MMSE
-
Upload
epparlente -
Category
Documents
-
view
35 -
download
0
description
Transcript of MMSE
Mini Mental-State Examination (MMSE)
Disebut juga Folstein test adalah tes yang digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya
pelemahan kognitif (cognitive impairment) pada pasien. Tes dilakukan dengan memberikan
pertanyaan sederhana atau masalah pada pasien dengan cakupan: tempat dan waktu tes
dilakukan, mengulangi beberapa kata, aritmatika, penggunaaan dan pemahaman bahasa, dan
kemampuan motorik dasar.
Penampilan
Pemeriksa akan melihat apakah penampilan pasien sesuai dengan usia pasien. Pemeriksa juga
akan melihat ada/tidaknya penamulan fisik yang berkaitan dengan kondisi tertentu seperti nose
bridge yang datar pada Sindrom Down. Pemeriksa akan melihat apakah pasien terawatt dengan
baik dinilai dari kerapihan dan kebersihat pakaian serta tubuh.
Pemeriksa akan melihat apakah pasien nyaman dengan situasi sosial. Pemeriksa juga akan
menilai bahasa tubuh yang ditampilkan oleh pasien serta pergerakan yang menjadi karakteristik
dari kondisi tertentu seperti kontraksi otot atau pergerakan otot berlebih. Pemeriksa akan
mengobservasi bagaimana pasien melakukan kontak mata dengan orang lain.
Orientasi
Orientasi pasien pada waktu, tempa, dan mengenai seseorang akan dites. Orientasi yang
abnormal dapat menjadi indikasi adanya penggunaan alkoho, obata-obatan tertentu, trauma
kepala, defisiensi nutiris, atau penyakit otak organik.
Untuk mengetahui status orientasi pasine, pemeriksa akan memberikan beberapa pertanyaan
seperti nama dan usia. Pemeriksa juga akan menanyakan riwayat atau pekerjaan sekarang juga di
mana pasien tinggal. Pasien juga akan ditanyai mengenai tanggal dan tahun saat diperiksa.
Rentang Perhatian
Rentang perhatian pasien juga akan dites untuk mengetahui apakah pasien dapat menyelesaikan
pikiran yang dipikirkan, kemampuan pasien menyelesaikan masalah dan apakah pasien mudah
teralihkan perhatiannya. Rentang perhatian yang abnormal dapat menjadi indikasi adanya
attention deficit disorder (ADD) pada orang dewasa, kelainan kepribadian, dan skizofrenia.
Pemeriksa mungkin akan meminta pasien untuk menghitung mundur dari angka tertentu juga
meminta pasien untuk mengeja kata-kata dari depan atau dari belakang. Pasien juga dapat
diminta untuk mengikuti instruksi tertentu..
Memori
Baik memori jangka panjang maupun memori jangka pendek pada pasien akan dites. Kehilangan
memori jangka pendek biasanya mengindikasikan masalah medis sedangkan kehilangan memori
jangka panjang mengindikasikan demensia. Pemeriksa akan menanyakan beberapa kejadian yang
baru saja terjadi seperti siapakah presiden yang menjabat saat ini. Pemeriksa juga dapat
menanyakan perjalan yang baru saja pasien lakukan.
Untuk melakukan tes pada ingatan pasien, pemeriksa akan mengatakan tiga kata pada pasien.
Pasien kemudian diminta untuk mengulang kata-kata tersebut setelah beberapa menit. Pemeriksa
juga akan mengetes ingatan jangka panjang pasien dengan menanyakan pasien mengenai masa
muda atau masa kecil pasien.
Bahasa
Tes bahasa hanya dapat dilakukan apabila pasien memiliki kemampuan untuk menulis dan
membaca. Pemeriksa akan menilai kemampuan menulis dan membaca serta kemampuan pasien
memahami kata-kata. Hasil tes bahasa yang abnormal dapat menjadi indikasi terjadinya
demensia, trauma kepala, stroke, atau bahkan transient ischemic attack (TIA).
Untuk tes bahasa, pasien dapat diminta untuk menyelesaikan kaliman dan mengikuti instruksi
tertulis. Pemeriksa juga akan meminta pasien utnuk menulis nama-nama benda yang terdapat di
ruang pemeriksaan seperti meja atau pulpen. Pemeriksa juga dapat meminta pasien untuk
menyebutkan nama-nama dimulai dari abjad tertentu dalam kategori tertentu.
Keputusan
Tes keputusan digunakan utuk menilai kemampuan pasien dalam menyelesaikan masalah dan
kemampuan untuk membuat keputusan yang dapat diterima. Hasil penilaian keputusan yang
abnormal dapat menjadi indikasi terjadinya skizofrenia, retardasi mental atau pnyakit otak
organik.
Pasien dapat diminta untuk menggambar jam yang menunjukkan waktu tertentu. Pasien juga
dapat ditanyakan mengenai apa yang akan pasien lakukan apabila berada dalam situasi tertentu
yang mungkin terjadi di kehidupan sehari-hari.
Nilai tertinggi dari MMSE adalah 30.
Metode Skor Interprestasi
Single Cutoff <24 Abnormal
Range <21
>25
Meningkatkan kemungkinan
menderita demensia
Menurunkan kemungkinan
menderita demensia
Pendidikan 21
<23
<24
Abnormal untuk pendidikan
kelas 8
Abnormal untuk pendidikan
SMA
Abnormal untuk pendidikan
kuliah
Keparahan 24 -30
18-23
0-17
Tidak ada pelemahan kognitif
Pelemahan kognitif ringan
Pelemahan kognitif berat
Tabel: Interpretasi Skor MMSE
Skor MMSE pada pasien didapatkan 18 merupakan skor yang abnormal. Terjadi peningkatan
kemungkinan menderita demensia pada pasien. Menilik dari tingkat pendidikan pasien yang
merupakan lulusan SD, skor MMSE yang didapatkan adalah abnormal.
Skor di bawah 24 biasanya mengindikasikan adanya hendaya kognitif.
24-30 (normal)
17-23 (probable)
< 16 (definitif)
Atau
25-30 (normal)
21-24 (gangguan ringan)
10-20 (gangguan sedang)
< 9 (gangguan berat)