Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

6
MK HKN MGGU : I HUKUM KEUANGAN NEGARA 1 1. Pengertian dan ruang lingkup Keuangan Negara 1.1. Pengertian Dan Ruang Lingkup Keuangan Negara 1.2. Pengertian dan Lingkup Keuangan Negara 1.3. Siklus Anggaran 1.1. Pengertian Dan Ruang Lingkup Keuangan Negara. Undang-undang Keuangan Negara menciptakan lingkungan pendukung dengan menciptakan landasan bagi tatanan kontraktual kinerja antara lembaga-lembaga pusat (central agency) yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dengan Kementerian Negara/Lembaga teknis/Pemda. Kesepakatan-kesepakatan ini mencerminkan platform politik Pemerintah. Undang-undang Keuangan Negara secara eksplisit menguraikan hubungan antara Presiden, Kementerian Keuangan sebagai Chief Financial Officer (CFO), dan Kementerian Negara/Lembaga yang menjalankan fungsi Chief Operational Officer (COO). Central agency (dhi Kemenkeu dan KemenPPN) mengkoordinasikan penyusunan prioritas pembangunan dan prioritas anggaran, menelaah rencana kerja dan anggaran (RKA) sesuai dengan kewenangan masing-masing, dan menetapkan prosedur perencanaan dan penganggaran. CFO memberikan kepastian pendanaan dalam kerangka keberlanjutan fiskal, dan menetapkan aturan main dan praktek-praktek yang mendukung dan menuntut pemanfaatan sumberdaya secara efisien. Sebagai imbalan dari penerapan kerangka penganggaran yang disiplin, COO sebagai pengguna anggaran mendapatkan kewenangan yang memadai dalam penyediaan layanan umum. Kemudian, tanggung-jawab COO meliputi: merumuskan strategi kementerian negara/lembaga yang jelas, menyusun rencana kerja dan anggaran, menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif, melaporkan kinerja dan penggunaan sumber daya yang tersedia, serta melakukan evaluasi atas hasil kinerja. ( SUMBER: PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH ) 2.2. Pengertian dan Lingkup Keuangan Negara Sampai dengan terbitnya Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pengelolaan keuangan negara Republik Indonesia sejak kemerdekaan tahun 1945 menggunakan aturan ICW (Indonsische Comptabiliteits Wet/UUPI), Indische Bedrijvenwet (IBW) dan Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) serta IAR (Indische Algemene Regenkamer). ICW ditetapkan pada tahun 1864 dan mulai berlaku tahun 1867......terakhir ditetapkan sebagai UUPI/Undang-undang Perbendaharaan Indonesia dengan UU No 9

description

hkn 1

Transcript of Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

Page 1: Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

MK HKN MGGU : I

HUKUM KEUANGAN NEGARA 1

1. Pengertian dan ruang lingkup Keuangan Negara

1.1. Pengertian Dan Ruang Lingkup Keuangan Negara 1.2. Pengertian dan Lingkup Keuangan Negara 1.3. Siklus Anggaran

1.1. Pengertian Dan Ruang Lingkup Keuangan Negara.

Undang-undang Keuangan Negara menciptakan lingkungan pendukung dengan

menciptakan landasan bagi tatanan kontraktual kinerja

antara lembaga-lembaga pusat

(central agency) yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional dengan Kementerian Negara/Lembaga teknis/Pemda.

Kesepakatan-kesepakatan ini mencerminkan platform politik Pemerintah. Undang-undang

Keuangan Negara secara eksplisit menguraikan hubungan antara Presiden, Kementerian

Keuangan sebagai Chief Financial Officer (CFO), dan Kementerian Negara/Lembaga yang

menjalankan fungsi Chief Operational Officer (COO).

Central agency (dhi Kemenkeu dan KemenPPN) mengkoordinasikan

penyusunan prioritas

pembangunan dan prioritas anggaran, menelaah rencana kerja dan anggaran (RKA) sesuai

dengan kewenangan masing-masing, dan menetapkan prosedur perencanaan dan

penganggaran. CFO memberikan kepastian pendanaan dalam kerangka keberlanjutan

fiskal, dan menetapkan aturan main

dan praktek-praktek yang mendukung dan menuntut

pemanfaatan sumberdaya secara efisien. Sebagai imbalan dari penerapan kerangka

penganggaran yang disiplin, COO sebagai pengguna anggaran mendapatkan kewenangan

yang memadai dalam penyediaan layanan umum. Kemudian, tanggung-jawab COO

meliputi: merumuskan strategi kementerian negara/lembaga yang jelas, menyusun rencana

kerja dan anggaran, menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif, melaporkan

kinerja dan penggunaan sumber daya yang tersedia, serta melakukan evaluasi atas hasil

kinerja. ( SUMBER: PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 20

TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH )

2.2. Pengertian dan Lingkup Keuangan Negara

Sampai dengan terbitnya Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, pengelolaan keuangan negara Republik Indonesia sejak kemerdekaan tahun 1945

menggunakan aturan ICW (Indonsische Comptabiliteits Wet/UUPI), Indische Bedrijvenwet

(IBW) dan Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) serta IAR (Indische Algemene

Regenkamer). ICW ditetapkan pada tahun 1864 dan mulai berlaku tahun 1867......terakhir

ditetapkan sebagai UUPI/Undang-undang Perbendaharaan Indonesia dengan UU No 9

Page 2: Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

MK HKN MGGU : I

HUKUM KEUANGAN NEGARA 2

Tahun 1968, Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445 dan

Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381.

Dengan terbitnya UU 17 tahun 2003 diharapkan pengelolaan keuangan negara

dapat mengakomodasikan berbagai perkembangan yang terjadi dalam sistem

kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan negara Republik Indonesia.

Undang-undang 17 Tahun 2003 memberi batasan keuangan negara

sebagai

semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu

baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung

dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Secara rinci sebagaimana diatur dalam

pasal 2 UU 17 Tahun 2003, ruang lingkup Keuangan Negara terdiri dari :

a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan

melakukan pinjaman;

b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan

negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

c. Penerimaan Negara/Daerah;

d. Pengeluaran Negara/Daerah;

e. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa

uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan

uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan

daerah;

f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan

tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

g. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan

pemerintah.

Ruang lingkup terakhir dari Keuangan Negara tersebut dapat meliputi kekayaan

yang dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-

yayasan di lingkungan kementerian negara/lembaga, atau perusahaan negara/daerah.

Dalam pelaksanaannya, ada empat pendekatan yang digunakan dalam

merumuskan keuangan negara, yaitu dari sisi obyek, subyek, proses, dan tujuan.

Obyek

Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat

dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan

pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang,

maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Page 3: Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

MK HKN MGGU : I

HUKUM KEUANGAN NEGARA 3

Selanjutnya dari sisi subyek/pelaku

yang mengelola obyek yang dimiliki negara,

dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan

Negara/Daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.

Dalam pelaksanaannya, proses

pengelolaan Keuangan Negara mencakup

seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana

tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai

dengan pertanggunggjawaban.

Pada akhirnya, tujuan

pengelolaan Keuangan Negara adalah untuk menghasilkan

kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau

penguasaan obyek Keuangan Negara dalam rangka penyelenggaraan kehidupan

bernegara.

1.3. Siklus ANGGARAN

Pengelolaan keuangan negara setiap tahunnya dituangkan dalam UU APBN. Dengan

demikian seluruh program/kegiatan pemerintah harus dituangkan dalam APBN (azas

universalitas) dan tidak diperkenankan adanya program/kegiatan yang dikelola di luar APBN

(off budget).

Siklus ANGGARAN (APBN) terdiri dari:

1. Perencanaan dan Penganggaran

2. Penetapan Anggaran

3. Pelaksanaan Anggaran

4. Pemeriksaan Anggaran

5. Pertanggungjawaban

6. Penetapan APBN-PAN

1.3.1. Perencanaan dan Penganggaran

Perencanaan dan penganggaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

terintegrasi. Program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah wajib dituangkan

dalam suatu rencana kerja. Ketentuan tentang perencanaan ini diatur dalam

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (SISPENAS).

Rencana Kerja terdiri dari RPJP untuk masa 20 tahun, RPJM untuk masa 5

tahun, dan RKP untuk masa 1 tahun*). Di tingkat Kementerian/Lembaga untuk

rencana jangka menengah disebut Renstra Kementerian/Lembaga dan untuk

rencana kerja tahunan disebut RKA-KL sebagaimana diatur dalam PP 20 Tahun

2004 (Tentang Rencana Kerja Pemerintah).

Page 4: Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

MK HKN MGGU : I

HUKUM KEUANGAN NEGARA 4

Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003, anggaran disusun

berdasarkan rencana kerja. Dengan demikian, yang memperoleh alokasi anggaran

adalah program/kegiatan prioritas yang tertuang dalam rencana kerja (RKA KL).

Dengan mekanisme demikian, program/kegiatan Pemerintah yang direncanakan

itulah yang akan dilaksanakan.

RKA-KL selanjutnya disampaikan ke Menteri Keuangan untuk dihimpun

menjadi RAPBN. RAPBN ini selesai disusun pada awal Agustus untuk disampaikan

ke DPR disertai Nota Keuangan.**)

1.3.2. Penetapan Anggaran

Pembahasan RAPBN di DPR dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan

Oktober. Sehubungan dengan pembahasan RAPBN ini, DPR mempunyai hak

budget yaitu hak untuk menyetujui (atau menolak) anggaran. Dalam hal DPR tidak

setuju dengan RAPBN yang diajukan oleh pemerintah, DPR dapat mengajukan

usulan perubahan atau menolaknya, namun DPR tidak berwenang untuk mengubah

dan mengajukan usulan RAPBN.

Apabila DPR tetap tidak menyetujuinya maka yang berlaku adalah APBN tahun

sebelumnya. APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan organisasi,

fungsi, program/kegiatan dan jenis belanja. Dengan APBN yang demikian berarti

DPR telah memberikan otorisasi kepada kementerian/lembaga untuk melaksanakan

program/kegiatan dengan pagu anggaran yang dimilikinya. APBN yang telah

disetujui oleh DPR dan disahkan Presiden menjadi UU APBN dan selanjutnya dimuat

dalam Lembaran Negara. UU APBN dilengkapi dengan rincian APBN yang

dituangkan dalam Peraturan Presiden tentang Rincian APBN .

1.3.3. Pelaksanaan APBN

APBN dilaksanakan oleh Pemerintah untuk periode satu tahun anggaran. Tahun

anggaran adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Dengan demikian maka

setelah berakhirnya tahun anggaran, tanggal 31 Desember anggaran ditutup dan

tidak berlaku untuk tahun anggaran berikutnya.

Berdasarkan UU APBN dan Perpres Rincian APBN disiapkan dokumen

pelaksanaan anggaran untuk setiap Kementerian/Lembaga. APBN, walaupun telah

diundangkan sebagai UU, tetap merupakan anggaran. Oleh karena itu, azas

anggaran yang dikenal dengan nama azas flexibilitas tetap berlaku. Dalam rangka

pelaksanaan azas ini, maka untuk mengakomodasi kondisi riil yang dapat saja

berbeda dengan yang diasumsikan pada saat penyusunan anggaran, setiap tengah

Page 5: Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

MK HKN MGGU : I

HUKUM KEUANGAN NEGARA 5

tahun berjalan dilakukan revisi APBN yang dikenal dengan APBN-Perubahan

(APBN-P).

Untuk keperluan penyusunan APBN-P, pemerintah menyampaikan realisasi

anggaran semester I disertai prognosis penerimaan dan pengeluaran semester II.

Untuk keperluan internal seluruh Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun

Laporan Keuangan Semesteran.

Dalam keadaan darurat, pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang tidak

tersedia anggarannya. Apabila pengeluaran tersebut terjadi sebelum APBN-P maka

pengeluaran ini dimasukkan dalam APBN-P dan dilaporkan di Laporan Realisasi

Anggaran disertai penjelasan. Apabila pengeluaran terjadi setelah APBN-P

diundangkan, maka pengeluaran ini dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran

disertai dengan penjelasan.

Apabila pada akhir tahun terdapat program/kegiatan yang belum selesai

dilaksanakan atau anggaran belum terserap, tidak dapat dilanjutkan ke tahun

anggaran berikutnya kecuali ada kebijakan pemerintah untuk luncuran APBN.

Namun demikian, berhubung APBN hanya berlaku untuk periode satu tahun, maka

apabila ada kebijakan luncuran APBN wajib dimasukkan dalam APBN tahun

anggaran berikutnya.

Laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan keuangan

dimaksud setidak-tidaknya terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang

disampaikan ke DPR adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh BPK. Laporan

keuangan tersebut dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan

badan lainnya.

Berdasarkan UU Nomor 1 tahun 2004, keseluruhan komponen tersebut

dipertanggungjawabkan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,

yang ruang lingkupnya telah diuraikan sebelumnya.

Untuk penyusunan LKPP, setiap Kementerian/Lembaga sebagai pengguna

anggaran/barang wajib menyampaikan pertanggungjawabannya kepada Presiden

yang berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan

Keuangan. Kementerian/Lembaga merupakan entitas pelaporan sehingga terhadap

laporan keuangannya dilakukan pemeriksaan oleh BPK untuk memberikan opini atas

kewjaran penyajian laporan keuangan.

1.3.4. Pemeriksaan Anggaran

Pemeriksaan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilaksanakan oleh

BPK. Pemeriksaan ini dilaksanakan selama 2 bulan setelah laporan

Page 6: Mk Hkn Mgg i _pengertian Dan Ruang Lingkup Keu Neg

MK HKN MGGU : I

HUKUM KEUANGAN NEGARA 6

pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran yang berupa laporan keuangan,

selesai disusun. Disamping itu terdapat pemeriksaan dan pengelolaan keuangan

yang dapat dilaksanakan sepanjang tahun. Pemeriksanaan ini dapat dilaksanakan

oleh BPK ataupun APIP.

1.3.5. Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran

Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 2003, RUU pertanggungjawaban atas

pelaksanaan anggaran disampaikan ke DPR paling lambat akhir bulan Juni tahun

berikutnya.

1.3.6. Penetapan APBN-PAN (Perhitungan Anggaran)

Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran YANG TELAH LALU setelah

diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia diajukan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) untuk memenuhi kewajiban

melaksanakan perhitungan dan pertanggungiawaban pemerintah atas pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran YANG TELAH LALU,

sebagaimana dimaksud Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja BERKENAAN; yakni dengan disertai rincian antara lain sebagai berikut :

Sisa Anggaran Lebih kumulatif sampai dengan Tahun Anggaran YANG TELAH LALU sesuai dengan Undang-Undang Nomor

Tahun .. tentang perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran YANG TELAH LALU tersebut adalah sebesar Rp

(

triliun

miliar . juta .rupiah).

Dalam pelaksanaan APBN Tahun Anggaran SESUDAHNYA, untuk menutup defisit anggaran, Pemerintah telah menggunakan Sisa Anggaran Lebih tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp ..(

triliun

miliar . juta .rupiah).

Dari jumlah tersebut, Rp

(

triliun

miliar . juta .rupiah), telah disetujui penggunaannya oleh DpR-RI dan persetujuan itu dituangkan dalam Undang-Undang Nomor Tahun . tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran SESUDAHNYA.

Dengan demikian, Sisa Anggaran Lebih kumulatif sampai dengan Tahun Anggaran SESUDAHNYA menjadi sebesar Rp

(

triliun

miliar . juta .rupiah)

Jumlah Sisa Anggaran Lebih kumulatif tersebut termasuk Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar Rp

(

triliun

miliar . juta .rupiah).

Setelah dilakukan pembahasan bersama antara Pemerintah dan DPR dan disetujui

bersama maka ditetapkanlah Undang-undang tentang PAN tersebut.