Minyak Atsiri Jahe

20
Minyak Atsiri Jahe BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bangsa Indoesia adalah bangsa yang kaya akan rempah-rempah, sehingga bangsa Indonesia dikenal di dunia internasional. Adapun rempah- rempah itu berasal dari tanaman- tanaman seprerti jahe, nilam, cengkeh, pala, kapulaga, sereh wangi, mawar, dan lain- lain. Secara internasional rempah-rempah dari tanaman ini dibuat sebagai obat-obatan atau bumbu dapur, minuman, dan makanan kecil. selain itu digunakan sebagai bahan industry, parfum, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan makanan. Dari semua di atas terdapat olahan lebih lanjut yang terpenting dalam rangka industry yaitu minyak atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri biasa disebut minyak terbang karena sifatnya nudah menguap. Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri adalah jahe (zingiber officinale roscoe) telah lama dikenal dan tumbuh baik di Indonesia. Pengertian jahe di Indonesia adalah batang yang tumbuh baik di Indonesia. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari asia pasifik yang tersebar dari india sampai cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertaama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak, dan obat-obatan tradisional.

description

xxxxx

Transcript of Minyak Atsiri Jahe

Page 1: Minyak Atsiri Jahe

Minyak Atsiri Jahe

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Bangsa Indoesia adalah bangsa yang kaya akan rempah-rempah, sehingga bangsa

Indonesia dikenal di dunia internasional. Adapun rempah- rempah itu berasal dari tanaman-

tanaman seprerti jahe, nilam, cengkeh, pala, kapulaga, sereh wangi, mawar, dan lain-lain.

Secara internasional rempah-rempah dari tanaman ini dibuat sebagai obat-obatan atau

bumbu dapur, minuman, dan makanan kecil. selain itu digunakan sebagai bahan industry,

parfum, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan makanan. Dari semua di atas terdapat olahan lebih

lanjut yang terpenting dalam rangka industry yaitu minyak atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri

biasa disebut minyak terbang karena sifatnya nudah menguap.

Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri adalah jahe (zingiber officinale roscoe) telah

lama dikenal dan tumbuh baik di Indonesia. Pengertian jahe di Indonesia adalah batang yang

tumbuh baik di Indonesia. 

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal

dari asia pasifik yang tersebar dari india sampai cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-

sebut sebagai bangsa yang pertaama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman,

bumbu masak, dan obat-obatan tradisional.

Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (zingiberaceae), se-famili dangan temu-temuan

lainnya seperti temu lawak (cucuma xanthorrizha), temu hitam (curcuma aeruginosa), kunyit,

(curcuma domestica), kencur(kaempferia galanga), lengkuas (languas galanga), dan lain-lain.

B.      Uraian tanaman

Klasifikasi

Devisi: spermathophyta

Sub devisi: angiospermae

Kelas: monocotyledoneae

Ordo: zingiberales

Family: zingiberaceae

Page 2: Minyak Atsiri Jahe

Genus: zingiber

Spesies: zingiber officinale

 Minyak atsiri dari jahe dapat di peroleh dengan empat metode yaiu:

-penyulingan (destilation)

-ekstraksi dengan pelarut penguap

-pengempaan

-absorpsi dengan lemak padat

Sedangakan penyulingan terbagi 3 metode yaiitu:

a)      Penyulingan dengan air

b)      Penyulingan dengan uap air

c)      Penyulingan dengan uap

Dari ketiga metode penyulingan yang paling baik digunakan adalah penyulingan dengan uap

( steam distillation).

C.     Maksud dan tujuan

1.      Maksud

a)      Untuk mengetahui minyak jahe secara umum

b)      Menggali sumber baru tentang minyak jahe yang telah lama dikenal.

2.      Tujuan

a)      Mengetahui dan mempelajari teknik penyulingan minyak jahe

b)      Untuk mengetahui minyak jahe yang di peroleh dari hasil penyulingan rimpang jahe

c)      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh waktu terhadap perolehan jumlah minyak jahe pada

proses penyulingan.

Page 3: Minyak Atsiri Jahe

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian minyak atsiri

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (Aetheric Oil), minyak esensial,

minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud

cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.

Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industry.

Banyak contoh kegunaan minyak atsiri  antara lain:

a.       Dalam industry kosmetik digunakan sebagai sabun, shampoo, pasta gigi.

b.      Dalam industry makanan digunakan sebagai penyedap makanan.

c.       Dalam industry parfum digunakan sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi.

d.      Dalam industry  farmasi digunakan sebagai anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri.

e.       Dalam industry bahan pengawet dan sebagai insektisida.

B.     Sejarah Singkat Jahe

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia

Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut

sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu

masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-

famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam

(Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferiagalanga), lengkuas

(Languas galanga) dan lain-lain. Daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing

(Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai

(Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah

perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada

zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera

menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di

daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi

pemasok jahe terbesar di dunia.

Page 4: Minyak Atsiri Jahe

C.     Deskripsi jahe

Jahe tergolong tanaman herba, tegak, dapat mencapai ketinggian 40 – 100 cm dan dapat

berumur tahunan. Batangnya berupa batang semu yang tersusun dari helaian daun yang pipih

memanjang dengan ujung lancip. Bunganya terdiri dari tandan bunga yang berbentuk kerucut

dengan kelopak berwarna putih kekuningan.

Akarnya sering disebut rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas. Rimpang

bercabang tak teratur, berserat kasar, menjalar mendatar. Bagian dalam berwarna kuning pucat.

D.    Komponen Utama

Rimpang jahe putih besar mengandung minyak atsiri, pati, resin, asam-asam organic,

asam malat, asam oksalat, dan gingerol. Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan

oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya

menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari

rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai

kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan

minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 – 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang

menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.

Zingiberin (C15H24) adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe. Senyawa ini memiliki

titik didih 340 C pada tekanan 44 mm, dengan berat jenis pada 200C adalah 0,8684. Indeks

biasnya 1,4956 dan putaran optic 730 38’ pada suhu 200 C. Selama penyimpanan zingiberence

akan mengalami resinifikasi. Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen alcohol (C15H26O)

yang menyebabkan aroma khas pada minyak jahe.

     

Page 5: Minyak Atsiri Jahe

RUMUS BANGUN ZINGIBEREN (C15H24)

          CH3

             |          CH                  CH2

                                           CH3              CH                 CH          CH2             CH                   C                                         CH                 CH3

         CH                                         C                                   CH3               CH3

5R)-2-Metil-5-[(2S)-6-metilhept-5-en-2-il]sikloheksa-1,3-diena

Sifat Rumus molekul C15H24

- Massa molar 204,35 g/mol

- Densitas 0,8713 g/cm3 pada 20 °C Titik didih

- Titik didih 134-135 °C pada 15 Torr

(ZINGEROL)

OH                                CH3

 |                                          |

C6H3-CH2-CH2-CO-CH2-CH-(CH2)n-CH3

 |

H3CO

           

Page 6: Minyak Atsiri Jahe

Tanaman jahe mengandung minyak atsiri 0,6-3% yang terdiri dari α- pinen, β-

phellandren, borneol, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde,

methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1-α-curcumin, farnese, humulen, 60% zingiberen

dan zingiberole menguap, zat pedas gingerol. Kandungan minyak tidak menguap disebut

oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit.

Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol,minyak

atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol.

rimpang jahe juga mengandung flavonoid, 10- dehydrogingerdione, gingerdione,

arginine, linolenic acid, aspartia acid , kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein,

vitamin A dan niacin serta mineral. Kadar olesinnya mencapai 3%.

Asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam

folat), dan C, senyawa- senyawa flavonoid, polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan

arginine.

E.     Efek farmakologi

peluruh dahak atau obat batuk, peluruhkeringat, peluruh haid, pencegah mual dan

penambah nafsu makan.

Antiseptik, circulatory stimulant, diaphoretic,peripheral vasodilator3.

membuang angin, memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan menghangatkan

badan.

obat karminatifa, diafiretika, dan stimulansiadengan dosis Pemakaian 0,5 gram sampai

1,2 gram.

Minyak atsirinya mempunyai efek antiseptic, antioksidan dan mempunyai aktifitas

terhadap bakteri dan jamur.

Secara tradisional digunakan untuk obat sakit kepala, gangguan pada saluran pencernaan,

stimulansia, diuretic, rematik, menghilangkan rasa sakit, mabuk perjalanan, dan sebagai

obat luar untuk mengobati gatal-gatal akibat gigitan serangga, keseleo, bengkak, serta

memar.

Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa jahe memiliki efek antioksidan dan

antikanker.

Page 7: Minyak Atsiri Jahe

ekstrak jahe memberiefek positif terhadap respons proliferatif dan sitolitik limfosit,selain

itu ekstrak etanol jahe segarsecara in vitro meningkatkan proliferasi splenosit dan

menurunkan tingkat kematian sel.

Jahe juga mengandung bahan antioksidan diantaranya senyawa flavonoid dan

polifenol,asam oksalat dan vit C,antioksidan ini dapat membantu menetralkan efek

merusak yang di sebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh.

Melindungi system pencernaan dengan menurunkan keasaaman lambung dan

menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan hal ini karena jahe mengandung

senyawa aseton dan methanol.

Jahe mengandung senyawa cineole dan arginine yang memiliki manfaat memperkuat

daya tahan sperma.

F.      Jenis TanamanJahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya

dikenal 3 varietas jahe, yaitu :

1) Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak rimpangnya lebih besar

dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias

dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe

olahan.

2) Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata

sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan

minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping

seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk

diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

3) Jahe merah

Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil,

jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama

dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

Page 8: Minyak Atsiri Jahe

G.    Gingerol dari Rimpang Jahe

1. Struktur kimia, sifat dan golongan

2. Struktur

Rumus molekul gingerol C17H26O4.

Nama sistematik :   (S)-5-hidroksi-1-(4-hidroksi-3-methoxyphenyl)-3-dekanon2.

 

Gambar 2. Struktur gingerol.

Senyawa gingerol memiliki banyak gugus hidroksil sehingga bersifat polar.zat pedas

gingerol yaitu: (6)-gingerol 6085%; (4)-gingerol;(8)-gingerol 5-15%, (10)-gingerol 6-22% (12)-

gingerol; (6)-methylgingerdiol.Gingerol merupakan senyawa yang labil terhadap panas baik

selama penyimpanan maupun pada waktu permrosesan, sehingga gingerol sulit untuk

dimurnikan, dan akan berubah menjadi shogaol. Tingkat kepedasan menentukan kualitas minyak

jahe. Metode yang paling sederhana untuk menilai tingkat kepedasan  adalah dengan

organoleptic karena sangat subyektif dan  mempunyai hasil yang berbeda-beda. Hal tersebut

dapat diatasi dengan menggunakan HPLC.

Sifat kimia fisika dari gingerol:

Berat molekul: 294,39 g/mol.

Bentuk: minyak berwarna kuning muda atau kristal.

Penyimpanan: disimpan dalam wadah tertutup rapat.

Massa jenis: 1,083 g/cm3.

Titik didih: 453oC.

Gingerol merupakan golongan fenol yang merupakan desinfektan yang paling umum yang

digunakan di laboratorium sebagai penghambat pertumbuhan kuman atau membunuhnya.

Kandungan gingerol dalam minyak jahe sekitar 20 sampai 30 persen berat jahe.

Rimpang  jahe juga mengandung flavonoid, 10- dehydrogingerdione, gingerdione,

arginine-, linolenic acid, aspartia acid , kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein,

vitamin A dan niacin serta mineral. Kadar olesinnya mencapai 3%.

Page 9: Minyak Atsiri Jahe

Asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam

folat), dan C, senyawa- senyawa flavonoid, polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan

arginine.

Senyawa utama dalam  tanaman jahe,yaitu gingerol.Gingerol merupakan golongan dari

fenol dari poliketida pada jalur asam asetat.

Table sifat fisika kimia minyak jahe dari berbagai jenis

NO Spesifikasi Jahe putih besar Jahe putih kecil Jahe merah

1 Air (%) 82,0 50,2 81,0

2 Minyak (dry basis, %) 1,18-1,168 3,3 2,58-2,72

3 B.D. 15/15 0,8907-0,9685 0,9070-0,9207 0,8998-0,9476

4 Indeks bias 200 C 1,4855-1,4939 1,4891-1,4895 1,4841-1,4899

5 Putaran optic Not visible +1.220 Not visible

6 Bilangan asam 1,3-11,5 3,2-3,79 3,6-9,22

7 Bilangan ester 21,4-57,0 10,2-14,5 31,2-62,5

8 Bilangan ester sesudah

asetilasi

95,2 5-165,4 143,2

9 Kelarutan dalam alkohol 1:1 clear,

 further clear

1:1 clear, further

clear

1:1 clear, further

clear

Dalam istilah perdagangan internasioal minyak atsiri jahe dikenal dengan nama ginger

oil. Adapun karakteristik minyak atsiri jahe menurut standart EOA adalah sebagai berikut:

a.       Warna : kuning

b.      Bobot jeniss 250 C : 0,871-0,882

c.       Indeks bias 200 C : 1,486-1,492

d.      Putaran optic : (-280 C) – (-450 C)

e.       Bilangan penyabunan : maksimum 20

Page 10: Minyak Atsiri Jahe

BAB III

METODE PRODUKSI

A.    Penyulingan

a.       Penyulingan dengan air

Bahan yang akan di suling berkontak langsung dengan air yang mendidih. Bahan ini

dapat mengapung atau  tenggelam, tergantung berat jenis bahan dan jumlah bahan yang akan di

sulig dan di masukkan kedalam ketel. Pemanasannya dapat dilakukan dengan menggunakan

pemanasan langsung, mantel uap, ataupun pipa uap dalam spiral terbuka atau berlubang.

Kecepatan penyulingan dapat di atur melalui intensitas apinya, juga harus sesuai dengan keadaan

alat dan bahan yang akan di suling. diusahakan ada penambahan air untuk menjaga agar bahan

tidak terlalu panas dan pengisian bahan tidak terlalu penuh.

b.      Penyulingan dengan air dan uap

Bahan olahan diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang. Ketel sulingnya di isi air

hingga tidak berada jauh di bawah sarigan. Pemanasan air dapat dilakukan dengan uap jenuh

yang basah dengan bertekanan rendah jika bahannya dalam jumlah yang banyak. Keuntungan

alat ini adalah uap selalu dalam keadaan panas, jenuh, dan tidak panas. Dengan demikian

penggunaan alat ini lebih unggul, dilihat dari penggunaan bahan bakar yang sedikit. Akan tetapi

proses penyulingan lebih lama. Dalam beberapa keadaan, tekanan  uap yang rendah akan

menghasilkan minyak atsiri  berkualitas baik.

c.       Penyulingan dengan uap

Penyuingan dengan uap ini prinsipnya sama dengan penyulingan air dan uap. Perbedaan

air tidak dimasukkan  dalam ketel penyulingan. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau  uap

yang kelewat panas pada tekanan di atas 1 atm. Uap dialirkan melalui pipa uap spiral berlubang

yang terletak dibagian bawah bahan. Kemudian uap bergerak keatas melalui bahan yang ada

disaringan. Penyulingan ini merupakan yang terbaik di bandingkan kedua jenis penyulingan tadi,

jika ditinjau dari segi biaya, kecepatan penyulingan, kapasitas minyak yang dihasilkan.

Page 11: Minyak Atsiri Jahe

Adapun alat-alat  penyulingan terdiri dari: Peralatan Penyulingan Alat-alat yang diperlukan dalam penyulingan tergantung pada banyaknya bahan dan metode

penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat yang merupakan peralatan dasar, yaitu : ketel

suling (retor), pendingin (kondensor), dan penampung hasil kondensasi (receiver), sedangkan

untuk penyulingan uap diperlukan bagian tambahan yaitu ketel uap.

1.Ketel Suling (retor), berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk mengadakan kontak

dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri.

2.Pendingin (kondensor), berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak menjadi

fase cair. Kondensor terdiri dari 4 tipe, yaitu : kondensor kisi, kondensor pipa lurus, kondensor

berpilin, kondensor tubular.

3.Penampung hasil kondensasi (receiver) yang berupa alat pemisah minyak (decanter) yang

berfungsi untuk memisahkan minyak dari air suling (condesed water), dimana air suling tersebut

akan terpisah secara otomatis dari minyak atsiri.

4. Ketel uap berfungsi sebagai sumber penghasil uap.

Kelemahan – kelemahan Metode Penyulingan

1.Penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak komponen

minyak karena proses hidrolisasi, polimerisasi, dan resinifikasi.

2.Komponen minyak yang bertitik didih tinggi, khususnya yang larut dalam air tidak dapat

diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak yang dihasilkan lebih rendah.

3.Komponen tertentu dapat terurai di dalam air suling dan tidak dapat diperoleh kembali.

B.     Ekstraksi

Alat ekstraksi atau ekstraktor menghasilkan bentuk minyak  atsiri dari bahan yang di

ekstraksi. Ada 2 cara mengekstraksi yaitu mengekstraksi dengan lemak dingin, dan ekstraksi

dengan  menguap. Untuk mengekstaksi  jahe menjadi oleoresin biasanya menggunakan cara

dengan pelarut menguap. Alat ekstaksi ini umunya tersusun atas tangki air, ketel uap, kondensor,

serta bangunan ekstraksi yang terdiri atas alat penyuling dan beberapa tabung.

Bahan pelarut dialirkan secara terus-menerus melalui suatu penampang kedalam tabung

berisi bahan. Teknik yang digunakan adalah teknik arus berlawanan sampai ekstraksi selesai.

Page 12: Minyak Atsiri Jahe

Cairan ekstrak disalurkan ke dalam tabung hampa udara dan dipanaskan pada suhu tertentu

untuk menguapkan pelarut dalam ekstrak. Uap pelarut yang timbul dialirkan dalam kondensor

untuk mencairkan kembali pelarutnya, sedangkan unsure- unsur yang tertinggal dalam tabung

merupakan unsur tumbuhan yang bersifat lilin padat yang biasa disebut concrete. Concrete ini

sebenarnya sudah meerupakan oleoresin, tetapi masih kasar sehingga masih perlu dilakukan

ekstraksi ulang dengan mencampurkan pelarut dalam concrete.

Ekstrak ini dipanaskan pada suhu tertentu antara 30-400 C untuk memperoleh oleoresin

absolute hasil pada ekstraksi kedua masih perlu diekstraksi lagi pada suhu 300 C dengan

menambahkan pelarut alcohol. Walaupun sudah dilakukan ekstraksi sebanyak 3 kali terhadap

bubuk jahe oleoresin masih belum juga murni. Oleoresin ini masih mengandung pelarut, yang

dapat merepotkan dalam menentukan kulitasnya.

Oleoresin jahe Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan

cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.

Page 13: Minyak Atsiri Jahe

BAB IV

KESIMPULAN

 Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal

dari asia pasifik yang tersebar dari india sampai cina.

Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (zingiberaceae), se-famili dangan temu-temuan

lainnya seperti temu lawak (cucuma xanthorrizha), temu hitam (curcuma aeruginosa), kunyit,

(curcuma domestica), kencur(kaempferia galanga), lengkuas (languas galanga), dan lain-lain.

Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (zingiberaceae), se-famili dangan temu-temuan

lainnya seperti temu lawak (cucuma xanthorrizha), temu hitam (curcuma aeruginosa), kunyit,

(curcuma domestica), kencur(kaempferia galanga), lengkuas (languas galanga), dan lain-lain.

Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen

dan zingiberol.

Zingiberin (C15H25) adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe. Senyawa ini

memiliki titik didih 340 C pada tekanan 44 mm, dengan berat jenis pada 200C adalah 0,8684.

Indeks biasnya 1,4956 dan putaran optic 730 38’ pada suhu 200 C. Selama penyimpanan

zingiberence akan mengalami resinifikasi. Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen

alcohol (C15H26O) yang menyebabkan aroma khas pada minyak jahe. Kandungan minyak yang

tidak menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit yang terdiri atas

gingerol dan zingiberen, shagaol,minyak atsiri dan resin.

Adapun cara untuk memproduksi minyak jahe ialah :

1.Penyulingan,terbagi tiga yaitu:Penyulingan dengan air, Penyulingan dengan uap dan air,

Penyulingan dengan uap

2. Ekstraksi

Ada 3 cara mengekstraksi yaitu mengekstraksi dengan lemak dingin, dan ekstraksi dengan 

menguap.

Page 14: Minyak Atsiri Jahe

DAFTAR PUSTAKA

1.      Tejasari, Fransiska-Rungkat Zakaria dan Dondin Sajuthi,2009,Ginger (Zingiber Officinale

Roscue ) Root BioactiveCompounds Increased Cytolitic Response of NaturalKiller (Nk) Cells

Against Leucemic Cell Line K-562 inVitro,Available

2.      Paimin, farry B. 2007. Budi daya, pengolahan, perdagangan jahe. Jakarta: penebar swadaya

3.      Budi santoso, Hieronymus. 1989. Jahe. Jakarta : kanisus.

4.      J.j. afriastinis, A. B. D. Modjo Indo. 1983. Bertanam jahe. Jakarta : penebar swadaya

5.      Anonym. 2001. Pengaruh waktu terhadap perolehan minyak atsiri pada penyulingan rimpang

jahe. Medan : PTKI.