Mineral Komoditas Energi - Kementerian PPN/Bappenas · ... Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur...

18
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik April 2017 Komoditas Logam dan Mineral Komoditas Pangan dan Pertanian Komoditas Energi

Transcript of Mineral Komoditas Energi - Kementerian PPN/Bappenas · ... Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur...

• Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik • April 2017

Komoditas Logam dan

Mineral

Komoditas Pangan dan Pertanian

Komoditas Energi

2

Komoditas Energi Minyak Mentah, Batu Bara dan Gas Alam

Komoditas Logam dan Mineral Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

Komoditas Pangan dan Pertanian Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kertas

DAFTAR ISI

3

PENGANTAR

• Membaiknya harga komoditas di awal tahun 2017 membawa harapan pada membaiknya kinerja ekspor Indonesia yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat serta mendorong roda perekonomian semakin berputar sehingga pertumbuhan ekonomi semakin membaik. Sepanjang tahun 2016 harga-harga komoditas andalan ekspor Indonesia ada kenaikan walaupun tidak tinggi tetapi menunjukkan pada arah perbaikan yang diharapkan berlanjut di tahun 2017.

• Pada 2016, komoditas mengalami reli di awal tahun karena munculnya tanda-tanda upaya menyeimbangkan pasar. Namun, reli terhenti pada paruh kedua setelah referendum Britania Raya menghasilkan keputusan British Exit (Brexit), sehingga meningkatkan kekhawatiran prospek pertumbuhan global. Namun demikian, permintaan komoditas global terbantu oleh peningkatan konsumsi Amerika Serikat dan China sebagai konsumen komoditas terbesar di dunia. Di sisi lain, kesepakatan OPEC untuk memangkas produksi minyak mentah menjadi salah satu katalis positif bagi harga komoditas. Pasalnya, minyak merupakan komoditas strategis yang berpengaruh pada setiap lini perdagangan. Sementara itu, kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS bakal meningkatkan kebijakan fiskal dan pembangunan infrastruktur, sehingga menaikkan proyeksi penyerapan komoditas logam. Tembaga misalnya, akan mengalami peningkatan 7% pada 2017 menjadi US$5.575 per ton bahkan ada peluang harga dapat mencapai US$6.000 per ton.

• Meskipun ada tren perbaikan, harga komoditas masih berpeluang mengalami penurunan ataupun flat seiring dengan berakhirnya era supercycle (era harga tinggi) yang akan mempengaruhi ekspor dan investasi Indonesia. Krisis ekonomi di kawasan Eropa beberapa tahun terakhir yang kondisinya masih belum pulih atau masih dalam posisi mild recovery dikhawatirkan belum mampu meningkatkan permintaan dunia, sehingga akan menyulitkan ekspor Indonesia tumbuh lebih cepat. Data persediaan minyak AS yang naik di tengah upaya OPEC dan negara produsen membatasi suplai menjadi sentimen negatif menurunnya harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang disinyalir akan turut berimbas negatif pada pergerakan harga komoditas lainnya.

4

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Maret 2017

Harga minyak mentah berhenti memanas seiring dengan meningkatnya pasokan dari Amerika Serikat. Faktor tersebut mengalahkan sentimen positif dari berkurangnya suplai OPEC dan meningkatnya konsumsi Paman Sam. Suasana optimistis sebetulnya membayangi pasar minyak mentah menjelang tutup tahun 2016, dimana OPEC sepakat memangkas produksinya sebesar 1,2 juta barel per hari (bph), yang didukung negara produsen lain seperti Oman dan Rusia yang setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph. Artinya, mulai tahun ayam api pasar minyak mentah akan kekurangan pasokan minyak hampir 1,8 juta bph. Namun demikian, sentimen positif dari pengurangan produksi berbenturan dengan sentimen negatif penambahan suplai, terutama dari AS.

Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2016 2017

Crude oil, average 29,8 31,0 37,3 40,8 45,9 47,7 44,1 44,9 45,0 49,3 45,3 52,6 53,6 54,4 50,9

Crude oil, Brent 30,8 33,2 39,1 42,3 47,1 48,5 45,1 46,1 46,2 49,7 46,4 54,1 54,9 55,5 52,0

Crude oil, Dubai 27,0 29,5 35,2 39,0 44,0 45,8 42,6 43,7 43,7 48,3 43,8 51,8 53,4 54,2 51,2

Crude oil, WTI 31,5 30,4 37,8 41,0 46,7 48,8 44,7 44,8 45,2 49,9 45,6 52,0 52,5 53,4 49,6

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Maret 2017

5

Lagi-lagi tingkat pasokan minyak mentah Amerika Serikat menjadi momok, di tengah upaya para negara produsen membatasi suplai. Suasana optimistis sebetulnya membayangi pasar minyak mentah menjelang tutup tahun 2016, dimana OPEC sepakat memangkas produksinya sebesar 1,2 juta barel per hari (bph), yang didukung negara produsen lain seperti Oman dan Rusia. Akhirnya pada 10 Desember, negara produsen non-OPEC setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph. Artinya, mulai tahun ayam api pasar minyak mentah akan kekurangan pasokan minyak hampir 1,8 juta bph. Namun demikian, sentimen positif dari pengurangan produksi berbenturan dengan sentimen negatif penambahan suplai, terutama dari AS. Alhasil harga minyak WTI hanya berkutat di area US$50-US$55 per barel sejak awal 2017.

Harga tertekan oleh data persediaan minyak mingguan AS yang naik dalam lima minggu berturut-turut. Bahkan, volume stok pada tiga minggu terakhir mencatatkan level tertinggi sepanjang sejarah. Data US Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (1/3) menyebutkan, persediaan minyak Paman Sam meningkat 1,5 juta barel menjadi 520,2 juta barel. Ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah sejak EIA melakukan pencatatan pada Agustus 1982. Dalam waktu yang sama, tingkat produksi naik 31.000 barel menuju 9,03 juta bph, yang menjadi level tertinggi sejak Maret 2016. Sebelumnya pada Desember 2016, AS konsisten menahan produksi di level 8,7 juta bph.

EIA memperkirakan produksi minyak AS pada 2017 mencapai 9 juta bph, naik dari tahun lalu sebesar 8,9 juta bph. Sementara pada tahun depan, produksi kembali meningkat menuju 9,5 juta bph. Saat ini pasar semakin tidak sabar untuk melakukan aksi jual. Pemotongan produksi di satu pihak tidak akan berhasil, bila ada pihak lain yang tidak melakukan. AS memacu suplai minyak karena harga stabil di atas US$50 per barel. Namun, sentimen ini beradu dengan OPEC dan negara lain yang sudah memangkas produksi (bisnis.com, 9/2/2017).

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Maret 2017

6

Perkembangan Harga Batu bara dan Gas Alam ($/mt) Maret 2017

Harga batubara masih mampu bertengger di atas level US$ 80 per ton. Tapi fundamental komoditas ini bisa tertekan, lantaran sentimen yang melingkupi komoditas ini cenderung negatif.

Harga gas alam berhasil menguat yang didukung oleh tergerusnya pasokan gas alam mingguan AS dan melemahnya nilai tukar USD.

Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2016 2017

Coal, Australian ($/mt) 49,8 50,7 52,2 50,8 51,2 53,4 63,1 67,4 72,9 93,2 100,0 86,6 84,1 80,6 80,6

Natural gas, US ($/mmbtu) (RHS) 2,3 2,0 1,7 1,9 1,9 2,6 2,8 2,8 3,0 2,9 2,5 3,6 3,3 2,8 2,9

80,6

2,9

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

0,0

50,0

100,0

150,0

Perkembangan Harga Batu Bara Dan Gas Alam ($/mt) Maret 2017

7

Batu Bara

Harga batubara masih mampu bertengger di atas level US$ 80 per ton. Tapi fundamental komoditas ini bisa tertekan, lantaran sentimen yang melingkupi komoditas ini cenderung negatif antara lain. Harga batubara tengah terseret penurunan harga minyak mentah. Selain itu, produksi batubara India selama Februari lalu naik naik 6,5% menjadi 54,3 juta ton dibanding Februari 2016. India yang berencana menggenjot produksi bisa memberi tekanan lanjutan bagi harga batubara.

Dari Amerika Serikat (AS), The Association of American Railroads melaporkan jumlah kontainer pengangkut batubara pada bulan Februari 2017 naik 19,2% dibanding bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan tertinggi sejak 1998. Artinya terjadi kenaikan pengiriman batubara yang siap membanjiri pasar global (kontan.co.id, 07 Maret 2017).

China, sebagai produsen batu bara terbesar dunia, tidak berencana untuk kembali mengajukan berlanjutnya pembatasan produksi atas bahan bakar tersebut tahun ini selama harga bertahan di kisaran yang dapat diterima oleh para regulator. Sebagian besar penambang akan dibebaskan dari langkah pembatasan, yang telah menyebabkan harga melonjak tahun lalu, berdasarkan panduan yang diterbitkan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC). Tambang dengan kapasitas yang lebih tinggi maupun yang beroperasi di sejumlah provinsi dan tidak dapat memenuhi permintaan, tidak akan diwajibkan untuk menurunkan produksi. Kaitan suplai dan permintaan pada pasar batu bara telah menunjukkan perbaikan. Tidak perlu lagi untuk menerapkan langkah pengendalian produksi batu bara berskala besar pada 2017 (bisnis.com, 08/03/17).

8

Gas Alam

• Harga gas alam melambung tinggi setelah suhu di Timur Laut AS yang kembali dingin meningkatkan harapan akan tingginya permintaan beberapa waktu ke depan. Diduga stok gas alam mingguan AS bisa turun 148 miliar kaki kubik pekan lalu. Penurunan ini cukup signifikan jika dibanding dengan penurunan di periode yang sama tahun lalu yakni hanya 21 miliar kaki kubik. Sentimen positif lainnya menurut Bank of America, meski stok gas alam berpotensi naik jelang masuk musim semi dan berakhirnya musim dingin, namun permintaan gas alam terutama dari sektor industri dan ekspor ke Meksiko akan membantu menutupi sentimen negatif dari akhir musim dingin tersebut. Analisis Bank of America, permintaan untuk sektor industri dan ekspor akan bertambah sekitar 3 miliar kaki kubik per hari sepanjang tahun 2017 ini. Atau jauh di atas pertambahan tahun 2016 lalu yang sekitar 2 miliar kaki kubik per hari. Sementara diperkirakan produksi tidak akan bertambah hingga memasuki semester dua 2017 nanti (kontan.co.id, Maret 21/ 2017).

• Dari dalam negeri, wakil menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, berdasarkan hitungan antara kebutuhan dan neraca gas saat ini, Indonesia akan mengimpor gas pada 2019. Impor gas itu dilakukan sebagai substitusi bahan bakar minyak (BBM). Pertumbuhan kebutuhan BBM untuk transportasi diperkirakan linear dengan pertumbuhan kendaraan bermotor sekitar 13 persen, atau lebih dari dua kali lipat pertumbuhan ekonomi. Fokus pemerintah untuk konversi BBM ke BBG menjadi prioritas.

• Sementara itu, Kepala Bagian Program dan Pelaporan SKK Migas Taslim Z Yunus mengatakan, Indonesia sudah menjadi net importer minyak sejak 2004 dan akan menjadi net importer gas pada 2024. Bahkam, dengan tingkat konsumsi dan produksi saat ini, Indonesia akan menjadi net importir energi pada 2026. Merujuk data BP Statistical Review of World Energy pada 2015, saat ini Indonesia memiliki cadangan gas 100 triliun kaki kubik (TCF), atau setara 1,5 persen cadangan gas dunia. Dari data Kementerian BUMN, sebenarnya cadangan gas Indonesia masih cukup untuk 37,8 tahun mendatang. Kalau produksi gas sesuai rencana, Indonesia baru akan mengimpor gas pada 2030 (kontan.co.id, Senin, 13 Maret 2017).

9

Komoditas Pangan dan Pertanian

Minyak Kelapa Sawit (CPO)

Bubur Kertas

Kakao

Kedelai

Karet

Udang Kopi

10

Perkembangan Harga Komoditas Pangan dan Pertanian: Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu

Harga komoditas pangan dan pertanian bulan Maret terpantau mengalami pergerakan variatif. Harga kakao bergerak pada tren positif setelah mengalami pelemahan sejak Juni 2016. Namun harga karet dan minyak kelapa sawit (CPO) mengalami pelemahan. Sementara harga kopi, udang dan bubur kertas terpantau bergerak mendatar setelah kopi sempat naik di bulan Januari 2017.

Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2016 2017

Cocoa ($/kg) 2,95 2,92 3,07 3,08 3,10 3,13 3,05 3,04 2,89 2,71 2,50 2,30 2,20 2,03 2,06

Coffee, robusta ($/kg) 1,65 1,63 1,67 1,77 1,85 1,89 2,00 2,02 2,13 2,28 2,29 2,25 2,39 2,35 2,35

Rubber, SGP/MYS ($/kg) 1,22 1,26 1,45 1,72 1,67 1,58 1,59 1,55 1,57 1,66 1,87 2,23 2,56 2,71 2,35

Shirmps, Mexican ($/kg) 10,44 11,02 11,02 11,02 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 12,79 12,35 12,35 12,13 12,13 12,13

Palm oil ($/mt) (RHS) 566 640 686 722 706 683 652 736 756 716 751 788 809 779 736

Soybean ($/mt) (RHS) 367 369 375 393 422 457 432 414 405 404 412 421 425 428 405

Woodpulp ($/mt) (RHS) 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

Perkembangan Harga Kokoa, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu Maret 2017

11

Komoditas Kakao & Kopi

Harga kakao yang berada di level rendah diprediksi memicu permintaan terhadap biji cokelat, menyusul pergeseran kondisi pasar yang mengalami

surplus pasokan. Sepanjang tahun berjalan, harga telah terkoreksi 10,22%, dan sepanjang 2016, harga komoditas tersebut telah merosot 33,26%.

International Cocoa Organization (ICCO) dalam laporan yang dipublikasikan pada Selasa (28/2) menyebutkan, volume produksi kakao global akan

melebihi permintaan atau surplus sebesar 264.000 ton pada musim 2016–2017. Ini menjadi surplus terbesar dalam 6 tahun terakhir. Sebelumnya pada

musim 2015–2016, pasar kakao global mengalami defisit hingga 196.000 ton. Secara keseluruhan, total produksi pada musim ini meningkat hampir 15%

(y-o-y) menjadi 4,55 juta ton, dari musim sebelumnya 3,96 juta ton. Sementara itu, volume pengolahan (grinding) – yang menjadi ukuran tingkat

permintaan – hanya tumbuh 2,9% (y-o-y) menuju 4,24 juta ton, dari sebelumnya 4,12 juta ton. Penambahan suplai terutama disumbang oleh Pantai

Gading sebagai produsen terbesar di dunia yang pada musim 2016–2017 diperkirakan melonjak 20% (y-o-y) menjadi 1,9 juta ton, produksi Ghana

(850.000) ton, Indonesia (330.000) ton, dan Ekuador (270.000) ton, dari Nigeria meningkat 15% yoy menjadi 230.000 ton dan Kamerun (250.000) ton.

Dari sisi harga, kakao mengalami tren merosot sejak kuartal III/2016. Rerata harga saat itu terkoreksi menjadi US$2,99 per kg dari triwulan sebelumnya

senilai US$3,1 per kg (bisnic.com, 03/03/17).

Indonesia semakin mendominasi pasar kopi ritel (kopi dalam kemasan) dunia dengan pertumbuhan penjualan rata-rata 19,6% per tahun selama

setengah dekade terakhir. Adapun, posisi kedua dan ketiga masing-masing diikuti India (15,1%) dan Vietnam (14,9%). Data yang dilansir oleh Mintel

juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan pasar kopi ritel global pada 2016 mencapai 2,7%, naik dari capaian 2,5% setahun sebelumnya. Sementara

itu, Asia masih mendominasi pertumbuhan terpesat dari pasar kopi dunia. Pasar kopi di Asia begitu bergairah karena tingginya inovasi dalam berbagai

produk olahan. Sepanjang 2011—2016, jumlah produk kopi baru yang diluncurkan di Asia tumbuh 95%. Dari segi variasi produk, Asia Pasifik

mendominasi pangsa pasar kopi siap minum. Pada 2016, 29% dari total produk kopi yang diluncurkan di kawasan tersebut didominasi oleh produk kopi

dingin siap minum. Sementara itu, di Eropa kontribusinya hanya 10%. Selain kopi siap minum, produk kopi campur (coffee mix) mendominasi 16% total

produk kopi yang beredar di Asia pada 2016. Angka tersebut naik dari catatan 12% pada 2014. Adapun, produk kopi instan mendominasi 42% dari total

produk kopi di Asia Pasifik (bisnic.com, 06/03/17).

12

Minyak Kelapa Sawit & Karet

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mengalami pelemahan seiring dengan proyeksi pemulihan suplai di negara produsen. Bahkan penurunan harga diperkirakan semakin dalam pada paruh kedua 2017. Alan Lim, analis MIDF Amanah Investment Bank Bhd., secara tahunan, volume produksi Februari 2017 meningkat 20,7%. Sementara itu, volume ekspor kedua negara produsen utama, yakni Indonesia dan Malaysia, melemah. Ekspor ke China turun 38% (m-o-m) menjadi 103.169 ton akibat cuaca dingin selama Februari. Penggunaan minyak sawit saat cuaca dingin memang cenderung lebih rendah karena pembekuan. Ekspor ke India juga merosot 4% (m-o-m) menuju 133.488 ton. Penurunan mungkin disebabkan oleh naiknya konsumsi minyak nabati yang diproduksi di dalam negeri. Sementara stok CPO pada Maret 2017 naik 11% (m-o-m) menjadi 1,62 juta ton. Dua asumsi utama yang mendasarinya ialah kenaikan produksi 13% (m-o-m) dan menurunnya ekspor 3% (m-o-m). Secara umum ada tiga faktor yang mendukung harga CPO menurut Morgan yaitu menguatnya harga minyak mentah, realisasi program biodiesel di Indonesia, dan pelemahan mata uang ringgit terhadap dolar AS (bisnis. com, 14/03/17).

Harga komoditas karet cenderung melemah pada kuartal I/2017 seiring melambatnya permintaan, meski volume pasokan masih terhambat. Harga karet sebenarnya ditopang sentimen positif dari berkurangnya produksi Thailand pada Februari-Mei 2017 akibat hambatan cuaca. Cuaca hujan yang berujung kepada bencana banjir menekan pasokan karet Thailand hingga 300.000 ton atau 7% dari total produksi nasional. Selepas musim hujan, cuaca dingin kering melanda sampai Mei 2017. Saat itu, pohon karet merontokkan daunya dan berhenti memproduksi lateks, sehingga aktivitas penyadapaan kembali berkurang. Namun demikian, stok karet di pasar global masih melimpah karena kebutuhan industri di Jepang dan China pada kuartal I/2017 cenderung stagnan. Alhasil tingkat persediaan berpotensi surplus (bisnis.com, 23 Maret 2017).

13

Komoditas Udang, Kedelai & Bubur Kertas

Industri pengolahan perikanan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP51) mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempercepat registrasi dan sertifikasi kapal-kapal nelayan khususnya skala nelayan kecil dan tambak udang di seluruh Indonesia seiring dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang akan menerapkan program pengawasan impor seafood atau System Import Monitoring Program (SIMP) mulai 1 Januari 2018, yang isinya melarang impor produk seafood dari hasil penangkapan ikan secara ilegal, tidak memenuhi aspek keamanan pangan global dan melanggar prinsip keberlanjutan. AS masih menjadi negara tujuan ekspor perikanan terbesar Indonesia yang mencapai sekitar 40%. Pada tahun 2016, total nilai ekspor perikanan mencapai sekitar US$ 4,1 miliar, sekitar US$ 1,6 miliar berasal dari ekspor ke AS (kontan.co.id, 10/032017 ). China merupakan importir kedelai terbesar dunia saat ini hingga rata-rata 80 juta ton kedelai tiap tahunnya, atau jauh di atas impor kedelai Indonesia yang mencapai sekitar 2,3 juta ton untuk kebutuhan tahu dan tempe dan 3 juta ton untuk pakan ternak. China tengah menggenjot pembelian kedelai untuk mengisi stok di dalam negeri sebelum harga kedelai yang akan terus naik. Sebab diperkirakan terjadi penurunan panen kedelai mulai April 2017 akibat cuaca buruk di Argentina. Sejauh ini harga kedelai dalam negeri masih stabil di kisaran Rp 6.500 per kilogram (kg) di gudang importir. Untuk pembelian kedelai kebutuhan tahu dan tempe, selama ini didatangkan dari Amerika Serikat (AS). Namun untuk pembelian bungkil kedelai untuk keperluan pakan ternak diperoleh dari Amerika Latin, salah satunya Argentina. Berdasarkan survei Kemdag harga kedelai impor selama bulan Maret 2017 berada di kisaran Rp 10.660 - Rp 10.710 per kg. Tidak jauh berbeda dengan harga kedelai lokal Rp 10.500-Rp 10.900 per kg. (kontan co.id, 06/02/17). Perusahaan industri kertas terancam menghentikan ekspor ke Australia dan Amerika Serikat akibat tingginya tarif masuk yang diberlakukan negara tersebut, Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) yang diterapkan Australian Anti-Dumping Commission (AADC) berkisar 2,4%—72,8%. Data Kemendag mencatat kontribusi ekspor kertas Indonesia menurun hingga Oktober 2016. Nilai ekspor kertas periode Januari—Oktober 2016 sebesar US$2.844 juta turun 5% dari periode sebelumnya US$3.004 juta. Adapun kontribusi terhadap ekspor pada periode tersebut tetap dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 2%. Kemendag mencatat terjadi tren penurunan ekspor kertas Indonesia dalam rentang 2011— 2015. Rata-rata penurunan setiap tahun 3%. Industri kertas telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada 2016, industri pulp dan kertas menyumbang US$3,79 miliar kepada negara. Industri kertas juga menyerap lebih dari 260 ribu tenaga kerja Indonesia (Bisnis Indonesia, 09/01/17 & BBPK, 5/04/17).

14

Komoditas Logam dan Mineral: Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

Tembaga Timah

Seng Nikel Bijih Besi

15

Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

Penurunan tajam harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) disinyalir akan turut berimbas negatif pada pergerakan harga komoditas lainnya. Walau memang pada dasarnya pengaruh terbesar pergerakan datang dari sisi fundamental masing-masing komoditas. Dari pantauan harga komoditas logam dan mineral dibulan Maret hanya timah yang mengalami kenaikan, komoditas tembaga, nikel, seng dan bijih besi bergerak pada tren yang melemah.

Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2016 2017

Copper ($/mt) 4471,8 4598,6 4953,8 4872,7 4694,5 4632,5 4864,9 4751,7 4722,2 4725,8 5450,9 5660,4 5754,6 5940,9 5824,6

Nickel ($/mt) 8507,3 8298,5 8717,3 8878,9 8660,4 8905,9 10262,9 10365,9 10175,8 10250,9 11128,9 10972,3 9971,5 10643,3 10204,7

Tin ($/mt) 13808,1 15610,1 16897,6 17032,7 16707,0 16961,5 17826,2 18405,4 19499,5 20060,5 21126,1 21204,4 20691,8 19446,5 19875,2

Zinc ($/mt) 1520,4 1709,9 1801,7 1855,4 1869,0 2022,6 2183,3 2277,3 2288,3 2304,4 2566,2 2664,8 2714,8 2845,6 2776,9

Iron ore, cfr spot ($/dmtu) (RHS) 42 47 56 61 55 52 57 61 58 59 73 80 80 89 88

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0,0

5000,0

10000,0

15000,0

20000,0

25000,0

16

Komoditas Tembaga & Seng

• Harga tembaga diperkirakan sulit terdorong untuk menembus level US6.000 per ton seiring dengan proyeksi bertumbuhnya suplai dari

tambang terbesar di dunia. Negosiasi BHP Billiton, sebagai pemilik mayoritas tambang Escondida di Cile, dengan serikat pekerja mulai

mendapatkan titik temu. Artinya, tambang tembaga terbesar di dunia itu dapat kembali beroperasi. Ini akan memengaruhi proyeksi

pasar terhadap suplai, sehingga memberikan tekanan terhadap harga. Escondida, menghasilkan sekitar 1 juta ton tembaga pada 2016.

Jumlah tersebut berkontribusi 5% terhadap total pasokan tembaga global. Selain dari Escondida, pasar juga memantau proyeksi

tambahan suplai dari tambang Grasberg di Papua, Indonesia. PT Freeport Indonesia kembali melakukan produksi setelah suspensi sejak

10 Februari 2017. Kendati demikian, PTFI yang sudah mendapat jatah volume ekspor sebanyak 1,11 juta wet metric ton (WMT)

konsentrat tembaga tidak bisa mengeskpor. Pasalnya, perusahaan belum mengubah status perizinan dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin

Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Selain permasalahan suplai, harga tembaga tertekan oleh prospek belum membaiknya sisi

permintaan, terutama dari China. Impor tembaga dari konsumen terbesar di dunia itu merosot pada Februari 2017 sebesar 29% (yoy)

(bisnis.com, 27/03/2017).

Setelah memimpin kenaikan harga logam pada tahun lalu, komoditas seng diperkirakan masih mengalami peningkatan pada tahun ayam

api seiring dengan meningkatnya defisit pasokan. Pada penutupan perdagangan Selasa (21/3), harga seng di bursa London Metal

Exchange (LME) turun 35 poin atau 1,22% menuju US$2.829 per ton. Tahun lalu, bahan pelapis anti karat ini melonjak 57,84%, tertinggi

di antara logam industri lainnya. Dalam risetnya, tim analis JP Morgan menyatakan, dalam jangka pendek harga seng masih dibayangi

tren bullish akibat informasi mengenai penutupan smelter di China, sebagai produsen sekaligus konsumen terbesar di dunia. Sementara

di Korea Selatan, sebagai pengolah seng terbesar kedua di dunia, tingkat produksi dikurangi akibat pengetatan pasokan bijih konsentrat

(bisnis.com, Rabu (22/3/2017).

17

Komoditas Logam Nikel, Timah dan Bijih Besi

Harga nikel mengalami pelemahan seiring dengan proyeksi bertumbuhnya ekspor dari Indonesia. Tai Wong, Direktur Perdagangan Komoditas

BMO Capital Markets di New York, menyampaikan harga nikel merosot akibat proyeksi pertambahan ekspor bijih dari Indonesia yang kembali

dibuka sejak ditutup pada 2014 lalu. Jumlah ekspor diperkirakan mencapai 5,2 juta ton per tahun dengan menghitung kapasitas smelter yang

ada. Menurut proyeksi Bloomberg Intelligence, volume tersebut dapat diterjemahkan ke kapasitas maksimum nikel sebesar 88.000 ton, atau

sekitar 4,4% dari produksi tambang global sebanyak 2 juta ton pada 2016. Indonesia pernah menjadi pemasok bijih nikel terbesar ke China,

sebelum larangan ekspor pada 2014. Sejak adanya larangan, Filipina mengambil peran sebagai eksportir utama (bisnis.com, 09/03/17).

Harga timah tertekan oleh kekhawatiran membengkaknya produksi. Hal ini menyusul produsen timah dalam negeri, PT Timah Tbk yang

berencana untuk meningkatkan produksi menjadi 30.000 ton tahun 2017 dibanding 24.000 ton di tahun 2016. Ditambah lagi, angka ekspor

timah Indonesia juga mencatat peningkatan 180% menjadi 6.964 ton dibanding periode sama tahun lalu. Memasuki bulan Maret, stok timah di

LME naik menjadi 5.415 ton dibanding November 2016 yang masih di angka 3.000 ton. Ditambah lagi China akan mencabut tarif ekspor sebesar

10%. Ini dapat mengakibatkan membanjirnya timah murni dari China (kontan.co.id. 10/03/17).

Harga bijih besi diperkirakan melunak dalam jangka panjang seiring dengan penambahan pasokan di pasar dan melambatnya permintaan. Tahun lalu, bijih besi merupakan salah satu komoditas terpanas dengan lonjakan harga sebesar 84,18% (yoy) menjadi 652 yuan (US$93,95) per ton. Bank Dunia menyampaikan, melonjaknya harga bijih besi pada 2016 disebabkan tiga faktor utama, yakni kuatnya permintaan baja di China, pengetatan produksi, dan rendahnya persediaan. Namun, harga sedikit melunak pada awal 2017 karena meningkatnya persediaan China dan pelemahan permintaan secara musiman. Di sisi lain, produsen utama bijih besi seperti Australia dan Brasil sudah meningkatkan produksi sejak November 2016. Proyeksi bertumbuhnya produksi yang tidak seiring dengan penyerapan China membuat harga sempat tertekan (bisnis.com, 22/2/17).

• Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik • April 2017