MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH DASAR · 2019. 9. 4. · Yang bertanda tangan di...
Transcript of MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH DASAR · 2019. 9. 4. · Yang bertanda tangan di...
i
MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH
DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Lidwina Tutusari Mieke
NIM: 151134212
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH
DASAR
Oleh:
Lidwina Tutusari Mieke
NIM: 151134212
Telah disetujui oleh:
Pembimbing 1
Wahyu Wido Sari, M. Biotech. Tanggal 12 Juli 2019
Pembimbing 2
Eny Winarti, Ph. D. Tanggal 12 Juli 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH
DASAR
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Lidwina Tutusari Mieke
NIM: 151134212
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 26 Juli 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ........................
Sekretaris Kintan Limianisih, S.Pd., M.Pd. ........................
Anggota Wahyu Wido Sari, M.Biotech. ........................
Anggota Eny Winarti, Ph. D. ........................
Anggota Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd. ........................
Yogyakarta, 26 Juli 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati kehidupanku dari janin
hingga sekarang.
2. Diri sendiri yang sudah berjuang menerjang lika-liku kehidupan
perkuliahan di tanah rantau sejak tahun 2015.
3. Kedua orangtua yang selalu mendukung saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Motto
“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”
(Matius 5:44)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juli 2019
Peneliti
Lidwina Tutusari Mieke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lidwina Tutusari Mieke
Nomor Mahasiswa : 151134212
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Miskonsepsi IPA Biologi pada Guru Kelas IV Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 26 Juli 2019
Yang menyatakan
Lidwina Tutusari Mieke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH
DASAR
Lidwina Tutusari Mieke
Universitas Sanata Dharma
2019
Miskonsepsi merupakan salah satu penyebab rendahnya nilai pada suatu
mata pelajaran pada siswa. Salah satu faktor miskonsepsi pada siswa adalah guru.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan mengenai miskonsepsi yang terjadi
pada guru wali kelas di SD N Purnama (bukan nama sebenarnya), khususnya pada
mata pelajaran IPA Biologi. Partisipan pada penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu partisipan utama (Bapak Agung dan Ibu Sari) dan partisipan lain (siswa
kelas IV). Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan triangulasi
data, yaitu observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi.
Metode pada penelitian ini adalah fenomenologi. Fenomenologi terbagi
menjadi dua langkah, yaitu epoche dan reduksi. Epoche dilakukan pada saat
wawancara mendalam kepada partisipan utama (guru wali kelas) dan partisipan
lainnya (siswa kelas IV). Sedangkan reduksi data merupakan langkah yang
dilakukan peneliti pada saat membandingkan data yang diperoleh (hasil
pemahaman guru, siswa, dan teori tertulis).
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa Bapak Agung mengalami
miskonsepsi sebesar 25%, Ibu Sari mengalami miskonsepsi 36%, dan
miskonsepsi pada siswa memiliki hubungan dengan miskonsepsi yang terjadi
pada guru.
Kata kunci : Miskonsepsi, IPA, Biologi, Guru, Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
SCIENCE BIOLOGY MSICONCEPTION IN ELEMENTARY SCHOOL 4TH
GRADE TEACHER
Lidwina Tutusari Mieke
Sanata Dharma University
2019
Misconception is one of cause that lead to student’s low marks of subject. One of
factor which result in misconception to student is teachers. This research is
aiming to give an account of misconception that happened to homeroom teacher
in SDN Purnama (not it’s real name), especially on science subject, Biology. The
misconception that found on teacher will be compared with student’s
comphrehension. This is aimed to perceive the correlation between both of them.
Data collection method that used in this research is Data Triangulation, which
are observation, in-depth interview, and documentation study.
This research use phenomenology as research method which is divide to two
parts; epoche and reduction. Epoche performed during in-depth interview with
primary participant (homeroom teacher) and secondary participant (students).
Data reduction is a process that excecuted during data comparison (teacher’s
comphrehension, student’s comphrehension, and subject’s theory).
The research outcome are Mr. Agung have misconception amount 25%, Mrs. Sari
have misconception amount 36%, and Misconception that occured in teacher is
the cause of student’s misconception
Keyword: misconception, science subject, biology, teacher, elementary school.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmatNya sehingga tugas akhir berupa skripsi yang berjudul “Miskonsepsi
IPA Biologi pada Guru Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun guna
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih ini
peneliti ucapkan kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., Selaku Wakaprodi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech. Selaku dosen pembimbing 1 yang
telah memberikan motivasi kepada peneliti.
5. Ibu Eny Winarti, Ph. D. Selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen pembimbing 2 yang memberikan motivasi kepada
peneliti.
6. Kepada keluarga kecilku, Bapak Kilat, Mama Yustina, Kak Ria, dan
Adik Agnes yang selalu memberikan dukungan.
7. Sahabatku sedari SMA, Eina Nurdahana dan Stefani Desna Sari yang
memberikan semangat dari tempat yang jauh.
8. Sahabat sepejuanganku, Maria Ayu Dwi Lestari yang saling
memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi dikala kemalasan
merundung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Sahabaku, Fajar Mualifah Veani, Teressa Ariani, Antonia Triatmi, dan
Risalia Nurlaili yang bersedia meluangkan waktu untuk bercanda ria
bersama.
10. Teman kelasku, Tur_ah tercinta yang memberikan gejolak kehidupan
yang dahsyat sehingga membentukku menjadi pribadi yang baik.
Peneliti
Lidwina Tutusari Mieke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
D. Batasan Masalah ........................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
F. Definisi Operasional .................................................................................. 7
BAB II ...................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI ............................................................................................... 8
A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 8
1. Miskonsepsi ............................................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Penyebab Miskonsepsi .............................................................................. 9
3. IPA ........................................................................................................... 10
4. Biologi ..................................................................................................... 11
5. Deskripsi Materi Pelajaran IPA Biologi .................................................. 11
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 21
C. Literatur Map ........................................................................................... 25
D. Kerangka Berpikir ................................................................................... 26
BAB III .................................................................................................................. 28
METODE PENELITIAN ....................................................................................... 28
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 28
B. Seting Penelitian ...................................................................................... 28
1. Tempat Penelitian .................................................................................... 28
2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 29
C. Desain Penelitian ..................................................................................... 30
D. Partisipan Penelitian ................................................................................ 31
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
1. Observasi ................................................................................................. 33
2. Wawancara .............................................................................................. 33
3. Dokumentasi ............................................................................................ 35
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 35
F. Kredibilitas dan Transferabilitas ............................................................. 38
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39
BAB IV .................................................................................................................. 42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 42
A. Observasi ................................................................................................. 42
1. Bapak Agung (pseudonym) ..................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Ibu Sari (pseudonym) .............................................................................. 45
B. Wawancara .............................................................................................. 48
1. Bapak Agung (pseudonym) ..................................................................... 48
2. Ibu Sari (pseudonym) .............................................................................. 56
3. Siswa ....................................................................................................... 64
C. Dokumentasi ............................................................................................ 73
BAB V .................................................................................................................... 74
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ........................................... 74
A. Kesimpulan .............................................................................................. 74
B. Keterbatasan ............................................................................................ 75
C. Saran ........................................................................................................ 75
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 76
LAMPIRAN ........................................................................................................... 80
A. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 1 ........ 80
B. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 2 ........ 86
C. LAMPIRAN FOTO ................................................................................. 91
BIODATA PENELITI ......................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Pedoman Wawancara KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4 ..................................... 38
Tabel 2: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 1 ..................... 43
Tabel 3: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 2 ..................... 43
Tabel 4: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 3 ..................... 44
Tabel 5: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 1 ............................... 45
Tabel 6: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 2 ............................... 46
Tabel 7: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 3 ............................... 47
Tabel 8: Rangkuman hasil wawancara partisipan utama ...................................... 64
Tabel 9: Pedoman wawancara untuk partisipan lain ............................................. 65
Tabel 10: Rangkuman hasil wawancara partisipan lain ........................................ 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB I ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, dan manfaat penelitian. Berikut
pemaparannya;
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan
gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku
umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis
(teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri,
satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu
tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten
(Winapura dalam Samatawo, 2011: 3). Berdasarkan kompetensi dasar kurikulum
2013 yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia pembelajaran IPA terdapat pada kelas IV, V, dan IV di sekolah dasar.
Mata pelajaran IPA juga merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam
ujian nasional di sekolah dasar sehingga sepatutnya dipahami materinya lebih
baik. Selain itu salah satu tujuan pelajaran IPA di sekolah dasar adalah
memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (BSNP, 2006).
The International Association for the Evaluation of Educational
Achievement (IEA) yang merupakan organisasi internasional yang bekerja sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan institusi penelitian nasional dan agensi pemerintahan yang telah
menyelenggarakan studi pencapaian antar negara sejak 1959 (KEMENDIKBUD).
Organisasi ini mengadakan sebuah studi yaitu Trends in International
Mathematics and Science Study atau TIMSS. Diketahui bahwa TIMSS
diselenggarakan guna membandingan prestasi matematika dan IPA pada siswa
kelas IV di sekolah dasar dan kelas VIII di sekolah menengah pertama. Pada
tahun 2015, negara yang turut berpartisipasi dalam TIMSS yaitu sebanyak 48
negara termasuk Indonesia. Pada survei ini Indonesia menempati rangking ke 46
dari 48 negara sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi IPA tergolong rendah jika
dilihat dari rangking dibandingkan dengan negara lain.
Fakta mengenai rendahnya prestasi IPA berdasarkan TIMSS tersebut
membuat peneliti tertarik untuk melakukan tanya jawab di SD N Purnama (nama
sekolah disamarkan). Tanya jawab ini guna untuk mengetahui pemahaman dalam
pelajaran IPA khususnya di kelas empat sekolah dasar. SD N Purnama merupakan
sekolah yang berprestasi. Hal ini dibuktikan karena sekolah ini termasuk 10 besar
sekolah yang memiliki nilai rata-rata ujian nasional (UN) tertinggi dan nilai rata-
rata IPA pada ujian nasional pada tiga tahun berturut selalu di atas kriteria
ketuntasan minimal (KKM), yaitu 91,56 pada tahun 2016, 85,51 pada tahun 2017,
dan 84,29 pada tahun 2018.
Kegiatan tanya jawab dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar.
Partisipan yang akan ditanya adalah siswa SD kelas IV. Tanya jawab ini berupa
materi pelajaran IPA Biologi di sekolah dasar. Salah satu pertanyaan yang
dilontarkan oleh peneliti yaitu; “Apakah semua tanaman bisa berfotosintesis?”.
Tiga dari lima anak yang ditanya menjawab bahwa, “ya,semua tanaman bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berfotosintesis”. Pertanyaan lain yang dilontarkan oleh peneliti yaitu; “apakah
setiap tanaman memiliki akar, batang, dan daun?”. Kemudian, lima dari lima anak
membenarkan bahwa setiap tanaman memiliki akar, batang, dan daun.
Pada pertanyaan pertama yaitu “apakah semua tanaman bisa
berfotosintesis?” mendapatkan hasil, tiga siswa mengalami pemahaman konsep
yang kurang tepat karena ada tanaman yang tidak dapat berfotosintesis seperti
jamur (hal ini karena jamur tidak memiliki daun yang merupakan tempat
berlangsungnya fotosintesis pada tanaman). Sementara, untuk pertanyaan kedua
yang dilontarkan mendapatkan hasil, kelima siswa mengalami kesalahan konsep.
Hal ini dikuatkan dalam Shohib (2017: 34), ciri-ciri jamur yaitu struktur tubuhnya
tidak memiliki akar, batang, dan daun.
Kesalahan konsep yang dialami oleh siswa disebut dengan miskonsepsi.
Dalam Suparno (2005: 4) miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu
konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima
oleh pakar dalam bidang. Miskonsepsi yang dimiliki siswa dapat menyebabkan
rendahnya nilai dalam menjawab soal-soal mengenai konsep pelajaran. Selain itu
miskonsepsi pada siswa dapat pula memberikan menyebabkan siswa yang lainnya
mengalami miskonsepsi pula.
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diminimalisir atau diperbaiki
oleh guru. Hal ini dibuktikan dalam UU nomor 1 tahun 2005 tentang guru dan
dosen pasal 1 ayat 1, yang menyatakan bahwa; “guru adalah pendidikan
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jadi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dikatakan bahwa guru turut mengambil peran besar dalam pemahaman konsep
IPA pada siswa. Guru sebagai tenaga profesional seharusnya menguasai bahan
pelajaran, karena penguasaan materi pelajaran termasuk dalam salah satu dari 10
kompetensi guru. Hal ini sesuai dalam Undang-Undang Sistem pendidikan
Nasional (UUSPN) no. 20 Tahun 2003.
Berdasarkan hal yang sudah dipaparkan sebelumnya, peneliti memutuskan
untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Miskonsepsi IPA Biologi pada
Guru Kelas IV Sekolah Dasar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan masalah
berupa pertanyaan sebagai berikut:
Bagaimana pemahaman guru kelas IV SD N Purnama terhadap materi
pelajaran IPA Biologi?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pemahaman guru kelas IV SD N Purnama terhadap
materi pelajaran IPA Biologi.
D. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah agar penelitian lebih terfokuskan yaitu pada
kompetensi inti dan kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI kelas IV.
Berikut kompetensi dasar dan kompetensi inti yang digunakan dalam penelitian
ini;
Kompetensi Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
Kompetensi Dasar
3.1. Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh
pada hewan dan tumbuhan
3.2. Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestarian
3.3. Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain; gaya otot,
gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3.4. Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian
sumber daya alam di lingkungannya
Pemilihan kompetensi inti dan kompetensi dasar di kelas IV memiliki alasan
karena kelas IV merupakan jenjang pertama siswa mempelajari materi IPA
(berdasarkan kompetensi dasar kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud). Sementara KI 3 dan KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4 dipilih karena KI
dan KD tersebut merupakan penjabaran dari pelajaran IPA Biologi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan guru mengenai materi
pelajaran IPA di sekolah dasar yang mengalami kesalahpahaman konsep
sehingga penyampaian konsep dalam pembelajaran menjadi lebih tepat.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti
mengenai materi IPA yang terjadi kesalahpahaman konsep di sekolah dasar.
3. Mahasiswa PGSD
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan penelitian
berikutnya dan menambah wawasan mahasiswa mengenai miskonsepsi
yang terjadi di Sekolah Dasar sehingga dapat menanggulangi miskonsepsi
tersebut.
4. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat meminimalisir kemungkinan pemberian
konsep pembelajaran IPA yang kurang tepat sehingga siswa mendapatkan
penekanan ilmu dasar konsep pembelajaran IPA yang tepat.
5. Bagi Orangtua atau Wali Siswa
Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan wali siswa mengenai
miskonsepsi yang ada di sekolah dasar sehingga dapat memberikan
pembenaran konsep kepada siswa agar tidak terjadi miskonsepsi yang
berkelanjutan.
6. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi guru wali
kelas atau guru IPA sehingga guru tidak mengalami pemahaman konsep
yang salah khususnya dalam pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Definisi Operasional
1. Miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat atau tidak sesuai
dengan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh
yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis
konsep-konsep yang tidak benar yang sudah disetujui oleh para ahli.
2. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah pelajaran yang dipelajari
dengan bimbingan guru secara formal di sekolah dasar.
3. Biologi adalah ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup.
4. Guru adalah tenaga profesional yang tugasnya memberikan ilmu
kepada siswa didiknya.
5. Sekolah adalah lembaga formal tempat proses belajar dan mengajar
sehingga terjadinya pertukaran ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini akan memaparkan mengenai kajian pustaka, penelitian yang
relevan, literatur map, dan kerangka berpikir. Berikut penjabarannya:
A. Kajian Pustaka
Pada bagian kajian pustaka berisikan teori-teori yang mendukung penelitian
ini, seperti pengertian miskonsepsi, penyebab miskonsepsi, dan materi pelajaran
IPA. Berikut pembahasannya:
1. Miskonsepsi
Suparno (2005: 4) miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada
suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian
yang diterima para pakar dalam bidang itu. Fowler (dalam Suparno, 2005:
5) menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi yaitu sebagai pengertian
yang tidak akurat dengan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi
contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan
hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar. Tayubi (2005: 4)
miskonsepsi atau kekeliruan konsepsi merupakan fenomena yang hingga
kini menjadi momok bagi pengajaran fisika maupun sains lainnya, karena
keberadaannya dipercaya dapat menghambat pada proses asimilasi
pengetahuan-pengetahuan baru pada benak siswa.
Pengertian miskonsepsi ketiga ahli di atas memiliki kesimpulan yang
sama yaitu miskonsepsi adalah konsep yang tidak sesuai, tidak akurat, atau
kekeliruan konsepsi. Namun Tayubi memberikan informasi lebih yaitu
miskonsepsi rupanya menjadi momok dalam pelajaran sains karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
memberikan dampak negatif berupa menghambat pada proses asimilasi
pengetahuan-pengetahuan baru.
2. Penyebab Miskonsepsi
Menurut Suparno (2005: 29) penyebab miskonsepsi dapat diringkas
dalam lima kelompok, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode
belajar. Penyebab miskonsepsi yang pertama yaitu siswa, penyebabnya
sendiri dapat bermacam-macam, seperti prakonsepsi siswa sebelum
memperoleh pelajaran, lingkungan masyarakat dimana siswa tinggal, teman
pengalaman hidup terlebih pengalaman menangkap pengertian, dan juga
minat siswa. Kedua, guru yang salah mengajar, salah mengerti bahan, dapat
mempunyai andil besar dalam menambah miskonsepsi siswa. Ketiga, buku
teks yang keliru ataupun mengungkapkan konsep yang salah, akan
membingungkan siswa dan juga mengembangkan miskonsepsi siswa.
Keempat yaitu konteks, pengggunaan istilah-istilah yang ambigu dapat
membuat siswa mengalami miskonsepsi. Contoh kata ambigu yang pernah
beberapa kali terdengar oleh peneliti yaitu “omnivora adalah pemakan
segala”. Kata segala dalam kalimat ini dapat memberikan pengertian bahwa
hewan omnivora dapat memakan segala hal yang ada sehingga dapat
membingungkan siswa. Kelima yaitu metode mengajar, sebaiknya guru
perlu kritis dalam pengunaan metode mengajar yang digunakan dan tidak
membatasi diri dengan satu metode saja. Misalnya jika guru hanya
menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang tanpa memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya dan juga mengungkapkan gagasannya,
sering kali menerusakan dan memupuk miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pujayanto (2006: 22) dalam penelitiannya menemukan miskonsepsi
pada siswa dapat bersumber dari berbagai faktor antara lain dari siswa
sendiri, buku teks dan guru yang mengajarkannya. Penyebab dari guru yaitu,
ketidakjelasan dalam menyampaikan materi pelajaran. sedangkan penyebab
dari siswa antara lain, rendahnya motivasi belajar, cara belajar yang kurang
baik, dan kurang mampu dalam mengaitkan antara konsep-konsep yang
saling berhubungan. Sedangkan Yuliati (2017: 50) dalam penelitiannya
mendapatkan hasil bahwa penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa
diantaranya adalah prakonsepsi yanng dimiliki siswa itu sendiri, guru,
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, atau bahkan bahan ajar yang
digunakan.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli dan penelitian sebelumnya
peneliti merangkum bahwa faktor penyebab miskonsepsi adalah siswa itu
sendiri, guru yang tidak menguasai materi, bahan ajar yang digunakan
berasal sumber yang kurang terpercaya (situs blog internet), metode
mengajar yang tidak variatif (hanya menggunakan satu metode saja),
konteks atau penggunaan istilah yang ambigu, dan buku teks.
3. IPA
Susanto (2016: 167) IPA adalah usaha sadar manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran guru, khusunya
sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat
pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan
dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Sedangkan berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengenai
Standar Isi, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis. Sementara itu dalam Samatowa (2011: 3) IPA membahas tentang
gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada
hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan pengertian IPA berdasarkan ketiga para ahli di atas
peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah pelajaran mengenai memahami,
mencari tahu, dan membahas pengetahuan alam semesta secara sistematik.
4. Biologi
Menurut Brum (dalam Firmansyah, dkk: 2009) istilah biologi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos yang berarti
ilmu. Sedangkan dalam KBBI menjelaskan biologi adalah ilmu tentang
keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan).
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat dipahami bahwa biologi adalah
ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup.
5. Deskripsi Materi Pelajaran IPA Biologi
Pada bagian ini peneliti melampirkan penjelasan-penjelasan mengenai
materi IPA khususnya yang berkaitan dengan instrumen pertanyaan yang
akan diajukan kepada partisipan utama dan lainnya pada penelitian ini.
Peneliti mengetahui bahwa penyebab salah satu miskonsepsi adalah buku
teks, untuk mengatasi hal ini peneliti melampirkan teori-teori dari berbagai
sumber tertulis sehingga dapat memimalisir terjadinya miskonsepsi. Sumber
Berikut deskripsi materi pelajaran IPA menurut para ahli:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Bentuk Tubuh Tumbuhan
Tumbuhan adalah sesuatu yang tumbuh (KBBI). Berdasarkan
bentuknya tumbuhan dibagi menjadi beberapa klasifikasi. Dalam
Sumantoro dan Hermana (2013: 31) menjelaskan bahwa terdapat
tumbuhan yang berbunga dan tidak berbunga, biasanya tanaman
berbuah merupakan tumbuhan berbunga. Setiap tumbuhan memiliki
bagian-bagian tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Berikut
penjelasan mengenai bagian tubuh tumbuhan:
1) Akar
Haryanto (2013: 12) menjelaskan bahwa ada dua jenis
akar, yaitu akar serabut yang berbentuk serabut (dimiliki oleh
tumbuhan berkeping satu atau monokotil) dan akar tunggang
yang memiliki akar pokok (dimiliki oleh tumbuhan biji
berkeping dua atau dikotil). Selain itu terdapat tanaman yang
memiliki akar khusus seperti akar gantung, akar pelekat, akar
tunjang, dan akar nafas.
Kemudian peneliti mencari teori lain mengenai pembagian
jenis akar dalam Hermana dan Sumantoro (2013: 32)
menjelaskan bahwa terdapat dua jenis akar, yaitu akar serabut
dan akar tunggang. Akar serabut merupakan ciri tumbuhan
monokotil atau tumbuhan berkeping satu, contohnya seperti
padi, jagung, dan serai. Sedangkan akar tunggang dimiliki oleh
tumbuhan berkeping dua (dikotil). contoh tumbuhan dikotil
adalah pohon mangga, jeruk, rambutan, dan kacang-kacangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pravesti, dkk (2018: 50) menjelaskan akar adalah bagian
tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah dan berfungsi
untuk menyerap air dan zat hara di dalam. Berikut jenis-jenis
akar dan klasifikasinya. Pertama, akar serabut adalah akar yang
ukurannya hampir sama besar. Contohnya pada tanaman padi,
jagug, dan rumput (tanaman monokotil/berkeping satu). Kedua,
akar tunggang adalah akar yang tumbuh menembus tanah dan
mempunyai cabang-cabang yang kecil. Contohnya pada
tanaman mangga, jambu, jati, mahoni, dan kacang-kacangan
(tanaman dikotil/berkeping dua).
Ketiga ahli di atas memiliki kesimpulan yang sama, bahwa
akar memiliki 2 jenis yaitu akar serabut yang dimiliki oleh
tumbuhan monokotil dan akar tunggang yang dimiliki oleh
tumbuhan dikotil.
2) Batang
Seperti bagian tubuh tumbuhan akar, batang juga memiliki
beberapa jenis. Berdasarkan Haryanto (2013: 16) menjelaskan
batang digolongkan menjadi 3 jenis yaitu; batang basah, batang
berkayu, dan batang rumput. Tumbuhan bayam merupakan
contoh tanaman berbatang lunak, umumnya batang basah
memiliki ciri berair dan lunak. Tumbuhan jati, rambutan, dan
mangga merupakan contoh tanaman batang kayu. Cirinya
memiliki kambium. Sedangkan batang rumput dimiliki oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tumbuhan padi, jagung, dan rumput yang berciri mempunyai
ruas-ruas.
Hermana dan Sumantoro (2013: 32) menjelaskan bahwa
batang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu batang basah dan lunak,
contohnya tomat, bayam, dan wortel; batang berkayu,
contohnya, pohon jati, ulin, dan durian; dan batang rumput,
contohnya, bambu, padi, dan serai. Sedangkan Pravesti, dkk
(2018: 50) menjelaskan bahwa batang memiliki fungsi sebagai
penyokong tubuh tumbuhan, mengangkut air dan zat
hara/mineral dari akar ke daun, mengedarkan mineral dan air
yang diserap akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tubuh, dan menyiman cadangan makanan
(misalnya pada tebu dan sagu).
Pada penjelasan kedua ahli di atas memiliki kesamaan
menjelaskan bahwa batang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
batang basah, kayu, dan rumput. Sedangkan Pravesti
menjelaskan fungsi batang yang menyokong, mengangkut air,
mengedarkan mineral, dan lain-lain.
3) Daun
Berdasarkan Haryanto (2013: 12) daun adalah bagian
tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis, karena daun banyak mengandung zat hijau daun
yang disebut klorofil. Zat klorofil inilah yang menyebabkan
warna hijau pada daun. Pada permukaan daun terdapat mulut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
daun yaitu stomata. Tumbuhan memerlukan udara untuk
pernafasan. Udara dapat masuk melalui stomata, selain itu juga
dapat melalui lentisel yang terdapat pada batang tumbuhan.
Hermana dan Sumantoro (2013: 32) menjelaskan bahwa
umumnya tumbuhan memiliki daun berwarna hijau. Diketahui
terdapat warna umum yang tidak umum sehingga ada pula daun
berwarna lain. Warna hijau pada daun disebabkan oleh klorofil.
Daun berfungsi sebagai tempat memasak makanan atau
fotosintesis. Bagian daun yang berfungsi untuk memasukan dan
mengeluarkan karbondioksida serta oksigen adalah stomata.
Kemudian peneliti mendapatkan dalam Pravesti, dkk
(2018: 50) menjelaskan daun adalah bagian tumbuhan yang
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, karena
daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut klorofil.
Daun dibedakan menjadi dua macam, yaitu daun lengkap dan
daun tidak lengkap. Daun dikatakan lengkap jika terdiri atas tiga
bagian, yaitu pelepah, tangkai, dan helaian daun (contohnya
daun pisang). Sedangkan daun tidak lengkap hanya tersusun dari
1-2 bagian saja atau hanya pelepah, tangkai, atau helainya saja).
Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut peneliti
merangkum konsep dari ketiganya bahwa daun merupakan
tempat fotosintesis karena memiliki banyak zat klorofil. Zat
klorofil ini pula yang menyebabkan daun berwarna hijau, namun
tidak semua daun berwarna hijau. Hal ini nampak pada daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tumbuhan hias Sri Rejeki. Daun dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu daun lengkap dan tidak lengkap. Terdapat perbedaan pada
kedua ahli, yaitu dalam Haryanto bahwa udara diperoleh dari
stomata dan lenstisel, sedangkan dalam Hermana dan
Sumantoro tidak menjelaskan bahwa udara dapat diperoleh dari
lentisel.
4) Bunga
Dalam Haryanto (2013: 25) menjelaskan bagian tubuh
tumbuhan berupa bunga berfungsi sebagai hiasan tumbuhan dan
tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan.
Berdasarkan ada tidaknya bunga, tumbuhan dapat dikelompokan
menjadi dua golongan, yaitu ada tumbuhan berbunga
(contohnya: mawar) dan tumbuhan tidak berbunga (contohnya:
tanduk rusa).
Hermana dan Sumantoro (2013: 32) bunga merupakan
perhiasan tumbuhan. Selain itu juga menjadi tempat
berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan. Bunga
mengeluarkan nektar yang digemari serangga dan jenis burung
penghisap madu. Adanya serangga dan burung inilah secara
tidak sengaja terjadi proses penyerbukan. Penyerbukan adalah
peristiwa menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Sedangkan
Pravesti, dkk. (2018: 59) menjelaskan bunga merupakan bagian
tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pada bunga terdapat alat-alat reproduksi, yaitu putik (alat
reproduksi betina) dan benang sari (alat reproduksi jantan).
Ketiga penjelasan dari ahli di atas memiliki inti yang
sama, yaitu merupakan tempat perkembangbiakan yang dibantu
oleh burung atau bisa juga yang lainnya. Namun, dalam
Haryanto menjelaskan lebih bahwa berdasarkan adanya bunga
tanaman dibagi menjadi dua, yaitu tanaman berbunga dan tidak
berbunga.
5) Buah
Bagian tubuh tumbuhan yang terakhir yang akan dibahas
yaitu buah. Dalam Haryanto (2013: 12) buah merupakan hasil
penyerbukan yang diikuti pembuahan. Sedangkan Hermana dan
Sumantoro (2013: 32) menjelaskan buah dihasilkan dari proses
penyerbukan. Buah umumnnya terdiri dari tangkai, kulit,
daging, dan biji.
Berdasarkan kedua ahli tersebut peneliti merangkum
bahwa buah adalah hasil dari proses penyerbukan. Dijelaskan
dalam Hermana dan Sumantoro bahwa buah umumnya terdiri
dari tangkai, kulit, daging, dan biji. Sehingga diketahui bahwa
terdapat buah yang tidak umum, contohnya nanas yang tidak
memiliki biji.
b. Daur Hidup Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya
Daur hidup adalah perubahan yang dialami makhluk hidup
selama hidupnya. Haryanto (2013: 39) daur hidup hewan dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menjadi dua, yaitu tanpa metamorfosis dan dengan metamorfosis.
Sebagian besar hewan mengalami daur hidup tanpa metamorfosis,
contohnya: ayam. Daur hidup hewan tanpa metamorfosis tidak
mengakibatkan perubahan bentuk tubuh yang sangat berbeda.
Sedangkan daur hidup dengan metamorfosis dibagi menjadi dua, yaitu
metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorforsis sempurna
dialami oleh katak yang dimulai dari telur, berudu atau kecebong,
kecebong berkaki, katak berekor dan terakhir katak dewasa (katak
dewasa dapat hidup di dua alam yaitu air dan darat sehingga katak
dewasa dapat bernafas menggunakan paru-paru dan kulit).
Sedangkan dalam Hermana dan Sumantoro (2013: 62)
menjelaskan daur hidup dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis
dan tidak mengalami metamorfosis. Daur hidup tanpa metamorfosis
dialami oleh beberapa hewan, antara lain ayam, kucing, dan kangguru.
Ciri daur hidup tanpa metamorfosis ini yaitu sejak dilahirkan sampai
dewasa, hewan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran tubuh
saja. Sedangkan daur hidup dengan metamorfosis dibagi menjadi dua
golongan yaitu metamorfosis sempurna (lengkap) dan metamorfosis
tidak sempurna (tidak lengkap). Metamorfosis sempurna dialami oleh
hewan-hewan yang saat lahir berbeda sekali dengan hewan
dewasa/induknya. Metamorfosis sempurna ini terjadi pada kupu-kupu,
lalat, nyamuk, dan katak. Sedangkan metamorfosis tidak sempurna
dialami hewan yang saat lahir tidak terlalu berbeda bentuknya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
hewan dewasa/induknya. Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada
kecoa (lipas) dan belalang.
Pada kutipan di atas memiliki inti yang sama. Keduanya
menjelaskan mengenai daur hidup terbagi menjadi dua yaitu dengan
metamorfosis dan tanpa metamorfosis. Daur hidup dengan
metamorfosis sendiri terbagi menjadi dua jenis lagi, yaitu
metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
c. Upaya Keseimbangan
Upaya keseimbangan alam dilakukan ketika terjadi kerusakan
alam. Salah satu kerusakan alam disebabkan oleh hujan. Menurut
Sumantoro dan Hermana (2013: 188) hujan yang terus menerus akan
menyebabkan bencana seperti banjir dan erosi. Banjir merupakan
meluapnya air yang dapat menyebabkan rusaknya tanaman sehingga
gagal panen. Sedangkan erosi merupakan pengikisan air tanah akibat
air hujan. Pravesti, dkk. (2018: 215) turut menjelaskan kerusakan
alam mengenai hujan yaitu menyebabkan kerugian terjadinya erosi,
yaitu pengikisan tanah oleh air hujan. Berdasarkan kedua kutipan di
atas diketahui bahwa hujan yang berlebihan dapat menyebabkan
bencana alam yaitu banjir dan erosi. Dalam Sumantoro dan Hermana
memberikan penjelasan mengenai dampak dari banjir yaitu gagal
panen.
Selain hujan, kerusakan alam lainnya disebabkan oleh
gelombang laut. Sumantoro dan Hermana (2013: 188) kerusakan alam
bisa disebabkan oleh gelombang air laut yang menerpa pantai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gelombang air laut yang terus-menerus menerpa lama kelamaan akan
mengikis pantai, dinding tebing, atau batu karang. Hal ini disebut
dengan abrasi. Peneliti menemukan pendapat lain yaitu dalam
Pravesti, dkk (2018: 215) menjelaskan bahwa itu gelombang laut juga
dapat menyebabkan kerusakan. Gelombang laut disebabkan karena air
laut bertiup angin yang sangat kencang atau bisa juga karena gempa di
bawah laut. Gelombang laut yang terjadi karena gempa di dasar laut
disebut Tsunami. Gelombang laut dapat mengakibatkan terjadinya
abrasi. Abrasi terus menerus akan mengakibatkan daratan menjadi
berkurang.
Kedua ahli tersebut menjelaskan bahwa gelombang laut dapat
merusak alam pula. Keduanya memberikan penjelasan bahwa
gelombang laut menyebabkan abrasi. Penjelasan dalam Pravesti
memberikan penjelasan kerusakan alam lain yang disebabkan oleh
gelombang laut yaitu tsunami.
d. Pelestarian Alam
Haryanto (2013: 187) Berdasarkan sifatnya sumber daya alam
terbagi menjadi 2, yaitu sumber daya alam dapat diperbaharui dan
tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui contohnya minyak bumi. Minyak bumi memiliki jumlah
terbatas, oleh sebab itu sebaiknya penggunaannya dikurangi. Salah
satunya dengan cara menggunakan bahan energi alternatif yang
berasal dari sumber alam yang dapat diperbaharui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan adalah bahan
bakar bio. Anggari, dkk. (2017: 98) bahan bakar bio merupakan bahan
bakar yang berasal dari makhluk hidup, baik hewan maupun
tumbuhan. Bahan bakar bio berasal dari tumbuhan di antaranya
tumbuhan berbiji yang mengandung minyak, seperti bunga matahari,
jarak, kelapa sawit, kacang tanah, dan kedelai. Bahan bakar tersebut
dikenal sebagai biodoesel. Biodiesel dapat digunakan untuk
menggantikan solar. Singkong, ubi, jagung, dan sagu dapat diubah
menjadi bioetanol. Bioetanol dapat menggantikan bensin ataupun
premium. Bahan bakar bio juga dapat berasal dari kotoran ternak.
Bahan bakar tersebut dikenal sebagai biogas.
Sedangkan dalam Prakoso (2018: 56), menjelaskan lebih singkat
sebagai berikut salah satu contoh energi alternatif yaitu; 1) Biodiesel
merupakan bahan bakar hayati yang diolah dari biji jarak; 2) Bioetanol
adalah bahan bakar hayati yang diolah dari umbi-umbian.
Pada kutipan dalam Prakoso (2018: 56), menjelaskan mengenai
perbedaan biodiesel dan bioetanol yang memiliki perbedaan dari
bahan pembuatannya, namun dalam kutipan Anggari dkk (2017: 98)
menjelaskan lebih detail mengenai keduanya karena turut
memaparkan kegunaan biodiesel dan bioetanol.
B. Penelitian yang Relevan
Miskonsepsi dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) masih
terjadi di SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Hal ini dibuktikan dengan
adanya penelitian di dalam maupun di luar negeri. Penemuan miskonsepsi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dalam negeri dibuktikan dengan penelitian Ngurah dan Lasksana (2016) dengan
judul “Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah Dasar”, Wahyuningsih (2016)
dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD Kanisius Beji Tahun
Pelajaran 2015/2016”, dan Munawaroh (2016) dengan judul “Identifikasi
Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya
Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)” sedangkan di luar negeri
terdapat juga penelitian yang menemukan miskonsepsi yaitu pada penelitian
Kartal (2011) dengan judul “Misconceptions of science teacher candidates about
heat and temperature”, Bahtiar dan Bastruk (2012) Relationship between 5th
grade Students’ Attitudes towards Science and Technology Course and
Misconcetions, dan Penelitian Sozen dan Bolat (2011) dengan judul “Determining
the misconceptions of primary school students related to sound transmission
throught drawing”
Penelitian sebelumnya menemukan miskonsepsi pada indikator atau materi
dalam IPA. Berikut miskonsepsi yang terjadi pada SD; 1) Penelitian
Wahyuningsih (2016) menemukan beberapa indikator yang terjadi miskonsepsi
yaitu; a) menyebutkan organ pencernaan manusia dan fungsinya sebanyak empat
siswa, b) menyebutkan organ peredaran darah manusia dan fungsinya sebanyak
lima siswa dan c) mengumpulkan data tentang sifat benda, seperti bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan, dan bau; 2) Penelitian Munawaroh dan Falahi (2016)
menemukan mikonsepsi dalam materi konsep cahaya; 3) Dalam Bahtiyar dan
Basturk (2012) menemukan miskonsepsi mengenai pertukaran panas. Selain di
SD, miskonsepsi dalam pembelajaran IPA juga ditemukan di perguruan tinggi,
materi yang terjadi miskonsepsi dalam penelitian; 1) Ngurah dan Laksana (2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yaitu a) konsep zat-zat yang diperlukan dalam proses fotosintesis tumbuhan hijau,
b) konsep fotosintesis membutuhkan cahaya, 3) konsep massa jenis zat, dan 4)
konsep gerak jatuh bebas; 2). Kartal, dkk (2011) yaitu pada materi panas dan
temperatur; 3) Sözen dan Bolat (2011) pada materi penghantar bunyi.
Penyebab miskonsepsi pada pembelajaran IPA juga beragam, contohnya ada
pada dalam; 1) Ngurah dan Laksana (2016) menemukan bahwa penyebab
miskonsepsi yaitu berasal dari bahan ajar; 2) Wahyuningsih (2016) menemukan
bahwa penyebab miskonsepsi dalam pembelajaran IPA yaitu persepsi yang salah
terhadap materi yang sedang dipelajari dan kurangnya minat pelajaran IPA; 3)
Sözen dan Bolat (2011) menemukan beberapa miskonsepsi yang diperoleh
sebagai hasil dari studi bahwa siswa tidak memperhatikan bahwa suara didengar
oleh refleksi dan partikel dalam medium transfer energi dengan bergetar saat suara
sedang dikirim dan mereka berpikir bahwa materi bergerak ke dalam arah suara
yang ditransmisikan.
Pada penelitian mengenai miskonsepsi tersebut, menurut penulis terdapat
beberapa kelemahan atau kekurangan, maka mungkin akan lebih baik jika ada
yang beberapa hal yang diubah atau ditambah, misalnya; 1) dalam Ngurah dan
Laksana (2016)pemaparan pada hasil penelitian menurut penulis sudah baik,
apalagi hasil penelitian tidak hanya didapatkan dari tes saja, namun juga melalui
wawancara. Namun, akan lebih baik jika di dalam penelitian ditambahkan saran
untuk penelitian ke depannya; 2) dalam Wahyuningsih (2016) subjek yang diteliti
merupakan siswa kelas V berjumlah 18 siswa di SD Kanisius Beji, mungkin akan
lebih baik jika bukan hanya siswa saja yang diteliti namun gurunya juga. Hal ini
penulis sarankan karena hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
miskonsepsi yaitu dari persepsi siswa yang mungkin disebabkan oleh kesalahan
dalam penyampaian materi dari guru. Pada bagian hasil penelitian sudah
mendetail, namun akan lebih baik jika pemaparan hasil penelitian berdasarkan
miskonsepsi yang terjadi bukan berdasarkan presensi siswa; 3) dalam Munawaroh
& Falahi (2016) pada bagian kesimpulan jurnal ini hanya memaparkan 2 materi
tertinggi yang terjadi miskonsepsi saja. Mungkin akan lebih baik jika semua
miskonsepsi disimpulkan , jadi tidak hanya 2 yang tertinggi saja sehingga semua
miskonsepsi terpaparkan dan menjadi sedikit lebih jelas; 4) dalam Bahtiyar &
Basturk (2012) penelitian ini hanya menggunakan siswa sebagai subjeknya, akan
lebih baik jika guru ditambah sebagai subjeknya. Pemilihan sekolah dasar untuk
tempat penelitian hanya dipilih secara acak, mungkin akan lebih baik jika dipilih
berdasarkan latar belakang sekolah tersebut juga; 5) dalam Kartal, dll (2011) pada
bagian pembahasan peneliti hanya menyimpulkan jika terdapat mahsiswa yang
salah dalam menjawab soal, maka peneliti menyatakan bahwa mahasiswa
tersebut mengalami miskonsepsi tanpa mencari tahu lebih lanjut faktor lain yang
menyebabkan siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Mungkin, hasil tersebut
bisa ditindaklanjuti dengan wawancara; 6) Penelitian ini menggunakan subjek
kelas 2 SD. Mungkin akan lebih baik jika subjek diganti menjadi siswa kelas atas
(4, 5, dan 6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Literatur Map
Penelitian I
Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah
Dasar
Dek Ngurah Laba Laksana. 2016.
Penelitian II
Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD
Kanisius Beji Tahun Pelajaran 2015/2016
Esti Wahyuningsih. 2016
Penelitian III
Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD
Kanisius Beji Tahun Pelajaran 2015/2016
Fatimatul Munawaroh dan Falahi, M. Deny.
2016.
Penelitian IV
Relationship between 5th grade’ Attitudes
towards Science and Technology Course and
Misconceptions
Asiye Bahtiyar dan Ramazan Bastruk. 2012.
Penelitian VI
Determining the misconceptions of primary
school students related to sound
transmission throught drawing
Merve Sozen dan Mualla Bolat. 2011.
Penelitian V
Misconceptions of science teacher candidates
about heat and temperature
Tezcan Tezcan, dkk. 2011.
Miskonsepsi IPA
Biologi pada Guru
Kelas IV Sekolah Dasar
Lidwina Tutusari
Mieke. 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pada denah di atas terdapat perbedaan mengenai penelitian yang akan
peneliti teliti dengan penelitian sebelumnya. Partisipan pada penelitian
sebelummnya adalah siswa dan mahasiswa sedangkan partisipan pada penelitian
ini adalah guru. Alasan peneliti memilih partisipan guru adalah dalam UU nomor
1 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 tertulis, “guru adalah
pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Oleh karena itu seharusnya guru menguasai atau memahami konsep
dalam ilmu pelajaran sehingga peneliti ingin mengetahui sejauhmana pemahaman
konsep guru, khususnya pada materi IPA.
D. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di sekolah dasar merupakan
pelajaran terpadu dari pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Beranjak dari sebuah
sebuah studi yaitu Trends in International Mathematics and Science Study atau
TIMSS yang mendapatkan hasil peringkat Indonesia ke 46 dari 48 mengenai
pelajaran IPA, peneliti melakukan sebuah wawancaraa tidak langsung. Hasilnya
terdapat siswa yang kurang memahami konsep IPA. Konsep yang tidak dipahami
oleh siswa itu mengenai bagian tubuh tumbuhan. Terdapat siswa yang
menbenarkan bahwa setiap tanaman memiliki akar, batang, dan daun. Berlanjut
dari kasus tersebut peneliti bahkan menemukan beberapa penelitian yang
mendapatkan kesimpulan bahwa miskonsepsi memang terjadi di sekolah dasar.
Tidak hanya itu, rupanya miskonsepsi ditemukan pula di perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pada sebuah buku diketahui bahwa salah satu penyebab miskonsepsi pada
siswa adalah guru. Suparno (2005: 42) miskonsepsi siswa dapat terjadi pula
karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru. Teori tersebut membuat ketertarikan
peneliti semakin kuat untuk menggali lebih mengenai miskonsepsi yang terjadi di
sekolah dasar khususnya pada guru. Dalam www.nasionalkompas.com bahkan
menyebutkan bahwa guru dalam tradisi jawa merupakan akronim dari “digugu lan
ditiru” (orang yang dipercaya dan diikuti). Jika guru memberikan sebuah
pengetahuan, maka pengetahuan tersebut akan dipegang siswa dengan kuat karena
percaya akan kebenaran teori yang diucapkan oleh gurunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada BAB III memaparkan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik pengujian data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hal ini dikatakan begitu
karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif mengenai pemahaman
partisipan utama (guru) dan partisipan lain (siswa) terhadap materi pelajaran IPA
Biologi. Bodgan & Taylor (dalam Gunawan: 2013: 82) menjelaskan penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang
diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).
B. Seting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah dasar di
Yogyakarta. Sekolah ini akan diberikan inisial SD Negeri Purnama. Letak
sekolah ini berada di lokasi yang strategis yaitu di tepi jalan raya, sehingga
ketika peneliti keluar dari pintu pagar sekolah langsung menghadap jalan
raya. Pada seberang sekolah ini (di sebelah selatan SD) terdapat kawasan
pertokoan ruko yang berisikan beberapa warung makan, toko aksesoris atau
perlengkapan wanita, laundry baju, dan anjungan tunai mandiri (ATM) dari
berbagai macam bank. Pada kawasan pertokoan tersebut pula tersedia lahan
parkir yang luas sehingga seringkali peneliti melihat beberapa orangtua/wali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
siswa yang membawa mobil atau motor parkir di lahan tersebut untuk
mengantar atau menjemput siswa. Akses yang mudah ini membuat beberapa
orangtua/wali siswa memilih sekolah ini (berdasarkan pernyataan
orangtua/wali siswa). Sekolah dasar ini diapit oleh dua sekolah menengah,
pada barat berbatasan dengan sekolah menengah pertama (SMP) dan pada
bagian timur berbatasan dengan sekolah menengah atas (SMA).
Sekolah ini memiliki halaman yang cukup luas, terbukti bisa
menampung 12 kelas yang berisikan siswa masing-masing kelas 29-31
siswa pada saat senam sehat di hari jumat. Lingkungan sekolah asri, rindang
dan sejuk karena banyak terdapat pohon-pohon dan tanaman di halaman
sekolah. Pohon dan tanaman di sekolah ini terkadang dimanfaatkan sebagai
media pelajaran (berdasarkan pengamatan secara tidak langsung) untuk
pelajaran mengambar dan pada materi tertentu dipelajaran IPA.
Setiap pagi halaman SD selalu dibersihkan oleh seorang tukang kebun
yang bekerja di sekolah ini sehingga sekolah ini selalu dalam kondisi bersih
setiap hari efektif sekolah. Kata bersih ini maksudnya tidak ada lagi sampah
daun dan lain-lain yang berjatuhan yang berserakan. Sekolah ini difasilitasi
dengan ruangan laboratorium IPA dan perpustakaan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada saat peneliti melaksanakan kegiatan
program pengalaman lapangan atau PPL pada semester genap tahun ajaran
2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Desain Penelitian
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Esti
Wahyuningsih (2016) diketahui bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa mengenai
materi IPA di sekolah dasar. Kemudian peneliti melakukan observasi untuk
mengamati fenomena ini. Peneliti menempatkan diri sebagai observer partisipan
untuk mencari tahu pemahaman siswa mengenai materi IPA di sekolah dasar.
Kegiatan observasi ini dilakukan pada sekolah tempat pelaksanaan kegiatan
kuliah lapangan.
Hasil kegiatan observasi membuat peneliti ingin melakukan penelitian.
Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode fenomenologi. Dalam
Kholifah dan Suyadnya (2018: 117) fenomenologi yang dikenal melalui Husserl
adalah ilmu tentang penampakan (fenomena) yang mempelajari bagaimana
fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti
bagaimana fenomena tersebut bernilai atau diterima secara estetis. Sesuai dengan
tujuannya melalui metode ini peneliti secara langsung dapat meneliti fenomena
yang terjadi yaitu mengenai pemahaman dalam materi pelajaran IPA.
Selanjutnya peneliti memutuskan untuk mengamati fenomena mengenai
miskonsepsi dalam materi IPA terhadap guru wali kelas IV di SD N Purnama
dengan sebuah kegiatan wawancara semi terstruktur. Hasil wawancara tesebut
akan ditulis sebagaimana adanya jawaban yang diberikan oleh wali kelas IV.
Sebab, esensi dari penelitian fenomenologi adalah untuk berefleksi melalui
pengalaman peristiwa yang di alami (Rahmawati, 2018: 28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan hasil wawancara semi terstruktur tersebut, peneliti akan
mendapatkan hasil berupa pemahaman guru. selanjutnya hasil pemahaman
tersebut dibandingkan dengan teori-teori dari beberapa sumber buku, jurnal, atau
bahkan para ahli. Hasil yang didapatkan dari perbandingan berupa pemahaman
yang sudah sesuai konsep dan yang tidak sesuai dengan konsep atau miskonsepsi.
Pertanyaan yang mendapatkan hasil tidak sesuai dengan konsep tersebut
ditanyakan kembali kepada siswa SD kelas IV. Hal ini guna untuk melihat
korelasi antara miskonsepsi yang ada pada guru dan siswa.
D. Partisipan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak menganggap partisipan sebagai objek atau subjek
penelitian, namun posisi partisipan adalah setara dengan peneliti (Rahmawati,
2018: 28). Berdasarkan KBBI, partisipan adalah orang yang ikut berperan serta
dalam suatu kegiatan. Partisipan utama dalam penelitian ini adalah Bapak Agung
dan Ibu Sari. Kedua guru ini merupakan guru wali kelas IV di SD N Purnama.
Wawancara dilakukan kepada kedua guru tersebut guna mendapatkan data
penelitian. Data penelitian dari partisipan utama ini selanjutnya akan
dibandingkan dengan wawancara partisipan lainnya. Pada penelitian ini partisipan
lainnya adalah siswa kelas IV atau siswa didik dari guru tersebut. Hasil
perbandingan tersebut guna untuk melihat korelasi antara keduanya. Berikut latar
belakang mengenai partisipan utama dalam penelitian ini:
1. Bapak Agung
Bapak Agung (bukan nama sebenarnya) merupakan guru wali kelas
IV di SD Purnama. Lahir di Sleman pada tahun 1963. Beliau mendapat
gelar S.Pd. dengan menempuh studi S1 pada prodi Pendidikan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sekolah Dasar dan melanjutkan studi S2 dengan jurusan MIPA pada
universitas yang berbeda di Yogyakarta.
Bapak Agung pernah membimbing olimpiade IPA tingkat kabupaten
siswa pada pembelajaran IPA pada tahun 2014 ke bawah. Riwayat mengajar
Bapak Agung sejak awal sudah di SD Purnama sampai sekarang. Sejauh ini
Bapak Agung sudah mengajar selama 14 Tahun. Pada saat pertama kali
mengajar pada tahun 2004 mengajar Bapak Agung mengajar pelajaran IPA
di kelas 5 dan 6 sampai dengan tahun 2014. Menurut perkataan beliau pada
saat itu pembelajaran masih permata pelajaran/belum tematik sehingga
beliau mengampu empat kelas sekaligus.
Metode pelajaran yang digunakan Bapak Agung beragam. Hal ini
dilihat peneliti saat melaksanakan observasi. Metode yang digunakan yaitu
pengamatan, tanya jawab, diskusi kelompok, dan games.
2. Ibu Sari
Ibu Sari (bukan nama sebenarnya) lahir di Sragen pada tahun 1987.
Pendidikan terakhir beliau yaitu S1 PGSD di salah satu universitas negeri di
Yogyakarta pada tahun 2012. Beliau sudah mengajar selama 9 tahun
terhitung sejak tahun 2010 di SD Purnama di kelas 4 hingga sekarang.
Kegiatan pembelajaran IPA di kelas Ibu Sari beragam, dari
demonstrasi, praktikum, pengamatan, dan eksperimen. Menurut keterangan
Ibu Sari dalam pembelajaran IPA di kelasnya beberapakali menggunakan
media pembelajaran. Berdasarkan hasil ulangan siswa di kelasnya pada
semester 1 tahun ajaran 2018/2019 rata-rata sudah baik dalam materi
pelajaran IPA (nilai ulangan siswa 28 dari 31 di atas KKM yaitu 75).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara, dan dokumen Berikut penjelasan mengenai ketiga teknik
pengumpulan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti;
1. Observasi
Jenis observasi yang digunakan peneliti kepada partisipan utama dan
lainnya adalah observasi partisipan. Winarni (2018: 81) observasi partisipan
adalah observasi dimana orang yang melakukan pengamatan berperan serta
dalam kehidupan orang yang diobservasi. Pada saat melaksanakan
observasi, peneliti merupakan seorang mahasiswa PPL (program
pengalaman lapangan) yang belajar mengenai hal-hal keguruan di sekolah
tersebut. Observasi pertama dilakukan kepada partisipan utama atau guru.
Kegiatan observasi guru dilakukan untuk mendapatkan dua hal. Pertama,
berupa gerakan-gerakan yang dilakukan guru ketika menjawab pertanyaan
yang diajukan peneliti (pada saat wawancara). Hal ini guna untuk melihat
adanya keyakinan atau keraguan ketika partisipan menjawab pertanyaan
yang terlihat pada gerakan tubuh, mimik wajah, dan pelafalan kata. Kedua,
untuk mengetahui proses belajar dan mengajar. Hal ini guna untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh guru dalam pemberian materi pelajaran
IPA.
2. Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawanara tidak terstruktur. Mulyadi, dkk (2019: 232) wawancara kualitatif
dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenan dengan topik
yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut,
suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Kegiatan
wawancara pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui mengenai
pemahaman materi pelajaran IPA Biologi pada partisipan utama dan
lainnya.
Wawancara pertama dilakukan kepada partisipan utama. Kegiatan ini
guna untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi pelajaran IPA
khususnya Biologi. Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur
untuk diajukan kepada partisipan utama sehingga peneliti sudah
menyiapkan daftar pertanyaan. Perumusan instrumen pertanyaan sesuai
dengan kompetensi dasar 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4. pada kelas IV sekolah dasar
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia atau KEMENDIKBUD.
SD N Purnama merupakan sekolah yang memiliki kelas paralel
sehingga partisipan utama yang akan diwawancara berjumlah 2 orang, yaitu
Bapak Agung dan Ibu Sari (pseudonym). Kedua guru tersebut merupakan
guru wali kelas tempat peneliti melaksanakan kegiatan PPL sehingga
peneliti memiliki relasi yang baik terhadap guru tersebut. Relasi yang baik
tersebut mempermudah peneliti untuk mewawancara guru tersebut.
Kemudian setelah hasil wawancara terhadap partisipan utama
didapatkan, langkah selanjutnya pada penelitian ini adalah melakukan
wawancara semi terstruktur pada siswa kelas IV. Daftar pertanyaan yang
diajukan kepada siswa merupakan pertanyaan yang dijawab guru dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
hasil kurang atau tidak sesuai dengan konsep. Hal ini guna untuk
mengetahui korelasi antar pemahaman guru dan siswa.
3. Dokumentasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Dokumentasi
merupakan pengumpulan, pemilahan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi dalam bidang pengetahuan. Dokumentasi dalam penelitian ini
berupa autobiografi dari kedua partisipan utama dan buku-buku yang
digunakan oleh guru di SD N Purnama. Fungsi dokumentasi pada berupa
autoiografi guru guna untuk mengetahui latar belakang guru, khususnya
yang memiliki keterhubungan partisipan dengan pemahamannya terhadap
“IPA Biologi sedangkan buku guna mengetahui sumber-sumber materi
pelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman dalam mengajar.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Winarni (2018: 155) peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat
kesimpulan atas temuannya. Sebagai seorang human instrumen, peneliti menjadi
instrumen yang fleksibel. Hal ini dapat dikatakan karena manusia merupakan
makhluk yang memiliki akal sehingga mampu berpikir. Kemampuan berpikir ini
membuat manusia jadi dapat merespon sesuai dengan keinginannya sehingga
mendapatkan hasil yang sesuai pula.
Peneliti sudah mempelajari pelajaran IPA secara formal sejak duduk
dibangku SD kelas IV. Hal ini berlanjut hingga peneliti masuk ke sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menengah atas dan memilih jurusan IPA sehingga mempelajari pelajaran ini lebih
dalam. Saat ini peneliti merupakan mahasiswa yang duduk di bangku kuliah dan
kembali bertemu dengan pelajaran IPA lagi. Bahkan peneliti sudah memiliki
pengalaman mengajarkan pelajaran IPA SD kepada peserta didik sebagai salah
satu tentor di suatu lembaga kursus. Selama mempelajari pelajaran IPA, peneliti
pernah merasakan kesalahpahaman akan konsep materi ilmu pengetahuan. Hal ini
peneliti alami ketika duduk di sekolah dasar. Peneliti masih mengingat jelas
bahwa guru peneliti seringkali menegaskan bahwa “herbivora itu pemakan
tumbuhan, karnivora itu hewan, dan omnivora itu segala”. Kata “segala” tersebut
membuat artian yang ambigu, sehingga seharusnya omnivora adalah hewan yang
memakan tumbuhan dan hewan, malah bisa menjadi artian memakan tumbuhan,
hewan, batu, tanah, dan lain-lain.
Selain dari guru, peneliti pernah mengalami miskonsepsi yang disebabkan
oleh buku bacaan anak-anak. Dulu pada saat duduk di bangku sekolah, peneliti
pernah membaca buku cerita mengenai Adam dan Hawa. Cerita tersebut
mengisahkan bahwa satu tulang rusuk Adam diberikan kepada Hawa.
Berdasarkan cerita tersebut peneliti pernah meyimpulkan bahwa tulang rusuk laki-
laki jumlahnya lebih sedikit daripada perempuan.
Pengalaman-pengalaman ini membuat peneliti sadar bahwa konsep ilmu
pengetahuan jika tidak disampaikan dengan penggunaan kata yang benar akan
menyebabkan miskonsepsi. Adanya kasus yang dirasakan peneliti tersebut
memberikan dampak kepada peneliti. Hal ini secara tidak langsung membuat
peneliti ingin menggali lebih dalam mengenai pemahaman siswa yang berunjuk
pada rasa penasaran akan pemahaman guru pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Afrizal (2015: 135) untuk mengumpulkan data dari sumber informasi
(informan), peneliti atau pewawancara sebagai instrumen utama penelitian
memerlukan instrumen bantuan. Instrumen bantuan yang digunakan untuk dalam
penelitian ini adalah pedoman wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara
tidak terstruktur, pewawancara mungkin saja mempunyai daftar pertanyaan, tetapi
daftar pertanyaan ini tidak dilengkapi dengan pilihan jawaban (Afrizal, 2015:
136). Jadi peneliti sudah membuat instrumen pertanyaan untuk mengali mengenai
hal yang ingin diteliti yaitu pemahaman guru terhadap pelajaran IPA khususnya
Biologi. Berikut pedoman wawancara yang membantu menyokong penelitian ini;
Kompetensi Dasar Pembagian materi Pertanyaan
3.1 Menganalisis
hubungan antara
bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan.
Bentuk dan fungsi bagian
tubuh pada tumbuhan.
1. Apakah akar serabut
merupakan ciri
tanaman dikotil?
2. Apakah setiap tanaman
memiliki bunga?
3. Apakah setiap tanaman
yang berbuah memiliki
bunga?.
4. Apakah nektar dan
madu adalah sama?
Jelaskan!
5. Apakah setiap tanaman
memiliki zat klorofil?
6. Apakah semakin
banyak zat klorofil di
dalam daun akan
menyebabkan daun
semakin berwarna
hijau?
7. Apakah karbondioksida
dalam proses
fotosintesis hanya dapat
diperoleh dari mulut
daun/stomata saja?
8. Apakah bayam
termasuk dalam
golongan batang basah?
9. Apa perbedaan akar
tunjang dan akar napas?
10. Fungsi penyerbukan
pada bunga?
11. Apakah semua buah
memiliki struktur biji,
daging, kulit, dan
tangkai?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
12. Apakah setiap
tumbuhan memiliki tiga
bagian pokok tubuh
tumbuhan seperti akar,
batang, dan daun?
3.2 Membandingkan
siklus hidup beberapa
jenis makhluk hidup
serta mengaitkan
dengan upaya
pelestarian.
Siklus hidup makhluk
hidup dan upaya
pelestarariannya.
13. Apakah katak dewasa
hanya bernafas
meggunakan paru-
paru?
14. Apakah ada hewan
yang tidak mengalami
metamorfosis?
3.4. Menjelaskan
pentingnya upaya
keseimbangan dan
pelestarian sumber
daya alam di
lingkungannya
Upaya keseimbangan dan
pelestarian sumber daya
alam.
15. Apakah abrasi dan erosi
itu sama?
16. Apa perbedaaan
biodiesel dan
bioetanol?
17. Apakah pembuatan
kompos secara alami
atau dengan cara
menimbun sampah
organik di dalam tanah
dapat merusak unsur
tanah?
Tabel 1: Pedoman Wawancara KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4
F. Kredibilitas dan Transferabilitas
Lincoln dan Guba (dalam Bandur, 2016: 284) menegaskan pentingnya
peneliti memberikan jaminan bahwa penelitian yang dapat dipercaya memiliki
atribut yang kredibel. Kredibel berarti peneliti dipercaya telah mengumpulkan
data yang real di lapangan serta menginterprestasi data autentik tersebut dengan
akurat (Bandur, 2018: 284). Pada penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi
untuk mencapai kredibilitas. Pertama, peneliti menggunakan triangulasi teknik
pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi kepada kedua
partisipan utama. Hal ini guna untuk mencapai kredibilitas data yang diambil.
Kedua, peneliti menggunakan triangulasi sumber pula untuk mencapai
kredibilitas. Sumber data yang digunakan peneliti yaitu guru wali kelas, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kelas IV, dan sumber tertulis (buku paket pelajaran, RPAL, dan jurnal).
Pemahaman pada siswa dan guru akan dibandingkan dan dicari tahu apakah
memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Sedangkan sumber tertulis guna untuk
memastikan apakah pemahaman guru dan siswa sudah sesuai dengan konsep yang
benar.
Licoln dan Guba (dalam Bandur, 2016: 284) secara khusus diartikan bahwa
transferabilitas berkaitan dengan sejauh mana hasil analisis data penelitian dapat
diaplikasikan pada setting penelitian lain. Winarni (2018: 187) nilai transfer ini
berkenan dengan pertanyaan hingga hasil penelitian dapat diterapkan atau
digunakan dalam konteks atau situasi lain. Pemahaman akan suatu materi
pelajaran pasti dimiliki pada guru atau siswa di sekolah karena sekolah
merupakan tempat terjadinya transfer ilmu. Adanya kegiata transfer ilmu mungkin
akan mendapatkan kasus mengenai pemahaman yang kurang tepat, sehingga
terjadi miskonsepsi cenderung terjadi pada sekolah.. Bahkan kemungkinan kasus
ini terjadi di sekolah yang memiliki kekurangan guru seperti di tempat kampung
halaman peneliti sendiri (Ngabang, Kalimantan Barat) sehingga guru di sekolah
tersebut harus mengampu mata pelajaran yang kurang sesuai dengan bidangnya.
Hal inilah yang membuat kemungkinan terjadinya penyampaian materi yang
kurang tepat sehingga menjadi tidak sesai dengan konsep dalam suatu materi
pelajaran. Oleh sebab itu, hasil analisis dalam penelitian ini dapat ini
memungkinkan untuk diaplikasikan pada setting penelitian lain yang serupa.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi sebagai teknik analisis
data. Analisis Fenomenologi adalah berusaha untuk memahami dan menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
makna, struktur, dan esensi pengalaman hidup sebuah fenomena bagi seseorang
atau sekelompok orang (Patton, 2002: 482). Peneliti memahami dan menjelaskan
pemahaman mengenai materi IPA Biologi pada partisipan menggunakan dua
langkah dalam metode ini. Berikut penjelasan mengenai langkah dalam
menganalisa data pada penelitian ini;
1. Epoche
Epoche adalah pemutusan hubungan dengan pengalaman dan
pengetahuan, yang kita miliki sebelumnya (Kholifah dan Suyadnya 2018:
125). Pada saat peneliti ingin mengetahui pemahaman IPA pada guru wali
kelas, peneliti memutuskan sementara pengetahuan peneliti terhadap materi
IPA. Hal ini menyebabkan peneliti dalam keadaan murni (tidak tahu apa-
apa) sehingga mendapatkan pandangan baru pada saat wawancara.
Epoche atau pemutusan hubungan ini dilakukan pada saat peneliti
melakukan wawancara terhadap dua partisipan utama. Peneliti bersikap
seolah “tidak mengetahui” mengenai konsep pelajaran IPA yang sesuai
dengan sumber tertulis atau para ahli. Hal ini juga bertujuan agar guru tidak
merasa terintimidasi atau diuji pada saat peneliti mengajukan pertanyaan.
Pada saat wawancara peneliti mengajukan pertanyaan dan berusaha
mendengarkan penjelasan yang diucapkan oleh guru dengan seksama tanpa
memotong penjelasan guru, namun ketika informasi dirasa kurang peneliti
mengajukan pertanyaan tambahan untuk menggali lebih dalam pemahaman
guru mengenai konsep dalam pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Reduksi Data
Menurut Kholifah dan Suyadnya (2018: 125) reduksi akan membawa
kita kembali pada bagaimana kita mengalami sesuatu (lead us back to our
own experience of the things are). Maksud dari “kembali pada bagaimana
kita mengalami sesuatu” yaitu peneliti kembali mengetahui mengenai
konsep pelajaran IPA yang sesuai dengan sumber tertulis atau para ahli.
Pada saat melakukan reduksi data, peneliti membandingkan dengan teori-
teori dari berbagai sumber, seperti buku paket pelajaran, RPAL, dan jurnal
yang sudah diketahui sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melihat sebuah
fenomena yang terjadi atau melihat mengenai pemahaman guru dan
kesesuaiannya dengan teori yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada BAB IV ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian mengenai
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut paparan hasil dan
pembahasannya:
A. Observasi
Kegiatan observasi pada penelitian ini guna untuk mengetahui hal-hal yang
dilakukan selama proses belajar mengajar. Aspek yang di observasi yaitu
mengenai penyajian materi, metode pengajaran, penggunaan bahasa, dan aktivitas
siswa. Observasi ini dilakukan kepada dua partispan utama, berikut
penjabarannya:
1. Bapak Agung (pseudonym)
a. Observasi 1
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Penyajian materi Guru melakukan tanya jawab singkat
mengenai bagian tubuh tumbuhan yang
utama. Kemudian siswa diberikan tugas
untuk mengamati dan membuat laporan
mengenai tanaman di luar kelas.
2 Metode
Pembelajaran
Tanya jawab, penugasan, dan diskusi
kelompok.
3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia
baku, namun terkadang masih terdapat
beberapa kata yang tidak baku dan
pengunaan bahasa daerah.
4 Aktivitas siswa Siswa belajar dengan diskusi kelompok,
membaca buku, dan guru bertugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sebagai fasilitator.
Tabel 2: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 1
Pada kegiatan pelajaran, guru melakukan tanya jawab mengenai
bagian tubuh utama tumbuhan. Setelah itu guru memberikan tugas
kelompok berupa pengamatan terhadap bagian tubuh tumbuhan.
Tugas ini menuntut siswa untuk mencari pengetahuan mengenai
nama, fungsi, dan informasi lainnya dari bagian tubuh tumbuhan dari
buku LKS tematik yang dimiliki siswa.
b. Observasi 2
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Penyajian materi Penyajian materi bagian tubuh hewan
dimulai dengan penayangan video
hewan-hewan di kebun binatang.
Selanjutnya guru memperlihakan
gambar burung dan menjelaskan bagian
tubuh hewan beserta fungsinya. Setelah
itu guru melakukan tanya jawab singkat
dan memberikan penugasan berupa
menggambar hewan kesukaan beserta
pemberian keterangan mengenai bagian
dan fungsi tubuh hewan secara individu.
2 Metode
Pembelajaran
Observasi video dan gambar, ceramah,
tanya jawab, penugasan
3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia
yang baku, namun masih terdapat
beberapa kata dalam Bahasa Jawa
4 Aktivitas siswa Siswa mengamati video hewan dan
memberikan pendapat, memperhatikan
penjelasan guru, dan mengerjakan tugas
Tabel 3: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada saat kegiatan pembelajaran guru kembali berperan aktif
dalam menjelaskan materi pelajaran. Pada saat penayangan video
siswa terlihat antusias memperhatikan video yang ditayangkan melalui
proyektor atau LCD. Pada saat penugasan guru berkeliling kelas untuk
memastikan jawaban dari siswa. Setelah itu tugas tersebut
dikumpulkan pada saat bel tanda pelajaran berbunyi.
c. Observasi 3
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Penyajian materi Penyajian materi menjaga kelestarian
alam disajikan beserta pelajaran IPS
yaitu keberagaman alam. Kegiatan
pelajaran dimulai dengan games puzzle
bergambar burung cendrawasih,
kemudian tanya jawab mengenai
pentingnya menjaga kelestarian alam,
dan penugasan bersama teman
sebangku.
2 Metode
Pembelajaran
Penjelasan materi menggunakan PPT,
tanya jawab, penugasan.
3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia
baku, namun terkadang masih terdapat
beberapa kata yang tidak baku dan
pengunaan bahasa daerah.
4 Aktivitas siswa Siswa bermain puzzle dengan
kompetitif, setelah itu melakukan tanya
jawab, dan membuat tugas berupa
poster ajakan menjaga kelestarian
burung cenderawasih.
Tabel 4: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kegiatan belajar mengajar pada hari ini berlangsung dengan
penuh rasa semangat siswa, hal ini nampak ketika siswa giat
mengerjakan permainan menyusun puzzle bergambar. Setelah itu
mereka mendengarkan penjelasan mengenai jenis-jenis cendrawasih
dan upaya pelestariannya, dan yang terakhir mereka membuat poster
berupa ajakan melestarikan cendrawasih.
2. Ibu Sari (pseudonym)
a. Observasi 1
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Penyajian materi Penyajian materi Indera Pendengar
diajarkan melalui poster bagian-bagian
telinga, guru menjelaskan secara rinci
tiap bagian telinga dan fungsinya.
Setelah itu guru memberikan contoh
kelainan pada telinga. Kemuadian guru
memberikan demonstrasi cara
membersihkan telinga dan meminta
beberapa siswa mendemonstrasikan
cara membersihkan telinga.
2 Metode
Pembelajaran
Ceramah dan demonstrasi
3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia
yang baku, namun masih terdapat
beberapa kata dalam Bahasa Jawa
4 Aktivitas siswa Siswa belajar dengan memperhatikan
penjelasan guru dan praktek
demonstrasi membersihkan telinga
Tabel 5: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pada kegiatan belajar mengajar ini guru memberikan peran
aktif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Hal ini
nampak ketika guru memberikan demonstrasi dan menjelaskan materi.
Saat akhir kegiatan guru melakukan demonstrasi membersihkan
telinga bersama siswa.
b. Observasi 2
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Penyajian materi Materi berupa bentuk daun disajikan
melalui tugas pengamatan pada
berbagai jenis daun yang dibawa oleh
siswa. Guru memberikan materi
mengenai jenis-jenis daun, kemudian
guru memastikan siswa paham
mengenai teori melalui tanya jawab dan
penugasan.
2 Metode
Pembelajaran
Ceramah, pengamatan, tanya jawab,
penugasan, diskusi kelompok.
3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia
baku, namun terkadang masih terdapat
beberapa kata yang tidak baku dan
pengunaan bahasa daerah.
4 Aktivitas siswa Melihat guru menjelaskan, merespon
pertanyaan, melakukan pengamatan
terhadap daun, mengerjakan tugas, dan
berdiskusi.
Tabel 6: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 2
Pada kegiatan pembelajaran ini guru berperan aktif dalam
penyampaian materi. Guru memberikan penjelasan mengenai materi
dan memberikan contoh konkret mengenai jenis-jenis daun beserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
fungsi daun bagi tumbuhan. Ketika guru melaksanakan hal tersebut
siswa memperhatikan guru sambil membuka buku LKS tematik yang
dimilikinya. Pada akhir pertemuan, guru juga kembali melakukan
tanya jawab mengenai materi pelajaran dan merangkum semua materi
pelajaran di papan tulis.
c. Observasi 3
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Penyajian materi Guru memberikan penugasan kepada
siswa untuk membaca materi bagian
tubuh hewan beserta fungsinya
kemudian memberi soal pilihan ganda
dan uraian yang ada di buku LKS.
2 Metode
Pembelajaran
Membaca dan penugasan
3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku
4 Aktivitas siswa Siswa membaca materi dan
mengerjakan tugas.
Tabel 7: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 3
Kegiatan pembelajaran pada hari ini diisi dengan dua kegiatan
utama yaitu membaca dan mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan
karena guru ada kegiatan di luar sekolah. Oleh sebab itu pada saat
pengerjaan tugas mahasiswa PPL yang diminta untuk menjaga kelas
tersebut agar tetap terkondisikan (tenang dan tidak ada siswa yang
menyontek).
Hasil pada keseluruhan observasi di atas menunjukan bahwa sumber
materi pelajaran didapat dari guru, buku pelajaran, dan dari bawan siswa (hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
diketahui dari kegiatan tanya jawab yang dilakukan). Media untuk mengajar yang
digunakan oleh Bapak Agung dan Ibu Sari bisa dikatakan beragam jika dilihat
dari tiga kali observasi yang dilakukan kepada keduanya. Bapak Agung
menggunakan tumbuhan di halaman sekolah, video hewan, dan permainan puzzle
untuk media pelajaran. Sementara itu Ibu Sari menggunakan poster dan dedaunan
untuk media pelajaran.
B. Wawancara
Hasil penelitian akan membahas mengenai hasil wawancara berdasarkan
instrumen mengenai materi pembelajaran IPA Biologi yang dilakukan kepada
partisipan utama atau guru wali kelas IV di sekolah dasar. Berikut hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru wali kelas beserta perbandingannya
dengan teori yang ada dalam buku pelajaran atau jurnal:
1. Bapak Agung (pseudonym)
Wawancara pertama bersama Bapak Agung dilakukan pada saat kelas
beliau sedang ada kegiatan pemeriksaan gigi oleh mahasiswa kedokteran
sehingga beliau tidak melaksanakan proses belajar mengajar. Pada
kesempatan ini, peneliti melakukan wawancara setelah peneliti meminta
materi pelajaran untuk tugas mengajar di kelas beliau sehingga bisa
dikatakan guru tidak memiliki persiapan untuk wawancara ini
Tempat peneliti melakukan wawancara yaitu di sebuah kursi panjang
tepat di depan kelas beliau. Keadaan pada saat wawancara tersebut bisa
dikatakan tidak tenang karena terdapat siswa/i di kelas lain yang sudah
melakukan pemeriksaan gigi sehingga mereka berada di luar kelas dan
mengobrol atau bermain dengan sesamanya. Pada awalnya peneliti meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ijin kepada Bapak Agung untuk meluangkan waktunya untuk peneliti
bertanya-tanya mengenai materi pembelajaran IPA di kelas IV. Kemudian
beliau menyanggupi permintaan peneliti, sehingga kegiatan wawancara
dilakukan pada sebuah kursi di depan kelas IV A. Kegiatan wawancara ini
dilaksanakan pada saat 5 menit sebelum jam istirahat pada tanggal 06
Oktober tahun 2018.
Materi pertama yang peneliti pertanyakan yaitu mengenai bagian
tubuh tumbuhan pada kompetensi dasar 3.1 menganalisis hubungan antara
bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan. Pertanyaan
pertama pada materi ini yaitu “apakah akar serabut merupakan ciri tanaman
dikotil?” Tanggapan yang diberikan guru berupa jawaban sebagai berikut;
“jika tanaman dikotil maka bijinya akan terangkat pada saat proses
pertumbuhan sedangkan monokotil pasti bijinya tertinggal di bawah. Ada
beberapa kasus tanaman dikotil yang awalnya memiliki akar tunggang,
namun karena dicangkok akarnya menjadi menyebar dan menjadi serabut.”
Dalam Haryanto (2016:14) akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji
berkeping satu (monokotil), misalnya jagung, dan tebu. Peneliti menarik
kesimpulan bahwa tidak terjadi miskonsepsi dalam konsep pembelajaran ini
karena jawaban Bapak Agung sudah sesuai dengan teori menurut para ahli.
Setelah mandapatkan jawaban tersebut peneliti melontarkan
pertanyaan berikutnya yaitu “apakah setiap tanaman memiliki bunga?” Pak
Agung terdiam beberapa detik dan memberikan tanggapan berupa jawaban
sebagai berikut “tanaman berbunga dan tidak berbunga, kalau tanaman
berbunga itu Angiospermae. Kalau tidak berbunga itu, ya sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bukan pembagian dari bunganya tapi dari bijinya. Jika tanaman berbiji
pasti berbunga. Ya Bryophyta dan Gymnospermae. Klasifikasi tumbuhan
ada banyak ya mbak” begitu katanya. Peneliti mengajukan pertanyaan
kembali kepada Bapak Agung untuk meyakinkan pernyataan yang
diberiikan beliau yaitu; “jadi ada tanaman yang tidak berbunga ya pak?”,
sehingga Bapak Agung memberikan jawaban “ya. Peneliti menyimpulkan
bahwa guru tidak mengalami miskonsepsi untuk pertanyaan ini karena
terdapat tanaman yang tidak memiliki bunga yaitu jamur. Dalam Shohib
(2017: 34) ciri-ciri jamur yaitu bereproduksi dengan spora. Hal tersebut
menyatakan bahwa jamur tidak memiliki bunga untuk bereproduksi dengan
biji.
Peneliti melontarkan pertanyaan ketiga yaitu “apakah setiap tanaman
yang berbuah memiliki bunga?”. Pada pertanyaan ini guru tidak
menanggapi pertanyaan dan menjelaskan kembali mengenai klarifikasi
tanaman. Peneliti juga tidak mendapatkan kesempatan untuk menanyakan
pertanyaan ini lebih lanjut, oleh karena itu tanggapan untuk pertanyaan ini
tidak dimasukan ke dalam kategori sudah sesuai dengan konsep atau
miskonsepsi.
Pertanyaan selanjutnya yaitu “apakah nektar dan madu adalah sama?”.
Guru memberikan pembenaran mengenai pertanyaan tersebut dengan
memberikan respon; “ya nektar dan madu adalah sama”. Berdasarkan
perbandingan dalam yang dilakukan oleh peneliti, dalam Evahelda, dkk
(2017: 363) madu merupakan cairan alami yang umumnya manis, berasal
dari nektar bunga yang dikumpulkan oleh lebah madu. Melalui kutipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
tersebut dapat dikatakan bahwa nektar berasal dari bunga dan madu
merupakan nektar yang dikumpulkan oleh lebah, sehingga dapat dikatakan
bahwa madu dan nektar adalah berbeda. Peneliti menyimpulkan bahwa
jawaban yang diberikan oleh guru mengalami miskonsepsi karena nektar
dan madu merupakan cairan yang berbeda.
Setelah pertanyaan tersebut peneliti melontarkan pertanyaan lainnya
yaitu “apakah setiap tanaman memiliki zat klorofil?” dan “apakah semakin
banyak zat klorofil di dalam daun akan menyebabkab daun semakin
berwarna hijau? Sesaat sebelum menjawab pertanyaan mata Bapak Agung
terlihat menerawang jauh “ada beberapa tanaman yang tidak menghasilkan
klorofil yaitu tanaman parasit yang mendapatkan makanan dari inangnya”
dan “kalau untuk klorofil menyebabkan daun semakin hijau, ya”. Kedua
jawaban yang diberikan Bapak Agung terbukti sudah sesuai dengan konsep.
Hal ini dikuatkan dengan beberapa teori dalam buku, dalam Shohib (2017:
34) ciri-ciri jamur yaitu tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof.
Dalam Haryanto (2013: 19) menjelaskan bahwa warna hijau pada daun
disebabkan adanya klorofil yaitu zat hijau daun. Dari kedua kutipan tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa ada tanaman yang tidak memiliki klorofil dan
banyaknya klorofil menyebabkan daun semakin hijau sehingga jawaban
yang diberikan oleh Bapak Agung tidak mengalami miskonsepsi.
Pertanyaan berlanjut yaitu “apakah bayam termasuk dalam golongan
batang basah?” Kemudian guru memberikan tanggapan berupa jawaban
sebagai berikut “ya batang bayam itu basah.” Setelah itu peneliti
memberikan pertanyaan lagi kepada Bapak Agung, “bagaimana cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
membedakan batang basah dan batang rumput?” Lalu Bapak Agung
memberikan jawaban “batang rumput hanya dimiliki oleh tanaman rumput-
rumputan, seperti padi, rumput gajah, dan jagung. Nah, pisang itu termasuk
basah.” Berdasarkan perbandingan yang dilakukan oleh peneliti, dalam
Haryanto (2013: 16) tumbuhan batang basah memiliki batang lunak dan
berair, misalnya bayam. Peneliti menyimpulkan bahwa dari teori tersebut
dapat dikatakan bahwa Bapak Agung tidak mengalami miskonsepsi dalam
materi ini.
Selanjutnya peneliti mempertanyaan pertanyaan terakhir dalam KD
3.1 yaitu, “apakah setiap tumbuhan memiliki tiga bagian pokok tubuh
tumbuhan seperti akar, batang, dan daun?” Kemudian guru memberikan
tanggapan berupa jawaban sebagai berikut “tidak, kan klasifikasi tumbuhan
paling rendah, Cryptogamae. Nah lumut-lumutan itu dan fungi.” Pernyataan
Bapak Agung sesuai dengan konsep. dibuktikan dalam Shohib (2017: 34)
ciri-ciri jamur yaitu struktur tubuhnya tidak memiliki akar, batang, dan
daun. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa Bapak Agung tidak
mengalami miskonsepsi karena terdapat tumbuhan yang tidak memiliki
akar, batang, dan daun yaitu jamur.
Setelah pertanyaan pada KD 3.1 selesai dilontarkan, peneliti berlanjut
untuk menanyakan pertanyaan dengan materi siklus hidup hewan pada
kompetensi dasar 3.2 membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk
hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestarian. Pertanyaannya yaitu
“apakah katak dewasa hanya bernafas menggunakan paru-paru?” kemudian
guru memberikan jawaban “katak itu hewan amfibi, ya hidupnya di dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
alam jadi pada saat menjadi katak dewasa ia bernafas menggunakan kulit”.
Pada pertanyaan mengenai pernafasan katak ini, Bapak Agung sedikit
kurang tepat dalam menjawab pertanyaan. Dalam Haryanto (2013: 48) katak
dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Jadi bisa dikatakan Bapak
Agung mengalami miskonsepsi pada materi ini.
Selanjutnya peneliti menanyakan pertanyaan dari materi yang terakhir
yaitu keseimbangan dan pelestarian alam pada kompetensi dasar 3.8
menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya. Pertanyaan pertama yang ditanyakan yaitu “apakah
abrasi dan erosi itu sama?” kemudian guru memberikan tanggapan berupa
jawaban sebagai berikut “abrasi dan erosi merupakan sama-sama
pengerusakan alam akibat pengikisan air”. Sumantoro dan Hermana (2013:
194) terdapat dua kalimat yang mengatakan bahwa; hujan dapat
menyebabkan erosi, banjir, dan tanah longsor; dan gelombang air laut dapat
menyebabkan abrasi. Jika dibandingkan dalam teori tersebut dapat
dikatakan Bapak Agung mengalami miskonsepsi karena dijelaskan bahwa
penyebab abarsi dan erosi adalah berbeda.
Pertanyaan lainnya kepada Bapak Agung yaitu “apa perbedaan
biodiesel dan bioetanol?.” Jawaban yang diberikan guru yaitu “biodiesel
dan bioetanol merupakan sama-sama energi alternatif dari tumbuhan,
perbedaaannya adalah biodiesel dari minyak yang dihasilkan tanaman
sedangkan bioetanol dari gas yang dihasilkan tanaman” Begitu ujarnya
sambil tersenyum. Dalam Prakoso (2018: 56) menjelaskan bahwa biodiesel
merupakan bahan bakar hayati yang diolah dari biji jarak sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bioetanol adalah bahan bakar hayati yang diolah dari umbi-umbian. Hal
tersebut membuktikan bahwa jawaban yang diberikan Bapak Agung sudah
tepat sehingga tidak mengalami miskonsepsi.
Pertanyaan terakhir yang dilontarkan peneliti untuk wawancara pada
jam istirahat ini yaitu “apakah pembuatan kompos secara alami atau dengan
cara menimbun sampah organik di dalam tanah dapat merusak unsur
tanah?” Bapak Agung memberikan jawaban seperti berikut “tentu saja tidak
karena sampah organik tersebut akan diurai oleh pengurai, bahkan tanah
tersebut akan subur”. Dalam Shohib (2017: 72) pengurai merupakan
makhluk hidup yang mampu menguraikan zat-zat pada makhluk hidup yang
sudah mati untuk menjadi sumber makanannya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa jawaban yang diberikan Bapak Agung tidak mengalami miskonsepsi.
Pada wawancara kedua bersama Bapak Agung bertempat di ruang
tamu SD N Purnama saat beliau sedang tidak ada jam mengajar. Ruang
tamu SD N Purnama ini merupakan satu ruangan yang dibagi oleh sekat
sehingga menjadi tiga (terdapat ruang guru, kepala sekolah, dan ruang tamu
dalam satu ruangan). Letak ruang tamu ini paling depan. Pemisah antara
ruang guru adalah rak buku dan dinding kaca. Pada saat itu terdapat
beberapa guru di dalam ruang guru dan beberapa siswa yang tengah
pelajaran olahraga sedang istirahat mengobrol dengan temannya tepat di
koridor ruang tamu. Bahkan sesekali ada murid yang menyela untuk
bertanya kepada Bapak Agung sehingga secara tidak langsung
menghentikan kegiatan wawancara ini untuk beberapa menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
“Apa perbedaan akar tunjang dan akar napas? begitu pertanyaan
pertama yang dilontarkan peneliti. Kemudian Bapak Agung langsung
menjawab Akar tunjang itu hanya menyokong tegaknya tubuh sih, contoh di
pantai. Lihat pandan? Lalu peneliti menjawab “iya”. Pak Agung
melanjutkan, “itu selain di dalam dia akan ada akar yang keluar dari atas,
sebelum sampai tanah ia akan napas, tapi begitu dalam tanah ia jadi akar
murni, dia menyokong dan menjadi akar tunjang. Termasuk bakau itu
bukan akar tunjang. Dia tumbuh dari atas ke bawah, menyokong tegaknya
tubuh, menunjang, namanya akar tunjang. Sebenarnya hanya istilah itu
saja” Begitu kata Bapak Agung. Dalam Haryanto (2013: 15) menjelaskan
bahwa akar tunjang merupakan akar dari bagian bawah batang ke segala
arah dan akar napas merupakan akar yang tumbuh tegak lurus ke atas
sehingga muncul dari permukaan tanah atau air. Berdasarkan kutipan
tersebut dapat dikatakan bahwa Bapak Agung mengalami kesalahpahaman
mengenai akar nafas sama seperti pada saat wawancara pertama.
Pada kesempatan ini peneliti kembali pula mendapatkan penjelasan
mengenai pertanyaan “apakah nektar dan madu adalah sama”, bagi Bapak
Agung nektar dan madu adalah sama. Hal ini terlihat dari jawaban Bapak
Agung, yaitu “nektar itu bahasa latin, sebenarnya juga madu. Lebah itu
bukan membuat madu, dia kan mengambil nektar, nanti dikumpulkan ke
sarangnya untuk anak-anaknya atau koloninya, ya kalau di cek nanti dalam
kamus bahasa Indonesia itu “nektar” itu bahasa aslinya darimana. Itu
dipunggut menjadi bahasa Indonesia. Banyak dari bahasa Inggris atau
bahasa daerah yang dipunggut menjadi bahasa Indonesia misalnya. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Evahelda dkk. (2017: 263) madu merupakan cairan alami yang umumnya
manis, berasal dari nektar bunga yang dikumpulkan oleh lebah madu.
Disimpulkan bahwa Bapak Agung mengalami kesalahpahaman konsep
mengenai materi ini sama seperti tanggapan saat pertanyaan ini dilontarkan
pada waktu sebelumnya.
2. Ibu Sari (pseudonym)
Wawancara pertama pada guru wali Kelas Cermat atau Ibu Sari
dilaksanakan pada jam 08.03 tanggal 24 Oktober tahun 2018. Pada
wawancara pertama dilakukan di ruang tamu. Saat itu kelas yang diampu
beliau sedang pelajaran agama sehingga beliau tidak mengajar karena
terdapat guru khusus untuk mengajar agama. Keadaan saat itu cukup tenang
karena hanya ada 1 guru di ruang guru dan tidak ada siswa di koridor depan
ruang tamu (siswa sedang dalam jam pelajaran).
Materi yang akan ditanyakan oleh peneliti yang pertama, yaitu
mengenai bentuk bagian tubuh tumbuhan pada kompetensi dasar 3.1
menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan
dan tumbuhan. Pertanyaan pertama yang dilontarkan peneliti, yaitu apakah
akar serabut merupakan ciri tanaman dikotil?” Kemudian Ibu Sari merespon
dengan jawaban seperti berikut “kalau serabut dikotil? Kalau pengertian di
sini pasti iya.” Peneliti merasa kurang puas untuk jawaban yang diberikan
guru dan mengajukan pertanyaan di luar instrumen untuk menggali lebih
dalam mengenai pemahaman materi Ibu Sari, yaitu “bedanya tanaman
dikotil dan monokotil itu apa ya bu?” Kemudian Ibu Sari memberikan
respon berupa jawaban “cuma itunya, apa namanya? bijinya. Tapi anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
anak monokotil dan dikotil kelas 4 itu hanya belajar mengenai bentuk akar
dan tulang jadi belum terlalu yang monokotil gimana dan dikotil gimana.”
Setelah melakukan pengecekan pada sebuah buku, dalam Haryanto (2016:
14) akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu (monokotil),
misalnya jagung dan tebu. Berdasarkan teori tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa Ibu Sari mengalami miskonsepsi dengan jawaban
bahwa tanaman dikotil memiliki akar serabut pedahal teori mengatakan
bahwa akar dikotil memiliki akar tunggang.
Pertanyaan lain disebutkan oleh peneliti “apakah nektar dan madu
adalah sama?” kemudian guru memberikan respon singkat berupa jawaban
“beda” dan peneliti bertanya lagi “bedanya apa ya bu?”. Setelah itu Ibu Sari
memberikan penjelasan lebih lanjut, yaitu; “kalau madu kan dihasilkan oleh
lebah itu kan, kalau nektar yang di bunga itu” begitu jawab Ibu Sari dengan
suara yang tegas dan jelas. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan oleh
peneliti, dalam Evahelda, dkk (2017: 363) madu merupakan cairan manis
alami yang umunya manis, berasal dari nektar bunga yang dikumpulkan
oleh lebah madu. Melalui kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa nektar
berasal dari bunga dan madu merupakan nektar yang dikumpulkan oleh
lebah, sehingga dapat dikatakan bahwa madu dan nektar adalah berbeda.
Jadi peneliti menyimpulkan bahwa Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi
dalam pertanyaan ini.
Kemudian peneliti menanyakan 3 pertanyaan yang di respon dengan
sebuah jawaban pendek “he’em” sambil menganggukan kepalanya dari Ibu
Sari. Pertanyaan pertama, yaitu “apakah setiap tanaman memiliki zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
klorofil?” Ketika peneliti menanyakan lagi “pasti ya bu?” Ibu Sari kembali
merespon dengan jawaban pendek “he’em.” Dalam Shohib (2017: 34) Ciri-
ciri jamur yaitu tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof. Peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat tumbuhan yang tidak memiliki klorofil
sehingga jawaban Ibu Sari pada pertanyaan nomor satu mengalami
miskonsepsi.
Kedua, “Apakah semakin banyak zat klorofil di dalam daun akan
menyebabkan daun semakin berwarna hijau?.” Jawaban “he’em” dan
anggukan berarti Ibu Sari setuju dengan pernyataan ini. Haryanto (2013: 19)
menjelaskan bahwa warna hijau pada daun disebabkan adanya klorofil yaitu
zat hijau daun. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa benar jika klorofil menyebabkan semakin berwarna hijau. Sehingga
Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi.
Pertanyaan ketiga yang direspon “he’em” adalah ”apakah
karbondioksida dalam proses fotosintesis hanya dapat diperoleh dari mulut
daun/stomata saja?” Ketika peneliti bertanya “pasti ya bu?” Guru kembali
bergumam “he’em” sambil menganggukan kepalanya. Dalam Priyono, dkk
(2009) tertulis bahwa penyerapan gas karbondioksida dilakukan oleh
tumbuhan melalui stomata dan lentisel. Peneliti menyimpulkan bahwa
penyerapan karbondioksida tidak hanya diperoleh dari mulut daun/stomata
saja sehingga jawaban Ibu Sari untuk pertanyaan nomor 3 mengalami
miskonsepsi.
Selanjutnya yaitu “apa perbedaan akar tunjang dan akar napas?” dan
guru memberikan respon “akar tunjang itu yang di bakau itu kan? Kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
akar nafas itu ga harus itu kan?” begitu ujarnya sambil memiringkan
kepalanya sedikit dan mengerutkan alisnya. Setelah jawaban tersebut
diberikan guru tidak memberikan jawaban lagi dan menatap peneliti untuk
beberapa saat hingga terjadi keheningan sampai peneliti memutuskan untuk
melontarkan pertanyaan selanjutnya. Dalam Haryanto (2013: 15)
menjelaskan bahwa akar tunjang merupakan akar dari bagian bawah batang
ke segala arah dan akar napas merupakan akar yang tumbuh tegak lurus ke
atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau air. Respon yang diberikan
Ibu Sari kurang menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti, namun
memang benar bahwa tumbuhan bakau memiliki akar tunjang. Melihat dari
sikap yang dilakukan nampaknya Ibu Sari memiliki keraguan. Hal itu
nampak pada saat beliau menjawab dengan kalimat yang terdapat
pemberhentian setiap katanya dan malah bertanya balik kepada peneliti.
Peneliti menyimpulkan bahwa Ibu Sari mengalami miskonsepsi dalam
materi ini.
Kedua pertanyaan terakhir pada materi bentuk bagian tumbuhan
akhirnya peneliti ajukan yaitu “apakah fungsi penyerbukan pada bunga?”
dan “apakah setiap buah memiliki struktur biji, daging, kulit, dan tangkai?”
dijawab guru berturut-turut “ya untuk perkembangbiakan” dan “enggak
harus kan”. Dalam Pravesti, dkk (2018: 62) biji merupakan hasil dari
pembuahan yang terjadi akibat penyerbukan sari dan putih. Dari kutipan ini
peneliti menyimpulkan bahwa benar jika penyerbukan berfungsi untuk
perkembangbiakan (berupa biji) sehingga Ibu Sari tidak mengalami
miskonsepsi. Pada pertanyaan struktur buah, Ibu Sari juga tidak mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
miskonsepsi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya buah nanas yang tidak
memiliki biji.
Setelah itu pertanyaan lain diajukan oleh peneliti yaitu “apakah setiap
tumbuhan memiliki tiga bagian pokok tubuh tumbuhan seperti akar, batang,
dan daun?” kemudian guru memberikan jawaban “tidak harus ya mbak”.
Dalam Shohib (2017: 34) ciri-ciri jamur yaitu struktur tubuhnya tidak
memiliki akar, batang, dan daun. Berdasarkan teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak setiap tanaman memiliki tiga bagian pokok tubuh
tumbuhan karena terdapat tumbuhan yang tidak memiliki ketiganya yaitu
jamur, sehingga jawaban yang diberikan Ibu Sari tidak mengalami
miskonsepsi.
Pertanyaan selanjutnya berasal dari kompetensi dasar 3.2
Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestarian dengan materi siklus hidup hewan.
Pertanyaan pertama untuk materi ini “apakah katak dewasa hanya bernafas
menggunakan paru-paru?” Respon yang diberikan Ibu Sari adalah “dia
hanya bernafas hanya pake kulit kan” begitu ujarnya. Selanjutnya peneliti
mengajukan pertanyaan lagi kepada Ibu Sari “jadi hanya pakai paru-paru?”
Ibu Sari memberikan jawaban;“sama paru-paru” jawabnya lagi. Dalam
Haryanto (2013: 48) katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit.
Peneliti menarik kesimpulan bahwa jawaban yang diberikan Ibu Sari tidak
mengalami miskonsepsi karena sudah sesuai dengan sebuah teori di buku.
Setelah pertanyaan tersebut, peneliti melanjutkan pada pertanyaan
berikutnya “apakah ada hewan yang tidak mengalami metamorfosis?” guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
memberikan respon berupa jawaban “ada, kalau yang tidak itu hewan
mudanya mirip sama hewan dewasanya. Jadi tetap sama, kayak ayam,
ayam kecil tetap ada paruhnya, ayam gede tetap ada sayapnya, kakinya
tetap dua, hidupnya, alamnya juga sama” begitu ujarnya. Dalam Haryanto
(2013: 39) ayam tidak mengalami metarmorfosis. Teori tersebut sudah
cukup untuk membuktikan bahwa ada makhluk yang tidak mengalami
metarmorfosis yaitu ayam. Jadi Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi pada
pertanyaan ini.
Akhirnya sampailah pada kompetensi dasar 3.4 Menjelaskan
pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di
lingkungannya. Pertanyaan pertama yang ditanyakan pada KD ini yaitu
“apakah abrasi dan erosi itu sama?” Lalu pertanyaan ini dijawab Ibu Sari
dengan pelan “kalau abrasi kan karena air laut, kalau erosi kan karena air
laut.” Jawaban yang diberikan oleh Ibu Sari sudah sesuai. Dalam Sumantoro
dan Hermana (2013:194) terdapat dua kalimat yang mengatakan bahwa
hujan dapat menyebabkan erosi, banjir, dan tanah longsor; dan gelombang
air laut dapat menyebabkan abrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ibu Sari
tidak mengalami miskonsepsi.
Pertanyaan kedua dari KD 3.8. diajukan oleh peneliti yaitu “apa
perbedaan biodiesel dan bioetanol?” Jawaban yang diberikan guru adalah
“kalau biodiesel itu solar kan, pengganti solar, kalau bioetanol kan
pengganti bensin. Bahannya juga berbeda.” begitu ujar Ibu Sari sambil
menggangukan kepalanya. Dalam Prakoso (2018: 56) menjelaskan bahwa
biodiesel merupakan bahan bakar hayati yang diolah dari biji jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sedangkan bioetanol adalah bahan bakar hayati yang diolah dari umbi-
umbian. Sesuai dengan teori Prakoso, biodiesel dan bioetanol terbuat dari
bahan yang berbeda sehingga Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi.
Kemudian pertanyaan terakhir dilontarkan oleh peneliti, “apakah
pembuatan kompos secara alami atau dengan cara menimbun sampah
organik di dalam tanah dapat merusak unsur tanah?” Jawaban yang
diberikan guru adalah “enggak kan, semua makhluk hidup kan asalnya dari
tanah. Jadi kalau kembali ke tanah pasti tidak merusak tanah kan” begitu
jawab Ibu Sari dengan penekanan kata “kan” pada akhir kalimatnya.
Jawaban yang diberikan oleh Ibu Sari bisa dikatakan kurang ilmiah, secara
biologis tidak mungkin makhluk hidup berasal dari tanah. Namun untuk
pertanyaan ini memang benar jika makhluk hidup yang sudah mati yang
kemudian akan ditimbun tanah sehingga menjadi kompos tidak akan
merusah unsur tanah. Dalam Shohib (2017: 72) pengurai merupakan
makhluk hidup yang mampu menguraikan zat-zat pada makhluk hidup yang
sudah mati untuk menjadi sumber makanannya. Jadi dapat disimpulkan
bahwa jika pembuatan kompos yang merupakan penimbunan sampah
organik tersebut akan dimakan oleh pengurai sehingga tidak merusak tanah.
Jawaban yang diberikan Ibu Sari benar bahwa pembuatan kompos
menggunakan cara menimbun sampah organik dalam tanah tidak merusak
tanah, namun jika dipandang dari teori ilmiah Ibu Sari mengalami
miskonsepsi bahwa makhluk hidup berasal dari tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan hasil wawancara dan perbandingan teori pada buku dan jurnal
yang sudah dibahas sebelumnya, peneliti membandingkan hasil jawaban kedua
guru dalam tabel berikut ini;
MISKONSESI IPA BIOLOGI
Pertanyaan Bapak Agung Ibu Sari
Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah akar serabut merupakan ciri tanaman
dikotil?
- √ √ -
2. Apakah setiap tanaman memiliki bunga? - √ - -
3. Apakah setiap tanaman yang berbuah memiliki
bunga?
- - - -
4. Apakah nektar dan madu adalah sama? √ - - √
5. Apakah setiap tanaman memiliki zat klorofil? - √ √ -
6. Apakah semakin banyak zat klorofil di dalam
daun akan menyebabkan daun semakin
berwarna hijau?
- √ - √
7. Apakah karbondioksida dalam proses
fotosintesis hanya dapat diperoleh dari mulut
daun/stomata saja?
- - √ -
8. Apakah bayam termasuk dalam golongan
batang basah?
- √ - -
9. Apa perbedaan akar tunjang dan akar napas? √ - √ -
10. Fungsi penyerbukan pada bunga? - - - √
11. Apakah semua buah memiliki struktur biji,
daging, kulit, dan tangkai?
- - - √
12. Apakah setiap tumbuhan memiliki tiga bagian
pokok tubuh tumbuhan seperti akar, batang,
dan daun?
- √ - √
13. Apakah katak dewasa hanya bernafas
meggunakan paru-paru?
- √ - √
14. Apakah ada hewan yang tidak mengalami
metamorfosis?
- - - √
15. Apakah abrasi dan erosi itu sama? √ - √
16. Perbedaaan biodiesel dan bioetanol? - √ - √
17. Apakah pembuatan kompos secara alami atau
dengan cara menimbun sampah organik di
- √ √ -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dalam tanah dapat merusak unsur tanah?
Tabel 8: Rangkuman hasil wawancara partisipan utama
Pada tabel di atas menunjukan bahwa Bapak Agung mengalami miskonsepsi
sebanyak tiga pertanyaan, yaitu pada nomor 4, 9, dan 15 sedangkan Ibu Sari
mengalami miskonsepsi sebanyak lima pertanyaan, yaitu pada pertanyaan 1, 5, 7,
9, dan 17. Kedua guru tersebut mengalami miskonsepsi pada satu pertanyaan yang
sama, yaitu pertanyaan nomor sembilan. Jika dibandingkan, Bapak Agung
memiliki miskonsepsi yang lebih sedikit dibandingkan Ibu Sari. Berdasarkan
pengalaman mengajar dan masa belajar, Bapak Agung menempuh waktu yang
lebih lama daripada Ibu Sari, mungkin ini menjadi salah satu penyebab bahwa
bapak Agung memiliki miskonsepsi yang lebih sedikit daripada Ibu Sari.
3. Siswa
Hasil wawancara yang dilakukan kepada partisipan utama
mendapatkan hasil bahwa terdapat enam pertanyaan yang mengalami
miskonsepsi, yaitu pertanyaan nomor 1, 4, 5, 7, 9, dan 17. Enam
pertanyaaan tersebut merupakan gabungan dari pertanyaan yang mengalami
miskonsepsi dari kedua guru. Selanjutnya pertanyaan tersebut akan
ditanyakan kepada partisipan lain atau siswa melalui wawancara. Berikut
pedoman wawancara yang akan ditanyakan kepada siswa:
Kompetensi Dasar Pembagian Materi Pertanyaan
3.1. Menganalisis
hubungan antara
bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan
tumbuhan.
Bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan.
1. Apakah akar serabut
merupakan ciri tanaman
dikotil?
4. Apakah nektar dan madu
adalah sama?
5. Apakah setiap tanaman
memiliki zat klorofil?
7.Apakah karbondioksida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
8.dalam proses fotosintesis
hanya dapat diperoleh dari
mulut daun/stomata saja?
9. Apa perbedaan akar
tunjang dan akar napas?
3.8. Menjelaskan
pentingnya upaya
keseimbangan dan
pelestarian sumber
daya alam di
lingkungannya
Keseimbangan dan
pelestarian sumber daya
alam.
15. Apakah abrasi dan erosi
itu sama?
17. Apakah pembuatan
kompos secara alami atau
dengan cara menimbun
sampah organik di dalam
tanah dapat merusak unsur
tanah?
Tabel 9: Pedoman wawancara untuk partisipan lain
Wawancara yang dilakukan kepada siswa dilaksanakan pada saat jam
istirahat sehingga tidak dalam keadaan formal. Tempat wawancara beragam,
mulai dari bangku panjang dengan daya tampung 3 orang dewasa di teras
kelas, di dalam kelas, dan di bawah pohon rindang pada pinggir lapangan
sekolah SD N Purnama. Tentu saja keadaan pada saat pengajuan pertanyaan
sedikit ricuh karena ada siswa yang bermain sepak bola di lapangan, lari-
larian, bermain egrang, dan ada pula saling mengobrol sambil makan.
Kegiatan wawancara ini tidak dilakukan dalam satu waktu. Beberapa
wawancara dilaksanakan pada saat pagi hari sebelum pelajaran di mulai,
istirahat, dan saat pulang. Pemilihan waktu ini bertujuan agar proses belajar
dan mengajar tidak ingin menggangu. Namun hal ini memberikan dampak
yaitu jumlah responden yang ditanyakan peneliti pada setiap pertanyaan
tidak berjumlah sama dan bukan responden yang sama pula. Pada saat
melakukan wawancara terlihat siswa sering bersama teman-temannya
(saling mengobrol, makan bekal, dan bermain bersama) dan beberapa kali
siswa cenderung bersikap ingin tahu dengan aktivitas yang dilakukan
peneliti sehingga pada saat wawancara dilaksanakan siswa cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bergerombol lebih dari 2 orang. Berikut hasil wawancara dengan partisipan
lainnya:
a. Siswa Kelas Ceria (bukan nama sebenarnya)
Pada siswa Kelas Ceria atau siswa Bapak Agung terdapat tiga
pertanyaan yang ditanyakan. Hal ini sesuai dengan pertanyaan yang
terjadi miskonsepsi pada Bapak Agung. Pertanyaan pertama yaitu,
“apakah nektar dan madu adalah sama?” Pertanyaan tersebut
mendapatkan respon yaitu 7 dari 11 siswa menjawab bahwa nektar
dan madu adalah sama. “Sama bu, kan sama-sama cair dan manis,
kaya di bunga yang merah panjang itu” begitu resspon siswa pertama.
“Jelas sekali beda, kan nektar di bunga, diambil lebah baru jadi madu eyang
kakung bilang gitu, baru di jual jadi madu kurma TJ” katanya sambil
mengerutkan alis. Selain itu ada juga yang berkata, “sama bu, kemarin
ada Bapak Agung jelaskan” Begitu salah satu pernyataan dari siswa
tersebut. Siswa lain berkata “Pak Agung bilang sih sama bu. Kalau tidak
salah yo bu, lupa-lupa bu. Hahahaha” ujar siswa lain sambil tertawa-tawa.4
dari 11 siswa menjawab bahwa nektar dan madu adalah beda. “Di
buku paket bilangnya beda bu”, “ya beda no bu, nektar tu di bunga,
madu ya di sarang lebah”, dan “beda bu” begitu pernyataan dari salah
satu siswa. Dalam Evahelda, dkk. (2017: 363) madu merupakan cairan
alami yang umumnya manis, berasal dari nektar bunga yang
dikumpulkan lebah madu. Berdasarkan dari pendapat yang
dikemukakan siswa diketahui bahwa 7 dari 11 siswa mengalami
miskonsepsi dan 4 dari 11 siswa tidak mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada pertanyaan selanjutnya yaitu “apa perbedaan akar tunjang
dan akar napas?”. Pertanyaan tersebut mendapatkan respon sebagai
berikut 1 dari 10 siswa memberikan jawaban “akar tunjang itu yang
ada di tanaman dekat pantai yang mirip pandan, kalau napas ndak
tau”. 7 dari 10 anak menjawab tidak tahu. 2 dari 10 anak merespon
pertanyaan dengan senyuman. Dalam Haryanto (2013: 15)
menjelaskan bahwa akar tunjang merupakan akar dari bagian bawah
batang ke segala arah dan akar napas merupakan akar yang tumbuh
tegak lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau air.
Berdasarkan dari pendapat yang dikemukakan siswa diketahui bahwa
siswa menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan, menjawab tidak
tahu, dan ada pula yang memberikan tanggapan berupa senyuman
saja. Oleh sebab itu peneliti tidak mengkategorikannya dalam
miskonsepsi dan tidak juga membenarkan tanggapan siswa tersebut.
Pertanyaan terakhir yang ditanyakan yaitu, “Apakah abrasi dan
erosi itu sama?”. Respon yang diberikan siswa yaitu, 5 dari 10 anak
menjawab abrasi dan erosi itu beda. “penyebab abrasi itu yo ombak,
erosi itu hujan” begitu salah satu pernyataan siswa. Siswa kedua
menjawab “abrasi ki sebab e ombak, makane di pantai tu ada segitiga-
segitiga kaya di Glagah, tempate mbah”, ujarnya. “erosi tu sebabnya hujan,
abrasi tu ombak” begitu kata siswa ketiga. 3 dari 10 anak menjawab
sama. “sama-sama kerusakan oleh hujan” dan dibenarkan oleh 2 anak
lainnya. 2 dari 10 anak menjawab tidak tahu. Sumantoro dan Hermana
(2013: 194) terdapat dua kalimat yang mengatakan bahwa; hujan
dapat menyebabkan erosi, banjir, dan tanah longsor; dan gelombang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
air laut dapat menyebabkan abrasi. Berdasarkan kutipan tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa 3 dari 10 siswa mengalami
miskonsepsi, 5 dari 10 siswa tidak mengalami miskonsespi, dan 2
dari 10 anak tidak termasuk keduanya (tidak menjelaskan konsep yang
diketahuinya)
b. Siswa Kelas Cermat (bukan nama sebenarnya)
Pada siswa Kelas Cermat atau siswa Ibu Sari terdapat lima
pertanyaan yang ditanyakan. Pertanyaan yang pertama yaitu “apakah
akar serabut merupakan ciri tanaman dikotil?” Respon pertanyaan ini
yaitu, 9 dari 10 siswa menjawab bahwa akar serabut dimiliki oleh
tanaman monokotil. “serabut itu monokotil, kaya padi, dia biji satu,
akarnya serabut kan bu”, “serabut, serabut, ada di padi kata Bu Sari,
bijinya satu jadi mono, ya benar bu”, “serabut ki monokotil yo bu”, dan
“yo nek serabut, monokotil, piye to bu” ujarnya sambil
memperlihatkan LKS yang dimilikinya. Begitu respon pernyataan dari
siswa yang menjawab. 1 dari 10 siswa menjawab tidak tahu. Haryanto
(2016: 14) akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu
(monokotil), misalnya jagung dan tebu. Berdasarkan kutipan tersebut
9 dari 10 siswa tidak mengalami miskonsepsi dan 1 dari 10 siwa tidak
termasuk miskonsepsi maupun sudah sesuai dengan konsep.
Selanjutnya yaitu, “Apakah setiap tanaman memiliki zat
klorofil?” Respon yang diberikan oleh siswa yaitu, 7 dari 11 siswa
mengatakan bahwa setiap tanaman memiliki zat klorofil. ”Kan
tanaman merupakan makhluk hidup yang bisa membuat makanannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sendiri, jadi pasti ada klorofil”dan “ada lah bu, kan due daun”. 2 dari
11 siswa menjawab tidak tahu dan dengan senyum mengatakan “lupa
e bu” dan dibenarkan oleh temannya. 1 siswa menjawab dengan
senyuman. Dalam Shohib (2017: 34) ciri-ciri jamur yaitu tidak
memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof. Berdasarkan ahli di atas
diketahui bahwa 7 dari 11 siswa tidak mengalami miskonsepsi dan 4
dari 11 siswa tidak termasuk miskonsepsi maupun sudah sesuai
dengan konsep.
Pertanyaan selanjutnya masih berkaitan dengan tumbuhan hijau
adalah “apakah karbondioksida dalam proses fotosintesis hanya dapat
diperoleh dari mulut daun/stomata saja?” Pertanyaan tersebut
mendapatkan respon, 1 dari 8 siswa mengatakan “aku ada baca LKS,
ada lubang di batang yang bisa ambil karbondioksida lho bu”. 7 dari
8 siswa mengatakan iya dengan respon berupa anggukan kepala yang
perlahan dan ada juga yang menjawab iya setelah berpikir beberapa
detik. Dalam Priyono, dkk (2009) tertulis bahwa penyerapan gas
karbondioksida dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata dan lentisel.
Peneliti menyimpulkan bahwa 7 dari 8 siswa mengalami miskonsepsi
dan 1 dari 8 siswa tidak mengalami miskonsepsi.
“Apa perbedaan akar tunjang dan akar napas?” Pertanyaan ini
merupakan pertanyaan yang dilontarkan pada siswa Kelas Ceria pula
karena kedua guru sama-sama memiliki miskonsepsi pada pertanyaan
ini. Respon siswa Kelas Cermat pada pertanyaan ini yaitu, 3 dari 11
siswa memberikan jawaban serupa yaitu akar tunjang keluar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
batang sementara akar napas keluar dari tanah. Beikut respon siswa
“akar tunjang itu bu, dia buat menunjang, yang di kiri kanan pohon bakau”
katanya sambil menganguk-angukan kepalanya “yang nafas tu akar yang
keluar dari tanah, dia berdiri-diri bu” Begitu lanjutan ucapannya. Siswa
kedua berkata, “bedanya ya bu?, sama-sama di bakau to ya kan Nan?”
Katanya sambil melihat temannya. “iya kan tunjang ki di kiri kanannya no,
nek nafas ki yang di...” jawab teman siswa kedua. Sebelum temannya selesai
berbicara siswa kedua memotong “oh iya. Tunjang kiri kanan pohon, nafas
tu yang di tanah, keluar dari tanah e bu” ujarnya. 8 dari 11 anak
menjawab dengan jawaban “tidak tahu” “mboh bu” dan gelengan
kepala. Dalam Haryanto (2013: 15) menjelaskan bahwa akar tunjang
merupakan akar dari bagian bawah batang ke segala arah dan akar
napas merupakan akar yang tumbuh tegak lurus ke atas sehingga
muncul dari permukaan tanah atau air. Kutipan tersebut memberikan
bukti bahwa 3 dari 11 siswa tidak mengalami miskonsepsi dan 8 dari
11 siswa tidak termasuk miskonsepsi maupun sudah sesuai dengan
konsep.
Pertanyaan terakhir untuk siswa Kelas Cermat adalah “apakah
pembuatan kompos secara alami atau dengan cara menimbun sampah
organik di dalam tanah dapat merusak unsur tanah?” Pertanyaan
tersebut mendapatkan respon, 7 dari 10 siswa menjawab bahwa
pembuatan kompos secara alami atau dengan cara menimbun sampah
organik di dalam tanah tidak dapat merusak unsur tanah. Berikut
beberapa pernyataan siswa: “sampah organik kaya sampah pisang
bikin tanahnya subur bu”, “ya enggak to bu kan kan bikin subur”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
“tidak rusak bu, dan jadinya tanahnya itu ya jadinya ya subur bisa
tanam bunga, ibu”. 2 dari 10 siswa manjawab tidak tahu. 1 dari 10
siwa menjawab dengan senyuman. Dalam Shohib (2017: 72) pengurai
merupakan makhluk hidup yang mampu menguraikan zat-zat pada
makhluk hidup yang sudah mati untuk menjadi sumber makanannya.
Kesimpulan pada pertanyaan terakhir yaitu 7 dari 10 siswa tidak
mengalami miskonsepsi dan 3 dari 10 siswa tidak termasuk
miskonsepsi maupun sudah sesuai dengan konsep.
Berikut pendataan mengenai miskonsepsi yang terjadi kepada
partisipan lain atau siswa;
MISKONSEPSI IPA BIOLOGI
Pertanyaan Bapak Agung Ibu Sari
Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah akar serabut merupakan
ciri tanaman dikotil?
- 9 dari 10
siswa
4. Apakah nektar dan madu adalah
sama?
7 dari 11
siswa
4 dari 11
siswa
5. Apakah setiap tanaman memiliki
zat klorofil?
7 dari 11
siswa
*
7. Apakah karbondioksida dalam
proses fotosintesis hanya dapat
diperoleh dari mulut
daun/stomata saja?
7 dari 8
siswa
1 dari 8
siswa
9. Apa perbedaan akar tunjang dan
akar napas?
* * * 3 dari 11
siswa
15. Apakah abrasi dan erosi itu sama? 3 dari 10
siswa
5 dari 10
siswa
17. Apakah pembuatan kompos
secara alami atau dengan cara
7 dari 10
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menimbun sampah organik di
dalam tanah dapat merusak unsur
tanah?
Tabel 10: Rangkuman hasil wawancara partisipan lain
Kategori jawaban yang mengalami miskonsepsi yaitu jawaban yang
diberikan tidak sesuai dengan konsep, sebaliknya jawaban yang tidak
mengalami miskonsepsi adalah jawaban yang diberikan sudah sesuai
dengan konsep. Namun, di lapangan peneliti mendapatkan jawaban “tidak
tahu” dan “lupa”. Selain itu peneliti juga mendapatkan respon berupa
senyuman saja. Oleh karena itu untuk jawaban “tidak tahu” dan “lupa” serta
respon senyuman tersebut, peneliti tidak mengkategorikannya dalam
miskonsepsi dan tidak juga membenarkan tanggapan tersebut karena siswa
tersebut tidak menjelaskan konsep yang ia ketahui mengenai materi yang
ditanyakan.
Pada tabel di atas diketahui bahwa terdapat siswa yang mengalami
miskonsepsi pada pertanyaan nomor 4, 5, 7, dan 15. Diketahui langsung dari
jawaban siswa bahwa salah satu sumber dari jawaban siswa berasal dari jawaban
guru, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa guru menjadi salah satu penyebab
miskonsepsi (pada jawaban pertanyaan nomor 4 oleh siswa kelas Ceria).
Namun ada juga siswa yang tidak mengalami miskonsepsi pertanyaan
yang sama dengan gurunya. Diketahui penyebabnya adalah adanya materi
pelajaran di buku paket dan LKS. Hal ini dapat dilihat pada jawaban pada
pertanyaan nomor 4 mengenai nektar dan madu oleh siswa Kelas Ceria dan
nomor 9 mengenai akar tunjang dan nafas oleh siswa Kelas Cermat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
C. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan peneliti berupa pedoman atau acuan untuk
kegiatan belajar dan mengajar. Pada kelas Bapak Agung dan Ibu Sari seringkali
menggunakan buku LKS Tematik terbitan Maestro dan buku paket Tematik untuk
siswa dan guru dari KEMENDIKBUD untuk kegiatan belajar mengajar sehari-
hari. Pada kelas Bapak Agung terdapat buku-buku paket berdasarkan KTSP 2006
yang tersedia di meja di sudut belakang kelas. Salah satu buku paketnya
merupakan buku paket IPA yang berjudul “Akrab dengan Dunia IPA” (Much
Azam). Sedangkan Ibu Sari menggunakan BUPENA oleh Irene MUA, dkk
berdasarkan kurikulum 2013 sebagai acuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Pada BAB V akan membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan, dan saran
mengenai penelitian ini. Berikut pemaparannya;
A. Kesimpulan
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa guru di SD N Purnama
mengalami miskonsepsi pada materi IPA. Miskonsepsi ini terjadi dalam KD
3.1. Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan dan 3.8. Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan
dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Khususnya pada
pertanyaan 1, 4, 5, 7, 9, 15, dan 17. Bapak Agung sendiri memiliki
miskonsepsi pada pertanyaan nomor 4, 9 dan 15 sedangkan Ibu Sari
mengalami miskonsepsi pada pertanyaan nomor 1, 5, 7, 9, dan 17. Jika
dilihat dari materi yang mengalami miskonsepsi, Bapak Agung mengalami
miskonsepsi pada materi bagian tubuh tumbuhan (khususnya bunga dan
akar) dan upaya keseimbangan alam sedangkan Ibu Sari mengalami
miskonsepsi pada materi bagian tubuh tumbuhan dan upaya keseimbangan
alam. Berdasarkan tanggapan dari pertanyaan Ibu Sari memiliki
miskonsepsi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Bapak Agung.
Hal ini mungkin dikarenakan Bapak Agung sudah mengajar 14 tahun
sedangkan Ibu Sari sudah mengajar 9 tahun, jadi Bapak Agung sudah lebih
lama terjun sebagai guru di SD Negeri Purnama. Persenase miskonsepsi
Bapak Agung adalah sebesar 25% sedangkan Ibu Sari adalah sebesar 36%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Berdasarkan observasi yang dilakukan saat kegiaatan pembelajaran
guru menjadi salah satu sumber dari pemahaman yang didapatkan oleh
siswa, oleh karena itu miskonsepsi yang ada pada guru bisa terjadi pada
siswa pula. Hal ini menjadi benar dengan jawaban dari siswa Kelas Ceria
pada KD 3.1 dalam pertanyaan nomor 4 yaitu “Apakah nektar dan madu
adalah sama?” yang dijawab siswa; “sama bu, kemarin ada Bapak Agung
jelaskan”. Namun ada juga siswa yang tidak mengalami miskonsepsi yang
sama dengan gurunya karena adanya materi pelajaran di LKS yang
dibacanya.
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki kerterbatasan dalam beberapa hal, berikut
keterbatasan pada penelitian ini:
1. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil namun terdapat
pertanyaan mengenai materi yang belum dipelajari siswa yang baru
akan dipelajari pada semester genap.
2. Rendahnya kualitas dalam melontarkan pertanyaan untuk
mendapatkan informasi mengenai pemahaman guru dan siswa
sehingga pemerolehan data menjadi terpengaruh.
C. Saran
Pada penelitian ini mendapatkan keterbatasan-keterbatasan selama
penelitian dilakukan oleh karena itu saran bagi peneliti adalah untuk
kembali belajar untuk membuat pertanyaan dengan kualitas yang baik
(pertanyaan terbuka) yang sifatnya tidak menggiring partisipan untuk
menjawab pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Daftar Pustaka
Anggari, Angi ST. 2017. Buku Siswa Tema 2 Selalu Berhemat Energi. Jakarta:
Kemendikbud.
Anonim. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Dipetik September
17, 19:45, 2018, dari https://kbbi.web.id/.
Azwar, Saifuddin. 2014. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bahtiyar, Asiye dan Basturk, Ramazan. 2012. Relationship between 5th grade’
Attitudes towards Science and Technology Course and Misconceptions.
www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.
Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif Metodologi, Desain, dan Teknik
Analisis Data dengan NVIVO 11 Plus. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
Perpustakaan Nasional.
Evahelda, dkk.2017. Sifat fisik dan kimia dari Nektar Pohon Karet di Kabupaten
Bangka Tengah, Indonesia. Agritech. Vol 37, No 4, November 2017, Hal.
363-368. https://jurnal.ugm.ac.id/agritech/. Diunduh tanggal 15 Februari
2019.
Firmansyah, dkk. 2009. Mudah dan aktif belajar Biologi. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitin Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta:
Bumi Aksara.
Haryanto. 2016. Sains untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo.
Kartal, Tezcan, dkk. 2011. Misconceptions of science teacher candidates about
heat and temperature. www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret
2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kasmadi dan Sunariah, Nia Siti. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
Kemendikbd. 2018. Mengenai TIMSS. Dipetik Januari, 15, 23:55, 2018, dari
https://pusendik.kemendikbud.go.id/seminar/uploud/Hasil%20Seminar%20
Puspendik%202016TIMSSinfografic.pdf.
Laksana, Dek Ngurah Laba. 2016. Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 5, No. 2. Hal 843-852.
www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.
Munawaroh, Fatimatul dan Falahi, M. Deny. 2016. Identifikasi Miskonsepsi Siswa
SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI
(Certainty Of Response Index), Vol. 3, No. 1. Hal. 69-76.
www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.
Murdaningsih, Hewi dan Atmanto, Tri. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta:
Kemendikbud.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Patton, M. Q. 2002. Qualitative Research & Evaluation Method (3rd ed). USA:
Sage Publication Inc.
Prakoso, Jarot. 2018. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI Semester 1.
Yogyakarta.
Pravesti, Vita, Dkk. 2018. Top No. 1 Sukses RPAL Rangkuman Pengetahuan
Alam Super Lengkap. Yogyakarta. EMC.
Priyono, Amin Dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 5 untuk SD Kelas V.
Jakarta: PT. Sekawan Cipta Karya.
Pujayanto. 2006. Miskonsepsi IPA (FISIKA) pada Guru SD Volume 1 Nomor 1.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika.
Rahmawati, Layung. 2018. “Kenakalan” Sebagai Upaya Mendapat “Kekuasaan”
(Sebuah Fenomena). Universitas Sanata Dharma: Skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Jakarta Barat:
Indeks.
Shohib, Ibnu. 2017. Genius Book RPAL Superkomplet. Yogyakarta: Charissa
Publisher.
Sozen, Merve, dan Bolat, Mualla. 2011. Determining the misconceptions of
primary school students related to sound transmission throught drawing.
www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.
Sumantoro dan Hermana, Dodo. 2013. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
4 SD. Yogyakarta: Kanisius.
Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Fisika. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenandamedia Group.
Tayubi, Rachmat Yuyu. 2005. Identifikasi pada konsep-konsep Fisika
Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). http://file.upi.edu
Diunduh tanggal 25 April 2018.
Wahyono, Budi dan Nurchmadani, Setyo. 2018. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk
SD dan MI Kelas IV. BSE: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Wahyuningsih, Esti. 2016. Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD Kanisius
Beji Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Edisi 22 Tahun ke-5 2016. www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14
Maret 2018.
Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winarni, Endang Widi. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
PTK, R & D. Jakarta : Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Yuliati, Yuyu. 2017. Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran IPA Serta
Remediasinya. Jurnal Bio Educatio. Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017,
Hal. 50-58. https://journal.uny.ac.id/. Diunduh tanggal 27 April 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN
A. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 1
Kompetensi Dasar Pembagian Materi Pertanyaan Respon Guru
Guru 1 Guru 2
3.1. Menganalisis
hubungan antara
bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan.
Bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan.
1. Apakah akar serabut
merupakan ciri tanaman
dikotil?
Guru memberikan tanggapan
berupa jawaban sebagai
berikut; “jika tanaman dikotil
maka bijinya akan terangkat
pada saat proses pertumbuhan
sedangkan monokotil pasti
bijinya tertinggal di bawah.
Ada beberapa kasus tanaman
dikotil yang awalnya memiliki
akar tunggang, namun karena
dicangkok akarnya menjadi
menyebar dan menjadi
serabut.”.
1. Kemudian Ibu Sari merespon
dengan jawaban seperti
berikut; “kalau serabut
dikotil? Kalau pengertian di
sini pasti iya”
2. “Cuma itunya, apa
namanya? bijinya. Tapi
anak-anak monokotil dan
dikotil kelas 4 itu hanya
belajar mengenai bentuk
akar dan tulang jadi belum
terlalu yang monokotil
gimana dan dikotil gimana”.
2. Apakah setiap tanaman
memiliki bunga?
Pak Agung terdiam beberapa
detik dan memberikan
tanggapan berupa jawaban
sebagai berikut; “tanaman
berbunga dan tidak berbunga,
kalau tanaman berbunga itu
Angiospermar. Kalau tidak
berbunga itu, ya sebenarnya
bukan pembagian dari
bunganya tapi dari bijinya.
Jika tanaman berbiji pasti
berbunga. Ya Bryophyta dan
Guru memberikan respon singkat
berupa jawaban “beda” dan
peneliti bertanya lagi “bedanya
apa ya bu?”. Setelah itu Ibu Sari
memberikan penjelasan lebih
lanjut, yaitu; “kalau madu kan
dihasilkan oleh lebah itu kan,
kalau nektar yang di bunga itu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gymnospermae. Klasifikasi
tumbuhan ada banyak ya
mbak” begitu katanya.
3. Apakah setiap tanaman
yang berbuah memiliki
bunga?
Guru tidak menjawab
pertanyaan ini dan
menjelaskan kembali
mengenai klasifikasi tanaman.
-
4. Apakah nektar dan madu
adalah sama?
1. “Ya nektar dan madu
adalah sama”
2. bagi Bapak Agung nektar
dan madu adalah sama.
“nektar itu bahasa latin,
sebenarnya juga madu.
Lebah itu bukan membuat
madu, dia kan mengambil
nektar, nanti dikumpulkan
ke sarangnya untuk anak-
anaknya atau koloninya,
ya kalau di cek nanti
dalam kamus bahasa
Indonesia itu “nektar” itu
bahasa aslinya darimana.
Itu dipunggut menjadi
bahasa Indonesia. Banyak
dari bahasa Inggris atau
bahasa daerah yang
dipunggut menjadi bahasa
Indonesia misalnya.
Guru menyatakan bahwa nektar
dan madu adalah beda dengan
penjelasan bahwa madu
dihasilkan .oleh lebah dan nektar
yang ada di bunga itu.
5. Apakah setiap tanaman
memiliki zat klorofil?
Sesaat sebelum menjawab
pertanyaan mata Bapak Agung
Guru mengguman, “he’em”
untuk merespon pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
terlihat menerawang jauh;
“ada beberapa tanaman yang
tidak menghasilkan klorofil
yaitu tanaman parasit yang
mendapatkan makanan dari
inangnya” dan “kalau untuk
klorofil menyebabkan daun
semakin hijau, ya”.
6. Apakah semakin banyak
zat klorofil di dalam daun
akan menyebabkan daun
semakin berwarna hijau?.
Guru membenarkan bahwa zat
klorofil mempengaruhi dengan
pernyataan “kalau untuk
klorofil menyebabkan daun
semakin hijau, ya”.
Guru mengguman, “he’em”
untuk merespon pertanyaan.
7. Apakah karbondioksida
dalam proses fotosintesis
hanya dapat diperoleh dari
mulut daun/stomata saja?
- Guru mengguman, “he’em”
untuk merespon pertanyaan.
8. Apakah bayam termasuk
dalam golongan batang
basah?
ya batang bayam itu basah”.
Setelah itu peneliti
memberikan pertanyaan lagi
kepada Bapak Agung;
“bagaimana cara membedakan
batang basah dan batang
rumput?” dan Bapak Agung
memberikan jawaban; “batang
rumput hanya dimiliki oleh
tanaman rumput-rumputan,
seperti padi, rumput gajah,
dan jagung. Nah, pisang itu
termasuk basah”
-
9. Apa perbedaan akar Kemudian Bapak Agung “Akar tunjang itu yang di bakau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tunjang dan akar napas? langsung menjawab; Akar
tunjang itu hanya menyokong
tegaknya tubuh sih, contoh di
pantai. Lihat pandan? Lalu
Peneliti “iya” Pak Agung
melanjutkan, “itu selain di
dalam dia akan ada akar yang
keluar dari atas, sebelum
sampai tanah ia akan napas,
tapi begitu dalam tanah ia jadi
akar murni, dia menyokong
dan menjadi akar tunjang.
Termasuk bakau itu bukan
akar tunjang. Dia tumbuh dari
atas ke bawah, menyokong
tegaknya tubuh, menunjang,
namanya akar tunjang.
Sebenarnya hanya istilah itu
saja.”
itu kan? Kalau akar nafas itu ga
harus itu kan?” begitu ujarnya
sambil memiringkan kepalanya
sedikit dan mengerutkan alisnya.
10. Fungsi penyerbukan pada
bunga?
Guru memberikan jawaban, “ya
untuk perkembangbiakan”
11. Apakah semua buah
memiliki struktur biji,
daging, kulit, dan tangkai?
Respon guru yaitu, “enggak
harus kan”.
12. Apakah setiap tumbuhan
memiliki tiga bagian
pokok tubuh tumbuhan
seperti akar, batang, dan
daun?
Kemudian guru memberikan
tanggapan berupa jawaban
sebagai berikut; “tidak, kan
klasifikasi tumbuhan paling
rendah, Cryptogamae. Nah
lumut-lumutan itu dan fungi.”.
guru memberikan jawaban
sebagai berikut; “tidak harus ya
mbak”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3.2. Membandingkan
siklus hidup beberapa
jenis makhluk hidup
serta mengaitkan
dengan upaya
pelestarian.
Siklus hidup makhluk
hidup dan upaya
pelestarariannya.
13. Apakah katak dewasa
hanya bernafas
meggunakan paru-paru?
kemudian guru memberikan
jawaban; “katak itu hewan
amfibi, ya hidupnya di dua
alam jadi pada saat menjadi
katakk dewasa ia bernafas
menggunakan kulit”.
Ibu Sari memberikan
jawaban;“dia hanya bernafas
hanya pake kulit kan” begitu
ujarnya. kemudian peneliti
mengajukan pertanyaan lagi
kepada Ibu Sari, “jadi hanya
pakai paru-paru?” dan Ibu Sari
memberikan jawaban;“sama
paru-paru” jawabnya lagi.
14. Apakah ada hewan yang
tidak mengalami
metamorfosis?
Guru memberikan respon berupa
jawaban; “ada, kalau yang tidak
itu hewan mudanya mirip sama
hewan dewasanya. Jadi tetap
sama, kayak ayam, ayam kecil
tetap ada paruhnya, ayam gede
tetap ada sayapnya, kakinya
tetap dua, hidupnya, alamnya
juga sama.”
3.8. Menjelaskan
pentingnya upaya
keseimbangan dan
pelestarian sumber
daya alam di
lingkungannya
Keseimbangan dan
pelestarian sumber
daya alam.
15. Apakah abrasi dan erosi
itu sama?
Kemudian guru memberikan
tanggapan berupa jawaban
sebagai berikut; “abrasi dan
erosi merupakan sama-sama
pengerusakan alam akibat
pengikisan air”.
“kalau abrasi kan karena air
laut, kalau erosi kan karena air
laut”.
16. Perbedaaan biodiesel dan
bioetanol?
Jawaban guru yaitu; “biodiesel
dan bioetanol merupakan
sama-sama energi alternatif
dari tumbuhan,
perbedaaannya adalah
Biodiesel itu pengganti solar
sementara bioetanol itu
pengganti bensin, dari bahannya
juga berbeda kalau biodiesel dari
jarak sementara bioetanol dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
biodiesel dari minyak yang
dihasilkan tanaman sedangkan
bioetanol dari gas yang
dihasilkan tanaman” Begitu
ujarnya sambil tersenyum.
singkong atau umbi-umbian.
17. Apakah pembuatan
kompos seara alami atau
menimbun sampah
organik di dalam tanah
dapat merusak unsur
tanah?
Dijawab Bapak Agung seperti
berikut; “tentu saja tidak
karena sampah organik
tersebut akan diurai oleh
pengurai, bahkan tanah
tersebut akan subur”.
Guru memberikan pernyataan
menurutnya semua makhluk
hidup asalnya dari tanah
makanya jika kembali ke tanah
tidak akan merusak tanah.
Tabel 11: Lampiran Hasil Wawancara Semi Terstruktur 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
B. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 2
Kompetensi Dasar Pembagian Materi Pertanyaan Respon Siswa
Siswa Bapak Agung Siswa Ibu Sari
3.1. Menganalisis
hubungan antara
bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan.
Bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan.
2. Apakah akar serabut
merupakan ciri tanaman
dikotil?
9 dari 10 siswa menjawab bahwa
akar serabut dimiliki oleh
tanaman monokotil. “serabut itu
monokotil, kaya padi, dia biji
satu, akarnya serabut kan bu”,
“serabut, serabut, ada di padi
kata Bu Sari, bijinya satu jadi
mono, ya benar bu”, “serabut ki
monokotil yo bu”, dan “yo nek
serabut, monokotil, piye to bu”
sambil memperlihatkan LKS dan
berkata. begitu beberapa
pernyataan dari siswa yang
menjawab.
1 dari 10 siswa menjawab tidak
tahu.
4. Apakah nektar dan madu
adalah sama?
7 dari 11 siswa menjawab
bahwa nektar dan madu adalah
sama. “Sama bu, kan sama-
sama cair dan manis, kaya di
bunga yang merah panjang
itu.” Selain itu ada juga yang
berkata, “sama bu, kemarin
ada Bapak Agung jelaskan”
Begitu salah satu pernyataan
dari siswa tersebut. “Pak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Agung bilang sih sama bu.
Kalau tidak salah yo bu, lupa-
lupa bu. Hahahaha” ujar siswa
lain sambil tertawa-tawa.
4 dari 11 siswa menjawab
bahwa nektar dan madu adalah
beda. “Di buku paket
bilangnya beda bu”, “ya beda
no bu, nektar tu di bunga,
madu ya di sarang lebah”,
“jelas sekali beda, kan nektar
di bunga, diambil lebah baru
jadi madu eyang kakung
bilang gitu, baru di jual jadi
madu kurma TJ” katanya
sambil mengerutkan alis dan
“beda bu” begitu pernyataan
dari salah satu siswa
5. Apakah setiap tanaman
memiliki zat klorofil?
7 dari 11 siswa mengatakan
bahwa setiap tanaman memiliki
zat klorofil.”Kan tanaman
merupakan makhluk hidup yang
bisa membuat makanannya
sendiri, jadi pasti ada klorofil”
dan “ada lah bu, kan due daun”
2 dari 11 siswa menjawab tidak
tahu dan dengan senyum
mengatakan “lupa e bu” dan
diiyakan dengan temannya.
1 dari 11 siswa menjawab
dengan senyuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
7. Apakah karbondioksida
dalam proses fotosintesis
hanya dapat diperoleh dari
mulut daun/stomata saja?
1 dari 8 siswa mengatakan “aku
ada baca di LKS, ada lubang di
batang yang bisa ambil
karbondioksida”
7 dari 8 siswa mengatakan iya
dengan respon berupa anggukan
kepala yang perlahan dan ada
juga yang menjawab iya setelah
berpikir beberapa detik
9. Apa perbedaan akar tunjang
dan akar napas?
1 dari 10 siswa memberikan
jawaban “akar tunjang itu
yang ada di tanaman dekat
pantai yang mirip pandan,
kalau napas ndak tau e bu”
7 dari 10 anak menjawab tidak
tahu
2 dari 10 anak merespon
pertanyaan dengan senyuman
3 dari 11 siswa memberikan
jawaban serupa yaitu akar
tunjang keluar dari batang
sementara akar napas keluar dari
tanah. Siswa pertama manjawab
“akar tunjang itu bu , dia buat
menunjang, yang di kiri kanan
pohon bakau” katanya sambil
menganguk-angukan kepalanya
“yang nafas tu akar yang keluar
dari tanah, dia berdiri-diri bu”
Begitu lanjutan ucapannya.
Siswa kedua berkata, “bedanya
ya bu?, sama-sama di bakau to
ya kan Nan?” Katanya sambil
melihat temannya. “iya kan
tunjang ki di kiri kanannya no,
nek nafas ki yang di...” jawab
teman siswa kedua. Sebelum
temannya selesai berbicara siswa
kedua memotong “oh iya.
Tunjang kiri kanan pohon, nafas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tu yang di tanah, keluar dari
tanah e bu” ujarnya.
8 dari 11 anak menjawab dengan
jawaban “tidak tahu”, “mboh
bu”, “lali e bu” dan gelengan
kepala.
3.8. Menjelaskan
pentingnya upaya
keseimbangan dan
pelestarian sumber
daya alam di
lingkungannya
Keseimbangan dan
pelestarian sumber
daya alam.
15. Apakah abrasi dan erosi itu
sama?
5 dari 10 anak menjawab
abrasi dan erosi itu beda.
“penyebab abrasi itu yo
ombak, erosi itu hujan” begitu
salah satu pernyataan siswa.
Siswa kedua menjawab “abrasi
ki sebab e ombak, makane di
pantai tu ada segitiga-segitiga
kaya di Glagah, tempate
mbah”, ujarnya. “erosi tu
sebabnya hujan, abrasi tu
ombak” begitu kata siswa
ketiga.
3 dari 10 anak menjawab
sama. “sama-sama kerusakan
oleh hujan yo bu” dan
dibenarkan dengan 2 anak
lainnya
2 dari 10 anak menjawab tidak
tahu
17 Apakah pembuatan kompos
secara alami atau dengan cara
menimbun sampah organik di
dalam tanah dapat merusak
unsur tanah?
7 dari 10 siswa menjawab bahwa
pemuatan kompos secara alami
atau dengan cara menimbun
sampah organik di dalam tanah
tidak dapat merusak unsur tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berikut beberapa pernyataan
siswa: “sampah organik kaya
sampah pisang bikin tanahnya
subur bu”, “ya enggak to bu kan
kan bikin subur”, “tidak rusak
bu, dan jadinya tanahnya itu ya
jadinya ya subur bisa tanam
bunga, ibu”.
2 dari 10 siswa manjawab tidak
tahu.
1 dari 10 siswa menjawab
dengan senyuman.
Tabel 12: Lampiran Hasil Wawancara Semi Terstruktur 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
C. LAMPIRAN FOTO
Buku Lembar Kerja Siswa
Buku Lembar Kerja Siswa Tema 1 Buku Lembar Kerja Siswa Tema 3
Buku Lembar Kerja Siswa Tema 4 Buku Lembar Kerja Siswa Tema 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BUKU PAKET TEMATIK
Cover Depan Buku Paket Tema 1 Cover Belakang Buku Paket Tema 1
Cover Depan Buku Paket Tema 2 Cover Belakang Buku Paket Tema 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Cover Depan Buku Paket Tema 3 Cover Belakang Buku Paket Tema 3
Cover Depan Buku Paket Tema 4 Cover Belakang Buku Paket Tema 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BIODATA PENELITI
Lidwina Tutusari Mieke merupakan Anak kedua dari pasangan
Bapak Toryanus Kilat dan Ibu Yustina Lintung. Lahir di
Ngabang (Kalimantan Barat), 12 Oktober 1996. Riwayat
Pendidikan Formalnya yaitu, SD Negeri 16 Ngabang (2008),
SMP Negeri 1 Ngabang (2011), dan SMA Negeri 1 Ngabang
(2014). Sekarang ia tengah menempuh studi di Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Ia pernah menjadi anggota dekorasi (2016) dan bendahara (2017) pada acara
Parade Gamelan Anak yang merupakan salah satu acara Dies Natalis Sanata
Dharma. Ia juga mengikuti kursus Bahasa Isyarat Tingkat 1 dan 2 pada tahun
2018. Bergabung menjadi mitra Perpustakaan Sanata Dharma dari Februari 2019
hingga sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI