MI/USMAN ISKANDAR Pengungsi masih Telantar fileuntuk penanganan para pengungsi. Tosiani Wilayah...

1
10 | Indonesia Berduka JUMAT, 29 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA kata cucu Mbah Maridjan, Ramidjo. Walau tidak secara militer, prosesi berlangsung bak mengantar seorang pahlawan. Perlakuan terakhir untuk tokoh ini dilakukan secara terhormat. Sebelum dibawa ke Srunen, jenazah Mbah Maridjan disemayamkan di Aula Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. “UII adalah bagian dari Merapi. Kami adalah keluarga besar Gunung Merapi,” kata Rektor UII Edi Suandi Hamid. Di mata Edy, pria bersahaja itu adalah sosok yang disegani dan patut dicontoh. Ia memiliki komitmen kuat pada pekerjaannya. “Tidak banyak tokoh seperti dia. Sekalipun berpendidikan Maridjan Pergi Meninggalkan Teladan rendah, ia mampu memberikan teladan bagi orang yang berpendidikan tinggi.” Tidak mengada-ada jika masyarakat di luar Yogyakarta juga memberikan penghormatan yang besar pada sosok Maridjan. Di Jombang, Jawa Timur, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan Badan Eksekutif Mahasiswa mengusungnya sebagai pahlawan. “Mbah Maridjan secara terang benderang adalah sosok yang layak disebut pahlawan karena sikap amanah dan konsistensinya,” ujar juru bicara mahasiswa Didik Firdianto. Keraton Yogyakarta pun mengaku sangat kehilangan. “Kami sangat berduka. Keraton kehilangan salah satu abdi dalem yang setia,” kata Pangeran Haryo Prabukusumo. Jenazah sang abdi dalem dibawa dengan mobil ambulans dari Kampus UII menuju Srunen, yang berjarak sekitar 15 kilometer. Sekalipun jalannya berliku, karena sudah dilapisi aspal mulus, perjalanan mengantar Mbah Maridjan ke tempat peristirahatan terakhirnya berlangsung tidak lama. Para pengangkat jenazah pun mengaku peti yang membawa tubuh si Mbah terasa ringan saat dipanggul di jalan setapak dan menanjak, sejauh 100 meter dari jalan aspal. Beberapa jam sebelumnya, sebanyak 18 jenazah korban Merapi dimakamkan bersama-sama di TPU Dusun Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Bupati Sleman Sri Purnomo memimpin upacara melepas jenazah. “Kita semua berduka atas bencana ini.” (SO/AU/ES/N-3) M BAH Maridjan itu legenda. Ia setia sampai mati pada tugasnya menjaga Gunung Merapi. Kemarin, jenazah pria bernama asli Mas Panewu Surakso Hargo itu dikuburkan di permakaman umum Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tubuhnya diistirahatkan di sisi barat makam kakeknya, Parto Setiko. Di lokasi yang sama juga dimakamkan jenazah lain yang meninggal karena amukan awan panas alias wedus gembel Merapi, Selasa (26/10). Mereka adalah Ngudi, adik ipar Mbah Maridjan, Nurudi, anak ANTARA/REGINA SAFRI PEMAKAMAN MBAH MARIDJAN: Ratusan warga melepas jenazah juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan di permakaman Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, kemarin. Ngudi, serta Mursiam dan Nurul, keduanya anak berusia 2,5 tahun. Makam itu berada sekitar 5 kilometer dari rumah Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo. Di permakaman, tampak istri Mbah Marijan, Ponirah, putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, adik Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabukusumo, anak kandung KH Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, dan Bupati Sleman Sri Purnomo. Ribuan pelayat mengantar kepergian terakhir abdi dalem Keraton Yogyakarta ini. Prosesi pemakaman dipimpin ulama Noor Jamil. “Masyarakat lereng Merapi kehilangan sosok pengayom,” mun, pihaknya hanya memiliki dana Rp1,3 miliar. Ia menyadari penanganan pengungsi dirasa kurang maksi- mal. Akibat kekurangan dana itu, fasilitas sanitasi sangat minim. “Namun, untuk keperluan tikar dan beberapa fasilitas penunjang lainnya di tempat pengungsian akan segera dilengkapi.” Kata Singgih, dalam penangan- an bencana ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jateng dan pemerintah pusat, agar pemenuhan kebutuhan pengungsi terjamin. Bantuan Ungkapan simpati terhadap korban bencana pun mengalir. Dua bank milik negara, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), memberikan ban- tuan langsung kepada korban bencana alam yang terjadi di Mentawai, Sumatra Barat, dan letusan Gunung Merapi. Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali mengutarakan pihaknya telah mengirimkan tim dan bantuan ke Mentawai be- rupa tenda, selimut, sarung, dan bahan makanan dengan meng- gunakan kapal milik TNI-AL. BNI juga telah menyalurkan bantuan melalui Kantor BNI Pengungsi masih Telantar Pemerintah Kabu- paten Magelang kekurangan dana untuk penanganan para pengungsi. Tosiani Wilayah Semarang untuk me- nyalurkan bantuan bagi korban letusan Merapi dan Kantor BNI Wilayah Padang untuk bantuan Mentawai. Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto mengu- tarakan untuk korban Gunung Merapi, BNI menyalurkan ban- tuan senilai Rp500 juta dalam bentuk uang tunai melalui Pem- prov DIY. Selain itu, BRI memberi bantuan logistik, seperti masker, selimut, alat mandi, mi instan, dan air mineral langsung me- lalui posko BNI. Di Mentawai, BNI juga menyalurkan bantuan senilai Rp500 juta. Vice President Public and Marketing Communication of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Eddy Kurnia mengutarakan Telkom melalui program Telkom Group Peduli siap memfasilitasi masyarakat yang ingin menyalurkan ban- tuan bagi korban gempa Men- tawai dan letusan Merapi. Telkom menyalurkan bantuan melalui program SMS Peduli bagi pelanggan Flexi dan SMS Donasi bagi pelanggan Telkom- sel. ‘’Kami mengimbau kepada seluruh pelanggan untuk dapat melakukan pengiriman SMS Donasi sebagai bentuk solidari- tas,” imbau Eddy. Pemkab Klaten, Jateng, juga membantu pakan ternak milik warga desa yang berada di ba- rak pengungsian, yaitu warga Sidorejo, Tegalmulyo, dan Bale- rante. “Pakan ternak berupa konsentrat itu tadi (kemarin) pagi sudah kami kirim, tiap desa sebanyak 0,5 ton. Nanti, warga sendiri yang membagi bantuan itu,” kata Camat Ke- malang Suradi. (Tim/N-1) [email protected] P ARA pengungsi letu- san Gunung Merapi di Kabupaten Mage- lang, Jawa Tengah (Ja- teng), kekurangan makanan bayi, obat mata, perlengkapan mandi, pembalut wanita, serta pakaian anak-anak. Petugas penanganan peng- ungsi di barak KPRI Kecamatan Dukun, Gunarti, mengatakan untuk mengatasi masalah itu sejumlah petugas menggalang iuran untuk membelikan se- mua kebutuhan itu. “Sayangnya mungkin kebu- tuhan semua itu masih kurang meski petugas sudah iuran untuk membelikannya. Selan- jutnya kami tidak tahu harus bagaimana memenuhi kebu- tuhan para pengungsi ini,” kata Gunarti, kemarin. KPRI Kecamatan Dukun saat ini dihuni 1.248 pengungsi yang berasal dari Desa Ngargo- mulyo. Dari jumlah tersebut, 64 di antaranya adalah balita dan perempuan dewasa sebanyak 285 jiwa. Lokasi pengungsian itu juga dihuni 143 lansia dan anak-anak sejumlah 196. Bupati Magelang Singgih Sanyoto menyatakan pihaknya kekurangan dana untuk pena- nganan para pengungsi. Singgih menyebut untuk me- nangani para pengungsi korban Merapi, seharusnya dibutuhkan dana sebesar Rp38 miliar. Na- Kami tidak tahu harus bagaimana memenuhi kebutuhan para pengungsi ini.’’ Gunarti Petugas penanganan pengungsi MI/USMAN ISKANDAR PEMAKAMAN MASSAL: Sebanyak 18 korban tewas akibat abu panas Merapi dimakamkan di Dusun Sidorejo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin. MI/RAMDANI AMBIL PAKAIAN: Warga mengambil baju di kawasan Kinahrejo, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin. MI/RAMDANI MASIH HIDUP: Hewan ternak yang masih hidup diambil pemiliknya di Kepuharjo, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin. MI/USMAN ISKANDAR RELAWAN PANIK: Para relawan lari menjauh dari lereng Merapi saat sinyal erupsi berbunyi di Cangkringan, DI Yogyakarta, kemarin.

Transcript of MI/USMAN ISKANDAR Pengungsi masih Telantar fileuntuk penanganan para pengungsi. Tosiani Wilayah...

10 | Indonesia Berduka JUMAT, 29 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

kata cucu Mbah Maridjan, Ramidjo.

Walau tidak secara militer, prosesi berlangsung bak mengantar seorang pahlawan. Perlakuan terakhir untuk tokoh ini dilakukan secara terhormat.

Sebelum dibawa ke Srunen, jenazah Mbah Maridjan disemayamkan di Aula Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

“UII adalah bagian dari Merapi. Kami adalah keluarga besar Gunung Merapi,” kata Rektor UII Edi Suandi Hamid.

Di mata Edy, pria bersahaja itu adalah sosok yang disegani dan patut dicontoh. Ia memiliki komitmen kuat pada pekerjaannya.

“Tidak banyak tokoh seperti dia. Sekalipun berpendidikan

Maridjan Pergi Meninggalkan Teladanrendah, ia mampu memberikan teladan bagi orang yang berpendidikan tinggi.”

Tidak mengada-ada jika masyarakat di luar Yogyakarta juga memberikan penghormatan yang besar pada sosok Maridjan. Di Jombang, Jawa Timur, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan Badan Eksekutif Mahasiswa mengusungnya sebagai pahlawan.

“Mbah Maridjan secara terang benderang adalah sosok yang layak disebut pahlawan karena sikap amanah dan konsistensinya,” ujar juru bicara mahasiswa Didik Firdianto.

Keraton Yogyakarta pun mengaku sangat kehilangan. “Kami sangat berduka. Keraton kehilangan salah satu abdi dalem yang setia,” kata Pangeran Haryo Prabukusumo.

Jenazah sang abdi dalem dibawa dengan mobil ambulans dari Kampus UII menuju Srunen, yang berjarak sekitar 15 kilometer. Sekalipun jalannya berliku, karena sudah dilapisi aspal mulus, perjalanan mengantar Mbah Maridjan ke tempat peristirahatan terakhirnya berlangsung tidak lama. Para pengangkat jenazah pun mengaku peti yang membawa tubuh si Mbah terasa ringan saat dipanggul di jalan setapak dan menanjak, sejauh 100 meter dari jalan aspal.

Beberapa jam sebelumnya, sebanyak 18 jenazah korban Merapi dimakamkan bersama-sama di TPU Dusun Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan.

Bupati Sleman Sri Purnomo memimpin upacara melepas jenazah. “Kita semua berduka atas bencana ini.” (SO/AU/ES/N-3)

MBAH Maridjan itu legenda. Ia setia sampai mati pada

tugasnya menjaga Gunung Merapi.

Kemarin, jenazah pria bernama asli Mas Panewu Surakso Hargo itu dikuburkan di permakaman umum Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tubuhnya diistirahatkan di sisi barat makam kakeknya, Parto Setiko.

Di lokasi yang sama juga dimakamkan jenazah lain yang meninggal karena amukan awan panas alias wedus gembel Merapi, Selasa (26/10). Mereka adalah Ngudi, adik ipar Mbah Maridjan, Nurudi, anak

ANTARA/REGINA SAFRI

PEMAKAMAN MBAH MARIDJAN: Ratusan warga melepas jenazah juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan di permakaman Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, kemarin.

Ngudi, serta Mursiam dan Nurul, keduanya anak berusia 2,5 tahun. Makam itu berada sekitar 5 kilometer dari rumah Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo.

Di permakaman, tampak istri Mbah Marijan, Ponirah, putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, adik Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabukusumo, anak kandung KH Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, dan Bupati Sleman Sri Purnomo. Ribuan pelayat mengantar kepergian terakhir abdi dalem Keraton Yogyakarta ini. Prosesi pemakaman dipimpin ulama Noor Jamil.

“Masyarakat lereng Merapi kehilangan sosok pengayom,”

mun, pihaknya hanya memiliki dana Rp1,3 miliar.

Ia menyadari penanganan pengungsi dirasa kurang maksi-mal. Akibat kekurangan dana itu, fasilitas sanitasi sangat minim. “Namun, untuk keperluan tikar dan beberapa fasilitas penunjang lainnya di tempat pengungsian akan segera dilengkapi.”

Kata Singgih, dalam penangan-an bencana ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jateng dan pemerintah pusat, agar pemenuhan kebutuhan pengungsi terjamin.

BantuanUngkapan simpati terhadap

korban bencana pun mengalir. Dua bank milik negara, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), memberikan ban-tuan langsung kepada korban bencana alam yang terjadi di Mentawai, Sumatra Barat, dan letusan Gunung Merapi.

Sekretaris Perusahaan BRI Mu hamad Ali mengutarakan pi haknya telah mengirimkan tim dan bantuan ke Mentawai be-rupa tenda, selimut, sarung, dan bahan makanan dengan meng-gunakan kapal milik TNI-AL.

BNI juga telah menyalurkan bantuan melalui Kantor BNI

Pengungsimasih Telantar

Pemerintah Kabu-paten Magelang kekurangan dana untuk penanganan para pengungsi.

Tosiani

Wilayah Semarang untuk me-nyalurkan bantuan bagi korban letusan Merapi dan Kantor BNI Wilayah Padang untuk bantuan Mentawai.

Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto mengu-tarakan untuk korban Gunung Merapi, BNI menyalurkan ban-tuan senilai Rp500 juta dalam bentuk uang tunai melalui Pem-prov DIY. Selain itu, BRI memberi bantuan logistik, seperti masker, selimut, alat mandi, mi instan, dan air mineral langsung me-lalui posko BNI. Di Mentawai, BNI juga menyalurkan bantuan senilai Rp500 juta.

Vice President Public and Marketing Communication of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Eddy Kurnia mengutarakan Telkom melalui program Telkom Group Peduli siap memfasilitasi masyarakat yang ingin menyalurkan ban-tuan bagi korban gempa Men-tawai dan letusan Merapi.

Telkom menyalurkan bantuan melalui program SMS Peduli bagi pelanggan Flexi dan SMS Donasi bagi pelanggan Telkom-sel. ‘’Kami mengimbau kepada seluruh pelanggan untuk dapat melakukan pengiriman SMS Donasi sebagai bentuk solidari-tas,” imbau Eddy.

Pemkab Klaten, Jateng, juga membantu pakan ternak milik warga desa yang berada di ba-rak pengungsian, yaitu warga Sidorejo, Tegalmulyo, dan Bale-rante. “Pakan ternak berupa konsentrat itu tadi (kemarin) pagi sudah kami kirim, tiap desa sebanyak 0,5 ton. Nanti, warga sendiri yang membagi bantuan itu,” kata Camat Ke-malang Suradi. (Tim/N-1)

[email protected]

PARA pengungsi letu-san Gunung Merapi di Kabupaten Mage-lang, Jawa Tengah (Ja-

teng), kekurangan makanan bayi, obat mata, perlengkapan mandi, pembalut wanita, serta pakaian anak-anak.

Petugas penanganan peng-ung si di barak KPRI Kecamatan Dukun, Gunarti, mengatakan untuk mengatasi masalah itu sejumlah petugas menggalang iuran untuk membelikan se-mua kebutuhan itu.

“Sayangnya mungkin kebu-tuhan semua itu masih kurang meski petugas sudah iuran un tuk membelikannya. Selan-jutnya kami tidak tahu harus bagaimana memenuhi kebu-tuhan para pengungsi ini,” kata Gunarti, kemarin.

KPRI Kecamatan Dukun saat ini dihuni 1.248 pengungsi yang berasal dari Desa Ngargo-mulyo. Dari jumlah tersebut, 64 di antaranya adalah balita dan perempuan dewasa sebanyak 285 jiwa. Lokasi pengungsian itu juga dihuni 143 lansia dan anak-anak sejumlah 196.

Bupati Magelang Singgih Sanyoto menyatakan pihaknya kekurangan dana untuk pena-nganan para pengungsi.

Singgih menyebut untuk me-nangani para pengungsi korban Merapi, seharusnya dibutuhkan dana sebesar Rp38 miliar. Na-

“Kami tidak tahu harus bagaimana memenuhi kebutuhan para pengungsi ini.’’GunartiPetugas penanganan peng ung si

MI/USMAN ISKANDAR

PEMAKAMAN MASSAL: Sebanyak 18 korban tewas akibat abu panas Merapi dimakamkan di Dusun Sidorejo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin.

MI/RAMDANI

AMBIL PAKAIAN: Warga mengambil baju di kawasan Kinahrejo, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin.

MI/RAMDANI

MASIH HIDUP: Hewan ternak yang masih hidup diambil pemiliknya di Kepuharjo, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin.

MI/USMAN ISKANDAR

RELAWAN PANIK: Para relawan lari menjauh dari lereng Merapi saat sinyal erupsi berbunyi di Cangkringan, DI Yogyakarta, kemarin.