MMT TUGAS ANALISIS BAHAYA
-
Upload
ronaldo-manalu -
Category
Documents
-
view
163 -
download
5
Transcript of MMT TUGAS ANALISIS BAHAYA
Nama : Ronaldo Manalu
NPM : 230110076005
Kelas : Perikanan B
Tugas : Manejemen Mutu Terpadu
ANALISIS BAHAYA
Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya
Nama Produk : Terasi Udang
Deskripsi Produk : Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah
diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan
penjemuran yang berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi tersebut
ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet
No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Penerimaan
bahan baku
Sortasi
Pencucian
Penirisan
Penimbangan
Penggaraman
Pengeringan I
Penggilingan I
Fermentasi
Pengeringan II
Penggilingan II
Pencetakan
Pengepakan
Pengemasan
Pelabelan
1.Bahaya Fisik
- adanya kontaminasi dari
bahan pencemar seperti
kotoran bahan baku berupa
cangkang udang, rambut.
- udang busuk yang kut
terbawa akibat ketidaktelitian
sortasi.
- Adanya bahan pencemar
lain pada bahan tambahan
garam seperti kotoran kerikil,
batu dan lain-lain.
2.Bahaya Kimiawi
-Penggunaan pewarna yang
bukan untuk pewarna
makanan seperti Rhodamin B
yang merupakan zat
1. Menerapkan SSOP
yang sesuai dengan standar
nasional, seperti penggunaan
alat pelindung tangan,
kepala, masker, dan baju
khusus pada saat pengolahan
produk, menggunakan ruang
tertutup dan higienis,
penyortiran kembali bahan
baku agar bahan pencemar
atau bahan baku busuk yang
dapat menyebabkan
pencemaran tidak ikut
terbawa dalam proses
produksi selanjutnya.
2. Penerapan GMP dan
sertifikasi label dan
16. Penyimpanan berbahaya namun sering
ditemukan sebagai bahan
pewarna terasi.
-Penggunaan bahan-bahan
kimia pada saat sanitasi alat-
alat sehingga dapat
mencemari produk
3.Bahaya Biologis
-pada saat fermentasi, yang
seharusnya menggunakan
kerja bakteri Lactobacillus
sp. Namun jika tidak higienis
maka akan mncul bakteri
pembusuk dan pathogen
seperti staphylococcus sp.
dan salmonella sp.
penggunaan bahan-bahan
tambahan seperti pengawet
berdasarkan yang telah
ditetapkan standar nasional.
3. Pelaksaaan fermentasi
pada ruang yang telah
disanitasi terlebih dahulu.
Serta penggunaan alat-alat
yang higienis dan prosedur
yang tepat.
Tabel 2. Analisa Resiko Bahaya
Nama Produk : Terasi Udang
Bahan Baku : Udang basah atau udang kering
Konsumen : Masyarakat luas, baik dewasa, anak-anak maupun lanjut
usia.
Cara Penyimpanan : Produk akhir terasi udang dimasukkan ke dalam kemasan
selanjutnya dimasukkan ke dalam master karton dengan
cepat, cermat, sanitizer sesuai dengan label. Penataan
terasi udang dalam gudang penyimpanan berada pada
suhu ruang, dan penyimpanannya diatur sehingga
memudahkan pembongkaran. Agar tahan lama dan tidak
menebarkan bau tajam. Sebaiknya disimpan dalam wadah
bertutup dalam keadaan mentah atau matang.
Cara Distribusi : Setelah dilakukan pengepakan dan penyimpanan dalam
gudang yang bersuhu tuang, maka selanjutnya adalah
proses distribusi dengan menggunakan kendaraan guna
dipasarkan ke masyarakat luas baik malalui agen,
pengumpul, ataupun langsung dipasarkan ke konsumen.
Cara Mengkonsumsi : Dicampurkan pada masakan sebagai penyedap rasa.
Proses Pengolahan :
Tahap 1. Udang dicuci bersih untuk membuang kotoran dan lumpur yang melekat
kemudian ditiriskan
Tahap 2. Tambahkan garam sebanyak 5% dari berat udang/ikan dan pewarna sesuai
dengan warna yang diinginkan kemudian diaduk rata
Tahap 3. Tempatkan campuran tersebut pada wadah tampah dan ratakan agar
ketebalannya 1 – 2 cm
Tahap 4. Jemur sampai setengah kering sambil diaduk selama penjemuran agar
merata tingkat kekeringannya
Tahap 5. Giling / tumbuk agar halus dan di bentuk adonan gumpalan-gumpalan
tersebut
Tahap 6. Hasil tumbukan berupa tumbukan-tumbukan bulat dibungkus dengan tikar
atau daun pisang kering.Biarkan selama satu hari sampai dua hari.
Tahap 7. Jemur kembali sambil dihancurkan supaya cepat kering. Jika terlalu
kering dapat ditambahkan air.Waktu penjemuran 3 – 4 hari dan kondisi
dijaga agar tidak terlalu kering
Tahap 8. Buat gumpalan-gumpalan kembali dan bungkus dengan daun pisang
kering
Tahap 9. Simpan selama 1 – 4 minggu, supaya terjadi proses fermentasi sampai
tercium bau khas terasi.
No. Bahan/IngredienKelompok Bahaya Kategori Resiko
0/I/II/III/IV/V/VIA B C D E F
Garam x x II
Bahan pengawet dan
pewarna
x x x x x x A+
Keterangan :
1. Kelompok Bahaya
A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gol. Resti)
B = Mengandung bahan yang sensitif thd bahaya biologis/kimia/fisik
C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi
F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
2. Kategori Bahaya
Kategori Resiko Karakteristik Bahaya Keterangan
0 0 (Tidak Ada Bahaya) Tidak mengandung bahaya A s/d F
I (+) Mengandung satu bahaya B s/d F
II (++) Mengandung dua bahaya B s/d F
III (+++) Mengandung tiga bahaya B s/d F
IV (++++) Mengandung empat bahaya B s/d F
V (+++++) Mengandung lima bahaya B s/d F
VI A+ (kategori Khusus) Kategori resiko paling tinggi (semua makanan yang mengandung bahaya A, baik dengan atau tanpa bahaya B
s/d F
Berdasarkan penilaian bahaya bahan tambahan(Ingredient), garam dikelompokan
ke dalam kategori resiko ke II karena garam yang bukan murni dapat menyebabkan
pencemaran produk, dan berpengaruh pada proses fermentasi yang dapat menyebabkan
imbulnya bakteri pembusuk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Sedangkan
bahan pengawet dan pewarna dikategorikan A+ karena melihat adanya potensi bahaya
yang cukup serius dari penggunaan bahan kimia ini, terutama sekarang banyak
penggunaan rhodamine B yang jelas-jelas berbahaya sebagai pewarna terasi.
Sumber:
http://www.keslingmks.files.wordpress.com/2009/01/fermentasi-terasi.doc
http://www.bsn.go.id/ sni
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_tknprcss_terasi.php