungkinan toksinnya akan mati. Tapi bisa juga kumannya mati, toksinnya tetap hidup, jelasnya.

Tak perlu panikAri menambahkan, infeksi bakteri E.coli bagi manusia mempunyai dampak yang sangat luas. Kebanyakan, infeksi bakteri ini memiliki angka kematian rendah, namun angka kejadiannya tinggi.

Merebaknya wabah E.coli di Eropa diduga terjadi lantaran kebiasaan mengkonsumsi sayur-sayuran mentah seperti ketimun dan salad. Padahal, menurut Ari, bakteri dalam makanan tidak akan mati hanya dengan cara mencucinya. Sebaiknya dimasak. Karena kalau dimasak dengan baik pada suhu tertentu misalnya 80 derajat celcius, biasanya akan mati, tambahnya.

Ari berpesan agar masyarakat di Indonesia tidak perlu panik atau ikut terpengaruh dengan wabah bakteri yang melanda sebagian negara Eropa. Karena menurutnya, Indonesia tidak pernah mengimpor sayur-sayuran dari negara tersebut.

Justru Ari mengingatkan kepada orang Indonesia yang berencana untuk berpergian ke luar negeri agar lebih waspada. "Yang jelas, kalau bicara makanan kita harus melihat, apakah makanan itu masih segar, ada kontaminasi atau tidak, bagaimana daya tahan tubuh kita terhadap makanan tersebut, lingkungan sekitar, dan paling penting budayakan hidup sehat," pungkasnya. (bram)Bakteri E Coli Baru Lebih Mematikan

Lusia Kus Anna | Asep Candra | Jumat, 3 Juni 2011 | 09:45 WIB

Dibaca: 4182

Komentar: 3

|

Share:

Rocky Mountain Laboratories/ NIAID/ NIH

Koloni bakteri Escherichia coli dilihat dengan pemindai elektron .

TERKAIT: Timun Spanyol Jadi Persoalan di Jerman Madu Efektif Melawan Bakteri Super 50 Persen Troli Tercemar "E-coli" Kecoa Mampu Melawan Bakteri Super Bakteri Super Juga Mengancam Tanah AirKOMPAS.com Eropa saat ini tengah menghadapi wabah bakteri E coli yang membuat sakit lebih dari 1.600 orang di Jerman dan membunuh 18 orang. Badan Kesehatan Dunia menyatakan, patogen penyebab wabah ini adalah strain baru yang belum pernah dikenal oleh ilmuwan.

Menurut Beijing Genomics Institute, China yang bekerja sama dengan ilmuwan Jerman, strain E coli ini merupakan jenis yang sangat mematikan dan mudah menular. "Ini merupakan strain unik yang belum pernah diisolasi dari pasien sebelumnya," kata Hilde Kruse, ahli keamanan pangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Penelitian awal terhadap analisis genetik menunjukkan, strain bakteri ini merupakan bentuk mutan dari dua bakteri E coli, enteroaggregative E coli (EAEC) dan enterohemorrhagic E coli (EHEC). Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan berbahaya bagi manusia.

"Salah satu bakteri akan mengambil zat toksik dari bakteri lain dan menghasilkan racun yang lebih berbahaya karena menyebabkan diare berat, bahkan merusak jaringan, termasuk ginjal," kata Dr Paul Wigley, ahli biologi dari Universitas Liverpool, seperti dilansir BBC.Kasus wabah E coli ini telah menyebabkan gagal ginjal yang langka dan mengancam jiwa. Sebenarnya infeksi E coli yang normal juga mengancam jiwa, tetapi pada umumnya hanya pada kelompok bayi dan anak-anak serta orang yang daya tahan tubuhnya rendah.

Pada kasus di Eropa ini korban terbanyak adalah perempuan dan remaja. Pemerintah Jerman menemukan 470 kasus komplikasi ginjal. Dikhawatirkan wabah ini menelan korban lebih banyak lagi karena hingga sekarang belum bisa dipastikan sumber penularan wabah tersebut.

Masa inkubasi penyakit itu tiga sampai delapan hari. Bakteri E coli bisa ditemukan pada feses dan bisa menyebar jika seseorang memiliki kebiasaan hidup kurang bersih, misalnya tidak mencuci tangan dengan sabun.

Dugaan awal wabah ini disebabkan sayuran mentah yang tercemar E coli. Beberapa penelitian yang dilakukan di Eropa juga menunjukkan hubungan yang kuat antara gejala penyakit dan konsumsi sayuran mentah.

WHO menyatakan, kasus-kasus karena E coli telah dilaporkan di sembilan negara Eropa, meliputi Austria, Denmark, Jerman, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris. Mayoritas kasus mengenai orang di Jerman atau orang-orang yang baru bepergian ke Jerman Utara.

Wabah E coli yang terjadi di Eropa ini merupakan kejadian terbesar ketiga dan paling menyebabkan korban jiwa. Sebelumnya dua orang dilaporkan meninggal pada wabah di Jepang tahun 1996 dan membuat sakit 9.000 orang. Sementara itu, pada tahun 2000 di Kanada dilaporkan 7 orang meninggal karena wabah E coli.

Akhir akhir ini kita di kagetkan oleh berita mengenai Mewabahnya suatu penyakityang mematikan akibat bakteri Escherichia Coli (E.Coli) strain baru ini dipastikan karena konsumsi sayuran yang tidak steril dan tanpa dicuci. Yang lebih berbahayanya lagi, penyakit karena bakteri ini resisten terhadap antibiotik, sehingga dianggap berbahaya dan mematikan.

istilah Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.Namun demikian Menteri Kesehatan Republik Indonesia , Endang Rahayu Sedyaningsih, memastikan di Indonesia belum ditemukan adanya bakteri E. Coli strain baru, dengan nama enterohaemorrhagic E. Coli (EHEC) yang bisa menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan. Penderita dapat berlanjut menjadi parah dalam kondisi yang disebut haemolytic uraemic syndrome (HUS) seperti yang terjadi di Eropa.

"Kasus yang tyerjadi di Eropa ini yang jadisangat heboh, karena E-Coli strain barunya. Dan kebanyakan orang di Eropa terpapar bakteri karena konsumsi sayuran yang tidak dicuci dengan bersih. Jadi mencegah E coli ini sama dengan mencegah penyakit diare," kata Menteri Endang di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin 6 Juni 2011.

Selain konsumsi makanan yang tidak steril, juga disebabkan oleh kebiasaan hidup bersih dengan mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya wabah ini. "Di Indonesia belum ada kasus ini, dan tidak ditemukan adanya E-Coli strain baru, tapi kita harus tetap waspada karena penyakit akibat bakteri itu resisten terhadap antibiotik dan obat-obatan biasa," ujarnyaContoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Escherichia coli. Bakteri yang hidup di dalam saluran pencernaan ini tidak hanya menyerap nutrisi, tetapi juga berperan dalam kesehatan saluran pencernaan. Terdapat sekelompok bakteri menguntungkan yang mampu menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Kelompok bakteri ini termasuk dalam kelompok bakteri probiotik. [14]Tips Terhindar Dari Bakteri E. Coli

Kita tentu pernah mendengar bakteri E. coli. Saat ini bakteri yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer ini sedang menjadi pembicaraan masyarakat dunia pasalnya sudah lebih dari 30 orang yang tewas akibat bakteri E.Coli.

Kejadian ini menimpa negara Jerman dan negara negara Eropa lainnya. Sementara 812 dari 3256 korban yang terinfeksi masih berjuang untuk segera pulih. Mayoritas koran yang terinfeksi bakteri E. Coli mengalami diare berdarah dan tidak sedikit yang mengalami gagal ginjal.

Menyikapi hal tersebut, pihak Indonesia melalui Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih mengemukakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan apa yang terjadi di negara negara Eropa.

Satu-satunya membasmi penyebaran bakteri tersebut adalah perilaku hidup bersih sehat. Mencuci makanan dan tangan bersih pakai sabun, kata Endang

Namun begitu pihaknya terus memantau dengan ketat produk makanan import seperti buah buahan dan sayur mayor, dan juga semua wisatawan asing yang datang ke Indonesia, khususnya yang berasal dari Jerman.

Berdasarka penelitian, jenis E. Coli yang menyerang warga Jerman dan negara Eropa lainnya merupakan varian baru yaitu E. Coli strain O104:H4 dan memiliki kemungkinan menulari banyak orang.

Berikut Tips Terhindar Dari Bakteri E. Coli:

Perhatikan tampilan, bau, dan rasa makanan dan minuman sebelum masuk ke tubuh.

Cuci bahan makanan sampai bersih. Gosok seluruh permukaan dengan lembut.

Cuci tangan, perabot rumah tangga, dan peralatan dapur dengan sabun dan air hangat sebelum digunakan.

Pisahkan bahan makanan mentah dari makanan siap saji.

Masak makanan sampai matang dengan suhu minimal 71 derajat celcius.

Simpan bahan makanan dengan teknik penyimpanan yang baik di lemari es.

Hindari jus, produk susu, dan minuman apel yang tidak dipasteurisasi.

Hindari konsumsi minuman dari sumber air yang terpolusi.

Inilah Mekanisme Escherichia Coli Menewaskan Korbannya

Redaksi Go4HealthyLife.com 3 Juni 2011

Useful Articles Rating: Belum ada Rating

Go4HealthyLife.com, Jakarta - Para ilmuwan yang memeriksa strain E. coli yang mematikan di Eropa menemukan bahwa bakteri tersebut menggabungkan racun yang sangat beracun dengan semacam "perekat" yang jarang terlihat, mengikatnya ke usus pasien.

Mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk tim peneliti global untuk sepenuhnya memahami karakteristik bakteri yang telah menewaskan sedikitnya 17 orang di Eropa dan membuat sakit 1.500 orang. Tetapi mereka mencemaskan galur E. coli ini adalah yang paling beracun yang belum sepenuhnya menyerang populasi manusia.

Kebanyakan Escherichia coli atau E. Coli adalah bakteri tidak berbahaya. Strain yang membuat sakit orang di Jerman dan bagian lain Eropa, yang dikenal sebagai 0104: H4, adalah bagian dari kelas bakteri Escherichia coli yang dikenal sebagai penghasil toksin Shiga atau STEC.

Kelas ini memiliki kemampuan untuk menempel pada dinding usus dimana dia akan memompa keluar racun, sehingga menyebabkan diare dan muntah. Pada kasus yang parah, hal itu menyebabkan sindrom uremik hemolitik, atau HUS, menyerang ginjal dan menyebabkan koma, kejang dan stroke.

"Jerman sekarang melaporkan 470 kasus HUS. Itu benar-benar luar biasa," kata Dr Robert Tauxe, seorang ahli penyakit yang disebabkan oleh makanan di Centers for Disease Control and Prevention AS seperti dilansir Reuters, Jumat (3/6).

CDC telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan Jerman pada kasus ini sejak akhir pekan lalu.

"Jumlah itu 10 kali lebih banyak dari wabah terbesar di negara ini," katanya, mengacu pada wabah pada 1993 yang melibatkan hamburger cepat saji membuat sakit lebih dari 700 orang dan menewaskan empat orang lainnya. Pada wabah itu, ada 44 kasus HUS.

Ketika ditanya apakah ini wabah E.coli yang paling mematikan di dunia, Tauxe berkata, "Saya percaya itu."

Dia mengatakan galur E.coli penyebab penyakit di Jerman tersebut sangat mirip dengan yang dilihat di Korea pada 1990-an, tetapi sangat jarang.

Hebatnya, strain Jerman muncul untuk menggabungkan toksin yang ditemukan dalam jenis bakteri STEC yang paling umum di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai E. coli O157: H7, dengan bahan pengikat yang tidak biasa. Tauxe mengatakan bahwa biasanya "perekat" hanya ditemukan pada anak-anak di negara berkembang.

"Perekat yang digunakan kuman tersebut tidak sama pada E. coli 0157 atau sebagian besar bakteri STEC," katanya. "Ini kombinasi perekat dari E. Coli jenis lain dan toksin Shiga yang membuat strain bakteri tidak biasa," katanya.

WHO telah mengonfirmasi bahwa galur bakteri tersebut "tidak pernah diisolasi dari pasien sebelum," dan mengatakan bahwa bakteri kemungkinan mengakuisisi beberapa gen ekstra yang mungkin membuatnya sangat mematikan.

Sumber wabah sejauh ini tidak diketahui, tetapi para ilmuwan mengatakan sangat mungkin berasal dalam sayuran atau salad yang terkontaminasi di Jerman.

Patogenesis Infeksi Bakteri E.coli

13 December 2010

The Rector Veterinary Public Health (Study S2) e. coli, kesmavet, toksin Leave a comment

1. ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli)ETEC merupakan sebagian kecil dari spesiesE. coli, yang sesuai dengan asal katanya, menyebabkan sakit diare yang diderita oleh orang dari segala umur dari berbagai lokasi di dunia. Organisme ini sering menyebabkan diare pada bayi di negara-negara kurang berkembang dan pada para pengunjung dari negara-negara maju. Penyebab penyakit yang mirip dengan kolera ini telah dikenali selama sekitar 20 tahun.

Gastroenteritis merupakan nama umum dari penyakit yang disebabkan oleh ETEC, walaupun penyakit ini sering juga dijulukitravelers diarrhoea (diare pada orang yang melakukan perjalanan).

Gejala klinis yang paling sering terjadi dalam kasus infeksi ETEC antara lain diare berair, kram perut, demam ringan, mual, dan rasa tidak enak badan.

Dosis infektifPenelitian pada sukarelawan mengindikasikan bahwa diperlukan dosis ETEC yang relatif besar (100 juta hinggal 10 milyar bakteri) sehingga bakteri ini dapat membentuk koloni di dalam usus halus, dapat berkembang biak dan dapat menghasilkan racun. Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan. Dengan dosis infektif yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam setelah infeksi. Untuk bayi, dosis infektif organisme ini mungkin lebih sedikit.

2. EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli)EPEC didefinisikan sebagaiE. coli yang termasukserogroup yang secara epidemiologi merupakan patogen, tetapi mekanisme virulensinya (cara bakteri ini menimbulkan penyakit) tidak terkait dengan ekskresi/dihasilkannya enterotoxinE. coli yang khas. Diare bayi (Infantile diarrhoea ) merupakan nama penyakit yang biasanya disebabkan oleh EPEC.

EPEC menyebabkan diare berair atau berdarah. Diare berair umumnya disebabkan oleh perlekatan bakteri dan perubahan integritas usus secara fisik. Diare berdarah disebabkan oleh perlekatan bakteri dan proses perusakan jaringan yang akut, mungkin disebabkan oleh racun yang mirip dengan racunShigella dysenteriae,yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-strain ini, racun yang mirip dengan racun Shigella tersebut lebih berkaitan dengan keberadaan sel daripada ekskresi dari sel.

Dosis infektif EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosis infektifnya diduga sangat rendah. Dalam beberapa kasus penyakit pada orang dewasa, dosis infektifnya diduga mirip dengan penghuni usus besar (colonizer) yang lain (total dosis lebih dari 106 ).

3. EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli)Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi sumber jenis-jenis EIEC patogenik yang menyebabkan penyakit disentri (bacillary dysentery). EnteroinvasiveE. coli (EIEC)/E. coli penyerang saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagaibacillary dysentery (disentri yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Jenis-jenis EIEC yang menyebabkan penyakit ini berhubungan dekat denganShigella spp.

Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC menyerang sel epithel (sel-sel pada permukaan dinding usus bagian dalam), dan menimbulkan gejala disentri ringan, yang sering salah didiagnosa sebagai disentri yang disebabkan oleh jenisShigella . Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individu yang terinfeksi. Dosis infektif Dosis infektif EIEC diduga hanya sekitar 10 organisme (sama denganShigella ).

4. EHEC (Enterohemorrhagic Escherichia coli)EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yang tercemar, khususnya di negara berkembang. Pangan asal hewan yang sering terkait dengan wabah EHEC di Amerika Serikat, Eropa, dan Kanada adalah daging sapi giling (ground beef). Selain itu, daging babi, daging ayam, daging domba, dan susu segar (mentah).

Serotipe utama yang berkaitan dengan EHEC adalah E. coli O157:H7, yang pertama kali dilaporkan sebagai penyebab wabah foodborne disease pada tahun 1982-1983. EHEC ini menghasilkan Shiga-like toxins sehingga disebut pula sebagai Shiga Toxin Producing E. coli (STEC). Shiga toxin ini mematikan sel vero, sehingga disebut pula Verotoxin-Producing E. coli (VTEC). Bakteri ini umumnya tinggal di usus hewan, khususnya sapi, tanpa menimbulkan gejala penyakit. Bakteri ini juga dapat diisolasi dari feses ayam, kambing, domba, babi, anjing, kucing, dan sea gulls.

Infeksi EHEC sering menimbulkan diare berdarah yang parah dan kram bagian perut, namun kadang tidak menimbulkan diare berdarah atau tanpa gejala sama sekali. Pada anak di bawah umur 5 tahun dan orang tua sering menimbulkan komplikasi yang disebut Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), yang ditandai dengan rusaknya sel darah merah dan kegagalan ginjal. Kira-kira 2-7% infeksi EHEC mengarah ke HUS. Di Amerika Serikat, anak-anak yang mengalami kegagalan ginjal akut banyak disebabkan oleh HUS akibat EHEC. Infeksi EHEC ini dapat juga menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan orang tua, berkaitan dengan timbulnya Hemorrhagic Colitis (HC), HUS, dan thrombotic thrombocytopenic purpura.

5. EAEC (Enteroaggregative Escherichia coli)EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini. Transmisinya dapatfood-borne maupunwater-borne. Patogenitas EAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat pada bagian mukosa intestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinya diare yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapi diperkirakan menghasilkan sitotoksin yang menyebabkan terjadinya diare. Beberapastrain EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAEC menyebabkan diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi diare persisten. Masa inkubasi diperkirakan kurang lebih 20 48 jam.

6. DAEC (Diffuse-Adherence Escherichia coli)Nama ini diberi berdasarkan ciri khas pola perekatan bakteri ini dengan sel-sel HEP-2 dalam kultur jaringan. DAEC adalah kategori E. coli penyebab diare yang paling sedikit diketahui sifat-sifatnya. Namun demikian data dari berbagai penelitian epidemiologi di lapangan terhadap diare pada anak-anak di negara-negara berkembang menemukan DAEC secara bermakna sebagai penyebab diare yang umum ditemukan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Sedangkan studi lain gagal menemukan perbedaan ini. Namun bukti-bukti awal menunjukkan bahwa DAEC lebih patogenik pada anak prasekolah dibandingkan dengan pada bayi dan anak di bawah tiga tahun (Batita). Pada penelitian lain ada strain DAEC yang dicobakan pada sukarelawan tidak berhasil menimbulkan diare dan belum pernah ditemukan adanya KLB (Kejadian Luar Biasa) diare yang disebabkan oleh DAEC. Sampai saat ini belum diketahui reservoir bagi DAEC, begitu pula belum diketahui cara-cara penularan dan faktor risiko serta masa penularan DAEC.

Bakteri E-coli Menyebar lewat 3 Jalan IniWABAH infeksi Escherichia coli (E-coli) meluas dan mendatangkan kekhawatiran di seluruh dunia. Tiga jalan diyakini menjadi sarana penyebarannya. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan terus memantau perkembangan kasus penyakit akibat bakteri E-coli. Seperti dikutip dari Sindo, Kemenkes meminta jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menuturkan, sebagian besar strain E-coli sebenarnya tidak berbahaya dan dapat ditemukan pada usus manusia atau hewan berdarah panas. Namun, strain E-coli tertentu dapat menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan seperti yang terjadi di Eropa sekarang ini.

Menurut data, mulai 2 Juni 2011, di Jerman terdapat 1.733 kasus dan 17 kematian. Wabah E-coli telah menyebar ke berbagai negara di Eropa, seperti Austria, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol, Swiss, dan Inggris. Kabar terakhir menyebutkan, Amerika Serikat juga terdapat korban wabah E-coli.

Seperti dipaparkan dr Imranito SpPD, penyebaran bakteri E-coli bisa melalui tiga jalan, yakni antarorang, makanan-minuman, serta binatang.

Pertama, antara orang ke orang, kemudian dari makanan-minuman yang tidak dimasak dengan sempurna, dan bisa pula lewat binatang yang telah terinfeksi lalu menyebarkannya ke makanan dan dikonsumsi manusia, misalnya lalat, kata internis yang berpraktik di OMNI Medial Center dan Medika Permata Hijau Jakarta ini ketika dihubungi okezone lewat ponselnya, Selasa (7/6/2011).

Semua makanan yang tidak dimasak dengan sempurna atau dicuci dengan air yang tercemar e-Coli, mungkin saja karena sudah tercemar dengan tinja yang memang banyak E-coli juga menjadi sumber penyebaran, imbuhnya.

Kemunculan bakteri E-Coli disinyalir lantaran aneka sayuran impor asal Jerman, seperti ketimun dan toge. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih sempat menjelaskan, bakteri E-coli kebal terhadap obat antibiotik dan dapat menyebabkan kematian karena memicu pendarahan yang parah.

Gejala infeksi akibat terjangkit bakteri E-Coli biasanya berupa diare, mual, demam, dan muntah. Sementara, gejala infeksi paling serius berupa gagal ginjal akut disertai kerusakan sel darah merah, gangguan syaraf, stroke, dan koma sehingga tingkat kematiannya bisa sebesar 3-5 persen.

Masa inkubasi bakteri sekitar 6-24 jam hingga akhirnya gejala jadi semakin parah pada tubuh yang terjangkiti. Kalau tidak segera ditangani, gejala terparah bisa mengakibatkan kematian karena dehidrasi berat. Kalau gejala baru muncul 48 jam kemudian, itu berarti bukan akibat bakteri E-coli, imbuhnya.

Satu-satunya cara membasmi penyebaran bakteri E-coli adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); mengolah makanan dan minuman dengan sempurna serta mencuci tangan sebelum makan.

http://rismanismail2.wordpress.com/2010/12/13/patogenesis-infeksi-bakteri-e-coli/

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2170285-bakteri-coli/#ixzz1PtpwW9kXhttp://health.kompas.com/read/2011/06/03/11391245/Gagal.Ginjal.akibat.Infeksi.E.Coli

http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://yalun.wordpress.com/2008/10/07/mengenal-bakteri-escherichia-coli/http://health.kompas.com/read/2011/06/03/09451571/Bakteri.E.Coli.Baru.Lebih.Mematikanhttp://www.berita-ane.com/2011/06/tips-terhindar-dari-bakteri-e-coli.htmlhttp://www.go4healthylife.com/articles/4424/1/Inilah-Mekanisme-Escherichia-Coli-Menewaskan-Korbannya/Page1.html