MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH DASAR · 2019. 9. 4. · Yang bertanda tangan di...

110
i MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Lidwina Tutusari Mieke NIM: 151134212 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH DASAR · 2019. 9. 4. · Yang bertanda tangan di...

i

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Lidwina Tutusari Mieke

NIM: 151134212

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

SKRIPSI

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Oleh:

Lidwina Tutusari Mieke

NIM: 151134212

Telah disetujui oleh:

Pembimbing 1

Wahyu Wido Sari, M. Biotech. Tanggal 12 Juli 2019

Pembimbing 2

Eny Winarti, Ph. D. Tanggal 12 Juli 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

SKRIPSI

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Lidwina Tutusari Mieke

NIM: 151134212

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 26 Juli 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ........................

Sekretaris Kintan Limianisih, S.Pd., M.Pd. ........................

Anggota Wahyu Wido Sari, M.Biotech. ........................

Anggota Eny Winarti, Ph. D. ........................

Anggota Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd. ........................

Yogyakarta, 26 Juli 2019

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati kehidupanku dari janin

hingga sekarang.

2. Diri sendiri yang sudah berjuang menerjang lika-liku kehidupan

perkuliahan di tanah rantau sejak tahun 2015.

3. Kedua orangtua yang selalu mendukung saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

Motto

“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”

(Matius 5:44)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juli 2019

Peneliti

Lidwina Tutusari Mieke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Lidwina Tutusari Mieke

Nomor Mahasiswa : 151134212

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Miskonsepsi IPA Biologi pada Guru Kelas IV Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Juli 2019

Yang menyatakan

Lidwina Tutusari Mieke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Lidwina Tutusari Mieke

Universitas Sanata Dharma

2019

Miskonsepsi merupakan salah satu penyebab rendahnya nilai pada suatu

mata pelajaran pada siswa. Salah satu faktor miskonsepsi pada siswa adalah guru.

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan mengenai miskonsepsi yang terjadi

pada guru wali kelas di SD N Purnama (bukan nama sebenarnya), khususnya pada

mata pelajaran IPA Biologi. Partisipan pada penelitian ini dibagi menjadi dua

yaitu partisipan utama (Bapak Agung dan Ibu Sari) dan partisipan lain (siswa

kelas IV). Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan triangulasi

data, yaitu observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi.

Metode pada penelitian ini adalah fenomenologi. Fenomenologi terbagi

menjadi dua langkah, yaitu epoche dan reduksi. Epoche dilakukan pada saat

wawancara mendalam kepada partisipan utama (guru wali kelas) dan partisipan

lainnya (siswa kelas IV). Sedangkan reduksi data merupakan langkah yang

dilakukan peneliti pada saat membandingkan data yang diperoleh (hasil

pemahaman guru, siswa, dan teori tertulis).

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa Bapak Agung mengalami

miskonsepsi sebesar 25%, Ibu Sari mengalami miskonsepsi 36%, dan

miskonsepsi pada siswa memiliki hubungan dengan miskonsepsi yang terjadi

pada guru.

Kata kunci : Miskonsepsi, IPA, Biologi, Guru, Sekolah Dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

SCIENCE BIOLOGY MSICONCEPTION IN ELEMENTARY SCHOOL 4TH

GRADE TEACHER

Lidwina Tutusari Mieke

Sanata Dharma University

2019

Misconception is one of cause that lead to student’s low marks of subject. One of

factor which result in misconception to student is teachers. This research is

aiming to give an account of misconception that happened to homeroom teacher

in SDN Purnama (not it’s real name), especially on science subject, Biology. The

misconception that found on teacher will be compared with student’s

comphrehension. This is aimed to perceive the correlation between both of them.

Data collection method that used in this research is Data Triangulation, which

are observation, in-depth interview, and documentation study.

This research use phenomenology as research method which is divide to two

parts; epoche and reduction. Epoche performed during in-depth interview with

primary participant (homeroom teacher) and secondary participant (students).

Data reduction is a process that excecuted during data comparison (teacher’s

comphrehension, student’s comphrehension, and subject’s theory).

The research outcome are Mr. Agung have misconception amount 25%, Mrs. Sari

have misconception amount 36%, and Misconception that occured in teacher is

the cause of student’s misconception

Keyword: misconception, science subject, biology, teacher, elementary school.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

dan rahmatNya sehingga tugas akhir berupa skripsi yang berjudul “Miskonsepsi

IPA Biologi pada Guru Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun guna

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada

berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih ini

peneliti ucapkan kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., Selaku Wakaprodi Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4. Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech. Selaku dosen pembimbing 1 yang

telah memberikan motivasi kepada peneliti.

5. Ibu Eny Winarti, Ph. D. Selaku dosen pembimbing akademik

sekaligus dosen pembimbing 2 yang memberikan motivasi kepada

peneliti.

6. Kepada keluarga kecilku, Bapak Kilat, Mama Yustina, Kak Ria, dan

Adik Agnes yang selalu memberikan dukungan.

7. Sahabatku sedari SMA, Eina Nurdahana dan Stefani Desna Sari yang

memberikan semangat dari tempat yang jauh.

8. Sahabat sepejuanganku, Maria Ayu Dwi Lestari yang saling

memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi dikala kemalasan

merundung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

9. Sahabaku, Fajar Mualifah Veani, Teressa Ariani, Antonia Triatmi, dan

Risalia Nurlaili yang bersedia meluangkan waktu untuk bercanda ria

bersama.

10. Teman kelasku, Tur_ah tercinta yang memberikan gejolak kehidupan

yang dahsyat sehingga membentukku menjadi pribadi yang baik.

Peneliti

Lidwina Tutusari Mieke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

D. Batasan Masalah ........................................................................................ 4

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

F. Definisi Operasional .................................................................................. 7

BAB II ...................................................................................................................... 8

LANDASAN TEORI ............................................................................................... 8

A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 8

1. Miskonsepsi ............................................................................................... 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

2. Penyebab Miskonsepsi .............................................................................. 9

3. IPA ........................................................................................................... 10

4. Biologi ..................................................................................................... 11

5. Deskripsi Materi Pelajaran IPA Biologi .................................................. 11

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 21

C. Literatur Map ........................................................................................... 25

D. Kerangka Berpikir ................................................................................... 26

BAB III .................................................................................................................. 28

METODE PENELITIAN ....................................................................................... 28

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 28

B. Seting Penelitian ...................................................................................... 28

1. Tempat Penelitian .................................................................................... 28

2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 29

C. Desain Penelitian ..................................................................................... 30

D. Partisipan Penelitian ................................................................................ 31

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33

1. Observasi ................................................................................................. 33

2. Wawancara .............................................................................................. 33

3. Dokumentasi ............................................................................................ 35

E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 35

F. Kredibilitas dan Transferabilitas ............................................................. 38

G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39

BAB IV .................................................................................................................. 42

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 42

A. Observasi ................................................................................................. 42

1. Bapak Agung (pseudonym) ..................................................................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

2. Ibu Sari (pseudonym) .............................................................................. 45

B. Wawancara .............................................................................................. 48

1. Bapak Agung (pseudonym) ..................................................................... 48

2. Ibu Sari (pseudonym) .............................................................................. 56

3. Siswa ....................................................................................................... 64

C. Dokumentasi ............................................................................................ 73

BAB V .................................................................................................................... 74

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ........................................... 74

A. Kesimpulan .............................................................................................. 74

B. Keterbatasan ............................................................................................ 75

C. Saran ........................................................................................................ 75

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 76

LAMPIRAN ........................................................................................................... 80

A. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 1 ........ 80

B. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 2 ........ 86

C. LAMPIRAN FOTO ................................................................................. 91

BIODATA PENELITI ......................................................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Pedoman Wawancara KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4 ..................................... 38

Tabel 2: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 1 ..................... 43

Tabel 3: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 2 ..................... 43

Tabel 4: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 3 ..................... 44

Tabel 5: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 1 ............................... 45

Tabel 6: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 2 ............................... 46

Tabel 7: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 3 ............................... 47

Tabel 8: Rangkuman hasil wawancara partisipan utama ...................................... 64

Tabel 9: Pedoman wawancara untuk partisipan lain ............................................. 65

Tabel 10: Rangkuman hasil wawancara partisipan lain ........................................ 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada BAB I ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah, dan manfaat penelitian. Berikut

pemaparannya;

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku

umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis

(teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri,

satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya

merupakan satu kesatuan utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu

tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara

eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten

(Winapura dalam Samatawo, 2011: 3). Berdasarkan kompetensi dasar kurikulum

2013 yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia pembelajaran IPA terdapat pada kelas IV, V, dan IV di sekolah dasar.

Mata pelajaran IPA juga merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam

ujian nasional di sekolah dasar sehingga sepatutnya dipahami materinya lebih

baik. Selain itu salah satu tujuan pelajaran IPA di sekolah dasar adalah

memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (BSNP, 2006).

The International Association for the Evaluation of Educational

Achievement (IEA) yang merupakan organisasi internasional yang bekerja sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

dengan institusi penelitian nasional dan agensi pemerintahan yang telah

menyelenggarakan studi pencapaian antar negara sejak 1959 (KEMENDIKBUD).

Organisasi ini mengadakan sebuah studi yaitu Trends in International

Mathematics and Science Study atau TIMSS. Diketahui bahwa TIMSS

diselenggarakan guna membandingan prestasi matematika dan IPA pada siswa

kelas IV di sekolah dasar dan kelas VIII di sekolah menengah pertama. Pada

tahun 2015, negara yang turut berpartisipasi dalam TIMSS yaitu sebanyak 48

negara termasuk Indonesia. Pada survei ini Indonesia menempati rangking ke 46

dari 48 negara sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi IPA tergolong rendah jika

dilihat dari rangking dibandingkan dengan negara lain.

Fakta mengenai rendahnya prestasi IPA berdasarkan TIMSS tersebut

membuat peneliti tertarik untuk melakukan tanya jawab di SD N Purnama (nama

sekolah disamarkan). Tanya jawab ini guna untuk mengetahui pemahaman dalam

pelajaran IPA khususnya di kelas empat sekolah dasar. SD N Purnama merupakan

sekolah yang berprestasi. Hal ini dibuktikan karena sekolah ini termasuk 10 besar

sekolah yang memiliki nilai rata-rata ujian nasional (UN) tertinggi dan nilai rata-

rata IPA pada ujian nasional pada tiga tahun berturut selalu di atas kriteria

ketuntasan minimal (KKM), yaitu 91,56 pada tahun 2016, 85,51 pada tahun 2017,

dan 84,29 pada tahun 2018.

Kegiatan tanya jawab dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar.

Partisipan yang akan ditanya adalah siswa SD kelas IV. Tanya jawab ini berupa

materi pelajaran IPA Biologi di sekolah dasar. Salah satu pertanyaan yang

dilontarkan oleh peneliti yaitu; “Apakah semua tanaman bisa berfotosintesis?”.

Tiga dari lima anak yang ditanya menjawab bahwa, “ya,semua tanaman bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

berfotosintesis”. Pertanyaan lain yang dilontarkan oleh peneliti yaitu; “apakah

setiap tanaman memiliki akar, batang, dan daun?”. Kemudian, lima dari lima anak

membenarkan bahwa setiap tanaman memiliki akar, batang, dan daun.

Pada pertanyaan pertama yaitu “apakah semua tanaman bisa

berfotosintesis?” mendapatkan hasil, tiga siswa mengalami pemahaman konsep

yang kurang tepat karena ada tanaman yang tidak dapat berfotosintesis seperti

jamur (hal ini karena jamur tidak memiliki daun yang merupakan tempat

berlangsungnya fotosintesis pada tanaman). Sementara, untuk pertanyaan kedua

yang dilontarkan mendapatkan hasil, kelima siswa mengalami kesalahan konsep.

Hal ini dikuatkan dalam Shohib (2017: 34), ciri-ciri jamur yaitu struktur tubuhnya

tidak memiliki akar, batang, dan daun.

Kesalahan konsep yang dialami oleh siswa disebut dengan miskonsepsi.

Dalam Suparno (2005: 4) miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu

konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima

oleh pakar dalam bidang. Miskonsepsi yang dimiliki siswa dapat menyebabkan

rendahnya nilai dalam menjawab soal-soal mengenai konsep pelajaran. Selain itu

miskonsepsi pada siswa dapat pula memberikan menyebabkan siswa yang lainnya

mengalami miskonsepsi pula.

Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diminimalisir atau diperbaiki

oleh guru. Hal ini dibuktikan dalam UU nomor 1 tahun 2005 tentang guru dan

dosen pasal 1 ayat 1, yang menyatakan bahwa; “guru adalah pendidikan

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jadi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

dikatakan bahwa guru turut mengambil peran besar dalam pemahaman konsep

IPA pada siswa. Guru sebagai tenaga profesional seharusnya menguasai bahan

pelajaran, karena penguasaan materi pelajaran termasuk dalam salah satu dari 10

kompetensi guru. Hal ini sesuai dalam Undang-Undang Sistem pendidikan

Nasional (UUSPN) no. 20 Tahun 2003.

Berdasarkan hal yang sudah dipaparkan sebelumnya, peneliti memutuskan

untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Miskonsepsi IPA Biologi pada

Guru Kelas IV Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan masalah

berupa pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana pemahaman guru kelas IV SD N Purnama terhadap materi

pelajaran IPA Biologi?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pemahaman guru kelas IV SD N Purnama terhadap

materi pelajaran IPA Biologi.

D. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah agar penelitian lebih terfokuskan yaitu pada

kompetensi inti dan kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI kelas IV.

Berikut kompetensi dasar dan kompetensi inti yang digunakan dalam penelitian

ini;

Kompetensi Inti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan

menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di

sekolah, dan tempat bermain.

Kompetensi Dasar

3.1. Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh

pada hewan dan tumbuhan

3.2. Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta

mengaitkan dengan upaya pelestarian

3.3. Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain; gaya otot,

gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

3.4. Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian

sumber daya alam di lingkungannya

Pemilihan kompetensi inti dan kompetensi dasar di kelas IV memiliki alasan

karena kelas IV merupakan jenjang pertama siswa mempelajari materi IPA

(berdasarkan kompetensi dasar kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh

Kemendikbud). Sementara KI 3 dan KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4 dipilih karena KI

dan KD tersebut merupakan penjabaran dari pelajaran IPA Biologi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan guru mengenai materi

pelajaran IPA di sekolah dasar yang mengalami kesalahpahaman konsep

sehingga penyampaian konsep dalam pembelajaran menjadi lebih tepat.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti

mengenai materi IPA yang terjadi kesalahpahaman konsep di sekolah dasar.

3. Mahasiswa PGSD

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan penelitian

berikutnya dan menambah wawasan mahasiswa mengenai miskonsepsi

yang terjadi di Sekolah Dasar sehingga dapat menanggulangi miskonsepsi

tersebut.

4. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat meminimalisir kemungkinan pemberian

konsep pembelajaran IPA yang kurang tepat sehingga siswa mendapatkan

penekanan ilmu dasar konsep pembelajaran IPA yang tepat.

5. Bagi Orangtua atau Wali Siswa

Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan wali siswa mengenai

miskonsepsi yang ada di sekolah dasar sehingga dapat memberikan

pembenaran konsep kepada siswa agar tidak terjadi miskonsepsi yang

berkelanjutan.

6. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi guru wali

kelas atau guru IPA sehingga guru tidak mengalami pemahaman konsep

yang salah khususnya dalam pelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

F. Definisi Operasional

1. Miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat atau tidak sesuai

dengan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh

yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis

konsep-konsep yang tidak benar yang sudah disetujui oleh para ahli.

2. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah pelajaran yang dipelajari

dengan bimbingan guru secara formal di sekolah dasar.

3. Biologi adalah ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup.

4. Guru adalah tenaga profesional yang tugasnya memberikan ilmu

kepada siswa didiknya.

5. Sekolah adalah lembaga formal tempat proses belajar dan mengajar

sehingga terjadinya pertukaran ilmu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini akan memaparkan mengenai kajian pustaka, penelitian yang

relevan, literatur map, dan kerangka berpikir. Berikut penjabarannya:

A. Kajian Pustaka

Pada bagian kajian pustaka berisikan teori-teori yang mendukung penelitian

ini, seperti pengertian miskonsepsi, penyebab miskonsepsi, dan materi pelajaran

IPA. Berikut pembahasannya:

1. Miskonsepsi

Suparno (2005: 4) miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada

suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian

yang diterima para pakar dalam bidang itu. Fowler (dalam Suparno, 2005:

5) menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi yaitu sebagai pengertian

yang tidak akurat dengan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi

contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan

hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar. Tayubi (2005: 4)

miskonsepsi atau kekeliruan konsepsi merupakan fenomena yang hingga

kini menjadi momok bagi pengajaran fisika maupun sains lainnya, karena

keberadaannya dipercaya dapat menghambat pada proses asimilasi

pengetahuan-pengetahuan baru pada benak siswa.

Pengertian miskonsepsi ketiga ahli di atas memiliki kesimpulan yang

sama yaitu miskonsepsi adalah konsep yang tidak sesuai, tidak akurat, atau

kekeliruan konsepsi. Namun Tayubi memberikan informasi lebih yaitu

miskonsepsi rupanya menjadi momok dalam pelajaran sains karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

memberikan dampak negatif berupa menghambat pada proses asimilasi

pengetahuan-pengetahuan baru.

2. Penyebab Miskonsepsi

Menurut Suparno (2005: 29) penyebab miskonsepsi dapat diringkas

dalam lima kelompok, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode

belajar. Penyebab miskonsepsi yang pertama yaitu siswa, penyebabnya

sendiri dapat bermacam-macam, seperti prakonsepsi siswa sebelum

memperoleh pelajaran, lingkungan masyarakat dimana siswa tinggal, teman

pengalaman hidup terlebih pengalaman menangkap pengertian, dan juga

minat siswa. Kedua, guru yang salah mengajar, salah mengerti bahan, dapat

mempunyai andil besar dalam menambah miskonsepsi siswa. Ketiga, buku

teks yang keliru ataupun mengungkapkan konsep yang salah, akan

membingungkan siswa dan juga mengembangkan miskonsepsi siswa.

Keempat yaitu konteks, pengggunaan istilah-istilah yang ambigu dapat

membuat siswa mengalami miskonsepsi. Contoh kata ambigu yang pernah

beberapa kali terdengar oleh peneliti yaitu “omnivora adalah pemakan

segala”. Kata segala dalam kalimat ini dapat memberikan pengertian bahwa

hewan omnivora dapat memakan segala hal yang ada sehingga dapat

membingungkan siswa. Kelima yaitu metode mengajar, sebaiknya guru

perlu kritis dalam pengunaan metode mengajar yang digunakan dan tidak

membatasi diri dengan satu metode saja. Misalnya jika guru hanya

menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang tanpa memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya dan juga mengungkapkan gagasannya,

sering kali menerusakan dan memupuk miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Pujayanto (2006: 22) dalam penelitiannya menemukan miskonsepsi

pada siswa dapat bersumber dari berbagai faktor antara lain dari siswa

sendiri, buku teks dan guru yang mengajarkannya. Penyebab dari guru yaitu,

ketidakjelasan dalam menyampaikan materi pelajaran. sedangkan penyebab

dari siswa antara lain, rendahnya motivasi belajar, cara belajar yang kurang

baik, dan kurang mampu dalam mengaitkan antara konsep-konsep yang

saling berhubungan. Sedangkan Yuliati (2017: 50) dalam penelitiannya

mendapatkan hasil bahwa penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa

diantaranya adalah prakonsepsi yanng dimiliki siswa itu sendiri, guru,

pembelajaran yang dilakukan oleh guru, atau bahkan bahan ajar yang

digunakan.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli dan penelitian sebelumnya

peneliti merangkum bahwa faktor penyebab miskonsepsi adalah siswa itu

sendiri, guru yang tidak menguasai materi, bahan ajar yang digunakan

berasal sumber yang kurang terpercaya (situs blog internet), metode

mengajar yang tidak variatif (hanya menggunakan satu metode saja),

konteks atau penggunaan istilah yang ambigu, dan buku teks.

3. IPA

Susanto (2016: 167) IPA adalah usaha sadar manusia dalam

memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta

menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran guru, khusunya

sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat

pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan

dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Sedangkan berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengenai

Standar Isi, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis. Sementara itu dalam Samatowa (2011: 3) IPA membahas tentang

gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada

hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan.

Berdasarkan pengertian IPA berdasarkan ketiga para ahli di atas

peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah pelajaran mengenai memahami,

mencari tahu, dan membahas pengetahuan alam semesta secara sistematik.

4. Biologi

Menurut Brum (dalam Firmansyah, dkk: 2009) istilah biologi berasal

dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos yang berarti

ilmu. Sedangkan dalam KBBI menjelaskan biologi adalah ilmu tentang

keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan).

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat dipahami bahwa biologi adalah

ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup.

5. Deskripsi Materi Pelajaran IPA Biologi

Pada bagian ini peneliti melampirkan penjelasan-penjelasan mengenai

materi IPA khususnya yang berkaitan dengan instrumen pertanyaan yang

akan diajukan kepada partisipan utama dan lainnya pada penelitian ini.

Peneliti mengetahui bahwa penyebab salah satu miskonsepsi adalah buku

teks, untuk mengatasi hal ini peneliti melampirkan teori-teori dari berbagai

sumber tertulis sehingga dapat memimalisir terjadinya miskonsepsi. Sumber

Berikut deskripsi materi pelajaran IPA menurut para ahli:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

a. Bentuk Tubuh Tumbuhan

Tumbuhan adalah sesuatu yang tumbuh (KBBI). Berdasarkan

bentuknya tumbuhan dibagi menjadi beberapa klasifikasi. Dalam

Sumantoro dan Hermana (2013: 31) menjelaskan bahwa terdapat

tumbuhan yang berbunga dan tidak berbunga, biasanya tanaman

berbuah merupakan tumbuhan berbunga. Setiap tumbuhan memiliki

bagian-bagian tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Berikut

penjelasan mengenai bagian tubuh tumbuhan:

1) Akar

Haryanto (2013: 12) menjelaskan bahwa ada dua jenis

akar, yaitu akar serabut yang berbentuk serabut (dimiliki oleh

tumbuhan berkeping satu atau monokotil) dan akar tunggang

yang memiliki akar pokok (dimiliki oleh tumbuhan biji

berkeping dua atau dikotil). Selain itu terdapat tanaman yang

memiliki akar khusus seperti akar gantung, akar pelekat, akar

tunjang, dan akar nafas.

Kemudian peneliti mencari teori lain mengenai pembagian

jenis akar dalam Hermana dan Sumantoro (2013: 32)

menjelaskan bahwa terdapat dua jenis akar, yaitu akar serabut

dan akar tunggang. Akar serabut merupakan ciri tumbuhan

monokotil atau tumbuhan berkeping satu, contohnya seperti

padi, jagung, dan serai. Sedangkan akar tunggang dimiliki oleh

tumbuhan berkeping dua (dikotil). contoh tumbuhan dikotil

adalah pohon mangga, jeruk, rambutan, dan kacang-kacangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Pravesti, dkk (2018: 50) menjelaskan akar adalah bagian

tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah dan berfungsi

untuk menyerap air dan zat hara di dalam. Berikut jenis-jenis

akar dan klasifikasinya. Pertama, akar serabut adalah akar yang

ukurannya hampir sama besar. Contohnya pada tanaman padi,

jagug, dan rumput (tanaman monokotil/berkeping satu). Kedua,

akar tunggang adalah akar yang tumbuh menembus tanah dan

mempunyai cabang-cabang yang kecil. Contohnya pada

tanaman mangga, jambu, jati, mahoni, dan kacang-kacangan

(tanaman dikotil/berkeping dua).

Ketiga ahli di atas memiliki kesimpulan yang sama, bahwa

akar memiliki 2 jenis yaitu akar serabut yang dimiliki oleh

tumbuhan monokotil dan akar tunggang yang dimiliki oleh

tumbuhan dikotil.

2) Batang

Seperti bagian tubuh tumbuhan akar, batang juga memiliki

beberapa jenis. Berdasarkan Haryanto (2013: 16) menjelaskan

batang digolongkan menjadi 3 jenis yaitu; batang basah, batang

berkayu, dan batang rumput. Tumbuhan bayam merupakan

contoh tanaman berbatang lunak, umumnya batang basah

memiliki ciri berair dan lunak. Tumbuhan jati, rambutan, dan

mangga merupakan contoh tanaman batang kayu. Cirinya

memiliki kambium. Sedangkan batang rumput dimiliki oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

tumbuhan padi, jagung, dan rumput yang berciri mempunyai

ruas-ruas.

Hermana dan Sumantoro (2013: 32) menjelaskan bahwa

batang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu batang basah dan lunak,

contohnya tomat, bayam, dan wortel; batang berkayu,

contohnya, pohon jati, ulin, dan durian; dan batang rumput,

contohnya, bambu, padi, dan serai. Sedangkan Pravesti, dkk

(2018: 50) menjelaskan bahwa batang memiliki fungsi sebagai

penyokong tubuh tumbuhan, mengangkut air dan zat

hara/mineral dari akar ke daun, mengedarkan mineral dan air

yang diserap akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke

seluruh bagian tubuh, dan menyiman cadangan makanan

(misalnya pada tebu dan sagu).

Pada penjelasan kedua ahli di atas memiliki kesamaan

menjelaskan bahwa batang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu

batang basah, kayu, dan rumput. Sedangkan Pravesti

menjelaskan fungsi batang yang menyokong, mengangkut air,

mengedarkan mineral, dan lain-lain.

3) Daun

Berdasarkan Haryanto (2013: 12) daun adalah bagian

tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

fotosintesis, karena daun banyak mengandung zat hijau daun

yang disebut klorofil. Zat klorofil inilah yang menyebabkan

warna hijau pada daun. Pada permukaan daun terdapat mulut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

daun yaitu stomata. Tumbuhan memerlukan udara untuk

pernafasan. Udara dapat masuk melalui stomata, selain itu juga

dapat melalui lentisel yang terdapat pada batang tumbuhan.

Hermana dan Sumantoro (2013: 32) menjelaskan bahwa

umumnya tumbuhan memiliki daun berwarna hijau. Diketahui

terdapat warna umum yang tidak umum sehingga ada pula daun

berwarna lain. Warna hijau pada daun disebabkan oleh klorofil.

Daun berfungsi sebagai tempat memasak makanan atau

fotosintesis. Bagian daun yang berfungsi untuk memasukan dan

mengeluarkan karbondioksida serta oksigen adalah stomata.

Kemudian peneliti mendapatkan dalam Pravesti, dkk

(2018: 50) menjelaskan daun adalah bagian tumbuhan yang

berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, karena

daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut klorofil.

Daun dibedakan menjadi dua macam, yaitu daun lengkap dan

daun tidak lengkap. Daun dikatakan lengkap jika terdiri atas tiga

bagian, yaitu pelepah, tangkai, dan helaian daun (contohnya

daun pisang). Sedangkan daun tidak lengkap hanya tersusun dari

1-2 bagian saja atau hanya pelepah, tangkai, atau helainya saja).

Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut peneliti

merangkum konsep dari ketiganya bahwa daun merupakan

tempat fotosintesis karena memiliki banyak zat klorofil. Zat

klorofil ini pula yang menyebabkan daun berwarna hijau, namun

tidak semua daun berwarna hijau. Hal ini nampak pada daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

tumbuhan hias Sri Rejeki. Daun dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu daun lengkap dan tidak lengkap. Terdapat perbedaan pada

kedua ahli, yaitu dalam Haryanto bahwa udara diperoleh dari

stomata dan lenstisel, sedangkan dalam Hermana dan

Sumantoro tidak menjelaskan bahwa udara dapat diperoleh dari

lentisel.

4) Bunga

Dalam Haryanto (2013: 25) menjelaskan bagian tubuh

tumbuhan berupa bunga berfungsi sebagai hiasan tumbuhan dan

tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan.

Berdasarkan ada tidaknya bunga, tumbuhan dapat dikelompokan

menjadi dua golongan, yaitu ada tumbuhan berbunga

(contohnya: mawar) dan tumbuhan tidak berbunga (contohnya:

tanduk rusa).

Hermana dan Sumantoro (2013: 32) bunga merupakan

perhiasan tumbuhan. Selain itu juga menjadi tempat

berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan. Bunga

mengeluarkan nektar yang digemari serangga dan jenis burung

penghisap madu. Adanya serangga dan burung inilah secara

tidak sengaja terjadi proses penyerbukan. Penyerbukan adalah

peristiwa menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Sedangkan

Pravesti, dkk. (2018: 59) menjelaskan bunga merupakan bagian

tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

pada bunga terdapat alat-alat reproduksi, yaitu putik (alat

reproduksi betina) dan benang sari (alat reproduksi jantan).

Ketiga penjelasan dari ahli di atas memiliki inti yang

sama, yaitu merupakan tempat perkembangbiakan yang dibantu

oleh burung atau bisa juga yang lainnya. Namun, dalam

Haryanto menjelaskan lebih bahwa berdasarkan adanya bunga

tanaman dibagi menjadi dua, yaitu tanaman berbunga dan tidak

berbunga.

5) Buah

Bagian tubuh tumbuhan yang terakhir yang akan dibahas

yaitu buah. Dalam Haryanto (2013: 12) buah merupakan hasil

penyerbukan yang diikuti pembuahan. Sedangkan Hermana dan

Sumantoro (2013: 32) menjelaskan buah dihasilkan dari proses

penyerbukan. Buah umumnnya terdiri dari tangkai, kulit,

daging, dan biji.

Berdasarkan kedua ahli tersebut peneliti merangkum

bahwa buah adalah hasil dari proses penyerbukan. Dijelaskan

dalam Hermana dan Sumantoro bahwa buah umumnya terdiri

dari tangkai, kulit, daging, dan biji. Sehingga diketahui bahwa

terdapat buah yang tidak umum, contohnya nanas yang tidak

memiliki biji.

b. Daur Hidup Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya

Daur hidup adalah perubahan yang dialami makhluk hidup

selama hidupnya. Haryanto (2013: 39) daur hidup hewan dibagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menjadi dua, yaitu tanpa metamorfosis dan dengan metamorfosis.

Sebagian besar hewan mengalami daur hidup tanpa metamorfosis,

contohnya: ayam. Daur hidup hewan tanpa metamorfosis tidak

mengakibatkan perubahan bentuk tubuh yang sangat berbeda.

Sedangkan daur hidup dengan metamorfosis dibagi menjadi dua, yaitu

metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorforsis sempurna

dialami oleh katak yang dimulai dari telur, berudu atau kecebong,

kecebong berkaki, katak berekor dan terakhir katak dewasa (katak

dewasa dapat hidup di dua alam yaitu air dan darat sehingga katak

dewasa dapat bernafas menggunakan paru-paru dan kulit).

Sedangkan dalam Hermana dan Sumantoro (2013: 62)

menjelaskan daur hidup dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis

dan tidak mengalami metamorfosis. Daur hidup tanpa metamorfosis

dialami oleh beberapa hewan, antara lain ayam, kucing, dan kangguru.

Ciri daur hidup tanpa metamorfosis ini yaitu sejak dilahirkan sampai

dewasa, hewan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran tubuh

saja. Sedangkan daur hidup dengan metamorfosis dibagi menjadi dua

golongan yaitu metamorfosis sempurna (lengkap) dan metamorfosis

tidak sempurna (tidak lengkap). Metamorfosis sempurna dialami oleh

hewan-hewan yang saat lahir berbeda sekali dengan hewan

dewasa/induknya. Metamorfosis sempurna ini terjadi pada kupu-kupu,

lalat, nyamuk, dan katak. Sedangkan metamorfosis tidak sempurna

dialami hewan yang saat lahir tidak terlalu berbeda bentuknya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

hewan dewasa/induknya. Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada

kecoa (lipas) dan belalang.

Pada kutipan di atas memiliki inti yang sama. Keduanya

menjelaskan mengenai daur hidup terbagi menjadi dua yaitu dengan

metamorfosis dan tanpa metamorfosis. Daur hidup dengan

metamorfosis sendiri terbagi menjadi dua jenis lagi, yaitu

metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

c. Upaya Keseimbangan

Upaya keseimbangan alam dilakukan ketika terjadi kerusakan

alam. Salah satu kerusakan alam disebabkan oleh hujan. Menurut

Sumantoro dan Hermana (2013: 188) hujan yang terus menerus akan

menyebabkan bencana seperti banjir dan erosi. Banjir merupakan

meluapnya air yang dapat menyebabkan rusaknya tanaman sehingga

gagal panen. Sedangkan erosi merupakan pengikisan air tanah akibat

air hujan. Pravesti, dkk. (2018: 215) turut menjelaskan kerusakan

alam mengenai hujan yaitu menyebabkan kerugian terjadinya erosi,

yaitu pengikisan tanah oleh air hujan. Berdasarkan kedua kutipan di

atas diketahui bahwa hujan yang berlebihan dapat menyebabkan

bencana alam yaitu banjir dan erosi. Dalam Sumantoro dan Hermana

memberikan penjelasan mengenai dampak dari banjir yaitu gagal

panen.

Selain hujan, kerusakan alam lainnya disebabkan oleh

gelombang laut. Sumantoro dan Hermana (2013: 188) kerusakan alam

bisa disebabkan oleh gelombang air laut yang menerpa pantai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Gelombang air laut yang terus-menerus menerpa lama kelamaan akan

mengikis pantai, dinding tebing, atau batu karang. Hal ini disebut

dengan abrasi. Peneliti menemukan pendapat lain yaitu dalam

Pravesti, dkk (2018: 215) menjelaskan bahwa itu gelombang laut juga

dapat menyebabkan kerusakan. Gelombang laut disebabkan karena air

laut bertiup angin yang sangat kencang atau bisa juga karena gempa di

bawah laut. Gelombang laut yang terjadi karena gempa di dasar laut

disebut Tsunami. Gelombang laut dapat mengakibatkan terjadinya

abrasi. Abrasi terus menerus akan mengakibatkan daratan menjadi

berkurang.

Kedua ahli tersebut menjelaskan bahwa gelombang laut dapat

merusak alam pula. Keduanya memberikan penjelasan bahwa

gelombang laut menyebabkan abrasi. Penjelasan dalam Pravesti

memberikan penjelasan kerusakan alam lain yang disebabkan oleh

gelombang laut yaitu tsunami.

d. Pelestarian Alam

Haryanto (2013: 187) Berdasarkan sifatnya sumber daya alam

terbagi menjadi 2, yaitu sumber daya alam dapat diperbaharui dan

tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui contohnya minyak bumi. Minyak bumi memiliki jumlah

terbatas, oleh sebab itu sebaiknya penggunaannya dikurangi. Salah

satunya dengan cara menggunakan bahan energi alternatif yang

berasal dari sumber alam yang dapat diperbaharui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan adalah bahan

bakar bio. Anggari, dkk. (2017: 98) bahan bakar bio merupakan bahan

bakar yang berasal dari makhluk hidup, baik hewan maupun

tumbuhan. Bahan bakar bio berasal dari tumbuhan di antaranya

tumbuhan berbiji yang mengandung minyak, seperti bunga matahari,

jarak, kelapa sawit, kacang tanah, dan kedelai. Bahan bakar tersebut

dikenal sebagai biodoesel. Biodiesel dapat digunakan untuk

menggantikan solar. Singkong, ubi, jagung, dan sagu dapat diubah

menjadi bioetanol. Bioetanol dapat menggantikan bensin ataupun

premium. Bahan bakar bio juga dapat berasal dari kotoran ternak.

Bahan bakar tersebut dikenal sebagai biogas.

Sedangkan dalam Prakoso (2018: 56), menjelaskan lebih singkat

sebagai berikut salah satu contoh energi alternatif yaitu; 1) Biodiesel

merupakan bahan bakar hayati yang diolah dari biji jarak; 2) Bioetanol

adalah bahan bakar hayati yang diolah dari umbi-umbian.

Pada kutipan dalam Prakoso (2018: 56), menjelaskan mengenai

perbedaan biodiesel dan bioetanol yang memiliki perbedaan dari

bahan pembuatannya, namun dalam kutipan Anggari dkk (2017: 98)

menjelaskan lebih detail mengenai keduanya karena turut

memaparkan kegunaan biodiesel dan bioetanol.

B. Penelitian yang Relevan

Miskonsepsi dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) masih

terjadi di SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Hal ini dibuktikan dengan

adanya penelitian di dalam maupun di luar negeri. Penemuan miskonsepsi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dalam negeri dibuktikan dengan penelitian Ngurah dan Lasksana (2016) dengan

judul “Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah Dasar”, Wahyuningsih (2016)

dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD Kanisius Beji Tahun

Pelajaran 2015/2016”, dan Munawaroh (2016) dengan judul “Identifikasi

Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya

Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)” sedangkan di luar negeri

terdapat juga penelitian yang menemukan miskonsepsi yaitu pada penelitian

Kartal (2011) dengan judul “Misconceptions of science teacher candidates about

heat and temperature”, Bahtiar dan Bastruk (2012) Relationship between 5th

grade Students’ Attitudes towards Science and Technology Course and

Misconcetions, dan Penelitian Sozen dan Bolat (2011) dengan judul “Determining

the misconceptions of primary school students related to sound transmission

throught drawing”

Penelitian sebelumnya menemukan miskonsepsi pada indikator atau materi

dalam IPA. Berikut miskonsepsi yang terjadi pada SD; 1) Penelitian

Wahyuningsih (2016) menemukan beberapa indikator yang terjadi miskonsepsi

yaitu; a) menyebutkan organ pencernaan manusia dan fungsinya sebanyak empat

siswa, b) menyebutkan organ peredaran darah manusia dan fungsinya sebanyak

lima siswa dan c) mengumpulkan data tentang sifat benda, seperti bentuk, warna,

kelenturan, kekerasan, dan bau; 2) Penelitian Munawaroh dan Falahi (2016)

menemukan mikonsepsi dalam materi konsep cahaya; 3) Dalam Bahtiyar dan

Basturk (2012) menemukan miskonsepsi mengenai pertukaran panas. Selain di

SD, miskonsepsi dalam pembelajaran IPA juga ditemukan di perguruan tinggi,

materi yang terjadi miskonsepsi dalam penelitian; 1) Ngurah dan Laksana (2016)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

yaitu a) konsep zat-zat yang diperlukan dalam proses fotosintesis tumbuhan hijau,

b) konsep fotosintesis membutuhkan cahaya, 3) konsep massa jenis zat, dan 4)

konsep gerak jatuh bebas; 2). Kartal, dkk (2011) yaitu pada materi panas dan

temperatur; 3) Sözen dan Bolat (2011) pada materi penghantar bunyi.

Penyebab miskonsepsi pada pembelajaran IPA juga beragam, contohnya ada

pada dalam; 1) Ngurah dan Laksana (2016) menemukan bahwa penyebab

miskonsepsi yaitu berasal dari bahan ajar; 2) Wahyuningsih (2016) menemukan

bahwa penyebab miskonsepsi dalam pembelajaran IPA yaitu persepsi yang salah

terhadap materi yang sedang dipelajari dan kurangnya minat pelajaran IPA; 3)

Sözen dan Bolat (2011) menemukan beberapa miskonsepsi yang diperoleh

sebagai hasil dari studi bahwa siswa tidak memperhatikan bahwa suara didengar

oleh refleksi dan partikel dalam medium transfer energi dengan bergetar saat suara

sedang dikirim dan mereka berpikir bahwa materi bergerak ke dalam arah suara

yang ditransmisikan.

Pada penelitian mengenai miskonsepsi tersebut, menurut penulis terdapat

beberapa kelemahan atau kekurangan, maka mungkin akan lebih baik jika ada

yang beberapa hal yang diubah atau ditambah, misalnya; 1) dalam Ngurah dan

Laksana (2016)pemaparan pada hasil penelitian menurut penulis sudah baik,

apalagi hasil penelitian tidak hanya didapatkan dari tes saja, namun juga melalui

wawancara. Namun, akan lebih baik jika di dalam penelitian ditambahkan saran

untuk penelitian ke depannya; 2) dalam Wahyuningsih (2016) subjek yang diteliti

merupakan siswa kelas V berjumlah 18 siswa di SD Kanisius Beji, mungkin akan

lebih baik jika bukan hanya siswa saja yang diteliti namun gurunya juga. Hal ini

penulis sarankan karena hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

miskonsepsi yaitu dari persepsi siswa yang mungkin disebabkan oleh kesalahan

dalam penyampaian materi dari guru. Pada bagian hasil penelitian sudah

mendetail, namun akan lebih baik jika pemaparan hasil penelitian berdasarkan

miskonsepsi yang terjadi bukan berdasarkan presensi siswa; 3) dalam Munawaroh

& Falahi (2016) pada bagian kesimpulan jurnal ini hanya memaparkan 2 materi

tertinggi yang terjadi miskonsepsi saja. Mungkin akan lebih baik jika semua

miskonsepsi disimpulkan , jadi tidak hanya 2 yang tertinggi saja sehingga semua

miskonsepsi terpaparkan dan menjadi sedikit lebih jelas; 4) dalam Bahtiyar &

Basturk (2012) penelitian ini hanya menggunakan siswa sebagai subjeknya, akan

lebih baik jika guru ditambah sebagai subjeknya. Pemilihan sekolah dasar untuk

tempat penelitian hanya dipilih secara acak, mungkin akan lebih baik jika dipilih

berdasarkan latar belakang sekolah tersebut juga; 5) dalam Kartal, dll (2011) pada

bagian pembahasan peneliti hanya menyimpulkan jika terdapat mahsiswa yang

salah dalam menjawab soal, maka peneliti menyatakan bahwa mahasiswa

tersebut mengalami miskonsepsi tanpa mencari tahu lebih lanjut faktor lain yang

menyebabkan siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Mungkin, hasil tersebut

bisa ditindaklanjuti dengan wawancara; 6) Penelitian ini menggunakan subjek

kelas 2 SD. Mungkin akan lebih baik jika subjek diganti menjadi siswa kelas atas

(4, 5, dan 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

C. Literatur Map

Penelitian I

Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah

Dasar

Dek Ngurah Laba Laksana. 2016.

Penelitian II

Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD

Kanisius Beji Tahun Pelajaran 2015/2016

Esti Wahyuningsih. 2016

Penelitian III

Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD

Kanisius Beji Tahun Pelajaran 2015/2016

Fatimatul Munawaroh dan Falahi, M. Deny.

2016.

Penelitian IV

Relationship between 5th grade’ Attitudes

towards Science and Technology Course and

Misconceptions

Asiye Bahtiyar dan Ramazan Bastruk. 2012.

Penelitian VI

Determining the misconceptions of primary

school students related to sound

transmission throught drawing

Merve Sozen dan Mualla Bolat. 2011.

Penelitian V

Misconceptions of science teacher candidates

about heat and temperature

Tezcan Tezcan, dkk. 2011.

Miskonsepsi IPA

Biologi pada Guru

Kelas IV Sekolah Dasar

Lidwina Tutusari

Mieke. 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Pada denah di atas terdapat perbedaan mengenai penelitian yang akan

peneliti teliti dengan penelitian sebelumnya. Partisipan pada penelitian

sebelummnya adalah siswa dan mahasiswa sedangkan partisipan pada penelitian

ini adalah guru. Alasan peneliti memilih partisipan guru adalah dalam UU nomor

1 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 tertulis, “guru adalah

pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Oleh karena itu seharusnya guru menguasai atau memahami konsep

dalam ilmu pelajaran sehingga peneliti ingin mengetahui sejauhmana pemahaman

konsep guru, khususnya pada materi IPA.

D. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di sekolah dasar merupakan

pelajaran terpadu dari pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Beranjak dari sebuah

sebuah studi yaitu Trends in International Mathematics and Science Study atau

TIMSS yang mendapatkan hasil peringkat Indonesia ke 46 dari 48 mengenai

pelajaran IPA, peneliti melakukan sebuah wawancaraa tidak langsung. Hasilnya

terdapat siswa yang kurang memahami konsep IPA. Konsep yang tidak dipahami

oleh siswa itu mengenai bagian tubuh tumbuhan. Terdapat siswa yang

menbenarkan bahwa setiap tanaman memiliki akar, batang, dan daun. Berlanjut

dari kasus tersebut peneliti bahkan menemukan beberapa penelitian yang

mendapatkan kesimpulan bahwa miskonsepsi memang terjadi di sekolah dasar.

Tidak hanya itu, rupanya miskonsepsi ditemukan pula di perguruan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Pada sebuah buku diketahui bahwa salah satu penyebab miskonsepsi pada

siswa adalah guru. Suparno (2005: 42) miskonsepsi siswa dapat terjadi pula

karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru. Teori tersebut membuat ketertarikan

peneliti semakin kuat untuk menggali lebih mengenai miskonsepsi yang terjadi di

sekolah dasar khususnya pada guru. Dalam www.nasionalkompas.com bahkan

menyebutkan bahwa guru dalam tradisi jawa merupakan akronim dari “digugu lan

ditiru” (orang yang dipercaya dan diikuti). Jika guru memberikan sebuah

pengetahuan, maka pengetahuan tersebut akan dipegang siswa dengan kuat karena

percaya akan kebenaran teori yang diucapkan oleh gurunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada BAB III memaparkan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, teknik pengujian data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hal ini dikatakan begitu

karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif mengenai pemahaman

partisipan utama (guru) dan partisipan lain (siswa) terhadap materi pelajaran IPA

Biologi. Bodgan & Taylor (dalam Gunawan: 2013: 82) menjelaskan penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang

diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).

B. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah dasar di

Yogyakarta. Sekolah ini akan diberikan inisial SD Negeri Purnama. Letak

sekolah ini berada di lokasi yang strategis yaitu di tepi jalan raya, sehingga

ketika peneliti keluar dari pintu pagar sekolah langsung menghadap jalan

raya. Pada seberang sekolah ini (di sebelah selatan SD) terdapat kawasan

pertokoan ruko yang berisikan beberapa warung makan, toko aksesoris atau

perlengkapan wanita, laundry baju, dan anjungan tunai mandiri (ATM) dari

berbagai macam bank. Pada kawasan pertokoan tersebut pula tersedia lahan

parkir yang luas sehingga seringkali peneliti melihat beberapa orangtua/wali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

siswa yang membawa mobil atau motor parkir di lahan tersebut untuk

mengantar atau menjemput siswa. Akses yang mudah ini membuat beberapa

orangtua/wali siswa memilih sekolah ini (berdasarkan pernyataan

orangtua/wali siswa). Sekolah dasar ini diapit oleh dua sekolah menengah,

pada barat berbatasan dengan sekolah menengah pertama (SMP) dan pada

bagian timur berbatasan dengan sekolah menengah atas (SMA).

Sekolah ini memiliki halaman yang cukup luas, terbukti bisa

menampung 12 kelas yang berisikan siswa masing-masing kelas 29-31

siswa pada saat senam sehat di hari jumat. Lingkungan sekolah asri, rindang

dan sejuk karena banyak terdapat pohon-pohon dan tanaman di halaman

sekolah. Pohon dan tanaman di sekolah ini terkadang dimanfaatkan sebagai

media pelajaran (berdasarkan pengamatan secara tidak langsung) untuk

pelajaran mengambar dan pada materi tertentu dipelajaran IPA.

Setiap pagi halaman SD selalu dibersihkan oleh seorang tukang kebun

yang bekerja di sekolah ini sehingga sekolah ini selalu dalam kondisi bersih

setiap hari efektif sekolah. Kata bersih ini maksudnya tidak ada lagi sampah

daun dan lain-lain yang berjatuhan yang berserakan. Sekolah ini difasilitasi

dengan ruangan laboratorium IPA dan perpustakaan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada saat peneliti melaksanakan kegiatan

program pengalaman lapangan atau PPL pada semester genap tahun ajaran

2018/2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

C. Desain Penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Esti

Wahyuningsih (2016) diketahui bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa mengenai

materi IPA di sekolah dasar. Kemudian peneliti melakukan observasi untuk

mengamati fenomena ini. Peneliti menempatkan diri sebagai observer partisipan

untuk mencari tahu pemahaman siswa mengenai materi IPA di sekolah dasar.

Kegiatan observasi ini dilakukan pada sekolah tempat pelaksanaan kegiatan

kuliah lapangan.

Hasil kegiatan observasi membuat peneliti ingin melakukan penelitian.

Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode fenomenologi. Dalam

Kholifah dan Suyadnya (2018: 117) fenomenologi yang dikenal melalui Husserl

adalah ilmu tentang penampakan (fenomena) yang mempelajari bagaimana

fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti

bagaimana fenomena tersebut bernilai atau diterima secara estetis. Sesuai dengan

tujuannya melalui metode ini peneliti secara langsung dapat meneliti fenomena

yang terjadi yaitu mengenai pemahaman dalam materi pelajaran IPA.

Selanjutnya peneliti memutuskan untuk mengamati fenomena mengenai

miskonsepsi dalam materi IPA terhadap guru wali kelas IV di SD N Purnama

dengan sebuah kegiatan wawancara semi terstruktur. Hasil wawancara tesebut

akan ditulis sebagaimana adanya jawaban yang diberikan oleh wali kelas IV.

Sebab, esensi dari penelitian fenomenologi adalah untuk berefleksi melalui

pengalaman peristiwa yang di alami (Rahmawati, 2018: 28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Berdasarkan hasil wawancara semi terstruktur tersebut, peneliti akan

mendapatkan hasil berupa pemahaman guru. selanjutnya hasil pemahaman

tersebut dibandingkan dengan teori-teori dari beberapa sumber buku, jurnal, atau

bahkan para ahli. Hasil yang didapatkan dari perbandingan berupa pemahaman

yang sudah sesuai konsep dan yang tidak sesuai dengan konsep atau miskonsepsi.

Pertanyaan yang mendapatkan hasil tidak sesuai dengan konsep tersebut

ditanyakan kembali kepada siswa SD kelas IV. Hal ini guna untuk melihat

korelasi antara miskonsepsi yang ada pada guru dan siswa.

D. Partisipan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak menganggap partisipan sebagai objek atau subjek

penelitian, namun posisi partisipan adalah setara dengan peneliti (Rahmawati,

2018: 28). Berdasarkan KBBI, partisipan adalah orang yang ikut berperan serta

dalam suatu kegiatan. Partisipan utama dalam penelitian ini adalah Bapak Agung

dan Ibu Sari. Kedua guru ini merupakan guru wali kelas IV di SD N Purnama.

Wawancara dilakukan kepada kedua guru tersebut guna mendapatkan data

penelitian. Data penelitian dari partisipan utama ini selanjutnya akan

dibandingkan dengan wawancara partisipan lainnya. Pada penelitian ini partisipan

lainnya adalah siswa kelas IV atau siswa didik dari guru tersebut. Hasil

perbandingan tersebut guna untuk melihat korelasi antara keduanya. Berikut latar

belakang mengenai partisipan utama dalam penelitian ini:

1. Bapak Agung

Bapak Agung (bukan nama sebenarnya) merupakan guru wali kelas

IV di SD Purnama. Lahir di Sleman pada tahun 1963. Beliau mendapat

gelar S.Pd. dengan menempuh studi S1 pada prodi Pendidikan Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Sekolah Dasar dan melanjutkan studi S2 dengan jurusan MIPA pada

universitas yang berbeda di Yogyakarta.

Bapak Agung pernah membimbing olimpiade IPA tingkat kabupaten

siswa pada pembelajaran IPA pada tahun 2014 ke bawah. Riwayat mengajar

Bapak Agung sejak awal sudah di SD Purnama sampai sekarang. Sejauh ini

Bapak Agung sudah mengajar selama 14 Tahun. Pada saat pertama kali

mengajar pada tahun 2004 mengajar Bapak Agung mengajar pelajaran IPA

di kelas 5 dan 6 sampai dengan tahun 2014. Menurut perkataan beliau pada

saat itu pembelajaran masih permata pelajaran/belum tematik sehingga

beliau mengampu empat kelas sekaligus.

Metode pelajaran yang digunakan Bapak Agung beragam. Hal ini

dilihat peneliti saat melaksanakan observasi. Metode yang digunakan yaitu

pengamatan, tanya jawab, diskusi kelompok, dan games.

2. Ibu Sari

Ibu Sari (bukan nama sebenarnya) lahir di Sragen pada tahun 1987.

Pendidikan terakhir beliau yaitu S1 PGSD di salah satu universitas negeri di

Yogyakarta pada tahun 2012. Beliau sudah mengajar selama 9 tahun

terhitung sejak tahun 2010 di SD Purnama di kelas 4 hingga sekarang.

Kegiatan pembelajaran IPA di kelas Ibu Sari beragam, dari

demonstrasi, praktikum, pengamatan, dan eksperimen. Menurut keterangan

Ibu Sari dalam pembelajaran IPA di kelasnya beberapakali menggunakan

media pembelajaran. Berdasarkan hasil ulangan siswa di kelasnya pada

semester 1 tahun ajaran 2018/2019 rata-rata sudah baik dalam materi

pelajaran IPA (nilai ulangan siswa 28 dari 31 di atas KKM yaitu 75).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi, wawancara, dan dokumen Berikut penjelasan mengenai ketiga teknik

pengumpulan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti;

1. Observasi

Jenis observasi yang digunakan peneliti kepada partisipan utama dan

lainnya adalah observasi partisipan. Winarni (2018: 81) observasi partisipan

adalah observasi dimana orang yang melakukan pengamatan berperan serta

dalam kehidupan orang yang diobservasi. Pada saat melaksanakan

observasi, peneliti merupakan seorang mahasiswa PPL (program

pengalaman lapangan) yang belajar mengenai hal-hal keguruan di sekolah

tersebut. Observasi pertama dilakukan kepada partisipan utama atau guru.

Kegiatan observasi guru dilakukan untuk mendapatkan dua hal. Pertama,

berupa gerakan-gerakan yang dilakukan guru ketika menjawab pertanyaan

yang diajukan peneliti (pada saat wawancara). Hal ini guna untuk melihat

adanya keyakinan atau keraguan ketika partisipan menjawab pertanyaan

yang terlihat pada gerakan tubuh, mimik wajah, dan pelafalan kata. Kedua,

untuk mengetahui proses belajar dan mengajar. Hal ini guna untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh guru dalam pemberian materi pelajaran

IPA.

2. Wawancara

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawanara tidak terstruktur. Mulyadi, dkk (2019: 232) wawancara kualitatif

dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenan dengan topik

yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut,

suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Kegiatan

wawancara pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui mengenai

pemahaman materi pelajaran IPA Biologi pada partisipan utama dan

lainnya.

Wawancara pertama dilakukan kepada partisipan utama. Kegiatan ini

guna untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi pelajaran IPA

khususnya Biologi. Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur

untuk diajukan kepada partisipan utama sehingga peneliti sudah

menyiapkan daftar pertanyaan. Perumusan instrumen pertanyaan sesuai

dengan kompetensi dasar 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4. pada kelas IV sekolah dasar

yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia atau KEMENDIKBUD.

SD N Purnama merupakan sekolah yang memiliki kelas paralel

sehingga partisipan utama yang akan diwawancara berjumlah 2 orang, yaitu

Bapak Agung dan Ibu Sari (pseudonym). Kedua guru tersebut merupakan

guru wali kelas tempat peneliti melaksanakan kegiatan PPL sehingga

peneliti memiliki relasi yang baik terhadap guru tersebut. Relasi yang baik

tersebut mempermudah peneliti untuk mewawancara guru tersebut.

Kemudian setelah hasil wawancara terhadap partisipan utama

didapatkan, langkah selanjutnya pada penelitian ini adalah melakukan

wawancara semi terstruktur pada siswa kelas IV. Daftar pertanyaan yang

diajukan kepada siswa merupakan pertanyaan yang dijawab guru dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

hasil kurang atau tidak sesuai dengan konsep. Hal ini guna untuk

mengetahui korelasi antar pemahaman guru dan siswa.

3. Dokumentasi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Dokumentasi

merupakan pengumpulan, pemilahan, pengolahan, dan penyimpanan

informasi dalam bidang pengetahuan. Dokumentasi dalam penelitian ini

berupa autobiografi dari kedua partisipan utama dan buku-buku yang

digunakan oleh guru di SD N Purnama. Fungsi dokumentasi pada berupa

autoiografi guru guna untuk mengetahui latar belakang guru, khususnya

yang memiliki keterhubungan partisipan dengan pemahamannya terhadap

“IPA Biologi sedangkan buku guna mengetahui sumber-sumber materi

pelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman dalam mengajar.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Winarni (2018: 155) peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat

kesimpulan atas temuannya. Sebagai seorang human instrumen, peneliti menjadi

instrumen yang fleksibel. Hal ini dapat dikatakan karena manusia merupakan

makhluk yang memiliki akal sehingga mampu berpikir. Kemampuan berpikir ini

membuat manusia jadi dapat merespon sesuai dengan keinginannya sehingga

mendapatkan hasil yang sesuai pula.

Peneliti sudah mempelajari pelajaran IPA secara formal sejak duduk

dibangku SD kelas IV. Hal ini berlanjut hingga peneliti masuk ke sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

menengah atas dan memilih jurusan IPA sehingga mempelajari pelajaran ini lebih

dalam. Saat ini peneliti merupakan mahasiswa yang duduk di bangku kuliah dan

kembali bertemu dengan pelajaran IPA lagi. Bahkan peneliti sudah memiliki

pengalaman mengajarkan pelajaran IPA SD kepada peserta didik sebagai salah

satu tentor di suatu lembaga kursus. Selama mempelajari pelajaran IPA, peneliti

pernah merasakan kesalahpahaman akan konsep materi ilmu pengetahuan. Hal ini

peneliti alami ketika duduk di sekolah dasar. Peneliti masih mengingat jelas

bahwa guru peneliti seringkali menegaskan bahwa “herbivora itu pemakan

tumbuhan, karnivora itu hewan, dan omnivora itu segala”. Kata “segala” tersebut

membuat artian yang ambigu, sehingga seharusnya omnivora adalah hewan yang

memakan tumbuhan dan hewan, malah bisa menjadi artian memakan tumbuhan,

hewan, batu, tanah, dan lain-lain.

Selain dari guru, peneliti pernah mengalami miskonsepsi yang disebabkan

oleh buku bacaan anak-anak. Dulu pada saat duduk di bangku sekolah, peneliti

pernah membaca buku cerita mengenai Adam dan Hawa. Cerita tersebut

mengisahkan bahwa satu tulang rusuk Adam diberikan kepada Hawa.

Berdasarkan cerita tersebut peneliti pernah meyimpulkan bahwa tulang rusuk laki-

laki jumlahnya lebih sedikit daripada perempuan.

Pengalaman-pengalaman ini membuat peneliti sadar bahwa konsep ilmu

pengetahuan jika tidak disampaikan dengan penggunaan kata yang benar akan

menyebabkan miskonsepsi. Adanya kasus yang dirasakan peneliti tersebut

memberikan dampak kepada peneliti. Hal ini secara tidak langsung membuat

peneliti ingin menggali lebih dalam mengenai pemahaman siswa yang berunjuk

pada rasa penasaran akan pemahaman guru pula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Afrizal (2015: 135) untuk mengumpulkan data dari sumber informasi

(informan), peneliti atau pewawancara sebagai instrumen utama penelitian

memerlukan instrumen bantuan. Instrumen bantuan yang digunakan untuk dalam

penelitian ini adalah pedoman wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara

tidak terstruktur, pewawancara mungkin saja mempunyai daftar pertanyaan, tetapi

daftar pertanyaan ini tidak dilengkapi dengan pilihan jawaban (Afrizal, 2015:

136). Jadi peneliti sudah membuat instrumen pertanyaan untuk mengali mengenai

hal yang ingin diteliti yaitu pemahaman guru terhadap pelajaran IPA khususnya

Biologi. Berikut pedoman wawancara yang membantu menyokong penelitian ini;

Kompetensi Dasar Pembagian materi Pertanyaan

3.1 Menganalisis

hubungan antara

bentuk dan fungsi

bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan.

Bentuk dan fungsi bagian

tubuh pada tumbuhan.

1. Apakah akar serabut

merupakan ciri

tanaman dikotil?

2. Apakah setiap tanaman

memiliki bunga?

3. Apakah setiap tanaman

yang berbuah memiliki

bunga?.

4. Apakah nektar dan

madu adalah sama?

Jelaskan!

5. Apakah setiap tanaman

memiliki zat klorofil?

6. Apakah semakin

banyak zat klorofil di

dalam daun akan

menyebabkan daun

semakin berwarna

hijau?

7. Apakah karbondioksida

dalam proses

fotosintesis hanya dapat

diperoleh dari mulut

daun/stomata saja?

8. Apakah bayam

termasuk dalam

golongan batang basah?

9. Apa perbedaan akar

tunjang dan akar napas?

10. Fungsi penyerbukan

pada bunga?

11. Apakah semua buah

memiliki struktur biji,

daging, kulit, dan

tangkai?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

12. Apakah setiap

tumbuhan memiliki tiga

bagian pokok tubuh

tumbuhan seperti akar,

batang, dan daun?

3.2 Membandingkan

siklus hidup beberapa

jenis makhluk hidup

serta mengaitkan

dengan upaya

pelestarian.

Siklus hidup makhluk

hidup dan upaya

pelestarariannya.

13. Apakah katak dewasa

hanya bernafas

meggunakan paru-

paru?

14. Apakah ada hewan

yang tidak mengalami

metamorfosis?

3.4. Menjelaskan

pentingnya upaya

keseimbangan dan

pelestarian sumber

daya alam di

lingkungannya

Upaya keseimbangan dan

pelestarian sumber daya

alam.

15. Apakah abrasi dan erosi

itu sama?

16. Apa perbedaaan

biodiesel dan

bioetanol?

17. Apakah pembuatan

kompos secara alami

atau dengan cara

menimbun sampah

organik di dalam tanah

dapat merusak unsur

tanah?

Tabel 1: Pedoman Wawancara KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4

F. Kredibilitas dan Transferabilitas

Lincoln dan Guba (dalam Bandur, 2016: 284) menegaskan pentingnya

peneliti memberikan jaminan bahwa penelitian yang dapat dipercaya memiliki

atribut yang kredibel. Kredibel berarti peneliti dipercaya telah mengumpulkan

data yang real di lapangan serta menginterprestasi data autentik tersebut dengan

akurat (Bandur, 2018: 284). Pada penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi

untuk mencapai kredibilitas. Pertama, peneliti menggunakan triangulasi teknik

pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi kepada kedua

partisipan utama. Hal ini guna untuk mencapai kredibilitas data yang diambil.

Kedua, peneliti menggunakan triangulasi sumber pula untuk mencapai

kredibilitas. Sumber data yang digunakan peneliti yaitu guru wali kelas, siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

kelas IV, dan sumber tertulis (buku paket pelajaran, RPAL, dan jurnal).

Pemahaman pada siswa dan guru akan dibandingkan dan dicari tahu apakah

memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Sedangkan sumber tertulis guna untuk

memastikan apakah pemahaman guru dan siswa sudah sesuai dengan konsep yang

benar.

Licoln dan Guba (dalam Bandur, 2016: 284) secara khusus diartikan bahwa

transferabilitas berkaitan dengan sejauh mana hasil analisis data penelitian dapat

diaplikasikan pada setting penelitian lain. Winarni (2018: 187) nilai transfer ini

berkenan dengan pertanyaan hingga hasil penelitian dapat diterapkan atau

digunakan dalam konteks atau situasi lain. Pemahaman akan suatu materi

pelajaran pasti dimiliki pada guru atau siswa di sekolah karena sekolah

merupakan tempat terjadinya transfer ilmu. Adanya kegiata transfer ilmu mungkin

akan mendapatkan kasus mengenai pemahaman yang kurang tepat, sehingga

terjadi miskonsepsi cenderung terjadi pada sekolah.. Bahkan kemungkinan kasus

ini terjadi di sekolah yang memiliki kekurangan guru seperti di tempat kampung

halaman peneliti sendiri (Ngabang, Kalimantan Barat) sehingga guru di sekolah

tersebut harus mengampu mata pelajaran yang kurang sesuai dengan bidangnya.

Hal inilah yang membuat kemungkinan terjadinya penyampaian materi yang

kurang tepat sehingga menjadi tidak sesai dengan konsep dalam suatu materi

pelajaran. Oleh sebab itu, hasil analisis dalam penelitian ini dapat ini

memungkinkan untuk diaplikasikan pada setting penelitian lain yang serupa.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi sebagai teknik analisis

data. Analisis Fenomenologi adalah berusaha untuk memahami dan menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

makna, struktur, dan esensi pengalaman hidup sebuah fenomena bagi seseorang

atau sekelompok orang (Patton, 2002: 482). Peneliti memahami dan menjelaskan

pemahaman mengenai materi IPA Biologi pada partisipan menggunakan dua

langkah dalam metode ini. Berikut penjelasan mengenai langkah dalam

menganalisa data pada penelitian ini;

1. Epoche

Epoche adalah pemutusan hubungan dengan pengalaman dan

pengetahuan, yang kita miliki sebelumnya (Kholifah dan Suyadnya 2018:

125). Pada saat peneliti ingin mengetahui pemahaman IPA pada guru wali

kelas, peneliti memutuskan sementara pengetahuan peneliti terhadap materi

IPA. Hal ini menyebabkan peneliti dalam keadaan murni (tidak tahu apa-

apa) sehingga mendapatkan pandangan baru pada saat wawancara.

Epoche atau pemutusan hubungan ini dilakukan pada saat peneliti

melakukan wawancara terhadap dua partisipan utama. Peneliti bersikap

seolah “tidak mengetahui” mengenai konsep pelajaran IPA yang sesuai

dengan sumber tertulis atau para ahli. Hal ini juga bertujuan agar guru tidak

merasa terintimidasi atau diuji pada saat peneliti mengajukan pertanyaan.

Pada saat wawancara peneliti mengajukan pertanyaan dan berusaha

mendengarkan penjelasan yang diucapkan oleh guru dengan seksama tanpa

memotong penjelasan guru, namun ketika informasi dirasa kurang peneliti

mengajukan pertanyaan tambahan untuk menggali lebih dalam pemahaman

guru mengenai konsep dalam pelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

2. Reduksi Data

Menurut Kholifah dan Suyadnya (2018: 125) reduksi akan membawa

kita kembali pada bagaimana kita mengalami sesuatu (lead us back to our

own experience of the things are). Maksud dari “kembali pada bagaimana

kita mengalami sesuatu” yaitu peneliti kembali mengetahui mengenai

konsep pelajaran IPA yang sesuai dengan sumber tertulis atau para ahli.

Pada saat melakukan reduksi data, peneliti membandingkan dengan teori-

teori dari berbagai sumber, seperti buku paket pelajaran, RPAL, dan jurnal

yang sudah diketahui sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melihat sebuah

fenomena yang terjadi atau melihat mengenai pemahaman guru dan

kesesuaiannya dengan teori yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian mengenai

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut paparan hasil dan

pembahasannya:

A. Observasi

Kegiatan observasi pada penelitian ini guna untuk mengetahui hal-hal yang

dilakukan selama proses belajar mengajar. Aspek yang di observasi yaitu

mengenai penyajian materi, metode pengajaran, penggunaan bahasa, dan aktivitas

siswa. Observasi ini dilakukan kepada dua partispan utama, berikut

penjabarannya:

1. Bapak Agung (pseudonym)

a. Observasi 1

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Guru melakukan tanya jawab singkat

mengenai bagian tubuh tumbuhan yang

utama. Kemudian siswa diberikan tugas

untuk mengamati dan membuat laporan

mengenai tanaman di luar kelas.

2 Metode

Pembelajaran

Tanya jawab, penugasan, dan diskusi

kelompok.

3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia

baku, namun terkadang masih terdapat

beberapa kata yang tidak baku dan

pengunaan bahasa daerah.

4 Aktivitas siswa Siswa belajar dengan diskusi kelompok,

membaca buku, dan guru bertugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

sebagai fasilitator.

Tabel 2: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 1

Pada kegiatan pelajaran, guru melakukan tanya jawab mengenai

bagian tubuh utama tumbuhan. Setelah itu guru memberikan tugas

kelompok berupa pengamatan terhadap bagian tubuh tumbuhan.

Tugas ini menuntut siswa untuk mencari pengetahuan mengenai

nama, fungsi, dan informasi lainnya dari bagian tubuh tumbuhan dari

buku LKS tematik yang dimiliki siswa.

b. Observasi 2

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Penyajian materi bagian tubuh hewan

dimulai dengan penayangan video

hewan-hewan di kebun binatang.

Selanjutnya guru memperlihakan

gambar burung dan menjelaskan bagian

tubuh hewan beserta fungsinya. Setelah

itu guru melakukan tanya jawab singkat

dan memberikan penugasan berupa

menggambar hewan kesukaan beserta

pemberian keterangan mengenai bagian

dan fungsi tubuh hewan secara individu.

2 Metode

Pembelajaran

Observasi video dan gambar, ceramah,

tanya jawab, penugasan

3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia

yang baku, namun masih terdapat

beberapa kata dalam Bahasa Jawa

4 Aktivitas siswa Siswa mengamati video hewan dan

memberikan pendapat, memperhatikan

penjelasan guru, dan mengerjakan tugas

Tabel 3: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Pada saat kegiatan pembelajaran guru kembali berperan aktif

dalam menjelaskan materi pelajaran. Pada saat penayangan video

siswa terlihat antusias memperhatikan video yang ditayangkan melalui

proyektor atau LCD. Pada saat penugasan guru berkeliling kelas untuk

memastikan jawaban dari siswa. Setelah itu tugas tersebut

dikumpulkan pada saat bel tanda pelajaran berbunyi.

c. Observasi 3

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Penyajian materi menjaga kelestarian

alam disajikan beserta pelajaran IPS

yaitu keberagaman alam. Kegiatan

pelajaran dimulai dengan games puzzle

bergambar burung cendrawasih,

kemudian tanya jawab mengenai

pentingnya menjaga kelestarian alam,

dan penugasan bersama teman

sebangku.

2 Metode

Pembelajaran

Penjelasan materi menggunakan PPT,

tanya jawab, penugasan.

3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia

baku, namun terkadang masih terdapat

beberapa kata yang tidak baku dan

pengunaan bahasa daerah.

4 Aktivitas siswa Siswa bermain puzzle dengan

kompetitif, setelah itu melakukan tanya

jawab, dan membuat tugas berupa

poster ajakan menjaga kelestarian

burung cenderawasih.

Tabel 4: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Bapak Agung 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Kegiatan belajar mengajar pada hari ini berlangsung dengan

penuh rasa semangat siswa, hal ini nampak ketika siswa giat

mengerjakan permainan menyusun puzzle bergambar. Setelah itu

mereka mendengarkan penjelasan mengenai jenis-jenis cendrawasih

dan upaya pelestariannya, dan yang terakhir mereka membuat poster

berupa ajakan melestarikan cendrawasih.

2. Ibu Sari (pseudonym)

a. Observasi 1

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Penyajian materi Indera Pendengar

diajarkan melalui poster bagian-bagian

telinga, guru menjelaskan secara rinci

tiap bagian telinga dan fungsinya.

Setelah itu guru memberikan contoh

kelainan pada telinga. Kemuadian guru

memberikan demonstrasi cara

membersihkan telinga dan meminta

beberapa siswa mendemonstrasikan

cara membersihkan telinga.

2 Metode

Pembelajaran

Ceramah dan demonstrasi

3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia

yang baku, namun masih terdapat

beberapa kata dalam Bahasa Jawa

4 Aktivitas siswa Siswa belajar dengan memperhatikan

penjelasan guru dan praktek

demonstrasi membersihkan telinga

Tabel 5: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Pada kegiatan belajar mengajar ini guru memberikan peran

aktif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Hal ini

nampak ketika guru memberikan demonstrasi dan menjelaskan materi.

Saat akhir kegiatan guru melakukan demonstrasi membersihkan

telinga bersama siswa.

b. Observasi 2

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Materi berupa bentuk daun disajikan

melalui tugas pengamatan pada

berbagai jenis daun yang dibawa oleh

siswa. Guru memberikan materi

mengenai jenis-jenis daun, kemudian

guru memastikan siswa paham

mengenai teori melalui tanya jawab dan

penugasan.

2 Metode

Pembelajaran

Ceramah, pengamatan, tanya jawab,

penugasan, diskusi kelompok.

3 Penggunaan Bahasa Guru menggunakan Bahasa Indonesia

baku, namun terkadang masih terdapat

beberapa kata yang tidak baku dan

pengunaan bahasa daerah.

4 Aktivitas siswa Melihat guru menjelaskan, merespon

pertanyaan, melakukan pengamatan

terhadap daun, mengerjakan tugas, dan

berdiskusi.

Tabel 6: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 2

Pada kegiatan pembelajaran ini guru berperan aktif dalam

penyampaian materi. Guru memberikan penjelasan mengenai materi

dan memberikan contoh konkret mengenai jenis-jenis daun beserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

fungsi daun bagi tumbuhan. Ketika guru melaksanakan hal tersebut

siswa memperhatikan guru sambil membuka buku LKS tematik yang

dimilikinya. Pada akhir pertemuan, guru juga kembali melakukan

tanya jawab mengenai materi pelajaran dan merangkum semua materi

pelajaran di papan tulis.

c. Observasi 3

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Guru memberikan penugasan kepada

siswa untuk membaca materi bagian

tubuh hewan beserta fungsinya

kemudian memberi soal pilihan ganda

dan uraian yang ada di buku LKS.

2 Metode

Pembelajaran

Membaca dan penugasan

3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku

4 Aktivitas siswa Siswa membaca materi dan

mengerjakan tugas.

Tabel 7: Observasi kegiatan belajar dan mengajar Ibu Sari 3

Kegiatan pembelajaran pada hari ini diisi dengan dua kegiatan

utama yaitu membaca dan mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan

karena guru ada kegiatan di luar sekolah. Oleh sebab itu pada saat

pengerjaan tugas mahasiswa PPL yang diminta untuk menjaga kelas

tersebut agar tetap terkondisikan (tenang dan tidak ada siswa yang

menyontek).

Hasil pada keseluruhan observasi di atas menunjukan bahwa sumber

materi pelajaran didapat dari guru, buku pelajaran, dan dari bawan siswa (hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

diketahui dari kegiatan tanya jawab yang dilakukan). Media untuk mengajar yang

digunakan oleh Bapak Agung dan Ibu Sari bisa dikatakan beragam jika dilihat

dari tiga kali observasi yang dilakukan kepada keduanya. Bapak Agung

menggunakan tumbuhan di halaman sekolah, video hewan, dan permainan puzzle

untuk media pelajaran. Sementara itu Ibu Sari menggunakan poster dan dedaunan

untuk media pelajaran.

B. Wawancara

Hasil penelitian akan membahas mengenai hasil wawancara berdasarkan

instrumen mengenai materi pembelajaran IPA Biologi yang dilakukan kepada

partisipan utama atau guru wali kelas IV di sekolah dasar. Berikut hasil

wawancara yang dilakukan dengan guru wali kelas beserta perbandingannya

dengan teori yang ada dalam buku pelajaran atau jurnal:

1. Bapak Agung (pseudonym)

Wawancara pertama bersama Bapak Agung dilakukan pada saat kelas

beliau sedang ada kegiatan pemeriksaan gigi oleh mahasiswa kedokteran

sehingga beliau tidak melaksanakan proses belajar mengajar. Pada

kesempatan ini, peneliti melakukan wawancara setelah peneliti meminta

materi pelajaran untuk tugas mengajar di kelas beliau sehingga bisa

dikatakan guru tidak memiliki persiapan untuk wawancara ini

Tempat peneliti melakukan wawancara yaitu di sebuah kursi panjang

tepat di depan kelas beliau. Keadaan pada saat wawancara tersebut bisa

dikatakan tidak tenang karena terdapat siswa/i di kelas lain yang sudah

melakukan pemeriksaan gigi sehingga mereka berada di luar kelas dan

mengobrol atau bermain dengan sesamanya. Pada awalnya peneliti meminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

ijin kepada Bapak Agung untuk meluangkan waktunya untuk peneliti

bertanya-tanya mengenai materi pembelajaran IPA di kelas IV. Kemudian

beliau menyanggupi permintaan peneliti, sehingga kegiatan wawancara

dilakukan pada sebuah kursi di depan kelas IV A. Kegiatan wawancara ini

dilaksanakan pada saat 5 menit sebelum jam istirahat pada tanggal 06

Oktober tahun 2018.

Materi pertama yang peneliti pertanyakan yaitu mengenai bagian

tubuh tumbuhan pada kompetensi dasar 3.1 menganalisis hubungan antara

bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan. Pertanyaan

pertama pada materi ini yaitu “apakah akar serabut merupakan ciri tanaman

dikotil?” Tanggapan yang diberikan guru berupa jawaban sebagai berikut;

“jika tanaman dikotil maka bijinya akan terangkat pada saat proses

pertumbuhan sedangkan monokotil pasti bijinya tertinggal di bawah. Ada

beberapa kasus tanaman dikotil yang awalnya memiliki akar tunggang,

namun karena dicangkok akarnya menjadi menyebar dan menjadi serabut.”

Dalam Haryanto (2016:14) akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji

berkeping satu (monokotil), misalnya jagung, dan tebu. Peneliti menarik

kesimpulan bahwa tidak terjadi miskonsepsi dalam konsep pembelajaran ini

karena jawaban Bapak Agung sudah sesuai dengan teori menurut para ahli.

Setelah mandapatkan jawaban tersebut peneliti melontarkan

pertanyaan berikutnya yaitu “apakah setiap tanaman memiliki bunga?” Pak

Agung terdiam beberapa detik dan memberikan tanggapan berupa jawaban

sebagai berikut “tanaman berbunga dan tidak berbunga, kalau tanaman

berbunga itu Angiospermae. Kalau tidak berbunga itu, ya sebenarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

bukan pembagian dari bunganya tapi dari bijinya. Jika tanaman berbiji

pasti berbunga. Ya Bryophyta dan Gymnospermae. Klasifikasi tumbuhan

ada banyak ya mbak” begitu katanya. Peneliti mengajukan pertanyaan

kembali kepada Bapak Agung untuk meyakinkan pernyataan yang

diberiikan beliau yaitu; “jadi ada tanaman yang tidak berbunga ya pak?”,

sehingga Bapak Agung memberikan jawaban “ya. Peneliti menyimpulkan

bahwa guru tidak mengalami miskonsepsi untuk pertanyaan ini karena

terdapat tanaman yang tidak memiliki bunga yaitu jamur. Dalam Shohib

(2017: 34) ciri-ciri jamur yaitu bereproduksi dengan spora. Hal tersebut

menyatakan bahwa jamur tidak memiliki bunga untuk bereproduksi dengan

biji.

Peneliti melontarkan pertanyaan ketiga yaitu “apakah setiap tanaman

yang berbuah memiliki bunga?”. Pada pertanyaan ini guru tidak

menanggapi pertanyaan dan menjelaskan kembali mengenai klarifikasi

tanaman. Peneliti juga tidak mendapatkan kesempatan untuk menanyakan

pertanyaan ini lebih lanjut, oleh karena itu tanggapan untuk pertanyaan ini

tidak dimasukan ke dalam kategori sudah sesuai dengan konsep atau

miskonsepsi.

Pertanyaan selanjutnya yaitu “apakah nektar dan madu adalah sama?”.

Guru memberikan pembenaran mengenai pertanyaan tersebut dengan

memberikan respon; “ya nektar dan madu adalah sama”. Berdasarkan

perbandingan dalam yang dilakukan oleh peneliti, dalam Evahelda, dkk

(2017: 363) madu merupakan cairan alami yang umumnya manis, berasal

dari nektar bunga yang dikumpulkan oleh lebah madu. Melalui kutipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

tersebut dapat dikatakan bahwa nektar berasal dari bunga dan madu

merupakan nektar yang dikumpulkan oleh lebah, sehingga dapat dikatakan

bahwa madu dan nektar adalah berbeda. Peneliti menyimpulkan bahwa

jawaban yang diberikan oleh guru mengalami miskonsepsi karena nektar

dan madu merupakan cairan yang berbeda.

Setelah pertanyaan tersebut peneliti melontarkan pertanyaan lainnya

yaitu “apakah setiap tanaman memiliki zat klorofil?” dan “apakah semakin

banyak zat klorofil di dalam daun akan menyebabkab daun semakin

berwarna hijau? Sesaat sebelum menjawab pertanyaan mata Bapak Agung

terlihat menerawang jauh “ada beberapa tanaman yang tidak menghasilkan

klorofil yaitu tanaman parasit yang mendapatkan makanan dari inangnya”

dan “kalau untuk klorofil menyebabkan daun semakin hijau, ya”. Kedua

jawaban yang diberikan Bapak Agung terbukti sudah sesuai dengan konsep.

Hal ini dikuatkan dengan beberapa teori dalam buku, dalam Shohib (2017:

34) ciri-ciri jamur yaitu tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof.

Dalam Haryanto (2013: 19) menjelaskan bahwa warna hijau pada daun

disebabkan adanya klorofil yaitu zat hijau daun. Dari kedua kutipan tersebut

peneliti menyimpulkan bahwa ada tanaman yang tidak memiliki klorofil dan

banyaknya klorofil menyebabkan daun semakin hijau sehingga jawaban

yang diberikan oleh Bapak Agung tidak mengalami miskonsepsi.

Pertanyaan berlanjut yaitu “apakah bayam termasuk dalam golongan

batang basah?” Kemudian guru memberikan tanggapan berupa jawaban

sebagai berikut “ya batang bayam itu basah.” Setelah itu peneliti

memberikan pertanyaan lagi kepada Bapak Agung, “bagaimana cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

membedakan batang basah dan batang rumput?” Lalu Bapak Agung

memberikan jawaban “batang rumput hanya dimiliki oleh tanaman rumput-

rumputan, seperti padi, rumput gajah, dan jagung. Nah, pisang itu termasuk

basah.” Berdasarkan perbandingan yang dilakukan oleh peneliti, dalam

Haryanto (2013: 16) tumbuhan batang basah memiliki batang lunak dan

berair, misalnya bayam. Peneliti menyimpulkan bahwa dari teori tersebut

dapat dikatakan bahwa Bapak Agung tidak mengalami miskonsepsi dalam

materi ini.

Selanjutnya peneliti mempertanyaan pertanyaan terakhir dalam KD

3.1 yaitu, “apakah setiap tumbuhan memiliki tiga bagian pokok tubuh

tumbuhan seperti akar, batang, dan daun?” Kemudian guru memberikan

tanggapan berupa jawaban sebagai berikut “tidak, kan klasifikasi tumbuhan

paling rendah, Cryptogamae. Nah lumut-lumutan itu dan fungi.” Pernyataan

Bapak Agung sesuai dengan konsep. dibuktikan dalam Shohib (2017: 34)

ciri-ciri jamur yaitu struktur tubuhnya tidak memiliki akar, batang, dan

daun. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa Bapak Agung tidak

mengalami miskonsepsi karena terdapat tumbuhan yang tidak memiliki

akar, batang, dan daun yaitu jamur.

Setelah pertanyaan pada KD 3.1 selesai dilontarkan, peneliti berlanjut

untuk menanyakan pertanyaan dengan materi siklus hidup hewan pada

kompetensi dasar 3.2 membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk

hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestarian. Pertanyaannya yaitu

“apakah katak dewasa hanya bernafas menggunakan paru-paru?” kemudian

guru memberikan jawaban “katak itu hewan amfibi, ya hidupnya di dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

alam jadi pada saat menjadi katak dewasa ia bernafas menggunakan kulit”.

Pada pertanyaan mengenai pernafasan katak ini, Bapak Agung sedikit

kurang tepat dalam menjawab pertanyaan. Dalam Haryanto (2013: 48) katak

dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Jadi bisa dikatakan Bapak

Agung mengalami miskonsepsi pada materi ini.

Selanjutnya peneliti menanyakan pertanyaan dari materi yang terakhir

yaitu keseimbangan dan pelestarian alam pada kompetensi dasar 3.8

menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya

alam di lingkungannya. Pertanyaan pertama yang ditanyakan yaitu “apakah

abrasi dan erosi itu sama?” kemudian guru memberikan tanggapan berupa

jawaban sebagai berikut “abrasi dan erosi merupakan sama-sama

pengerusakan alam akibat pengikisan air”. Sumantoro dan Hermana (2013:

194) terdapat dua kalimat yang mengatakan bahwa; hujan dapat

menyebabkan erosi, banjir, dan tanah longsor; dan gelombang air laut dapat

menyebabkan abrasi. Jika dibandingkan dalam teori tersebut dapat

dikatakan Bapak Agung mengalami miskonsepsi karena dijelaskan bahwa

penyebab abarsi dan erosi adalah berbeda.

Pertanyaan lainnya kepada Bapak Agung yaitu “apa perbedaan

biodiesel dan bioetanol?.” Jawaban yang diberikan guru yaitu “biodiesel

dan bioetanol merupakan sama-sama energi alternatif dari tumbuhan,

perbedaaannya adalah biodiesel dari minyak yang dihasilkan tanaman

sedangkan bioetanol dari gas yang dihasilkan tanaman” Begitu ujarnya

sambil tersenyum. Dalam Prakoso (2018: 56) menjelaskan bahwa biodiesel

merupakan bahan bakar hayati yang diolah dari biji jarak sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

bioetanol adalah bahan bakar hayati yang diolah dari umbi-umbian. Hal

tersebut membuktikan bahwa jawaban yang diberikan Bapak Agung sudah

tepat sehingga tidak mengalami miskonsepsi.

Pertanyaan terakhir yang dilontarkan peneliti untuk wawancara pada

jam istirahat ini yaitu “apakah pembuatan kompos secara alami atau dengan

cara menimbun sampah organik di dalam tanah dapat merusak unsur

tanah?” Bapak Agung memberikan jawaban seperti berikut “tentu saja tidak

karena sampah organik tersebut akan diurai oleh pengurai, bahkan tanah

tersebut akan subur”. Dalam Shohib (2017: 72) pengurai merupakan

makhluk hidup yang mampu menguraikan zat-zat pada makhluk hidup yang

sudah mati untuk menjadi sumber makanannya. Sehingga dapat dikatakan

bahwa jawaban yang diberikan Bapak Agung tidak mengalami miskonsepsi.

Pada wawancara kedua bersama Bapak Agung bertempat di ruang

tamu SD N Purnama saat beliau sedang tidak ada jam mengajar. Ruang

tamu SD N Purnama ini merupakan satu ruangan yang dibagi oleh sekat

sehingga menjadi tiga (terdapat ruang guru, kepala sekolah, dan ruang tamu

dalam satu ruangan). Letak ruang tamu ini paling depan. Pemisah antara

ruang guru adalah rak buku dan dinding kaca. Pada saat itu terdapat

beberapa guru di dalam ruang guru dan beberapa siswa yang tengah

pelajaran olahraga sedang istirahat mengobrol dengan temannya tepat di

koridor ruang tamu. Bahkan sesekali ada murid yang menyela untuk

bertanya kepada Bapak Agung sehingga secara tidak langsung

menghentikan kegiatan wawancara ini untuk beberapa menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

“Apa perbedaan akar tunjang dan akar napas? begitu pertanyaan

pertama yang dilontarkan peneliti. Kemudian Bapak Agung langsung

menjawab Akar tunjang itu hanya menyokong tegaknya tubuh sih, contoh di

pantai. Lihat pandan? Lalu peneliti menjawab “iya”. Pak Agung

melanjutkan, “itu selain di dalam dia akan ada akar yang keluar dari atas,

sebelum sampai tanah ia akan napas, tapi begitu dalam tanah ia jadi akar

murni, dia menyokong dan menjadi akar tunjang. Termasuk bakau itu

bukan akar tunjang. Dia tumbuh dari atas ke bawah, menyokong tegaknya

tubuh, menunjang, namanya akar tunjang. Sebenarnya hanya istilah itu

saja” Begitu kata Bapak Agung. Dalam Haryanto (2013: 15) menjelaskan

bahwa akar tunjang merupakan akar dari bagian bawah batang ke segala

arah dan akar napas merupakan akar yang tumbuh tegak lurus ke atas

sehingga muncul dari permukaan tanah atau air. Berdasarkan kutipan

tersebut dapat dikatakan bahwa Bapak Agung mengalami kesalahpahaman

mengenai akar nafas sama seperti pada saat wawancara pertama.

Pada kesempatan ini peneliti kembali pula mendapatkan penjelasan

mengenai pertanyaan “apakah nektar dan madu adalah sama”, bagi Bapak

Agung nektar dan madu adalah sama. Hal ini terlihat dari jawaban Bapak

Agung, yaitu “nektar itu bahasa latin, sebenarnya juga madu. Lebah itu

bukan membuat madu, dia kan mengambil nektar, nanti dikumpulkan ke

sarangnya untuk anak-anaknya atau koloninya, ya kalau di cek nanti dalam

kamus bahasa Indonesia itu “nektar” itu bahasa aslinya darimana. Itu

dipunggut menjadi bahasa Indonesia. Banyak dari bahasa Inggris atau

bahasa daerah yang dipunggut menjadi bahasa Indonesia misalnya. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Evahelda dkk. (2017: 263) madu merupakan cairan alami yang umumnya

manis, berasal dari nektar bunga yang dikumpulkan oleh lebah madu.

Disimpulkan bahwa Bapak Agung mengalami kesalahpahaman konsep

mengenai materi ini sama seperti tanggapan saat pertanyaan ini dilontarkan

pada waktu sebelumnya.

2. Ibu Sari (pseudonym)

Wawancara pertama pada guru wali Kelas Cermat atau Ibu Sari

dilaksanakan pada jam 08.03 tanggal 24 Oktober tahun 2018. Pada

wawancara pertama dilakukan di ruang tamu. Saat itu kelas yang diampu

beliau sedang pelajaran agama sehingga beliau tidak mengajar karena

terdapat guru khusus untuk mengajar agama. Keadaan saat itu cukup tenang

karena hanya ada 1 guru di ruang guru dan tidak ada siswa di koridor depan

ruang tamu (siswa sedang dalam jam pelajaran).

Materi yang akan ditanyakan oleh peneliti yang pertama, yaitu

mengenai bentuk bagian tubuh tumbuhan pada kompetensi dasar 3.1

menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan

dan tumbuhan. Pertanyaan pertama yang dilontarkan peneliti, yaitu apakah

akar serabut merupakan ciri tanaman dikotil?” Kemudian Ibu Sari merespon

dengan jawaban seperti berikut “kalau serabut dikotil? Kalau pengertian di

sini pasti iya.” Peneliti merasa kurang puas untuk jawaban yang diberikan

guru dan mengajukan pertanyaan di luar instrumen untuk menggali lebih

dalam mengenai pemahaman materi Ibu Sari, yaitu “bedanya tanaman

dikotil dan monokotil itu apa ya bu?” Kemudian Ibu Sari memberikan

respon berupa jawaban “cuma itunya, apa namanya? bijinya. Tapi anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

anak monokotil dan dikotil kelas 4 itu hanya belajar mengenai bentuk akar

dan tulang jadi belum terlalu yang monokotil gimana dan dikotil gimana.”

Setelah melakukan pengecekan pada sebuah buku, dalam Haryanto (2016:

14) akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu (monokotil),

misalnya jagung dan tebu. Berdasarkan teori tersebut peneliti

menyimpulkan bahwa Ibu Sari mengalami miskonsepsi dengan jawaban

bahwa tanaman dikotil memiliki akar serabut pedahal teori mengatakan

bahwa akar dikotil memiliki akar tunggang.

Pertanyaan lain disebutkan oleh peneliti “apakah nektar dan madu

adalah sama?” kemudian guru memberikan respon singkat berupa jawaban

“beda” dan peneliti bertanya lagi “bedanya apa ya bu?”. Setelah itu Ibu Sari

memberikan penjelasan lebih lanjut, yaitu; “kalau madu kan dihasilkan oleh

lebah itu kan, kalau nektar yang di bunga itu” begitu jawab Ibu Sari dengan

suara yang tegas dan jelas. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan oleh

peneliti, dalam Evahelda, dkk (2017: 363) madu merupakan cairan manis

alami yang umunya manis, berasal dari nektar bunga yang dikumpulkan

oleh lebah madu. Melalui kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa nektar

berasal dari bunga dan madu merupakan nektar yang dikumpulkan oleh

lebah, sehingga dapat dikatakan bahwa madu dan nektar adalah berbeda.

Jadi peneliti menyimpulkan bahwa Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi

dalam pertanyaan ini.

Kemudian peneliti menanyakan 3 pertanyaan yang di respon dengan

sebuah jawaban pendek “he’em” sambil menganggukan kepalanya dari Ibu

Sari. Pertanyaan pertama, yaitu “apakah setiap tanaman memiliki zat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

klorofil?” Ketika peneliti menanyakan lagi “pasti ya bu?” Ibu Sari kembali

merespon dengan jawaban pendek “he’em.” Dalam Shohib (2017: 34) Ciri-

ciri jamur yaitu tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof. Peneliti

menyimpulkan bahwa terdapat tumbuhan yang tidak memiliki klorofil

sehingga jawaban Ibu Sari pada pertanyaan nomor satu mengalami

miskonsepsi.

Kedua, “Apakah semakin banyak zat klorofil di dalam daun akan

menyebabkan daun semakin berwarna hijau?.” Jawaban “he’em” dan

anggukan berarti Ibu Sari setuju dengan pernyataan ini. Haryanto (2013: 19)

menjelaskan bahwa warna hijau pada daun disebabkan adanya klorofil yaitu

zat hijau daun. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan

bahwa benar jika klorofil menyebabkan semakin berwarna hijau. Sehingga

Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi.

Pertanyaan ketiga yang direspon “he’em” adalah ”apakah

karbondioksida dalam proses fotosintesis hanya dapat diperoleh dari mulut

daun/stomata saja?” Ketika peneliti bertanya “pasti ya bu?” Guru kembali

bergumam “he’em” sambil menganggukan kepalanya. Dalam Priyono, dkk

(2009) tertulis bahwa penyerapan gas karbondioksida dilakukan oleh

tumbuhan melalui stomata dan lentisel. Peneliti menyimpulkan bahwa

penyerapan karbondioksida tidak hanya diperoleh dari mulut daun/stomata

saja sehingga jawaban Ibu Sari untuk pertanyaan nomor 3 mengalami

miskonsepsi.

Selanjutnya yaitu “apa perbedaan akar tunjang dan akar napas?” dan

guru memberikan respon “akar tunjang itu yang di bakau itu kan? Kalau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

akar nafas itu ga harus itu kan?” begitu ujarnya sambil memiringkan

kepalanya sedikit dan mengerutkan alisnya. Setelah jawaban tersebut

diberikan guru tidak memberikan jawaban lagi dan menatap peneliti untuk

beberapa saat hingga terjadi keheningan sampai peneliti memutuskan untuk

melontarkan pertanyaan selanjutnya. Dalam Haryanto (2013: 15)

menjelaskan bahwa akar tunjang merupakan akar dari bagian bawah batang

ke segala arah dan akar napas merupakan akar yang tumbuh tegak lurus ke

atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau air. Respon yang diberikan

Ibu Sari kurang menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti, namun

memang benar bahwa tumbuhan bakau memiliki akar tunjang. Melihat dari

sikap yang dilakukan nampaknya Ibu Sari memiliki keraguan. Hal itu

nampak pada saat beliau menjawab dengan kalimat yang terdapat

pemberhentian setiap katanya dan malah bertanya balik kepada peneliti.

Peneliti menyimpulkan bahwa Ibu Sari mengalami miskonsepsi dalam

materi ini.

Kedua pertanyaan terakhir pada materi bentuk bagian tumbuhan

akhirnya peneliti ajukan yaitu “apakah fungsi penyerbukan pada bunga?”

dan “apakah setiap buah memiliki struktur biji, daging, kulit, dan tangkai?”

dijawab guru berturut-turut “ya untuk perkembangbiakan” dan “enggak

harus kan”. Dalam Pravesti, dkk (2018: 62) biji merupakan hasil dari

pembuahan yang terjadi akibat penyerbukan sari dan putih. Dari kutipan ini

peneliti menyimpulkan bahwa benar jika penyerbukan berfungsi untuk

perkembangbiakan (berupa biji) sehingga Ibu Sari tidak mengalami

miskonsepsi. Pada pertanyaan struktur buah, Ibu Sari juga tidak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

miskonsepsi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya buah nanas yang tidak

memiliki biji.

Setelah itu pertanyaan lain diajukan oleh peneliti yaitu “apakah setiap

tumbuhan memiliki tiga bagian pokok tubuh tumbuhan seperti akar, batang,

dan daun?” kemudian guru memberikan jawaban “tidak harus ya mbak”.

Dalam Shohib (2017: 34) ciri-ciri jamur yaitu struktur tubuhnya tidak

memiliki akar, batang, dan daun. Berdasarkan teori tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak setiap tanaman memiliki tiga bagian pokok tubuh

tumbuhan karena terdapat tumbuhan yang tidak memiliki ketiganya yaitu

jamur, sehingga jawaban yang diberikan Ibu Sari tidak mengalami

miskonsepsi.

Pertanyaan selanjutnya berasal dari kompetensi dasar 3.2

Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta

mengaitkan dengan upaya pelestarian dengan materi siklus hidup hewan.

Pertanyaan pertama untuk materi ini “apakah katak dewasa hanya bernafas

menggunakan paru-paru?” Respon yang diberikan Ibu Sari adalah “dia

hanya bernafas hanya pake kulit kan” begitu ujarnya. Selanjutnya peneliti

mengajukan pertanyaan lagi kepada Ibu Sari “jadi hanya pakai paru-paru?”

Ibu Sari memberikan jawaban;“sama paru-paru” jawabnya lagi. Dalam

Haryanto (2013: 48) katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa jawaban yang diberikan Ibu Sari tidak

mengalami miskonsepsi karena sudah sesuai dengan sebuah teori di buku.

Setelah pertanyaan tersebut, peneliti melanjutkan pada pertanyaan

berikutnya “apakah ada hewan yang tidak mengalami metamorfosis?” guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

memberikan respon berupa jawaban “ada, kalau yang tidak itu hewan

mudanya mirip sama hewan dewasanya. Jadi tetap sama, kayak ayam,

ayam kecil tetap ada paruhnya, ayam gede tetap ada sayapnya, kakinya

tetap dua, hidupnya, alamnya juga sama” begitu ujarnya. Dalam Haryanto

(2013: 39) ayam tidak mengalami metarmorfosis. Teori tersebut sudah

cukup untuk membuktikan bahwa ada makhluk yang tidak mengalami

metarmorfosis yaitu ayam. Jadi Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi pada

pertanyaan ini.

Akhirnya sampailah pada kompetensi dasar 3.4 Menjelaskan

pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di

lingkungannya. Pertanyaan pertama yang ditanyakan pada KD ini yaitu

“apakah abrasi dan erosi itu sama?” Lalu pertanyaan ini dijawab Ibu Sari

dengan pelan “kalau abrasi kan karena air laut, kalau erosi kan karena air

laut.” Jawaban yang diberikan oleh Ibu Sari sudah sesuai. Dalam Sumantoro

dan Hermana (2013:194) terdapat dua kalimat yang mengatakan bahwa

hujan dapat menyebabkan erosi, banjir, dan tanah longsor; dan gelombang

air laut dapat menyebabkan abrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ibu Sari

tidak mengalami miskonsepsi.

Pertanyaan kedua dari KD 3.8. diajukan oleh peneliti yaitu “apa

perbedaan biodiesel dan bioetanol?” Jawaban yang diberikan guru adalah

“kalau biodiesel itu solar kan, pengganti solar, kalau bioetanol kan

pengganti bensin. Bahannya juga berbeda.” begitu ujar Ibu Sari sambil

menggangukan kepalanya. Dalam Prakoso (2018: 56) menjelaskan bahwa

biodiesel merupakan bahan bakar hayati yang diolah dari biji jarak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

sedangkan bioetanol adalah bahan bakar hayati yang diolah dari umbi-

umbian. Sesuai dengan teori Prakoso, biodiesel dan bioetanol terbuat dari

bahan yang berbeda sehingga Ibu Sari tidak mengalami miskonsepsi.

Kemudian pertanyaan terakhir dilontarkan oleh peneliti, “apakah

pembuatan kompos secara alami atau dengan cara menimbun sampah

organik di dalam tanah dapat merusak unsur tanah?” Jawaban yang

diberikan guru adalah “enggak kan, semua makhluk hidup kan asalnya dari

tanah. Jadi kalau kembali ke tanah pasti tidak merusak tanah kan” begitu

jawab Ibu Sari dengan penekanan kata “kan” pada akhir kalimatnya.

Jawaban yang diberikan oleh Ibu Sari bisa dikatakan kurang ilmiah, secara

biologis tidak mungkin makhluk hidup berasal dari tanah. Namun untuk

pertanyaan ini memang benar jika makhluk hidup yang sudah mati yang

kemudian akan ditimbun tanah sehingga menjadi kompos tidak akan

merusah unsur tanah. Dalam Shohib (2017: 72) pengurai merupakan

makhluk hidup yang mampu menguraikan zat-zat pada makhluk hidup yang

sudah mati untuk menjadi sumber makanannya. Jadi dapat disimpulkan

bahwa jika pembuatan kompos yang merupakan penimbunan sampah

organik tersebut akan dimakan oleh pengurai sehingga tidak merusak tanah.

Jawaban yang diberikan Ibu Sari benar bahwa pembuatan kompos

menggunakan cara menimbun sampah organik dalam tanah tidak merusak

tanah, namun jika dipandang dari teori ilmiah Ibu Sari mengalami

miskonsepsi bahwa makhluk hidup berasal dari tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Berdasarkan hasil wawancara dan perbandingan teori pada buku dan jurnal

yang sudah dibahas sebelumnya, peneliti membandingkan hasil jawaban kedua

guru dalam tabel berikut ini;

MISKONSESI IPA BIOLOGI

Pertanyaan Bapak Agung Ibu Sari

Ya Tidak Ya Tidak

1. Apakah akar serabut merupakan ciri tanaman

dikotil?

- √ √ -

2. Apakah setiap tanaman memiliki bunga? - √ - -

3. Apakah setiap tanaman yang berbuah memiliki

bunga?

- - - -

4. Apakah nektar dan madu adalah sama? √ - - √

5. Apakah setiap tanaman memiliki zat klorofil? - √ √ -

6. Apakah semakin banyak zat klorofil di dalam

daun akan menyebabkan daun semakin

berwarna hijau?

- √ - √

7. Apakah karbondioksida dalam proses

fotosintesis hanya dapat diperoleh dari mulut

daun/stomata saja?

- - √ -

8. Apakah bayam termasuk dalam golongan

batang basah?

- √ - -

9. Apa perbedaan akar tunjang dan akar napas? √ - √ -

10. Fungsi penyerbukan pada bunga? - - - √

11. Apakah semua buah memiliki struktur biji,

daging, kulit, dan tangkai?

- - - √

12. Apakah setiap tumbuhan memiliki tiga bagian

pokok tubuh tumbuhan seperti akar, batang,

dan daun?

- √ - √

13. Apakah katak dewasa hanya bernafas

meggunakan paru-paru?

- √ - √

14. Apakah ada hewan yang tidak mengalami

metamorfosis?

- - - √

15. Apakah abrasi dan erosi itu sama? √ - √

16. Perbedaaan biodiesel dan bioetanol? - √ - √

17. Apakah pembuatan kompos secara alami atau

dengan cara menimbun sampah organik di

- √ √ -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

dalam tanah dapat merusak unsur tanah?

Tabel 8: Rangkuman hasil wawancara partisipan utama

Pada tabel di atas menunjukan bahwa Bapak Agung mengalami miskonsepsi

sebanyak tiga pertanyaan, yaitu pada nomor 4, 9, dan 15 sedangkan Ibu Sari

mengalami miskonsepsi sebanyak lima pertanyaan, yaitu pada pertanyaan 1, 5, 7,

9, dan 17. Kedua guru tersebut mengalami miskonsepsi pada satu pertanyaan yang

sama, yaitu pertanyaan nomor sembilan. Jika dibandingkan, Bapak Agung

memiliki miskonsepsi yang lebih sedikit dibandingkan Ibu Sari. Berdasarkan

pengalaman mengajar dan masa belajar, Bapak Agung menempuh waktu yang

lebih lama daripada Ibu Sari, mungkin ini menjadi salah satu penyebab bahwa

bapak Agung memiliki miskonsepsi yang lebih sedikit daripada Ibu Sari.

3. Siswa

Hasil wawancara yang dilakukan kepada partisipan utama

mendapatkan hasil bahwa terdapat enam pertanyaan yang mengalami

miskonsepsi, yaitu pertanyaan nomor 1, 4, 5, 7, 9, dan 17. Enam

pertanyaaan tersebut merupakan gabungan dari pertanyaan yang mengalami

miskonsepsi dari kedua guru. Selanjutnya pertanyaan tersebut akan

ditanyakan kepada partisipan lain atau siswa melalui wawancara. Berikut

pedoman wawancara yang akan ditanyakan kepada siswa:

Kompetensi Dasar Pembagian Materi Pertanyaan

3.1. Menganalisis

hubungan antara

bentuk dan fungsi

bagian tubuh pada

hewan dan

tumbuhan.

Bentuk dan fungsi

bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan.

1. Apakah akar serabut

merupakan ciri tanaman

dikotil?

4. Apakah nektar dan madu

adalah sama?

5. Apakah setiap tanaman

memiliki zat klorofil?

7.Apakah karbondioksida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

8.dalam proses fotosintesis

hanya dapat diperoleh dari

mulut daun/stomata saja?

9. Apa perbedaan akar

tunjang dan akar napas?

3.8. Menjelaskan

pentingnya upaya

keseimbangan dan

pelestarian sumber

daya alam di

lingkungannya

Keseimbangan dan

pelestarian sumber daya

alam.

15. Apakah abrasi dan erosi

itu sama?

17. Apakah pembuatan

kompos secara alami atau

dengan cara menimbun

sampah organik di dalam

tanah dapat merusak unsur

tanah?

Tabel 9: Pedoman wawancara untuk partisipan lain

Wawancara yang dilakukan kepada siswa dilaksanakan pada saat jam

istirahat sehingga tidak dalam keadaan formal. Tempat wawancara beragam,

mulai dari bangku panjang dengan daya tampung 3 orang dewasa di teras

kelas, di dalam kelas, dan di bawah pohon rindang pada pinggir lapangan

sekolah SD N Purnama. Tentu saja keadaan pada saat pengajuan pertanyaan

sedikit ricuh karena ada siswa yang bermain sepak bola di lapangan, lari-

larian, bermain egrang, dan ada pula saling mengobrol sambil makan.

Kegiatan wawancara ini tidak dilakukan dalam satu waktu. Beberapa

wawancara dilaksanakan pada saat pagi hari sebelum pelajaran di mulai,

istirahat, dan saat pulang. Pemilihan waktu ini bertujuan agar proses belajar

dan mengajar tidak ingin menggangu. Namun hal ini memberikan dampak

yaitu jumlah responden yang ditanyakan peneliti pada setiap pertanyaan

tidak berjumlah sama dan bukan responden yang sama pula. Pada saat

melakukan wawancara terlihat siswa sering bersama teman-temannya

(saling mengobrol, makan bekal, dan bermain bersama) dan beberapa kali

siswa cenderung bersikap ingin tahu dengan aktivitas yang dilakukan

peneliti sehingga pada saat wawancara dilaksanakan siswa cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

bergerombol lebih dari 2 orang. Berikut hasil wawancara dengan partisipan

lainnya:

a. Siswa Kelas Ceria (bukan nama sebenarnya)

Pada siswa Kelas Ceria atau siswa Bapak Agung terdapat tiga

pertanyaan yang ditanyakan. Hal ini sesuai dengan pertanyaan yang

terjadi miskonsepsi pada Bapak Agung. Pertanyaan pertama yaitu,

“apakah nektar dan madu adalah sama?” Pertanyaan tersebut

mendapatkan respon yaitu 7 dari 11 siswa menjawab bahwa nektar

dan madu adalah sama. “Sama bu, kan sama-sama cair dan manis,

kaya di bunga yang merah panjang itu” begitu resspon siswa pertama.

“Jelas sekali beda, kan nektar di bunga, diambil lebah baru jadi madu eyang

kakung bilang gitu, baru di jual jadi madu kurma TJ” katanya sambil

mengerutkan alis. Selain itu ada juga yang berkata, “sama bu, kemarin

ada Bapak Agung jelaskan” Begitu salah satu pernyataan dari siswa

tersebut. Siswa lain berkata “Pak Agung bilang sih sama bu. Kalau tidak

salah yo bu, lupa-lupa bu. Hahahaha” ujar siswa lain sambil tertawa-tawa.4

dari 11 siswa menjawab bahwa nektar dan madu adalah beda. “Di

buku paket bilangnya beda bu”, “ya beda no bu, nektar tu di bunga,

madu ya di sarang lebah”, dan “beda bu” begitu pernyataan dari salah

satu siswa. Dalam Evahelda, dkk. (2017: 363) madu merupakan cairan

alami yang umumnya manis, berasal dari nektar bunga yang

dikumpulkan lebah madu. Berdasarkan dari pendapat yang

dikemukakan siswa diketahui bahwa 7 dari 11 siswa mengalami

miskonsepsi dan 4 dari 11 siswa tidak mengalami miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Pada pertanyaan selanjutnya yaitu “apa perbedaan akar tunjang

dan akar napas?”. Pertanyaan tersebut mendapatkan respon sebagai

berikut 1 dari 10 siswa memberikan jawaban “akar tunjang itu yang

ada di tanaman dekat pantai yang mirip pandan, kalau napas ndak

tau”. 7 dari 10 anak menjawab tidak tahu. 2 dari 10 anak merespon

pertanyaan dengan senyuman. Dalam Haryanto (2013: 15)

menjelaskan bahwa akar tunjang merupakan akar dari bagian bawah

batang ke segala arah dan akar napas merupakan akar yang tumbuh

tegak lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau air.

Berdasarkan dari pendapat yang dikemukakan siswa diketahui bahwa

siswa menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan, menjawab tidak

tahu, dan ada pula yang memberikan tanggapan berupa senyuman

saja. Oleh sebab itu peneliti tidak mengkategorikannya dalam

miskonsepsi dan tidak juga membenarkan tanggapan siswa tersebut.

Pertanyaan terakhir yang ditanyakan yaitu, “Apakah abrasi dan

erosi itu sama?”. Respon yang diberikan siswa yaitu, 5 dari 10 anak

menjawab abrasi dan erosi itu beda. “penyebab abrasi itu yo ombak,

erosi itu hujan” begitu salah satu pernyataan siswa. Siswa kedua

menjawab “abrasi ki sebab e ombak, makane di pantai tu ada segitiga-

segitiga kaya di Glagah, tempate mbah”, ujarnya. “erosi tu sebabnya hujan,

abrasi tu ombak” begitu kata siswa ketiga. 3 dari 10 anak menjawab

sama. “sama-sama kerusakan oleh hujan” dan dibenarkan oleh 2 anak

lainnya. 2 dari 10 anak menjawab tidak tahu. Sumantoro dan Hermana

(2013: 194) terdapat dua kalimat yang mengatakan bahwa; hujan

dapat menyebabkan erosi, banjir, dan tanah longsor; dan gelombang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

air laut dapat menyebabkan abrasi. Berdasarkan kutipan tersebut

peneliti menyimpulkan bahwa 3 dari 10 siswa mengalami

miskonsepsi, 5 dari 10 siswa tidak mengalami miskonsespi, dan 2

dari 10 anak tidak termasuk keduanya (tidak menjelaskan konsep yang

diketahuinya)

b. Siswa Kelas Cermat (bukan nama sebenarnya)

Pada siswa Kelas Cermat atau siswa Ibu Sari terdapat lima

pertanyaan yang ditanyakan. Pertanyaan yang pertama yaitu “apakah

akar serabut merupakan ciri tanaman dikotil?” Respon pertanyaan ini

yaitu, 9 dari 10 siswa menjawab bahwa akar serabut dimiliki oleh

tanaman monokotil. “serabut itu monokotil, kaya padi, dia biji satu,

akarnya serabut kan bu”, “serabut, serabut, ada di padi kata Bu Sari,

bijinya satu jadi mono, ya benar bu”, “serabut ki monokotil yo bu”, dan

“yo nek serabut, monokotil, piye to bu” ujarnya sambil

memperlihatkan LKS yang dimilikinya. Begitu respon pernyataan dari

siswa yang menjawab. 1 dari 10 siswa menjawab tidak tahu. Haryanto

(2016: 14) akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu

(monokotil), misalnya jagung dan tebu. Berdasarkan kutipan tersebut

9 dari 10 siswa tidak mengalami miskonsepsi dan 1 dari 10 siwa tidak

termasuk miskonsepsi maupun sudah sesuai dengan konsep.

Selanjutnya yaitu, “Apakah setiap tanaman memiliki zat

klorofil?” Respon yang diberikan oleh siswa yaitu, 7 dari 11 siswa

mengatakan bahwa setiap tanaman memiliki zat klorofil. ”Kan

tanaman merupakan makhluk hidup yang bisa membuat makanannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

sendiri, jadi pasti ada klorofil”dan “ada lah bu, kan due daun”. 2 dari

11 siswa menjawab tidak tahu dan dengan senyum mengatakan “lupa

e bu” dan dibenarkan oleh temannya. 1 siswa menjawab dengan

senyuman. Dalam Shohib (2017: 34) ciri-ciri jamur yaitu tidak

memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof. Berdasarkan ahli di atas

diketahui bahwa 7 dari 11 siswa tidak mengalami miskonsepsi dan 4

dari 11 siswa tidak termasuk miskonsepsi maupun sudah sesuai

dengan konsep.

Pertanyaan selanjutnya masih berkaitan dengan tumbuhan hijau

adalah “apakah karbondioksida dalam proses fotosintesis hanya dapat

diperoleh dari mulut daun/stomata saja?” Pertanyaan tersebut

mendapatkan respon, 1 dari 8 siswa mengatakan “aku ada baca LKS,

ada lubang di batang yang bisa ambil karbondioksida lho bu”. 7 dari

8 siswa mengatakan iya dengan respon berupa anggukan kepala yang

perlahan dan ada juga yang menjawab iya setelah berpikir beberapa

detik. Dalam Priyono, dkk (2009) tertulis bahwa penyerapan gas

karbondioksida dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata dan lentisel.

Peneliti menyimpulkan bahwa 7 dari 8 siswa mengalami miskonsepsi

dan 1 dari 8 siswa tidak mengalami miskonsepsi.

“Apa perbedaan akar tunjang dan akar napas?” Pertanyaan ini

merupakan pertanyaan yang dilontarkan pada siswa Kelas Ceria pula

karena kedua guru sama-sama memiliki miskonsepsi pada pertanyaan

ini. Respon siswa Kelas Cermat pada pertanyaan ini yaitu, 3 dari 11

siswa memberikan jawaban serupa yaitu akar tunjang keluar dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

batang sementara akar napas keluar dari tanah. Beikut respon siswa

“akar tunjang itu bu, dia buat menunjang, yang di kiri kanan pohon bakau”

katanya sambil menganguk-angukan kepalanya “yang nafas tu akar yang

keluar dari tanah, dia berdiri-diri bu” Begitu lanjutan ucapannya. Siswa

kedua berkata, “bedanya ya bu?, sama-sama di bakau to ya kan Nan?”

Katanya sambil melihat temannya. “iya kan tunjang ki di kiri kanannya no,

nek nafas ki yang di...” jawab teman siswa kedua. Sebelum temannya selesai

berbicara siswa kedua memotong “oh iya. Tunjang kiri kanan pohon, nafas

tu yang di tanah, keluar dari tanah e bu” ujarnya. 8 dari 11 anak

menjawab dengan jawaban “tidak tahu” “mboh bu” dan gelengan

kepala. Dalam Haryanto (2013: 15) menjelaskan bahwa akar tunjang

merupakan akar dari bagian bawah batang ke segala arah dan akar

napas merupakan akar yang tumbuh tegak lurus ke atas sehingga

muncul dari permukaan tanah atau air. Kutipan tersebut memberikan

bukti bahwa 3 dari 11 siswa tidak mengalami miskonsepsi dan 8 dari

11 siswa tidak termasuk miskonsepsi maupun sudah sesuai dengan

konsep.

Pertanyaan terakhir untuk siswa Kelas Cermat adalah “apakah

pembuatan kompos secara alami atau dengan cara menimbun sampah

organik di dalam tanah dapat merusak unsur tanah?” Pertanyaan

tersebut mendapatkan respon, 7 dari 10 siswa menjawab bahwa

pembuatan kompos secara alami atau dengan cara menimbun sampah

organik di dalam tanah tidak dapat merusak unsur tanah. Berikut

beberapa pernyataan siswa: “sampah organik kaya sampah pisang

bikin tanahnya subur bu”, “ya enggak to bu kan kan bikin subur”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

“tidak rusak bu, dan jadinya tanahnya itu ya jadinya ya subur bisa

tanam bunga, ibu”. 2 dari 10 siswa manjawab tidak tahu. 1 dari 10

siwa menjawab dengan senyuman. Dalam Shohib (2017: 72) pengurai

merupakan makhluk hidup yang mampu menguraikan zat-zat pada

makhluk hidup yang sudah mati untuk menjadi sumber makanannya.

Kesimpulan pada pertanyaan terakhir yaitu 7 dari 10 siswa tidak

mengalami miskonsepsi dan 3 dari 10 siswa tidak termasuk

miskonsepsi maupun sudah sesuai dengan konsep.

Berikut pendataan mengenai miskonsepsi yang terjadi kepada

partisipan lain atau siswa;

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI

Pertanyaan Bapak Agung Ibu Sari

Ya Tidak Ya Tidak

1. Apakah akar serabut merupakan

ciri tanaman dikotil?

- 9 dari 10

siswa

4. Apakah nektar dan madu adalah

sama?

7 dari 11

siswa

4 dari 11

siswa

5. Apakah setiap tanaman memiliki

zat klorofil?

7 dari 11

siswa

*

7. Apakah karbondioksida dalam

proses fotosintesis hanya dapat

diperoleh dari mulut

daun/stomata saja?

7 dari 8

siswa

1 dari 8

siswa

9. Apa perbedaan akar tunjang dan

akar napas?

* * * 3 dari 11

siswa

15. Apakah abrasi dan erosi itu sama? 3 dari 10

siswa

5 dari 10

siswa

17. Apakah pembuatan kompos

secara alami atau dengan cara

7 dari 10

siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

menimbun sampah organik di

dalam tanah dapat merusak unsur

tanah?

Tabel 10: Rangkuman hasil wawancara partisipan lain

Kategori jawaban yang mengalami miskonsepsi yaitu jawaban yang

diberikan tidak sesuai dengan konsep, sebaliknya jawaban yang tidak

mengalami miskonsepsi adalah jawaban yang diberikan sudah sesuai

dengan konsep. Namun, di lapangan peneliti mendapatkan jawaban “tidak

tahu” dan “lupa”. Selain itu peneliti juga mendapatkan respon berupa

senyuman saja. Oleh karena itu untuk jawaban “tidak tahu” dan “lupa” serta

respon senyuman tersebut, peneliti tidak mengkategorikannya dalam

miskonsepsi dan tidak juga membenarkan tanggapan tersebut karena siswa

tersebut tidak menjelaskan konsep yang ia ketahui mengenai materi yang

ditanyakan.

Pada tabel di atas diketahui bahwa terdapat siswa yang mengalami

miskonsepsi pada pertanyaan nomor 4, 5, 7, dan 15. Diketahui langsung dari

jawaban siswa bahwa salah satu sumber dari jawaban siswa berasal dari jawaban

guru, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa guru menjadi salah satu penyebab

miskonsepsi (pada jawaban pertanyaan nomor 4 oleh siswa kelas Ceria).

Namun ada juga siswa yang tidak mengalami miskonsepsi pertanyaan

yang sama dengan gurunya. Diketahui penyebabnya adalah adanya materi

pelajaran di buku paket dan LKS. Hal ini dapat dilihat pada jawaban pada

pertanyaan nomor 4 mengenai nektar dan madu oleh siswa Kelas Ceria dan

nomor 9 mengenai akar tunjang dan nafas oleh siswa Kelas Cermat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

C. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan peneliti berupa pedoman atau acuan untuk

kegiatan belajar dan mengajar. Pada kelas Bapak Agung dan Ibu Sari seringkali

menggunakan buku LKS Tematik terbitan Maestro dan buku paket Tematik untuk

siswa dan guru dari KEMENDIKBUD untuk kegiatan belajar mengajar sehari-

hari. Pada kelas Bapak Agung terdapat buku-buku paket berdasarkan KTSP 2006

yang tersedia di meja di sudut belakang kelas. Salah satu buku paketnya

merupakan buku paket IPA yang berjudul “Akrab dengan Dunia IPA” (Much

Azam). Sedangkan Ibu Sari menggunakan BUPENA oleh Irene MUA, dkk

berdasarkan kurikulum 2013 sebagai acuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Pada BAB V akan membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan, dan saran

mengenai penelitian ini. Berikut pemaparannya;

A. Kesimpulan

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa guru di SD N Purnama

mengalami miskonsepsi pada materi IPA. Miskonsepsi ini terjadi dalam KD

3.1. Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan dan 3.8. Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan

dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Khususnya pada

pertanyaan 1, 4, 5, 7, 9, 15, dan 17. Bapak Agung sendiri memiliki

miskonsepsi pada pertanyaan nomor 4, 9 dan 15 sedangkan Ibu Sari

mengalami miskonsepsi pada pertanyaan nomor 1, 5, 7, 9, dan 17. Jika

dilihat dari materi yang mengalami miskonsepsi, Bapak Agung mengalami

miskonsepsi pada materi bagian tubuh tumbuhan (khususnya bunga dan

akar) dan upaya keseimbangan alam sedangkan Ibu Sari mengalami

miskonsepsi pada materi bagian tubuh tumbuhan dan upaya keseimbangan

alam. Berdasarkan tanggapan dari pertanyaan Ibu Sari memiliki

miskonsepsi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Bapak Agung.

Hal ini mungkin dikarenakan Bapak Agung sudah mengajar 14 tahun

sedangkan Ibu Sari sudah mengajar 9 tahun, jadi Bapak Agung sudah lebih

lama terjun sebagai guru di SD Negeri Purnama. Persenase miskonsepsi

Bapak Agung adalah sebesar 25% sedangkan Ibu Sari adalah sebesar 36%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Berdasarkan observasi yang dilakukan saat kegiaatan pembelajaran

guru menjadi salah satu sumber dari pemahaman yang didapatkan oleh

siswa, oleh karena itu miskonsepsi yang ada pada guru bisa terjadi pada

siswa pula. Hal ini menjadi benar dengan jawaban dari siswa Kelas Ceria

pada KD 3.1 dalam pertanyaan nomor 4 yaitu “Apakah nektar dan madu

adalah sama?” yang dijawab siswa; “sama bu, kemarin ada Bapak Agung

jelaskan”. Namun ada juga siswa yang tidak mengalami miskonsepsi yang

sama dengan gurunya karena adanya materi pelajaran di LKS yang

dibacanya.

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki kerterbatasan dalam beberapa hal, berikut

keterbatasan pada penelitian ini:

1. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil namun terdapat

pertanyaan mengenai materi yang belum dipelajari siswa yang baru

akan dipelajari pada semester genap.

2. Rendahnya kualitas dalam melontarkan pertanyaan untuk

mendapatkan informasi mengenai pemahaman guru dan siswa

sehingga pemerolehan data menjadi terpengaruh.

C. Saran

Pada penelitian ini mendapatkan keterbatasan-keterbatasan selama

penelitian dilakukan oleh karena itu saran bagi peneliti adalah untuk

kembali belajar untuk membuat pertanyaan dengan kualitas yang baik

(pertanyaan terbuka) yang sifatnya tidak menggiring partisipan untuk

menjawab pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Daftar Pustaka

Anggari, Angi ST. 2017. Buku Siswa Tema 2 Selalu Berhemat Energi. Jakarta:

Kemendikbud.

Anonim. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Dipetik September

17, 19:45, 2018, dari https://kbbi.web.id/.

Azwar, Saifuddin. 2014. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bahtiyar, Asiye dan Basturk, Ramazan. 2012. Relationship between 5th grade’

Attitudes towards Science and Technology Course and Misconceptions.

www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.

Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif Metodologi, Desain, dan Teknik

Analisis Data dengan NVIVO 11 Plus. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

Perpustakaan Nasional.

Evahelda, dkk.2017. Sifat fisik dan kimia dari Nektar Pohon Karet di Kabupaten

Bangka Tengah, Indonesia. Agritech. Vol 37, No 4, November 2017, Hal.

363-368. https://jurnal.ugm.ac.id/agritech/. Diunduh tanggal 15 Februari

2019.

Firmansyah, dkk. 2009. Mudah dan aktif belajar Biologi. Jakarta : Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitin Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta:

Bumi Aksara.

Haryanto. 2016. Sains untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo.

Kartal, Tezcan, dkk. 2011. Misconceptions of science teacher candidates about

heat and temperature. www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret

2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Kasmadi dan Sunariah, Nia Siti. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.

Bandung: Alfabeta.

Kemendikbd. 2018. Mengenai TIMSS. Dipetik Januari, 15, 23:55, 2018, dari

https://pusendik.kemendikbud.go.id/seminar/uploud/Hasil%20Seminar%20

Puspendik%202016TIMSSinfografic.pdf.

Laksana, Dek Ngurah Laba. 2016. Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 5, No. 2. Hal 843-852.

www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.

Munawaroh, Fatimatul dan Falahi, M. Deny. 2016. Identifikasi Miskonsepsi Siswa

SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI

(Certainty Of Response Index), Vol. 3, No. 1. Hal. 69-76.

www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.

Murdaningsih, Hewi dan Atmanto, Tri. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta:

Kemendikbud.

Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Patton, M. Q. 2002. Qualitative Research & Evaluation Method (3rd ed). USA:

Sage Publication Inc.

Prakoso, Jarot. 2018. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI Semester 1.

Yogyakarta.

Pravesti, Vita, Dkk. 2018. Top No. 1 Sukses RPAL Rangkuman Pengetahuan

Alam Super Lengkap. Yogyakarta. EMC.

Priyono, Amin Dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 5 untuk SD Kelas V.

Jakarta: PT. Sekawan Cipta Karya.

Pujayanto. 2006. Miskonsepsi IPA (FISIKA) pada Guru SD Volume 1 Nomor 1.

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika.

Rahmawati, Layung. 2018. “Kenakalan” Sebagai Upaya Mendapat “Kekuasaan”

(Sebuah Fenomena). Universitas Sanata Dharma: Skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Jakarta Barat:

Indeks.

Shohib, Ibnu. 2017. Genius Book RPAL Superkomplet. Yogyakarta: Charissa

Publisher.

Sozen, Merve, dan Bolat, Mualla. 2011. Determining the misconceptions of

primary school students related to sound transmission throught drawing.

www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018.

Sumantoro dan Hermana, Dodo. 2013. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas

4 SD. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan

Fisika. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenandamedia Group.

Tayubi, Rachmat Yuyu. 2005. Identifikasi pada konsep-konsep Fisika

Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). http://file.upi.edu

Diunduh tanggal 25 April 2018.

Wahyono, Budi dan Nurchmadani, Setyo. 2018. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk

SD dan MI Kelas IV. BSE: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Wahyuningsih, Esti. 2016. Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD Kanisius

Beji Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Edisi 22 Tahun ke-5 2016. www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14

Maret 2018.

Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winarni, Endang Widi. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,

PTK, R & D. Jakarta : Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Yuliati, Yuyu. 2017. Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran IPA Serta

Remediasinya. Jurnal Bio Educatio. Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017,

Hal. 50-58. https://journal.uny.ac.id/. Diunduh tanggal 27 April 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

LAMPIRAN

A. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 1

Kompetensi Dasar Pembagian Materi Pertanyaan Respon Guru

Guru 1 Guru 2

3.1. Menganalisis

hubungan antara

bentuk dan fungsi

bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan.

Bentuk dan fungsi

bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan.

1. Apakah akar serabut

merupakan ciri tanaman

dikotil?

Guru memberikan tanggapan

berupa jawaban sebagai

berikut; “jika tanaman dikotil

maka bijinya akan terangkat

pada saat proses pertumbuhan

sedangkan monokotil pasti

bijinya tertinggal di bawah.

Ada beberapa kasus tanaman

dikotil yang awalnya memiliki

akar tunggang, namun karena

dicangkok akarnya menjadi

menyebar dan menjadi

serabut.”.

1. Kemudian Ibu Sari merespon

dengan jawaban seperti

berikut; “kalau serabut

dikotil? Kalau pengertian di

sini pasti iya”

2. “Cuma itunya, apa

namanya? bijinya. Tapi

anak-anak monokotil dan

dikotil kelas 4 itu hanya

belajar mengenai bentuk

akar dan tulang jadi belum

terlalu yang monokotil

gimana dan dikotil gimana”.

2. Apakah setiap tanaman

memiliki bunga?

Pak Agung terdiam beberapa

detik dan memberikan

tanggapan berupa jawaban

sebagai berikut; “tanaman

berbunga dan tidak berbunga,

kalau tanaman berbunga itu

Angiospermar. Kalau tidak

berbunga itu, ya sebenarnya

bukan pembagian dari

bunganya tapi dari bijinya.

Jika tanaman berbiji pasti

berbunga. Ya Bryophyta dan

Guru memberikan respon singkat

berupa jawaban “beda” dan

peneliti bertanya lagi “bedanya

apa ya bu?”. Setelah itu Ibu Sari

memberikan penjelasan lebih

lanjut, yaitu; “kalau madu kan

dihasilkan oleh lebah itu kan,

kalau nektar yang di bunga itu”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gymnospermae. Klasifikasi

tumbuhan ada banyak ya

mbak” begitu katanya.

3. Apakah setiap tanaman

yang berbuah memiliki

bunga?

Guru tidak menjawab

pertanyaan ini dan

menjelaskan kembali

mengenai klasifikasi tanaman.

-

4. Apakah nektar dan madu

adalah sama?

1. “Ya nektar dan madu

adalah sama”

2. bagi Bapak Agung nektar

dan madu adalah sama.

“nektar itu bahasa latin,

sebenarnya juga madu.

Lebah itu bukan membuat

madu, dia kan mengambil

nektar, nanti dikumpulkan

ke sarangnya untuk anak-

anaknya atau koloninya,

ya kalau di cek nanti

dalam kamus bahasa

Indonesia itu “nektar” itu

bahasa aslinya darimana.

Itu dipunggut menjadi

bahasa Indonesia. Banyak

dari bahasa Inggris atau

bahasa daerah yang

dipunggut menjadi bahasa

Indonesia misalnya.

Guru menyatakan bahwa nektar

dan madu adalah beda dengan

penjelasan bahwa madu

dihasilkan .oleh lebah dan nektar

yang ada di bunga itu.

5. Apakah setiap tanaman

memiliki zat klorofil?

Sesaat sebelum menjawab

pertanyaan mata Bapak Agung

Guru mengguman, “he’em”

untuk merespon pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

terlihat menerawang jauh;

“ada beberapa tanaman yang

tidak menghasilkan klorofil

yaitu tanaman parasit yang

mendapatkan makanan dari

inangnya” dan “kalau untuk

klorofil menyebabkan daun

semakin hijau, ya”.

6. Apakah semakin banyak

zat klorofil di dalam daun

akan menyebabkan daun

semakin berwarna hijau?.

Guru membenarkan bahwa zat

klorofil mempengaruhi dengan

pernyataan “kalau untuk

klorofil menyebabkan daun

semakin hijau, ya”.

Guru mengguman, “he’em”

untuk merespon pertanyaan.

7. Apakah karbondioksida

dalam proses fotosintesis

hanya dapat diperoleh dari

mulut daun/stomata saja?

- Guru mengguman, “he’em”

untuk merespon pertanyaan.

8. Apakah bayam termasuk

dalam golongan batang

basah?

ya batang bayam itu basah”.

Setelah itu peneliti

memberikan pertanyaan lagi

kepada Bapak Agung;

“bagaimana cara membedakan

batang basah dan batang

rumput?” dan Bapak Agung

memberikan jawaban; “batang

rumput hanya dimiliki oleh

tanaman rumput-rumputan,

seperti padi, rumput gajah,

dan jagung. Nah, pisang itu

termasuk basah”

-

9. Apa perbedaan akar Kemudian Bapak Agung “Akar tunjang itu yang di bakau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

tunjang dan akar napas? langsung menjawab; Akar

tunjang itu hanya menyokong

tegaknya tubuh sih, contoh di

pantai. Lihat pandan? Lalu

Peneliti “iya” Pak Agung

melanjutkan, “itu selain di

dalam dia akan ada akar yang

keluar dari atas, sebelum

sampai tanah ia akan napas,

tapi begitu dalam tanah ia jadi

akar murni, dia menyokong

dan menjadi akar tunjang.

Termasuk bakau itu bukan

akar tunjang. Dia tumbuh dari

atas ke bawah, menyokong

tegaknya tubuh, menunjang,

namanya akar tunjang.

Sebenarnya hanya istilah itu

saja.”

itu kan? Kalau akar nafas itu ga

harus itu kan?” begitu ujarnya

sambil memiringkan kepalanya

sedikit dan mengerutkan alisnya.

10. Fungsi penyerbukan pada

bunga?

Guru memberikan jawaban, “ya

untuk perkembangbiakan”

11. Apakah semua buah

memiliki struktur biji,

daging, kulit, dan tangkai?

Respon guru yaitu, “enggak

harus kan”.

12. Apakah setiap tumbuhan

memiliki tiga bagian

pokok tubuh tumbuhan

seperti akar, batang, dan

daun?

Kemudian guru memberikan

tanggapan berupa jawaban

sebagai berikut; “tidak, kan

klasifikasi tumbuhan paling

rendah, Cryptogamae. Nah

lumut-lumutan itu dan fungi.”.

guru memberikan jawaban

sebagai berikut; “tidak harus ya

mbak”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

3.2. Membandingkan

siklus hidup beberapa

jenis makhluk hidup

serta mengaitkan

dengan upaya

pelestarian.

Siklus hidup makhluk

hidup dan upaya

pelestarariannya.

13. Apakah katak dewasa

hanya bernafas

meggunakan paru-paru?

kemudian guru memberikan

jawaban; “katak itu hewan

amfibi, ya hidupnya di dua

alam jadi pada saat menjadi

katakk dewasa ia bernafas

menggunakan kulit”.

Ibu Sari memberikan

jawaban;“dia hanya bernafas

hanya pake kulit kan” begitu

ujarnya. kemudian peneliti

mengajukan pertanyaan lagi

kepada Ibu Sari, “jadi hanya

pakai paru-paru?” dan Ibu Sari

memberikan jawaban;“sama

paru-paru” jawabnya lagi.

14. Apakah ada hewan yang

tidak mengalami

metamorfosis?

Guru memberikan respon berupa

jawaban; “ada, kalau yang tidak

itu hewan mudanya mirip sama

hewan dewasanya. Jadi tetap

sama, kayak ayam, ayam kecil

tetap ada paruhnya, ayam gede

tetap ada sayapnya, kakinya

tetap dua, hidupnya, alamnya

juga sama.”

3.8. Menjelaskan

pentingnya upaya

keseimbangan dan

pelestarian sumber

daya alam di

lingkungannya

Keseimbangan dan

pelestarian sumber

daya alam.

15. Apakah abrasi dan erosi

itu sama?

Kemudian guru memberikan

tanggapan berupa jawaban

sebagai berikut; “abrasi dan

erosi merupakan sama-sama

pengerusakan alam akibat

pengikisan air”.

“kalau abrasi kan karena air

laut, kalau erosi kan karena air

laut”.

16. Perbedaaan biodiesel dan

bioetanol?

Jawaban guru yaitu; “biodiesel

dan bioetanol merupakan

sama-sama energi alternatif

dari tumbuhan,

perbedaaannya adalah

Biodiesel itu pengganti solar

sementara bioetanol itu

pengganti bensin, dari bahannya

juga berbeda kalau biodiesel dari

jarak sementara bioetanol dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

biodiesel dari minyak yang

dihasilkan tanaman sedangkan

bioetanol dari gas yang

dihasilkan tanaman” Begitu

ujarnya sambil tersenyum.

singkong atau umbi-umbian.

17. Apakah pembuatan

kompos seara alami atau

menimbun sampah

organik di dalam tanah

dapat merusak unsur

tanah?

Dijawab Bapak Agung seperti

berikut; “tentu saja tidak

karena sampah organik

tersebut akan diurai oleh

pengurai, bahkan tanah

tersebut akan subur”.

Guru memberikan pernyataan

menurutnya semua makhluk

hidup asalnya dari tanah

makanya jika kembali ke tanah

tidak akan merusak tanah.

Tabel 11: Lampiran Hasil Wawancara Semi Terstruktur 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

B. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 2

Kompetensi Dasar Pembagian Materi Pertanyaan Respon Siswa

Siswa Bapak Agung Siswa Ibu Sari

3.1. Menganalisis

hubungan antara

bentuk dan fungsi

bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan.

Bentuk dan fungsi

bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan.

2. Apakah akar serabut

merupakan ciri tanaman

dikotil?

9 dari 10 siswa menjawab bahwa

akar serabut dimiliki oleh

tanaman monokotil. “serabut itu

monokotil, kaya padi, dia biji

satu, akarnya serabut kan bu”,

“serabut, serabut, ada di padi

kata Bu Sari, bijinya satu jadi

mono, ya benar bu”, “serabut ki

monokotil yo bu”, dan “yo nek

serabut, monokotil, piye to bu”

sambil memperlihatkan LKS dan

berkata. begitu beberapa

pernyataan dari siswa yang

menjawab.

1 dari 10 siswa menjawab tidak

tahu.

4. Apakah nektar dan madu

adalah sama?

7 dari 11 siswa menjawab

bahwa nektar dan madu adalah

sama. “Sama bu, kan sama-

sama cair dan manis, kaya di

bunga yang merah panjang

itu.” Selain itu ada juga yang

berkata, “sama bu, kemarin

ada Bapak Agung jelaskan”

Begitu salah satu pernyataan

dari siswa tersebut. “Pak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Agung bilang sih sama bu.

Kalau tidak salah yo bu, lupa-

lupa bu. Hahahaha” ujar siswa

lain sambil tertawa-tawa.

4 dari 11 siswa menjawab

bahwa nektar dan madu adalah

beda. “Di buku paket

bilangnya beda bu”, “ya beda

no bu, nektar tu di bunga,

madu ya di sarang lebah”,

“jelas sekali beda, kan nektar

di bunga, diambil lebah baru

jadi madu eyang kakung

bilang gitu, baru di jual jadi

madu kurma TJ” katanya

sambil mengerutkan alis dan

“beda bu” begitu pernyataan

dari salah satu siswa

5. Apakah setiap tanaman

memiliki zat klorofil?

7 dari 11 siswa mengatakan

bahwa setiap tanaman memiliki

zat klorofil.”Kan tanaman

merupakan makhluk hidup yang

bisa membuat makanannya

sendiri, jadi pasti ada klorofil”

dan “ada lah bu, kan due daun”

2 dari 11 siswa menjawab tidak

tahu dan dengan senyum

mengatakan “lupa e bu” dan

diiyakan dengan temannya.

1 dari 11 siswa menjawab

dengan senyuman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

7. Apakah karbondioksida

dalam proses fotosintesis

hanya dapat diperoleh dari

mulut daun/stomata saja?

1 dari 8 siswa mengatakan “aku

ada baca di LKS, ada lubang di

batang yang bisa ambil

karbondioksida”

7 dari 8 siswa mengatakan iya

dengan respon berupa anggukan

kepala yang perlahan dan ada

juga yang menjawab iya setelah

berpikir beberapa detik

9. Apa perbedaan akar tunjang

dan akar napas?

1 dari 10 siswa memberikan

jawaban “akar tunjang itu

yang ada di tanaman dekat

pantai yang mirip pandan,

kalau napas ndak tau e bu”

7 dari 10 anak menjawab tidak

tahu

2 dari 10 anak merespon

pertanyaan dengan senyuman

3 dari 11 siswa memberikan

jawaban serupa yaitu akar

tunjang keluar dari batang

sementara akar napas keluar dari

tanah. Siswa pertama manjawab

“akar tunjang itu bu , dia buat

menunjang, yang di kiri kanan

pohon bakau” katanya sambil

menganguk-angukan kepalanya

“yang nafas tu akar yang keluar

dari tanah, dia berdiri-diri bu”

Begitu lanjutan ucapannya.

Siswa kedua berkata, “bedanya

ya bu?, sama-sama di bakau to

ya kan Nan?” Katanya sambil

melihat temannya. “iya kan

tunjang ki di kiri kanannya no,

nek nafas ki yang di...” jawab

teman siswa kedua. Sebelum

temannya selesai berbicara siswa

kedua memotong “oh iya.

Tunjang kiri kanan pohon, nafas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tu yang di tanah, keluar dari

tanah e bu” ujarnya.

8 dari 11 anak menjawab dengan

jawaban “tidak tahu”, “mboh

bu”, “lali e bu” dan gelengan

kepala.

3.8. Menjelaskan

pentingnya upaya

keseimbangan dan

pelestarian sumber

daya alam di

lingkungannya

Keseimbangan dan

pelestarian sumber

daya alam.

15. Apakah abrasi dan erosi itu

sama?

5 dari 10 anak menjawab

abrasi dan erosi itu beda.

“penyebab abrasi itu yo

ombak, erosi itu hujan” begitu

salah satu pernyataan siswa.

Siswa kedua menjawab “abrasi

ki sebab e ombak, makane di

pantai tu ada segitiga-segitiga

kaya di Glagah, tempate

mbah”, ujarnya. “erosi tu

sebabnya hujan, abrasi tu

ombak” begitu kata siswa

ketiga.

3 dari 10 anak menjawab

sama. “sama-sama kerusakan

oleh hujan yo bu” dan

dibenarkan dengan 2 anak

lainnya

2 dari 10 anak menjawab tidak

tahu

17 Apakah pembuatan kompos

secara alami atau dengan cara

menimbun sampah organik di

dalam tanah dapat merusak

unsur tanah?

7 dari 10 siswa menjawab bahwa

pemuatan kompos secara alami

atau dengan cara menimbun

sampah organik di dalam tanah

tidak dapat merusak unsur tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Berikut beberapa pernyataan

siswa: “sampah organik kaya

sampah pisang bikin tanahnya

subur bu”, “ya enggak to bu kan

kan bikin subur”, “tidak rusak

bu, dan jadinya tanahnya itu ya

jadinya ya subur bisa tanam

bunga, ibu”.

2 dari 10 siswa manjawab tidak

tahu.

1 dari 10 siswa menjawab

dengan senyuman.

Tabel 12: Lampiran Hasil Wawancara Semi Terstruktur 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

C. LAMPIRAN FOTO

Buku Lembar Kerja Siswa

Buku Lembar Kerja Siswa Tema 1 Buku Lembar Kerja Siswa Tema 3

Buku Lembar Kerja Siswa Tema 4 Buku Lembar Kerja Siswa Tema 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

BUKU PAKET TEMATIK

Cover Depan Buku Paket Tema 1 Cover Belakang Buku Paket Tema 1

Cover Depan Buku Paket Tema 2 Cover Belakang Buku Paket Tema 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Cover Depan Buku Paket Tema 3 Cover Belakang Buku Paket Tema 3

Cover Depan Buku Paket Tema 4 Cover Belakang Buku Paket Tema 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

BUKU PEGANGAN GURU

Tabel 13: Lampiran Foto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

BIODATA PENELITI

Lidwina Tutusari Mieke merupakan Anak kedua dari pasangan

Bapak Toryanus Kilat dan Ibu Yustina Lintung. Lahir di

Ngabang (Kalimantan Barat), 12 Oktober 1996. Riwayat

Pendidikan Formalnya yaitu, SD Negeri 16 Ngabang (2008),

SMP Negeri 1 Ngabang (2011), dan SMA Negeri 1 Ngabang

(2014). Sekarang ia tengah menempuh studi di Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Ia pernah menjadi anggota dekorasi (2016) dan bendahara (2017) pada acara

Parade Gamelan Anak yang merupakan salah satu acara Dies Natalis Sanata

Dharma. Ia juga mengikuti kursus Bahasa Isyarat Tingkat 1 dan 2 pada tahun

2018. Bergabung menjadi mitra Perpustakaan Sanata Dharma dari Februari 2019

hingga sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI