MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB...

52
MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 (Skripsi) OLEH AJENG SAFITRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

Transcript of MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA

KELAS XII SE-KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT

BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

OLEH

AJENG SAFITRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2017

Page 2: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

ABSTRAK

MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMASWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT

BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

AJENG SAFITRI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang terjadi pada

siswa dan faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas

XII SMA Swasta Se-kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung yang

berjumlah 30 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sederhana.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes tertulis benar salah beralasan

dengan Certainty Of Respons Index (CRI) dan angket. Analisis data dilakukan

dengan teknik deskriptif untuk miskonsepsi siswa dan faktor yang mempengaruhi

miskonsepsi siswa dengan uji korelasi Pearson Product Moment.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa kelas XII se-

Kecamatan Tanjungkarang Barat terjadi miskonsepsi dengan rata-rata sebesar

28,13% dengan kriteria “sangat rendah” dan miskonsepsi paling tinggi terjadi

pada konsep kromosom dengan rata-rata 38,33% dengan kriteria “rendah”. Siswa

yang mengalami paham konsep memiliki rata-rata sebesar 32,00% dengan kriteria

Page 3: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

“rendah” dan paham konsep tertinggi terjadi pada konsep DNA yaitu dengan rata-

rata 50,13% dengan kriteria “sedang”. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa

disebabkan karena motivasi siswa yang kurang dalam belajar konsep subsatnsi

genetika. Hanya sebesar 40% siswa yang bertanya apabila terdapat penjelasan

guru yang kurang dipahami mengenai konsep substansi genetika.

Kata Kunci: miskonsepsi, Certainty Of Respons Index (CRI), substansi genetika

Page 4: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWASMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN TANJUNGKARANG

BARAT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

AJENG SAFITRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PendidikanMatematikadan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2017

Page 5: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

Judul Skripsi : Miskonsepsi Materi Substansi Genetika Pada SiswaSMA Swasta Kelas XII Se-kecamatan TanjungkarangBarat Bandar Lampung

Nama Mahasiswa : Ajeng Safitri

No. Pokok Mahasiswa : 1213024002

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MenyetujuiKomisi Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tri Jalmo, M.Si Berti Yolida, S.Pd, M.PdNIP 19610910 198603 1 005 NIP 19831015 200604 2 001

Mengetahui,Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.SiNIP 19671004 199303 1 004

Page 6: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. …………………

Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. ...………………..

PengujiBukan Pembimbing : Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd. .……………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum.NIP 195907221986031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : Juni 2017

Page 7: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini, adalah :

Nama : Ajeng Safitri

NPM : 1213024002

Prodi/Jurusan : Pendidikan Biologi/Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Alamat : Jalan RE Martadinata Perumahan Suka Jaya Darat,

Lempasing

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya orang lain

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidak benaran dalam

pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Juni 2017Penulis

Ajeng SafitriNPM 1213024002

Page 8: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 maret

1994, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Herman dengan Ibu Sri Hartini. Penulis beralamat di Jl.RE

Martadinata Perumahan Suka Jaya Darat Blok D.28

Lempasing, Bandar lampung. Nomor telepon 082281429053.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1999 di TK Taman Indria

TAMSIS Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000.Tahun 2000

penulis bersekolah di SD Negeri 1 Sukamaju yang diselesaikan pada tahun

2006.Tahun 2006 diterima di SMP Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan

tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di SMA Islamiyah Bandar

Lampung kemudian pada tahun 2010 penulis pindah ke SMA Negeri 8 Bandar

Lampung dan selesai pada tahun 2012.

Tahun 2012 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi

melalui jalur SNMPTN. Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Barat. Tahun 2016 peneliti

melakukan penelitian di SMA DCC Global School, SMA Islam Cendikia dan

SMA IT AR-Raihan Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan

(S.Pd.).

Page 9: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN
Page 10: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

Motto

“Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui segala sesuatu”

(Qs. Al-Baqarah : 282)

“Kalau anda tidak bisa menjadi orang yang pintar dan cerdas, jadilah

orang yang rajin dan pekerja keras. Sebab orang yang pintar sering

dikalahkan oleh mereka yang rajin dan orang yang cerdas sering

dikalahkan oleh mereka yang pekerja keras”

(Firman Nofeki)

“Orang yang paling Allah cintai adalah yang paling bermanfaat untuk

manusia’’

(HR. Ath Thabrani)

“Jangan menunggu bahagia untuk tersenyum, tetapi tersenyumlah untuk

bahagia”

(Dr. Aidh bin Abdullah Al-qarni)

Page 11: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segalakemudahan, limpahan rahmad, rezeki, dan karunia yang Engkau berikan selama

ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-

orang yang selalu berharga dalam hidupku:

Ayahku (Herman) dan Ibuku (Sri Hartini)Ayahku yang memberi tauladan bagi kami anak-anakmu, terimakasih atas segalapelajaran hidup, ilmu, motivasi dan pengorbananmu untuk menjadikanku anakyang lebih berguna. Ibuku yang baik hati, penuh cinta kasih, pengertian danpeduli yang rela berkorban untukku. Terimakasih atas doa, motivasi serta

perjuanganmu untuk menjadikanku terus maju.

Keluargaku (Sri Hartia, Suharni dan Suryadi, NanangSetiawan dan Agil Firman Setiawan)

Sosok paman dan bibi yang tidak pernah lelah memberi motivasi, bibi yang selalumenjadi tempat terbaik untuk berkeluh kesah. kakak-adikku yang selalu

menghiburku dan memberikan motivasi untukku. Terima kasih untuk segalacinta,kasih sayang yang kalian berikan

Terimakasih. . .

Page 12: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila.Skripsi ini berjudul “Miskonsespi Materi Substansi Genetika Pada

Siswa SMA Swasta Kelas XII Se-Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar

Lampung”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

serta sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi

hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, ilmu pengetahuan, dan saran hingga

skripsi ini dapat selesai;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan

ilmu pengetahuan, saran perbaikan, dan motivasi yang sangat berharga hingga

skripsi ini dapat selesai;

Page 13: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

6. Rekan-rekan Pendidikan Biologi 2012 terlebih rekan Kelas B, kakak dan adik

tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan dan keceriaannya;

7. Sahabat-sahabat terbaikku (Chintia Elisya, Whiendy Mutiara Astari, Mela

Roviani A.md, Juariah Fitri dan Kartika Fandiyani S.Pd.) terimakasih untuk

semangat, dukungan, motivasi, bantuan dan kebersamaan kita selama ini dalam

susah dan senang;

8. Seluruh Kepala sekolah SMA yang ada di Kecamatan Tanjungkarang Barat

Bandar Lampung, serta bapak dan ibu guru mata pelajaran IPA yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu.Terima kasih telah ikut membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

9. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi yang indah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita

semua. Amin.

Bandar Lampung,Penulis

Ajeng Safitri

Page 14: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7

F. Kerangka Pikir ................. ............................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsepsi dan Miskonsepsi ............................................................... 11

B. Materi Genetika di SMA .................................................................. 19

C. Identifikasi Miskonsepsi Menggunakan CRI (Certainty of Response

Index).............................................................................................. . 23

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 27

B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 27

C. Desain Penelitian ............................................................................. 27

D. Alur Penelitian ................................................................................. 28

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29

F. Analisis Data .................................................................................... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 33

B. Pembahasan ...................................................................................... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan ....................................................................................... 42

D. Saran ................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrumen dan Kunci Jawaban Tes Benar Salah Beralasan .... 43

2. Kisi-Kisi Instrument Tes Benar Salah Beralasan ................................... 48

3. Lembar Soal Tes Benar Salah Beralasan ............................................... 49

4. Lembar Jawaban Tes Benar Salah Beralasan ........................................ 53

5. Kisi-kisi Angket Siswa ........................................................................... 55

6. Angket Siswa .......................................................................................... 56

7. Hasil Tes Identifikasi Miskonsepsi Siswa .............................................. 58

8. Hasil Persentase Identifikasi Per Siswa .................................................. 62

9. Hasil Angket Siswa ................................................................................. 64

10. Foto Penelitian ....................................................................................... 65

11. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................

Page 16: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1. Kriteria Pembeda Penilaian CRI ................................................................ 262. Modifikasi Kategori Tingkat Pemahamn ................................................... 303. Kriteria penilaianSoal................................................................................. 304. Kriteria Penilaian CRI................................................................................ 315. Kriteria Penilaian Presentase...................................................................... 326. Rata-Rata Tingkat Pemahaman Konsep..................................................... 347. Tingkat Pemahaman Siswa ........................................................................ 358. Data Hasil Uji Korelasi Pearson Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Miskonsepi Siswa....................................................................................... 369. Persentase Jawaban Siswa Dalam Angket ................................................. 37

Page 17: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................... 10

Page 18: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum tujuan pembelajaran biologi di SMA adalah untuk mencapai

pemahaman yang mendalam pada konsep-konsep biologi. Pada proses

pembelajaran biologi sering kali ditemukan siswa-siswa yang kurang

memahami konsep-konsep biologi secara mendalam. Kemungkinan hal ini

disebabkan kurangnya motivasi dalam diri siswa (Idha, 2009: 69-73).

Pemahaman konsep biologi merupakan salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran biologi, yaitu memberikan pengertian bahwa konsep-konsep

yang diajarkan kepada siswa tidak hanya sekedar hafalan, melainkan harus

dipahami ( Suhermiati, 2015: 2).

Materi biologi merupakan salah satu pembelajaran yang disampaikan oleh

guru, karena guru berperan sebagai pembimbing siswa selama pembelajaran

untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini menyebabkan pengetahuan

yang dimiliki oleh siswa bisa benar atau salah. Padahal pemerolehan

pengetahuan di sekolah yang salah dipengaruhi oleh penguasaan

pengetahuan awal yang dimiliki seseorang menyebabkan kesalahan konsep.

Kesalahan konsep diawal pembelajaran akan mempengaruhi penguasaan

Page 19: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

2

konsep pada materi selanjutnya karena saling berhubungan (Maulidi, 2014:

26).

Konsepsi merupakan perwujudan dari interpretasi seseorang terhadap suatu

objek yang diamatinya yang sering bahkan muncul sebelum pembelajaran

sehingga sering diistilahkan konsepsi prapembelajaran. Konsepsi

pembelajaran dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu prakonsepsi

(preconception) dan miskonsepsi (misconception). Prakonsepsi adalah

konsepsi yang berdasarkan pengalaman formal dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan miskonsepsi adalah salah satu pemahaman yang disebabkan oleh

pembelajaran pada umumnya (Manalu, 2012: 2).

Miskonsepsi atau tidak akurat akan konsep, yang banyak memberikan

informasi yang salah dari pemahaman ilmuwan atau miskonsepsi.

Miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa berusaha membentuk pengetahuan

dengan cara menerjemahkan pengalaman baru dalam bentuk konsepsi awal.

Pembentukan konsepsi awal ini dapat dimulai ketika siswa mendapatkan

pengalaman pembelajaran di sekolah maupun di lingkungannya sendiri

(Paramitha, 2013: 4).

Miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas XII SMA banyak terjadi pada

pembelajaran biologi materi genetika terutama pada bagian pewarisan sifat,

mereka menganggap pada materi ini sulit untuk dipahami karena banyak

menggunakan bahasa-bahasa ilmiah dan terkadang guru yang

menjelaskannya pun kurang menguasai materi (Nusantari, 2013: 2).

Page 20: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

3

Para pakar dibidang miskonsepsi juga menemukan hal lain yang menjadi

penyebab miskonsepsi pada siswa, diantaranya adalah dari siswa itu sendiri,

guru, buku teks, dan metode pembelajaran yang digunakan (Suparno, 2013:

29).

Siswa yang mengalami miskonsepsi juga dapat dikarenakan adanya

kesulitan siswa dalam memahami konsep. Kesulitan tersebut dapat berasal

dari rumitnya konsep ataupun istilah yang terdapat pada biologi. Oleh

karena itu penyajian konsep genetika hendaknya tidak menggunakan

pendekatan sejarah, namun menggunakan pendekatan konsep yang sesuai

dengan perkembangan ilmu genetika agar konsepnya mudah dipahami

(Corebima, dalam Chumidach, 2013: 1).

Miskonsepsi dapat berdampak buruk bagi siswa karena dapat menghambat

proses belajar akibat adanya pemahaman konsep yang salah. Karakteristik

miskonsepsi yang telah teridentifikasi dari beberapa penelitian

mengungkapkan bahwa miskonsepsi cenderung menyebar, bersifat stabil

dan resisten untuk diubah hanya dengan metode atau strategi pembelajaran

tradisional dan cenderung untuk bertahan selama di Universitas bahkan

sampai dewasa (Tekkaya, dalam Manalu, 2012: 29). Jika hal ini terus

dibiarkan maka miskonsepsi yang dialami oleh siswa akan terus menerus

mempengaruhi proses belajar siswa, karena miskonsepsi pada siswa yang

tidak segera ditangani, lama kelamaan akan menjadi dogma dalam fikiran

yang akan terus dibawa ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Konsep genetika yang rumit berakibat pada pemahaman yang salah tentang

materi substansi genetika sehingga terjadi miskonsepsi (Nusantari, 2013: 1).

Page 21: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

4

Genetika dianggap sebagai materi yang rumit dan penuh hubungan

konseptual yang abstrak (Duncan dalam Mustika, dkk, 2014: 3).

Substansi Genetika terdiri dari konsep-konsep yang berkaitan antara

struktur dan fungsi. Konsep ini meliputi struktur gen, DNA, dan kromosom;

hubungan antara gen, DNA dan kromosom; serta proses replikasi DNA.

Konsep lain adalah hubungan DNA dan RNA; proses sintesis protein; serta

bagaimana substansi genetika dapat mengatur sifat beda (Depdiknas dalam

Suhermin, 2014: 1). Sehingga pembelajaran genetika saling berkaitan

(Nusantari, 2013: 5).

Genetika telah di identifikasi sebagai salah satu topik yang sulit dalam

biologi untuk siswa SMA di Zambia. Laporan makalah ini siswa di lakukan

untuk mengetahui sifat dan penyebab kesulitan belajar siswa hadapi dalam

genetika di tingkat sekolah tinggi di Zambia. Desain survei yang digunakan

dan data yang diperoleh dari siswa dan guru menggunakan jadwal

wawancara dan kuesioner. Prosedur quota sampling digunakan untuk

memilih sampel dari populasi target (Haambokoma, 2007: 1-2).

Genetika dianggap sebagai materi yang rumit dan penuh hubungan

konseptual yang abstrak (Duncan dalam Mustika, dkk, 2014: 3). Konsep

genetika dirasakan sulit oleh sebagian besar siswa SMA karena materi ini

bersifat abstrak, dan perkembangan genetika molekuler berkembang sangat

pesat sementara informasi di buku ajar yang digunakan oleh siswa masih

berorientasi genetika klasik (Nusantari, 2013: 1).

Page 22: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

5

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai

miskonsepsi pada siswa SMA jurusan IPA Kelas XII pada Materi Substansi

Genetika Sekecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung, untuk

mengetahui apakah terjadi miskonsepsi pada materi substansi genetika,

maka dilakukan penelitian dengan judul “Miskonsepsi Materi Substansi

Genetika Pada Siswa SMA Swasta Kelas XII Se-kecamatan Tanjungkarang

Barat Bandar Lampung”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Berapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi substansi

genetika di SMA kelas XII sekecamatan Tanjungkarang Barat Bandar

Lampung ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi miskonsepsi pada siswa

tentang materi substansi genetika di SMA kelas XII sekecamatan

Tanjungkarang Barat Bandar Lampung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi

tentang materi substansi genetika di SMA Swasta kelas XII

Sekecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung ?

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi miskonsepsi pada

materi substansi genetika di SMA Swasta kelas XII sekecamatan

Tanjungkarang Barat Bandar Lampung ?

Page 23: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian siswa SMA kelas XII Sekecamatan Tanjungkarang

Barat Bandar Lampung ini untuk menambah pengetahuan mengenai

miskonsepsi pada siswa pada materi pembelajaran biologi khususnya

mengenai materi substansi genetika, hasil penelitian ini diharapkan

dapat ditindaklanjuti dalam pengubahan miskonsepsi siswa SMA kelas

XII Sekecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung

2. Secara praktis

a. Bagi siswa

Dapat menyadari pada materi mana mereka mengalami

miskonsepsi sehingga ke depannya miskonsepsi tidak terjadi lagi.

b. Bagi guru

Menjadi bahan masukan agar memperhatikan konsep-konsep yang

sering mengalami miskonsepsi sehingga guru dapat melakukan

tindak lanjut yang tepat jika terdapat siswa yang terdiagnosis

mengalami miskonsepsi.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini untuk memberi binaan kepada guru jika terjadi

miskonsepsi pada mata pelajaran Biologi materi Substansi genetika

kelas XII Sekecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung.

Page 24: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

7

d. Bagi peneliti

Untuk bekal di kemudian hari dalam profesinya sebagai guru yang

mengajar Biologi dan menambah wawasan keilmuan sebagai

wujud dari partisipasi peneliti dalam mengembangkan ilmunya

khususnya mata pelajaran Biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Materi yang digunakan pada penelitian ini terbatas pada materi kelas

XII semester 1 tahun ajaran 2016/2017 yaitu pada Kompetensi Dasar

3.1, yaitu menjelaskan kosep gen, DNA, dan kromososm. Dan

Kompetensi Dasar 3.2, yakni menjelaskan hubungan gen (DNA)-

RNA-polipeptida dan proses sintesis protein.

2. Miskonsepsi merupakan pandangan yang keliru mengenai suatu

konsep yang dipahami oleh seseorang yang tidak sesuai dengan konsep

yang disepakati oleh para ahli

3. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA Swasta kelas

XII Sekecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung tahun ajaran

2016/2017. Objek penelitian ini berjumlah 30 siswa.

4. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan CRI

(Certainty of Response Index) yaitu tes yang digunakan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya dengan

yang tidak tahu konsep.

Page 25: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

8

F. Kerangka Pikir

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang diperoleh melalui kegiatan

investigasi yang bersifat eksperimen dan eksplanasi teoritis suatu

fenomena atau peristiwa yang terjadi di alam sekitar. Fenomena-fenomena

tersebut diterjemahkan menurut pemahaman para ilmuwan dalam bentuk

konsepsi ilmiah. Biologi merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam

yang mengkaji konsepsi-konsepsi ilmiah mengenai kehidupan makhluk

hidup dan interaksi antar makhluk hidup. Pembentukan konsepsi awal ini

dapat dimulai ketika siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran di

sekolah maupun di lingkungannya sendiri. Para ahli pendidikan di bidang

miskonsepsi menemukan hal lain yang menjadi penyebab miskonsepsi

pada siswa diantaranya ialah dari siswa itu sendiri, guru, buku teks, dan

metode pembelajaran yang digunakan oleh siswa dalam pembelajaran.

Miskonsepsi adalah ide atau pandangan yang keliru mengenai suatu

konsep yang dipahami oleh seseorang yang tidak sesuai dengan konsep

yang disepakati dan dianggap benar oleh para ahli, biasanya pandangan

yang berbeda (salah) bersifat resisten (sulit diubah) dan persisten

(cenderung bertahan). Pandangan ini sulit diubah.

Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengacu pada studi tentang

gen. Genetika dipelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA). Genetika

seringkali diartikan sebagai materi hereditas meskipun dewasa ini genetika

tidak lagi diartikan demikian. Hal ini karena dalam genetika tidak hanya

mempelajari tentang pewarisan sifat, melainkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pewarisan sifat itu sendiri, seperti materi genetik, tentang

Page 26: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

9

strukturnya, reproduksinya, kerja (ekspresinya), perubahan, keberadaan

dalam populasi serta perekayasaan. Genetika menjadi dasar bagi

pengembangan ilmu biologi maupun ilmu lain yang terkait dengan biologi.

Konsep-konsep genetika umumnya dianggap bersifat abstrak sehingga

sulit untuk dipahami baik oleh guru maupun siswa.

Tes benar salah beralasan disertai dengan Certainty of Respond Index

(CRI) terdapat modifikasi dalam pengkategorian tingkat pemahaman

siswa. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keyakinan atau

kepastian siswa dalam menjawab butir-butir soal. Dengan menggunakan

tes ini guru dapat dengan mudah mengidentifikasi kelompok mana yang

mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep, paham konsep, dan paham

konsep tapi kurang yakin. Untuk mengetahui alur kerangka pikir secara

umum, dapat dilihat dari gambar Bagan Kerangka Pikir berikut ini :

Page 27: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

10

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Formasi konsep

Konsepsi AwalSiswa

Pembelajaran Formal

Siswa gagalmelakukan asimilasi

Siswa berhasilmelakukan asimilasi

Siswa pahamkonsep dengan

baik

Siswa pahamkonsep tapi

kurang yakin

Siswamiskonsepsi

Siswa TidakTahu Konsep

Tes Identifikasi TingkatPemahaman SiswaMenggunakan CRI

Page 28: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsepsi dan Miskonsepsi

Pendidikan Sains menurut Amien ( dalam Sadia, dkk. 2013: 4) merupakan salah

satu aspek pendidikan dengan menggunakan Sains sebagai alatnya untuk

mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan pendidikan Sains pada

khususnya. Tujuan utama pendidikan Sains adalah mengembangkan individu-

individu yang literasi Sains. Literasi Sains ini meliputi pengetahuan tentang usaha

ilmiah dan aspek-aspek fundamental tentang Sains yaitu konsep dan prinsip

ilmiah, hukum-hukum dan teori ilmiah, serta keterampilan inkuri. Memiliki

pengetahuan yang fundamental tentang Sains adalah sangat esensial untuk

membentuk manusia yang literasi Sains. Individu yang literasi sains memiliki

kemampuan untuk menggunakan aspek-aspek fundamental Sains dalam

memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya sehari-hari, dan dalam

pengambilan keputusan bagi kepentingan umum maupun personal. Esensi Sains

adalah kegunaannya sebagai alat dalam penemuan pengetahuan dengan jalan

observasi, eksperimen, dan pemecahan masalah.

Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi

kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Pendidikan IPA yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki

Page 29: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

12

pengetahuan, pemahaman, proses dan sikap sains. Pendidikan IPA yang

berkualitas tentu bisa dilihat dari mutu pendidikan IPA. Mutu pendidikan IPA

yang masih rendah ini terlihat dari peringkat Indonesia berdasarkan hasil survey

TIMSS (Trend International Mathematics Science Study) 2007 di urutan ke 41

dari 48 negara. Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan IPA

hingga saat ini adalah adanya miskonsepsi dan kondisi pembelajaran yang kurang

memperhatikan prakonsepsi atau konsepsi awal yang dimiliki siswa. Setiap siswa

memiliki konsepsi awal yang berbeda. Oleh karena itu hendaknya guru

memperhatikan konsepsi awal yang dibawa siswa ke dalam kelas sebelum

memberikan konsep atau informasi baru agar konsep yang diberikan dapat dengan

mudah diterima dalam struktur kognitif siswa dan tidak terjadi miskonsepsi pada

siswa (Wilantara, 2011: 8)

Konsep menurut Rosser (dalam Dahar, 1989: 80) adalah suatu abstraksi yang

mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau

hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Sedangkan

menurut Hamalik (2005: 7) menjelaskan konsep sebagai stimuli yang memiliki

ciri-ciri umum, dimana stimuli tersebut dapat berupa objek atau orang.

Berdasarkan definisi konsep dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa konsep

adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri suatu objek, fakta, dan atau

gejala yang dapat diterima oleh struktur kognitif kita yang mempermudah

komunikasi dan cara berfikir manusia.

Konsep diperoleh menurut Ausubel ( dalam Dahar, 2011: 64-65) melalui dua

cara, yaitu melalui pembentukan konsep yang terjadi sebelum menerima pelajaran

Page 30: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

13

formal (sekolah) dan melalui asimilasi konsep yang diperoleh di sekolah.

Asimilasi konsep adalah jalan utama untuk memperoleh konsep, baik selama dan

sesudah sekolah.Seorang anak memiliki konsep yang berasal dari suatu

pembentukan konsep berdasarkan pengalaman-pengalamannya, setelah memasuki

sekolah anak melakukan asimilasi konsep dari apa yang telah dipelajari di

sekolah. Di sekolah, siswa akan memperoleh sejumlah informasi baru yang dapat

berdiri sendiri atau bersifat sebagai informasi tambahan untuk memperhalus dan

memper dalam pengetahuan sebelumnya. Informasi yang telah diterima siswa

akan dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau

konseptual sehingga dapat dimanfaatkan kembali pada saat dibutuhkan.

Miskonsepsi adalah ide atau pandangan yang keliru mengenai suatu konsep yang

dipahami oleh seseorang yang tidak sesuai dengan konsep yang disepakati dan

dianggap benar oleh para ahli, biasanya pandangan yang berbeda (salah) bersifat

resisten (sulit dirubah) dan persisten (cenderung bertahan). Pandangan ini sulit

diubah menurut Ibrahim (dalam Suhermiati, 2015: 2).

Biasanya miskonsepsi menurut Abraham (dalam Herlanti dkk, 2014: 1-2) terjadi

pada siswa dalam penanaman konsep yang sedang dipelajari pada saat

pembelajaran atau pada saat menemukan materi baru. Miskonsepsi dapat terjadi

ketika siswa sedang berusaha membentuk pengetahuan dengan mengklasifikasi

pemahaman siswa berdasarkan tingkatan pemahamannya pada suatu konsep.

Sebenarnya pembelajaran yang baik adalah siswa sudah memiliki dasar dari

materi yang akan diajarkan agar tidak terjadi miskonsepsi. Hal ini terjadi karena

siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Pemikiran atau konsep yang

Page 31: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

14

dimiliki siswa disebut dengan konsepsi. Konsepsi yang tidak sesuai dengan

konsep ilmiah disebut miskonsepsi. Konsep-konsep yang diberikan kepada siswa

harus disajikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman

yang benar tentang suatu konsep.

Rendahnya hasil belajar IPA siswa menurut ( Suparno, 2005: 2-3) juga dapat

disebabkan karena pemahaman siswa yang salah tentang suatu konsep IPA

(miskonsepsi) dan konsepsi yang telah dimilikinya, yang pada umumnya tidak

sesuai dengan konsep ilmiah. Dalam pelajaran IPA usaha yang dilakukan guru

untuk memahami konsepsi siswa merupakan titik awal proses perubahan

konseptual siswa. Siswa bukanlah suatu kertas kosong yang bersih, yang dalam

proses pembelajaran akan ditulis oleh guru. Biasanya konsepsi yang kurang

lengkap atau kurang sempurna dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian

ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar. Miskonsepsi dapat berbentuk

konsepsi, kesalahan hubungan yang tidak benar antar konsep-konsep, gagasan

intuitif atau pandangan yang salah. Miskonsepsi merupakan pengertian yang tidak

akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh

yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda,

kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep

yang tidak benar.

Seseorang dapat mengalami miskonsepsi bila dalam penyerapan materi

pembelajaran tidak dipahami sepenuhnya atau hanya sebagian saja yang

dimengerti baik itu penyampaian langsung maupun penyampaian tidak langsung.

Page 32: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

15

Seseorang dikatakan mengalami miskonsepsi jika pemahaman siswa berbeda

dengan pemahaman yang dimaksud oleh buku acuan atau masyarakat ilmiah. Berg

(1991) menyebutkan bahwa miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang berbeda

dengan konsepsi ilmu pengetahuan. Miskonsepsi adalah pemahaman naif yang

begitu mendarah daging sehingga pengajaran tradisional tidak sanggup

mengoreksinya. Miskonsepsi disebut juga gagasan yang telah terbentuk,

keyakinan nonilmiah, teori-teori naif, konsepsi atau kesalahpahaman konseptual

(Nusantari dkk, 2013: 7-8).

Pembelajaran IPA yang sering terjadi miskonsepsi baik pada buku maupun

siswanya adalah pada materi genetika, karena menurut pandangan sebagian orang

pada materi ini sulit untuk dipahami, alat peraganya juga terbatas sehingga pada

proses pembelajaran memerlukan logika yang luas untuk mengerti materi.

Miskonsepsi juga menghinggapi semua level siswa, mulai dari sekolah dasar

sampai dengan mahasiswa. Bahkan dari beberapa penelitian miskonsepsi juga

banyak terjadi pada guru-guru. Hasil penelitian dari berbagai negara menunjukkan

bahwa miskonsepsi yang dialami oleh mahasiswa disebabkan karena aplikasi yang

kurang tepat dan penggunaan media yang tidak dapat menggambarkan konsep

yang dipelajari. Pendapat lain menjelaskan bahwa miskonsepsi dipengaruhi oleh

proses pembentukan pengetahuan dalam pikiran siswa. Miskonsepsi juga terdapat

pada buku-buku teks biologi (Nusantari, 2011) akibatnya, baik guru dan siswa

yang menggunakan buku tersebut akan mengalami miskonsepsi. Salah satu topik

dalam biologi yang menjadi bahan penelitian di kalangan pendidik ialah kesulitan

pelajar pada konsep genetika serta adanya miskonsepsi pada materi yang

berhubungan dengannya. Penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa

Page 33: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

16

miskonsepsi dan kesulitan belajar pada konsep genetika di kalangan siswa sekolah

menengah, mahasiswa sarjana dan sampai pascasarjana. Hal ini juga

menunjukkan bahwa peserta didik memiliki masalah terkait konsep dan dalam

menjelaskan pewarisan sifat dalam tingkatan molekul. Dalam pengertian ini,

genetika dianggap sebagai subjek yang rumit dan penuh hubungan konseptual

yang abstrak (Arsal, 2014: 2-3).

Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat terjadi selama proses pembelajaran.

Gabel (dalam Septiana, 2010: 29), berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat

menyebabkan miskonsepsi antara lain: (1) Hasil pengamatan fenomena alam yang

dipahami dengan perasaan; (2) Konsep yang diajarkan tidak sesuai dengan

perkembangan mental siswa. Miskonsepsi terjadi karena adanya kesalahan dalam

membangun konsepsi berdasarkan informasi lingkungan fisik di sekitarnya.

Miskonsepsi umumnya terjadi karena kesalahan siswa dalam mengasimilasi

konsep-konsep yang merupakan hal yang baru bagi siswa tersebut.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab miskonsepsi pada konsep

genetika, diantaranya: penalaran siswa yang salah, penalaran yang salah

disebabkan karena informasi yang diterima oleh siswa tidak lengkap sebagai

akibat pengalaman belajar yang pasif dalam mencari informasi. selanjutnya,

materi genetika merupakan materi yang menarik tetapi memiliki banyak istilah-

istilah yang rumit dan proses yang abstrak, seperti pada subkonsep sintesis

protein. Penyebab miskonsepsi lainnya karena istilah dan konsep yang telah lama

didapatkan oleh mahasiswa dari pengalaman belajar di sekolah. Seperti istilah

untuk genotip dan fenotip. Hal ini seperti yang dikemukan oleh Hershey (dalam

Page 34: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

17

Mustika, 2014: 7) bahwa istilah dan konsep yang telah lama dan terus

dipertahankan oleh mahasiswa dapat menjadi penyebab miskonsepsi. Dalam

mempelajari genetika mahasiswa kesulitan membangun hubungan antara materi

yang satu dengan yang lain. Seperti antara pembelahan sel dengan hukum Mendel

I dan II dan Hubungan antara genetika Mendel pada tingkat molekuler.

Untuk menguasai suatu konsep sesorang harus mampu membedakan antara benda

yang satu dengan benda yang lain, peristiwa satu dengan peristiwa lainnya.

Isnawati (dalam Suhermiati, 2015: 2). Selain itu konsep yang dijelaskan oleh

siswa adalah konsep yang benar, dalam arti tidak ada miskonsepsi.

Miskonsepsi adalah siswa yang mengembangkan pemahaman sendiri tentang

suatu konsep tetapi konsep tersebut keliru menurut konsep yang sebenarnya.

Kose (dalam Suhermiati, 2015: 2). Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam

memahami materi-materi biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi saling

berhubungan erat dan merupakan kunci untuk memahami konsep-konsep lain

(Tekkaya dalam Manalu, 2012: 4). Pembelajar harus memiliki pemahaman awal

mengenai konsep tertentu untuk mengembangkan pemahaman mengenai konsep-

konsep baru. Miskonsepsi dalam suatu konsep akan mengakibatkan miskonsepsi

pada konsep yang lain. Sebagai contoh, tanpa pemahaman mengenai sistem

peredaran darah, maka konsep mengenai sistem respirasi, sistem ekskresi dan

sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami. Miskonsepsi juga merupakan

penghalang untuk meningkatkan belajar yang bermakna. Jika miskonsepsi tidak

dapat dihilangkan, miskonsepsi akan berdampak negative pada kegiatan belajar

selanjutnya Geban (dalam Manalu, 2012: 5).

Page 35: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

18

Tahap pembelajaran menurut Cullen (dalam Manalu, 2012: 7) peta konsep dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengklarifikasi tujuan /maksud pada awal pengajaran konsep, pengajar perlu

mengkomunikasikan maksud pelajaran dengan jelas kepada siswa dan

bagaimana pelajaran itu akan berjalan. Pengajar mungkin juga membahas

langlah-langkah di dalam pelajaran itu dan memberikan alasan mengapa

konsep-konsep yanga akan diajarkan itu penting untuk dipelajari.

2. Memberi masukan contoh dan bukan contoh untuk mengilustrasikan sebuah

konsep sangat penting. Secara umum, telah ditunjukkan bahwa contoh-contoh

awal seharusnya cukup familiar. Pengajar perlu melihat contoh-contoh

tipikalnya dengan jelas sebelum mereka siap memikirkan contoh-contoh

atipikal. Ketika memilih sejumlah contoh, pengajar akan memfokuskan pada

atribut-atribut kritis yang sama pada setiap contoh. Selanjutnya ketika

memilih sejumlah contoh dan bukan contoh untuk dipasangkan, pengajar

pada umumnya berusaha membuat atribut-atribut nonkritis pasangan semirip

mungkin. Hal ini memungkinkan siswa untuk memfokuskan pada perbedaan

di antara contoh dan bukan contoh. Menguji pencapaian konsep Seperti

model-model instruksional lainnya, tugas pasca pengajaran adalah

menyesuaikan program evaluasi dengan tujuan modelnya. Ketika

mengevaluasi pemahaman pembelajar tentang sebuah konsep, penting untuk

meminta pembelajar untuk tidak sekedar mendefinisikan konsepnya, siswa

juga perlu diminta untuk mendemonstrasikan atribut-atribut kritis konsep itu

dan hubungannya dengan konsep-konsep lain.

Page 36: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

19

3. Menganalisis pikiran dan mengintegrasikan pembelajaran. Fase terakhir ini

menekankan pada kegiatan-kegiatan yang diarahkan pengajar, yang

dimaksudkan untuk membantu pembelajar menganalisis proses berpikirnya

sendiri dan mengintegrasikan pengetahuan konseptual yang baru saja

diperolehnya. Untuk melakukannya, pengajar meminta pembelajar untuk

memikirkan kembali apa yang terjadi dalam pikiran siswa ketika siswa

sedang memikirkan tentang konsep itu. pertanyaan ini adalah untuk membuat

pembelajar memikirkan tentang proses berpikir siswa sendiri dan untuk

menemukan serta mempertimbangkan pola-pola yang digunakan untuk

mempelajari dan mengintegrasikan konsep-konsep baru ke dalam kerangka

kerja kognitif siswa (Arends dalam Nusantari, 2012: 9)).

B. Materi Genetika di SMA

Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengacu pada studi tentang gen.

Genetika dipelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA). Genetika seringkali

diartikan sebagai materi hereditas meskipun dewasa ini genetika tidak lagi

diartikan demikian. Hal ini karena dalam genetika tidak hanya mempelajari

tentang pewarisan sifat, melainkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

pewarisan sifat itu sendiri, seperti materi genetik, tentang strukturnya,

reproduksinya, kerja (ekspresinya), perubahan, keberadaan dalam populasi

serta perekayasaan (Aloysius, 2008: 2).

Genetika merupakan konsep/materi sains yang penting untuk diajarkan di

sekolah. Dinyatakan oleh Th. Dobzhansky (dalam Ayala & Kinger 1984)

bahwa “Nothing in biology is understandable except the light of genetics.

Page 37: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

20

Genetics is the core biological science”. kerja konseptual, konsep yang satu

dengan yang lain tidak bersambungan dan tidak membentuk hirarki yang

mudah dipahami. Kenyataan tersebut menyebabkan kesulitan pemahaman

terhadap konsep genetika. Genetika menjadi dasar bagi pengembangan ilmu

biologi maupun ilmu lain yang terkait dengan biologi. Konsep-konsep

genetika umumnya dianggap bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami

baik oleh guru maupun siswa. Materi genetika juga dapat melahirkan

miskonsepsi atau kesalahan pemahaman terhadap konsep (Roini, 2013: 1-2).

Materi genetika termasuk kedalam materi yang menantang baik untuk guru

dan juga siswanya karena memerlukan perhatian penuh dalam mempelajari

materi ini, karena siswa akan menemukan bahasa-bahasa yang jarang ditemui

dalam kehidupan sehari-hari. Materi Substansi Genetika merupakan salah satu

materi yang sulit di dalam mata pelajaran Biologi. Materi ini termuat dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi 3 yang

berbunyi “memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas

serta implikasinya pada Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat

(Salingtemas)”, serta termuat dalam Kompetensi Dasar 3.1, yaitu

“menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom” dan Kompetensi Dasar 3.2,

yakni “menjelaskan hubungan gen (DNA)-RNA-polipeptida dan proses

sintesis protein”. Berdasarkan SK dan KD tersebut menunjukkan bahwa

karakteristik materi Substansi Genetika terdiri dari konsep-konsep konkret

dengan adanya keterkaitan antara struktur dan fungsi. Konsep konkret ini

meliputi struktur gen, DNA, dan kromosom; hubungan antara gen, DNA, dan

kromosom; serta proses replikasi DNA. Konsep lain adalah hubungan DNA

Page 38: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

21

dan RNA; proses sintesis protein; serta bagaimana substansi genetika dapat

mengatur sifat beda menurut Depdiknas, (dalam Suhermin, 2014: 1).

Bukan hanya di Indonesia miskonsepsi genetika juga menjadi materi yang

sulit di Zambia. Genetika adalah salah satu topik yang diajarkan dalam biologi

di tingkat sekolah tinggi di Zambia. topik ini, yang memperkenalkan dalam

sertifikat sekolah biologi silabus di pertengahan 1970-an, meliputi aspek-

aspek berikut: variasi, mitosis dan meiosis, penyebrangan monohybrid,

penentuan seks, co-dominasi dan mutasi menurut pusat pengembangan

kurikulum, 2000.

Penelitian sebelumnya di Zambia telah menunjukkan bahwa genetika

dianggap sebagai topik yang menantang untuk beberapa siswa dan guru.

Misalnya dalam sebuah studi oleh Rugumayo (1978), genetika sebagai salah

satu topik yang mereka membutuhkan bantuan untuk mengajar secara efektif.

Studi garis dasar dilakukan pada tahun 1994 oleh kementerian pendidikan,

ditemukan genetika adalah salah satu topik murid dianggap sebagai sulit untuk

belajar dalam biologi. Hambokoma dan Mwale (1998) menemukan bahwa

siswa di dua sekolah teknis nasional yang dari pandangan bahwa guru

memiliki kesulitan mengajar genetika secara efektif dan karena itu, siswa

merasa sulit untuk belajar. Pada guru studi yang sama juga mengutip

pengajaran genetika sebagai salah satu daerah yang mereka butuhkan

pengembangan profesional lebih lanjut( Haambokoma, 2007: 1-2).

Page 39: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

22

Dasar beberapa landasan teori untuk materi genetika yaitu :

a. Hereditas

Dalam genetika atau ilmu yang mempelajari tentang gen, sifat atau

karakteristik suatu individu ditentukan oleh genotipe, yaitu sifat yang

ditentukan oleh gen, dan fenotipe, yang merupakan penampakan sifat sebagai

hasil interaksi antara genotipe dengan lingkungannya, yang dimiliki oleh

masing-masing individu. Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada

keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu

mempunyai perbandingan fenotipe dan genotipe yang mengikuti aturan

tertentu. Aturan-aturan tersebut disebut pola hereditas. Hereditas termasuk

kedalam ilmu genetika yang mempelajari tentang bagaimana suatu sifat,

karakteristik diwariskan dari suatu generasi makhluk hidup ke generasi

berikutnya (Ramandhani, 2014: 1-4).

b. Hukum Mendel

Pada 1865, Gregor Mendel berhasil mengemukakan teori pertama tentang

pewarisan sifat yang bisa diterima dan dapat dibuktikan kebenarannya. Mendel

mengajukan teori yang didasarkan pada penelitian persilangannya yang sangat

terkenal yang menggunakan berbagai varietas kacang kapri. Mendel memilih

kacang kapri sebagai objek percobaannya dengan pertimbangan bahwa

tumbuhan ini memiliki varietas sifat yang berbeda dan mencolok yang sangat

beragam, seperti warna bunga yang bisa berwarna merah, putih, ungu, dan

tekstur dari bijinya, bulat atau keriput, dan berbagai sifat lainnya. Mendel

menuliskan hasil percobaannya dalam makalahnya yang berjudul Experimentin

Page 40: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

23

Plant Hybridization. Makalah ini berisi tentang hipotesis Mendel tentang

pewarisan material genetik dari tetua kepada anaknya. Dari hipotesis inilah

kemudian muncul yang disebut sebagai Hukum Mendel I atau Hukum

Segregasi dan Hukum Mendel II atau Hukum Perpaduan Bebas (Ramandhani,

2014: 1-4).

c. Hereditas pada Manusia

Sifat-sifat pada manusia diturunkan mengikuti pola tertentu. Hal ini dapat

dipelajari dengan menggunakan peta silsilah keluarga. Sifat-sifat yang dapat

diturunakan ini termasuk cacat atau abnormalitas dan penyakit menurun serta

pewarisan golongan darah. Cacat yang bisa diturunkan dari orang tua ke anak

di antaranya adalah gangguan mental, cacat buta warna, dan albino

(Ramandhani, 2014: 1-4).

C. Identifikasi Miskonsepsi dengan metode CRI

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi

diantaranya yaitu penyajian peta konsep, tes pilihan ganda dengan alasan

terbuka, tes pilihan benar salah, pembuatan karya tulis ilmiah, menggunakan

concept assessment, dan CRI dengan wawancara terstruktur (Hasan dalam

Mustika, 2014: 4).

CRI dapat digunakan mengidentifikasi miskonsepsi, sekaligus dapat

membedakannya dengan yang tidak tahu konsep Hasan (dalam Mustika, 2014:

4). CRI merupakan ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam

menjawab setiap pertanyaan (soal) yang diberikan. CRI biasanya didasarkan

pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal.

Page 41: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

24

CRI menggunakan skala enam (0-5). Angka 0 menurut Tayubi (dalam

Mustika, 2014: 4) menandakan tidak tahu konsep sama sekali (jawaban

ditebak secara total), sementara angka 5 menandakan kepercayaan diri yang

penuh atas kebenaran pengetahuan dalam menjawab suatu pertanyaan (soal),

tidak ada unsur tebakan sama sekali. Jika derajat kepastiannya rendah (CRI 0-

2) maka hal ini menggambarkan bahwa proses penebakan memainkan peranan

yang signifikan dalam menentukan jawaban. Tanpa memandang apakah

jawaban benar atau salah, nilai CRI yang rendah menunjukkan adanya unsur

penebakan yang secara tidak langsung mencerminkan ketidaktahuan konsep

yang mendasari penentuan jawaban. Jika CRI tinggi (CRI 3-5), maka

responden memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dalam memilih

jawaban. Dalam keadaan ini (CRI 3-5), jika responden memperoleh jawaban

yang benar, ini dapat menunjukkan bahwa tingkat keyakinan yang tinggi

terhadap kebenaran konsepsi biologinya telah dapat teruji dengan baik.

Apabila jawaban yang diperoleh salah , ini menunjukkan adanya suatu

kekeliruan konsepsi dalam pengetahuan tentang suatu materi subjek yang

dimilikinya dan dapat menjadi suatu indikator terjadinya miskonsepsi.

Ada empat kemungkinan kombinasi dari jawaban (benar atau salah) dan CRI

(tinggi atau rendah) untuk tiap responden secara individu.CRI yang rendah

(<2.5) dengan jawaban benar atau salah menunjukkan responden dengan

kriteria tidak tahu konsep. Sedangkan CRI yang tinggi (>2.5) dengan jawaban

benar menunjukkan responden dengan kriteria menguasai konsep dengan baik.

Page 42: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

25

Adapun jika jawabannya salah dengan nilai CRI yang tinggi (>2.5)

menunjukkan responden dengan kriteria mengalami miskonsepsi.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan maka perlu dilakukan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa

pada konsep genetika, subkonsep apa yang sering terjadi miskonsepsi dan

faktor yang menyebabkan miskonsepsi tersebut Penelitian ini termasuk

penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan

menggunakan tes diagnostik dan wawancara. Tes diagnostik berupa tes pilihan

ganda beralasan. Setiap menjawab pertanyaan dari soal tersebut dianjurkan

untuk mengisi tingkat keyakinan (CRI) berupa skala 0 sampai 5 pada setiap

jawaban dari soal dan memberi alasan jawaban tersebut. Wawancara

dilakukan kepada subjek yang mengalami miskonsepsi. Wawancara

menggunakan pedoman wawancara. Tujuan wawancara adalah untuk

mengetahui penyebab miskonsepsi yang terjadi pada mahasiswa ataupun

siswa. Tes diagnostik yang telah dibuat, diuji validitas dengan dua validator

ahli dibidang genetika dan evaluasi. Kemudian diuji cobakan untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya.

Selanjutnya dilakukan analisis CRI untuk membedakan mahasiswa yang tahu

konsep, tidak tahu konsep dan yang mengalami miskonsepsi dengan kriteria

yang dikemukakan oleh Hasan (dalam Mustika, 2014: 5).

Page 43: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

26

Tabel 1. Kriteria pembeda antara tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahukonsep secara individu Hasan (dalam Mustika, 2014: 5).

Kriteria Jawaban CRI Rendah (<2.5) CRI tinggi (>2.5)

Jawaban benar

Jawaban benartapi CRI rendahberarti tidak tahukonsep

Jawaban benar dan CRItinggi berarti tahu konsep

Jawaban salah

Jawaban salah danCRI rendah berartitidak tahu konsep

Jawaban salah dan CRItinggi berarti terjadimiskonsepsi

Page 44: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Se-Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar

Lampung dan dilaksanakan pada bulan Juli 2016.

B. Populasi dan Subyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA Se-Kecamatan

Tanjungkarang Barat Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017, meliputi

SMA DCC Global School 5 siswa, SMA Islam Cendikia 10 siswa, SMA IT

Ar-Raihan 15 siswa. Sehingga total populasi dalam penelitian ini 30 siswa.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh dari jumlah

populasi dari setiap sekolah, maka jumlah total sampel yang digunakan dalam

penelitian ini 30 siswa, teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik

sampling jenuh (Sugiyono, 2011: 85), yaitu teknik dalam pengambilan subyek

dengan kriteria atau tujuan yang diinginkan oleh peneliti.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan desain penelitian deskriptif.

Dengan penelitian ini peneliti mengidentifikasikan terjadinya miskonsepsi

pada subyek yang telah ditentukan dengan pemberian soal tes benar salah

Page 45: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

28

beralasan yang disertai dengan kolom CRI dan pendistribusian kuisioner

kepada guru IPA dan siswa. Dalam pengumpulan data, peneliti

mengumpulkan informasi mengenai miskonsepsi siswa pada konsep substansi

genetika yang dideskripsikan dengan cara menganalisis data hasil jawaban

dengan konsep sesungguhnya.

D. Alur Penelitian

Dalam prosedur penelitian ini terdapat dua tahap penelitian, yaitu :

1. Pra Penelitian

a. Menetapkan subjek penelitian yaitu siswa SMA kelas XII IPA Se-

Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung Tahun Ajaran

2016/2017.

b. Membuat surat Pra Penelitian yang kemudian diberikan ke pihak

sekolah di SMA Swasta Se-Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

c. Melakukan observasi pengambilan data siswa SMA kelas XII Se-

Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung Tahun Ajaran

2016/2017.

d. Penyusunan Instrumen yaitu berupa soal tes benar salah beralasan

yang disertai dengan tabel CRI yaitu tabel yang digunakan untuk

mengukur tingkat keyakinan siswa dalam menjawab soal tes, dan

pemberian angket serta kuisioner kepada guru dan siswa.

Page 46: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

29

2. Penelitian

a. Membagikan instrumen soal tes benar salah beralasan yang disertai

dengan tabel CRI, kuisioner dan angket kepada guru dan siswa.

b. Langkah selanjutnya yaitu tes diagnosis miskonsepsi pada siswa

menggunakan soal benar salah beralasan disertai dengan pemberian

angket pada guru dan siswa.

c. Selanjutnya yaitu analisis miskonsepsi siswa berdasarkan data yang

telah diperoleh yaitu hasil tes diagnosis berupa soal tes benar salah

beralasan yang disertai Tabel CRI serta analisis hasil angket yang

diberikan kepada guru dan siswa.

d. Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil analisis soal tes

dan angket.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes benar salah

beralasan yang disertai kolom criteria CRI (Certainty of Response Index)

serta kuisioner yang diberikan kepada guru dan siswa (Mustika, 2014:4). Tes

tertulis digunakan untuk mengidentifikasikan miskonsepsi yang terjadi pada

siswa SMA kelas XII IPA, dengan kolom CRI maka peneliti dapat

menganalisis siswa yang mengalami miskonsepsi, sekaligus membedakan

dengan siswa yang tidak paham konsep. Kuisioner digunakan untuk

mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa SMA,

untuk memudahkan siswa dalam menentukan skala CRI tersebut dengan cara

mencantumkan pada lembar jawaban siswa.

Page 47: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

30

F. Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu data kuantitatif berupa data

hasil tes disertai form CRI. Langkah analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Pada lembar jawaban telah ditentukan nilai CRI berdasarkan pada skala

yang disusun oleh Hasan (dalam Ade, 2014: 58).

2. Ditentukan kategori tingkat pemahaman berdasarkan pilihan jawaban,

alasan, dan nilai CRI Kategori tingkat pemahaman ini berdasarkan

kategori tingkat pemahaman Aliefman (dalam Ade, 2014: 58).

Tabel 2. Modifikasi tingkat pemahaman

Jawaban Alasan Nilai CRI Deskripsi

Benar Benar >2,5 Memahami konsep dengan baikBenar Benar <2,5 Memahami konsep tapi kurang yakinBenar Salah >2,5 MiskonsepsiBenar Salah <2,5 Tidak tahu konsepSalah Benar >2,5 MiskonsepsiSalah Benar <2,5 Tidak tahu konsepSalah Salah >2,5 MiskonsepsiSalah Salah <2,5 Tidak tahu konsep

(Sumber: Ade, 2014: 58)

3. Melakukan analisis jawaban untuk mengetahui ada atau tidaknya

miskonsepsi pada siswa serta untuk membedakan antara siswa yang paham

konsep dengan baik, paham konsep tapi kurang yakin, dan siswa yang

tidak tahu konsep.

Tabel 3. Kriteria penilaian soal

Bentuk Soal Nilai Keterangan

Benar Salah 1 Jawaban benar0 Jawaban salah

Pada tes objektif disertai juga dengan criteria CRI. Adapun criteria

penilaian untuk CRI ( Tayubi dalam Mustika, 2014: 3) adalah sebagai

berikut:

Page 48: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

31

Tabel 4. Kriteria penilaian CRI

Kriteria Skor

Jawaban menebak 0Jawaban hampir menebak 1Jawaban tidak yakin 2Jawaban yakin 3Jawaban hampir benar 4Jawaban pasti benar 5

(Sumber: Mustika, 2014: 3)

Jawaban pada kolom CRI dengan kriteria CRI tinggi dan rendah dapat

mengungkap kelompok siswa yang miskonsepsi, tidak tahu konsep dan

paham konsep.

Tabel 5. Ketentuan CRI rendah atau nilai CRI .

Kriteria jawaban CRI rendah (<2,5) CRI rendah (>2,5)

Jawaban benar Jawaban benar danCRI rendah berartitidak paham konsep

Jawaban benar dan CRItinggi berarti menguasaikonsep dengan baik

Jawaban salah Jawaban salah danCRI rendah berartitidak paham konsep

Jawaban salah dan CRItinggi berartimiskonsepsi

(Sumber: Mustika, 2014:5)

4. Melakukan perhitungan presentase pada penelitian dengan menggunakan

rumus sebagai berikut := x100%Keterangan :P: Presentasef: Jumlah jawaban siswa yang mengalami miskonsepsiN: Jumlah siswa

Hasil perhitungan persentase ini kemudian dikualifikasikan menurut Riduwan

(2010: 89) sebagai berikut:

Page 49: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

32

Tabel 6 .Kriteria penilaian persentase

Kriteria Persentase (%)

Sangat tinggi 81 - 100

Tinggi 61 - 80,99

Sedang 41 - 60,99

Rendah 21 - 40,99

Sangat rendah 0 - 20,99

Selanjutnya untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi miskonsepsi

siswa menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment (Arikunto, 2013:

276). Angket siswa yang sudah dihitung skornya kemudian dianalisis

korelasinya dengan banyaknya butir soal yang masuk ke dalam kategori

“Miskonsepsi”. Setelah itu hasilnya dikategorikan dengan nilai rtabel pada

taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2013: 276).

Kemudian dibuat rekapitulasi persentase rata-rata tingkat pemahaman

seluruh siswa, lalu menganalisis letak miskonsepsi siswa pada butir soal.

Hasil pengolahan data ini selanjutnya mengarah pada kesimpulan penelitian.

Page 50: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

berikut:

1. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas XII SMA Se-Kecamatan

Tanjungkarang Barat memiliki rata-rata 28,13% dengan kriteria “sangat

rendah” dan miskonsepsi teringgi terjadi pada materi kromosom dengan

rata-rata 38,33% dengan kriteria “rendah” .

2. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas XII SMA Se-Kecamatan

Tanjungkarang Barat dikarenakan faktor minat siswa yang kurang dalam

mengikuti pembelajaran disekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas saran-saran yang dapat diajaukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagi sekolah sebaiknya menyediakan fasilitas dan alat-alat praktikum

yang mendukung proses pembelajaran.

2. Bagi guru sebaiknya melakukan diagnosis terhadap miskonsepsi yang

terjadi pada siswa sehingga tidak terjadi secara berkelanjutan dan

melakukan perbaikan terhadap miskonsepsi yang dialami oleh siswanya.

Page 51: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Mustaqim. 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Dengan MenggunakanMetode Certainy Of Response Index (CRI ) Pada Konsep Respirasi danFotosintesis. Universitas hidayatullah. Jakarta.(Skripsi)

Arsal. Mustika, A., dan Yusminah., H. 2014. Identifikasi Miskonsepsi padaKonsep Genetika dengan Metode CRI Jurnal Sainsmat, di unduh darihttp://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat pada tanggal 9 september 2014,Halaman 122-129 Vol. III, No. 2 ISSN 2086-6755.

Aliefman, Hakim. 2012. Student Concept Understanding of Natural ProductsChemistry in Primary and Secondary Metabolites Using the Data CollectingTechnique of Modified CRI”, International Online Journal of EducationalSciences, 4, 3, 2012, p. 544-553.

Aloysius, Duran Corebima. 2008. Bahan Ajar Genetika Makalah untuk KuliahProgram S2 Biologi. Malang

Chumidach, Roini. 2013. Jurnal Pendidikan Organisasi Konsep Genetika PadaBuku Biologi SMA Kelas XII Jurnal EduBio Tropika,Volume 1, Nomor 1.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta. 80-81, 82hlm.

Haambokoma, Cristhoper. 2007. Nature and Causes of Learning Difficulties inGenetics at High School Level in Zambia Vol.13, No.1, 2007, pp. 1-9.

Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan PendekatanSistem. Diunduh dari Http://books.google.co.id/books?id.php.CetIV, Padatanggal 15 Januari 2016 pukul 16.00 WIB.

Herlanti, Yanti. 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Dengan MenggunakanMetode Certainty Of Respons Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis DanRespirasi Tumbuhan. 6(2) : 1-2

Idha, C. 2009. Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi MelaluiPerfomance Assessment. Jurnal Pendidikan Inovatif 3 (02): 69-73. (Online),(Http://Jurnal Pendidikan Inovatif), diakses 05 mei 2017 19.00 WIB).

Page 52: MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA …digilib.unila.ac.id/27221/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SWASTA KELAS XII SE-KECAMATAN

Manalu, Kartika. 2012. Journal Pembelajaran Konsep Upaya MengatasiMiskonsepsi Dalam Pembelajaran Biologi Vol II No 2.

Mohamad, Rivai., R . 2013 Penerapan Pattern Matching dalam PenentuanPewarisan Sifat Genetis Tetua pada Anaknya di unduh darifile:///C:/Users/acer/Downloads/genetika-9%281%29.pdf pada tanggal 6Januari 2016. Pukul 14.00 WIB. 6hlm.

Mustika, A., Yusminah., H dan Andi, F. 2014. Identifikasi Miskonsepsi padaKonsep Genetika dengan Metode CRI Jurnal Sainsmat, di unduh darihttp://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat pada tanggal 9 september 2014,Halaman 122-129 Vol. III, No. 2 ISSN 2086-6755.

Nusantari, Elya. 2013. Jurnal Pendidikan Sains Jenis Miskonsepsi Genetika yangDitemukan pada Buku Ajar di Sekolah Menengah Atas Volume 1, Nomor 1,Maret 2013, Universitas Negeri Gorontalo.

Paramitha. 2013. Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4. National ScienceTeachers Association. Terjemahan The Biology Teacher’s Handbook 4th

Edition. Jakarta : PT. Indeks

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta. 246Hlm.

Sadia, I wayan. Arnyana, I Putu. Muderawan, I Wayan. 2013. Model PendidikanKarakter Terintegrasi Pembelajaran Sains. 2(2) : 4

Septiana, Dwi. 2010. Skripsi Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada KonsepARCHAEBACTERIA dan EUBACTERIA. UIN Hidayattullah: Jakarta.yang diunduh dari http://ebook.C:/Users/acer/Downloads/ pdf. padatanggal 20 Januari 2016 pukul 20.00 WIB. 214 hlm.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta.Bandung. 85hlm.

Suhermin. 2014. Profil Media Slide Interaktif Berbasis MS Power Point PadaPokok Bahasan Substansi Genetika Kelas XII.3(1):1.

Suhermiati, Ita. 2015. Journal Of Analysis Of Students Misconception ProteinSynthesis Subject Material Based On Biology Student Learning ResultVol.4

Suparno, P. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika,PT. Grasindo. Jakarta