Mimbar Jum’at · 2021. 2. 15. · 2021) sudah didepan mata. Tak teras juga bulan Rajab akan tiba...

Mimbar Jum’atMimbar Jum’at

Hindari Perbuatan Yang Merusak Amal

Edisi 1099Tahun XXII/2021 30 Jumadil Akhir 1442 H / 12 Februari 2021 M

Diterbitkan oleh : Bidang Penyelenggara Peribadatan

Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI)081586767837 / 081314124444

Mohon tidak dibaca ketika Khutbah berlangsung

1. Pengantar Redaksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12. Khutbah Jum’at . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23. Hikmah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 124. Goresan Imam Besar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 145. Dialog Zhuhur Pilihan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 166. Pelayanan Masjid Istiqlal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 197. Jadwal Narasumber Kajian Dialog Zhuhur . . . . . . . . . . 208. Pelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat . . . . . . . . . . . . . . . 209. Daftar Shalat Ghaib . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2110. Jadwal Waktu Shalat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2211. UPZ BAZNAS Masjid Istiqlal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2312. Pelaksana Penerbitan Mimbar Jum’at . . . . . . . . . . . . . . 2313. Pengurus Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) . . . 2414. Profil Tokoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2515. Jadwal Kajian di Masjid Istiqlal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26

Daftar Isi halaman

Waktu Adzan : 12.09 WIBKhatib : Dr. H. Asrorunni’am Soleh, MAImam I : H. Martomo Malaing, SQ, MA Imam II : Drs. H. Hasanuddin Sinaga, MAMuadzin I : Ilham Mahmuddin, S.PdMuadzin II : H. Saiful Anwar, S.Pd.IQori : H. Saiful Anwar, S.Pd.I (Maqro : QS. Al Baqarah ayat : 101 – 102)

Agenda Shalat Jum’at Masjid IstiqlalTanggal : 30 Jumadil Akhir 1442 H / 12 Februari 2021 M

SIARAN LANGSUNG MELALUI CHANNEL YOUTUBE MASJID ISTIQLAL TV

(Shalat Jum’at dilaksanakan internal pegawai dengan tetap menjaga protokol kesehatan)

30 Jumadil Akhir 1442 H / 12 Februari 2021 M 1

Bismillahirrahmanirrahim, Al-hamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Was Shalatu Was Salamu ‘Ala Sayyidina Muhammadin Wa ‘Ala Alihi

Wa Shahbihi Ajma’in. Pembaca Mimbat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT, kita telah

sampai pada edisi 1099, dan Milad Istiqlal ke-43 (22 Februari: 1978- 2021) sudah didepan mata. Tak teras juga bulan Rajab akan tiba maka Ramadhan pun semakin dekat.

Bapak Dr. K.H. Asrorunni’am Soleh, MA., selaku khatib Jum’at akan menguraikan tentang peran generasi milenial dalam membentengi Islam. Dan dapat menyimak uraian lengkapnya pada hari pelaksanaan Khutbah, mohon maaf bila kali ini naskah beliau belum dapat dimuat.

Kolom Hikmah oleh Ustadz H. Djamalullail Sahroni Hanafi mengajak pembaca menyelami bulan Rajab dimana peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW terjadi dan dikenal dengan bulan Ahsab, yakni bulan penuh dengan kucuran rahmat, semoga kita dapat meraihnya melalui puasa dan lainnya.

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Bapak Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA melanjutkan bahasan Misteri Titik di Bawah Ba, yang dimuat kali ini adalah bagian ke-2. Mengurai bahasannya tentang sumpah Allah dalam Al-Quran dengan huruf Nun dan Al-Qalam (pena), yang diawali dengan Zun Nun adalah Nabi Yunus sebagai pemilik Nun yaitu ikan yang menyelamatkannya, dan dilanjutkan lebih dalam membahas tentang tinta, pena, dan lembara yang dikaitkan pencatatan segala hal dari ajal sampai perbuatan.

Dalam profil Tokoh, Mimbar Jum’at mengajak pembaca mengenal dan mengenang sosok Al-Maghfurlah Prof. Dr. KH. Ali Musthafa Ya’qub, MA yang pernah menjabat Imam Besar Masjid Istiqlal dan dikenal sebagai ahli hadits.

Selamat menikmati sajian Mimbat Jum’at dengan berbagai perubahan, kami berusaha memanjakan pembaca semoga tercapai maslahat yang manfaat. r (Mé)

PENGANTAR REDAKSI

Mimbar Jumat No.1099/XXII/212

KHUTBAH JUM’AT

Hindari Perbuatan Yang Merusak Amal

Oleh : Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA

(Intisari Khutbah Jum’at, 16 Februari 2018 M / 30 Jumadil Awal 1439 H)

Khutbah Pertama

Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kita semua. Shalawat serta salam mari kita sampaikan kepada junjungan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya serta kaum muslimin dan muslimat hingga akhir zaman.

ال ى وفذق عباده المؤمني لداء الع الذ الحمد للهالحات. اشهد ان ل اله الذ وحده ل شيك له لله ا الصذ

دا د ن محمذ يه رجات. واشهد انه س شهادة ارجو با رفيع الدذ عل عبده ورسوله صاحب المعجزات. اللهمذ صله وسله

د ن يه ابه اول الفضائل والكرامات س د وعل اله واص .محمذذقوا الله بمتثال ك الله. ات ا المسلمون رح ا بعد , فيا ايه امذذقوا الله حقذ تقاته ول يذات. وات المأمورات واجتناب المن

ذقوا يوما ترجعون فيه ال الله ثذ ت موتنذ الذ وانت مسلمون. وات توفذ كه نفس ما كسبت وه ل يظلمون


Dalam suasana penuh khusyu’, tadlarru’ dan kesadaran penuh, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Mari kita tingkatkan amal ibadah, serta senantiasa menjaga amal ibadah yang telah kita laksanakan agar tidak sirna tak bermakna akibat berbagai perbuatan yang dapat merusaknya.

Khutbah Jum’at pada hari ini akan membahas seputar perbuatan yang merusak amal ibadah dan upaya untuk mencegahnya.

Di satu sisi, amal kebajikan yang kita laksanakan dapat menghilangkan keburukan masa lalu, karena Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

Apabila kita pernah melakukan tindak kesalahan, dosa dan kekhilafan, marilah segera kita menambalnya dan memperbaiki kekurangan kita tadi dengan segera meminta maaf dan segera melakukan perbuatan baik. Karena sesuai ayat di atas, perbuatan baik kita akan menghapus dosa perbuatan buruk yang pernah kita lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadisnya menguatkan hal ini sebagaimana sabdanya :

Artinya: “Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang

(pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)” (QS. Hud/11 : 114).


Sebaliknya, amalan kebajikan yang telah kita lakukan bisa sia-sia, kering tanpa makna, ibarat raga tanpa jiwa, tak berharga di mata Ilahi, akibat perbuatan buruk yang kita lakukan. Ibarat api yang melahap kayu bakar, bersih tanpa sisa. Ibarat berdagang, kita mengalami kerugian luar biasa. Modal yang kita kumpulkan, bisa sirna seketika.

Dalam suatu kesempatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melontarkan pertanyaan kepada para sahabatnya dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah radhiallahu anhu :

Para sahabat pun menjawab :

Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda :

ركعتي ، أ ويصل ما من مسل يذنب ذنبا ، فيتوضل غفر ل

)روإه أ حمد( .إ

Artinya: “Tidak ada seorang muslim pun yang tidak diampuni, jika ia berbuat dosa, lantas ia segera berwudhu dan shalat dua rakaat”

سن من المفل أتدرو

Artinya: “Tahukan kalian siapa orang yang muflis (bangkrut) itu?”

المفلس فينا من ل ل ما Artinya: “Orang bangkrut di dalam perspektif kami adalah orang yang tidak punya uang dan harta”


Hadis di atas mengandung beberapa pelajaran. Pertama, hadis ini menjelaskan sisi kemanusiaan para sahabat, sebagaimana juga kita rasakan. Di mata sahabat, muflis atau bangkrut itu adalah setiap orang yang tidak lagi memiliki uang dan kekayaan. Ukuran kebangkrutan seringkali dinilai pada aspek material dan bendawi. Ini sekaligus mengkonfirmasi, bahwa pada hakekatnya kita sebagai manusia adalah cinta dunia. Karenanya, term bangkrut adalah kerugian dan kehilangan materi.

Kedua, penjelasan perspektif keagamaan dari Rasul.

ن ت يأت يوم إلقيامة بصلاة وصيام وزكة إ إلمفلس من أم

ت هذإ وقذف هذإ وأك مال هذإ وسفك دم ويأت قد ش ناته وهذإ من ب هذإ فيعطى هذإ من حس هذإ وض

ن فنيت ناته فا ناته قبل أن يقض ما عليه أخذ من حس حس

خطايه فطرحت عليه ث طرح ف إلنار )روإه مسلم( Artinya: “Orang yang muflis (bangkrut) dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan shalat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensifati seorang yang muflis atau bangkrut itu adalah orang banyak shalat, zakat, puasa dan berbagai tindak ketaatan. Namun, pada saat yang sama ia melakukan tindakan aniaya, sering mencela dan mencaci orang lain, menggunjing, menyebar berita hoax, memproduksi meme provokatif yang menyebar kebencian, memakan harta orang lain secara tidak legal.

Shalat, zakat, puasa, haji, dan segala jenis ketaatan kepada Allah (hablum minallah) yang kita lakukan harus berbanding lurus dengan kebaikan antar sesama.

Secara umum, dalam hadis di atas digambarkan ada dua jenis tindakan yang dapat merontokkan pahala ibadah kita, yaitu tindakan yang merusak pada fisik seseorang dan tindakan yang merusak non-fisik, yaitu kehormatan dan reputasi.

Kategori pertama adalah mencuri dan melakukan tindak kekerasan. Memakan harta tanpa hak, seperti mencuri, korupsi, memukul, menganiaya, mempersekusi, dan segala tindak kekerasan kepada orang lain tanpa hak.

Kategori kedua adalah menggunjing, mencaci, dan menuduh. Tindakan menggunjing orang lain, baik dengan lisan, tulisan maupun dengan meme yang kita sebarkan melalui media sosial menjadi salah satu penyebab hapusya ibadah kita. İa menjadi faktor pembangkrut kita di akherat kelak. Demikian juga tindakan caci maki, menuduh orang tanpa bukti, menyebarkan aib seseorang, melakukan ghibah, fitnah, dan namimah.

Seluruh perbuatan tersebut perlu kita hindari agar tidak menghapus seluruh ibadah mahdlah yang telah kita laksanakan selama ini.


Di era digital dewasa ini, tindakan yang bisa menghapus pahala ibadah bisa bertransformasi melalui berbagai sarana yang beragam, termasuk media sosial. Akibat keawaman kita, tidak jarang media sosial menjadi sarana untuk penyebaran informasi yang tidak benar, hoax¸ fitnah, ghibah, namimah, gosip, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian, permusuhan, kesimpangsiuran, informasi palsu, dan hal terlarang lainnya yang menjadi penyebab kebangkrutan akherat kita, penyebab disharmoni sosial, bahkan konflik sosial.

Untuk itu, kita mesti berhati-hati dalam menyikapi seluruh informasi yang kita terima melalui media sosial, berhati-hati dalam menyebarkan informasi, serta berhati-hati dalam memproduksi konten di media sosial. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkategorikan sebagai pembohong bagi setiap orang yang menyampaikan setiap hal yang didengarnya, sebagaimana sabdanya:

Setiap informasi yang kita terima tidak boleh langsung disebarkan sebelum ada langkah tabayun atau klarifikasi. Upaya tabayyun harus dilakukan secara tertutup kepada pihak yang terkait, tidak dilakukan secara terbuka di ranah

يي صل الله عليهي و سل الله عنه عني النبي عن أبي هريرة رضيع ث بيكيي ما سي ، أن يديي با لمرءي كذي ()رواه مسل قال : كفى بي

Artinya : Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “Cukuplah seseorang (dianggap) berdusta jika ia menceritakan semua yang ia dengar” (HR. Muslim).


publik yang bisa menyebarkan informasi yang belum pasti kebenarannya. Informasi yang telah terklarifikasi benar pun tidak serta merta boleh disebarkan sebelum jelas manfaatnya. “al-Syatmu” atau gunjingan yang membangkrutkan kita di akherat kelak, - sebagaimana dalam hadis, bisa bermula dari kealpaan kita, menggunakan media sosial secara salah.

Untuk itu, mari kita jaga pahala amal ibadah kita dengan bijak bermedia sosial. Tahan diri dari penyebaran informasi yang berisi hoax, ghibah, fitnah, namimah, aib, ujaran kebencian, dan hal-hal lain sejenis yang tidak layak sebar kepada khalayak, meski itu menguntungkan kita secara subyektif. Jangan juga menyebarkan konten yang bersifat pribadi ke khalayak.

Jika kita memperoleh informasi tentang aib, kesalahan, dan atau hal yang tidak disukai oleh orang lain, hindari untuk menyebarkannya kepada khalayak, meski dengan alasan tabayun. Jika kita mengetahui adanya penyebaran informasi tentang aib, kesalahan, dan atau hal yang tidak disukai oleh orang lain, maka harus kita cegah dan ingatkan, bahwa hal tersebut tidak dibenarkan.

Jika ada informasi yang tidak jelas atau potensi memecah belah, maka sebaiknya kita menahan diri. Rasulullah mengajarkan kepada kita; hanya ada dua pilihan “berkata baik atau diam”, sebagaimana sabdanya:

ب أ ن ع الل ل ص الل ل و س ر ن ، ع ه ن ع الل ض ر ة ر ي ر م و ي ال و لل ب ن م ؤ ي ن ك ن : "م ال ق ل س و ه ي ل ع ل ق ي ل ، ف ر خ ال ر خ .... " )رواه البخاري ومسل( ت م ص ي ل و ا أ ي


Demikian khutbah ini disampaikan, semoga uraian singkat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita bersama-sama memperbaiki amal kita dan juga memperbaiki hubungan kita dengan orang lain. Hati-hati dengan postingan di media sosial, supaya kita tidak termasuk orang bangkrut pada hari kiamat nanti. Aamiin. r

Artinya : Dari Abi Hurairah radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).

نا يهى مى ا فى ك بىما ياا وا افاعانى ن يى، وا ظى لاك فى القرآ نى العا وا كا الله لى را با

نك تىلا مى ن وا تاقابالا مى كىيى، وا كرى الحا الى تى وا اه هوا ال يا ن تاه ا وا

. ي حى اه هوا الغافور الرا ن تاغروه ا فااس ، آقول قاولى لىي يع العا مى السا

لقخهخ وكذا الرئيس هو الرئيس خ ~ بخ جالخ هخ ورخ ليس الرئيس بخقومخ

Begitu juga pemimpin itu adalah dinilai dengan kemuliaan akhlaknya

Bukanlah pemimpin itu dinilai dengan banyaknya pengikut dan pembelanya

لقخهخ وكذا الرئيس هو الرئيس خ ~ بخ جالخ هخ ورخ ليس الرئيس بخقومخ

Imam As-Syafi'i


نا إ ور أنفس تغفره ونعوذ بلله من ش تعينه ونس مده ونس ن ن إلحمد لل

النا، من يده الله فلا مضل ل ومن يضلل فلا هادي ئات أع ومن سي. أشهد لا ل

ل إ

دإ عبده أن لا إ الله وحده لا شيك ل وأشهد أن محم

ن ا بعد؛ إ به. أم د وعل أ ل وص لام عل محم لاة وإلس . وإلص ورسول

ين ءإمن ا إل ، ي أي وإ عليه الله وملائكته يصلون عل إلنب وإ صلموإ تسليما. ابه وسل د وعل أ ل و أص يدن محم هم صل عل س إلل

ر و عثمان وعل وإلتابعي إشدين أب بكر وع و إرض عن إلخلفاء إلرهم إغفر للمسلمي وإرض عنا معهم برحتك ي إلل ي أرحم إلرإح

إللهم إدفع وإلمسلمات وإلمؤمني وإلمؤمنات إلأحياء منم وإلأموإت .يوف عنا إلبلاء وإلغلاء وإلوبء وإلفحشاء وإلمنكر وإلبغ ي وإلس

ن هذإ دإئد وإلمحن، ما ظهر منا وما بطن، من بل إلمختلفة وإلشة. إن إلمسلمي عام ة ومن بل نة وف خاص نيا حس نا أ تنا ف إلد رب

نة وقنا عذإب إلنار ن الله يأمرك بلعدل إلأ خرة حس . عباد الله، إ

يتأ ئ ذي إلقرب وينى عن إلفحشأ ء وإلمنكر وإلبغي حسان وإ

وإلا

يعظك لعلك تذكرون. فاذكروإ الله إلعظي

Khutbah Kedua


Tak terasa hari ini kita sudah dipenghujung bulan Jumadal Akhirah 1442 H, dan tepatnya maghrib ini kita akan

memasuki bulan Rajab, bulan yang istimewa setelah Ramadhan. “Marhaban Ya Rajaba” Selamat datang wahai bulan Rajab.

Bulan Rajab memiliki kedudukan penting dalam Islam, dan bulan dimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diangkat sebagai Rasul Allah subhanahu wata'ala yang dikenal dengan peristiwa Isra Mi’raj (peristiwa perjalanan Nabi Muhammad dari Masjid al- Haram ke Masjid al Aqsa, kemudian langsung ke Sidratulmuntaha yang terjadi pada malam 27 Rajab).

Rajab secara makna artinya keagungan atau mulia, dalam Alquran bulan Rajab termasuk sebagai Asyhurul Hurum atau bulan-bulan yang dihormati, untuk itu bulan Rajab perlu diagungkan karena adanya ejumlah keutamaan didalamnya.

Dinamakan sebagai bulan haram, karena haramnya melakukan peperangan di bulan ini. Rajab juga dikenal dengan sebutan Al-Ashom, yaitu bulan yang tuli karena pada bulan Rajab tidak terdengarnya suara peperangan. Bulan ini juga dikenal sebagai bulan Ashab, yakni bulan kucuran rahmat bagi hamba-hamba Allah yang bertaubat di dalamnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman tentang bulan Haram, termasuk bulan Rajab :

Selamat Datang Bulan Rajab

HIKMAH

Oleh : H. Djamalullail Sahroni Hanafi

......


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Diantara orang salaf berkata, “Bulan Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memetik hasilnya. Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Bulan Rajab adalah bulan Allah yang besar dan bulan kemuliaan. Di dalam bulan ini perang dengan orang kafir diharamkan. Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku".

Diantara keistimewaan bulan Rajab adalah dilipatgandakannya kebaikan yang dilakukan di bulan ini. Disebutkan, bahwa orang yang berbuat kebaikan di bulan Rajab pahalanya ditingkatkan menjadi 70 kali lipat. Sedangkan jika selain bulan haram (mulia), pahala dari kebaikan yang diperbuat hanya 10 kali lipat.

Artinya : “Sesungguhnya ada dua belas bilangan bulan dalam ketetapan Allah Ta'ala. Di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat (bulan) yang haram (yang disucikan), itulah ketetapan agama yang lurus maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS. At-Taubah : 36).

موإت وإلأرض، تدإر كهيئته يوم خلق الله إلس مان قد إس ن إلزإ

نة إثنا عش شهرإ منا أربعة حرم ثلثة متوإليات ذو إلقعدة إلس ي بي م ، ورجب مض إل ة وإلمحر جادى وشعبان وذو إلحج

Artinya : “Sesungguhnya zaman itu berputar seperti biasanya sejak Allah menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Sedangkan Rajab pertengahan antara Jumada (Tsaniyah) dan Sya’ban” (HR. Bukhari-Muslim).


Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Allah mengkhususkan empat bulan dan menjadikannya haram (terpelihara) serta meninggikan kemuliaannya, menjadikan perbuatan dosa di bulan-bulan itu lebih besar dosanya dan menjadikan amal kebaikan di bulan-bulan itu lebih besar pahalanya”. Dan pada bulan ini juga Allah SWT merajam musuh-musuhNya dan para iblis, sehingga mereka tidak dapat mengganggu para kekasih Allah dan orang-orang shaleh. Dalam HR Imam al-Baihaqi dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:

Adapun dari sekian banyak amalan yang sangat dianjurkan untuk kita kerjakan, antara lain adalah puasa Rajab. Puasa ini bagus dilakukan mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Rajab, menurut Ibnu Abbas RA bahwa puasa di awal bulan Rajab dapat menghapus dosa (kafarat) selama 3 tahun, dihari kedua menjadi kafarat selama 2 tahun, dihari ketiga menjadi kafarat selama 1 tahun, kemudian di setiap hari sesudah itu menjadi kafarat selama 1 bulan.

Aamiin. r

ب وأحل من ن في إلجنة نرإ يقال له رجب أشد بياضا من إلل إ م ر ذل ن إلعسل من صام من رجب يوما سقاه إلل إلن

Artinya : “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat sungai yang disebut Rajab. (Sungai Rajab) Lebih putih dari susu, lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka Allah kelak memberinya minum dari sungai tersebut”.

هم برك لنا ف رجب وشعبان وبل غنا رمضان الل

Artinya : “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan”.


Dalam kitab tafsir Isyari, penciptaan alam raya sering dihubungkan dengan titik di bawah huruf ba dan sumpah

pertama Allah dalam Al-Qur’an, yaitu : “Nun wa Al Qalam wa ma yasthurun” (Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis/QS. Al Qalam (68): 1). Kebanyakan ulama tafsir menafsirkan nun dengan ikan yang pernah menyelamatkan Nabi Yunus yang dibuang di tengah laut. Pendapat ini didasarkan pada ayat:

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Anbiya (21): 87). Kata Zan Nun sering diartikan sebagai pemilik Nun, ikan yang menyelamatkan Nabi Yunus.

Huruf nun juga biasa ditafsirkan dengan makna semiotik, yaitu huruf nun semacam botol tinta, bisa juga dengan tinta atau dawat (midad) lalu dihubungkan dengan kalam atau pena (Al- Qalam) sebagai pena penciptaan, dan apa yang dituliskannya (wa ma yasthurun) sebagai lembaran suci.

Al-Razi dalam tafsirnya, Tafsir Al-Kabir, menyebutkan sebuah riwayat bahwa huruf nun ialah huruf akhir dari Al- Rahman. Kata wa ma yasthurun dalam ayat tersebut ialah Lembaran yang Terpelihara (Al-Lauh Al-Mahfudh), yang di dalamnya tercantum peristiwa apa pun yang terjadi di langit dan di bumi. Sedangkan, pena (Al-Qalam) dimaknai sebagai benda pertama yang Allah ciptakan, sesuai dengan riwayat yang

GORESAN IMAM BESAR

Misteri Titik di Bawah Ba (2)

Oleh : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA


disampaikan oleh Ibn ‘Abbas.Ibn ‘Abbas berkata, “Yang paling pertama Allah ciptakan

ialah pena (kalam), kemudian Ia memerintahkan tulislah apa-apa yang terjadi sampai hari kiamat, maka terjadilah apa yang terjadi hingga hari kebangkitan dari ajal sampai perbuatan. Ia berkata: “Itulah pena yang bercahaya yang panjangnya antara bumi dan langit.”

Segitiga antara tinta, pena, dan lembaran menarik perhatian Ibn Arabi yang sangat tertarik dengan angka tiga. Ibn Arabi menghubungkan implikasi yang dan yin dengan pena (Al- Qalam) dan lembaran (wa ma yasthurun). Dalam konsep Taoisme (kepercayaan Tiongkok Kuno) dikenal ada dua macam Tao. Ada Tao yang tak bisa dinamai (sacred of the sacred) dan Tao yang bisa dinamai. Konsep ini mengingatkan kita kepada konsep Al-Ahadiyyah dan Al-Wahidiyyah dalam kosmologi Islam.

Tao yang bisa dinamai mempunyai dua kualitas nama, yaitu yang dan yin. Yang melambangkan kualitas maskulin dan yin melambangkan kualitas feminin. Dalam kosmologi Islam, yang dapat dihubungkan dengan kualitas Jalaliyyah dan yin dihubungkan dengan kualitas Jamaliyyah. Dua kualitas itu menuntut adanya keseimbangan di dalam menjalani kehidupan ini. Dari sinilah hubungan erat antara kosmologi Islam dan kosmologi Cina.

Pena dilambangkan sebagai lelaki yang memiliki sifat-sifat dominan maskulin. Sedangkan lembaran dilambangkan sebagai perempuan yang memiliki sifat-sifat dominan feminin. Keduanya kawin-mawin dan produktif. Pena mengeluarkan atau menurunkan tintanya dan lembaran menampung tinta itu dalam bentuk tulisan. Sama dengan laki-laki yang mengalami orgasme, menurunkan spermanya ke rahim istri, lalu lahirlah anak-anak manusia sebagai anak-anak mikrokosmos.(Harian Republika, 4 Desember 2020/18 Rabiul Akhir 1442 H) r


Dalam kitab Al-Bayan Lima Yusyghilul Adzhan dapat ditemukan pada bab kedua pembahasan mengenai Ahlu

sunnah wal jama’ah wa firqah an-najiyah. Bab ini membedah siapakah Ahlu Sunnah wal Jama’ah atau yang juga biasa disebut “Firqah Najiyah”. Redaksi ahlu sunnah wal jama’ah adalah susunan dari beberapa lafazh, bukan mufrad (bentuk kata tunggal) tetapi merupakan redaksi yang terdiri dari beberapa kata. Sangat perlu untuk mengetahui maknanya. Sebuah redaksi yang terdiri dari tiga lafazh. Harus dipahami batasan definisinya kata-perkata dan makna keseluruhannya dalam konteks bahasa dan istilah.

Tradisi ulama-ulama Islam di Timur Tengah dan Ulama Nusantara yang belajar dari mereka memiliki sanad sampai kepada Rasulullah. Para ulama mengajarkan segala sesuatu secara konpherehensif untuk bisa menghindarkan dari kesalahpahaman dan salah penafsiran,

Kata pertama : Ahlun 1. Ahlun berarti Keluarga, ahlun-ahalun-ahlatun-ahalatun-

jam’ul jam’i: ahaaliy yang berarti Keluarga.2. Ahlun berarti pecinta,pakar dan ahli.

DIALOG ZHUHUR PILIHAN

Ahlus Sunnah wal Jama’ah wal Firqah An-Najiyah

(Kajian Kitab Al-Bayan Lima Yusyghilul Adzhan)

Oleh : Dr. H. Mulawarman Hannase, Lc, M. Hum

، من ه ؟ قال : أهلين من إلناس( قالوإ : ي رسول إلل ن لل إ

ته( " وخاص "صحيح إبن ماجة )ه أهل إلقرأ ن ، أهل إلل


Ahlu Qur’an (Ahlu Qur’an: Ahlu Allah wa khashshatuhu) para penganut, pakar, spesialis; ahli dalam Al-Qur’an, para pengajar Al-Qur’an adalah orang yang selalu bersama Allah, dan ahlu Qur’an menunjukkan sebuah kepakaran terhadap Al-Qur’an.3. Pengikut, orang yang mengikuti madzhab disebut ahlu

madzhab, orang yang mengikuti dan beragama Islam disebut Ahlu Islam.

4. Makna lain; ahlul amri: para pemimpin, ahlul bayti (rumah) penghuninya, ahlul rajuli: pakar terhadap sesuatu.

Kata kedua : SunnahKata pengarang Mukhtaru Shahhah, Sunnah artinya

thariqah : jalan, seseorang konsisten dalam satu jalan. Contoh dalam kalimat: Berjalanlah dalam (Sunnah-mu) jalanmu.

Azhariy menyatakan bahwa sunnah adalah ath-thariqah al-mustaqimah al-mahmudah yaitu jalan yang lurus dan terpuji. Maka disebutlah bahwa si Fulan sebagai Ahlu sunnah. Sehingga ahlu sunnah adalah orang-orang yang menempuh jalan yang lurus dan terpuji. Untuk menjelaskan makna sunnah maka disebutkan Hadis :

Artinya : “Sesungguhnya Allah memiliki orang khusus (Ahliyyin) dari kalangan manusia. Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah siapakah mereka?" Beliau menjawab, “Mereka adalah Ahlu Al-Qur’an, Ahlullah dan orang khusus-Nya” (HR. Ibnu Majah).

نهة قال سلم س من سنه ف ال عليه وسله صله الله رسول الله

نة فل أجرها وأجر من عل با حس Artinya : “Barangsiapa yang mencontohkan suatu sunnah (perbuatan) yang baik dalam Islam maka ia mendapat pahala sekaligus pahala orang lain yang mengamalkannya”.


Barangsiapa yang memberi contoh yang baik, maka yang memulai dan yang mengikuti dapat pahala. Agar yang berbuat baik diikuti contoh perberbuatan baiknya. Pemahaman tentang istilah-istilah ini harus dipahami dengan baik-hati-hati dan Komprehensif.

Keterangan akan makna Jama’ah, insya'a Allah akan hadir pada pembahasan selanjutnya dan bisa disaksikan dalam Kajian Dialog Zuhur : Al Bayan Lima Yusyghilul Adzhan yang disampaikan oleh Dr. H. Mulawarman Hannase, Lc, M.Hum, disiarkan langsung melalui channel youtube Masjid Istiqlal TV. (BUT) r


1.

2.

3.

4.

5.

Majelis Ta’lim Kaum Ibu

Pengajian Remaja Istiqlal (ARMI)

Marching Band Istiqlal

Seni Budaya Remaja

Konsultasi Agama

Hari

Rabu dan Ahad

Setiap Ahad

Setiap Ahad

Setiap Ahad

Senin s/d Jum’at

Pukul

08.00 - 11.00

09.00 - 11.00

09.00 - 15.00

09.00 - 11.00

10.30 - 15.00

Materi

Al-Qur’an, Aqidah, Akhlak, Hadits, Fiqh

Tahsinul Qur’an, Kajian Agama, Majelis Taklim Pemuda

Horn Line, Pit, Colour Guard, dll

Hadroh, Marawis

Pelayanan Permasalahan Agama

Kegiatan

Bagi jama’ah dan kaum Muslimin yang ingin meningkatkan wawasan ke-Islaman dapat mengikuti kegiatan kajian dan ta’lim, dibimbing oleh para ustadz / guru yang berpengalaman sebagaimana jadwal dibawah ini :

PELAYANAN MASJID ISTIQLAL


No

1

2

3

4

Hari

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Tgl/Bln

15 Feb

16 Feb

17 Feb

18 Feb

Narasumber

KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA

H.A. Husni Ismail, M.Ag

Budi Utomo, Lc, MA

H. Budi Firman-syah, MM

مفاهيم يجب ان تصحح

بداية الهداية

نصائح العباد

بن كثير تفسير إ

Bahasan/ Materi

Bidayatul Hidayah

Mafahim Yajibu an-Tushahah

Tafsir Ibnu Katsir (Tematik) Nashoihul Ibad

Nama Agama SemulaNo.

1 Iskandar Adiyaputra Kristen2 Yusuf Herman Kristen

PELAYANAN BIMBINGAN IKRAR SYAHADAT

JADWAL NARASUMBER KAJIAN DIALOG ZHUHUR

Telah terlaksana Ikrar Syadahat di Masjid Istiqlal pada periode tanggal 2 - 8 Februari 2021 :

Pelayanan Ikrar Syahadat / Pembinaan Muallaf / Kajian dan Kegiatan Remaja Masjid Istiqlal, Narahubung: (Jamal) 0813 1412 4444 dan (Subhan) 0812 8829 7714.


Niat Shalat Ghaib :

Shalat Ghaib berjama’ah yang telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 5 Februari 2021, adalah untuk :1. Almarhum Iman Gunadi bin Suprapto, usia 58 tahun.

Wafat, 02 Februari 2021 di Bogor2. Almarhum Darmo Wiyono Yatin. Wafat, 28 Januari 2021 di

Sragen3. Almarhum M. Hanifan bin Iljas bin Mudjamil, usia 87

tahun. Wafat, 08 Desember 2020 di Banyuwangi4. Almarhum Reza Pahlevi Hafsari bin Rizal Chaniago, usia

30 tahun. Wafat, 18 Januari 2021 di Jambi5. Almarhum H. Ahmad Fadholi bin H. Dawami, usia 67

tahun. Wafat, 04 Februari 2021 di Jakarta Utara6. Almarhumah Sulastri binti Sugiyo, usia 35 tahun. Wafat, 31

Januari 2021 di Magetan Jatim

رات ي ن ل غائب م وات ال اصلى على ا بي ف ر ض ال كفاية لله ت عالى ار بع تك

1. Mengisi form data via online https://muallafcenter.istiqlal.

or.id/daftar.php2. Pas foto ukuran 3 x 2 cm : 3 (tiga) lembar (warna)3. Surat Pengantar dari RT bagi WNI4. Foto copy KTP

5. Foto Copy Kartu Keluarga6. Materai 10.000 : 2 (dua) lembar7. Menyerahkan Surat Baptis

(Asli)8. Surat Pengantar Kedutaan bagi WNA9. Foto copy pasport bagi WNA10. Saksi 2 (dua) orang

Persyaratan Pelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat :

SHALAT GHAIB


Shubuh

04 : 39

04 : 39

04 : 40

04 : 40

04 : 40

04 : 41

Zhuhur

12 : 09

12 : 09

12 : 09

12 : 09

12 : 09

12 : 09

Ashar

15 : 25

15 : 24

15 : 23

15 : 23

15 : 22

15 : 21

Maghrib

18 : 19

18 : 19

18 : 18

18 : 18

18 : 18

18 : 17

‘Isya

19 : 30

19 : 30

19 : 30

19 : 29

19 : 29

19 : 28

Tanggal

11 - 12

13

14

15

16 - 17

18 - 19

Jadwal shalat berdasarkan kalender Masjid Istiqlal Jakarta

JADWAL WAKTU SHALAT

Untuk Jakarta dan sekitarnya berlaku Februari 2021

7. Almarhumah Siti Rogaya binti H. Yusuf, usia 90 tahun. Wafat, 27 Januari 2021 di Palembang

8. Almarhumah Caskinah binti Danu, usia 64 tahun. Wafat, 31 Januari 2021 di Indramayu

9. Almarhumah Hj. Siti Waznah binti H. Rojali, usia 73 tahun. Wafat, 09 Januari 2021 di Tangerang

10. Almarhumah Ibu Nahlah binti H. Hasan, usia 49 tahun. Wafat, 03 Februari 2021 di Tangerang

11. Almarhumah Halimah Tussa’diyah binti Saman Arif, usia 63 tahun. Wafat, 2 Februari 2021 di Jambi

12. Almarhumah Hj. Hamsiah binti H. Narian, usia 69 tahun. Wafat, 19 Januari 2021 di Ciputat, Tangerang

13. Almarhumah Yurnulis binti Ali Nurdin. Wafat, 04 Februari 2021 di Jakarta.


Pelaksana Penerbitan Mimbar Jum’at

Penasehat: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA Penanggung Jawab: Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan, KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA Pimpinan Redaksi: H. Abu Hurairah Abd. Salam, Lc, MA Wakil Pim. Redaksi: H. Djamalullail, M.Pd.I Sekretaris Redaksi: H. Ahmad Mulyadi, SE.I Wakil Sekretaris: Abdul Rasyid Teguhdin Hamid, M.Pd Dewan Redaksi: H. Saparwadi, SE.I; Drs. H.A. Dzulfatah Yasin, M.Ag; Hendra Sofiyansyah, S.Sos; Budi Utomo, Lc, MA; Ibrahim Atho, S.Ag; Habibah Munawaroh, S.Pd.I Bendahara: Noor Chayati Wakil Bendahara: Subhan, S.Pd.I TU dan Sirkulasi: H. Aminuddin; Rullyansyah; Didiet Nanditio, SE; Joni Sagara; Suharti; Aril Muhrizadipura.

Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Masjid IstiqlalMenerima dan menyalurkan zakat, infaq, shadaqah

Bank BNI Syari’ah No. rekening 7004556009 (an. UPZ BAZNAS Masjid Istiqlal)

Narahubung : Bapak Nur Khayyin Muhdlor No HP/WA: 0812 2911 9652

Catatan : Bukti transfer & peruntukan dikirim ke nomor WA diatas

QS. At-Taubah/9 ayat18 :Artinya : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA (lahir di Batang, Jawa Tengah, 2 Maret 1952 - wafat di Tangsel,Banten, 28 April 2016 pada umur 64 tahun) adalah salah seorang pakar dan guru besar dalam ilmu Hadist. Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal ini, pernah menjadi santri di Seblak Jombang, hingga tingkat Tsanawiyah, lalu melanjutkan di Pesantren Tebuireng

Jombang. Di samping belajar formal sampai Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy’ari, di Pesantren ini ia menekuni kitab-kitab kuning di bawah asuhan para kiai sepuh, antara lain al-Marhum KH. Idris Kamali, al-Marhum KH. Adlan Ali, al-Marhum KH. Shobari dan al-Musnid KH. Syansuri Badawi.

Tahun 1980 menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar License di Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia, ia melanjutkan lagi di Universitas King Saud, Jurusan Tafsir dan Hadist, hingga memperoleh Gelar Master pada tahun 1985, Gelar Doktor diperoleh di Universitas Nizamia, Hyderabad, India, Spesialisasi Hukum Islam tahun 2008, semasa hidup beliau aktif mengajar diberbagai perguruan tinggi antara lain: Institut Ilmu al-Quran (IIQ), Institut Studi Ilmu al-Quran (ISIQ/PTIQ), Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIDA) al-Hamidiyah, dan IAIN Syarif Hidayatullah. Mantan Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Riyadh sangat aktif menulis , ada puluhan karya tulis, terjemah dan suntingan, diantaranya; ‘Nasihat Nabi kepada Pembaca dan Penghafal Quran’. Beliau pernah menjadi Ketua Pimpinan Pusat Ittihadul Muballighin, Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat, Ketua STIDA al-Hamidiyah Jakarta, dan menjadi Pengasuh/Pelaksana Harian Pesantren Al-Hamidiyah Depok, beliau pun didaulat untuk menjadi Ketua Lembaga Pengkajian Hadis Indonesia. (IA- dari berbagai sumber)

PROFIL TOKOH

JADWAL KAJIAN DI MASJID ISTIQLAL

@masjidistiqlalofficial Masjid Istiqlal TV

1. Tasawuf, Membedah Kitab Ihya Ulumiddin Setiap Sabtu (Pukul 05.45 - 07.30) Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

2. Tematik Tafsir Al Qur’anul Karim Jum’at Pertama (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Dr. KH. Muchlis M. Hanafi

3. Tasawuf, Membedah Kitab Al Hikam Jum’at Kedua (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

4. Tematik Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Jum’at Ketiga (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Dr. KH. Ahmad Lutfi Fathullah, MA

5. Fiqih, Membedah Kitab Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu Jum’at Keempat (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Dr. H. Syaifuddin Zuhri, MA

6. Dialog Zhuhur (Mengkaji Kitab-kitab Klasik/Turats) Senin s.d. Kamis (Usai Shalat Zhuhur) Narasumber : Para Asatidz Pilihan

@masjidistiqlal.official www.istiqlal.or.id

Mimbar Jum’at · 2021. 2. 15. · 2021) sudah didepan mata. Tak teras juga bulan Rajab akan tiba...

Documents

Transcript of Mimbar Jum’at · 2021. 2. 15. · 2021) sudah didepan mata. Tak teras juga bulan Rajab akan tiba...